• Tidak ada hasil yang ditemukan

Uji Kebugaran El eu s in e i n di ca( L) Ga e r tn. Bio t ip resisten (ESU1) - glifosat dan sensitif (ESU0) - glifosat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Uji Kebugaran El eu s in e i n di ca( L) Ga e r tn. Bio t ip resisten (ESU1) - glifosat dan sensitif (ESU0) - glifosat"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

TINJAUAN PUSTAKA

Karakteristik E. indica

Dalam dunia tumbuhan E.indica termasuk ke dalam famili Poaceae,

genus Eleusine. Deskripsinya yaitu merupakan rumput semusim berdaun pita,

membentuk rumpun yang rapat agak melebar dan rendah. Perakarannya tidak

dalam tetapi lebat dan kuat menjangkar tanah sehingga sukar untuk mencabutnya.

E. indica berkemang biak terutama dengan biji, bijinya banyak dan kecil

serta mudah terbawa. E.indica berbunga sepanjang tahun dan tiap tanamannya

dapat menghasilkan hingga 140.000 biji tiap musimnya

(Lee dan Ngim, 2000).

E. indica tumbuh pada tanah yang lembab atau tidak terlalu kering dan

terbuka atau sedikit ternaungi. Daerah penyebarannya meliputi 0 - 1600 meter

diatas permukaan laut. Pembabatan untuk mengendalikan sukar dilakukan karena

buku- buku batang terutama bagian bawah potensial menumbuhkan tunas baru.

Aplikasi herbisida baik kontak maupun sistemik umumnya lebih efektif untuk

mengendalikan gulma ini (Nasution, 1983).

E.indica atau dikenal dengan nama rumput belulang tergolong gulma

yang cukup berpengaruh negatif terhadap tanaman (ganas), biasanya terdapat di

lahan jagung, karet, dan kelapa sawit. Memiliki ciri-ciri yang paling mencolok,

yaitu memiliki batang yang mendatar, dapat tumbuh dengan panjang mencapai 0,7

meter. Di beberapa negara telah dilaporkan bahwa terjadi peningkatan pada gulma

ini yang resisten terhaadap herbisida, seperti di Ma laysia terdapat beberapa biotip

(2)

rumput belulang yang resisten terhadap herbisida inhibitor ACCase

(Steckel, 2010).

Resisten Herbisida

Populasi gulma resisten-herbisida adalah populasi yang mampu bertahan

hidup normal pada dosis herbisida yang biasanya mematikan populasi tersebut.

Populasi resisten terbentuk akibat adanya tekanan seleksi oleh penggunaan

herbisida sejenis secara berulang-ulang dalam periode yang lama. Sedangkan

gulma toleran herbisida adalah spesies gulma yang mampu bertahan hidup secara

normal walaupun diberi perlakuan herbisida. Kemampuan bertahan tersebut

dimiliki oleh seluruh individu anggota spesies tersebut; jadi tidak melalui proses

tekanan seleksi ( Purba, 2009).

Konsekuensi dari pemakaian herbisida yang sama (sama jenis bahan aktif

atau sama cara kerja) secara berulang-ulang dalam periode yang lama pada suatu

areal maka ada dua kemungkinan masalah yang timbul pada areal tersebut; yaitu

terjadi dominansi populasi gulma resisten-herbisida atau dominansi gulma toleran

herbisida. Pada suatu populasi gulma yang dikendalikan menggunakan satu jenis

herbisida dengan hasil memuaskan, ada kemungkinan satu individu dari sekian

juta individu yang diberi herbisida memiliki gen yang membuat individu tersebut

kebal terhadap herbisida tersebut. Individu yang kebal tersebut tumbuh normal

dan menghasilkan regenerasi, sejumlah individu yang juga tahan terhadap

herbisida yang sama pada aplikasi herbisida berikutnya. Demikian seterusnya

secara berulang-ulang, setiap pengaplikasian herbisida yang sama akan

(3)

Gulma resisten juga mampu bertahan hidup bila diaplikasikan dengan

herbisida lain dibandingkan dengan herbisida yang menyebabkan gulma ini

resisten. Gulma resisten dapat dikelompokkan lagi menjadi cross resistance

(resistensi silang) dan multiple resistance (resistensi ganda). Cross resistance

adalah suatu populasi gulma mengalami resistensi terhadap herbisida lain yang

belum pernah diaplikasikan pada gulma tersebut. Sedangkan multiple resistance

adalah suatu populasi gulma yang awalnya mengalami resistensi dengan satu

herbisida maka ketika diaplikasikan dengan herbisida lainnya selama beberapa

tahun akan menjadi resisten (Ashigh dan Sterling, 2009).

Pengetahuan tentang mekanisme resistensi atau mutasi penting untuk

menilai kebugaran tanaman tahan herbisida dan tanaman - susceptible karena

perbedan ketahanan gen cenderung memberi efek pleiotropic yang berbeda

(Roux et al., 2006). Lebih Lanjut, individu yang tahan-herbisida harus

dibandingkan dengan individu yang rentan dengan genetik yang sejenis. Sebuah

spesifik mutasi prolin-serin gen PSBA, yang memberikan perlawanan terhadap

herbisida triazin di banyak spesies, mengalami penurunan efisiensi fotosintesis

dan sehingga menekan kebugaran (Villa-aiub et al., 2005).

Pada Tabel 1 dapat dilihat beberapa kasus resisten rumput belulang yang

(4)

Tabel 1. Rumput Belulang yang Resisten Terhadap Herbisida Secara Global.

Negara Tahun Lokasi Bahan Aktif Lokasi Kerja

US

(Carolina Utara) 1973 Kapas Trifluralin

Mikrotubulus

(Alabama) 1987 Kapas Trifuralin

Mikrotubulus

Industri Imazapyr ALS Inhibitor

Malaysia 1990 Sayur Fluazifop-P-butyl

Propaquizafop ACCase Inhibitor Malaysia 1990 Sayur Parakuat PSI Elektron Diverter

US

(Florida) 1996 Tomat Parakuat PSI Elektron Diverter

Malaysia 1997 Kebun Buah Fluazifop-P-butyl Glifosat

berumput Metribuzin PS II Inhibitor

Bolivia 2005 Sawah,

Malaysia 2009 Kelapa sawit Ammonium glufosinat Glutamine synthase inhibitor

China 2010 - Glifosat EPSPS Inhibitor

China 2010 - Parakuat PSI Elektron Diverter

Mississippi 2010 Kapas Glifosat EPSPS Inhibitor

US

(Tennessee) 2011 Kedelai Glifosat EPSPS Inhibitor Argentina 2012 kedelai Glifosat EPSPS Inhibitor

Kebugaran E. indica Resisten dan sensitif glifosat

Semua gulma yang dikendalikan dilahan pertanian memiliki kapasitas

(5)

"kebugaran" dari gulma, metode ini sering diterapkan dengan kondisi yang sesuai.

Adaptasi ini dapat bersifat fisik, morfologi, fisiologis, anatomis. Hal ini juga dapat

terjadi karena perubahan beberapa genetik sebagai mutasi yang terjadi pada

metode tertentu. Mutasi ini setidaknya sebagian dominan dan diwariskan. Hal ini

menunjukkan bahwa tingkat evolusi resistensi akan didorong oleh mutasi,

intensitas seleksi, dominasi dan kebugaran dengan ada atau tidaknya herbisida

(Qasem, 2013).

Perbedaan kebugaran antara tanaman tahan herbisida dan tanaman rentan

harus diukur di bawah situasi kondisi lapangan yang kompetitif, menggunakan

bahan isogenik dan selama siklus hidup (Gressel, 2002; Vila-Aiubet al., 2009).

Pertama, pentingnya kondisi pertumbuhan ini digambarkan oleh Purrington dan

Bergelson (1997) yang menunjukkan penurunan 31% yang signifikan dari

produksi benih mutan untuk Pro-197-Ser Arabidopsis thaliana tahan terhadap

inhibitor ALS dalam kondisi lapangan yang tidak dibuahi sedangkan tidak ada

perbedaan yang ditemukan saat dierikan pupuk. (Wang et al., 2010).

Penentuan kebugaran terkait dengan resistensi pestisida dapat dicapai

dengan menggunakan dua metode umum. Yang pertama berisi langkah-langkah

langsung dengan membandingkan komponen kebugaran antara individu-individu

resisten dan rentan. Metode ini memiliki keuntungan yang mengungkapkan

sifat-sifat tertentu seperti pengaruh kebugaran, meskipun jarang bisa memastikan

bahwa kebugaran keseluruhan telah benar dan dianalisa. Metode kedua mengacu

pada definisi kebugaran, yaitu kontribusi seumur hidup rata-rata individu dari

(6)

perubahan frekuensi resistensi baik dalam populasi terisolasi yang tidak diaplikasi

dengan pestisida selama beberapa generasi (Roux et al., 2006).

Perbedaan yang nyata antara biotip resisten dan biotip sensitif adalah cepat

masuknya masa dewasa dari biotip resisten. Sifat ini turun temurun dan salah satu

yang diperoleh dari indukan dari biotip resisten atau dikarenakan frekuensi

pemotongan. Cepatnya memasuki masa dewasa dari biotip resisten juga nyata

dalam percobaan kompetisi yang berkaitan dengan meningkatnya jumlah

pembungaan (Purba et al., 1996).

Tantangan utama yang dihadapi dalam penentuan kebugaran adalah

Pemahaman biologis yang baik memiliki peran utama dalam menentukan fitness

interaksi ini terjadi dengan lingkungan. Penelitian ini adalah informasi penting

untuk memprediksi dampak resistensi herbisida pada populasi gulma. Setiap

penentuan kebugaran ekologi fenotipe resisten dan rentan harus menilai sifat-sifat

yang berkontribusi terhadap keberhasilan di seluruh siklus hidup (misalnya

perkecambahan biji, kelangsungan hidup bibit, laju pertumbuhan relatif)

(Villa-aiub et al., 2005). Dimana biotip resisten herbisida memiliki fitness yang

lebih baik, cepat berkembang, dan jumlah individu resisten akan menurunkan

kompetisi untuk sumber daya dan akan hilangnya seleksi tekanan

(Holt dan thill, 1994).

Pada uji fitness pada gulma Hordeum leporinum didapatkan perbedaan

dalam produksi berat kering atau jumlah anakan tanaman rentan dengan tanaman

resisten yang diamati ketika tumbuh secara monokultur. Namun terjadi

(7)

tidak berbeda dalam biotip rentan dan ketika biotip ditanam secara campuran.

Sebaliknya, biotip resisten menghasilkan lebih banyak perbungaan dalam

persaingan, sehingga pada perbandingan yang sama biotip resiten menghasilkan

58% dari total jumlah perbungaan dalam plot (Purba et al., 1996).

Manajemen Populasi Gulma Resisten

Berbagai strategi manajemen gulma bertujuan untuk mempertahankan

frekuensi resistensi pestisida di bawah nilai ambang batas dengan mengambil

keuntungan dari pengaruh fitness yang berasal dari gulma yang rentan. Salah satu

metode untuk memperkirakan efek fitness adalah untuk menganalisis frekuensi

resistensi di sepanjang daerah yang diaplikasi herbisida (Roux et al., 2006).

Variasi dalam pengendalian gulma tertentu dengan herbisida yang sama

dapat berkaitan dengan perbedaan aplikasi herbisida, tipe tanah, tingkat hilangnya

herbisida dari biosfer, kedalaman dan waktu perkecambahan biji, iklim, dan

banyak faktor lainnya daripada intraspesifik variasi pada toleransi gulma terhadap

herbisida. Jika resistensi dicurigai, tentunya penting untuk membandingkan daya

racun kedua biotip yang dicurigai resisten dan biotip yang lebih umum yang peka

pada lahan yang sama, rumah kaca, atau dalam kondisi laboratorium

(Lebaron dan Gressel, 1982).

Populasi gulma mudah berubah karena perubahan tanaman yang

diusahakan dan herbisida yang digunakan dari satu musim ke musim lainnya.

Perubahan jenis gulma dapat berimplikasi pada perlunya perubahan herbisida

yang digunakan untuk pengendalian. Pertimbangan utama pemilihan herbisida

adalah kandungan bahan aktif yang berfungsi untuk membunuh gulma yang

(8)

Praktek-praktek bercocok tanam seperti yang dibawah ini dapat

mengurangi terjadinya resistensi terhadap herbisida pada gulma :

a. Mempraktekkan prinsip-prinsip rotasi herbisida dan tanaman untuk

mencegah timbulnya jenis-jenis gulma dan jenis-jenis jasad pengganggu

lainnya yang sukar untuk dikendalikan.

b. Karena herbisida dapat mempengaruhi populasi gulma,

pengendalian dengan menggunakan cara-cara lain atau kombinasi beberapa

cara pengendalian seperti manual atau yang mekanis dapat mengurangi dosis

herbisida yang digunakan yang dapat menimbulkan resistensi pada

habitat-habitat yang khas.

c. Penggunaan yang intensif dari jenis-jenis herbisida yang tidak

selektif seperti parakuat, atau jenis-jenis herbisida yang persistensi, seperti

triazin cenderung akan mempercepat hilangnya jenis-jenis gulma yang peka,

yang artinya memberikan kondisi yang menguntungkan bagi jenis-jenis yang

resisten untuk dapat berkembang dan menguasai habitat.

d. Praktek-praktek pengendalian secara preventif yang dilakukan

secara rutin seperti penggunaan benih yang bebas dari biji-biji gulma, deteksi

secara dini adanya jenis-jenis gulma yang baru tumbuh, pengendalian

setempat (spot-control) dari gulma-gulma yang luput dari penyemprotan

dapat mengurangi terbentuknya jenis-jenis gulma yang resisten.

(9)

Resistensi herbisida merupakan sifat yang luas pada gulma. Saat ini telah

ditemukan sebanyak 183 spesies . Resistensi herbisida telah dipilih langsung oleh

manusia pada populasi gulma - dengan penyemprotan herbisida untuk membunuh

gulma yang tumbuh di sana. Herbisida mengarahkan tekanan selektif yang sangat

drastis dengan membunuh hingga 95-99% dari tipe liar, individu tanaman

herbisida-sensitif (Foster et al., 1993). Akibatnya, gen apapun memungkinkan

gulma untuk bertahan hidup sehingga dengan aplikasi herbisida diharapkan

tanaman yang kuat akan terpilih. Evolusi berikutnya dari frekuensi populasi

gulma akan tergantung pada warisan, reproduksi biologi spesies gulma dan

mungkin efek pleiotropicnya pada kebugaran tanaman tanpa adanya herbisida

selektif) (Jasieniuk et al., 1996). Kebugaran atau kesuksesan di lapangan, dapat

didefinisikan sebagai kemampuan untuk membangun, bertahan hidup dan

keberhasilan bereproduksi dalam suatu lingkungan tertentu. Perubahan kebugaran

dapat dimanfaatkan untuk memprediksi dinamika populasi dan untuk membangun

Gambar

Tabel 1. Rumput Belulang yang Resisten Terhadap Herbisida Secara Global.

Referensi

Dokumen terkait

Section 39 of the NHRA specifically mandates SAHRA to build and maintain a database of all heritage resources that form part of the National estate, which is define as “

Fasilitas kredit kepada bank lain yang belum ditarik 421a. Lainnya

Pajak penghasilan terkait pos-pos yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi. Penyesuaian akibat penjabaran laporan keuangan dalam mata

The International Archives of the Photogrammetry, Remote Sensing and Spatial Information Sciences, Volume XLII-2/W5, 2017 26th International CIPA Symposium 2017, 28

Dalam rangka pelaksanaan pelelangan paket pekerjaan pada Pokja Pengadaan Barang dan Jasa Deputi IGT Badan Informasi Geospasial Tahun Anggaran 2016 , dengan ini kami

[r]

Dalam rangka pelaksanaan pelelangan paket pekerjaan pada Pokja Pengadaan Barang dan Jasa Deputi IGT Badan Informasi Geospasial Tahun Anggaran 2016 , dengan ini kami

Dalam rangka pelaksanaan pelelangan paket pekerjaan pada Pokja Pengadaan Barang dan Jasa Deputi IGT Badan Informasi Geospasial Tahun Anggaran 2016 , dengan ini kami