• Tidak ada hasil yang ditemukan

Usulan Kebijakan Pemesanan Bahan Baku Di Pt “X” Dengan Menggunakan Eoq Single Item Untuk Perishable Item Dengan Pertimbangan Waktu Kedaluwarsa Dan All Unit Discount.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Usulan Kebijakan Pemesanan Bahan Baku Di Pt “X” Dengan Menggunakan Eoq Single Item Untuk Perishable Item Dengan Pertimbangan Waktu Kedaluwarsa Dan All Unit Discount."

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

iv Universitas Kristen Maranatha mengalami masalah pengendalian persediaan bahan baku di gudang. Masalah tersebut nampak dari penumpukan bahan baku yang memiliki batas waktu kedaluwarsa. Selama ini perusahaan menentukan kuantitas pesanan dengan hanya memperhatikan potongan harga yang diberikan oleh supplier, dimana supplier memberikan harga bahan baku yang lebih murah untuk kuantitas pembelian tertentu. Bahan baku yang mengalami kedaluwarsa dijual oleh perusahaan dengan harga yang relatif murah ke pihak lain, dimana hal tersebut merugikan perusahaan. Penumpukan bahan baku yang kedaluwarsa juga menyebabkan tingginya biaya simpan dan biaya kedaluwarsa yang timbul.

Penulis mengusulkan penerapan metode pengendalian persediaan EOQ single item untuk perishable item dengan pertimbangan waktu kedaluwarsa dan all unit discount, data permintaan termasuk model deterministik dinamis, dimana permintaan untuk setiap periode diketahui, namun bervariasi dari satu periode ke periode lainnya. Langkah pertama yang dilakukan untuk pemecahan masalah adalah menghitung dan mengidentifikasi elemen-elemen biaya, seperti biaya simpan, biaya pesan, biaya kekurangan, dan biaya kedaluwarsa. Langkah selanjutnya adalah menghitung total biaya pengendalian persediaan untuk metode perusahaan dan usulan. Setelah perhitungan total biaya dengan metode perusahaan dan usulan, penulis membandingkan hasil dari perhitungan kedua metode tersebut. Langkah yang terakhir adalah penentuan kebijakan pengendalian persediaan yang sebaiknya diterapkan perusahaan.

(2)

viii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN HASIL KARYA PRIBADI ... iii

ABSTRAK ... iv

DAFTAR NOTASI MATEMATIS ... xvi BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1-1 1.2 Identifikasi Masalah ... 1-1 1.3 Pembatasan Masalah dan Asumsi... 1-2 1.4 Perumusan Masalah ... 1-3 1.5 Tujuan Penelitian ... 1-3 1.6 Sistematika Penulisan ... 1-3 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

(3)

ix Universitas Kristen Maranatha 2.10 Perencanaan Persediaan yang Memperhitungkan Usia

Kedaluwarsa dan Faktor Unit Diskon ... 2-14 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Bagan Metodologi Penelitian ... 3-1 3.2 Keterangan Bagan Alir Metodologi Penelitian ... 3-3 3.2.1 Penelitian Pendahuluan... 3-3 3.2.2 Pembatasan Masalah dan Asumsi... 3-3 3.2.3 Perumusan Masalah ... 3-3 3.2.4 Penentuan Tujuan Penelitian ... 3-3 3.2.5 Studi Pustaka ... 3-3 3.2.6 Penentuan Metode Pemecahan Masalah ... 3-3 3.2.7 Pengumpulan Data ... 3-4 3.2.8 Pengolahan Data dan Analisis ... 3-4 3.2.8.1 Pengolahan Data ... 3-4 3.2.8.2 Analisis ... 3-8 3.2.9 Kesimpulan dan Saran ... 3-8 BAB 4 PENGUMPULAN DATA

4.1 Data Umum Perusahaan ... 4-1 4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan ... 4-1 4.1.2 Visi dan Misi Perusahaan ... 4-3 4.1.3 Struktur Organisasi ... 4-4 4.2 Data Kebutuhan Material ... 4-6 4.3 Data Waktu Kedaluwarsa Material ... 4-7 4.4 Data Supplier ... 4-7 4.5 Data Harga Material ... 4-7 BAB 5 PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS

(4)

x Universitas Kristen Maranatha 5.1.1.4 Biaya Kedaluwarsa ... 5-15 5.1.2 Kebijakan Pemesanan ... 5-16 5.1.2.1 Metode Perusahaan ... 5-17 5.1.2.2 Metode Usulan ... 5-20 5.1.2.3 Perbandingan Metode Perusahaan dengan

Metode Usulan ... 5-27 5.2 Analisis ... 5-28

5.2.1 Analisis Kebijakan Pemesanan dengan Metode

Perusahaan ... 5-28 5.2.2 Analisis Kebijakan Pemesanan dengan Metode Usulan ... 5-32 5.2.3 Analisis Perbandingan Metode Perusahaan dan

Metode Usulan ... 5-39 BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

(5)

xi Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

4.1 Data Kebutuhan Material 4-6

4.2 Data Waktu Kedaluwarsa Material 4-7

4.3 Data Supplier 4-7

4.4 Data Harga Tepung Karet (Reclaim) 4-8

4.5 Data Harga Kaoline 325 Mesh 4-8

4.6 Data Harga HAF (High Abrasion Furnace) 4-8

5.1 Tarif Biaya Telepon dan Fax 5-1

5.2 Perhitungan Biaya Telepon dan Fax untuk Supplier 5-2 Tepung Karet

5.3 Perhitungan Biaya Telepon dan Fax untuk Supplier 5-2 Kaoline 325 Mesh

5.4 Perhitungan Biaya Telepon dan Fax untuk Supplier 5-2

HAF

5.5 Rincian Biaya Transportasi Bahan Baku Tepung Karet 5-3 Supplier A

5.6 Rincian Biaya Transportasi Bahan Baku Tepung Karet 5-3 Supplier B

5.7 Rincian Biaya Transportasi Bahan Baku Kaoline 325 Mesh 5-3 Supplier C

5.8 Rincian Biaya Transportasi Bahan Baku Kaoline 325 Mesh 5-4 Supplier D

5.9 Rincian Biaya Transportasi Bahan Baku HAF 5-4 Supplier E

5.10 Rincian Biaya Transportasi Bahan Baku HAF 5-4 Supplier F

5.11 Ringkasan Biaya Transportasi yang Ditanggung Perusahaan 5-5

(6)

xii Universitas Kristen Maranatha

Tabel Judul Halaman

5.13 Rincian Total Biaya Pesan untuk Bahan Baku Tepung Karet 5-6 5.14 Rincian Total Biaya Pesan untuk Bahan Baku Kaoline 5-7 325 Mesh

5.15 Rincian Total Biaya Pesan untuk Bahan Baku HAF 5-7

5.16 Nilai Bahan Baku yang Disimpan 5-8

5.17 Perhitungan Persentase Biaya Simpan 5-12

5.18 Biaya Simpan Masing-Masing Bahan Baku Tepung Karet 5-12 5.19 Biaya Simpan Masing-Masing Bahan Baku Kaoline 5-12 325 Mesh

5.20 Biaya Simpan Masing-Masing Bahan Baku HAF 5-13 5.21 Biaya Kekurangan untuk Bahan Baku Tepung Karet 5-14 5.22 Biaya Kekurangan untuk Bahan Baku Kaoline 325 Mesh 5-14

5.23 Biaya Kekurangan untuk Bahan Baku HAF 5-14

5.24 Biaya Kedaluwarsa untuk Bahan Baku Tepung Karet 5-15 5.25 Biaya Kedaluwarsa untuk Bahan Baku Kaoline 325 Mesh 5-16 5.26 Biaya Kedaluwarsa untuk Bahan Baku HAF 5-16 5.27 Perhitungan Metode Perusahaan untuk Bahan Baku 5-17 Tepung Karet

5.28 Perhitungan Metode Perusahaan untuk Bahan Baku 5-18 Kaoline 325 Mesh

5.29 Perhitungan Metode Perusahaan untuk Bahan Baku HAF 5-18 5.30 Harga Beli pada Supplier untuk Material Tepung Karet 5-21 5.31 Perhitungan Metode Usulan untuk Bahan Baku Tepung 5-23 Karet (Reclaim)

5.32 Perhitungan Metode Usulan untuk Bahan Baku Kaoline 5-24 325 Mesh

(7)

xiii Universitas Kristen Maranatha

Tabel Judul Halaman

5.34 Rangkuman Total Biaya Metode Perusahaan dan Metode 5-27

Usulan

5.35 Rangkuman Perhitungan Metode Perusahaan untuk 5-29 Tepung Karet

5.36 Rangkuman Perhitungan Metode Perusahaan untuk 5-30 Kaoline 325 Mesh

(8)

xiv Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman

2.1 Hubungan Biaya-Biaya Persediaan 2-12

2.2 Metode EOQ Model Q 2-13

2.3 Perencanaan Persediaan Memperhitungkan Waktu 2-15 Kedaluwarsa

3.1 Bagan Metodologi Penelitian 3-1

3.2 Langkah Pengolahan Data 3-5

3.3 Langkah-Langkah Perhitungan Metode Usulan 3-7

4.1 Struktur Organisasi PT “X” 4-5

5.1 Persentase Perbandingan Komponen Biaya Tepung 5-29 Karet Supplier B

5.2 Persentase Perbandingan Komponen Biaya Kaoline 325 5-30 Mesh Supplier D

5.3 Persentase Perbandingan Komponen Biaya untuk HAF 5-31 Supplier E

5.4 Grafik Komponen Biaya Bahan Baku Tepung Karet 5-33 5.5 Grafik Perbandingan Total Biaya Bahan Baku Tepung 5-34

Karet

5.6 Grafik Komponen Biaya Bahan Baku Kaoline 325 Mesh 5-35 5.7 Grafik Perbandingan Total Biaya Bahan Baku Kaoline 5-36

Mesh

5.8 Grafik Komponen Biaya Bahan Baku HAF 5-37 (High Abrasion Furnace)

(9)

xv Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul Halaman

(10)

xvi Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR NOTASI MATEMATIS

Q = Jumlah bahan yang dipesan.

Q* = Jumlah optimum bahan yang dipesan. Qkd = Jumlah bahan yang kedaluwarsa.

D = Jumlah permintaan bahan dalam satu periode perencanaan. S = Biaya sekali pesan.

h = Biaya simpan bahan perunit per periode perencanaan. J = Harga jual bahan baku yang sudah kedaluwarsa per unit. Pi = Harga bahan baku i per unit.

i = Jenis bahan baku yang diteliti.

Ck = Biaya kekurangan bahan per unit per periode perencanaan. Ckd = Biaya kedaluwarsa bahan selama satu periode perencanaan. Ckn = Biaya kekurangan bahan selama satu periode perencanaan. Co = Biaya pemesanan selama satu periode perencanaan.

Cp = Biaya pembelian selama satu periode perencanaan. Cs = Biaya penyimpanan selama satu periode perencanaan. T = Periode perencanaan.

t = kurun waktu (periode) pesanan. TAC = Biaya total persediaan tahunan.

U = Batas jumlah bahan yang dipesan dimana terjadi perubahan tingkat unit harga (price break quantity).

(11)

1 – 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam era globalisasi saat ini, persaingan dalam dunia perindustrian menjadi semakin ketat. Setiap perusahaan selalu berupaya untuk meningkatkan daya saingnya dibandingkan dengan perusahaan sejenis lainnya. Efisiensi merupakan salah satu upaya yang dilakukan dalam penggunaan sumber daya agar biaya yang dikeluarkan perusahaan menjadi minimum. Persediaan bahan baku merupakan sumber daya yang diperlukan dalam pembuatan suatu produk untuk memenuhi permintaan konsumen dengan tepat waktu, namun bila persediaan terlalu banyak akan menimbulkan biaya simpan yang tinggi bahkan bisa menimbulkan biaya kedaluwarsa bila bahan baku tersebut memiliki waktu kedaluwarsa.

PT “X” merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang industri karet. Bahan baku yang digunakan untuk proses produksi merupakan bahan yang memiliki waktu kedaluwarsa. Dari hasil wawancara dengan bagian PPIC, diketahui bahwa perusahaan sedang mengalami masalah dalam pengendalian persediaan bahan baku. Masalah tersebut nampak dari penumpukan bahan baku yang ada di gudang. Hal ini menyebabkan tingginya biaya simpan yang timbul. Selain itu, bahan baku yang menumpuk mengalami kedaluwarsa. Bahan baku yang mengalami kedaluwarsa dijual oleh perusahaan dengan harga yang relatif murah, dimana hal tersebut merugikan perusahaan. Data permintaan yang digunakan termasuk model deterministik dinamis, dimana permintaan untuk setiap periode diketahui, namun bervariasi dari satu periode ke periode lainnya..

1.2 Identifikasi Masalah

(12)

Bab 1 Pendahuluan 1 - 2

Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha

Penumpukan bahan baku di gudang disebabkan oleh kurang tepatnya metode pengendalian persediaan yang diterapkan perusahaan. Selama ini, perusahaan menentukan kuantitas pesanan dengan hanya memperhatikan potongan harga yang diberikan oleh supplier, dimana setiap bahan baku memiliki supplier yang berbeda-beda. Supplier memberikan harga bahan baku yang lebih murah untuk kuantitas pembelian tertentu. Perusahaan juga kurang mempertimbangkan faktor masa kedaluwarsa yang dialami oleh bahan baku. Oleh karena itu, penulis ingin mengusulkan sebuah metode pengendalian persediaan bahan baku yang dapat meminimasi seluruh biaya pengendalian persediaan yang dikeluarkan oleh perusahaan.

1.3 Pembatasan Masalah dan Asumsi

Dalam penelitian ini dilakukan pembatasan masalah dan asumsi agar penelitian dapat lebih spesifik. Batasan yang ditetapkan adalah sebagai berikut:

1. Produk yang diteliti adalah Rb Bellow dengan bahan baku tepung karet (reclaim), kaoline 325 mesh dan HAF (High Abrasion Furnace), karena bahan baku dari produk ini yang mengalami banyaknya jumlah penumpukan.

2. Data permintaan yang digunakan untuk penelitian diambil dari data permintaan periode September 2014 hingga Agustus 2015.

Asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Elemen biaya yang diperhitungkan bersifat konstan.

2. 1 tahun = 309 hari kerja

(13)

Bab 1 Pendahuluan 1 - 3

Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha

1.4 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian masalah dan batasan serta asumsi yang ditetapkan, maka permasalahan dirumuskan sebagai berikut:

1. Apa kelemahan metode pengendalian persediaan bahan baku yang diterapkan perusahaan saat ini?

2. Apa metode pengendalian persediaan bahan baku yang sebaiknya diterapkan oleh perusahaan saat ini?

3. Apa manfaat yang dapat diperoleh perusahaan dari penerapan metode pengendalian persediaan bahan baku usulan?

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengemukakan kelemahan metode pengendalian persediaan bahan baku yang diterapkan perusahaan saat ini.

2. Memberikan usulan metode pengendalian persediaan bahan baku yang sebaiknya diterapkan oleh perusahaan.

3. Mengemukakan manfaat yang dapat diperoleh perusahaan dari penerapan metode pengendalian persediaan bahan baku usulan.

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan untuk penyusunan tugas akhir ini, yaitu: BAB 1 PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang masalah, identifikasi masalah yang ada, pembatasan masalah dan asumsi agar penelitian dilakukan dengan lebih fokus dan jelas, perumusan masalah, tujuan penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

(14)

Bab 1 Pendahuluan 1 - 4

Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisi langkah-langkah penelitian yang menjelaskan kegiatan peneliti dari awal hingga akhir penelitian berlangsung. Langkah-langkah yang ada disajikan dalam bentuk flowchart yang terstruktur dengan tujuan agar memudahkan pembaca memahami laporan penelitian.

BAB 4 PENGUMPULAN DATA

Bab ini berisi data-data yang digunakan untuk penelitian. Data-data yang ada dapat berupa data dari perusahan, pengamatan maupun data wawacara dengan bagian PPIC (Production Planning and Inventory Control).

BAB 5 PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS

Bab ini berisi pengolahan data dari data-data yang sudah dikumpulkan. Pengolahan data dilakukan untuk menganalisis hasil data yang telah diolah yang mendasar pada metode dan teori-teori yang ada

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

(15)

6 – 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Dari hasil pengolahan data dan analisis dapat disimpulkan:

1. Kebijakan pemesanan material yang dilakukan oleh perusahaan saat ini belum baik karena perusahaan memesan bahan baku dengan hanya memperhatikan potongan harga. Potongan harga yang ditawarkan oleh supplier memiliki kebijakan dengan kuantitas pembelian tertentu. banyaknya bahan baku yang dibeli sesuai kebijakan supplier membuat bahan baku menjadi menumpuk di gudang. Penumpukan bahan baku membuat jumlah kedaluwarsa menjadi besar karena bahan baku memiliki waktu kedaluwarsa. Hal tersebut dibuktikan dalam perhitungan yang ada, dimana jumlah pemesanan untuk bahan baku tepung karet (reclaim) sebanyak 7.000 kg yang dipesan setiap 0,394 tahun atau 5 bulan menyebabkan jumlah bahan baku yang kedaluwarsa menjadi 5.767,835 kg dengan total biaya yang dikeluarkan sebesar Rp 130.561.437,30/tahun. Kaoline 325 mesh dipesan sebanyak 2.000 kg setiap 0,562 tahun atau 6 bulan, dimana menimbulkan jumlah bahan baku yang kedaluwarsa menjadi 1.629,843 kg dengan total biaya sebesar Rp 8.499.252,61/tahun dan HAF (High Abrasion Furnace) dipesan sebanyak 4.000 kg setiap 0,322 tahun atau 4 bulan dan menimbulkan jumlah bahan baku yang kedaluwarsa menjadi 3.321,706 kg dengan total biaya sebesar Rp 59.311.383,72/tahun. Hal tersebut membuat perusahaan tidak dapat bersaing dengan kompetitor yang ada, sehingga perusahaan perlu meminimisasi biaya simpan dan biaya kedaluwarsa supaya harga jual produk dapat bersaing dan berkualitas.

(16)

Bab 6 Kesimpulan dan Saran 6 - 2

Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha menggunakan EOQ single item karena supplier untuk setiap bahan baku berbeda-beda dan supplier juga tidak dapat memasok bahan baku yang lainnya. Metode usulan menghasilkan jumlah pemesanan dan total biaya minimum. Jumlah pemesanan untuk bahan baku tepung karet sebesar 940 kg setiap 1 bulan dari supplier B dengan total biaya Rp 122.851.578,93/tahun, namun untuk bahan baku kaoline 325 mesh perusahaan tetap menggunakan metode yang diterapkan saat ini. Bahan baku HAF memiliki jumlah pemesanan sebesar 957 kg setiap 1 bulan dari supplier E dengan total biaya Rp59.097.659,52/tahun.

3. Penghematan yang perusahaan dapatkan jika menerapkan metode usulan pada bahan baku tepung karet sebesar 5,91% dan 0,36% pada bahan baku HAF. Selain itu, jumlah bahan baku yang menumpuk di gudang menjadi berkurang, sehingga jumlah kedaluwarsa juga menjadi sedikit.

6.2 Saran

6.2.1 Saran untuk Perusahaan

Saran yang dapat diberikan oleh penulis untuk perusahaan berdasarkan hasil pengolahan data adalah menerapkan metode usulan dengan total biaya yang minimum sehingga memberikan penghematan biaya. Perusahaan mampu menetapkan jumlah pemesanan material ataupun komponen-komponen lainnya yang dibuat secara tepat, baik dalam segi kuantitas maupun harga.

6.2.2 Saran untuk Penelitian Selanjutnya

(17)

Bab 6 Kesimpulan dan Saran 6 - 3

(18)

xvii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

1. Indrianti, N., Ming, T., dan Toha, Isa S; “Model Perencanaan Kebutuhan

Bahan dengan Mempertimbangkan Waktu Kadaluarsa Bahan”, Media

Teknik, No.2. 2001.

2. Limansyah, Taufik; “Analisis Model Persediaan Barang EOQ dengan

Mempertimbangkan Faktor Kadaluarsa dan Faktor All Unit Discount”,

Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Katolik Parahyangan. 2011.

3. Prasetyo, Hari., Nugroho, Munajat., Pujiarti, Asti; “Pengembangan Model Persediaan Bahan Baku dengan Mempertimbangkan Waktu Kedaluwarsa dan Faktor Unit Diskon”, Lembaga Penelitian Universitas Muhammadiyah Surakarta. 2006.

4. Rangkuti, F.; Manajemen Persediaan (Aplikasi di Bidang Bisnis)”, PT. Raja Grafindo Persada. 2004.

5. Ristono, Agus; “Manajemen Persediaan”, Graha Ilmu. 2009.

Gambar

Grafik Komponen Biaya Bahan Baku Tepung Karet

Referensi

Dokumen terkait

Salah satu mata kuliah di Institut Teknologi Telkom yang memiliki tingkat kebutuhan tinggi dalam menerapkan e-Learning adalah Pemrograman Berorientasi Obyek yang banyak

If you haven’t paid the tax, you may claim a credit on Form 730 in the amount of the tax due for the laid-off wager, if the certificate described in Regulations section 44.6419-2(d)

Melatar belakangi uraian di atas, maka penulis prinsip kerja dari pompa adalah untuk memindahkan zat cair (fluida incompressible) dari suatu tempat ke tempat

Bioarang merupakan arang (salah satu jenis bahan bakar) yang dibuat dari aneka macam bahan hayati atau biomassa, misalnya kayu, ranting, daun-daunan, rumput, jerami, kertas

[r]

a) Substantive: dalam hal ini, sangat bagus untuk membuka pemahan masyarakat akan dampak dari wisata, khususnya wisata pantai yang ada di daerah Kabupaten Lombok Timur

Dalam analisa kuantitatif ini menggunakan mean aritmatik (rata-rata hitung) dengan tujuan untuk mengetahui tingkat kepuasan pengunjung obyek wisata pantai kuwaru,

Intensi Kewirausahaan merupakan hal mendasar bagi ma- hasiswa untuk menjadi wirausaha mandiri (Indarti 2004). Seseorang dengan intensi untuk memulai usaha akan memiliki