• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Antara Self-Control dan Prokrastinasi Akademik Pada Mahasiswa Yang Sedang Menyusun Usulan Penelitian di Fakultas "X" Universitas "Y" Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan Antara Self-Control dan Prokrastinasi Akademik Pada Mahasiswa Yang Sedang Menyusun Usulan Penelitian di Fakultas "X" Universitas "Y" Bandung."

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

Abstrak

Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui hubungan antara self-control dan prokratinasi akademik pada mahasiswa usulan penelitian di fakultas “X” universitas “Y” di Bandung. Pemilihan sampel menggunakan metode accidental sampling dengan jumlah 78 responden. Rancangan penelitian korelasional. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur self-control terdiri dari 24 item dengan validitas berkisar antara 0,30-0,60 dan realibilitas Alpha Cronbach sebesar 0.87, sedangkan alat ukur yang digunakan untuk mengukur prokrastinasi akademik terdiri dari 32 item dengan validitas berkisar antara 0,30-0,80 dan realibilitas Alpha Cronbach sebesar 0,8942.

Berdasarkan pengolahan data secara statistik, maka didapat koefisien korelasi untuk self-control dan prokrastinasi akademik adalah -0,693 artinya terdapat hubungan yang signifikan antara self-control dan prokrastinasi akademik pada mahasiswa usulan penelitian di Fakultas “X” Universitas “Y” Bandung dimana hubungannya moderat dan bersifat negative. Pada self-control, sebagian besar mahasiswa usulan penelitian lanjutan memiliki self-control fisik dan tingkah laku tergolong tinggi dan untuk self-control psikologis tergolong rendah. Pada area prokrastinasi akademik, area yang paling banyak dilakukan oleh mahasiswa yang sedang mengontrak usulan penelitian lanjutan adalah area prokrastinasi tugas mengarang, belajar menghadapi ujian, membaca, menghadiri pertemuan dan kemudian tugas administratif.

(2)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i-iii

DAFTAR ISI ... iv-x

BAB I: PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Identifikasi Masalah ...10

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian ...10

1.4. Kegunaan Penelitian ...11

1.4.1. Kegunaan Ilmiah...11

1.4.2. Kegunaan Praktis ...11

1.5. Kerangka Pemikiran...12

1.6. Asumsi ...21

1.7. Hipotesis ...22

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Prokrastinasi ………..………..…..23

2.1.1. Sejarah Singkat Prokrastinasi……….………..…23

2.1.2. Pengertian Prokrastinasi………..………..…...24

2.1.3. Penelitian Tentang Prokrastinasi………..….…...26

2.1.4. Bentuk Prokrastinasi……….28

(3)

2.1.6. Prokrastinasi Akademik………...….33

2.1.7. Faktor Yang Mempengaruhi Dan Menyebabkan Prokrastinasi ……..34

2.1.8. Akibat Prokrastinasi………….……….36

2.2. Self-Control (Kontrol Diri)...37

2.2.1. Pengertian Kontrol Diri...38

2.2.2. Perkembangan Kontol Diri...40

2.2.3. Aspek Kontrol Diri...42

2.2.4. Masalah-Masalah Dalam Kontrol Diri...42

2.2.5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kontrol Diri...43

2.3. Teori Psikologi Perkembangan Masa Dewasa Awal ...45

2.3.1. Batasan Dewasa Awal ...45

2.3.2. Ciri-Ciri Dewasa Awal ...46

2.3.3. Tugas Perkembangan Masa Dewasa Dini...52

2.3.4. Masalah Yang Dihadapi Pada Dewasa Awal...53

BAB III :METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian ...55

3.2. Variabel Penelitian Dan Definisi Operasional ...56

3.2.1. Variabel Penelitian ...56

(4)

3.3. Alat Ukur ...59

3.3.1. Alat Ukur Kontrol Diri..…………..………...…59

3.3.2. Alat Ukur Prokrastinasi Akademik..………..…63

3.3.3. Data Penunjang...67

3.3.4. Validitas Dan Reabilitas Alat Ukur ...67

3.3.4.1.Validitas Alat Ukur ...67

a. Validitas Self-Control...68

b. Validitas Prokrastinasi Akademik...69

3.3.4.2.Reabilitas Alat Ukur...69

a. Reliabilitas Self-Control...71

b. Reliabilitas Prokrastinasi Akademik...71

3.4. Teknik Penarikan Sampel ...71

3.4.1. Populasi Sasaran...71

3.4.2. Karakteristik Sampel...72

3.4.3. Teknik Sampling...72

3.5. Teknik Analisis ...73

3.6. Hipotesis Penelitian ...75

(5)

4.2. Hasil Penelitian...77

4.3. Pembahasan Hasil Penelitian...79

BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan...88

5.2. Saran...89

DAFTAR PUSTAKA...91

DAFTAR RUJUKAN...92

(6)

DAFTAR BAGAN

Bagan 1.5 Bagan Kerangka Berpikir

(7)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.4.1 Tabel Koesioner Self-Control

Tabel 3.4.2 Tabel koesioner Prokrastinasi Akademik

Tabel 4.1.1.1 Distribusi frekuensi berdasarkan usia

Tabel 4.1.1.2 Distribusi frekuensi berdasarkan lama mengontrak

Tabel 4.2 Tabel self-control dan prokrastinasi akademik

(8)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Alat Ukur

(9)
(10)

Lampiran 1

DATA PRIBADI

Usia :

Lama mengontrak Usulan Penelitian :

Data penunjang INSTRUKSI

Pada halaman yang berikutnya Saudara Akan menemukan kuesioner yang berisi pernyataan-pernyataan yang berkaitan dengan perilaku Saudara sehari-hari berkaitan dengan penyusunan usulan penelitian Saudara. Bacalah setiap pernyataan dengan teliti, kemudian berilah tanda silang (X) pada salah satu pilihan jawaban yang telah tersedia disamping kolom pernyataan. Untuk setiap pernyataan tersedia beberapa pilihan jawaban.

Jawaban yang dipilih harus benar-benar menggambarkan diri Saudara saat ini. Dalam menjawab setiap pertanyaan, berikanlah reaksi pertama Saudara, jangan sampai terlalu lama memikirkannya. Semua jawaban adalah benar dan tidak ada jawaban yang salah bila hal itu memang menggambarkan keadaan Saudara saat ini. Hati-hati jangan sampai ada nomor yang terlewatkan.

Terima kasih. Selamat mengerjakan.

1. Dukungan Orangtua/keluarga yang saya hayati terhadap usulan penelitian? (a) Menanyakan perkembangan usulan penelitian saya

(b) Seperti biasa saja, tidak menanyakan apapun terkait usulan penelitian saya

(c) Lainnya………

2. Dosen pembimbing utama usulan penelitian saya:

(11)

3. Dosen ko-pembimbing usulan penelitian saya:

(a) Memberikan dukungan kepada saya untuk terus mengerjakan usulan penelitian saya

(b) Sulit untuk ditemui dan sangat singkat waktunya ketika bimbingan (c) Lainnya : ……….

4. Setiap feedback yang diberikan oleh dosen pembimbing utama pada mata kuliah usulan penelitian:

(a) Memberikan semangat untuk terus menulis usulan penelitian

(b) Membuat bingung yang memaatahkan semangat saya untuk mengerjakan usulan penelitian

(c) Lainnya...

5. Setiap feedback yang diberikan oleh dosen ko-pembimbing pada mata kuliah usulan penelitian:

(a) Memberikan semangat untuk terus menulis usulan penelitian

(b) Membuat bingung yang mematahkan semangat saya untuk mengerjakan usulan penelitian

(c) Lainnya...

6. Sepanjang proses penulisan usulan penelitian dukungan dari orangtua/keluarga adalah:

(a) Sangat memberikan dukungan dalam proses penulisan usulan penelitian, keluarga sumber semangat saya

(b) Biasa saja, malah cenderung kurang memberikan dukungan dalam usulan penelitian

(12)

7. Dosen pembimbing utama usulan penelitian saya :

(a) Mudah ditemui dan menepati jadwal bimbingan sesuai dengan yang direncanakan

(b) Cukup mudah ditemui, namun sering membatalkan jadwal bimbingan yang telah disepakati

(c) Lainnya………..

8. Dosen ko-pembimbing usulan penelitian saya:

(a) Mudah ditemui dan menepati jadwal bimbingan sesuai dengan yang direncanakan

(b) Cukup mudah ditemui, namun sering membatalkan jadwal bimbingan yang telah disepakati

(c) Lainnya……….

9. Orangtua/keluarga saya:

(a) Sangat bawel/cerewet, membuat saya malas mengerjakan usulan penelitian saya

(b) Memberikan beberapa masukan/solusi terhadap masalah yang saya hadapi dalam usulan penelitian

(c) Lainnya...

10.Alasan saya untuk tetap tekun mengerjakan usulan penelitian saya adalah:...

(13)

Koesioner self-control

Berikut ini ada beberapa pernyataan mengenai diri saudara dan disamping kanannya terdapat kolom-kolom pilihan yang terdiri dari:

Sts : sepenuhnya tidak menggambarkan diri saya

Sbts : sebahagian besar tidak menggambarkan diri saya Sbs : sebahagian besar menggambarkan diri saya

Ss : sepenuhnya menggambarkan diri saya

Tugas saudara memilih salah satu dari pilihan tersebut yang paling sesuai dengan diri saudara. Pada tes ini semua jawaban adalah BENAR.

No Pernyataan Sts Sbts Sbs Ss

1 Saya lancar menulis tulisan usulan penelitian

2 Saya mendahulukan rencana untuk belajar usulan penelitian setiap harinya

3 Saya mampu untuk terus mengerjakan usulan penelitian walau tidak ada yang menemani

4 Saya cuek dalam memperhatikan pola makan walaupun saya tahu itu penting demi menunjang saat mengerjakan usulan penelitian

5 Saya sengaja berangkat bimbingan lebih awal untuk menghindari terlambat

6 Saya mampu untuk tetap mengerjakan usulan penelitian ketika sedang kesal

7 Saya menjaga kerapihan berbusana saya ketika hendak menghadiri bimbingan usulan penelitian bersama pembimbing saya

8 Banyak kegiatan-kegiatan lain di luar usulan penelitian yang saya kerjakan

9 Saya seringkali tertunda dalam menulis usulan penelitian karena kesehatan saya yang kurang mendukung

10 Saya membutuhkan orang lain untuk mengingatkan agar tetap mengerjakan usulan penelitian.

11 Sehari-hari, saya melakukan kegiatan yang menyenangkan dan bukan menulis usulan penelitian 12 Saya selalu memiliki ide yang baru untuk ditulis

(14)

No Pernyataan Sts Sbts Sbs Ss 13 Saya peduli terhadap kesehatan sehingga saya bisa

maksimal mengerjakan usulan penelitian

14 Saya mencoba menghilangkan kebiasaan buruk saya yang malas mengerjakan usulan penelitian dengan mencari tahu penyebabnya

15 Saya mengerjakan usulan penelitian terlebih dahulu, baru kemudian kegiatan yang lainnya

16 Saya tetap mengerjakan usulan penelitian walaupun saya sedang merasa sedih

17 Saya mampu untuk terus menulis usulan penelitian dalam waktu yang cukup lama

18 Saya mencoba menyukai membaca buku literatur usulan penelitian

19 Saya sulit untuk fokus belajar tentang materi usulan penelitian.

20 Saya menunda mengerjakan usulan penelitian saya ketika saya sedang merasa kesal

21 Saya mudah untuk fokus mengerjakan usulan penelitian tanpa harus diingatkan oleh siapapun dalam waktu yang lama

22 Saya mampu untuk tetap konsentrasi mengerjakan usulan penelitian bila saya sedang bertengkar dengan sahabat atau pacar saya

23 Saya menyadari sulit konsentrasi, sehingga saya mulai mengerjakan usulan penelitian bagian yang paling mudah dahulu

24 Saya menunda menulis usulan penelitian ketika saya rasa tangan saya belum letih menulis

Koesioner prokrastinasi akademik

(15)

Berikut ini ada beberapa pernyataan mengenai diri saudara dan disamping kanannya terdapat kolom-kolom pilihan yang terdiri dari:

S = Selalu (± >12 kali dalam satu semester) HS = Hampir selalu (±10-12 kali dalam satu semester) KK = Kadang-kadang (±4-9 kali dalam satu semester) J = Jarang (±1-3 kali dalam satu semester) TP = Tidak pernah ` (± 0 kali dalam satu smester)

No Pernyataan S HS KK J TP

1 Saya malas memperbaiki nilai-nilai akademik saya termasuk nilai usulan penelitian saya

2 Saya akan menghadiri seminar usulan penelitian ketika ada teman yang mengajak

3 Saya mengerjakan setiap perbaikan usulan penelitian berdasarkan jadwal rencana saya

4 Saya sadari bahwa saya belum menguasai bahan sehingga makin membuat saya malas untuk membaca materi

5 Bimbingan usulan penelitian saya berjalan sesuai jadwal, apapun kondisinya

6 Saya sulit untuk memulai dan mencicil mengerjakan usulan penelitian.

7 Saya menerima tawaran untuk menjadi pembahas siapapun yang meminta

8 Saya sulit untuk memulai belajar usulan penelitian setiap harinya

9 Saya menunda mengumpulkan bahan yang diminta dosen

10 Saya memilih melakukan kegiatan yang lain dahulu dari pada menyia-nyiakan waktu saya mengerjakan perbaikan usulan penelitian

11 Saya terlambat menghadiri pertemuan bimbingan 12 Saya mengumpulkan bahan usulan penelitian

sesuai batas waktu yang ditentukan

13 Saya mampu belajar sendiri mempersiapkan diri sebagai persiapan dalam seminar outline nanti 14 Saya menolak menjadi pembahas bila yang

(16)

No Pernyataan S HS KK J TP 15 Saya menghadiri seminar outline usulan penelitian

walaupun berbeda dengan judul saya

16 Saya merasa dibebani dengan tugas usulan penelitian saya, sehingga membuat saya malas mengerjakan perbaikannya

17 Saya merasa berat bila mengerjakan usulan penelitian

18 Saya rajin memperbaiki nilai – nilai akademik saya 19 Saya rajin membaca rerefensi usulan penelitian

saya, baik itu dari internet, koran, teks book dan jurnal-jurnal

20 Saya optimis dapat dengan lancar mengerjakan usulan penelitian ini

21 Saya malas bimbingan bila harus pergi sendiri 22 Saya menghadiri seminar usulan penelitian tanpa

harus ditemani teman-teman saya

23 Saya merasa kurang percaya diri menjadi pembahas di seminar outline usulan penelitian teman saya

24 Saya malas mengikuti seminar tanpa teman-teman dekat saya

25 Saya malas membaca buku teks book bahan usulan penelitian dikarenakan kesulitan bahasa inggris 26 Saya rajin belajar materi usulan penelitian saya

dengan mendiskusikannya dengan orang lain 27 Saya hadir bimbingan sesuai jadwal yang

disepakati

28 Saya cepat bosan ketika belajar materi usulan penelitian saya

29 Saya cepat bosan belajar usulan penelitian saya 30 Saya merasa asyik ketika membaca buku referensi

materi usulan penelitian saya

31 Saya yakin untuk mengerjakan perbaikan usulan penelitian saya dibanding kegiatan apapun

(17)

Lampiran 2

Tabulasi silang golongan self-control dan dukungan keluarga

(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)
(25)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang Masalah

”Tuntutlah ilmu setinggi bintang di langit”, merupakan semboyan yang

sering didengungkan oleh para pendidik. Hal ini menekankan pentingnya

pendidikan bagi setiap orang. Seiring dengan perkembangan ilmu dan teknologi

yang semakin maju, menyadarkan masyarakat mengenai pentingnya peranan ilmu

pengetahuan dan teknologi dalam kehidupan. Umumnya setiap orang mencari

pendidikan yang terbaik untuk masa depannya. Hal ini terlihat dari fenomena

dimana banyak orang yang rela menuntut ilmu sampai keluar negeri, misalnya

saja pada pasca krisis ekonomi 1997, pelajar Indonesia yang menuntut ilmu ke

luar negeri selalu meningkat 20% lebih tiap tahun dan sepanjang tahun 2008 ada

20.000 pelajar yang pergi ke luar negeri untuk sekolah (Kontan Monthly: March

April 2009). Di Indonesia pemerintah telah mencanangkan program wajib belajar

sembilan tahun bagi seluruh masyarakat Indonesia. Tidak hanya itu, berbagai

perguruan tinggi baru bermunculan di tanah air dan menawarkan fakultas dan

jurusan yang beranekaragam. Mereka yang berhasil lulus menempuh pendidikan

di universitas dan perguruan tinggi mendapat gelar sarjana.

Sarjana merupakan gelar yang sudah tidak asing lagi, sarjana dianggap

sebagai suatu prestasi atau keberhasilan yang patut dibanggakan yang dicapai oleh

para mahasiswa. Namun dalam kenyataannya, meraih gelar sarjana tidak mudah,

(26)

2

bahkan lebih dan diakhiri dengan menghasilkan karya ilmiah atau yang sering

disebut skripsi sebagai tugas akhir sebelum akhirnya dinyatakan lulus dan meraih

gelar sarjana.

Salah satu persoalan yang dihadapi fakultas di Perguruan Tinggi adalah

jumlah lulusan yang tidak sebanding dengan jumlah mahasiswa yang masuk.

Berdasarkan survei di fakultas “X”, pada oktober 2010 yang dilakukan pada Tata

Usaha fakultasnya, setiap tahunnya mahasiswa yang berhasil lulus semakin

meningkat. Berdasarkan data yang diperoleh, tahun akademik 2000 jumlah

lulusannya tercatat 25 orang, tahun akademik 2003 jumlah lulusannya meningkat

menjadi 74 orang, tahun akademik 2004 jumlah lulusan meningkat menjadi 76

orang, tahun akademik 2005 jumlah lulusan meningkat tercatat 95 orang

wisudawan. Meski angka jumlah kelulusan tiap tahun terlihat meningkat, namun

angka ini masih kecil bila dibanding dengan jumlah yang masuk tiap tahunnya.

Dari survey yang dilakukan diketahui bahwa untuk tahun akademik 2000,

tercatat mahasiswa yang diterima di fakultas ‘X” ini sejumlah 135 orang

mahasiswa, namun yang berhasil lulus tepat waktu dalam jangka waktu 4 tahun

hanya berjumlah 6 orang atau berkisar 4% saja. Untuk tahun akademik 2001,

tercatat bahwa mahasiswa yang diterima adalah 143 orang mahasiswa, namun

yang berhasil lulus dalam jangka waktu 4 tahun adalah 8 orang mahasiswa atau

berkisar 5% dari jumlah mahasiswa. Untuk tahun akademik 2004, tercatat bahwa

mahasiswa yang diterima adalah sebanyak 241 orang mahasiswa, namun

mahasiswa yang berhasil lulus tepat waktu (4 tahun) pada angkatan ini adalah

(27)

3

merujuk bahwa masih banyak mahasiswa yang belum lulus tepat waktu.

Mahasiswa tertunda kelulusannya, terlihat adanya penundaan pada fakultas ini.

Salah satu faktor yang menyebabkan mahasiswa tertunda untuk lulus tepat

waktu adalah perilaku mahasiswa dalam menunda-nunda menyelesaikan tugas

akademiknya. Penundaan akademik yang dilakukan mahasiswa sering terjadi pada

tugas-tugas kuliah, menghadiri pertemuan, membaca dan tugas administratif

(Salomon dan Rothblum, 1984). Penundaan ini dalam literatur ilmiah psikologi

disebut dengan nama prokrastinasi akademik. Seseorang dikatakan melakukan

prokrastinasi ketika seseorang yang mempunyai kesulitan untuk melakukan

sesuatu, sesuai batas waktu yang telah ditentukan, sering mengalami

keterlambatan, mempersiapkan sesuatu dengan sangat berlebihan, maupun gagal

dalam menyelesaikan tugas sesuai batas waktu yang telah ditentukan.

Prokrastinasi dapat dikatakan sebagai salah satu perilaku yang tidak efisien dalam

menggunakan waktu, dan adanya kecenderungan untuk tidak segera memulai

suatu kerja ketika menghadapi suatu tugas (Ferrari, 1998).

Di perguruan tinggi, prokrastinasi sering terjadi. Menurut penelitian yang

dilakukan oleh Gallagher, sekitar 52% mahasiswa yang mereka teliti mengalami

masalah prokrastinasi mulai dari tingkat sedang sampai tinggi (Gallagher, S &

Kelleher (1992) dalam Journal of College Student Development). Prokrastinasi

sering terjadi di kalangan mahasiswa sehingga muncul fenomena, misalnya

perilaku “system kebut semalam” (SKS), dimana mahasiswa hanya mengerjakan

tugas-tugas perkuliahan yang diberikan dan belajar untuk menghadapi ujian hanya

(28)

4

berlangsung (http://www.atmajaya.ac.id/). Penelitian Ellis dan Knaus yang

menemukan bahwa 25%-75% pelajar diseluruh dunia melakukan prokrastinasi,

data terbaru dari Salomon dan Rothblum (1995) menemukan bahwa 95% subjek

pelajar yang diteliti merupakan prokrastinator

(www.mitrapedulicenter.multiply.com).

Menurut Ferrari (1995) prokrastinasi akademik banyak berakibat negatif,

dengan melakukan penundaan, banyak waktu yang terbuang dengan sia-sia.

Tugas-tugas menjadi terbengkalai, bahkan bila diselesaikan hasilnya menjadi

tidak maksimal. Penundaan juga bisa mengakibatkan seseorang kehilangan

kesempatan dan peluang yang datang. Prokrastinasi akademik juga dapat

menimbulkan kebiasaan buruk dalam belajar. Penundaan dalam menghadapi suatu

tugas dapat membuat mahasiswa tersebut kehilangan motivasi untuk

mengerjakannya bahkan frustasi dan malu terutama terhadap keluarga dan

teman-teman karena mendapati tidak berhasil menyelesaikannya.

Prokrastinasi dapat dibagi menjadi dua berdasarkan fungsinya, yaitu:

functional procrastination dan disfunctional procrastination. Functional

procrastination, yaitu penundaan mengerjakan tugas yang bertujuan untuk

memperoleh informasi yang lebih lengkap dan akurat, misalnya mahasiswa

melakukan penundaan dalam rangka untuk melengkapi data yang kurang dalam

skripsinya. Disfunctional procrastination yaitu penundaan yang tidak bertujuan,

berakibat buruk dan menimbulkan masalah, misalnya mahasiswa melakukan

penundaan dengan alasan ingin menonton bioskop bersama teman-temannya.

(29)

5

memengaruhi seseorang untuk mempunyai suatu kecenderungan perilaku

prokrastinasi, antara lain; rendahnya kontrol diri, self conscious, rendahnya self

esteem, self efficacy, dan kecemasan sosial (Solomon, L.J. & Rothblum, E.D.

1984).

Mahasiswa tingkat akhir termasuk dalam dewasa awal. Pada masa dewasa

awal, kontrol diri sudah terbentuk. Seorang individu mulai memasuki masa

dewasa awal akan mampu menjadi individu yang telah menyelesaikan

pertumbuhannya dan siap menerima kedudukan dalam masyarakat (Hurlock,

1973). Schaic (1977) percaya bahwa individu dewasa awal yang menguasai

kemampuan kognitif perlu memonitor perilaku mereka sendiri, sehingga

memperoleh kebebasan yang cukup, berpindah ke fase selanjutnya yang

melibatkan tanggung jawab sosial. Begitu pula mahasiswa tingkat akhir perlu

memonitor perilakunya sendiri dan diharapkan menyelesaikan tanggung jawabnya

sebagai mahasiswa tingkat akhir yaitu menyelesaikan skripsinya. Kontrol diri

dapat diartikan sebagai suatu aktivitas pengendalian tingkah laku, yaitu

melakukan pertimbangan-pertimbangan terlebih dahulu sebelum memutuskan

sesuatu untuk bertindak yang dapat membantu mengatur dan mengarahkan

perilaku.

Mahasiswa diharapkan untuk dapat menyelesaikan tugas skripsinya

disamping tugas lainnya misalnya organisasi dan bermain. Terarahnya mahasiswa

dalam mengerjakan skripsi disamping tugas-tugas lainnya, salah satunya

dipengaruhi oleh keterampilan kontrol diri. Mahasiswa yang sedang menyusun

(30)

6

kontrol diri yang tinggi, mereka akan mampu memandu, mengarahkan dan

mengatur perilaku kepada hal-hal yang lebih menunjang penyelesaian skripsinya,

sedangkan seorang mahasiswa yang memiliki kontrol diri rendah akan berperilaku

dan bertindak kepada hal-hal yang lebih menyenangkan dirinya misalnya, lebih

banyak menonton televisi, bermain video game dan lain-lainnya, bahkan akan

menunda-nunda tugas skripsi yang seharusnya mendapat prioritas untuk di

kerjakan terlebih dahulu.

Lebih lanjut, seseorang yang mempunyai kontrol diri yang tinggi akan

menggunakan waktu yang sesuai dan mengarah pada perilaku yang lebih utama,

seperti pada mahasiswa yang sedang menyusun skripsi, perilaku utamanya adalah

mengerjakan skripsinya, sedangkan seseorang yang mempunyai kontrol diri

rendah tidak mampu mengatur dan mengarahkan perilakunya untuk menyusun

skripsi, akan lebih mementingkan yang lain seperti organisasi maupun bermain

dan diasumsikan melakukan penundaan. Semakin tinggi kontrol diri semakin

intens pengendalian terhadap tingkah laku sehingga, diharapkan berdampak pada

kurangnya tindakan prokrastinasi. Rendahnya kontrol diri ketika hendak

mengerjakan skripsi mengakibatkan mahasiswa kurang intens dalam

mengendalikan tingkah lakunya sehingga, hal ini dapat berakibat munculnya

perilaku prokrastinasi akademik.

Menyusun usulan penelitian skripsi dan bagi sebagian mahasiswa

nampaknya merupakan hal yang memberatkan tetapi wajib dijalani bahkan, bagi

sebagian orang menyusun skripsi dianggap pekerjaan yang sangat berat. Beberapa

(31)

7

teknik penulisan, penguasaan bahasa Indonesia, kurangnya membaca, dan tidak

terbiasa menulis. Kesulitan lain yang seringkali dialami diantaranya kesulitan

mencari judul untuk skripsi, kesulitan mencari literatur dan bahan bacaan, dana

yang terbatas, atau takut menemui dosen pembimbing. Kesulitan-kesulitan

tersebut pada akhirnya dapat menyebabkan stres, rendah diri, frustrasi, kehilangan

motivasi, menunda penyusunan skripsi dan bahkan ada yang memutuskan untuk

tidak menyelesaikan skripsinya (www.swaraunib.com/29 juli 2010).

Di Fakultas ”X” Universitas ”Y” ini, tahapan pendidikan yang harus dilalui

sebagai mahasiswa yaitu mereka harus menyelesaikan 144 sks, dan mengikuti

seminar usulan penelitian dan sidang. Mahasiswa/i terlebih dahulu mengontrak

usulan penelitian kemudian seminar dan selanjutnya mengontrak skripsi dan

sidang sebagai puncak dari penyelesaikan skripsi. Setelah dianalisis terlihat bahwa

mahasiswa yang mengontrak usulan penelitian setiap semester jumlahnya semakin

meningkat. Misalnya saja untuk tahun 2008/2009 semester 7 tercatat yang

mengontrak mata kuliah usulan penelitian baru sebanyak 205 orang, kemudian di

semester 8 tahun akademik yang sama mahasiswa yang mengontrak usulan

penelitian lanjutan (untuk kedua kalinya) sebanyak 149 orang. Terlihat lebih dari

50% mahasiswa mengalami prokrastinasi pada mata kuliah usulan penelitian ini,

sehingga mereka harus mengontrak kembali usulan penelitian.

Berdasarkan survei yang dilakukan, jumlah mahasiswa yang masih

mengontrak usulan penelitian lanjutan hingga oktober 2010 antara lain mahasiswa

angkatan 1998 masih ada 1 orang, mahasiswa angkatan 1999 masih ada 3 orang

(32)

8

1 orang, mahasiswa angkatan 2001 berjumlah 1 orang, mahasiswa angkatan 2002

masih ada 19 orang. Untuk mahasiswa angkatan 2003, yang masih mengontrak

usulan penelitian lanjutan berjumlah 15 orang, sedangkan mahasiswa angkatan

2004 masih 27 orang yang mengontrak usulan penelitian lanjutan, mahasiswa

angkatan 2005 berjumlah 51 orang dan mahasiswa angkatan 2006 terdapat 93

mahasiswa yang mengontrak usulan penelitian lanjutan. Dari data diatas, terlihat

ragam jumlah mahasiswa yang tertunda dalam usulan penelitian. Hal ini didukung

dengan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti terhadap 20 orang

mahasiswa fakultas ”X” Universitas ”Y” yang sedang berkuliah di fakultas ini, di

dapat bahwa 100% menyatakan bahwa tertundanya mahasiswa dalam skripsi

karena lama dalam menyelesaikan usulan penelitian.

Berdasarkan wawancara dari 20 mahasiswa yang mengontak usulan

penelitian, didapat bahwa 50% diantaranya mengatakan tertunda karena alasan

ada tugas/kegiatan lain seperti organisasi dan pekerjaan yang harus dikerjakan,

30% mengatakan karena kesulitan mengerjakannya/tidak tahu harus menulis

apa/sulit konsentrasi, 20% lainnya karena alasan dosen pembimbing yang sulit

ditemui. Berdasarkan fakta tersebut merujuk bahwa mahasiswa telah melakukan

prokrastinasi akademik usulan penelitian. Mahasiswa tersebut kurang mampu

mengarahkan perilakunya untuk tetap mengerjakan usulan penelitiannya, lebih

memilih aktivitas lain di luar mengerjakan usulan penelitian seperti kegiatan

organisasi dan hobbi.

Dalam wawancara didapat bahwa mahasiswa usulan penelitian yang

(33)

9

merupakan tugas primer yang harus di selesaikan dan berguna baginya sebagai

syarat untuk skripsi, ternyata mereka menunda-nunda pengerjaannya. Mereka

telah membuat beberapa perencanaan pengerjaan usulan penelitian namun ketika

sampai pada hari pelaksanaanya, rencana tersebut tidak juga dilaksanakan, artinya

dalam kondisi mahasiswa tersebut tidak dapat mengarahkan diri atau mengontrol

dirinya dalam mengerjakan usulan penelitian. Selain itu, mahasiswa juga dengan

sengaja menghabiskan waktunya untuk melakukan kegiatan lain yang lebih

menyenangkan dan mendatangkan hiburan dibanding mengerjakan usulan

penelitian misalnya mengobrol atau membaca novel atau menonton. Hal ini

menunjukkan bahwa mahasiswa tersebut kurang dapat mengontrol dirinya untuk

tetap mengerjakan usulan penelitian dan hal tersebut mengakibatkan tugas usulan

penelitian menjadi terbengkalai.

Lulus mata kuliah usulan penelitian ditandai dari lulusnya mahasiswa dalam

seminar outline usulan penelitian. Dalam bab XIV prosedur pengajuan dan

seminar usulan penelitian dalam surat keputusan dekan fakultas

no:0489.B/SK/FP-UKM/VII/2009, tentang pemberlakuan peraturan akademik

tahun 2010 diatur mengenai syarat-syarat untuk pengajuan seminar usulan

penelitian. Berdasarkan wawancara dengan koordinator usulan penelitian, didapat

bahwa tuntutan dalam usulan penelitian adalah mahasiswa dapat mengerjakan

tulisan penelitiannya hingga BAB III yang di bimbing oleh 2 orang pembimbing,

yaitu: pembimbing utama dan pembimbing pedamping dan apabila telah

memenuhi syarat oleh dosen pembimbing masing-masing, diajukan untuk

(34)

10

Prioritas mahasiswa tingkat akhir adalah menyusun usulan penelitian,

sehingga adanya kontrol diri pada mahasiswa seharusnya dapat memengaruhi

mahasiswa tersebut untuk tetap mengendalikan perilakunya untuk mencapai target

yaitu selesai dalam menyusun usulan penelitian, misalnya dengan cara tidak

menunda-nunda dalam menulis usulan penelitian. Mahasiswa yang memiliki

kontrol diri yang rendah, maka mahasiswa tersebut cenderung untuk menganggap

diri mereka tidak mampu untuk menyelesaikan skripsinya sehingga usulan

penelitian tersebut tidak dikerjakan dan memilih kegiatan lain selain menyusun

usulan penelitian.

Berdasarkan fakta-fakta yang telah dipaparkan, peneliti tertarik untuk

meneliti lebih jauh bagaimana hubungan antara self-control dan prokrastinasi

akademik yang terjadi khususnya pada mahasiswa/i yang sedang menyusun

usulan penelitian di fakultas ”X” Universitas ”Y” di Bandung.

1.2Identifikasi Masalah

Apakah terdapat hubungan antara self-control dan prokrastinasi akademik

pada mahasiswa yang sedang menyusun usulan penelitian di fakultas “X”

universitas “Y” di kota Bandung.

1.3 Maksud dan tujuan penelitian

Maksud diadakan penelitian ini yaitu untuk mendapatkan gambaran tentang

(35)

11

sedang menyusun usulan penelitian di Fakultas “X” Universitas “Y” di kota

Bandung.

Tujuan diadakan penelitian ini yaitu untuk memberikan gambaran tentang

bagaimana self-control memiliki hubungan dengan prokrastinasi akademik pada

mahasiswa yang sedang menyusun usulan penelitian di Fakultas “X” Universitas

“Y” di kota Bandung.

1.4Kegunaan penelitian

1.4.1. Kegunaan Ilmiah

1. Hasil penelitian ini dapat di gunakan sebagai kontribusi informasi bagi

ilmu Psikologi khususnya bidang Psikologi pendidikan mengenai

hubungan self-control dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa

yang sedang menyusun usulan penelitian fakultas “X” Universitas “Y”.

2. Memberikan masukan informasi bagi peneliti lain yang ingin meneliti

lebih lanjut mengenai hubungan self-control dengan prokrastinasi

akademik pada mahasiswa yang sedang menyusun usulan penelitian di

Fakultas “X” Universitas “Y”

1.4.2. Kegunaan Praktis

Adapun kegunaan praktisnya adalah :

1. Memberikan informasi bagi pihak fakultas “X” universitas “Y”

mengenai keadaan self-control mahasiswa usulan penelitian dan

(36)

12

terjadi di fakultas. Informasi ini dapat digunakan sebagai bahan

pertimbangan dalam menanggulangi permasalahan prokrastinasi

akademik di fakultas, misalnya membuat training atau seminar sebagai

tindakan preventif bagi mahasiswa usulan penelitian.

2. Memberikan masukan informasi bagi para mahasiswa usulan penelitian

Fakultas “X” Universitas “Y” mengenai peranan self-control dalam

hubungannya dengan prokrastinasi akademik. Informasi ini dapat

dipergunakan sebagai bahan pertimbangan bagi mahasiswa usulan

penelitian untuk meningkatkan self-controlnya, seperti dengan

mengikuti training atau seminar yang diadakan oleh fakultas.

3. Memberikan masukan informasi bagi dosen pembimbing usulan

penelitian mengenai bagaimana hubungan antara self-control dan

prokrastinasi akademik mahasiswa di Fakultas “X” Universitas “Y”.

Informasi ini dapat digunakan oleh dosen pembimbing usulan penelitian

untuk membantu mahasiswa khususnya bila mengalami prokrastinasi

dalam menyelesaikan usulan penelitiannya misalnya dengan cara

mengawasi kondisi self-control mahasiwa melalui konseling personal.

1.5 Kerangka Pemikiran

Pendidikan di perguruan tinggi menuntut mahasiswa untuk lebih aktif dan

berinisiatif dalam mengembangkan pengetahuan dan kemampuan. Hal ini

menuntut mahasiswa tersebut untuk secara efektif dan efisien menggunakan

(37)

13

yang ditentukan. Namun tidak semua mahasiswa dapat menggunakan waktu

belajarnya secara efisien dan efektif sehingga tidak dapat menyelesaikan kuliah

sesuai dengan masa studi yang telah ditetapkan. Pada umumnya tertundanya

mahasiswa ini untuk lulus karena mengalami kesulitan ketika sedang menyusun

skripsi. Perilaku tertundanya suatu pekerjaan akademik dalam literatur psikologi

dinamakan dengan prokrastinasi akademik.

Mahasiswa/i fakultas ”X” di Bandung termasuk individu yang berada

dalam tahap perkembangan dewasa awal. Dalam rentang perkembangan dewasa

awal, mahasiswa/i mulai meninggalkan perasaan ketergantungan yang terdapat

pada masa anak-anak, dan sudah menunjukkan perasaan tanggung jawab yang

merupakan ciri khas orang dewasa awal. Pada masa ini, individu telah mencapai

apa yang oleh Piaget (1980) disebut dengan tahap pelaksanaan formal dalam

kemampuan kognitif. Dalam dewasa awal, mahasiswa dapat memandang masalah

dari beberapa sudut pandang dan menyelesaikannya dengan mengambil banyak

faktor sebagai dasar pertimbangan. Mereka memiliki tanggung jawab untuk

menyelesaikan kuliahnya, lulus dan mendapat gelar sarjana.

Di fakultas ‘X” universitas “Y” ini, sebelum menempuh skripsi,

mahasiswa terlebih dahulu menempuh usulan penelitian. Usulan penelitian

merupakan tulisan ilmiah yang diharapkan dapat diselesaikan oleh mahasiswa

yang ditandai dengan lulusnya mahasiswa tersebut dalam seminar, kemudian

selanjutnya mengontrak skripsi. Usulan penelitian ini dibimbing oleh dua orang

(38)

14

diharapkan dapat berkonsultasi dengan dosen tersebut terkait dengan

penelitiannya hingga selesai dan akhirnya mengikuti seminar.

Dalam pelaksanaannya mengerjakan usulan penelitian, mahasiswa

membutuhkan keterampilan dengan memperhatikan self-control (kontrol diri)

dalam mengatur tingkah laku untuk tetap mengerjakan usulan penelitian. Calhoun

dan Acocella (1990) mendefinisikan kontrol diri sebagai pengaturan proses-proses

fisik, psikologis, dan perilaku seseorang dengan kata lain serangkaian proses yang

membentuk dirinya sendiri. Kontrol diri diperlukan untuk membantu mahasiswa

tingkat akhir mengarahkan tingkah lakunya untuk menulis tulisan usulan

penelitian sebagai prioritas.

Kemampuan mengontrol dirisejalan dengan bertambahnya usia. Semakin

bertambah usia seseorang maka cenderung semakin baik kemampuan mengontrol

dirinya. Usia sejalan dengan kematangan emosi. Kematangan emosi salah satu ciri

bahwa seseorang tersebut mampu mengontrol dirinya. Seorang mahasiswa yang

berumur 22 tahun lebih mampu mengontrol dirinya untuk belajar dan lebih

mampu mempertimbangkan suatu kemungkinan ketika menghadapi suatu masalah

dalam belajar dibanding dengan anak remaja. Mahasiswa yang mendapat

pengawasan dan dukungan seperti dari dosen pembimbing, orangtua atau keluarga

membuat mahasiswa lebih berupaya untuk mengontrol dirinya untuk terus belajar

dibanding bila tidak didukung atau diawasi.

Kontrol diri sebagai pengaturan proses-proses fisik, psikologis, dan

perilaku seseorang. Kontrol fisik, menyangkut kemampuan mahasiswa dalam

(39)

15

kemampuan mahasiswa yang sedang menyusun usulan penelitian dalam

memengaruhi dan mengatur keadaan diri secara fisik, yaitu mencakup kontrol

terhadap penampilan diri, gerakan motorik dan perubahan faktor-faktor di dalam

tubuhnya agar terarah untuk menyelesaikan tulisan usulan penelitian. Kontrol diri

psikologis, merupakan kemampuan mahasiswa yang sedang menyusun usulan

penelitian dalam memengaruhi dan mengatur perasaan dan persepsi yaitu kontrol

terhadap kebutuhan, pikiran dan emosi sehingga mahasiswa tersebut lebih fokus

ketika mengerjakan usulan penelitian. Kontrol diri tingkah laku, kemampuan

mahasiswa yang sedang menyusun usulan penelitian dalam memengaruhi dan

mengatur hal-hal yang ingin dilakukan untuk mengerjakan usulan penelitian,

akibatnya akan memengaruhi apakah tingkah laku itu akan ditampilkan atau tidak

untuk mendukung penyelesaian usulan penelitian.

Ketika mahasiswa dapat mengendalikan emosi dan dorongan dalam

dirinya untuk terus bertahan mengerjakan usulan penelitiannya maka mahasiswa

tersebut dikatakan sedang melakukan kontrol diri. Ketika mengalami hambatan

misalnya rasa malas ataupun adanya ajakan teman maka mahasiswa tersebut

menggunakan sikap yang rasional dalam merespon situasi tersebut, misalnya

memotivasi diri agar tetap fokus, atau dengan menolak atau menunda ajakan

teman tersebut setelah mengerjakan usulan penelitian. Ketika mahasiswa tersebut

memutuskan untuk menunda menyelesaikan tulisan usulan penelitiannya

mengakibatkan penyelesaian tulisan usulan penelitian itu menjadi lama, berarti

mahasiswa tersebut sedang melakukan prokrastinasi akademik terhadap usulan

(40)

16

Kurangnya pengendalian merupakan salah satu faktor yang dapat

memengaruhi seseorang untuk mempunyai suatu kecenderungan perilaku

prokrastinasi. Prokrastinasi dapat dibagi menjadi dua, yaitu: functional

procrastination dan disfunctional procrastination. Functional procrastination,

yaitu penundaan mengerjakan tugas yang bertujuan untuk memperoleh informasi

yang lebih lengkap dan akurat. Disfunctional procrastination yaitu penundaan

yang tidak bertujuan, berakibat buruk dan menimbulkan masalah. Ada dua bentuk

prokrastinasi yang disfunctional yaitu: Decisional procrastination dan Avoidance

procrastination.

Prokrastinasi dilakukan sebagai suatu bentuk coping yang digunakan

untuk menyesuaikan diri dalam pengambilan keputusan pada situasi-situasi yang

dipersepsikan penuh stress. Jenis prokrastinasi ini terjadi akibat kegagalan dalam

mengindentifikasikan tugas, yang kemudian menimbulkan konflik dalam diri

mahasiswa, sehingga akhirnya seorang mahasiswa menunda untuk memutuskan

masalah. Decisional procrastination adalah suatu penundaan dalam mengambil

keputusan yang berhubungan dengan kelupaan, kegagalan proses kognitif, akan

tetapi tidak berkaitan dengan kurangnya tingkat intelegensi mahasiswa tersebut.

Misalnya, mahasiswa usulan penelitian melakukan penundaan dalam mengambil

keputusan kapan dirinya akan bimbingan dengan alasan dirinya lupa dengan

tugasnya tersebut, atau kurang dapat mengatur waktu. Sedangkan Avoidance

procrastination adalah suatu penundaan dalam perilaku tampak. Penundaan

dilakukan sebagai suatu cara untuk menghindari tugas yang dirasa tidak

(41)

17

melakukan penundaan dengan alasan usulan penelitian tersebut tidak

menyenangkan, atau malas karena membuat lelah dalam berpikir dimana

berhubungan dengan tipe self presentation, keinginan untuk menjauhkan diri dari

tugas yang menantang, dan implusiveness, misalnya mahasiswa melakukan

penundaan karena alasan ada acara shoping yang mana kegiatan itu dihayati lebih

gampang dan menyenangkan.

Pada prokrastinasi terdapat fear of failure, aversive of the task dan faktor

lain. Fear of failure (takut akan kegagalan), yaitu penundaan yang berupa

penghindaran karena adanya perasaan khawatir atau kecemasan, misalnya

mahasiswa tersebut menunda untuk bimbingan dengan dosennya karena takut

ditanya atau cemas karena berfikir nanti akan mengalami banyak

koreksi/kesalahan dalam penulisan usulan penelitian. Aversive of the task (tidak

menyukai tugas) berhubungan dengan perasaan negatif terhadap tugas atau

pekerjaan usulan penelitian. Perasaan dibebani tugas yang terlalu berlebihan,

ketidakpuasan, tidak senang melaksanakan tugas yang diberikan dosen dan

malas. Faktor lain yang memengaruhi yang dikelompokkan di sini, antara lain :

sifat ketergantungan pada orang lain yang kuat dan banyak membutuhkan bantuan

(Ferrari, 1994), pengambilan resiko yang berlebihan, sikap yang kurang tegas

dalam mengatur waktu, sikap pemberontakan, kesukaran menentukan keputusan

dan gangguan lingkungan.

Prokrastinasi akademik pada area akademik mencakup prokrastinasi tugas

mengarang, prokrastinasi belajar menghadapi ujian, prokrastinasi membaca, tugas

(42)

18

akademik secara keseluruhan. Bila mahasiswa usulan penelitian melakukan

prokrastinasi hampir pada semua area akademik tersebut maka mahasiswa

tersebut sedang melakukan prokrastinasi akademik. Dalam menyelesaikan

tuntutan akademiknya, mahasiswa wajib menyelesaikan beban studi yang

diberikan oleh civitas akademikanya melalui program satuan kredit semester

(SKS). Mahasiswa usulan penelitian dalam menyelesaikan studinya harus

melakukan kegiatan akademik yang terbagi dalam enam area, yaitu mereka harus

menghadapi dan menyelesaikan tugas-tugas dari dosen yang bersangkutan,

mengerjakan tulisan usulan penelitian, perbaikan-perbaikan (tugas mengarang),

datang bimbingan tepat waktu, mendengarkan evaluasi dan arahan yang diberikan

dan mencatat materi yang perlu tersebut (menghadiri pertemuan), membaca buku

atau referensi berkaitan dengan usulan penelitian yang sangat membantu

mahasiswa tersebut dalam memahami materi dan memberikan informasi bagi

mereka dalam mengerjakan penulisan usulan penelitian (membaca), kemudian

setelah mereka mempersiapkan diri dengan membaca bahan-bahan dari materi

tersebut dalam rangka menghadapi seminar (belajar menghadapi ujian seminar).

Sebelum seminar, mahasiswa harus memenuhi ketentuan-ketentuan seperti sudah

pernah mengikuti seminar usulan penelitian minimal 2 kali, dan sudah pernah

menjadi pembahas dalam seminar usulan penelitian (tugas administrasi) dan yang

terakhir akan terlihat prestasi mereka dalam menyelesaikan usulan penelitian

sesuai batas waktu yang telah ditentukan dan mencapai nilai prestasi akademik

dalam jumlah sks yang sudah di tempuh (prestasi akademik secara keseluruhan)

(43)

19

mahasiswa usulan penelitian harus memilah mana yang dapat menjadi prioritas

utama dalam masa tingkat akhir, apakah tetap mengontrol diri untuk terus

mengerjakan usulan penelitian disamping kegiatan lain seperti bermain dengan

teman, organisasi di luar, hiburan dan sebagainya atau malah menunda

mengerjakan usulan penelitiannya.

Prokrastinasi dikatakan tinggi ketika mahasiswa tersebut menunda-nunda

dalam mengerjakan usulan penelitian. Mahasiswa tersebut memiliki fearoffailure

dan aversive of the task yang tinggi dalam mengerjakan usulan penelitiannya,

dimana mahasiswa tingkat akhir tersebut menganggap bahwa mereka tidak

mampu untuk menyelesaikan usulan penelitiannya sehingga mahasiswa itu tidak

mengerjakannya, adanya ketergantungan dengan situasi dan orang lain, memilih

kegiatan lain yang “lebih menyenangkan” dibanding membuat usulan penelitian

sehingga penyelesaian usulan penelitian pun menjadi tertunda. Kurangnya

kemampuan mahasiswa yang menyusun usulan penelitian untuk mengontrol diri

maka perilaku mahasiswa yang ditampilkan, antara lain: malas mengerjakan tugas

mengarang, malas belajar menghadapi seminar, kurang dalam membaca, tidak

menyelesaikan tugas administratif, menunda menghadiri pertemuan bimbingan

dan malas dalam memperbaiki nilai akademiknya sehingga menyebabkan tingkat

prokrastinasi menjadi tinggi.

Mahasiswa yang prokrastinasinya rendah menganggap bahwa mereka

mampu untuk menyelesaikan usulan penelitiannya sehingga usulan penelitian

tersebut dikerjakan, dan memilih usulan penelitian dibanding kegiatan lainnya

(44)

20

usulan penelitian, sehingga usulan penelitian tersebut dapat diselesaikan dengan

optimal. Mampunya mahasiswa tersebut mengontrol dirinya maka perilaku

mahasiswa yang ditampilkan, antara lain: fokus mengerjakan tugas mengarang,

belajar menghadapi seminar, rajin membaca, memenuhi setiap tugas administratif,

menghadiri pertemuan bimbingan secara rutin dan segera memperbaiki nilai

akademik sehingga menyebabkan tingkat prokrastinasi yang dilakukan pun

rendah.

Untuk lebih jelasnya mengenai bagaimana hubungan antara kontrol diri

dan prokrastinasi akademik pada mahasiswa/i yang sedang menyusun usulan

penelitian Fakultas ”X” Universitas “Y” di Bandung, dapat digambarkan pada

(45)

21

Bagan 1.5 Bagan Kerangka Pemikiran Hubungan Antara Kontrol diri dan Prokrastinasi akademik

Kontrol diri:

kontrol fisik

kontrol psikologis

kontrol behavior

Prokrastinasi

akademik:

6 area akademik: - Tugas mengarang - Belajar menghadapi

ujian - Membaca

- Tugas administratif - Menghadiri

pertemuan

- Prestasi akademik secara keseluruhan

Mahasiswa

yang sedang

menyusun

usulan penelitian

Mahasiswa

yang sedang

menyusun

usulan penelitian

pengawasan keluarga

(46)

22

1.6Asumsi

• Mahasiswa yang sedang menyusun usulan penelitian di fakultas

“X” universitas “Y” memiliki derajat kontrol diri yang

berbeda-beda.

• Mahasiswa yang sedang menyusun usulan penelitian fakultas

“X” universitas “Y” memiliki derajat prokratinasi akademik

yang berbeda-beda.

1.7Hipotesis

Terdapat hubungan antara self-control dengan prokrastinasi akademik pada

mahasiswa yang sedang menyusun usulan penellitian di Fakultas “X”

(47)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

• Terdapat hubungan yang signifikan antara self-control dan prokrastinasi

akademik pada mahasiswa usulan penelitian di Fakultas “X” Universitas “Y”

Bandung dimana hubungannya moderat dan bersifat negatif. Hal ini berarti,

semakin tinggi mahasiswa usulan penelitian mengontrol dirinya, perilaku

prokrastinasi akademik cenderung semakin rendah. Sebaliknya, semakin

rendah mahasiswa usulan penelitian dalam mengontrol dirinya, perilaku

prokrastinasi akademik cenderung semakin tinggi.

• Pada self-control, secara keseluruhan sebagian besar mahasiswa usulan

penelitian lanjutan cenderung memiliki self-control fisik dan tingkah laku

yang tergolong tinggi dan untuk self-control psikologis tergolong rendah.

Sedangkan, pada area prokrastinasi akademik, area yang paling banyak

dilakukan oleh mahasiswa yang sedang mengontrak usulan penelitian lanjutan

secara keseluruhan adalah area prokrastinasi tugas mengarang, belajar

menghadapi ujian, membaca, menghadiri pertemuan dan kemudian tugas

administratif.

• Dukungan ko-pembimbing yang berupa dorongan, feedback yang memberikan

(48)

89

responden. Orang tua yang cerewet membuat malas menunjukkan self-control

yang rendah dan prokrastinasi akademik yang tinggi pada responden.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian maka peneliti menyarankan sebagai berikut :

1. Saran teoritis:

• Bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan

sebagai bahan pertimbangan jika ingin melakukan penelitian lebih

lanjut pada mahasiswa usulan penelitian lanjutan di fakultas”X”

universitas “Y”

• Bagi penelitian selanjutnya, diadakan koesioner yang menggali merasa

mampu dalam mengerjakan usulan penelitian terlebih dahulu

• Untuk penelitian selanjutnya dapat melakukan suatu penelitian dengan

menggunakan penelitian korelasional dengan variabel dukungan sosial

(keluarga dan dosen pembimbing), sehingga dapat diketahui

bagaimana hubungan antara dukungan keluarga dan dosen

pembimbing dengan self-control dan perilaku prokrastinasi

akademiknya.

2. Saran Praktis :

• Bagi pihak fakultas universitas hasil penelitian ini dapat digunakan

(49)

90

dengan memberikan pelatihan yang dapat meningkatkan kontrol diri

khususnya pada aspek psikologis.

• Mahasiswa usulan penelitian agar dapat meningkatkan kontrol dirinya

terutama pada aspek psikologisnya, misalnya dengan mengikuti

training yang diadakan fakultas.

• Dosen pembimbing utama dan ko-pembimbing agar terus dapat

membantu mahasiswa dengan memberikan dorongan berupa

pemberian feedback yang memberikan semangat untuk terus

mengerjakan usulan penelitian.

• Untuk alat ukur, item nomor 2, 7, 14, 15, 21, 22, 23, dan 32 perlu

(50)

DAFTAR PUSTAKA

Calhoun F, J. (1990). Psychology of Adjustment and Human Relationship.

Ferrari, J.R., Johnson, J.L. & McCown, W.G. (1995). Procrastination and

Task Avoidance, New York, USA : Plenum Press.

Hadi, S. (2002). Methodologi Research, Yogyakarta: Penerbit Andi

Hurlock, E.B. (1980). Developmental Psychology : A life Span Approach, 5th

edition. New York, USA : McGraw-Hill, Inc.

Nirwana S. K. S. (1995). Statistik, Bandung: Penerbit

Santrock, J.W. (1985). Adult Development and Aging Dubuge. Lowa: w n c,

Brown Publisher

Santrock, J.W. Life Span Development-Perkembangan Masa Hidup, Edisi

Kelima Jilid 2. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Siegel, S. (1994). Statistik Nonparametrik untuk Ilmu-ilmu Sosial, Edisi keenam.

Alih Bahasa: Zanzawi Suyuti dan Landung Simatupang dalam koordinasi Peter Hagul. Jakarta : Gramedia.

(51)

92

DAFTAR RUJUKAN

Atlanta, H. 28 Desember 2009 03:31. Kesulitan Menulis Skripsi: Awas!!!

SKRIPSI Di Depan Mata. (online).

( http://www.swaraunib.com/pendidikan/19-kesulitan-menulis-skripsi.html/, diakses 29 july 2010, jam 8.30)

Keren, A. 16 May 2008. Wacana Prokrastinasi: Prokrastinasi!!! jangan deh.

(online). (http://mitrapedulicenter.multiply.com/journal/item/7/, diakses

29 july 2010, jam 8.30)

Lengkong, F. Juli 2008. Psikologi Plagiat: Prokrastinasi dan Budaya Instan Di

Kalangan Mahasiswa. (online).

(http://www.atmajaya.ac.id/content.asp?f=23&id=4576/, diakses 29 july 2010, jam 8.30)

Maria, I.S.L, 1999. Hubungan antara Motivasi Berprestasi dan Prokrastinasi

Akademik pada Mahasiswa Fakultas X Universitas Y Bandung, Skripsi.

Bandung : Program Sarjana Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha.

Solomon, L.J. & Rothblum, E.D. 1984. Academic Procrastination : Frequency

and Cognitive – behavioral Correlates. Journal of Counseling

Psychology. Vol. 31. No.4 (p.505-509).

Pasali, .Y.Y, 2006. Survei mengenai Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa

yang bergabung dalam Unit Kegiatan Pecinta Alam di Universitas “X”

Bandung, Skripsi. Bandung : Program Sarjana Fakultas Psikologi

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Demikian Pengumuman ini kami sampaikan, apabila ada peserta yang berkeberatan atas pengumuman ini dapat menyampaikan sanggahan atas penetapan pemenang kepada

[r]

Nilai Penaw aran Terkoreksi : Rp 1.921.575.000,00 (Satu M ilyar Sembilan Ratus Dua Puluh Satu Juta Lima Ratus Tujuh Puluh Lima Ribu Rupiah). Dem ikian Pengum um an Pemenang

Keterangan : Membawa dokumen asli dan 1 (satu) set fotocopy dari data-data kualifikasi yang di input di dalam Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE) pada alamat website LPSE

Zhu (2012) added that by using games, students also could strengthen certain fields in learning language that was used inside the games. By this fact, it proved more

Keterpenuhan unsur hara yang berasal dari pemberian pupuk kandang dan pupuk kimia dan atau perpaduan keduanya baik dalam bentuk pupuk padat maupun cair pada tanaman

Usman Effendi (2014: 93) mengatakan bahwa dalam setiap organisasi mempunyai perencanaan sendiri-sendiri yang berbeda satu sama lain. Hal ini disebabkan oleh perbedaan dalam