• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KETERSEDIAAN AIR SECARA METEOROLOGIS DI SUB DAS BABURA DAS DELI PROVINSI SUMATERA UTARA, APRIL 2014.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS KETERSEDIAAN AIR SECARA METEOROLOGIS DI SUB DAS BABURA DAS DELI PROVINSI SUMATERA UTARA, APRIL 2014."

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KETERSESIAAN AIR SECARA

METEOROLOGIS SI SUB SAS

BABURA SAS SELI PROVINSI

SUMATERA UTARA

SKRIPSI

Siajukan Untuk Memenuhi

Sebagian Persyaratan

Memperolah Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

ANYELIR KEMBANG AYU NUANSA KASIH

NIM. 3103131006

JURUSAN PENSISIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

(2)
(3)

LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN

Skripsi oleh :

Anyelir Kembang Ayu Nuansa Kasih, NIM. 3103131006

Telah Dipertahankan di Depan Tim Penguji Pada

Tanggal, 07 April 2014

Tim Penguji :

Drs.Nahor M.Simanungkalit,M.Si

Pembimbing

Dra. Rosni, M.Pd

Penguji

Darwin P. Lubis, S.Si, M.Si

Penguji

Dra. Elfayetti, M.P

Penguji

Disetujui Dan Disyahkan Pada Tanggal April 2014

(4)

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama

: Anyelir Kembang Ayu Nuansa Kasih

NIM

: 3103131006

Jurusan

: Pendidikan Geografi

Fakultas

: Ilmu Sosial

Judul Skripsi : Analisis Ketersediaan Air Secara Meteorologis di Sub DAS

Babura DAS Deli Provinsi Sumatera Utara

Menyatakan bahwa tidak akan menuntut untuk di wisuda periode Mei 2014

karena keterlambatan dalam waktu penyelesaian berkas.

Demikian surat ini saya perbuat dengan sebenarnya tanpa ada paksaan dari pihak

manapun.

Medan, 03 April 2014

Pemohon

Anyelir Kembang Ayu Nuansa Kasih

(5)

ABSTRAK

Anyelir Kembang Ayu Nuansa Kasih, NIM. 3103131006.

Analisis Ketersediaan Air

Secara Meteorologis di Sub DAS Babura DAS Deli Provinsi Sumatera Utara, April 2014.

Skripsi. Jurusan Pendidikan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan 2014.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya (1) runoff (2) aliran mantap dan (3)

ketersediaan air secara meteorologis di Sub DAS Babura.

Penelitian ini dilakukan pada tahun 2014 di Sub DAS Babura. Populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh wilayah Sub DAS Babura yang sekaligus dijadikan sampel.

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik dokumentasi. kemudian dianalisis

dengan analisis deskriptif

(6)

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ...i

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

ABSTRAK ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A.

Latar Belakang Masalah ... 1

B.

Identifikasi Masalah ... 4

C.

Pembatasan Masalah ... 5

D.

Rumusan Masalah ... 5

E.

Tujuan Penelitian ... 5

F.

Manfaat Penelitian... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 7

A.

Landasan Teori ... 7

B.

Penelitian Relevan ... 29

C.

Kerangka Berpikir ... 31

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 33

A.

Lokasi Penelitian ... 33

B.

Populasi dan Sampel ... 33

C.

Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional ... 33

D.

Teknik Pengumpulan Data ... 34

E.

Teknik Analisa Data ... 37

BAB IV DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN ... 39

A.

Kondisi Fisik Wilayah Penelitian ... 39

(7)

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 59

A.

Hasil Penelitian ... 59

B.

Pembahasan ... 73

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 78

A.

Kesimpulan ... 78

B.

Saran ... 79

DAFTAR PUSTAKA ... 80

(8)

DAFTAR TABEL

No.

Uraian

Hal

1.

Klasifikasi klmiringan llrlng mlnurut mltodl cook ... 24

2.

Klasifikasi infiltrasi mltodl cook dlngan modifikasi ... 24

3.

Plnylsuaian klasifikasi klrapatan aliran tlrhadap simpanan plrmukaan dlngan

mltodl cook

...

24

4.

Plnylsuaian klasifikasi plnggunaan lahan tlrhadap klasifikasi vlgltasi plnutup

dalam mltodl cook

...

25

5.

Wilayah administrasi Sub DAS Babura ... 40

6.

Klasifikasi formasi glologi di Sub DAS Babura ... 42

7.

Klasifikasi blntuk lahan di Sub DAS Babura ... 44

8.

Klasifikasi infiltrasi tanah di Sub DAS Babura ... 46

9.

Rlrata suhu udara bulanan di stasiun Sub DAS Babura ... 49

10.

Slbaran stasiun curah hujan yang blrada dislkitar Sub DAS Babura ... 50

11.

Curah hujan rata-rata tahuan di stasiun di slkitar Sub DAS Babura ... 50

12.

Llrlng di Sub DAS Babura ... 51

13.

Klasifikasi klrapatan aliran di Sub DAS Babura ... 53

14.

Plrslntasl plnggunaan lahan di Sub DAS Babura

...

55

15.

Komposisi plnduduk mlnurut jlnis kllamin di klcamatan di Sub

DAS Babura ... 57

16.

Jumlah plnduduk, luas wilayah dan klpadatan plnduduk

di kota Mldan dan kabupatln Dlli Slrdang, 2012 ... 58

17.

Plrbldaan lllvasi, suhu dan curah hujan di Sub DAS Babura ... 65

18.

Aliran mantap dan kolfisiln aliran ... 68

19.

Runoff wilayah di Sub DAS Babura ... 69

20.

Kltlrsldiaan air di Sub DAS Babura ... 70

21.

Jarak Intlrval kltlrsldiaan air di Sub DAS Babura ... 70

(9)

DAFTAR GAMBAR

No. Uraian Hal

1. DAS dengan perhitungan curah hujan tinggi rata-rata ... 9

2. DAS dengan perhitungan curah hujan polygon thiessen ... 10

3. DAS dengan perhitungan curah hujan isohyet ... 11

4. Skema kerangka berpikir ... 32

5. Prosedur penelitian ... 35

6. Peta administrasi di Sub DAS Babura ... 41

7. Peta geologi Sub DAS Babura ... 43

8. Peta geomorfologi Sub DAS Babura ... 45

9. Peta infiltrasi tanah di Sub DAS Babura ... 48

10.Peta kemiringan lereng di Sub DAS Babura ... 52

11.Peta kerapatan aliran di Sub DAS Babura ... 54

12.Peta penggunaan lahan di Sub DAS Babura ... 56

13.Peta persebaran stasiun curah hujan ... 60

14.Peta Isohyet Sub DAS Babura ... 61

15.Peta elevasi di Sub DAS Babura ... 63

16.Peta isoterm Sub DAS Babura ... 65

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

No.

Uraian

Hal

1.

Lembar observasi ... 82

2.

Rerata curah hujan dan suhu udara ... 83

3.

Satuan lahan hasil perpaduan peta rerata curah hujan dan suhu udara dengan peta

elevasi ... 85

4.

Perhitungan

Runoff

... 87

5.

Perhitungan aliran mantap ... 88

6.

Perpaduan peta interval

Runoff

dan aliran mantap dengan peta administrasi ... 90

(11)

BABBI

B

PENDAHULUAN

B

B

A.

Latar Belakang Masalah

Air adalah salah satu sumber daya alam yang tersedia di bumi. Air memiliki

banyak fungsi dalam kelangsungan makhluk hidup yang harus dijaga kelestariannya dan

harus tetap tersedia. Oleh sebab itu, jika tidak ada air kehidupan tidak akan berjalan

dengan baik karena air dapat mendukung kehidupan dan pelaksanaan pembangunan

pada kehidupan sekarang maupun kehidupan masa mendatang.

Air di bumi sebagian besar merupakan air asin yaitu sekitar 97%, dan sisanya

berupa air tawar yaitu sekitar 3%, kondisi tersebut akan menjadi perhatian yang sangat

penting mengingat jumlah air yang dapat dimanfaatkan sangat terbatas sedangkan

kebutuhan manusia selalu tidak terbatas sehingga harus dilakukan pengelolaan yang

baik agar air dapat dimanfaatkan secara lestari (Soemarto, 1987).

Dalam konsep siklus hidrologi bahwa jumlah air di suatu luasan tertentu di

permukaan bumi dipengaruhi oleh besarnya air yang masuk (input) dan keluar (output)

pada jangka waktu tertentu. Neraca masukan dan keluaran air di suatu tempat dikenal

sebagai neraca air (water balance). Karena air bersifat dinamis maka nilai neraca air

selalu berubah dari waktu ke waktu sehingga di suatu tempat kemungkinan bisa terjadi

kelebihan air (suplus) ataupun kekurangan (defisit). Apabila kelebihan dan kekurangan

air ini dalam keadaan ekstrim tentu dapat menimbulkan bencana, seperti banjir ataupun

kekeringan.

Ketersediaan air secara meteorologi dapat dilihat dari presipitasi yang terjadi.

Presipitasi merupakan air hujan yang secara langsung maupun tidak langsung dapat

(12)

dari ilmu meteorologi. Penguapan air hujan yang jatuh ke permukaan bumi di sebut

evapotranspirasi, hasil dari proses tersebutlah di sebut runoff. Air hujan yang jatuh di

permukaan bumi, bersifat menyebar. Ada yang akan di serap vegetasi lalu menuju

sungai dan berakhir di laut dan sebagiannya lagi tersimpan sepanjang tahun. Air yang

tidak menuju laut disebut dengan aliran mantap karena dapat di berdayakan dan dapat

dipergunakan sepanjang tahun yaitu sekitar 25%-35%. Sedangkan yang di sebut aliran

tidak mantap yaitu air yang mengalir menuju laut karena tidak dapat digunakan

sepanjang tahun yaitu sebesar 65%-75%.

Air permukaan dan air tanah berasal dari air hujan yang jatuh di permukaan

bumi dalam suatu wilayah. Sumber daya yang tersedia di setiap wilayah pastilah

berbeda. Hal itu di sebabkan karena adanya faktor-faktor fisik wilayah yang berbeda

pula dan banyak nya air hujan yang jatuh.

Air hujan yang jatuh ke permukaan bumi akan ditampung, disimpan dan

dialirkan melalui sistem sungai dan mengeluarkannya melalui titik tunggal dan kawasan

ini disebut dengan Daerah Aliran Sungai (Asdak, 1995). DAS mempunyai fungsi hidrologis

yaitu, menyangga kejadian puncak hujan, memelihara kualitas air, mengalirkan air,

mengurangi pembuangan massa (seperti tanah longsor), dan melepas air secara

bertahap.

Sub DAS Babura merupakan bagian dari DAS Deli yang secara morfologi

termasuk kedalam morfologi hulu dan hilir, secara astronomis berada di 03008’ 03”

LU-03016’07”LU dan 98036’06” BT-98041’85”BT, dengan luas 5.751,457 Ha. Secara

administrasi, Sub DAS Babura termasuk ke dalam wilayah Kabupaten Deli Serdang,

terdiri dari kecamatan Sibolangit, Namorambe, Pancurbatu dan Kota Medan terdiri dari

kecamatan Medan Johor, Medan Tuntungan, Medan Selayang, Medan Petisah, Medan

(13)

Pemanfaatan air untuk domestik, peternakan, perikanan, pertanian, industri dan

lainnya pastilah akan sangat berkaitan dengan ketersediaan air yang ada. Dengan

adanya berbagai kepentingan dalam pemanfaatan air dalam berbagai aspek tersebut

dapat menimbulkan konflik baik dalam penggunaan air maupun cara memperolehnya.

Konsep tentang ketersediaan air perlu di pahami dengan baik agar manajemen

penggunaan air terhadap kebutuhan masyarakat dapat dimanfaatkan dengan maksimal.

Adanya masalah-masalah degradasi sumber daya air seperti pencemaran air tanah,

intrusi air laut, disebabkan oleh pemanfaatan air yang dilakukan tidak berwawasan

lingkungan yaitu cenderung mementingkan kebutuhan tanpa mempertimbangkan

ketersediaannya..

Kabupaten Deli Serdang jumlah penduduk yang termasuk kawasan Sub DAS

Babura ada sekitar 141.587 jiwa, dan di Kota Medan penduduknya berjumlah 641.142

jiwa yang termasuk kawasan Sub DAS Babura (BPS Sumatera Utara dan hasil

perhitungan, 2012). Berdasarkan SNI tahun 2002 tentang sumberdaya air penduduk kota

membutuhkan 150 L/hari/kapita, sedang penduduk pedesaan memerlukan 100

L/hari/kapita. Penduduk tersebut pasti membutuhkan air dalam memenuhi kegiatan

sehari-harinya, dan sumber air yang tersimpan sepanjang tahun berupa aliran mantap

(baseflow) pastilah sangat membantu dalam memenuhi kebutuhan penduduk baik pada

saat musim penghujan maupun pada saat kemarau karena air tersebut masih dapat

digunakan sepanjang tahun. Oleh karena itu, ketersediaan air yang ada di Sub DAS

Babura menjadi faktor penting bagi penduduk dalam menjalankan segala aktivitas yang

akan dilakukan, maka perlu diketahuinya aliran mantap yang terjadi untuk kelestarian

ketersediaan air yang ada. Selain itu, ketika musim hujan tiba, ketakutan penduduk akan

dilanda banjir melanda penduduk Sumatera Utara. Sejak tahun 2000 sampai sekarang

(14)

Medan yang bermukim di bantaran sungai Babura hampir setiap tahunnya mengalami

banjir dan bahkan pernah tercatat sebagai salah satu banjir terbesar dalam sejarah kota

Medan.

Hujan merupakan input dalam peristiwa banjir dan kejadian hujan itu di luar

kuasa manusia. Selain hujan, kerusakan hutan di hulu menjadi penyebab banjir bandang

itu. Daerah hulu sub DAS Babura merupakan permukiman. Hutan yang masih baik dan

dengan luasan kawasan berhutan yang cukup akan mampu menjadi penampung dan

penyimpan curah hujan menjadi air tanah. Pada saat musim kemarau warga kekurangan

air bersih karena jika adapun air nya, pasti sudah tercemar. Oleh sebab itu peneliti

tertarik mengangkat penelitian dengan judul Ketersediaan Air Secara Meteorologis di

Sub DAS Babura DAS Deli Sumatera Utara.

B.

Identefekase Masalah

Berdasarkan penjelasan latar belakang di atas maka masalah penelitian dapat

diidentifikasi sebagai berikut : (1) pengevaluasian ketersediaan air dapat melihat

kekritisan air, (2) kebutuhan air penduduk harus mempertimbangkan ketersediaan air

pada Sub DAS Babura, (3) Runoff sebagai aliran permukaan, (4) aliran mantap sebagai air

yang dapat di pergunakan sepanjang tahun karena tidak langsung mengalir ke laut pada

Sub DAS Babura, (5) Ketersediaan air secara meteorologis di Sub DAS Babura.

C.

Pembatasan Masalah

Dengan melihat luasnya permasalahan yang tercakup dalam penelitian ini, maka

masalah yang akan diangkat hanya pada masalah Runoff di Sub DAS Babura, aliran

(15)

D.

Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah yang telah di tentukan maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Berapa besar runoff di Sub DAS Babura?

2. Berapa besar aliran mantap di Sub DAS Babura?

3. Berapa besar ketersediaan air secara meteorologis di Sub DAS Babura?

E.

Tujuan Peneletean

Sesuai dengan rumusan masalah, maka penelitian ini bertujuan:

1. Untuk mengetahui besarnya runoff di Sub DAS Babura.

2. Untuk mengetahui besarnya aliran mantap di Sub DAS Babura.

3. Untuk mengetahui besarnya ketersediaan air secara meteorologis di Sub

DAS Babura.

F.

Manfaat Peneletean

Adapun manfaat penelitian ini sebagai berikut:

1.

Sebagai bahan informasi bagi pemerintah untuk dapat menjaga

kelestarian Sub DAS Babura yang merupakan sumber air yang sangat

di butuhkan makhluk hidup.

2.

Bagi masyarakat, sebagai masukan agar dapat memanfaatkan air

sebaik mungkin, karena air dapat saja mengalami kelebihan dan

(16)

3.

Bagi peneliti, sebagai sumber informasi yang bermanfaat untuk

meningkatkan wawasan dan pengetahuan mengenai

Runoff

, aliran

mantap dan ketersediaan air secara meteorologis.

B

4.

Bagi peneliti lanjutan, dapat digunakan sebagai bahan referensi dalam

(17)

BABBVIB

KESIMPULANBDANBSAEANB

A.BB KesimpulanB

Berdeserken hesil enelisis dete den pembehesen, meke hesil penelitien

depet disimpulken sebegei berikut :

1.

Aliran permukaan merupakan air yang mengalir diatas permukaan tanah setelah

mengalami evapotranspirasi. Rata-rata Runoff di Sub DAS Babura sebesar

1341,5392 mm/thn, sedangkan intensitas curah hujannya rata-rata sebesar

2659,5832 mm/tahun. Itu artinya ada sekitar 1318,044 mm/thn yang mengalami

evapotranspirasi dan tidak dapat digunakan masyarakat. Jika setiap tahun nya

semakin bertambah, maka berpeluang terjadi nya banjir.

2.

Rata-rata aliran mantap pada Sub DAS Babura sudah tergolong besar yaitu

sebesar 42,5% sedangkan standarisasi untuk aliran mantap adalah 35%. Jika 42%

aliran mantap nya, itu berarti ada sekitar 42,5% dari Runoff nya yang akan

menjadi cadangan air dalam jangka panjang.

3.

Ketersediaan air merupakan air yang tersedia setiap wilayah berdasarkan

banyaknya Runoff dan aliran mantapnya. Setelah melihat besarnya Runoff dan

aliran mantap setiap kecamatan yang berada di kawasan Sub DAS Babura,

rata-rata air yang tersedia sebesar 4.035.204,21 m3/tahundengan luas wilayah

rata-rata seluas 5.228.597,273 m2. Artinya, dalam 1 m2 tersedia air 1,29 m3/thn. Jika

air yang tersedia tidak dapat mencukupi kebutuhan penduduk, itu berarti

wilayah tersebut mengalami kekeringan.

(18)

Berdeserken hesil penelitien, peneliti memberiken seren-seren sebegei

berikut:

1. Kepada pemerintah dan masyarakat kiranya dapat lebih menjaga ketersediaan

air di Sub DAS Babura dengan cara memperhatikan karakteristik fisik daerah

yang berpengaruh pada simpanan air seperti menjaga kelestarian tutupan lahan

di Sub DAS Babura dan menggunakan air sungai seoptimal mungkin agar tidak

mengalami defisit air.

2.

Untuk penelitien lenjuten diherepken depet melekseneken penelitien

dengen meseleh yeng lebih mendelem legi mencekup kebutuhen

(19)

80

DAFTAR PUSTAKA

Asdak, Chay. 1995. Hidrologi Dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Yogyakarta :

Gadjah Mada University Press.

BPDAS WAMPU Sei Ular. 2003. Data Daerah Aliran Sungai Deli Provinsi

Sumatera Utara.

Daniel. 2012. Curah Hujan Wilayah dan Koefisien Aliran Sub DAS Bekala DAS

Deli. Skripsi. Medan : Universitas Negeri Medan

Elsa. 2013. Analisis Tingkat Bahaya Erosi (TBE) di Sub DAS Babura.

Skripsi.

Medan : Universitas Negeri Medan.

Indra, Lily, Dwi. 2001. Analisa Ketersediaan dan Kebutuhan Air Pada DAS

Sampean. Jurnal. Universitas Brawijaya

Linsley, Ray dkk. 1989. Hidrologi Untuk Insinyur. Jakarta : Erlangga

Pasaribu, Mulyadi, A, Tarumun. 2012 Neraca Air di Perkebunan Kelapa Sawit di

PPKS Sub Unit Kalianta Kabun Riau.

Jurnal.

Pekan Baru : Universitan

Negeri Riau

Robert, Roestam. 2008.

Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu.

Yogyakarta :

Penerbit Andi

Seyhan, Ersin. 1977.

Dasar-dasar Hidrologi. Yogyakarta : Gadjah Mada University

Press.

Setyawan, Sutanto Trijuni, Fahrudin Hanafi, Taufik Aulia, Rahmad Razali. 2012.

Analisis Neraca Air di DAS Kupang dan Sengkarang. Yogyakarta: Penerbit

Pohon Cahaya

Setyawan. 2009. Neraca Air di Pulau Bali. Jurnal. Yogyakarta : Universitas Gadjah

Mada

Soemarto, CD. 1987. Hidrologi Teknik. Surabaya : Usaha Nasional.

(20)

81

Soewarno. 2000.

Hidrologi Operasional Jilid Kesatu. Bandung : PT. Citra Aditya

Bakti.

Suyono. 1977.

Hidrologi untuk Pengairan. Jakarta : PT.Dainippon Gitakarya

Printing.

Usman. 2004. Analisis Kepekaan Beberapa Metode Pendugaan Evapotranspirasi

Potensial Terhadap Perubahan Iklim.

Jurnal.

Pekan Baru : Universitan

Negeri Riau

Yustina. 2012. Analisis Kebutuhan dan Ketersediaan Air Secara meteorologis di

Daerah Aliran Sungai Deli Provinsi Sumatera Utara.

Skripsi. Medan :

Universitas Negeri Medan

http://llmu-tanah.blogspot.com/2011/12/menghitung-neraca-air-lahan-bulanan.html,

diakses pada tanggal 30 April 2013

http://pepradewa.blogspot.com/2012/03/evapotranspirasi.html,

diakses pada tanggal

30 April 2013

http://catetankuliah.blogspot.com/2009/07/evapotranspirasi.html,

diakses

pada

tanggal 30 April 2013

http://ustadzklimat.blogspot.com/2012/07/menghitung-evapotranspirasi-dengan.html,

diakses pada tanggal 30 April 2013

http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/54948/BAB%20II%20Tinjau

an%20Pustaka.pdf?sequence=3, diakses pada tanggal 15 Juli 2013

http://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/20303163-S42054-Wenang%20Irmansyah.pdf,

diakses pada tanggal 15 Juli 2013

http://dediirawan66.blogspot.com/2013/04/limpasan-air-permukaan-runoff-oleh-dedi.html, diakses pada tanggal 15 Juli 2013

Referensi

Dokumen terkait

Myron Gordon and John Lintner have championed the "bird-in-the-hand" theory, which gives greater value to firms with high dividend yields because investors perceive dividends

saat penambahan injeksi bahan kimia menjadi sebanyak 7 galon per hari mengalami penurunan konsentrasi hingga mencapai 150 ppm pada tangki T500 dari konsentrasi

Rekeing deposit investasi yaitu uang investasi shahibul maal yang digunakan untuk pemberian pinjaman modal usaha yang sifatnya tidak dapat dicairkan setiap

Jajaran manajemen seyogyanya mengorganisasikan pengelolaan RL untuk membangun kemampuan komunikasi yang memadai dalam berhubungan dengan mitra distribusi maupun dengan pemroses

Vỏ chứa rỗng và hóa chất hết hạn sử dụng Tương ứng tiêu

creation is in some kind of staging, beginning from originating ba until exercising ba and spiraling up to create more and newer knowledge in the firms. The first stage will be

Menurut Imas Kurniasih dan Berlin Sani (2015: 29), “Pembelajaran ini memiliki ciri khas dimana seorang guru hanya memilih peserta didik untuk mewakili kelompoknya