1
Penerapan Pembelajaran Inovatif (Metode Proyek, Two Stay-Two
Stray) dalam peningkatan kemampuan Berpikir Kritis MahasiswaPendidikan Biologi UMM Semester Genap Tahun Ajaran 2013/2014
Sri Wahyuni, Rr. Eko Susetyarini, Roimil Latifa
RINGKASAN
Penerapan Lesson Study ini dilaksanakan dengan tujuan : 1) mendiskripsikan penerapan pembelajaran inovatif (Proyek, TS-TS) pada mata kuliah rumpun keilmuan 1 (Mikroteknik dan Embriologi). 2. Mendiskripsikan Kemampuan Berpikir kritis Mahasiswa Pendidikan Biologi UMM pada mata kuliah Rumpun Keilmuan (Mikroteknik dan Embriologi).3) Mendiskripsikan tanggapan-tanggapan dosen model, tim dosen LS, mahasiswa terhadap pelaksanaan LS 4) Mengetahui kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan LS 5) Menemukan Best Practices pembelajaran melalui pelaksanaan LS. Metode yang digunakan dalam pembelajaran berbasis Lesson Study ini adalah metode action Research dan diskriptif dengan langkah Plan-Do-See (4 Siklus). Subyek Program Pengabdian LS ini akan dilaksanakan selama 8 bulan dengan subyek mahasiswa program studi pendidikan biologi sem 4 dan 6 pada semester genap tahun ajaran 2013-2014.
Kata kunci: Lesson study, Kemampuan berfikir kritis, Pembelajaran inovatif (Pembelajaran Proyek, Two Stay-Two Stray)
2
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penumbuhan sikap peka dan peduli mahasiswa terhadap kondisi di sekitar perlu ditumbuhkan, Keahlian dan kemampuan mahasiswa perlu ditingkatkan sehingga mempunyai kesadaran untuk menggali informasi, ilmu pengetahuan dan membekali diri dengan kapasitas keilmuan yang tinggi sehingga mahasisiwa mempunyai kemampuan untuk berpikir kritis (Fitri, 2011)
Upaya yang akan ditempuh untuk meningkatkan Kemampuan berfikir kritis diantaranya dapat dilakukan melalui penerapan metode proyek dan Two stay Two Stray. Perkuliahan dengan pembelajaran proyek mahasiswa akan, belajar dalam tim kolaboratif. Pada Mata Kuliah Mikroteknik, ketika mahasiswa belajar dalam tim mahasiswa akan menemukan keterampilan merencanakan, berorganisasi, negoisasi, dan membuat konsensus tentang hal-hal yang akan dikerjakan dalam pembuatan preparat histologi, disamping itu mahasiswa akan berkonsultasi dengan dengan dosen/instruktur atau tim ahli untuk mengkomunikasikan perkembangan kegiatannya.
Pembelajaran berbasis proyek merupakan pembelajaran yang berpusat pada proses, relatif berjangka waktu, berfokus pada masalah, unit pembelajaran bermakna dengan memadukan konsep-konsep dari sejumlah komponen baik itu pengetahuan, disiplin ilmu atau lapangan. Pada pembelajaran berbasis proyek kegiatan pembelajarannya berlangsung secara kolaboratif dalam kelompok yang heterogen. Mengingat hakikat kerja proyek adalah kolaboratif, maka pengembangan keterampilan belajar berlangsung diantara mahasiswa. Pada pembelajaran berbasis proyek kekuatan individu dan cara belajar yang diacu dapat memperkuat kerja tim sebagai suatu keseluruhan.
Menurut Marhaeni, (2004:2-4) melalui pendidikan setiap individu meski disediakan berbagai kesempatan belajar sepanjang hayat, baik untuk meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan sikap maupun untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan yang kompleks dan penuh dengan saling ketergantungan. Pendidikan yang relevan harus bersandar pada empat pilar pendidikan, yaitu: 1) learning to know, 2) learning to do, 3) leraning to be, dan 4) learning to live together. Dengan demikian pendidikan saat ini harus mampu membekali setiap pelajar dengan pengetahuan,
3
keterampilan, serta nilai-nilai dan sikap, di mana proses belajar bukan semata-mata mencerminkan pengetahuan (knowledge-based) tetapi mencerminkan keempat pilar di atas. Mengacu pada berkembangnya pemikiran bahwa belajar akan lebih bermakna jika mahasiswa secara langsung mengalami sendiri apa yang dipelajari dan bukan mengetahuinya, maka model belajar yang dianggap relevan untuk diterapkan adalah model pembelajaran Proyek.
Proses belajar mengajar yang dapat menumbuhkan berpikir kritis mahasiswa adalah model pembelajaran kooperatif dengan menggunakan metode jigsaw dan metode two stay two stray.Menurut Lie (2002) metode pembelajaran two stay two straymahasiswa belajar memecahkan masalah bersama anggota kelompok, kemudian dua mahasiswa dari kelompok tersebut bertukar informasi ke dua anggota kelompok lain yang tinggal. Mahasiswa dituntut untuk memiliki tanggungjawab dan aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran. Penyampaikan materi dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari atau hasil penelitian sehingga mahasiswa mudah memahami karena membumi dan menumbuhkan nilai-nilai karakter sesuai kepribadian.
Mahasiswa yang menempuh matakulian Embriologi dan Reproduksi Hewan di Program studi Pendidikan Biologi UMM adalah mahasiswa semester enam yang telah menempuh berbagai matakuliah prasyarat, tetapi diketemukan mahasiswa yang masih semester 4 yang belum menempuh matakuliah prasyarat. Permasalahan yang muncul adalah proses perkuliahan yang dilakukan dosen hanya terbatas pada memberikan pengetahuan hafalan, pemahaman dan aplikasi dari pemahaman pengetahuan tersebut, dan kurang menekankan pada aspek kognitif yang tinggi, seperti ketajaman daya analisis dan evaluasi, dan berkembangnya kreativitas. Mahasiswa selama mengikuti perkuliahan hanya pasif, mereka datang kuliah tanpa bekal materi yang akan dikuliahkan. Mahasiswa dikatakan memiliki prestasi tinggi, jika mahasiswa mempunyai banyak hafalan dan pemahaman pengetahuan yang diberikan dosen.Seharusnya dosen cukup memberikan fasilitas berupa permasalahan, dan memotivasi untuk mencari pemecahan.Materi yang dikuliahkan kurang berorientasi pada lapangan dari bidang ilmunya, hasil penelitian dari lapangan dan kebutuhan jangka panjang. Dosen telah terpola dengan ilmu yang telah lama mereka kuasai dan dianggap sebagai ladang pekerjaan. Kompetensi/tujuan perkuliahan kebanyakan masih
4
terbatas pada ranah kognitif level rendah dan ranah psikomotorik bagi program studi yang menitikberatkan phisik, sedangkan ranah kognitif level tinggi dan ranah afektif masih terbengkelaikan, padahal ranah ini penting dalam masyarakat ilmiah untuk kehidupan mahasiswa maupun di dunia kerja.
Permasalahan yang dirasakan oleh pengajar terbiasa dipecahkan sendiri oleh pengampu mata kuliah, atau dibicarakan diantara tim pengampu matakuliah, namun kurang melibatkan kolega lain yang dapat membantu memberikan masukan dan saran untuk perbaikan, misal dosen lain di luar rumpun bidang ilmu ataupun dosen dari luar jurusan. Kebanyakan dosen satu dengan lainnya saling asing dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas. Oleh karena itu, untuk perbaikan perkuliahan harus dilakukan oleh para dosen secara bersama dalam kelompok rumpun bidang studi.
Secara berkelompok, mereka mendiskusikan kompetensi (kognitif, afektif dan psikomotorik) yang harus dimiliki oleh mahasiswa, materi kuliah yang perlu dipelajari mahasiswa untuk memiliki kompetensi itu, bagaimana merencanakan penyajian materi itu kepada mahasiswa, mempraktekkan rencana yang telah disusun dan dosen lain mengobservasinya dan dilakukan refleksi, apakah dengan penyajian yang direncanakan tersebut mahasiswa telah mencapai kompetensi yang diinginkan.
Pendekatan yang digunakan adalah lesson study.Lesson study yaitu suatu model pembinaan profesi pendidik melaluipengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan prinsip- prinsipkolegialitas dan mutual learning untuk membangun komunitas belajar. (Hendayana dalam Wahyuni, dkk, 2011). Lesson Study (LS) adalah model pembinaan (pelatihan) profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan prinsip-prinsip kolegialitas yang saling membantu dan mutual learning untuk membangun komunitas belajar.LessonStudy merupakan komunitas belajar (learningsociety) yang secara konsisten dan sistematis melakukan perbaikan diri, pada tataran individualmaupun manajerial.Pembelajaran secara kolaboratif dan berkesinambungan merencanakan, melaksanakan, mengobservasi dan melaporkan hasil pembelajaran (Supriatna, 2012).
Berdasarkan permasalahan di atas maka akan dilaksanakan penelitian LSBPT dengan Judul Penerapan Pembelajaran Inovatif (Metode Proyek, Two Stray-Two Stay)
5
dalam peningkatan kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa Pendidikan Biologi UMM Semester Genap Tahun Ajaran 2013/2014.
B. Tujuan Pengabdian
Tujuan kegiatan pengadian ini adalah untuk meningkatkan mutu prodi melalui kegiatan lesson study khususnya dalam meningkatkan kualitas pembelajaran, dan membantu persiapan prodi dalam menyongsong Program Profesi Guru.
Tujuan khusus kegiatan Lesson study ini adalah 1) mendiskripsikan penerapan pembelajaran inovatif (Proyek, TS-TS) pada mata kuliah rumpun keilmuan 1 (Mikroteknik dan Embriologi). 2. Mendiskripsikan Kemampuan Berpikir kritis Mahasiswa Pendidikan Biologi UMM pada mata kuliah Rumpun Keilmuan (Mikroteknik dan Embriologi).3) Mendiskripsikan tanggapan-tanggapan dosen model, tim dosen LS, mahasiswa terhadap pelaksanaan LS 4) Mengetahui kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan LS 5) Menemukan Best Practices pembelajaran melalui pelaksanaan LS.
C. Sasaran
Sasaran pengabdian ini adalah Dosen-Dosen dan Mahasiswa Program studi Pendidikan Biologi, yang tergabung dalam mata kuliah Mikroteknik dan Embriologi.
D. Hasil yang diharapkan
Setelah kegiatan ini diharapkan Kelompok team Teaching mata kuliah di Prodi Pendidikan Biologi UMM Menemukan Best Practices pembelajaran melalui pelaksanaan LS yang dapat ditularkan kepada dosen-dosen di UMM.
BAB II. TARGET DAN LUARAN
Target masing-masing kegiatan adalah sebagai berikut :
No Kegiatan Target
1 Diskusi LS Kesamaan Persepsi LS, kesamaan Fokus
Pembelajaran
6
2 Plan Rencana Pembelajaran , Perangkat, Media,
Sumber
3 Do Dokumentasi, Foto dan Video LS, Isian
Form- Form Observasi Pelaksanaan Pembelajaran
4 See Perbaikan Pembelajaran, Rencana
Pembelajaran (plan) berikutnya
5 RTL Best practises dan perbaikan pembelajaran
berkelanjutan
Luaran yang dari pelaksanaan Lesson Study ini adalah berbagai perangkat pembelajaran yaitu RPP, materi, PPT, dan berbagai dokumentasi pelaksanaan pembelajaran dan laporan kegiatan serta artikel ilmiah
III. METODE PELAKSANAAN
A. Metode dan Desain
Metode Pelaksanaan kegiatan ini adalah pengimplementasian lesson study yang dilakukan dalam 4 kali putaran. Tahapan pelaksanaan LS terdiri dari 3 tahapan yaitu: (1) tahap perencanaan (plan), (2) Tahap pelaksanaan (do), serta (3) tahap refleksi (see).
Kegiatan ini dilakukan oleh sekelompok dosen. LS dapat dibelajarkan pada mahasiswa (calon guru), karena LS dilakukan secara berkala dan berkelanjutan dalam rangka meningkatkan kompetensi dan keprofesionalan guru. Kegiatan LS dalam pembelajaran, selain sebagai upaya mengaktifkan mahasiswa, berdampak pada dosen dapat melakukan review terhadap kinerja dosen dan pengembangan kemampuan akademik mahasiswa serta menumbuhkan sikap berhati-hati dan bertanggung jawab dalam belajar. LS akan diobservasi dan direfleksi bersama-sama oleh mahasiswa, observer maupun oleh dosen observer.
B. Variabel
Kemampuan berpikir kritis yang diamati adalah kejelasan (clarity), tingkat akurasi (accuracy), tingkat kepresisian (precision), relevansi (relevance), logika berpikir yang digunakan (logic), keluasan sudut pandang (breadth), kedalaman
7
berpikir (depth), kejujuran (honesty), kelengkapan informasi (information) dan bagaimana implikasi dari solusi yangdikemukakan (implication).
C. Subyek penelitian
Adapun subyek penelitian adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi yang mengikuti perkuliahan Mikroteknik (35 orang) dan embriologi (36 orang) pada semester genap 2013/2014,
D. Waktu dan Tempat
Pelaksanaan Lesson Study selama 8 bulan, mulai bulan Mei 2014 sampai Desember 2014. yang terdiri dari tahapan persiapan, perancangan, implementasi, evaluasi, penyusunan laporan. Penerapan LS pada mata kuliah M ikro t eknik da n E mbr io lo g i di Prodi Pendidikan Biologi FKIP UMM tahun akademik 2013/2014.
E. Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data digunakan instrumen penelitian yang meliputi lembar pengamatan aktivitas mahasiswa, lembar pengamatan tingkat Kemampuan berfikir kritis mahasiswa dari sepuluh aspek tersebut diatas.
F. Analisis Data
Data penelitian dianalisis dengan analisis diskriptif. Analisis diskriptif digunakan untuk mendiskripsikan tentang Kemampuan berfikir kritis mahasiswa dan analisa kuantitatif terhadap Kemampuan berfikir kritis Mahasiswa
IV. KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI
A. Pengalaman FKIP UMM dalam Pelaksanaan Lesson Study
FKIP UMM terutama program studi pendidikan Biologi, telah berpengalaman melaksanakan lesson study yang mendapatkan pendanaan dari Dikti selama 3 tahun.. Pada tahun pertama pelaksanaan lesson study pada prodi pendidikan Biologi dan Matematika. tahun ke dua Biologi, Matematika, Bahasa Indonesia,
8
dan PGSD, dan tahun ke 3 dengan semua prodi yang ada di lingkungan FKIP UMM. Serta SMAN2 Batu, dan SMA Muhammadiyah 3 Batu.
B. Kualifikasi Tim Pelaksana
Pengabdian Masyarakat ini dilakukan oleh 3 orang dosen program studi pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) sebagai berikut:
1) Ketua Pelaksana
Ketua peneliti Dra. Sri Wahyuni, M. Kes memiliki kualifikasi professional di bidang pendidikan Biologi, Ketua Lesson Study UMM, tahun 2010 sampai 2014. Disamping itu ketua peneliti telah banyak melakukan penelitian dan pengabdian tentang Lesson Study. baik di UMM maupun di beberapa SMA di Batu dan Malang. Dari pengalaman tersebut ketua peneliti bertugas sebagai pemandu dalam kegiatan diskusi lesson study. Dan ikut dalam pendampingan setiap kegiatan lesson study.
2) Anggota Pelaksana 1
Anggota pelaksana 1 Dr. Rr. Eko Susetyarini, M.Si memiliki kualifikasi proffesional di bidang pendidikan Biologi, karena memiliki ijasah S1 Pendidikan Biologi, dan S2 di Bidang reproduksi, S3 Pendidikan Biologi, yang sangat mendukung dalam kegiatan LS. Anggota 2 ini juga sudah berpengalaman dalam penelitian dan pendampingan pembelajaran lesson study, menjadi koordinator LS Prodi Pendidikan Biologi, selama 3 tahun.
Anggota Peneliti 2 telah melakukan lesson study di prodi pendidikan Biologi.Dari pengalaman tersebut anggota 1 sebagai pemandu dalam kegiatan diskusi lesson study. Dan ikut dalam pendampingan setiap kegiatan.
3) Anggota Pelaksana 2
Anggota pelaksana 3 Dra. Roimil Latifa, MM.MPd. memiliki kualifikasi professional di bidang pendidikan Biologi, karena memiliki ijasah S1 Pendidikan Biologi, S2 bidang Reproduksi dan Embriologi dan sudah berpengalaman dalam pelaksanaan lesson study selama 3 tahun. Dari pengalaman tersebut anggota 2 bertugas sebagai pemandu dalam kegiatan diskusi lesson study dan ikut dalam pendampingan setiap kegiatan.
9
Dari ke tiga pelaksana di atas dapat dikatakan bahwa ketua dan anggota memiliki kualifikasi professional di bidang pendidikan Biologi, sehingga sesuai dengan bidang garap yang akan dilaksanakan.
V. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN A. Anggaran Biaya
No Komponen biaya Jumlah (Rp)
1 Honorarium 3,600,000,00
2 Bahan Habis Pakai
a) Biaya pemotretan/shooting/editing 2,500,000,00
b) Biaya RPP, Media 1,600,000,00
c) Penelusuran Pustaka, Fotocopy 1,000,000,00
3 Biaya Perjalanan 1,800,000,00
4. Publikasi dan Pelaporan 1.500.000,00
TOTAL 12,000,000,00
B. Jadwal Kegiatan
No. Jenis Kegiatan Bulan Ke
1 2 3 4 5 6 7 8
1. Pembuatan Proposal *
2. Diskusi Lesson Study *
3. Plan, do, see 1 *
4. Plan, do, see II *
5. Plan, do, see III *
6. Plan, do, see IV *
7. Tindak lanjut *
8. Pembuatan laporan *
DAFTAR PUSTAKA
Agung, I. 2010. Meningkatkan Kreativitas Pembelajaran Bagi Guru. Jakarta: Bestari Buana Murni.
Depdiknas, 2002. Pendekatan kontekstual (Teaching and learning). Direktorat Jendral Pendidikan dasar dan Menengah, Direktorat Pendidikan Lanjutan Pertama.
Jakarta : Depdiknas.
Djamarah, S. B; Zain, A. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
10
Eggen,P.D. and D. Kauchak, 1996. Stategies for Teachers Teaching Content and Thinking Skills. Boston. Allyn and Bacon.
Ibrahim, R.; Syaodih, N. 2003. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Knowles, Malcolm S. 1975. Self-directed Learning, A Guide for Learners and Teachers. Chicago: Associates Press Follett Publishing Company. p. 18.
Muh. Rais
.
2010.
Project Based Learning Inovasi Pembelajaran yang Berorientasi Soft skills disajikan dalam Seminar Nasional Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya 11 Desember 2010Mulyasa, E. 2007. Menjadi Guru Profesional (Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan). Bandung. PT. Remaja Rosdakarya.
Purworini, 2006 Pembelajaran Berbasis Proyek sebagai Upaya Mengembangkan Habit of Mind studi kasus di SMP Nasional KPS Baikpapan, SMP Nasional Balikpapan.
Susriyati Mahanal, Darmawan.E, Corebima AD, Zubaidah.S. Pengaruh Pembelajaran Project Based Learning (PjBL) pada Materi Ekosistem terhadap Sikap dan Hasil Belajar Siswa SMAN 2 Malang
Trianto. 2007. Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek. Jakarta.
Prestasi Pustaka.
Ernest Stringer. 2007.Action Research. Sage Publications Inc., California, 91320.
Fitri, A.S 2011. Nalar Kritis Mahasiswa, http://m.suaramerdeka.com Diakses 22 Desember2013
11