• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konsep Ikhlas Dalam Novel Hafalan Shalat Delisa Karya Tereliye. Abstract

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Konsep Ikhlas Dalam Novel Hafalan Shalat Delisa Karya Tereliye. Abstract"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Konsep Ikhlas Dalam Novel Hafalan Shalat Delisa Karya Tereliye

Oleh : Widodo.S.Ag. M.Pd1

Abstract

Karya sastra merupakan bentuk dan hasil pekerjaan kreatif, pada hakikatnya adalah media yang mendayagunakan bahasa untuk mengungkapkan tentang kehidupan manusia.salah satu karya sastra adalah Novel. Novel merupakan cerita fiksi dalam bentuk tulisan atau kata-kata dan mempunyai unsur instrinsik dan ekstrinsik. Sebuah novel biasanya menceritakan tentang kehidupan manusia dalam berinteraksi dengan lingkungan dan sesamanya. Dalam sebuah novel, si pengarang berusaha semaksimal mungkin untuk mengarahkan pembaca kepada gambaran- gambaran realita kehidupan melalui cerita yang terkandung dalam novel tersebut.

Novel ini menceritakan seorang anak perempuan berumur enam tahun yang bernama Delisa. Delisa adalah seorang anak yang lugu, polos, dan suka bertanya. Ia anak bungsu dari empat bersaudara dalam keluarganya, kakak-kakaknya bernama Cut Fatimah, Cut Zahra, dan Cut Aisyah. Mereka berdomisili di Aceh, tepatnya di Lhok Nga. Abinya bernama Usman dan uminya bernama Salamah.

Novel ini mempunyai pesan Nilai –nilai keagamaan yaitu tentang keikhlasan serta hal - hal yang menjadikan sesorang menjadi tidak ikhlas.

Kata Kunci : Bahasa-karya sastra-pesan kehidupan A. Pendahuluan

Bahasa mempunyai peran penting dalam kehidupan manusia, Dengan bahasa

manusia dapat

1 Penulis Dosen Tetap dan Wakil Ketua III STAI Muhammadiyah Blora, NIDN : 2126117201

mengekspresikan kemampuan intelektual, sosial dan emosionalnya.Salah satu bentuk media untuk mengapresiasi kemampuan

(2)

tersebut adalah dengan karya sastra.

Karya sastra merupakan bentuk dan hasil pekerjaan kreatif, pada hakikatnya adalah media yang mendayagunakan bahasa untuk mengungkapkan tentang kehidupan manusia.

Oleh sebab itu, sebuah karya sastra, pada umumnya, berisi tentang permasalahan yang melingkupi kehidupan manusia. Kemunculan sastra lahir dilatar belakangi adanya dorongan dasar manusia untuk mengungkapkan eksistensi dirinya. (dalam Sarjidu, 2004:

2).

Novel adalah salah satu bentuk dari sebuah karya sastra. Novel merupakan cerita fiksi dalam bentuk tulisan atau kata-kata dan mempunyai unsur instrinsik dan ekstrinsik.

Sebuah novel biasanya menceritakan tentang kehidupan manusia dalam berinteraksi dengan lingkungan dan sesamanya.

Dalam sebuah novel, si pengarang berusaha semaksimal mungkin untuk mengarahkan pembaca kepada gambaran-gambaran realita

kehidupan melalui cerita yang terkandung dalam novel tersebut.

Menurut khasanah

kesusastraan Indonesia modern, novel berbeda dengan roman. Sebuah roman menyajikan alur cerita yang lebih kompleks dan jumlah pemeran (tokoh cerita) juga lebih banyak. Hal ini sangat berbeda dengan novel yang lebih sederhana dalam penyajian alur cerita dan tokoh cerita yang ditampilkan dalam cerita tidak terlalu banyak.

B. Pengertian Novel

Novel merupakan bagian dari genre prosa fiksi. Berkaitan dengan pengertian novel sebagai karya sastra berbentuk prosa fiksi. Novel termasuk fiksi (fiction) karena novel merupakan hasil khayalan atau sesuatu yang sebenarnya tidak ada (dalam Waluyo, Herman J., 2009:2).

Nurgiyantoro, Burhan (2009:2) berpendapat bahwa istilah novella dan novella mengandung pengertian yang sama dengan istilah Indonesia novellet (Inggris; novellet), yang berarti sebuah karya prosa

(3)

fiksi yang panjangnya cukupan, tidak terlalu panjang, namun tidak terlalu panjang.

Ciri ciri pokok Novel adalah sebagai berikut :

a) Memiliki alur/plot yang kompeks. Berbagai peristiwa ditampilkan saling berkaitan sehingga novel dapat bercerita panjang lebar, membahas persoalan secara luas dan lebih mendalam

b) Tema dalam novel tidak hanya satu, tetapi muncul tema-tema sampingan.

Oleh karena itu, pengarang dapat membahas hamper semua segi persoalan.

c) Tokoh/karakter tokoh dalam novel biasa banyak.

Dalam novel, pengarang sering menhidupkan banyak tokoh ceerita yang masing-masing

digambarkan secara lengkap dan utuh.

Sedangkan unsur –unsur pembentuk novel secara interinsik terdiri dari :

1) Tema

Tema adalah permasalahn utama yang dibahas dalam

cerita maupun

berpengaruh terhadap semua unsur cerita, baik intrinsik maupun ekstrinsik. Di dalamnya juga tertuang tujuan penulis meskipun kadang- kadang tidak dituliskan secara eksplisit.

2) Amanat

Amanat adalah pesan yang ingin disampaikan penulis kepada pembaca.

Penyampaian pesan selalu didasarkan tema dan tujuan yang telah ditetapkan penulis pada saat menyusun rancangan cerita. Pesan itu ada yang di sampaikan secara tersurat (langsung) dan ada yang tersirat (tidak langsung).

a) Pesan tersurat, adalah pesan yang disampaikan penulis kepada pembaca secara langsung.

b) Pesan tersirat, yaitu

pesan yang

disampaikan penulis kepada pembaca secara tidak langsung.

(4)

3) Penokohan

Penokohan meliputi penentuan tokoh utama- bawahan, nama tokoh dan watak tiap tokohya.

4) Alur atau jalan cerita Alur adalah jalan cerita dalam sebuah novel.

Dalam novel alur cerita terdiri dari :

a) Alur maju (progresif) b) Alur mundur

(Regresifi)

c) Alur maju-mundur (campuran)

Sedangkan berdasarkan kuantitas alur cerita dalam novel terdiri dari alur tunggal dan alur ganda.

Alur Tunggal adalah alur yang hanya memiliki satu garis pengembangan, sedangkan alur ganda alur yang memiliki beberapa garis pengembangan cerita.

5) Sudut Pandang

Sudut pandang adalah kedudukan pengarang berdasarkan cara pandangnya terhadap tokoh-tokoh dalam novel dari jalan cerita itu sendiri.

Jenis-jenis sudut pandang

yaitu : Sudut pandang orang pertama, yaitu pengarang berada dalam cerita dan menggunakan kata ganti aku, saya, daku,kami, hamba, dll.Sudut pandang orang ketiga, yaitu posii pengarang berada di luar cerita dan menggunakan kata ganti dia, mereka, atau nama orang, dll.

6) Latar (Setting)

Latar merupakan penggambaran tentang tempat, waktu dan suasana yang melingkupin cerita.

Latar atau setting meliputi : Latar tempat, yaitu penggambaran letak kejadian.Latar waktu, yaitu penggambaran waktu kejadian

Latar suasana atau budaya, yaitu penggambaran suasana ataupun budaya yang melatar belakangi terjdinya cerita atau perisiwa dalam novel.

7) Nilai-nilai

Nilai-nilai adalah ajaran tentang kebaikan yang disampaikan kepada pembaca. Nilai ini

(5)

biasanya sudah muncul bersama amanat, tetapi juga disampaikan terpisah.

C. Pengertian Ikhlas

Secara etimologis, kata ikhlas merupakan bentuk mashdar dari kata akhlasha yang berasal dari akar kata khalasha. Menurut Luis Ma'luuf, kata khalasha ini mengandung beberapa macam arti sesuai dengan konteks kalimatnya. Ia bisa berarti shafaa (jernih) najaa wa salima (selamat), washala (sampai), dan I'tazala (memisahkan diri).

Maksudnya, didalam menjalankan amal ibadah apa saja harus disertai dengan niat yang ikhlas tanpa pamrih apapun

Selanjutnya, ditinjau dari segi makna, term ikhlas dalam al Qur’an juga mengandung arti yang beragam. Dalam hal ini al- Alma'i merinci pemakaian term tersebut kepada empat macam : Pertama, ikhlas berarti al- ishthifaa' pilihan seperti pada surat Shaad 46-47. al-Alma'i mengutip penafsiran dari Ibn al Jauzi terhadap ayat tersebut

yang intinya bahwa Allah telah memilih mereka dan menjadikan mereka orang- orang yang suci. Penafsiran yang sama juga dikemukakan oleh al-Shaabuuni dalam tafsirnya Shafwah al-taafaasiir, yakni Allah istimewakan mereka dengan mendapatkan kedudukan yang tinggi yaitu dengan membuat mereka berpaling dari kehidupan duniawi dan selalu ingat kepada negeri akhirat.Dengan demikian terdapat kaitan yang erat munasabah antara ayat 46 dengan 47, yakni ayat yang sesudahnya menafsirkan ayat yang sebelumnya. Kedua, ikhlas berarti al-khuluus min al-syawaa'ib suci dari segala macam kotoran, sebagaimana tertera dalam surat an-Nahl ayat 66 yang membicarakan tentang susu yang bersih yang berada di perut binatang ternak, meskipun pada mulanya bercampur dengan darah dan kotoran, kiranya dapat dijadikan pelajaran bagi manusia. Makna yang sama juga terdapatdalam surat al- Zumar ayat : 3, walaupun dalam konteks yang berbeda.

(6)

dalam ayat tersebut dibicarakan tentang agama Allah yang bersih dari segala noda seperti syirik, bid'ah dan lain-lain. Ketiga, ikhlas berarti al-ikhtishaash kekhususan, seperti yang terdapat pada surat al-Baqarah: 94, al-An'am :139, al-A'raf :32, Yusuf :54, dan al-Ahzab : 32. Keempat, ikhlas berarti al-tauhid (mengesakan) dan berarti at- tahhir (pensucian). Ikhlas dalam artian pertama inilah yang paling banyak terdapat dalam al-Qur’an , antara lain terdapat dalam surat al-Zumar ayat : 2:11:14 , al - Baqoroh :139, al-A'raf :29, Yunus. Dalam ayat-ayat tersebut, kata-kata yang banyak digunakan adalah dalam bentuk isim fa'il (pelaku), seperti mukhlish (tunggal) dan mukhlishuun atau mukhlshiin(jamak).

Secara leksikal kata tersebut

dapat diartikan dengan al-Mu"ahhid (yang

mengesakan). Dalam konteks inilah kiranya surat ke-122 dalam al-Qur'an dinamakan surat al-ikhlas, dan kalimat tauhid (laa ilaaha illa Allah) disebut kalimat al-ikhlas.

Dengan demikian makna ikhlas dalam ayat-ayat di atas adalah perintah untuk selalu mengesakan Allah dalam beragama, yakni dalam beribadah, berdo'a dan dalam perbuatan taat lain yang harus dikerjakan semata- mata karena Allah bukan karena yang lain. Itulah sebabnya mengapa term ikhlas pada ayat- ayat di atas selalu dikaitkan dengan al-diin.

D. Biografi Tere Liye

Tere Liye lahir di Lahat, Indonesia, 21 Mei 1979. Tere Liye dikenal sebagai penulis novel. Beberapa karyanya yang pernah diangkat ke layar kaca yaitu Hafalan Shalat Delisa dan Moga Bunda Disayang Allah. Meskipun dia bisa meraih keberhasilan dalam dunia literasi Indonesia, kegiatan menulis cerita sekedar menjadi hobi karena sehari- hari ia masih bekerja kantoran sebagai akuntan.

Tere Liye meyelesaikan pendidikan dasar dan menengahnya di SDN 2 Kikim Timur dan SMPN 2 Kikim, Kabupaten Lahat, Provinsi

(7)

Sumatera Selatan. Lalu melanjutkan sekolahnya ke SMAN 9 Bandar Lampung, Provinsi Lampung. Setelah lulus, ia meneruskan studinya ke Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Kegiatannya setelah selesai kuliah banyak diisi dengan menulis buku-buku.

Hingga saat ini Tere Liye telah menghasilkan 21 karya yang keseluruhan novelnya mendapat sambutan hangat dari masyarakat.

bahkan beberapa novel telah diangkat ke layar lebar dan menarik minat masyarakat Indonesia untuk menontonnya.

Berdasarkan Biografi Tere Liye, ada beberapa karya novel yang telah diterbitkan.

Diantaranya Hafalan Shalat Delisa, Mimpi-Mimpi Si Patah Hati, Moga Bunda Disayang Allah (2005), The Gogons Series: James &

Incridible Incodents, Rembulan Tenggelam di Wajahmu, Cintaku Antara Jakarta dan Kualal Lumpur (2006), Sang Penandai (2007), Senja Bersama Rosie, Bidadari- Bidadari Surga (2008), Burlian

(2009), Pukat, Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin (2010), Eliana, Serial Anak- Anak Mamak, Ayahku (Bukan) Pembohong (2011), Bumi (2014) dan masih banyak yang lainnya.

E. Sinopsis Novel Hafalan Sholat Delisa

Novel ini menceritakan seorang anak perempuan berumur enam tahun yang bernama Delisa. Delisa adalah seorang anak yang lugu, polos, dan suka bertanya. Ia anak bungsu dari empat bersaudara dalam keluarganya, kakak- kakaknya bernama Cut Fatimah, Cut Zahra, dan Cut Aisyah. Mereka berdomisili di Aceh, tepatnya di Lhok Nga.

Abinya bernama Usman dan uminya bernama Salamah.

Delisa mendapatkan tugas dari Ibu Guru Nur, yakni tugas menghafal bacaan sholat yang akan disetorkan pada hari minggu tanggal 26 Desember 2004. Motivasi dari Ummi yang berjanji akan memberikan hadiah jika ia berhasil menghafalkan bacaan sholat membuat semangat Delisa

(8)

untuk menghafal. Ummi telah menyiapkan hadiah kalung emas dua gram

berliontin D untuk Delisa, sedangkan Abi akan membelikan sepeda untuk hafalan sholatnya jikalau lulus.

Pagi itu hari minggu tanggal 24 Desember 2004, Delisa mempraktikkan hafalan sholatnya di depan kelas. Tiba- tiba Gempa bumi berkekuatan 8,9 SR yang disertai tsunami melanda bumi Aceh. Seketika keadaan berubah. Ketakutan dan kecemasan menerpa setiap jiwa saat itu. Namun, Delisa tetap melanjutkan hafalan sholatnya. Ketika hendak sujud yang pertama, air itu telah menghanyutkan semua yang ada, menghempaskan Delisa.

Shalat Delisa belum sempurna.

Delisa kehilangan Ummi dan kakak-kakaknya. Enam hari Delisa tergolek antara sadar dan tidak. Ketika tubuhnya ditemukan oleh prajurit Smith yang kemudian menjadi mu’alaf dan berganti nama menjadi prajurit Salam.

Bahkan pancaran cahaya Delisa telah mampu

memberikan hidayah pada Smith untuk bermu’alaf.

Beberapa waktu lamanya Delisa tidak sadarkan diri, keadaannya tidak kunjung membaik juga tidak sebaliknya. Sampai ketika seorang ibu yang di rawat sebelahnya melakukan sholat tahajud, pada bacaan sholat dimana hari itu hafalan shalat Delisa terputus, kesadaran dan kesehatan Delisa terbangun.

Kaki Delisa harus diamputasi.

Delisa menerima tanpa mengeluh. Luka jahitan dan lebam disekujur tubuhnya tidak membuatnya berputus asa. Bahkan kondisi ini telah membawa ke pertemuan dengan Abinya. Pertemuan yang mengharukan. Abi tidak menyangka Delisa lebih kuat menerima semuanya.

Menerima takdir yang telah digariskan oleh Allah.

Beberapa bulan setelah kejadian tsunami yang melanda Lhok Nga, Delisa sudah bisa menerima keadaan itu. Ia memulai kembali kehidupan dari awal bersama abinya. Hidup di barak pengungsian yang didirikan

(9)

sukarelawan lokal maupun asing. Hidup dengan orang- orang yang senasib, mereka korban tsunami yang kehilangan keluarga, sahabat, teman dan orang-orang terdekat. Beberapa bulan kemudian, Delisa mulai masuk sekolah kembali. Sekolah yang dibuka oleh tenaga sukarelawan. Delisa ingin menghafal bacaan sholatnya.

Akan tetapi susah, tampak lebih rumit dari sebelumnya.

Delisa benar-benar lupa, tidak bisa mengingatnya. Lupa juga akan kalung berliontin D untuk delisa, lupa akan sepeda yang di janjikan abi. Delisa hanya ingin menghafal bacaan sholatnya.

Akhir dari novel ini, Delisa mendapatkan kembali hafalan sholatnya. Sebelumnya malam itu Delisa bermimpi bertemu dengan umminya, yang menunjukkan kalung itu dan permintaan untuk menyelesaikan tugas menghafal bacaan sholatnya.

Kekuatan itu telah membawa Delisa pada kemudahan menghafalnya. Delisa mampu melakukan Sholat Asharnya

dengan sempurna untuk pertama kalinya, tanpa ada yang terlupa dan terbalik.

Hafalan sholat karena Allah, bukan karena sebatang coklat, sebuah kalung, ataupun sepeda. Suatu ketika, Delisa sedang mencuci tangan di tepian sungai, Delisa melihat ada pantulan cahaya matahari sore dari sebuah benda, cahaya itu menarik perhatian Delisa untuk mendekat. Delisa menemukan kalung D untuk Delisa dalam genggaman tangan manusia yang sudah tinggal tulang. Tangan manusia yang sudah tinggal tulang itu tidak lain adalah milik Ummi Delisa. Delisa sangat terkejut.

F. Konsep Ikhlas Dalam Novel Hafalan Shalat Delisa

1) Ikhlas berawal dari sebuah niat.

“ Ummi kan pernah bilang, Sayang... Jangan Pernah lihat hadiah dari bentuknya...lihat dari niatnya... ( Halaman 33 )

Dialog antara seorang ummi/ Ibu kepada putrinya tentang sebuah hadiah pada awalnya,

(10)

dialog ini mengingatkan bahwa segala perbuatan tidak bisa dilihat dari aspek lahiriyah saja.

Namun yang lebih penting adalah niat yang melandasi dari perbuatan tersebut. Hal ini sesuai hadist nabi yang artinya sebagai berikut :

Dari Umar radhiyallahu

‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Amal itu tergantung niatnya, dan seseorang hanya mendapatkan sesuai niatnya. Barang siapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, dan barang siapa yang hijrahnya karena dunia atau karena wanita yang hendak dinikahinya, maka hijrahnya itu sesuai ke mana ia hijrah.” (HR.

Bukhari, Muslim, dan empat imam Ahli Hadits) 2) Bahwa Pahala sebuah niat

dan kebaikan tidak bisa diukur secara materi

...Abi kan juga sering bilang.. kalau kamu lihat hadiah dari niatnya, insya Allah hadiahnya terasa lebih indah... Ah Iya bukankah Ustadz Rahman juga pernah bilang : kita belajar Shalat itu hadiahnya nggak sebanding dengan kalung...

Hadiahnya sebanding Dengan Surga... “

Potongan dialog diatas merupakan sebuah penegasan bahwa segala sesuatu kebaikan yang dilakukan seseorang yang hanya berniat karena Allah mka Allah akan memberikan pahala yang berlipat, Pahala tersebut ketika diukur dengan hal yang terkait kehidupan dunia tidaklah sebanding.

sebagaimana firman Allah yang artinya :

Barangsiapa mengerjakan perbuatan jahat, maka dia tidak akan dibalasi melainkan sebanding dengan kejahatan itu. Dan barangsiapa mengerjakan amal yang saleh baik laki- laki maupun perempuan

(11)

sedang ia dalam keadaan beriman, maka mereka akan masuk surga, mereka diberi rezki di dalamnya tanpa hisab. (Q.S. Al- Mu’min : 40)

3) Salah Satu Faktor ketidakikhlasan itu adalah paksaan.

“ Orang-orang yang kesulitan melakukan kebaikan itu, mungkin karena hatinya Delisa...

Hatinya tidak Ikhlas

!Hatinya jauh dari ketulusan... “

“ Tidak Ikhlas ? Tidak Ikhlas bagaimana maksud Kak Ubai ? Delisa menelan ludahnya.

“ Ya, Misalnya kalau orang tersebut merasa terpaksa melakukan sesuatu itu.

Misalnya seperti Delisa yang terpaksa disuruh Abi membersihkan rumah, atau apalah ! itu namanya tidak Ikhlas.

“ Nggak ... Delisa nggak pernah ngerasa terpaksa Kok !” Delisa Kencang menggelengkan kepalanya.

Terpaksa menghafal bacaan Shalat ?

“ Kan tadi misa, Sayang..

atau bisa juga misalnya seperti mengharap hadiah... mengharap imbalan...Orang itu melakukannya bukan karena sesuatu yang lebih hakiki. ( Halaman 245 ) Secara terminologi keikhlasan adalah ikhlas berarti al-khuluus min al- syawaa'ib suci dari segala

macam kotoran,

sebagaimana tertera dalam al Qur’an yang artinya : . ...dan Sesungguhnya pada binatang ternak itu benar-benar terdapat pelajaran bagi kamu. Kami memberimu minum dari pada apa yang berada dalam perutnya (berupa) susu yang bersih antara tahi dan darah, yang mudah ditelan bagi orang- orang yang meminumnya.(

an-Nahl ayat 66.)

Kandungan ayat dalam ayat diatas adalah bahwa nilai keikhlasan itu harus jauh dari kepentingan yang ada dalam hati seseorang.

Pada sisi lain bahwa keikhlasan tidak dapat

(12)

diraih oleh seseorang dikarenakan ada niat selain kebaikan itu sendiri atau mengharap sesuatu atas kebaikan yang dilakukan selain pahala, ridho dari Allah SWT.

sebagaimana hadits dibawah ini :

Dari Umar radhiyallahu

‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Amal itu tergantung niatnya, dan seseorang hanya mendapatkan sesuai niatnya. Barang siapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, dan barang siapa yang hijrahnya karena dunia atau karena wanita yang hendak dinikahinya, maka hijrahnya itu sesuai ke mana ia hijrah.” (HR.

Bukhari, Muslim, dan empat imam Ahli Hadits)

G. Penutup

Bahasa mempunyai peran penting dalam kehidupan manusia, Dengan bahasa

manusia dapat

mengekspresikan kemampuan intelektual, sosial , agama dan emosional. Berdasarkan uraikan singkat novel hafalan Shalat Delisa dapat disimpulkan bahwa :

1) Nilai agama. Di gambarkan saat ustadz Rahman mengajarkan kepada Delisa tentang keagamaan seperti pada saat mengerjakan salat harus engan khusyu tidak perlu memperhatikan keadaan sekitar.

2) Nilai moral. Pengarang menggambarkan watak tokoh pada cerita penuh rasa ikhlas. Setelah bencana itu melanda perkampungan tidak ada lagi yang tersisa, yang ada hanya tangisan. Setelah delisa dirawat di klinik dia sadar bahwa kakinya telah diamputasi tetapi delisa dapat menerimanya dengan ikhlas. Delisa salat bukan karena ingin mendapat kalung, tetapi dia ingin salat yang benar.

3) Kepribadian yang kokoh dapat menjadikan anak

(13)

menjadi sangat sabar.

Kepribadian yang bersumber dari keikhlasan

terbukti mampu

menghadapi permasalahan yang sangat besar sekalipun. Dengan kejadian ini dapat diambil bahwa hakekat hidup yang paling dalam ialah arti ikhlas yang sesungguhnya.

4) Menjadi anak yang sholeh dibutuhkan kepribadian yang baik. Beberapa kepribadian itu antara lain seorang anak harus ikhlas, beriman, memiliki motivasi yang kuat, selalu berfikiran positif dan syukur nikmat, dan berbakti kepada orang tua.

(14)

DAFTAR PUSTAKA

Husein, Abi Ahmadbin Faris bin Zakariyah. Maqayis al-lughah. Juz IV (t.tp: Dar al Fikri, t.th), h, U5

Mas’ud, Jibran. Al ralahr Mu’jam Lughawi Ashry. Jilid II (Beirut: Dar al-Ilmu Lil Mulayyin, 1981), hlm. 1051

Ghanim, Syeikh Fatih. Kumpulan Hadist Qudsi Pilihan. Pustaka Al Kautsar.

Jakarta Timur. 2011.

https://id.wikipedia.org/wiki/Tere_Liye

Kusmayadi, Ismail.dkk.2008.be Smart: Bahasa Indonesia.Bandung: Grafindo Media Pratama

Lubis, Mochtar.2003.Jalan Tak Ada Ujung.Jakarta: Yayasan Obor Indonesia Moeis, Abdoel.1999.Surapati.Jakarta:PT. Balai Pustaka

Trianto, Agus.2006.Pembahasan Tuntas Kompetensi: Bahasa Indonesia.Jakarta:

Penerbit Erlangga

Untoro, Drs. Joko Untoro.dkk.2010.Buku Pintar.Jkarta: PT. Wahyu Media Tere Liye, Hafalan Shalat Delisa, Republika penerbit.

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ Induksi Kalus Akasia ( Acacia mangium ) Dengan

Proses Transesterifikasi adalah proses yang mereaksikan trigliserida dalam minyak nabati atau lemak hewani dengan alcohol rantai pendek seperti methanol atau ethanol (pada saat

5.2.2.01.01 Pengadaan Alat Tulis Kantor Tanah Laut 1

Adanya kasus bahwa vaksin palsu telah beredar maka pengawasan perlu dilakukan guna untuk mencegah kesalahan-kesalahan sebelum terjadi maupun yang telah terjadi, dalam hal

Hal ini yang melatarbelakangi penulis untuk melakukan studi kasus untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi artritis gout yang terjadi pada pasien yang memiliki

A Tallage piacelemző vállalat szerint a hektáronkénti hozam 6 százalékos javulása miatt (2,76 tonna/hek- tárra) az egy évvel korábbihoz hasonlóan 2,3 millió

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas terselesaikannya Laporan Teknis Penelitian Tahun Anggaran 2013 yang berjudul ” Percobaan Penebaran Ikan Patin Untuk Perikanan

Skema ini mengacu pada Keputusan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 223 Tahun 2016 tentang Penetapan Jenjang Kualifikasi Nasional Indonesia bidang