• Tidak ada hasil yang ditemukan

3. METODOLOGI PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "3. METODOLOGI PENELITIAN"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

3. METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Konsep Penelitian

Untuk pengerjaan tugas akhir ini, konsep penelitian yang dilakukan adalah penerapan rekayasa nilai pada sebuah proyek konstruksi. Penelitian ini mengambil obyek pekerjaan arsitektur proyek X di Surabaya. Rekayasa nilai pada proyek ini menggunakan metode atau teknik Rencana Kerja Rekayasa Nilai (Job Plan) menurut Dell’Isola (1975) yaitu meliputi tahap informasi, tahap spekulatif/

kreativitas, tahap analisa dan tahap proposal/ rekomendasi. Tahapan alur penelitian secara keseluruhan dapat dilihat pada Gambar 3.1

3.2. Sumber Data Penelitian

Sumber data dari sebuah proyek sangat penting dalam suatu penelitian.

Dalam penelitian ini, data – data yang diperoleh, dipelajari, dan diolah sesuai dengan tujuan penelitian.

3.2.1. Data Penelitian

Pada penelitian tugas akhir ini diperlukan data – data yang lengkap guna menunjang analisa dan proses penelitian yang dilakukan. Data yang diperoleh kemudian diolah sesuai kebutuhan penelitian. Data tersebut antara lain data tentang pekerjaan arsitektur pada proyek X , terdiri dari gambar desain rencana (bestek), Recana Kerja dan Syarat – syarat (RKS), dan Rencana Anggaran Biaya (RAB).

Selain ketiga data tersebut, dilakukan juga pengumpulan data – data secara langsung dilokasi proyek melalui pengamatan, tanya jawab dengan pihak – pihak di lokasi proyek seperti kontraktor, pengawas lapangan dari pihak pemilik rumah maupun konsultan perencana. Data – data lain yang dibutuhkan untuk menunjang penerapan rekayasa nilai adalah jurnal harga material dan bahan yang diperlukan untuk menghitung biaya dari alternatif – alternatif yang akan dianalisa. Beberapa jenis data proyek maupun data penunjang lainnya beserta sumber dapat dilihat pada Tabel 3.1.

(2)

 

Gambar 3.1 Diagram Alur Penelitian Latar Belakang

Permasalahan

Studi Pustaka

Pengumpulan Data

1. Konsep Perencanaan dan Kriteria Desain 2. RAB

3. RKS

4. Gambar Desain

Rencana Kerja Rekayasa Nilai (Job Plan) 1. Tahap Informasi

a. Informasi Umum b. Bagan Biaya c. Diagram Pareto d. Analisa Fungsi 2. Tahap Kreatif 3. Tahap Analisa

a. Analisa Keuntungan dan Kerugian b. Analisa Life Cycle Cost

c. AHP

4. Tahap Rekomendasi

a. Weighted Matrix Evaluation

Kesimpulan dan Saran

(3)

Tabel 3.1 Jenis dan Sumber Data

No. Jenis Sumber

1. Rencana Kerja dan Syarat PT. X 2. Rencana Anggaran Biaya PT. Y

3. Desain Perencanaan PT. Z

4. Daftar Harga Material Supplier

5. Literatur - Jurnal

- Buku Literatur

3.2.2. Cara Pengumpulan Data Penelitian.

Cara untuk mengumpulkan data – data seperti yang dijelaskan dalam bagan sebelumnya adalah dengan cara :

a. Menyusun data –data proyek pembangunan proyek rumah X di Surabaya yang diperoleh dari pihak kontraktor dan konsultan. Data – data yang dimaksud adalah Rencana Anggaran Biaya dan Desain Perencanaan.

b. Meninjau secara langsung ke lokasi penelitian yaitu proyek pembangunan proyek rumah X di Surabaya untuk mendapatkan metode pelaksanaan dari pihak kantor pelaksana.

c. Melakukan survey mengenai harga bahan atau material bangunan dari supplier- supplier / distributor bahan bangunan.

d. Mempelajari buku – buku literatur serta jurnal – jurnal yang berhubungan dengan penelitian ini.

3.2.3. Proses Data.

Pemrosesan data proyek untuk penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu :

a. Data – data desain perencanaan dipelajari beserta rencana kerja dan syarat (RKS).

b. Mempelajari data rencana anggaran biaya serta menganalisa tiap item pekerjaan.

c. Mempelajari literatur – literatur berupa buku – buku dan jurnal – jurnal yang berhubungan dengan penelitian ini.

(4)

3.3. Tahapan Rekayasa Nilai

Dalam penyusunan Tugas Akhir ini penulis melakukan langkah – langkah yang sesuai pada urutan dalam Rencana Kerja Rekayasa Nilai, sebagai berikut :

3.3.1. Tahap Informasi

a. Menentukan latar belakang masalah.

b. Menentukan permasalahan.

c. Melakukan studi pustaka.

d. Mengumpulkan data proyek seperti: Rencana Kerja dan Syarat – syarat (RKS), Rencana Anggaran Biaya (RAB), Konsep Perencanaan (Kriteria Desain), Gambar Desain Rencana, dan lain – lain.

e. Menetapkan langkah awal pada rencana kerja rekayasa nilai yaitu tahap informasi dengan melakukan pemilihan item berbiaya tinggi dengan cara penyusunan bagan biaya, breakdown analysis dan dianalisa menggunakan prinsip Hukum Pareto untuk memperoleh batas item berbiaya tinggi.

Untuk menerapkan teknik serta metode di atas, dipergunakan alat bantu berupa gambar- gambar serta tabel- tabel, yang terdiri dari tabel Breakdown Cost model dan gambar grafik hukum distribusi Pareto.

Tabel breakdown cost model dan gambar grafik hukum distribusi Pareto : i. Kolom ‘No’, diisi dengan angka urut nomor item kerja dimulai dari

item kerja pertama sampai terakhir.

ii. Kolom ‘Item Kerja diisi dengan nama item kerja yang bersangkutan dimulai secara urut dari item kerja berbiaya tertinggi sampai terendah.

iii. Kolom ‘Biaya’ diisi dengan angka yang menunjukan biaya item kerja tersebut sesuai dengan data analisa biaya,

iv. Kolom ‘Biaya Kumulatif’ diisi dengan angka yang menunjukan biaya kumulatif item kerja bersangkutan. Biaya kumulatif item kerja diperoleh dengan menjumlahkan biaya item kerja tersebut dengan biaya item – item kerja di atasnya.

(5)

v. Kolom ‘Persentase Item Kerja Kumulatif’ diisi dengan angka yang menunjukan persentase kumulatif item kerja relatif terhadap jumlah total item kerja.

vi. Kolom ‘Persentase Biaya Kumulatif’ diisi dengan angka yang menunjukan persentase biaya kumulatif item kerja tersebut terhadap jumlah total biaya.

Tabel 3.2. Tabel Breakdown Cost Model No Item

Kerja

Biaya (Rp)

Biaya Kumulatif

(Rp.)

Persentase Item Kerja

(%)

Persentase Biaya Kumulatif

f. Item dengan menyumbangkan kontribusi ‘Persentase Biaya Kumulatif’

sebesar 80%, akan dilakukan rekayasa nilai pada item tersebut. Sesuai dengan hukum distribusi Pareto. Item – item tersebut kemudian dianalisa melalaui analisa fungsi dengan tujuan mendapatkan cost/worth.

Tabel Analisa Fungsi

i. Baris ‘Proyek’ diisi dengan nama proyek studi.

ii. Baris ‘Lokasi’ diisi dengan nama tempat / lokasi proyek studi.

iii. Baris ‘Item Kerja’ diisi dengan nama item kerja yang dianalisa iv. Baris ‘Fungsi’ diisi dengan nama fungsi item kerja yang dianalisa

v. Kolom ‘No.’ diisi dengan angka urutan nomer item kerja dimulai dari item kerja pertama sampai terakhir.

vi. Kolom ‘Komponen’ digunakan untuk mengisi sub-sistem dari item kerja yang akan dianalisa.

(6)

vii. Fungsi didefinisikan dalam dua kata, kata aktif dan kata benda yang terukur. Setiap fungsi diklarifikasikan sebagai fungsi dasar/primer, ditulis pada kolom Jenis dengan huruf B dan fungsi penunjang/sekunder, ditulis pada kolom jenis dengan huruf S.

viii. Langkah selanjutnya adalah mengisi jumlah biaya keseluruhan komponen (cost) dan jumlah biaya fungsi utama (worth)

ix. Membandingkan jumlah biaya keseluruhan (cost) dengan jumlah biaya fungsi utama (worth)

Tabel 3.3. Tabel Formulir Analisa Fungsi Tahap Informasi

ANALISA FUNGSI

Proyek : Item Kerja :

Lokasi : Fungsi :

No. Komponen Fungsi

Cost Worth Keterangan K. Kerja K. Benda Jenis

Total = Cost/Worth =

g. Menyusun item – item yang terpilih berdasarkan cost/worth diurutkan dari yang terbesar hingga terkecil.

3.3.2. Tahap Kreatif

Tahap kreatif rekasaya nilai adalah melakukan eksplorasi ide – ide dan gagasan alternatif. Metode yang digunakan pada tahap ini adalah teknik Brainstoming, yaitu salah satu teknik penyelesaian masalah dengan cara diskusi bersama dalam sebuah tim. Prinsip dasar dari teknik ini adalah :

(7)

a. Kuantitas ide lebih diutamakan.

b. Dilakukan kombinasi dan improvisasi ide.

c. Semua ide ditampung tanpa dilakukan pengkritisan atau evaluasi terhadap ide yang ada.

Pada tahap ini dapat digunakan alat bantu untuk memudahkan pencarian alternatif seperti mencari literatur tentang sistem bangunan dan arsiteknya, berkonsultasi dengan pihak yang mempunyai kemampuan di bidang tersebut serta penggunaan alat bantu tabel yang berisi :

i. Baris ‘Proyek’ diisi dengan nama proyek.

ii. Baris ‘Lokasi’ diisi dengan nama tempat proyek.

iii. Baris ‘Item’ diisi dengan fungsi item pekerjaan.

iv. Kolom ‘No.’ diisi dengan nomor alternatif.m v. Kolom ‘Alternatif’ diisi dengan alternatif desain.

Tabel 3.4. Tabel Formulir Pengumpulan Alternatif Item Kerja.

Tahap Kreatif

PENGUMPULAN ALTERNATIF Proyek :

Lokasi : Item : Fungsi :

Desain Original :

No Alternatif

Alternatif – alternatif yang dipilih harus sesuai dengan batasan – batasan misalnya syarat – syarat teknis dan pertimbangan arsitektural dalam term of reference perencanaan.

(8)

3.3.3. Tahap Analisa

Merupakan tahap pemilihan alternatif desain terbaik di antara alternatif – alternatif desain lainnya sebagai desain usulan dalam tahap rekomendasi. Teknik dan metode yang digunakan dalam penilaian dan pemilihan alternatif – alternatif yaitu :

a. Analisa keuntungan dan kerugian

Setelah mendapatkan alternatif – alternatif dari tahap kreatif, hal yang selanjutnya dilakukan adalah membuat analisa keuntungan dan kerugian dengan memberi bobot nilai lalu dirangking. Ada beberapa kriteria untuk menilai alternatif yaitu :

i. Keuntungan dari segi biaya.

ii. Kesesuaian alternatif dengan prasyaratan fungsional yang diberikan.

iii. Keandalan alternatif.

iv. Waktu pelaksanaan.

v. Kesesuaian terhadap teknologi dan peralatan yang ada.

vi. Perawatan dan keawetan alternatif.

Dalam melakukan analisa keuntungan ini digunakan tabel yang menunjukan beberapa keuntungan dan kerugian dari beberapa alternatif yang didapat. Pengisian tabel analisa keuntungan dan kerugian tersebut adalah:

i. Baris ‘Proyek’ diisi dengan nama proyek,

ii. Baris ‘Lokasi’ diisi dengan nama tempat proyek,

iii. Baris ‘Item Pekerjaan’ diisi sesuai dengan item pekerjaan yang bersangkutan.

iv. Baris ‘Fungsi’ diisikan dengan fungsi dari item pekerjaan tersebut.

v. Kolom ‘No’ diisi dengan angka urutan nomor alternatif.

vi. Kolom ‘Alternatif’ diisi dengan nama alternatif

vii. Kolom ‘Potensi Keuntungan’ diisi dengan jenis keuntungan dari alternatif tersebut.

viii. Kolom ‘Potensi Kerugian’ diisi dengan jenis keuntungan dari alternatif tersebut.

(9)

ix. Kolom ‘Rangking’ diisi dengan angka petunjuk, semakin besar rating maka semakan tinggi ranking alternatif tersebut.

Tabel 3.5. Tabel Analisa Keuntungan dan Kerugian ANALISA KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN

Proyek : Tanggal :

Item Pekerjaan : No Halaman :

Fungsi :

No. Alternatif Potensi Keuntungan Potensi Kerugian Rating (1-10)

b. Analisa Biaya Daur Hidup Proyek

Alternatif – alternatif ada dianalisa keuntungan dan kerugiannya, kemudian alternatif – alternatif tersebut dianalisa pengaruhnya terhadap biaya daur hidup proyek. Biaya daur hidup proyek adalah biaya total dari kepemilikan dan pengoperasian fasilitas. Analisa ini menggambarkan biaya sekarang dan biaya yang akan datang selama masa hidup proyek. Dalam analisa ini, alternatif – alternatif dibandingkan terhadap biaya tahunan kepemilikan dan pengoperasian fasilitas. Untuk memudahkan pengerjaan, dibuatkan tabel analisa biaya daur hidup proyek (Tabel 3.6) yang berisi :

i. Baris ‘Proyek’ diisi dengan nama proyek.

ii. Baris ‘Item’ diisi dengan nama item pekerjaan yang dianalisa.

iii. Baris ‘Umur Rencana’ diisi tahun sesuai umur rencana bangunan.

iv. Baris ‘Bunga’ diisi berdasarkan suku bunga Bank Indonesia.

v. Kolom ‘No’ diisi dengan angka urut nomor.

vi. Baris ‘Initial Cost’ terdiri atas biaya konstruksi dan biaya redesain (bila ada).

(10)

vii. Baris ‘Replacement Cost’ diisi dengan nominal dari material direncanakan memiliki usia tertentu.

viii. Baris ‘Salvage Value’ diisi dengan biaya sisa masing – masing alternatif pada akhir usia proyek.

ix. Baris ‘Total Annual Owning & Operating Cost’ terdiri dari penjumlahan nominal annuity dari intial cost, dan replacement cost.

x. Baris ‘Net Annual Owning & Operating Cost’ diisi dengan hasil pengurangan dari Total Annual Owning & Operating Cost dengan salvage value.

c. Teknik Analisa Pemilihan Alternatif

Analisa pemilihan alternatif adalah salah satu teknik analisa yang dilakukan dalam rangkaian rencana kerja rekayasa nilai, dimana kriteria alternatif – alternatif dinilai dengan menggunakan metode Analytic Hierarchy Process (AHP). Perlu menjadi perhatian bahwa biaya bukanlah satu – satunya parameter yang digunakan untuk memilih alternatif. Parameter– parameter yang lain seperti penampilan, waktu implementasi, redesain, estetika, keselamatan dan lain – lain juga sangat perlu dipertimbangkan.

(11)

Tabel 3.6. Tabel Analisa Biaya Daur Hidup Item Kerja Proyek Tahap Analisa

ANALISA BIAYA DAUR HIDUP PROYEK

Proyek : Umur Rencana :

Lokasi : Bunga :

Item :

PRESENT VALUES Original Alternatif 1 Alternatif 2 Alternatif 3

Initial Cost

1 Biaya Konstruksi 2 Biaya Redesain 3 Total Initial Cost

Replacement Cost

Life Cycle Expenditures 4 Nominal

P/F tahun ke - Present Worth

Salvage Cost

Salvage Value 5 Nominal

P/F tahun ke - Present Worth ANNUAL OPERATING COST

Total Cost of Ownship (Life Cycle Cost)

6 Initial Cost A/P Factor Annual Cost 7 Replacement Cost

A/P Factor Annual Cost

8 Total Annual Owning &

Operating Cost 9 Salvage Value

A/P Factor Annual Cost

10 Net Annual Owning &

Operating Cost

(12)

3.3.4. Tahap Proposal / Rekomendasi

Setelah dilakukan Tahap Analisa, selanjutnya adalah Tahap Proposal/

Rekomendasi. Langkah pertama di dalam tahap ini adalah dengan melakukan evaluasi terhadap alternatif- alternatif yang sudah didapatkan dengan menggunakan weighted matrix evaluation. Tabel 3.7 merupakan lembar kerja yang dipergunakan di dalam penelitian ini. Pengisian tabel weighted matrix evaluation tersebut adalah sebagai berikut :

i. Baris ‘Proyek’ diisi dengan nama proyek.

ii. Baris ‘Lokasi’ diisi dengan nama tempat proyek.

iii. Baris ‘Tanggal’ diisi dengan tanggal pelaksanaan analisa.

iv. Baris ‘Halaman’ diisi dengan nomor halaman dan jumlah halaman.

v. Baris ‘Item’ diisi sesuai dengan item pekerjaan yang bersangkutan.

vi. Kolom ‘No’ diisi dengan angka urutan nomor alternatif.

vii. Kolom ‘Alternatif’ diisi dengan nama alternatif

viii. Baris ‘Bobot’ diisi dengan bobot yang telah didapatkan dari analisa AHP.

ix. Kolom ‘Skor’ diisi dengan nilai antara 1 (jelek) sampai 4 (sangat baik).

x. Kolom ‘Total’ diisi dengan jumlah total dari hasil perkalian antara skor dengan bobot pada tiap alternatif.

xi. Kolom ‘Rank’ diisi dengan angka petunjuk, semakin besar rating maka semakan tinggi ranking alternatif tersebut.

Setelah didapatkan alternatif yang terbaik dari weighted matrix evaluation, langkah berikutnya adalah dengan mengajukan ide atau alternatif desain terbaik yang dipilih untuk dilaksanakan oleh pihak owner atau management.

Penyampaikan ide atau alternatif dilakukan secara tertulis. Informasi disimpulkan secara ringkas dan jelas dan sebisa mungkin ditulis dalam format tabel untuk memudahkan penyampaian (Tabel 3.8).

(13)

Tabel 3.7. Tabel Weighted Matrix Evaluation

PROYEK :

TAHAP REKOMENDASI

LOKASI :

TANGGAL : MATRIX EVALUATION

HALAMAN : ITEM : PLAFOND 

FAKTOR

A B C D E TOTAL RANK

BOBOT

No. ALTERNATIF SKOR

1 2 3 4 5

KETERANGAN :

SKOR: EXCELLENT = 4; GOOD = 3; FAIR = 2; POOR = 1

A = BIAYA, B= ESTETIKA, C= KEAWETAN, D= PERAWATAN, E= KEMEWAHAN

Dalam penyampaian, dicantumkan secara eksplisit perbandingan antara desain lama dengan desain usulan, keunggulan – keunggulan desain usulan dan besarnya penghematan. Besarnya penghematan didapat dengan mengurangkan analisa biaya desain lama dengan desain usulan.

Alat bantu yang digunakan untuk menyampaikan hasil studi ini adalah berupa tabel usulan. Adapun cara pengisian tabel tersebut adalah:

i. Baris ‘Item’ diisi dengan nama item kerja yang diusulkan,

ii. Baris ‘Fungsi’ diisi dengan fungsi yang ingin dipenuhi item kerja, iii. Baris ‘Rencana awal’ diisi dengan diskripsi tentang desain awal

disertai dengan sket gambar,

iv. Baris ‘Usulan’ diisi dengan diskripsi tentang desain usulan disertai dengan sket gambar,

v. Baris ‘Dasar pertimbangan’ diisi dengan kriteria-kriteria pertimbangan dan ditulis dalam format urut ke bawah berdasarkan kriteria tertinggi sampai kriteria terendah,

vi. Baris ‘Penghematan biaya’ diisi dengan jumlah penghematan biaya yang diperoleh apabila desain usulan diterapkan.

(14)

Tabel 3.8. Tabel Rekomendasi TAHAP REKOMENDASI Item Kerja :

Fungsi :

1. Rencana Awal : 2. Alternatif :

3. Dasar Pertimbangan : 4. Penghematan Biaya:

Gambar

Gambar 3.1 Diagram Alur Penelitian Latar Belakang
Tabel 3.1 Jenis dan Sumber Data
Tabel 3.2. Tabel Breakdown Cost Model  No  Item  Kerja  Biaya (Rp)  Biaya  Kumulatif  (Rp.)  Persentase  Item Kerja (%)  Persentase Biaya Kumulatif
Tabel 3.3. Tabel Formulir Analisa Fungsi  Tahap Informasi
+6

Referensi

Dokumen terkait

Selain hak adapula yang tak dapat dipisahkan dalam hal ini adalah yang dimaksud dengan kewajiban, sesungguhnya merupakan beban yang diberikan oleh hukum kepada orang atau badan

Pertama, Ukuran dan Tujuan Kebijakan bahwa sebagian petani belum memahami tujuan dari irigasi partisipatif, maka perlu dilakukan perbaikan atau pembenahan akan pendekatan

Class ini merupakan jantung dari aplikasi, karena tempat dilakukan komputasi dengan algoritma NBA*, yang terdiri dari atribut getKoordinat yang mengambil data

Dari hasil berinteraksi dengan petani yang kami, kami mengetahui ada beberapa masalah yang umumnya terjadi pada petani, misalnya tentang mahalnya harga benih dan

POL 7 Tahun 2006 tentang Kode Etik Profesi Polri yang menyebutkan bahwa: “Kode etik profesi Polri adalah norma-norma atau aturan-aturan yang merupakan kesatuan landasan etik

Proses pembentukan kelembagaan Badan Usaha Milik Desa di Desa Selensen dimulai dari Kebijakan Program Pemberdayaan Desa (PPD) yang dikeluarkan oleh Pemerintah

exercises and those who were given plyometric exercise jump box.This fact shows that the training method using plyometric training knee tuck jump is better than box jump training

Seluruh Bapak dan Ibu dosen Jurusan Teknik Sipil, atas segala ilmu yang telah diberikan, sehingga kami bisa menyelesaikan Diploma III di Jurusan Teknik Sipil Politeknik