• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERUBAHAN SOSIAL EKONOMI (STUDI KASUS PETANI RUMPUT LAUT DESA LAMPUARA KECAMATAN PONRANG SELATAN KABUPATEN LUWU)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PERUBAHAN SOSIAL EKONOMI (STUDI KASUS PETANI RUMPUT LAUT DESA LAMPUARA KECAMATAN PONRANG SELATAN KABUPATEN LUWU)"

Copied!
96
0
0

Teks penuh

(1)

i

PERUBAHAN SOSIAL EKONOMI (STUDI KASUS PETANI RUMPUT LAUT DESA LAMPUARA KECAMATAN

PONRANG SELATAN KABUPATEN LUWU)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Sosiologi Fakultas Keguruan dan Ilmu

PendidikanUniversitas Muhammadiyah Makassar

OLEH EMA 105381114716

JURUSAN PENDIDIKAN SOSIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2021

(2)
(3)
(4)

iv

(5)

v

(6)

ABSTRAK

EMA, 2021. Perubahan Sosial Ekonomi Petani Rumput Laut Masyarakat Desa Lampuara Kecamatan Ponrang Selatan Kabupaten Luwu (Kajian Sosiologis). Skripsi. Jurusan Pendidikan Sosiologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar Dibimbing oleh Jamaluddin Arifin dan Nur Riswandy Marsuki.

Penelitian ini tentang mengkaji tentang bagaimana perubahan sosial ekonomi masyarakat petani rumpu laut yang merupakan titik fokus dalam penelitian dengan rumusan masalah tentang bagaimana perubahan sosial dan perubahan ekonomi masyarakat petani rumput laut di desa Lampuara Kecamatan Ponrang Selatan Kabupaten Luwu

Tujuan dalam penelitian ini untuk mengetahui bagaimana perubahan sosial ekonomi, petani rumput laut di Desa Lampuara Kabupaten Luwu. Dalam penelitian ini data yang diperoleh di lapangan menggunakan tekhnik angket, dokumentasi dan wawancara.

Metode peneitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan Fenemonologi dengan metode pengumpulan data melalui dua yaitu data primer dan data sekunder, data primer dengan wawancara dan data sekunder dengan pengumpulan dari jurnal, skripsi, buku, blok, dan lain-lain. Dengan menggunakan teori Struktural Fungsional sebagai pisau mendapatkan data yang lebih akurat.

Hasil penelitian pada masyarakat petani Desa Lampuara menunjukkan bahwa perubahan sosial ekonomi yang terjadi adalah sebelum membudidayakan rumput laut petani di Desa Lampuara membudidayakan laut dengan sebagai nelayan yang mencari ikan di laut, dan para nelayan mencari ikan di laut mengambil tindakan untuk mengubah pola mata pencaharian sebagai petani rumput laut dan mereka dapat meningkatkan tarap hidup yang dulunya belum bisa mencukupi kebutuhan hidup pada akhirnya dengan sebagai petani rumput laut dapat mencukupi kebutuhan hidup dan kebutuhan lain dan bahkan petani sudah menabung dan memiliki modal dan mampu diinvestasikan, dan dapat membantu kelangjutan pendidikan anaknya kejenjang lebih tinggi.

Kata Kunci : Perubahan, Sosial, Ekonomi, Petani, rumput laut.

vi

(7)

ABSTRACT

EMA, 2021. Socio-Economic Change of Seaweed Farmers in the Village of Lampuara, Ponrang Selatan District, Luwu Regency (Sociological Study). Essay.

Department of Sociology Education, Faculty of Teacher Training and Education, Muhammadiyah University of Makassar Supervised by Jamaluddin Arifin and Nur Riswandy Marsuki.

This research is about examining how the socio-economic changes of the marine rumpu farming community which are the focal point in the research with the formulation of the problem of how social changes and economic changes in the seaweed farming community in Lampuara village, Ponrang Selatan District, Luwu Regency.

The purpose of this research is to find out how the socio-economic changes of seaweed farmers in Lampuara Village, Luwu Regency. In this study, the data obtained in the field using questionnaire techniques, documentation and interviews.

The research method used in this research is qualitative research with a Phenemonology approach with data collection methods through two, namely primary data and secondary data, primary data by interview and secondary data by collecting from journals, theses, books, blocks, and others. By using the theory of Structural Functional as a knife get more accurate data.

The results of research on the farming community of Lampuara Village show that the socio-economic changes that occur are before cultivating seaweed, farmers in Lampuara Village cultivate the sea as fishermen who look for fish in the sea, and fishermen looking for fish in the sea take action to change their livelihood patterns as farmers. seaweed and they can increase their living conditions that were not yet able to meet the necessities of life in the end by being seaweed farmers they can fulfill their daily needs and other needs and even farmers have saved and have capital and are able to invest, and can help their children continue their education to a higher level.

Keywords: Change, Social, Economy, Seaweed Farmers.

vii

(8)

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

“Ketika Telah Melakukan yang Terbaik yang Kita Bisa Tapi Jadikanlah Pelajaran atau Motivasi Diri”

PERSEMBAHAN

“Kedua Orang Tua Sebagai Inspirasi dalam Hidupku untuk berjuang dan selalu maju untuk menggapai keinginan masa depan.

“Saudara-saudaraku dan keluarga yang selalu memberikan Motivasi dukungan serta do’a.”

viii

(9)

KATA PENGANTAR Assalamu Alaikum Wr. Wb.

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah Swt, atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul “Perubahan Sosial Ekonomi (Studi Kasus Petani Rumput Laut desa Lampuara Kecamatan Ponrang Selatan Kabupaten Luwu)”. Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat ujian skripsi pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jurusan Pendidikan Sosiologi Universitas Muhammadiyah Makassar Salah satu dari sekian banyak pertolongan-Nya yang penulis rasakan adalah uluran tangan dan bantuan dari berbagai pihak. Karena itu, suatu kewajiban penulis untuk menghaturkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan baik secara langsung maupun tidak langsung, dalam proses penyelesaian skripsi ini.

Banyak Terima kasih Kepada Kedua almarhum Orang tua yang telah melahirkan dan membesarkan. Dan terima kasih kepada kaka saya Risna, Riska, Asri, selalu mendukung selama menempuh pendidikan dan trima kasih banyak kepada adiku Via atas segala motivasi dan do’anya

Penulis mengucapkan terimakasih pula yang setinggi-tingginya kepada pihak universitas yaitu: kepada Bapak Prof Dr. Ambo Asse, M.Si. selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar, Erwin Ak ib, S.Pd., M.Pd., Ph.D. selaku Dekan FKIP Universitas Muhammadiyah Makassar beserta Stafnya, Dr. Jamaluddin Arifin, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing I dan Nur Riswandy Marzuky selaku Dosen

ix

(10)

Pembimbing II, dalam hal ini yang paling utama pada penulisan penyusunan skripsi ini. Dengan rasa hormat dan kerendahan hati, Dr. H. Nurdin, M. Si Ketua Jurusan Pendidikan Sosiologi Fakultas Keguruandan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Para Dosen jurusan Sosiologi FKIP Unismuh yang telah memberikan ilmunya kepada penulis hingga sampai pada tahap penyusunan skripsi ini.

Kepada pihak desa yang telah memberikan kesempatan kepada penulis waktu dan ruang yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian di Lampuara Kecamatan Ponrang Kabupaten Luwu. Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepadaseluruh masyarakat Desa Lampuara yang memberikan waktu dan kesempatannya sehingga penulis dapat merampungkan penelitian tepat pada waktunya.

Makassar, Februari 2021

Penulis

x

(11)

xi

(12)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. LatarBelakang

Indonesia merupakan kawasan kepulauan terbesar di dunia yang terdiri atas sekitar 18.000 pulau besar dan kecil. Pulau-pulau tersebut terbentang dari timur ke barat sejauh 6.400 km2. Garis terluar yang mengelilingi wilayah Indonesia adalah sepanjang kurang lebih 81.000 km2 dan sekitar 80% dari wilayah ini adalah laut.

Dengan bentang geografis tersebut diatas, Indonesia memiliki wilayah yang sangat luas yaitu 1,937 juta km2daratan, dan 3,1 juta km2 teritorial laut, serta luas laut ZEE (Zona Ekonomi Eksklusif) 2,7 juta km2. Hal ini yang menyebabkan wilayah pesisir dan lautan Indonesia dikenal sebagai negara dengan kekayaan dan keanekaragaman hayati (biodiversity) laut terbesar di dunia. Keanekaragaman yang dimiliki berupa ekosistem pesisir seperti mangrove, terumbu karang (coral reefs) dan padang lamun (seagrass beds).

Perbandingan luas wilayah laut Indonesia yang lebih besar daripada luas wilayah darat, tentunya berdampak terhadap potensi sumber daya alam yang dihasilkan. Dengan luas wilayah laut yang begitu besar menyebabkan Indonesia memiliki potensi sumber daya alam hasil kelautan yang cukup besar pula. Saat ini pembangunan ekonomi di Indonesia lebih memanfaatkan potensi sumber daya daratan dari pada potensi sumber daya perairan laut.

1

(13)

Adapun garis pantai Indonesia sepanjang 99.093 km2.Luas daratannyamencapai sekitar 2,012juta km2dan laut sekitar 5,8 juta km2(75,7%), 2,7 juta kilometer persegi diantaranya termasuk dalam Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE).

Laut Indonesia yang luasnya 2,5 kali lipatdari wilayah daratan pastinya memiliki potensi yang sangat besar, baik dari segi kekayaan alam maupun jasa lingkungan yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung pembangunan ekonomi pada tingkat lokal, regional dan nasional.

Pemberdayaan masyarakat petani rumput laut, pengembangan sumber daya manusia menjadi salah satu program prioritas pemerintah kelautan dan perikanan sekaligus merupakan mandat dalam pemanfaatan sumber daya kelautan dan perikanan yang bertanggung jawab, sebagaimana pasal 57 undang-undang No. 31 tahun 2004 tentang perikanan yang diubah dengan undang-undang No. 45 tahun 2009. Dalam mendukung dalam terwujudnya visi kementrian kelautan dan perikanan yaitu “Indonesia penghasil produk kelautan dan perikanan terbesar 2015”. Hal ini di dukung pula oleh dinas kelautan dan perikanan Kabupaten Luwu dirimuskan visi yaitu terwujudnya pemanfaatan sumber daya kelautandan perikanan secara berkesinambungan guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui kemandirian lokal yag berlandasan ekonomi kerakyatan serta bernafaskan keagamaan.

Keadaan ini merupakan salah satu faktor yang dapat menunjang keberhasilan perubahan yang seimbang dalam memenuhi kebutuhan pokok masyarakat.petani rumput laut merupakan peranan penting dalam usaha memenuhi kebutuhan pangan

(14)

dan gizi, serta memenuhi kebutuhan pasar baik dalam maupun luar negeri, memperluas kesempatan kerja, meningatkan pendapatan dan kesejahteraan petani rumput laut serta menjaga kelesatarian sumber hayatiperairan.

Rumput laut merupakan salah satu komoditas hasil laut di Desa Lampuara Kecamatan Ponrang Selatan Kabupaten Luwu yang potensial untuk dikembangkan.Rumput laut yang tersebar di Desa Lampuara tersebut dimanfaatkan oleh sebagai mata pencaharian pokok/primer, karena pengambilan rumput laut tersebut tergantung pada kondisi alam saja yaitu pada saat pantai/laut dalam keadaan surut.

Melihat potensi yang dimiliki Desa Lampuara, maka pemerintah melalui Dinas Perikanan dan Kelautan mengembangkan Program Budidaya Rumput Laut di desa tersebut.Tujuan diadakannya program tersebut adalah untuk memperbesar produksi rumput laut yang dari tahun ke tahun selalu memiliki permintaan yang banyak, juga untuk meningkatkan perekonomian warga sekitar Desa Lampuara.Dalam program budidaya ini pemerintah dan juga masyarakat Desa Lampuara membangun berbagai lembaga untuk kebutuhan berjalannya program.

Dalam perkembangannya, program ini memiliki berbagai kendala dalam pelaksanaannya sehingga hasilnya tidak sesuai dengan apa yang diharapkan.

Namun, dalam penelitian penulis selama program tersebut berjalan telah membantu kehidupan masyarakat khususnya para petani rumput laut.

Kebutuhan pokok dari setiap keluarga petani rumput laut dapat terpenuhi dengan melakukan usaha petani rumput laut, meskipun perubahan tersebut belum

(15)

dirasakan signifikan oleh masyarakat.Selain dalam bidang sosial maupun ekonomi, perubahan sosial pun dirasakan dengan dilaksanakannya Program Budidaya Rumput Laut di Desa Lampuara Kecamatan Ponrang Selatan Kabupaten Luwu Provinsi Sulawesi selatan.

Para petani rumput laut memiliki pengetahuan baru mengenai usaha budidaya rumput laut, mereka belajar berorganisasi dalam lembaga yang dibentuk untuk kebutuhan program seperti KUD dan pada kelompok tani.Dalam kelompok tani tersebut mereka belajar untuk saling memberikan informasi dan memecahkan masalah yang timbul dalam usaha budidaya tersebut, sehingga terjalin hubungan silaturahmi yang baik antara mereka.

Dalam meningatkan perubahan sosial ekonomi masyarakat Desa Lampuara peneliti tertarik melakukan penelitian dengan tema “Perubahan Sosial Ekonomi (Studi Kasus Petani Rumput Laut Masyarakat Desa Lampuara Kecamatan Ponrang Selatan Kabupaten Luwu).

(16)

B. RumusanMasalah

Dari hasil kesimpulan latar belakang diatas dapat dirumuskan sebuah masalah yang dapat dikemukakan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini merupakan;

1. Apa faktor perubahan sosial ekonomi pada petani rumput laut Desa Lampuara Ponrang Selatan Kabupaten Luwu?

2. Bagaimanadampak perubahan sosial ekonomipada petani rumput laut Desa Lampuara Ponrang Selatan Kabupaten Luwu?

C. TujuanPenelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas dapat mengambil sebuah tujuan dalam penlitian ini adalah sebagai berikut;

1. Untuk mengetahui apa faktor sosial ekonomi yang terjadi pada petani rumput laut Desa Lampuara Ponrang Selatan Kabupaten Luwu!

2. Untuk mengetahui dampak perubahan sosial yang terjadi pada petani rumput laut Desa Lampuara Ponrang Selatan Kabupaten Luwu!

D. ManfaatPenelitian

Adapun Manfaat penelitian tentang Perubahan Sosial Ekonomi (Studi Kasus Petani Rumput Laut Masyarakat Desa Lampuara Kecamatan Ponrang Selatan Kabupaten Luwu adalah sebagai berikut :

1. Secara teoritis, hasil penelitian yang merupakan kajian ilmiah dan aplikasi ilmu pengetahuan diharapkan dapat menjadi sebuah acuan wacana bagi penelitian

(17)

selanjutnya.

2. Secara praktis, hasil penelitian diharapkan menjadi sebuah masukan bagi pemerintahan daerah Kabupaten Luwu, khususnya di Desa Lampuara dalam melaksanakan beberapa program-program yang terkait dan berorientasi pada perubahan sosial ekonomi petani rumput laut.

3. Untuk menambah ilmu/wawasan pengetahuan, utamanya mengenai bagaimana perubahan sosial ekonomi petani rumput laut Desa Lampuara Kecamatan Ponrang Selatan Kabupaten Luwu.

(18)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. KajianPustaka

1. Perubahan Sosial

Perubahan sosial adalah hal yang tidak bisa dihindarkan dari kehidupan bermasyarakat. Karena manusia merupakan makhluk sosial, berbudi, dan selalu merasa tidak puas, perubahan dalam bermasyarakat akan terus terjadi. Meski demikian, kadang ditemukan pula masyarakat statis yang perubahan di lingkungannya berjalan lebih lambat.

Dalam kajian sosiologi, perubahan sosial dipahami sebagai perubahan kehidupan masyarakat yang berlangsung tanpa henti. Ini akan terjadi sepanjang masa. Hakikat perubahan ini adalah keinginan setiap orang untuk selalu berubah agar keadaan menjadi lebih baik sesuai dengan kebutuhan.

Sosiolog Selo Soemarjan merumuskan, pengertian perubahan sosial adalah perubahan di lembaga-lembaga kemasyarakatan dalam suatu masyarakat, yang memengaruhi sistem sosialnya, termasuk nilai, sikap, dan pola perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat tersebut.

Cakupan perubahan sosial dapat sangat luas. Oleh sebab itu, jika ingin melihat perubahan sosial di suatu masyarakat, perlu melakukan pengamatan secara cermat. Hasil pengamatan dibandingkan dengan keadaan masyarakat di masa lalu untuk mendapatkan gambaran perubahan sosial yang terjadi.Meski begitu, perubahan sosial memiliki ciri tersendiri yang khas. Setidaknya ada 4 ciri

7

(19)

perubahan sosial yang paling umum diketahui.

a. Setiap masyarakat merasakan adanya perubahan sosial dalam lingkungannya, baik itu berjalan lambat atau cepat. Perubahan ini terus-menerus tanpa henti.

b. Saat perubahan dialami oleh lembaga kemasyarakatan maka akan terjadi perubahan pula di lembaga-lembaga sosial lain.

c. Disorganisasi dapat terjadi jika perubahan sosial berlangsung sangat cepat dalam suatu kelompok masyarakat. Namun sifat disorganisasi ini hanya sementara.

d. Perubahan dapat terjadi di bidang kebendaan (materi) maupun spiritual. Kedua bidang ini memiliki kaitan timbal-balik.

2. Faktor-faktor Penyebab Perubahan Sosial

Perubahan sosial dapat terjadi jika dipicu oleh faktor-faktor tertentu. Jika dikelompokkan, sejumlah faktor itu bisa dibagi dalam dua jenis, yakni faktor internal dan eksternal. Faktor internal penyebab perubahan sosial setidaknya ada empat. Adapun faktor eskternal sedikitnya ada tiga.

a. Faktor Internal Pemicu Perubahan Sosial:

1) Bertambah dan berkurangnya penduduk Contohnya, ketika penduduk Pulau Jawa bertambah begitu cepat, maka terjadi perubahan dalam struktur masyarakat terutama lembaga kemasyarakatan dalam wujud aturan atau norma. Sebaliknya, di wilayah yang kekurangan penduduk juga terjadi kekosongan pembagian kerja dan stratifikasi sosial yang memengaruhi lembaga-lembaga kemasyarakatan.

(20)

2) Adanya penemuan-penemuan baru Penemuan baru sangat memengaruhi perubahan di masyarakat. Misalnya penemuan ponsel pintar, membuat masyarakat memiliki pola baru dalam berkomunikasi di antara individu dan kelompok.

3) Konflik di antara kelompok dalam suatu masyarakat juga bisa jadi penyebab perubahan sosial. Ini contohnya, pertentangan antara generasi tua dan muda.

Pertentangan bisa terjadi karena generasi muda lebih cepat menerima kebudayaan modern

4) Terjadi pemberontakan atau revolusi di suatu Negara adanya gerakan revolusi maupun pemberontakan besar juga bisa memicu perubahan besar dalam kehidupan masyarakat di suatu negara.

b. Faktor Eksternal Pemicu Perubahan Sosial:

1) Perubahan lingkungan alam fisik Perubahan lingkungan bisa terjadi akibat bencana banjir, gempa bumi, tsunami, dan sebagainya. Termasuk di dalamnya perubahan alam karena dirusak oleh manusia sendiri. Kondisi ini membuat manusia akan berpindah ke tempat lain untuk tetap bertahan hidup.

Di tempat yang baru, muncul perubahan sosial dari berbagai sisi.

2) Peperangan yang dimenangkan oleh pihak lawan bisa menyebabkan masyarakat di suatu kawasan harus menerima kebijakan-kebijakan baru dari pemerintahan pemenang perang. Banyaknya hal baru yang diberlakukan pemenang perang di daerah talukannya bisa memicu perubahan sosial.

(21)

3) Pengaruh kebudayaan masyarakat lain Masuknya pengaruh asing lewat proses pertukaran budaya atau media massa sering memengaruhi masyarakat lokal. Proses ini bisa pula memicu perubahan sosial di dalam masyarakat terjadi.

3. Mekanisme Perubahan

Dalam mekanisme ini berbicara tentang teori-teori perubahan sosial pada galibnya setiap selain bermaksud menelusuri penyebab perubahan sosial, juga menjelaskan bagaimana mekanisme perubahan sosial, di depan telah di jelaskan bagaimana perubahan sosial itu terjadi, yakni mekanisme konflik, adanya elite kreatif, faktor kekuatan ekternal dan penyebab-penyebab lainya. Masalahnya kini adalah bagaimana mekanisme terjadinya perubahan sosial, secara implisit mekanisme perubahan bisa di telusuri melalui teori-teori antara lain yang telah di paparkan di depan untuk menjelaskan mekanisme perubahan dengan baik, paling baik, paling tidak harus memerhatikan tiga presfektif penting antara lain yaitu;

(1) presfektif material, Presfektif materialis menempatkan budaya material (baca;

teknologi) sebagai pendorong utama mekanisme perubahan.

(2) Persfektif idealis, berlawanan dengan presfektif material menempatkan ideologi dalam menaknisme perubahan dan

(3) Presfektif mekanisme internasional.meyakini bahwa mekanisme perubahan oleh kekuatan material dan ideologi, tetapi bersumber dalam proses sosial itu sendiri.

(22)

4. Sosial Ekonomi

Pengertian sosial ekonomi jarang dibahas secara bersamaan. Pengertian sosial dan pengertian ekonomi sering dibahas secara terpisah. Pengertian sosial dalam ilmu sosial menunjuk pada objeknya yaitu masyarakat. Sedangkan pada departemen sosial menunjukkan pada kegiatan yang ditunjukkan untuk mengatasi persoalan yang dihadapi oleh masyarakat dalam bidang kesejahteraan yang ruang lingkup pekerjaan.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, ekonomi berarti ilmu yang mengenai asas-asas produksi, distribusi dan pemakaian barang-barang serta kekayaan (seperti keuangan, perindustrian dan perdagangan) (KBBI,1996:251). Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa sosial ekonomi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan masyarakat, antara lain sandang, pangan, perumahan, pendidikan, kesehatan, dan lain-lain.Pemenuhan kebutuhan tersebut berkaitan dengan penghasilan. Hal ini disesuaikan dengan penelitian yang akan dilakukan.

Manusia selalu ingin memenuhi kebutuhan hidupnya baik moral maupun material. Kebutuhan pokok dapat dijelaskan sebagai kebutuhan yang sangat penting guna kelangsungan hidup manusia. Abraham Maslow mengungkapkan kebutuhan manusia terdiri dari kebutuhan dasar fisiologis, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan akan kasih sayang, kebutuhan akan dihargai dan kebutuhan mengaktualisasikan diri.

(23)

Sosiologi ekonomi didefinisikan sebagai pendekatan sosiologis yang diterapkan pada fenomena ekonomi.Dari definisi ini terdapat dua hal yang harus dijelaskan, yaitu pendekatan sosiologis dan fenomena ekonomi. Adapun yang dimaksud dengan pendekatan sosiologis konsep-konsep, variabel-variabel, teori- teori dan metode yang digunakan dalam sosiologi untuk memahami kenyataan sosial, termasuk didalamnya komplesitas aktifitas yang berkaitan dengan ekonomi seperti produksi, konsumsi, distribusi dan lainnya.

5. Klasifikasi Sosial Ekonomi

Menurut Coleman & Cressey dalam Sumardi (2004) adalah:

a. Sosial ekonomiatas

Sosial ekonomi atas adalah kelas sosial yang berada paling atas dari tingkatan sosial yang terdiri dari orang-orang yang sangat kaya, yang sering menempati posisi teratas dari kekuasaan.Sedangkan Sitorus (2000) mendefenisikan sosial ekonomi atas adalah atau kedudukan seseorang di masyarakat yang diperoleh berdasarkan penggolongan menurut harta kekayaan, di mana harta kekayaan yang dimiliki di atas rata-rata masyarakat pada umumnya dan dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dengan baik.

Havinghurst dan Taba dalam Wijaksana (1992) mengemukakan masyarakat dengan sosial yaitu sekelompok keluarga dalam masyarakat yang jumlahnya relatif sedikit dan tinggal di kawasan elitperkotaan.

(24)

Berdasarkan pendapat para ahli diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya sosial ekonomi atas adalah sosial atau kedudukan seseorang di masyarakat yang diperoleh berdasarkan penggolongan menurut kekayaan, dimana harta yang dimiliki di atas rata-rata masyarakat padaumumnya dan dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan baik.

b. Sosial bawah

Menurut Sitorus (2000) sosial ekonomi bawah adalah kedudukan seseorang di masyarakat yang diperoleh berdasarkan penggolongan menurut kekayaan, dimana harta kekayaan yang dimiliki termasuk kurang jika dibandingkan dengan rata-rata masyarakat pada umumnya serta tidak mampu dalam memenuhi kebutuhan hidupsehari-hari.

Menurut Havinghurst dan Taba dalam Wijaksana (1992) mengemukakan masyarakat dengan sosial ekonomi bawah adalah masyarakat dalam jumlah keluarga yang cukup besar dan juga pada umumnya cenderung selalu konflik dengan aparat hukum.

6. Faktor-faktor Sosial Ekonomi

Lingkungan masyarakat kita melihat bahwa ada pembeda-bedaan yang berlaku dan diterima secara luas dalan mendalam oleh masyarakat Di sekitar kita ada orang yang menempati jabatan tinggi seperti gubernur dan walikota dan jabatan rendah seperti camat dan lurah. Di sekolah ada kepala sekolah dan ada staf sekolah.Di RT atau RW kita ada orang kaya,orang biasa saja dan ada orang

(25)

miskin.

Perbedaan itu tidak hanya muncul dari sisi jabatan tanggung jawab sosial saja, namun juga terjadi akibat perbedaan ciri fisik, keyakinan dan lain-lain.

Perbedaan ras, suku, agama, pendidikan, jenis kelamin, usia atau umur, kemampuan, tinggi badan, cakep jelek, dan lain sebagainya juga membedakan manusia yang satu dengan yang lain. Keberhasilan suatu kegiatan belajar yang dilakukan oleh setiap individu sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dianggap cukup berpengaruh terhadap peningkatan prestasi belajar siswa di sekolah adalah faktor sosial ekonomi yang terdiri dari tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, jumlah tanggungan dalam keluarga.

a. Pekerjaan

Pekerjaan akan menentukan sosial ekonomi karena dari bekerja segala kebutuhan akan dapat terpenuhi. Pekerjaaan tidak hanya mempunyai nilai ekonomi namun usaha manusia untuk mendapatkan kepuasan dan mendapatkan imbalan atau upah, berupa barang dan jasa akan terpenuhi kebutuhan hidupnya.

Pekerjaan seseorang akan mempengaruhi kemampuan ekonominya, untuk itu bekerja merupakan suatu keharusan bagi setiap individu sebab dalam bekerja mengandung dua segi, kepuasan jasmani dan terpenuhinya kebutuhanhidup.

Dalam kaitan ini Sukanto (2003) memberikan difinisi mengenai pekerjaan sebagai berikut: Pekerjaan adalah kegiatan yang menghasilkan barang dan jasa bagi diri sendiri atau orang lain, baik orang melakukan dengan dibayar atau tidak. Selanjutnya Sumardi (2004) menjelaskan mengenai pekerjaan sebagai

(26)

berikut: “Dengan bekerja orang akan memperoleh pendapatan. Pendapatan ini memberikan kepadanya dan keluarganya untuk mengkonsumsi barang dan jasa hasil pembangunan dengan demikian menjadi lebih jelas, barang siapa yang mempunyai produktif, maka ia telah nyata berpartisipasi secara nyata dan aktif dalampembangunan.

Ditinjau dari aspek ekonomis Gunawan (2000) menyatakan bahwa bekerja adalah melakukan pekerjaan untuk menghasilkan atau membantu menghasilkan barang dan jasa dengan maksud untuk memperoleh penghasilan baik berupa uang atau barang dalam kurun waktu tertentu.

b. Pendidikan

Pendidikan sangatlah penting peranannya dalam kehidupan bermasyarakat,dengan memiliki pendidikan yang cukup maka seseorang akan mengetahui mana yang baik dan mana yang dapat menjadikan seseorang menjadi berguna baik untuk dirinya sendiri maupun untuk orang lain yangmembutuhkannya.

Pendidikan menurut Soekanto (2003): “Pendidikan merupakan suatu alat yang akan membina dan mendorong seseorang untuk berfikir secara rasional maupun logis, dapat meningkatkan kesadaran untuk menggunakan waktu sebaik-baiknya (seefektif dan seefisien mungkin) dengan menyerap banyak pengalaman mengenai keahlian dan keterampilan sehingga menjadi cepat tanggap terhadap gejala-gejala sosial yang terjadi”.

(27)

Sedangkan menurut Kartono dalam Sardiman (2002) “Pendidikan adalah segala perbuatan yang etis, kreatif, sistematis dan intensional dibantu oleh metode dan teknik ilmiah diarahkan pada pencapaian tujuan pendidikantertentu”.

Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pendidikan adalah upaya untuk mengarah pada tercapainyaperkembangan yang dapat merangsang suatu cara berfikir yang rasional, kreatif dan sistematis. Dengan pendidikan dapat memperluas keilmuan, meningkatkan kemampuan dan potensi serta membuat seseorang lebih peka terhadap setiap gejala-gejala sosial yang muncul.

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat diulas beberapa fungsi dari pendidikan yang antara lain adalah sebagai berikut:

1) Membina dan membentuk sikap mentalseseorang 2) Menambah pengetahuanseseorang

3) Merangsang seseorang untuk berfikir logis, praktis dan sistematis dengan menggunakan metode-metode dan teknik-teknikilmiah.

Pendidikan merupakan proses aktualisasi diri terhadap potensi kemampuan manusia untuk diwujudkan kedalam tujuan yang diinginkannya, serta pendidikan diarahkan kepada usaha-usaha pembangunan kepribadian bangsa, modernisasi terhadap lingkungan serta peningkatan terhadap kemampuan berfikir. Pendidikan merupakan suatu proses pembangunan individu dan kepribadian seseorang, dilaksanakan dengan sadar dan penuh

(28)

tanggung jawab dalam meningkatkan pengetahuan, ketrampilan, sikap serta nilai-nilai yang bersifat normatif sehingga mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya, juga dapat meningkatkan kesempatan berfikir baik secara teoritis maupun praktis untuk melanjutkan hidup dan kehidupan dalam lingkungan yang selalu berubah dan menuntut adanya perubahan pendidikan yang berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan sedini mungkin, merupakan tanggung jawab bersama baik keluarga, masyarakat maupun pemerintah. Oleh karena itu peran aktif masyarakat dalam semua jalur, jenis dan jenjang pendidikan perlu didorong dan ditingkatkan.(Sujana, 1994).

c. Pendapatan

Pendapatan akan mempengaruhi sosial seseorang, terutama akan ditemui dalam masyarakat yang materialis dan tradisional yang menghargai sosial ekonomi yang tinggi terhadap kekayaan. Christopher dalam Sumardi (2004) mendefinisikan pendapatan berdasarkan kamus ekonomi adalah uang yang diterima oleh seseorang dalam bentuk gaji, upah sewa, bunga, laba dan lain sebagainya.

Biro Pusat statistik merinci pendapatan dalam kategori sebagai berikut:

1) Pendapatan berupa uang adalah segala penghasilan berupa uang yang sifatnya regular dan diterima biasanya sebagai balas atau kontra prestasi, sumbernya berasal dari:

a. Gaji dan upah yang diterima dari gaji pokok, kerja sampingan, kerja lembur dan kerjakadang-kadang.

(29)

b. Usaha sendiri yang meliputi hasil bersih dari usaha sendiri, komisi, penjualan dari kerajinanrumah.

c. Hasil investasi yakni pendapatan yang diperoleh dari hak milik tanah.

Keuntungan serial yakni pendapatan yang diperoleh dari hak milik.

2) Pendapatan yang berupa barang yaitu : Pembayaran upah dan gaji yang ditentukan dalam beras, pengobatan, transportasi, perumahan dankreasi.

Berkaitan dengan hal tersebut di atas Pitono dalam wijaksana (1992) mendefinisikan pendapatan adalah sebagai “Seluruh penerimaan baik berupa uang ataupun barang baik dari pihak lain maupun dari hasil sendiri, dengan jalan dinilai sejumlah atas harga yang berlaku saat ini”.

d. Jenis TempatTinggal

Menurut Kaare Svalastoga dalam Sumardi (2004) untuk mengukur tingkat sosial ekonomi seseorang dari rumahnya, dapat dilihat dari :

1) Rumah yang ditempati, bias rumah sendiri, rumah dinas, menyewa, menumpang pada saudara atau ikut oranglain.

2) Kondisi fisik bangunan, dapat berupa rumah permanen, kayu danbambu.

3) Keluarga yang keadaan sosial ekonominya tinggi, pada umumnya menempati rumah permanent, sedangkan keluarga yang keadaan sosial ekonominya menengah kebawah menggunakan semi permanen atau tidak permanen.

4) Besarnya rumah yang ditempati, semakin luas rumah yang ditempati pada

(30)

umumnya semakin tinggi tingkat sosialekonominya.

Rumah dapat mewujudkan suatu tingkat sosial ekonomi bagi keluarga yang menempati.Apabila rumah tersebut berbeda dalam hal ukuran kualitas rumah.Rumah yang dengan ukuran besar, permanen dan milik pribadidapat menunjukkan bahwa kondisi sosila ekonominya tinggi berbeda dengan rumah yang kecil, semi permanen dan menyewa menunjukkan bahwa kondisi sosial ekonominya rendah.

7. Kajian Petani Rumput Laut a. Konsep Petani RumputLaut

Petani adalah orang yang pekerjaannya bercocok tanam pada tanah pertanian. Definisi petani menurut Anwas (1992 :34) mengemukakan bahwa petani adalah orang yang melakukan cocok tanam dari lahan pertaniannya atau memelihara ternak dengan tujuan untuk memperoleh kehidupan dari kegiatanitu.

Pengertian petani yang dikemukakan tersebut di atas tidak terlepas dari pengertian pertanian. Anwas (1992 :34) mengemukakan bahwa pertanian adalah kegiatan manusia mengusahakan terus dengan maksud memperoleh hasil-hasil tanaman ataupun hasil hewan, tanpa mengakibatkan kerusakan alam.

Bertolak dari pengertian di atas, dapat dikatakan bahwa antara petani dan pertanian tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu perbedaannya hanya terletak pada obyek saja.

(31)

Menurut Slamet (2000 18-19), petani asli adalah petani yang memiliki tanah sendiri, bukan penyakap maupun penyewa. Petani asli misalnya ya, saya punya lahan sendiri,dikerjakan sendiri. Kalau yang palsu kita cuma ketengan.Paling kita beli satu tahun, gitu.Sewa.Soalnya, bukan tanah sendiri. Misalnya itu, sudah satu tahu kan sudah habis. Kalau sudah nggak bisa bayar lagi ya orang lain.

Istilah petani asli dapat ditafsirkan sebagai konstruksi masyarakat desa paling tidak konstruksinya tentang sosok petani yang”sebenarnya”(the real peasant). Penambahan kata”asli”dalam kata”petani”menunjukkan, bahwa petani yang memiliki tanah sendiri adalah gambaran ideal sosok petani yang hidup dalam konstruksi persepsi masyarakat. Di sini kita tidak bisa mendikotomikan ”asli” dan

”palsu“, melainkan”citra ideal” dan ”kenyataan empiri”. Ideal dalam konteks ini tidak berarti hanya hidup dalam dunia ide dan harapan, karena bisa juga lahir dari sebuah kenyataan yang pernah ada.Itu artinya, persepsi tersebut lahir dari sebuah pandangan historis tentang petani yang pernah dikenal masyarakat di waktu lampau. Dengan kalimat lain, penambahan kata”asli” dalam kata”petani”

menandakan bahwa secara historis apa yang disebut petani itu adalah orang yang menggarap dan mengelola tanah miliknya sendiri. Singkatnya, pengertian petani secara genuine adalah orang yang memiliki dan menggarap tanah miliknya sendiri (Slamet, 2000 :20) Konseptualisasi petani asli menunjukkan, bahwa tanah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan petani. Poin pentingnya bukan hanya terlletak pada soal, bahwa tanah adalah alat produksi utama petani, melainkan bahwa alat produksi itu mutlak dimiliki petani. Implikasinya, petani

(32)

yang tidak memiliki tanah sendiri tidak dianggap sebagai petani sejati atau asli.

Implikasi politisnya, petani mutlak dan mempertahankan dan menjaga hak kepemilikannya atas tanah. Dengan demikian, kita bisa mengatakan bahwa konsep petani asli memiliki kaitan sosial-budaya-politik. (Sadikin M, 2001:31)

b. Rumput laut

Tergolong tanaman berderajat rendah, umumnya tumbuhan melekat pada substrat tertentu, tidak mempunyai akar, batang maupun dun sejati; tetapi hanya menyerupai batang yang disebut thallus.Rumput laut tumbh dialam dengan melekatkan dirinya pada karang, lumpur, pasir, batu dan benda keras lainnya.

Seain benda mati, rumput lautpun dapat melekat pada tumbuhan lain secara epifitik.

Beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ahli yang memberikan gambarang teng rumput laut, antara lain sebagaiberikut:

Rumput laut atau sea weeds secara ilmiah dikenal dengan istilah alga atau ganggang. Rumput laut termasuk salah satu anggota alga yang merupakan tumbuhan berklorofil.Dilihat dari ukurannya, rumput laut terdiri dari jenis mikroskopik dan makroskopik.Jenis makroskopik inilah yang sehari-hari kita kenal sebagai rumput laut (Taurino-Poncomulyo,2006).

Rumput laut tergolong tanaman berderajat rendah, umumnya tumbuh melekat pada substrat tertentu, tidak mempunyai akar, batang maupun daun sejati, tetapi hanya menyerupai batang yang disebut thallus.Bentuk thallus ini beragam, ada yang bulat seperti tabung, pipih, gepeng, bulat seperti kantong, atau ada juga

(33)

yang seperti rambut.

Rumput laut tumbuh di alam dengan melekatkan diri pada karang, lumpur, pasir, batu dan benda keras lainnya. Selain benda mati, rumput lautpun dapat melekat pada tumbuhan lain secara epifitik (Jana-Anggadiredjo, 2006).

Rumput laut merupakan salah satu sumber devisa negara dan sumber pendapatan bagi masyarakat pesisir. Selain dapat digunakan langsung sebagai bahan makanan, beberapa hasil olahan rumput laut seperti agar-agar, carrageenan dan alginat merupakan senyawa yang cukup penting dalam industri.Indonesia di samping mengekspor rumput laut juga mengimpor hasil-hasil olahannya yang dari tahun ke tahun semakin meningkat jumlahnya.Sampai saat ini industri pengolahan di Indonesia yaitu agar-agar masih secara tradisional dan semi industri, sedangkan untuk carrageenan dan alganit belum diolah di dalam negeri.

B. Landasan Teori

1. Teori Perubahan Struktural

Teori perubahan struktur ekonomi menitik beratkan pada mekanisme transformasi ekonomi yang di alami oleh negara maupun pada daerah sedang berkembang yang semula bersifat subsisten dan menitik beratkan pada sektor pertanian menuju ke struktur ekonomi yang modern di dominasi oleh sektor industri dan jasa (Todaro, 1999).

Menurut Kuznet dalam Jhingan (1992: 420), perubahan struktur ekonomi atau disebut juga tranformasi struktural sebagai suatu rangkaian perubahan yang saling berkaitan satu sama lainnya dalam komposisi dari permintaan

(34)

agregat, perdagangan luar negri (ekspor dan impor), penawaran agregat (produksi dan penggunaan faktor-faktor produksi, seperti penggunaan tanaga kerja dan modal) yang disebabkan dengan adanya proses pembangunan dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Perekonomian pada suatu daerah dalam jangka panjang akan mengalami perubahan strukturperekonomian yang semula mengandalkan sektor pertanian akan menuju sektor industri atau jasa.Pada sisi tenaga kerja akan menyebabkan terjadinya perpindahan penggunaan tenaga kerja dari sektor pertanian desa menuju ke sektor industri kota, sehingga kontribusi pertanian menurun.

2. Teori Perubahan Sosial

a. Teori Klasik Perubahan Sosial Pemikiran para tokoh klasik tentang perubahan sosial dapat digolongkan ke dalam beberapa pola, perubahan sosial pola linear, perubahan sosial pola siklus, dan perubahan sosial gabungan beberapa pola.

1) Pola Linear Perubahan sosial mengikuti pola linear seperti dikemukakan oleh Auguste Comte. Dia mengatakan bahwa kemajuan progresif peradaban manusia mengikuti suatu jalan yang alami, pasti, sama, dan tak terelakkan. Perubahan selalu berubah dari yang sederhana ke arah yang lebih kompleks, selalu berubah menuju ke arah kemajuan.Comte mengemukakan hukum tiga tahap, yaitu bahwa suatu masyarakat mengikuti perkembangan perubahan dengan pola seperti berikut:

(35)

(a). Tahap Teologis dan Militer, yaitu suatu tahapan dimana hubungan sosial bersifat militer, masyarakat senantiasa bertujuan untuk menundukkan masyarakat lain. Pemikiranpemikiran masyarakat dalam tahap ini ditandai oleh kuatnya pemikiran yang bersifat adikodrati, yaitu dikuasai oleh suatu kekuatan yang berasal dari luar diri manusia, kuatnya pemikiran magis regius, pemikiran yang bersifat rasional dan berdasar pada penelitian tidak dibenarkan.

(b) Tahap Metafisik dan Religius, yaitu suatu tahapan dimana dalam masyarakat sudah terjadi adanya suatu hubungan atau jembatan pemikiran yang menghubungkan masyarakat militer dan masyarakat industri. Pengamatan atau penelitian masih dikuasai oleh imajinasi tetapi lambat laun semakin merubahnya dan menjadi dasar bagi suatu penelitian.

(c) Tahap Ilmu Pengetahuan dan Industri, yaitu suatu tahapan dimana industri mendominasi hubungan sosial dan produksi menjadi tujuan utama masyarakat.

2). Pola Siklus Menurut pola siklus, masyarakat berkembang laksana sebuah roda. Pada suatu saat ada di atas, saat lain ada di bawah. Masyarakat mengalami kemajuan dalam peradabannya, namun suatu saat akan mengalami kemunduran bahkan mungkin mengalami suatu kemusnahan. Perjalanan peradaban manusia laksana sebuah perjalanan gelombang, bisa muncul tiba-tiba, berkembang, kemudian lenyap. Bisa

(36)

juga diibaratkan sepertiperkembangan seorang mansuia mengalami masa muda, masa dewasa, masa tua dan kemudia punah.

3). Gabungan Beberapa Pola Teori ini menggabungkan pola linear dan pola siklus. Perubahan sosial dalam masyarakat bisa berbentuk pola siklus dan linear. Contoh perubahan linear, dicontohkan oleh pemikiran Marx, Menurut Marx, masyarakat berubah dari masyarakat komunis tradisional ke arah komunis modern. Menurutnya perkembangan pesat kapitalisme akan memicu konflik antar buruh dengan kaum borjuis yang akan dimenangkan oleh kaum buruh kemudian akan membentuk masyarakat komunis. Pemikiran siklis Marx terlihat dari pandangannya bahwa sejarah manusia adalah sejarah perjuangan terus menerus antara kelas-kelas dalam masyarakat. Setelah satu kelas menguasai kelas lainnya siklus akan berulang lagi. Max Weber, salah satu tokoh yang menggabungkan pola siklus dan linear dalam melihat perubahan sosial.

Pandangan siklisnya terlihat dalam mengkaji jenis wewenang yang ada dalam masyarakat.

Menurutnya, di dalam masyarakat terdapat tiga jenis wewenang, yaitu wewenang kharismatis, rasional-legal, dan tradisional. Wewenang yang ada dalam masyarakt akan beralih-alih: wewenang kharismatis akan mengalami rutinisasi sehingga berubah menjadi wewenang tradisional atau rasional legal, kemudian akan muncul wewenang kharismatis kembali, dan itu akan berulang lagi.

(37)

Sedangkan pandangan linearnya terlihat dari cara memandang masyarakat, bahwa perubahan masyarakat akan menuju kearah peningkatan yaitu masyarakat yang rasional (rasionalitas).

a. Teori Teori Modern Perubahan Sosial Pada umumnya para penganut teori modern perubahan sosial melihat perubahan sosial pada negara-negara berkembang berjalan secara linear (bergerak dari tradisional ke modernitas) dan evolusioner (berjalan lambat). Di lain pihak, ada pandangan penganut teori konflik, yaitu mereka yang melihat bahwa sebenarnya perubahan itu tidak membawa dampak kemajuan

b. bagi negara-negara berkembang. Yang terjadi sebaliknya, negara-negara berkembang menjadi negara yang terbelakang dan menciptakan ketergantungan negara berkembang kepada negara-negara industri maju di Barat.

Berikut ini adalah beberapa pandangan teori modern perubahan sosial.

1. Teori Modernisasi.

Teori ini berpandangan bahwa negara-negara terbelakang akan meniru seperti apa yang telah dilakukan oleh negara-negara industri maju.

Dengan meniru negara-negara maju mereka akan menjadi negara berkembang melalui proses modernisasi. Negara-negara terbelakang dipandang perlu untuk merubah keadaan tradisionalnya ke arah yang lebih modern dengan memperbaiki sejumlah kekurangannya. Sejumlah perbaikan itu menyangkut : menurunnya angka kematian dan kelahiran,

(38)

menurunnya ukuran dan pengaruh keluarga, terbukanya sistem stratifikasi, perubahan sistem feodal ke birokrasi, menurunnya pengaruh agama, beralihnya sistem pendidikan dari keluarga dan komunitas ke sistem pendidikan formal, munculnya kebudayaan massa, dan munculnya perekonomian pasar dan industrialisasi. (Kamanto Sunarto dikutip dari Etzioni, 1973:177)

2. Teori Ketergantungan (Dependencia) Teori ini berpandangan bahwa berdasarkan pengalaman kepada negara-negara Amerika Latin telah terjadi perkembangan dunia yang tidak merata. Di satu pihak negara negara maju mengalami perkembangan, di lain pihak secara bersamaan negara-negara dunia ketiga mengalami kolonialisme dan neo- kolonialisme bahkan justru menjadi semakin terbelakang, dunia ketiga tidak megalami tahap tinggal landas. Keadaan ini menciptakan negara dunia ketiga yang ekonominya berbasis kepada sumber daya alam selalu tergantung pada negara industri maju.

3. Toeri Sistem Dunia Toeri ini berpandangan, seperti dicetuskan oleh pendirinya Immanuel Wallerstein, bahwa perekonomian kapitalis dunia terbagi atas tiga jenjang, yaitu: negara-negara inti, negara-negera semi periferi, dan negara-negara periferi. Negera-negara inti adalah adalah negara-negara industri di Eropa Barat yang telah mengalami industrialisasi sejak abad ke-16 dan sekarang telah berkembang pesat.

Negara-negara semi periferi adalah negara-negara di Eropa Selatan yang

(39)

secara ekonomi berhubungan dengan inti namun tidak berkembang.

Sedangkan negara-negara periferi adalah negara-negara Asia dan Afrika.

Pada saat ini, negara-negara inti (termasuk Amerika Serikat dan Jepang) menguasai sistem dunia sehingga mampu menguasai sumber daya alam negara lain untuk kepentingan mereka sendiri. Sedangkan negara-negara semi dan periferi sudah tidak mungkin lagi mengejar ketertinggalan yang semakin jauh dengan negara-negara inti.

3. Teori Fungsionalisme Struktural Talcott Parson

Teori dari penelitian ini menggunakan teori Fungsionalisme Structural Talcott Parsons, karena pembahasannya lebih kompleks dalam menganalisis tentang bagaimana perubahan sosial ekonomi petani rumput laut masyarakat desa Lampuara Kecamatan ponrang Selatan Kabupaten Luwu yang merupakan suatu fenomena yang terjadi di lapangan tentang bagaimana kita dapat mengetahui perubahan sosial dan perubahan ekonomi yang terjadi ruang lingkup masyarakat petani rumput laut di desa lampuara kecamatan ponrang kabupaten Luwu.

Menurut George Ritzer, asumsi dasar teori fungsionalisme struktural adalah “setiap struktur dalam sistem sosial, juga berlaku fungsional terhadap yang lainnya. Sebaliknya, kalau tidak fungsional maka struktur itu tidak akanada atau hilang dengan sendirinya.

Terdapat tiga paradigma dalam sosiologi yaitu, definisi sosial, fakta sosial dan perilaku sosial sedangkan untuk menganalisis dinamika sosial ekonomi

(40)

petani rumput laut masyarakat desa Lampuara Kecamatan ponrang Selatan Kabupaten Luwu peneliti menggunakan paradigma fakta sosial dengan perspektif teori fungsionalisme structural Talcott Parsons.

Parsons percaya bahwa ada empat imperative fungsional yang diperlukan atau menjadi ciri suatu sistem adaptasi (Adaption), pencapaian tujuan (Goal Attainment), integrasi (Integration), latensi (Latency) pemeliharaan pola. Secara bersama-sama keempat imperative funsional tersebut sebagai skema AGIL agar bertahan hidup, system harus menjalankan keempat fungsi tersebut, yaitu:

1. Adaptasi (Adaption);

System harus mengatasi kebutuhan situasional yang datang dari luar. Ia harus beradaptasi dengan lingkungan dan menyesuaikan lingkungan dengan kebutuhan-kebutuhannya. Dalam penelitian ini, petani rumput laut harus mampu beradaptasi dengan perubahan lebih kreatif dan produktif .

2. Pencapaian tujuan (Goal Attainment);

System harus mendefinisikan dan mencapai tujuan-tujuan utamanya. Dalam penelitian ini, setelah sistem zonasi mampu berdaptasi dengan lingkungan sekolah. Petani rumput laut harus mampu mencapai tujuan-tujuan yang di inginkan.

3. Integrasi (Integration);

Sistem harus mengatur hubungan bagian-bagian yang menajdi komponen- komponenya. Ia pun harus mengatur hubungan antar ketiga imperatine fungsional tersebut (A.G.L). dalam penelitian ini, petani rumput laut harus

(41)

mampu mengatur bagian-bagian yang menjadi komponenya untuk mencapai suatu tujuan.

4. Latensi (Latency)

Pemeliharaan pola. System harus melengkapi, memelihara, dan memperbarui motivasi individu dan pola-pola budaya yang menciptakan dan mempertahankan motivasi tersebut. Dalakm penelitian ini, petani rumput laut mencapai tujuan yang dinginkan dan sekaligus mampu mempertahankannya.

C. Kerangka Pikir

Rumput laut merupakan salah satu komoditas hasil laut di Desa Lampuara Kecamatan Ponrang Selatan Kabupaten Luwu yang potensial untuk dikembangkan. Rumput laut yang tersebar di Desa Lampuara tersebut dimanfaatkan oleh sebagai mata pencaharian pokok/primer.

Melihat potensi yang dimiliki Desa Lampuara, maka pemerintah melalui Dinas Perikanan dan Kelautan mengembangkan Program Budidaya Rumput Laut di desa tersebut.Tujuan diadakannya program tersebut adalah untuk memperbesar produksi rumput laut yang dari tahun ke tahun selalu memiliki permintaan yang banyak, juga untuk meningkatkan perekonomian warga sekitar Desa Lampuara Kecamatan Ponrang Selatan Kabupaten Luwu.

Terdapat perubahan sosial ekonomi petani rumput laut yang ada diLuwu khususnya di Desa Lampuara disebabkan beberapa fator antara lain : Pendidikan,

(42)

Pekerjaan, Pendapatan, Jenis tempat tinggal. Pendapatan dalam hal ini akan mempengaruhi sosial seseorang, terutama akan ditemui dalam masyarakat yang materialis dan tradisional yang menghargai sosial ekonomi yang tinggi terhadap kekayaan, Meningkatnya taraf kehidupan dalam perubahan sosial dan ekonomi akibat peningkatan pendapatan petani rumput laut tersebut,

Kebutuhan rumah tangga yang beraneka ragam, sama halnya dengan peningkatan taraf kehidupan ini juga akibat dari peningkatan pendapatan petani.

Perubahan sosial ekonomi berdampak pada kesejahteraan sosial masyarakat Desa Lampuara Kecamatan Ponrang Selatan Kabupaten Luwu, Tingkat perubahan yang terjadi di desa Lampuara meningkatkan taraf penghasilan , karna dulu sulit untuk mendapatkan uang perhari dan sekarang bahkan ibu sudah mendapatkan penghasilan akibat adanya budidaya rumput laut.

Adapun dari beberapa argument dapat di buat skema Berdasarkan hasil penjelasan yang telah dipaparkan di atas, maka kerangka yang akan di terapkansesuai pemikiran sesuai yang akan ditulis oleh penulis untuk berpikir dalam penulis ini dapat di gambarkan pada 2.1 dalam skema konseptual di bawah ini sebagai berikut;

(43)

Gambar II.1 Skema Kerangka Pikir D. Hasil Penelitian Relevan

Untuk mendukung pembahasan dan penelitian yang akan dilakukan sebelumnya penulis telah melakukan kajian terhadap beberapa pustaka atau pun karya-karya yang bersinggungan dengan topik yang di angkat dalam penelitian ini.

Penulis menemukan beberapa karya ilmia yang membahas tentang perubahan sosial ekonomi petani rumput laut yang relavan dengan topik penulisan karya ilmia ini sebagai bahan perbandingan maupun rujukan, antara lain sebagai berikit :

1. Penelitian yang dilakukan oleh “ Khalila” skripsi yang bejudul upaya peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat oleh kelompok tani “suka maju; didusun Gerincang Kec. Batang batang Kabupaten Sumenep Madura.

Fokus kajiannya yaitumemberdayakan masyarakat dengan usaha pertanian padi dan peternakan kambing etawa dilalaui dengan melakukan sumber daya alam pengembangan alat pertanian padi, pendampingan para petani.

Desa Lampuara Kecamatan Ponrang Selatan

Faktor Perubahan

Sosial

Dampak Perubahan

Sosial

Hasil Capaian Perubahan Petani Rumput Laut

(44)

2. Rani dkk (2015) dalam penelitian berkelanjutan budidaya rumput laut appaphycus Alvarezii (Doty) Doty di kecematan Binamu Kabupaten Jeneponto menemukan kegiatan budidaya rumput laut di pesisir Kecamatan Binamu Kabupaten Jeneponto berkembang dengan pesat seiring menurunnya hasil tangkapan dan budidaya yang mudah dengan biaya rendah.

3. Amin dkk (2011) dalam penelitian yang berjudul kontribusu usaha budidaya rumput laut (eucheuma cottonii) terhadap pendapatan keluarga (studi kasus desa arungkeke, kecamatan arungkeke, kabupaten jeneponto) menemukan bahwa satu tahun ( 4 kali produksi rumput laut) anak-anak dalam suatu rumah tangga rata-rata meningkat sebanyak 5 bentangan dengan upah rata- rata Rp. 3.000 dengan pendapatan Rp. 15. 409.

Dalam penelitian Khalila menggambarkan bagaimana upaya-upaya yang telah dilakukan adalah pertanian pada dan usaha kambing etawa. Dalam pertanian terdapat hal dilakukan yaitu pengambangan sumber daya alam, pengembangan alat pertanian padi, pendamping para petaani. Disisi lain juga terdapat beberapa hal khusus untuk padi yang telah dilakukan di antaranya pemilihan benih, pengolahan tanah, penanaman, dan pemeliharaan sampai panen. Dalam peternakan kambing etawa, usaha yang dilakukan adalah meningkatkan permodalan dan meningkatkan jumlah ternak dengan menempuh berbagai cara.

Sedangkan yang penelitian lakukan, meskipun masih dalam ruang lingkup kesejahteraan ekonomi melalui budidaya rumput laut. Tetapi dalam

(45)

penelitian ini berbeda dengan penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya, penelitian ini lebih menitik beratkan pada upaya peningkatan kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat Desa Lampuara Kecamatan Ponrang Selatan Kabupaten Luwu dalam meningkatkan kesejahteraan ekonomi, serta hasil dalam menjalankan budidaya rumput laut.

(46)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatanStudi kasus, Penelitian Studi kasus dapat dimulai dengan memperhatikan dan menelaah fokus studi kasus yang mendalam dalam gambaran yang hendak diteliti, yang melihat berbagai aspek subjektif dari perilaku objek.

Kemudian, peneliti melakukan penggalian data berupa bagaimana pemaknaan objek dalam memberikan arti terhadap Studi kasus yang terkait. Penggalian data ini dilakukan dengan melakukan wawancara mendalam kepada objek atau informan dalam penelitian, juga dengan melakukan observasi langsung mengenai bagaimana objek peneltiian menginterpretasikan pengalamannya kepada orang lain dan hasil dokuementasi di lapangan tentang bagaimana petani rumput laut di desa lampuara kecamatan ponrang selatan kabupaten Luwu.

Metode penelitian deskriptif digunakan untuk memecahkan atau menjawab permasalahan yang terjadi.Pendekatan yang di maksud untuk mengetahui perubahan sosial ekonomi petani rumput laut Desa Lampuara Kecamatan Ponrang Selatan Kabupaten Luwu.

Maleong (2002; 6) berpendapat bahwa penelitian kualitatif adalah penilitian yang bermaksud untuk memahami fenomena apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain.

35

(47)

Selanjutnya penelitian ini menggunakan pendekatan fenomenologis, yang dilakukan untuk memberikan gambaran yang lebih detail mengenai suatu gejala atau fenomena.

Sebagaimana diketahui bahwa penelitian kualitatif merupakan penelitian yang mengacu pada landasan filosofis fenomenologis, unsur pemahaman mendalam dari sudut objek yang diteliti merupakan hal yang utama, maka desain yang disusunpun harus memungkinkan teraplikasinya landasan tersebut.Pada peneltian ini pengumpulan data yang kami gunakan adalah menggunakan teknik pengumpulan wawancara, observasi, dan angket.

B. Waktu dan Lokasi Penelitian

Dalam penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan November sampai Desember 2020, dengan lokasi penelitian di Desa Lampuara Kecamatan Ponrang Selatan Kabupaten Luwu. Desa Lampuaraini merupakan desa yang paling mayoritas masyarakatnya sebagai petani rumput laut. Rumput laut adalah suatu komoditas utama yang dihasilkan oleh Desa Lampuara hal ini dapat dilihat dari banyaknya kawasan pertanian budi daya rumput laut yang ada di Desa Lampuara, Tirowali, Buntu Kamiri, Salolo, Loa Bassiang, Ujung Bassiang, desa lare-lare, sampai pada kecamataan ponrang dan kecamatan Bua yang terletak di Kabupaten luwu.yangmerupakan kawasan di pesisir pantai, akan tetapi titik fokus penelitian yang akan di lasaksanakan oleh penliti ada pada desa Lampuara kecamatan ponrang selatan.

(48)

Skema dalam pelaksanaan kegiatan penelitian direncanakan dengan jadwal dibawah ini;

No Jenis kegiatan Bulan Ke

Ket 1

Nov 2 Des

3 Jan

4 Feb

5 Mrt

6 April 1 Penyusunan proposal penelitian

2 Konsultasi proposal penelitian 3 Seminar

4 Melaksanakan penelitian 5 Interpretasi dan analisis data 6 Penulisan laporan hasil penelitian 7 Bimbingan dan konsultasi

8 Penyajian ujian SKRIPSI

C. Informan Penelitian 1. Kriteria Informan

Dalam penelitian ini untuk memperoleh data yang lebih akurat. Tidak semua masyarakat Ponrang Selatan dimintai informasi.Namun harus memiliki kriteria-kriteria yang sudah layak untuk dimintai informasi.

Kriteria-kriteria yang di maksud disini adalah di lihat dari usia, pekerjaan, penduduk asli, jenis kelamin, serta mereka paham betul tentang keadaan sosial ekonomi petani rumput laut masyarakat Desa Lampuara Kecamatan Ponrang Kabupaten Luwu.

(49)

2. Jumlah Informan

Dari ±1.115 jiwa yang merupakan jumlah penduduk di Desa Lampuara, kecamatan ponrang selatan kabupaten luwu hanya 10 orang yang menjadi informan dalam penelitian ini, ke-10 informan tersebut adalah 7 dari kalangan masyarakat desa lampuara sebagai informan inti dan 3 dari tokoh adat dalam penelitian ini sebagai informan pendukung.

D. Instrument Penelitian

Pada penelitian ini didasari oleh adanya potensi manusia yang memiliki sifat dinamis dan kemampuan untuk mengamati, menilai, memutuskan dan menyimpulkan secara objektif, untuk memperoleh hasil penelitian yang cermat dan valid serta memudahkan penelitian maka perluh menggunakan alat bantu atau instrument penelitian berupa pedoman wawancara atau interview yaitu, sejumlah daftar pertanyaan yang diberikan kepada responden secara lisan dan dijawab secara lisan pula dengan menggunakan alat perekam suara untuk mengumpukan data dari responden, pedoman observasi, angket atau koesioner yaitu, usaha mengumpulkan informasi dengan menyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis, untuk dijawab secara tertulis pula oleh responden, serta alat pemotret.

E. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Observasi

(50)

Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan sistematis dari fenomena-fenomena yang diselidiki (Agustang, 2011: 131). Teknik ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana tingkat delikuensi remaja di Desa Lampuara Kecamatan Ponrang Selatan Kabupaten Luwu.

Hadari nawawi (2005:94) mengemukakan bahwa observasi langsung adalah cara mengumpulkan data yang dilakukan melalui pengamatan dan pencatatan gejala-gejala yang tampak pada obyek penelitian yang pelaksanaannya langsung pada tempat dimana suatu peristiwa, keadaan atau situasi sedang terjadi. Peristiwa, keadaan atau situasi itu dapat pula yang sebenarnya.Sedang pengamatan dapat dilakukan dengan atau tanpa bantuan alat.

2. Wawancara (interview)

Wawancara atau interview dapat diartikan yaitu sebagai metode pengumpulan data atau informasi dengan cara tanya jawab sepihak, dikerjakan secera sitematik dan berlandaskan kepada tujuan penyelidikan (Agustang, 2011: 113). Tujuan dari wawancara ini untuk mengumpulkan data atau informasi penting baik itu mengenai pendapat, keadaan, serta keterangan dari suatu pihak tertentu.

Hadari Nawawi (2005:111) interview adalah usaha mengumpulkan informasi dengan mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan, untuk dijawab secara lisan pula.Ciri utama dari interview adalah kontak langsung dengan tatap muka (face to face relationship) antara si pencari informasi (interviewer

(51)

atau information hunter) dengan sumber informasi (interviewee).

3. Dokumentasi

Dalam kamus besar bahasa Indonesia dokumentasi didefinisikan sebagai sesuatu yang tertulis, tercetak dan terekam yang diipakai sebagai bukti dan keterangan.

Dokumentasi juga dapat dianggap sebagai materi yang tertulis atau sesuatu yang menyediakan informasi tentang suatu objek.Dokumentasi dapat berisi tentang deskripsi-deskripsi, penjelasan-penjelasan, bagan alur, daftar- daftar, cetakan hasil computer dan contoh-contoh objek dari sitem informasi.

4. Partisipatif

Partisipatif adalah suatu keterlibatan seseorang berupa mental, emosi serta fisik terhadap pelaksanaan kegiatan baik dalam proses mengajar, penelitian dan kegiatan lainnya. Khusus dalam penelitian ini kegiatan partisipatif di ambil untuk mendapatkan data yang lebih akurat.Karna dalam kegiatan partisipatif peneliti terlibat dalam aktifitas masyarakat Desa Lampuara.Sehingga peneliti mampu memahami karakter, kondisi serta perubahan sosial yang ada di masyarakat Desa Lampuara Kecamatan Ponrang Selatan Kabupaten Luwu.

F. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan suatu cara yang digunakan untuk menganalisis, mempelajari serta mengolah data tertentu. Sehingga dapat diambil kesimpulan

(52)

yang konkret tentang persoalan yang diteliti. Penelitian yang akan dilakukan adalah tergolong tipe penelitian deskriptif kualitatif. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis data kualitatif. Analisis data kualitatif (Moleong, 2007: 248) adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelolah, mensitesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.

Dalam penelitian ini setelah memperoleh data dari observasi, dan wawancara, maka peneliti memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelolah. Kemudian peneliti mengelompokkannya sesuai dengan masalah yang diteliti dan menyajikannya dengan kata-kata yang dapat diceritakan kepada orang lain sebagai hasilpenelitian.

Teknik analisis dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik analisis kualitatif, dengan tahap-tahap sebagai berikut:

1. Tahappersiapan

Pada tahap ini dilakukan beberapa kegiatan antara lain mengecek nama dan kelengkapan identitas responden, memeriksa instrumen pengisian data dan mengecek data.

2. Tahap tabulasikegiatan

Kegiatan mengelompokan data kedalam table untuk lebih

(53)

mempermudah dalam menganalisis data.

3. Tahap menganalisisdata

Pada ditabulasi akan Analisis deskriptif kualitatif. Artinya data yang diperoleh dikumpulkan, kemudian diklasifikasikan dan dianalisis secara kualitatif dengan berpedoman kerangka pikiran telah disajikan guna memberikan gambaran yang jelas dari fenomena yangditeliti.

(54)

BAB IV

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Profil Desa Lampuara Kecamatan Ponrang Selatan Kabupaten Luwu 1. Profil Wilayah Penelitian

Desa Lampuara Kecamatan Ponrang Selatan kabupaten luwu merupakan salah satu desa dari 12 desa yang berada dalam wilayah Kecamatan Ponrang Selatan Kabupaten Luwu. Desa Lampuara berjarak sekitar 15 km dari Kota Belopa nama wilayah pusat pemerintahan Kabupaen Luwu. atau sekitar 20 km dari Kota Palopo. Luas Desa Lampuara adalah ± 10,9 ha dimana wilayah berbentuk datar. Karena wilayha yang datar sehingga lahan yang ada di Desa Lampuara digunakan oleh warga untuk bercocok tanam dengan memanfaatkan perkebunan dan sawah, serta wilayah datar yang dekat dengan pantai dijadikan sebahagian adalah empang, sawah dan tempat pengeringan rumput laut.Sehingga di Desa Lampuara sebahagian rata-rata penduduk disana mengais rezeki melalui cocok tanam dan membudidayakan rumputlaut.

2. Keadaan Demografi

Keadaan demografi adalah keadaan penduduk yang bermukim di suatu wilayah termasuk diantaranya usia, jenis kelamin, dsb, yang bertempat tinggal di wilayah tersebut. Adapun usia penduduk Desa Lampuara tentu sangat beragam mulai dari usia 0 – 50 tahun keatas. Untuk lebih mengetahui penduduk yang berjenis kelamin perempuan dan laki-laki yang usia 0 – 50 tahun keatas dengan

43

(55)

interval 1-4 tahun.

3. Data Penduduk Desa Lampuara a. Jumlah Penduduk Desa Lampuara

Data jumlah penduduk Desa Lampuara dapat dilihat pada tabel 4.3 di bawah ini:

Jumlah Jenis Kelamin

Laki-laki Perempuan

Penduduk 3.182 3.473

Persentase 0,478% 0,521%

Sumber: Kantor Desa Lampuara tahun 2020

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa jumlah penduduk yang ada di Desa Lampuara sebanyak 6.654 jiwa yang terdiri dari laki-laki 3.182 jiwa dan perempuan 3.473 jiwa.

b. Etnis Desa Lampuara

Etnis adalah kelompok sosial dalam sistem sosial atau kebudayaan yang mempunyai arti atau kedudukan tertentu karena keturunan, adat, agama, bahasa, dan sebagainya. Anggota-anggota suatu kelompok etnik memiliki kesamaan dalam hal sejarah (keturunan), bahasa (baik yang digunakan ataupun tidak), sistem nilai serta adat-istiadat dan tradisi. Dalam suatu wilayah biasanya dihuni ada beberapa etnis tidak terkecuali di Desa Lampuara akibat adanya proses transmigrasi sehingga penduduk asli bercampur baur dengan masyarakat

(56)

pendatang. Dari hasil penelitian etnis yang terdapat di Desa Lampuara adalah etnis makassar sebagai etnis asli sedangkang etnis jawa sebagai etnis pendatang.

c. Tingkat Pendidikan Penduduk Desa Lampuara

Desa Lampuara Kecamatan Ponrang Selatan memiliki Tingkat pendidikan akan berkaitan dengan pola pikir petani. Namun demikian untuk kegiatan pengelolaan rumput laut tidak berdampak sangat signifikan, hal ini berkaitan baik yang sifatnya langsung maupun tidak langsung terhadap jenis pengelolaan rumput laut yang mereka lakukan karena bisa bekerja.Tingkat pendidikan sendiri baru akan terlihat pada sistem manajemen pengolahan rumput laut untuk mampu menghasilkan rumput laut baik secara jumlah maupun mutu yang mereka lakukan diikuti dengan pengalaman pengelolaan rumput laut yang akan mereka dapatkan.

B. Profil Karakteristik Responden 1. Usia Petani Rumput Laut

Pada umumnya usia petani rumput laut akan bersentuhan langsung dengan kemampuan fisik seseorang untuk melakukan suatu kegiatan atau usaha. Dengan demikian semakin bertambah usia seseorang pada waktu tertentu akan mengalami penurunan waktu produktifitas terbaiknya. Usia petani rumput laut dapat di lihat pada tabel 4.6 di bawah ini:

Gambar

Gambar II.1 Skema Kerangka Pikir  D. Hasil Penelitian Relevan
Gambar 5.1 Aktivitas Perempuan Desa Lampuara Kecamatan  Ponrang Kabupaten Ponrang Selatan

Referensi

Dokumen terkait

Biaya total rata-rata yang digunakan oleh petani responden pada usahatani rumput laut dalam satu kali proses produksi Di Desa Bungin Permai Kecamatan Tinanggea

Responden rumput laut di Desa Kutuh membudidayakan rumput laut Eucheuma spinosum untuk menjaga kelangsungan produksi apabila terjadi gagal panen pada rumput laut Eucheuma

Pengembangan rumput laut sebagai ekowisata dengan memberdayakan petani rumput laut yaitu melibatkan petani rumput laut ikut langsung dalam proses perencanaan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rantai pasokan komoditas rumput laut yang ada di Desa Ujung Baji Kecamatan Sanrobone Kabupaten Takalar meliputi petani rumput laut (Produsen) –

analisis hubungan tingkat produksi dengan tingkat pendapatan petani rumput laut di desa punaga kecamatan mangarabombang kabupaten takalar, dimana dalam penelitian ini

Sedangkan sebanyak 1.493 Kg dengan rata-rata hasil pendapatan dan hasil produksi usaha budidaya rumput laut di Desa Madopolo Kecamatan Obi Utara Kabupaten Halmahera Selatan

Arahan penataan lingkungan permukiman petani rumput laut di Kelurahan Ela-ela dilakukan melalui pengembangan masyarakat dengan memberikan pelatihan secara menyeluruh

Sebagaimana yang dikemukan oleh SMN (39 tahun) pada awalnya keuntungan yang saya peroleh dari budidaya rumput laut tidak seberapa, namun dari tahun tahun pendapatan