4 Bab 2
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Corona Virus Disease 2019
2.1.1 Definisi
COVID 19 adalah jenis coronavirus beta yang dapat menyebabkan penyakit pernapasan yang disebabkan oleh SARSCoV2. Pada 2019, WHO menetapkan nama SARSCoV2, nama penyakit coronavirus. Virus ini pertama kali ditemukan di Wuhan, China. Penyakit coronavirus adalah virus yang menyerang sistem pernapasan, menyebabkan penyakit pernapasan ringan dan infeksi paru-paru berat, yang bisa berakibat fatal. Virus ini ditularkan melalui batuk, bersin, dan kontak dengan orang yang terinfeksi melalui kontak droplet. Jika percikan mengenai benda dan seseorang menyentuhnya kemudian mereka menyentuh hidung, mata, mulutnya maka mereka dapat terinfeksi(Inama, 2021)
2.1.2 Manifestasi klinis
Infeksi virus corona mempunyai tanda-tanda ringan, sedang sampai berat tergantung respons tubuh lantaran tubuh sesorang mempunyai respons yg berbeda - beda. Gejala primer nya demam, batuk kering, gampang lelah dan kehilangan indra perasa dan penciuman. Pada tanda-tanda ringan nir seluruh orang mengalami demam. Gejala berat disertai sesak nafas dan nyeri dada. Gejala COVID-19 umumnya muncul pada ketika lebih kurang dua hari hingga dua minggu sesudah penderita terpapar virus.. Berikut sindrom klinis yg bisa ada bila terinfeksi:
a. Kondisi ringan. Gejala yg ada berupa tanda-tanda yg non spesifik. Yaitu demam, batuk disertai nyeri tonggorokan, sakit kepala, malaise, kongeti hidung dan nyeri otot. Pada syarat ini pasien mempunyai tanda-tanda komplikasi antara lain dehidrasi, sepsis atau napas pendek.
b. Pneumonia ringan mempunyai tanda-tanda demam, batuk dan sesak nafas.
c. Pneumonia berat. Memiliki tanda-tanda demam dan infeksi saluran pernafasan, pernafasan sebagai ketika berat dan cepat , SP02
<90%(Saraswati, 2019, p. 189; Yuliana, 2020)
2.1.3 Penegakan diagnostik
Gejala yang muncul saat pengkajian awal antara lain demam, batuk, pilek, dan sesak napas.
A. Pasien dalam pengawasan atau kasus mencurigakan/kemungkinan 1. Orang yang mengalami:
a) Demam (≥38C) b) Batuk atau pilek c) Sakit tenggorokan
d) Pneumonia ringan sampai berat
2. Infeksi Pasien infeksi pernapasan akut dengan level keparahan ringan sampai berat dan salah satu berikut dalam 14 hari sebelum onset gejala:
a) Interaksi erat dengan pasien kasus terkonfirmasi atau probable COVID-19
b) Riwayat interaksi dengan hewan penular (jika hewan sudah teridentifikasi)
c) bekerja atau mengunjungi fasilitas layanan kesehatan dengan kasus terkonfirmasi atau probable infeksi COVID-19 di Tiongkok atau wilayah/negara yang terjangkit.
d) Memiliki riwayat berpergian ke Wuhan dan memiliki demam (suhu ≥380C) atau riwayat demam.
B. Orang dalam Pemantauan merupakan seseorang yang mengalami demam atau riwayat demam tanpa pneumonia yang memiliki riwayat berpergian ke Tiongkok atau wilayah yang terjangkit, dan tidak mempunyai satu atau lebih riwayat paparan disebagai berikut:
1. Riwayat interaksi erat dengan kasus konfirmasi COVID-19 2. Bekerja atau mengunjungi fasilitas kesehatan yang berhubungan
dengan pasien konfirmasi COVID-19 di Tiongkok atau wilayah/negara yang terjangkit (sesuai dengan perkembangan penyakit)
3. Memiliki riwayat interaksi dengan hewan penular (jika hewan penular sudah teridentifikasi) di Tiongkok atau wilayah yang terjangkit sesuai dengan perkembangan penyakit.
4. Kasus Probabilitas Pasien dalam pemantauian yang diperiksakan untuk COVID-19 tetapi inkonklusif atau tidak dapat disimpulkan atau seseorang dengan hasil positif pan-coronavirus atau beta coronavirus.29,30
5. Kasus terkonfirmasi seseorang yang secara laboratorium terkonfirmasi COVID-19.(Yuliana, 2020)
2.1.4 Penularan
Infeksi COVID19 dapat dibagi menjadi beberapa jenis:
a. Percikan terjadi saat kontak dan droplet, kontak langsung atau tidak langsung dengan orang yang terinfeksi virus, batuk, berbicara, dan berjabat tangan.
b. Udara, Infeksi melalui udara yang disebabkan oleh penyebaran droplet yang tersebar bersifat menular dan dapat berpindah-pindah.
c. Fomit transparan ke permukaan objek. Virus corona dapat bertahan berjam-jam hingga berhari-hari di permukaan benda mati. Virus Corona bisa menular melalui benda-benda yang biasa ada di sekitar kita (Sitepu & Simanungkalit, 2019).
2.1.5 Pencegahan
Secara umum semua populasi bisa terkena virus ini tetapi tergantung dengan daya imun tubuh. Lansia yang memiliki penyakit penyerta atau comorbid lebih rentan terinfeksi virus corona. Penyakit ini memiliki gejala yang bervariasi, masa inkubasi yang panjang, periode infeksi yang mulai sebelum timbulnya gejala, penularan yang berasal dari penderita, durasi sakit yang panjang dan transmisi masih dapat terjadi walaupun penderita secara klinis telah pulih. Satu satunya tindakan yang bisa dilakukan untuk mencegak virus corona adalah vaksinasi. Vaksinasi dilakukan secara
berkala ke masyarakat. Cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi resiko tertularnya virus corona yaitu:
1. Physical distancing ( menjaga jarak dengan orang lain dan tidak keluar rumah kecuali ada keperluan mendesak)
2. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir / menggunakan handsanitizer
3. Jangan menyentuh area wajah terutama mata dan mulut sebelum mencuci tangan
4. Menggunakan masker bila berpergian keluar rumah
5. Menerapkan etika batuk atau bersin dengan menutup hidung dan mulut dengan lengan atas bagian dalam atau tisu, kemudian buanglah ke tempat sampah.
6. Hindari kontak erat dengan penderita infeksi saluran nafas akut (ISPA) atau orang yang dicurigai positif terinfeksi virus corona
7. Hindari kontak dengan hewan ternak dan hewan liar
8. Meningkatkan daya tahan tubuh dengan mengkonsumsi makanan yang bergizi, berolahraga secara teratur dan istirahat cukup. (Hairunisa &
Amalia, 2020) 2.2 pengalaman
Pengalaman ialah keseluruhan pengamatan yang telah disimpan dalam ingatan atau digabungkan dengan suatu penghargaan akan masa yang akan datang sesuai dengan apa yang sudah diamati di masa lalu. Pengalaman juga dapat diartikan sebagai sebuah pengertian lain dari empirisme. Empirisme merupakan aliran filsafat yang berpandangan bahwa pengetahuan secara keseluruhan atau parsial didasarkan kepada pengalaman yang menggunakan indra manusia. Secara terminologi pengalaman adalah permulaan segala pengenalan. Pengenalan intelektual tidak lain dari pada semacam perhitungan, yakni penggabungan data - data inderawi yang sama dengan cara berlainan (A Susilo, 2011).
2.3 Isolasi mandiri
2.3.1 Definisi
Karantina merupakan upaya memisahkan seorang yg terpapar COVID-19 (baik menurut riwayat hubungan atau riwayat perjalanan ke daerah yg sudah terjadi transmisi komunitas) meskipun belum memperlihatkan tanda-tanda apapun atau sedang pada masa inkubasi yg bertujuan buat mengurangi risiko penularan. Isolasi merupakan upaya memisahkan seorang yg sakit yg membutuhkan perawatan COVID-19 atau seorang terkonfirmasi COVID19, menurut orang yg sehat yg bertujuan buat mengurangi risiko penularan. (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2021)
Isolasi mandiri adalah upaya memisahkan seseorang yang sakit atau terkonfirmasi infeksi maupun orang yang memiliki gejala virus corona dari orang yang sehat bertujuan untuk mengurangi resiko penularan. Isolasi mandiri yaitu upaya memutus rantai penyebaran virus corona dengan berdiam diri di rumah sambil memantau kondisi diri dengan tetap menjaga jarak dari keluarga dan masyarakat luas. Respons yang berbeda terhadap covid sebagian besar orang yang terpapar virus akan mengalami gejala ringan, sedang bahkan akan pulih tanpa perawatan di rumah sakit. Orang yang harus melakukan isolasi mandiri jika memiliki gejala sakit seperti demam, batuk, atau pilek, mudah kelelahan, nyeri tenggorokan, kehilangan rasa atau bau dan sesak nafas. Isolasi mandiri dilakukan jika kemungkinan diantaranya seseorang kontak dengan terduga COVID-19, seseorang tidak kontak langsung dengan terduga COVID-19 namun memiliki riwayat berpergian ke daerah zona merah, seseorang yang memiliki gejala dan mengalami gangguan pernafasan. Ketika melakukan isolasi mandiri ada beberapa hal yang tidak dapat dilakukan yaitu tidak boleh berbagi alat makan, mandi, dan pakaian bersama anggota keluarga yang lainnya. Apabila berbagi kamar mandi atau mesin cuci pakaian hendaknya membersihkan dengan desinfektan setelah menggunakannya. Menjaga jarak 1 meter dari keluarga, menerapkan perilaku sehat dan bersih, tetap menjaga pertahanan tubuh dengan menerapkan pola hidup sehat yaitu makan makanan bergizi , memperbanyak buah dan sayur, istirahat dengan cukup, melakukan olahraga ringan seperti berjemur setiap pagi hari dan menghindari merokok ataupun minum minuman beralkohol
(Putri & Rahmah, 2020).
2.3.2 Orang yang melakukan isolasi mandiri
1. Individu dengan riwayat kontak dengan kemungkinan atau konfirmasi kasus Covid19. Riwayat kontak terkait meliputi:
a. Kontak pribadi dengan kemungkinan atau kasus yang dikonfirmasi dalam jarak 1 meter
b. Kontak fisik langsung dengan kemungkinan atau kasus yang dikonfirmasi
c. Individu yang secara langsung menangani kemungkinan kasus tanpa menggunakan APD.
2. Pada kasus konfirmasi Covid-19 yang tidak bergejala ( asimptomatik) atau gejala ringan tanpa komorbid (penyakit penyerta) dilakukan monitor petugas kesehatan.
3. Seseorang suspek Covid-19 dengan gejala ringan dan tanpa komorbid (penyakit penyerta) maka isolasi mandiri akan ditentukan oleh petugas kesehatan jika sudah selesai (mayasiroh, 2021)
2.3.3 Prinsip isolasi mandiri
Lakukan 3M untuk mengurangi risiko infeksi
1. cuci tangan pakai sabun, selalu pakai masker dan jaga jarak 2. Makan makanan yang bergizi
3. Minum suplemen vitamin.
Deteksi dini
1. Catat gejala (demam, batuk, nyeri dada, sesak napas, dll).
2. Laporkan ke profesional kesehatan(mayasiroh, 2021) 2.3.4 Ketentuan penyelesaian isolasi mandiri
1. Lama karantina & isolasi a) Karantina
Karantina dilakukan semenjak seorang diidentifikasi berhubungan erat atau memenuhi kriteria perkara suspek yg
memerlukan perawatan Rumah Sakit. Karantina wajib dimulai segera selesainya, seorang diinformasikan mengenai statusnya menjadi seseorang hubungan erat, idealnya pada ketika lebih berdasarkan 24 jam semenjak seorang diidentifikasi hubungan erat
& pada ketika lebih berdasarkan 48 jam semenjak perkara indeks terkonfirmasi.
Seseorang dinyatakan terselesaikan karantina bila keluar hasil test dalam hari kelima menaruh output negatif. apabila keluar test positif, maka orang tadi dinyatakan menjadi perkara terkonfirmasi COVID-19 & wajib menjalani isolasi. apabila test dilakukan maka karantina wajib dilakukan selama 14 hari.
b) Isolasi
Isolasi dilakukan semenjak seorang suspek menerima perawatan pada Rumah Sakit atau seorang dinyatakan terkonfirmasi COVID-19, paling lambat pada 24 jam semenjak perkara terkonfirmasi. Kriteria terselesaikan isolasi & sembuh dalam perkara terkonfirmasi COVID-19 memakai tanda-tanda menjadi patokan utama:
- Pada kasus terkonfirmasi yang bergejala (asimtomatik), isolasi dilakukan selama sekurang-kurangnya 10 hari semenjak pengambilan spesimen penaksiran konfirmasi.
- Pada kasus terkonfirmasi yang bergejala, isolasi dilakukan selama 10 hari semenjak ada tanda-tanda ditambah menggunakan sekurang-kurangnya tiga hari bebas tanda- tanda demam & gangguan pernapasan. Sehingga, buat perkara-perkara yg mengalami tanda-tanda selama 10 hari atau kurang wajib menjalani isolasi selama 13 hari.
(Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2021)