• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI EVALUASI PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN SERTA PENGARUHNYA TERHADAP KEWAJARAN PENYAJIAN LAPORAN LABA RUGI PADA PT. PANAIKANG MOTOR PERKASA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "SKRIPSI EVALUASI PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN SERTA PENGARUHNYA TERHADAP KEWAJARAN PENYAJIAN LAPORAN LABA RUGI PADA PT. PANAIKANG MOTOR PERKASA"

Copied!
87
0
0

Teks penuh

(1)

EVALUASI PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN SERTA PENGARUHNYA TERHADAP KEWAJARAN PENYAJIAN LAPORAN LABA RUGI

PADA PT. PANAIKANG MOTOR PERKASA

A. NURHIDAYAH 10573 02294 10

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSAR 2014

(2)

i

TERHADAP KEWAJARAN PENYAJIAN LAPORAN LABA RUGI PADA PT. PANAIKANG MOTOR PERKASA

A. NURHIDAYAH 10573 02294 10

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Pada Jurusan Akuntansi

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSAR 2014

(3)

ii

SERTA PENGARUHNYA TERHADAP KEWAJARAN

PENYAJIAN LAPORAN LABA RUGI PADA PT. PANAIKANG MOTOR PERKASA

Nama Mahasiswa : A. NURHIDAYAH No. Stambuk/Nim : 10573 02294 10

Fakultas : EKONOMI DAN BISNIS

Jurusan : AKUNTANSI

Perguruan Tinggi : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

Makassar, 27 Februari 2014

Menyetujui

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Wellang Roslan, MM. Moh. Aris Pasigai SE, M.M.

Mengetahui

Dekan Fakultas Ekonomi Ketua Jurusan Akuntansi

Dr. Mahmud Nuhung, M.A Ismail Badollahi, SE.,M.Si.,Ak KTAM. 497 794 NBM. 1073 428

(4)

iii

Universitas Muhammadiyah Makassar dengan Nomor: 113 Tahun 1435 H/ 2014 M dan telah dipertahankan di depan tim penguji pada hari rabu tanggal 16 bulan Juli tahun 2014/ 21 Rajab 1436 H, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

Makassar,

Panitia Ujian:

1. Pengawas Umum : Dr. H. Irwan Akib, M.Pd. (………..………) (Rektor Unismuh Makassar)

2. Ketua : Dr. Mahmud Nuhung, M.A (……...…….…..) (Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis)

3. Sekertaris : Drs. H. Sultan Sarda, MM (……….……….) (PD.I Fakultas Ekonomi dan Bisnis)

4. Penguji :

1) Dr. Hj. Euis Eka Pramiarsih, M.pd (………….……..) 2) Ismail Rasulong, SE., MM (…..……….) 3) Ishak, SE.,M.Si,Ak (……….…..) 4) Moh. Aris Pasigai , SE.,MM (……….………..)

(5)

Humdarajatung indallah wallahu basirummbima ya’mmalun (Al-Imran:163)

(Kedudukan) mereka itu bertingkat-tingkat disisi Allah, dan Allah Maha Melihat apa yang mereka kerjakan.

AllamalInsana malamyyallam (Al-Alaq: 5)

Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya

Walatakullanna lisyaiing inni failung zalika gada’

(Al- Kafh: 23)

Dan jangan sekali-kali engkau mengatakan terhadap sesuatu, “ aku pasti melakukan itu besok pagi,”

doa, usaha, dan kerja keras adalah kunci kesuksesan

&

usaha tampa doa sia-sia, doa tampa usaha mustahil

(6)

v

PT. PANAIKANG MOTOR PERKASA”. Yang dibimbing oleh Wellang Roslan dan Aris Pasigai

Penulisan dalam skripsi ini, mengambil topik mengenai penerapan pengakuan pendapatan dan beban yang yang digunakan PT. Panaikang Motor Perkasa. Penulis menggunakan metode penelitian yaitu metode deskriptif kualitatif agar dapat diteliti secara mendetail dan lebih rinci serta (library research dan field research) yaitu penelitian pustaka dan tinjauan lapangan sehingga penulis yakin dengan data yang kelola, terkhusus dengan data mengenai penerapan pengakuan pendapatan.

Oleh karena itu, pendapatan harus diukur secara tepat sesuai dengan prinsip- prinsip pengakuan pendapatan. Pendapatan dan pengeluaran akan menjadi komponen sebanding dalam laporan laba rugi yang disajikan dalam laporan keuangan benar-benar harus mencerminkan pendapatan dan beban benar-benar diterima dan diterima oleh perusahaan dalam periode. Metode pengakuan pendapatan menjadi penting untuk diterapkan untuk mengukur pendapatan benar-benar diterima oleh perusahaan.

Pendapatan Pengenalan Prinsip ditentukan bahwa pendapatan diakui jika direalisasikan atau bisa menyadari atau dihasilkan dengan menggunakan metode Accrual Basic. Dari pendapatan, beban juga harus direkam dengan benar dan proporsional, karena beban juga menentukan pernyataan pendapatan Perusahaan. Kebenaran dalam rekaman kegiatan pengeluaran tergantung pada akurasi klasifikasi biaya yang diterapkan oleh perusahaan itu sendiri. Penelitian ini dilakukan di perusahaan yang bergerak di bidang otomotif (Nissan Diesel), yaitu PT. PANAIKANG MOTOR PERKASA MAKASSAR, bertujuan untuk mengetahui apakah metode pengakuan pendapatan dan pengeluaran mungkin mempengaruhi laporan keuangan (Laba Rugi) pernyataan. Dari hasil penelitian, bahwa metode pengakuan pendapatan diterapkan adalah metode pengakuan pendapatan pada saat dijual dan aplikasinya dasar akrual bassic dan juga beban yang diakui ketika telah terjadi dan tepat karena ini sudah memenuhi kriteria yang ditentukan oleh PSAK, laporan keuangan karena itu begitu jelas sehingga perusahaan mengakuai bahwa laporan keuangan telah disajikan wajar dengan pengecualian dan layak menurut standar akuntansi keuangan.

Kata kunci: Pengakuan pendapatan, beban, keuangan.

(7)

vi Assalamu’alaikum Wr.Wb

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah serta karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul: “EVALUASI PENGAKUAN PENDAPATAN DAN BEBAN SERTA PENGARUHNYA TERHADAP KEWAJARAN PENYAJIA LAPORAN LABA RUGI PADA PT. PANAIKANG MOTOR PERKASA”. sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Makassar. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung hingga selesainya skripsi ini. Ucapan terima kasih dan penghargaan yang tulus penulis ucapkan kepada:

1. Bapak Dr. Irwan Akib, M.Pd selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.

2. Dr. Mahmud Nuhung, SE.,M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Bapak H. Andi Arman, SE.,M.Si.,Ak, selaku ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Bapak Drs. Wellang Roslan, MM dan bapak Drs. Aris Pasigai SE.,M.M, selaku dosen pembimbing utama.

(8)

vii

kasih kepada beliau yang selama ini membimbing saya dari kecil hingga kini.

Mengajarkan bagaimana menjalani hidup dan mengajarkan betapa pentingnya yang namanya pendidikan.

7. Kepada saudara-saudaraku tercinta, kak Jusz, kak yaya, dan adik wahda, terima kasih banyak atas arahan dan supportnya, takkan kulupa jasa kalian.

8. Serta teman-teman yang selalu ingin membantu memberikan masukan yang sangat membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

9. Dan ucapan terima kasih banyak kepada sahabat-sahabat yang selalu menyemangati dan memberikan motivasi dalam penyusunan ini. Semoga Tuhan membalas kebaiakan kalian semua…Amiiin.

(9)

ix

HALAMAN JUDUL ...

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN... iii

MOTTO ... iv

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR TABEL ... xiii

LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 5

(10)

x

B. Defenisi Pendapatan ... 5

C. Pengakuan Pendapatan ... 11

D. Beban ... 18

E. Laporan Laba Rugi ... 21

F. Laporan Keuangan ... 22

G. Kewajaran ... 26

H. Kerangka Pikir……….. .... 28

I. System Akuntansi ... 30

J. Pengertian Penjualan ... 30

K. Klasifikasi Transaksi Penjualan ... 33

L. Kebijakan Akuntansi ... 40

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempatdan Waktu Penelitian ... 42

B. Metode Pengumpulan Data ... 42

C. Jenisdan Sumber Data ... 43

D. Metode Analisis ... 43

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah Singkat ... 45

(11)

xi

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Proses Akuntansi ... 50

B. Perlakuan Akuntansi ... 55

C. System informasi AK. PenjualanTunai ... 57

D. System informasi AK. PenjualanKredit ... 60

E. Pengakuan Pendapatan ... 63

F. Penerapan Beban ... 66

BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan ... 70

B. Saran ... 71

DAFTAR PUSTAKA ... 73

(12)

xii

Gambar 1 : Kerangka Pikir... 28

(13)

Xiii

Tabel : 1. Daftar rincian piutang ………... 52

Tabel : 2. Laporan LabaRugi ………. 55

Tabel : 3. Rincian Pendapatan Per Unit ………. 56

Tabel : 4. Daftar Beban Lain-lain ……….. 68

Tabel : 5. Daftar Beban Umum & Administrasi ……… 69

(14)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Di dalam bisnis terdapat adanya persaingan ekonomi yang mendorong perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan usahanya maka perusahaan harus mampu meningkatkan profitabilitas dan kinerja perusahaan serta diperlukan adanya suatu pengelolaan manajemen yang baik, maka manajemen mempunyai tanggung jawab yang besar terhadap penyusunan dan penyajian laporan keuangan karena menyangkut informasi yang akan digunakan oleh pihak yang terkait untuk pengambilan keputusan.

Oleh karena itu setiap pemasukan maupun pengeluaran perusahaan selalu dicatat di dalam laporan keuangan perusahaan. Agar laporan keuangan dikatakan wajar maka laporan keuangan yang disajikan dan disusun sesuai Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Laporan keuangan merupakan bagian dari pelaporan keuangan yang di dalamnya terdiri atas beberapa elemen yaitu neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan.

Laporan keuangan dapat dikatakan layak apabila dapat dipahami, relevan, reliabilitas, komparabilitas serta konsisten. Pada umumnya setiap perusahaan, baik perusahaan besar maupun kecil pasti mempunyai catatan atas laporan keuangan dimana laporan keuangan tersebut diharuskan untuk dilaporkan secara wajar yang

(15)

bisa memberikan gambaran posisi keuangan, kinerja perusahaan, perubahan ekuitas dan arus kas perusahaan. Penyusunan laporan keuangan tidak terlepas dari pemilihan pemilihan metode, tekhnik serta kebijakan – kebijakan akuntansi, pemilihan metode maupun tekhnik dalam akuntansi dapat berpengaruh terhadap pengakuan pendapatan dan beban.

Dalam menyusun laporan keuangan yang wajar ada beberapa faktor yang mempengaruhinya salah satunya komponen laporan keuangan yaitu laporan laba rugi dimana laporan tersebut merupakan dasar penting untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan yang mencakup pendapatan dan beban. Pendapatan merupakan indikator untuk pembentukan laba, oleh karena itu pendapatan diukur secara wajar sesuai prinsip pengakuan pendapatan untuk diterapkan guna mengukur pendapatan yang diterima sebenarnya oleh perusahaan. Dimana pendapatan merupakan kegiatan pokok juga merupakan komponen yang akan diperbandingkan dalam laporan keuangan dan disajikan sesuai Standar Akuntansi Keuangan. Pendapatan juga salah satu modal kerja yang paling likuiditas karena kejadian yang menyebabkan naiknya nilai asset mengakibatkan pendapatan menjadi sasaran yang paling mudah untuk disalahgunakan. Dalam konsep pendapatan permasalahan utamanya yaitu bagaimana menentukan saat pengakuan pendapatan,

Selain pendapatan, beban juga merupakan faktor yang mempengaruhi kewajaran laporan keuangan. Dimana beban juga diakui dalam laporan laba rugi berkaitan dengan manfaat ekonomi dengan penurunan asset atau kenaikan

(16)

kewajiban telah terjadi dan dapat diukur dengan handal. Maka beban perusahaan harus dicatat secara tepat karena menentukan laba perusahaan, beban mencakup baik kerugian maupun beban timbul karena aktivitas perusahaan untuk memperoleh pendapatan. PT Panaikang Motor Perkasa (PMP) merupakan perusahaan yang bergerak dibidang perdagangan Mobil (nisan Diesel) sudah barang tentu dari hasil penjualan usahanya haruslah dibuatkan laporan keuangan, dimana laporan keuangan yang dibuat tidak terlepas bagaimana PT Panaikang Motor Perkasa (PMP) mengakui dasar pendapatan dan beban bagi perusahaannya. Ketepatan pengakuan antara pendapatan dan beban merupakan indikator yang dapat mempengaruhi Laporan keuangan secara keseluruhan, terlebih lagi pada laporan Laba rugi Perusahaan.

Untuk itu perlu ketpatan pencatatan dan pengakuan antara pendapatan dan beban bagi perusahaan.

Ketepatan pencatatan beban tergantung pada ketepatan pengklasifikasian beban yang diterapkan perusahaan. Pihak – pihak yang terlibat membutuhkan berbagai informasi untuk kepentingannya baik berupa informasi keuangan maupun non keuangan. Informasi laporan keuangan dapat dipenuhi oleh jasa akuntansi yang melalui tahap atau suatu proses profesi akuntansi yang akan menghasilkan suatu laporan keuangan. Penyusunan laporan keuangan tidak terlepas dari pemilihan metode, tekhnik serta kebijakan akuntansi. Pemilihan metode maupun tekhnik dalam akuntansi dapat berpengaruh terhadap pengakuan pendapatan dan beban, hal ini tergantung kebijakan perusahaan. Dalam pelaporan keuangan yang menjadi pusat

(17)

perhatian dalam laporan laba rugi adalah angka –angka pendapatan, beban dan laba hal ini sangat mempengaruhi ketepatan dalam pengakuan pendapatan. Dengan demikian laporan keuangan harus disajikan secara layak posisi keuangan perusahaan.

B. Perumusan Masalah

Dengan adanya analisis yang cermat maka pengakuan pendapatan yang diterapkan oleh perusahaan sangat berpengaruh terhadap beban – beban yang telah dikeluarkan. Laporan keuangan yang disajikan dengan metode yang tepat mengakibatkan informasi yang diperoleh dari laporan keuangan tersebut dapat dipertanggungjawabkan dan dapat dipergunakan sesuai kebutuhan para pemakainya agar dapat diperoleh kewajaran laporan keuangan.

Dari pernyataan diatas, dapat dikemukakan masalah atau kendala yang dihadapi perusahaan sehubungan dengan pengakuan pendapatan dan beban terhadap kewajaran laporan keuangan maka perumusan masalah penelitian adalah:

“Bagaimana pengaruh pengakuan pendapatan dan beban terhadap kewajaran penyajian laporan laba rugi pada PT. Panaikang Motor Perkasa.

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang ada maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pengakuan pendapatan dan beban terhadap kewajaran penyajian laporan laba rugi pada PT. Panaikang Motor Perkasa.

(18)

D. Manfaat Penelitian

a. Sebagai salah satu bahan informasi bagi perushaan dan semua pihak yang berkepentingan dalam organisasi tersebut serta sebagai bahan untuk mengembangkan system yang ada dalam perusahaan yang dijalankannya.

b. Hasil penelitian ini diharapkan bisa dijadikan sebagai dasar sumber informasi bagi penelitian yang akan datang, serta dapat dijadikan untuk membandingkan antara teori yang satu teori yang lain selama perkuliahan dan dapat mengembangkan daya fikir yang sistematis.

(19)

5 A. Pengertian Tentang Pendapatan

Setiap perusahaan dalam melaksanakan kegiatannya mempunyai suatu tujuan untuk menghasilkan laba sesuai yang diinginkan, maka untuk menghasilkan suatu laba yang maksimal tidak terlepas dari masalah pengakuan pendapatan yang di peroleh perusahaan dalam melakukan usahanya.

Pendapatan sangat penting bagi kelangsungan hidup perusahaan untuk membiayai segala pengeluaran dan aktivitas perusahaan. Tidak semua kenaikan dari asset dapat disebut sebagai pendapatan, dimana kegiatan utama yang berlanjut merupakan karakteristik yang membatasi kenaikan aset sebagai pendapatan.

Pendapatan merupakan unsur yang sangat penting dalam laporan keungan, karena dalam melakukan suatu aktivitas usaha, manajemen perusahaan tentu ingin mengetahui nilai atau jumlah pendapatan yang diperoleh dalam suatu periode akutansi yang diakui sesuai dengan prinsip-prinsip yang berlaku umum.

B. Definisi Pendapatan

FASB (Financial Accounting Standart Board) mendefinisikan pendapatan sebagai berikut : ”Revenues are inflows or other enchancements of assets of an entity or settlements of its lialibities(or condition of both) from delivering or producting goods,rendering services,or other activities that constitute the entity’s on going major or central operation”. Atau dapat diartikan pendapatan adalah aliran masuk atau peningkatan lain dari aktiva suatu entitas atau pelunasan kewajiban atau kombinasi

(20)

keduanya dari penyerahanatau produksi suatu barang ,pemberian jasa atau aktiva lain yang merupakan usaha terbesar atau utama/sentral perusahaan yang dilakukan secara terus-menerus.

menurut Munandar (2006 : 18 ) memberikan definisi pendapatan sebagai berikut:

“Pendapatan adalah suatu pertambahan assets yang mengakibatkan bertambahnya owners equity, tetapi bukan karena pertambahan modal baru dari pemiliknya dan bukan pula merupakan pertambahan assets yang disebabkan karena bertambahnya liabilities”

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) (2007 : 23) adalah sebagai berikut:

“Pendapatan adalah arus masuk bruto manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama periode yang mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal. Pendapatan hanya terdiri dari arus masuk bruto manfaat ekonomi yang diterima oleh perusahaan untuk dirinya sendiri. Jumlah yang ditagih untuk dan atau atas nama pihak ketiga bukan merupakan pendapatan karena tidak menghasilkan manfaat ekonomi bagi perusahaan dan tidak mengakibatkan kenaikan ekuitas”

Menurut Skousen dan Stice (Akbar, 2009 : 563 ) pengertian pendapatan adalah sebagai berikut :

“Pendapatan merupakan arus masuk atau peningkatan aktiva lainnya sebuah entitas atau pembentukan utang (atau sebuah kombinasi dari keduanya) dari pengantaran barang atau penghasilan barang, memberikan pelayanan atau melakukan aktivitas lain yang membentuk operasi pokok atau bentuk entitas yang terus berlangsung”

(21)

Pengertian Pengukuran Pendapatan

Pengukuran pendapatan merupakan unsur-unsur yang sangat penting dalam laporan keuangan, karena dalam melakukan aktivitas usaha dan manajemen perusahaan tentu ingin mengetahui nilai atau jumlah pendapatan yang diperoleh dalam suatu periode akuntansi yang diakui sesuai dengan prinsip umum.

Hal yang erat dengan masalah pengakuan adalah masalah pengukuran, menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) (2007 : 23) mendefinisikan :

“Pengukuran adalah proses penetapan jumlah uang untuk mengakui dan memasukan setiap unsur laporan keungan dalam neraca dan laporan rugi laba”.

Sedangkan menurut Hendriksen (2006 : 380) menjelaskan arti pengukuran secara tradisioanal dalam akutansi yaitu :

“Pemberian nilai angka ( numerical values ) pada objek atau kejadian yang berhubungan dengan perusahaan dan diperoleh sedemikian rupa sehingga cocok untuk digabungkan

( seperti total nilai aktiva ) atau pemilihan (disaggregation) sebagai mana yang diinginkan untuk situasi tertentu.”

Menurut PSAK 23.2 dan 23.3 alinea 51-55, pendapatan harus diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau yang dapat diterima. Jumlah pendapatan yang timbul dari suatu transaksi biasanya ditentukan oleh persetujuan antara perusahaan dan pembeli atau pemakai aktiva tersebut. Jumlah tersebut diukur dengan nilai wajar imbalan yang

(22)

diterima atau yang dapat diterima perusahaan dikurangi diskon dagang dan rabat volume yang diperbolehkan oleh perusahaan.

Dasar Pengukuran Pendapatan

Dasar pengukuran pendapatan adalah suatu unsur diakui secara formal yang memenuhi elemen laporan keuangan. Sebuah unsur juga dapat di ukur dalam satuan uang untuk dapat diakui pengungkapan merupakan pengakuan yang lebih tepat dalam situasi dimana yang relevan tidak dapat diukur dengan handal.

Menurut Skousen dan Stice (Akbar, 2009 :568) ada lima dasar pengukuran yang biasanya digunakan dalam praktek yaitu :

Biaya historis (historical cost) adalah harga tunai ekuivalen yang dipertukarkan untuk barang atau jasa pada tanggal perolehan (akuisisi). Pada dasar pengukuran ini, aktiva dicatat pengeluaran kas (atau setara kas) yang dibayar atau sebesar nilai wajar dari imbalan yang diberikan untuk memperoleh aktiva tersebut pada data perolehan.

Kewajiban dicatat sebesar jumlah yang diterima sebagai penukar dari kewajiban atau dalam keadaan tertentu (misalnya pajak penghasilan), dalam jumlah kas (atau setara kas) yang diharapkan akan dibayar untuk memenuhi kewajiban dalam pelaksanaan usaha yang normal. Biaya penggantian saat ini (Current Replacement Cost) merupakan harga tunai yang akan dibayarkan sekarang untuk membeli atau mengganti jenis barang atau jasa yang sama yang tidak didiskontokan yang mungkin akan diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban. Nilai pasar saat ini (Current Market Value) merupakan harga tunai ekuivalen yang dapat diperoleh dengan menjual aktiva dalam likuidasi sebelumnya

(23)

atau yang dilaksanakan secara terarah. Nilai bersih yang dapat direalisasikan (Net Realizable Value) merupakan jumlah kas yang diharapkan akan diterima atau dibayarkan dari hasil pertukaran aktiva atau kewajiban dalam kegiatan normal perusahaan. Kewajiban dinyatakan sebesar nilai penyelesaian, yaitu jumlah kas (atau setara kas) yang tidak didiskontokan yang diharapkan akan dibayarkan untuk memenuhi kewajiban dalam pelaksanaan usaha normal. Nilai sekarang atau diskonto (pemecahan dari kerugian atas saham) merupakan aktiva yang dinyatakan sebesar arus kas masuk bersih di masa depan yang diskontokan ke nilai dari pos yang diharapkan dapat memberikan hasil dalam pelaksanaan usaha normal kewajiban dinyatakan ke nilai sekarang yang diharapkan akan diperlukan untuk menyelsaikan kewajiban dalam pelaksanaan usaha.

Dari kelima atribut pengukuran tersebut, memiliki nilai yang kurang lebih sama.

Perbedaan akan muncul dengan bertambahnya umur aset, perubahan kondisi usaha, dan harga perolehan semula menjadi kurang relevan dalam mengukur keuntungan ekonomis di masa yang akan datang.

Penetapan Pengukuran Pendapatan

Cara terbaik untuk pengukuran pendapatan adalah dengan menggunakan nilai tukar dari barang atau jasa. Nilai tukar ini menunjukan ekuivalen kas atau nilai sekarang dari pendiskontoan tagihan uang yang akhirnya akan diterima dari transaksi pendapatan.

Di dalam banyak kasus, nilai ini bisa ekuivalen dengan harga yang disepakati dalam transaksi dengan pelanggan. Tetapi penyisihan semestinya harus dibuat untuk menunggu waktu hingga tagihan dibayar. Agar direalisasi (yaitu, secara formal diakui didalam

(24)

catatan akuntansi sebagai pendapatan yang diperoleh selama periode berjalan), pendapatan harus memenuhi tiga tujuan sebagai berikut :

Barang atau jasa itu harus diberikan sepenuhnya (misalnya, penyerahan jasa kepada pelanggan). Pertukaran sumber daya dibuktikan oleh transaksi pasar yang harus terjadi (misal, penerimaan jasa membayar atau berjanji akan membayar uang kas dan si pemberi jasa menyerahkan jasanya). Ketertagihan (collectibility) aktiva itu (misalnya, tagihan jasa atau premi) haruslah cukup pasti.

C. Pengakuan Pendapatan

Pengakuan pendapatan adalah suatu masalah penting dalam perekonomian saat ini, Financial accounting standard board (FASB) juga telah melakukan pemeriksaan secara menyeluruh atas standar akuntansi yang berkaitan dengan pengakuan pendapatan.

Laporan keuangan yang dapat diandalkan dalam hal pengakuan pendapatan adalah sangat penting.

Hal yang berkaitan erat dengan masalah pengakuan adalah masalah pengukuran, menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) (2007 : 20) mengartikan pengakuan sebagai berikut:

“Pengakuan merupakan proses pembentukan suatu pos yang memenuhi definisi unsur serta kriteria pengakuan dalam neraca atau laporan laba-rugi.”

Sedangkan menurut Skousen dan Stice (Akbar, 2009: 584) mendefinisikan :

(25)

“Proses perekaman formal sebuah item dalam catatan akuntansi yang akhirnya dilaporkan dalam laporan keuangan, termasuk pelaporan awal sebuah item maupun perubahan berikutnya berhubungan dengan item itu.”

Dari berbagai macam definisi di atas dapat ditarik kesimpulan pengakuan pendapatan adalah proses perekaman formal dalam catatan akuntansi ketika barang dipindahtangankan dari penjual kepada pembeli, dimana transaksi penjualan telah terjadi dan terdapat harga dari penjualan barang tersebut yang akhirnya dilaporkan dalam laporan keuangan.

Salah satu masalah yang timbul dalam akuntansi adalah saat pengakuan pendapatan yang tepat, pendapatan diakui bila besar kemungkinan manfaat ekonomi akan mengalir ke perusahaan dan manfaat ini dapat diukur secara objektif, apabila terjadi kesalahan dalam menentukan kapan saat pendapatan diakui, akan mempengaruhi besarnya laba / rugi yang akan diterima perusahaan.

Kriteria Pengakuan Pendapatan

Dalam PSAK 23 Pengakuan sebagai pencatatan suatu item dalam perkiraan- perkiraan dan laporan keungan seperti aktiva, kewajiban, pendapatan, beban, keuntungan, dan kerugian. Pengakuan itu termasuk penggambaran suatu item baik dalam kata-kata maupun dalam jumlahnya, dimana jumlah mencangkup angka-angka ringkas yang dilaporkan dalam laporan keuangan.

Empat kriteria mendasar yang harus dipenuhi sebelum suatu item dapat diakui adalah :

(26)

a. Definisi.

item dalam pertanyaan harus memenuhi definisi salah satu dari tujuh unsur laporan keuangan (aktiva, kewajiban, ekuitas, pendapatan, beban, keuntungan dan kerugian) yaitu perlunya pemahaman yang baik tetang definisi suatu pos yang sedang dicatat agar proses pencatatan suatu pos dapat terlaksana dengan baik.

b. Dapat diukur.

Suatu pos yang dicatat dan dakui harus dapat diukur, baik dalam bentuk kata- kata maupun dalam jumlah uang yang dapat dicantumkan dalam laporan keuangan.

c. Relevansi

Pencatatan yang relevan adalah yang mengandung nilai peramalan, penegasan dan dicatat tepat waktu dalam laporan keuangan, suatu pos harus dapat memberikan informasi bagi pemakai dalam proses pengambilan keputusan, dalam pengevaluasian peristiwa masa lalu, masa kini, atau masa depan.

d. Reliabilitas

Keandalan suatu pos adalah yang dapat diverifikasi (daya saji), netralis, dan ketepatan penyajian yang tulus atau jujur.

Empat kriteria pengakuan di atas, di terapkan pada semua item yang akan di akui pada laporan keuangan. Dan Sebagai tambahan pada empat pengakuan kriteria secara umum yang telah di jelaskan, pendapatan dan keuntungan umunya diakui apabila:

(27)

a. pendapatan dan keuntungan tersebut telah direalisasikan.

b. Pendapatan dan keuntungan tersebut telah dihasilkan karena sebagian besar dari proses untuk menghasilkan laba telah selesei.

Pendapatan di realisasikan ketika kas di terima untuk barang dan jasa yang di jual.

Pendapatan itu dapat di realisasikan ketika klaim atas kas (misalnya, aktiva non kas seperti piutang usaha atau wesel tagih) di terima yang ditentukan dapat segera di konversikan ke dalam kas tertentu.

Prinsip Pengakuan Pendapatan

Pendekatan transaksi membutuhkan definisi yang jelas tentang kapan elemen laba harus diakui, atau dicatat, pada laporan keuangan. Pada akuntansi berbasis akrual, pengakuan pendapatan tidak selalu terjadi ketika uangnya telah diterima.

Prinsip pengakuan pendapatan (Revenue Recognition Principle) menurut Donald (Salim, 2007 : 616) yaitu :

a. Telah direalisasikan (Realized) jika produk (barang dan jasa), barang dagang atau aktiva lainnya telah dipertukarkan dengan kas atau klaim atas kas, dan jika pendapatan dikatakan dapat direalisasi apabila aktiva yang diterima atau dipegang dapat segera dikonversi menjadi kas atau klaim atas kas dengan jumlah yang diketahui.

b. Telah dihasilkan (Earned) apabila sebuah entitas bersangkutan pada hakikatnya telah menyelesaikan apa yang seharusnya dilakukan untuk mendapat hak atas

(28)

manfaat yang dimiliki oleh pendapatan itu, yakni apabila proses menghasilkan laba telah selesei atau sebenarnya telah selesei

Pendapatan diakui apabila perusahaan yang menghasilkan pendapatan telah menyerahkan barang atau jasa yang dijanjikan kepada pelanggan dan ketika pelanggan telah melakukan pembayaran atau setidaknya memberikan janji pembayaran yang pasti kepada perusahaan

Dasar Pengakuan Pendapatan

Dasar pengakuan pendapatan merupakan salah satu unsur dari pengakuan pendapatan dan merupakan acuan atau pedoman dalam suatu aktivitas akuntansi hingga nantinya akan disebut sebagai pendapatan oleh perusahaan.

Pengakuan pendapatan menurut Teori Akuntansi ada dua dasar pengakuan, yaitu : a. Dasar Kas (Cash Basis)

Bahwa pendapatan dan biaya diakui pada saat penerimaan kas danpengeluaran kas (baik dalam bentuk uang tunai maupun pembayaran melalui bank).

Prosedur akuntansi berdasarkan kas ini sering kita jumpai pada organisasi-organisasi yang tidak mencari laba, yang tidak membutuhkan catatan-catatan ayat jurnal yang berpasangan dan lengkap.

Pengakuan dengan dasar ini mempunyai kelemahan yaitu prinsip penandingan (Matching Principle) antara pendapatan dan biaya karena mungkin ada biaya-biaya yang harus diakui pada periode yang akan datang, contoh biaya sewa, tetapi pendapatan

(29)

sewanya diakui pada periode saat itu. Jadi akan terjadi ketidaksesuaian pada kedua pos tersebut dalam laporan laba-rugi.

Dr Cr

Kas xxx - Pendapatan - xxx a. Dasar Akrual (The Accrual Basis)

Pendapatan diakui pada saat diperoleh barang maupun jasa, tanpa memperhatikan kapan pendapatan diterima. Beban diakui dan dicatat pada saat terjadinya, tanpa memperhatikan kapan beban tersebut dibayarkan.

Prosedur akuntansi atas dasar akrual ini digunakan oleh badan usaha yang berorientasi bisnis, contohnya perseroan yang bertujuan mencari laba, dimana semua transaksi dicatat dalam ayat jurnal berpasangan yang lengkap.

Pengakuan dengan dasar ini menganut azas akrual atau azas himpunan yaitu adanya accrued, contohnya biaya yang masih harus dibayar (tergolong kelompok kewajiban) dan pendapatan yang masih harus diterima (masuk kelompok aktiva), juga adanya deferred, contohnya biaya yang dibayar dimuka (masuk kelompok aktiva) dan pendapatan yang diterima dimuka (tergolong kewajiban).

Dr Cr

Piutang Usaha xxx -

Pendapatan yang masih harus diterima - xxx

(30)

Prosedur Pencatatan Pendapatan

Di dalam sebuah laporan akuntansi dasar pencatatan pendapatan harus berdasarkan ketentuan-ketentuan sebagai berikut:

1. Prosedur Ruang Dokumen.

Ruang penerimaan dokumen menerima cek dari pelanggan bersama dengan bukti pembayaran. Dokumen ini berisi informasi kunci yang diperlukan transaksi rekening pelanggan. Petugas ruang penerimaan dokumen mengirimkan cek dan bukti pembayaran kepada petugas administrasi yang akan mengesahkan (endorses) cek tersebut setoran dan mencocokan jumlah nilai dari bukti pembayaran dengan cek tersebut. Petugas kemudian mencatat setiap cek pada sebuah buku yang disebut pembayaran (atau daftar pembayaran tunai). Bukti pembayaran adalah catatan semua penerimaan tunai

2. Departemen Penerimaan Tunai/Kas.

Departemen penerimaan tunai/kas mencocokan kebenaran dan kelengkapan antar cek dengan bukti pembayaran. Setiap cek yang hilang dan salah dikirimkan dari ruang penerimaan dokumen dan departemen penerimaan tunai/kas seharusnya dapat diidentifikasi pada proses ini. Setelah proses percobaan antara cek dengan bukti pembayaran, kasir mencatat penerimaan tunai pada jurnal penerimaan tuna. Selanjutnya, petugas menyiapkan slip setoran bank rangkap tiga yang menunjukan total nilai penerimaan harian dan menyerahkan cek tersebut beserta dua salinan dari slip setoran

(31)

bank ke bank. Atas setoran tersebut, kasir bank mencocokan slip setoran bank dan mengembalikan satu salinan ke bagian pengawasan

3. Departemen Buku Besar.

Secara berkala, departemen buku besar menerima dokumen jurnal dari departemen penerimaan tunai. Petugas melakukan proses posting dari dokumen jurnal ke rekening control kas dan arsip dari dokumen jurnal..

4. Departemen Pengawasan.

Secara berkala (Mingguan atau bulanan), petugas pengawasan dari departemen pengawasan (atau karyawan yang tidak terkait dengan prosedur penerimaan tunai) mencocokkan penerimaan tunai dengan membandingkan dokumen- dokumen berikut ini:

a. Asuransi Kesehatan.

b. Slip setoran yang diterima dari bank

c. Dokumen jurnal dari departemen penerimaan tunai.

D. Beban

1. Pengertian Tentang Beban

Beban didefinisikan oleh FASB Sebagi berikut : Expense are outflows or other using up of asset of incurrence of liabilities(or combination of both)from delivering or producting goods,rendering service or carrying out other activities that constitute the antity’s ongoing major or central operation.Yaitu “Arus keluar atau

(32)

pengurangan lain dari aktiva atau timbulnya kewajiban atau kombinasi keduanya dari penyerahan atau produksi,suatu barang atau pemberian jasa atau pelaksanaan aktiva lain yang merupakan usaha terbesar atau utama entitas tersebut”.

Pengertian beban yang tertuang dalam kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan atau PSAK) adalah Beban mencakup baik kerugian maupun beban yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan yang biasa.

Beban yang timbul dalam pelaksanaan yang biasa meliputi : Beban pokok penjualan gaji dan penyusutan. beban tersebut biasanya berbentuk arus keluar atau berkurangnya aset seperti kas (dan setara kas), persediaan,dan aset tetap. Kerugian mencerminkan pos lain yang memenuhi definisi beban yang mungkin timbul atau mungkin tidak timbul dari aktivitas perusahaan yang biasa. Kerugian tersebut mencerminkan berkurangnya manfaat ekonomi ,dan pada hakekatnya tidak berbeda dengan beban lain. Beban merupakan konsep arus yang menggambarkan perubahan yang tidak menguntungkan sumber daya perusahaan. Beban timbul akibat adanya aktivitas perusahaan yang biasanya terbentuk pada arus kas atau berkurangnya asset seperti kas dan setara kas, persediaan serta aset tetap.

Definisi beban berkaitan dengan kerugian, karena beban merupakan arus keluar harta atau timbulnya hutang atau keduanya selama satu periode sebagai akibat dari penyerahan atau produksi barang, pemberian jasa, aktivitas yang mendatangkan keuntungan lainnya yang merupakan operasi utama suatu entitas.

(33)

Karakteristik utama beban terjadi di dalam proses pembentukan pendapatan.

Menurut Donald E Kiesso, dkk (2002:153) mendefinisikan beban adalah“Arus keluar penurunan lainnya dalam aktivitas sebuah entitas atau penambahan kewajiban selama suatu periode yang ditimbulkan oleh pengiriman dan produksi barang”.

Sedangkan menurut Standart Akuntansi Keuangan (2007) mendefinisikan beban merupakan ”Beban adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya aktiva atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada penanaman modal”.

Menurut Charles T Horngren (2006:54) menyatakan beban akan menghabiskan atau menimbulkan kewajiban dalam jalur operasi bisnis serta memiliki pengaruh yang terbalik dari pendapatan. Financial Accounting Standart Board memberikan definisi beban adalah “Sebagai arus keluar aktiva, penggunaan aktiva atau munculnya kewajiban atau kombinasi keduanya selama suatu periode yang disebabkan oleh pengiriman barang, pembuatan barang, pembebanan jasa atau pelaksanaan kegiatan lainnya yang merupakan kegiatan utama perusahaan”.

2. Pengakuan beban

Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (2007) bahwa beban segera diakui dalam laporan laba rugi jika memenuhi kriteria sebagai berikut:

1) Beban diakui dalam laporan laba rugi atas dasar hubungan langsung antara biaya yang timbul dan pos penghasilan diperoleh.

(34)

2) Beban diakui dalam laporan laba rugi atas dasar prosedur alokasi yang rasional dan sistematis. Ini berarti jika manfaat ekonomi masa depan diharapkan timbul selama beberapa periode akuntansi dan hubungannya dengan penghasilan hanya dapat diterima secara luas atau tidak langsung.

3) Beban diakui dalam laporan laba rugi atas jika pengeluaran tidak menghasilkan manfaat ekonomi masa depan atau jika tidak memenuhi syarat maka diakui dalam neraca sebagai aset.

4) Beban diakui dalam laporan laba rugi atas adanya pengakuan asset.

E. Laporan Laba Rugi

Laporan Laba Rugi adalah laporan ringkas tentang jenis dan jumlah pendapatan atau hasil penjualan yang diperoleh perusahaan selama periode tertentu, biaya selama masa itu dan keuntungan atau kerugian yang diderita selama periode tersebut ( misalnya= satu bulan, per kuartal, per tahun, dsb )

Menurut Charles T Horngren (2006 : 20) mendefinisikan Laporan laba rugi adalah “Laporan laba rugi merupakan ikhtisar atau yang menyajikan rangkuman pendapatan, beban, penghasilan bersih atau kerugian suatu entitas periode tertentu disebut juga laporan pendapatan atau operasi”.

Donal E Kiesso (2002:150) mendefinisikan Laporan Laba Rugi adalah

”Merupakan laporan utama untuk melaporkan kinerja dari suatu perusahaan selama periode tertentu. Informasi tentang kinerja perusahaan, terutama tentang profitabilitas, dibutuhkan untuk mengambil keputusan tentang sumber ekonomi yang

(35)

akan dikelola oleh suatu perusahaan di masa yang akan datang. Informasi tersebut juga seringkali digunakan untuk memperkirakan kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan kas dan aktiva yang disamakan dengan kas dimasa yang akan datang”.

Dalam laporan laba rugi diperlukan penggolongan, pengungkapan dan perlakuan atas unsur tertentu sehingga semua perusahaan menyusun dan menyajikan laporan laba rugi berdasar pada basis tertentu. Hal ini akan meningkatkan daya banding laporan keuangan antar periode perusahaan.

Standar tentang penggolongan dan pengungkapan pos-pos luar biasa, pengungkapan tentang unsur-unsur tertentu sehubungan dengan laba-rugi aktivitas normal, perubahan estimasi akuntansi, kebijakan akuntansi dan perlakuan akuntansi atas kesalahan yang mendasar.

(SAK, 2007)

Laporan laba rugi membantu memprediksi arus kas masa depan dengan berbagai cara agar investor dan kreditor dapat diinformasikan tersebut untuk :

1. Mengevaluasi kinerja masa lalu perusahaan.

2. Memberikan dasar untuk memprediksi kinerja masa depan.

3. Membantu menilai resiko atau ketidakpastian pencapaian arus kas masa depan.

F. Laporan Keuangan

Salah satu tujuan utama setiap perusahaan adalah mencetak laba. Laporan laba rugi(income statemen ) yang kadang kala disebut laporan laba usasha (earning statemen)

(36)

atau laporan operasi (opersting statemen ) adalah laporan keunaga resmi yang merangkum semua kegiatan operasi (pendapatan dan beban ) selama periode waktu tertentu, biasanya satu bulan atau satu tahun. Lapoaran laba rugi mengukur laba (profit) dengan cara mengurangkan biaya sumber daya yang dikonsumsi dari harga barang aatau jasa yang dijual selama periode tertentu. Istilah lain profit adalah net income atau earning.

Seperti diketahui bahwa laporan laba rugi merupakan suatu laporan system yang sistematis tentang penghasilan, biaya , rugi laba yang diperoleh suatu perusahaan selama periode tertentu ,walaupun belum ada keseragaman tiap-tiap perusahaan namun prinsip pada umumnya ditetapkan adalah sbb;

1. Bagian yang pertama menunjukkan penghasilan yang diperoleh dari usaha pokok perusahaan (penjualan barang dagangan atau memberikan service) diikuti dengan dengan harga pokok dari barang /service yang dijual sehingga diperoleh laba kotor.

2. Bagian kedua menunjukkan biaya-biaya operational yang terdiri dari biaya penjualan dan biaya umum / administrasi (operating expence)

3. Bagian ketiga menunjukkan hasil-hasil yang diperoleh diluar operasi pokok perusahaan, yang dikuti dengan biaya-biaya yang terjadi diluar usaha pokok perusahaan(non operating /financial income dan expenses)

Bagian keempat menunjukkan laba atau rugi yang insidentil (extraordinary gain or loss) sehingga akhirnya diperoleh laba bersih sebelum pajak pendapatan

(37)

Laporaen keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktifitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktifitas perusahaan tersebut. Laporan keuangan dipersiapkan atau dibuat dengan maksud untuk memberikan gambaran atau laporan kemajuan ( Progress Report ) secara periodik yang dilakukan pihak manajemen yang bersangkutan. Jadi laporan keuangan adalah bersifat historis serta menyeluruh dan sebagai suatu progres report laporan keuangan terdiri dari data-data yang merupakan hasil dari suatu kombinasi antara:

a. Fakta yang telah dicatat ( Recorded fact )

b. Prinsip-prinsip dan kebiasan-kebiasaan di dalam akuntansi (accounting convention and postulate )

c. Pendapat pribadi ( personal judgment )

Laporan keuangan yang akurat dapat menghasilkan suatu kejadian atau aktivitas bisnis yang dapat dicatat dengan baik. Kejadian-kejadian tertentu dikenal dengan transaksi yang melibatkan pemindahan dan pertukaran barang atau jasa antara dua entitas atau lebih.

Menurut Donald E Kiesso (2002:56) mendefinisikan laporan keuangan :

”Merupakan cara mengkomunikasikan informasi yang formal dan terstruktur agar bisa ditempatkan dalam bagian utama laporan keuangan suatu item harus memenuhi definisi unsur dasar dapat diukur dengan tingkat kepastian yang memadahi dan relevan serta handal”. Slamet Sugiri dan Bogat A Riyono (2007:21) mendefinisikan

(38)

laporan keuangan merupakan ”Hasil akhir dari proses akuntansi yang menyajikan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan berbagai pihak”.

Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi kebutuhan sebagian besar pemakai. Namun demikian, laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi karena laporan keuangan secara umum menggambarkan keuangan dari kejadian di masa lalu, dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi nonkeuangan.

Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen (stewardship), atau pertanggungjawaban atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. (Standar Akuntansi Keuangan,2007).

Informasi lain biasanya disertakan dalam laporan keuangan termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, misalnya informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan perubahan harga.

Tujuan dari laporan keuangan menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.

Dari beberapa definisi dan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan merupakan hasil akhir dari akuntansi umum dapat dikatakan lengkap jika yang terdiri atas neraca, laporan perhitungan laba-rugi, laporan perubahan posisi keuangan dan catatan atas laporan keuangan, laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan.

(39)

G. Kewajaran

Kewajaran merupakan hal penting dalam akuntansi karena memberikan jaminan kepada pengguna dan dasar laporan keuangan yang disajikan sudah memadai. Karena arti utama dari kewajaran adalah penyajian secara wajar maka konsep kewajaran kearah pemikiran yang progresif.

Menurut Arthur Andersen, mendefinisikan Kewajaran laporan Keuangan sebagai berikut : salah satu dalil akuntansi yang mendasari prinsip-prinsip akuntansi dapat dinyatakan sebagai kewajaran-kewajaran bagi seluruh segmen dari masyarakat bisnis (manajemen, tenaga kerja, pemegang saham, kreditor, konsumen, publik) ditentukan dan diukur dari segi ekonomi serta mode-mode pemikiran dan kebiasaan dari segmen tersebut sampai akhirnya prinsip-prinsip akuntansi dapat menghasilkan akuntansi keuangan bagi hak dan kepentingan ekonomi yang telah diterbitkan secara resmi yang menjadi wajar untuk semua segmen. Terdapat anggapan bahwa kewajaran adalah merupakan hal yang objektif karena memiliki dua arti, dan tidak dapat menjadi dasar dari pengembangan teori akuntansi namun ternyata menjadi salah satu tujuan dasar dari akuntansi.

Bukti pentingnya hal ini adalah referensi oleh Committee on Auditing Procedures dari American Institute of Certified Public Accountants (AICPA) sehubungan dengan kewajaran laporan keuangan kriterianya : penyajiansecara wajar dimana sesuai dengan prinsip – prinsip akuntansi yang berlakuumum, pengungkapan, konsisten, dan dapat diperbandingkan serta dalam laporanyang wajar tanpa pengecualian menyajikan secara wajar memiliki konotasi telahmengikuti

(40)

prinsip – prinsip akuntansi yang berlaku dan standar audit yangberlaku. (Ahmed R Belkaoui,2006)

Dalam menilai kewajaran laporan keuangan dapat menentukan apakah laporan keuangan sebagai keseluruhan yaitu informasi yang akan dinyatakan sesuai dengan kriteria tertentu yang telah ditetapkan. Kewajaran laporan keuangan meliputi: Kepatuhan terhadap Standar akuntansi yang berterima umum (SAK),

Laporan keuangan disajikan secara konsisten, tidak ada salah saji material.

Kriteria dalam menilai kewajaran laporan keuangan perlu adanya pertimbangan bahwa:

1. Prinsip akuntansi yang dipilih dan dilaksanakan telah berlaku umum.

2. Prinsip akuntansi yang dipilih tepat untuk keadaan yang bersangkutan.

Laporan keuangan beserta catatannya memberikan informasi yang cukup dan dapat mempengaruhi penggunaannya, pemahamannya dan penafsiran.

3. Informasi diklasifikasikan dan diikhitisarkan dengan semestinya, tidak terlalu rinci ataupun terlalu ringkas.

4. Laporan keuangan mencerminkan peristiwa dan transaksi yang mendasarinya dalam suatu cara yang dapat diterima, yaitu batas-batas yang rasional dan praktis untuk dicapai dalam laporan keuangan. (SPAP,1994)

(41)

H. Kerangka Pikir

Gambar 1.1 Kerangka Pikir

Pada perusahaan akan terjadi transaksi – transaksi, dari transaksi tersebut akan diperoleh adanya pengakuan baik pengakuan pendapatan maupun pebgakuan beban.

Pengakuan pendapatan terjadi jika perusahaan menjual produksinya maka akan diakui sebagai pendapatan. Sedangkan pengakuan beban terjadi jika perusahaan telah merasakan manfaat dari aktiva maka diakui sebagai beban. Setelah adanya pengklasifikasian sesuai jenisnya maka akan diringkas pada laporan keuangan agar mencerminkan kinerja serta posisi keuangan perusahaan.

Transaksi

Pengakuan

Pendapatan Beban

Laporan Keuangan (laporan Laba Rugi)

(42)

I. Pengertian Sistem Akuntansi

Menurut Mulyadi (2008:3) sistem akuntansi adalah organisasi formulir, catatan, dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan.

Menurut Narko (2007:3) sistem akuntansi adalah jaringan yang terdiri dari formulir-formulir, catatan-catatan, prosedur-prosedur, alat-alat dan sumber daya manusia dalam rangka menghasilkan informasi pada suatu organisasi untuk keperluan pengawasan, operasi, maupun untuk kepentingan pengambilan keputusan bisnis bagi pihak-pihak yang berkepentingan.

Tujuan Penyusunan Sistem Akuntansi

Pada umumnya sistem akuntansi disusun untuk dapat memenuhi tiga macam tujuan yaitu :

1. Untuk meningkatkan kualitas informasi yang dihasilkan sistem. Informasi, khususnya informasi akuntansi dianggap memiliki kualitas tinggi bila informasi yang bersangkutan: relevan, tepat waktu, mempunyai daya banding, dapat diuji kebenarannya, mudah dimengerti, dan lengkap.

2. Untuk meningkatkan pengendalian akuntansi dan cek internal. Sistem akuntansi harus dapat memberi jaminan bahwa informasi akuntansi yang dihasilkan dapat diandalkan. Selain itu sistem akuntansi harus menyediakan catatan-catatan yang lengkap sedemikian rupa sehingga terjamin pertanggungjawaban keamanan harta milik organisasi.

(43)

3. Untuk menekan biaya klerikal untuk menyelenggarakan catatan-catatan.

Dalam hal ini harus diingat bahwa tujuan butir 1 dan 2 harus dicapai dengan pertimbangan biaya yang masuk akal

J. Pengertian Penjualan

Penjualan merupakan pembelian sesuatu (barang atau jasa) dari suatu pihak kepada pihak lainnya dengan mendapatkan ganti uang dari pihak tersebut. Penjualan juga merupakan suatu sumber pendapatan perusahaan, semakin besar penjualan maka semakin besar pula pendapatan yang diperoleh perusahaan.

Menurut Mulyadi, sistem penjualan antara lain, yaitu : Penjualan Kredit

Menurut Mulyadi (2008 : 202) “Penjualan adalah kenaikan aktiva yang berasal dari penjualan barang dagangan atau produksi selama periode tertentu yang merupakan kegiatan rutin perusahaan”. Kegiatan penjualan terdiri dari transaksi penjualan barang atau jasa baik secara kredit maupun tunai. Dalam transaksi penjualan tunai, barang atau jasa baru diserahkan oleh perusahaan kepada pembeli jika perusahaan telah menerima kas dari pembeli. Dalam transaksi penjualan kredit, jika order dari pelangggan telah dipenuhi dengan pengiriman barang atau penyerahan jasa, untuk jangka waktu tertentu perusahaan memiliki piutang kepada pelanggan.

Sistem Penjualan Kredit

Penjualan kredit dilaksanakan oleh organisasi dalam hal ini adalah perusahaan dengan cara mengirimkan barang hasil produksi kepada konsumen sesuai order pembeli yang disepakati sebelumnya. Sistem pembayaran penjualan kredit menjadikan produsen

(44)

memiliki tagihan pembayaran terhadap barang yang dibeli oleh pembeli dalam jangka waktu tertentu. Biasanya sebelum melakukan penjualan kredit, perusahaan sebagai produsen menganalisis pemesan untuk menentukan layak atau tidaknya pembeli tersebut menggunakan sistem penjualan kredit untuk mengurangi resiko perusahaan.

Fungsi-fungsi yang terkait dalam sistem penjualan kredit ini adalah:

1. Fungsi penjualan

Dalam transaksi penjualan kredit, fungsi ini bertanggung jawab untuk menerima surat order dari pembeli dan mengedit order dari pelanggan.

2. Fungsi kredit

Fungsi ini di bawah fungsi keuangan yang dalam transaksi penjualan kredit bertanggung jawab untuk meneliti status kredit kepada pelanggan.

3. Fungsi gudang

Dalam transaksi penjualan kredit, fungsi ini bertanggung jawab untuk menyimpan barang dan menyiapkan barang yang dipesan oleh pelanggan serta menyerahkan barang ke fungsi pengiriman.

4. Fungsi pengiriman

Dalam transaksi penjualan kredit, fungsi ini bertanggung jawab untuk menyerahkan barang atas dasar surat order pengiriman yang diterima dari fungsi penjualan dan menjamin bahwa tidak ada barang yang keluar dari perusahaan tanpa adanya otorisasi dari yang berwenang.

(45)

5. Fungsi penagihan

Dalam transaksi penjualan kredit, fungsi ini bertanggung jawab untuk membuat dan mengirimkan faktur penjualan kepada pelanggan.

6. Fungsi akuntansi

Dalam transaksi penjualan kredit, fungsi ini bertanggung jawab untuk mencatat piutang yang timbul dari transaksi penjualan kredit dan membuat surat pernyataan piutang, serta mengirimkan pernyataan piutang kepada para debitur.

Sistem penjualan kredit memiliki sistem yang tersususn atas beberapa prosedur yang saling berhubungan. Prosedur yang satu terhubung pada prosedur berikutnya membentuk rangaian yang terususn menjadi sistem. Prosedur yang membentuk sistem penjualan kredit adalah:

a. Prosedur order penjualan

Dalam prosedur ini, fungsi penjualan menerima order dari pembeli dan menambahkan informasi penting pada surat order dari pembeli.

b. Prosedur persetujuan kredit

Dalam prosedur ini, fungsi penjualan meminta persetujuan penjualan kredit kepada pembeli tertentu dari fungsi kredit.

c. Prosedur pengiriman

Dalam prosedur ini, fungsi pengiriman mengirimkan barang kepada pembeli sesuai dengan informasi yang tercantum dalam surat order pengiriman yang diterima dari fungsi pengiriman.

(46)

d. Prosedur penagihan

Dalam prosedur ini, fungsi penagihan membuat faktur penjualan dan mengirimkannya kepada pembeli.

e. Prosedur pencatatan piutang

Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi mencatat tembusan faktur penjualan ke dalam kartu piutang atau dalam metode pencatatan tertentu menyisipkan dokumen tembusan yang berfungsi sebagai catatan piutang.

f. Prosedur distribusi penjualan

Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi mendistribusikan data penjualan menurut informasi yang diperlukan oleh manajemen.

g. Prosedur pencatatan harga pkok penjualan

Dalam prosedur ini, fungsi akuntansi mencatat secara periodik total harga pokok produk yang dijual dalam periode akuntansi tertentu.

Klasifikasi Transaksi Penjualan

Ada beberapa macam transaksi penjualan menurut La Midjan (2001:170) dalam bukunya “Sistem Informasi Akuntansi 1” dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

a. Penjualan Tunai b. Penjualan Kredit c. Penjualan Tender d. Penjualan Ekspor e. Penjualan Konsinyasi f. Penjualan Grosir.

(47)

Menurut pengertian diatas dapat diuraikan sebagai berikut : a. Penjualan Tunai

Adalah penjualan yang bersifat cash dan carry pada umumnya terjadi secara kontan dan dapat pula terjadi pembayaran selama satu bulan dianggap kontan.

b. Penjualan Kredit

Adalah penjualan dengan tenggang waktu rata-rata diatas satu bulan.

c. Penjualan Tender

Adalah penjualan ynag dilaksanakan melalui prosedur tender untuk memegangkan tender selain harus memenuhi berbagai prosedur.

d. Penjualan Ekspor

Adalah penjualan yang dilaksanakan dengan pihak pembeli luar negeri yang mengimpor barang tersebut.

e. Penjualan Konsinyasi

Adalah penjualan yang dilakukan secara titipan kepada pembeli yang juga sebagai penjual.

Dari uraian diatas penjualan memiliki bermacam-macam transaksi penjualan yang terdiri dari: penjualan tunai, penjualan kredit, penjualan tender, penjualan konsinyasi, penjualan ekspor, serta penjualan grosir.

Sistem Pengendalian Intern

Sistem pengendalian intern meliputi struktur organisai, metode dan ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisai, menegecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.

(48)

Definisi sistem pengendalian intern menekankan tujuan yang hendak dicapai, dan bukan pada unsur–unsur yang membentuk sistem tersebut. Jadi pengertian pengendalian intern diatas berlaku baik jika dalam perusahaan yang mengolah informasi secara manual, dengan mesin pembukuan maupun komputer. Tujuan dari sistem pengendalian intern menurut definisi di atas adalah :

1. menjaga kekayaan organisai

2. mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi 3. mendorong efisiensi

5. mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen

Menurut tujuannya sistem pengendalian intern dapat dibagi menjadi dua macam yaitu : pengendalian intern akuntansi dan pengendalian intern administratif. Pengendalian intern akuntansi, yang merupakan bagian dari sistem pengendalian intern, meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran – ukuran yang dikoordinasikan terutama untuk menjaga kekayaan organisasi dan mengecek ketelitian dan keandalan data akutnasni.

Pengendalian intern akuntansi yang baik akan menjamin keamanan kekayaan para investor dan kreditur yang ditanamkan dalam perusahaan dan akan menghasilkan laporan keuangan yang dapat dipercaya. Pengendalian intern adminstratif terutama utnuk mendorong efisiensi dan dipatuhinya kebijakan manajemen.

Unsur-unsur pokok pengendalian intern adalah:

1. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas.

(49)

Struktur organisasi merupakan kerangka pembagian tanggung jawab fungsional kepada unit-unit organisasi yang dibentuk untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan pokok perusahaan.

Pembagian tanggung jawab fungsional dalam organsasi ini didasarkan pada prinsip – prinsip yang ada :

Harus dipisahkan fungsi – fungsi operasi dan penyimpanan dari fungsi akuntansi.

Fungsi operasi adalah fungsi yang memiliki wewenang untuk melaksanakann suatu kegiatan. Setiap kegiatan dalam perusahaan memerlukan otorisasi dari manajer fungsi yang memiliki wewenang untuk melaksanakan kegiatan tersebut. Fungsi penyimpanan adalah fungsi yang memilik wewenang utnuk menyimpan aktiva perusahaan. Fugnsi akuntansi adalah fungsi yang memiliki wewenang untuk memncatat peristiwa keuangan perusahaan. Suatu fungsi tidak boleh diberi tanggung jawab penuh untuk melaksanakan semua tahap transaksi.

2. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan, dan biaya.

Dalam organisasi, setiap transaksi hanya terjadi atas dasar otoritas dari pejabat yang memiliki wewenang untuk menyetujui terjadinya transaksi tersebut. Dengan demikian sistem otoritas akan menjamin dihasilkannya dokumen pembukuan yang dapat dipercaya bagi proses akuntansi. Selanjutnya, prosedur pencatatan yang baik akan menghasilkan informasi yang teliti dan dapat dipercaya mengenai kekayaan, utang, pendapatan, dan biaya suatu organisasi.

(50)

3. Praktek yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi.Cara- cara yang umumnya dipakai oleh perusahaan dalam menciptakan praktek yang sehat adalah:

a. Pengunaan formulir bernomor urut tercetak yang pemakaiannya harus dipertanggungjawabkan oleh yang berwenang.

Karena formulir merupakan alat utnuk memberikan otorisasi terlaksananya transaski, maka pengendalian pemakaiannya dengan menggunakan nomor urut tercetak, akan dapat menetapkan pertanggungjawaban terlaksananya transaksi.

b. Pemeriksaan mendadak. Pemeriksaan mendadak dilaksanakan tanpa pemberitahuan lebih dahulu kepada pihak yang akan diperiksa, dengan jadwal yang tidak teratur. Jika dalam suatu organisasi dilaksanakan pemeriksaan mendadak terhadap kegiatan – kegiatan pokoknya, hal ini akan mendorong karyawan melaksanakan tugasnya sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan.

c. Setiap transaksi tidak boleh dilaksanakan dari awal sampai akhir oleh satu orang atau satu unit organisasi, tanpa campur tangan dari ornag atau unit organsasi lain.

Karena setiap transaksi dilaksanakan dengan campur tangan pihak lain, sehingga terjadi internal check terhadap pelaksanaan tugas setiap unti organsasi yang terkait, maka setiap unit organsasi akan melaksanakan praktik yang sehat dalam pelaksanaan tugasnya.

d. Perputaran jabatan

Perputaran jabatan yang diadakan secara rutin akan dapat menjaga independensi pejabat dalam melaksanakan tugasnya, sehingga persekongkolan di antara mereka dapat dihindari.

(51)

e. Keharusan pengambilan cuti bagi karyawan yang berhak Karyawan kunci perusahaan diwajibkan mengambil cuti yang menjadi haknya. Selama cuti, jabatan karyawan yang bersangkutan digantikan untuk sementara oleh pejabat lain, sehingga seandainya terjadi kecurangan dalam departemen yang bersangkutan, diharapkan dapat diungkap oleh pejabat yang menggantikan untuk sementara tersebut.

f. Secara periodik diadakan fisik kekayaan dengan catatannya.

Untuk menjaga kekayaan organisasi dan mengecek ketelitian dan keandalan catatan akuntansinya, secara periodik harus diadakan pencocokan atau rekonsiliasi antara kekayaan secara fisik dengan catatan akuntansi yang bersangkutan dengan kekayaan tersebut.

g. Pembentukan unit organisasi yang bertugas untuk mengecek efektivitas unsur–unsur pengendalia intern yang lain. Unit organisasi ini disebut satuan pengawas intern atau staf pemeriksa intern. Agar efektif dalam menjalankan tugasnya, satuan pengawas intern ini harus tidak melaksanakan fungsi operasi, fugnsi penyimpan, dan fungsi akuntansi, serta harus bertanggungjawab langsung kepada manajemen puncak ( direktur utama ). Adanya satuan pengawas intern dalam perusahaan akan menajamin efektivitas unsur- unsur sistem pengendalian intern sehingga kekayaan perusahaan akan terjamin keamanannya dan data akunatnsi akan terjamin ketelitian dan keandalannya.

4. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya.

Di antara empat unsur pokok pengendalian intern yang telah disebutkan, unsur mutu karyawan merupakan unsur pengendalian intern yang paling penting. Karyawan yang jujur dan ahli dalam bidang yang menjadi tanggung jawabnya akan dapat

(52)

melaksanakan pekerjaannya dengan efesien dan efektif, meskipun hanya sedikit unsur pengendalian intern yang mendukungnya.

Untuk mendapatkan karyawan yang kompeten dan dapat dipercaya, ada 2 cara yang dapat ditempuh yaitu, :

1. Seleksi calon karyawan berdasarkan persyaratan yang dituntut oleh pekerjaannya.

2. Pengembangan pendidikan karyawan selama menjadi karyawan perusahaan, sesuai dengan tuntutan perkembangan pekerjaannya.

1. Sistem Penjualan Tunai

Penjualan tunai dilakukan oleh suatu perusahaan perdagangan dengan cara mewajibkan pembeli melakukan pembayaran terlebih dahulu sebelum barang diserahkan kepada pembeli. Setelah menerima uangnya, maka barang diserahkan ke pembeli dan transaksi penjualan tunai kemudian dicatat oleh perusahaan. Contoh jurnal penjualan tunai:

Kas xxx

Penjualan xxx

2. Sistem Penjualan Kredit

Menurut Mulyadi (2008 : 202) “Penjualan adalah kenaikan aktiva yang berasal dari penjualan barang dagangan atau produksi selama periode tertentu yang merupakan kegiatan rutin perusahaan”. Kegiatan penjualan terdiri dari transaksi penjualan barang atau jasa baik secara kredit maupun tunai. Dalam transaksi penjualan tunai, barang atau jasa baru diserahkan oleh perusahaan kepada

(53)

pembeli jika perusahaan telah menerima kas dari pembeli. Dalam transaksi penjualan kredit, jika order dari pelangggan telah dipenuhi dengan pengiriman barang atau penyerahan jasa, untuk jangka waktu tertentu perusahaan memiliki piutang kepada pelanggan.

Penjualan kredit dilakukan oleh perusahaan dagang dengan cara mengirimkan barang sesuai dengan pesanan dan untuk pembayaran barang tersebut, pembeli diberi jangka waktu tertentu.

Contoh jurnal penjualan kredit :

Piutang xxx

Penjualan xxx

Kebijakan Akuntansi

Pada catatan atas laporan keuangan PT. PANAIKANG MOTOR PERKASA.

dalam Kebijakan akuntansi pendapatan dan beban bahwa “ Perusahaan mengakui pendapatan dan beban berdasarkan pada saat terjadinya, dengan demikian biaya yang dibayar pada periode berjalan untuk manfaat pada periode yang akan dating diakui sebagai biaya dibayar dimuka sedangkan biaya yang bermanfaat pada periode berjalan namun belum dibayar pada periode berjalan diakui sebagai biaya yang masih harus dibayar. Transaksi penjualan dilakukan dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam mata uang rupiah dengan menggunakan kurs yang berlaku pada saat tanggal transaksi.

(54)

42 A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Kota Makassar pada PT. Panaikang Motor Perkasa Cabang Makassar dijadikan sebagai objek penelitian penulis. Sedangkan waktu penelitian dan penulisan diperkirakan kurang lebih (dua) bulan.

B. Metode Pengumpulan Data

Penulis mengumpulkan data serta keterangan yang diperlukan dalam penyusunan skripsi ini, maka digunakan metode penelitian studi kasus (Case study method) dan pengumpulan data melalui penelitian, sebagai berikut :

1. Penelitian pustaka (library research), yaitu penelitian yang dilakukan dengan jalan mengadakan telaah secara langsung terhadap beberapa buku sebagai bahan pustaka, serta karangan ilmiah yang erat kaitannya dengan masalah yang di atas. Dan dapat ditambah pula bahan kuliah yang ada hubungannya dengan pembahasan skripsi ini.

2. Penelitian lapangan (field reserch), yaitu penelitian yang dilakukan dengan jalan mengadakan kunjungan secara langsung kepada obyek penelitian yang telah ditetapkan.

Untuk mengumpulkan data lapang yang diperlukan,digunakan tehnik/ metode, sebagai berikut :

a. Observasi, yaitu mengadakan pengamatan secara langsung terhadap obyek penelitian.

(55)

b. Wawancara, yaitu tanya jawab yang dilakukan dengan beberapa staf yang langsung menangani bidang keuangan.

C. Jenis dan Sumber Data 1. Jenis Data

a. Data kuantitatif, yaitu data yang diperoleh dari perusahaan yang diteliti dalam bentuk angka-angka dan dapat digunakan untuk pembahasan lebih lanjut.

b. Data kualitatif, yaitu data yang diperoleh dari hasil perusahaan baik dalam bentuk informasi secara lisan maupun secara tertulis.

2. Sumber Data

a. Data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari perusahaan yang memerlukan pengelolaan lebih lanjut untuk disesuaikan dengan bahasan skripsi ini, antara lain data keuangan, yaitu laporan laba-rugi.

b. Data sekunder,yaitu data bersumber dari perusahaan sejenis ataupun dari instansi/jawatan yang terkait untuk melengkapi data/ informasi sehubungan pembahasan skripsi ini.

D. Metode Analisis

Yang menjadi metode analisis dalam penelitian ini adalah:

1. Metode deskriptif dengan membuat gambaran mengenai situasi atau kejadian, sehingga metode ini berkehendak mengadakan akumulasi data dasar tentang penerapan pengakuan pendapatan dan beban sebagai upaya untuk menilai kewajaran laporan keuangan.

Referensi

Dokumen terkait

Program terpadu P2WKSS telah menunjukan kesuksesannya namun belum merata keseluruh daerah di Indonesia maka dengan itu penulis dalam tugas akhir D3 ini membuat sebuah

Dengan penugasan lembar kerja, Siswa melengkapi lembar periksa sendiri (selfcheck sheet) yang berisi perintah dan indikator tugas pola gerak dasar lari jarak pendek (posisi

Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini maka Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Semarang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Retribusi Tempat Rekreasi dan Olah

bahwa Pegawai Negeri Sipil yang diangkat dan ditugaskan secara penuh dalam Jabatan Fungsional Penyuluh Pertanian, Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan, Pengawas Benih

Berdasarkan bentuk dan fungsi Kursi Betawi tersebut dapat disaksikan bahwa ergonomi yang ada pada Kursi Betawi sa- ngat mewakili perilaku dari masyarakat Be- tawi, ini tercermin

Hasil pengamatan di lapangan pada periode tersebut banyak dijumpai klasper dalam kondisi mengeras atau terjadi kematangan alat kelamin jantan dari cucut botol dan

Menimbang, bahwa Majelis Hakim berpendapat bahwa dasar gugatan/bantahan Pembantah telah jelas dan tegas mengenai bantahan/perlawanan atas pelaksanaan eksekusi lelang

Dapatan kajian ini adalah seiring dengan teori yang dikemukakan oleh Felder dan Silverman (1988) yang menjelaskan bahawa pelajar GPSen dan pelajar GPInt adalah dua