Pengakuan pendapatan adalah suatu masalah penting dalam perekonomian saat ini, Financial accounting standard board (FASB) juga telah melakukan pemeriksaan secara menyeluruh atas standar akuntansi yang berkaitan dengan pengakuan pendapatan.
Laporan keuangan yang dapat diandalkan dalam hal pengakuan pendapatan adalah sangat penting.
Hal yang berkaitan erat dengan masalah pengakuan adalah masalah pengukuran, menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) (2007 : 20) mengartikan pengakuan sebagai berikut:
“Pengakuan merupakan proses pembentukan suatu pos yang memenuhi definisi unsur serta kriteria pengakuan dalam neraca atau laporan laba-rugi.”
Sedangkan menurut Skousen dan Stice (Akbar, 2009: 584) mendefinisikan :
“Proses perekaman formal sebuah item dalam catatan akuntansi yang akhirnya dilaporkan dalam laporan keuangan, termasuk pelaporan awal sebuah item maupun perubahan berikutnya berhubungan dengan item itu.”
Dari berbagai macam definisi di atas dapat ditarik kesimpulan pengakuan pendapatan adalah proses perekaman formal dalam catatan akuntansi ketika barang dipindahtangankan dari penjual kepada pembeli, dimana transaksi penjualan telah terjadi dan terdapat harga dari penjualan barang tersebut yang akhirnya dilaporkan dalam laporan keuangan.
Salah satu masalah yang timbul dalam akuntansi adalah saat pengakuan pendapatan yang tepat, pendapatan diakui bila besar kemungkinan manfaat ekonomi akan mengalir ke perusahaan dan manfaat ini dapat diukur secara objektif, apabila terjadi kesalahan dalam menentukan kapan saat pendapatan diakui, akan mempengaruhi besarnya laba / rugi yang akan diterima perusahaan.
Kriteria Pengakuan Pendapatan
Dalam PSAK 23 Pengakuan sebagai pencatatan suatu item dalam perkiraan-perkiraan dan laporan keungan seperti aktiva, kewajiban, pendapatan, beban, keuntungan, dan kerugian. Pengakuan itu termasuk penggambaran suatu item baik dalam kata-kata maupun dalam jumlahnya, dimana jumlah mencangkup angka-angka ringkas yang dilaporkan dalam laporan keuangan.
Empat kriteria mendasar yang harus dipenuhi sebelum suatu item dapat diakui adalah :
a. Definisi.
item dalam pertanyaan harus memenuhi definisi salah satu dari tujuh unsur laporan keuangan (aktiva, kewajiban, ekuitas, pendapatan, beban, keuntungan dan kerugian) yaitu perlunya pemahaman yang baik tetang definisi suatu pos yang sedang dicatat agar proses pencatatan suatu pos dapat terlaksana dengan baik.
b. Dapat diukur.
Suatu pos yang dicatat dan dakui harus dapat diukur, baik dalam bentuk kata-kata maupun dalam jumlah uang yang dapat dicantumkan dalam laporan keuangan.
c. Relevansi
Pencatatan yang relevan adalah yang mengandung nilai peramalan, penegasan dan dicatat tepat waktu dalam laporan keuangan, suatu pos harus dapat memberikan informasi bagi pemakai dalam proses pengambilan keputusan, dalam pengevaluasian peristiwa masa lalu, masa kini, atau masa depan.
d. Reliabilitas
Keandalan suatu pos adalah yang dapat diverifikasi (daya saji), netralis, dan ketepatan penyajian yang tulus atau jujur.
Empat kriteria pengakuan di atas, di terapkan pada semua item yang akan di akui pada laporan keuangan. Dan Sebagai tambahan pada empat pengakuan kriteria secara umum yang telah di jelaskan, pendapatan dan keuntungan umunya diakui apabila:
a. pendapatan dan keuntungan tersebut telah direalisasikan.
b. Pendapatan dan keuntungan tersebut telah dihasilkan karena sebagian besar dari proses untuk menghasilkan laba telah selesei.
Pendapatan di realisasikan ketika kas di terima untuk barang dan jasa yang di jual.
Pendapatan itu dapat di realisasikan ketika klaim atas kas (misalnya, aktiva non kas seperti piutang usaha atau wesel tagih) di terima yang ditentukan dapat segera di konversikan ke dalam kas tertentu.
Prinsip Pengakuan Pendapatan
Pendekatan transaksi membutuhkan definisi yang jelas tentang kapan elemen laba harus diakui, atau dicatat, pada laporan keuangan. Pada akuntansi berbasis akrual, pengakuan pendapatan tidak selalu terjadi ketika uangnya telah diterima.
Prinsip pengakuan pendapatan (Revenue Recognition Principle) menurut Donald (Salim, 2007 : 616) yaitu :
a. Telah direalisasikan (Realized) jika produk (barang dan jasa), barang dagang atau aktiva lainnya telah dipertukarkan dengan kas atau klaim atas kas, dan jika pendapatan dikatakan dapat direalisasi apabila aktiva yang diterima atau dipegang dapat segera dikonversi menjadi kas atau klaim atas kas dengan jumlah yang diketahui.
b. Telah dihasilkan (Earned) apabila sebuah entitas bersangkutan pada hakikatnya telah menyelesaikan apa yang seharusnya dilakukan untuk mendapat hak atas
manfaat yang dimiliki oleh pendapatan itu, yakni apabila proses menghasilkan laba telah selesei atau sebenarnya telah selesei
Pendapatan diakui apabila perusahaan yang menghasilkan pendapatan telah menyerahkan barang atau jasa yang dijanjikan kepada pelanggan dan ketika pelanggan telah melakukan pembayaran atau setidaknya memberikan janji pembayaran yang pasti kepada perusahaan
Dasar Pengakuan Pendapatan
Dasar pengakuan pendapatan merupakan salah satu unsur dari pengakuan pendapatan dan merupakan acuan atau pedoman dalam suatu aktivitas akuntansi hingga nantinya akan disebut sebagai pendapatan oleh perusahaan.
Pengakuan pendapatan menurut Teori Akuntansi ada dua dasar pengakuan, yaitu : a. Dasar Kas (Cash Basis)
Bahwa pendapatan dan biaya diakui pada saat penerimaan kas danpengeluaran kas (baik dalam bentuk uang tunai maupun pembayaran melalui bank).
Prosedur akuntansi berdasarkan kas ini sering kita jumpai pada organisasi-organisasi yang tidak mencari laba, yang tidak membutuhkan catatan-catatan ayat jurnal yang berpasangan dan lengkap.
Pengakuan dengan dasar ini mempunyai kelemahan yaitu prinsip penandingan (Matching Principle) antara pendapatan dan biaya karena mungkin ada biaya-biaya yang harus diakui pada periode yang akan datang, contoh biaya sewa, tetapi pendapatan
sewanya diakui pada periode saat itu. Jadi akan terjadi ketidaksesuaian pada kedua pos tersebut dalam laporan laba-rugi.
Dr Cr
Kas xxx - Pendapatan - xxx a. Dasar Akrual (The Accrual Basis)
Pendapatan diakui pada saat diperoleh barang maupun jasa, tanpa memperhatikan kapan pendapatan diterima. Beban diakui dan dicatat pada saat terjadinya, tanpa memperhatikan kapan beban tersebut dibayarkan.
Prosedur akuntansi atas dasar akrual ini digunakan oleh badan usaha yang berorientasi bisnis, contohnya perseroan yang bertujuan mencari laba, dimana semua transaksi dicatat dalam ayat jurnal berpasangan yang lengkap.
Pengakuan dengan dasar ini menganut azas akrual atau azas himpunan yaitu adanya accrued, contohnya biaya yang masih harus dibayar (tergolong kelompok kewajiban) dan pendapatan yang masih harus diterima (masuk kelompok aktiva), juga adanya deferred, contohnya biaya yang dibayar dimuka (masuk kelompok aktiva) dan pendapatan yang diterima dimuka (tergolong kewajiban).
Dr Cr
Piutang Usaha xxx -
Pendapatan yang masih harus diterima - xxx
Prosedur Pencatatan Pendapatan
Di dalam sebuah laporan akuntansi dasar pencatatan pendapatan harus berdasarkan ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
1. Prosedur Ruang Dokumen.
Ruang penerimaan dokumen menerima cek dari pelanggan bersama dengan bukti pembayaran. Dokumen ini berisi informasi kunci yang diperlukan transaksi rekening pelanggan. Petugas ruang penerimaan dokumen mengirimkan cek dan bukti pembayaran kepada petugas administrasi yang akan mengesahkan (endorses) cek tersebut setoran dan mencocokan jumlah nilai dari bukti pembayaran dengan cek tersebut. Petugas kemudian mencatat setiap cek pada sebuah buku yang disebut pembayaran (atau daftar pembayaran tunai). Bukti pembayaran adalah catatan semua penerimaan tunai
2. Departemen Penerimaan Tunai/Kas.
Departemen penerimaan tunai/kas mencocokan kebenaran dan kelengkapan antar cek dengan bukti pembayaran. Setiap cek yang hilang dan salah dikirimkan dari ruang penerimaan dokumen dan departemen penerimaan tunai/kas seharusnya dapat diidentifikasi pada proses ini. Setelah proses percobaan antara cek dengan bukti pembayaran, kasir mencatat penerimaan tunai pada jurnal penerimaan tuna. Selanjutnya, petugas menyiapkan slip setoran bank rangkap tiga yang menunjukan total nilai penerimaan harian dan menyerahkan cek tersebut beserta dua salinan dari slip setoran
bank ke bank. Atas setoran tersebut, kasir bank mencocokan slip setoran bank dan mengembalikan satu salinan ke bagian pengawasan
3. Departemen Buku Besar.
Secara berkala, departemen buku besar menerima dokumen jurnal dari departemen penerimaan tunai. Petugas melakukan proses posting dari dokumen jurnal ke rekening control kas dan arsip dari dokumen jurnal..
4. Departemen Pengawasan.
Secara berkala (Mingguan atau bulanan), petugas pengawasan dari departemen pengawasan (atau karyawan yang tidak terkait dengan prosedur penerimaan tunai) mencocokkan penerimaan tunai dengan membandingkan dokumen-dokumen berikut ini:
a. Asuransi Kesehatan.
b. Slip setoran yang diterima dari bank
c. Dokumen jurnal dari departemen penerimaan tunai.
D. Beban
1. Pengertian Tentang Beban
Beban didefinisikan oleh FASB Sebagi berikut : Expense are outflows or other using up of asset of incurrence of liabilities(or combination of both)from delivering or producting goods,rendering service or carrying out other activities that constitute the antity’s ongoing major or central operation.Yaitu “Arus keluar atau
pengurangan lain dari aktiva atau timbulnya kewajiban atau kombinasi keduanya dari penyerahan atau produksi,suatu barang atau pemberian jasa atau pelaksanaan aktiva lain yang merupakan usaha terbesar atau utama entitas tersebut”.
Pengertian beban yang tertuang dalam kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan atau PSAK) adalah Beban mencakup baik kerugian maupun beban yang timbul dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan yang biasa.
Beban yang timbul dalam pelaksanaan yang biasa meliputi : Beban pokok penjualan gaji dan penyusutan. beban tersebut biasanya berbentuk arus keluar atau berkurangnya aset seperti kas (dan setara kas), persediaan,dan aset tetap. Kerugian mencerminkan pos lain yang memenuhi definisi beban yang mungkin timbul atau mungkin tidak timbul dari aktivitas perusahaan yang biasa. Kerugian tersebut mencerminkan berkurangnya manfaat ekonomi ,dan pada hakekatnya tidak berbeda dengan beban lain. Beban merupakan konsep arus yang menggambarkan perubahan yang tidak menguntungkan sumber daya perusahaan. Beban timbul akibat adanya aktivitas perusahaan yang biasanya terbentuk pada arus kas atau berkurangnya asset seperti kas dan setara kas, persediaan serta aset tetap.
Definisi beban berkaitan dengan kerugian, karena beban merupakan arus keluar harta atau timbulnya hutang atau keduanya selama satu periode sebagai akibat dari penyerahan atau produksi barang, pemberian jasa, aktivitas yang mendatangkan keuntungan lainnya yang merupakan operasi utama suatu entitas.
Karakteristik utama beban terjadi di dalam proses pembentukan pendapatan.
Menurut Donald E Kiesso, dkk (2002:153) mendefinisikan beban adalah“Arus keluar penurunan lainnya dalam aktivitas sebuah entitas atau penambahan kewajiban selama suatu periode yang ditimbulkan oleh pengiriman dan produksi barang”.
Sedangkan menurut Standart Akuntansi Keuangan (2007) mendefinisikan beban merupakan ”Beban adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya aktiva atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada penanaman modal”.
Menurut Charles T Horngren (2006:54) menyatakan beban akan menghabiskan atau menimbulkan kewajiban dalam jalur operasi bisnis serta memiliki pengaruh yang terbalik dari pendapatan. Financial Accounting Standart Board memberikan definisi beban adalah “Sebagai arus keluar aktiva, penggunaan aktiva atau munculnya kewajiban atau kombinasi keduanya selama suatu periode yang disebabkan oleh pengiriman barang, pembuatan barang, pembebanan jasa atau pelaksanaan kegiatan lainnya yang merupakan kegiatan utama perusahaan”.
2. Pengakuan beban
Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (2007) bahwa beban segera diakui dalam laporan laba rugi jika memenuhi kriteria sebagai berikut:
1) Beban diakui dalam laporan laba rugi atas dasar hubungan langsung antara biaya yang timbul dan pos penghasilan diperoleh.
2) Beban diakui dalam laporan laba rugi atas dasar prosedur alokasi yang rasional dan sistematis. Ini berarti jika manfaat ekonomi masa depan diharapkan timbul selama beberapa periode akuntansi dan hubungannya dengan penghasilan hanya dapat diterima secara luas atau tidak langsung.
3) Beban diakui dalam laporan laba rugi atas jika pengeluaran tidak menghasilkan manfaat ekonomi masa depan atau jika tidak memenuhi syarat maka diakui dalam neraca sebagai aset.
4) Beban diakui dalam laporan laba rugi atas adanya pengakuan asset.