• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

10 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

A. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu bertujuan untuk mendapatkan bahan perbandingan dan sebagai bahan acuan dalam penelitian ini. Untuk memperkuat dari teori- teori yang akan digunakan dalam penelitian ini. Selain itu, untuk menghindari anggapan kesamaan dengan penelitian. Menurut penelitian (Ariani et al 2020) menunjukan bahwa “Lingkungan Kerja dan Stres Kerja secara simultan memiliki pengaruh sebesar 47,7% terhadap Kinerja Karyawan, sedangkan sisanya sebesar 52,3%, dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti pada penelitian ini.” Penelitian TIDAJOH et al (2017) dalam penelitian ini penulis mendapatkan hasil dampak konflik terhadapa kinerja pegawai yang berdampak positif. Fatikhin et al (2017) bahwa konflik kerja dan stres kerja secara parsial berpengaruh negative dan signifikan terhadap kinerja karyawan.

(Ariani et al 2020) secara seluruh berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan.

Lestary & Harmon (2018) Hasil penelitian ini menunjukan bahwa secara simultan variabel bebas lingkungan kerja fisik (X1) dan lingkungan kerja non fisik (X2) berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat yaitu kinerja karyawan (Y). Ngalimun (2019) Hipotesis penelitian yang di uji adalah terdapat pengaruh positif dengan pengaruh lingkungan kerja terhadap kinerja pegawai pada PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk SBU Distribusi Wilayah I Jakarta. Sari et al (2017) Secara parsial variabel stres kerja (X1) berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan (Y) dengan tingkat signifikansi p-value 0,000 < 0,05. Variabel lingkungan kerja (X2) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap prestasi kerja (Y) dilihat dari tingkat signifikansi. Lestary & Harmon (2018) Berdasarkan hasil analisis regresi berganda stress kerja, dan lingkungan kerja mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja, dan hasil uji F menyatakan bahwa secara simultan Stres

(2)

11

Kerja dan Lingkungan Kerja berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kantor Jakarta Selatan.

Gunawan (2018) Berdasarkan hasil penelitian menunjukan terdapat pengaruh yang signifikan yangsangat kuat atau positif antara stres kerja terhadap kinerja karyawan. Yuslihanah (2018) Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa konflik peran ganda, stress kerja, dan lingkungan kerja berpengaruh secara parsial maupun simultan terhadap kinerja karyawan Kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Malang.

Karyawan & Tvri (2019) Hasil penelitian menunjukan bahwa secara simultan Lingkungan Kerja, Konflik dan Komunikasi berpengaruh Terhadap Kinerja Karyawan TVRI Manado, sedangkan secara parsial Lingkungan kerja tidak berpengaruh. Muhamad Ekhsan & Septian (2021) Hasil dari penelitian ini membuktikan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara stres kerja dengan kinerja karyawan, terdapat pengaruh negatif dan signifikan antara konflik kerja dengan kinerja karyawan, terdapat pengaruh positif dan signifikan antara kompensasi dengan kinerja karyawan.

Riana & Aghata (2016) Dari persamaan regresi tersebut maka dapat ditunjukkan bahwa konflik kerja dan stres kerja berpengaruh positif, sedangkan lingkungan kerja berpengaruh negatif terhadap kinerja karyawan pada Perusahaan Kantong Plastik Keris Surakarta. Ahmad et al (2019) Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan stres kerja, beban kerja, dan lingkungan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan pada PT. FIF Group Manado. Damopolii et al (2018) linear berganda dengan sampel sebanyak 66 responden. Hasil menunjukan bahwa Lingkungan kerja tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan, Konflik peran tidak berpengaruh signifakan terhadap kinerja karyawan, Stres Kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan. Wenur et al (2018) Uji Hipotesis secara parsial menunjukkan konflik kerja mempunyai pengaruh yang signifikan dan stress kerja tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan.

(3)

12 Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No. Bagian Penelitian Isi/Uraian Penelitian

1. Nama Peneliti Aidil Amin Effendy & Juwita Ramadani Fitria.

Variabel Lingkungan Kerja (X1) dan Stres Kerja (X2), sedangkan variabel dependen adalah Kinerja Karyawan (Y).

Teknik & Alat Analisis Uji validitas, uji reliabilitas, uji asumsi klasik meliputi uji normalitas, multikolinieritas, heterokedastisitas, serta Uji Regresi Linier Berganda, Uji Koefisien Korelasi, Uji Koefisien Determinasi, dan Uji Hipotesis.

Hasil Penilitian Hasil penelitian menunjukan bahwa “Lingkungan Kerja dan Stres Kerja secara simultan memiliki pengaruh sebesar 47,7% terhadap Kinerja Karyawan, sedangkan sisanya sebesar 52,3%, dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti pada penelitian ini.

2. Nama Peneliti Andri Ramadhan, Walangantu Harry J., Sumampouw Henny S. Tarore.

Variabel Konflik (X) Kinerja Karyawan (Y).

Teknik & Alat Analisis Analisis Regresi Sederhana dan Korelasi Sederhana.

Hasil Penilitian Hasil korelasi sederhana menunjukkan korelasi atau pengaruh yang kuat antara variabel konflik dan kinerja.

Dan dalam penelitian ini penulis mendapatkan hasil dampak konflik terhadapa kinerja pegawai yang berdampak positif.

3. Nama Peneliti Ferdian Fatikhin, Djamhur Hamid, M. Djudi Mukzam.

Variabel Konflik kerja (X1) Stres kerja (X2) Kinerja karyawan (Y).

Teknik & Alat Analisis Analisis Linier Berganda, Analisis Deskripsi, Analisis Statistik Inferensial, Uji Validitas dan Uji Reliabilitas.

Hasil Penilitian Mengidikasikan bahwa konflik kerja dan stres kerja secara parsial berpengaruh negative dan signifikan terhadap kinerja karyawan.

4. Nama Peneliti Dina Riskha Ariani, Sri Langgeng Ratnasari, Rona Tanjung.

Variabel Motivasi (X1) Lingkungan kerja (X2) Pengalaman kerja (X3) Kinerja Karyawan (Y).

Teknik & Alat Analisis Analisis data memakai regresi berganda dan uji hipotesis.

Hasil Penilitian Variabel motivasi, lingkungan kerja, dan pengalaman kerja dengan f-hitung sebesar 56.511>2.76 f-tabel dengan tingkat signifikan 0.000<0.05, maka secara seluruh berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan.

5. Nama Peneliti Fariz Ramanda Putra Hamidah Nayati Utami.

Variabel LIngkungan kerja fisik (X1) lingkungan kerja non fisik (X2) dan kinerja karyawan (Y).

Teknik & Alat Analisis Analisis statistik deskriptif, Analisis statistik inferensial, Analisis Regresi Linier Berganda, dan Hasil Uji Hipotesis.

Hasil Penilitian Hasil penelitian ini menunjukan bahwa secara simultan variabel bebas lingkungan kerja fisik (X1) dan lingkungan

(4)

13

kerja non fisik (X2) berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat yaitu kinerja karyawan (Y)

No. Bagian Penelitian Isi/Uraian Penelitian

6. Nama Peneliti Aji Tri Budianto dan Amelia Katini.

Variabel Lingkungan kerja (X1) dan Kinerja karyawan (Y).

Teknik & Alat Analisis Observasi, Studi dokumentasi, Studi kepustakaan, dan Kuesioner.

Hasil Penilitian Hasil penelitian yang di uji adalah terdapat pengaruh positif dengan pengaruh lingkungan kerja terhadap kinerja pegawai pada PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk SBU Distribusi Wilayah I Jakarta.

7. Nama Peneliti Indah Liana Sari, Victor P. K. Lengkong, Jantje L. Sepang.

Variabel Stres kerja (X1) Lingkungan kerja (X2) kinerja karyawan (Y).

Teknik & Alat Analisis Uji validitas, Uji reliabilitas dan Uji hipotesis.

Hasil Penilitian Secara parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan dilihat dari tingkat signifikan.

8. Nama Peneliti Nova Kartikasari & Sri Harini.

Variabel Stres kerja (X1) Lingkungan kerja (X2) Kinerja karyawan (Y).

Teknik & Alat Analisis Analisis regresi berganda, korelasi, serta uji signifikansi secara simultan dan parsial.

Hasil Penilitian Berdasarkan hasil analisis regresi berganda stress kerja, dan lingkungan kerja mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja, dan hasil uji F menyatakan bahwa secara simultan Stres Kerja dan Lingkungan Kerja berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kantor Jakarta Selatan.

9. Nama Peneliti Ayu Yuslihanah, Hadi Sunaryo, dan M. Khoirul ABS.

Variabel Konflik peran ganda (X1) Stres kerja (X2) Lingkungan kerja (X3) Kinerja karyawan (Y).

Teknik & Alat Analisis Analisis regresi berganda dengan SPSS 14.0 for windows.

Hasil Penilitian Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa konflik peran ganda, stress kerja,

dan lingkungan kerja berpengaruh secara parsial maupun simultan terhadap kinerja karyawan Kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Malang.

10. Nama Peneliti Endri Wardhana, Victor P. K. Lengkong, Rita N. Taroreh.

Variabel Lingkungan Kerja (X1), Konflik Kerja (X2) dan Komunikasi (X3) terhadap Kinerja Karyawan (Y).

Teknik & Alat Analisis Regresi linier berganda.

Hasil Penilitian Hasil penelitian menunjukan bahwa secara simultan Lingkungan Kerja, Konflik dan Komunikasi berpengaruh Terhadap Kinerja Karyawan TVRI Manado, sedangkan secara parsial Lingkungan kerja tidak berpengaruh.

(5)

14

No. Bagian Penelitian Isi/Uraian Penelitian

11. Nama Peneliti Muhamad Ekhsan & Burhan Septian

Variabel Stres Kerja (X1) Konflik Kerja (X2) Kompensasi (X3) Kinerja Karyawan (Y).

Teknik & Alat Analisis Uji validitas, reliabilitas, analisis regresi linear berganda, uji t untuk menguji dan membuktikan hipotesis penelitian, uji f dan koefisien determinasi.

Hasil Penilitian Hasil dari penelitian ini membuktikan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara stres kerja dengan kinerja karyawan, terdapat pengaruh negatif dan signifikan antara konflik kerja dengan kinerja karyawan, terdapat pengaruh positif dan signifikan antara kompensasi dengan kinerja karyawan.

12. Nama Peneliti Dinna Riana, Valentyne Yunda Agatha.

Variabel Konflik kerja (X1) Stres kerja (X2) Lingkungan kerja (X3) Kinerja karyawan (Y).

Teknik & Alat Analisis Pengujian instrumen, uji asumsi klasik, analisis regresi linier berganda, uji t, uji F, dan uji R2.

Hasil Penilitian Dari persamaan regresi tersebut maka dapat ditunjukkan bahwa konflik kerja dan stres kerja berpengaruh positif, sedangkan lingkungan kerja berpengaruh negatif terhadap kinerja karyawan pada Perusahaan Kantong Plastik Keris Surakarta.

13. Nama Peneliti Yuliya Ahmad, Bernhard Tewal, Rita N. Taroreh.

Variabel Stres kerja (X1) Beban kerja (X2) Lingkungan kerja (X3) Kinerja karyawan (Y).

Teknik & Alat Analisis Uji valditas, uji reliabilitas dan analisis regresi linier berganda.

Hasil Penilitian Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan stres kerja, beban kerja, dan lingkungan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan pada PT.

FIF Group Manado.

14. Nama Peneliti Yefta Jeclin Damopolii, Viktor P.K Lengkong, Mac Donald Walangitan.

Variabel Lingkungan kerja (X1) Konflik kerja (X2) Stres kerja (X3) Kinerja karyawan (Y).

Teknik & Alat Analisis Analisis regresi linear berganda.

Hasil Penilitian Hasil menunjukan bahwa Lingkungan kerja tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan, Konflik peran tidak berpengaruh signifakan terhadap kinerja karyawan, Stres Kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan.

15. Nama Peneliti Gabreila Wenur, Jantje Sepang, Lucky Dotulong.

Variabel Konflik kerja (X1) Stres kerja (X2) Kinerja karyawan (Y).

Teknik & Alat Analisis Analisis regresi linier berganda, Uji hipotesis secara simultan, dan Uji Hipotesis secara parsial.

Hasil Penilitian Uji Hipotesis secara parsial menunjukkan konflik kerja mempunyai pengaruh yang signifikan dan stress kerja tidak

(6)

15

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan.

B. Landasan Teori

Beberapa sumber terkait variabel-variabel yang digunakan sebagai acuan dalam penelitian. Teori yang diuraikan antara lain kinerja karyawan, lingkungan kerja, konflik kerja, dan stres kerja.

1. Kinerja Karyawan

Teori yang ada pada kinerja karyawan adanya pengertian kinerja karyawan, manfaat dan tujuan kinerja karyawan, jenis-jenis kinerja karyawan, faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan,dan indikator kinerja karyawan sebagai berikut:

a. Pengertian Kinerja Karyawan

Mangkunegara (2000: 67) mengatakan bahwa kinerja pada adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggungjawab yang diberikan kepadanya. Oleh karena itu, menurut kesimpulan bahwa kinerja karyawan adalah sebuah prestasi kerja atau juga hasil kerja meliputi kualitas maupun kuantitas yang dicapai oleh karyawan pada suatu perusahaan.

b. Manfaat dan Tujuan Kinerja Keryawan

Dalam perusahaan yang baik tentunya memiliki manajemen yang baik juga dan manajemen yang baik dapat dinilai dari sebuah kinerja karyawan yang maksimal. Berikut manfaat dan tujuan kinerja karyawan:

1) Evaluasi proses kinerja, melakukan penilaian apakah terdapat kendala dalam proses pelaksanaan kinerja karyawan.

2) Evaluasi pengukuran kinerja, menilai apakah penilaian kinerja telah dilakukan dengan benar, apakah system review dan coaching telah berjalan dengan benar serta apakah metode tersebut sudah tepat.

Tujuan kinerja karyawan sebagai berikut:

(7)

16 1) Mengidentifikasi kinerja buruk 2) Mengevaluasi pencapaian tujuan 3) Umpan balik kinerja

4) Indentifikasi kekuatan dan kelemahan kinerja karyawan 5) Penghargaan terhadap kinerja individu

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut dapat dilihat bahwa manfaat dan tujuan dari kinerja karyawan sangat penting bagi internal dan eksternal karyawan itu sendiri.

c. Jenis-Jenis Kinerja Karyawan

Menurut Yuslihanah (2018) Dalam pratiknya kinerja dibagi menjadi dua jenis yaitu kinerja individu dan kinerja organisasi. Kinerja individu merupakan kinerja yang dihasilkan seorang karyawan, sedangkan kinerja organisasi merupakan kinerja suatu perusahaan secara keseluruhan.

Adapun penjelasan jenis kinerja karyawan sebagai berikut:

1) Pendekatan perilaku, melihat bagaimana karyawan berperilaku. Dalam kemampuan orang untuk bertahan meningkat apabila penilaian kinerja didukung oleh tingkat perilaku kerja.

2) Pendekatan sikap, dalam pendekatan ini menyangkut penilaian terhadap sifat atau karakteristik setiap individu.

3) Pendekatan hasil, perilaku memfokuskan pada proses, pendekatan hasil memfokuskan pada hasil usaha.

Berdasarkan pada pendapat para ahli dapat ditarik kesimpulan bahwa kinerja dari suatu karyawan terdiri dari beberapa jenis yang memiliki tujuannya masing-masing.

d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Karyawan

Perusahaan harus membuat strategi untuk meningkatkan kinerja karyawan untuk tujuan dari perusahaan itu sendiridapat tercapai

sebagaiamana seharusnya. Oleh karena itu, manajer perusahaan harus selalu memberikan motivasi kerja yang tinggi kepada karyawannya guna

(8)

17

melaksanakan tugas-tugasnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan terdiri dari:

1) Kemampuan dan Keahlian

Kemampuan dan keahlian merupakan komponen penting dari tercapainya kinerja yang maksimal pada perusahaan. Sedangkan keahlian merupakan pengetahuan yang dimiliki karyawan tentang pekerjaannya.

Semakin baik pengetahuan karyawan maka potensi karyawan tersebut dalam menghasilkan kinerja yang berkualitas akan semakin tinggi.

2) Kepribadian

Kepribadian atau karakter yang dimiliki karyawan berpengaruh terhadap kinerjanya di perusahaan. Karyawan yang memiliki kepribadian yang baik maka dapat melakukan pekerjaannya dengan baik.

3) Motivasi Kerja

Motivasi kerja adalah dorongan bagi karyawan untuk melakukan pekerjaannya dengan baik. Biasanya motivasi kerja dipengaruhi oleh banyak komponen lain seperti gaji, tunjangan kesehatan, keselamatan kerja, kebijakan pimpinan, dan beberapa faktor lainnya.

4) Kepuasan Kerja

Kepuasan kerja merupakan perasaan senang atau suka karyawan setelah melakukan pekerjaannya. Jika karyawan senang dengan pekerjaannya maka karyawan akan berpotensi lebih besar dalam menghasilkan kinerja yang lebih baik.

Oleh karena itu, berdarkan pendapat para ahli dapat dilihat kinerja karyawan dapat diperoleh melalui beberapa faktor yang berasal dari internal atau eksternal karyawan.

e. Indikator Kinerja Karyawan

Meskipun mustahil mengidentifikasi setiap kinerja yang sifatnya universal yang dapat diterapkan pada semua pekerjaan Supihati (2014) adalah mungkin dalam menentukan beberapa karakteristik yang harus

(9)

18

dimiliki dan diharapkan bermanfaat bagi penilaian kinerja karyawan sebagai berikut:

1) Ketepatan Waktu

Ketepatan waktu merupakan ketepatan waktu pegawai dalam menyelesaikan pekerjaan yang telah diberikan.

2) Kualitas Kerja

Kualitas kerja karyawan dapat diukur dari persepsi karyawan terhadap kualitas pekerjaan yang dihasilkan serta kesempurnaan tugas terhadap keterampilan dan kemampuan yang dimiliki karyawan.

3) Kuantitas

Kuantitas merupakan jumlah yang dihasilkan dinyatakan dalam istilah, unit, jumlah siklus yang diselesaikan karyawan.

4) Kemandirian

Kemandirian merupakan tingkat seseorang yang nantinya ajan dapat menjalankan fungsi kerjanya tanpa menerima, bantuan, bimbingan dari atau karyawan yang lain.

Kinerja karyawan perlu dinilai untuk memberikan gambaran atas suatu pencapaian mengenai prestasi maupun dedikasi yang sudah diberikan karyawan kepada suatu perusahaan. Dengan demikian tujuan indikator kinerja karyawan memberikan beberapa bukti apakah hasil diharapkan telah tercapai atau belum.

2. Lingkungan Kerja

Teori yang ada pada lingkungan kerja seperti pengertian lingkungan kerja, manfaat lingkungan kerja, jenis-jenis lingkungan kerja, faktor-faktor yang mempengaruhi lingkungan kerja, indikator lingungan kerja sebagai berikut:

(10)

19 a. Pengertian Lingkungan Kerja

Menurut Mardiana (2005: 15) lingkungan kerja adalah lingkungan dimana pegawai melakukan pekerjaannya sehari-hari. Lingkungan kerja yang kondusif memberikan rasa aman dan memungkinkan para pegawai untuk dapat bekerja optimal. Dalam lingkungan kerja tempat yang terdapat sejumlah kelompok dimana di dalamnya terdapat beberapa fasilitas pendukung untuk mencapai tujuan perusahaan sesuai dengan visi dan misi suatu perusahaan. Lingkungan kerja dalam suatu perusahaan sangatlah penting untuk diperhatikan. Maskipun lingkungan kerja melaksanakan proses produksi dalam suatu perusahaan, namun perlu diketahui lingkungan kerja mempunyai pengaruh langsung terhadap para karyawan dalam suatu perusahaan. Lestary & Harmon (2018) Lingkngan Kerja adalah semua aspek fisik kerja, dan peraturan kerja yang dapat mempengaruhi kinerja karyawan di suatu perusahaan.

Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa pengertian dari lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang berada di sekitar pekerjaan dan yang dapat mempengaruhi karyawan dalam melaksanakan tugasnya, seperti pelayanan karyawan, kondisi kerja, hubungan karyawan di dalam suatu perusahaan. dapat mempengaruhi kinerja karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya sehingga akan diperoleh hasil kerja yang maksimal, dimana dalam lingkungan kerja tersebut terdapat fasilitas- fasilitas kerja yang mendukung karyawan dalam penyelesaian tugas yang diberikan kepada karyawan guna meningkatkan kinerja karyawan dalam suatu perusahaan.

b. Manfaat Lingkungan Kerja

Manfaat dari lingkungan kerja yaitu dapat menciptakan semangat kerja bagi karyawan, sehingga produktifitas kerja meningkat. Sementara itu, manfaat yang diperoleh adari bekerja dengan orang-orang yang termotivasi adalah pekerjaan dapat terselesaikan depat tepat. Bisa

(11)

20

disimpulkan juga pekerjaan diselesaikan sesuai standar yang benar dan dalam skala waktu yang ditentukan. Kinerja karyawan akan dipantau oleh individu yang bersangkutan dan tidak akan membutuhkan terlalu banyak pengawasan. Ngalimun (2019) mengatakan bahwa Lingkungan kerja adalah keseluruhan sarana dan prasarana kerja yang ada di sekitar karyawan yang sedang melakukan pekerjaan yang dapat mempengaruhi pelaksanaan karyawan.

c. Jenis –jenis Lingkungan Kerja

Jenis-jenis lingkungan kerja dalam garis besar dapat dibagi menjadi lingkungan kerja fisik dan lingkungan kerja non fisik.

1) Lingkungan Kerja Fisik

Dalam lingkungan kerja fisik adalah semua kedaan di sekitar tempat kerja yang berbrntuk fisik. Faktor fisik tersebut meliputi setiap hal dari mulai fasilitas parkir , letak lokasi dan rancangan banguanan perusahaan dan suara yang menimpa meja kera atau ruangana kerja karyawan. Lingungan kerja fisik dapat dibagi menjadi dua kategori yaitu sebagai berikut:

(a) Lingkungan kerja yang langsung berhubungan dengan karyawan seperti meja, kursi, dan lain sebagainya.

(b) Lingkungan perantara atau juga bias disebut lingkungan kerja yang mempengaruhi kondisi pekerja di suatu perusahaan seperti halnya suhu, udara, kelembaban, sirkulasi udara yang baik, pencahayaan, kebisingan, bau-bauan, dan lain sebagainya.

Untuk mengurangi pengaruh lingkungan fisik terhadap kondisi kinerja karyawan, maka langkah pertama yang harus diperlajari oleh bagian dari manajer SDM ialah mempelajari manusianya, baik menganal fisik dn tingkah laku karyawannya, kemudian juga digunakan sebagai dasar pertimbangan lngkungan fisik yang sesuai dengan karyawan.

(12)

21 2) Lingkungan Kerja Non Fisik

Dalam lingkungan kerja non fisik asalah semua keadaan di sekitar tempat kerja yang berkaitan dengan hubungan kerja, baik hubungan dengan atasan, maupun hubungan dengan sesama karyawan ataupun dengan staf di bawahnya yang ada di suatu perusahaan.

Lingkungan kerja non fisik tidak bisa kita abaikan. Suatu perusahaan hendaknya dapat mencerminkan kondisi di lingkungan kerja yang mendukung kerja antar tingkat atasan, bawahan, ataupun hubungan dengan yang memiliki status jabawan yang sama. Dalam kondisi lingkungan kerja yang diharapkan aialah adanya suasana kekeluargaan, terjalinnya komunikasi yang baik, memberikan rasa aman kepada karyawannya, karyawam selalu sehat dan sejahtera, bebasnya dari penyakit.

d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Lingkungan Kerja

Faktor-faktor dalam sebuah perusahaan yang harus benar-benar diperhatiakan dalam lingkungan kerja dimana karyawan menjalankan proses produksi, namun lingkungan kerja mempunyai pengaruh langsung terhadap semangat karyawan yang menjalankan proses produksi tersebut.

Sehingga perlu untuk memperhatikan apa saja faktor yang dapat mempengaruhi lingkungan kerja suatu perusahaan. Untuk menciptakan lingkungan kerja yang baik ada beberapa hal yang harus diperhatiakan oleh suatu perusahaan, yaitu bagunan tempat kerja, ruang kerja yang lega, pertukaran udara yang baik, dan tersedianya tempat-tempat ibadah.

Secara umum lingkungan kerja terdiri dari lingkungan kerja fisik dan lingkungan kerja psikis.

1) Faktor Lingkungan Kerja Fisik

Faktor lingkungan kerja fisik adalah lingkungan yang berada disekitar karyawan itu sendiri. Adanya kondisi di lingkungan kerja dapat mempengaruhi kinerja karyawan yang meliputi:

(13)

22 (a) Kondisi Lingkungan Kerja

Memperhatikan penerangan dan kebisingan sangat berhubungan dengan kenyamanan para pekerja dalam bekerja di suatu perusahaan.

Sirkulasi udara, dan penerangan yang baik sangat mempengaruhi kondisi karyawan dalam menjalankan pekerjaannya.

(b) Rencana Ruang Kerja

Ruang kerja karyawan meliputi kesesuaian pengaturan dan tata letak peralatan kerja. Hal ini sangat berpengaruh terhadap kenyamanan dan kinerja karyawan.

(c) Rancangan Pekerjaan

Rancangan pekerjaan meliputi peralatan kerja dan prosedur kerja atau metode yang digunakan. Peralatan kerja yang tidak sesuai dengan pekerjaannya akan mempengaruhi hesil kinerja karyawan.

2) Faktor Lingkungan Psikis

Faktor lingkungan psikis adalah hal yang menyangkut dengan hubungan sosial di suatu perusahaan. Kondisi psikir karyawan akan mempengaruhi kinerja karyaannya sebagai berikut:

(a) Frustasi

Frustasi memiliki dampak pada terhambatnya usaha pencapaian tujuan, seperti harapan beberapa perusahaan yang tidak sesuai dengan harapan karyawannya, apabila hal ini terjadi dan berlangsung secara tarsus menerus akan menimbulkan frustasi bagi karyawan.

(b) Pekerjaan Yang Berebih

Pekerjaan yang berlebih dengan waktu yang terbatas dalam penyelesaian suatu pekerjaan akan dapat menimbulkan penekanan dan juga ketegangan terhadap karyawan, sehingga hasil yang didapatkan kurang maksimal.

(c) Sistem Pengawasan Yang Buruk

(14)

23

Sistem pengawan yang buruk dan tidak efisien dapat menimbulkan ketidak puasan, seperti ketidak stabilan suasana di suatu perusahaan akan mengakibatkan kurangnya kinerja karyawan.

e. Indikator Lingkungan Kerja

Indikator lingkungan kerja merujuk pada segala hal di sekitar karyawan yang akan mempengaruhi diri karyawan saat sedang menjalankan tugas yang menjadi tanggung jawabnya. Lestary &

Harmon, (2018) Secara umum indikator lingkungan kerja dapat dikelompokkan menjadi kondisi fisik dan non fisik antara lain sebagai berikut:

1) Lingkungan Kerja Fisik (a) Udara dan penerangan

Tempat kerja yang ideal sebaiknya mempunyai sirkulasi udara dan penerangan yang baik. Ruangan yang terlalu dingin atau panas dapat membuat karyawan tidak nyaman saat bekerja.

(b) Suara

Dalam mengerjakan tugas, suara bising yang berlangsung terus menerus dapat mengganggu konsentrasi karyawan. Perusahaan harus dapat mengendalikan sumber suara bising tersebut demi menciptakan suasana kerja yang tenang.

(c) Kebersihan

Kebersihan ruangan dan lingkungan kerja mutlak dipenuhi setiap perusahaan. Selain kebersihan adalah sebagian dari iman, bekerja di tempat yang bersih juga menimbulkan perasaan nyaman. Betah bekerja di kantor menjadi salah satu hal penting bagi karyawan agar bersemangat dalam meningkatkan kinerjanya di perusahaan.

(d) Keamanan

Bekerja seharian di kantor tanpa rasa was-was juga menjadi kebutuhan mendasar. Apalagi, karyawan datang dengan kendaraan dan membawa barang-barang pribadi lainnya. Faktor keamanan lingkungan

(15)

24

wajib diperhatikan untuk menjaga privasi masing-masing karyawan sekaligus menjaga ketertiban perusahaan.

2) Lingkungan Kerja Non Fisik

(a) Hubungan kerja sesama karyawan maupun pimpinan

Terjalinnya hubungan kerja sesama karyawan maupun dengan pimpinan termasuk dalam indikator non-fisik. Kualitas hubungan antar karyawan yang baik dapat berdampak pada peningkatan produktivitas kerja sekaligus kekompakan dalam internal perusahaan.

(b) Tanggung jawab dan struktur kerja

Mengetahui apa saja tanggung jawab dalam bekerja akan membangun motivasi internal karyawan. Mengenal tugas-tugas yang diemban secara rinci akan mendorong kinerja karyawan di segala sisi.

Begitu juga dengan struktur kerja. Jika tidak ada pembagian tugas yang jelas, karyawan akan bingung dan bimbang. Karyawan cenderung tidak semangat bekerja dan menghabiskan banyak waktu begitu saja tanpa produktif bekerja.

(c) Komunikasi lancar dan kerja sama tim

Dalam berbagai jenis relasi, komunikasi selalu mengambil peran terbesar untuk memastikan segala sesuatu berjalan dengan lancar.

Demikian pula dalam lingkungan kerja komunikasi yang efektif akan membantu membangun suasana kerja yang hangat, terbuka, dan saling mendukung.

Lingkungan kerja sudah seharusnya menjadi perhatian para menajer perusahaan, karena tempat kerja adalah hal dasar yang dapat memberikan motivasi dan semangat pada karyawan. Sudah seharusnya para pemimpin perusahaan meningkatkan fasilitas-fasilitas yang ada gunu meningkatkan kinerja karyawan. Selain fasiltas, tentunya lingkungan kerja non fisik juga tidak boleh dilupakan. Seperti interaksi yang terjasi antar sesama karyawan juga dapat menentukan maksimal dari lingkungan kerja itu sendiri.

(16)

25 3. Konflik Kerja

Menurut Hoda Lacey (2003; 17) konflik bisa didefinisikan sebagai suatu pertarungan, suatu benturan, suatu pergulatan, suatu pertarungan, pertentangan kepentingan-kepentingan, opini-opini atau tujuan-tujuan pergulatan mental penderitaan batin. Teori yang ada pada konflik kerja seperti pengertian konflik kerja, faktor-faktor konflik kerja, bentuk-bentuk konflik kerja, jenis-jenis konflik kerja, indikator konflik kerja sebagai berikut:

a. Faktor-faktor Konflik Kerja

Konflik kerja ialah persaingan kurang sehat yang bterkadang terjadi antar karyawan pada suatu perusahaan dengan sikap emosional yang berjutuan untuk memperoleh kekuasan atau kemenangan. Konflik akan menimbulkan ketegangan, konfrontasi, perkelahian, dan juga frustasi jika tidak dapat terselesaikan. Muhamad Ekhsan & Septian (2021) mengatakan bahwa “Konflik adalah suatu proses interaktif yang termanifestasi dalam hal-hal seperti ketidak cocokan, tidak setuju, atau kejanggalan baik di antara individu karyawan maupun interentitas sosial seperti individu, kelompok, ataupun suatu organisasi.” Selain itu ada juga menurut Wirawan dalam Fatikhin (2017) mengatakan bahwa “Konflik kerja merupakan kondisi dimana adanya perbedaan. Perbedaan akan selalu ada karena setiap karyawan memiliki keinginan, tujuan, dan juga pengetahuan yang beragam. Perbedaan pada manusia misalnya jenis kelamin, ekonomi, san strata sosial, agama, suku, dan lain sebagainya yang merupakan penyebab timbulnya konflik di suatu perusahaan.

Berdasarkan pengertian konflik kerja menurut para ahli, maka dapat disimpulkan bahwa konflik kerja adalah ketidak sesuaian antara dya orang atau lebih di dalam suatu perusahaan karena adanya perbedaan pendapat, perbedaan tujuan, serta kompetisi untuk memperebutkan posisi dan kekuasaan menurut sudut pandang masing-masing untuk mencapai tujuan suatu perusahaan

(17)

26 b. Faktor-faktor Konflik Kerja

Terdapat beberapa faktor konflik kerja yang harus dikenali, antara lain:

1) Konflik

Konflik adalah semua jenis konflik yang dapat mendukung tercapainya sasaran organisasi dan dapat memperbaiki kinerja karyawan.

2) Konflik Tugas

Konflik tugas adalah konflik atas isi dan sasaran pekerjaan, dengan kata lain konflik kerja yang berjanaan dengan pekerjaan itu sendiri.

3) Konflik Disfungsional

Konflik disfungsional adalah jenis konflik yang terjadi karena adanya sesuatu atau seseorang yang tidak berfungsi sebagaimana seharusnya, sehingga akan merintangi atau menghambat kinerja suatu perusahaan.

4) Konflik Hubungan

Konflik hubungan adalah konflik yang terjadi berdasarkan hubungan interpersonal atau antar perorangan.

Menurut Robbins & Judge dalan Wibowo (2015) bahwa”Tipe konflik dapat dibedakan menjadi: (a) task conflict, merupakan konflik atas konten dan tujuan pekerjaan, (b) relationship conflict, merupakan konflik didasarkan pada hubungan interpersonal, dan (c) process conflict, merupakan konflik terhadap bagaimana pekerjaan dilakukan.

c. Bentuk-bentuk Konflik Kerja

Bentuk-bentuk konflik kerja bahwa ada beberapa bentuk konflik kerja yaitu terdiri dari:

1) Konflik Hierarki

Konflik hierarki adalah konflik yang terjadi pada lingkungan hierarki perusahaan.

(18)

27 2) Konflik Fungsioanal

Konflik fungsional adalah konflik yang terjadi dari berbagai macam- macam-macam fungsi dapartemen dalam perusahaan.

3) Konflik Staf dengan Kepala Unit

Konflik staf dengan kepala unit adalah konflik yang terjadi antara pemimpin unit dengan stafnya terutama staf yang berhubungan dengan wewenang dan otoritas kerja perusahaan.

4) Konflik Formal dan Informal

Konflik formal dan informal adalah konflik yang sering terjadi yang berhubungan dengan norma-norma yang berlaku di perusahaan informal dan perusahan formal.

d. Jenis-jenis Konflik Kerja

Jenis-jenis konflik kerja terdapat beberapa jenis konflik kerja yaitu terdiri dari:

1) Konflik dalam diri seseorang

Seseorang dapat mengalami konflik internal dalam dirinya karena ia harus memilih tujuan yang saling bertentangan dengan dirinya. Terkadang merasa bimbang mana yang harus dipilih atau dilakukan.

2) Konflik antar individu

Konflik antar individu sering kali terjadi karena adanya perbedaan tentang isu tertentu. Tindakan dan tujuan dimana hasil bersama sangat menuntukan, konflik antara individu ini biasanya akan berkelanjutan apabila tidak ada konsekuensi seta pihak-pihak yang lebih dan berpengaruh di dalam konflik tersebut untuk memadamkan.

3) Konflik antar anggota kelompok

Konflik antar anggota kalompok adalah suatu kelompok dalam

(19)

28

mengalami konflik subtantif dan efektif. Konflik subtantif adalah konflik yang terjadi karena latar belakang dan keahlian yang berbeda. Jika dari suatu komite yang meghasilkan kesimpulan yang berbeda atas data yang sama, dikatakan kelompok tersebut mengalami konflik Subtantif.

Sedangkan konflik afektif adalah konflik yang terjadi didasarkan atas tanggapan emosional terhadap situasi tertentu.

4) Konflik antar kelompok

Konflik antar kelompok adalah terjadi karena masing-masing kelompok ingin mengajar keinginan atau tujuan kelompoknya masing-masing.

Misalnya konflik yang mungkin terjadi antara bagian produksi dengan bagain pemasaran.

5) Konflik antar perusahaan

Konflik antar perusahaan dapat terjadi karena mereka mempunyai ketergantungan satu satu sama lain terhadap pemasok, pelanggan maupun distributor.

f. Indikator Konflik Kerja

Indikator konflik kerja Muhamad Ekhsan & Septian (2021) Konflik dibagi menjadi dua macam, yaitu konflik fungsional, yaitu konflik yang mendukung pencapaian tujuan kelompok den konflik disfungsional yaitu konflik yang merintangi pencpaian tujuan kelompok, indikator konflik fungsional dan disfungsional adalah sebagai berikut:

1) Konflik Fungsional

(a) Bersaing untuk meraih prestasi (b) Pergerakan positif menuju tujuan (c) Dorongan melakukan perubahan 2) Konflik Disfungsional

(a) Mendominasi diskusi (b) Benturan kepribadian (c) Perselisihan antar individu

(20)

29 4. Stres Kerja

Teori yang ada pada stres kerja seperti pengertian stres kerja, faktor- faktor penyebab stres kerja, jenis-jenis stres kerja, sumber-sumber stres kerja, indikator stres kerja sebagai berikut:

a. Pengertian Stres Kerja

Menurut Veithzal Rivai Zainal dkk (2015, p.742) stres kerja adalah suatu kondisi ketegangan yang menciptakan adanya ketidakseimbangan fisik dan psikis, yang mempengaruhi emosi, proses berfikir, dan kondisi seorang karyawan. Setiap manusia pasti memiliki masalah dalam hidupnya terlebih manusia yang bekerja dalam suatu perusahaan. Salah satunya dalam bekerja adalah stress, stress dalam suatu perusahaan itu harus diatasi baik oleh oang itu sendiri ataupun melalui bantuan orang lain. Menurut Veithzal san Deddy (2013) mengatakan bahwa “Stres adalah tuntutan- tuntutan eksternal mengenai seseorang, misalnya objek-objek dalam lingkungan atau suatu stimulus yang secara objektif adalah berbahaya.

Stres juga bisa diartikan sebagai tekanan, ketegangan, atau gangguan yang tidak menyenangkan yang berasal dari luar diri seseorang.”

Dari pengertian stress kerja diatas dapat disimpulkan bahwa stres kerja merupakan tuntutan-tuntutan yang menciptakan ketegangan pada diri karyawan yang bersifat tekanan pada diri karyawan yang dapat mempengaruhi kinerja seseorang.

b. Faktor-faktor Penyebab Stres Kerja

Faktor-faktor penyebab stres kerja Sedarmayanti (2011) Ada empat faktor penyebab terjadinya stress kerja. Stres kerja terjadi karena tekanan ditempat kerja, stressor tersebut yaitu:

1) Stres lingkungan fisik berupa kebisingan, temperatur dan udara yang kotor.

2) Stres individu berupa konflik peranan, kepaksaan peranan, ketodakmajuan karir, dan rancangan pengembangan karir.

(21)

30

3) Stres kelompok berupa hubungan tidak baik sesame rekan di perusahaan, atasan maupun bawahan.

c. Jenis-jenis Stres Kerja

Terdapat 3 macam jenis-jenis stres kerja, yaitu:

1) Distress, yaitu adanya respon stres yang buruk dan menyakitkan sehingga tidak mampu lagi diatas dan bersifat merugikan.

2) Neustress, yaitu bentuk stres yang berbeda. Merupakan respon stres yang menekan namun masih seimbang untuk menghadapi masalah dan memacu untuk lebih baik lagi, berprestasi, meningkatkan produktivitas kerja dan berani erasing.

3) Eustress, yaitu stres yang baik dan dapat membantu membangun motivasi dan menginspirasi.

d. Sumber-sumber Stres Kerja

Sumber-sumber stres kerja menggolongkan sumber-sumber berdasarkan asalnya pertama berasal dari pekerjaan dan kedua berasal dari luar pekerjaan. Berikut beberapa hal yang dapat menjadi sumber-sumber stress yang berasal dari pekerjaan:

1) Iklim kerja yang tidak aman 2) Beban tugas yang terlalu berat 3) Desakan waktu

4) Kurangnya informasi dari umpan balik tentang stress kerja

5) Ketidak jelasan peranan dan karyawan dalam keseluruhan kegiatan perusahaan.

Sedangkan ada beberapa sumber-sumber stress yang berasal dari luar pekerjaan yaitu:

1) Tempat tinggal yang berpindah 2) Masalah keuangan

3) Anggota keluarga ada yang meninggal 4) Perilaku negatif orang-orang sekitar 5) Kehidupan yang kurang harmonis

(22)

31 e. Indikator Stres Kerja

Untuk menilai tingkatan stres kerja pada individu, dibutuhkan dimensi dan indikator dalam penilaian tersebut sebagai berikut:

1) Stres Psikolgis.

Stres psikologis terlihat dari perubahan-perubahan sikap jiwa atau mental yang terjadi. Misalnya mereka gelisah, kekhawatiran, ketakutan yang tidak rasional, kebosanan, cepat marah, gampang tersinggung (sangat peka terhadap kritikan), tidak tenang, merasa tidak berguna, pesimistis dan sedih.

2) Stres Fisiologis.

Stres fisiologis ini terlihat dari adanya perubahan-perubahan yang terjadi pada metabolisme organ tubuh (fisik) misalnya meningkatnya tekanan darah, jantung berdenyut lebih cepat, keluar keringat yang berlebihan, ketegangan otot, nafas pendek dan tersengal-sengal, sakit perut, muntah-muntah, sakit kepala (pusing).

C. Hubungan Antar Variabel

Dalam hubungan antar variabel, peneliti akan membahas salah satunya apa saja indikator yang ada dalam lingkungan kerja, konflik kerja, dan stres kerja terhadap kinerja karyawan

Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan

Menurut Lestary & Harmon (2018) Kinerja karyawan dipengaruhi oleh banyak faktor, faktor dari dalam dan luar dirinya. Faktor dalam dirinya sendiri adalah pengetahuan, keterampilan dan kompetesi yang dimiliki, motivasi kerja, kepribadian, sikap dan perilaku yang mempunyai pengaruh kinerjanya. Faktor dari luar dirinya antara lain gaya kepemimpinan atasan, hubungan antara para karyawan, lingkungan kerja tempat karyawan bekerja. Lingkungan kerja merupakan salah satu faktor yang menentukan kinerja karyawan. Kinerja karyawan merupakan salah

(23)

32

satu kunci sukses perusahan untuk mencapai kesuksesan. Maka dari itu setiap perusahaan harus memiliki lingkungan kerja yang sesuai bagi kelangsungan kerja karyawan dan meningkatkan kinerja karyawan.

Lingkungan kerja yang mendukung adalah yang memiliki kemampuan dalam melibatkan karyawan dengan kinerjanya. Faktor-faktor yang mempengaruhi lingkungan kerja adanya faktor lingkungan kerja fisik dan faktor lingkungan kerja non fisik. Adapun beberapa indikator dalam lingkungan kerja fisik adalah (1) udara dan penerangan, (2) suara, (3) keberihahan, (4) keamanan, sedangkan dalam Lingkungan Kerja Non Fisik (1) hubungan kerja sesama karyawan maupun pimpinan, (2) tanggung jawab dan struktur kerja, (3) komunikasi lancar dan kerja sama tim.

Pengaruh Konflik Kerja Terhadap Kinerja Karyawan

Menurut TIDAJOH et al (2017) Konflik berasal dari kata kerja Latinconfigere yang berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) di mana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya. Konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatu interaksi. Perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya adalah menyangkut ciri fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya. Perusahaan harus mempunyai perencanaan kinerja yang merupakan suatu proses dimana karyawan dan manajer bekerja sama merencanakan apa yang harus dikerjakan pada tahun mendatang, menentukan bagaimana kinerja diukur merencanakan dan mengenali bagaimana mengatasi kendala serta mencapai kinerja. Jika di perusahaan terjadi konflik akan membuat kinerja karyawan menurun. Beberapa indikator konflik kerja yaitu (1) konflik fungsional, (2) konflik disfungsional.

Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan

Menurut Gunawan (2018) Hubungan antara stres dengan kinerja

(24)

33

karyawan dapat digambarkan dengan kurva berbentu U terbalik (inverted U). Pada tingkat stres yang rendah kinerja karyawan rendah. Pada kondisi ini karyawan tidak memiliki tantangan dan muncul kebosanan karena understimulation. Seiring dengan kenaikan stres sampai pada suatu titik optimal, maka akan menghasilkan kinerja yang baik. Pada tingkat strres yang snagat tinggi kinerja karyawan juga rendah. Pada kondisi ini terjadi penurunan kinerja. Tingkat stres yang berlebihan akan menyebabkan karyawan dalam kondisi tertekan, karena tidak mampu lagi mengatasi tugas yang terlalu berat. Beberapa indikator stres kerja yaitu (1) kekhawatiran, (2) gelisah, (3) tekanan.

Pengaruh Simultan Lingkungan Kerja, Konflik Kerja, Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan

Menurut Putra, I, B, A, K.; Bagia, I, W.; Suwendra, I (2016) Dalam persamaan simultan, variabel dependen (terikat) pada suatu persamaan dapat juga bertindak sebagai variabel independen (bebas) dalam persamaan lain, yang menyebabkan perbedaan antara variabel dependen dan independen menjadi meragukan. Oleh karena itu, suatu variabel dapat memiliki dua peran baik sebagai variabel dependen maupun sebagai variabel independen. Dari penjelasan pengaruh simultan lingkungan kerja, konflik kerja, dan stres kerja terhadap kinerja karyawan.

D. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan pada kajian pustaka yang sudah dijelaskan, maka dapat disusun kerangka berpikir yang dapat menggambarkan pengaruh lingkungan kerja, konflik dan stres kerja terhadap kinerja karyawan studi kasus pada UD Sampurna Batu Mataram. Kerangka piker ini dibuat untuk memberikan gambaran mengenai lingkungan kerja, konflik dan stress kerja terhadap kinerja karyawan secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang sudah diberikan.

Sumber Daya Manusia yang dimiliki oleh perusahaan yaitu karyawan

(25)

34

yang bekerja pada perusahaan. Suatu perusahaan harus dapat memanfaatkan konflik kerja yang terjadi pada perusahaan sebagai konflik yang bersifat positif. Lingkungan kerja yang baik akan mempengaruhi semangat kerja dari karyawan tersebut. Konflik yang bersifat positif dianggap akan membawa hubungan antar karyawan meningkat. Selain itu, stres kerja yang ada di lingkungan perusahaan harus dihindari karena akan berdampak pada kinerja karyawan berikan terhadap suatu perusahaan.

Berdasarkan kerangka berpikir diatas, penelitian ini menggunakan variabel lingkungan kerja, konflik dan stres kerja sebagai variabel independen (bebas) serta kinerja karyawan sebagai variabel dependen (terikat). Indikator dari variabel independen lingkungan kerja sebagai (X1). Indikator dari variabel independen konflik kerja sebagai (X2).

Indikator dari variabel independen stres kerja sebagai (X3). Dan terdapat indikator mempengaruhi variabel dependen kinerja karyawan (Y).

(26)

35 Gambar 2.1

Hubungan Antara Lingkungan Kerja, Konflik Kerja, Stres Kerja dan Kinerja Karyawan

𝐻1

𝐻4 𝐻2 Disfungsional

𝐻3

E. Hipotesis

Lingkungan Kerja (X1)

1.) Lingkungan Kerja Fisik 2.)Lingkungan Kerja Non

Fisik

Konflik Kerja (X2)

1.) Konflik Fungsional 2.) Konflik

Stres Kerja (X3) 1.) Stres Psikolgis 2.) Stres Fisiologis.

Kinerja Karyawan (Y) 1.) Ketetapan

Waktu 2.) Kualitas Kerja

3.) Kuantitas 4.) Kemandirian

(27)

36 E. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya bentuk kalimat pertanyaan. Lingkungan kerja, konflik kerja, dan stres kerja merupakan persoalan yang tidak dapat dihindarkan. Berdasarkan pada gambar kerangka konseptual dalam penelitian ini, maka dapat disusun hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut:

Dan didukung oleh penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Lestary & Harmon (2018) dengan judul Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan, yang menghasilkan bahwa ingkungan kerja dan kinerja karyawan yang ada di Divisi Detail Part Manufactur Direktorat Produksi PT Dirgantara Indonesia (Persero) memiliki hubungan positif.

Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Yuslihanah (2018) dengan judul Pengaruh Konflik Peran Ganda, Stress Kerja, dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Malang.

Yang menghasilkan bahwa penelitian ini menunjukkan bahwa konflik peran ganda, stress kerja, dan lingkungan kerja berpengaruh secara parsial maupun simultan terhadap kinerja karyawan Kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Malang. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Supihati (2014) dengan judul Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Karyawan Perusahaan Sari Jati Di Sragen, yang menghasilkan bahwa Pengaruh variabel motivasi terhadap kinerja karyawan adalah positif. Dari uraian penelitian terdahulu diatas, maka dapat dihipotesiskan

(28)

37

H1 : Terdapat pengaruh positif dan signifikan lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan UD Sampurna Batu Mataram.

Konflik kerja sering terjadi dalam lingkungan kerja. Karyawan yang sering terlibat perbedaan pendapat, emosi atau membuat rekan kerjanya merasa tidak nyaman di lingkungan kerja. Jika karyawan sedang emosional di lingkungan kerja akan menyebabkan kinerja dan produktifitas karyawan menurun. Dan didukung oleh penelitian terdahulu yang dilakukan oleh TIDAJOH et al (2017) dengan judul Pengaruh Konflik Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Pegadaian (Persero) Manado, yang menghasilkan bahwa dalam penelitian ini penulis mendapatkan hasil dampak konflik terhadapa kinerja pegawai yang berdampak positif.

Penelitian terdaulu yang dilakukan oleh Damopolii et al (2018) dengan judul Pengaruh Lingkungan Kerja, Konflik Peran Dan Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada Pt. Pln Persero Area Manado, yang menghasilkan bahwa Lingkungan kerja tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan, Konflik peran tidak berpengaruh signifakan terhadap kinerja karyawan, Stres Kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan.

Penelitian terdaulu yang dilakukan oleh Wenur et al (2018) dengan judul Pengaruh Konflik Kerja Dan Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada Pt. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Cabang Manado, yang menghasilkan bahwa menunjukkan konflik kerja mempunyai pengaruh yang signifikan dan stress kerja tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan.

H2 : Terdapat pengaruh negatif dan signifikan konflik kerja terhadap kinerja karyawan UD Sampurna Batu Mataram.

Stres kerja dimana karyawan merasa tertekan atau tidak nyaman di lingkungan kerja, yang bisa disebabkan dari adanya konflik yang membuat karyawan mesara tertekan dengan pekerjaannya. Jika karyawan mengalami stres kerja itu juga bisa mempengaruhi kinerja karyawan.

Didukung oleh penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Ahmad et al

(29)

38

(2019) dengan judul Pengaruh Stres Kerja, Beban Kerja, Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Pada Pt. Fif Group Manado, yang menghasilkan bahwa stres kerja dan beban kerja secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan pada PT. FIF Group Manado, sedangkan lingkungan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan pada PT. FIF Group Manado.

Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Gunawan (2018) dengan judul Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan, yang menghasilkan bahwa hasil penelitian menunjukan terdapat pengaruh yang signifikan yang sangat kuat atau positif antara stres kerja terhadap kinerja karyawan. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Kartikasari & Harini (2015) dengan judul Pengaruh stres kerja dan lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan pada Kementrian Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Kantor Jakarta Selatan, yang menghasilkan Stres Kerja dan Lingkungan Kerja secara parsial berpengaruh nyata terhadap Kinerja Karyawan Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kantor Jakarta Selatan.

H3 : Terdapat pengaruh negatif dan signifikan stres kerja terhadap kinerja karyawan UD Sampurna Batu Mataram.

Lingkungan kerja sangat mempengaruhi karyawan jika di dalam perusahaan terjadi konflik kerja yang akan membuat karyawan tertekan dan dapat menyebabkan stres kerja yang akan dialami oleh karyawan yang membuat kinerja karyawan menurun. Didukung penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Fatikhin et al (2017) dengan judul KARYAWAN ( Studi pada Karyawan PT . Bank Rakyat Indonesia ( Persero ) Cabang Soekarno Hatta Malang ), yang menghasilkan yang mengidikasikan bahwa konflik kerja dan stres kerja secara parsial berpengaruh negative dan signifikan terhadap kinerja karyawan.

Didukung penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Riana &

Aghata (2016) dengan judul Pengaruh Konflik Kerja, Stres Kerja, dan Lingkungan Kerja Terhadap Karyawan Perusahaan Kantong Plastik Keris

(30)

39

Surakarta, yang menghasilkan menunjukkan ada pengaruh yang signifikan pada variabel konflik kerja, stres kerja, dan lingkungan kerja secara bersama-sama terhadap kinerja karyawan pada Perusahaan Kantong Plastik Keris Surakarta. Didukung penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Effendy & Fitria (2019) dengan judul Pengaruh Lingkungan Kerja Dan Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Kasus Pt. Modernland Realty, Tbk), yang menghasilkan menunjukan bahwa “Lingkungan Kerja dan Stres Kerja secara simultan memiliki pengaruh sebesar 47,7%

terhadap Kinerja Karyawan, sedangkan sisanya sebesar 52,3%, dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti pada penelitian ini.

H4 : Terdapat pengaruh yang signifikan anatara lingkungan kerja, konflik kerja, dan stres kerja terhadap kinerja karyawan UD Sampurna Batu Mataram

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan faktor risiko yang berhubungan secara bermakna dengan kejadian campak anak usia sekolah dasar pada peristiwa KLB adalah riwayat

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan banyak terimakasih yang tidak terhingga kepada semua pihak yang telah membantu, sehingga penulis berhasil menyelesaikan

Oleh karena itu, dikembangkan terapi yang lain untuk pengobatan kanker seperti terapi gen (gene therapy).. Dalam upaya perawatan penderita kanker, metode perawatan terbaru

tentang pentingya faktor- faktor yang berhubungan dengan kejadian perilaku seks berisiko pada remaja tunarungu di Sekolah Menengah Atas Luar Biasa (SMALB) Kota Padang tahun 2012. 2)

Pendekatan perkuliahan berbasis masalah (PBL) dengan model kolaboratif, yang selanjutnya disebut strategi perkuliahan kolaboratif berbasis masalah, sangat cocok

Akhiri cerita dengan memperlihatkan banyak orang menjadi percaya kepada Tuhan Yesus mendengar murid-murid menceritakan dengan berani dan gembira perbuatan ajaib Tuhan Yesus.. Roh

Informasi mengenai jenis lalat buah pada tanaman jambu Kristal yang lebih lengkap dan terperinci diperlukan karena dengan adanya penanaman jambu kristal secara

Lebih lanjut, Isnaini dan Suranto (2010:21) mengemukakan, lari sambung disebut juga dengan lari estafet. Pelaksanaan dalam lari sambung dilakukan oleh empat pelari dalam satu