24
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian
Frasa pendekatan penelitian dipahami sebagai sudut pandang yang dipakai oleh para peneliti untuk menjawab permasalahan penelitian. Menurut Taylor dan Bogdan (1984:1) serta Muhadjir (2002:3), frasa metode penelitian diartikan sebagai cara yang dipakai oleh para peneliti untuk memecahkan masalah dan mencari jawaban atau pertanyaan-pertanyaan penelitiannya.
Dengan kata lain, frasa metode penelitian berarti cara peneliti mensiasati suatu masalah penelitian, berarti berhubungan dengan pertanyaan penelitian akan dijawab dalam penelitian. Karena perumusan masalah penelitian biasanya diakhiri dengan pertanyaan-pertanyaan, metode penelitian adalah berkenaan dengan bagaimana pertanyaan-pertanyaan tersebut akan dicarikan jawabannya.
Menurut Strauss dan Corbin (2003:4) mendefinisikan metode penelitian kualitatif sebagai
“jenis penelitian yang temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistic atau bentuk hitungan lainnya”. Pernyataan “temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistic atau bentuk hitungan lainnya” dapat dipahami bahwa proses pengumpulan data dalam penelitian kuantitatif dilakukan dengan prosedur statistic.
Jenis Penelitian yang dipakai pada penelitian ini ialah deskriptif kualitaif, jenis penelitian ini menjadi cara peneliti untuk mempresentasikan dan mengolah data dari fenomena yang diteliti.
Deskriptis sendiri mempunyai pengertian prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan/melukiskan keadaan subyek/obyek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat, dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya (Nawawi, 1983 : 63).
Penelitian ini menceritakan bagaimana pelaksaan program E-retribusi setelah diberlakukan.
Pedagang Pasar Blauran I yang mengalami pembayaran retribusi secara elektronik (E-retribusi), Dinas Perdagangan sebagai Pelaksana Program e-retribusi tersebut, UPT A sebagai pelaksana teknis di lapangan dan Bank Jateng sebagai mitra kerja yang dipaparkan secara terperinci dan runtut dalam bentuk narasi setiap kejadian. Sehingga ditemukan fakta dan mampu dianalisa setiap kejadian pada waktu tersebut.
25 3.2 Unit Amatan dan Unit Analisis
Unit amatan adalah sesuatu yang dijadikan sumber untuk memperoleh data dalam rangka menggambarkan atau menjelaskan tentang satuan analisis (Ihaluw 2004 : 178). Pada penelitian ini yang menjadi unit amatan adalah penentu implementasi yakni berupa komunikasi, disposisi, sumber daya dan struktur birokrasi serta faktor pengaruh keberlanjutan program e-retibusi.
Unit analisa adalah unit agregasi dari data yang dikumpulkan untuk dianalisis dalam rangka menjawab persoalan-persoalan penelitian (Ihaluw 2004 : 185). Pada penelitian ini yang menjadi unit analisa adalah penentu implementasi kebijakan yang meliputi, Komunikasi, sumber daya, disposisi dan struktur birokasi serta faktor pengaruh keberhasilan implementasi meliputi isi kebijakan dan lingkungan implementasi.
3.3 Metode Pengamatan Data 3.3.1 Jenis Data
Penelitian kualitatif menganalisis data berupa kata-kata dan perbuatan-perbuatan manusia tanpa upaya pengkuantitifikasiannya. Data tersebut terdiri dari pembicaraan-pembicaraan orang atau data lisan, tulisan-tulisan (tulisan dari media, surat-menyurat, kebijakan pemerintah, notulen rapat dan lain-lain), aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh orang, isyarat-isyarat yang disampaikan orang dan ekspresi fisik. Penelitian kualitatif analisa data dilakukan dengan cera yaitu, (1) pada tahap pengumpulan data dan oleh sebab itu analisis data dilakukan di lapangan; (2) dilakukan ketika penulisan laporan dilakukan. Oleh sebab itu, analisis data dalam penelitian kualitatif sering disebut penelitian berkelanjutan.
Jenis data dalam penelitian ini adalah : a. Data Primer
Data primer merupakan data diperoleh dan dikumpulkan sendiri oleh peneliti secara langsung dengan mengajukan pertanyaan secara lisan yaitu dengan mewawancarai pedagang Pasar Blauran I guna memperoleh data bagaimana pelaksanaan e-retribusi, keluhan dan harapan terhadap program e-retribusi ini.
26 b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dalam bentuk sudah jadi atau yang diolah dan disajikan oleh pihak lain, seperti dari dokumen perusahaan, internet, dan dari riset kepustakaan yang dimaksud untuk mendapatkan informasi penting lainnya, dasar pengaturan, serta dasar teori agar diperoleh kerangka pikir dan pemecahan secara teoritis terhadap apa yang diteliti.
3.3.2 Sumber Data
Menurut Lofland dan Lofland (1984:47) sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan, selebihnya adalah tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Dalam penelitian ini untuk mendapatkan informasi dibutuhkan sumber informasi untuk mencapai tujuan penelitian yang diinginkan yang disebut dengan informan. Informan adalah orang-orang yang dianggap mampu memberikan keterangan dan informasi berkenaan dengan materi penelitian (Nasution, 2007). Informan dalam penelitian ini dipilih sesuai dengan kebutuhan untuk mencapai tujuan penelitian yang ingin dicapai. Dalam penelitian ini yang menjadi informan adalah Kepala Bidang Pasar Dinas Perdagangan, Kepala UPT A, petugas admin, petugas penarik retribusi, pegawai BKD dan beberapa pedagang pasar Blauran I.
3.4. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian merupakan lokasi dari sebuah penelitian, dimana penelitian akan dilakukan. Lokasi penelitian juga dapat diartikan sebagai setting atau konteks sebuah penelitian.
Tempat tersebut tidak selalu mengacu kepada wilayah, tetapi juga kepada organisasi dan sejenisnya.
Melalui definisi tersebut, lokasi penelitian yang digunakan adalah Pasar Blauran I UPT A yang berlokasi di Jalan Makam Pahlawan Kutowinangun Kidul, Tingkir, Kota Salatiga. Alasan Pasar Blauran I sebagai lokasi penelitian merupakan pasar pertama yang diberlakukan program e- retribusi di Kota Salatiga.
27 3.5. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian kualitatif menganalisis kata-kata yang menyatakan alasan-alasan atau interpretasi atau makna-makna dan kejadian-kejadian serta perbuatan-perbuatan yang dilakukan oleh orang perorangan maupun kelompok social, menggunakan teknik pengumpulan data yang memungkinkan untuk mendapatkan kata-kata dan perbuatan-perbuatan manusia sebanyak- banyaknya untuk dianalisis agar tercapai tujuan penelitian. Teknik yang biasanya dipakai oleh para peneliti untuk mengumpulkan data adalah wawancara mendalam (in-depth-interview), observasi terlibat dan pengumpulan dokumen.
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Wawancara mendalam.
Wawancara mendalam merupakan sebuah interaksi social informal antara seorang peneliti dengan cara informannya, merupakan diskusi antara dua orang tentang sesuatu hal atau berbagai hal untuk mendapatkan data yang valid dengan menunjukkan sesuatu yang ingin diketahui. Diskusi tersebut dilakukan dengan cara yang terkontrol, terarah dan sistematis. Terkontrol berarti pewawancara mesti mengendalikan jalannya diskusi: memilih orang yang akan diajak berbicara dengan tepat, mengatur tempat duduk; mengendalikan arah pembicaraan. Terarah mengacu kepada pembicaraan yang dilakukan jelas tujuannya dan jelas infromasi yang akan dilakukan. Sistematis adalah pembicaraan yang dilakukan ada penahapannya dan ad acara pencatatannya.
Peneliti tidak melakukan wawancara berdasarkan sejumlah pertanyaan yang telah disusun dengan mendetail dengan alternative jawaban yang telah dibuat sebelum melakukan wawancara, melainkan berdasarkan pertanyaan yang umum yang kemudian didetailkan dan dikembangkan ketika melakukan wawancara atau setelah melakukan wawancara untuk melakukan wawancara berikutnya. Mungkin ada sejumlah pertanyaan yang telah dipersiapkan sebelum melakukan wawancara (sering disebut pedoman wawancara), tetapi pertanyaan-pertanyaan tersebut tidak terperinci dan berbentuk pertanyaan terbuka (tidak ada alternative jawaban).
Dalam penelitian ini, penulis akan melaukakan wawancara kepada Kepala Bidang Pasar Dinas Perdagangan, Kepala UPT A Pasar Blauran I beserta petugas
28
admin, petugas penarik retribusi, Pegawai Badan Keuangan Derah yang menangani program e-retribusi, Mantan Kepala Bidang Pasar Dinas Perdagangan, Paguyuban Pasar Blauran I dan yang terakhir pedagang pasar Blauran I sebanyak 5 orang.
Pengumpulan dokumen, (tulisan-tulisan). Peneliti mengumpulkan bahan tertulis seperti berita dimedia, notulen-notulen rapat, surat menyurat dan laporan-laporan untu mencari informasi yang diperlukan. Pengumpulan dokumen ini mungkin dilakukan untuk mengecek kebenaran atau ketepatan informasi yang diperoleh dengan melakukan wawancara mendalam. Tanggal dan angka-angka tertentu lebih akurat dalam surat atau dokumen ketimbang hasil wawancara mendalam. Bukti-bukti tertulis tentu lebih kuat dari informasi lisan untukhal-hal tertentu, seperti janjii-janji, peraturan-peraturan, realisasi sesuatu atau respon pemerintah atau perusahaan terhadap sesuatu. Dalam penelitian ini, penulis akan mengumpulkan dokumen berupa Bendel Program Rintisan E-retribusi Pasar Kota Salatiga Tahun 2017 Dinas Perdagangan Tahun 2018, SOP (Standar Operating Procedure) dan dokumen lainnya.
3.6 Teknis Analisis Data
Analisis data kualitatif (Bogdan dan Biklen, 1982) adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang dapat diceriterakan kepada orang lain. Sedangkan menurut Miles dan Haberman adalah mereduksi data, menyajikan data dan menarik kesimpulan.
Reduksi data artinya sebagai kegiatan pemilihan data penting dan tidak penting dari data yang telah terkumpul. Penyajian data berarti sebagai penyajian informasi yang tersusun. Kesimpulan data adalah tafsiran atau interpretasi terhadap data yang telah disajikan. (Miles dan Huberman, 1992: 16-19)
Analisis data dalam penelitian kualitatif dimulai dengan menyiapkan dan mengorganisasikan data (yaitu, data teks seperti transkip, atau data gambar seperti foto) untuk
29
analisis, kemudian mereduksi data tersebut menjadi tema melalui proses pengodean dan peringkasan kode, dan terakhir menyajikan data dalam bentuk bagan, table, atau pembahasan.
Teknik analisa data dalam penelitian ini dilaksanakan dengan analisis deskriptif kualitatif terhadap setiap data yang diperoleh dari lapangan dengan berbagai teknik pengumpulan data yang di pakai. Setelah melakukan analisis dan intepretasi data, selanjutnya penulis melaporkan hasil penelitian yang sudah di lakukan. Dalam penelitian kualitatif data yang ada di analisis dan disusun dalam wujud kata-kata kedalam teks yang di perluas (miles dan Huberman 1992:15-16). Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara kualitatif dengan melalui tiga tahap (Sugiono, 2006: 276- 284)
1. Tahap Reduksi Data
Mereduksi data merupakan kegiatan merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, di cari tema dan polanya dari setiap data yang di peroleh di lapangan.
Pada tahap ini peneliti melakukan reduksi data dengan memilih mana data yang penting, membuat kategori dan memilah data yang tidak penting. Reduksi data akan memberikan gambaran yang jelas, dan akan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya melengkapi data yang di cari.
2. Tahap Penyajian Data (Data Display)
Dalam penelitian kualitatif penyajian data dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowcahart. Lebih lanjut Miles dan Huberman dalam (Sugiyono, 2006 :280) menyatakan bahwa paling sering penyajian data dalam kualitatif di sajikan dalam bentuk teks yang bersifat naratif. Data display dapat juga berupa grafik, matrik, network (jejaring kerja), dan chart.
3. Penarikan Kesimpulan (Conclusion Drawing/ Verification)
Pada tahap terakhir penulis melakukan penarikan kesimpulan atas dasar pembahasan dan analisa terhadap data yang sudah diperoleh dari lapangan. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif dapat menjawab rumusan masalah yang di rumuskan pada bab pertama, tetapi mungkin juga tidak, karena rumusan masalah dalam penelitian kualitatif ada yang bersifat sementara dan berkembang di lapangan. Kesimpulan juga dapat berupa temuan baru. Kesimpulan ini dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehingga setelah
30
di teliti menjadi jelas. Kesimpulan dapat berupa hubungan kausal atau interaktif, hipotesis atau teori.
3.7 Keabsahan Data
Dalam penelitian kualitatif, keabsahan data merupakan hal penting untuk mengetahui tingkat kepercayan dari hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti dengan menggunakan teknik triangulasi dalam pengumpulan data, sehingga data yang diperolah akan lebih valid dan bisa dipertanggunggjawabkan.
Norman K. Denkin mendefinisikan triangulasi sebagai gabungan atau kombinasi berbagai metode yang dipakai untuk mengkaji fenomena yang saling terkait dari sudut pandang dan perspektif yang berbeda. Menurutnya, triangulasi meliputi empat hal, yaitu: (1) triangulasi metode, (2) triangulasi antar-peneliti (jika penelitian dilakukan dengan kelompok), (3) triangulasi sumber data, dan (4) triangulasi teori. Penjelasan mengenai metode tersebut, adalah sebagai berikut:
1. Triangulasi metode dilakukan dengan cara membandingkan informasi atau data dengan cara yang berbeda. Sebagaimana dikenal, dalam penelitian kualitatif peneliti menggunakan metode wawancara, obervasi, dan survei. Untuk memperoleh kebenaran informasi yang handal dan gambaran yang utuh mengenai informasi tertentu, peneliti bisa menggunakan metode wawancara bebas dan wawancara terstruktur. Atau, peneliti menggunakan wawancara dan obervasi atau pengamatan untuk mengecek kebenarannya. Selain itu, peneliti juga bisa menggunakan informan yang berbeda untuk mengecek kebenaran informasi tersebut. Melalui berbagai perspektif atau pandangan diharapkan diperoleh hasil yang mendekati kebenaran. Karena itu, triangulasi tahap ini dilakukan jika data atau informasi yang diperoleh dari subjek atau informan penelitian diragukan kebenarannya. Dengan demikian, jika data itu sudah jelas, misalnya berupa teks atau naskah/transkrip film, novel dan sejenisnya, triangulasi tidak perlu dilakukan. Namun demikian, triangulasi aspek lainnya tetap dilakukan.
2. Triangulasi antar-peneliti dilakukan dengan cara menggunakan lebih dari satu orang dalam pengumpulan dan analisis data. Teknik ini diakui memperkaya khasanah pengetahuan mengenai
31
informasi yang digali dari subjek penelitian. Tetapi perlu diperhatikan bahwa orang yang diajak menggali data itu harus yang telah memiliki pengalaman penelitian dan bebas dari konflik kepentingan agar tidak justru merugikan peneliti dan melahirkan bias baru dari triangulasi.
3. Triangulasi sumber data adalah menggali kebenaran informai tertentu melalui berbagai metode dan sumber perolehan data. Misalnya, selain melalui wawancara dan observasi, peneliti bisa menggunakan observasi terlibat (participant obervation), dokumen tertulis, arsif, dokumen sejarah, catatan resmi, catatan atau tulisan pribadi dan gambar atau foto. Tentu masing-masing cara itu akan menghasilkan bukti atau data yang berbeda, yang selanjutnya akan memberikan pandangan (insights) yang berbeda pula mengenai fenomena yang diteliti. Berbagai pandangan itu akan melahirkan keluasan pengetahuan untuk memperoleh kebenaran handal.
4. Terakhir adalah triangulasi teori. Hasil akhir penelitian kualitatif berupa sebuah rumusan informasi atau thesis statement. Informasi tersebut selanjutnya dibandingkan dengan perspektif teori yang televan untuk menghindari bias individual peneliti atas temuan atau kesimpulan yang dihasilkan. Selain itu, triangulasi teori dapat meningkatkan kedalaman pemahaman asalkan peneliti mampu menggali pengetahuan teoretik secara mendalam atas hasil analisis data yang telah diperoleh. Diakui tahap ini paling sulit sebab peneliti dituntut memiliki expert judgement ketika membandingkan temuannya dengan perspektif tertentu, lebih-lebih jika perbandingannya menunjukkan hasil yang jauh berbeda