I
BUPATI LAMPUNG BARAT
INSTRUKSI
BUPATILAMPUNG BARAT
NOMOR:
^
TAHUN 2021TENTANG PERPANJANGAN
PEMBERLAKUAN PEMBATASAN
KEGIATAN MASYARAKAT BERBASIS
MIKRO DAN MENGOPTIMALKAN POSKO PENANGANAN CORONA VIRUS DISEASE 2019DITINGKAT PEKON DAN KELURAHAN
UNTUK
PENGENDALIAN PENYEBARAN CORONA VIRUS DISEASE2019BUPATI LAMPUNG BARAT ,
Menimbang
: a. bahwa dalam rangka percepatan penanganan
Corona Virus Disease 2019 diperlukanlangkah-langkah cepat, tepat fokus , terpadu
dan sinergiantara
perangkatdaerah
dan stakeholder;
b
.
bahwasebagai tindak
lanjut, Instruksi
Menteri Dalam NegeriNomor 11
Tahun 2021 untuk segera melaksanakan perpanjangan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan KegiatanMasyarakat (PPKM
)berbasis
Mikrodan mengoptimalkan Posko
Penanganan Corona Virus Disease 2019 ditingkat Pekon dan Kelurahan
;c .
bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimanadimaksud
dalamhuruf a
dan huruf b perlu menetapkanInstruksi Bupati tentang
PerpanjanganPemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Berbasis Mikro
danMengoptimalkan Posko
Penanganan Corona Virus Disease 2019 di tingkatPekon dan kelurahan untuk pengendalian
penyebaran CoronaVirusDisiase 2019
;Mengingat
:
j Undang-
Undang Nomor 4 Tahun1984
tentangPenyakit
Menular (Lembaran
NegaraRepublik Indonesia
Tahun1984 Nomor
20 Tambahan LembaranNegara Republik
Indonesa Nomor3272
); 2 .
Undang-
Undang Nomor 6 Tahun 1991 tentangPembentukan
Kabupaten Daerah TingkatII
Lampung Barat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1991 Nomor 64, Tambahan
Lembaran NegaraRepublik
Indonesia Nomor3452
);
3 .
Undang-
Undang Nomor24
Tahun 2007 tentangPenanggulangan
Bencana
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 66,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4723);
l
O PD
KABAGHUKIfM \dju n n
4
.
Undang-
Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 84.
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);5
.
Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 9 Tahun 2015 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);6. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1988 tentang Kordinasi Instansi Vartikal Di Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1988 Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor3373);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1991 tentang Penanggulangan Wabah Penyakit Menular (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1991 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3447);
8
.
Peraturan Presiden Nomor 17 Tahun 2018 tentang Penyelenggaraan Kedaruratan Bencana pada Kondisi Tertentu;9
.
Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2020 tentang Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-
19) dan Pemulihan Ekonomi Nasional;10. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 82 Tahun 2014 tentangPenanggulangan PenyakitMenular;
11
.
Peraturan Daerah Kabupaten Lampung Barat Nomor 8 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah;Memperhatikan : Instruksi Menteri Dalam negeri Nomor 11 Tahun 2021 tentang Perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Berbasis Mikro dan Mengoptimalkan Posko Penanganan CoronaVirus Disease 2019 di tingkat Desa dan Kelurahan untuk pengendalian penyebaran CoronaVirusDisiase 2019.
2
O F
i j KABH'U K f i- UMENGINSTRUKSIKAN : Kepada
Untuk KESATU
KEDUA
1. Camat;dan 2.Peratin
/
Lurah.: Mengatur Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Berbasis Mikro yang selanjutnya disebut
PPKM Mikro sampai dengan tingkat
lingkungan
/
pemangku yang berpotensi menimbulkan penularan COVID-
19.
: PPKM Mikro sebagaimana dimaksud diktum kesatu dilakukan dengan mempertimbangkan kriteria zonasi pengendalian wilayah hingga tingkat lingkungan
/
pemangkudengan kriteria sebagai berikut : a. zona hijau kriteria tidak ada kasus COVID-
19 di satupemangku
/
lingkungan, pengendalian dilakukan dengan surueylans aktif, seluruh suspek di tes dan pemantauan kasus terus dilakukan secara rutin dan berkala;danb
.
zona kuning katagori resiko rendah dengan kriteria jika terdapat 1 (satu) sampai dengan 2 (dua) rumah dengan konfirmasi positif dalam satu pemangku/
lingkungan selama 7 (tujuh) hari terakhir, pengendalian sebagai berikut :1
.
menemukan kasus suspek dan pelacakan kontak erat;2. melakukan isolasi mandiri untuk pasien positif dan kontakerat dengan pengawasan ketat;
c
.
zona oranye katagori resiko sedang dengan kriteria jika terdapat 3 (tiga) sampai dengan 5 (lima) rumah dengan kasus konfirmasi positif dalam 1 (satu) pemangku/
lingkungan selama 7 (tujuh) hari terahir, maka skenario pengendaliannya sebagai berikut :1. menemukan suspek dan pelacakan kontak erat lalu melakukan isolasi mandiri untuk pasien positif dan kontak erat dengan pengawasan ketat;dan
2. menutup rumah ibadah
,
tempat bermain anak dan tempat umum lainnya kecuali sektor esensial seperti kesehatan, bahan pangan, makanan, minuman, energi, perbankan, sistem pembayaran, logistik, perhotelan, konstruksi, pelayanan dasar, yang ditetapkan sebagai objek vital kebutuhan sehari-
hari.
3
i
KABAG 1 OPD l
H U t f C t v ji
'
! 1
d. zona merah katagori resiko tinggi dengan kriteria jika terdapat lebih dari 5 (lima) rumah dengan kasus konfirmasi positif dalam satu pemangku
/
lingkunganselama 7 (tujuh) hari terakhir, pengendaliannya dengan pemberlakuan PPKM tingkat pemangku
/
lingkunganyang mencangkup :1
.
menemukan kasus suspek dan pelacakan kontak erat;2
.
melakukan isolasi mandiri/
terpusat denganpengawasan ketat;
3
.
menutup tempat ibadah, tempat bermain anak dan tempat umumlainnya kecuali sektor esensial; 4.
melarang kerumunanlebihdari3 (tiga) orang; 5.
membatasi keluar masuk wilayahpemangku
/
lingkungan maksimal hingga pukul 20.00;dan6
.
meniadakan kegiatan sosial masyarakat lingkungan pemangku/
lingkungan yangmenimbulkan kerumunan dan berpotensi menimbulkan penularan.
KETIGA : Kegiatan yang bersifat pengumpulan masa terkait dengan pesta
/
nayuh/
kegiatan sejenis, aktivitas masyarakatdiluar rumah, kegiatan belajar mengajar tatap muka dan destinasi wisata
,
diberlakukan PPKM berbasis mikro, pada zona merah dan oranye tidak diperkenankan untuk dilaksanakan dan bagi zona hijau dan kuning dapat dilaksanakandengan ketentuan sebagai berikut :a. pesta
/
nayuh/
kegiatanyangsejenis1
.
sebelum kegiatan nayuh/
pesta/
kegiatan yangsejenis dilaksanakan pihak penyelenggara
/
keluarga hajat harus berkoordinasi dengan Satgas Covid-19pekon setempat;
2. jumlah masa tidak lebih dari 100 orang per ship, sebanyak 4 ship, dilaksanakan pada siang hari dan malam hari tidak diperkenankan, serta mencantumkan jam pelaksanaanacara;
3. tidak diperkenankan adanya musicatau hiburan; 4. tempat lokasi penyelenggaraan resepsi harus
memperhatikan protokol kesehatan dengan jarak antar kursiminimal 1 meter;
5. pihak penyelenggara wajib menyediakan tempat cuci tangan dan sabun
/
hand sanitizer,
tissue,
termogan/pengukur suhu badan dengan berkoordinasi dengan puskesmassetempat;
6. tamu undangan yang hadir, harus sesuai dengan jadwal yang tertera dalam undangan sebagaimana telah ditentukan oleh penyelenggara
/
tuan rumah;7. lamanya waktu penyelenggaraan kegiatan dimulai pukul 08.00 Wib sampai dengan dengan pukul 16.00 Wib; dan
8
.
apabila ketentuan sebagaimana dimakud pada angka 1 sampai dengan 6 tidak dipatuhi, maka Satgas Covid-19 wajib membubarkan acara tersebut.
4
OPD
KAP-
Si
HUhk ib
.
aktivitas masyarakat di luar rumahSetiaporang yang berdomisili dan
/
atau berkegiatandi wilayah Lampung Barat wajib:1. menggunakan masker saat beraktivitas di luar rumah atau berinteraksi dengan orang lain yang tidak diketahuistatus kesehatannya;
2. apabila menggunakan masker kain sebaiknya gunakan masker kain 3 lapis dan diganti setiap 4 (empat) jam sekali;
3
.
membersihkan tangan secara teratur dengan cara mencuci tangan memakai sabun dengan air mengalir atau menggunakan cairan antiseptic berbasis alkohol/
handsanitizer,
4. selalu menghindari menyentuh mata, hidung dan mulut dengan tangan yang tidak bersih (yang mungkin terkontaminasi droplet yang mengandung virus) PHBS dalam beraktivitas;
5. menjaga jarak {physical distancing) di semua tempat minimal 1 (satu) meter;
6
.
membiasakan memberi salam tanpa melakukan kontak fisik;dan7. apabila ketentuan sebagaimana tersebut pada angka 1 sampai 6 tidak dipatuhi maka, dikenakan sanksi sesuai Peraturan Bupati Nomor 46 Tahun 2020 tentang Penerapan Disiplin dan Penegakan Hukum Protokol Kesehatan Sebagai Upaya Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus Disease 2019 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bupati Nomor 51Tahun 2020
.
c. protokolkegiatan belajar mengajar tatap muka
1. tersedianya alat thermogan untuk menerapkan pemeriksaan tubuh oleh petugas;
2. menyediakan sabun dan tempat cuci tangan dengan airyang mengalir;
3
.
menggunakan masker;4
.
menjaga jarak dalam proses belajar mengajar 1-
2meterantarindividu;
5. lamanya pertemuan kegiatan belajar mengajar tatap muka maksimal 3 jam pelajaran setiap harinya;
6. local
/
ruang kelas beijumlah 50% dari kelompok atau rombongan belajar;7
.
apabila ketentuan sebagaimana tersebut pada angka 1 sampai 6 tidak dipatuhi maka, kegiatan belajarmengajartatapmukaakan ditutup.
Of - o i ;
rii/
5
d.destinasi wisata
1. tersedianya thermogan untuk menerapkan pemeriksaan tubuh oleh petugas pada pos pintu masuk;
2. menyediakan sabun dan tempat cuci tangan dengan air yang mengalir pada spot
-
spot di area wisata;3. seluruh petugas dan pengunjung wisata wajib memakai masker;
4. pengunjungwisata harusmenjaga jarak;
5. pembatasan jumlah pengunjung maksimum tidak lebih 50 persen dari kapasitas wisata yang bisa memasukitempat wisata; dan
6. apabila ketentuan sebagaimana tersebut pada angka 1 sampai 5 tidak dipatuhi maka kegiatan destinasi wisata ditutup.
e
.
Mengizinkan kegiatan konstruksi beroperasi 100%(seratus persen) dengan penerapan protokolkesehatan yanglebih ketat;
f. Mengizinkan tempat ibadah untuk dilaksanakan dengan pembatasan kapasitas sebesar 50% (lima puluh persen) dengan penerapan protokol kesehatan yanglebih ketat;
g
.
Kegiatan fasilitias umum diizinkan dibuka, dengan pembatasan kapasitas 50% (Lima Puluh persen) yang pengaturannnya ditetapkan dengan Peraturan daerah (Perda) atau Peraturan Kepala Daerah (Perkada);h
.
Dilakukan pengaturan kapasitas dan jam operasional kendaraan umum.KEEMPAT : PPKM mikro dilakukan melalui koordinasiantaraseluruh unsur yang terlibat, mulai dari kepala pemangku
/
kepalaLingkungan, peratin
/
lurah, satuan perlindungan Masyarakat (Satlinmas), Bintara Pembina Desa (Babinsa), Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkamtibmas), Satuan Polisi Pamong Praja (Sat-
Pol-
PP), Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), Pos Pelayanan Keluarga Berencana Kesehatan Terpadu (Posyandu), Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama, Tokoh Adat, Tokoh Pemuda, Penyuluh, Pendamping Pekon, Tenaga Kesehatan, Karang Taruna dan relawanlainnya.KELIMA : Mekanisme koordinasi, pengawasan dan evaluasi pelaksanaan PPKM mikro dilakukan dengan membentuk Pos Komando (Posko) tingkat Pekon
/
Kelurahan, danterhadap wilayahyang telah membentuk posko dimaksud agar lebih mengoptimalkan peran dan fungsinya, serta untuk pelaksana supervisi dan pelaporan maka Posko Kecamatan yang berada di Kantor Camat agar lebih dioptimalkan
.
pp HUIfUIVi
KABAG6
KEENAM
KETUJUH
KEDELAPAN
KESEMBILAN
KESEPULUH
Posko tingkat Pekon dan Kelurahan sebagaimana dimaksud diktum kelima adalah lokasi atau tempat yang menjadi Posko Penanganan COVID
-
19 di Tingkat Pekon danKelurahan yangmemilikiempatfungsi :a
.
pencegahan; b. penanganan; c.
pembinaan; dand. pendukung pelaksanaan penanganan COVID-19 di tingkat pekon dan kelurahan.
Dalam melaksanakan fungsi sebagaimana dimaksud diktum keenam, Posko tingkat Pekon dan Kelurahan berkoordinasi dengan Satgas COVID-19 tingkat Kecamatan, Kabupaten,Tentara Nasional Indonesia (TNI), dan Kepolisian Republik Indonesia (POLRI) untuk dilaporkan kepada Satgas COVID-19 Nasional, Kementerian Kesehatan dan Kementerian Dalam Negeri
. .
Kebutuhan Pembiayaan dalam pelaksanaan Posko tingkat Pekon dan Kelurahan Satuan Tugas COVID-
19dibebankan pada anggaran masing-masing unsur pemerintah sesuai pokok kebutuhan sebagai berikut : a
.
kebutuhan di tingkat pekon dibebankan pada DanaPekon dan dapat di dukung dari sumber pendapatan pekon lainnya melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Pekon (APBPekon);
b
.
kebutuhan di tingkat kelurahan dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten;c
.
kebutuhan terkait Babinsa/
Bhabinkamtibmas dibebankan kepadaAnggaran TNI/
POLRI;d
.
kebutuhan terkait penguatan testing,
tracing,
treatment dibebankan kepada APBD Kabupaten Lampung Barat; dane
.
kebutuhan terkait dengan bantuan kebutuhan hidup dasar, dapat dianggarkan melalui Anggaran Pemerintah Pusat, APBD Provinsi, dan atau APBD KabupatenLampung Barat.
Posko tingkat Pekon diketuai oleh Peratin yang dalam pelaksanaannya dibantu oleh aparat Pekon dan mitra Pekon lainnya dan Posko tingkat Kelurahan di ketuaioleh Lurah yang dalam pelaksanaannya dibantu oleh aparat Kelurahan dan kepada masing
-
masing Posko dibantu oleh Satlinmas, Babinsa, Bhabinkamtibmas, dan tokoh masyarakat.Cakupan pengaturan pemberlakuan pembatasan meliputi Kecamatan dan Pekon
/
Kelurahan yang memenuhi unsur : a. tingkat kematiandiatas rata-
rata tingkat Kabupaten;b. tingkat kesembuhan di bawah rata
-
rata tingkatkesembuhan kabupaten;
c
.
tingkat kasus aktif di atas rata-
rata tingkat kasus aktif kabupaten.
d
.
tingkat ketersediaan tempat tidur Rumah Sakit ( Bed occupancy Ratio/BOR) untuk Intensive Care Unit (ICU)dan Ruang isolasi diatas 70%.
OPD
H UK <-
>J:7
KESEBELAS : Pengaturan dan pemberlakuan PPKM sarapai dengan tingkat lingkunan atau pemangku sebagaimana di maksud diktum kesatu dengan memperhatikan zona pada tingkat Pekon per kecamatan yangditetapkan lebih lanjut oleh ketua Satuan Satgas Covid
-
19.
KEDUABELAS : Selain pengaturan PPKM Mikro, agar Kecamatan, Pekon
/
Kelurahan sampai pemangku/
lingkungan lebihmengintensifkan disiplin protokol kesehatan dan upaya penanganan kesehatan (membagikan masker dan menggunakan masker yang baik dan benar, mencuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer
,
menjaga jarak dan menghindari kerumunan yang berpotensi menimbulkan penularan), koordinasi antar daerah yang berdekatan melalui system Penanggulangan Gawat darurat Terpadu (SPGDT) untuk redistribusi pasien dan tenaga kesehatan sesuai dengan kewenangan masing-
masing.
KETIGA BELAS : Untuk mencegah terjadinya peningkatan penularan COVID-19selama bulan Ramadhan, menjelang dan pasca Hari Raya Idul Fitri 1442 H
/
Tahun 2021 makadilakukankegiatan pemantauan, pengendalian dan evaluasi serta dilaksanakan hal
-
hal sebagaiberikut:a. Camat
/
Peratin/
Lurah:1. Untuk melakukan sosialisasi peniadaan Mudik Lebaran Hari Raya Idul Fitri 1442 H
/
Tahun 2021serta kepada warga masyarakat dan masyarakat perantau yang berada di wilayahnya serta apabila terdapat pelanggaran maka dilakukan pemberian sanksi sesuai dengan peraturan perundang
-
undang;
2. Agar mengintensifkan penggunaan masker dan penegakanaturan pemakaian masker;
3
.
Agar mengantisipasi potensi kerumunan yang mungkin terjadi selama PPKM di daerah masing- masing, baik yang berhubungan dengan kegiatan ekonomi, pasar, pusat perbelanjaan (mall) serta kegiatan yang berhubungan dengan keagamaan yang dapat melanggar protokol kesehatan COVID- 19 untuk selanjutnya dilakukan upaya untuk mengantisifasi dan melakukan pencegahan terhadap kerumunan serta apabila diperlukan dilakukan penegakan hukum sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undang;4
.
Pengetatan kegiatan masyarakat di fasilitas umum/
tempat wisata/
taman dengan menerapkan kewajiban:a) Penerapan screening test antigen
/
genose untuk fasilitas berbayar/
lokasiwisata indoor; dan b) Penerapan protokol kesehatan secara ketatuntuk fasilitas umum
/
lokasi wisata outdoor untuk daerah Zona Oranye dan Zona Merab maka kegiatan masyarakat di fasilitas umum/
tempat wisata/
taman dilarang.8
Q P D
KABAC |4 1
.b
.
Dalam hal terdapat masyarakat yang melakukan peijalanan lintas Provinsi/
Kabupaten tanpamemiliki dokumen administrasi perjalanan tertentu sebagaimana telah diatur oleh Pemerintah selama Bulan Ramadhan
,
menjelang dan pasca Hari Raya Idul Fitri 1442 H/
Tahun 2021, maka Kepala Desa/
Lurah menyiapkan tempat karantina mandiri selama 5x
24 Jam dengan penerapan protokol kesehatan yang lebih ketat dan biaya karantina dibebankan kepada masyarakat yang melakukan perjalanan lintas Provinsi/
Kabupaten/
Kotac. Dalam hal masyarakat yang akan melakukan perjalanan tertentu sebagaimana dimaksud pada huruf b
,
maka harus menunjukan dokumen administrasi perjalanan tertentu/
surat izin yangdikeluarkan oleh Kepala Desa
/
Lurah dengan tanda tangan basah/
tanda tangan elektronik dan identitas diricalon pelaku perjalanan;d. Instansi pelaksana bidang perhubungan dan Satpol PP untuk melakukan penguatan, pengendalian , pengawasan terhadap perjalanan orang pada Posko check point di daerah masing
-
masing Bersama dengan TNI dan POLRI selama Bulan Ramadhan, menjelang dan pasca Hari Raya Idul Fitri 1442 H/
Tahun2021;
e. Seluruh Satpol PP, Satlinmas dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), serta pemadam kebakaran untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan keterlibatan aktif dalam mencegah mengatasi aktivitas publik yang dapat mengganggu ketentraman dan ketertiban masyarakat
,
berkumpul/
kerumunan massa ditempat fasilitas umum, fasilitas hiburan (pusat perbelanjaan dan restoran), tempat wisata, tempat ibadah, selama Bulan Ramadhan dan perayaan Hari HariRaya Idul Fitri 1442 H
/
Tahun 2021 sertamelakuakn antisipasi terhadap kondisi cuaca yang berpotmsi terjadinya bencana alam (banjir, gempa bumi, tanah longsor,dangunung meletus);dan f. Bidang pertanian dan perdaganagan melakukan
upaya yang lebih intensif untuk menjaga stabilitas harga (terutama harga pangan), dan memastikan kelancaran distribusi pangan dari dan ke lokasi penjualan
/
pasar.KEEMPAT : Penyedia anggaran untuk pelaksanaan kebijakan PPKM BELAS Mikro dapat dilaksanakan melalui perubahan Peraturan Kepala Daerah tentangPenjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun Anggaran 2021 dan dilaporkan kepala Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), untuk selanjutnya dianggarkan dalam Peraturan Daerah tentang Perubahan APBD Tahun Anggaran 2021 atau ditampung dalam LRA bagi Pemerintah Daerah yang tidak melakukan perubahan APBD TahunAnggam 2021.
9
UM
1 l
KELIMA
BELAS : Pemberlakuan PPKM
Mikrodiperpanjang sejak
tanggal 18 Mei 2021 dan mempertimbangkan berakhimya masaberlaku
pembatasanberdasarkan
pencapaiantarget
pada kelimaparameter
selama16 (enam belas
) mingguberturut - turut dan melakukan monitoring dan
melakukanrapat berkala dengan
pemangkukepentingan
( stakeholder) terkait.
KEENAM
BELAS : Instruksi
Bupatiini mulai berlaku
pada tanggal18 Mei 2021 , dan
padasaat Instruksi
Bupatiini mulai
berlakumaka
InstruksiBupati Lampung Barat Nomor 03 tahun 2021
tanggal23 Februari 2021
tentangPemberlakuan
Pembatasan Kegiatan MasyarakatBerbasis Mikro
danPembentukan
PoskoPenanganan
CoronaVirus
Disease2019 di
tingkatPekon dan kelurahan untuk pengendalian
penyebaran Corona Virus Disiase 2019, dicabut dan
dinyatakantidak berlaku
lagi.
PARAF K00 RD ' *
'NO JABATAN
1
J Ii
%'
% SETDAKABV
ASS1STEN
1 J \ A .
3 i AS'STEN
-
¥
4
y / L
l
5«
0-WA
*"'1>
SAlc
>\ W
f » L
P-PMP 1 V
,,
-
r
m
'xmAGKuraimii
)1
Ditetapkan
diLiwa
pada tanggal
, ' t
Mei2021
BUPATI
LAMPUNCVBA VL MABSUS
Tembusan :
1. MenteriDalamNegeri RepublikIndonesia; 2. MenteriKeuanganRepublik Indonesia; 3. MenteriKesehatanRepublikIndonesia; 4. Menteri PerdaganganRepublikIndonesia; 5. MenteriSosial Republik Indonesia;
6. KepalaBadan NasionalPenanggulangan Bencana RI; 7. Gubemur Lampung;
8. PimpinanDPRDKabupaten Lampung Barat;
9. KomandanKoddim0422 Lampung Barat;dan 10. Kepala Kepolisian Resort Lampung Bara;
10