• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aplikasi metode harga pokok pesanan maxima creative pada divisi photo editing andiria

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Aplikasi metode harga pokok pesanan maxima creative pada divisi photo editing andiria"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAKSI

Maxima Creative adalah sebuah perusahan yang bergerak dalam bidang jasa desain, cetak, dan advertising. Dengan keputusan manajemen untuk melakukan diversifikasi produk akhirnya perusahaan ini menambah bidang usahanya berupa foto editing. Pengembangan foto editing merupakan pasar yang masih kosong di kota Solo sehingga hal ini sebagai langkah yang tepat untuk melakukan pengembangan usaha.

Penentuan harga yang diberikan kepada konsumen merupakan hal yang vital dalam menentukan keberhasilan suatu produk. Pembebanan harga kepada konsumen dilakukan oleh Maxima Creative dengan menggunakan metode harga pokok pesanan. Dengan metode ini terbukti efektif dalam pelaksanaan operasional usahanya. Metode harga pokok pesanan ini disinergikan dengan metode taksiran sehingga dapat diketahui secara jelas biaya-biaya yang timbul dalam mengerjakan suatu order. Aplikasi yang dilaksanakan lebih mengutamakan pada keputusan manajemen dan tidak hanya pada hasil analisis.

Penetapan harga pokok produk mengutamakan pada biaya bahan baku karena sebagai proses awal usaha, bahan bakulah yang utama dan perlu mendapat perlakuan biaya yang tepat dan teliti. Pencatatan biaya menggunakan kartu harga pokok efektif mengetahui arus biaya yang digunakan untuk proses produksi. Keputusan manajemen yang diambil banyak berupa keputusan jangka pendek untuk usaha awal suatu bidang dan tidak memfokuskan pada perencanaan jangka panjang.

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

(2)

penetapan biaya ini, biaya produksi dikumpulkan untuk pesanan tertentu dan harga produksi per satuan dihitung dengan membagi total biaya produksi dengan kuantitas produksi. (Mulyadi 1997 : 37).

Penetapan biaya bagi konsumen menggunakan metode harga pokok pesanan efektif bagi perusahaan jasa misalnya advertising. Tetapi dalam aplikasi keseharian, metode harga pokok pesanan ini diaplikasikan oleh manajer perusahaan berdasarkan keputusan manajemen dari tiap perusahaan. Pada aplikasi tersebut item harga pokok pesanan dalam perusahaan yang bergerak pada bidang yang sama seringkali berlainan antar perusahaan.

Maxima Creative merupakan salah satu perusahaan jasa dalam bidang advertising dan foto editing. Metode harga pokok pesanan juga diaplikasikan oleh perusahaan ini dalam rangka pembebanan biaya bagi konsumen. Foto editing sebagai pasar yang masih kosong di kota Surakarta adalah pilihan yang tepat yang dipilih oleh Maxima Creative dalam diversifikasi produknya.

B. Identifikasi Masalah

(3)

C. Tujuan Penulisan

a. Meningkatkan kemampuan pembaca dalam memahami metode harga pokok pesanan.

b. Mengajak pembaca melihat foto editing sebagai bisnis yang masih sepi dan hal ini merupakan bekal untuk mengembangkannya.

c. Meningkatkan peran mahasiswa dalam bisnis untuk lebih handal dan produktif.

D. Manfaat Penulisan

Penulisan ini ditujukan bagi pembaca yang menggemari usaha pribadi untuk : a. Mengetahui aplikasi metode harga pokok pesanan untuk divisi foto editing

Maxima Creative sebagai sarana costumer service yang maksimal.

b. Memahami aplikasi metode harga pokok pesanan sebagai dasar inspirasi pengembangan bisnis foto editing.

c. Melakukan analisis aplikasi metode harga pokok pesanan suatu perusahaan dan melakukan perbandingan dengan teori yang telah diperoleh.

E. Metode Penelitian

Teknik pengumpulan data dengan menggunakan : a. Teknik observasi

(4)

yang digunakan penulis menggunakan jenis observasi partisipasi. Dengan menggunakan jenis ini penulis terlibat langsung secara aktif dalam objek yang diteliti. Dari teknik observasi ini penulis memperoleh data-data : a. Penghitungan rinci terhadap biaya bahan baku

b. Penghitungan biaya spek khusus dan biaya tenaga kerja c. Penghitungan rugi laba

d. Penggunaan taksiran pada metode harga pokok pesanan

Data-data tersebut digunakan sebagai acuan penulis dalam penelitian yaitu aplikasi metode harga pokok pesanan.

b.Teknik Wawancara

Wawancara adalah tanya jawab secara lisan antara dua orang atau lebih secara langsung (Husaini Usman 2000 : 57). Teknik ini digunakan sebagai pelengkap dari teknik observasi dan mendapatkan data primer. Dengan teknik ini penulis memperoleh data deskriptif tentang Maxima Creative.

Data tersebut berupa :

a. Latar belakang usaha meliputi sejarah, tujuan, pendirian, dan nama usaha b. Letak dan lokasi

c. Struktur organisasi d. Deskripsi jabatan e. Bidang usaha f. Permodalan

(5)

aplikasi metode harga pokok pesanan pada divisi foto editing Maxima Creative.

BAB II

HASIL PENELITIAN

A. Deskriptif Usaha Maxima Creative

(6)

penurunan order Maxima Creative. Keputusan manajemen untuk berkreasi pada pengembangan produk baru terwujud dengan lahirnya divisi foto editing.

Kelahiran divisi foto editing merupakan bentuk deversifikasi produk yang merupakan keputusan manajemen Maxima Creative. Diversifikasi produk bagi Maxima Creative merupakan strategi yang tepat. Itulah sebabnya perusahaan ini bergerak dalam divisi yang berbeda-beda. Mereka menggunakan saran “Kamu ingin tahu sedikit dari apa yang banyak” ( Robert T Kiyosaki 2002 : 153).

Divisi foto editing diarahkan manajemen untuk : a. Meramaikan pasar foto editing

b. Menawarkan produk Maxima Creative divisi foto editing c. Memenuhi keinginan pasar

d. Memperluas bidang usaha

e. Peningkatan mutu sumber daya manusia f. Memperluas jaringan pemasaran produk total g. Membina relasi antar instansi

(7)

kedua Agung yaitu Andre Maxima mendirikan usaha yang bernama Komunika Production yang bergerak dalam bidang Event Organizer, tour and travel, advertising,dan photo editing. Tetapi karena manajemen sumber daya manusia yang kurang sesuai akhirnya usaha ini tidak berkembang dan ditutup dalam tempo 5 bulan. Dari sisa penutupan Komunika Production, Agung Martianus menganalisis sumber daya manusia yang masih produktif dan handal. Agung mengajak Andi dan Anung untuk tetap berproses dalam usaha ini, terutama pada bidang advertising dan photo editing. Akhirnya ketiga orang ini mulai berproses untuk menghidupkan usaha ini. Tetapi karena ingin pengembangan profesional, Anung keluar sehingga tinggal Andi dan Agung. Mereka belajar dan berproses bersama untuk saling menganalisis proses mereka. Akhirnya pada bulan April 2003 mereka memutuskan untuk mendirikan usaha foto editing dengan nama Bengkel Photo Maxima Creative.

B. Letak dan Lokasi

Maxima Creative berdiri pada dua tempat. Dua tempat tersebut di daerah Mojosongo dan daerah Nusukan. Daerah Mojosongo tepatnya di jalan Malabar Timur No 6 Perumnas Mojosongo digunakan sebagai tempat produksi foto editing. Daerah Nusukan tepatnya di Jalan Ki Mangunsarkoro 13 digunakan sebagai tempat produksi cetak dan advertising. Tetapi pada saat awal pelaksanaan diversifikasi produk melalui divisi photo editing, pusat produksi semua divisi ada di daerah Mojosongo.

(8)

Maxima Creative sebagai perusahaan berkembang memiliki struktur sederhana yang cukup untuk menjalankan usaha tersebut. Stuktur Maxima Creative tersebut digambarkan pada diagram berikut ini :

D. Deskripsi Jabatan

a. Manajer umum (pemilik)

Manajer umum adalah pimpinan dari seluruh pelaksanaan operasional usaha.

Tugas General Manajer :

a. Mengkoordinasi operasional kedua divisi b. Memberikan dana awal usaha

c. Pelaksana marketing dan selling

d. Mengontrol kinerja manajer di bawahnya

b. Bendahara

Manajer Umum

Manajer desain, cetak, Adv

Manajer Keuangan

Manajer Photo Editing

Bendahara

Bagian Produksi

(9)

Bendahara sebagai divisi terpisah, khusus menerima dan mengendalikan arus kas.

Tugas Bendahara :

a. Menganggarkan dana awal usaha b. Mengendalikan arus kas

c. Melakukan pembukuan atas total transaksi c. Manajer keuangan

Manajer keuangan bertugas mengurusi masalah finansial perusahaan terutama arus kas keluar dan arus kas masuk

d. Manajer desain cetak dan advertising Manajer ini bertugas :

a. Merencanakan pelaksanaan order. b. Menganggarkan dana operasional usaha. c. Mengontrol kinerja produksi.

d. Pelaksana pemasaran.

e. Manajer foto editing

Manajer foto editing membawahi para free-lance sebagai salah satu sistem pelaksanaan marketing.

Tugas manajer foto editing :

(10)

d. Pelaksana produksi dan pemasaran.

f. Bagian Produksi

Bagian produksi sebagai bagian vital dalam perusahaan jasa bertugas menerima perintah order dari manajer.

Tugas bagian produksi :

a. Melaksanakan perintah order b. Melaporkan order yang bermasalah

g. Free-lance

Free-lance sebagai bagian sistem marketing melaksanakan marketing dan

selling. Bagian ini mengutamakan penjualan yang maksimal dengan

mendasarkan produksi yang baik atau memuaskan konsumen.

E. Penentuan biaya yang dibebankan kepada konsumen.

(11)

Dengan mendasarkan pada definisi tersebut penentuan biaya merupakan bagian penting agar aset mampu dioptimalkan untuk menghasilkan pemasukan. Biaya dapat diartikan sebagai pengorbanan ekonomi yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau memungkinkan untuk terjadi untuk tujuan tertentu (Mulyadi 1997: 8). Untuk memantau biaya tersebut digunakan akuntansi biaya. Akuntansi biaya mempunyai tiga tujuan pokok (Mulyadi, 1997 : 7).

Tiga tujuan akuntansi biaya :

a. Penentuan harga pokok produk sesuai metode b. Pengendalian biaya

c. Pengambilan keputusan

Maxima Creative pada divisi foto editing mencapai atau menggunakan akuntansi biaya untuk meraih tiga tujuan tersebut.

F. Penentuan harga pokok produk sesuai metode

Maxima Creative menggunakan metode harga pokok pesanan untuk menentukan harga pokok poduksi. Ini merupakan metode yang efektif bagi Maxima Creative karena :

a. Jelas diketahui biaya yang dikeluarkan untuk membuat satu jenis produk atau order.

(12)

Penentuan harga pokok produk dengan metode harga pokok pesanan ditentukan oleh item-item berikut ini :

Biaya bahan baku

a. Biaya bahan baku merupakan biaya untuk memperoleh bahan dasar / teknik dasar dalam proses foto editing.

Biaya bahan baku terdiri dari : a. Biaya edit dan setting

Biaya edit dan setting ditentukan oleh :

a. Koreksi gambar

Tingkat kesulitan Ukuran jadi Tarif Biaya koreksi gambar

<50% P x L Rp 2,5 Rp xxx

>50% P x L Rp 5,0 Rp xxx

b. Koreksi warna

Tingkat kesulitan Ukuran jadi Tarif Biaya koreksi warna

<50% P x L Rp 2,5 Rp xxx

(13)

c. Kreativitas

Jenis kreasi Tarif

Gabungan foto Rp 400,00 / 2 gabungan

Ganti background Rp 200,00

Tulisan Rp 200,00

Efek Rp 200,00

Penetapan tarif pada biaya edit dan setting merupakan penghitungan awal atau dasar oleh Maxima Creative. Tarif tersebut bukan harga mati dalam setiap penerimaan order. Semakin banyak order, biaya edit dan setting juga semakin kecil.

b. Biaya cetak

Biaya cetak ditentukan secara langsung oleh pihak yang diajak bekerja sama yaitu Sampurna dan Master Photo. Setiap perubahan yang terjadi pada biaya cetak akan diikuti perubahan harga oleh Maxima Creative.

Besarnya biaya cetak :

Jenis Ukuran Biaya Cetak Tambahan

3 R 9 x 12 cm Rp 1.750,- Cass

4 R 10 x 15 cm Rp 2.000,- Cass

5 R 13 x 18 cm Rp 7.500,- Cass

6 R 15 x 20 cm Rp 10.000,- Cass

(14)

10 Rlux 20 x 30 cm Rp 17.500,- Cass

10 RP 25 x 30 cm Rp 20.000,- Cass

10 RPLux 25 x 38 cm Rp 22.500,- Cass

Biaya Spesifikasi Khusus

Biaya spesifikasi khusus mendasarkan pada pesanan khusus dari konsumen terhadap proses foto editing. Biaya ini misalnya output dimasukkan dalam jam, output dimsukkan dalam kalender, output digabung dengan kartu nama, membuat marketing book, output diberi pigura, dll.

Biaya spesifikasi khusus ditentukan oleh : a. Kualitas bahan khusus yang digunakan b. Kuantitas bahan khusus yang digunakan

Penentuan biaya spesifikasi khusus diamati melalui harga pasar dan kondisi pasar karena bahan khusus tersebut diperoleh melalui pasar produsen. Oleh karena itu biaya ini :

a. Mempunyai kualitas yang berubah-ubah b. Mempunyai kuantitas yang berubah-ubah c. Mempunyai harga yang berubah-ubah

Biaya tenaga kerja

(15)

Biaya edit dan setting Rp xxx Biaya spesifikasi khusus Rp xxx Total biaya produk awal Rp xxx

15 % total biaya produk awal adalah biaya tenaga kerja

Biaya tenaga kerja ini adalah biaya tenaga kerja produksi / pembuat order.

Harga Pokok Pesanan dihitung dengan cara : Biaya Bahan Baku Total Rp xxx Biaya Spesifikasi Khusus Total Rp xxx Biaya Tenaga Kerja Total Rp xxx Harga Pokok Produk Rp xxx

Penghitungan dengan metode Harga Pokok Produk dilakukan dengan cara : 1. Mencatat biaya yang terjadi untuk menyelesaikan order

2. Mencatat biaya yang tak terduga atau biaya tambahan 3. Mengklasifikasikan biaya berdasar pada tiap jenisnya Dalam penghitungan tersebut digunakan kartu harga pokok

G. Prosedur Penerimaan dan Penolakan Order

Suatu order dapat diterima ataupun ditolak oleh penerima order sekaligus penanggungjawab order.

Faktor-faktor yang menentukan penerimaan dan penolakan order : a. Jenis order

(16)

c. Harga yang diminta Jenis Order

Jenis order harus berhubungan dengan foto editing. Tingkat kesulitan pengerjaan telah memiliki kalkulasi tersendiri. Tetapi tidak semua order dengan kesulitan yang telah dikalkulasi tersebut diterima. Ada kalanya order ditolak karena :

1) foto yang akan diedit rusak parah atau tidak memungkinkan untuk diperbaiki.

2) foto yang akan diedit memiliki ukuran terlalu kecil untuk diubah ke ukuran foto yang lebih besar.

Waktu Proses Order

Proses pengerjaan oeder kurang lebih 3 hari. Hal itu didasarkan pada jumlah order yang masuk dan efisienitas pada proses cetak. Order yang ditolak sehubungan dengan waktu proses order :

1) Permintaan yang mendadak

2) Proses standar pengerjaan kurang lebih 3 hari, jika jumlah untuk siap cetak masih kurang efisien, harus menunggu sampai jumlahnya efisien untuk dicetak.

(17)

Harga yang Diminta

Harga yang diinginkan konsumen dihitung dengan kalkulasi tersebut di atas. Tetapi sering konsumen mematok harga sesuai keinginan mereka sendiri. Oleh karena itu dibuat standar harga berdasarkan kalkulasi harga pokok produk.

Standar harga yang ditetapkan :

Jenis Ukuran Biaya Cetak Tambahan

3 R 9 x 12 cm Rp 5.750,- Cass

4 R 10 x 15 cm Rp 6.500,- Cass

5 R 13 x 18 cm Rp 10.000,- Cass

6 R 15 x 20 cm Rp 13.000,- Cass

10 R 20 x 25 cm Rp 20.000,- Cass

10 Rlux 20 x 30 cm Rp 25.000,- Cass

10 RP 25 x 30 cm Rp 27.500,- Cass

10 RPLux 25 x 38 cm Rp 35.000,- Cass Nb : Harga dapat berubah sewaktu-waktu.

(18)

H. Penggunaan sistem taksiran pada item harga pokok

Biaya taksiran merupakan salah satu bentuk biaya yang ditentukan di muka sebelum produksi dilakukan atau penyerahan jasa dilasanakan (Mulyadi 1997 : 381).

Maxima Creative menggunakan sistem biaya taksiran utnuk memberikan harga awal. Harga awal ini juga digunakan untuk estimasi biaya yang harus dikeluarkan dalam melaksanakan proses order.

Penghitungan dengan sistem biaya taksiran :

Biaya bahan baku taksiran Rp xxx Biaya spesifikasi khusus taksiran Rp xxx Biaya tenaga kerja taksiran Rp xxx Harga pokok produk taksiran Rp xxx

Dengan diketahui harga pokok produk taksiran jumlah tersebut diberikan oleh bendahara kepada penanggung jawab order untuk mengerjakan order tersebut. Dalam sistem biaya taksiran, dasar yang digunakan dalam penentuan aturan fisik terbatas pada pengalamam produksi masa lalu (mulyadi 1997 : 382).

Dengan berdasar pada pengalaman produksi dapat dengan mudah menentukan taksir biaya bahan baku. Untuk penentuan biaya spesifikasi khusus taksiran dan biaya tenaga kerja taksiran lebih sulit karena biaya spesifikasi yang baru sehingga harus mengetahui kondisi pasar.

(19)

Biaya lain-lain taksiran Rp xxx

Biaya total taksiran Rp xxx Laba yang diharapkan Rp xxx Biaya bagi konsumen (Rp xxx)

Penaksiran pada biaya spesifikasi khusus menjadi perhitungan utama karena bersifat lebih fleksibel dari biaya lainnya. Jika bahannya harus dibeli dari waktu ke waktu dan harganya tergantung pada keadaan harga pasar penaksiran dapat dilakukan \ didasarkan pada daftar harga yang dipublikasikan.

Harga pokok produk taksian Rp xxx Harga pokok produk sesungguhnya Rp xxx Selisih lebih atau kurang Rp xxx

Dengan mendasarkan pada kartu harga pokok produk dapat diketahui besarnya harga pokok produk sesungguhnya. Jika terjadi selisih pada modal yang diberikan untuk pengerjaan order yang tertuang dalam harga pokok produk taksiran maka selisih tersebut harus dikembalikan (jika selisih lebih) dan diminta tambahan modal (jika selisih kurang).

(20)

Untuk mengetahui suatu order menghasilkan laba atau tidak, penggunaan metode harga pokok pesanan sangat efektif melalui kartu harga pokok produk

Harga jual pada konsumen Rp xxx Total harga pokok produk (Rp xxx)

Rugi laba kotor Rp xxx Biaya lain-lain (Rp xxx) Rugi laba bersih Rp xxx

J. Contoh kasus operasional

Maxima Creative menerima order pembuatan jam oleh Universitas Setia Budi Surakarta. Jumlah order tersebut dengan klasifikasi :

1. Jumlah 100 buah

2. Gambar ada dalam kertas foto 3. Waktu pengerjaan 2 minggu 4. Dana estimasi Rp 40.000,- / buah Penghitungan :

Biaya bahan baku taksiran : Biaya edit dan setting

Koreksi gambar (20 x 20 x 2,5) x 1 Rp 1.000,- Koreksi warna (20 x 20 x 2,5) x 1 Rp 1.000,- Kreasi (200 x 5) x 100 Rp 1.000,-

(21)

Biaya cetak

Cass Rp 5.000,-

Cetak (12.000 x 100) Rp 1,200.000,-

Total Rp 1.205.000,- Biaya spesifikasi khusus taksiran

Jam (100 bh @ Rp 10.000,-) Rp 1.000.000,- Aksesori (100 bh @ Rp 2.500, Rp 250.000,-

Total Rp 1.250.000,-

Biaya tenaga kerja taksiran (10 % x 2 biaya di atas) Rp 245.800,- Taksiran harga pokok produk total Rp 2.703.800,- Laba yang diharapkan Rp 270.380,- Harga jual konsumen Rp 2.974.180,- Total biaya taksiran sebesar Rp 1.842.500,- diberikan kepada penanggungjawab order untuk dikerjakan.

Penghitungan :

Biaya bahan baku

Biaya edit dan setting

Koreksi gambar Rp 1.000,- Koreksi warna Rp 1.000,-

Kreasi Rp 1.000,-

(22)

Cass Rp 4.000,- Cetak Rp 1.200.000,-

Potongan 10 % (Rp 120.400,-) Total Rp 1.083.600,- Biaya spesifikasi khusus

Jam Rp 900.000,-

Potongan 5 % (Rp 45.000,-) Aksesori jam Rp 100.000,- Total Rp 955.000,-

Biaya tenaga kerja Rp 204.160,-

Harga pokok produksi total Rp 2.245.760,- Harga pokok produksi taksir (Rp 2.703.800,-)

Selisih lebih Rp 458.040,-

Selisih lebih dikembalikan oleh penanggung jawab order pada bendahara dengan disertai kartu harga pokok.

Harga jual konsumen Rp 2.974.180,- Total harga pokok produk (Rp 2.245.760,-)

Rugi laba kotor Rp 728.420,-

Biaya lain-lain (Rp 50.000,-)

(23)

BAB III TEMUAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan Penulis memperoleh berbagai temuan sebagai berikut :

(24)

2. Aplikasi metode harga pokok pesanan mendasarkan pada keputusan manajemen.

3. Harga pokok produk tersebut terbagi dalam kategori taksiran dan asli. 4. Manajemen biaya mendasarkan pada proses order.

5. Pencatatan biaya berdasar pada kartu harga pokok produk

6. Otorisasi pengerjaan order diberikan pada satu orang selaku pelaksana / penanggung jawab order.

7. Keputusan manajemen bersifat jangka pendek dalam pelaksanaan / operasional usahanya.

KELEBIHAN

Dari temuan tersebut Penulis mencermati adanya kelebihan dan kekurangan sebagai berikut :

1. Aplikasi metode harga pokok pesanan yang didasarkan pada keputusan manajemen lebih dapat menyesuaikan kondisi perusahaan tersebut. 2. Sistem otorisasi tunggal dalam pengerjaan order mampu secara cermat

mengetahui kekurangan dan kelebihan dari proses order yang dilakukan.

3. Struktur organisasi terpusat pada Maxima Creative mempermudah kontrol operasional usaha.

(25)

5. Keputusan jangka pendek lebih tepat diarahkan pada produk baru Maxima Creative pada bidang foto editing ini.

KEKURANGAN

1. Otorisasi tunggal sangat riskan terjadi penyimpangan dana yang diberikan oleh bendahara kepada penanggungjawab order.

2. Pencatatan dilakukan hanya menggunakan kartu harga pokok produksi sangat kurang dalam hal bukti transaksi ynag lain.

3. Biaya tenaga kerja yang hanya diutamakan pada bagian produksi sangat memberatkan bagian yang lain seperti bagian akunting dan marketing. 4. Biaya selain biaya produksi selalu dimasukan dalan biaya lain-lain

sehingga kurang jelas pengertiannya.

5. Setiap rencana jangka pendek yang telah disusun tidak ditindaklanjuti dengan rencana jangka panjang sehingga arah ke depan dalam operasional usaha ini masih mengambang.

(26)

BAB IV PENUTUP

SARAN

Saran Penulis bagi Maxima Creative sebagai berikut :

1. Biaya tenaga kerja tidak hanya diutamakan pada bagian produksi tetapi juga bagian marketing dan akunting.

(27)

Referensi

Dokumen terkait

Hal yang luar biasa adalah bahwa kutipan-kutipan dalam Perjan- jian Baru terhadap teks Perjanjian Lama jus- tru didominasi kutipan dari Septuaginta, yang tidak lain adalah

Potensi kandungan pati bonggol pisang yang besar dapat dimanfaatkan sebagai alternatif bahan bakar yaitu, bioetanol.. Bahan berpati

Kawasan perumahan Taman Sari Majapahit Semarang merupakan salah satu alternatif pilihan yang tepat bagi penanaman investasi di bidang perumahan, baik dari segi harga, fasilitas,

Menurut Sadono Sukirno (2008), di dalam proses produksi, efisiensi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu efisiensi produktif dan efisiensi alokatif. a)

Tujuan dari tahap penerimaan adalah untuk memberikan penyambutan kepada pelanggan, memastikan bahwa kendaraan pelanggan diperbaiki dengan benar pada waktu pertama kali, dengan

(2002) menyatakan bahwa beberapa jenis biji tumbuhan memerlukan waktu simpan dalam kondisi kering selama beberapa hari, bulan atau tahunan untuk dapat

In addition, this study also aimed to analyze the difference of erythrocytes osmotic fragility (EOF) among ALR genotypes in type 2 diabetics patients with DR and without DR and

Pada umumnya pengalaman petani ber- usahatani padi organik relatif belum lama, yaitu kisaran 3 (tiga) tahun sampai dengan 12 tahun. Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui bahwa