i DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ………. iv
ABSTRACT ………. v
KATA PENGANTAR ……….. vi
UCAPAN TERIMAKASIH ………. vii
DAFTAR ISI ………. xi
DAFTAR TABEL ………. xiii
DAFTAR GAMBAR ……… xv
DAFTAR LAMPIRAN ……… xvii
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ……… 1
B. Rumusan Masalah ………. 11
C. Pembatasan Masalah ………. 11
D. Tujuan Penelitian ……….. 12
E. Manfaat Penelitian ……… 12
F. Penjelasan Istilah ……… 13
BAB II. KETERKAITAN ASESMEN FORMATIF DENGAN HABITS OF MIND A. Pentingnya Asesmen Formatif dalam Pembelajaran ………. 16
B. Habits of Mind sebagai Karakter Perilaku Cerdas Tertinggi ………. 34
ii
D. Karakteristik Mata Kuliah Keanekaragaman Hayati ………. 41
E. Pentingnya Menggugah Kepedulian Mahasiswa Terhadap Keanekaragaman Tumbuhan Indonesia ………. 42
F. Penelitian-penelitian yang Relevan ……… 45
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian ……… 49
B. Lokasi dan Subjek Penelitian ………. 50
C. Definisi Operasional ……….. 51
D.Prosedur Penelitian ………. 52
E. instrumen Penelitian ……… 60
F. Teknik Pengumpulan Data ……… 69
G. Teknik Pengolahan Data ……….. 70
H. Pengembangan Struktur Program PAFTHoM ………. 74
BAB IV. HASIL PENELITIAN, TEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ……… 80
B. Temuan dan Pembahasan ……….. 105
BAB V. SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan ……… 148
B. Implikasi Penelitian ………. …… 149
C. Rekomendasi ………. 150
DAFTAR PUSTAKA ………. 155
iii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1. Deskripsi dari Habits of Mind ……….. 39
3.1. Desain Validasi Program PAFTHoM ……… 59
3.2. Instrumen Penelitian dan Tujuan Instrumen ………. 60
3.3. Kriteria N-Gain ………. 72
3.4. Kriteria Ketercapaian HoM ……… 73
3.5. Hasil Uji Korelasi Tahap Ujicoba ……….. 76
3.6. Pengelompokan N-Gain Berdasarkan HoM Mahasiswa ……… 77
4.1. Rata-rata Persentase Pemahaman dan Retensi Mahasiswa Terhadap Konsep-konsep Morfologi Tumbuhan ……… 80
4.2. Hasil Analisis Tugas Menggambar pada Praktikum ………….. 94
4.3. Data Kemajuan Kelompok Mahasiswa dalam Membuat Laporan Praktikum ………. 96
4.4. Hasil Uji Korelasi Tahap Implementasi Program ..………….. 97
4.5. Kontribusi Komponen Asesmen Formatif terhadap Kategori HoM Setelah diterapkan Asesmen Formatif ………. 98
4.6. Kontribusi Asesmen Formatif terhadap Kategori HoM ………. 100
4.7. Pengelompokan N-Gain Berdasarkan HoM Mahasiswa ……… 100
4.8. Nilai Rata-rata UTS dan UAS Botani Phanerogamae pada kelas Ujicoba dan Implementasi Program ……….. 105
iv
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman 1.1. Kerangka Berpikir Penelitian ……… 10 2.1. Empat Langkah Asesmen Formatif (Popham, 2011) ……… 21 2.2. Interaksi Dimensi belajar (Marzano, 1993) ……… 36 2.3. Struktur Materi Ajar Mata Kuliah Keanekaragaman Hayati… 43 3.1. Bagan Desain Penelitian dan Pengembangan (R & D) …….. 50 3.2. Desain Penerapan Asesmen Formatif pada Perkuliahan
Teori Botani Phanerogamae ………... 55 3.3. Desain Penerapan Asesmen Formatif pada Praktikum
Botani Phanerogamae ………. 56 3.4. Proses dan Pengembangan Program PAFTHoM ………. 79 4.1. Pelaksanaan Perkuliahan Botani Phanerogamae sebelum
Penerapan asesmen Formatif ………. 85 4.2. Program PAFTHoM pada Perkuliahan Botani Phanerogamae .. 85 4.3. Kesan Mahasiswa terhadap Pelaksanaan Mata Kuliah
Botani Phanerogamae ……… 104 4.4. Presentase Urutan Komponen Asesmen Formatif yang
berpengaruh pada HoM menurut Mahasiswa ……… 104 4.5. Persentase Kategori Gain Ternormalisasi pada Tahap
vi
Gambar Halaman 4.6. Habits of Mind yang Dikembangkan pada Kegiatan Presentasi
Kelompok dan Persentase Capaiannya ……….. 112 4.7. Profil Kinerja Mahasiswa pada Presentasi Kelompok ………… 113 4.8. Contoh Bagan Konsep yang Paling Mudah ……… 118 4.9. Contoh Bagan Konsep yang Lebih Sulit ……… 119 4.10. Capaian Persentase Habits of Mind yang Dikembangkan
Melalui Kinerja Praktikum ……….. 119 4.11. Habits of Mind yang Dikembangkan pada Presentasi
Kelompok Praktikum dan Presentase Capaiannya …………. 122 4.12. Kontribusi Masing-masing Komponen Asesmen Formatif
Masing-masing Kategori HoM dalam Persen (%) Sebelum
Dan Sesudah Penerapan Asesmen Formatif ……….. 131 4.13. Hubungan Kontribusi antara Komponen Asesmen Formatif
dan Kategori HoM ……….. 135 4.14. Urutan Kategori HoM yang dipengaruhi Asesmen Formatif
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman 1 (A-C) Tes Pengetahuan Prasyarat Botani Phanerogamae
dan Hasil Analisisnya ……… 163 2 (A-C) Angket mahasiswa dan Hasil Analisisnya .……….. 172
3 (A-B) Angket Dosen dan Hasil Analisisnya ……….. 181 4 (A-D) Angket Penelusuran Habits of Mind dan Hasil
Analisisnya ………... 186 5 (A-C) Task Presentasi Teori Botani Phanerogamae dan hasil
Analisisnya ……… 199 6 (A-B) Lembar Observasi Presentasi Kelompok dan Hasil
Analisisnya……….. 204 7 (A-B) Bagan Konsep dan Hasil Analisisnya………. 209 8 (A-B) Lembar Observasi Kegiatan Praktikum Botani …………. 220 9 (A-B) Lembar Observasi Presentasi dan Hasil Analisisnya …… 224 10 (A-B) Task dan Rubric Tugas Menggambar ………. 227 11 Task dan Rubric Laporan Praktikum ……….. 229 12 Data Written Feedback Laporan Praktikum Mingguan ….. 230 13 (A-C) Angket Mahasiswa Setelah Mengikuti Mata kuliah
viii
Lampiran Halaman 16 Format Wawancara Mahasiswa ……… 283 17 Nilai Rata-rata UTS dan UAS Botani Phaneogamae Tahun
2003-2005 ……… 285 18 Hasil Rekapitulasi Data Individu dan Kelompok pada
Proses Pengembangan HoM melalui Berbagai Strategi
Asesmen Formatif ………. 286
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Pendidikan merupakan usaha sadar mengembangkan manusia menuju kedewasaan. Kedewasaan ini meliputi aspek kedewasaan intelektual, sosial dan moral. Tujuan pendidikan bukan hanya mengembangkan aspek intelektual atau
penguasaan materi pengetahuan saja, akan tetapi juga harus diimbangi dengan sikap dan keterampilan. Hal ini sesuai dengan tujuan hasil belajar yang menghendaki
keseimbangan antara kemampuan intelektual (kognitif), sikap (afektif) dan keterampilan (psikomotor).
Praktek pembelajaran di sekolah-sekolah masih banyak yang berorientasi
semata-mata pada penguasaan materi pelajaran. Pengamatan terhadap praktek pendidikan sehari-hari menunjukkan bahwa pendidikan difokuskan agar siswa
menguasai informasi yang terkandung dalam materi pelajaran (menghafal). Ukuran keberhasilan pembelajaran antara lain dilihat dari sejauhmana siswa dapat menguasai materi pelajaran tersebut. Apakah materi tersebut dipahami untuk
kebutuhan hidup siswa, atau apakah siswa dapat menangkap hubungan materi yang dihafalnya itu dengan pengembangan potensi yang dimilikinya, atau bagaimana
keterkaitan materi tersebut dengan kehidupan sehari-hari, tidaklah menjadi persoalan, yang penting siswa dapat mengungkapkan kembali apa yang dipelajarinya. Oleh karena itu tidaklah mengherankan jika proses pembelajaran
tidak memperhatikan hakekat mata pelajaran yang disajikan. Kenyataan ini tidak sesuai dengan tujuan pendidikan yang dipaparkan di atas, yang menuntut adanya
Dengan kata lain tujuan pendidikan menuntut adanya keseimbangan antara aktivitas
intelektual, aktivitas mental termasuk emosional dan aktivitas fisik.
Tujuan yang paling penting dari pendidikan sebenarnya adalah
mengembangkan kebiasaan mental yang memungkinkan individu untuk belajar mengenai segala hal yang mereka inginkan atau mereka butuhkan untuk memahami segala sesuatu yang berkaitan dengan hidupnya. Setiap individu dalam hidupnya
akan berhadapan dengan berbagai masalah, baik masalah akademik atau masalah pribadi. Kadang-kadang masalah itu sederhana dan mudah diatasi, akan tetapi
sering juga masalah tersebut sulit diatasi. Dalam situasi ketika seorang individu tidak mengetahui bagaimana merespon masalah tersebut, diperlukan perilaku cerdas untuk mengatasinya, dalam arti tidak hanya mengetahui informasi tetapi juga
mengetahui bagaimana harus bertindak. Kemampuan berperilaku cerdas tersebut disebut sebagai habits of mind (Costa & Kallick, 2000a).
Habits of mind dikembangkan oleh Marzano (1993) dalam dimensions of learning yang meliputi: sikap dan persepsi terhadap belajar (dimensi 1), memperoleh dan mengintegrasikan pengetahuan (dimensi 2), memperluas dan
menghaluskan pengetahuan (dimensi 3), menggunakan pengetahuan secara bermakna (dimensi 4), dan memanfaatkan kebiasaan berfikir produktif (habits of
mind) (dimensi 5). Dimensi pertama dan kelima menjadi faktor penting yang harus dipertimbangkan dalam proses belajar, karena kedua dimensi tersebut menjadi penentu keberhasilan dari dimensi-dimensi lainnya. Oleh karena itu pembekalan
habits of mind menjadi hal yang menjadi penekanan untuk dikaji pada penelitian ini.
perilakunya, dengan menggunakan habits of mind secara efektif. Beberapa tokoh
(Ennis, 1987; Paul, 1990; Costa, 1991; Perkins, 1984; Flavell 1976; Zimmerman, 1990; Amabile, 1983 dalam Marzano et al., 1993) menempatkan kebiasaan
berpikir ke dalam tiga kategori yaitu self regulation, critical thinking dan creative thinking. Sementara itu beberapa tokoh lain (Costa dan Kallick, 2000a; Costa dan Kallick, 2000b; Carter, et al., 2005) membagi habits of mind menjadi 16 indikator
yang kurang lebih serupa dengan yang dikembangkan oleh Marzano (1993).
Apabila dicermati indikator-indikator dari habits of mind yang dikemukakan
oleh Marzano (1993), Costa dan Kallick (2000a dan 2000b) dan Carter, et al., (2005) terlihat bahwa indikator-indikator tersebut membekali individu dalam mengembangkan kebiasaan mental yang menjadi tujuan penting pendidikan.
Bahkan Costa dan Kallick (2000b) serta Campbell (2006) mengklaim habits of mind sebagai karakteristik perilaku berpikir cerdas yang paling tinggi untuk
memecahkan masalah dan merupakan indikator kesuksesan dalam akademik, pekerjaan dan hubungan sosial.
Kemampuan habits of mind seorang individu dapat digali, dilatih,
dikembangkan dan dibentuk menjadi lebih baik. Penelitian Anwar (2005) menunjukkan bahwa performance assessment dapat membentuk habits of mind
pada pembelajaran konsep lingkungan. Penelitian Cheung dan Hew (2008) menunjukkan indikator “menyadari pemikirannya sendiri“ dan “bersifat terbuka” dalam habits of mind bisa digali melalui partisipasi mahasiswa pada pembelajaran
online dibandingkan indikator lainnya. Carter, et al., (2005) dalam bukunya yang berjudul Keys to Effective Learning Developing Powerful Habits of Mind
Mencermati indikator-indikator dari habits of mind seperti yang dipaparkan di
atas, dirasakan perlu untuk melatihkan indikator-indikator tersebut kepada siswa dalam upaya membentuk perilaku bertindak cerdas agar mereka sukses dalam
akademik, pekerjaan dan hubungan sosial sebagai bekal siswa dalam mengarungi hidupnya. Pertanyaannya adalah, melalui apa habits of mind ini akan dilatihkan dan dikembangkan?.
Asesmen formatif diinterpretasikan sebagai semua kegiatan yang berkaitan dengan aktivitas yang dilakukan guru dan siswa yang dapat menyediakan informasi
yang mana informasi ini dapat digunakan sebagai umpan balik untuk memperbaiki dan memodifikasi aktivitas belajar mengajar (Black dan William, 1998). Penilaian formatif sering digunakan sebagai alat diagnostik bagi siswa dan pengajar dalam
memberi informasi sehingga perbaikan metode instruksional, materi, aktivitas dan pendekatan dapat dilakukan dengan tepat.
Fakta di lapangan di berbagai jenjang pendidikan masih terbatas guru yang melakukan asesmen formatif yang terjadi selama proses belajar, yang sering dilakukan adalah menilai hasil belajar (penilaian sumatif). Setelah guru selesai
mengajarkan konten sains tertentu, guru memberikan tes pada siswa. Hasil belajar siswa yang diperoleh melalui tes seringkali tidak ditindaklanjuti guru dengan
menganalisis hasil belajar siswa untuk mengetahui indikator apa yang belum dicapai siswa, siswa mana saja yang mendapat nilai kurang, apa penyebabnya dan bagaimana menanggulanginya. Padahal bila direnungkan alangkah tidak adilnya
menilai siswa hanya berdasarkan hasil belajarnya tanpa menghiraukan kemampuan dan keterampilan yang mereka tunjukkan selama proses pembelajaran. Padahal
(pengetahuan). Di tingkat perguruan tinggipun hal yang sama terjadi, penentuan
nilai akhir seringkali didasarkan pada nilai UTS (Ujian Tengah Semester) dan UAS (Ujian Akhir Semester), tugas-tugas mendapat porsi yang kecil dalam penentuan
nilai.
Pembelajaran yang disarankan untuk siswa atau mahasiswa adalah pembelajaran yang memberi kesempatan mereka untuk membangun
pengetahuannya melalui pengalaman konkrit di laboratorium atau diskusi dengan teman sekelas yang kemudian dijadikan ide dan pengembangan konsep baru.
Pembelajaran itu seyogyanya: 1) mengutamakan proses, 2) mengutamakan pembelajaran yang bersifat nyata dalam konteks yang relevan, 3) menanamkan pembelajaran dalam konteks pengalaman sosial, dan 4) dilakukan dalam upaya
membangun pengalaman (http://puslit.petra.ac.id/journal/interior). Hal ini sesuai dengan teori konstruktivisme Vigotsky yang menekankan pada hakikat belajar
sosial kultur yang intinya adalah penerapan teknik saling tukar gagasan antar individu. Dalam mengkonstruksi pengetahuannya seringkali siswa memerlukan
scaffolding untuk mencapai zone of proximal development (ZPD). Bantuan yang
diberikan melalui scaffolding dapat berupa petunjuk, peringatan, dorongan, menguraikan masalah ke bentuk lain yang memungkinkan siswa bisa mandiri
(McCulloch, B., 2010). Dorongan dosen sangat dibutuhkan agar pencapaian mahasiswa ke jenjang yang lebih tinggi menjadi optimum. Pada penelitian ini mahasiswa diberi kesempatan untuk membangun pengetahuannya melalui strategi
asesmen formatif yang diterapkan dengan scaffolding dari dosen, asisten praktikum dan teman sebayanya.
Teori perkembangan sosial dari Vygotsky menegaskan bahwa interaksi sosial
(http://tip.psychology.org/vygotsky.html dan http://www.learning-theories.com/).
Teori perkembangan sosial Vygotsky memiliki kesamaan dengan teori belajar sosial dari Bandura. Teori belajar sosial dari Bandura (Cherry, 2008; Robert, 2008)
menyatakan bahwa perilaku seseorang merupakan interaksi timbal balik antara kognitif, perilaku dan pengaruh lingkungan. Kebanyakan manusia belajar dengan mengobservasi melalui pemodelan, yaitu dari mengamati seseorang, membentuk
ide tentang bagaimana perilaku baru dibentuk dan menyimpan informasi ini sebagai petunjuk untuk digunakan selanjutnya.
Pendekatan dalam asesmen formatif dapat dilakukan harian, mingguan atau pertengahan jadwal program berupa: portofolio, jurnal, observasi selama proses dan hasil pembelajaran, diskusi kelompok, kinerja, self-assessment atau ujian. Mui
(2004) menyebutkan bahwa strategi asesmen formatif dapat berupa performance assessment berbasis proyek atau penyelidikan, menulis jurnal ilmiah, peta konsep,
portofolio dan tanya jawab. Menurut Black dan William, (1998) elemen kunci dari asesmen formatif adalah tugas, pertanyaan, observasi, umpan balik (feedback) dan
peer and self assessment. Menurut Zainul (2008) dua hal utama yang secara terus
menerus dapat memperbaiki dalam asesmen formatif untuk meningkatkan proses, hasil dan standar pendidikan adalah (1) umpan balik dalam asesmen formatif, dan
(2) swa asesmen (self assessment). Menurut Popham (2011), asesmen formatif adalah suatu strategi pembelajaran dan sebagaimana sebuah strategi, diperlukan perencanaan yang baik untuk menerapkannya.
Umpan balik pada asesmen formatif perlu dilakukan secara berkesinambungan oleh siswa dan guru agar diperoleh informasi tentang adanya kelemahan dalam
dapat mendorong siswa untuk meningkatkan motivasi belajar, memperbaiki
kesalahan yang dibuat atau meninggalkan hal-hal negatif yang menjadi kelemahan mereka dalam belajar. Bagi guru, umpan balik akan memberi informasi tentang
bagaimana hasil dari proses yang telah mereka rancang dan laksanakan selama proses pembelajaran (Zainul, 2008).
Penelitian yang berkaitan dengan pemberian asesmen formatif dan umpan
balik telah banyak dilakukan (Gunn dan Pitt, 2003; Thin, 2006; Baggot & Rayne, 2007 dan Ziman, et al., 2007). Penelitian-penelitian tersebut menunjukkan hasil
bahwa pemberian asesmen dan umpan balik secara umum dapat memotivasi belajar mahasiswa, mendorong mahasiswa untuk tertarik pada topik yang diajarkan, meningkatkan hasil belajar dan menimbulkan optimisme, kepercayaan diri dan
apresiasi mahasiswa.
Dampak positif dari pemberian asesmen formatif berupa faktor-faktor:
motivasi, self regulated learning, optimisme, rasa percaya diri, apresiasi, dapat mengembangkan potensi metakognisi, berani mengambil resiko (bila umpan balik diberikan dengan benar) merupakan faktor-faktor yang juga dikembangkan dalam
habits of mind. Akan tetapi sejauh mana keterkaitan antara dampak positif asesmen formatif dengan pembentukan habits of mind belum pernah diteliti. Oleh karena itu
dirasakan perlu dilakukan penelitian berkaitan dengan penerapan asesmen formatif dalam membentuk habits of mind mahasiswa.
Penerapan asesmen formatif tidak lepas dari proses pembelajaran, oleh karena
itu diperlukan wadah untuk mengimplementasinya. Pada penelitian ini implementasi asesmen formatif dilakukan pada mata kuliah Botani Phanerogamae
Biologi dan Program Studi Biologi). Mata kuliah Botani Phanerogamae dipilih
mewakili mata kuliah lain yang mempunyai karakteristik yang sama terutama dalam kajian materinya yaitu mempelajari keanekaragaman hayati. Mata
kuliah-mata kuliah yang mempunyai karakter sama tersebut diantaranya adalah kuliah-mata kuliah Botani Cryptogamae, Zoologi Invertebrata, Zoologi Vertebrata, Mikrobiologi dan Entomologi.
Kesamaan karakteristik mata kuliah lain yang disebutkan di atas dengan mata kuliah Botani Phanerogamae dapat dilihat dari beberapa aspek. Pertama, terdapat
kesamaan kajian materi ajar yaitu mempelajari sistematik keanekaragaman hayati (Botani Cryptogamae mempelajari sitematik tumbuhan rendah, Botani Phanerogamae mempelajari sistematik tumbuhan tinggi, Zoologi Invertebrata
mempelajari sistematik hewan tidak bertulang belakang, Zoologi Vertebrata mempelajari sistematik hewan bertulang belakang, Mikrobiologi mempelajari
pengelompokan organisme mikroskopis, dan Entomologi mempelajari pengelompokan serangga). Kedua, mata kuliah tersebut terdiri dari perkuliahan teori dan praktikum yang berpotensi untuk penerapan strategi asesmen formatif
yang bervariasi. Ketiga, terdapat tugas-tugas yang serupa, terutama dalam kegiatan praktikum (kinerja praktikum, presentasi kelompok, tugas menggambar dan
membuat laporan praktikum atau jurnal praktikum), yang umumnya masih diberlakukan sebagai tugas sumatif. Berkaitan dengan tugas-tugas pada mata kuliah Botani Phanerogamae, Wulan (2007) pernah melakukan penelitian
sebelumnya dan hasilnya menunjukkan bahwa mahasiswa memandang tugas-tugas yang diberikan (terutama pada praktikum) sebagai tugas biasa seperti tugas pada
yang telah mereka kerjakan. Tugas-tugas tersebut diberlakukan sebagai tugas akhir
(penilaian sumatif) sehingga kurang memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk memperbaiki kinerjanya. Temuan Wulan (2007) merupakan masukan yang
sangat berharga untuk perbaikan mata kuliah ini terutama dalam hal penerapan asesmen formatif. Penerapan asesmen formatif diharapkan akan membentuk habits of mind mahasiswa berkaitan dengan dampak positif dari asesmen formatif seperti
yang telah diuraikan sebelumnya. Keempat, pada kegiatan praktikum umumnya mahasiswa sudah dilatih untuk melakukan kerja ilmiah (observasi, klasifikasi,
interpretasi, berkomunikasi, melaksanakan percobaan, menerapkan konsep dan yang lainnya), namun sejauh mana pembekalan pembelajaran tersebut dapat membentuk habits of mind mahasiswa belumlah diketahui. Kelima mata kuliah
sistematika yang mempelajari keanekaragaman hayati, sering dianggap mata kuliah yang sulit, tidak menarik, membosankan dan bersifat hafalan (Rustaman,
2003), hal ini berkaitan dengan banyaknya istilah latin yang harus dikuasai mahasiswa. Mahasiswa biasanya disodorkan pada klasifikasi yang dibuat para ahli sehingga mahasiswa tidak merasa tertantang untuk mempelajari sistematik
tersebut, karena dianggap hapalan. Hal senada dikemukakan oleh Cardoso et.al.,
(2009) bahwa materi sistematik dianggap materi yang kurang menarik dan
mempunyai beberapa kesulitan untuk melibatkan siswa dalam mempelajarinya. Penerapan asesmen formatif pada penelitian ini berupaya menghilangkan atau setidaknya mengurangi kesan mahasiswa terhadap mata kuliah sistematik seperti
yang disebutkan di atas.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, perlu dirancang
Phanerogamae serta diketahui seberapa besar kontribusi asesmen formatif terhadap
pembentukan habits of mind. Latar belakang yang telah diuraikan di atas dituangkan dalam kerangka berpikir penelitian pada Gambar 1.1.
Gambar 1.1. Kerangka Berpikir Penelitian
Tujuan Pendidikan
Mental Keteram- pilan Pengeta-huan Pengua-saan konsep
Di lapangan : tidak ada keseimbangan
Perlu pembelajaran: mengembangkan kebiasaan mental dan keterampilan
Hakikat sains
Kurikulum Pendidikan Sains di LPTK
Pendidikan Biiologi
Perkuliahan Teori Praktikum -Perkulahan
teacher- centered -Penilaian ber- dasarkan UTS dan UAS
-Penilaian proses jarang dilakukan
-Porsi nilai praktikum kecil dibandingkan teori
Jarang dilakukan asesmen formatif
Asesmen formatif: -Umpan balik
(feedback) -Self Assessment -Peer Assessment Manfaat: -Memotivasi -Meningkatkan hasil belajar -Tertarik pada Materi -Optimisme -Percaya diri -Apresiasi
Peningkatan kualitas pembelajaran (hasil belajar)
Pengembangan habits of mind
Scaffolding Ada kesamaan aspek yang dikembangkan PENERAPAN ASESMEN FORMATIF UNTUK MEMBENTUK HABITS OF MIND MAHASISWA
Habits of mind
Mengembangkan: Self regulation Critical thinking Creative thinking Botani Phanerogamae -Perkuliahan Teori -Praktikum
-Ada beberapa tugas mingguan
Habits of mind (indikator kesuksesan akademik, pekerjaan
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, dirumuskan permasalahan sebagai berikut: ”Bagaimana menerapkan asesmen formatif yang
dapat berkonstribusi membentuk habits of mind mahasiswa Biologi?”
Rumusan masalah ini diuraikan ke dalam empat pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana menerapkan asesmen formatif untuk membentuk habits of mind mahasiswa biologi?
2. Berapa besar kontribusi ketiga komponen asesmen formatif secara bersama- sama (umpan balik, self assessment dan peer assessment) dalam membentuk
habits of mind mahasiswa Biologi?
3. Bagaimana kontribusi masing-masing komponen asesmen formatif (umpan balik,
self assessment dan peer assessment) terhadap masing-masing kategori habits of
mind (self regulation, critical thinking dan creative thinking) mahasiswa biologi?
4 . Bagaimana respon mahasiswa terhadap penerapan asesmen formatif pada mata
kuliah Botani Phanerogamae?
C. PEMBATASAN MASALAH
Untuk lebih memfokuskan kajian penelitian ini, maka dilakukan pembatasan ruang lingkup penelitian sebagai berikut.
1. Penelitian ini memilih mata kuliah Botani Phanerogamae sebagai wadah penerapan asesmen formatif untuk membentuk habits of mind mahasiswa. Mata
kuliah ini mengkaji keanekaragaman tumbuhan tinggi pada kuliah teori dan
praktikumnya.
2. Komponen asesmen formatif berupa umpan balik, self assessment dan peer
assessment diterapkan pada berbagai strategi asesmen formatif yang meliputi: presentasi kelompok dan bagan konsep pada perkuliahan teori. Observasi kinerja kelompok, presentasi kelompok, tugas menggambar dan laporan praktikum
(portofolio) pada kegiatan praktikum.
3. Kategori habits of mind yang digunakan pada penelitian ini mengacu pada habits
of mind yang dikembangkan oleh Marzano (1993) dengan tiga kategori yaitu:
self regulation, critical thinking dan creative thinking.
D. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah mendeskripsikan
penerapan asesmen formatif terhadap pembentukan habits of mind mahasiswa Biologi. Tujuan tersebut dijabarkan ke dalam tujuan khusus yaitu untuk 1) menemukan komponen dan strategi asesmen formatif yang dapat membentuk
habits of mind mahasiswa Biologi; 2) mendeskripsikan seberapa besar kontribusi komponen asesmen formatif (umpan balik, self assessment dan peer assessment)
membentuk habits of mind (self regulation, critical thinking dan creative thinking) mahasiswa Biologi; dan 3) mendeskripsikan respon mahasiswa terhadap penerapan asesmen formatif.
E. MANFAAT PENELITIAN
1. Bagi Dosen
Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk perbaikan proses pembelajaran pada mata yang mempunyai karakteristik sama (keanekaragaman hayati) di
Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI terutama dalam penerapan asesmen formatif. Tugas-tugas, pelaksanaan praktikum dan karakteristik materi ajar pada mata kuliah sejenis memiliki karakteristik sama dengan mata kuliah Botani
Phanerogamae. Mata kuliah sejenis tersebut meliputi mata kuliah Zoologi Invertebrata di semester II, Botani Cryptogamae di semester III, Zoologi
Vertebrata di semester IV, Mikrobiologi di semester V yang merupakan mata kuliah wajib serta mata kuliah Entomologi di semester IV yang merupakan mata kuliah pilihan.
2. Bagi Mahasiswa
Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan habits of mind
mahasiswa, sehingga mereka mampu melakukan pilihan cerdas dan mengontrol perilakunya sebagai bekal dalam mengikuti mata kuliah selanjutnya serta bekal untuk kelak terjun ke masyarakat (pekerjaan dan hubungan sosial), baik bagi
mahasiswa calon guru maupun mahasiswa calon peneliti.
3. Bagi Peneliti Lain
Hasil penelitian dapat dimanfaatkan sebagai dasar dalam mencari alternatif lain dalam membentuk habits of mind mahasiswa ataupun siswa.
F. PENJELASAN ISTILAH
Agar tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda terhadap istilah-istilah yang
1. Asesmen formatif adalah asesmen dilakukan pada awal, proses dan akhir
pembelajaran yang meliputi komponen: umpan balik, self assessment dan peer assessment. Ketiga komponen asesmen formatif tersebut diterapkan pada
berbagai strategi asesmen formatif Pada perkuliahan teori, strategi asesmen formatif meliputi: presentasi kelompok dan bagan konsep. Pada perkuliahan praktikum, strategi asesmen formatif yang diterapkan berupa observasi kinerja
kelompok, presentasi kelompok serta tugas berupa menggambar dan membuat laporan praktikum (portofolio).
2. Habits of mind yang maksud pada penelitian ini adalah habits of mind yang dikembangkan oleh Marzano (1993) yang terdiri dari tiga kategori. Kategori
self regulation meliputi: a) menyadari pemikirannya sendiri, b) membuat rencana secara efektif, c) menyadari dan menggunakan sumber-sumber informasi yang diperlukan, d) sensitif terhadap umpan balik dan mengevaluasi
keefektifan tindakannya. Critical thinking meliputi: a) bersikap akurat dan mencari akurasi, b) jelas dan mencari kejelasan, c) bersifat terbuka, d) menahan diri dari sifat impulsif, e) mampu menempatkan diri ketika ada jaminan
(keyakinan terhadap diri sendiri), (f) bersifat sensitif dan tahu kemampuan pengetahuan temannya. Creative thinking meliputi: a) dapat melibatkan diri
dalam tugas meskipun jawaban dan solusinya tidak segera tampak, b) melakukan usaha memaksimalkan kemampuan dan pengetahuannya, c) membuat, menggunakan, memperbaiki standar evaluasi yang dibuatnya sendiri
d) menghasilkan cara baru dalam melihat lingkungan dan batasan yang berlaku di masyarakat. Indikator-indikator dari ketiga kategori tersebut, dijabarkan
yang diterapkan dalam bentuk instrumen. Habits of mind mahasiswa diukur
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. METODE DAN DESAIN PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk menerapkan asesmen formatif yang dapat berkontribusi membentuk habits of mind mahasiswa biologi. Asesmen formatif yang
diterapkan disusun dalam bentuk program yaitu program penerapan asesmen formatif terhadap habits of mind (PAFTHoM). Oleh karena itu metode penelitian
yang digunakan adalah metode penelitian dan pengembangan atau Research and Development atau R&D (Borg & Gall, 2003; Sugiyono, 2008).
Metode R & D memiliki desain yang meliputi empat langkah utama yaitu : 1)
studi pendahuluan, 2) penyusunan dan pengembangan draf program, 3) ujicoba program dan 4) implementasi program. Tahap studi pendahuluan dilakukan studi
literatur dan observasi di kelas Botani Phanerogamae. Berdasarkan data yang diperoleh dari studi pendahuluan, pada tahap penyusunan dan pengembangan program dilakukan perumusan tujuan program dan pengembangan program serta
instrumen yang diperlukan. Desain program dan instrumen penelitian kemudian divalidasi untuk memperoleh masukan-masukan dari dua orang ahli. Berdasarkan
masukan para ahli dilakukan revisi terhadap program dan instrumennya. Tahap selanjutnya adalah ujicoba program dan instrumen. Berdasarkan hasil ujicoba program dan instrumen dilakukan revisi terhadap program dan instrumen. Pada
Gambar 3.1. Bagan Desain Penelitian dan Pengembangan (R & D)
B. LOKASI DAN SUBJEK PENELITIAN
Penelitian dilakukan di Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI pada mata kuliah Botani Phanerogamae yang mewakili mata kuliah keanekaragaman hayati.
Penelitian dilaksanakan selama empat semester mulai tahun ajaran 2008/2009 sampai 2009/2010. Pada tahun ajaran 2008/2009 dilakukan studi pendahuluan, pada
STUDI PENDAHULUAN
STUDI PUSTAKA Mengenai : -Habits of mind -Asesmen Formatif -Silabus, SAP Botani Phanerogamae - Penelitian yang relevan -Materi ajar Botani Phanerogamae OBSERVASI KELAS -Observasi pembelajaran (teori dan praktikum Botani Phanerogamae -Analisis instrumen evaluasi yang biasa digunakan -Wawancara dosen PENYUSUNAN DAN PENGEMBANGAN DRAF PROGRAM DRAF RANCANGAN PROGRAM: - Membuat desain program PAFTHoM dengan menentukan komponen dan strategi asesmen formatif yang akan diterapkan - membuat
instrumen asesmen formatif dan habits of mind PENGEMBANGAN DRAF PROGRAM: -validasi draf program dan instrumen
-revisi program dan instrumen
UJICOBA PROGRAM
UJICOBA PROGRAM REVISI PROGRAM IMPLEMENTASI PROGRAM IMPLEMENTASI PROGRAM: Penelusuran Habits of mind
awal Penerapan asesmen formatif (komponen dan strategi) pada perkuliahan teori dan praktikum Penelusuran habits of mind
akhir
Analisis data
tahun ajaran 2009/2010 semester ganjil dilakukan ujicoba program dan pada
semester genapnya dilakukan implementasi program.
Subyek penelitian adalah mahasiswa Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI
yang mengambil mata kuliah Botani Phanerogamae. Tahap uji coba program dilaksanakan pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi angkatan 2008 kelas A pada tahun ajaran 2009/2010 dengan jumlah mahasiswa 51 orang.
Implementasi program dilaksanakan pada mahasiswa Program Studi Biologi angkatan 2008 kelas C dengan jumlah mahasiswa 35 orang pada semester
berikutnya. Pada semester ganjil mata kuliah Botani Phaneogamae diikuti oleh mahasiswa semester III, dan pada semester genap kuliah ini diikuti oleh mahasiswa semester IV Program Studi Biologi (kelas C).
C. DEFINISI OPERASIONAL
1. Asesmen formatif adalah semua kegiatan asesmen yang dilakukan pada awal, selama proses dan akhir dari pembelajaran yang melibatkan komponen umpan balik, self assessment dan peer assessment melalui berbagai strategi asesmen
formatif (presentasi kelompok teori, bagan konsep, kinerja praktikum, presentasi kelompok, tugas menggambar dan laporan praktikum) dengan tujuan mengetahui
kelemahan dan kekuatan pembelajaran dan tugas-tugas mahasiswa sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan perbaikan dan peningkatan kualitas tugas-tugas. Kelemahan dan kekuatan pembelajaran dan tugas-tugas mahasiswa dijaring
melalui instrumen penelitian berupa: lembar observasi presentasi kelompok teori, bagan konsep, lembar observasi kinerja dan presentasi praktikum, task dan
2. Habits of mind yang dimaksud pada penelitian merujuk pada kategori habits of
mind yang dikembangkan oleh Marzano (1993) yang meliputi: self regulation,
critical thinking dan creative thinking. Kemampuan habits of mind mahasiswa
dijaring melalui angket penelusuran habits of mind (Marzano, 1993)
D. PROSEDUR PENELITIAN
Prosedur yang digunakan dalam penelitian ini mengikuti tahap-tahap dari desain penelitian R & D yang terdiri dari empat tahap yaitu: 1) studi pendahuluan, 2)
penyusunan dan pengembangan draf program, 3) ujicoba program dan 4) implementasi program. Berikut ini diuraikan masing-masing tahap dari setiap tahap R & D tersebut.
1. Tahap Studi Pendahuluan
Tahap studi pendahuluan terdiri dari studi pustaka dan observasi lapangan
atau observasi ke dalam kelas yang berjalan secara bersamaan. Pada tahap studi pustaka dilakukan studi tentang habits of mind, asesmen formatif (feedback, self assessment dan peer assessment) dan strateginya, serta penelitian-penelitian
yang relevan. Seperti sudah dibahas sebelumnya bahwa penerapan asesmen formatif tidak terpisah dari proses pembelajaran. Penelitian ini menggunakan
mata kuliah Botani Phanrogamae sebagai wadah penerapan asesmen formatif. Oleh karena itu pada studi pendahuluan dilakukan juga kajian mengenai silabus dan SAP (Satuan Acara Perkuliahan) serta bahan ajar Botani Phanerogamae
sebagai bahan pertimbangan pada perencanaan program. Dari kajian pustaka yang telah dilakukan belum ditemukan penelitian yang berkaitan dengan
hasil belajar dan motivasi belajar (Gunn & Pitt, 2003; Anwar, 2005; Thin 2006;
Baggot & Rayne, 2007 dan Ziman et al., 2007).
2. Tahap Penyusunan dan Pengembangan Draft Program
Pada tahap penyusunan draf program terlebih dahulu ditentukan rumusan tujuan, sasaran dan komponen-komponen yang diperlukan untuk melaksanakan program yang dikembangkan berdasarkan temuan-temuan pada studi
pendahuluan. Komponen-komponen dari program yang dikembangkan meliputi: a) menyiapkan SAP mata kuliah Botani Phanerogamae untuk menentukan pada
bagian mana asesmen formatif akan disisipkan; b) menentukan strategi perkuliahan dengan menerapkan asesmen formatif, termasuk menentukan metode, bahan ajar dan media pembelajaran; c) membuat instrumen-instrumen untuk
menjaring data berkaitan dengan penerapan asesmen formatif pada perkuliahan teori dan praktikum serta instrumen untuk menjaring habits of mind yang
terbentuk akibat penerapan asesmen formatif.
Instrumen-instrumen tersebut kemudian divalidasi untuk mengetahui kelayakannya. Validasi instrumen dilakukan oleh dua orang validator ahli dalam
bidang pendidikan dan bidang studi Biologi (tumbuhan). Berdasarkan analisis kelayakan instrumen kemudian dilakukan revisi terhadap draf program sehingga
dihasilkan draf program yang siap diujicoba di lapangan.
a. Desain Penerapan Asesmen Formatif
Desain penerapan asesmen formatif terdiri dari desain pada perkuliahan
teori dan perkuliahan praktikum. Di bawah ini diuraikan desain penerapan asesmen formatif yang dilaksanakan pada penelitian ini.
1). Desain Penerapan Asesmen Formatif pada Perkuliahan Teori Botani Phanerogamae
Desain penerapan asesmen formatif pada perkuliahan teori berupaya menerapkan asesmen formatif dalam setiap langkah kegiatan belajar mahasiswa. Mahasiswa secara berkelompok diberi tugas untuk
mempresentasikan bahan ajar yang menjadi bagiannya. Bahan ajar Botani Phanerogamae yang digunakan pada penelitian ini adalah Divisio
Magnoliophyta yang terdiri dari 11 subclassis (Magnoliidae, Dileniidae, Hammamelidae, Caryophylidae, Rosidae, Asteriidae, Alismatidae, Arecidae, Commelinidae, Zingiberidae, Liliidae). Dibentuk 11 kelompok mahasiswa
dengan jumlah anggota kelompok tidak sama tergantung dari banyak sedikitnya bahan ajar yang harus dipresentasikan (pembagian kelompok
dilakukan oleh dosen). Secara garis besar desain penerapan asesmen formatif pada perkuliahan teori digambarkan pada Gambar 3.2. Gambar 3.2. menunjukkan komponen dan strategi asesmen formatif yang diterapkan pada
tahap-tahap perkuliahan teori yang meliputi: tahap persiapan yaitu mengumpulkan buku sumber dan membuat bahan presentasi dalam bentuk
media power point berdasarkan buku sumber, tahap pelaksanaan yaitu presentasi kelompok dan, tahap akhir yaitu setiap kelompok mengumpulkan
soft copy bahan presentasi yang sudah diperbaiki berdasarkan umpan balik, self
assessment dan peer assessment serta mengikuti tes melengkapi bagan konsep.
2). Desain Penerapan Asesmen Formatif pada Praktikum Botani Phanerogamae
Desain penerapan asesmen formatif pada praktikum disajikan pada
Tujuan mahasiswa membawa specimen adalah agar mahasiswa mencari
tumbuhan yang akan dipelajari, tahu pada habitat apa tumbuhan tersebut bisa diperoleh dan bagaimana habitus tumbuhan tersebut. Pada tahap pelaksanaan,
mahasiswa secara berkelompok melakukan pengamatan dengan cermat, penyayatan, pengukuran, pertelaan, penskoran, pencatatan, inferensi dan pengambilan keputusan dalam melakukan klasifikasi-kategorisasi-seriasi
tumbuhan serta mendiskusikan hasilnya dalam kelompok.
Gambar 3.2. Desain Penerapan Asesmen Formatif pada Perkuliahan Teori Botani Phanerogamae
PENERAPAN STRATEGI ASESMEN FORMATIF
Mahasiswa dalam kelompok diberi tugas mempresentasikan bahan ajar (satu kelompok satu subclass dari Magnoliophyta)
1. Tahap persiapan
Mengumpulkan buku sumber
Membuat bahan presentasi
dalam bentuk powerpoint
berdasarkan buku sumber
2. Tahap pelaksanaan Setiap kelompok mahasiswa tampil presentasi
3. Tahap Akhir
Setiap kelompok mahasiswa
mengumpulkan soft copy
bahan ajar dalam bentuk
powerpoint setelah diperbaiki berdasarkan masukan dosen dan kelompok lain.
Tes bagan konsep Komponen Asesmen
formatif yang diterapkan
Written feedback dan self assessment
Written dan oral feedback, self assessment
Peer assessment berpedoman pada lembar observasi presentasi kelompok, oral feedback, self assessment
Umpan balik Self assessment
Gambar 3.3. DesainPenerapan Asesmen Formatif pada Praktikum Botani Phanerogamae
Pada waktu proses pengamatan tumbuhan berlangsung, biasanya mahasiswa bertanya pada tim dosen maupun asisten praktikum, sesuai
kesepakatan dalam penelitian ini, ketika mahasiswa bertanya tentang sesuatu hal tim dosen dan asisten praktikum tidak langsung memberi jawabannya, tapi
dilakukan penggalian konsep yang sudah dimiliki oleh mahasiswa. Misalnya,
mahasiswa meminta penegasan bahwa tipe urat daun PENERAPAN STRATEGI
ASESMEN FORMATIF Mahasiswa dalam kelompok melakukan pengamatan tumbuhan
1. Tahap Persiapan
Mahasiswa ditugaskan membawa specimen tumbuhan
2. Tahap Pelaksanaan Mahasiswa secara
berkelompok melakukan pengamatan terhadap tumbuhan berdasarkan skala filogeni yang sudah
disiapkan dan dilakukan diskusi kelompok
Diskusi kelas (satu kelompok presentasi)
3. Tahap akhir
Tugas menggambar
Tugas membuat laporan Komponen Asesmen
formatif yang diterapkan
Oral feedback dan peer assessment, dan self assessment berdasarkan lembar observasi kegiatan praktikum
Oral feedback, self assessment dan peer assessment berdasarkan lembar observasi
Written feedback dan self assessment
Written feedback dan self assessment
brachidoromous, dosen dan asisten praktikum tidak langsung menjawab ya atau
tidak, tetapi menanyakan dulu konsep brachidodromous sesuai pemahaman mahasiswa tersebut, bila jawabannya masih salah, dosen dan asisten praktikum
bisa menanyakan tipe urat daun lain yang dikenal mahasiswa, kemudian menuntun terus dengan pertanyaan-pertanyaan sampai mahasiswa yakin dengan pemahaman konsepnya. Disini dilakukan asesmen formatif (feedback dan self
assessment) dengan tujuan menghindari miskonsepsi terhadap konsep-konsep yang harus dikuasai mahasiswa. Praktikum diakhiri dengan presentasi
kelompok. Salah satu kelompok mempresentasikan hasil praktikum, dosen dan kelompok lain memberi umpan balik terhadap bahan presentasi.
Pada tahap akhir desain penerapan asesmen formatif pada praktikum,
mahasiswa ditugaskan menggambar minimal satu jenis tumbuhan yang tidak diamati ketika praktikum, tetapi masih anggota famili yang dipelajari. Selain
tugas menggambar, mahasiswa secara berkelompok diminta mengumpulkan laporan praktikum dengan sistematika tertentu.
3. Tahap Ujicoba Program
Tahap ujicoba program meliputi ujicoba draf program dan revisi draf
program.
a. Ujicoba Draf Program
Setelah instrumen divalidasi oleh para ahli maka dilakukan ujicoba
lapangan. Ujicoba dilakukan di kelas kelas A dengan jumlah mahasiswa 51 Ujicoba dilakukan selama satu semester dengan menerapkan strategi
pembelajaran seperti yang sudah diuraikan sebelumnya.
b. Revisi Draf Program
Berdasarkan ujicoba program PAFTHoM dan keberlangsungan implementasi strategi perkuliahan teori dan praktikum beserta kelayakan
instumen untuk menjaring data yang diperlukan, dilakukan beberapa revisi terhadap draf program. Revisi dilaksanakan secara berkesinambungan, artinya hal-hal yang kurang pada pertemuan pertama diperbaiki pada pertemuan
kedua, dan seterusnya. Hal utama yang direvisi dari tahap ujicoba program adalah strategi penerapan asesmen formatif yang lebih intensif dengan cara
microassessment (sering/berkesinambungan, tepat waktu, pendek dan terfokus). Akhir dari tahap uji coba program PAFTHoM, diperoleh strategi implementasi penerapan asesmen formatif dan instrumen-instrumen penelitian
yang telah direvisi dan siap untuk di validasi pada tahap implementasi program. Hasil ujicoba program PAFTHoM diuraikan pada bagian akhir bab
metodologi penelitian.
4. Tahap Implementasi Program PAFTHoM
Tahap implementasi program dilaksanakan pada mahasiswa tahun ajaran 2009/2010 kelas C. Tahap validasi program PAFTHoM meliputi penentuan
desain tahap implementasi program dan prosedur implementasi program PAFTHoM.
a. Desain Implementasi Program
Untuk mendeskripsikan peningkatan habits of mind awal terhadap habits of mind akhir digunakan bentuk penelitian Pre eksperimen dengan desain one
terbentuk sebelum dilakukan penerapan asesmen formatif. Setelah selesai
mengikuti perkuliahan Botani Phanerogamae selama satu semester dilakukan lagi penelusuran habits of mind akhir mahasiswa. Dari kedua data tersebut bisa
[image:34.595.91.513.229.654.2]diketahui peningkatan habits of mind yang terbentuk akibat penerapan asesmen formatif. Desain penelitian bisa digambarkan pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1. Desain Validasi Program PAFTHoM
Pretest Perlakuan Postest
O1 X O1
Keterangan : O1 = angket penelusuran HoM awal X = penerapan asesmen formatif O1 = angket penelusuran HoM akhir
Untuk mengetahui peningkatan habits of mind awal dan akhir dilakukan
penghitungan N-gain, sehingga dapat dikelompokkan mahasiswa dengan peningkatan HoM rendah, sedang dan tinggi berdasarkan kategori gain
ternormalisasi (Meltzer, 2002).
b. Prosedur Implementasi Program PAFTHoM
Prosedur implementasi program meliputi tahapan sebagai berikut: Tahap
pertama, dilakukan tes konsep prasyarat, penyebaran angket kepada mahasiswa dan dosen serta angket penelusuran habits of mind awal.
Tahap kedua, pelaksanaan program PAFTHoM pada perkuliahan Teori dan Praktikum Botani Phanerogamae sesuai dengan desain penerapan asesmen formatif pada Gambar 3.2 dan 3.3. dengan menggunakan instrumen yang
telah dibuat.
Tahap ketiga, setelah mahasiswa mengikuti kuliah teori dan praktikum
selama satu semester, mahasiswa diberi lagi angket penelusuran habits of mind
juga wawancara terhadap tiga kelompok mahasiswa yang mewakili kelompok
tinggi, sedang dan rendah.
Tahap keempat, analisis dan interpretasi data, Data yang diperoleh dari
pelaksanaan program PAFTHoM dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif sehingga diketahui kelemahan dan kekuatan model yang diterapkan.
Tahap kelima, dilakukan penyusunan hasil penelitian berdasarkan hasil
analisis data yang diperoleh selama pelaksanaan program PAFTHoM. Pembahasan disusun berdasarkan hasil penelitian dengan membandingkan dan
mencari penguatan berdasarkan dalil-dalil maupun kajian teoritis yang mendukung hasil penelitian. Kemudian disusun rekomendasi yang merupakan saran-saran berkaitan dengan pengembangan hasil penelitian.
E. INSTRUMEN PENELITIAN
[image:35.595.90.510.215.761.2]Penelitian ini menggunakan berbagai instrumen. Jenis-jenis instrumen penelitian dan tujuan dari instrumen tercantum pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2. Instrumen Penelitian dan Tujuan Instrumen
No. Jenis Instrumen Tujuan Instrumen
1. Tes Pengetahuan Prasayarat Botani Phanerogamae (Bophan)
Mendeskripsikan pengetahuan prasyarat Botani Phanerogamae untuk memperlancar mahasiswa mengikuti mata kuliah Botani Phanerogamae berdasarkan umpan balik dan kesempatan self assessment terhadap penguasaan konsep prasyarat morfologi tumbuhan
2. Angket Mahasiswa Mendeskripsikan penerapan asesmen formatif pada mata kuliah yang sudah ditempuh mahasiswa
3. Angket Dosen Mendeskripsikan penerapan asesmen formatif oleh dosen (cross check) pada mata kuliah yang sudah ditempuh mahasiswa.
4. Angket penelusuran Habits of mind (Marzano, 1993) awal dan akhir
Mendeskripsikan habits of mind mahasiswa sebelum dan sesudah diterapkan asesmen formatif
5. Task dan rubric presentasi perkuliahan teori Botani Phanerogamae (Bophan) I, II dan III
No. Jenis Instrumen Tujuan Instrumen
6. Bagan konsep Memantau penguasaan konsep mahasiswa setelah membahas suatu subclass pada minggu
sebelumnya (umpan balik dan self assessment). 7. Lembar observasi presentasi
kelompok pada perkuliahan teori Botani Phanrogamae
Mendeskripsikan keterlaksanaan presentasi dengan menekankan pada jabaran-jabaran indikator habits of mind yang dilatihkan 8. Task dan rubric tugas
menggambar pada perkuliahan praktikum
Menetapkan kriteria yang harus dipenuhi pada tugas menggambar
9. Task dan rubric tugas laporan praktikum pada perkuliahan praktikum
Menetapkan kriteria yang harus dipenuhi dalam membuat tugas laporan praktikum
10. Data written feedback laporan praktikum
Memantau dan mendeskripsikan perkembangan mahasiswa per kelompok dalam menyusun laporan praktikum
11. Lembar observasi kinerja kelompok praktikum dan lembar observasipresentasi kelompok praktkum
Mendeskripsikan keterlaksanaan proses kegiatan praktikum dengan menekankan pada jabaran-jabaran indikator habits of mind yang dilatihkan.
12. Angket mahasiswa setelah mengikuti kuliah Botani Phanerogamae
Mendeskripsikan pengaruh penerapan asesmen formatif selama pembelajaran terhadap indikator-indikator habits of mind
13. Format wawancara kepada mahasiswa setelah mengikuti mata kuliah
Mendeskripsikan kesan-kesan mahasiswa terhadap perkuliahan dan kesulitan dalam mengerjakan tugas-tugas
Uraian dari setiap jenis instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Tes Pengetahuan Prasyarat Botani Phanerogamae
Tes pengetahuan prasyarat ini terdiri dari 70 soal menjodohkan. Soal berupa gambar-gambar yang harus dicocokkan dengan istilah atau konsep tertentu.
Pertanyaan berkaitan dengan konsep-konsep morfologi tumbuhan yang menjadi mata kuliah prasyarat sebelum mengambil mata kuliah Botani Phanerogamae.
Hasil tes pengetahuan prasyarat diperiksa oleh tim dosen dan lembar jawabannya dikembalikan pada mahasiswa beserta lembar soal dan jawabannya. Selanjutnya mahasiswa ditugasi mencocokkan lembar jawaban dan jawabannya.
Untuk jawaban yang salah, mahasiswa harus mencari jawaban yang benarnya dari buku sumber dan melaporkannya kembali pada tim dosen pada selembar
dan self assessment). Dengan demikian mahasiswa mengingat kembali
konsep-konsep morfologi tumbuhan yang harus mereka kuasai sebelum mengikuti perkuliahan Botani Phanerogamae.
Validitas dan reliabilitas tes dihitung dengan bantuan program Anates (Karno To & Wibisono, 2004). Berdasarkan perhitungan diperoleh koefisien korelasi (validitas) sebesar 0,74 yang dikategorikan tinggi (Sugiyono, 2008)) dan
reliabilitasnya sebesar 0,85 yang juga dikategorikan tinggi (Karno To, 2004). Instrumen dan perhitungan validitas dan reliabilitas secara lengkap tercantum
pada Lampiran 1 (A-C).
2. Angket Mahasiswa
Angket mahasiswa terdiri dari 31 pertanyaan yang merupakan campuran
pertanyaan tertutup dan terbuka. Pertanyaan-pertanyaan tersebut berkaitan dengan: mata kuliah yang sudah ditempuh mahasiswa; mata kuliah yang
menerapkan asesmen formatif; bentuk tugas-tugas yang diberikan pada mata kuliah tersebut; umpan balik yang diberikan dosen (bentuk/jenis); kesempatan
self assessment yang diberikan dosen; penilaian yang dilakukan dosen ketika
pembelajaran; tugas-tugas yang membantu dalam pemahaman konsep; dan pertanyaan lainnya.
Data dari angket ini dimaksudkan untuk mendeskripsikan penerapan asesmen formatif pada mata kuliah yang sudah ditempuh mahasiswa sebagai dasar untuk mengetahui pelaksanaan asesmen formatif pada mata kuliah
sebelumnya.
Reliabilitas angket dihitung dengan rumus Cronbach’s Alpha dan hasilnya
termasuk kategori sedang (Karno To & Wibisono, 2004). Instrumen dan
perhitungan reliabilitas secara lengkap tercantum pada Lampiran 2 (A-C).
3. Angket Dosen
Angket dosen terdiri dari 19 pertanyaan. Tiga belas pertanyaan bersifat tertutup, dan enam pertanyaan bersifat terbuka. Pertanyaan meliputi: bentuk asesmen formatif yang diterapkan pada mata kuliah yang diampu; umpan balik
yang diberikan; kesempatan self assessment mahasiswa pada tugas-tugas yang diberikan; bentuk umpan balik yang diberikan pada tugas-tugas mahasiswa; dan
pertanyaan lainnya.
Angket dosen tidak memungkinkan dilakukan penghitungan reliabilitas angket, karena jumlah angket yang diolah terlalu sedikit (lima buah) yang
mewakili mata kuliah yang memberikan asesmen formatif pada penyelenggaraan perkuliahannya. Instrumen secara lengkap tercantum pada Lampiran 3 (Adan B).
4. Angket Penelurusan Habits of Mind
Angket penelusuran habits of mind yang digunakan adalah habits of mind
berdasarkan Marzano (1993). Angket ini terdiri dari 15 pernyataan yang terdiri
dari tiga kategori yaitu: self regulation, critical thinking dan creative thinking.
Pernyataan habits of mind ini mempunyai rubric yang menunjukkan gradasi
mutu terbaik (empat) menuju terburuk (satu). Indikator habits of mind dari Marzano (1993) diterjemahkan dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia serta divalidasi keterbacaanya sebelum disebarkan pada mahasiswa.
Reliabilitas angket dihitung dengan bantuan program Anates (Karno To & Wibisono, 2004) dan diperoleh nilai reliabilitas sebesar 0,77 yang termasuk
5. Task dan Rubric Presentasi Perkuliahan Teori
Terdapat tiga task yang diberikan pada mahasiswa untuk tugas presentasi pada perkuliahan Teori. Task pertama adalah mencari dan
mengumpulkan buku-buku sumber mengenai subclassis pada tumbuhan yang ditugaskan pada tiap kelompok. Dosen memberikan umpan balik dan kesempatan self assessment pada tugas ini.
Task kedua adalah membuat bahan presentasi dalam media power point
yang memuat komponen: ciri-ciri subclassis, ciri-ciri ordo, ciri-ciri famili, ciri
khas famili, manfaat tumbuhan dan contoh-contoh tumbuhan yang dilengkapi gambar-gambar contoh tumbuhan yang menunjang dan memperjelas bahan presentasi. Rubric disediakan untuk memeriksa kelengkapan komponen bahan
presentasi. Dosen memberikan umpan balik dan kesempatan self assessment
pada tugas ini.
Task ketiga adalah mengumpulkan bahan presentasi dalam bentuk soft copy, sebagai tindak lanjut setelah setiap kelompok melakukan presentasi kelas. Bahan presentasi tersebut merupakan hasil perbaikan setelah mendapat masukan
atau umpan balik dari kelompok lain (peer assessment) dan tim dosen. Rubric
disediakan untuk melihat kelengkapan komponen pada bahan presentasi yang
sudah diperbaiki. Task dan rubric ini dimaksudkan untuk memberikan asesmen formatif yang meliputi umpan balik, self assessment dan peer assessment. Task
dan rubric selengkapnya tercantum pada Lampiran 5 (A, B).
6. Lembar Observasi Presentasi Kelompok Perkuliahan Teori
Lembar observasi presentasi kelompok berupa tabel yang diisi dengan cara
memberi tanda centang √ ada jawaban yang sesuai (ya atau tidak) atau
kelompok berkaitan dengan indikator habits of mind yang harus dicapai.
Pernyataan-pernyataan ini merupakan penjabaran dari indikator habits of mind
(self regulation, critical thinking dan creative thinking).
Lembar observasi presentasi kelompok diisi oleh dosen dan kelompok lain yang tidak presentasi untuk menerapkan umpan balik, self assessment dan peer assessment. Instrumen secara lengkap tercantum pada Lampiran 6 (A dan B).
7. Bagan Konsep
Bagan konsep merupakan salah satu bentuk asesmen formatif yang diminta
dari mahasiswa. Bagan konsep diberikan setiap minggu sebelum mahasiswa mempelajari materi (subclass) berikutnya, dengan tujuan untuk meningkatkan penguasaan materi ajar Botani Phanerogamae. Bagan konsep yang diberikan
selama satu semester berjumlah 11 bagan konsep. Pemberian bagan konsep dilakukan secara bertahap berdasarkan tingkat kesulitannya, sampai mahasiswa
secara mandiri dapat membuat bagan konsep sendiri. Melalui strategi asesmen formatif berupa bagan konsep mahasiswa diberi umpan balik dan kesempatan melakukan self assessment. Instrumen lengkap tercantum pada Lampiran 7 (A
dan B).
8. Lembar Observasi Kinerja Praktikum dan Presentasi
Lembar observasi kegiatan praktikum terdiri dari dua macam, yaitu lembar observasi untuk melihat keterlaksanaan praktikum dan lembar observasi presentasi kelompok. Kedua lembar obserevasi berupa tabel yang diisi dengan
memberikan tanda centang pada jawaban yang sesuai (ya atau tidak) yang dilengkapi dengan kolom keterangan. Setelah mencentang jawabannya,
Pertanyaan pada tabel observasi kegiatan praktikum terdiri dari 10
pernyataan dan tabel observasi presentasi kelompok terdiri 11 pernyataan. Pertanyaan-pertanyaan tersebut merupakan penjabaran dari indikator habits of
mind (self regulation, critical thinking dan creative thinking). Lembar observasi kegiatan praktikum diisi oleh tiga orang dosen dan tiga orang asisten praktikum yang berbagi tugas melakukan pengamatan pada tiap-tiap kelompok.
Pada kegiatan presentasi kelompok, lembar observasi presentasi hanya diisi oleh dosen dan asisten praktikum pada tahap ujicoba program, akan tetapi
pada tahap implemantasi program, selain dosen dan asprak, kelompok-kelompok lain yang tidak tampil diberi kesempatan untuk menilai kelompok-kelompok yang maju presentasi mengacu pada lembar observasi presentasi untuk memberi
kesempatan mahasiswa melakukan umpan balik, self assessmen dan peer assessment. Instrumen secara lengkap tercantum pada Lampiran 8 (A dan B)
dan 9 (A dan B).
9. Task dan Rubric Tugas Menggambar
Mahasiswa diberi tugas menggambar minimal satu jenis tumbuhan anggota
famili tertentu di luar yang diamati pada waktu praktikum dan dikerjakan di luar kelas. Tugas menggambar dikumpulkan tiga sampai empat hari setelah
praktikum. Tugas menggambar diperiksa dan diberi umpan balik berupa written feedback oleh tim dosen dan dikembalikan pada mahasiswa ketika praktikum minggu berikutnya.
Rubric disediakan untuk mengecek ketercapaian indikator yang diharapkan, yaitu gambar memenuhi: format benar, klasifikasi benar,
famili, kelengkapan bagian), keterangan gambar, pemilihan specimen dari
famili yang dipelajari.
Sebelumnya pada pelaksanaan tahap ujicoba program, pengumpulan,
pemeriksaan dan pemberian umpan balik pada tugas menggambar tidak dilakukan secara rutin tiap minggu. Pada tahap implementasi program, pengumpulan, pemeriksaan dan pemberian umpan balik dilakukan secara rutin
satu minggu sekali. Task dan rubric selengkapnya tercantum pada Lampiran 10 (A dan B).
10. Task dan Rubric Tugas Membuat Laporan Praktikum (Portofolio)
Setiap selesai melaksanakan praktikum, tiap kelompok mahasiswa ditugasi membuat laporan praktikum yang harus dikumpulkan pada minggu berikutnya.
Tim dosen memeriksa dan memberi written feedback terhadap laporan praktikum mahasiswa.
Rubric disediakan untuk memeriksa ketercapaian indikator yang diharapkan yang meliputi sistematika laporan yang memenuhi adanya: tujuan praktikum, kajian teoritis disertai gambar contoh-contoh tumbuhan tiap famili
yang dipelajari, alat dan bahan, data hasil pengamatan (tabel skala filogeni), diskusi dan pembahasan, jawaban pertanyaan dari buku petunjuk praktikum,
kesimpulan dan daftar pustaka. Selama satu semester setiap kelompok mahasiswa mengumpulkan 11 laporan praktikum, pada akhir semester setiap kelompok memilih lima laporan dari 11 laporan yang dianggap paling baik
untuk dinilai tim dosen. Mahasiswa diberi kesempatan memperbaiki laporan praktikum berdasarkan masukan yang diberikan tim dosen dan dilakukan
menampilkan karya terbaik untuk laporan praktikum. Task dan rubric secara
lengkap tercantum pada Lampiran 11.
11. Lembar data Written Feedback Laporan Praktikum
Instrumen ini berupa tabel yang mencatat written feedback yang diberikan oleh dosen pada setiap laporan praktikum mahasiswa. Tujuannya untuk memantau dan mengikuti perkembangan mahasiswa per kelompok dalam
menyusun laporan praktikum. Dari data ini terpantau kemajuan mahasiswa per kelompok dalam kemampuannya menyusun laporan praktikum dari minggu ke
minggu. Instrumen dan hasilnya secara lengkap tercantum pada Lampiran 12.
12. Angket Mahasiswa Setelah Mengikuti Mata Kuliah Botani Phanerogamae
Angket diberikan pada mahasiswa setelah selesai menempuh mata kuliah
Botani Phanerogamae. Angket terdiri dari 112 pertanyaan dengan jawaban sebagian besar merupakan jawaban tertutup yaitu dengan menjawab ya atau
tidak, dilengkapi dengan kolom keterangan untuk menuliskan deskripsi berkaitan dengan pertanyaan tersebut. Pertanyaan ini merupakan pertanyaan yang mengaitkan antara penerapan asesmen formatif (umpan balik, self
assessment dan peer assessment) dengan habits of mind yang dilakukan dan dilatihkan kepada mahasiswa selama mengikuti mata kuliah ini.
Pertanyaan berkaitan dengan penerapan umpan balik berjumlah 50 pertanyaan, self assessment 30 soal dan peer assessment 21 pertanyaan, empat pertanyaan lain-lain yang berkaitan dengan pengerjaan tugas herbarium dan
perikehidupan dan delapan pertanyaan terbuka berkaitan dengan kesan-kesan mahasiswa setelah mengikuti mata kuliah Botani Phanerogamae.
validitas tiap butir item. Hasil secara lengkap tercantum pada Lampiran 14.
Dan dengan rumus Alpha Cronbach’s diketahui nilai reliabilitas angket yaitu sebesar 0,62 yang termasuk kategori tinggi (Sugiyono, 2008). Instrumen, hasil
analisis angket, serta perhitungan validitas dan reliabilitas secara lengkap tercantum pada Lampiran 13 (A-D), 14 dan 15.
F. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Pada studi pendahuluan teknik pengumpulan data dilakukan melalui studi
pustaka, studi dokumentasi, observasi kelas dan wawancara tidak formal serta angket mahasiswa. Studi pustaka yang dilakukan menghasilkan data mengenai kajian teoritis mengenai asesmen formatif, habits of mind dan
penelitian-penelitian yang relevan berkaitan dengan asesmen formatif dan habits of mind. Studi dokumentasi yang dilakukan menghasilkan data mengenai silabus, SAP
(Satuan Acara Perkuliahan) dan bahan ajar Botani Phanerogamae. Dari observasi kelas dan wawancara tidak formal dengan dosen pengampu mata kuliah ini diketahui proses pelaksanaan perkuliahan teori dan praktikumnya
sebelum diterapkan asesmen formatif. Data yang dikumpulkan pada studi pendahuluan digunakan untuk mengidentifikasi permasalahan yang ada pada
pelaksanaan mata kuliah ini untuk merancang program PAFTHoM.
Pada studi tahap ujicoba dan implementasi program PAFTHoM, teknik pengumpulan data terutama dilakukan melalui observasi kelas, baik pada
perkuliahan teori maupun praktikum dan melalui angket. Data yang diperoleh pada tahap ini meliputi data penelusuran habits of mind awal dan akhir; data
PAFTHoM; data kemajuan mahasiswa dalam membuat tugas laporan praktikum
dan tugas menggambar serta kontribusi program PAFTHoM.
G. TEKNIK PENGOLAHAN DATA
Teknik analisis data yang dilakukan pada penelitian ini meliputi analisis secara kualitatif dan kuantitatif. Di bawah ini dijelaskan mengenai teknik
analisis data pada studi pendahuluan, penyusunan dan pengembangan program, tahap ujicoba dan implementasi program. Untuk menghitung kontribusi
asesmen formatif terhadap pembentukan habits of mind digunakan uji korelasi analisis regresi dan analisis jalur. Perhitungan statistik dilakukan dengan bantuan Statictical Package for Sosial Sciences (SPSS) for Window 18.
1. Teknik Pengolahan Data pada Studi Pendahuluan serta Penyusunan dan Pengembangan Draf Program
Data pada studi pendahuluan serta penyusunan dan pengembangan draf program berupa kajian-kajian teoritis, catatan dokumentasi dan catatan
lapangan hasil observasi kelas, perumusan tujuan, sasaran, penentuan komponen dan strategi asesmen formatif yang akan diterapkan dan penentuan
kategori habits of mind yang akan dilatihkan serta instrumennya dianalisis dengan teknik deskriptif kualitatif. Data yang diperoleh dari studi pendahuluan dideskripsikan dengan rinci, sehingga dapat teridentifikasi
permasalahan-permasalahan yang ada pada pelaksanaan mata kuliah Botani Phanerogamae di kelas sebagai dasar atau landasan untuk menyusun dan mengembangkan
program.
instrumen dengan tujuannya. Draf hasil judgement digunakan untuk melakukan
revisi program dan instrumennya.
2. Teknik Pengolahan Data pada Tahap UjiCoba Program dan Tahap Implementasi Program
Data pada tahap ujicoba dan implementasi program meliputi: catatan lapangan dari keterlaksanaan program PAFTHoM yang diterapkan, data
observasi kelas, data penelusuran habits of mind awal dan akhir, kontribusi program PAFTHoM, data kemajuan mahasiswa dalam membuat tugas-tugas,
data respon mahasiswa terhadap program PAFTHoM yang dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif. Data pada tahap ujicoba program dianalisis mengenai kelemahan dan kekuatan pelaksanaan program PAFTHoM untuk dilakukan
revisi dan diterapkan pada tahap implementasi program.
a. Data Angket Mahasiswa dan Dosen
Data yang diperoleh dari angket mahasiswa tentang asesmen formatif yang diterapkan pada mata kuliah yang sudah ditempuh dan angket dosen tentang bagaimana asesmen formatif diterapkan pada mata kuliah yang
<