• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN METODE BELAJAR DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA MATA PELAJARAN ILMU BAHAN BANGUNAN DI SMK NEGERI 1 SUMEDANG: Studi Eksperimen Terhadap Siswa Kelas X Jurusan Teknik Gambar Bangunan Di SMK Negeri 1 Sumedang Tahun Ajaran 2011/2012.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN METODE BELAJAR DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA MATA PELAJARAN ILMU BAHAN BANGUNAN DI SMK NEGERI 1 SUMEDANG: Studi Eksperimen Terhadap Siswa Kelas X Jurusan Teknik Gambar Bangunan Di SMK Negeri 1 Sumedang Tahun Ajaran 2011/2012."

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

Dede Heriadi, 2012

Penerapan Metode Belajar Dengan Media Audio Visual Pada Mata Pelajaran Ilmu Bahan Bangunan Di Smk Negeri 1 Sumedang

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Proses pembelajaran merupakan sebuah upaya bersama antara guru dan

siswa dalam berbagi dan mengolah informasi. Dalam proses pembelajaran selalu

dituntut bagaimana bahan pelajaran yang disampaikan guru dapat dikuasai siswa

secara tuntas. Dengan mengaplikasikan beberapa prinsip pengelolaan kelas,

penentuan metode belajar, fasilitas, dan penggunaan media pembelajaran yang

efektif sangat diperlukan sebagai upaya dalam menyampaikan materi pengajaran

agar lebih mudah diterima oleh siswa.

Selama ini, model pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah, di

mana guru lebih banyak menyampaikan materi secara lisan yang dibantu dengan

fasilitas modul cetak dan papan tulis, nyatanya masih banyak diterapkan di

sekolah-sekolah di Indonesia, sehingga berakibat pada kurangnya daya tangkap

siswa terhadap pesan yang akan disampaikan.

Metode belajar yang digunakan akan sangat mempengaruhi terhadap hasil

belajar itu sendiri. Maka berdasarkan masalah di atas, untuk memperoleh proses

belajar yang efektif, serta mampu menarik perhatian siswa sebagai upaya dalam

meningkatkan hasil belajar, diperlukan suatu metode pembelajaran yang lebih

inovatif, mudah dipahami, dan menarik. Yaitu dengan menggunakan beberapa

fasilitas pendukung, alat peraga, dan media pembelajaran lainnya yang banyak

(2)

Dede Heriadi, 2012

Penerapan Metode Belajar Dengan Media Audio Visual Pada Mata Pelajaran Ilmu Bahan Bangunan Di Smk Negeri 1 Sumedang

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

Fasilitas pendukung dalam penyampaian materi tersebut salah satunya

adalah dengan cara menggunakan alat multimedia dengan sistem audio visual,

yaitu metode penyampaian materi yang disajikan melalui visualisasi film, slide,

dokumenter, ataupun animasi yang diiringi suara sebagai bentuk penggambaran

dalam menyampaikan materi pelajaran yang tengah disampaikan. Hal ini

diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam melaksanakan

proses pembelajaran. Sehingga materi yang disampaikan akan lebih mudah

diterima dan dipahami oleh siswa.

Multimedia yang menggabungkan teks grafik, animasi, audio, video dan

interaktif sebagai bahan ajar dapat membantu menggambarkan sesuatu yang

abstrak menjadi lebih nyata. Multimedia juga dapat membantu mengatasi

keterbatasan indera, ruang, waktu dan memperjelas penyajian pesan dan informasi

sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar.

Peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang bertitik tolak pada

permasalahan di atas, dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana efektivitas

penggunaan media audio visual sebagai media pembelajaran. Dengan demikian

penelitian ini mengambil judul sebagai berikut :

“Penerapan Metode Belajar dengan Media Audio Visual pada Mata Pelajaran

(3)

Dede Heriadi, 2012

Penerapan Metode Belajar Dengan Media Audio Visual Pada Mata Pelajaran Ilmu Bahan Bangunan Di Smk Negeri 1 Sumedang

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis mengidentifikasikan

masalah sebagai berikut:

1. Kurangnya motivasi siswa dalam mengikuti mata pelajaran Ilmu Bahan

Bangunan di SMK Negeri 1 Sumedang.

2. Adanya siswa yang kurang bisa mengikuti proses pembelajaran pada mata

pelajaran Ilmu Bahan Bangunan yang disampaikan dengan metode ceramah.

3. Kurang optimalnya penggunaan media pembelajaran yang digunakan dalam

proses belajar di SMKN 1 Sumedang.

1.3 Batasan Masalah

Batasan masalah dalam lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Objek penelitian adalah siswa jurusan Teknik Gambar Bangunan kelas X (satu)

di SMK Negeri 1 Sumedang.

2. Penelitian dilakukan pada mata pelajaran Ilmu Bahan Bangunan dengan silabus

kurikulum yang dipakai pada tahun ajaran 2011/2012.

3. Media pembelajaran yang dipakai adalah media film animasi.

1.4 Rumusan Masalah

1. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa yang melaksanakan

kegiatan pembelajaran dengan media audio visual, dengan siswa yang

menggunakan metode ceramah.

2. Apa saja kendala dalam menerapkan metode pembelajaran dengan media audio

(4)

Dede Heriadi, 2012

Penerapan Metode Belajar Dengan Media Audio Visual Pada Mata Pelajaran Ilmu Bahan Bangunan Di Smk Negeri 1 Sumedang

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mengetahui apakah terdapat perbedaan hasil belajar pada siswa setelah

diterapkan metode belajar dengan media audio visual.

2. Mengetahui kendala dalam penerapan metode pembelajaran dengan media

audiovisual pada mata pelajaran Ilmu Bahan Bangunan di SMKN 1 Sumedang.

1.6 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang

berkepentingan, diantaranya:

1. Sebagai sumbangan pemikiran bagi pihak-pihak yang terlibat dalam proses

belajar mengajar, khususnya di SMK Negeri 1 Sumedang, jurusan Teknik

Gambar Bangunan tentang penerapan metode belajar dengan menggunakan

media audio visual, dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa dalam

mengikuti proses pembelajaran pada mata pelajaran Ilmu Bahan Bangunan.

2. Sebagai penambah wawasan baru khususnya bagi penulis, umumnya bagi

individu-individu maupun pihak-pihak penggiat pendidikan tentang pengaruh

penggunaan media audio visual sebagai bahan ajar. Sehingga diharapkan dapat

menjadi bekal untuk masa depan.

3. Sebagai sumbangan pemikiran bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan

institusi-institusi pendidikan dalam rangka menyiapkan tenaga pendidik yang

(5)

Dede Heriadi, 2012

Penerapan Metode Belajar Dengan Media Audio Visual Pada Mata Pelajaran Ilmu Bahan Bangunan Di Smk Negeri 1 Sumedang

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. DESKRIPSI DATA

Deskripsi data yang akan disajikan dari hasil penelitian ini dimaksudkan

untuk memberikan gambaran umum mengenai penyebaran data yang diperoleh di

lapangan. Data yang disajikan berupa data mentah yang diolah menggunakan

teknik analisis statistik deskriptif. Adapun dalam analisis data yang disajikan

adalah uji peningkatan (gain) dan uji hipotesis.

4.1.1. Proses Pelaksanaan Pre Test

Pelaksanaan pre test dilaksanakan pada awal pembelajaran yaitu sebelum

siswa mendapatkan materi dari guru. Soal pre test terdiri dari 20 butir soal dalam

bentuk pilihan ganda. Pelaksanaan pre tes dilakukan seperti tes tertulis biasa

(Gambar 4.1). Siswa tidak dikelompokkan.

(6)

Dede Heriadi, 2012

Penerapan Metode Belajar Dengan Media Audio Visual Pada Mata Pelajaran Ilmu Bahan Bangunan Di Smk Negeri 1 Sumedang

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

4.1.2. Proses Pelaksanaan Pembelajaran

Karena eksperimen yang dilakukan berkenaan dengan media pembelajaran

yang digunakan, maka tahapan kegiatan pembelajaran kelompok kontrol sama

dengan tahapan kegiatan kelompok eksperimen. Kelompok kontrol belajar dengan

menggunakan media konvensional. Sedangkan kelompok eksperimen belajar

dengan menggunakan metode audio visual yaitu pemutaran film animasi tentang

materi yang disampaikan yaitu bahan bangunan kayu.

Kegiatan Awal

1. Pembukaan diawali dengan salam dan berdoa untuk menambah kesiapan siswa

dalam menerima pelajaran;

2. Guru mengajukan pertanyaan seputar bahan bangunan kayu;

3. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetisi dasar yang akan dicapai,

dan

4. Guru menggali pengetahuan siswa terhadap materi yang akan diajarkan melalui

pretest dan tanya jawab.

Kegiatan inti

1. Guru melakukan arahan dan penjelasan tentang materi yang sedang dibahas;

2. Guru menyampaikan materi,

3. Siswa menanyakan materi yang kurang jelas dan

(7)

Dede Heriadi, 2012

Penerapan Metode Belajar Dengan Media Audio Visual Pada Mata Pelajaran Ilmu Bahan Bangunan Di Smk Negeri 1 Sumedang

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu Kegiatan Akhir

1. Tanya jawab materi pembelajaran yang telah disampaikan pada kegiatan inti

dan menginformasikan materi yang akan disampaikan pada pertemuan

berikutnya; dan

2. Diadakan post test setelah materi mengenai bahan bangunan kayu disampaikan.

4.1.3. Kegiatan Belajar Kelompok Kontrol

Kegiatan belajar dilaksanakan secara konvensional dengan bahan ajar

modul (buku) dan fasilitas papan tulis. Pembelajaran dilakukan sebanyak dua kali

tatap muka, dengan lama waktu untuk setiap tatap muka adalah 90 menit atau dua

jam pelajaran. (Gambar 4.2)

.

Gambar 4.2 : Suasana belajar di kelas kontrol

4.1.4. Kegiatan Belajar Kelompok Eksperimen

Sama dengan kelompok kontrol, sebelum diberikan pre test siswa diberikan

teori mengenai ilmu bangunan kayu, secara khusus membahas tentang bahan

(8)

Dede Heriadi, 2012

Penerapan Metode Belajar Dengan Media Audio Visual Pada Mata Pelajaran Ilmu Bahan Bangunan Di Smk Negeri 1 Sumedang

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

tanya jawab, diskusi dan pemutaran film animasi tentang bahan bangunan kayu

juga dilaksanakan dalam waktu 90 menit dalam setiap pertemuan. Adapun

pertemuan/tatap muka juga dilakukan sebanyak dua kali untuk setiap kelas,

termasuk pre test dan post test. Media pembelajaran yang digunakan adalah media

audio visual berupa pemutaran film animasi tentang kayu. (Gambar 4.3).

Gambar 4.3 : Suasana belajar di kelas eksperimen

4.1.5. Proses Pelaksanaan Post Test

Post test dilaksanakan pada pertemuan terakhir terhadap masing-masing

siswa setelah materi disampaikan dilaksanakan sekali latihan di akhir kegiatan

belajar mengajar. Soal yang diberikan ketika post test adalah 20 butir soal dalam

bentuk pilihan ganda yang harus dikerjakan siswa dalam waktu 30 menit (Gambar

4.4). Setelah siswa selesai mengerjakan, jawaban dikumpul dan kemudian

(9)

Dede Heriadi, 2012

Penerapan Metode Belajar Dengan Media Audio Visual Pada Mata Pelajaran Ilmu Bahan Bangunan Di Smk Negeri 1 Sumedang

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

Gambar 4.4 : Peneliti sedang memberikan soal postest di kelas eksperimen

4.2. HASIL ANALISIS DATA

4.2.1. Data Skor Pre Test

Pre test yang diberikan adalah 20 butir soal pilihan ganda dengan nilai

setiap item test yang benar adalah 5, sehingga nilai hasil test menyebar dari yang

terendah yaitu 5, dan yang tertinggi yaitu 100. Sedangkan kriteria penilaian skor

mentah dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini.

Tabel 4.1

Kriteria penilaian skor mentah

Rentang Skor Interpretasi

0 - 20 Sangat Kurang

21 - 40 Kurang

41 - 60 Cukup

61 - 80 Baik

(10)

Dede Heriadi, 2012

Penerapan Metode Belajar Dengan Media Audio Visual Pada Mata Pelajaran Ilmu Bahan Bangunan Di Smk Negeri 1 Sumedang

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

1. Skor Pre Test Kelompok Kontrol

Jumlah responden pada kelompok kontrol di kelas XB2 sebanyak 32

siswa. Dari 20 soal pilihan ganda yang diberikan, diketahui skor terendah adalah

10, dan skor tertinggi adalah 55. Dengan skor rata-rata pada kelompok kontrol

adalah 27,19. Perolehan skor pre tes selanjutnya dapat dilihat pada tabel 4.2.

Tabel 4.2

Perolehan skor mentah pre tes kelompok kontrol

Rentang Skor Interpretasi Jumlah Responden

0 - 20 Sangat Kurang 13

untuk memudahkan penghitungan statistiknya, skor mentah yang didapat dari pre

tes kemudian diolah melalui distribusi frekuensi, sehingga dapat diinterpretasikan

hasilnya. (Tabel ditribusi frekuensi dapat dilihat pada tabel 4.3).

Tabel 4.3

Distribusi frekuensi skor pre test kelompok kontrol

Nilai Interpretasi Frekuensi Persentase (%)

(11)

Dede Heriadi, 2012

Penerapan Metode Belajar Dengan Media Audio Visual Pada Mata Pelajaran Ilmu Bahan Bangunan Di Smk Negeri 1 Sumedang

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

2. Skor Pre Test Kelompok Eksperimen

Jumlah responden pada kelompok eksperimen di kelas XB3 sebanyak 33

siswa. Dari 20 soal pilihan ganda yang diberikan, diketahui skor terendah adalah

15, dan skor tertinggi adalah 50. Dengan skor rata-rata kelompok eksperimen

adalah 28,33. Perolehan skor pre tes selanjutnya dapat dilihat pada tabel 4.4.

Tabel 4.4

Perolehan skor mentah pre tes kelompok eksperimen

Rentang Skor Interpretasi Jumlah Responden

0 - 20 Sangat Kurang 11

untuk memudahkan penghitungan statistiknya, skor mentah yang didapat dari pre

tes kemudian diolah melalui distribusi frekuensi, sehingga dapat diinterpretasikan

hasilnya. (Tabel ditribusi frekuensi dapat dilihat pada tabel 4.5).

Tabel 4.5

Distribusi frekuensi skor pre test kelompok eksperimen

Nilai Interpretasi Frekuensi Persentase (%)

(12)

Dede Heriadi, 2012

Penerapan Metode Belajar Dengan Media Audio Visual Pada Mata Pelajaran Ilmu Bahan Bangunan Di Smk Negeri 1 Sumedang

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

4.2.2. Data Skor Post Test

Mengenai data hasil post test yang dijaring menggunakan soal sebanyak 20

butir pilihan ganda. Sedangkan nilai setiap item tes yang benar adalah 5, sehingga

nilai hasil tes menyebar dari yang terendah yaitu 5, dan yang tertinggi yaitu 100.

Tingkat kesulitan setiap butir soal post test juga sesuai dengan tingkat kesulitan

pada soal pre test.

1. Data Skor Post Test Kelompok Kontrol

Jumlah siswa yang menjadi responden kelompok kontrol sama dengan

jumlah siswa pada saat melaksanakan pre test yaitu sebanyak 32 siswa. Dari 20

soal pilihan ganda yang diberikan, diketahui skor terendah adalah 45, dan skor

tertinggi adalah 100. Dengan skor rata-rata kelompok kontrol adalah 71,88.

Perolehan skor postest tes selanjutnya dapat dilihat pada tabel 4.6.

Tabel 4.6

Perolehan skor mentah post tes kelompok kontrol

Rentang Skor Interpretasi Jumlah Responden

0 - 20 Sangat Kurang Tidak Ada

untuk memudahkan penghitungan statistik selanjutnya, skor yang didapat dari

post tes ini harus diolah dahulu melalui distribusi frekuensi, sehingga dapat

(13)

Dede Heriadi, 2012

Penerapan Metode Belajar Dengan Media Audio Visual Pada Mata Pelajaran Ilmu Bahan Bangunan Di Smk Negeri 1 Sumedang

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

Tabel 4.7

Distribusi frekuensi skor post test kelompok kontrol

Nilai Interpretasi Frekuensi Persentase (%)

2. Data Skor Post Test Kelompok Eksperimen

Jumlah siswa yang menjadi responden kelompok eksperimen sama dengan

jumlah siswa pada saat melaksanakan pre test yaitu sebanyak 33 siswa. Dari 20

soal pilihan ganda yang diberikan, diketahui skor terendah adalah 55, dan skor

tertinggi adalah 100. Dengan skor rata-rata kelompok eksperimen adalah 80,91.

Perolehan skor pos tes selanjutnya dapat dilihat pada tabel 4.8.

Tabel 4.8

Perolehan skor mentah post tes kelompok eksperimen

Rentang Skor Interpretasi Jumlah Responden

0 - 20 Sangat Kurang Tidak Ada

untuk memudahkan penghitungan statistiknya, skor yang didapat dari post tes ini

harus diolah terlebih dahulu melalui distribusi frekuensi, sehingga dapat

(14)

Dede Heriadi, 2012

Penerapan Metode Belajar Dengan Media Audio Visual Pada Mata Pelajaran Ilmu Bahan Bangunan Di Smk Negeri 1 Sumedang

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

Tabel 4.9

Distribusi frekuensi skor post test kelompok eksperimen

Nilai Interpretasi Frekuensi Persentase (%)

81 – 100 Baik Sekali 6 18

4.2.3. Perbandingan Data Pre Test dan Data Post Test

1. Perbandingan Data Pre Test dan Post Test Kelompok Kontrol

Dari data hasil pre-test dan post-test kemudian dilakukan pengolahan data

dengan membandingkan nilai rata-rata gain antara skor rata-rata pre test dan skor

rata-rata post test. Dari hasil pengolahan data, perbandingan rata-rata skor gain

dari kedua test ditunjukan oleh Tabel 4.10. Perbandingan nilai gain antara pre

test dan postest kelompok kontrol selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran.

Tabel 4.10

Perbandingan skor pre test dan post test kelompok kontrol

Jumlah

kelompok sebanyak 32, dengan rata skor post test lebih besar dari pada

rata-rata skor pre test. Dan nilai rata-rata-rata-rata gain pada skor rata-rata-rata-rata pre test dan post test

kelompok kontrol adalah 44.69. Sedangkan perbandingan distribusi frekuensi skor

(15)

Dede Heriadi, 2012

Penerapan Metode Belajar Dengan Media Audio Visual Pada Mata Pelajaran Ilmu Bahan Bangunan Di Smk Negeri 1 Sumedang

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

Tabel 4.11

Perbandingan distribusi frekuensi kelompok kontrol

Nilai Interpretasi

2. Perbandingan Data Pre Test dan Post Test Kelompok Eksperimen

Dari hasil pengolahan data skor rata-rata pre test dan post test pada

kelompok eksperiment, selanjutnya diolah untuk diperbandingkan. Dan

perbandingan skor gain dari skor rata-rata pre test dan post test kelompok

eksperimen ditunjukan oleh Tabel 4.12. Perbandingan nilai gain antara pre test

dan post test kelompok eksperimen selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran.

Tabel 4.12

Perbandingan skor pre test dan post test kelompok eksperimen

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa dari jumlah responden pada

kelompok sebanyak 33, dengan rata skor post test lebih besar dari pada

rata-rata skor pre test. Dan nilai rata-rata-rata-rata gain pada skor rata-rata-rata-rata pre test dan post test

kelompok eksperimen adalah 52.58. Sedangkan perbandingan distribusi frekuensi

(16)

Dede Heriadi, 2012

Penerapan Metode Belajar Dengan Media Audio Visual Pada Mata Pelajaran Ilmu Bahan Bangunan Di Smk Negeri 1 Sumedang

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

Tabel 4.13

Perbandingan distribusi frekuensi kelompok eksperimen

aNilai Interpretasi

Rumus yang digunakan peneliti adalah rumus (χ2) chi kuadrat.

χ2

= (f0– fh)2

fh

Keterangan: χ2 = harga chi kuadrat

f0 = frekuensi/jumlah hasil observasi

fh = frekuensi/jumlah yang diharapkan

f0– fh = selisih data f0 dengan fh

1. Uji Normalitas Pre Test Pada Kelompok Kontrol

Uji normalitas data pre test pada kelompok kontrol didapat bahwa jumlah

(17)

Dede Heriadi, 2012

Penerapan Metode Belajar Dengan Media Audio Visual Pada Mata Pelajaran Ilmu Bahan Bangunan Di Smk Negeri 1 Sumedang

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

Tabel 4.14

Uji normalitas data pre test kelompok kontrol

INTERVAL f0 fh f0– fh (f0– fh)2 (f0– fh)2/fh

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa > yaitu 30.95 > 7.81.

Dengan demikian data berdistribusi tidak normal.

2. Uji Normalitas Data Post Test Kelompok Kontrol

Uji normalitas data post test pada kelompok kontrol didapat bahwa jumlah

kelas adalah 6 dengan interval enam. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel 4.15.

Tabel 4.15

Uji normalitas data post test kelompok kontrol

INTERVAL f0 fh f0– fh (f0– fh)2 (f0– fh)2/fh

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa > yaitu 39.50 > 7.81.

(18)

Dede Heriadi, 2012

Penerapan Metode Belajar Dengan Media Audio Visual Pada Mata Pelajaran Ilmu Bahan Bangunan Di Smk Negeri 1 Sumedang

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

3. Uji Normalitas Data Pre Test Pada Kelompok Eksperimen

Uji normalitas data pre test pada kelompok eksperimen didapat jumlah

kelas adalah 6 dengan interval delapan. Dapat dilihat pada tabel 4.16.

Tabel 4.16

Uji normalitas data pre test kelompok eksperimen

INTERVAL f0 fh f0– fh (f0– fh)2 (f0– fh)2/fh

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa > yaitu 29.84 > 7.81.

Dengan demikian data berdistribusi tidak normal.

4. Uji Normalitas Data Post Test Kelompok Eksperimen

Uji normalitas data post test pada kelompok eksperimen didapat jumlah

kelas adalah 6 dengan interval delapan. Dapat dilihat pada tabel 4.17.

Tabel 4.17

Uji normalitas data post test kelompok eksperimen T

Dengan demikian data berdistribusi tidak normal.

(19)

Dede Heriadi, 2012

Penerapan Metode Belajar Dengan Media Audio Visual Pada Mata Pelajaran Ilmu Bahan Bangunan Di Smk Negeri 1 Sumedang

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

4.2.5. Uji Peningkatan (Gain)

Secara keseluruhan, baik kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen

mengalami peningkatan hasil belajar. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata Gain

dari kedua kelompok tersebut. Nilai rata-rata Gain kelompok kontrol dari jumlah

responden 32 siswa adalah 44,69 dengan indeks gain sebesar 0,61, yang artinya

berada pada interpretasi sedang (Hake 1998). Sedangkan nilai rata-rata kelompok

eksperimen dengan jumlah responden 33 siswa adalah 52,58 dengan indeks gain

sebesar 0.73 dengan interpretasi tinggi (Hake 1998). Dari hasil ini, dapat diketahui

bahwa besarnya nilai rata-rata Gain kelompok eksperimen lebih besar daripada

kelompok kontrol, hal ini menunjukan bahwa pendekatan belajar dengan metode

dengan menggunakan media audio visual dapat meningkatkan hasil belajar yang

lebih baik daripada kelompok kontrol yang menggunakan metode ceramah.

Perbandingan nilai pre test, post test dan rata-rata Gain pada kelompok kontrol

dan kelompok eksperimen dapat dilihat pada tabel 4.18 di bawah ini.

Tabel 4.18

Perbandingan Rata-rata Gain kelompok kontrol dan eksperimen

Kelompok Rata-rata

Uji hipotesis (Uji T) diperlukan sebagai jawaban dari anggapan dasar pada

penelitian ini. Data untuk uji T diperbandingkan antara nilai rata-rata kelompok

kontrol yaitu 44,69 dengan nilai rata-rata kelompok eksperimen yaitu 52,58.

(20)

Dede Heriadi, 2012

Penerapan Metode Belajar Dengan Media Audio Visual Pada Mata Pelajaran Ilmu Bahan Bangunan Di Smk Negeri 1 Sumedang

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

Hipotesis untuk uji T pada perbandingan kedua kelompok tersebut adalah:

H0 : Tidak terdapat perbedaan hasil belajar yang siginifikan pada siswa yang

melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan media audio visual.

H1 : Terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan pada siswa yang

melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan media audio visual.

T = M1-M2

Dari hasil perhitungan Uji Hipotesis tersebut, dapat disimpulkan bahwa

dengan perbandingan pada kelompok kontrol yang menggunakan metode

ceramah, maka tidak terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan pada siswa

kelompok eksperimen yang melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan media

audio visual. Hal ini dapat ditunjukan dengan perbedaan rata-rata nilai kelas

eksperimen dan rata-rata nilai kelompok kontrol. Untuk nilai rata-rata kelompok

eksperimen dengan kelompok kontrol dapat dilihat pada tabel 4.19 berikut ini.

Tabel 4.19

Perbedaan rata-rata nilai kelompok kontrol dan kelompok eksperimen

No. Kelas f M SD

1 Eksperiment 33 55.00 12.16

(21)

Dede Heriadi, 2012

Penerapan Metode Belajar Dengan Media Audio Visual Pada Mata Pelajaran Ilmu Bahan Bangunan Di Smk Negeri 1 Sumedang

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

4.3. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Berdasarkan analisis data yang dilakukan, diperoleh data nilai rata-rata pre

test kelompok kontrol (27,19) dengan kelompok eksperimen (28,33) tidak jauh

berbeda. Hal ini karena tingkat pemahaman siswa masih dalam tahap yang sama,

yaitu belum diberikan perlakuan terhadap keduanya. Nilai pre test ini dijadikan

sebagai tolak ukur penilaian dengan membandingkannya dengan nilai post test.

Sedangkan perbedaan terjadi pada nilai rata-rata post test kedua kelompok. Yaitu

nilai rata-rata post test kelompok eksperimen yang mencapai 80,91, sementara

kelompok kontrol hanya mencapai nilai rata-rata 71,88. Hal ini terjadi karena

adanya perlakuan yang berbeda antara kelompok kontrol dengan kelompok

eksperimen. Maka, setelah didapat rata-rata test kedua kelompok, lalu dilakukan

analisis dengan uji Gain untuk melihat perbedaan peningkatan nilai rata-rata

kedua kelompok tersebut. Dan dari analisis data tersebut, didapat hasil bahwa

nilai rata-rata gain kelompok kontol adalah 44.69 dengan indeks gain sebesar

0,61 yang artinya berada pada interpretasi sedang. Nilai rata-rata gain kelompok

eksperimen adalah 52.58 dengan indeks gain sebesar 0,73, menunjukan bahwa

nilai indeks gain tersebut berada pada interpretasi tinggi. Dilihat dari hasil nilai

rata-rata gain kedua kelompok, maka nilai rata-rata gain pada kelompok

eksperimen lebih tinggi dibandingkan nilai rata-rata gain kelompok kontrol.

Adapun perbandingan rata-rata nilai Gain kelompok kontrol dengan kelompok

(22)

Dede Heriadi, 2012

Penerapan Metode Belajar Dengan Media Audio Visual Pada Mata Pelajaran Ilmu Bahan Bangunan Di Smk Negeri 1 Sumedang

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

Grafik 4.1

Perbedaan hasil belajar kelompok kontrol dan kelompok eksperimen

Bila dilihat dari grafik diatas, kedua kelompok sama-sama memiliki

peningkatan hasil belajar. Akan tetpi nilai rata-rata post test kelompok eksperimen

lebih tinggi dibandingkan dengan nilai rata-rata pada kelompok kontrol.

Berdasarkan pengamatan Peneliti selama melaksanakan eksperimen, ada beberpa

hal yang menyebabkan nilai kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan

dengan nilai siswa kelompok kontrol, yaitu:

1. Perbedaan hasil ini terjadi karena adanya perlakuan yang berbeda terhadap dua

kelompok ketika pembelajaran. Perlakuan penelitian diberikan kepada

kelompok eksperimen yang menggunakan media belajar dengan audio visual

yaitu menyampaikan materi melalui sajian video animasi, sedangkan pada

(23)

Dede Heriadi, 2012

Penerapan Metode Belajar Dengan Media Audio Visual Pada Mata Pelajaran Ilmu Bahan Bangunan Di Smk Negeri 1 Sumedang

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

2. Kegiatan belajar siswa pada kelompok eksperimen mengalami peningkatan

diantaranya dalam hal keaktifan siswa untuk bertanya ketika melihat beberapa

gambar dari materi yang disampaikan. Siswa jadi lebih antusias karena melihat

berbagai contoh dari teori yang diajarkan.

3. Sedangkan pada kelompok kontrol siswa lebih pasif karena guru menjadi

satu-satunya sumber belajar, sehingga penerimaan siswa menjadi kurang maksimal.

Sehingga dari hasil penelitian ini, menunjukan bahwa metode belajar dengan

menggunakan media audio visual sebagai fasilitas pendukung dalam

menyampaikan materi pembelajaran, terasa lebih efektif dalam tujuan

meningkatkan hasil belajar yang baik bagi siswa meski dengan perbedaan hasil

belajar yang tidak terlalu signfikan. Perbedaan ini juga terasa pada proses

pembelajaran. Dari hasil pengamatan Peneliti selama proses belajar di kelas

eksperimen, siswa cenderung lebih aktif dan antusias dalam menyimak materi

demi materi yang disampaikan. Berbeda dengan suasana dalam proses belajar

pada kelas kontrol yang hanya menggunakan metode ceramah dan fasilitas

pendukung seperti spidol dan whiteboard. Antusias siswa di kelas ini tidak

(24)

73

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. KESIMPULAN

Dari hasil penelitian dan analisis data yang dilakukan oleh peneliti

mengenai penggunaan media audio visual dalam penyampaian materi pada Mata

Diklat Ilmu Bahan Bangunan di Kelas X Jurusan Teknik Gambar Bangunan SMK

Negeri I Sumedang, dapat ditarik beberapa kesimpulan, diantaranya :

1. Setelah dilakukan perlakuan (treatment), terdapat perbedaan hasil belajar

antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen meski tidak terlalu

signifikan. Berdasarkan data yang ada, setelah dilakukan perlakuan (treatment)

prestasi belajar siswa kelompok eksperimen mengalami peningkatan (gain)

sebesar 52,58, dengan indeks gain sebesar 0.73, dan berada pada rentang

interpretasi tinggi, dengan demikian skor rata-rata kelompok ini di atas

kelompok kontrol.

2. Berdasarkan hasil pengamatan selama penelitian, didapat beberapa kendala

dalam proses penyampaian materi yang menggunakan media film animasi,

diantaranya :

 Minimnya fasilitas yang mendukung, dan minimnya bahan ajar (film

animasi tentang kayu) untuk disampaikan dalam produk presentasi,

sehingga guru harus lebih aktif dalam membuat sendiri atau mencari dan

(25)

 Rentang waktu eksperimen hanya dibatasi pada dua kali pertemuan yang

mengambil sampel salah satu sub kompetensi saja, Sehingga penggunaan

metode belajar dengan media audio visual ini dinilai belum efektif.

Peningkatan yang signifikan mungkin akan tejadi apabila metode ini

digunakan secara continue dalam beberapa pertemuan, misal dalam

rentang satu semester.

5.2.SARAN-SARAN

1. Untuk guru, penggunaan multimedia presentasi dapat dimanfaatkan untuk mata

diklat selain Ilmu Bangunan Kayu. Karena multimedia presentasi tergolong

sebagai media yang baru diperkenalkan sehingga dapat lebih menarik perhatian

siswa ketika belajar di kelas. Selain itu, guru juga dapat memberikan contoh

gambar atau tayangan yang nyata sesuai dengan bahasannnya.

2. Untuk siswa, pembelajaran dengan multimedia presentasi dapat meminimalisir

kejenuhan belajar karena dengan fasilitas multimedia dapat dibuat selingan

berupa tayangan yang berhubungan dengan materi yang sedang dipelajari.

3. Untuk peneliti selanjutnya, sebaiknya melakukan pengkajian penggunaan

media audio visual sebagai alat pembelajaran pada mata diklat lainnya, dengan

jumlah sampel dan populasi yang lebih besar, dan rentang waktu penelitian

lebih panjang. Sehingga dapat benar-benar menilai efektivitas penggunaan

(26)

4. Banyak faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa, media merupakan

salah satu dari sekian banyak faktor tersebut. Untuk peneliti selanjutnya dapat

pula melakukan penelitian peningkatan prestasi belajar dengan memperhatikan

faktor-faktor lainnya. Sehingga dapat diketahui faktor yang mendominasi

prestasi belajar siswa di SMK Negeri I Sumedang

5. Selain melakukan inovasi media pembelajaran yang digunakan, guru juga bisa

menerapkan berbagai model pembelajaran yang berkembang saat ini. Sehingga

pembelajaran tidak hanya menggunakan model ceramah yang monoton dan

(27)

Dede Heriadi, 2012

Penerapan Metode Belajar Dengan Media Audio Visual Pada Mata Pelajaran Ilmu Bahan Bangunan Di Smk Negeri 1 Sumedang

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

DAFTAR PUSTAKA

Abdulhak, I. (2003). Media Pembelajaran dan Peranannya Dalam Meningkatkan

Mutu Pendidikan. Bandung : JPTM FPTK UPI.

Ali, M. (1984). Guru dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru

Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Rineka Cipta

Arsyad, A. (2005). Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Basuki W dan Mukti Farida, (1991/1992). Media Pengajaran. Jakarta : Depdikbud

Dewi S., N. (2004). Pembuatan Media Audio Visual Pengantar Praktikum Fisika

Dasar I dalam Upaya Meningkatkan Efektivitas Praktikum Fisika Dasar I. Skripsi pada FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Dimyati, dan Mujiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta

Hake. (1998). Interactive Engagment Methods in Inroductory Mechanic Course. Tersedia [online] http://physics.indana/edu/sad/IEM_2bfdf (6 Feb 2010)

Hamalik, O. (1998). Media Pendidikan. Bandung: PT Cipta Adya Bakti

Heinich & Molenda. (2005). Instructional technology and media for learning 8th

edition. New Jersey : Pearson

Ibrahim, R., dkk. 2002. Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia.

Miarso, Y.H. (1984). Teknologi Komunikasi Pendidikan, Jakarta : CV. Rajawali

(28)

Dede Heriadi, 2012

Penerapan Metode Belajar Dengan Media Audio Visual Pada Mata Pelajaran Ilmu Bahan Bangunan Di Smk Negeri 1 Sumedang

Universitas Pendidikan Indonesia | Repository.Upi.Edu

Muhibinsyah. (1995). Psikologi pendidikan:suatu pendekatan baru. Bandung: RRK

Nasution. (1990). Didaktik asas-asas mengajar. Bandung: Jemars

Nurhadi. (2005). Kurikulum 2004: Pertanyaan dan Jawaban. Jakarta: Grasindo

Roestiyah N. K. (1988). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:Bina Aksara

Rohani, A. (1997) Media Instruksional Pendidikan Edukatif. Jakarta : Rineka Cipta

Sadiman. (2002). Media Pendidikan : Pengaertian, Pengembangan dan.

Pemanfaatannya. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada

Sudjana, N. (2005). Penilaian Hasil Proses Balajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Sudjana, N. dan Rivai, A. (2002). Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Suherlan, Ase (2006). Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung : FIP UPI

Supriatna, D. (2009). Pengenalan Media Pembelajaran. Jakarta : Depdiknas

Proyek Pengembangan Teknologi Pendidikan. (2004). Pengantar Model

Pemelajaran (Perangkat Riset Dasar) 01. Bandung: Tim Riset Balai

Pengembangan Teknologi Pendidikan.

Surakhmad, W. (1982). Pengantar Interaksi Mengajar-Belajar, dasar dan teknik

metodologi pengajaran. Bandung; Tarsito

Wahyudin, D., Supriadi, dan Abdulah, I. 2006. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Universitas Terbuka

Gambar

Gambar Bangunan tentang penerapan metode belajar dengan menggunakan
Gambar 4.1 : Siswa sedang mengerjakan soal Pretest
Gambar 4.2 : Suasana belajar di kelas kontrol
Gambar 4.3 : Suasana belajar di kelas eksperimen
+7

Referensi

Dokumen terkait

Khusus hukum waris Islam yang ternyata diterima dan dikehendaki berlakunya oleh umat Islam di semua daerah yang telah diteliti oleh BPHN dan Fakultas Hukum UI pada tahun 1977-1979,

Konkretisasi dari pandangan ini selanjutnya disebut sebagai usaha transformasi (taqnin) hukum Islam ke dalam bentuk perundang-undangan. Di antara produk undang-undang dan

Sebagaimana diyakini bahwa Islam adalah agama universal yang mengatur semua aspek kehidupan manusia, sehingga lahirlah beberapa organisasi Islam di Indonesia seperti

497.500.000,- (Empat ratus sembilan puluh tujuh juta lima ratus ribu rupiah) Tahun Anggaran 2016, maka bersama ini kami Kelompok Kerja Konstruksi Unit Layanan Pengadaan Barang /

[r]

[r]

[r]

dirasakan anak-anak usia prasekolah saat dilakukan tindakan pemasangan infus. yang dirawat di