PENERAPAN TEKNIK PERMAINAN SCRAMBLE UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG MENGARTIKAN SIMBOL-SIMBOL
PADA PETA KABUPATEN SUMEDANG DALAM PEMBELAJARAN IPS DI KELAS IV SDN TEGALKALONG II
KECAMATAN SUMEDANG UTARA KABUPATEN SUMEDANG
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh
SENJA TRIANI
1010313
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
KECAMATAN SUMEDANG UTARA KABUPATEN SUMEDANG
Oleh SENJA TRIANI
1010313
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH Pembimbing I,
Drs. H. DADANG KURNIA, M.Pd. NIP. 195605021981111001
Pembimbing II,
Drs. DADAN DJUANDA, M.Pd. NIP. 196311081988031001
Mengetahui,
Ketua Program Studi PGSD S1 Kelas
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
KAMPUS SUMEDANG
PRODI PGSD GURU KELAS
Yang bertanda tangan di bawah ini, kami penguji Skripsi Program Studi
PGSD Guru Kelas 2012/2013, menerangkan bahwa :
Nama : SENJA TRIANI
NIM : 1010313
Judul : PENERAPAN TEKNIK PERMAINAN SCRAMBLE UNTUK
MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG
MENGARTIKAN SIMBOL-SIMBOL PADA PETA KABUPATEN SUMEDANG DALAM PEMBELAJARAN IPS DI KELAS IV SDN TEGALKALONG II KECAMATAN SUMEDANG UTARA KABUPATEN SUMEDANG
Benar-benar telah memperbaiki naskah Skripsi sesuai dengan saran pada
waktu Ujian Sidang.
Waktu Perbaikan, Penguji I
Drs. Dadan Djuanda, M.Pd. NIP. 196311081988031001
Waktu Perbaikan, Penguji II
Maulana, M.Pd. NIP. 198001252002121002
Waktu Perbaikan, Penguji III
Julia, M.Pd.
NIP. 198205132008121002
Mengetahui :
Ketua Program Studi PGSD S1 Kelas UPI Kampus Sumedang
PEMAHAMAN SISWA TENTANG MENGARTIKAN SIMBOL-SIMBOL PADA PETA KABUPATEN SUMEDANG DALAM PEMBELAJARAN
IPS DI KELAS IV SDN TEGALKALONG II KECAMATAN SUMEDANG UTARA
KABUPATEN SUMEDANG
Oleh SENJA TRIANI
1010313
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH :
Penguji I
Drs. Dadan Djuanda, M.Pd. NIP. 196311081988031001
Penguji II
Maulana, M.Pd. NIP. 198001252002121002
Penguji III
Julia, M.Pd.
NIP. 198205132008121002
Mengetahui
Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar S-1 Kelas UPI Kampus Sumedang
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Penerapan Teknik Permainan Scaramble untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Tentang
Mengartikan Simbol-Simbol Pada Peta Kabupaten Sumedang dalam Pembelajaran
IPS di Kelas IV SDN Tegalkalong II Kecammatan Sumedang Utara Kabupaten Sumedang” ini berseta isinya adalah benar karya saya sendiri. Saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai
dengan etika keilmuan.
Atas pernyataan ini saya siap menanggung risiko/sanksi yang dijatuhkan
kepada saya apabila dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap
etika keilmuan dalam karya saya ini. Hal yang sama pula, apabila dikemudian hari
ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.
Sumedang Januari 2013 Yang Membuat Pernyataan
vii
2. Tujuan Pembelajaran IPS ... 13
3. Metode Pembelajaran IPS ... 15
4. Hakikat Pendidikan IPS ... 17
5. Konsep dan Pembelajaran IPS ... 18
6. Pengembangan Pendidikan IPS di SD ... 19
a. Pengembangan Materi Pendidikan IPS di SD ... 19
b. Materi Proses dalam Pendidikan IPS ... 19
c. Pengembangan Kurikulum IPS di SD ... 20
7. Hakikat Penilaian Hasil Belajar IPS ... 21
8. Jenis-jenis Alat Penilaian ... 22
a. Penilaian lisan ... 23
b. Panilaian Tindakan atau Perbutan ... 23
B. Peta ... 24
1. Pengertian Peta... 24
2. Peta Berdasarkan Isi ... 25
3. Peta Berdasarkan Bentuknya ... 26
viii
C. Simbol-simbol pada Peta ... 28
1. Simbol Peta Berdasarkan Bentuknya ... 28
2. Simbol Peta Berdasarkan Sifatnya ... 29
D. Permainan Scramble ... 29
1. Pengertian Permainan ... 29
2. Pengertian Scramble ... 30
3. Beberapa Macam Bentuk Scramble ... 30
E. Teknik Penelitian Tindakan Kelas ... 32
1. Pengertian Teknik Penelitian Tindakan Kelas ... 32
2. Tujuan Teknik Penelitian Tindakan Kelas ... 33
F. Temuan Relevan ... 33
D. Prosedur penelitian tindakan ... 43
1. Tahap perencanaan tindakan ... 43
2. Tahap pelaksanaan tindakan ... 43
a. Tahap awal pembelajaran ... 43
b. Tahap kegiatan inti ... 43
c. Tahap akhir ... 44
3. Tahap observasi tindakan ... 44
4. Tahap analisis dan refleksi tindakan ... 45
E. Instrument penelitian ... 46
1. Pedoman observasi ... 46
2. Pedoman wawancara ... 46
3. Tes Hasil Belajar Siswa ... 47
4. Catatan Lapanagan ... 47
F. Teknik pengolahan data dan analisis data ... 48
1. Teknik pengolahan data ... 48
a. Teknik pengolahan proses ... 48
1. Kinerja guru ... 49
2. Aktifitas siswa ... 49
b. Teknik pengolahan data hasil ... 49
2. Analisis data ... 51
G. Validasi data ... 52
1. Triangulasi ... 52
2. Member Check ... 53
ix
a. Paparan Data Perencanaan Siklus I ... 57
b. Paparan Data Proses Siklus I ... 58
c. Paparan Data Hasil Siklus I ... 64
d. Analisis dan Refleksi Siklus I ... 65
2. Paparan Data Tindakan Siklus II ... 69
a. Paparan Data Perencanaan Siklus II ... 69
b. Paparan Data Proses Siklus II ... 70
c. Paparan Data Hasil Siklus II ... 76
d. Analisis dan Refleksi Siklus II ... 78
C. Paparan Pendapat Siswa dan Guru ... 81
1. Paparan Pendapat Siswa ... 81
2. Paparan Pendapat Guru ... 82
D. Pembahasan ... 83
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 89
B. Saran ... 92
DAFTAR PUSTAKA ... 93
LAMPIRAN ... 95
RIWAYAT HIDUP ... 177
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
3.1 Denah SDN Tegalkalong II Kecamatan Sumedang Utara
Kebupaten ... 36
3.2 Model Desain Kemmis & Mc. Taggart (Wiriaatmadja, 2005:106) ... 42
4.1 Hasil Observasi Kinerja Guru ... 86
4.2 Hasil Observasi Aktivitas Siswa ... 87
xi
Tabel Halaman
3.1 Data siswa keseluruhan SDN Tegalkalong II Kecamatan
Sumedang Utara Kabupaten Sumedang ... 37
3.2 Daftar tenaga pengajar SDN Tegalkalong II Kecematan
Sumedang Utara Kabupaten Sumedang ... 38
3.3 Daftar siswa kelas IVA SDN Tegalkalong II Kecamatan
Sumedang Utara Kabupaten Sumedang ... 39
4.1 Data Awal Hasil Belajar Siswa Pada Kelas IV SDN Tegalkalong II . 56
4.2 Lembar Aktivitas Siswa Siklus I ... 60
4.3 Data Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I ... 63
4.4 Data Hasil belajar Siswa Siklus I pada Siswa Kelas IV SDN Tegalkalong II Siklus I ... 64
4.5 Rangkuman Hasil Observasi Aktivitas Siswa, Kinerja Guru dan Hasil Tes ... 68
4.6 Lembar Aktivitas Siswa Siklus II ... 72
4.7 Data Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II ... 75
4.8 Data Hasil belajar Siswa Siklus II pada Siswa Kelas IV SDN Tegalkalong II ... 77
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
A. Instrumen Penelitian ... 95
1. Format Observasi Kinerja Guru ... 96
2. Format Observasi Aktivitas Siswa ... 101
3. Pedoman Wawancara Guru ... 103
4. Pedoman Wawancara Siswa ... 104
5. Format Catatan Lapangan ... 105
B. Perangkat Pembelajaran ... 106
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ... 107
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ... 114
3. Lembar Kerja Siswa Siklus I ... 121
2. Hasil Wawancara dengan Guru Siklus II ... 133
3. Hasil Wawancara dengan Siswa Siklus I ... 134
4. Hasil Wawancara dengan Siswa Siklus I ... 135
5. Hasil Catatan Lapangan Siklus I ... 136
1. Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I ... 163
2. Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II ... 164
3. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ... 165
4. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ... 167
E. Dokumentasi dan Surat-surat ... 168
1. Dokumentasi ... 169
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Memenuhi tuntutan perkembangan jaman yang semakin maju, aspek
pendidikan diharuskan membingbing dan mengarahkan siswa untuk menjadi
lebih aktif dan kreatif. Salah satu kompenen pendidikan dasar yang diberikan
disekolah adalah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dimana pencapain
keberhasilan pembelajaran terletak pada proses belajar siswa, teori piget
(Sapriya dkk. 2007: 47) menyatakan bahwa :
Proses belajar terjadi apabila siswa belajar aktif. Dimana siswa dapat mengembangkan potensi dirinya melalui penemuan sebab- sebab suatu kejadian disekitarnya, menginteraksi antara fakta dan kehidupan / lingkungannya, sehingga siswa tidak akan asing dengan segala fenomena yang ada di lingkungannya.
Keaktifan siswa hendaklah melibatkan siswa itu sendiri agar secara
langsung belajar dan menemukan sebuah jawaban. Pembelajaran IPS akan
efektif jika dilakukan dalam suasana yang menyenangkan supaya agar siswa
lebih aktif dalam proses pembelajarannya. Agar dapat memenuhi kebutuhan
untuk dapat belajar Ilmu Pengetahuan Sosial dalam suasana yang
menyenangkan, maka guru harus mengupayakan adanya setuasi dan kondisi
yang menyenangkan, strategi belajar yang menyenangkan termasuk teknik
belajar yang menyenangkan yang dapat memotivasi siswa untuk lebih
semangat belajar IPS.
IPS merupakan subjek meter dalam dunia pendidikan di negara kita,
yang diarahkan bukan hanya kepada pengembangan penguasaan ilmu-ilmu
sosial, tetapi juga sebagai materi yang dapat mengembangkan komunikasi dan
tanggung jawab, baik sebagai individu, sebagai warga masyarakat maupun
sebagai warga dunia.
Tujuan IPS yang diberikan pada jenjang persekolahan adalah
memperkenalakan siswa kepada pengetahuan tentang kehidupan masyarakat
2
manusia secara sistimatis yang dapat mendidik siswa dalam mengembangkan
pengetahuan, sikap, dan keterampilan agar dapat mengambil bagian secara
aktif dalam kehidupan kelak sebagai anggota masyarakat dan warga negara
yang baik.
Sapriya, dkk. (2007: 39) mengemukakan bahwa :
Di dalam kerangka tujuan IPS serta dikaitkan dengan tujuan pendidikan itu sendiri, termasuk di dalamnya missi pembelajaran yang mengacu kepada penanaman nilai dan pengembangan sikap yang akhirnya bermuara pada perubahan tingkah laku sosial sebagai warga negara/masyarakat.
Guru sebagai pengembang kurikulum di sekolah, dituntut untuk
memiliki kesadaran dan kemampuan dalam mengembangkan pendekatan
penanaman nilai pada siswa. Kesungguhan serta keikhlasan sumber daya yang
ada di sekolah, diharapkan mampu mengeliminasi nilai-nilai buruk/negatif
yang ada di masyarakat. Melalui kegitan pembelajaran dan proses pendidikan
secara bermakna dapat menjadi pendorong pengembangan nilai-nilai positif
dan konstruktif yang ada di masyarakat.
Berdasarkan pemikiran di atas, nyatalah bahwa seorang guru memegang
peranan penting dalam proses belajar mengajar di kelas. Karena guru adalah
model tempat siswa beridentifikasi.“Hal ini berarti pula bahwa pola
kepribadian guru haruslah matang, sehat, dan beraturan.” Kartadinata
(Sapriya, dkk 2007: 92).
Selain itu untuk dapat melakukan proses pembelajaran yang baik agar
siswa mampu mengembangkan kemampuannya secara optimal maka guru
dituntut untuk harus menerapkan strategi dan metode pembelajaran yang
cocok dan sesuai dengan materi yang diajarkan.
Pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan ditentukan oleh proses
belajar mengajar yang di alami siswa sesuai dengan pengetahuan, sikap, dan
keterampilan dan krakteristik khas anak usia sekolah dasar. Di kemukakan
sekolah dasar dapat berhasil dengan baik apabila mengacu dari ketiga aspek
ranah tersebut.
Oleh karena itu, guru harus menyesuaikan materi yang akan diajarkan
dengan krakteristik siswa yang berada pada tahap operasional konkret dengan
teknik-teknik pembelajaran yang menarik siswa untuk minat belajar, yaitu
meskipun sudah bisa berpikir logis namun pada kenyataannya tetap dibantu
dengan media yang mendukung dan bisa memperjelas dalam penyampaian
materi ajar sehingga pemahaman tentang sesuatu konsep tetap ada pada
ingatan siswa.
Menurut KTSP mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial ( IPS ) kelas IV,
salah satu indikator yang harus di kuasai oleh siswa kelas IV Sekolah Dasar
adalah siswa di harapkan dapat mengetahui arti simbol-simbol pada peta Kab.
Sumedang , selain itu juga siswa di harapkan melalui simbol-simbol pada peta
dapat menemutunjukan jumlah kecematan di Kab. Sumedang. Sehingga
nantinya siswa dapat mengetahui arti simbol-simbol yang terdapat pada peta
wilayah Kab.Sumedang dengan hal tersebut siswa juga mengetahui beberapa
jumlah kecamatan yang ada di wilayah Kab. Sumedang.
Berdasarkan observasi pada tanggal 16 Agustus 2012 yang peneliti
laksanakan di kelas IV , SDN Tegalkalong II Kecamatan Sumedang Utara
Kabupaten Sumedang, ditemukan permasalahan yaitu siswa tidak dapat
mengetahui arti simbol-simbol pada peta wilayah Kab. Sumedang sehingga
siswa tidak dapat menemutunjukan beberapa kecamatan di Kab. Sumedang.
Setelah dianalisis dalam pembelajaran peta lingukangan setempat dapat
dikatakan sebagai berikut :
1. Kinerja Guru
a. Pembelajaran berpusat pada guru, jadi siswa tidak terlibat langsung.
b. Guru masih menggunakan metode ceramah dalam mengajarakan materi
pembelajaran tanpa menggunakan metode lain.
c. Guru tidak memberikan penjalasan materi terlebih dahulu yang
mendukung dalam pembelajaran peta lingkungan setempat, misalnya saja
4
d. Pengunaan media kurang tepat karena tidak sesuai dengan pokok
pembahasan dalam pembelajaran yang seharusnya menggunkan peta Kab.
Sumedang disini menggunakan pata Negara Indonesia.
e. Guru langsung memberikan tugas tanpa menggali lebih jauh tentang
pemahaman siswa dalam pembelajaran peta lingkungan setempat.
2. Aktivitas Siswa
a. Siswa tidak termotivasi untuk mengikuti pembelajaran tentang materi peta
lingkungan setempat karena pembelajaran yang diberikan guru masih
bersifat konvensional dan berjalan secara monoton tanpa ada variasi
metode atau teknik pembelajaran yang diberikan.
b. Siswa merasa kesulitan dalam mengeikuti pembelajaran dikaranakan
penggunaan media yang tidak tepat dalam proses pembelajaran
berlangsung.
c. Kurang memahami pengertian tentang simbol-simbol pada peta
lingkungan setempat (kabupaten/kota) seperti wilayah Kab. Sumedang,
sehingga hasil pembelajaran tidak tercapai pada tujuan.
Dari hasil observasi awal mengenai pembelajaran tentang materi pata
wilayah Kab. Sumedang yang dilaksanakan pada tanggal 16 Agustus 2012 di
kelas IV SDN Tegalkalong II Kecamatan Sumedang Utara Kabupaten
Tabel 1.1
dipersentasekan sebesar 75%. Siswa yang di katakan tuntas jika mencapai
batas ketuntasan menurut KKM yaitu 70.
Melihat hasil tersebut dapat di simpulkan bahwa kemampuan siswa
dalam pembelajaran IPS tentang materi peta lingkungan setempat masih
sangat rendah terutama tantang simbol-simbol pada peta Kab.Sumedang. Hal
6
paket IPS saja tanpa menggunakan alat bantu, teknik belajar yang tidak tepat
dan media pembelajaran yang tidak mendukung.
Proses pembelajaran berpusat pada guru siswa tidak terlibat langsung
secara aktif, sehingga siswa tidak termotivasi dan pembelajaran kurang
menarik perhatian siswa. Oleh karena itu hasil belajar yang dicapai siswa
kurang sesuai dengan yang diharapkan. Untuk mengatasi hal tersebut penulis
mengambil tindakan agar membentuk siswa untuk lebih aktif dan kreatif
dalam menciptakan pembelajaran yang menarik, maka perlu adanya model
pembelajaran yang dapat meningkatkan pemahaman dan keaktifan siswa.
Salah satunya adalah model pembelajaran permainan scramble.
Kelebihan permainan scramble dapat mendorong pemahaman siswa
terhdap materi pelajaran dan diharapkan siswa bisa termotivasi dengan belajar
yang menyenangkan.
Dari uraian di atas maka penulis menentukan judul dengan metode
penelitian tindakan kelas (PTK) yaitu “Penerapan Teknik Permainan Scramble
untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa tentang Mengartikan Simbol-simbol
pada Peta Kabupaten Sumedang dalam Pembelajaran IPS di kelas IV SDN
Tegalkalong II.
B. Perumusan Masalah Dan Pemecahan Masalah 1. Perumusan Masalah
Setelah melakukan penelitian dan tes awal, maka peneliti merumuskan
permasalahan sebagai berikut :
a. Bagaimana perencanaan penerapan teknik permainan scramble untuk
meningkatkan pemahaman siswa tentang mengartikan simbol-simbol
pada peta Kab. Sumedang dalam pembelajaran IPS di kelas IV SDN
Tegalkalong II meliputi aktivitas siswa dan guru?
b. Bagaimana aktivitas siswa dalam pelaksanaan penerapan teknik
permainan scramble untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang
mengartikan simbol-simbol pada peta Kab. Sumedang dalam
c. Bagaimana kinerja guru dalam pelaksanaan penerapan teknik permainan
scramble untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang mengartikan simbol-simbol pada peta Kab. Sumedang dalam pembelajaran IPS di
kelas IV SDN Tegalkalong II?
d. Bagimana hasil pemahaman yang di capai oleh siswa setelah
diterapkannya teknik permainan scramble tentang mengartikan
simbol-simbol pada peta Kab. Sumedang dalam pembelajaran IPS di kelas IV
SDN Tegalkalong II meliputi aktifitas siswa dan guru?
2. Pemecahan Masalah
Untuk mmengatasi masalah yang telah di kemukakan tadi maka di
perlukan sebuah model pembelajaran atau suatu teknik yang bisa membuka
pemahaman siswa tentang mengartikan simbol-simbol pada peta Kab.
Sumedang. Dalam hal ini peneliti mencoba menggunakan teknik permainan
scramble.Soeparno ( 1988: 77 ) menyatakan bahwa : “Penerapan teknik permainan scramble ini berupa aktivitas menyusun kembali suatu struktur
bahasa atau susunan huruf-huruf dalam suatu kata yang semula memang sudah
dikacau balaukan terlebih dahulu”.
Adapun pendapat lain dari teknik permainan scramble yaitu dari Suyanto
(2011) menyatakan bahwa :”Penerapan teknik permainan scramble
merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang di sajikan dalam
bentuk kartu untuk meningkatkan pemahaman dan kreativitas siswa yang
menyenangkan”.
Melalui penerapan teknik permainan scramble siswa dapat mengetahui
secara langsung pengertian simbol-simbol pada peta dan memudahkan siswa
untuk menjawab. Selain itu, melalui penerapan teknik permainan scramble,
siswa mampu berpikir kritis, memiliki keterampilan sosial, dan meningkatkan
motivasi.
Teknik scramble merupakan salah satu metode mengajar dengan
membagiakan lembar soal dan lembar jawaban yang disertai dengan arternatif
jawaban yang tersedia di harapkan siswa termotivasi dalam belajar sehingga
8
Adapun tahapan-tahapan dalam penerapan teknik permaianan scramble
di antaranya:
1. Membuat kartu soal sesuai dengan materi ajar
2. Membuat kartu jawaban dengan diacak
3. Menyajikan materi ajar pada siswa
4. Membagikan kartu soal dan kartu jawaban pada kelompok
5. Siswa berkelompok mengerjakan kartu soal
6. Siswa mencari jawaban untuk setiap soal-soal dalam kartu soal
Model pembelajaran teknik permainan scramble mempunyai kelebihannya antara lain :
1. Memudahkan siswa untuk menemukan jawaban
2. Mendorong siswa untuk mengerjakan soal tersebut, karena jawaban telah
tersedia
3. Semua siswa terlibat
4. Kegitan tersebut dapat mendorong pemahaman siswa terhadap materi
pelajaran
Melalui penerapan teknik permainan scramble ini diharapkan siswa
dapat memahami tentang arti simbol-simbol pada peta dan kegunaannya.
Sehinga dengan begitu siswa akan tahu lambang simbol-simbol pada peta.
Berdasarkan hal tersebut peneliti berkeyakinan bahwa melalui penerapan
teknik permainan scramble akan meningkatkan kreativitas siswa yang
menyenangkan dan akan tercapainya tujuan pembelajaran yang di inginkan.
Untuk melakukan tindakan dalam memecahkan masalah siswa tentang
mengartikan simbol-simbol pada peta tersebut melalui teknik permainan
scramble dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan diberikan tentang
materi peta wilayah lingkungan setempat pada peta Kab. Sumedang
sebagai media pembelajaran.
2. Siswa dibagi menjadi lima kelompok dimana masing-masing kelompok
3. Setiap kelompok dibagi sebuah kartu soal dan kartu jawaban berupa
huruf-huruf sebagai jawaban
4. Siswa tiap kelompoknya mengisi soal dan jawaban yang telah tersedia
namun jawaban dituliskan dengan susunan acak, jadi siswa mengoreksi
(membolak-balik huruf) tersebut
5. Jawaban yang benar telah tersedia pada kartu berupa kalimat sebagai
jawaban yang tepat/benar
6. Setelah siswa tiap kelompoknya menemukan jawaban pada kartu tersebut
lalu tempelkan jawaban tersebut pada lembar jawaban
7. Setelah selesai mengerjakan tiap kelompok yang cepat menyelesaikan
permaianan tersebut maka kelompok itulah yang jadi pemenang dan
dikasih penghargaan.
8. Siswa secara individual diberikan suatu evaluasi berupa soal yang harus
di isi dengan jawaban yang benar.
Adapun dalam penelitiantindakan kelas ini peneliti membuat target
sebagai berikut :
1. Target Proses
a. Target kinerja guru
Dalam target proses pembelajaran meliputi analisis kinerja guru sikap
dan prilaku guru dalam melaksanakan pembelajaran yang meliputi:
kegiatan awal, kegitan inti, kegitan akhir, dan evaluasi proses serta
hasil belajar selama pembelajaran berlangsung dengan menggunakan
lembar observasi kinerja guru.
b. Target aktivitas siswa
Dalam penerapan teknik permaianan scramble untuk meningkatkan
pemahan siswa tentang mengartikan simbol-simbol pada peta kab.
Sumedang diharapakan siswa aktif, disiplin dan mampu bekerja sama
selama pembelajaran berlangsung serta mampu menuangkan
10
2. Target Hasil
Acuan yang digunakan dalam target hasil yaitu Kriteria Ketuntasan
Minimal ( KKM ) mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Adapun target
hasil yang ingin dicapai yaitu sebesar 80% atau apabila siswa yang telah
tuntas kurang lebih dari KKM mencapi 16 orang siswa, maka siswa dapat
mengetahui arti simbol-simbol pada peta kab. Sumedang di kelas IV SDN
Tegalkalong II dianggap tuntas.
C. Tujuan Dan Manfaat Peneliti 1. Tujuan Peneliti
Adapun tujuan dilaksanakan peneliti ini adalah sebagai berikut :
a. Mengetahui perencanaan penerapan teknik permainan scramble untuk
meningkatkan pemaham siswa tentang mengartikan simbol-simbol pada
peta Kab. Sumedang dalam pembelajaran IPS di kelas IV SDN
Tegalkalong II.
b. Mengetahui aktivitas siswa dalam pelaksanaan penerapan teknik
permainan scramble untuk meningkatkan pemaham siswa tentang
mengartikan simbol-simbol pada peta Kab. Sumedang dalam pembelajaran
IPS di kelas IV SDN Tegalkalong II.
c. Mengetahui kinerja guru dalam pelaksanaan penerapan teknik permainan
scramble untuk meningkatkan pemaham siswa tentang mengartikan simbol-simbol pada peta Kab. Sumedang dalam pembelajaran IPS di kelas
IV SDN Tegalkalong II.
d. Hasil pemahaman yang dicapai oleh siswa setelah diterapkannya teknik
permainan scramble tentang mengartikan simbol-simbol pada peta Kab.
Sumedang alam pembelajaran IPS di kelas IV SDN Tegalkalong II.
2. Manfaat Hasil Penelitian 1. Bagi Guru
a. Dapat memperluas wawasan dan dapat menciptakan suasana
pembelajaran yang membangkitkan siswa lebih aktif.
2. Bagi Siswa
a. Dapat memotivasi dan meningkatkan minat siswa dalam pembelajaran.
b. Siswa lebih aktif dalam pembelajaran.
3. Bagi Peneliti
Mengetahui sejauhmana dan keberhasilan dalam penerapan teknik
permainan scramble untuk meningkatkan pemaham siswa tentang
mengartikan simbol-simbol pada peta Kab. Sumedang.
D. Batasan Istilah
Berdasarkan permasalahan di atas, maka definisi oprasionalnya dapat
diuraikan sebagai berikut :
1. Penerapan adalah suatu perbuatan memperaktekan suatu teori, metode, dan
hal lain. (Kamus Besar Bahasa Indonesia).
2. Teknik permainan scramble adalah permainan berupa aktivitas menyusun
kembali suatu struktur bahasa atau huruf-huruf dalam suatu kata dalam
bentuk kartu yang semula memang sudah dikacau-balaukan terlebih
dahulu. (Soeparno, 1987: 77).
3. Simbol-simbol pada peta ialah gambar yang digunakan untuk mewakili
objek-objek dalam peta. Misalnya simbol untuk danau, sungai, jalan, rel
kerata, ibu kota provinsi, batas Kabupaten dan sebagainya. ( Hisnu, dkk,
35
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi penelitian
Lokasi penelitiannya di SDN Tegalkang II yang terletak di Jln. 11 April
No. 56 kelurahan Talun Kecamtan Sumedang Utara Kabupaten Sumedang.
Adapun alasan di pilihnya SDN Tegalkalong II sebagai lokasi penelitian
diantaranya adalah sebagai berikut :
1) Masih adanya sejumlah masalah yang dihadapi oleh praktisi belajar
mengajar, khususnya dalam pembelajaran tentang mengartikan
simbol-simbol peta. Sehingga peneliti mencari arternatif terbaik untuk
meningkatkan kemampuan siswa tentang mengartikan simbol-simbol pada
peta.
2) Sekolah tersebut merupakan tempat peneliti bertugas, sehingga hal ini
mempermudah dalam pengumpulan data yang diperlukan dan jalur
birokrasi yang harus ditempuh tidak terlalu sulit.
3) Peneliti lebih hafal terhadap sifat, karakter dan kebiasaan siswa yang
selama ini di anggap bermasalah, serta mempermudah peneliti untuk
memantau, merevisi dan mencari data-data yang diperlukan selama
penelitian.
Untuk lebih jelasnya, berikut akan dipaparkan kondisi lokasi penelitian
yang digunakan.
a. Denah Sekolah
U
E
Lapangan Upacara
Gerbang
Gambar 3.1
Denah SDN Tegalkalong II
Kecamatan Sumedang Utara Kabupaten Sumedang Keterangan :
A = Ruang Guru
B = Ruang UKS
C = Ruang untuk kelas I dan kelas V A
D = Ruang untuk kelas II dan kelas V B
E = Kantin Sekolah
F = WC Guru
G = WC Siswa
H = Ruang untuk kelas III A dan kelas IV A
I = Ruang untuk kelas III B dan kelas IV B
J = Ruang untuk kelas VI C
K = Ruang untuk kelas VI B E
F
G
A B C D
37
L = Ruang untuk kelas VI A
b. Keadaan Siswa
Secara umum pada tahun ajaran 2011/2012 SDN Tegalkalong II
memiliki siswa dengan jumlah seluruhnya 320 orang siswa, dimana terdiri
dari 161 orang siswa laki-laki dan 159 orang siswa perempuan. Untuk lebih
lengkapnya dapat dilihat pada Tabel di bawah ini
Tabel 3.1
Data Siswa Keseluruhan SDN Tegalkalong II Kecamatan Sumedang Utara Kabupaten Sumedang
orang guru, dimana terdiri dari satu kepala sekolah, 11 orang guru kelas, dua
guru agama, dua oaring guru penjas, dan enam orang tenaga honorer. Selain
tenaga pengajar ada satu orang penjaga sekolah yang bertugas di sekolah ini.
Tabel 3.2
Daftar Tenaga Pengajar SDN Tegalkalong II Kecamatan Sumedang Utara Kabupaten Sumedang
8 Ika Roswati, Amd.Pd. 196401221984102001 IV/A Gr.penjas II,IV,VI
9 Siti Mardiah, Amd.Pd. 195801271986032003 IV/A Gr. PAI I-III
Adapun waktu yang digunakan untuk penelitian yaitu sekitar enam bulan
mulai bulan Agustus sampai dengan bulan Januari 2013. Adapun praktik
penelitian tindakan kelas ini terdiri dari beberapa siklus yaitu antara satu, dua
sampai tiga siklus. Banyaknya siklus yang digunakan tergantung dari
tercapainya tingkat keberhasilan hasil dan proses pembelajaran.
B. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IVA SDN Tegalkalong II
tahun ajaran 2012/2013 yang berjumlah 20 orang siswa yang terdiri dari 10
39
dipilihnya kelas IVA, dikarenakan kemapauan siswa kelas IVA lebih rendah
dibandingkan dengan siswa kelas IVB terutama pada materi tentang
mengartikan simbol-simbol pada peta. Latar kehidupan sosial ekonomi orang
tua siswa, rata-rata kelas menengah ke bawah dan sebagian besar mata
pencahariannya adalah sebagai pedagang dan buruh, sedangkan latar belakang
pendidikan orang tua siswa, sebagian besar lulusan SLTA.
Adapun pemilihan subjek peneliti di kelas IVA ini dengan pertimbangan
bahwa tingkat kemampuan dalam mengartikan simbol-simbol pada peta siswa
kelas IV SDN Tegalkalong II masih sangat rendah, yang meliputi kurang
mampu atau kurang mengetahui tantang arti dari simbol-simbol pada peta.
Untuk lebih lengkapnya data nama siswa yang menjadi subjek dalam
penelitian tindakan kelas ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 3.3
C. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
tindakan kelas (PTK) kerena kegiatan penelitian ini bertujuan untuk
memperbaiki berbagai persoalan nyata dan praktis dalam meningkatkan mutu
pembelajaran dikelas yang dialami langsung dalam interaksi antara guru
dengan siswa yang sedang belajar.
Suhardjono (Arikunto Suharsimi, dkk, 2010: 61) menyatakan bahwa “Tujuan PTK meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran, mengatasi masalah pembelajaran, meningkatkan profesionalisme, dan menumbuhkan budaya akedemik”.
Beberapa ahli telah mengemukakan tentang penelitian tindakan kelas
(PTK), diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Menurut Ebbut (Wiriaatmadja, 2005: 12) “Penelitian tindakan kelas adalah
kajian sistematik dari upaya perbaikan pelaksanaan praktek pendidikan
oleh sekelompok guru dengan melakuakan tindakan-tindakan dalam
pembelajaran, berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil dari
tindakan-tindakan tersebut”.
b. Menurut Suhardjono (Arikunto, dkk, 2006: 58) “Penelitian tindakan kelas
adalah penelitian tindakan yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki
mutu praktek pembelajaran di kelasnya.”
Berkaitkan dengan penelitian tindakan kelas, Wiriatmadja (2005:12)
menyimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas adalah bagimana sekelompok
guru dalam mengorganisasikan kondisi praktik pembelajaran dan belajar dari
pengalaman mereka sendiri sehingga dapat mencobakan suatu gagasan
41
Dengan mengacu pada beberapa pendapat di atas, maka dapat di
simpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan bentuk penelitian yang
dilakukan di kelas dengan tujuan untuk memperbaiki atau mrningkatkan
praktik pembelajaran, sehingga PTK berfokus pada permasalahan praktis,
yaitu permasalahan proses pembelajaran yang terjadi di kelas pada
aspek-aspek pembelajaran seperti suasana kelas yang kurang kondusif, metode
pembelajaran yang kurang tepat, media pembelajaran yang kurang
mendukung, atau sistem penilaian yang tidak sesuai.
Penelitian tindakan kelas ini merupakan suatu bentuk penelitian yang
dilakukan ketika proses belajar mengajar berlangsung yang bersifat reflektif
kolaboratif dengan melakuakan tindakan-tindakan yang tepat dengan subjekyang diteliti adalah siswa. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan
utamanya adalah terjadinya perubahan, perbaikan, dan peningkatkan kualitas
belajar mengajar di kelas.
2. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan penelitian adalah model Kemmis dan
Mc. Targgart (Wiriaatmadja, 2005: 66 ), yaitu model siklus yang dilakukan
secara berulang dan berkelanjutan.
Model ini menghendaki siklus belajar dengan empat kegiatan yaitu
perncanaan tindakan, observasi dan refleksi. Kegiatan ini dilaksanakan setiap
siklus pembelajaran, sampai peneliti dapat mencapai tujuan sesuai dengan
perencanan.
Berikut ini gambar model Kemmis dan Mc.Taggar (Wiriaatmadja,
Gambar 3.2
Model Desain Kemmis & Mc. Taggart (Wiriaatmdja, 2005 : 66)
Permasalahan penelitian ini di fokuskan tentang mengartikan
simbol-simbol pada peta. Siswa kelas IV SDN Tegalkalong II belum sepenuhnya
memahami atau mengetahui tentang simbol-simbol pada peta Kab. Sumedang
dan apa kegunaannya. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, peneliti
merancang model pembelajaran dengan penerapan teknik permainan
scramble.
Pada tahapan tindakan (act), memperkenalkan dan menerapkan teknik
permainan scramble dengan tujuan supaya dapat meningkatkan pemahaman
siswa terhadap simbol-simbol pada peta.
Pada tahapan refleksi (observer), kegiatan siswa dalam penerapan teknik
permainan scramble untuk melihat apa yang sedang terjadi.
Dalam tahap refleksi (reflect), pengelolan kelas yang kurang baik
menyebabkan penerapan teknik permainan scramble kurang lancar
43
Pada siklus berikutnya, perncanaan direvisi dengan memperketat
pengelolaan kelas, supaya siswa dalam penerapan teknik permainan scramble
dapat berjalan dengan baik.
D. Prosedur Penelitian Tindakan 1. Tahap Perencanaan Tindakan
a. Mengadakan penelitian awal untuk megamati permasalahan yang diperlu
dipecahkan
b. Memberikan informasi kepada guru model mengenai cara melakuakan
tindakan sekaligus memperkenalkan langkah-langkah pelaksanaan
pembelajaran dengan penerapan teknik permainan scramble untuk
meningkatkan pemahaman siswa pada peta Kab. Sumedang.
c. Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung dalam pembelajaran.
d. Menyusun rencana pembelajaran dalam teknik permainan scramble.
e. Menyiapkan instrumen pengumpul data yang akan digunakan dalam
pelaksanaan tindakan.
2. Tahap Pelaksanaan Tindakan a. Tahap Awal Pembelajaran
1) Menyipkan berbagai kelengkapan sarana yang mendukung terhadap proses
pembelajaran seprti menyediakan media sebuah peta Kab. Sumedang dan
sebuah kartu soal dan kartu jawaban berupa huruf-huruf sebagai jawaban
2) Mengkondisikan siswa ke dalam pembagian kelompok
3) Mengadakan apersepsi
b. Tahap Kegiatan Inti
1) Menjelaskan materi pelajaran tentang materi peta wilayah lingkungan
setempat pada peta Kab. Sumedang.
2) Memberikan penjelasan tentang teknik permainan scramble dalam
pemahaman siswa terhadap peta Kab. Sumedang. Berikut
tahapan-tahapannya:
3) Sebelumnya siswa di bagi menjadi 5 kelompok dimana masing-masing
4) Setiap kelompok dibagi sebuah kartu soal dan kartu jawaban berupa
huruf-huruf sebagai jawaban
5) Siswa tiap kelompoknya mengisi soal dan jawaban yang telah tersedia
namun jawaban dituliskan dengan susunan acak, jadi siswa mengoreksi
(membolak-balik huruf) tersebut
6) Jawaban yang benar telah tersedia pada kartu berupa kalimat sebagai
jawaban yang tepat/benar
7) Siswatiap kelompoknya menemukan jawaban pada karu tersebut lalu
ditempelkan jawaban tersebut pada lember jawaban
8) Dalam permainan ini ditentukan dengan waktu yang disediakan jadi siswa
tiap kelompoknya memperhatikan waktu yang telah ditentukan
9) Permainan diakhiri setelah jawaban terpasang atau setelah semua
permainan tidak dapat memasang lagi jawaban-jawaban yang masih
dipegangnya. Yang dinyatakan sebagai pemenangnya adalah pemain yang
dapat menyebutkan kata sandi yaitu berhasil…berhasil…..horee…!
10) Siswa secara individual diberikan suatu evaluasi berupa soal yang harus
di isi dengan jawaban yang benar
c. Tahap Kegiatan Akhir
1) Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari
2) Melaksanakan evaluasi
3. Tahap Observasi Tindakan
Observasi yaitu melakuakan pengamatan dan mencatat semua hal yang
diperlukan yang terjadi selama pelaksanaan sedang berlangsung. Adapun
kegiatan tersebut pada waktu praktisi melaksanakan pembelajaran dan peneliti
mengadakan pengamtan dengan menggunakan alat pengumpul data yang telah
disiapkan. Tujuan dari observasi ini untuk mengetahui kinerja guru dalam
pembelajaran menerapan teknik permainan scramble. Serta keterlibatan
aktivitas siswa dalam pembelajaran. Hal ini dimaksudkan mengumpulkan atau
merekam data baik melalui observasi maupun catatan lapangan yang lengkap
45
4. Tahap Analisis dan Refleksi Tindakan a. Tahap Analisis Tindakan
Tahapan analisis merupakan tahap di mana peneliti melakukan
pemeriksaan terhadap semua informasi yang telah dikumpulkan pada tahap
observasi, wawancara, dan catatan lapangan. Informasi yang telah
dikumpulkan, selanjutnya diuji dan dibandingkan dengan pengalaman
sebelumnya. Kemudian dikaitkan dengan teori-teori tertentu atau hasil
penelitian yang relevan.
b. Tahap Releksi
Tahap ini merupakan pengkajian data yang telah diperoleh saat
observasi. Peneliti dan teman sejawat melakukan analisis, interprestasi dan
evaluasi atas data yang berhasil diperoleh melalui kegiatan observasi. Data
yang diperoleh dipahami, diuji, dicarikan keterkaitannya dengan teori yang
relevan. Data yang sudah dianalisis-sintesis tersebut kemudian melalui proses
refleksi ditarik kesimpulan yang tepat dan akurat.
Hasil tahap refleksi ini dilanjutkan dengan merumuskan rencana
tindakan selanjutnya yang merupakan perbaikan dan penyempurnaan dari
tindakan sebelumnya. Merumuskan bagian yang perlu mendapat perhatian
lebih sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik. Intinya yaitu
merancang pembelajaran dengan merumuskan hal-hal yang belum ada
sebelumnya yang dirasakan dapat membentu menyelesaikan permasalahan.
Langkah-langkah dari kegiatan analisis dan kegiatan refleksi ini adalah
sebagai berikut :
1) Analisis, sintesis dan interpretasi terhadap informsi yang diperoleh dari
pelaksanaan tindakan.
2) Melakuakan evaluasi hadap keberhasilan dan pencapaian tujuan tindakan.
3) Memperbaiki proses pembelajaran yang telah di laksanakan dan pelayanan
E. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini pengumpulan dan mengenai pelaksanaan dan hasil
dari program tindakannya akan dilakuakan dengan menggunakan beberapa
instrument penelitian sebagai berikut :
1. Pedoman Observasi
Pedemoan observasi adalah pedemoan yang digunakan ketika observasi
yang di dalamnya berisi aspek-aspek yang akan diamti pada saat observasi.
Pedemoman observasi merupakan alat dari teknik observasi.Sedangkan
Wiriaatmadja (2005: 104) menyatakan bahwa “ observasi adalah tindakan yang merupakan penafsiran dari teori “. Kegiatan tersebut berkenaan dengan cara guru mengajar dan siswa belajar.
Observasi atau pengamatan dilakuakan untuk mengetahui kinerja guru
dan aktivitas siswa pada waktu penerapan teknik permainan scramble untuk
meningkatkan pemahaman siswa tentang mengartikan simbol-simbol pada
peta Kab. Sumedang dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di
kelas IV SDN Tegalkalong II. Ketika pembelajaran, kinerja guru diamati dan
dinilai. Karena penerapan teknik permainan scramble ini sangat tergantung
dari kegiatan guru dalam menyajikan materi dan mengarahkan siswa dalam
bekerja sama saat melakukan teknik permainan scramble untuk mengartikan
simbol-simbol pada peta. Untuk mengecek penerapan teknik permainan
scramble ini aspek yang dijadikan bahan observasi adalah kinerja guru pada saat membelajarkan siswa dengan menerapkan teknik permainan scramble
tersebutdan aktivitas siswa saat belajar. Instrumen observasi yang berupa
pedoman observasi terlampir.
2. Pedoman Wawancara
Wawancara merupakan suatu cara pengumpulan data yang digunakan
untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya dan lebih mendalam
pada responden yang jumlah sedikit. Esterberg (Sugiono, 2005: 72) mengidentifikasikan “wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna
47
Wawancara ini dilakukan untuk mendaptkan informasi dari siswa untuk
mengetahui hambatan-hambatan yang ditemuinya selama penerapan teknik
permainan scramble untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam
mengrtikan simbol-simbol pada peta Kab. Sumedang. Selain itu untuk
mengetahui hambatan-hambatan yang ditemui oleh guru pada saat
melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan teknik permainan scramble
di kelas. Instrument wawancara yang berupa pedoman wawancara telampir.
3. Tes Hasil Belajar
Tes adalah serangkaian pertanyaan atau latihan serta alat yang digunakan
untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau
bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Menurut Arikunto,
Suharsini (2006: 105) “tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat
lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok”.
Jenis tes yang dilakukan adalah proses dan post tes. Tes untuk mengukur
kemampuan siswa setelah diterapkannya teknik permainan scarmble.
Pemberian tes hasil belajar berupa tes tertulis yang berbentuk soal isian. Untuk
mengukur aspek afektif dan psikomotor siswa pada saat proses belajar
mengajar dengan menerapkan teknik permainan scramble secara kelompok.
Tujuannya untuk memperoleh data mengenai tingkat keberhasilan siswa
dalam materi tentang simbol-simbol pada peta. Instrumen tes hasil belajar
telampir.
4. Catatan Lapangan
Catatan lapangan merupakan salah satu alat dari teknik observasi yang
berisi catatan seluruh kejadian penting atau hasil temuan peneliti selama
kegiatan pembelajaran dengan penerapan teknik permainan scramble.
Menurut Wiriaatmadja (2005: 125) “Kejadian yang dicata ketika kejadian sedang berlangsung jangan ditunda”. Observer dan peneliti mendiskusikan temuan atau kejadian penting yang berkenaan tentang pelaksanaan
pembelajaran dengan menerapkan teknik permaianan scramble. Dalam catatan
permainan scramble dan prilaku siswa selama kegiatan belajar mengajar
berlangsung. Instrumen catatn lapangan yang berupa format catatan lapangan
terlampir.
F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data 1. Teknik Pengolahan Data
Dalam penelitian tindakan kelas ini, pengolahan data dilakukan melalui
tiga tahap yaitu reduksi data, paparan data dan penyimpulan. Reduksi data
adalah proses penyederhanaan melalui seleksi, artinya bahwa tidak semua data
yang diperoleh dilapangan disesuaikan dengan tujuan penelitian yang harus
dicapai. Kegiatan mereduksi data dapat juga dilakukan melalui diskusi dengan
teman yang dipandang ahli atau melakukan konfirmasi dengan dosen
pembingbing.
Tahap kedua yaitu paparan data, yakni proses penampilan data secara
lebih sederhana dalam bentuk paparan naratif. Penyajian data ini dilakukan
untuk memudahkan apa yang terjadi kemudian merencanakan kerja
selanjutnya. Tahap ketiga adalah penyimpulan data, yakni proses pengambilan
intisari dan penyajian data yang telah diorganisir dalam pernyataan kalimat
dan atau formal yang singkat dan padat tapi mengandung arti yang luas.
Data yang diperoleh dalam penelitian tindakan kelas ini terdiri dari data
proses dan data hasil. Berikut teknik pengolahan data proses dan data
pengolahan data hasil.
a. Teknik Pengolahan Data Proses
Teknik pengolahan data dan analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah pengolahan analisis dengan data kualitatif. Data yang
bersifat kualitatif diperoleh dari hasil observasi berupa aktivitas siswa dan
kinerja guru, respon, pendapat atau pandang siswa melalui wawancara, dan
dari hasil catatn lapangan berupa kejadian-kejadian yang dianggap penting
49
1) Kinerja Guru
Data hasil observasi kinerja guru ditafsirkan dengan menggunakan
jumlah kemunculan indikator dari format observasi kinerja guru. Aspek yang
diukur dalam observasi kinerja guru yaitu aspek perencanaan, pelaksanaan,
dan evaluasi dalam proses pembelajaran. Masing-masing mempunyai aspek
yang dinilai memiliki jumlah skor 3-2-1, untuk format kinerja guru telampir.
Semua keterangan yang diperoleh dari setiap aspek dijumlahkan dan
dipersentasikan. Dengan persentasi tersebut dapat terlihat peningkatan kualitas
kinerja guru pada proses pembelajaran atau pada pelaksanaan tindakan dan
dapat dijadikan bahan refleksi untuk pelaksanaan siklus berikutnya.
2) Aktivitas Siswa
Selama pembelajaran dilakukan dengan cara menentukan perolehan
sekor dari ketiga aspek yang diamati yakni keaktifan, disiplin, kerjasama.
Pada lembar observasi siswa masing-masing aspek yang dinilai memiliki skor
3-2-1-0 dengan deskriptor penilain yaitu siswa mendaptkan skor 3 apabila
terdapat deskiptor, siswa mendapat skor 2 apabila terdapat 2 deskiptor, siswa
mendapat skor 1 apabila hanya 1 dekiptor dan siswa mendapat skor 0 apabila
tidak satupun deskiptor yang dilaksanakan. Semua skor yang diperoleh dari
tiap aspek dijumlahkan dan ditafsirkan dengan criteria baik, cukup, dan
kurang. Untuk observasi aktivitas siswa telampir.
Adapun tafsiran yang telah ditentukan adalah sebagai berikut : tafsiran :
- B (baik) = 7-9
- C (cukup) = 4-6
- K (kurang) = 0-3
b. Teknik Pengolahan Data Hasil
Teknik pengolahan data hasil belajar siswa dilakukan dengan cara setiap
skor perolehan dijumlah dibagi skor ideal dikali seratus persen. Skor idealnya
yaitu 7. Kemudian dibandingkan berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) yang terdapat di SDN Tegalkalong II, dimana nanti apabila nilainya
hasil lebuih dari KKM maka siswa tersebut tuntas dalam memperoleh hasil
belajar. Tes hasil belajar berbentuk hasil tes tertulis sebagai berikut :
1) Persentasi ketuntasan diperoleh dari skor yang diperoleh dibagi dengan
skor ideal dikali seratus persen atau
Jumlah skor perolehan x 100% skor ideal
2) Kriteria ketuntasan minimal (KKM) dihitung dengan memberi poin pada
setiap kriteria yang ditetapkan.
- Kompleksitas : Tinggi : 50 - 74
: Sedang : 75 - 80
: Rendah : 81 - 100
- Daya dukung : Tinggi : 81 - 100
: Sedang : 75 - 80
: Rendah : 50 - 74
- Intake siswa : Tinggi : 81 - 100
: Sedang : 75 - 80
: Rendah : 50 – 74
KKM = kompleksitas + daya dukung + intake 3
= 70 + 70 + 70 3
= 70
Keterangan
Siswa yang mendapat nilai > 70 dinyatakan tuntas
Siswa yang mendapat nilai < 70 dinyatakan tidak tuntas
Criteria ketuntasan klasikal di peroleh dari :
51
2. Analisis Data
Analisis data menurut Patton (Moleong, 1998: 103 ) adalah “Proses
mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, katagori, dan satuan uraian dasar”. Menurut Meleong (2006: 247) proses analisis data.
Dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia sari berbagai
sumber, yaitu wawancara, pengamatan yang sudah dituliskan dalam catatan
lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar, foto, dan sebagainya.
Setelah dibaca, dipelajari, dan ditelaah, maka langkah berikutnya ialah
mengadakan reduksi data yang dilakukan dengan jalan membuat abstraksi.
Abstraksi merupakan usaha membuat rangkuaman yang inti, proses, dan
pernyataan yang perlu dijaga sehingga tetap berada didalamnya. Langkah
selanjutnya adalah menyusunnya dalam satuan-satuan. Satuan-satuan itu
kemudian dikategorisasikan pada langkah berikutnya. Katagori-katagori itu
dibuat sambil melaksanakan koding. Tahap akhir dari analisis data ialah
dibuat mengadakan pemeriksaaan keabsahan data.
Secara rinci, analisis data dalam penelitian tindakan kelas ini bersifat
kualitatif, data yang diperoleh dikatagorikan dan diklasifikasikan berdasarkan
analisis kaitan logisnya kemudian ditafsirkan dan disajikan secara sistematis
dalam keseluruhan permasalahan dan kegiatan peneliti.
Untuk menganalisis data hasil tindakan yang dilakukan peneliti bersama
guru dan sebagai praktikan disajikan secara bertahap sesuai dengan siklus
yang telah dilakukan serta jenis prilaku yang telah dilakukan guru dan para
siswa berserta dampak yang ditimbulkannya.
Proses analisis data dalam penelitian ini dimulai dengan menelaah dan
mempelajari seluruh data yang terkumpul dari berbagai sumber, kemudian
data tersebut direduksi dengan jalan membuat abstraksi yaitu dengan
merangkumnya menjadi intisari yang terjaga kebenarannya. Selanjutnya, data
tersebut disusun dan dikatagorisasikan, kemudian disajikan, dimaknai,
disimpulkan dan terakhir diperiksa keabsahannya. Kegiatan akhir yang
dilakukan adalah dengan mengadakan pemeriksaan validasi data dalam
G. Validasi Data
Validasi data yang akan digunakan dalam penelitian ini mengacu pada
pendapat Hopkins (Wiriaatmadja, 2005: 168-171), bahwa untuk mengetahui
validasi sebuah data menggunakan :
1. Triangulasi
Triangulasi, yakni memeriksa kebenaran data yang diperoleh peneliti dengan membandingkan terhadap hasil yang diperoleh mitra peneliti secara
kolaboratif (Wiriaatmdja, 2005: 169).
Triangulasi dilakuakan untuk memeriksa kebenaran data dengan menggunakan sumber lain, yakni membandingkan kebenaran data yang
diperoleh peneliti dengan data yang diperoleh dari sumber lain yaitu guru dan
siswa.
Adapun contoh tringulasi dalam penelitian ini adalah melaui kegiatan
wawancara dengan guru dan siswa, misalnya Ayu Siti Fatimah adalah salah
satu siswa yang berprestasi baik dalam pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
(IPS). Akan tetapi ketika pelaksanaan siklus I kelompok 2 memperoleh nilai
80 padahal pada pelaksanaan awal mendapat nilai 83.
Setelah dilakukan wawancara, ternyata Ayu Siti kesulitan dalam
menerapkan teknik permainan scramble karena dalam menerangkan guru
tidak jelas dalam menyampaikan materi, sehingga Ayu Siti tidak dapat
memahami materi tersebut. Peneliti bertanya kepada observer mengenai hal
tersebut, karena menurut observer belum menguasi penuh tentang teknik
permainan scramble dalam mengartiakan simbol-simbol pada peta sehingga
banyak siswa yang kurang memahami dengan baik.
Dari hasil tes siswa, observasi, dan wawancara maka diperoleh informasi
bahwa guru dalam penyampaian materi belum menguasi penuh pada saat
menyampaian materi guru harus lebih jelas lagi menguasi materi pembelajaran
yang akan disampaikan sehingga siswa dapat memahami tujuan pembelajaran
53
2. Member Check
Member check, yakni cara untuk memperoleh kebsahan data terhadap kebenaran data yang telah diperoleh setelah selesai mengumpulkan data, yakni
dengan cara menginformasikan kepada subjek penelitian maupun sumber lain
yang berkompeten. Dalam proses ini informasi tentang seluruh pelaksanaan
tindakan yang diperoleh peneliti dan mitra akan dikonfirmasikan
kebenarannya melalui diskusi balikan.
Contohnya, ketika pembelajaran menerapkan teknik permainan scramble
yang terlihat pada siklus I kelompok 4 memperoleh nilai 58. Kemudian
dilakukan wawancara ternyata kelompok 4 kurang memahami cara permainan
teknik scramble, karena tidak dapat menyimak dengan baik pemeparan dari
guru karena guru dalam menyampaikan materi belum menguasai dengan jelas.
Peneliti dan observer melakuakan diskusi kejadian tersebut, untuk penyajian
pembelajaran pada siklus II harus lebih mengarah pada tujuan pembelajaran.
3. Ekpert Opinion
Ekpert Opinion, yakni kegiatan yang di laksanakan adalah mengecek hasil penelitian beserta prosedur dan metode pengumpulan data dengan
mengkonfirmasikan adanya bukti-bukti temuan yang telah diperiksa dan dicek
keabsahannya terhadap sumber data dari hasil pertama. Hal ini dilakukan
dengan cara mendiskusikan kebenaran data berserta prosedur pengumpulan
data kepada pembimbing.
Contohnya, jika dalam melaksanakan kegitan penelitian peneliti
menemukan data atau permaslahan yang berupa hambatan dilapangan,
kemudian dikonsultasikan kepada pembimbing. Hal ini untuk memperoleh
arahan dan masukan sehingga validasi temuan peneliti dapat dipertanggung
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pembehasan yang dilakukan terhadap hasil
pelaksanaan tindakan dengan menerapkan teknik permainan scramble untuk
meningkatakan pemahaman siswa tentang mengartikan simbol-simbol pada
peta Kab. Sumedang dalam pembelajaran IPS di kelas IV SDN Tegalkalong
II, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Perencanaan
Pada tahap perencanaan penerapan teknik permainan scramble untuk
meningkatkan pemahaman siswa tentang mengrtikan simbol-simbol pada peta
Kab. Sumedang dilakukan dengan mempersiapkan strategi pembelajaran
untuk bisa menyampaikan bahan ajar kepada siswa. Perncanaan yang dibuat
dalam keseharian guru mengajar. Namun pada pelaksanaan ini ada beberapa
strategi atau teknki mengajar yang telah dirancang untuk lebih meningkatkan
pemahaman dan akivitas siswa dalam mengrtikan simbol-simbol pada peta
dengan penerapan teknik permainan scramble.
Adapun rencana yang dipersipkan untuk pelaksanaan tindakan
penerapan teknik permainan scramble tentang mengartikan simbol-simbol ada
peta yaitu sebagai berikut :
a. Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), mengembangkan materi, media
dan sumber belajar, mempersiapkan LKS, lembar penilaian, sarana dan
prasarana pembelajaran, serta telah membuat kelompok belajar untuk
menentukan cara-cara pengorganisasian siswa dalam belajar.
b. Metode yang digunaknan dalam pembelajaran ini adalah ceramah, tanya
jawab, diskusi dan penugasan.
c. Langkah-langkah pembelajaran yang dilaksanakan dirumuskan sesuai
dengan tahapan-tahapan kegiatan pembelajaran dalam penerapan teknik
permainan scramble. Ada perbedaan dalam tahapan-tahapan pembelajaran
90
pada setiap siklusnya, hal ini dimaksudkan untuk perbaikan kinerja guru,
aktivitas siswa dan hasil belajar siswa di siklus selanjutnya.
d. Evaluasi dilaksanakan pada proses dan langsung dikoreksi pada kegiatan
akhir.
e. LKS dibuat sebagai panduan dalam melaksanakan diskusi dan
mempermudah siswa untuk membagi tugas setiap anggota kelompoknya.
2. Pelaksanaan
Berdasarkan pelaksanaan pembelajaran setiap siklus dapat disimpulkan
bahwa pembelajaran tentang mengartikan simbol-simbol pada peta dengan
penerapan teknik permainan scramble dapat meningkatkan kinerja guru dan
aktivitas siswa.
Hal ini berdasarkan data hasil pelaksanaan pada setiap siklus
pembelajaran diperoleh data bahwa proses pembeljaran setiap siklus :
a. Kinerja Guru
Kinerja guru pada siklus I mencapai 68% dari semua aspek yang
dinilai.Pada siklus II mengalami peningkatan sebesar 95%. Hal ini sudah
melebihi target yang telah ditentukan yaitu sebesar 80%.
b. Aktivitas Siswa
Aktivitas siswa dari 20 siswa yang berada pada criteria baik (B) pada siklus
I mencapai 6 siswa atau 60 %. Pada siklus II mencapai 18 siswa atau 90%
mengalami peningkatan 30%.
Dengan rincian pelaksanaan pembelajaran sebagai berikut, pada tahap
pelaksanaan teknik permainan scramble untuk meningkatkan pemahaman
siswa tentang mengartikan simbo-simbol pada peta Kab. Sumedang di kelas
IV SDN Tegalkalong II Kecamatan Sumedang Utara Kabupaten Sumedang
melalui cara.
a. Siswa dibagi kedalam 5 kelompok yang terdiri dari 4 orang siswa yang
telah ditentukan
b. Setiap kelompok dibagi sebuah kartu soal dan kartu jawaban berupa
c. Siswa setiap kelompoknya mengisis soal dan jawaban yang telah
tersedia namun jawaban dituliskan dengan susunan acak, jadi siswa
mengoreksi (membolak-balik huruf) tersebut
d. Jawaban yang benar telah tersedia pada kartu berupa kalimat sebagai
jawaban yang tepat/benar
e. Siswa setiap kelompoknya menemukan jawaban pada kartu tersebut lalu
ditempelkan jawaban tersebut pada lembar jawaban
f. Siswa tiap kelompoknya berlomba-lomba untuk menyelesaikan soal atau
tugas tersebut dengan waktu yang telah ditentukan
g. Permainan diakhiri setelah jawaban terpasang atau setelah semua
permainan tidak dapat memasangkan lagi jawaban-jawaban yang
dipegang. Yang dinyatakan pemenang sebagai pemenangnya
menyebutkan kata sandi yaitu berhasil….berhasil horee..! dan diberi
penghargaan bagi pemenang
h. Siswa secara indivual diberi suatu evaluasi berupa soal yang harus di isi
dengan jawaban yang benar sesuai dengan gambar peta yang disediakan
3. Hasil
Pembelajaran tentang mengartikan simbol-simbol pada peta dengan
penerapan teknik permainan scramble dapat meningkat hal ini berdasarkan data
hasil tes siswa pada setiap siklus yaitu:
Data tes awal terlihat pada siswa kelas IV SDN Tegalkalong II dari 20
siswa hanya 5 orang siswa yang tuntas. Artinya hanya 25% siswa yang dapat
mengrtikan simbol-simbol pada peta dengan benar dan memenuhi pencapaian
KKM. Sedangkan siswa yang tidak tuntas dari 20 siswa adalah 15 siswa atau
75%. Setalah menerapkan teknik permainan scramble maka diperoleh data
sebagai berikut. Pada siklus I, siswa yang tuntas mencapai KKM yang
ditentukan sebanyak 9 siswa atau 60%. Pada siklus II yang tuntas sebanyak 19
92
B. SARAN
Setelah melakukan proses penelitian tindakan kelas yang terkait dengan
penerapan teknik permainan scramble untuk meningkatkan pemahaman siswa
tentang mengartikan simbol-simbol pada peta Kab. Sumedang di kelas IV,
maka akhirnya peneliti dapat meraskan hal-hal yang terjadi selama proses
penelitian dan kondisi tersebut suatu pengetahuan bagi peneliti. Dalam hal ini
ada beberapa saran yang perlu dikemukakan sebagai implikasi hasil penelitian
ini, yaitu sebagai berikut
1. Bagi Guru
a. Guru disarankan lebih aktif dalam pembelajaran, agar pembelajaran menjadi
lebih bermakna, memikat siswa atau tidak membosankan
b. Guru disarankan memahami secara mendalam mengenai penrapan teknik
permainan scramble untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang
mengartikan simbol-simbol pada peta sehingga dalam penerapannya tidak
membingungkan siswa dan menjadi salah persepsi pada diri siswa
c. Guru sebagai fasitator disarankan mampu mengadakan perubahan pada cara
pembelajaran yang tadinya secara umum lebih menekankan pada teori saja,
dengan merubah suatu pembelajaran yang dilakukan lebih menitip beratkan
pada sktivitas siswa sehingga pembelajaran akan lebih bermakna
2. Bagi Sekolah
Lembaga sekolah hendaknya mampu membuka diri untuk menerima inovasi
pembelajaran yang baru dan disarankan sekolah menyediakan sarana dan
prasarana pembelajaran agar lebih baik.
3. Bagi Peneliti Lain
Hasil peneliti ini diharapkan dapat disajikan landasan atau acauan bagi
peneliti lain yang akan melaksanakan penelitian lanjutan yang berhubungan
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Edisi Revisi VI). Jakarta: Rineka Cipta.
Arikuntro, Suharsimi, dkk.(2010). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Depdiknas.(2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Dinas Pendidikan Sumedang. (2006). Kurikulum tingkat satuan pendidikan. Sumedang: Despen Sumedang.
Eriyawan-Rukmana R.A. (2012). “Meningkatkan Gerak Dasar Chest Pass Bola Basket melalui Modifikasi Permainan Kooperatif pada Siswa Kelas V SDN Panyingkiran III Kecamatan Sumedang Utara Kabupaten
Sumedng”.Jurnal Mimbar Pendidikan Dasar. 3, (2), 49-54.
Hisnu, Tantaya P. (2008). Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SD/MI kelas 4.Jakarta: Pusat Perbukuan Dapertemen Pendidikan Nasional.
Hanifah, Nurdinah (2010). Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. Jakarta: Pustaka Ceria, Yayasan Pena Bandung: Kampus Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)
Hanifah, N. (2012). “Pendidikan Global dalam Pembelajaran IPS SD”.Jurnal Mimbar Pendidikan Dasar. 3, (2), 44-48.
Hanifah, N. (2010). “Masalah yang dihadapi Guru IPS dalam merumuskan Butir Soal Objektif dalam Evaluasi Pengajaran”. Jurnal Mimbar Pendidikan Dasar. 1, (1), 36-40.
Hisnu, Tantaya P. (2008). Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SD/MI kelas 4.Jakarta: Pusat Perbukuan Dapertemen Pendidikan Nasional.
Meleong, lexy.(2002). Metologi Penelitian Kualitatif. Bandung: remaja Rosdakarya
Ningrum, Epon, dkk. (2008). Tempat Ruang dan Sistem Sosial. Bandung: UPI PRESS.
94
Sapriya, dkk.(2006). Pembelajaran dan Evaluasi Hasil Belajar IPS. Bandung: UPI PRESS.
Sapriya, dkk. (2007). Pengembangan Pendidikan IPS di SD. Bandung: UPI PRESS.
Soeparno.(1988). Media Pengajaran Bahasa. PT. Intan Peariwara.
Wiriaatmadja, Rochiati. (2005). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Angkasa.
--- (2010).Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Sumber : ww.sriudin.com./2011/07/model-pembelajaran-scramble.html.