• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN TEKNIK PERMAINAN SCRAMBLE UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG MENGARTIKAN SIMBOL-SIMBOL PADA PETA KABUPATEN SUMEDANG DALAM PEMBELAJARAN IPS DI KELAS IV SDN TEGALKALONG II KECAMATAN SUMEDANG UTARA KABUPATEN SUMEDANG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN TEKNIK PERMAINAN SCRAMBLE UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG MENGARTIKAN SIMBOL-SIMBOL PADA PETA KABUPATEN SUMEDANG DALAM PEMBELAJARAN IPS DI KELAS IV SDN TEGALKALONG II KECAMATAN SUMEDANG UTARA KABUPATEN SUMEDANG."

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN TEKNIK PERMAINAN SCRAMBLE UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG MENGARTIKAN SIMBOL-SIMBOL

PADA PETA KABUPATEN SUMEDANG DALAM PEMBELAJARAN IPS DI KELAS IV SDN TEGALKALONG II

KECAMATAN SUMEDANG UTARA KABUPATEN SUMEDANG

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh

SENJA TRIANI

1010313

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

KECAMATAN SUMEDANG UTARA KABUPATEN SUMEDANG

Oleh SENJA TRIANI

1010313

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH Pembimbing I,

Drs. H. DADANG KURNIA, M.Pd. NIP. 195605021981111001

Pembimbing II,

Drs. DADAN DJUANDA, M.Pd. NIP. 196311081988031001

Mengetahui,

Ketua Program Studi PGSD S1 Kelas

(3)

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

KAMPUS SUMEDANG

PRODI PGSD GURU KELAS

Yang bertanda tangan di bawah ini, kami penguji Skripsi Program Studi

PGSD Guru Kelas 2012/2013, menerangkan bahwa :

Nama : SENJA TRIANI

NIM : 1010313

Judul : PENERAPAN TEKNIK PERMAINAN SCRAMBLE UNTUK

MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA TENTANG

MENGARTIKAN SIMBOL-SIMBOL PADA PETA KABUPATEN SUMEDANG DALAM PEMBELAJARAN IPS DI KELAS IV SDN TEGALKALONG II KECAMATAN SUMEDANG UTARA KABUPATEN SUMEDANG

Benar-benar telah memperbaiki naskah Skripsi sesuai dengan saran pada

waktu Ujian Sidang.

Waktu Perbaikan, Penguji I

Drs. Dadan Djuanda, M.Pd. NIP. 196311081988031001

Waktu Perbaikan, Penguji II

Maulana, M.Pd. NIP. 198001252002121002

Waktu Perbaikan, Penguji III

Julia, M.Pd.

NIP. 198205132008121002

Mengetahui :

Ketua Program Studi PGSD S1 Kelas UPI Kampus Sumedang

(4)

PEMAHAMAN SISWA TENTANG MENGARTIKAN SIMBOL-SIMBOL PADA PETA KABUPATEN SUMEDANG DALAM PEMBELAJARAN

IPS DI KELAS IV SDN TEGALKALONG II KECAMATAN SUMEDANG UTARA

KABUPATEN SUMEDANG

Oleh SENJA TRIANI

1010313

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH :

Penguji I

Drs. Dadan Djuanda, M.Pd. NIP. 196311081988031001

Penguji II

Maulana, M.Pd. NIP. 198001252002121002

Penguji III

Julia, M.Pd.

NIP. 198205132008121002

Mengetahui

Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar S-1 Kelas UPI Kampus Sumedang

(5)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Penerapan Teknik Permainan Scaramble untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Tentang

Mengartikan Simbol-Simbol Pada Peta Kabupaten Sumedang dalam Pembelajaran

IPS di Kelas IV SDN Tegalkalong II Kecammatan Sumedang Utara Kabupaten Sumedang” ini berseta isinya adalah benar karya saya sendiri. Saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai

dengan etika keilmuan.

Atas pernyataan ini saya siap menanggung risiko/sanksi yang dijatuhkan

kepada saya apabila dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap

etika keilmuan dalam karya saya ini. Hal yang sama pula, apabila dikemudian hari

ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Sumedang Januari 2013 Yang Membuat Pernyataan

(6)

vii

2. Tujuan Pembelajaran IPS ... 13

3. Metode Pembelajaran IPS ... 15

4. Hakikat Pendidikan IPS ... 17

5. Konsep dan Pembelajaran IPS ... 18

6. Pengembangan Pendidikan IPS di SD ... 19

a. Pengembangan Materi Pendidikan IPS di SD ... 19

b. Materi Proses dalam Pendidikan IPS ... 19

c. Pengembangan Kurikulum IPS di SD ... 20

7. Hakikat Penilaian Hasil Belajar IPS ... 21

8. Jenis-jenis Alat Penilaian ... 22

a. Penilaian lisan ... 23

b. Panilaian Tindakan atau Perbutan ... 23

B. Peta ... 24

1. Pengertian Peta... 24

2. Peta Berdasarkan Isi ... 25

3. Peta Berdasarkan Bentuknya ... 26

(7)

viii

C. Simbol-simbol pada Peta ... 28

1. Simbol Peta Berdasarkan Bentuknya ... 28

2. Simbol Peta Berdasarkan Sifatnya ... 29

D. Permainan Scramble ... 29

1. Pengertian Permainan ... 29

2. Pengertian Scramble ... 30

3. Beberapa Macam Bentuk Scramble ... 30

E. Teknik Penelitian Tindakan Kelas ... 32

1. Pengertian Teknik Penelitian Tindakan Kelas ... 32

2. Tujuan Teknik Penelitian Tindakan Kelas ... 33

F. Temuan Relevan ... 33

D. Prosedur penelitian tindakan ... 43

1. Tahap perencanaan tindakan ... 43

2. Tahap pelaksanaan tindakan ... 43

a. Tahap awal pembelajaran ... 43

b. Tahap kegiatan inti ... 43

c. Tahap akhir ... 44

3. Tahap observasi tindakan ... 44

4. Tahap analisis dan refleksi tindakan ... 45

E. Instrument penelitian ... 46

1. Pedoman observasi ... 46

2. Pedoman wawancara ... 46

3. Tes Hasil Belajar Siswa ... 47

4. Catatan Lapanagan ... 47

F. Teknik pengolahan data dan analisis data ... 48

1. Teknik pengolahan data ... 48

a. Teknik pengolahan proses ... 48

1. Kinerja guru ... 49

2. Aktifitas siswa ... 49

b. Teknik pengolahan data hasil ... 49

2. Analisis data ... 51

G. Validasi data ... 52

1. Triangulasi ... 52

2. Member Check ... 53

(8)

ix

a. Paparan Data Perencanaan Siklus I ... 57

b. Paparan Data Proses Siklus I ... 58

c. Paparan Data Hasil Siklus I ... 64

d. Analisis dan Refleksi Siklus I ... 65

2. Paparan Data Tindakan Siklus II ... 69

a. Paparan Data Perencanaan Siklus II ... 69

b. Paparan Data Proses Siklus II ... 70

c. Paparan Data Hasil Siklus II ... 76

d. Analisis dan Refleksi Siklus II ... 78

C. Paparan Pendapat Siswa dan Guru ... 81

1. Paparan Pendapat Siswa ... 81

2. Paparan Pendapat Guru ... 82

D. Pembahasan ... 83

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 89

B. Saran ... 92

DAFTAR PUSTAKA ... 93

LAMPIRAN ... 95

RIWAYAT HIDUP ... 177

(9)

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

3.1 Denah SDN Tegalkalong II Kecamatan Sumedang Utara

Kebupaten ... 36

3.2 Model Desain Kemmis & Mc. Taggart (Wiriaatmadja, 2005:106) ... 42

4.1 Hasil Observasi Kinerja Guru ... 86

4.2 Hasil Observasi Aktivitas Siswa ... 87

(10)

xi

Tabel Halaman

3.1 Data siswa keseluruhan SDN Tegalkalong II Kecamatan

Sumedang Utara Kabupaten Sumedang ... 37

3.2 Daftar tenaga pengajar SDN Tegalkalong II Kecematan

Sumedang Utara Kabupaten Sumedang ... 38

3.3 Daftar siswa kelas IVA SDN Tegalkalong II Kecamatan

Sumedang Utara Kabupaten Sumedang ... 39

4.1 Data Awal Hasil Belajar Siswa Pada Kelas IV SDN Tegalkalong II . 56

4.2 Lembar Aktivitas Siswa Siklus I ... 60

4.3 Data Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I ... 63

4.4 Data Hasil belajar Siswa Siklus I pada Siswa Kelas IV SDN Tegalkalong II Siklus I ... 64

4.5 Rangkuman Hasil Observasi Aktivitas Siswa, Kinerja Guru dan Hasil Tes ... 68

4.6 Lembar Aktivitas Siswa Siklus II ... 72

4.7 Data Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II ... 75

4.8 Data Hasil belajar Siswa Siklus II pada Siswa Kelas IV SDN Tegalkalong II ... 77

(11)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

A. Instrumen Penelitian ... 95

1. Format Observasi Kinerja Guru ... 96

2. Format Observasi Aktivitas Siswa ... 101

3. Pedoman Wawancara Guru ... 103

4. Pedoman Wawancara Siswa ... 104

5. Format Catatan Lapangan ... 105

B. Perangkat Pembelajaran ... 106

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ... 107

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ... 114

3. Lembar Kerja Siswa Siklus I ... 121

2. Hasil Wawancara dengan Guru Siklus II ... 133

3. Hasil Wawancara dengan Siswa Siklus I ... 134

4. Hasil Wawancara dengan Siswa Siklus I ... 135

5. Hasil Catatan Lapangan Siklus I ... 136

1. Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I ... 163

2. Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II ... 164

3. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ... 165

4. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ... 167

E. Dokumentasi dan Surat-surat ... 168

1. Dokumentasi ... 169

(12)

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Memenuhi tuntutan perkembangan jaman yang semakin maju, aspek

pendidikan diharuskan membingbing dan mengarahkan siswa untuk menjadi

lebih aktif dan kreatif. Salah satu kompenen pendidikan dasar yang diberikan

disekolah adalah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dimana pencapain

keberhasilan pembelajaran terletak pada proses belajar siswa, teori piget

(Sapriya dkk. 2007: 47) menyatakan bahwa :

Proses belajar terjadi apabila siswa belajar aktif. Dimana siswa dapat mengembangkan potensi dirinya melalui penemuan sebab- sebab suatu kejadian disekitarnya, menginteraksi antara fakta dan kehidupan / lingkungannya, sehingga siswa tidak akan asing dengan segala fenomena yang ada di lingkungannya.

Keaktifan siswa hendaklah melibatkan siswa itu sendiri agar secara

langsung belajar dan menemukan sebuah jawaban. Pembelajaran IPS akan

efektif jika dilakukan dalam suasana yang menyenangkan supaya agar siswa

lebih aktif dalam proses pembelajarannya. Agar dapat memenuhi kebutuhan

untuk dapat belajar Ilmu Pengetahuan Sosial dalam suasana yang

menyenangkan, maka guru harus mengupayakan adanya setuasi dan kondisi

yang menyenangkan, strategi belajar yang menyenangkan termasuk teknik

belajar yang menyenangkan yang dapat memotivasi siswa untuk lebih

semangat belajar IPS.

IPS merupakan subjek meter dalam dunia pendidikan di negara kita,

yang diarahkan bukan hanya kepada pengembangan penguasaan ilmu-ilmu

sosial, tetapi juga sebagai materi yang dapat mengembangkan komunikasi dan

tanggung jawab, baik sebagai individu, sebagai warga masyarakat maupun

sebagai warga dunia.

Tujuan IPS yang diberikan pada jenjang persekolahan adalah

memperkenalakan siswa kepada pengetahuan tentang kehidupan masyarakat

(13)

2

manusia secara sistimatis yang dapat mendidik siswa dalam mengembangkan

pengetahuan, sikap, dan keterampilan agar dapat mengambil bagian secara

aktif dalam kehidupan kelak sebagai anggota masyarakat dan warga negara

yang baik.

Sapriya, dkk. (2007: 39) mengemukakan bahwa :

Di dalam kerangka tujuan IPS serta dikaitkan dengan tujuan pendidikan itu sendiri, termasuk di dalamnya missi pembelajaran yang mengacu kepada penanaman nilai dan pengembangan sikap yang akhirnya bermuara pada perubahan tingkah laku sosial sebagai warga negara/masyarakat.

Guru sebagai pengembang kurikulum di sekolah, dituntut untuk

memiliki kesadaran dan kemampuan dalam mengembangkan pendekatan

penanaman nilai pada siswa. Kesungguhan serta keikhlasan sumber daya yang

ada di sekolah, diharapkan mampu mengeliminasi nilai-nilai buruk/negatif

yang ada di masyarakat. Melalui kegitan pembelajaran dan proses pendidikan

secara bermakna dapat menjadi pendorong pengembangan nilai-nilai positif

dan konstruktif yang ada di masyarakat.

Berdasarkan pemikiran di atas, nyatalah bahwa seorang guru memegang

peranan penting dalam proses belajar mengajar di kelas. Karena guru adalah

model tempat siswa beridentifikasi.“Hal ini berarti pula bahwa pola

kepribadian guru haruslah matang, sehat, dan beraturan.” Kartadinata

(Sapriya, dkk 2007: 92).

Selain itu untuk dapat melakukan proses pembelajaran yang baik agar

siswa mampu mengembangkan kemampuannya secara optimal maka guru

dituntut untuk harus menerapkan strategi dan metode pembelajaran yang

cocok dan sesuai dengan materi yang diajarkan.

Pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan ditentukan oleh proses

belajar mengajar yang di alami siswa sesuai dengan pengetahuan, sikap, dan

keterampilan dan krakteristik khas anak usia sekolah dasar. Di kemukakan

(14)

sekolah dasar dapat berhasil dengan baik apabila mengacu dari ketiga aspek

ranah tersebut.

Oleh karena itu, guru harus menyesuaikan materi yang akan diajarkan

dengan krakteristik siswa yang berada pada tahap operasional konkret dengan

teknik-teknik pembelajaran yang menarik siswa untuk minat belajar, yaitu

meskipun sudah bisa berpikir logis namun pada kenyataannya tetap dibantu

dengan media yang mendukung dan bisa memperjelas dalam penyampaian

materi ajar sehingga pemahaman tentang sesuatu konsep tetap ada pada

ingatan siswa.

Menurut KTSP mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial ( IPS ) kelas IV,

salah satu indikator yang harus di kuasai oleh siswa kelas IV Sekolah Dasar

adalah siswa di harapkan dapat mengetahui arti simbol-simbol pada peta Kab.

Sumedang , selain itu juga siswa di harapkan melalui simbol-simbol pada peta

dapat menemutunjukan jumlah kecematan di Kab. Sumedang. Sehingga

nantinya siswa dapat mengetahui arti simbol-simbol yang terdapat pada peta

wilayah Kab.Sumedang dengan hal tersebut siswa juga mengetahui beberapa

jumlah kecamatan yang ada di wilayah Kab. Sumedang.

Berdasarkan observasi pada tanggal 16 Agustus 2012 yang peneliti

laksanakan di kelas IV , SDN Tegalkalong II Kecamatan Sumedang Utara

Kabupaten Sumedang, ditemukan permasalahan yaitu siswa tidak dapat

mengetahui arti simbol-simbol pada peta wilayah Kab. Sumedang sehingga

siswa tidak dapat menemutunjukan beberapa kecamatan di Kab. Sumedang.

Setelah dianalisis dalam pembelajaran peta lingukangan setempat dapat

dikatakan sebagai berikut :

1. Kinerja Guru

a. Pembelajaran berpusat pada guru, jadi siswa tidak terlibat langsung.

b. Guru masih menggunakan metode ceramah dalam mengajarakan materi

pembelajaran tanpa menggunakan metode lain.

c. Guru tidak memberikan penjalasan materi terlebih dahulu yang

mendukung dalam pembelajaran peta lingkungan setempat, misalnya saja

(15)

4

d. Pengunaan media kurang tepat karena tidak sesuai dengan pokok

pembahasan dalam pembelajaran yang seharusnya menggunkan peta Kab.

Sumedang disini menggunakan pata Negara Indonesia.

e. Guru langsung memberikan tugas tanpa menggali lebih jauh tentang

pemahaman siswa dalam pembelajaran peta lingkungan setempat.

2. Aktivitas Siswa

a. Siswa tidak termotivasi untuk mengikuti pembelajaran tentang materi peta

lingkungan setempat karena pembelajaran yang diberikan guru masih

bersifat konvensional dan berjalan secara monoton tanpa ada variasi

metode atau teknik pembelajaran yang diberikan.

b. Siswa merasa kesulitan dalam mengeikuti pembelajaran dikaranakan

penggunaan media yang tidak tepat dalam proses pembelajaran

berlangsung.

c. Kurang memahami pengertian tentang simbol-simbol pada peta

lingkungan setempat (kabupaten/kota) seperti wilayah Kab. Sumedang,

sehingga hasil pembelajaran tidak tercapai pada tujuan.

Dari hasil observasi awal mengenai pembelajaran tentang materi pata

wilayah Kab. Sumedang yang dilaksanakan pada tanggal 16 Agustus 2012 di

kelas IV SDN Tegalkalong II Kecamatan Sumedang Utara Kabupaten

(16)

Tabel 1.1

dipersentasekan sebesar 75%. Siswa yang di katakan tuntas jika mencapai

batas ketuntasan menurut KKM yaitu 70.

Melihat hasil tersebut dapat di simpulkan bahwa kemampuan siswa

dalam pembelajaran IPS tentang materi peta lingkungan setempat masih

sangat rendah terutama tantang simbol-simbol pada peta Kab.Sumedang. Hal

(17)

6

paket IPS saja tanpa menggunakan alat bantu, teknik belajar yang tidak tepat

dan media pembelajaran yang tidak mendukung.

Proses pembelajaran berpusat pada guru siswa tidak terlibat langsung

secara aktif, sehingga siswa tidak termotivasi dan pembelajaran kurang

menarik perhatian siswa. Oleh karena itu hasil belajar yang dicapai siswa

kurang sesuai dengan yang diharapkan. Untuk mengatasi hal tersebut penulis

mengambil tindakan agar membentuk siswa untuk lebih aktif dan kreatif

dalam menciptakan pembelajaran yang menarik, maka perlu adanya model

pembelajaran yang dapat meningkatkan pemahaman dan keaktifan siswa.

Salah satunya adalah model pembelajaran permainan scramble.

Kelebihan permainan scramble dapat mendorong pemahaman siswa

terhdap materi pelajaran dan diharapkan siswa bisa termotivasi dengan belajar

yang menyenangkan.

Dari uraian di atas maka penulis menentukan judul dengan metode

penelitian tindakan kelas (PTK) yaitu “Penerapan Teknik Permainan Scramble

untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa tentang Mengartikan Simbol-simbol

pada Peta Kabupaten Sumedang dalam Pembelajaran IPS di kelas IV SDN

Tegalkalong II.

B. Perumusan Masalah Dan Pemecahan Masalah 1. Perumusan Masalah

Setelah melakukan penelitian dan tes awal, maka peneliti merumuskan

permasalahan sebagai berikut :

a. Bagaimana perencanaan penerapan teknik permainan scramble untuk

meningkatkan pemahaman siswa tentang mengartikan simbol-simbol

pada peta Kab. Sumedang dalam pembelajaran IPS di kelas IV SDN

Tegalkalong II meliputi aktivitas siswa dan guru?

b. Bagaimana aktivitas siswa dalam pelaksanaan penerapan teknik

permainan scramble untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang

mengartikan simbol-simbol pada peta Kab. Sumedang dalam

(18)

c. Bagaimana kinerja guru dalam pelaksanaan penerapan teknik permainan

scramble untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang mengartikan simbol-simbol pada peta Kab. Sumedang dalam pembelajaran IPS di

kelas IV SDN Tegalkalong II?

d. Bagimana hasil pemahaman yang di capai oleh siswa setelah

diterapkannya teknik permainan scramble tentang mengartikan

simbol-simbol pada peta Kab. Sumedang dalam pembelajaran IPS di kelas IV

SDN Tegalkalong II meliputi aktifitas siswa dan guru?

2. Pemecahan Masalah

Untuk mmengatasi masalah yang telah di kemukakan tadi maka di

perlukan sebuah model pembelajaran atau suatu teknik yang bisa membuka

pemahaman siswa tentang mengartikan simbol-simbol pada peta Kab.

Sumedang. Dalam hal ini peneliti mencoba menggunakan teknik permainan

scramble.Soeparno ( 1988: 77 ) menyatakan bahwa : “Penerapan teknik permainan scramble ini berupa aktivitas menyusun kembali suatu struktur

bahasa atau susunan huruf-huruf dalam suatu kata yang semula memang sudah

dikacau balaukan terlebih dahulu”.

Adapun pendapat lain dari teknik permainan scramble yaitu dari Suyanto

(2011) menyatakan bahwa :”Penerapan teknik permainan scramble

merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang di sajikan dalam

bentuk kartu untuk meningkatkan pemahaman dan kreativitas siswa yang

menyenangkan”.

Melalui penerapan teknik permainan scramble siswa dapat mengetahui

secara langsung pengertian simbol-simbol pada peta dan memudahkan siswa

untuk menjawab. Selain itu, melalui penerapan teknik permainan scramble,

siswa mampu berpikir kritis, memiliki keterampilan sosial, dan meningkatkan

motivasi.

Teknik scramble merupakan salah satu metode mengajar dengan

membagiakan lembar soal dan lembar jawaban yang disertai dengan arternatif

jawaban yang tersedia di harapkan siswa termotivasi dalam belajar sehingga

(19)

8

Adapun tahapan-tahapan dalam penerapan teknik permaianan scramble

di antaranya:

1. Membuat kartu soal sesuai dengan materi ajar

2. Membuat kartu jawaban dengan diacak

3. Menyajikan materi ajar pada siswa

4. Membagikan kartu soal dan kartu jawaban pada kelompok

5. Siswa berkelompok mengerjakan kartu soal

6. Siswa mencari jawaban untuk setiap soal-soal dalam kartu soal

Model pembelajaran teknik permainan scramble mempunyai kelebihannya antara lain :

1. Memudahkan siswa untuk menemukan jawaban

2. Mendorong siswa untuk mengerjakan soal tersebut, karena jawaban telah

tersedia

3. Semua siswa terlibat

4. Kegitan tersebut dapat mendorong pemahaman siswa terhadap materi

pelajaran

Melalui penerapan teknik permainan scramble ini diharapkan siswa

dapat memahami tentang arti simbol-simbol pada peta dan kegunaannya.

Sehinga dengan begitu siswa akan tahu lambang simbol-simbol pada peta.

Berdasarkan hal tersebut peneliti berkeyakinan bahwa melalui penerapan

teknik permainan scramble akan meningkatkan kreativitas siswa yang

menyenangkan dan akan tercapainya tujuan pembelajaran yang di inginkan.

Untuk melakukan tindakan dalam memecahkan masalah siswa tentang

mengartikan simbol-simbol pada peta tersebut melalui teknik permainan

scramble dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan diberikan tentang

materi peta wilayah lingkungan setempat pada peta Kab. Sumedang

sebagai media pembelajaran.

2. Siswa dibagi menjadi lima kelompok dimana masing-masing kelompok

(20)

3. Setiap kelompok dibagi sebuah kartu soal dan kartu jawaban berupa

huruf-huruf sebagai jawaban

4. Siswa tiap kelompoknya mengisi soal dan jawaban yang telah tersedia

namun jawaban dituliskan dengan susunan acak, jadi siswa mengoreksi

(membolak-balik huruf) tersebut

5. Jawaban yang benar telah tersedia pada kartu berupa kalimat sebagai

jawaban yang tepat/benar

6. Setelah siswa tiap kelompoknya menemukan jawaban pada kartu tersebut

lalu tempelkan jawaban tersebut pada lembar jawaban

7. Setelah selesai mengerjakan tiap kelompok yang cepat menyelesaikan

permaianan tersebut maka kelompok itulah yang jadi pemenang dan

dikasih penghargaan.

8. Siswa secara individual diberikan suatu evaluasi berupa soal yang harus

di isi dengan jawaban yang benar.

Adapun dalam penelitiantindakan kelas ini peneliti membuat target

sebagai berikut :

1. Target Proses

a. Target kinerja guru

Dalam target proses pembelajaran meliputi analisis kinerja guru sikap

dan prilaku guru dalam melaksanakan pembelajaran yang meliputi:

kegiatan awal, kegitan inti, kegitan akhir, dan evaluasi proses serta

hasil belajar selama pembelajaran berlangsung dengan menggunakan

lembar observasi kinerja guru.

b. Target aktivitas siswa

Dalam penerapan teknik permaianan scramble untuk meningkatkan

pemahan siswa tentang mengartikan simbol-simbol pada peta kab.

Sumedang diharapakan siswa aktif, disiplin dan mampu bekerja sama

selama pembelajaran berlangsung serta mampu menuangkan

(21)

10

2. Target Hasil

Acuan yang digunakan dalam target hasil yaitu Kriteria Ketuntasan

Minimal ( KKM ) mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Adapun target

hasil yang ingin dicapai yaitu sebesar 80% atau apabila siswa yang telah

tuntas kurang lebih dari KKM mencapi 16 orang siswa, maka siswa dapat

mengetahui arti simbol-simbol pada peta kab. Sumedang di kelas IV SDN

Tegalkalong II dianggap tuntas.

C. Tujuan Dan Manfaat Peneliti 1. Tujuan Peneliti

Adapun tujuan dilaksanakan peneliti ini adalah sebagai berikut :

a. Mengetahui perencanaan penerapan teknik permainan scramble untuk

meningkatkan pemaham siswa tentang mengartikan simbol-simbol pada

peta Kab. Sumedang dalam pembelajaran IPS di kelas IV SDN

Tegalkalong II.

b. Mengetahui aktivitas siswa dalam pelaksanaan penerapan teknik

permainan scramble untuk meningkatkan pemaham siswa tentang

mengartikan simbol-simbol pada peta Kab. Sumedang dalam pembelajaran

IPS di kelas IV SDN Tegalkalong II.

c. Mengetahui kinerja guru dalam pelaksanaan penerapan teknik permainan

scramble untuk meningkatkan pemaham siswa tentang mengartikan simbol-simbol pada peta Kab. Sumedang dalam pembelajaran IPS di kelas

IV SDN Tegalkalong II.

d. Hasil pemahaman yang dicapai oleh siswa setelah diterapkannya teknik

permainan scramble tentang mengartikan simbol-simbol pada peta Kab.

Sumedang alam pembelajaran IPS di kelas IV SDN Tegalkalong II.

2. Manfaat Hasil Penelitian 1. Bagi Guru

a. Dapat memperluas wawasan dan dapat menciptakan suasana

pembelajaran yang membangkitkan siswa lebih aktif.

(22)

2. Bagi Siswa

a. Dapat memotivasi dan meningkatkan minat siswa dalam pembelajaran.

b. Siswa lebih aktif dalam pembelajaran.

3. Bagi Peneliti

Mengetahui sejauhmana dan keberhasilan dalam penerapan teknik

permainan scramble untuk meningkatkan pemaham siswa tentang

mengartikan simbol-simbol pada peta Kab. Sumedang.

D. Batasan Istilah

Berdasarkan permasalahan di atas, maka definisi oprasionalnya dapat

diuraikan sebagai berikut :

1. Penerapan adalah suatu perbuatan memperaktekan suatu teori, metode, dan

hal lain. (Kamus Besar Bahasa Indonesia).

2. Teknik permainan scramble adalah permainan berupa aktivitas menyusun

kembali suatu struktur bahasa atau huruf-huruf dalam suatu kata dalam

bentuk kartu yang semula memang sudah dikacau-balaukan terlebih

dahulu. (Soeparno, 1987: 77).

3. Simbol-simbol pada peta ialah gambar yang digunakan untuk mewakili

objek-objek dalam peta. Misalnya simbol untuk danau, sungai, jalan, rel

kerata, ibu kota provinsi, batas Kabupaten dan sebagainya. ( Hisnu, dkk,

(23)

35

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi penelitian

Lokasi penelitiannya di SDN Tegalkang II yang terletak di Jln. 11 April

No. 56 kelurahan Talun Kecamtan Sumedang Utara Kabupaten Sumedang.

Adapun alasan di pilihnya SDN Tegalkalong II sebagai lokasi penelitian

diantaranya adalah sebagai berikut :

1) Masih adanya sejumlah masalah yang dihadapi oleh praktisi belajar

mengajar, khususnya dalam pembelajaran tentang mengartikan

simbol-simbol peta. Sehingga peneliti mencari arternatif terbaik untuk

meningkatkan kemampuan siswa tentang mengartikan simbol-simbol pada

peta.

2) Sekolah tersebut merupakan tempat peneliti bertugas, sehingga hal ini

mempermudah dalam pengumpulan data yang diperlukan dan jalur

birokrasi yang harus ditempuh tidak terlalu sulit.

3) Peneliti lebih hafal terhadap sifat, karakter dan kebiasaan siswa yang

selama ini di anggap bermasalah, serta mempermudah peneliti untuk

memantau, merevisi dan mencari data-data yang diperlukan selama

penelitian.

Untuk lebih jelasnya, berikut akan dipaparkan kondisi lokasi penelitian

yang digunakan.

(24)

a. Denah Sekolah

U

E

Lapangan Upacara

Gerbang

Gambar 3.1

Denah SDN Tegalkalong II

Kecamatan Sumedang Utara Kabupaten Sumedang Keterangan :

A = Ruang Guru

B = Ruang UKS

C = Ruang untuk kelas I dan kelas V A

D = Ruang untuk kelas II dan kelas V B

E = Kantin Sekolah

F = WC Guru

G = WC Siswa

H = Ruang untuk kelas III A dan kelas IV A

I = Ruang untuk kelas III B dan kelas IV B

J = Ruang untuk kelas VI C

K = Ruang untuk kelas VI B E

F

G

A B C D

(25)

37

L = Ruang untuk kelas VI A

b. Keadaan Siswa

Secara umum pada tahun ajaran 2011/2012 SDN Tegalkalong II

memiliki siswa dengan jumlah seluruhnya 320 orang siswa, dimana terdiri

dari 161 orang siswa laki-laki dan 159 orang siswa perempuan. Untuk lebih

lengkapnya dapat dilihat pada Tabel di bawah ini

Tabel 3.1

Data Siswa Keseluruhan SDN Tegalkalong II Kecamatan Sumedang Utara Kabupaten Sumedang

orang guru, dimana terdiri dari satu kepala sekolah, 11 orang guru kelas, dua

guru agama, dua oaring guru penjas, dan enam orang tenaga honorer. Selain

tenaga pengajar ada satu orang penjaga sekolah yang bertugas di sekolah ini.

(26)

Tabel 3.2

Daftar Tenaga Pengajar SDN Tegalkalong II Kecamatan Sumedang Utara Kabupaten Sumedang

8 Ika Roswati, Amd.Pd. 196401221984102001 IV/A Gr.penjas II,IV,VI

9 Siti Mardiah, Amd.Pd. 195801271986032003 IV/A Gr. PAI I-III

Adapun waktu yang digunakan untuk penelitian yaitu sekitar enam bulan

mulai bulan Agustus sampai dengan bulan Januari 2013. Adapun praktik

penelitian tindakan kelas ini terdiri dari beberapa siklus yaitu antara satu, dua

sampai tiga siklus. Banyaknya siklus yang digunakan tergantung dari

tercapainya tingkat keberhasilan hasil dan proses pembelajaran.

B. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IVA SDN Tegalkalong II

tahun ajaran 2012/2013 yang berjumlah 20 orang siswa yang terdiri dari 10

(27)

39

dipilihnya kelas IVA, dikarenakan kemapauan siswa kelas IVA lebih rendah

dibandingkan dengan siswa kelas IVB terutama pada materi tentang

mengartikan simbol-simbol pada peta. Latar kehidupan sosial ekonomi orang

tua siswa, rata-rata kelas menengah ke bawah dan sebagian besar mata

pencahariannya adalah sebagai pedagang dan buruh, sedangkan latar belakang

pendidikan orang tua siswa, sebagian besar lulusan SLTA.

Adapun pemilihan subjek peneliti di kelas IVA ini dengan pertimbangan

bahwa tingkat kemampuan dalam mengartikan simbol-simbol pada peta siswa

kelas IV SDN Tegalkalong II masih sangat rendah, yang meliputi kurang

mampu atau kurang mengetahui tantang arti dari simbol-simbol pada peta.

Untuk lebih lengkapnya data nama siswa yang menjadi subjek dalam

penelitian tindakan kelas ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.3

(28)

C. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

tindakan kelas (PTK) kerena kegiatan penelitian ini bertujuan untuk

memperbaiki berbagai persoalan nyata dan praktis dalam meningkatkan mutu

pembelajaran dikelas yang dialami langsung dalam interaksi antara guru

dengan siswa yang sedang belajar.

Suhardjono (Arikunto Suharsimi, dkk, 2010: 61) menyatakan bahwa “Tujuan PTK meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran, mengatasi masalah pembelajaran, meningkatkan profesionalisme, dan menumbuhkan budaya akedemik”.

Beberapa ahli telah mengemukakan tentang penelitian tindakan kelas

(PTK), diantaranya adalah sebagai berikut :

a. Menurut Ebbut (Wiriaatmadja, 2005: 12) “Penelitian tindakan kelas adalah

kajian sistematik dari upaya perbaikan pelaksanaan praktek pendidikan

oleh sekelompok guru dengan melakuakan tindakan-tindakan dalam

pembelajaran, berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil dari

tindakan-tindakan tersebut”.

b. Menurut Suhardjono (Arikunto, dkk, 2006: 58) “Penelitian tindakan kelas

adalah penelitian tindakan yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki

mutu praktek pembelajaran di kelasnya.”

Berkaitkan dengan penelitian tindakan kelas, Wiriatmadja (2005:12)

menyimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas adalah bagimana sekelompok

guru dalam mengorganisasikan kondisi praktik pembelajaran dan belajar dari

pengalaman mereka sendiri sehingga dapat mencobakan suatu gagasan

(29)

41

Dengan mengacu pada beberapa pendapat di atas, maka dapat di

simpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan bentuk penelitian yang

dilakukan di kelas dengan tujuan untuk memperbaiki atau mrningkatkan

praktik pembelajaran, sehingga PTK berfokus pada permasalahan praktis,

yaitu permasalahan proses pembelajaran yang terjadi di kelas pada

aspek-aspek pembelajaran seperti suasana kelas yang kurang kondusif, metode

pembelajaran yang kurang tepat, media pembelajaran yang kurang

mendukung, atau sistem penilaian yang tidak sesuai.

Penelitian tindakan kelas ini merupakan suatu bentuk penelitian yang

dilakukan ketika proses belajar mengajar berlangsung yang bersifat reflektif

kolaboratif dengan melakuakan tindakan-tindakan yang tepat dengan subjekyang diteliti adalah siswa. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan

utamanya adalah terjadinya perubahan, perbaikan, dan peningkatkan kualitas

belajar mengajar di kelas.

2. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan penelitian adalah model Kemmis dan

Mc. Targgart (Wiriaatmadja, 2005: 66 ), yaitu model siklus yang dilakukan

secara berulang dan berkelanjutan.

Model ini menghendaki siklus belajar dengan empat kegiatan yaitu

perncanaan tindakan, observasi dan refleksi. Kegiatan ini dilaksanakan setiap

siklus pembelajaran, sampai peneliti dapat mencapai tujuan sesuai dengan

perencanan.

Berikut ini gambar model Kemmis dan Mc.Taggar (Wiriaatmadja,

(30)

Gambar 3.2

Model Desain Kemmis & Mc. Taggart (Wiriaatmdja, 2005 : 66)

Permasalahan penelitian ini di fokuskan tentang mengartikan

simbol-simbol pada peta. Siswa kelas IV SDN Tegalkalong II belum sepenuhnya

memahami atau mengetahui tentang simbol-simbol pada peta Kab. Sumedang

dan apa kegunaannya. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, peneliti

merancang model pembelajaran dengan penerapan teknik permainan

scramble.

Pada tahapan tindakan (act), memperkenalkan dan menerapkan teknik

permainan scramble dengan tujuan supaya dapat meningkatkan pemahaman

siswa terhadap simbol-simbol pada peta.

Pada tahapan refleksi (observer), kegiatan siswa dalam penerapan teknik

permainan scramble untuk melihat apa yang sedang terjadi.

Dalam tahap refleksi (reflect), pengelolan kelas yang kurang baik

menyebabkan penerapan teknik permainan scramble kurang lancar

(31)

43

Pada siklus berikutnya, perncanaan direvisi dengan memperketat

pengelolaan kelas, supaya siswa dalam penerapan teknik permainan scramble

dapat berjalan dengan baik.

D. Prosedur Penelitian Tindakan 1. Tahap Perencanaan Tindakan

a. Mengadakan penelitian awal untuk megamati permasalahan yang diperlu

dipecahkan

b. Memberikan informasi kepada guru model mengenai cara melakuakan

tindakan sekaligus memperkenalkan langkah-langkah pelaksanaan

pembelajaran dengan penerapan teknik permainan scramble untuk

meningkatkan pemahaman siswa pada peta Kab. Sumedang.

c. Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung dalam pembelajaran.

d. Menyusun rencana pembelajaran dalam teknik permainan scramble.

e. Menyiapkan instrumen pengumpul data yang akan digunakan dalam

pelaksanaan tindakan.

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan a. Tahap Awal Pembelajaran

1) Menyipkan berbagai kelengkapan sarana yang mendukung terhadap proses

pembelajaran seprti menyediakan media sebuah peta Kab. Sumedang dan

sebuah kartu soal dan kartu jawaban berupa huruf-huruf sebagai jawaban

2) Mengkondisikan siswa ke dalam pembagian kelompok

3) Mengadakan apersepsi

b. Tahap Kegiatan Inti

1) Menjelaskan materi pelajaran tentang materi peta wilayah lingkungan

setempat pada peta Kab. Sumedang.

2) Memberikan penjelasan tentang teknik permainan scramble dalam

pemahaman siswa terhadap peta Kab. Sumedang. Berikut

tahapan-tahapannya:

3) Sebelumnya siswa di bagi menjadi 5 kelompok dimana masing-masing

(32)

4) Setiap kelompok dibagi sebuah kartu soal dan kartu jawaban berupa

huruf-huruf sebagai jawaban

5) Siswa tiap kelompoknya mengisi soal dan jawaban yang telah tersedia

namun jawaban dituliskan dengan susunan acak, jadi siswa mengoreksi

(membolak-balik huruf) tersebut

6) Jawaban yang benar telah tersedia pada kartu berupa kalimat sebagai

jawaban yang tepat/benar

7) Siswatiap kelompoknya menemukan jawaban pada karu tersebut lalu

ditempelkan jawaban tersebut pada lember jawaban

8) Dalam permainan ini ditentukan dengan waktu yang disediakan jadi siswa

tiap kelompoknya memperhatikan waktu yang telah ditentukan

9) Permainan diakhiri setelah jawaban terpasang atau setelah semua

permainan tidak dapat memasang lagi jawaban-jawaban yang masih

dipegangnya. Yang dinyatakan sebagai pemenangnya adalah pemain yang

dapat menyebutkan kata sandi yaitu berhasil…berhasil…..horee…!

10) Siswa secara individual diberikan suatu evaluasi berupa soal yang harus

di isi dengan jawaban yang benar

c. Tahap Kegiatan Akhir

1) Guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari

2) Melaksanakan evaluasi

3. Tahap Observasi Tindakan

Observasi yaitu melakuakan pengamatan dan mencatat semua hal yang

diperlukan yang terjadi selama pelaksanaan sedang berlangsung. Adapun

kegiatan tersebut pada waktu praktisi melaksanakan pembelajaran dan peneliti

mengadakan pengamtan dengan menggunakan alat pengumpul data yang telah

disiapkan. Tujuan dari observasi ini untuk mengetahui kinerja guru dalam

pembelajaran menerapan teknik permainan scramble. Serta keterlibatan

aktivitas siswa dalam pembelajaran. Hal ini dimaksudkan mengumpulkan atau

merekam data baik melalui observasi maupun catatan lapangan yang lengkap

(33)

45

4. Tahap Analisis dan Refleksi Tindakan a. Tahap Analisis Tindakan

Tahapan analisis merupakan tahap di mana peneliti melakukan

pemeriksaan terhadap semua informasi yang telah dikumpulkan pada tahap

observasi, wawancara, dan catatan lapangan. Informasi yang telah

dikumpulkan, selanjutnya diuji dan dibandingkan dengan pengalaman

sebelumnya. Kemudian dikaitkan dengan teori-teori tertentu atau hasil

penelitian yang relevan.

b. Tahap Releksi

Tahap ini merupakan pengkajian data yang telah diperoleh saat

observasi. Peneliti dan teman sejawat melakukan analisis, interprestasi dan

evaluasi atas data yang berhasil diperoleh melalui kegiatan observasi. Data

yang diperoleh dipahami, diuji, dicarikan keterkaitannya dengan teori yang

relevan. Data yang sudah dianalisis-sintesis tersebut kemudian melalui proses

refleksi ditarik kesimpulan yang tepat dan akurat.

Hasil tahap refleksi ini dilanjutkan dengan merumuskan rencana

tindakan selanjutnya yang merupakan perbaikan dan penyempurnaan dari

tindakan sebelumnya. Merumuskan bagian yang perlu mendapat perhatian

lebih sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik. Intinya yaitu

merancang pembelajaran dengan merumuskan hal-hal yang belum ada

sebelumnya yang dirasakan dapat membentu menyelesaikan permasalahan.

Langkah-langkah dari kegiatan analisis dan kegiatan refleksi ini adalah

sebagai berikut :

1) Analisis, sintesis dan interpretasi terhadap informsi yang diperoleh dari

pelaksanaan tindakan.

2) Melakuakan evaluasi hadap keberhasilan dan pencapaian tujuan tindakan.

3) Memperbaiki proses pembelajaran yang telah di laksanakan dan pelayanan

(34)

E. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini pengumpulan dan mengenai pelaksanaan dan hasil

dari program tindakannya akan dilakuakan dengan menggunakan beberapa

instrument penelitian sebagai berikut :

1. Pedoman Observasi

Pedemoan observasi adalah pedemoan yang digunakan ketika observasi

yang di dalamnya berisi aspek-aspek yang akan diamti pada saat observasi.

Pedemoman observasi merupakan alat dari teknik observasi.Sedangkan

Wiriaatmadja (2005: 104) menyatakan bahwa “ observasi adalah tindakan yang merupakan penafsiran dari teori “. Kegiatan tersebut berkenaan dengan cara guru mengajar dan siswa belajar.

Observasi atau pengamatan dilakuakan untuk mengetahui kinerja guru

dan aktivitas siswa pada waktu penerapan teknik permainan scramble untuk

meningkatkan pemahaman siswa tentang mengartikan simbol-simbol pada

peta Kab. Sumedang dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di

kelas IV SDN Tegalkalong II. Ketika pembelajaran, kinerja guru diamati dan

dinilai. Karena penerapan teknik permainan scramble ini sangat tergantung

dari kegiatan guru dalam menyajikan materi dan mengarahkan siswa dalam

bekerja sama saat melakukan teknik permainan scramble untuk mengartikan

simbol-simbol pada peta. Untuk mengecek penerapan teknik permainan

scramble ini aspek yang dijadikan bahan observasi adalah kinerja guru pada saat membelajarkan siswa dengan menerapkan teknik permainan scramble

tersebutdan aktivitas siswa saat belajar. Instrumen observasi yang berupa

pedoman observasi terlampir.

2. Pedoman Wawancara

Wawancara merupakan suatu cara pengumpulan data yang digunakan

untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya dan lebih mendalam

pada responden yang jumlah sedikit. Esterberg (Sugiono, 2005: 72) mengidentifikasikan “wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna

(35)

47

Wawancara ini dilakukan untuk mendaptkan informasi dari siswa untuk

mengetahui hambatan-hambatan yang ditemuinya selama penerapan teknik

permainan scramble untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam

mengrtikan simbol-simbol pada peta Kab. Sumedang. Selain itu untuk

mengetahui hambatan-hambatan yang ditemui oleh guru pada saat

melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan teknik permainan scramble

di kelas. Instrument wawancara yang berupa pedoman wawancara telampir.

3. Tes Hasil Belajar

Tes adalah serangkaian pertanyaan atau latihan serta alat yang digunakan

untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau

bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Menurut Arikunto,

Suharsini (2006: 105) “tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat

lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok”.

Jenis tes yang dilakukan adalah proses dan post tes. Tes untuk mengukur

kemampuan siswa setelah diterapkannya teknik permainan scarmble.

Pemberian tes hasil belajar berupa tes tertulis yang berbentuk soal isian. Untuk

mengukur aspek afektif dan psikomotor siswa pada saat proses belajar

mengajar dengan menerapkan teknik permainan scramble secara kelompok.

Tujuannya untuk memperoleh data mengenai tingkat keberhasilan siswa

dalam materi tentang simbol-simbol pada peta. Instrumen tes hasil belajar

telampir.

4. Catatan Lapangan

Catatan lapangan merupakan salah satu alat dari teknik observasi yang

berisi catatan seluruh kejadian penting atau hasil temuan peneliti selama

kegiatan pembelajaran dengan penerapan teknik permainan scramble.

Menurut Wiriaatmadja (2005: 125) “Kejadian yang dicata ketika kejadian sedang berlangsung jangan ditunda”. Observer dan peneliti mendiskusikan temuan atau kejadian penting yang berkenaan tentang pelaksanaan

pembelajaran dengan menerapkan teknik permaianan scramble. Dalam catatan

(36)

permainan scramble dan prilaku siswa selama kegiatan belajar mengajar

berlangsung. Instrumen catatn lapangan yang berupa format catatan lapangan

terlampir.

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data 1. Teknik Pengolahan Data

Dalam penelitian tindakan kelas ini, pengolahan data dilakukan melalui

tiga tahap yaitu reduksi data, paparan data dan penyimpulan. Reduksi data

adalah proses penyederhanaan melalui seleksi, artinya bahwa tidak semua data

yang diperoleh dilapangan disesuaikan dengan tujuan penelitian yang harus

dicapai. Kegiatan mereduksi data dapat juga dilakukan melalui diskusi dengan

teman yang dipandang ahli atau melakukan konfirmasi dengan dosen

pembingbing.

Tahap kedua yaitu paparan data, yakni proses penampilan data secara

lebih sederhana dalam bentuk paparan naratif. Penyajian data ini dilakukan

untuk memudahkan apa yang terjadi kemudian merencanakan kerja

selanjutnya. Tahap ketiga adalah penyimpulan data, yakni proses pengambilan

intisari dan penyajian data yang telah diorganisir dalam pernyataan kalimat

dan atau formal yang singkat dan padat tapi mengandung arti yang luas.

Data yang diperoleh dalam penelitian tindakan kelas ini terdiri dari data

proses dan data hasil. Berikut teknik pengolahan data proses dan data

pengolahan data hasil.

a. Teknik Pengolahan Data Proses

Teknik pengolahan data dan analisis data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah pengolahan analisis dengan data kualitatif. Data yang

bersifat kualitatif diperoleh dari hasil observasi berupa aktivitas siswa dan

kinerja guru, respon, pendapat atau pandang siswa melalui wawancara, dan

dari hasil catatn lapangan berupa kejadian-kejadian yang dianggap penting

(37)

49

1) Kinerja Guru

Data hasil observasi kinerja guru ditafsirkan dengan menggunakan

jumlah kemunculan indikator dari format observasi kinerja guru. Aspek yang

diukur dalam observasi kinerja guru yaitu aspek perencanaan, pelaksanaan,

dan evaluasi dalam proses pembelajaran. Masing-masing mempunyai aspek

yang dinilai memiliki jumlah skor 3-2-1, untuk format kinerja guru telampir.

Semua keterangan yang diperoleh dari setiap aspek dijumlahkan dan

dipersentasikan. Dengan persentasi tersebut dapat terlihat peningkatan kualitas

kinerja guru pada proses pembelajaran atau pada pelaksanaan tindakan dan

dapat dijadikan bahan refleksi untuk pelaksanaan siklus berikutnya.

2) Aktivitas Siswa

Selama pembelajaran dilakukan dengan cara menentukan perolehan

sekor dari ketiga aspek yang diamati yakni keaktifan, disiplin, kerjasama.

Pada lembar observasi siswa masing-masing aspek yang dinilai memiliki skor

3-2-1-0 dengan deskriptor penilain yaitu siswa mendaptkan skor 3 apabila

terdapat deskiptor, siswa mendapat skor 2 apabila terdapat 2 deskiptor, siswa

mendapat skor 1 apabila hanya 1 dekiptor dan siswa mendapat skor 0 apabila

tidak satupun deskiptor yang dilaksanakan. Semua skor yang diperoleh dari

tiap aspek dijumlahkan dan ditafsirkan dengan criteria baik, cukup, dan

kurang. Untuk observasi aktivitas siswa telampir.

Adapun tafsiran yang telah ditentukan adalah sebagai berikut : tafsiran :

- B (baik) = 7-9

- C (cukup) = 4-6

- K (kurang) = 0-3

b. Teknik Pengolahan Data Hasil

Teknik pengolahan data hasil belajar siswa dilakukan dengan cara setiap

skor perolehan dijumlah dibagi skor ideal dikali seratus persen. Skor idealnya

yaitu 7. Kemudian dibandingkan berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal

(KKM) yang terdapat di SDN Tegalkalong II, dimana nanti apabila nilainya

(38)

hasil lebuih dari KKM maka siswa tersebut tuntas dalam memperoleh hasil

belajar. Tes hasil belajar berbentuk hasil tes tertulis sebagai berikut :

1) Persentasi ketuntasan diperoleh dari skor yang diperoleh dibagi dengan

skor ideal dikali seratus persen atau

Jumlah skor perolehan x 100% skor ideal

2) Kriteria ketuntasan minimal (KKM) dihitung dengan memberi poin pada

setiap kriteria yang ditetapkan.

- Kompleksitas : Tinggi : 50 - 74

: Sedang : 75 - 80

: Rendah : 81 - 100

- Daya dukung : Tinggi : 81 - 100

: Sedang : 75 - 80

: Rendah : 50 - 74

- Intake siswa : Tinggi : 81 - 100

: Sedang : 75 - 80

: Rendah : 50 – 74

KKM = kompleksitas + daya dukung + intake 3

= 70 + 70 + 70 3

= 70

Keterangan

Siswa yang mendapat nilai > 70 dinyatakan tuntas

Siswa yang mendapat nilai < 70 dinyatakan tidak tuntas

Criteria ketuntasan klasikal di peroleh dari :

(39)

51

2. Analisis Data

Analisis data menurut Patton (Moleong, 1998: 103 ) adalah “Proses

mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, katagori, dan satuan uraian dasar”. Menurut Meleong (2006: 247) proses analisis data.

Dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia sari berbagai

sumber, yaitu wawancara, pengamatan yang sudah dituliskan dalam catatan

lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar, foto, dan sebagainya.

Setelah dibaca, dipelajari, dan ditelaah, maka langkah berikutnya ialah

mengadakan reduksi data yang dilakukan dengan jalan membuat abstraksi.

Abstraksi merupakan usaha membuat rangkuaman yang inti, proses, dan

pernyataan yang perlu dijaga sehingga tetap berada didalamnya. Langkah

selanjutnya adalah menyusunnya dalam satuan-satuan. Satuan-satuan itu

kemudian dikategorisasikan pada langkah berikutnya. Katagori-katagori itu

dibuat sambil melaksanakan koding. Tahap akhir dari analisis data ialah

dibuat mengadakan pemeriksaaan keabsahan data.

Secara rinci, analisis data dalam penelitian tindakan kelas ini bersifat

kualitatif, data yang diperoleh dikatagorikan dan diklasifikasikan berdasarkan

analisis kaitan logisnya kemudian ditafsirkan dan disajikan secara sistematis

dalam keseluruhan permasalahan dan kegiatan peneliti.

Untuk menganalisis data hasil tindakan yang dilakukan peneliti bersama

guru dan sebagai praktikan disajikan secara bertahap sesuai dengan siklus

yang telah dilakukan serta jenis prilaku yang telah dilakukan guru dan para

siswa berserta dampak yang ditimbulkannya.

Proses analisis data dalam penelitian ini dimulai dengan menelaah dan

mempelajari seluruh data yang terkumpul dari berbagai sumber, kemudian

data tersebut direduksi dengan jalan membuat abstraksi yaitu dengan

merangkumnya menjadi intisari yang terjaga kebenarannya. Selanjutnya, data

tersebut disusun dan dikatagorisasikan, kemudian disajikan, dimaknai,

disimpulkan dan terakhir diperiksa keabsahannya. Kegiatan akhir yang

dilakukan adalah dengan mengadakan pemeriksaan validasi data dalam

(40)

G. Validasi Data

Validasi data yang akan digunakan dalam penelitian ini mengacu pada

pendapat Hopkins (Wiriaatmadja, 2005: 168-171), bahwa untuk mengetahui

validasi sebuah data menggunakan :

1. Triangulasi

Triangulasi, yakni memeriksa kebenaran data yang diperoleh peneliti dengan membandingkan terhadap hasil yang diperoleh mitra peneliti secara

kolaboratif (Wiriaatmdja, 2005: 169).

Triangulasi dilakuakan untuk memeriksa kebenaran data dengan menggunakan sumber lain, yakni membandingkan kebenaran data yang

diperoleh peneliti dengan data yang diperoleh dari sumber lain yaitu guru dan

siswa.

Adapun contoh tringulasi dalam penelitian ini adalah melaui kegiatan

wawancara dengan guru dan siswa, misalnya Ayu Siti Fatimah adalah salah

satu siswa yang berprestasi baik dalam pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

(IPS). Akan tetapi ketika pelaksanaan siklus I kelompok 2 memperoleh nilai

80 padahal pada pelaksanaan awal mendapat nilai 83.

Setelah dilakukan wawancara, ternyata Ayu Siti kesulitan dalam

menerapkan teknik permainan scramble karena dalam menerangkan guru

tidak jelas dalam menyampaikan materi, sehingga Ayu Siti tidak dapat

memahami materi tersebut. Peneliti bertanya kepada observer mengenai hal

tersebut, karena menurut observer belum menguasi penuh tentang teknik

permainan scramble dalam mengartiakan simbol-simbol pada peta sehingga

banyak siswa yang kurang memahami dengan baik.

Dari hasil tes siswa, observasi, dan wawancara maka diperoleh informasi

bahwa guru dalam penyampaian materi belum menguasi penuh pada saat

menyampaian materi guru harus lebih jelas lagi menguasi materi pembelajaran

yang akan disampaikan sehingga siswa dapat memahami tujuan pembelajaran

(41)

53

2. Member Check

Member check, yakni cara untuk memperoleh kebsahan data terhadap kebenaran data yang telah diperoleh setelah selesai mengumpulkan data, yakni

dengan cara menginformasikan kepada subjek penelitian maupun sumber lain

yang berkompeten. Dalam proses ini informasi tentang seluruh pelaksanaan

tindakan yang diperoleh peneliti dan mitra akan dikonfirmasikan

kebenarannya melalui diskusi balikan.

Contohnya, ketika pembelajaran menerapkan teknik permainan scramble

yang terlihat pada siklus I kelompok 4 memperoleh nilai 58. Kemudian

dilakukan wawancara ternyata kelompok 4 kurang memahami cara permainan

teknik scramble, karena tidak dapat menyimak dengan baik pemeparan dari

guru karena guru dalam menyampaikan materi belum menguasai dengan jelas.

Peneliti dan observer melakuakan diskusi kejadian tersebut, untuk penyajian

pembelajaran pada siklus II harus lebih mengarah pada tujuan pembelajaran.

3. Ekpert Opinion

Ekpert Opinion, yakni kegiatan yang di laksanakan adalah mengecek hasil penelitian beserta prosedur dan metode pengumpulan data dengan

mengkonfirmasikan adanya bukti-bukti temuan yang telah diperiksa dan dicek

keabsahannya terhadap sumber data dari hasil pertama. Hal ini dilakukan

dengan cara mendiskusikan kebenaran data berserta prosedur pengumpulan

data kepada pembimbing.

Contohnya, jika dalam melaksanakan kegitan penelitian peneliti

menemukan data atau permaslahan yang berupa hambatan dilapangan,

kemudian dikonsultasikan kepada pembimbing. Hal ini untuk memperoleh

arahan dan masukan sehingga validasi temuan peneliti dapat dipertanggung

(42)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pembehasan yang dilakukan terhadap hasil

pelaksanaan tindakan dengan menerapkan teknik permainan scramble untuk

meningkatakan pemahaman siswa tentang mengartikan simbol-simbol pada

peta Kab. Sumedang dalam pembelajaran IPS di kelas IV SDN Tegalkalong

II, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Perencanaan

Pada tahap perencanaan penerapan teknik permainan scramble untuk

meningkatkan pemahaman siswa tentang mengrtikan simbol-simbol pada peta

Kab. Sumedang dilakukan dengan mempersiapkan strategi pembelajaran

untuk bisa menyampaikan bahan ajar kepada siswa. Perncanaan yang dibuat

dalam keseharian guru mengajar. Namun pada pelaksanaan ini ada beberapa

strategi atau teknki mengajar yang telah dirancang untuk lebih meningkatkan

pemahaman dan akivitas siswa dalam mengrtikan simbol-simbol pada peta

dengan penerapan teknik permainan scramble.

Adapun rencana yang dipersipkan untuk pelaksanaan tindakan

penerapan teknik permainan scramble tentang mengartikan simbol-simbol ada

peta yaitu sebagai berikut :

a. Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), mengembangkan materi, media

dan sumber belajar, mempersiapkan LKS, lembar penilaian, sarana dan

prasarana pembelajaran, serta telah membuat kelompok belajar untuk

menentukan cara-cara pengorganisasian siswa dalam belajar.

b. Metode yang digunaknan dalam pembelajaran ini adalah ceramah, tanya

jawab, diskusi dan penugasan.

c. Langkah-langkah pembelajaran yang dilaksanakan dirumuskan sesuai

dengan tahapan-tahapan kegiatan pembelajaran dalam penerapan teknik

permainan scramble. Ada perbedaan dalam tahapan-tahapan pembelajaran

(43)

90

pada setiap siklusnya, hal ini dimaksudkan untuk perbaikan kinerja guru,

aktivitas siswa dan hasil belajar siswa di siklus selanjutnya.

d. Evaluasi dilaksanakan pada proses dan langsung dikoreksi pada kegiatan

akhir.

e. LKS dibuat sebagai panduan dalam melaksanakan diskusi dan

mempermudah siswa untuk membagi tugas setiap anggota kelompoknya.

2. Pelaksanaan

Berdasarkan pelaksanaan pembelajaran setiap siklus dapat disimpulkan

bahwa pembelajaran tentang mengartikan simbol-simbol pada peta dengan

penerapan teknik permainan scramble dapat meningkatkan kinerja guru dan

aktivitas siswa.

Hal ini berdasarkan data hasil pelaksanaan pada setiap siklus

pembelajaran diperoleh data bahwa proses pembeljaran setiap siklus :

a. Kinerja Guru

Kinerja guru pada siklus I mencapai 68% dari semua aspek yang

dinilai.Pada siklus II mengalami peningkatan sebesar 95%. Hal ini sudah

melebihi target yang telah ditentukan yaitu sebesar 80%.

b. Aktivitas Siswa

Aktivitas siswa dari 20 siswa yang berada pada criteria baik (B) pada siklus

I mencapai 6 siswa atau 60 %. Pada siklus II mencapai 18 siswa atau 90%

mengalami peningkatan 30%.

Dengan rincian pelaksanaan pembelajaran sebagai berikut, pada tahap

pelaksanaan teknik permainan scramble untuk meningkatkan pemahaman

siswa tentang mengartikan simbo-simbol pada peta Kab. Sumedang di kelas

IV SDN Tegalkalong II Kecamatan Sumedang Utara Kabupaten Sumedang

melalui cara.

a. Siswa dibagi kedalam 5 kelompok yang terdiri dari 4 orang siswa yang

telah ditentukan

b. Setiap kelompok dibagi sebuah kartu soal dan kartu jawaban berupa

(44)

c. Siswa setiap kelompoknya mengisis soal dan jawaban yang telah

tersedia namun jawaban dituliskan dengan susunan acak, jadi siswa

mengoreksi (membolak-balik huruf) tersebut

d. Jawaban yang benar telah tersedia pada kartu berupa kalimat sebagai

jawaban yang tepat/benar

e. Siswa setiap kelompoknya menemukan jawaban pada kartu tersebut lalu

ditempelkan jawaban tersebut pada lembar jawaban

f. Siswa tiap kelompoknya berlomba-lomba untuk menyelesaikan soal atau

tugas tersebut dengan waktu yang telah ditentukan

g. Permainan diakhiri setelah jawaban terpasang atau setelah semua

permainan tidak dapat memasangkan lagi jawaban-jawaban yang

dipegang. Yang dinyatakan pemenang sebagai pemenangnya

menyebutkan kata sandi yaitu berhasil….berhasil horee..! dan diberi

penghargaan bagi pemenang

h. Siswa secara indivual diberi suatu evaluasi berupa soal yang harus di isi

dengan jawaban yang benar sesuai dengan gambar peta yang disediakan

3. Hasil

Pembelajaran tentang mengartikan simbol-simbol pada peta dengan

penerapan teknik permainan scramble dapat meningkat hal ini berdasarkan data

hasil tes siswa pada setiap siklus yaitu:

Data tes awal terlihat pada siswa kelas IV SDN Tegalkalong II dari 20

siswa hanya 5 orang siswa yang tuntas. Artinya hanya 25% siswa yang dapat

mengrtikan simbol-simbol pada peta dengan benar dan memenuhi pencapaian

KKM. Sedangkan siswa yang tidak tuntas dari 20 siswa adalah 15 siswa atau

75%. Setalah menerapkan teknik permainan scramble maka diperoleh data

sebagai berikut. Pada siklus I, siswa yang tuntas mencapai KKM yang

ditentukan sebanyak 9 siswa atau 60%. Pada siklus II yang tuntas sebanyak 19

(45)

92

B. SARAN

Setelah melakukan proses penelitian tindakan kelas yang terkait dengan

penerapan teknik permainan scramble untuk meningkatkan pemahaman siswa

tentang mengartikan simbol-simbol pada peta Kab. Sumedang di kelas IV,

maka akhirnya peneliti dapat meraskan hal-hal yang terjadi selama proses

penelitian dan kondisi tersebut suatu pengetahuan bagi peneliti. Dalam hal ini

ada beberapa saran yang perlu dikemukakan sebagai implikasi hasil penelitian

ini, yaitu sebagai berikut

1. Bagi Guru

a. Guru disarankan lebih aktif dalam pembelajaran, agar pembelajaran menjadi

lebih bermakna, memikat siswa atau tidak membosankan

b. Guru disarankan memahami secara mendalam mengenai penrapan teknik

permainan scramble untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang

mengartikan simbol-simbol pada peta sehingga dalam penerapannya tidak

membingungkan siswa dan menjadi salah persepsi pada diri siswa

c. Guru sebagai fasitator disarankan mampu mengadakan perubahan pada cara

pembelajaran yang tadinya secara umum lebih menekankan pada teori saja,

dengan merubah suatu pembelajaran yang dilakukan lebih menitip beratkan

pada sktivitas siswa sehingga pembelajaran akan lebih bermakna

2. Bagi Sekolah

Lembaga sekolah hendaknya mampu membuka diri untuk menerima inovasi

pembelajaran yang baru dan disarankan sekolah menyediakan sarana dan

prasarana pembelajaran agar lebih baik.

3. Bagi Peneliti Lain

Hasil peneliti ini diharapkan dapat disajikan landasan atau acauan bagi

peneliti lain yang akan melaksanakan penelitian lanjutan yang berhubungan

(46)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Edisi Revisi VI). Jakarta: Rineka Cipta.

Arikuntro, Suharsimi, dkk.(2010). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Depdiknas.(2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Dinas Pendidikan Sumedang. (2006). Kurikulum tingkat satuan pendidikan. Sumedang: Despen Sumedang.

Eriyawan-Rukmana R.A. (2012). “Meningkatkan Gerak Dasar Chest Pass Bola Basket melalui Modifikasi Permainan Kooperatif pada Siswa Kelas V SDN Panyingkiran III Kecamatan Sumedang Utara Kabupaten

Sumedng”.Jurnal Mimbar Pendidikan Dasar. 3, (2), 49-54.

Hisnu, Tantaya P. (2008). Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SD/MI kelas 4.Jakarta: Pusat Perbukuan Dapertemen Pendidikan Nasional.

Hanifah, Nurdinah (2010). Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. Jakarta: Pustaka Ceria, Yayasan Pena Bandung: Kampus Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)

Hanifah, N. (2012). “Pendidikan Global dalam Pembelajaran IPS SD”.Jurnal Mimbar Pendidikan Dasar. 3, (2), 44-48.

Hanifah, N. (2010). “Masalah yang dihadapi Guru IPS dalam merumuskan Butir Soal Objektif dalam Evaluasi Pengajaran”. Jurnal Mimbar Pendidikan Dasar. 1, (1), 36-40.

Hisnu, Tantaya P. (2008). Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SD/MI kelas 4.Jakarta: Pusat Perbukuan Dapertemen Pendidikan Nasional.

Meleong, lexy.(2002). Metologi Penelitian Kualitatif. Bandung: remaja Rosdakarya

Ningrum, Epon, dkk. (2008). Tempat Ruang dan Sistem Sosial. Bandung: UPI PRESS.

(47)

94

Sapriya, dkk.(2006). Pembelajaran dan Evaluasi Hasil Belajar IPS. Bandung: UPI PRESS.

Sapriya, dkk. (2007). Pengembangan Pendidikan IPS di SD. Bandung: UPI PRESS.

Soeparno.(1988). Media Pengajaran Bahasa. PT. Intan Peariwara.

Wiriaatmadja, Rochiati. (2005). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Angkasa.

--- (2010).Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Sumber : ww.sriudin.com./2011/07/model-pembelajaran-scramble.html.

Gambar

Gambar                                                                                                        Halaman
Tabel                                                                                                           Halaman
Tabel 1.1
Gambar 3.1 Denah SDN Tegalkalong II
+5

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mengetahui peningkatan kinerja guru pada pelaksanaan pembelajaran bahasa Indonesia pada materi menemukan pikiran pokok di kelas IV SDN Tegalkalong III, Kecamatan Sumedang