Firsty Wildaniah, 2013
Program Bimbingan Untuk Mengembangkan Perilaku Prososial Anak Usia Dini Melalui Bermain di TPA Taman Isola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PROGRAM BIMBINGAN UNTUK MENGEMBANGKAN
PRILAKU PROSOSIAL ANAK USIA DINI MELALUI
BERMAIN DI TPA TAMAN ISOLA
(Singel Subjek Research terhadap Anak Usia Dini di TPA Taman Isola)
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Ilmu Pendidikan dalam Bidang Bimbingan dan Konseling
Oleh
FIRSTY WILDANIAH 1104033
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING SEKOLAH PASCASARJANA
Firsty Wildaniah, 2013
Program Bimbingan Untuk Mengembangkan Perilaku Prososial Anak Usia Dini Melalui Bermain di TPA Taman Isola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2013
PROGRAM BIMBINGAN UNTUK MENGEMBANGKAN
PRILAKU PROSOSIAL ANAK USIA DINI MELALUI
BERMAIN DI TPA TAMAN ISOLA
(Singel Subjek Research terhadap Anak Usia Dini di TPA Taman Isola)
Oleh
Firsty Wildaniah
M.Pd UPI Bandung, 2013
Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar magister pendidikan (M.Pd.) Pada program studi bimbingan dan konseling
© Firsty Wildaniah 2013
Universitas Pendidikan Indonesia
Firsty Wildaniah, 2013
Program Bimbingan Untuk Mengembangkan Perilaku Prososial Anak Usia Dini Melalui Bermain di TPA Taman Isola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
Firsty Wildaniah, 2013
Program Bimbingan Untuk Mengembangkan Perilaku Prososial Anak Usia Dini Melalui Bermain di TPA Taman Isola
Firsty Wildaniah, 2013
Program Bimbingan Untuk Mengembangkan Perilaku Prososial Anak Usia Dini Melalui Bermain di TPA Taman Isola
Firsty Wildaniah, 2013
Program Bimbingan Untuk Mengembangkan Perilaku Prososial Anak Usia Dini Melalui Bermain di TPA Taman Isola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK
Program Bimbingan untuk Mengembangkan Perilaku Prososial Anak Usia Dini (Single Subject Research terhadap Anak Usia Dini dan Pengasuh)
Penelitian dilatarbelakangi oleh pentingnya mengembangkan aspek prososial pada anak usia dini melalui program bimbingan yang lebih terencana. Tujuan penelitian adalah mengetahui gambaran perilaku prososial anak usia dini dan membuat program bimbingan untuk mengembangkan perilaku prososial. Penelitian dilakukan di TPA Taman Isola sebagai salah satu TPA yang berada di lingkungan kampus dan perkantoran. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kualitatif kuantitatif (mix method research). Metode yang digunakan
exploratory design. Analisis data menggunakan single subject research dengan kecenderungan pendekatan kualitatif. Hasil yang diperoleh dari 5 subjek yang diteliti adalah 3 subjek memiliki perilaku prososial yang baik dan konsisten, 1 subjek belum mampu berperilaku empati dengan optimal dan 1 subjek belum mampu berperilaku empati, murah hati dan peduli dengan baik dan konsisten. Rekomendasi yang disarankan untuk peneliti selanjutnya adalah dapat mengkaji lebih lanjut mengenai perilaku prososial pada anak yang memiliki kebutuhan khusus (ABK) dan mengkaji lebih mendalam mengenai lingkungan keluarga dan pola bimbingan orangtua di rumah yang akan mempengaruhi perilaku prososial anak usia dini.
Firsty Wildaniah, 2013
Program Bimbingan Untuk Mengembangkan Perilaku Prososial Anak Usia Dini Melalui Bermain di TPA Taman Isola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
BAB II KONSEP PERILAKU PROSOSIAL DAN BIMBINGAN
A. Perilaku Prososial Anak Usia Dini 14
B. Konsep Bermain untuk Mengembangkan Perilaku Prososial 28
C. Karakteristik Pengasuh Taman Penitipan Anak (TPA)
dalam Mengembangkan Perilaku Prososial 29
D. Peran Orangtua dalam Mengembangkan Perilaku Prososial 30
E. Bimbingan untuk Anak Usia Dini 31
F. Program Bimbingan 39
G. Taman Penitipan Anak (TPA) 48
H. Penelitian terdahulu yang Relevan 54
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan, Metode dan Desain Penelitian 58
B. Desain Penelitian 65
C. Subjek dan Lokasi Penelitian 67
D. Definisi Istilah 68
Firsty Wildaniah, 2013
Program Bimbingan Untuk Mengembangkan Perilaku Prososial Anak Usia Dini Melalui Bermain di TPA Taman Isola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
F. Pengembangan Program 72
G. Analisis Data Penelitian 74
H. Validitas Data Penelitian 75
I. Prosedur Penelitian 76
J. Struktur Program Bimbingan 80
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian 84
B. Pelaksanaan Program Bimbingan untuk 137
Mengembangkan Perilaku Prososial Anak Usia Dini
C. Gambaran umum Pelaksanaan Program Bimbingan 143
D. Pembahasan 172
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Simpulan 182
B. Rekomendasi 184
DAFTAR PUSTAKA 187
LAMPIRAN
1.Surat Keputusan (SK) Pembimbing
2.Surat Keterangan Izin Penelitian
3.Surat Keterangan telah Melakukan Penelitian
4.Program Bimbingan Perilaku Prososial untuk Anak Usia Dini
5.Pedoman Wawancara
6.Pedoman Observasi
7.Hasil Wawancara
8.Hasil Observasi
9.Satuan Layanan
Firsty Wildaniah, 2013
Program Bimbingan Untuk Mengembangkan Perilaku Prososial Anak Usia Dini Melalui Bermain di TPA Taman Isola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Keuntungan dan Kerugian TPA 50
Tabel 2.2 Rasio Jumlah Pengasuh dan Usia Peserta Didik 52
Tabel 3.1 Pedoman Observasi Anak Usia Dini 59
Tabel 3.2 Pedoman Observasi Pengasuh 62
Tabel 3.3 Data Penelitian Pada Desain A-B 65
Tabel 3.4 Subjek Penelitian 68
Tabel 3.5 Instrumen Perilaku Prososial Anak Usia Dini 70
Tabel 3.6 Kisi-kisi Instrumen Bimbingan yang Dilakukan Pengasuh 71
Tabel 4.1 Pengelola TPA Taman Isola 84
Tabel 4.2 Jumlah Anak di TPA Taman Isola 85
Tabel 4.3 Identitas Subjek Penelitian 85
Tabel 4.4 Kegiatan di TPA Taman Isola 88
Tabel 4.5 Display Gambaran Awal Perilaku Prososial 117
Tabel 4.6 Data Observasi Awal Perilaku Prososial Anak Usia Dini 118
Tabel 4.7 Rencana Operasional Program 139
Tabel 4.8 Format Evaluasi untuk Anak Usia Dini 132
Tabel 4.10 Format Evaluasi Awal 140
Tabel 4.11 Display Perilaku Prososial saat Melaksanakan Program 148
Tabel 4.12 Perilaku Prososial Subjek Pertama (FA)
Firsty Wildaniah, 2013
Program Bimbingan Untuk Mengembangkan Perilaku Prososial Anak Usia Dini Melalui Bermain di TPA Taman Isola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 4.13 Perilaku Prososial Subjek Kedua (BE)
Saat Pelaksanaan Bimbingan Perilaku Prososial 1552
Tabel 4.14 Perilaku Prososial Subjek Ketiga (NR)
Saat Pelaksanaan Bimbingan Perilaku Prososial 155
Tabel 4.15 Perilaku Prososial Subjek Keempat (HF)
Saat Pelaksanaan Bimbingan Perilaku Prososial 152
Tabel 4.16 Perilaku Prososial Subjek Kelima (RG)
Saat Pelaksanaan Bimbingan Perilaku Prososial 157
Tabel 4.17 Display Perilaku Prososial setelah Dilakukan Bimbingan 167
Tabel 4.18 Perilaku Prososial Anak Usia Dini di TPA Taman Isola
Firsty Wildaniah, 2013
Program Bimbingan Untuk Mengembangkan Perilaku Prososial Anak Usia Dini Melalui Bermain di TPA Taman Isola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1 Aspek Empati 118
Grafik 4.2 Aspek Murah Hati 119
Grafik 4.3 Aspek Kerjasama 119
Grafik 4.4 Aspek Peduli 119
Grafik 4.5 Perilaku Empati FA 150
Grafik 4.6 Perilaku Murah Hati FA 151
Grafik 4.7 Perilaku Kerjasama FA 151
Grafik 4.8 Perilaku Peduli FA 152
Grafik 4.9 Perilaku Empati BE 153
Grafik 4.10 Perilaku Murah hati BE 153
Grafik 4.11 Perilaku Kerjasama BE 154
Grafik 4.12 Perilaku Peduli BE 154
Grafik 4.13 Perilaku Empati NR 155
Grafik 4.14 Perilaku Murah hati NR 156
Grafik 4.15 Perilaku Kerjasama NR 156
Grafik 4.16 Perilaku Peduli NR 157
Grafik 4.17 Perilaku Empati HF 158
Firsty Wildaniah, 2013
Program Bimbingan Untuk Mengembangkan Perilaku Prososial Anak Usia Dini Melalui Bermain di TPA Taman Isola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Grafik 4.19 Perilaku Kerjasama HF 159
Grafik 4.20 Perilaku Peduli HF 160
Grafik 4.21 Perilaku Empati RG 161
Grafik 4.22 Perilaku Murah hati RG 161
Grafik 4.23 Perilaku Kerjasama RG 162
Grafik 4.24 Perilaku Peduli RG 162
Grafik 4.25 Perilaku Empati
Setelah dilaksankan Program 169
Grafik 4.26 Perilaku Murah Hati
Setelah dilaksanakan Program 169
Grafik 4.27 Perilaku Kerjasama
Setelah dilaksanakan Program 169
Grafik 4.28 Perilaku Peduli
1
Firsty Wildaniah, 2013
Program Bimbingan Untuk Mengembangkan Perilaku Prososial Anak Usia Dini Melalui Bermain di TPA Taman Isola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Anak usia dini merupakan saat seseorang mengalami perkembangan dan
pertumbuhan yang sangat pesat dalam kehidupannya. Perkembangan dan
pertumbuhan pada anak usia dini membutuhkan beragam stimulasi yang dapat
membantunya untuk berkembang dengan baik sesuai dengan kebutuhan dan
potensinya.
Saat ini jumlah anak usia dini semakin meningkat. Sesuai dengan data di
Departemen Kesehatan RI pada tahun 2010 jumlah anak usia dini (0-4 tahun) di
Indonesia mencapai 23 juta , sedangkan pada tahun 2011 mencapai 23.009.874 dan
pada tahun 2012 diperkirakan 23.352.721 (www.depkes.go.id: 2011). Jumlah tersebut
menunjukkan jumlah anak-anak usia dini mengalami peningkatan yang signifikan dan
membutuhkan bimbingan untuk mencapai perkembangan yang optimal.
Perkembangan yang optimal adalah tercapainya tugas-tugas perkembangan
dan terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan yang sesuai dengan anak usia dini.
Pertumbuhan fisik dan perkembangan kognitif, motorik, emosi, bahasa serta sosial
merupakan beragam tugas perkembangan yang seyogyanya dicapai oleh anak-anak
usia dini. Untuk mencapai perkembangan tersebut dibutuhkan pendidikan dan
pembelajaran yang dapat menstimulasi anak mencapai perkembangan dan
2
Firsty Wildaniah, 2013
Program Bimbingan Untuk Mengembangkan Perilaku Prososial Anak Usia Dini Melalui Bermain di TPA Taman Isola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sementara perkembangan sosial dibutuhkan oleh anak usia dini untuk belajar
mengetahui dan memahami lingkungannya. Seperti yang dikemukakan oleh Norman
(2011) manusia sejak lahir dikaruniai potensi sosialitas, artinya setiap individu
memiliki kemampuan untuk mencapai tujuan hidupnya, tetapi juga merupakan sarana
untuk pertumbuhan dan perkembangan kepribadiannya. Karena manusia pada
hakikatnya adalah mahluk sosial yang membutuhkan kerjasama, empati, simpati,
saling berbagi dan saling membantu dengan sesamanya.
Salah satu aspek perkembangan anak adalah perkembangan sosial yaitu
kemampuan berperilaku yang sesuai dengan lingkungan sosial. Salah satu aspek
penting yang membedakan manusia dengan mahluk lain adalah derajat saling tolong,
kerja sama dan memiliki kepedulian antara sesama manusia (Knafo, 2006:1). Dalam
perkembangan sosial terdapat perilaku prososial dan anti sosial. Perilaku prososial
yang ditampilkan dalam kehidupan masyarakat dikembangkan sejak usia dini dan
dikenalkan oleh orangtua di rumah sebagai pendidik utama bagi anak-anak.
Usia dini adalah saat yang paling tepat untuk mengenalkan, menumbuhkan
dan mengembangkan sikap prososial. Seperti yang diungkapkan oleh Hera (2010),
usia dini adalah salah satu tahapan untuk mengembangkan perilaku sosial sehingga
perlu diberikan kesempatan untuk dapat bermain bersama teman-temannya.
Dari usia 2-6 tahun, anak belajar melakukan hubungan sosial dan bergaul
dengan orang-orang di lingkungan rumah terutama dengan anak-anak yang usianya
sebaya. Mereka belajar menyesuaikan diri dan bekerja sama dalam kegiatan bermain.
Studi lanjutan tentang kelompok anak menunjukkan bahwa sikap dan perilaku sosial
yang terbentuk pada usia dini biasanya menetap dan hanya mengalami perubahan
3
Firsty Wildaniah, 2013
Program Bimbingan Untuk Mengembangkan Perilaku Prososial Anak Usia Dini Melalui Bermain di TPA Taman Isola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Perilaku sosial yang memberikan pengaruh positif dan memberikan
keuntungan serta kenyamanan untuk orang lain disebut perilaku prososial. Seperti
yang dikemukakan oleh Beaty (1998:147) perilaku prososial adalah perilaku positif
yang diwujudkan dalam bentuk empati, murah hati, kerjasama dan kasih sayang.
Sementara menurut Eisenberg (1982:647) perbuatan yang dimaksudkan untuk
menolong atau memberikan kenyamanan psikologis kepada orang lain dalam bentuk
empati dan simpati dikatakan sebagai perilaku prososial.
Menurut beberapa penelitian, perilaku prososial adalah aspek yang akan
memberikan pengaruh yang signifikan terhadap perkembangan kognitif anak-anak.
Seperti yang dikemukakan oleh Svetlova (2010:1), Dalton (2010:161-162), Smith
(2002:465) perilaku prososial pada bayi dan balita ditentukan oleh pemikirannya
terhadap perilaku orang dewasa di sekitarnya sebagai bentuk dari respon sosialnya.
Perilaku prososial berkembang sesuai dengan periode usia (bayi, batita, balita, remaja
dan dewasa) serta perilaku tersebut berhubungan dengan dukungan sosial dari agama,
keluarga (ayah dan ibu), guru dan persahabatan teman sebaya.
Kebalikan dari perilaku prososial adalah anti sosial yaitu perilaku yang
menunjukkan keengganan untuk berhubungan dengan orang lain. Biasanya dilakukan
dalam bentuk menyendiri, sedikit berbicara, berbohong dan sulit beradaptasi. Menurut
Dalton (2010:4) perilaku anti sosial adalah menolak dan menarik diri untuk berbagi
atau membantu orang lain termasuk kekerasan fisik dan perilaku non fisik seperti
kekerasan verbal atau penolakan sosial.
Kecenderungan saat ini, anak-anak banyak menghabiskan waktu dengan
menonton acara televisi, menonton film-film anak dalam DVD dan bermain games
4
Firsty Wildaniah, 2013
Program Bimbingan Untuk Mengembangkan Perilaku Prososial Anak Usia Dini Melalui Bermain di TPA Taman Isola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
nyaman serta aman di rumah untuk duduk dan diam. Akhirnya anak menjadi asing
ketika bertemu dengan anak seusianya saat keluar rumah atau pun saat memulai
sekolahnya. Sebagai contohnya terjadi pada anak laki-laki usia 3 tahun di sebuah
komplek perumahan di kota Bandung yang menangis setiap bertemu dengan orang
lain di luar keluarganya meski hanya dengan teman sebayanya di sekitar rumah, anak
tersebut banyak menghabiskan waktu dengan menonton film-film DVD di rumahnya
yang ditemani oleh pengasuhnya. Dengan demikian perkembangan sosialnya menjadi
terbatas pada lingkungan rumah dan berkembangnya perilaku anti sosial pada anak
usia dini.
Kecenderungan-kecenderungan perilaku anak usia dini yang merasa asing
dalam lingkungan sosial terlihat semakin meningkat karena didukung oleh pola
bimbingan orangtua kepada anak-anaknya. Orangtua seringkali merasa khawatir jika
anak bermain di luar rumah dengan teman-temannya. Adapun ketika anak
menghabiskan waktu bersama teman-temannya terdapat kecenderungan anak menjadi
egois dan ingin selalu diperhatikan oleh lingkungannya. Perilaku-perilaku pada anak
usia dini dipengaruhi oleh keluarga dan orang-orang terdekatnya seperti pengasuh
atau pun keluarga yang tinggal serumah.
Sementara perilaku prososial merupakan nilai penting dalam mengembangkan
hubungan sosial dengan lingkungan masyarakat, namun di sisi lain lingkungan
cenderung mempengaruhi perilaku prososial anak usia dini. Ibrahim (2012) dalam
www.tabloidnova.com mengemukakan peran orangtua dalam mengkondisikan
lingkungan yang baik dalam menstimulasi anak berperilaku prososial dapat berupa: a)
membimbing dan mengajarkan anak berperilaku yang positif; b) menjadi model yang
5
Firsty Wildaniah, 2013
Program Bimbingan Untuk Mengembangkan Perilaku Prososial Anak Usia Dini Melalui Bermain di TPA Taman Isola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dalam mempelajari perilaku orang lain dalam lingkungannya; d) mendorong dan
membantu kemampuan anak dalam bergaul dengan orang lain serta e) berpartisipasi
aktif dalam mengembangkan perilaku sosial anak secara langsung di lingkungan
sosialnya.
Saat ini peran orangtua untuk membimbing anak dalam mengembangkan
perilaku prososial semakin berkurang intensitasnya karena kesibukan orangtua
khususnya ibu yang bekerja seharian, sehingga cenderung kurang memiliki waktu
untuk berinteraksi dengan anak-anaknya. Kesibukan orangtua bekerja dan
keterbatasan waktu dalam membimbing dan mendidik anak menjadi salah satu
hambatan untuk mengembangkan perilaku sosial pada anak usia dini. Sehingga salah
satu sikap terbaik orangtua untuk mengoptimalkan perkembangan anaknya adalah
menitipkan anaknya ke TPA (Taman Penitipan Anak) yang biasanya berdekatan
dengan lokasi pekerjaannya.
Menurut pengamatan terhadap beberapa anak usia dini di satu komplek
perumahan di kota Bandung, terdapat perbedaan yang cukup signifikan antara anak
yang dititipkan di TPA dan anak yang diasuh di rumah. Anak yang dititpkan di TPA
memperlihatkan perilaku prososial yang lebih baik ketika bergaul dengan teman
sebayanya seperti toleransi, kerjasama, berbagi dan lebih ‘familiar’. Mereka juga
terlihat mandiri, disiplin dan memiliki kosa kata yang lebih banyak dibandingkan
anak-anak seusianya. Untuk anak yang diasuh oleh pengasuh di rumah, terlihat
menyendiri, egois, pemalu atau ketika bergaul dengan teman sebayanya sikapnya
selalu ingin mendominasi pergaulan. Kemampuan bicaranya pun masih terbatas dan
menghindar dari pergaulan dengan teman sebaya. Pengamatan-pengamatan tersebut
6
Firsty Wildaniah, 2013
Program Bimbingan Untuk Mengembangkan Perilaku Prososial Anak Usia Dini Melalui Bermain di TPA Taman Isola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pendidikan prasekolah melakukan penyesuaian sosial yang lebih baik dibandingkan
dengan anak-anak yang tidak mengikuti pendidikan pra sekolah.
Untuk menghindari permasalahan perilaku sosial yang semakin besar dihadapi
anak usia dini maka terjadi fenomena masyarakat yang menarik akhir-akhir ini dalam
meningkatkan pendidikan anak usia dini yaitu mempercepat anak untuk memasuki
dunia persekolahan seperti play group (kelompok bermain), lembaga PAUD, TPQ (Taman Pendidikan Qur‟an), termasuk yang dititipkan di Taman Penitipan Anak
(TPA). Meski taman penitipan anak bukanlah sekolah, namun masyarakat umum
lazim mengatakan TPA adalah sekolah untuk anak usia dini. Keluarga muda yang
memiliki anak usia dini cenderung memilih TPA untuk menitipkan anaknya dengan
harapan mendapatkan pendidikan dan bimbingan yang lebih baik dibandingkan
dengan pengasuhnya di rumah.
Fenomena tersebut sesuai dengan yang dikemukakan oleh Susanto (2006:1),
tentang adanya kecenderungan karir ganda yang terjadi di hampir setiap keluarga
muda di perkotaan. Di satu sisi, mereka memiliki sedikit waktu untuk mendidik dan
membimbing anak-anaknya di rumah namun di sisi lain secara ekonomi memiliki
alokasi dana untuk menitipkan anak-anaknya ke TPA. Dengan demikian, pilihan
keamanan dan kenyamanan orangtua dengan menitipkan anak ke TPA merupakan
solusi terbaik untuk masa depan anaknya.
Harapan orangtua menitipkan anaknya ke TPA adalah dapat tercapainya
beragam aspek perkembangan yang dimiliki oleh anak-anak usia dini. Dengan asumsi
semakin dini anak memasuki dunia persekolahan maka kemampuan akademiknya
akan semakin baik. Namun, masalah selanjutnya adalah terjadi fenomena anak-anak
7
Firsty Wildaniah, 2013
Program Bimbingan Untuk Mengembangkan Perilaku Prososial Anak Usia Dini Melalui Bermain di TPA Taman Isola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
TPA fungsinya sebagai „rumah kedua‟ untuk anak-anak usia dini yang
memiliki pelayanan untuk orangtua yang kurang memiliki waktu dalam membimbing
dan mendidik anak-anaknya secara optimal. Pengasuh di TPA akan memberikan
pelayanan seperti memasak makanan anak, memberinya makan, menidurkan,
mengajaknya bermain, memandikan, menggantikan pakaiannya dan yang terpenting
adalah memberikan bimbingan secara intensif kepada anak-anak.
Beberapa penelitian menjelaskan dampak anak-anak usia dini dititipkan di
TPA. Penelitian di Amerika dalam jurnal Encyclopedian on Early Childhood Development (Jay Belsky, 2005:3) anak-anak yang menghabiskan waktunya di TPA memiliki ketidaknyamanan dengan ibunya karena kurangnya sentuhan, interaksi dan
komunikasi. Rata-rata anak usia dini telah dititipkan di TPA sejak usianya masih
dibawah satu tahun, sehingga pertumbuhan dan perkembangan awal kehidupannya
dibimbing oleh para pengasuh di TPA. Meskipun TPA yang ditempati anak-anak
tersebut berkualitas dan menjamin seluruh kebutuhan anak dengan sangat baik,
namun mereka cenderung memiliki masalah perilaku pada usia 2 tahun, usia pra
sekolah dan usia sekolah. Kendatipun demikian, untuk perkembangan kognitif dan
linguistik anak-anak usia dini yang dititipkan di TPA memiliki kualitas yang lebih
baik dibandingkan anak-anak seusianya.
Menurut Clarke (2007:2) terdapat reaksi yang positif terhadap anak-anak usia
dini yang dititipkan di TPA karena anak memiliki perubahan dalam keterampilan
sosial, kemandirian dan memiliki kemajuan perkembangan dibandingkan dengan
anak-anak lainnya. Sementara menurut penelitian Ipah Saripah (2006:194) anak-anak
di TPA telah mampu menampilkan perilaku prososial, yang dibuktikan dengan
8
Firsty Wildaniah, 2013
Program Bimbingan Untuk Mengembangkan Perilaku Prososial Anak Usia Dini Melalui Bermain di TPA Taman Isola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sayang. Penelitian Meiyani dalam Ipah saripah (2006:7) menunjukkan anak-anak
membutuhkan bimbingan untuk mengembangkan perilaku prososialnya karena
kesulitan atau kegagalan yang dialami anak dalam bidang ini ternyata tidak hanya
berdampak terhadap aspek akademis, melainkan juga menyangkut aspek
perkembangan pribadi, sosial, kematangan berfikir dan sistem nilai.
TPA dikembangkan sebagai upaya untuk mengisi kesenjangan dalam
pengasuhan, pembinaan dan bimbingan sosial kepada anak balita selama orangtuanya
bekerja atau melaksanakan tugas (Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini, 2011:7).
Pengasuhan diartikan sebagai pembiasaan yang dilakukan secara konsisten untuk
membentuk perilaku dan kepribadian anak. Sementara pembinaan dan bimbingan
sosial adalah upaya membantu anak dalam mengembangkan tugas-tugas
perkembangannya.
Salah satunya terlihat di TPA Taman Isola Bandung yang terletak di
lingkungan kampus Universitas Pendidikan Indonesia dan memiliki sejumlah anak
usia dini yang dititipkan oleh para orangtua yang memiliki aktivitas di sekitar
kampus, baik sebagai ibu bekerja atau pun sebagai mahasiswa tingkat lanjut.
Anak-anak usia dini di TPA tersebut memperoleh beragam stimulasi yang dapat
mengoptimalkan pertumbuhan fisik dan perkembangan psikologisnya. Seperti yang
terjadi pada seorang anak laki-laki yang pada awal dititipkannya memiliki
kecenderungan untuk selalu „rewel‟ dan tidak mau bergaul dengan teman sebayanya
di TPA. Namun dengan beragam stimulasi yang diberikan oleh pengasuh selama
beberapa minggu terlihat mulai menunjukkan sikap yang kooperatif dan mandiri.
Begitu juga dengan anak perempuan yang berusia tiga tahun yang masih bersifat
9
Firsty Wildaniah, 2013
Program Bimbingan Untuk Mengembangkan Perilaku Prososial Anak Usia Dini Melalui Bermain di TPA Taman Isola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mahasiswa di TPA tersebut sehingga perkembangan psikologisnya mengalami
peningkatan.
Namun pendidikan dan pembelajaran di TPA masih memiliki keterbatasan
dalam mengoptimalkan potensi anak-anak usia dini khususnya perilaku prososial.
Secara umum, para pengasuh di TPA belum memiliki program bimbingan khususnya
untuk mengembangkan sikap prososial anak usia dini sehingga seyogyanya terdapat
program yang dapat membantu pengasuh dalam mengoptimalkan perkembangan
sosial anak usia dini.
Berdasarkan uraian tersebut maka perlu dikaji mengenai program bimbingan
anak usia dini untuk mengembangkan perilaku prososial di TPA Taman Isola
Bandung.
B. Batasan dan Rumusan Masalah 1. Batasan Masalah
Perilaku prososial menurut Hasting, Utendale & Sullivan (2007:639)
didefinisikan sebagai tanggapan proaktif dan reaktif terhadap kebutuhan lain yang
berfungsi untuk mendorong kesejahteraan orang lain. Sementara Rosen
(2010:148) mendefiniskan perilaku prososial sebagai perilaku aktif yang
menunjukkan perasaan sosial yang positif dan inklusif meliputi kerjasama,
berbagi, peduli, mengekspresikan empati, ramah dan memberikan kebaikan
kepada orang lain. Perilaku-perilaku tersebut merupakan perilaku yang sering
dilakukan dan diperlihatkan oleh anak-anak usia dini.
Pengembangan perilaku prososial anak usia dini menurut Hasting, Utendale &
10
Firsty Wildaniah, 2013
Program Bimbingan Untuk Mengembangkan Perilaku Prososial Anak Usia Dini Melalui Bermain di TPA Taman Isola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
a. Keluarga, profil orangtua yang sesuai untuk mengembangkan perilaku
prososial pada anak usia dini adalah memberikan arahan dan bimbingan yang
konsisten, memiliki kontrol emosi yang baik, fleksibel dan tanggap terhadap
keinginan anak, hangat, banyak melakukan kegiatan bersama, memberikan
kontrol perilaku terhadap anak, lebih banyak memberikan pujian dibandingkan
kritikan, memberikan dorongan untuk melakukan kegiatan perilaku prososial.
b. Saudara Kandung, sebagai media pelatihan dalam melakukan perilaku
prososial pada anak usia dini karena dalam bermain akan belajar untuk
mengetahui perbedaan persepsi, keinginan dan beragam perbedaan lainnya.
Namun dengan saudara kandung khususnya kakak yang usianya lebih tua
biasanya dapat memberikan pengasuhan, pengawasan dan contoh model
dalam menerapkan perilaku prososial.
c. Teman sebaya, setelah anak memasuki usia pra sekolah (3 tahun) anak akan
menerima perlakuan spontan, berbagi, altruisme dari teman-temannya. Teman
dijadikan sebagai model pembelajaran bagi anak usia pra sekolah dalam
mengembangkan perilaku prososial sebagai hubungan timbal balik dari
perilaku yang diperolehnya dari teman sebaya.
d. Guru, profil guru yang hangat, peduli, memiliki hubungan yang dekat dengan
anak, memiliki kontrol emosi dan mengembangkan sikap afektif lainnya.
Sekolah sebagai lembaga pendidikan memiliki peran penting dalam
mengembangkan perilaku prososial anak dengan membiasakan anak didiknya
untuk saling menolong, menghargai dan menghormati terhadap teman, guru
11
Firsty Wildaniah, 2013
Program Bimbingan Untuk Mengembangkan Perilaku Prososial Anak Usia Dini Melalui Bermain di TPA Taman Isola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
program sosial yang berkala sebagai salah satu media pembelajaran bagi anak
dalam mengembangkan perilaku prososial.
Dari keempat faktor tersebut, penelitian ini dibatasi pada kegiatan bimbingan
yang dilakukan oleh guru dan interaksi dengan teman sebaya di sekolah dalam
mengembangkan perilaku prososial anak usia dini.
2. Rumusan Masalah
Berpijak pada batasan masalah tersebut maka rumusan masalah penelitian ini
adalah “Bagaimana efektivitas program bimbingan melalui permainan untuk
mengembangkan perilaku prososial pada anak usia dini?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan penelitian adalah merumuskan program bimbingan yang tepat dalam
mengembangkan perilaku prososial anak usia dini di TPA Taman Isola Bandung
2. Tujuan Khusus
Tujuan khususnya adalah menghasilkan program bimbingan untuk
mengembangkan perilaku prososial anak melalui bermain yang dilakukan oleh
pengasuh sesuai dengan kondisi di TPA Taman Isola Bandung
12
Firsty Wildaniah, 2013
Program Bimbingan Untuk Mengembangkan Perilaku Prososial Anak Usia Dini Melalui Bermain di TPA Taman Isola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Manfaat penelitian secara teoretis adalah memperkaya konsep bimbingan dan
konseling yang berkaitan dengan anak usia dini. Terutama untuk meningkatkan
kompetensi pengasuh di TPA dalam mengembangkan perilaku prososial yang
selama ini belum tersentuh oleh konsep bimbingan dan konseling secara umum.
2. Manfaat Praktis
a. Pengasuh
Pengasuh diharapkan memperoleh pengetahuan dan keterampilan dalam
bimbingan dan konseling khususnya bimbingan untuk mengembangkan
perilaku prososial bagi anak usia dini. Bimbingan perilaku prososial yang
dikembangkan dapat diintegrasikan dan dijadikan dasar dalam proses
pengasuhan di TPA Taman Isola.
b. TPA Taman Isola
Pengelola TPA Taman Isola memperoleh masukan mengenai perlunya
pengembangan perilaku prososial pada anak usia dini sebagai dasar perilaku
anak dalam berinteraksi dengan lingkungan sosial.
c. Prodi Bimbingan dan Konseling
Prodi Bimbingan dan Konseling memperoleh masukan mengenai pentingnya
bimbingan pada anak usia dini, dengan demikian bimbingan yang
komprehensif dapat ditujukan kepada semua tahapan usia individu yakni dari
usia bayi, balita, anak, remaja, dewasa, keluarga, orangtua dan individu yang
memiliki keterbatasan (ABK).
13
Firsty Wildaniah, 2013
Program Bimbingan Untuk Mengembangkan Perilaku Prososial Anak Usia Dini Melalui Bermain di TPA Taman Isola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Program bimbingan yang dihasilkan diharapkan tidak hanya diterapkan
di TPA Taman Isola namun juga dapat berlaku untuk TPA lain dengan
memperhatikan karakteristik dan keunikan masing-masing.
E. Asumsi Penelitian
Penelitian dilakukan dengan dilandasi beberapa asumsi-asumsi sebagai berikut.
1. Anak usia dini merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan yang
membutuhkan beragam stimulasi untuk dapat mengembangkan potensinya secara
optimal.
2. Salah satu tugas perkembangan anak usia dini adalah mengembangkan
kemampuan sosial sebagai landasan dalam menjalani kehidupan bermasyarakat,
sehingga dibutuhkan bimbingan untuk dapat berperilaku positif di masa depan.
3. Bimbingan merupakan salah satu upaya untuk membantu anak dalam memberikan
keterampilan sesuai dengan perkembangan dan kebutuhannya agar dapat
14
Firsty Wildaniah, 2013
Program Bimbingan Untuk Mengembangkan Perilaku Prososial Anak Usia Dini Melalui Bermain di TPA Taman Isola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4. Taman Penitipan Anak adalah sarana untuk anak dapat tumbuh dan berkembang
sesuai dengan kebutuhannya.
5. Anak-anak di TPA membutuhkan kegiatan-kegiatan yang dapat mengasah
kemampuan berfikirnya, pengendalian emosi, penyaluran psikomotoriknya,
kebersamaan, kepedulian dan empati terhadap teman sebaya atau pun
lingkungannya.
6. Peran pengasuh di TPA memberi kontribusi positif dalam membimbing, melatih
dan memberikan keterampilan sosial dalam bentuk empati,murah hati, kerjasama
Firsty Wildaniah, 2013
Program Bimbingan Untuk Mengembangkan Perilaku Prososial Anak Usia Dini Melalui Bermain di TPA Taman Isola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan, Metode dan Desain Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif
kuantitatif (mix method research) dengan metode exploratory design. Metode
explotary desain artinya pendekatan kuantitatif memiliki kecenderungan untuk menguatkan pendekatan kualitatif.
Pendekatan kualitatif dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui
gambaran awal perilaku prososial anak usia dini di TPA Taman Isola dengan
menggunakan pedoman observasi dan pedoman wawancara untuk pengasuh.
Pendekatan kuantitatif digunakan untuk mengujicobakan program yang telah di
desain berdasarkan data kualitatif. Sementara desain untuk menganalisis data setelah
program dilakukan terhadap anak usia dini di TPA Taman Isola adalah single subject research. Analisis deskriptif dalam penelitian ini dijelaskan berdasarkan single subject, artinya setiap subjek penelitian akan dideskripsikan perilaku prososialnya dengan disertai grafik. Dengan penelitian kualitatif kuantitatif diharapkan dapat
mengamati dan berinteraksi secara langsung dalam situasi nyata yang dialami oleh
anak usia dini di TPA dan pengasuhnya sebagai salah satu upaya dalam memahami
perilaku anak usia dini serta bimbingan yang dilakukan pengasuhnya. Hasilnya akan
digunakan sebagai informasi dalam mengembangkan program bimbingan prososial
anak usia dini.
Untuk mengungkap dan menjawab pertanyaan penelitian maka digunakan
Firsty Wildaniah, 2013
Program Bimbingan Untuk Mengembangkan Perilaku Prososial Anak Usia Dini Melalui Bermain di TPA Taman Isola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Observasi
Observasi dilakukan terhadap 5 orang anak usia dini untuk mengamati perilaku
prososial yang ditampakkan oleh anak usia dini, observasi kepada pengasuh
untuk mengetahui kegiatan bimbingan yang dilakukan pengasuh dalam
membantu, mengajarkan dan mendorong anak untuk mengembangkan hubungan
dengan orang lain serta kegiatan pengasuh dalam menciptakan suasana yang
aman dan nyaman untuk anak usia dini. Berikut adalah pedoman observasi yang
digunakan untuk mengetahui perilaku prososial anak usia dini di TPA Taman
Isola.
Tabel 3.1
Format Pedoman Observasi Perilaku Anak Usia Dini di TPA Taman Isola
No Perilaku Prososial Subjek
Firsty Wildaniah, 2013
Program Bimbingan Untuk Mengembangkan Perilaku Prososial Anak Usia Dini Melalui Bermain di TPA Taman Isola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Firsty Wildaniah, 2013
Program Bimbingan Untuk Mengembangkan Perilaku Prososial Anak Usia Dini Melalui Bermain di TPA Taman Isola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kurang
menyenangkan 3. Kerjasama A.Bergiliran tanpa
Firsty Wildaniah, 2013
Program Bimbingan Untuk Mengembangkan Perilaku Prososial Anak Usia Dini Melalui Bermain di TPA Taman Isola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ‘boleh bantu’
Pedoman Observasi Bimbingan yang Dilakukan Pengasuh dalam Mengembangkan Perilaku Prososial Anak Usia Dini di TPA Taman Isola
No Perilaku Prososial Subjek Keterangan
Firsty Wildaniah, 2013
Program Bimbingan Untuk Mengembangkan Perilaku Prososial Anak Usia Dini Melalui Bermain di TPA Taman Isola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dialami teman 3. Kerjasama A.Mengarahkan
Firsty Wildaniah, 2013
Program Bimbingan Untuk Mengembangkan Perilaku Prososial Anak Usia Dini Melalui Bermain di TPA Taman Isola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Firsty Wildaniah, 2013
Program Bimbingan Untuk Mengembangkan Perilaku Prososial Anak Usia Dini Melalui Bermain di TPA Taman Isola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
memberi
Wawancara dilakukan untuk mengeksplorasi kegiatan bimbingan yang dilakukan
oleh pengasuh dalam mengembangkan hubungan anak usia dini dengan orang lain
dan menciptakan suasana TPA yang nyaman dan aman. Serta wawancara terhadap
2 orangtua untuk mengetahui bimbingan prososial yang dilakukan di rumah dengan
pedoman wawancara terlampir.
3. Studi dokumentasi mengenai seluruh peristiwa yang dialami oleh subjek penelitian
selama penelitian dilakukan.
B. Desain Penelitian
Desain penelitian kuantitatif dengan pendekatan single subject research
Firsty Wildaniah, 2013
Program Bimbingan Untuk Mengembangkan Perilaku Prososial Anak Usia Dini Melalui Bermain di TPA Taman Isola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kondisi yaitu kondisi baseline (A) dan kondisi intervensi (B) (Sunanto, 2005:55). Berikut adalah prosedur dasar yang digunakan dalam desain A-B.
Tabel 3.3
Data Penelitian Pada Desain A-B
Baseline (subjek penelitian) Perilaku Prososial yang tampak
1 2 3 4
Program Bimbingan Perilaku Prososial
1 2 3 4 5
Penelitian kualitatif kuantitatif (mix method research) memiliki karakteristik yang berbeda yakni berfokus kepada analisis data dan pengumpulan data yang
memadukan dua pendekatan dengan tujuan untuk menghasilkan penelitian yang lebih
baik.
Studi Pendahuluan
Mengetahui gambaran Perilaku Prososial Anak Usia Dini
Studi Literatur dan memotret kondisi objektif di lapangan
Mengetahui Gambaran Perilaku Prososial Anak dan Mengumpulkan serta merumuskan data mengenai kegiatan bimbingan yang dilakukan
oleh pengasuh
Analisis data
Perumusan Program Bimbingan untuk Mengembangkan Perilaku Prososial
Firsty Wildaniah, 2013
Program Bimbingan Untuk Mengembangkan Perilaku Prososial Anak Usia Dini Melalui Bermain di TPA Taman Isola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Bagan 3.1
Desain Penelitian
C. Subjek dan Lokasi Penelitian 1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah lima orang anak usia dini dan dua pengasuh di TPA
Taman Isola. Pemilihan sampel tersebut sesuai dengan teknik purpossive sampling
karena dianggap representatif untuk menggambarkan perilaku prososial anak usia dini
di TPA Taman Isola.
Subjek penelitian berada pada tahapan mulai mengenal dan mengerti bentuk
perilaku prososial yaitu usia 2-5 tahun. Dibandingkan dengan usia bayi atau dibawah
tiga tahun yang masih menunjukkan sikap dan perilaku egosentris (mementingkan diri
sendiri) serta memiliki ketergantungan yang besar terhadap orang dewasa di
sekitarnya. Berdasarkan hasil wawancara dan studi pendahuluan terhadap pengasuh di
TPA, subjek tersebut sesuai dengan tujuan penelitian.
Firsty Wildaniah, 2013
Program Bimbingan Untuk Mengembangkan Perilaku Prososial Anak Usia Dini Melalui Bermain di TPA Taman Isola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Selain kelima orang anak usia dini penelitian ini melibatkan dua orang
pengasuh yang juga dijadikan subjek penelitian. Keduanya merupakan pengasuh
yang melaksanakan pengasuhan, bimbingan serta pembelajaran di TPA. Dalam
penelitian ini, pengasuh berperan sebagai pembimbing yang membantu anak usia dini
untuk mengembangkan perilaku prososial anak usia dini di TPA Taman Isola. Dua
orangtua juga dijadikan subjek penelitian untuk memperkuat data perilaku prososial
anak dengan mewawancara orangtua mengenai bimbingan yang dilakukannya di
rumah.
Tabel 3.4 Subjek Penelitian
STATUS INISIAL TEMPAT TANGGAL LAHIR JENIS KELAMIN
Anak BE Bandung, 8 Oktober 2008 Laki-laki
Anak FH Bandung, 7 Januari 2010 Laki-laki
Anak AU Jambi, 17 Desember 2007 Perempuan
Anak HF Jakarta, 9 Maret 2009 Laki-laki
Anak RG Bandung, 12 April 2010 Laki-laki
Pengasuh FY Bandung, 28 Desember 1987 Perempuan
Pengasuh SI Bandung, 13 Maret 1989 Perempuan
Orangtua AN Bandung, 10 Februari 1968 Perempuan
Orangtua CC Bandung, 13 Januari 1965 Perempuan
Firsty Wildaniah, 2013
Program Bimbingan Untuk Mengembangkan Perilaku Prososial Anak Usia Dini Melalui Bermain di TPA Taman Isola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Penelitian ini dilaksanakan di TPA Taman Isola karena anak-anak yang
dititipkan di TPA ini sebagian besar orangtuanya bekerja sebagai dosen atau pegawai
di sekitar kawasan UPI sehingga peneliti tertarik untuk meneliti perilaku prososial
anak-anak usia dini yang berasal dari lingkungan keluarga pendidik dan memiliki
kemapanan ekonomi. TPA ini pun terletak di kampus UPI yang berdampingan dengan
Play Group, TK, SD, SMP, SMA Lab.School yang berada di kawasan perkotaan dan
masih ditemukan beberapa anak usia dini yeng menunjukkan perilaku antisosial.
D. Definisi Istilah
1. Perilaku Prososial
Perilaku prososial adalah perbuatan anak usia 2-5 tahun di TPA Taman Isola
selama di sekolah yang menunjukkan keinginan untuk menyenangkan orang lain
secara psikologis dalam wujud empati, murah hati, kerjasama dan peduli. Empati
diwujudkan dalam bentuk merasakan perasaan yang dialami orang lain, murah
hati diartikan sebagai keinginan untuk berbagi dengan sesama, kerjasama adalah
keinginan untuk saling tolong menolong, menghargai, memahami dalam
melakukan suatu kegiatan, sementara peduli adalah kesadaran untuk mengetahui
situasi dan kondisi lingkungan serta melakukan kegiatan yang dibutuhkan untuk
lingkungan tersebut.
2. Bimbingan yang dilakukan Pengasuh
Bimbingan adalah sejumlah aktivitas yang dilakukan secara terus menerus
dalam waktu tertentu untuk membantu individu meningkatkan dan
Firsty Wildaniah, 2013
Program Bimbingan Untuk Mengembangkan Perilaku Prososial Anak Usia Dini Melalui Bermain di TPA Taman Isola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dilakukan pengasuh dalam mengembangkan perilaku empati, murah hati,
kerjasama dan peduli.
Bimbingan dalam mengembangkan perilaku empati adalah menunjukkan
perasaan terhadap teman yang sedang mengalami kesusahan dalam melakukan
suatu kegiatan dan merasakan perasaan yang sedang dialami temannya dengan
menceritakannya kepada pengasuh. Bimbingan dalam mengembangkan perilaku
murah hati diwujudkan dalam keinginan untuk membantu teman sebaya dalam
melakukan suatu kegiatan dan keinginan untuk berbagi sesuatu yang dimilikinya.
Sementara bimbingan dalam mengembangkan kerjasama diperlihatkan dengan
keinginan untuk saling tolong menolong, menghargai, memahami dalam
melakukan suatu kegiatan. Bimbingan dalam mengembangkan peduli diwujudkan
dalam kesadaran untuk kesadaran untuk mengetahui situasi dan kondisi
lingkungan serta melakukan kegiatan yang dibutuhkan oleh lingkungan tersebut.
E. Pengembangan Instrumen
Instrumen yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah untuk
mengidentifikasi perilaku prososial anak usia dini; bimbingan yang dilakukan
pengasuh di TPA; bimbingan yang dilakukan orangtua di rumah serta untuk
mengetahui perilaku anak usia dini setelah memperoleh program bimbingan perilaku
prososial di TPA Taman Isola Bandung.
1. Instrumen perilaku prososial anak
Tabel 3.5 Instrumen Perilaku Prososial
DAFTAR CEK PERILAKU PROSOSIAL ANAK USIA DINI
Nama : Observer :
Usia : Tanggal :
item bukti tanggal
Firsty Wildaniah, 2013
Program Bimbingan Untuk Mengembangkan Perilaku Prososial Anak Usia Dini Melalui Bermain di TPA Taman Isola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
.
Tabel 3.3
Instrumen perilaku prososial anak
2. Instrumen Bimbingan Perilaku Prososial Anak Usia Dini
Kisi-kisi instrumen bimbingan yang disusun dalam penelitian ini disusun
berdasarkan aspek perilaku prososial yang dikemukakan oleh Beaty (1998: 147)
yakni empati, murah hati, kerjasama dan peduli. Sementara indikator-indikatornya
disusun berdasarkan bentuk-bentuk perilaku prososial yang dijelaskan oleh
Eliason dan Jenkins (1994) dalam Saripah (2006:58); Elliot (2008: 6-7); Vaish
Firsty Wildaniah, 2013
Program Bimbingan Untuk Mengembangkan Perilaku Prososial Anak Usia Dini Melalui Bermain di TPA Taman Isola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
diberikan pengasuh dalam mengembangkan perilaku prososial anak usia dini
disajikan pada tabel berikut.
Tabel 3.6
Kisi-kisi Instrumen Bimbingan yang Dilakukan Pengasuh
ASPEK INDIKATOR TEKNIK
PENGUMPUL DATA
Bimbingan dalam : 1. Mengembangkan
empati
1). Membantu anak untuk
menunjukkan respon perasaan pada teman yang mengalami kesulitan 2). Membantu anak mengungkapkan perasaan dan situasi yang dialami teman yang mengalami kesulitan 3). Membantu anak untuk dapat menawarkan dirinya kepada teman yang mengalami kesusahan
- Wawancara
- Observasi
2. Mengembangkan Murah hati
1). Melatih anak untuk dapat berbagi sesuatu kepada temannya
2). Melatih anak untuk dapat memberi sesuatu kepada temannya
- Wawancara
- Observasi
3. Mengembangkan kerjasama
1). Mengarahkan anak untuk dapat bergiliran tanpa rewel
2). Mengarahkan anak untuk dapat mengajak temannya dalam
1). Melatih anak untuk dapat membantu temannya yang membutuhkan
2). Melatih anak untuk dapat memberikan perhatian kepada
Dalam mengembangkan program bimbingan untuk meningkatkan perilaku prososial
anak usia dini, terdapat beberapa tahapan yang perlu dilakukan seperti berikut :
1. Studi Pendahuluan
Studi pendahuluan dilakukan untuk mengetahui gambaran awal perilaku prososial
Firsty Wildaniah, 2013
Program Bimbingan Untuk Mengembangkan Perilaku Prososial Anak Usia Dini Melalui Bermain di TPA Taman Isola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kerjasama dan peduli dan hasilnya dapat digunakan untuk landasan awal
pembuatan program.
2. Pengembangan Pedoman Observasi dan Wawancara
Pedoman observasi dan wawancara dikembangkan berdasarkan hasil studi
pendahuluan dan akan digunakan untuk mengetahui perkembangan perilaku
prososial anak usia dini di TPA Taman Isola berdasarkan aspek empati, murah
hati, kerjasama dan peduli. Pedoman observasi dan wawancara telah melalui
proses uji validitas oleh Dr. Hj. Nani M. Sugandhi, M.Pd dan Dr. Ipah Saripah,
M.Pd sebagai pakar bimbingan dan konseling serta Euis Kurniati, M.Pd sebagai
praktisi bimbingan anak usia dini.
3. Pengembangan Isi Program
Program bimbingan untuk mengembangkan perilaku prososial pada anak usia dini
di TPA Taman Isola yang meliputi aspek empati, murah hati, kerjasama dan
peduli dengan uji validitas Program dilakukan oleh pakar bimbingan dan
konseling yakni Prof. Dr. H. Syamsu Yusuf, LN, M.Pd dan satu orang praktisi
Euis Kurniati, M.Pd
4. Hasil Uji Program
Berdasarkan hasil studi pendahuluan maka dirancang program bimbingan untuk
mengembangkan perilaku prososial anak usia dini di TPA Taman Isola yang
meliputi aspek empati, murah hati, kerjasama dan peduli. Program yang dirancang
masih bersifat hipotetik yang kemudian diuji oleh pakar bimbingan dan pakar
anak usia dini yakni Prof. Dr. Syamsu Yusuf, LN, M.Pd dan Euis Kurniati, M.Pd
Firsty Wildaniah, 2013
Program Bimbingan Untuk Mengembangkan Perilaku Prososial Anak Usia Dini Melalui Bermain di TPA Taman Isola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
maupun redaksional untuk direvisi dan selanjutnya digunakan untuk mengetahui
perubahan perilaku prososial anak usia dini di TPA Taman Isola.
5. Langkah-langkah Implementasi Program Bimbingan untuk Mengembangkan
Perilaku Prososial Anak Usia Dini di TPA Taman Isola
a. Melaksanakan observasi terhadap perilaku prososial anak usia dini yang
meliputi aspek empati, murah hati, kerjasama dan peduli untuk mengetahui
gambaran awal perilaku prososial. Dengan disertai wawancara terhadap
pengasuh dan orangtua sebagai data pendukung.
b. Melaksanakan program bimbingan untuk mengembangkan perilaku prososial
anak usia dini di TPA Taman Isola yang terdiri dari 5 sessi yakni; 1) sessi
untuk mengembangkan perilaku empati; 2) sessi untuk mengembangkan
perilaku murah hati; 3) sessi untuk mengembangkan perilaku kerjasama; 4)
sessi untuk mengembangkan perilaku peduli; 4) sessi untuk mengembangkan
perilaku empati, murah hati, kerjasama dan peduli; 5) sessi untuk
mengembangkan perilaku empati, murah hati, kerjasama dan peduli.
c. Melaksanakan observasi lanjutan untuk memperoleh gambaran empirik
prososial anak usia dini di TPA Taman Isola setelah memperoleh program
bimbingan.
G. Analisis Data Penelitian
Proses analisis data bertujuan untuk menafsirkan dan memudahkan
Firsty Wildaniah, 2013
Program Bimbingan Untuk Mengembangkan Perilaku Prososial Anak Usia Dini Melalui Bermain di TPA Taman Isola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dinterpretasikan berdasarkan perolehan data di lapangan yang mengacu kepada
pedoman observasi dan pedoman wawancara.
Selanjutnya proses analisis data dilakukan dengan mengumpulkan, membaca,
mempelajari, menemukan dan merumuskan hasil data secara kontinyu dan rasional
yang berlangsung selama penelitian. Proses tersebut berdasarkan kajian teoretis yang
telah dilakukan sebelumnya sehingga akan diperoleh data yang akurat.
Hasil analisis data kualitatif terbagi ke dalam dua tahapan yaitu saat
pengumpulan data dengan melakukan diskusi terus menerus dengan pengasuh TPA
mengenai hasil wawancara dan observasi yang telah dilakukan untuk melengkapi data
yang belum diperoleh sebelumnya, serta pada saat sesudah pengumpulan data dengan
menyimak hasil data yang terekam dalam tape recorder dan transkrip yang diperoleh
selama penelitian. Setiap selesai melakukan pengamatan observasi dan wawancara,
hasil yang diperoleh di cek kembali bersama-sama pengasuh TPA untuk memperoleh
akurasi data.
Untuk analisis kuantitatif menggunakan data single subjek yang digambarkan
dalam bentuk grafik dianalisis dengan melihat perubahan data dalam satu kondisi
yang dalam hal ini kondisi subjek penelitian dan kondisi intervensi bimbingan.
Sementara yang dilihat adalah tingkat stabilitas subjek dalam satu kondisi (perilaku
prososial), kecenderungan arah grafik dan tingkan perubahan perilakunya.
Firsty Wildaniah, 2013
Program Bimbingan Untuk Mengembangkan Perilaku Prososial Anak Usia Dini Melalui Bermain di TPA Taman Isola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Validitas data penelitian kualitatif adalah apabila tidak ditemukan perbedaan
antara laporan penelitian dengan kondisi objektif di tempat penelitian. Untuk
mengetahui validitas data penelitian, maka dilakukan beberapa strategi penelitian
sebagai berikut.
1. Pengamatan yang Relatif Lama
Pengamatan yang relatif lama akan meningkatkan kepercayaan/kredibilitas
terhadap data yang diperoleh karena terjalin hubungan yang intensif antara peneliti
dan pengasuh TPA. Sehingga hubungannya akan semakin terbuka dan saling
mempercayai serta data yang diperoleh akan semakin akurat karena kehadiran
peneliti tidak mengganggu perilaku yang diamati terhadap objek yang diteliti.
Penelitian ini dilakukan selama peneliti dapat mencapai data yang diperoleh sesuai
dengan tingkat ketercapaian dalam tujuan penelitian.
2. Penggunaan Multi Metode
Pengumpulan dan analisis data penelitian kualitatif menggunakan beberapa teknik
pengumpulan data seperti pedoman observasi dan pedoman wawancara yang sudah
dikonsultasikan dengan pembimbing serta studi dokumenter.
3. Penggunaan Membercheck
Membercheck dilakukan untuk mengetahui data yang diperoleh sesuai dengan
yang diberikan oleh sumber data (pengasuh TPA). Apabila data yang ditemukan
disepakati oleh sumber data maka data yang diperoleh valid (dapat dipercaya).
Namun apabila data yang diperoleh tidak disepakati oleh sumber data maka
Firsty Wildaniah, 2013
Program Bimbingan Untuk Mengembangkan Perilaku Prososial Anak Usia Dini Melalui Bermain di TPA Taman Isola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4. Uji Obyektivitas Penelitian
Penelitian dikatakan obyektif apabila telah disepakati oleh para pakar pendidikan
anak usia dini yakni Euis Kurniati, S.Pd, M.Pd (Koordinator TPA Taman Isola)
dan pakar bimbingan dan konseling yakni Prof. Dr. H. Syamsu Yusuf, LN, M.Pd.
5. Bahasa Subyek Penelitian Kata demi Kata
Untuk mendapatkan data yang akurat dalam penelitian, maka digunakan
perekaman wawancara dengan subyek penelitian (pengasuh TPA). Selanjutnya
hasil wawancara tersebut dituangkan dalam bentuk transkrip tulisan yang
mendeskripsikan setiap perkataan yang diungkapkan oleh subyek penelitian
(pengasuh TPA). Setiap kejadian, peristiwa, kondisi lingkungan yang dilihat,
didengar dan dirasakan dituliskan berdasarkan situasi dan kondisi yang terjadi
tanpa rekayasa.
6. Pencatatan Data Mekanik
Pencatatan data mekanik dilakukan untuk menggambarkan keaslian data yang
diperoleh di tempat penelitian dengan menggunakan perekam foto, video dan
audio.
I. Prosedur Penelitian
Penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif memiliki tiga tahapan
penelitian yaitu tahap pralapangan, tahap pelaksanaan dan tahap analisis dan
interpretasi data.
1. Tahap Persiapan
Firsty Wildaniah, 2013
Program Bimbingan Untuk Mengembangkan Perilaku Prososial Anak Usia Dini Melalui Bermain di TPA Taman Isola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
a. Menyusun rencana penelitian secara fleksibel dengan membuat desain
penelitian sebagai landasan dalam memilih tempat dan subyek penelitian.
b. Memilih tempat penelitian, yaitu TPA Taman Isola karena sesuai dengan
tujuan serta rumusan masalah yang akan dicapai dalam penelitian.
c. Mengurus perizinan. Untuk memperoleh izin penelitian, maka dilakukan
prosedur administratif dengan mengajukan permohonan penelitian ke Program
Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia dengan memenuhi
kelengkapan persayaratan yang telah ditetapkan.
d. Melakukan studi pendahuluan untuk mengenal dan memahami TPA Taman
Isola dengan harapan dapat memperoleh informasi awal mengenai situasi dan
kondisi sehingga memperoleh kepastian untuk melakukan penelitian karena
sesuai dengan tujuan penelitian. Selanjutnya untuk melakukan pendekatan
dengan pengasuh dan anak-anak yang diasuh di TPA Taman Isola sehingga
dapat memudahkan dalam proses penelitian.
e. Memilih subyek penelitian di TPA Taman Isola yang disesuaikan dengan
tujuan penelitian. Pemilihan subyek penelitian dilakukan setelah studi
pendahuluan sehingga memudahkan dalam proses penyesuaiannya.
f. Menyiapkan perlengkapan penelitian seperti alat tulis, tape recorder, kamera
Firsty Wildaniah, 2013
Program Bimbingan Untuk Mengembangkan Perilaku Prososial Anak Usia Dini Melalui Bermain di TPA Taman Isola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Tahap Pelaksanaan
Pelaksanan penelitian dimulai dengan kegiatan orientasi, pengumpulan data
serta melengkapi (pelengkapan data lainnya). Kegiatan penelitian, tujuan serta
langkah-langkah dalam pelaksanaan penelitian dapat digambarkan sebagai berikut.
Bagan 3.2
Tahap Pelaksanaan Penelitian
Tahapan pelaksanaan penelitian tersebut pada dasarnya diperoleh dari data utama
dan data pelengkap. Data utama adalah data yang sesuai dengan tujuan penelitian dan
rumusan masalah yakni gambaran perilaku prososial anak usia dini dan bimbingan yang
Firsty Wildaniah, 2013
Program Bimbingan Untuk Mengembangkan Perilaku Prososial Anak Usia Dini Melalui Bermain di TPA Taman Isola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dilakukan pengasuh untuk mengembangkan perilaku prososial di TPA Taman Isola.
Sementara data pelengkap adalah data yang diperoleh untuk menunjang data utama
sehingga diperoleh hasil penelitian yang akurat dan objektif. Data pelengkap ini meliputi
sejarah dan profil TPA Taman Isola, susunan pengurus, jumlah anak yang diasuh, kondisi
fisik lingkungan serta potret beragam kegiatan di TPA Taman Isola.
3. Tahap Akhir Penelitian
Tahap akhir penelitian merupakan tahapan menganalisis dan interpretasi data
yang diperoleh selama penelitian. Proses ini dilakukan untuk memperoleh arti serta
makna yang mendalam dan luas terhadap hasil penelitian yang dilakukan.
Pembahasan hasil penelitian dilakukan dengan cara meninjau hasil penelitian secara
objektif dan sistematis. Data yang ditemukan dianalisis secara teliti, disusun,
dikategorikan sesuai dengan tujuan penelitian dan ditafsirkan berdasarkan
pengalaman dan persepsi peneliti. Selanjutnya dibuat keputusan untuk memperoleh
pola yang diinginkan dan dituangkan dalam bentuk hasil akhir penelitian.
J. Hasil Studi Pendahuluan
Studi pendahuluan dilakukan untuk mengetahui gambaran awal perilaku
prososial anak usia dini di TPA Taman Isola yang meliputi perilaku empati, murah
hati, kerjasama dan peduli. Hasil yang diperoleh dilihat dari anak usia dini
menunjukkan anak usia 2-5 tahun di TPA Taman Isola pada umumnya telah mampu
memperlihatkan perilaku empati, murah , kerjasama dan peduli. Namun demikian
terdapat 1 orang anak laki-laki yang berusia 4 tahun belum memperlihatkan perilaku
empati, murah hati dan peduli terlihat dari perilakunya yang masih egois, cenderung
Firsty Wildaniah, 2013
Program Bimbingan Untuk Mengembangkan Perilaku Prososial Anak Usia Dini Melalui Bermain di TPA Taman Isola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sekelilingnya. Terdapat pula 1 orang anak laki-laki yang berusia 4,5 tahun belum
terlihat konsisten dalam memperlihatkan perilaku empati dan murah hati, biasanya
dipengaruhi oleh kecukupan tidur dan kecukupan minum susu.
Sementara untuk pengasuh yang terdapat di TPA Taman Isola belum memiliki
program bimbingan untuk mengembangkan perilaku prososial pada anak usia dini.
Pada umumnya aktivitas dan kegiatan yang dilakukan pengasuh cenderung
menunjukkan pengasuhan, sementara bimbingan khususnya yang dilakukan dengan
metode bermain belum optimal dilakukan. Meski TPA Taman Isola memiliki program
class activitty yang dapat dimanfaatkan untuk melakukan bimbingan. Dengan demikian TPA Taman Isola membutuhkan program bimbingan untuk
mengembangkan perilaku prososial pada anak usia dini untuk mengoptimalkan
perilaku empati, murah hati, kerjasama dan peduli.
K. Struktur Program Bimbingan 1. Rasional
Anak usia dini merupakan tahapan perkembangan yang sangat penting dalam
kehidupan individu. Pembelajaran, pelatihan dan bimbingan yang diberikan oleh
keluarga atau lingkungan sosial cenderung akan mempengaruhi perkembangan
dan pertumbuhannya. Oleh karenanya dibutuhkan beragam stimulasi yang dapat
mengoptimalkan potensinya.
Stimulasi yang dapat dikembangkan untuk mengoptimalkan anak adalah
dengan pendidikan anak usia dini. Menurut UU No. 20 tahun 2003 tentang
Sisdiknas (2011,9-10) pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan
Firsty Wildaniah, 2013
Program Bimbingan Untuk Mengembangkan Perilaku Prososial Anak Usia Dini Melalui Bermain di TPA Taman Isola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
yang dilakukan melalui pemberian stimulasi pendidikan untuk membantu
pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan
dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Salah satu upaya untuk mempersiapkan anak usia dini yang memiliki
pertumbuhan dan perkembangan yang optimal yaitu melalui Taman Penitipan
Anak (TPA). TPA merupakan wahana untuk menyelenggarakan pendidikan,
pengasuhan, bimbingan dan pelayanan dengan kualitas lingkungan yang baik
untuk meningkatkan perkembangan serta pertumbuhan fisik, intelektual dan sosio
emosional anak usia dini. Fungsi TPA tersebut diharapkan dapat memberikan
pelayanan yang optimal dalam mendidik, membimbing dan mengasuh anak usia
dini agar tercapai pertumbuhan dan perkembangan yang berkualitas. Kegiatan
pendidikan, bimbingan dan pengasuhan yang berkualitas membutuhkan
keterampilan tertentu untuk mencapai hasil yang positif dalam kehidupan masa
depan anak usia dini.
Namun dalam pelaksanaannya, TPA belum mampu menjalankan fungsinya
tersebut secara menyeluruh yang disebabkan kegiatan bimbingan di TPA belum
terkelola dengan baik, sehingga terdapat beberapa aspek perkembangan dan
pertumbuhan anak usia dini yang belum sesuai dengan kemampuan yang
semestinya dimiliki. Begitu pula dengan pengasuh yang pada umumnya belum
konsisten dalam membimbing, mendidik dan mengasuh anak karena seringkali
waktunya tersita untuk menjaga kebutuhan fisik anak sehingga aspek
perkembangan lain terabaikan.
Terkait dengan kondisi tersebut, aspek perkembangan sosial yang meliputi
Firsty Wildaniah, 2013
Program Bimbingan Untuk Mengembangkan Perilaku Prososial Anak Usia Dini Melalui Bermain di TPA Taman Isola
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
perhatian yang lebih optimal sebagai ‘bekal kehidupan’ anak usia dini dalam
bergaul di lingkungan masyarakat. Salah satunya adalah dengan mengembangkan
program bimbingan untuk mengembangkan perilaku prososial anka usia dini.
Program bimbingan yang dilakukan untuk mengembangkan perilaku prososial
anak usia dini diharapkan dapat membantu anak dalam menunjukkan kepedulian
pada teman yang sedang kesusahan, dapat menceritakan perasaan seseorang
selama konflik, dapat berbagi sesuatu dengan yang lain, dapat memberikan
sesuatu yang menjadi miliknya kepada yang lain, mampu bergiliran tanpa ‘rewel’,
mampu mengikuti permintaan/perintah tanpa ‘rewel’, mampu membantu yang lain
dalam melakukan kegiatan dan dapat membantu yang sedang membutuhkan.
2. Tujuan
Membantu anak dalam mengembangkan perilaku prososial yang meliputi
empati, murah hati, kerjasama dan peduli pada anak usia dini di TPA Taman Isola.
3. Tema
Tema yang dikembangkan dalam program bimbingan untuk
mengembangkan perilaku prososial anak usia dini di TPA Taman Isola adalah
perilaku empati, murah hati, kerjasam dan peduli.
4. Materi
Materi yang dikembangkan dalam program bimbingan untuk mengembangkan
perilaku prososial anak usia dini di TPA Taman Isola disesuaikan dengan teman
yang dikembangkan yakni ‘sembunyi bola’, ‘bermain restoran’,
‘mengelompokkan bola’ dan‘berbagi harta karun’.