• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KOMBINASI RYOTO ® SUGAR ESTER DAN PROPILEN GLIKOL TERHADAP SOLUBILISASI PARASETAMOL.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH KOMBINASI RYOTO ® SUGAR ESTER DAN PROPILEN GLIKOL TERHADAP SOLUBILISASI PARASETAMOL."

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KOMBINASI RYOTO

®

SUGAR ESTER DAN PROPILEN GLIKOL

TERHADAP SOLUBILISASI

PARASETAMOL

SKRIPSI SARJANA FARMASI

Oleh

NINE FEBRIYANTI

0811012017

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS ANDALAS

(2)

I. PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang Masalah

Berbagai macam obat analgetik dan antipiretik dewasa ini banyak sekali digunakan oleh

masyarakat. Untuk obat-obat golongan ini dikehendaki adanya efek terapi yang cepat. Efek ini

dapat dipenuhi apabila obat tersebut dapat diabsorbsi dengan cepat dan disertai dengan dosis

yang cukup. Banyak bahan obat yang mempunyai kelarutan dalam air yang rendah atau

dinyatakan praktis tidak larut, umumnya mudah larut dalam cairan organik. Senyawa-senyawa

yang tidak larut seringkali menunjukkan absorbsi yang tidak sempurna atau tidak menentu

(Ansel, 1989).

Kenyataan tersebut mengakibatkan perlu dilakukan beberapa usaha untuk meningkatkan

kecepatan pelarutan bagi obat-obat yang mempunyai sifat seperti diatas. Ada beberapa cara yang

dapat digunakan untuk meningkatkan kelarutan suatu bahan obat, antara lain: pembentukan

kompleks, penambahan kosolven, penambahan surfaktan, manipulasi keadaan padat, dan

pembentukan prodrug (Widyaningsih, 2009).

Parasetamol atau asetaminofen atau N-asetil-para-aminofenol adalah obat analgesik dan

antipiretik yang populer digunakan. Parasetamol tergolong obat yang agak sukar larut dalam air,

kelarutannya dalam air 1:70 (Depkes RI, 1979). Sediaan parasetamol dapat dijumpai dalam

bentuk kapsul dan kaplet karena kelarutannya sangat kecil. Suatu obat harus mempunyai

kelarutan dalam air agar manjur secara terapi sehingga obat masuk ke sistem sirkulasi dan

menghasilkan efek terapeutik. Untuk obat-obat yang akan dibuat dalam sediaan berbentuk

(3)

surfaktan dan pelarut atau kosolven merupakan salah satu upaya peningkatan kelarutan suatu

obat yang mempunyai kelarutan kecil atau praktis tidak larut dalam air (Ansel, 1989).

Solubilisasi adalah suatu bentuk sediaan yang berupa cairan atau semi padat, jernih dan

bersifat isotrop yang terdiri dari inkorporasi atau larutan di dalam air suatu zat yang tidak larut

atau sedikit larut dalam air dengan bantuan suatu surfaktan (Swarbrick & Boylan, 1996).

Surfaktan mampu berperan dalam solubilisasi (Ansel, 1989). Salah satu sifat pentingnya

adalah kemampuan untuk meningkatkan kelarutan bahan yang tidak larut atau sedikit larut dalam

medium dispersi. Surfaktan pada konsentrasi rendah menurunkan tegangan permukaan dan

menaikkan laju kelarutan obat (Martin, Swarbick, & Cammarata, 1993). Sedangkan pada kadar

yang lebih tinggi surfaktan akan berkumpul membentuk agregat yang disebut misel (Shargel, Wu

pong, & Yu, 1999).

Sugar ester merupakan surfaktan non-ionik yang terdiri dari sukrosa sebagai gugus

hidrofilik dan asam lemak sebagai gugus lipofilik (Baker, et al., 2000). Sugar ester tidak berasa,

tidak berbau, non-toksik, dan dapat digunakan sebagai eksipien dalam obat-obatan dan kosmetik

karena tidak mengiritasi mata dan kulit (Mitsubishi Kagaku, 1982). Berdasarkan variasi dari tipe

atau jumlah gugus asam lemaknya sugar ester mempunyai rentang HLB yang luas yaitu 1-16,

sehingga penggunaannya luas antara lain sebagai pensolubilisasi (Garti, Aseri, & Faunn, 2000).

Kosolven adalah pelarut yang ditambahkan dalam suatu sistem untuk membantu

melarutkan atau meningkatkan stabilitas dari suatu zat. Dimana penggunaan kosolven dapat

mempengaruhi polaritas sistem yang dapat ditunjukkan dengan pengubahan tetapan

dielektriknya (Swarbrick & Boylan, 1996).

Pada penelitian ini dilakukan upaya peningkatan kelarutan parasetamol melalui

(4)

penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam penyusunan formula obat

yang mengandung parasetamol sebagai bahan aktifnya.

I.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian

ini adalah :

1. Apakah kombinasi penambahan surfaktan Ryoto® sugar ester dan kosolven propilen

glikol dapat meningkatkan kelarutan parasetamol?

2. Pada konsentrasi berapakah kombinasi penambahan surfaktan Ryoto® sugar ester dan

kosolven propilen glikol dapat meningkatkan kelarutan parasetamol?

3. Apakah kombinasi penambahan surfaktan Ryoto® sugar ester dan kosolven propilen

glikol dapat meningkatkan stabilitas sediaan solubilisasi parasetamol?

I.3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui pengaruh penambahan kombinasi surfaktan Ryoto® sugar ester dan kosolven

propilen glikol terhadap kelarutan parasetamol.

2. Mengetahui konsentrasi kombinasi surfaktan Ryoto® sugar ester dan kosolven propilen

glikol yang memberikan kelarutan optimal terhadap parasetamol.

3. Mengetahui pengaruh penambahan kombinasi surfaktan Ryoto® sugar ester dan kosolven

propilen glikol terhadap stabilitas sediaan.

(5)

Manfaat penelitian ini adalah untuk meningkatkan efisiensi penggunaan surfaktan Ryoto®

sugar ester dan propilen glikol untuk meningkatkan kelarutan zat yang sukar larut atau tidak larut

(6)

i

KATA PENGANTAR

Bismillaahirrahmaanirrahim

Alhamdulillahirabbil’alamin segala puji dan syukur penulis ucapkan

kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat

menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi ini dengan judul “PENGARUH

KOMBINASI RYOTO® SUGAR ESTER DAN PROPILEN GLIKOL

TERHADAP SOLUBILISASI PARASETAMOL”. Skripsi ini merupakan

salah satu syarat untuk menyelesaikan program pendidikan Strata Satu pada

Fakultas Farmasi Universitas Andalas.

Penulisan ini tidak terlepas dari do’a, perhatian, serta dorongan semangat

yang tidak terbatas dari orang tua, saudara-saudara, dan rekan-rekan baik moril

maupun materil. Dengan segala kerendahan hati, penulis hendak mengungkapkan

rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Drs. H. Salman, M.Si, Apt dan Ibu Deni Noviza, S.Farm, M.Si, Apt

selaku dosen pembimbing yang dengan penuh perhatian memberikan

bimbingan, arahan, saran, koreksi, dan motivasi selama pelaksanaan

penelitian hingga selesai skripsi ini.

2. Ibu Prof. Dr. Hj. Marlina, MS, Apt sebagai penasehat akademik yang telah

banyak memberikan motivasi, dorongan, dan semangat kepada penulis

(7)

ii

3. Ibu Prof. Dr. Hj. Henny Lucida, Apt selaku kepala laboratorium Farmasi

Fisika dan Farmakokinetika serta Ibu Fithriani Armin, S.Si, M.Si, Apt

selaku kepala laboratorium Analisa Fisiko Kimia, yang telah memberikan

izin penggunaan laboratorium dan alat kepada penulis selama penelitian.

4. Bapak dan Ibu staf pengajar Fakultas Farmasi Universitas Andalas yang

selama ini telah memberikan ilmu pengetahuan yang sangat berguna bagi

penulis, karyawan-karyawati dan analis laboratorium Fakultas Farmasi

universitas Andalas.

5. Ayahanda Syafri. S dan Ibunda Yustimar yang yang selalu menjadi

motivasi bagi penulis disetiap langkah penulis dalam kehidupan ini.

6. Teman-teman CYCLONE (Farmasi 2008) yang telah memberikan rasa

semangat kekeluargaan dan kepada pihak yang telah memberikan

dorongan dan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Semoga semua kebaikan yang diberikan menjadi amal di sisi Allah SWT,

Amin. Dalam penulisan skripsi ini penulis menyadari masih jauh dari

kesempurnaan, oleh karena itu dimohonkan kritik dan saran atas skripsi ini untuk

perbaikan di masa yang akan datang. Semoga skripsi ini bermanfaat dalam

menunjang perkembangan ilmu pengetahuan dan bermanfaat bagi kita semua.

Padang, Juni 2012

(8)

iii ABSTRAK

Penelitian tentang pengaruh kombinasi Ryoto® sugar ester dan propilen glikol telah dilakukan pada zat aktif parasetamol yang merupakan obat yang agak sukar larut dalam air. Absorbsi obat sukar larut atau agak sukar larut dalam air dipengaruhi oleh laju pelarutan. Solubilisasi merupakan alternatif untuk meningkatkan kelarutan obat dalam air dengan penambahan surfaktan. Penambahan surfaktan Ryoto® sugar ester dan kosolven propilen glikol dilakukan untuk menentukan konsentrasi Ryoto® sugar ester dan prolilen glikol yang dapat meningkatan kelarutan dan stabilitas sediaan. Solubilisasi parasetamol dengan penambahan Ryoto® sugar ester tanpa propilen glikol dan kombinasi penambahan Ryoto® sugar ester dan propilen glikol pada konsentrasi dibawah titik CMC, pada titik CMC, dan diatas titik CMC berturut-turut adalah 0,005 mg/ml, 0,006 mg/ml, dan 0,007 mg/ml dengan 10% propilen glikol. Kelarutan parasetamol tertinggi dicapai pada formula 7 dengan kombinasi penambahan Ryoto® sugar ester (0,007 mg/ml) dan propilen glikol (10%) yaitu dengan persentase perolehan kembali 99,6 %, serta pada kombinasi ini juga diperoleh stabilitas sediaan yang paling bagus yaitu tidak terjadinya perubahan warna pada sediaan selama penyimpanan pada suhu kamar dan ditempat yang terlindung dari cahaya matahari langsung selama satu bulan. Penambahan surfaktan Ryoto® sugar ester dan propilen glikol dapat meningkatkan kelarutan dan stabilitas sediaan solubilisasi parasetamol.

(9)

iv ABSTRACT

Research on the effect of the combination Ryoto® sugar ester and propylene glycol have been performed on the Paracetamol active ingredient, which is rather poorly soluble drugs in water. Absorption of poorly soluble drugs or rather poorly soluble in water is influenced by the rate of dissolution. Solubilization is an alternative to improve drug solubility in water with the addition of surfactant. The addition of Ryoto® sugar ester surfactant and propylene glycol cosolvent conducted to determine the concentration of Ryoto® sugar ester and prophylene glycol that increase the solubility and stability of the preparations. Solubilization of Paracetamol with the addition of Ryoto® sugar ester without propylene glycol and combinations Ryoto® sugar ester and propylene glycol at a concentration below the CMC point, at the point of CMC, and above the CMC points in a row is 0.005 mg/ml, 0.006 mg/ml, and 0.007 mg/ml with 10% propylene glycol. The highest solubility of Paracetamol achieved in the formula 7 with a combination of the addition Ryoto® sugar ester (0.007 mg/ml) and propylene glycol (10%) by the recovery percentage of 99.6%, and the combination is also obtained the best preparation stability which is not occur the color change in the preparations during storage at room temperature and place protected from direct sunlight for a month. The addition of Ryoto® sugar ester surfactant and propylene glycol increase the solubility and stability of the solubilization of Paracetamol preparations.

Keyword : solubilization, surfactant, paracetamol

(10)

v DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR i

ABSTRAK iii

ABSTRACT iv

DAFTAR ISI v

DAFTAR TABEL viii

DAFTAR GAMBAR x

I. PENDAHULUAN 1

I.1. Latar Belakang Masalah 1

I.2. Perumusan Masalah 3

I.3. Tujuan Penelitian 4

I.4 Manfaat Penelitian 4

II. TINJAUAN PUSTAKA 5

2.1 Kelarutan 5

2.2 Surfaktan 11

2.3 Misel 16

2.3.1 Bentuk misel 17

2.3.2 Penentuan nilai CMC 19

(11)

vi

3.2.4 Pembuatan Kurva Kalibrasi Parasetamol dalam Pelarut Campur Air-Propilen glikol (90:10) 34

3.2.5 Penentuan Panjang Gelombang Serapan Maksimum Parasetamol dalam Pelarut Air 35

(12)

vii

3.2.7 Penentuan Waktu Larut Parasetamol dalam Pelarut Campur

Air-Propilen glikol (90:10) 36

3.2.8 Penentuan Nilai CMC Ryoto® Sugar Ester dalam Air dengan Metode Tegangan Permukaan 37

3.2.9 Formula Sediaan Solubilisasi Parasetamol 38

3.2.10 Pembuatan Sediaan Solubilisasi 38

3.2.11 Penentuan Kelarutan Parasetamol 38

3.2.12 Evaluasi Sediaan Solubilisasi 39

3.2.13 Analisis Data 42

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 43

3.1 Hasil 43

3.2 Pembahasan 45

V. PENUTUP 51

4.1 Kesimpulan 51

4.2 Saran 51

DAFTAR PUSTAKA 52

(13)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

I. Istilah Kelarutan Zat dalam Suatu Pelarut 6

II. Aktivitas dan Harga HLB Surfaktan 13

III. Formula Sediaan 38

IV. Pemeriksaan Bahan Baku Parasetamol 55

V. Pemeriksaan Bahan Baku Ryoto® Sugar Ester P-1670 58

VI. Pemeriksaan Bahan Baku Propilen glikol 59

VII. Data Pengukuran Serapan Parasetamol dalam Pelarut Campur

Air-Propilen glikol (90:10) Pada Panjang Gelombang 244,4 nm 61

VIII. Data Pengukuran Serapan Parasetamol dalam Pelarut Air Pada

Panjang Gelombang 243 nm 62

IX. Data Pengukuran Serapan Waktu Larut Parasetamol dalam

Pelarut Campur Air dan Propilen glikol (90:10) 63

X . Data Pengukuran Tegangan Permukaan Ryoto® Sugar Ester

dalam Pelarut Air dengan Alat Du-nouy Tensiometer 65

XI. Data Kelarutan Parasetamol dalam Pelarut Campur Air-Propilen

glikol (90:10) dan dalam Pelarut Air dengan dan Tanpa

Penambahan Ryoto® Sugar Ester 67

XII. Pemerian Sediaan 69

(14)

ix

XIV. Hasil Uji Anova Satu Arah dan Uji Lanjut Duncan Untuk Data

Kelarutan Sebelum Penyimpanan dengan Menggunakan SPSS 17.0

For Windows 75

XV. Hasil Uji Anova Satu Arah dan Uji Lanjut Duncan Untuk Data

Kelarutan Setelah Penyimpanan Selama Satu Bulan

dengan Menggunakan SPSS 17.0 For Windows 76

XVI. Hasil uji t dua sampel berpasangan untuk data kelarutan zat sebelum

dan sesudah penyimpanan selama satu bulan dengan menggunakan

SPSS 17.0 for Windows 77

XVII. Hasil uji t dua sampel berpasangan untuk evaluasi pH

dengan menggunakan SPSS 17.0 for Windows 77

XVIII. Hasil uji t dua sampel berpasangan untuk evaluasi bobot jenis

dengan menggunakan SPSS 17.0 for Windows 78

XIX . Hasil uji t dua sampel berpasangan untuk evaluasi viskositas

(15)

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Tahap Pemindahan Suatu Molekul Zat dari Fase Terlarut 6

2. Tahap pembentukan lubang dalam pelarut 7

3. Tahap Penempatan Zat Terlarut ke dalam Rongga Pelarut 7

4. Adsorbsi Surfaktan Pada Antar Permukaan Udara dan Air 12

5. Reaksi Pembentukan Brij 14

6. Struktur Span 15

7. Struktur Tween 16

8. Struktur Dietanolamida 16

9. Bentuk-Bentuk Misel 18

10. Misel Bentuk Sferis dalam Medium Air (A) dan dalam Medium Bukan Air (B) 19

11. Perubahan Beberapa Sifat Fisikokomia di sekitar Nilai CMC 20

12. Rumus bangun Parasetamol 27

13. Rumus bangun propilen glikol 30

14. Rumus Bangun Ryoto Sugar Ester P-1670 31

15. Kurva Panjang Gelombang Serapan Maksimum Parasetamol dalam Pelarut Campur Air-Propilen glikol (90:10) 60

(16)

xi

17. Kurva Kalibrasi Parasetamol dalam Pelarut Campur Air-Propilen

glikol Pada Panjang Gelombang 244,4 nm 61

18. Kurva Kalibrasi Parasetamol Dalam Pelarut Campur Air-Propilen

glikol Pada Panjang Gelombang 244,4 nm 62

19. Kurva Hubungan Antara Lama Pengadukan terhadap Serapan 63

20. Kurva Hubungan antara Konsentrasi ryoto® Sugar Ester dalam

Pelarut Air dengan Metode Tegangan Permukaan 65

21. Foto Sediaan Formula 1 Sebelum Penyimpanan (A) dan

Setelah Penyimpanan Selama Satu Bulan (B) 71

22. Foto Sediaan Formula 2 Sebelum Penyimpanan (A) dan

Setelah Penyimpanan Selama Satu Bulan (B) 71

23. Foto Sediaan Formula 3 Sebelum Penyimpanan (A) dan

Setelah Penyimpanan Selama Satu Bulan (B) 72

24. Foto Sediaan Formula 4 Sebelum Penyimpanan (A) dan

Setelah Penyimpanan Selama Satu Bulan (B) 72

25. Foto Sediaan Formula 5 Sebelum Penyimpanan (A) dan

Setelah Penyimpanan Selama Satu Bulan (B) 73

26. Foto Sediaan Formula 6 Sebelum Penyimpanan (A) dan

Setelah Penyimpanan Selama Satu Bulan (B) 73

27. Foto Sediaan Formula 7 Sebelum Penyimpanan (A) dan

Gambar

Gambar

Referensi

Dokumen terkait

Tahapan kegiatan yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi pengaksesan dan pengekstrakan data seismisitas gempabumi tektonik tahun 1903 – 2006 sesuai dengan

Pengaruh Corporate Governance Terhadap Manajemen Pajak Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Indonesia Tahun 2009-2011.. Universitas

Pada penelitian selanjutnya, peneliti dapat mengkaji lebih dalam lagi kemampuan guru- guru yang telah memiliki pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan terkait

29) Koordinator Kelompok Substansi Pengawasan Peredaran Pangan Olahan, Bahan Tambahan Pangan, dan Bahan Penolong, Direktorat Pengawasan Peredaran Pangan Olahan; 30)

Selain kandungan air dalam jelly, gamat juga memilki kandungan yang berisikan antara lain: anti-inflamasi, kolagen dan vitamin C, fungsi vitamin C adalah untuk

Majelis HKBP Sudirman Jakarta meminta kepada semua jemaat yang berada / hadir di dalam kompleks Gereja HKBP Sudirman Jakarta untuk mengikuti semua Protokol

Kemudian bagaimana peran dan fungsi dari jabatan kepemimpinan yang ditetapkan (Rasul, Diaken dan Penatua) berkorelasi dengan kebutuhan mendasar yang dimiliki gereja

Hasil uji daya tahan korosi lapisan seng produksi, maka untuk kedua pekerjaan persiapan dan pekerjaan akhir hanya dibahas pada keadaan produksi menggunakan larutan