TINGKAT KESEJAHTERAAN PEKERJA PERKEBUNAN KAKAO PT BAJABANG DESA NANGGELENG KECAMATAN CIPEUNDEUY
KABUPATEN BANDUNG BARAT
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Pendidikan Geografi
Oleh:
WURI NURHANDAYANI 0703780
JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Tingkat Kesejahteraan
Pekerja Perkebunan Kakao PT Bajabang Desa Nanggeleng Kecamatan Cipeundeuy Kabupaten Bandung Barat” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri,
dan saya tidak melakukan pengjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko atau sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap karya saya ini.
Bandung, ... 2014 Yang Membuat Pernyataan,
WURI NURHANDAYANI 0703780
TINGKAT KESEJAHTERAAN PEKERJA PERKEBUNAN KAKAO PT BAJABANGDESA NANGGELENG KECAMATAN CIPEUNDEUY
KABUPATEN BANDUNG BARAT
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH :
Pembimbing I
Prof. Dr. H. Darsihardjo, MS NIP : 196209211986031005
Pembimbing II
Drs. H. Dadang Sungkawa, M.Pd NIP : 195502101980021001
Mengetahui
Ketua Jurusan Pendidikan Geografi FPIPS UPI
Wuri Nurhandayani, 2014
Tingkat kesejahteraan pekerja perkebunan kakao PT Bajabang desa nanggeleng kecamatan Cipeundeuy kabupaten Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu ABSTRAK
TINGKAT KESEJAHTERAAN PEKERJA PERKEBUNAN KAKAO PT BAJABANG DESA NANGGELENG KECAMATAN CIPEUNDEUY
KABUPATEN BANDUNG BARAT WURI NURHANDAYANI
(0703780)
Desa Nanggeleng adalah sebuah desa yang didominasi oleh sektor pertanian. Perkebunan kakao yang dikelola oleh PT. Bajabang cukup mendominasi usaha perkebunan di Desa Nanggeleng. Sebagian masyarakat Desa Nanggeleng bekerja pada sektor perkebunan ini. Tersedianya lapangan kerja baru tentu akan berpengaruh terhadap orientasi mata pencaharian penduduk setempat dan dapat menjadi peluang besar bagi perbaikan tingkat pendapatan dan pendidikan serta berbagai aspek kehidupan lainnya. Berdasarkan hal tersebut maka penelitian ini memfokuskan pada masalah sosial ekonomi dan tingkat kesejahteraan masyarakat Desa Nanggeleng yang bekerja pada perkebunan kakao. Penelitian ini dilakukan dengan merumuskan latar belakang masalah, dan melakukan kajian teoritis, kemudian menentukan variabel penelitian. Selanjutnya kunjungan ke dinas/instansi terkait untuk memperoleh data-data yang diperlukan, kemudian dilakukan penentuan sampel penduduk dengan mencari data jumlah masyarakat Desa Nanggeleng yang bekerja di perkebunan kakao dengan menggunakan rumus dari Slovin dan diperoleh jumlah sampel sebanyak 83 orang, kemudian dilakukan pengambilan data dengan cara wawancara dan menyebarkan instrument penelitian berupa angket. Setelah data terkumpul, dilakukan sortir data yang dilanjutkan dengan coding, entry dan tabulasi kemudian data di analisis menggunakan analisis prosentase, untuk mengetahui pengaruh antara dua variabel penelitian digunakan analisis statistik Chi Kuadrat (X2) dengan batuan alat berupa Softwere Microsoft Excel 2007 serta analisis deskriptif untuk menjelaskan data yang bersifat kualitatif baik dalam geografi fisik maupun sosial.
Wuri Nurhandayani, 2014
Tingkat kesejahteraan pekerja perkebunan kakao PT Bajabang desa nanggeleng kecamatan Cipeundeuy kabupaten Bandung Barat
Wuri Nurhandayani, 2014
Tingkat kesejahteraan pekerja perkebunan kakao PT. Bajabang desa Nanggeleng kecamatan Cipeundeuy kabupaten Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu DAFTAR ISI
PERNYATAAN ... i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR……… x
DAFTAR LAMPIRAN... BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 4
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Manfaat Penelitian ... 5
E. Definisi Operasional... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7
A. Gambaran Umum Tentang Pertanian ... 7
1. Pengertian Pertanian... 7
B. Gambaran Umum Tentang Perkebunan ... 7
1. Pengertian Perkebunan ... 7
2. Macam-macam Usaha Perkebunan ... 8
3. Ketenagakerjaan di Perkebunan Besar ... 11
C. Tanaman Kakao ... 12
Wuri Nurhandayani, 2014
Tingkat kesejahteraan pekerja perkebunan kakao PT. Bajabang desa Nanggeleng kecamatan Cipeundeuy kabupaten Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2. Klasifikasi Tanaman Kakao ... 13
3. Jenis Kakao ... 13
4. Syarat Tumbuh Tanaman Kakao ... 14
5. Kesesuaian Lahan Kakao ... 15
6. Budi Daya Kakao ... 17
D. Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat ... 19
1. Pendapatan ... 20
2. Pendidikan ... 21
3. Kesehatan ... 22
4. Tempat Tinggal ... 23
E. Kesejahteraan ... 24
1. Pengertian Kesejahteraan ... 24
2. Indicator Kesejahteraan ... 24
BAB III METODE PENELITIAN ... 28
A. Metode Penelitian... 28
B. Variabel Penelitian ... 28
C. Populasi dan Sampel ... 29
D. Alat dan Bahan dalam Pengambilan Data ... 31
E. Tekhnik Pengumpulan Data ... 31
F. Cara Pengambilan Data ... 32
G. Teknik Pengolahan Data ... 33
H. Tahap Analisis Data ... 33
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 36
A. Kondisi Fisik Daerah Penelitian ... 36
Wuri Nurhandayani, 2014
Tingkat kesejahteraan pekerja perkebunan kakao PT. Bajabang desa Nanggeleng kecamatan Cipeundeuy kabupaten Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
2. Iklim ... 38
3. Topografi ... 40
4. Tanah ... 40
5. Penggunaan Lahan ... 41
6. Tata Air ... 44
B. Kondisi Sosial Daerah Penelitian ... 46
1. Jumlah dan Kepadatan Penduduk ... 46
2. Komposisi Penduduk Menurut Usia ... 47
3. Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 49
4. Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian ... 50
C. Eksistensi Perkebunan Kakao di Desa Nanggeleng ... 51
D. Deskripsi Hasil Penelitian ... 52
1. Karakteristik Responden ... 52
2. Pengaruh Eksistensi Perkebunan Kakao Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat di Desa Nanggeleng ... 54
3. Klasifikasi Tingkat Kesejahteraan Masyarakat yang Bekerja di Perkebunan Kakao Desa Nanggeleng ... 65
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 68
A. Simpulan ... 68
B. Saran ... 68
Wuri Nurhandayani, 2014
Tingkat kesejahteraan pekerja perkebunan kakao PT. Bajabang desa Nanggeleng kecamatan Cipeundeuy kabupaten Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Kriteria Teknis Kesesuaian Lahan Untuk Kakao ... 16
3.1 Variabel Penelitian ... 29
3.2 Kriteria Prosentase……….. 34
3.3 Interval Nilai Koefisien Korelasi dan kekuatan Hubungan ... 35
4.1 Pembagian Iklim menurut Junghun ... 38
4.2 Data Curah Hujan 10 Tahunan ... 39
4.3 Kelas Kemiringan Lereng ... 40
4.4 Penggunaan Lahan Desa Nanggeleng ... 42
4.5 Perkebunan di Desa Nanggeleng ... 42
4.6 Kepadatan Penduduk Per Km2 ... 46
4.7 Komposisi Penduduk Menurut Usia ... 47
4.8 Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 49
4.9 Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian ... 50
Wuri Nurhandayani, 2014
Tingkat kesejahteraan pekerja perkebunan kakao PT. Bajabang desa Nanggeleng kecamatan Cipeundeuy kabupaten Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
4.11 Komposisi Usia Responden ... 53
4.12 Pendapatan Bulanan Responden yang Bekerja di Perkebunan Kakao... 54
4.13 Pendapatan Berdasarkan Jenis Pekerjaan dan Status Kepegawaian ... 55
4.14 Beban Tanggungan Keluarga Responden ... 56
4.15 Informasi Cukup Tidaknya Pendapatan Responden ... 57
4.16 Pola Tindak Responden Terhadap Pendapatan ... 58
4.17 Usaha Sampingan Responden ... 59
4.18 Persepsi Responden Mengenai Layanan Pendidikan ... 59
4.19 Komposisi Pendidikan Responden ... 60
4.20 Komposisi Pendidikan Anak Responden ... 61
4.21 Persepsi Responden Mengenai Layanan Kesehatan ... 62
4.22 Status Kepemilikan Rumah Responden ... 63
4.23 Kondisi Rumah Responden... 64
4.25 Klasifikasi Tingkat Kesejahteraan Karyawan PT. Bajabang ... 65
DAFTAR GAMBAR Gambar 4.1 Peta Administratif Desa Nanggeleng ... 37
4.2 Peta Penggunaan Lahan Desa Nanggeleng ... 43
1
Wuri Nurhandayani, 2014
Tingkat kesejahteraan pekerja perkebunan kakao PT. Bajabang desa Nanggeleng kecamatan Cipeundeuy kabupaten Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan negara kepulauan yang mempunyai jenis tanah yang subur. Berdasarkan karakteristik geografisnya Indonesia selain disebut sebagai negara maritime juga disebut sebagai negara agraris. Indonesia merupakan negara yang kaya akan keragaman flora. Iklimnya sangat cocok untuk tumbuh berbagai jenis tanaman. Terlebih Indonesia memiliki beragam potensi sumber daya alam yang melimpah karenanya Indonesia memiliki daya dukung yang cukup besar untuk mengembangkan berbagai aspek pertanian salah satunya adalah aspek perkebunan yang dinilai berprospek cerah. Budidaya perkebunan secara umum merupakan kegiatan usaha tanaman yang hasilnya untuk diekspor atau bahan baku industri (Suwarto dan Octavianty, 2010 : 6).
2
Wuri Nurhandayani, 2014
Tingkat kesejahteraan pekerja perkebunan kakao PT. Bajabang desa Nanggeleng kecamatan Cipeundeuy kabupaten Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
adalah kawasan yang memiliki potensi untuk dimanfaatkan dan dikembangkan baik pada lahan basah dan atau lahan kering untuk komoditas perkebunan.
Kakao (Theobroma cacao) merupakan salah satu komoditas perkebunan tahun yang peranannya cukup penting bagi perekonomian nasional, khususnya sebagai penyedia lapangan kerja, sumber pendapatan dan devisa negara. Disamping itu kakao juga berperan dalam mendorong pengembangan wilayah dan pengembangan agroindustri. Kakao merupakan jenis tanaman perkebunan, dimana pada masa yang akan datang akan menjadi komoditi yang diharapkan menduduki tempat yang sejajar dengan komoditi perkebunan lain, seperti kelapa sawit dan karet, setidaknya dari segi luas areal pertanaman maupun sumbangannya kepada negara sebagai komoditi eksport, maka dari itu kakao banyak dikembangkan dari berbagai wilayah di Indonesia. Sumbangan nyata biji kakao terhadap perekonomian Indonesia dalam bentuk devisa dari hasil ekspor biji kakao dan hasil industri kakao. Sumbangan lainnya adalah penyediaan bahan baku industri dalam negeri, baik industri makanan maupun industri kosmetika.
Tahun 2011 Indonesia mampu menempati posisi kedua menggeser Ghana dengan peningkatan produksi kakao menjadi 850 ribu ton. Setelah sebelumnya di tahun 2010, Indonesia diperingkat ketiga dengan 550 ribu ton, sementara Pantai Gading menjadi negara pertama penghasil kakao terbesar dunia dengan hasil produksi 1,2 juta ton, dan Ghana diperingkat kedua dengan 650 ribu ton. Derah Sulawesi dan Sumatera menjadi penyumbang mayoritas kakao.
3
Wuri Nurhandayani, 2014
Tingkat kesejahteraan pekerja perkebunan kakao PT. Bajabang desa Nanggeleng kecamatan Cipeundeuy kabupaten Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
memperoleh devisa ekspor, serta meningkatkan pendapatan produsen biji kakao. Mulai tahun 2009, pemerintah telah menetapkan gerakan peningkatan produksi dan mutu kakao nasional sebagai upaya utama untuk mendongkrak eksistensi kakao Indonesia. Gerakan ini bertujuan untuk mempercepat peningkatan produktivitas dan meningkatkan mutu hasil secara nasional dengan melibatkan seluruh potensi stakeholder dan sumberdaya kakao Indonesia. Komoditas ini merupakan penghasil devisa negara terbesar ketiga di bidang perkebunan, sumber pendapatan petani, serta penciptaan lapangan kerja.
4
Wuri Nurhandayani, 2014
Tingkat kesejahteraan pekerja perkebunan kakao PT. Bajabang desa Nanggeleng kecamatan Cipeundeuy kabupaten Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Desa Nanggeleng terletak di Kecamatan Cipeundeuy Kabupaten Bandung Barat. Desa Nanggeleng merupakan suatu region yang memiliki karakteristik tersendiri yang dapat dibedakan dengan daerah lainnya, baik karakteristik fisik maupun karakteristik sosial. Desa Nanggeleng berada di antara ketinggian 350 mdpl dengan suhu rata-rata 22° ‒ 26° C dan berdasarkan sistem iklim Junghun yang cocok untuk keperluan budidaya tanaman berdasarkan ketinggian tempat, Desa Nanggeleng termasuk ke dalam zone iklim panas, yang cocok untuk perkebunan, yang didukung oleh curah hujan yang cukup tinggi, dengan rata-rata curah hujan 2.429,4 mm/tahun. Desa Nanggeleng mempunyai kemiringan lereng landai dengan daerah yang berbukit-bukit. Penggunaan lahan di desa Nangeleng didominasi oleh pertanian dan perkebunan.
5
Wuri Nurhandayani, 2014
Tingkat kesejahteraan pekerja perkebunan kakao PT. Bajabang desa Nanggeleng kecamatan Cipeundeuy kabupaten Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
lainnya. Pada kenyataanya kondisi masyarakat di Desa Nanggeleng belum sejahtera. Seharunya dengan adanya perkebunan kakao, mayarakat di Desa Nanggeleng mengalami peningkatan kesejahteraan. Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Tingkat Kesejahteraan Pekerja Perkebunan Kakao Desa Nanggeleng Kecamatan Cipeundeuy Kabupaten Bandung Barat”.
Penelitian ini perlu dilakukan agar perkebunan kakao bisa diterapkan di tempat lain yang memiliki kondisi fisik dan sosial yang hampir sama. Kemudian penelitian juga akan menghasilkan rekomendasi-rekomendasi yang dapat digunakan sebagai masukan kepada pemerintah dan masyarakat setempat untuk mempertahankan komoditas kakao terlebih jika komoditas tersebut dapat mensejahterakan rakyatnya .
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, permasalahan yang dapat dikaji dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimanakah pengaruh eksistensi perkebunan kakao terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat di Desa Nanggeleng Kecamatan Cipeundeuy Kabupaten Bandung Barat?
2. Bagaimana klasifikasi tingkat kesejahteraan masyarakat yang bekerja di perkebunan kakao PT.Bajabang Desa Nanggeleng Kecamatan Cipeundeuy Kabupaten Bandung Barat ?
C. Tujuan Penelitian
6
Wuri Nurhandayani, 2014
Tingkat kesejahteraan pekerja perkebunan kakao PT. Bajabang desa Nanggeleng kecamatan Cipeundeuy kabupaten Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
1. Menganalisis pengaruh keberadaan perkebunan kakao terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat di Desa Nanggeleng Kecamatan Cipeundeuy Kabupaten Bandung Barat.
2. Menganalisis tingkat kesejahteraan masyarakat yang bekerja di perkebunan kakao PT.Bajabang Desa Nanggeleng Kecamatan Cipeundeuy Kabupaten Bandung Barat.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini diantaranya: 1. Sebagai bahan pendalaman materi bagi penulis dalam bidang geografi. 2. Sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah daerah untuk lebih
memperhatikan kesejahteraan masyarakat di Desa Nanggeleng.
3. Sebagai data pembanding untuk kepentingan penelitian lanjutan terutama yang berkaitan dengan perkebunan.
4. Sebagai bahan pengayaan dalam proses belajar mengajar pada materi keanekaragaman hayati kelas XII semester I.
E. Definisi Operasional
Judul penelitian ini adalah “Tingkat Kesejahteraan Pekerja Perkebunan Kakao PT Bajabang Desa Nanggeleng Kecamatan Cipeundeuy Kabupaten Bandung Barat”. Kesalahan penafsiran judul penelitian dapat menimbulkan kesimpulan lain dari penelitian. Oleh karena itu, penulis perlu memberikan batasan dalam definisi operasional sebagai berikut:
7
Wuri Nurhandayani, 2014
Tingkat kesejahteraan pekerja perkebunan kakao PT. Bajabang desa Nanggeleng kecamatan Cipeundeuy kabupaten Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Tingkat kesejahteraan yang ingin dihasilkan dalam penelitian adalah suatu keadaan kehidupan penduduk dan tata cara perekonomian atau gambaran mengenai keadaan atau tingkat sosial ekonomi penduduk yang berada di Desa Nanggeleng. Kondisi sosial ekonomi masyarakat dalam penelitian ini akan menggambarkan pendapatan, pendidikan, kesehatan, tempat tinggal dan sarana informasi dan komunikasi.
2. Perkebunan
Perkebunan artinya perusahaan yang mengusahakan kebun. Perusahaan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah perusahaan yang mengusahakan kebun dengan jenis tanaman kakao sebagai komoditasnya yakni perkebunan PT. Bajabang.
3.Desa Nanggeleng
28
Wuri Nurhandayani, 2014
Tingkat kesejahteraan pekerja perkebunan kakao PT. Bajabang desa Nanggeleng kecamatan Cipeundeuy kabupaten Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode penelitian deskriptif yaitu mempelajari masalah dalam masyarakat, tata cara berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi, sikap pandangan, proses yang sedang berlangsung, pengaruh dari suatu fenomena, pengukuran yang cermat tentang fenomena masyarakat. Metode deskriftif bertujuan untuk menggambar secara tepat sifat-sifat suatu individu, keadaan, gejala, atau kelompok tertentu untuk menentukan frekuensi adanya hubungan tertentu antara satu gejala dan gejala lain dalam masyarakat (Koentjaraningrat, 1990 : 30). Sedangkan menurut Tika (2005 : 4), metode deskriptif adalah
“penelitian yang mengrah pada pengungkapan suatu masalah atau keadaan
sebagaimana adanya, walaupun kadang-kadang diberikan interpretasi atau analisi” Dengan menggunakan metode deskriptif dalam penelitian ini diharapkan dapat mengungkap atau mengkaji masalah yang berhubungan dengan kondisi social ekonomi di Desa Nanggeleng serta pengaruhnya terhadap kesejahteraan masyarakatnya.
B. Variabel Penelitian
Menurut Arikunto (2006 : 118), variabel adalah “ karakteristik yang dapat diamati dari suatu objek dan mampu memberikan bermavam-mavam nilai atau
29
Wuri Nurhandayani, 2014
Tingkat kesejahteraan pekerja perkebunan kakao PT. Bajabang desa Nanggeleng kecamatan Cipeundeuy kabupaten Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
gaji, produktifitas kerja. Dengan demikian, Variabel itu merupakan suatu yang bervariasi. Nazir (2005:123) Variabel adalah konsep yang mempunyai bermacam-macam nilai.
Tabel 3.1 Variabel penelitian
C. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Menurut N. Sumaatmadja (1988 : 112) populasi merupakan keseluruhan gejala, individu, kasus, dan masalah yang kita teliti, yang ada di daerah penelitian, menjadi obyek penelitian geografi. Sedangkan menurut Pabundu Tika (2005 : 32)
mengemukakan bahwa “populasi adalah himpunan individu atau objek yang banyaknya terbatas atau tidak terbatas”. Sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti, populasi dari penelitian ini hanya terdiri dari populasi sosial, yang
Variabel bebas (X) Variabel Terikat (Y) Eksistensi Perkebunan Kakao:
1. Kesesuaian lahan perkebunan kakao 2. Produktivitas
perkebunan kakao
30
Wuri Nurhandayani, 2014
Tingkat kesejahteraan pekerja perkebunan kakao PT. Bajabang desa Nanggeleng kecamatan Cipeundeuy kabupaten Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
meliputi masyarakat Desa Nanggeleng yang bekerja di perkebunan kakao PT. Bajabang yang berjumlah 498 orang.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2008 : 118). Sedangkan menurut Arikunto (2006: 131) sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Sampel penelitian ini diperoleh dari populasi masyarakat di Desa Nanggeleng yang bekerja di perkebunan kakao PT. Bajabang yang berjumlah 498 orang.
Karena keterbatasan waktu, biaya maupun kemampuan yang peneliti miliki, maka peneliti menentukan sampel manusia sebanyak 83 responden. Untuk menentukan sampel manusia maka peneliti menggunakan rumus dari Slovin
0…….dengan langkah-langkah sebagai berikut:
Keterangan:
n = Jumlah sampel N = Jumlah populasi
e = Nilai presisi (ketelitian) sebesar 10% 1 = Konstanta
Berdasarkan rumus di atas, besarnya sampel yang akan diambil yaitu:
31
Wuri Nurhandayani, 2014
Tingkat kesejahteraan pekerja perkebunan kakao PT. Bajabang desa Nanggeleng kecamatan Cipeundeuy kabupaten Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Berdasarkan hasil perhitungan, maka dapat diketahui bahwa jumlah sampel yang akan diambil dalam penelitian ini adalah 83 orang. Setelah menentukan besarnya sampel, maka tahap selanjutnya adalah menentukan teknik pengambilan sampel. Teknik pengambilan sampel yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah teknik pengambilan sampel secara random atau acak (Simple Random Sampling). Dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi tersebut (Sugiyono, 2008 : 120). Sedangkan menurut Arikunto (2006 : 134) Sampel random atau sampel acak di dalam pengambilan sampelnya, peneliti mencampur subjek-subjek di dalam populasi sehingga semua subjek dianggap sama. Sampel yang diteliti adalah sebanyak 83 orang masyarakat Desa Nanggeleng yang bekerja di perkebunan kakao.
E. Alat dan Bahan dalam Pengambilan Data
Alat dan bahan dalam pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Alat
a. Peta RBI digunakan untuk mendeliniasi batas-batas daerah penelitian. b. Kamera digital untuk mendokumentasikan kegiatan penelitian.
c. GPS untuk menentukan titik koordinat daerah penelitian. d. Angket untuk mengumpulkan informasi dari reponden. e. Software Microsoft Excel 2007.
32
Wuri Nurhandayani, 2014
Tingkat kesejahteraan pekerja perkebunan kakao PT. Bajabang desa Nanggeleng kecamatan Cipeundeuy kabupaten Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Bahan untuk mengambil data dalam penelitian ini adalah data-data sekunder dari berbagai sumber yang digunakan sebagai data dasar untuk mengetahui kondisi sosial secara umum di daerah penelitian yang selanjutnya diolah kembali oleh peneliti.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah suatu tekhnik yang dipergunakan untuk menghimpun data yang diperlukan sesuai dengan masalah yang diteliti. Untuk memperoleh data pada penelitian ini, penulis menggunakan teknik-teknik berikut: a. Teknik observasi
Observasi adalah pengamatan langsung suatu kegiatan yang sedang dilakukan. Dalam hal ini tekhnik observasi digunakan untuk mengetahui kondisi sosial penduduk di daerah penelitian.
b. Angket
Angket adalah usaha mengumpulkan informasi dengan menyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis untuk dijawab secara tertulis oleh responden. Berdasarkan bentuk pertannyannya, angket yang disebarkan berupa kombinasi antara angket terbuka dan tertutup, dalam pertanyaan kombinasi angket ini, peneliti sudah memberikan alternatif jawaban untuk dipilih responden akan tetapi kemudian disusul dengan pertanyaan terbuka dari peneliti.
Angket ini digunakan untuk mengumpulkan data yang akan digunakan untuk mencari tahu pengaruh eksistensi perkebunan kakao terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat di Desa Nanggeleng.
c. Wawancara
33
Wuri Nurhandayani, 2014
Tingkat kesejahteraan pekerja perkebunan kakao PT. Bajabang desa Nanggeleng kecamatan Cipeundeuy kabupaten Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
adalah bentuk poll (tertutup) dan terbuka dengan alat pengumpul data berupa pedoman wawancara. Pada teknik tertutup pertanyaan sudah disiapkan beserta jawabannya, sehingga responden tinggal memilih salah satu jawaban saja, sedangkan pada teknik terbuka pertanyaan-pertanyaan sudah disiapkan tetapi jawaban bebas diajukan oleh responden.
d. Studi Literatur
Penulis menggunakan teknik studi literatur untuk mendapatkan data-data sekunder, dalam teknik ini penulis mengumpulkan, mempelajari data dan kajian dari buku-buku yang relevan, hasil penelitian sebelumnya, jurnal, internet maupun hasil penelitian sendiri yang sesuai dengan penelitian yang sedang dilakukan.
G. Cara Pengambilan Data
1. Menentukan sampel dibantu dengan peta RBI.
2. Survey ke lokasi penelitian, mengumpulkan data primer berupa data fisik dan sosial yang sudah dirinci dalam checklist dan melakukan pemotretan fenomena di lapangan dengan kamera digital.
3. Berkunjung ke kantor Desa Nanggeleng untuk mencari data monografi serta profil desa.
4. Membuat plot penggunaan lahan.
5. Menyebarkan angket untuk mengetahui tingkat kesejahteraan masyarakat yang bekerja di perkebunan kakao di Desa Nanggeleng.
34
Wuri Nurhandayani, 2014
Tingkat kesejahteraan pekerja perkebunan kakao PT. Bajabang desa Nanggeleng kecamatan Cipeundeuy kabupaten Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 1. Editing
Sebelum data dianalisis, maka data tersebut diedit terlebih dahulu. Data-data yang terkumpul dibaca kembali kemudian diperbaiki jika masih terdapat hal-hal yang salah atau meragukan.
2.Coding
Coding dilakukan agar memudahkan analisis pada jawaban pertanyaan
tertutup maka jawaban perlu diberi kode berupa angka maupun huruf. 3.Entry
Entry data dilakukan setelah data diberi kode dengan memasukkan data
ke dalam kolom-kolom yang terdapat pada Microsof Excel 2007. 4. Tabulasi
Data-data yang telah terkumpul dibuat ke dalam tabel-tabel, dalam proses tabulasi peneliti memasukkan data ke dalam tabel dan mengatur angka-angka sehingga dapat dihitung jumlah kasus dalam berbagai kategori kemudian ditampilkan dalam bentuk tabel.
I. Tahap Analisis Data
Setelah data dari lapangan terkumpul dan selesai diolah maka proses selanjutnya adalah analisis data, adapun tahapan dalam menganalisis data adalah sebagai berikut:
1. Analisis Prosentase digunakan untuk menghitung besarnya proporsi dalam setiap alternatif jawaban, sehingga kecenderungan jawaban responden dan fenomena lapangan dapat diketahui. Rumus analisis prosentase adalah:
p nf x 100
Keterangan :
35
Wuri Nurhandayani, 2014
Tingkat kesejahteraan pekerja perkebunan kakao PT. Bajabang desa Nanggeleng kecamatan Cipeundeuy kabupaten Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
f = Frekuensi setiap kategori jawaban n = Jumlah seluruh responden
100% = Bilangan Konstanta
Kriteria prosentase yang digunakan dapat dilihat pada tabel 3.2. Tabel 3.2
Kriteria Prosentase
(%) Keterangan
0 Tidak ada
01-24 Sebagian kecil 25-49 Kurang dari setengahnya
50 Setengahnya
51-74 Lebih dari setengahnya 75-99 Sebagian besar
100 Seluruhnya
Sumber: Efendi dan Manning dalam Sri Rahayu (2004 : 29)
2. Perhitungan Chi Kuadrat (X²)
Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh antar variabel maka
dipergunakan analisis Chi Kuadrat (X²) dengan rumus:
Keterangan:
F0 = Frekuensi observasi Fe = Frekuensi ekspektasi X2 = Nilai Chi kuadrat
36
Wuri Nurhandayani, 2014
Tingkat kesejahteraan pekerja perkebunan kakao PT. Bajabang desa Nanggeleng kecamatan Cipeundeuy kabupaten Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu db = (b – 1) (k- 1) Keterangan:
db = Derajat kebebasan k = Kolom
b = Baris
Untuk melihat signifikansinya dilakukan dengan membandingkan nilai X² hitung dengan X² tabel.
1. Jika X² < X² tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak. 2. Jika X² > X² tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima. 3.Koefisien Kontingensi
Untuk mengetahui derajat hubungan, maka digunakan Koefisien Kontingensi dengan rumus:
Keterangan:
C = Kontingensi n = Banyaknya sampel X2 = Chi Kuadrat
Untuk menentukan Koefisien Kontingensi diklasifikasikan sebagai berikut: Tabel 3.3
Interval Nilai Koefisien Korelasi dan Kekuatan Hubungan
No Interval Nilai Kekuatan Hubungan 1. KK = 0,00 Tidak ada
2. 0,00 < KK ≤ 0,20 Sangat rendah atau lemah sekali
37
Wuri Nurhandayani, 2014
Tingkat kesejahteraan pekerja perkebunan kakao PT. Bajabang desa Nanggeleng kecamatan Cipeundeuy kabupaten Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
4. 0,40 < KK ≤ 0,70 Cukup berarti atau sedang
5. 0,70 < KK ≤ 0,90 Tinggi atau kuat
6. 0,90 < KK < 1,00 Sangat tinggi atau kuat sekali, dapat diandalkan 7. KK = 1,00 Sempurna
68
Wuri Nurhandayani, 2014
Tingkat kesejahteraan pekerja perkebunan kakao PT. Bajabang desa Nanggeleng kecamatan Cipeundeuy kabupaten Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A.Simpulan
1. Hasil penelitian menunjukan bahwa eksistensi perkebunan kakao hanya berpengaruh terhadap tingkat pendidikan dan kesehatan masyarakat di Desa Nanggeleng namun tidak memberikan dampak yang besar terhadap pendapatan dan kondisi tempat tinggal masyarakat di Desa Nanggeleng. 2. Tingkat kesejahteraan masyarakat yang bekerja di perkebunan kakao dapat
dikatakan belum sejahtera. Hal ini berdasarkan pertimbangan terutama diakibatkan oleh pendapatan yang mereka peroleh masih sangat rendah. 3. Masyarakat yang bekerja di perkebunan kakao termasuk dalam kategori
Keluarga Sejahtera I (KS I) yaitu sebanyak 57,8% bahkan sebanyak 42,2% termasulk dalam kategori Keluarga Pra Sejahtera.
B.Saran
Untuk pihak perkebunan kakao PT. Bajabang:
1. Masyarakat Desa Nanggeleng yang bekerja di perkebunan kakao PT. Bajabang hidup dalam serba kekurangan, maka dalam hal ini perusahaan dapat menaikan pendapatan atau upah para pekerja.
69
Wuri Nurhandayani, 2014
Tingkat kesejahteraan pekerja perkebunan kakao PT. Bajabang desa Nanggeleng kecamatan Cipeundeuy kabupaten Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
3. Keberadaan perkebunan kakao di Desa Nanggeleng merupakan salah satu lapangan usaha yang banyak meyerap tenaga kerja penduduk sekitar maupun penduduk luar desa yang perlu dikembangkan dan ditingkatkan sehingga dapat mensejahterakan masyarakat.
Untuk masyarakat Desa Nanggeleng:
1. Masyarakat Desa Nanggeleng khususnya yang bekerja di perkebunan kakao harus lebih membuka wawasan dalam kehidupannya salah satunya adalah dengan memikirkan pendidikan anak, karena pendidikan bagi anak adalah hal yang utama untuk masa depannya.
2. Apabila dari pendapatan yang diperoleh tidak mencukupi, alangkah baiknya apabila melakukan usaha sampingan.
Untuk Pemerintah Daerah Desa Nanggeleng:
Wuri Nurhandayani, 2014
Tingkat kesejahteraan pekerja perkebunan kakao PT. Bajabang desa Nanggeleng kecamatan Cipeundeuy kabupaten Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
BPS Kabupaten Bandung Barat. 2010. Bandung Barat dalam Angka (2002). Pemerintah Kabupaten Bandung Barat.
BPS Kabupaten Bandung Barat. 2010. Bandung Barat dalam Angka (2007). Pemerintah Kabupaten Bandung Barat.
Ernawati. 2009. Pengaruh Krberadaan Industri Boneka Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Penduduk Desa Cikampek Utara Kecamatan Kota Baru Kabupaten Karawang. Skripsi: Jurusan Pendidikan UPI.
Hardjowigeno, Sarwono. 2007. Ilmu T anah. Jakarta: Akademika Pressindo. Jamulya., Sunarto. 1991. Evaluasi Sumberdaya Lahan. Fakultas Geografi
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Mubyarto. 1991. Pengantar Ekonomi Pertanian. Jakarta: LP3ES.
Muslim, Khaerul. 2007. Memahami Pengertian Pertanian. Tersedia: http//prabugomong.wordpress.com [diakses pada Maret 2011].
Mutakin, A. Dasim, B. dan Gurniwan, Kamil P. 2004. Dinamika Masyarakat Indonesia. Bandung: PT Gasindo.
Nazir, Moh. 2005. Metode Penelitian. Bogor. Ghalia Indonesia.
Notohadiprawiro, Tejoyuwono. 2006. Kemampuan dan Kesesuaian Lahan. Tersedia: http//soil.faperta.ugm.ac.id [diakses pada maret 2011]
Pusat penelitian Kopi dan Kakao Indonesia. 2010. Buku Pintar Budidaya Kakao. Jakarta Selatan: Agromedia Pustaka.
Rafi’i, Suryatna. 1995. Meteorologi dan Klimatologi. Bandung: Angkasa.
Wuri Nurhandayani, 2014
Tingkat kesejahteraan pekerja perkebunan kakao PT. Bajabang desa Nanggeleng kecamatan Cipeundeuy kabupaten Bandung Barat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Rahayu, Sri. 2004. Eksistensi Industri Kerajinan Batu Andesit dan Pengaruhnya Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Pengrajin di Desa Jaya Mekar Kecamatan Padalarang Kabupaten Bandung Barat. Skripsi: Jurusan Pendidikan UPI.
Sarief, Saifudin. 1986. Ilmu Tanah Pertanian. Bandung: Pustaka Buana.
Setyawan, Aditya. 2009. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Tersedia: http//files.wordpress.com [diakses pada april 2010]
Siregar, Tumpal. H.S, dkk. 2008. Budidaya Pengolahan dan Pemasaran Cokelat. Jakarta: Penebar Swadaya.
Siregar, Tumpal. H.S, dkk. 2010. Budidaya Pengolahan Cokelat. Jakarta: Penebar Swadaya.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Suharjo, A.J. dkk. 2008. Geografi Perdesaan sebuah Antologi. Yogyakarta: Ide As Media.
Sulistyani. dkk. 2006. Kesesuaian Lahan untuk Tanaman Kakao di Lahan Perkebunan Karet. Tersedia: http//jurnal.pdii.go.id [diakses pada maret 2011]
Sumaatmadja, Nursid. 1988. Studi Geografi Suatu Pendekatan dan Analisa Keruangan. Bandung: Alumni.
Sungkawa, Dadang. 2008. Hand Out GRI
Suwarto dan Octavianty, Yuke. 2010. Budidaya Tanaman Perkebunan Unggulan. Jakarta: Penebar Swadaya.
Tika, Pabundu. 2005. Metode Penelitian Geografi. Jakarta: Bumi Aksara. UU No. 18 Tahun 2004. http//.www.yousaytoo.com [diakses pada maret 2010] Yulianingsih. 2008. Kondisi Sosial Ekonomi Karyawan Perkebunan Cokelat di
Wuri Nurhandayani, 2014
Tingkat kesejahteraan pekerja perkebunan kakao PT. Bajabang desa Nanggeleng kecamatan Cipeundeuy kabupaten Bandung Barat