• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODEL PEMBELAJARAN AL-QUR`ᾹN AL-ḤADĪŚ DI MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 KOTA BANDUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MODEL PEMBELAJARAN AL-QUR`ᾹN AL-ḤADĪŚ DI MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 KOTA BANDUNG."

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

Model Pembelajaran Al-Qur`

n Al-

ad

Di Madrasah Aliyah Negeri 1 Kota Bandung

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Ilmu Pendidikan Agama Islam

Oleh:

Hilma Ridla Nadhifa

1001812

PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

(2)

MODEL PEMBELAJARAN AL-QUR`

N AL-

AD

DI MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 KOTA BANDUNG

Oleh:

Hilma Ridla Nadhifa

Sebuah Skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada

Fakultas Pendidikan Ilmu Pendidikan Sosial

© Hilma Ridla Nadhifa

Universitas Pendidikan Indonesia

Mei 2014

Hak cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,

(3)

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

HILMA RIDLA NADHIFA 1001812

MODEL PEMBELAJARAN AL-QURˋᾹN HADĪṠ DI MADRASAH ALIYAH NEGERI 1 KOTA BANDUNG

disetujui dan disahkan oleh pembimbing:

Pembimbing I,

Dr. H. Syahidin, M. Pd. NIP.195706111987031001

Pembimbing II,

Dr. Fahrudin, M. Ag. NIP.195910081988031003

Mengetahui,

Ketua Prodi Ilmu Pendidikan Agama Islam

(4)

ABSTRAK

Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Bandung merupakan salah satu MAN Model dan Keterampilan yang ada di Indonesia. Yang dimaksud dengan MAN Model di sini adalah para gurunya kompeten sesuai dengan bidang garapannya, sedangkan yang dimaksud MAN Keterampilan adalah keterampilan dijadikan sarana untuk mengembangkan bakat dan minat siswa sesuai dengan potensi yang dimilikinya. Dari data di atas, peneliti berasumsi bahwa di MAN 1 Bandung terdapat model pembelajaran

al-Qur`ān al-Ḥadīṡ. Untuk membuktikan asumsi tersebut, peneliti melakukan penelitian

tentang model pembelajaran al-Qur`ān al-Ḥadīṡ dengan menggali data melalui pengungkapan komponen-komponen yang harus dipenuhi dalam sebuah model pembelajaran, seperti guru, siswa, kurikulum, sarana, dan lingkungan. Adapun yang menjadi tujuan utama dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui model pembelajaran

al-Qur`ān al-Ḥadīṡ di MAN 1 Bandung, yang di dalamnya meliputitujuan pembelajaran

al-Qur`ān al-Ḥadīṡ, perencanaan pembelajaran al-Qur`ān al-Ḥadīṡ, substansi materi

al-Qur`ān al-Ḥadīṡ, pelaksanaan pembelajaran al-Qur`ān al-Ḥadīṡ, dan evaluasi

pembelajaran al-Qur`ān al-Ḥadīṡ.

Karena data yang diperlukan bersifat kualitatif, maka pengumpulan data dilakukan dengan metode kualitatif deskriptif. Objek penelitian ini adalah semua aktivitas pembelajaran al-Qur`ān al-Ḥadīṡ yang meliputi komponen-komponen pembelajaran al-Qur`ān al-Ḥadīṡ, yaitu guru, murid, kurikulum, sarana, situasi, dan lingkungan. Untuk memperoleh data dari penelitian tersebut, peneliti terjun langsung ke lapangan untuk mengamati (melihat secara langsung) kejadian yang ada di lapangan dengan bantuan instrumen penelitian lainnya, yakni wawancara dan studi dokumen.

Hasil penelitian ini telah menjawab asumsi peneliti di awal, dan terbukti di MAN 1 Bandung terdapat model pembelajaran al-Qur`ān al-Ḥadīṡ. Hal ini didasari atas terpenuhinya komponen-komponen dalam sebuah model pembelajaran, yaitu guru, siswa, kurikulum, sarana, situasi, dan lingkungan. Semua komponen berfungsi secara optimal dan terintegrasi secara harmonis, sehingga terciptalah model pembelajaran al-Qur`ān

al-Ḥadīṡ di MAN 1 Bandung.

(5)

ABSTRACT

Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Bandung is one of the Model and Skill of MAN existing in Indonesia. The meaning of Model MAN here is the teachers are the teachers who have skills on their own speciality, while the meaning of MAN of Skill is that skills are used as the tools for developing student’s talents and interest. From the data above, the researcher assumes that there is an instructional model named Koran-Hadith instructional model. To prove this assumption, the researcher conducts a research regarding the Koran-Hadith instructional model by investigating data through discovering the components which have to be fulfilled in an instructional model, for instance, teachers, students, curriculum, means and environment. The principal purposes in this research is to be cognizant the instructional model of Koran-Hadith at MAN 1 Bandung, including purposes of Koran-Hadith’s istructional, planning of Koran

-Hadith’s istructional, substance of Koran-Hadith lesson, implementation of Koran-Hadīṡ instructional, and evaluation of Koran-Hadīṡ instructional.

Due to the qualitative data needed, the data collection conducted is using descriptive qualitative method. The object of the research is all the activities involved in Koran-Hadith instructional model consisting of the components of Koran-Hadith instructional model, which are teachers, students, curriculum, means, situation, and environment. To gain the data, the researcher is directly involved in the field to observe the occurence in the field with the support of the other research instruments, for example interview and document analysis.

The result of the study has answered the researcher’s assumption and has

proven that there is Koran-Hadith instructional model. It is based on the fulfillment of an instructional model, which are teachers, students, curriculum, means, situation, and environment. All those components function optimally and are integrated harmoniously, and therefore the Koran-Hadith instructional model is created in MAN 1 Bandung.

(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined.

KATA PENGANTAR... Error! Bookmark not defined.

UCAPAN TERIMA KASIH ... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR ISI ...v

DAFTAR GAMBAR ... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR BAGAN ... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR TABEL ... Error! Bookmark not defined.

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN ...xi

BAB IPENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined.

A.Latar Belakang Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

B.Identifikasi Masalah Penelitian... Error! Bookmark not defined.

C.Rumusan Masalah Penelitian... Error! Bookmark not defined.

D.Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

E. Manfaat Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

F. Struktur Organisasi Skripsi ... Error! Bookmark not defined.

BAB II LANDASAN TEORITIS MODEL PEMBELAJARAN AL-QUR` N

AL-HAD Ś ... Error! Bookmark not defined.

A.Al-Qur` n dan al- ad ṡ ... Error! Bookmark not defined. 1. Pengertian al-Qur` n dan al- ad ṡ .. Error! Bookmark not defined.

2. Fungsi al-Qur` n dan al- ad ṡ... Error! Bookmark not defined.

B.Metode Penafsiran al-Qur` n ... Error! Bookmark not defined.

(7)

3. Tafs rIjm l ... Error! Bookmark not defined.

4. Tafs r Mauḍū’ (tematik)... Error! Bookmark not defined. C.Pengertian, Hakikat, dan Ciri Pembelajaran ...Error! Bookmark not

defined.

1. Pengertian Belajar dan PembelajaranError! Bookmark not defined.

2. Hakikat Belajar ... Error! Bookmark not defined.

3. Ciri-ciri Belajar ... Error! Bookmark not defined.

D.Komponen-komponen Proses Pembelajaran ...Error! Bookmark not

defined.

1. Tujuan Pembelajaran... Error! Bookmark not defined.

2. Guru ... Error! Bookmark not defined.

3. Siswa ... Error! Bookmark not defined.

4. Materi Pembelajaran ... Error! Bookmark not defined.

5. Kegiatan Pembelajaran ... Error! Bookmark not defined.

6. Alat dan Bahan Pembelajaran ... Error! Bookmark not defined.

7. Evaluasi Pembelajaran ... Error! Bookmark not defined.

E. Model Pembelajaran ... Error! Bookmark not defined.

F. Pembelajaran al-Qur` n al- ad ṡ ... Error! Bookmark not defined. 1. Al-Qur` n al- ad ṡ sebagai Mata Pelajaran ....Error! Bookmark not

defined.

2. Pembelajaran al-Qur` n al- ad ṡ ... Error! Bookmark not defined. G.Penelitian Terdahulu yang Relevan ... Error! Bookmark not defined.

BAB III METODE PENELITIAN ... Error! Bookmark not defined.

A.Lokasi dan Subjek Penelitian... Error! Bookmark not defined.

B.Desain Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

(8)

D.Definisi Operasional ... Error! Bookmark not defined.

E. Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

F. Teknik Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined.

G.Teknik Analisis Data ... Error! Bookmark not defined.

BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...Error! Bookmark not

defined.

A.Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

1. Profil Madrasah... Error! Bookmark not defined.

2. Tujuan Pembelajaran al-Qur` n al- ad ṡ ...Error! Bookmark not

defined.

3. Perencanaan Pembelajaran al-Qur` n al- ad ṡ .... Error! Bookmark

not defined.

4. Substansi Materi al-Qur` n al- ad ṡError! Bookmark not defined.

5. Proses Pembelajaran al-Qur` n al- ad ṡ ...Error! Bookmark not

defined.

6. Evaluasi Pembelajaran al-Qur` n al- ad ṡ ...Error! Bookmark not

defined.

B.Pembahasan ... Error! Bookmark not defined.

1. Analisis Tujuan Pembelajaran al-Qur` n al- ad ṡ Error! Bookmark

not defined.

2. Analisis Perencanaan Pembelajaran al-Qur` n al- ad ṡ ... Error!

Bookmark not defined.

3. Analisis Substansi Materi al-Qur` n al- ad ṡ Error! Bookmark not defined.

4. Analisis Proses Pembelajaran al-Qur` n al- ad ṡ Error! Bookmark

(9)

5. Analisis Evaluasi Pembelajaran al-Qur` n al- ad ṡ... Error!

Bookmark not defined.

SIMPULAN DAN REKOMENDASI... Error! Bookmark not defined.

A. Simpulan ... Error! Bookmark not defined.

B. Rekomendasi ... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined.

(10)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Belajar dalam lingkup pendidikan identik dengan adanya proses kegiatan

siswa di sekolah atau madrasah. Belajar merupakan hal yang umum, dari sisi

siswa, belajar dialami sebagai suatu proses, yaitu siswa mengalami proses mental

dalam menghadapi bahan belajar. Proses belajar terlihat melalui perilaku, dan

perilaku belajar itu tampak pada tindakan hasil belajar berbagai mata pelajaran di

sekolah atau madrasah. Dalam kegiatan belajar mengajar, minat, kecerdasan, dan

berbagai kemampuan siswa merupakan potensi yang akan berharga dan dihormati

sebagai manusia apabila diolah, diproses, dibina, dibentuk, dan dikembangkan

menjadi sesuatu yang bernilai dan berguna untuk manusia.

Sebagaimana yang dikatakan oleh al-Abrasyi (dalam Tohirin, 2008, hlm.

57-58), dalam perspektif Islam makna belajar bukan hanya sekadar upaya

perubahan tingkah laku. Konsep belajar dalam Islam merupakan konsep belajar

yang ideal, karena sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam. Tujuan belajar dalam

Islam tidaklah semata-mata untuk mencari rezeki di dunia, tetapi sampai kepada

hakikat, memperkuat akhlāq, artinya mencari atau mencapai ilmu yang

sebenarnya dan berakhlaq yang sempurna.

Firman Allāh Swt dalam al-Qur`ān surat al-„Alaq [96] ayat 1-5, QS.

al-“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan, Dia telah

(11)

2

بْ أ ف ة ئا ْل ع ْ ض ع ث ء ْسأ دآ ع

( قد ص ْ تْ ْ ءا ه ء ْسأب

)

“Dan Dia ajarkan kepada Ᾱdam nama-nama (benda) semuanya, kemudian Dia perlihatkan kepada para malaikat, seraya berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama semua (benda) ini, jika kamu yang benar!"” (QS.

al-“Bersyukurlah kepada Allāh! Dan barangsiapa bersyukur (kepada Allāh), maka sesungguhnya dia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa tidak bersyukur (kufur), maka sesungguhnya Allāh Maha Kaya, Maha

Terpuji”. Dan (ingatlah) ketika Luqmān berkata kepada anaknya, ketika dia memberi pelajaran kepadanya: “Wahai anakku! Janganlah engkau mempersekutukan Allāh, Sesungguhnya mempersekutukan (Allāh) adalah benar-benar kezaliman yang besar”.” (QS. Luqmān [31]: 12-13)

Menurut Nata (2011, hlm. 139), dari ayat-ayat al-Qur`ān di atas dapat

diperoleh isyarat tentang kegiatan belajar mengajar dengan berbagai komponen.

Pada surat al-„Alaq [96] ayat 1 sampai 5, proses belajar mengajar berlangsung

kepada Luqmān, ia diajarkan untuk bersyukur kepada Allāh.

Dari uraian proses belajar mengajar diatas, dapat diketahui bahwa belajar

mengajar yang dilakukan oleh siswa di sekolah atau madrasah secara formal, telah

Allāh Swt lakukan terlebih dahulu kepada Nabi-nabi-Nya dengan menggunakan

cara yang telah Allāh tetapkan sesuai dengan keadaan dan kebutuhan ketika itu.

Begitu juga dengan belajar mengajar yang dilakukan di sekolah atau madrasah,

(12)

3

mata pelajaran yang akan disampaikan oleh masing-masing gurunya.

Pembelajaran di sekolah atau madrasah dilakukan tiada lain untuk mencapai

tujuan dari pembelajaran itu sendiri, yaitu adanya perubahan dalam diri setiap

siswa (Dahar, 2011, hlm. 2).

Perubahan yang terjadi pada umumnya adalah dalam bentuk sikap,

kecerdasan, ataupun emosionalnya. Ketiga sikap tersebut akan diubah ke arah

yang lebih baik lagi oleh setiap guru mata pelajaran, karena dengan adanya

perubahan ke arah yang lebih baik itulah pembelajaran dianggap berhasil.

Perubahan tersebut dilakukan oleh semua guru, baik guru yang mengajar di

sekolah pada umumnya dan juga guru yang mengajar di madrasah (Uno, 2010,

hlm. 35).

Madrasah adalah istilah yang digunakan untuk lembaga pendidikan Islam

di Indonesia yang secara formal mempelajari ilmu-ilmu umum dan keagamaan..

Seperti halnya sekolah umum, madrasah pun terdapat tiga jenjang pendidikan,

yaitu Madrasah Ibtidaiyah (MI) yang sejajar dengan Sekolah Dasar (SD),

Madrasah Tsanawiyah (MTs) sejajar dengan Sekolah Menengah Pertama (SMP),

dan Madrasah Aliyah (MA) sejajar dengan Sekolah Menengah Atas (SMA) .

Berbeda dengan mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di sekolah

umum yang menggabungkan beberapa aspek menjadi satu mata pelajaran yang

utuh, di madrasah, setiap aspek yang dipelajari oleh siswa merupakan mata

pelajaran tersendiri, salah satunya adalah mata pelajaran al-Qur`ān al- adīṡ yang merupakan salah pokok dalam kurikulum madrasah. Al-Qur`ān al- adīṡ

merupakan mata pelajaran yang mempelajari, memperdalam serta memperkaya

kajian al-Qur`ān dan al- adīṡ yang saling berhubungan .

Pada dasarnya, mata pelajaran al-Qur`ān al- adīṡ ini ikut serta berperan

dalam memberikan motivasi kepada siswa untuk mempelajari dan mempraktikkan

ajaran beserta nilai-nilai yang terkandung dalam al-Qur`ān dan al- adīṡ sebagai

sumber utama ajaran Islam yang sekaligus menjadi pedoman hidup umat Muslim

(13)

4

pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru haruslah tepat dan benar sesuai dengan

kapasitas dan kebutuhan siswa.

Dengan perkembangan zaman yang sangat cepat, karena adanya

globalisasi yang menghampiri semua kalangan, tidak menutup kemungkinan para

remaja mengikuti perkembangan zaman ini sehingga mereka merasa bahwa

pelajaran agama dianggap tidak penting untuk menghadapkan diri mereka kepada

era yang disebut modern ini. Dalam kenyataannya, kekuatan religius tetaplah

harus ada dalam diri setiap manusia agar dapat memilih mana yang baik untuk

diikuti dan mana yang tidak baik untuk diikuti, sehingga tidak terjerumus kedalam

lubang kemaksiatan dan dosa. Salah satu cara untuk mendapatkan pemahaman

terhadap agama adalah dengan mempelajari maksud dari ayat-ayat al-Qur`ān dan dipelajari di tingkat Madrasah Aliyah ini berisi tentang pemahaman dan

penerapan mengenai tanggung jawab manusia di muka bumi sebagai khalīfaħ fī

masa dimana manusia akan mengalami perkembangan pemikiran dan juga

pertumbuhan fisik (pubertas). Sebagaimana yang disebutkan oleh Tohirin (2008,

(14)

5

antara dunia anak-anak dan dunia dewasa, sehingga pada masa ini mereka akan

mengalami tiga sub-perkembangan, pertama sub-perkembangan pra-puber, kedua

sub-perkembangan puber, dan ketiga sub-perkembangan post puber.

Remaja adalah orang yang tumbuh dari masa anak-anak menuju ke masa

dewasa, dimana terdapat tiga perubahan yang mendasar dalam diri mereka, yaitu

biologis, kognisi, dan sosial. Dengan adanya tiga perubahan yang mendasar dalam

dirinya, menjadikan remaja lebih berkembang pemikirannya daripada masa

sebelumnya, sehingga adanya kekuatan yang besar terhadap keingintahuan akan

hal-hal baru, sekalipun itu dilarang oleh agama. Kiranya sangat sulit

menumbuhkan rasa kemauan siswa di tingkat Menengah Atas untuk membaca

al-Qur`ān. Dalam Islam, al-Qur`ān dan al- adīṡ merupakan pedoman yang paling utama dalam menjalankan kehidupan sehari-hari umat manusia. Maka dari itu,

seudah seharusnyalah sebagai umatMuslim untuk membaca al-Qur`ān atau

al-adīṡ sebagai tuntunan hidup di dunia dan juga bekal untuk di akhirat kelak. Akan tetapi, kesulitan untuk menumbuhkan kemauan siswa membaca

al-Qur`ān dan al- adīṡ akan dirasa mudah jika anak tersebut mengenyam pendidikan di Madrasah. Madrasah merupakan sekolah yang ada di Indonesia,

namun ia kental dengan pendidikan keagamaannya. Meskipun begitu, madrasah

juga tidak mengesampingkan ilmu pengetahuan umum lainnya, seperti Biologi,

Kimia, Matematika, Bahasa Inggris, Geografi, dan lain sebagainya.

Salah satu Madrasah Aliyah yang terkenal di Bandung adalah Madrasah

Aliyah Negeri (MAN) 1 Bandung, karena keunggulannya dibandingkan dengan

madrasah-madrasah tingkat Aliyah lainnya khususnya di Kota Bandung. Hal ini

juga terlihat dari beberapa alumni MAN 1 Bandung yang dapat melanjutkan

pendidikannya ke Perguruan Tinggi Negeri maupun Swasta di Kota Bandung

ataupun di luar Bandung, seperti UPI, UIN, UNPAD, UGM, dan lain sebagainya.

Berdasarkan data yang diperoleh peneliti tentang gelar MAN Model dan

Keterampilan di MAN 1 Bandung ini, pembelajaran di sana mungkin dilakukan

dengan sumber daya yang berkualitas serta sarana-prasarana yang mendukung

sehingga siswa disana dapat mengikuti pembelajaran dengan baik dan sesuai

(15)

al-6

Qur`ān al- adīṡ, karena keduanya merupakan sumber utama dalam Pendidikan Agama Islam serta pedoman utama dalam kehidupan manusia, penulis tertarik

untuk melakukan penelitian mengenai model pembelajaran apa yang dilakukan

dalam mata pelajaran al-Qur`ān al- adīṡ, sehingga siswa di sana dapat mempraktikkan pengetahuan yang terdapat dalam al-Qur`ān dan al- adīṡ di

lingkungan sekolah yang merupakan contoh kecil dari akhlāq mereka sehari-hari. Berdasarkan uraian di atas, penulis akan menuangkan rasa

ketertarikkannya terhadap model pembelajaran al-Qur`ān al- adīṡ, khususnya di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Kota Bandung, dalam bentuk karya tulis

ilmiah berupa skripsi yang berjudul: “Model Pembelajaran al-Qur`ān adīṡ di Madrasah Aliyah Negeri 1 Kota Bandung”.

B. Identifikasi Masalah Penelitian

Dari latar belakang yang telah dipaparkan di atas, dapat diidentifikasikan

yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah, bahwa seorang guru

Pendidikan Agama Islam (PAI) tidaklah hanya mengajarkan satu aspek saja dalam

memberikan pengajarannya di sekolah atau pun madrasah. Tidak seperti guru

Matematika yang hanya mengajarkan tentang perhitungan saja, dalam PAI

terdapat bererapa aspek yang harus dipelajari, mulai dari al-Qur`ān al- adīṡ,

Fiqh, Aqīdaħ, Akhlāq, Sejarah Kebudayaan Islam, sampai Bahasa Arab, dan seorang guru PAI tidak bisa memilih untuk mengajar pada satu aspek saja, karena

aspek-aspek tersebut merupakan satu kesatuan yang akan saling berhubungan.

Khususnya guru yang mengajar di Madrasah, PAI dipecah sesuai dengan

pembagian aspek yang telah disebutkan di atas. Hal ini dikarenakan madrasah

merupakan sekolah yang kental akan keagamaannya dan mengharapkan

siswa-siswanya agar mampu memperdalam ilmu-ilmu agama Islam di samping

(16)

7

C. Rumusan Masalah Penelitian

Dari uraian identifikasi masalah di atas, maka yang menjadi pokok

permasalahan penelitian ini adalah bagaimana model pembelajaran al-Qur`ān al-adīṡ yang dilaksanakan di MAN 1 Bandung.

Dari rumusan masalah pokok di atas, dapat dijabarkan ke dalam uraian

pertanyaan sebagai berikut.

1. Bagaimana tujuan pembelajaran al-Qur`ān al- adīṡ di MAN 1 Bandung?

2. Bagaimana perencanaan pembelajaran al-Qur`ān al- adīṡ di MAN 1 Bandung?

3. Bagaimana substansi materi al-Qur`ān al- adīṡ di MAN 1 Bandung? 4. Bagaimana pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran al-Qur`ān al- adīṡ

di MAN 1 Bandung?

D. Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka tujuan dalam

penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui tujuan pembelajaran al-Qur`ān al- adīṡ di MAN 1 Bandung.

2. Untuk mengetahui perencanaan pembelajaran al-Qur`ān al- adīṡ di MAN 1 Bandung.

3. Untuk mengetahui substansi materi al-Qur`ān al- adīṡ di MAN 1 Bandung.

4. Untuk mengetahuipelaksanaan dan evaluasi pembelajaran al-Qur`ān al-adīṡ di MAN 1 Bandung.

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Secara teoretis penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran

terhadap guru dan calon guruPAI dalam melaksanakan tugasnya, yaitu sebagai

(17)

8

saja, akan tetapi mampu menguasai semua garapan yang ada dalam lingkup

pendidikan agama Islam.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi mahasiswa Program Studi Ilmu Pendidikan Agama Islam (IPAI), hasil

penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi penting dalam

mengembangkan, baik dari sisi keilmuan maupun praktek pembelajaran PAI

di sekolah dan madrasah, karena di mana pun seorang ahli ilmu PAI berada,

ia harus menguasai semua garapan yang ada di dalamnya agar mampu

mengamalkannya di lapangan.

b. Bagi para guru PAI dapat menjadi gambaran akan pentingnya sebuah

pembelajaran yang menarik perhatian siswa untuk memperhatikan dan

memahami apa yang disampaikan oleh gurunya. Dan terus-menerus

melakukan pengembangan pembelajaran sehingga tidak terjadi kejenuhan

pada siswa.

c. Bagi pembaca, penelitian ini diharapkan menambah wawasan baru mengenai

model pembelajaran al-Qur`ān al- adīṡ, khususnya yang dilaksanakan di Madrasah Aliyah Negeri 1 Kota Bandung.

d. Bagi penulis, penelitian ini sebagai penambah wawasan serta mengetahui

model pembelajaran al-Qur`ān al- adīṡ yang dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan dan menyenangkan bagi peserta didik.

F. Struktur Organisasi Skripsi

Untuk memudahkan pemahaman secara terstruktur dan krisis, penulis

menyusun sistematika penulisan skripsi inisebagai berikut.

BAB I terdiri dari pemaparan latar belakang penelitian, identifikasi

masalah penelitian,rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat

penelitian, dan struktur organisasi skripsi.

BAB II berisi tentang landasan teori yang relevan dengan judul skripsi ini

sebagai landasan pemikiran dalam pemecahan masalah.

BAB III berisi tentang metode penelitian, di dalamnya diuraikan tentang

(18)

9

instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, serta definisi

operasional.

BAB IV ini terbagi ke dalam dua bagian penting, yaitu penyajian data

yang diperlukan dan hasil analisis dari data tersebut.

BAB V berisi simpulan dari hasil peneliti dan rekomendasi tentang hal-hal

yang perlu diperhatikan dan dipahami oleh para pembaca berdasarkan hasil

(19)

41

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian

Gambar 3.1 Peta Lokasi Madrasah

Penelitian ini berlokasi di Madrasah Aliyah Negeri 1 Kota Bandung, yang

bertempat di Jalan H. Alpi No. 40 Cijerah Kota Bandung 40212, Telp. (022)

6027957. Dan yang menjadi subjek penelitian ini adalah guru mata pelajaran

al-Qur`ān al-Ḥadīṡ MAN 1 Bandung, sertabeberapa siswa kelas X dan XI MAN 1 Bandung.

B. Desain Penelitian

Proses mengamati dalam suatu penelitian cocok dilakukan untuk hampir

semua kegiatan dalam mempelajari kehidupan manusia. Melalui proses

pengamatan yang sering dilakukan, peneliti akan mampu menerangkan apa yang

terjadi, apa dan siapa saja yang terlibat dalam kejadian tersebut, dimana kejadian

itu berlangsung, bagaimana terjadinya, dan mengapa bisa terjadi seperti itu.

Pengamatan dan metode penelitian kualitatif meliputi keseluruhan kejadian,

kelakuan, dan benda-benda yang ada pada latar penelitian tempat subjek berada

sebagaimana yang diamati oleh peneliti sendiri. Cara tersebut juga sangat bagus

untuk mempelajari proses terjadinya suatu peristiwa, mencari hubungan

masing-masing orang yang terlibat di dalamnya, hubungan orang-orang tersebut dengan

(20)

42

mencapai tujuan yang diharapkan jika persiapan dilakukan dengan matang, oleh

karena itu untuk memudahkan peneliti dalam melakukan penelitian.Maka, untuk

memudahkan penelitian agar dapat berjalan dengan lancar dan sesuai dengan

prosedur yang berlaku, peneliti mempersiapkan penelitian ini dengan

tahapan-tahapan penelitian sebagai berikut.

1. Tahap pra-survei

Pada tahap ini, peneliti mencoba menyusun rancangan penelitian terlebih

dahulu dengan melakukan pra-survei ke MAN 1 Bandung dengan maksud

untuk mengetahui terlebih dahulu kondisi umum di tempat tersebut. Hal ini

dilakukan guna untuk mendapatkan data tentang keadaan pembelajaran di

MAN 1 Bandung.

Setelah mengadakan pra-survei, selanjutnya peneliti mengajukan rancangan

penelitian yang memuat latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan

penelitian, kegunaan penelitian, metode dan teknik penelitian, lokasi dan

subjek penelitian. Setelah menetapkan lapangan penelitian, selanjutnya

peneliti mengupayakan perizinan dari instansi yang terkait.

2. Tahap pelaksanaan penelitian

Setelah selesai tahap persiapan penelitian, maka peneliti terjun ke lapangan

untuk memulai pelaksanaan penelitian dengan menekankan bahwa instrumen

yang paling utama adalah peneliti sendiri melalui wawancara, observasi, dan

studi dokumen.

3. Tahap analisis data

Kegiatan analisis data ini dilakukan setelah data yang diperlukan terkumpul.

Dengan demikian, pada tahap ini peneliti berusaha mengorganisasikan data

yang diperoleh yang terdiri dari hasil wawancara, observasi, dan studi

(21)

43

C. Metode dan Pendekatan Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk melihat dan menganalisis secara lebih dekat

serta mendalam bagaimana proses pembelajaran mata pelajaran al-Qur`ān al-Ḥadīṡ sebagai salah satu mata pelajaran di Madrasah Aliyah. Hasil penglihatan dan analisis peneliti dituangkan dalam bentuk karya tulis ilmiah berupa skripsi.

Adapun penulisan dalam skripsi ini menggunakan metode deskriptif, yaitu

melukiskan dan menafsirkan keadaan yang ada sekarang.

Untuk memusatkan penelitian pada prinsip-prinsip umum dari

satuan-satuan gejala lainnya dengan menggunakan kebiasaan guru dan siswa yang

bersangkutan, maka peneliti menggunakan pendekatan kualitatif. Adapun yang

dimaksud dengan pendekatan kualitatif sebagaimana menurut Prof. Parsudi

Suparlan (dalam Patilima, 2011, hlm. 2), pendekatan kualitatif seringkali juga

dinamakan sebagai pendekatan humanistik, karena didalam pendekatan ini cara

pandang, cara hidup, selera, ataupun ungkapan emosi dan keyakinan dari warga

masyarakat yang diteliti sesuai dengan masalah yang diteliti, juga termasuk data

yang perlu dikumpulkan.

D. Definisi Operasional

Untuk mengetahui yang dimaksud dengan model pembelajaran al-Qur`ān

al-Ḥadīṡ, terlebih dahulu akan diuraikan tentang model. Istilah “model” dapat dipahami sebagai suatu kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan sesuatu kegiatan. Selain itu, istilah “model” dapat juga dipahami sebagai suatu barang atau benda tiruan dari benda yang sesungguhnya

(Sagala, 2005, hlm. 62).

Adapun istilah belajar atau pembelajaran, adalah modifikasi atau

memperteguh kelakuan melalui pengalaman (learning is defined as the

modification or strengthening of behavior through experiencing). Pengertian

lainnya adalah bahwa belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku

individu melalui interaksi dengan lingkungan (Hamalik, 2009, hlm. 27-28), yang

mana pembelajaran di sini merupakan proses yang dilakukan oleh siswa di kelas

(22)

44

Maka, dapat diketahui bahwa model pembelajaran menurut Winataputra

adalah kerangka konseptual yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan

suatu kegiatan belajar dan mengajar (Sagala, 2005, hlm. 62). Pengertian lain yang

dikemukakan oleh Eggen dan Kauchak bahwa model mengajar atau model

pengajaran adalah pendekatan spesifisik dalam mengajar yang memiliki tiga ciri,

yaitu tujuan, fase, dan fondasi. Strategi mengajar tertanam di dalam setiap model.

Model merupakan sebuah alat untuk membantu guru menggunakan segala

keahlian dan pengetahuan yang mereka miliki (Eggen & Kauchak, 2012, hlm.

7-8).

Dari penjelasan di atas, penulis menarik kesimpulan bahwa yang dimaksud

dengan judul skripsi ini adalah suatu upaya sistematis untuk membelajarkan murid

tentang al-Qur`ān al-Ḥadīṡ di MAN 1 Bandung dalam situasi dan kondisi tertentu, yaitu pada saat peneliti melakukan penelitian ini. Dalam hal ini, yang

dimaksud dengan model pembelajaran al-Qur`ān al-Ḥadīṡ di MAN 1 Bandung adalah pembelajaran yang tidak hanya berlangsung di dalam kelas saja, akan

tetapi suasana penciptaan lingkungan pembelajaran al-Qur`ān al-Ḥadīṡ yang tergambar di luar kelas/jam mata pelajaran.

E. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen penelitian adalah

peneliti itu sendiri atau human instrument. Peneliti kualitatif sebagai human

instrument berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai

sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data,

menafsirkan data, dan membuat kesimpulan atas temuannya (Sugiyono, 2011,

hlm. 306). Fokus penelitiannya pun ada pada persepsi dan pengalaman informan

dan cara mereka memandang kehidupannya, sehingga tujuannya bukan untuk

memahami realita tunggal, tetapi realita majemuk. Penelitian kualitatif

memusatkan perhatian proses yang berlangsung dan hasilnya (Patilima, 2011,

(23)

45

Dalam Sugiyono (2011, hlm. 307-308), disebutkan ada beberapa ciri

peneliti sebagai instrumen penelitian menurut Nasution, yaitu:

1. Peneliti sebagai alat peka dan dapat bereaksi terhadap segala stimulus dari

lingkungan yang harus diperkirakannya bermakna atau tidak bagi penelitian.

2. Peneliti sebagai alat dapat menyesuaikan diri terhadap semua aspek keadaan

dan dapat mengumpulkan aneka ragam data sekaligus.

3. Tiap situasi merupakan keseluruhan. Tidak ada situasi instrumen berupa test

atau angket yang dapat menangkap keseluruhan situasi, kecuali manusia.

4. Suatu situasi yang melibatkan interaksi manusia, tidak dapat difahami dengan

pengetahuan semata.

5. Peneliti sebagai instrumen dapat segera menganalisis data yang diperoleh.

6. Hanya manusia sebagai instrumen dapat mengambil kesimpulan berdasarkan

data yang dikumpulkan pada suatu saat dan menggunakan segera sebagai

balikan untuk memperoleh penegasan, perubahan, perbaikan atau

pelaksanaan.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yangdigunakan oleh human instrument agar

data yang diperoleh sesuai dengan yang diperlukan adalah melalui pengamatan,

wawancara, dan studi dokumen. Ketiga teknik pengumpulan data ini dilakukan

karena menyesuaikan dengan metode dan pendekatan penelitian yang telah

dibahas di atas. Melalui pengamatan, peneliti melihat secara langsung bagaimana

proses kegiatan yang dilakukan sesuai dengan kenyataannya tanpa ada rekayasa;

selanjutnya melalui wawancara, peneliti dapat menanyakan data yang diperlukan

yang tidak dapat hanya melihat kegiatan ataupun dokumen untuk memenuhi data

yang diperlukan; dan yang terakhir adalah melalui studi dokumen, teknik

pengumpulan data ini digunakan untuk memperkuat data temuan dari hasil

wawancara dan observasi, karena dengan adanya dokumen tersebut berarti

(24)

46

1. Pengamatan

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah pengamatan, yang dapat

didefinisikan sebagai perhatian yang terfokus terhadap kejadian, gejala, atau

sesuatu. Dalam Patilima (2011, hlm. 64), disebutkan bahwa metode

pengamatan terdapat tiga jenis metode, yaitu pengamatan biasa, pengamatan

terkendali, dan pengamatan terlibat. Sebagaimana yang telah disebutkan di

atas, bahwa penelitian ini menggunakan observasi non-partisipan, atau dalam

kata lain adalah pengamatan biasa. Metode pengamatan biasa menurut Prof.

Parsudi Suparlan (Patilima, 2011, hlm. 64) disebutkan tidak memperbolehkan

peneliti terlibat dalam hubungan-hubungan emosi pelaku yang menjadi

sasaran penelitian. Metode ini sering dipergunakan untuk mengumpulkan

bahan-bahan keterangan yang diperlukan berkenaan dengan masalah-masalah

yang terwujud dari sesuatu peristiwa atau gejala-gejala.

Pengamatan ini dilakukan pada kegiatan pembelajaran al-Qur`ān al-Ḥadīṡ

(P. KP. QH) dan pengamatan terhadap suasana di lingkungan MAN 1

Bandung (P. SL. MAN1BDG).

2. Wawancara

Dalam Sarosa (2012, hlm. 45), wawancara didefinisikan sebagai diskusi

antara dua orang atau lebih dengan tujuan tertentu, dengan wawancara

peneliti dapat memperoleh banyak data yang berguna bagi penelitiannya.

Berdasarkan bentuk-bentuk pertanyaan yang diajukan oleh pewawancara,

maka wawancara dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu wawancara tertutup,

wawancara terbuka, dan wawancara tertutup terbuka. Namun, teknik

wawancara yang digunakan oleh peneliti adalah wawancara terbuka, yaitu

wawancara yang dilakukan peneliti dengan mengajukan

pertanyaan-pertanyaan yang tidak dibatasi jawabannya, artinya pertanyaan-pertanyaan yang

mangundang jawaban terbuka (Emzir, 2011, hlm. 51).

Adapun berdasarkan macam-macamnya, Esterberg dalam Sugiyono (2011,

hlm. 317) membagi wawancara kedalam tiga macam, yaitu: wawancara

terstruktur, wawancara semistruktur, dan wawancara tidak terstruktur. Dan

(25)

47

wawancara terstruktur, yaitu pewawancara telah mempersiapkan instrumen

penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis. Selain menggunakan alat

instrumen ketika melakukan wawancara, pewawancara pun dapat

menggunakan alat bantu lainnya seperti tape recorder, camera, atau pun alat

lainnya yang dapat membantu pewawancara dalam melakukan wawancara.

Wawancara ini dilakukan kepada guru al-Qur`ān al-Ḥadīṡ (W. G. QH). 3. Studi Dokumen

Disamping observasi dan wawancara, teknik pengumpulan data lainnnya

adalah melalui studi dokumen, menurut Esterberg, studi dokumen yaitu

segala sesuatu materi dalam bentuk tertulis yang dibuat oleh manusia.

Dokumen yang dimaksud adalah segala catatan baik berbentuk catatan dalam

kertas (hardcopy) maupun elektronik (softcopy). Dokumen dapat berupa

buku, artikel media massa, catatan harian, manifesto, undang-undang,

notulen, blog, halaman web, foto, dan lainnya (Sarosa, 2012, hlm. 61). Begitu

juga dalam Sugiyono (2011, hlm. 326), disebutkan bahwa dokumen

merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.

Dokumen-dokumen yang mungkin tersedia mencakup: budget, iklan,

deskripsi kerja, laporan tahunan, memo, arsip sekolah, korespondensi, brosur

informasi, materi pengajaran, laporan berkala, websites, paket orientasi atau

rekruitmen, kontrak, catatan proses pengadilan, poster, detik-detik pertemuan,

menu dan banyak jenis item tertulis lainnya (Emzir, 2011, hlm. 62).

Hasil penelitian dari pengamatan atau wawancara, akan lebih kredibel/dapat

dipercaya apabila didukung oleh sejarah pribadi kehidupan di masa kecil, di

sekolah, di tempat kerja, di masyarakat, dan autobiografi. Hal ini dilakukan

untuk melengkapi data yang dikumpulkan peneliti, dan juga dapat digunakan

sebagai bukti dari sebagian data hasil wawancara maupun observasi.

Studi dokumentasi ini dilakukan terhadap dokumen-dokumen yang ada pada

guru al-Qur`ān al-Ḥadīṡ, seperti Kurikulum (D. KUR. QH) Silabus (D. SIL.

QH), RPP (D. RPP. QH), Bagian Kesiswaan MAN 1 Bandung (D. KES. MAN1BDG), Bagian Tata Usaha MAN 1 Bandung (D. TU. MAN1BDG),

(26)

48

G. Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan pada saat pengumpulan

data berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu.

Miles & Huberman mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif

dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas,

sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction,

data display, dan conclusion drawing/verification (Sugiyono, 2011, hlm. 334).

1. Reduction (Reduksi Data)

Reduksi data adalah rangkuman, pemilihan hal-hal pokok, pemokusan hal-hal

yang penting, mencari tema dan pola. Dengan demikian, data yang telah

direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah

peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila

diperlukan. Reduksi data dapat dibantu dengan peralatan elektronik seperti

komputer mini, dengan memberikan kode pada aspek-aspek tertentu

(Sugiyono, 2011, hlm. 336).

Tidak jauh berbeda dengan Sugiyono, Patilima (2011, hlm. 100)

menyebutkan reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan

perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data yang

muncul dari catatan-catatan lapangan. Reduksi data berlangsung secara terus

menerus selama pengumpulan data berlangsung. Sebenarnya reduksi sudah

tampak pada saat penelitian memutuskan kerangka konseptual, wilayah

penelitian, permasalahan penelitian, dan pendekatan penelitian dan metode

pengumpulan data yang dipilih. Pada saat pengumpulan data berlangsung,

terjadilah tahapan reduksi selanjutnya membuat ringkasan, mengkode

menelusur tema, membuat gugus-gugus, dan membuat caatan kaki. Pada

intinya reduksi data terjadi sampai penulisan laporan akhir penelitian.

2. Data display (penyajian data)

Penyajian data dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar

(27)

49

menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat

naratif (Sugiyono, 2011, hlm. 339).

Begitu juga dengan Matthew dan Michael (Patilima, 2011, hlm. 101)

menyebutkan bahwa penyajian data adalah sekumpulan informasi tersusun

yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan

tindakan.

3. Conclusion drawing/verification (kesimpulan)

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan

masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak, karena

seperti telah dikemukakan bahwa masalah dan rumusan masalah dalam

penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah

penelitian berada di lapangan (Sugiyono, 2011, hlm. 343).

Kesimpulan akhir tergantung pada besarnya kumpulan-kumpulan catatan

lapangan, pengkodean, penyimpanan, dan metode pencarian ulang yang

digunakan, kecakapan peneliti, dan tuntutan sponsor. Penarikan kesimpulan

hanyalahsebagian dari suatu kegiatan dari konfigurasi yang utuh. Pembuktian

kembali atau verifikasi dapat dilakukan untuk mencari pembenarn dan

(28)

113

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Simpulan pada bab ini merupakan jawaban dari rumusan masalah yang

ada pada Bab I. Maka, dapat diketahui simpulan dari skripsi ini adalah sebagai

berikut.

1.Tujuan pembelajaran al-Qur`ān al- adīṡ di MAN 1 Bandung dilatar belakangi oleh adanya tujuan Madrasah, yang secara keseluruhan menginginkan

tercapainya pembelajaran yang berkualitas. Adapun tujuan khusus dari

al-Qur`ān al- adīṡ itu sendiri adalah untuk mengembangkan potensi penalaran siswa terhadap ayat-ayat al-Qur`ān dan al- adīṡ, juga pemahamannya

terhadap isi dari ayat-ayat tersebut, serta membangun mental dan karakter

siswa sesuai dengan ajaran Islam yang terkandung di dalam al-Qur`ān dan

al-adīṡ agar tidak terjerumus ke dalam lubang kemaksiatan atau dosa yang dapat membawa dirinya kepada hal-hal yang tidak sesuai dengan ajaran agama Islam.

1. Perencanaan pembelajaran al-Qur`ān al- adīṡ di MAN 1 Bandung telah dilaksanakan dengan baik. Perencanaan pembelajaran al-Qur`ān al- adīṡ di awali dengan mengkaji kurikulum al-Qur`ān al- adīṡ yang telah ditetapkan oleh Kementrian Agama Republik Indonesia, yang selanjutnya dituangkan ke

dalam program tahunan, program semester, silabus, dan Rencana Pembelajaran

(RPP). Di dalam program tahunan dan semester terdapat pembagian waktu

pemberian materi kepada siswa untuk satu tahun pelajaran dan tiap

semesternya. Silabus memuat tentang penjabaran dari Standar Kompetensi dan

Kompetensi Dasar, kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan, indikator atau

pencapaian yang harus dicapai siswa setelah selesai pembelajaran, jenis

evaluasi atau penilaian, waktu jam pelajaran, serta sumber yang dijadikan

sebagai rujukan. Sedangkan di dalam RPP memuat tentang proses

pembelajaran setiap satu kali pertemuan atau tatap muka. Di dalamnya

(29)

114

penggunaan model dan metode pembelajaran, materi yang akan diberikan

kepada siswa, dan evaluasi atau penilaian yang akan dilakukan.

2. Substansi materi al-Qur`ān al- adīṡ yang ada di MAN 1 Bandung sudah sesuai dengan judul-judul pokok materi pembelajaran kelas X dan XI.

Judul-judul pokok pembelajaran al-Qur`ān al- adīṡ di MAN 1 Bandung pun sesuai

dengan judul pokok yang telah ditetapkan dalam kurikulum tingkat Madrasah

Aliyah, sehingga siswa tidak merasa kesulitan untuk menerima materi-materi

tersebut.

3. Pelaksanaan pembelajaran al-Qur`ān al- adīṡ di MAN 1 Bandung terlaksana dengan baik, baik itu secara formal maupun tidak. Dengan sumber daya guru

yang berkompeten, menjadikan pembelajaran al-Qur`ān al- adīṡ berjalan dengan lancar.Dan evaluasi pembelajaran al-Qur`ān al- adīṡ yang dilakukan oleh guru bersama siswa selalu dilakukan di setiap akhir pertemuan, dengan

cara guru memberikan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan tujuan

pembelajaran yang bersangkutan, selain itu pun guru memberikan tindak lanjut

berupa pengisian soal-soal di dalam Lembar Kerja Siswa (LKS) al-Qur`ān al-adīṡ serta hafalan ayat-ayat al-Qur`ān dan al- adīṡ yang telah diberikan oleh

guru.

B. Rekomendasi

Untuk memperbaiki model pembelajaran al-Qur`ān al- adīṡ yang telah ada ini, maka ada beberapa rekomendasi yang diajukan untuk:

1. Guru

Diharapkan guru-guru Pendidikan Agama Islam (PAI) tidak hanya mampu

merencanakan dan memilih model serta metode pembelajaran, akan tetapi

harus mampu melaksanakannya di lapangan. Selian itu, guru PAI juga

diharapkan mengetahui metode pendidikan al-Qur`ān. Khusus untuk guru

al-Qur`ān al- adīṡ, ada beberapa ilmu pengetahuan yang mendasari mata pelajaran tersebut yang harus dikuasai agar layak menjadi seorang guru

(30)

115

1. Siswa

Bagi siswa yang mengikuti pembelajaran Pendidikan Agama Islam, khususnya

al-Qur`ān al- adīṡ, seharusnya tidak segan untuk menanyakan berbagai persoalan yang belum dipahami, baik itu yang sesuai dengan materi pelajaran

atau tidak, karena al-Qur`ān dan al- adīṡ merupakan rujukan utama dari

Pendidikan Agama Islam dan juga merupakan pedoman utama dalam

kehidupan sehari-hari di dunia dan bekal untuk di akhirat nanti. Siswa yang

telah menerima pengetahuan dari mata pelajaran al-Qur`ān al- adīṡ harus ada kemauan dan kesadaran diri untuk mengamalkan ilmu pengetahuannya, baik

itu dengan cara memberitahukan kepada orang lain ataupun dengan

melakukannya sendiri sesuai dengan kemampuan.

2. Kepala Madrasah

Sebagai Kepala Madrasah, seharusnya berinisiatif untuk mengadakan seminar

atau pembekalan kepada guru-guru Agama dalam hal pelaksanaan

pembelajaran yang sesuai dengan agama Islam, atau pun mengikutsertakan

guru-guru agama Islamnya untuk mengikuti kegiatan semacam tersebut di luar

Madrasah, baik itu yang diadakan oleh lembaga sekolah lain atau pun yang

diadakan oleh bukan lembaga sekolah. Dan khusus untuk meningkatkan

kualitas guru al-Qur`ān al- adīṡ, Kepala Madrasah membuat kriteria-kriteria khusus untuk guru yang mengajar al-Qur`ān al- adīṡ agar tidak terjadi penyimpangan dalam pembelajarannya.

3. Peneliti selanjutnya

Untuk peneliti selanjutnya, diharapkan agar dapat mengukur sejauh mana

kemampuan atau kompetensi yang dimiliki oleh guru al-Qur`ān al- adīṡ,

sehingga dapat diketahui layak tidaknya guru tersebut memberikan pelajaran

(31)

DAFTAR PUSTAKA

---(2002). Musḥaf al-Qurˋān Terjemah. (Yayasan Penyelenggara Penerjemah

Al-Qur'an, Penerj.) Depok: Al-Huda.

Ahmad, M. A. (2008). Metodologi Pengajaran Agama Islam. (Mustofa, Trans.) Jakarta: Rineka Cipta.

Ali, A., & Muhdlor, A. Z. (1998). Kamus Kontemporer Arab-Indonesia. Yogyakarta: Multi Karya Grafika.

Al-Qattan, M. K. (2009). Studi Ilmu-ilmu Qur'an. (Mudzakir, Trans.) Bogor: Litera AntarNusa.

Baharuddin, & Wahyuni, E. N. (2008). Teori Belajar dan Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Baidan, N. (2002). Metode Penafsiran Al-Quran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Dahar, R. W. (2011). Teori-teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Erlangga.

Echols, J. M., & Shadily, H. (2003). Kamus Indonesia-Inggris. Jakarta: Gramedia.

Eggen, P., & Kauchak, D. (2012). Strategi dan Model Pembelajaran;

Mengajarkan Konten dan Keterampilan Berpikir (6 ed.). (S. Wahono,

Trans.) Jakarta: Indeks.

Emzir. (2011). Analisis Data: Metodologi Penilitian Kualitatif. Jakarta: Rajawali Pers.

Faizah, N. Sejarah Al-Quran. Jakarta: Artha Rivera.

Hadna, M. (2010). Ayo Mengkaji Al-Quran dan Hadits untuk MA kelas X (Vol. 1). Jakarta: Erlangga.

Hadna, M. (2010). Ayo Mengkaji Al-Quran dan Hadits untuk MA kelas XI (Vol. 2). Jakarta: Erlangga.

Hakim, A. A., & Mubarok, J. (2008). Metodologi Studi Islam. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Hamalik, O. (2009). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

(32)

Harjanto. (2008). Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Ibrahim, R., & Syaodih, N. (1996). Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Isjoni. (2011). Cooperative Learning: Mengembangkan Kemampuan Belajar

Berkelompok. Bandung: Alfabeta.

Izzan, A. (2009). Metodologi Ilmu Tafsir. Bandung: Tafakur.

Izzan, A. (2012). Studi Kaidah Tafsir Alquran. Bandung: Humaniora.

Joyce, B., Weil, M., & Calhoun, E. (2009). Models of Teaching (Model-model

Pengajaran) (8 ed.). (A. Fawaid, & A. Mirza, Trans.) Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Kholil, M. (1985). Al-Quran dari Masa ke Masa. Solo: Ramadhani.

Khon, A. M. (2012). Ulumul Hadits. Jakarta: Amzah.

Kusmana, & Syamsuri. (2004). Pengantar Kajian Al-Quran. Jakarta: Pustaka Al Husna Baru.

Majid, A. (2012). Belajar dan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Majid, A. (2012). Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar

Kompetensi Guru. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Muhaimin. (2009). Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam di

Sekolah, Madrasah, dan Perguruan Tinggi. Jakarta: Rajawali Pers.

Mujib, A. (2006). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana Prenada Media.

Mukri, M. (2010). Peranan Tadarus Al-Quran dalam Meningkatkan Prestasi

Belajar Siswa Kelas XII pada Mata Pelajaran Al-Quran Hadits di Madrasah Aliyah Miftahul Umam Pondok Labu Jakarta Selatan (Skripsi).

Retrieved from Perpustakaan Utama UIN: http://tulis.uinjkt.ac.id/

Mulyasa, E. (2011). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sebuah Panduan

Praktis. Bandung: Remaja Rosdakarya.

(33)

Munawwir, A. W., & Fairuz, M. (2007). Kamus Munawwir Indonesia-Arab. Surabaya: Pustaka Progressif.

Nabilah, M. P. (2011). Model Pembelajaran Integrasi Sains dan Agama di SMA

plus Muthahhari (Skripsi). Bandung.

Nasih, A. M., & Kholidah, L. N. (2009). Metode dan Teknik Pembelajaran

Pendidikan Agama Islam. Bandung: PT Refika Aditama.

Nata, A. (2010). Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana.

Nata, A. (2011). Perspektif Islam tentang Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana.

Patilima, H. (2011). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Q-Anees, B., & Hambali, A. (2009). Pendidikan Karakter Berbasis Al-Quran. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Rosidin, D. (2003). Akar-Akar Pendidikan dalam A-Quran dan Al-Hadis. Bandung: Pustaka Ummat.

Sagala, S. (2005). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Sagala, S. (2010). Supervisi Pembelajaran dalam Profesi Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sarosa, S. (2012). Penelitian Kualitatif: Dasar-dasar. Jakarta: Indeks.

Shihab, M. Q. (1994). Membumikan Al-Quran: Fungsi dan Peran Wahyu dalam

Kehidupan Masyarakat. Bandung: Mizan.

Shihab, M. Q., & dkk. (2008). Sejarah dan Ulum Al-Quran. Jakarta: Pustaka Firdaus.

Sitohang, R. I. (2011, Agustus 25). Syarat Model Pembelajaran. Retrieved April 8, 2014, from Hakikat Belajar: http://hakikatbelajar.blogspot.com

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi

(Mixed Methods). Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata, N. S. (2011). Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek. Bandung: Remaja Rosdakarya.

(34)

Syah, D. (2007). Perencanaan Sistem Pengajaran Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Gaung Persada Press.

Syahidin. (2009). Menelusuri Metode Pendidikan dalam Al-Quran. Bandung: Alfabeta.

Tafsir, A. (2012). Ilmu Pendidikan Islam. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Tafsir, A. (2004). Metodologi Pengajaran Agama Islam. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Tohirin. (2008). Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Uno, H. B. (2010). Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Gambar

Gambar 3.1 Peta Lokasi Madrasah

Referensi

Dokumen terkait

Pada sepuluh genotip F1 memiliki karakter yang berbeda-beda terhadap parameter pengamatan tinggi tanaman, umur berbunga, jumlah bunga, inisiasi buah, jumlah buah dan

Penafsiran atau hermeneutik Alquran adalah dasar pemahaman, ia berkaitan dengan teks dan konteks sosio-historis seorang penafsir pada satu sisi, dan pada sisi lain

Berdasarkan survey awal yang dilakukan dengan mengambil data dari Koperasi Syariah IHYA Kudus bahwa dari sekian banyak orang yang menjadi anggota merasakan adanya kepuasan dalam

"Celaka, Patih! Kerajaan Barata diserang oleh pasukan Raja Pundarika. Kita jangan singgah di temp at lain lagi! Aku berharap kita dapat datang lebih cepat dan

110 > Sastra Bukan penjara bagi bahasa.. Hasil tulisan yang pada mulanya kita anggap bagus masih dapat kita perbaiki lag! agar menjadi leblh bagus, menjadi leblh unik, dan

Sampel penelitian adalah pengguna Instagram di kota Bandung dengan jumlah sampel 350 orang.Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah non

Namun demikian, sebagaimana ketahanan regional adalah puncak dari ketahanan nasional, maka ketahanan kawasan ASEAN secara keseluruhan dalam konteks penanganan pandemi COVID-19

Mengenai implementasi UUTPPU menim- bulkan masalah bagi Indonesia dalam menegak- kan hukum anti pencucian uang, setidaknya menuntut para pelaku yang diduga melakukan pencucin uang