PENGARUH PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA
SMA PADA MATERI MOLLUSCA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Biologi
Disusun oleh:
Eva Chandra Oktila
0900827
JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
PENGARUH PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA
SMA PADA MATERI MOLLUSCA
Oleh
Eva Chandra Oktila
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
© Eva Chandra Oktila 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Januari 2014
Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.
EVA CHANDRA OKTILA
PENGARUH PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW TERHADAP
PENGUASAAN KONSEP DAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA SMA PADA
MATERI MOLLUSCA
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:
Pembimbing I
H. Taufik Rahman, Dr. M.Pd
NIP. 196201151987031002
Pembimbing II
Ammi Syulasmi, Dra. M.S
NIP. 195408281986122001
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI
H. Riandi, Dr. M.Si
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW TERHADAP PENGUASAAN KONSEP DAN KEMAMPUAN
KOMUNIKASI SISWA SMA PADA MATERI MOLLUSCA
Eva Chandra Oktila
Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI Jl. Dr. Setiabudhi 229 Bandung
ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian dengan menggunakan model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw, tujuan penelitian ini untuk memperoleh informasi mengenai pengaruh model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw terhadap penguasaan konsep dan kemampuan komunikasi lisan siswa SMA pada materi Mollusca. Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini yaitu nonequivalent control group design. Variabel dalam penelitian ini ada dua yaitu, variabel bebas yaitu model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw, dan variabel terikat yaitu penguasaan konsep dan kemampuan komunikasi siswa. Pengumpulan data dilakukan dengan pretest dan posttest. Hasil analisis dengan uji-Z menunjukkan bahwa penguasaan konsep siswa kelas eksperimen lebih baik dibanding dengan penguasaan konsep siswa kelas kontrol. Hasil analisis kemampuan komunikasi lisan siswa yang dijaring melalui data observasi menunjukkan kemampuan komunikasi lisan siswa kelas eksperimen lebih baik dibanding dengan kemampuan komunikasi lisan siswa kelas kontrol, serta angket siswa yang menunjukkan respon setuju (80,42%) bahwa penerapan model cooperative learning tipe jigsaw dapat membantu pembelajaran, hasil uji-Z, data observasi serta angket memnunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw terhadap penguasaan konsep dan kemampuan komunikasi siswa SMA pada materi Mollusca.
Kata Kunci: cooperative learning tipe jigsaw, penguasaan konsep, kemampuan komunikasi, mollusca
ABSTRACT
Research has been done with using learning model of cooperative learning jigsaw type. Purpose of this study is to obtain information about the effect of model of cooperative learning jigsaw type learning toward mastery of concepts and verbal communication skills of high school students in Molluscs. The research design used in this study is non-equivalent control group. Variable in this study is two, independence variable the learning model of cooperative learning jigsaw type, and dependence variable mastery of concepts and communication skills of students. Data collection was conducted with pretest and posttest. Analysis of the data that used for examine the hypothesis is Z-test. The result show that the mastery of concepts of students in the experimental class are better than with the mastery of student concepts in the control. The analysis results of the verbal communication skills of students are captured through observation, showed that verbal communication skills of experimental class is better than students in control class. Students response of questionnaire declare agreed (80.42%) that the application of models of cooperative learning jigsaw type can help them to learning easily. So that, based on the Z-test results, the data of observations and questionnaires proves that there are positive effects of model of cooperative learning jigsaw type towards mastery of concepts and communication skills of high school students on the Molluscs.
DAFTAR ISI
JUDUL Halaman
ABSTRAK... i
KATA PENGANTAR... ... ii
UCAPAN TERIMA KASIH... iv
DAFTAR ISI... vi
DAFTAR TABEL... ix
DAFTAR GAMBAR... xi
DAFTAR LAMPIRAN... xii
BAB I PENDAHULUAN... 1
A. Latar Belakang... 1
B. Rumusan masalah ... 5
C. Batasan masalah... 5
D. Tujuan penelitian... 6
E. Manfaat penelitian... 6
F. Asumsi... 7
G. Hipotesis... 7
BAB II PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW, PENGUASAAN KONSEP, KEMAMPUAN KOMUNIKASI, MATERI MOLLUSCA ... 8
A. Model Pembelajaran Cooperative Learning... 8
1. Pengertian Pembelajaran Cooperative Learning... 8
2. Tujuan pembelajaran Cooperative Learning... 9
3. Keunggulan dan Kelemahan Cooperative Learning... 10
a. Keunggulan Pembelajaran Kooperatif... 10
b. Kelemahan Pembelajaran Kooperatif... 10
4. Karakteristik Pembelajaran Cooperative Learning... 10
1. Pengertian Cooperative Learning Tipe Jigsaw... ... 13
2. Tujuan Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Jigsaw... 14
3. Langkah-Langkah Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Jigsaw... 14
4. Skema kegiatan Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Jigsaw... 15
5. Peranan Guru dalam Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Jigsaw... 16
6. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Jigsaw... 16
a. Kelebihan Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Jigsaw... 16
b. Kekurangan Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Jigsaw.. 17
C. Peguasaan Konsep... 17
D. Kemampuan Komunikasi Lisan... 21
E. Mollusca... 23
1. Kelas Polyplacophora... 24
2. Kelas Gastropoda... 25
3. Kelas Bivalvia... 26
4. Kelas Scaphopoda ... 28
5. Kelas Cephalopoda... 29
BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 31
A. Lokasi dan Populasi / Sampel Penelitian... 31
B. Desain Penelitian... 31
C. Metode Penelitian... 32
D. Definisi Operasional... 32
E. Instrumen Penelitian... 33
F. Proses Pengembangan Instrumen... 35
G. Teknik Pengumpulan Data... 40
H. Prosedur Penelitian... 41
1. Penguasaan Konsep Siswa... 43
a. Uji Normalitas data... 43
b. Uji Homogenitas... 45
c. Uji Hipotesis... 45
2. Lembar Observasi Kemapuan Berkomunikasi Secara Lisan. 48
3. Analisis Data Angket... 48
J. Alur Penelitian... 50
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 51
A. Hasil Penelitian... 51
1. Penguasaan Konsep Siswa... 51
a. Data Pretest Penguasaan Konsep Siswa... 51
b. Data Gain Ternormalisasi Penguasaan Konsep Siswa... 55
2. Data Kemampuan Komunikasi Lisan Siswa... 58
3. Analisis Data Respon Siswa... 61
B. Pembahasan... 63
1. Penguasaan Konsep... 63
2. Kemampuan Komunikasi Lisan... 66
3. Tanggapan Siswa Terhadap Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Jigsaw Terhadap Penguasaan Konsep dan Kemampuan Komunikasi Lisan... 72
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 73
B. Saran... 74
DAFTAR PUSTAKA... 76
LAMPIRAN-LAMPIRAN... 79
DAFTAR TABEL
TABEL Halaman
2.1 Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif... 12
2.2 Skema Kegiatan Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Jigsaw... 15
2.3 Jenjang Taksonomi Bloom dan Beberapa Indikator... 19
2.4 Kriteria Kemampuan Komunikasi Personal... 23
3.1 Jadwal Kegiatan Pelaksanaan Penelitian... 31
3.2 Desain Penelitian Non-Equivalent Control Group Design... 31
3.3 Kisi-Kisi Tes Pilihan Ganda untuk Mengukur Penguasaan Konsep... 34
3.4 Kisi-Kisi Kriteria Kemampuan Berkomunikasi Lisan... 34
3.5 Kisi-Kisi Angket Respon Siswa... 35
3.6 Klasifikasi Tingkat Kesukaran... 36
3.7 Rekapitulasi hasil perhitungan tingkat kesukaran... 36
3.8 Klasifikasi Daya Pembeda... 37
3.9 Rekapitulasi hasil perhitungan daya pembeda... 37
3.10 Klasifikasi Validitas Item... 38
3.11 Rekapitulasi hasil perhitungan validitas item... 38
3.12 Klasifikasi Reliabilitas... 38
3.13 Rekapitulasi Keseluruhan Uji Instrumen... 39
3.14 Harga-harga yang Diperlukan untuk Uji Barttlet... 45
3.15 Kategori Indeks Gain... 48
3.16 Kategori Penguasaan Kemampuan Berkomunikasi secara Lisan... 48
3.17 Kategori Skor dalam Penilaian Skala Likert... 49
3.18 Klasifikasi Respons Angket Siswa... 49
4.1 Rekapitulasi Hasil Pretest Penguasaan Konsep... 52
4.3 Rekapitulasi Hasil N-Gain Penguasaan Konsep... 55
4.4 Rekapitulasi Hasil Uji Statistik N-Gain Penguasaan Konsep
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol... 56
4.5 Data Kemampuan Komunikasi Lisan Siswa Kelas Eksprimen
dan Kelas Kontrol... 58
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR Halaman
2.1 Tim-tim jigsaw... 13
2.2 Chiton sp. (a. tampak atas; b. tampak bawah) ... 24
2.3 Struktur Anatomi Hewan Polyplacophora... 24
2.4 Achantina fulica (bekicot)... 25
2.5 Struktur Anatomi Gastropoda... 26
2.6 Lapisan Kulit Kerang Penghasil Mutiara... 27
2.7 Pinctada margaritifera (Kerang mutiara) ... 27
2.8 Struktur Anatomi Bivalvia... 28
2.9 Struktur Anatomi Kelas Scaphopoda... 28
2.10 Dentalium vulgare... 29
2.11 Loligo sp (cumi) ... 29
2.12 Struktur Anatomi Kelas Cephalopoda... 30
3.1 Alur Penelitian... 50
4.1 Perbandingan Nilai Rata-rata Hasil Pretest Penguasaan Konsep Siswa Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen... 52
4.2 Perbandingan Nilai Rata-rata Hasil N-Gain Penguasaan Konsep Siswa Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen... 56
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
A. Perangkat Pembelajaran
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen ... 79
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Kontrol ... 86
3. Lembar Kerja Siswa (LKS) ... 92
4. Media Pembelajaran ... 95
B. Instrumen Penelitian 1. Kisi-kisi Instrumen Pilihan Ganda ... 102
2. Soal Pilihan Ganda ... 111
3. Kisi-kisi Kemampuan Komunikasi Lisan ... 114
4. Lembar Penilaian Kemampuan Komunikasi Lisan ... 115
5. Angket Respon Siswa ... 117
C. Analisis Uji Coba Instrumen 1. Hasil Analisis Uji Coba Instrumen Pilihan Ganda ... 120
2. Rekapitulasi Hasil Analisis Uji Coba Instrumen Pilihan Ganda ... 124
D. Hasil Penelitian dan Uji Statistik 1. Data Hasil Pre test, Post test, Gain, serta N-Gain Kelas Eksperimen ... 128
2. Data Hasil Pre test, Post test, Gain, serta N-Gain Kelas Kontrol ... 130
3. Analisis Uji Statistik Pretes dan Postes Penguasaan Konsep Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol...132
4. Rekapitulasi Data Hasil Observasi Kemampuan Komunikasi Lisan Siswa Kelas Eksperimen...136
5. Rekapitulasi Data Hasil Observasi Kemampuan Komunikasi Lisan Siswa Kelas Kontrol...137
6. Analisis Angket Respon Siswa...138
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran merupakan komponen yang tidak dapat dipisahkan dari aspek
pendidikan. Dalam kegiatan proses pembelajaran terjadi interaksi antara guru dan
siswa. Paradigma lama yang muncul dalam dunia pendidikan mengenai proses
belajar mengajar bersumber dari suatu teori tabula rasa John Locke yang
menganggap bahwa pikiran seorang anak bagaikan kertas putih bersih dan siap
menunggu coretan-coteran gurunya. Dengan kata lain, otak seorang anak
diibaratkan botol kosong yang siap diisi dengan segala ilmu pengetahuan dan
kebijaksanaan sang mahaguru (Lie, 2010). Pada asumsi ini, guru merupakan
orang yang paling mengetahui yang siap mengisi botol kosong dengan berbagai
muatan-muatan pengetahuan di dalam proses pembelajaran. Guru bertugas
menyampaikan informasi kepada siswa yang berperan sebagai penerima
informasi. Didukung pula dengan situasi fenomena belajar yang sering
membebani dan menakutkan bagi siswa karena dibayangi dengan berbagai
tuntutan dalam menguasai konsep yang begitu banyak yang hanya ditransfer oleh
guru, sehingga pembelajaran semacam ini dirasakan kurang bermakna.
Pada era globalisasi saat ini, pendidikan tidak hanya berpacu dalam
penguasaan konsep akan tetapi juga menekankan pada berbagai keterampilan
yang harus dimiliki siswa. Keterampilan-keterampilan tersebut diharapkan
mampu menjadi bekal yang akan diaplikasikan agar siswa tersebut dapat berperan
aktif pada kehidupan yang semakin dinamis dan berkembang pesat. Dinyatakan
pula dalam BSNP (2006: 6) bahwasanya pengembangan kurikulum dilakukan
dengan melibatkan pemangku kepentingan yang bertujuan untuk menjamin
relevansi antara pendidikan dan kebutuhan yang ada dalam kehidupan. Kebutuhan
dalam kehidupan tersebut termasuk di dalamnya aspek kemasyarakatan, dunia
keterampilan pribadi, keterampilan berpikir, keterampilan sosial, keterampilan
akademik, serta keterampilan vokasional.
Menurut Trianto (2007) pada kenyataannya, terdapat berbagai masalah terjadi
dalam dunia pendidikan. Siswa hanya mampu menghapal konsep yang bersifat
teori, tanpa adanya kemampuan dalam pengaplikasian konsep saat menghadapi
masalah dalam kehidupan sehari-hari, hal ini menunjukkan bahwa siswa tersebut
kurang dapat memahami dan mengerti secara mendalam tentang konsep yang
telah dihafalnya, karena hanya bersifat hafalan. Masalah lainnya dalam
pembelajaran di sekolah adalah masih rendahnya daya serap peserta didik yang
masih sangat memprihatinkan, yang mana hal ini merupakan prestasi dari hasil
pembelajaran secara tradisional, yakni pembelajaran masih berpusat pada guru
dan kurang memberikan akses bagi peserta didik untuk berkembang melalui
penemuan dan proses berpikirnya (Trianto, 2007: 1).
Sehubungan dengan permasalahan tersebut, diperlukan jalan keluar untuk
mengatasinya. Salah satu upaya yang dapat dilakukan sebagai seorang pendidik
pada dasarnya haruslah mampu untuk menciptakan kondisi kelas yang ideal pada
setiap kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan. Menurut Sundari (2010) guru
yang terampil memiliki kemampuan untuk memadukan yang dimilikinya dengan
strategi pembelajaran. Guru yang baik dalam melaksanakan tugasnya selalu ingin
memberikan yang terbaik agar dapat bermanfaat yang positif bagi peserta
didiknya. Agar proses pembelajarannya dapat berjalan dengan optimal, seorang
guru hendaknya merencanakan suatu kegiatan belajar mengajar dan juga tujuan
yang ingin dicapai salah satunya yakni dengan menggunakan metode yang tepat
(Sanjaya, 2007:145).
Berbagai kemampuan dapat dimunculkan dari kegiatan pembelajaran, salah
satunya kemampuan komunikasi. Kemampuan komunikasi merupakan salah satu
kemampuan yang penting dalam pembelajaran biologi, karena dalam proses
pembelajarannya siswa dituntut untuk membaca juga menyajikan materi baik
dalam bentuk tertulis maupun lisan.
Terdapat berbagai materi dalam kurikulum cakupan pembelajaran biologi
dikuasai oleh siswa termasuk materi invertebrata yang di dalamnya terdapat
materi mengenai konsep pada filum Mollusca. Banyaknya konsep dalam filum
Mollusca menyebabkan kesulitan yang akan dialami oleh siswa yang juga
memungkinkan siswa tidak bersemangat dalam belajar.
Salah satu model yang dapat digunakan dalam pembelajaran adalah model
Kooperatif (Cooperative learning). Pembelajaran kooperatif dapat memberikan
kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi dan bekerja sama bersama dengan
siswa lain dalam suasana bergotong-royong yang harmonis dan kondusif. Suasana
positif yang timbul dari pembelajaran kooperatif dapat memberikan kesempatan
kepada siswa untuk mencintai pelajaran, sekolah, serta guru. Dalam kegiatan
pembelajaran kooperatif timbul rasa menyenangkan dan mendorong siswa pada
proses belajar dan berpikir (Lie, 2002:91).
Pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif membantu siswa dalam
mengembangkan pemahaman dengan bekerja sama antar anggota kelompok
sehingga mampu meningkatkan motivasi, produktivitas, dan perolehan belajar
yang terjadi dalam kelas. Siswa dapat bekerja sama dalam menemukan dan
merumuskan alternatif pemecahan masalah yang dihadapi dalam pembelajaran.
Suasana belajar dan rasa kebersamaan yang berkembang dalam sesama anggota
kelompok akan memungkinkan siswa dalam memahami materi dengan lebih baik.
(Solihatin, 2009).
Menurut Van Sicle (dalam Solihatin, 2009:13) model cooperative lerning
mendorong tumbuhnya tanggung jawab sosial dan individual siswa,
berkembangnya sikap ketergantungan yang positif, mendorong peningkatan dan
kegairahan siswa, serta pengembangan dan ketercapaian kurikulum. Cooperative
learning dapat dijadikan suatu model pembelajaran yang mengembangkan
suasana kelas yang demokratis dan mendorong siswa lebih termotivasi dalam
mengikuti suatu proses pembelajaran (Webb dalam solihatin, 2009: 13).
Menurut slavin (dalam Sanjaya, 2010) terdapat dua alasan penting yang
menyebutkan bahwa pembelajaran cooperative learning merupakan bentuk
pembelajaran yang dapat memperbaiki sistem pembelajaran yang selama ini
penelitian membuktikan model pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan hasil
belajar siswa serta dapat meningkatkan kemampuan hubungan sosial,
menumbuhkan rasa sikap menerima kekurangan diri, serta meningkatkan harga
diri, (2) pembelajaran kooperatif dapat merealisasikan kebutuhan siswa dalam
berpikir, memecahkan masalah, dan mengintegrasikan pengetahuan dengan
keterampilan (Sanjaya, 2007: 242).
Dalam beberapa penelitian pembelajaran kooperatif memiliki kelebihan
apabila dibandingkan dengan pembelajaran secara tradisonal yang berpusat pada
guru. Hal itu tentu saja berbeda dengan pembelajaran secara berkelompok, dimana
pada saat siswa mengalami kesulitan dalam pendalaman suatu materi, dia
memiliki teman kelompok yang dapat berbagi pengetahuan juga motivasi dalam
meningkatkan semangat dalam belajar (Richard dan Rebecca 2007 dalam
Prajayanti, 2011).
Dari pembelajaran kooperatif dapat dikembangkan berbagai kemampuan
komunikasi, salah satunya yaitu berkaitan dengan komunikasi lisan. Hal ini
dikarenakan dalam proses pembelajarannya terjadi interaksi antar siswa dalam
anggota kelompok pada saat memecahkan masalah yang diberikan. Untuk lebih
spesifiknya, kemampuan komunikasi lisan dan penguasaan konsep tersebut
dilakukan dengan menggunakan metode koperatif tipe jigsaw.
Salah satu tipe model pembelajaran cooperative learning adalah Jigsaw.
Model pembelajaran kooperatif jigsaw merupakan model pembelajaran yang
mendorong siswa aktif dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran
untuk mencapai prestasi yang maksimal. Di dalam kooperatif jigsaw dapat
ditumbuhkan motivasi teman sebaya yang dapat digunakan untuk meningkatkan
baik pembelajaran kognitif siswa maupun pertumbuhan afektif siswa (Isjoni,
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka rumusan
masalah yang dimunculkan dalam penelitian ini yaitu “Bagaimanakah pengaruh
pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw terhadap kemampuan komunikasi
dan penguasaan konsep siswa pada konsep Mollusca?”.
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka disusun pertanyaan penelitian
sebagai berikut:
1. Bagaimanakah penguasaan konsep siswa kelas eksperimen (dengan model
pembelajaran Cooperative learning tipe jigsaw) dan kelas kontrol (dengan
pembelajaran secara konvensional) pada materi Mollusca sebelum dilakukan
pembelajaran?
2. Bagaimanakah penguasaan konsep siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol
pada materi Mollusca setelah dilakukan pembelajaran?
3. Adakah perbedaan gain penguasaan konsep siswa kelas eksperimen dan kelas
kontrol pada materi Mollusca setelah dilakukan pembelajaran?
4. Bagaimana kemampuan komunikasi siswa selama pembelajaran pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol?
5. Bagaimana respon siswa terhadap pembelajaran dengan model Cooperative
learning tipe jigsaw?
C. Batasan masalah
Agar penelitian ini lebih terarah, ruang lingkup masalah yang diteliti dibatasi
pada hal-hal sebagai berikut:
1. Penelitian ini dilakukan pada kelas eksperimen dengan menggunakan metode
cooperative learning tipe jigsaw dengan kelas kontrol menggunakan metode
pembelajaran secara konvensional.
2. Penguasaan konsep yang diukur dalam penelitian ini adalah hasil belajar
kognitif siswa menurut taksonomi Bloom yang telah direvisi. Hasil belajar
siswa diukur melalui instrumen tes tertulis berupa soal pilihan ganda jenjang
3. Kemampuan komunikasi yang diukur pada penelitian ini adalah kemampuan
komunikasi lisan siswa.
D. Tujuan penelitian
1. Tujuan umum
Untuk memperoleh informasi mengenai pengaruh pembelajaran cooperative
learning tipe jigsaw terhadap penguasaan konsep dan kemampuan komunikasi
siswa pada materi Mollusca.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk memperoleh informasi mengenai penguasaan konsep siswa sebelum
dan setelah dilakukan pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw.
b. Untuk memperoleh informasi mengenai keterampilan komunikasi siswa
selama berlangsungnya pembelajaran.
c. Untuk memperoleh informasi mengenai tanggapan siswa terhadap
pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw.
E. Manfaat penelitian
1. Bagi siswa
Siswa dapat termemotivasi dalam belajar agar hasil belajarnya lebih baik.
2. Bagi Guru
Guru dapat mencoba model pembelajaran yang bervariasi yang dapat
memperbaiki dan mengaitkan proses kegiatan belajar di kelas. Khususnya bagi
pembelajaran biologi yang banyak menggunakan konsep dan pemahaman, model
pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw ini dapat menambah semangat bagi
siswa dalam belajar.
3. Bagi peneliti
Diharapkan menjadi acuan bagi peneliti lain yang ingin meneliti tentang
model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw dan kemampuan
F. Asumsi
1. Suasana positif yang timbul dari metode pembelajaran cooperative learning
bisa memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencintai pembelajaran dan
sekolah/guru (Lie, 2002:91).
2. Interaksi yang terjadi dalam proses pembelajaran cooperative learning
membantu siswa mengembangkan pemahamannya dengan meningkatkan
motivasi, produktivitas, dan perolehan belajar (Solihatin, 2009:5).
3. Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan salah satu pembelajaran
kooperatif yang mendorong siswa aktif dan menguasai materi pelajaran untuk
mencapai prestasi secara maksimal (Isjoni, 2012:54).
4. Dalam suasana pembelajaran kooperatif terjadi interaksi antar siswa yang
menimbulkan suasana aktif dalam komunikasi (Isjoni, 2012).
G. Hipotesis
H1: Model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw dapat mempengaruhi
secara signifikan terhadap penguasaan konsep dan kemampuan komunikasi
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi dan Populasi/ Sampel Penelitian
Penelitian dilakukan di SMA Negeri 1 Bandung yang beralamat di daerah
Jalan Ir. H. Juanda Nomor 93 Bandung dengan lokasi yang cukup strategis.
Penelitian dilakukan mulai tanggal 4-13 April 2013 dengan jadwal sebagai
berikut:
Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Pelaksanaan Penelitian
Kegiatan Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Pretest 2 April 2013; (09:15 – 10.45) 4 April 2013; (11.30 – 13.00) Pertemuan 9 April 2013; (09:15 – 10.45) 11 April 2013; (11.30 – 13.00)
Posttest 9 April 2013; (09:15 – 10.45) 11 April 2013; (11.30 – 13.00)
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 1
Bandung semester genap tahun ajaran 2012/2013. Sampel yang digunakan dalam
penelitian ini sebanyak dua kelas, yaitu kelas X.10 sebagai kelas kontrol dan kelas
X.7 sebagai kelas eksperimen. Teknik pengambilan data dilakukan secara acak
kelas (cluster random sampling) karena setiap kelas bersifat homogen.
B. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah nonequivalent control group design.
Penggunaan desain ini digunakan untuk mengetahui pengaruh perlakuan terhadap
penguasaan konsep pada siswa. Dalam desain ini, terdapat dua kelompok yang
dipilih secara random, kemudian diberikan pretest untuk mengetahui keadaan
awal adakah perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
(Sugiyono, 2010).
Tabel 3.2 Desain Penelitian Non-Equivalent Control Group Design
Grup Pretest Perlakuan Posttest
Kelas eksperimen O1 Xjigsaw O2
Keterangan:
O1 : Pretest
Xjigsaw : Pembelajaran dengan cooperative jigsaw
Xkonvensional : Pembelajaran dengan model pembelajaran konvensional
O2 : Posttest
C. Metode Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu quasy
eksperimental atau eksperimental semu. Metode ini digunakan karena banyak
faktor dari subjek penelitian yang tidak dapat dikontrol atau dikendalikan
(Sugiyono, 2010:114). Pada metode ini terdapat kelas yang diberi perlakuan
dengan model pembelajaran kooperatif jigsaw (kelas eksperimen) dan terdapat
kelompok pembanding dengan metode konvensional (kelas kontrol). Dengan
adanya kelompok pembanding ini maka akibat yang dipengaruhi dari perlakuan
ini dapat diketahui secara pasti karena dibandingkan antara yang mendapat
perlakuan dengan non perlakuan. Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, sedangkan yang menjadi variabel terikatnya
adalah penguasaan konsep siswa dan kemampuan komunikasi siswa.
D. Definisi Operasional
Untuk menghindari berbagai penafsiran terhadap definisi yang digunakan
dalam penelitian ini, maka perlu adanya penjelasan mengenai definisi operasional
sebagai berikut:
1. Model pembelajaran tipe jigsaw
Model pembelajaran cooperative learning jigsaw merupakan model
pembelajaran cooperative dimana terdapat kelompok asal dan kelompok ahli.
Kelompok asal yaitu kelompok induk siswa beranggotakan siswa dengan
kemampuan dan latar belakang teman dekat yang beragam. Kelompok asal
merupakan gabungan dari beberapa ahli. Kelompok ahli yaitu kelompok siswa
yang terdiri dari anggota kelompok asal yang berbeda yang terdiri dari lima
sampai enam orang siswa yang ditugaskan untuk mempelajari dan mendalami
topik tertentu dan menyelesaikan tugas-tugas yang berhubungan dengantopiknya
2. Penguasaan konsep
Penguasaan konsep yang dimaksud pada penelitian ini adalah berupa nilai
yang diperoleh siswa setelah proses pembelajaran. Pemahaman konsep yang
diukur adalah aspek kognitif siswa menurut taksonomi Bloom yang telah direvisi.
Hasil belajar siswa diukur melalui instrumen tes tertulis berupa soal pilihan ganda
jenjang C1-C4.
3. Kemampuan komunikasi
Kemampuan berkomunikasi yang dimaksud pada penelitian adalah
kemampuan komunikasi lisan mengacu pada Stiggins (1994) terdiri dari pendapat
yang disampaikan jelas dan sistematis, pendapat yang disampaikan sesuai dengan
topik pemasalahan, menghargai pendapat siswa lain, mengajukan pertanyaan atau
pernyataan yang menarik siswa lain untuk terlibat dalam diskusi, memperhatikan
jalannya diskusi, tidak mendominasi pembicaraan dan menarik kesimpulan
dijaring memalui lembar observasi.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini mencakup tes yang bertujuan
untuk mengukur penguasaan konsep, lembar observasi untuk mengukur
kemampuan komunikasi lisan siswa serta angket yang bertujuan untuk
mengetahui respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan. Tes
dilakukan dalam bentuk tes objektif berupa tes pilihan ganda (multiple choice
test) dengan jumlah options empat.
Sebelum digunakan dalam penelitian, instrumen yang telah dibuat terlebih
dahulu di-judgement oleh beberapa dosen ahli dan dosen pembimbing sebanyak
32 butir soal tes pilihan ganda. Setelah proses judgment dilanjutkan dengan uji
coba instrument. Uji coba instrument diberikan kepada 36 siswa yang sudah
memperoleh materi Mollusca. Jumlah tes yang diuji coba berupa 30 tes pilihan
ganda.
1. Soal Penguasaan Konsep
Soal penguasaan konsep siswa disajikan dalam bentuk pilihan berganda
mengukur hasil belajar siswa dalam ranah kognitif yang mencakup jenjang C1
(mengingat), C2 (memahami), C3 (mengaplikasikan), dan C4 (menganalisis)
berdasarkan taksonomi Bloom yang telah direvisi. Tes pilihan berganda ini
diberikan pada saat pretest dan posttest dengan tujuan untuk mengukur aspek
kognitif siswa sebelum dan setelah diberikan perlakuan. Kisi-kisi tes yang
digunakan untuk mengukur penguasaan konsep siswa adalah:
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Tes Pilihan Ganda untuk Mengukur Penguasaan Konsep
Jenjang Tes Nomor Tes Jumlah Tes
C1 1,2,7,15,19 5
C2 3,5,6,9,10,11,12,13,16,20 10
C3 4,17,18 3
C4 8,14 2
Jumlah Tes 20
2. Lembar Observasi Kemampuan Berkomunikasi Lisan
Lembar observasi digunakan sebagai data utama untuk menjaring kemampuan
berkomunikasi siswa sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan. Adapun
indikator yang ditetapkan dalam lembar observasi ini mengacu pada Stiggins
(1994) terdapat pada tabel 3.4 berikut ini :
Tabel 3.4 Kisi-Kisi Kriteria Kemampuan Berkomunikasi Lisan
No. Indikator
1. Pendapat yang disampaikan jelas dan sistematis
2. Pendapat yang disampaikan sesuai dengan topik pemasalahan 3. Menghargai pendapat siswa lain
4. Mengajukan pertanyaan atau pernyataan yang menarik siswa lain untuk terlibat dalam diskusi
5. Memperhatikan jalannya diskusi 6. Tidak mendominasi pembicaraan 7. Menarik kesimpulan
3. Angket
Angket digunakan untuk mengetahui tanggapan atau respon siswa terhadap
model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw yang telah dilakukan.
Tabel 3.5 Kisi-Kisi Angket Respon Siswa
No. Indikator Nomor Pertanyaan Jumlah
Respon
1. Ketertarikan siswa terhadap biologi. 1 1
2.
Pengalaman belajar dengan menggunakan model cooperative jigsaw.
2 1
3. Penilaian siswa terhadap model
cooperative jigsaw. 3,4,5,6,7,8,9 7
4. Kesadaran pentingnya mempelajari
konsep Mollusca. 10 1
Jumlah 10
F. Proses Pengembangan Instrumen
Untuk menguji kelayakan tes instrumen yang digunakan dalam penelitian,
dilakukan analisis uji coba instrument dengan melakukan analisis pokok uji.
Analisis pook uji dilakukan pada tes pilihan ganda. Analisis pokok uji yang
dilakukan pada tes pilihan ganda meliputi: 1). Tingkat kesukaran, 2). Daya
pembeda, 3). Pengecoh, 4). Validitas, 5). Reabilitas. (Arikunto, 2012).
1. Tingkat kesukaran
Tingkat kesukaran soal dipandang dari kesanggupan atau kemmpuan siswa
dalam menjawabnya, bukan dilihat dari sudut pandang guru sebagai pembuat soal.
Menurut Arikunto (2011:207), soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu
mudah atau tidak terlalu sukar. Soal terlalu mudah tidak akan merangsang siswa
untuk mempertinggi usaha memecahkannya. Sebaliknya soal yang terlalu sukar
akan menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk
mencoba lagi karena di luar jangkauannya.
Rumus yang digunakan untuk mengukur tingkat kesukaran menurut Arikunto
(2011) adalah:
Keterangan:
P = Indeks kesukaran
Untuk mengetahui klasifikasi tingkat kesukaran bisa dilihat dalam tabel
3.6 berikut:
Tabel 3.6 Klasifikasi Tingkat Kesukaran
Rentang Kategori
0,10 – 0,30 Sukar
0,30 – 0,70 Sedang
0,70 – 1,00 Mudah
(Arikunto, 2011:210)
Adapun rekapitulasi hasil perhitungan tingkat kesukaran dibantu dengan
menggunakan aplikasi Anates versi 4.0.9 pada soal penguasaan konsep siswa
adalah sebagai berikut:
Tabel 3.7 Rekapitulasi hasil perhitungan tingkat kesukaran
Nomor soal Kriteria
4,9,16,19,22,23,24,27, Sukar
2,3,6,7,12,15 Sedang
1,5,8,10,11,13,14,17,18,20,21,25,26,28,29,30 Mudah
2. Daya pembeda
Menurut Arikunto (2011 : 211) daya pembeda soal adalah kemampuan suatu
soal untuk membedakan antara siswa pintar (berkemampuan tinggi) dengan siswa
yang bodoh (berkemampuan rendah). Rumus yang digunakan adalah:
Keterangan:
J = Jumlah peserta tes
= Banyaknya peserta kelompok atas = Banyaknya peserta kelompok bawah
= Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar = Proporsi kelompok atas yang menjawab benar
= Proporsi kelompok bawah yang menjawab benar
Menurut Arikunto (2011) klasifikasi daya pembeda dikategorikan seperti
Tabel 3.8 Klasifikasi Daya Pembeda
Adapun rekapitulasi hasil perhitungan daya pembeda pada soal penguasaan
konsep siswa adalah sebagai berikut:
Tabel 3.9 Rekapitulasi hasil perhitungan daya pembeda
Nomor soal Kriteria
Rumus yang digunakan untuk menguji validitas item adalah rumus korelasi
product moment dengan angka kasar yang dikemukakan oleh Person (dalam
Arikunto, 2011:72) yaitu:
Keterangan :
= Koefisien korelasi aantara variabel X dan variabel Y N = Jumlah soal uji coba
Tabel 3.10 Klasifikasi Validitas Item
Range Validitas
0,90 ≤ ≤ 1,00 Sangat tinggi (sangat baik)
0,70 ≤ < 0,90 Tinggi (baik)
0,40 ≤ < 0,70 Sedang (cukup)
Range Validitas 0,00 ≤ < 0,20 Sangat rendah
< 0,00 Tidak valid
(Arikunto, 2011)
Adapun rekapitulasi hasil perhitungan validitas pada soal penguasaan konsep
siswa adalah sebagai berikut:
Tabel 3.11 Rekapitulasi hasil perhitungan validitas item
Nomor soal Kriteria
- Sangat tinggi (sangat baik)
- Tinggi (baik)
5,8,12,13,14,16,18,25,26,28,30 Sedang (cukup)
2,3,6,7,9,17,19,21,22,27,29 Rendah (kurang)
4,10,11,15,20,23 Sangat rendah
1,24 Tidak valid
4. Reabilitas
Reliabilitas tes berhubungan dengan masalah kepercayaan. Suatu tes
dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat
memberikan hasil yang tetap. Maka pengertian reiabilitas tes yang berhubungan
dengan masalah ketetapan hasil tes (Arikunto, 2011:86). Untuk mengukur
reliabilitas digunakan rumus sebagai berikut:
Klasifikasi reliabilitas dapat dilihat pada tabel 3.12 berikut:
Tabel 3.12 Klasifikasi Reliabilitas
Rentang Kategori
0,81 – 1,00 Sangat tinggi 0,61 – 0,80 Tinggi 0,41 – 0,60 Cukup 0,21 – 0,40 Rendah 0,00 – 0,20 Sangat rendah
(Arikunto, 2011)
Adapun rekapitulasi hasil perhitungan reabilitas pada soal penguasaan konsep
siswa terdapat pada lampiran. Nilai reliatbilitas seluruh soal adalah 0,19 yang
Pada penelitian ini, untuk melihat validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran,
dan daya pembeda dengan menggunakan software ANATES Pilihan Ganda versi
4.0.9 yang dapat dilihat pada Lampiran C.2.
Soal yang dipakai untuk tes penguasaan konsep berupa pilihan ganda dipilih
20 soal, soal yang dipakai adalah soal yang memiliki validitas rendah, cukup,
tinggi, memiliki tingkat kesukaran mulai dari soal yang sangat mudah, mudah,
sedang, dan sukar, serta daya pembeda yang rendah, cukup dan tinggi. Soal yang
ditolak karena soal tersebut memiliki validitas yang tidak dapat didefinisikan
(NAN) dan juga negatif serta memiliki daya pembeda negatif. Dalam merevisi
soal pilihan ganda tersebut, peneliti memperbaiki kata-kata dan jawaban pada
setiap item pertanyaan yang akan digunakan.
Berdasarkan hasil pengujian soal instrumen di atas, di bawah ini adalah
rekapitulasi analisis pokok uji instrumen pilihan ganda sekaligus keputusan yang
diambil terhadap soal tersebut. Berikut iniu hasil rekapitulasinya:
Tabel 3.13 Rekapitulasi Keseluruhan Uji Instrumen
No. Soal Daya
Pembeda
Tingkat
Kesukaran Validitas Keterangan
1 Mudah Jelek Tidak valid Dibuang
2 Baik Sedang Rendah Dipakai
3 Cukup Sedang Rendah Dipakai
4 Jelek Sukar Sangat rendah Dibuang
5 Cukup Mudah Sedang Dipakai
6 Jelek Sedang Rendah Diperbaiki
7 Jelek Sedang Rendah Dibuang
8 Jelek Mudah Sedang Dibuang
9 Cukup Sukar Rendah Dipakai
10 Cukup Mudah Sangat rendah Diperbaiki
11 Cukup Mudah Sangat rendah Diperbaiki
12 Cukup Sedang Sedang Dipakai
No. Soal Daya Pembeda
Tingkat
Kesukaran Validitas Keterangan
14 Baik Mudah Sedang Dipakai
15 Jelek Sedang Sangat rendah Diperbaiki
16 Cukup Sukar Sedang Dipakai
17 Cukup Mudah Rendah Dibuang
18 Cukup Mudah Sedang Dipakai
19 Jelek Sukar Rendah Dipakai
20 Cukup Mudah Sangat rendah Dibuang
21 Cukup Mudah Rendah Dipakai
22 Cukup Sukar Rendah Dipakai
23 Jelek Sukar Sangat rendah Dibuang
24 Jelek Sukar Tidak valid Dibuang
25 Cukup Mudah Sedang Dibuang
26 Cukup Mudah Sedang Dibuang
27 Jelek Sukar Rendah Dipakai
28 Baik Mudah Sedang Dipakai
29 Cukup Mudah Rendah Dipakai
30 Cukup Mudah Sedang Dipakai
G. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini terdiri dari :
1. Pemberian pretest kepada seluruh siswa untuk mengetahui pengetahuan awal
siswa. Soal yang diberikan dalam bentuk pilihan ganda sebanyak 20 butir soal.
2. Selama kegiatan pembelajaran cooperative tipe jigsaw dilakukan observasi
berkaitan dengan kemampuan lisan siswa ketika siswa melakukan diskusi.
Observasi dilakukan oleh lima orang observer dan setiap observer dan setiap
observer memiliki tanggung jawab untuk mengamati kemampuan
berkomunikasi lisan siswa sati kelompok siswa. Satu kelompok siswa terdiri
3. Pemberian posttest kepada seluruh siswa untuk mengetahui kemampuan
penguasaan konsep setelah pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dilakukan.
Soal yang diberikan dalam bentuk pilihan ganda sebanyak 20 butir soal yang
sama pada saat pretest.
4. Pemberian angket kepada seluruh siswa untuk mengetahui respon siswa
terhadap pembelajaran pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.
H. Prosedur Penelitian
Secara garis besar, penelitian ini akan dilakukan memiliki tiga tahapan yaitu:
1. Tahap persiapan
Sebelum dilakukan penelitian, terlebih dahulu dilakukan tahap persiapan.
Tahap persiapan ini meliputi:
a. Menganalisis masalah, melakukan kajian pustaka dengan membaca beberapa
buku ataupun sumber lainnya mengenai model pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw, hasil belajar, dan materi invertebrata.
b. Menyusun proposal menyusun tahapan rencana penelitian dan melaksanakan
seminar proposal.
c. Penyusunan instrumen, instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa
soal pilihan ganda yang berjumlah 20 butir untuk menjaring hasil belajar
siswa dan angket untuk mengetahui respon siswa terhadap model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.
d. Melakukan judgement instrumen kepada dosen yang sesuai dalam bidangnya.
e. Melakukan uji coba instrumen untuk memperoleh tingkat kesukaran, daya
pembeda, validitas, dan reliabilitas soal serta distraktor. Setelah mendapatkan
hasil uji coba instrumen maka dilakukan pengolahan data dan pengkategorian
apakah instrumen itu layak atau tidak layak. Apabila masih ada beberapa yang
kurang layak untuk penelitian maka dilakukan revisi instrumen.
f. Melakukan observasi ke sekolah dan menyiapkan persuratan penelitian.
2. Tahap pelaksanaan
a. Membentuk kelompok siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas
dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang tiap
kelompok.
b. Pemberian pretest kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk
mengetahui kemampuan awal terhadap materi invertebrata dengan
menggunakan soal pilihan ganda sebanyak 20 butir.
c. Proses pembelajaran di kelas eksperimen dilakukan dengan menggunakan
model pembelajaran cooperatif learning tipe jigsaw, sedangkan di kelas
kontrol proses pembelajaran dilakukan dengan menggunakan metode
konvensional (diskusi). Proses belajar mengajar dilaksanakan sesuai dengan
skenario pembelajaran dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang
telah dibuat.
d. Melaksanakan tes akhir dengan pemberian posttes pada kelas eksperimen dan
kelas kontrol. Tes akhir dilakukan untuk mengetahui hasil belajar siswa,
secara bersamaan juga diberikan angket yang bertujuan untuk mengetahui
respon siswa terhadap model pembelajaran kooperatif jigsaw mengenai
konsep invertebrata.
3. Tahap pengolahan data, penarikan kesimpulan, dan penyusunan laporan
a. Melakukan analisis data dengan menggunakan uji statistik.
b. Penarikan kesimpulan mengenai pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw terhadap hasil belajar pada materi invertebrata
c. Penyusunan laporan penelitian berupa skripsi.
I. Analisis Data
Analisis data pada penelitian ini mencakup pengusaan konsep, lembar
observasi komunikasi lisan siswa dan angket respon siswa. Pada penelitian ini,
dilakukan dua kali tes pada kelas kontrol dan kelas eksperimen, hal ini bertujuan
untuk melihat apakah terdapat peningkatan terhadap hasil belajar setelah belajar
menggunakan model pembelajaran cooperative learning jigsaw pada kelas
eksperimen dan model pembelajaran konvensional pada kelas kontrol. Setelah
pretest pada kelas kontrol dan eksperimen diolah dengan melakukan uji
normalitas, homogenitas, dan kemudian uji hipotesis menggunakan program
software SPSS 18 for Windows.
Jika terdapat perbedaan pengetahuan awal siswa, maka yang dibahas adalah
rerata nilai N-gain, sedangkan jika tidak terdapat perbedaan pengetahuan awal
siswa, yang dibahas pada pembahasan adalah mengenai hasil posttest siswa. Hasil
dari nilai posttest kemudian akan diolah dengan melakukan uji normalitas,
homogenitas, dan kemudian uji hipotesis menggunakan program software SPSS
18 for Windows. Untuk melihat pengaruh penggunaan model pembelajaran
cooperative learning tipe jisaw terhadap penguasaan konsep siswa dilakukan uji Z
(jika data normal dan homogen) atau uji U Mann-Whitney (jika salah satu data
tidak normal atau homogen).
Untuk pengolahan nilai dari kemampuan komunikasi lisan siswa kelas kontrol
dan eksperimen pada saat pembelajaran berlangsung dihitung jumlah dan rerata
pada setiap kelas. Sedangkan untuk mengolah data dari angket tanggapan siswa
dilakukan dengan menggunakan skala Likert.
1. Penguasaan Konsep Siswa
Hasil tes penguasaan konsep siswa dilakukan untuk menguji hipotesis
penelitian. Langkah awal yang dilakukan adalah dengan memberikan skor pada
data hasil pretes dan postes kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kemudian skor
tersebut diubah menjadi nilai dengan menggunakan skala 0 - 100.
Untuk menganalisis data yang diperoleh dilakukan perhitungan. Data utama
terdiri dari tes penguasaan konsep dan kemampuan komunikasi lisan. Data tes
penguasaan konsep didapatkan dengan perhitungan menggunakan Software SPSS
18 for Windows.
a. Uji Normalitas data
Adapun langkah-langkah yang digunakan untuk mengetahui apakah data
yang di peroleh berdistribusi normal atau tidak, karena uji-t dapat digunakan
apabila data tersebut terdistribusi normal.
Langkah-langkah uji normalitas adalah sebagai berikut:
fixifi = frekuensi yang sesuai dengan tanda kelas (Sudjana, 2005:67)
2) Mencari simpangan baku dengan rumus
)
3) Mencari Modus Dengan Rumus
Mo=b+p
B = Batasan bahwa kelas modal ialah kelas interval dengan frekuensi terbanyak. P = Panjang kelas modal.
b1 = Frekuensi kelas modal dikurangi frekuensi kelas interval dengan tanda kelas
yang lebih kecil sebelum tanda kelas modal.
b2 = Frekuensi kela modal dikurangi frekuensi kelas interval dengan tanda kelas
yang lebih besar sebelum tanda kelas modal
Mo = Modus (Sudjana, 2005: 77)
4) Menguji kenormalan data
Menguji kenormalan data dengan rumus kemencengan kurva, yaitu dengan
menggunakan rumus karl pearson dalam bentuk koefisien pearson yaitu:
S
Mo = Data Terbanyak (Modus) X = Rata-Rata Nilai
b. Uji Homogenitas
Agar proses pengujian hipotesis bisa berlangsung maka terlebih dahulu perlu
dilakukan pengujian homogenitas sampel. Pengujian homogenitas sampel pada
penelitian ini menggunakan uji bartlett. Untuk memudahkan satuan-satuan yang
digunakan, maka disusun tabel 3.14 sebagai berikut:
Tabel 3.14 Harga-harga yang Diperlukan untuk Uji Barttlet
Sampel Dk (n1-1) S12 Log S12 (dk) log S12
Dari Tabel 3 dapat dihitung harga yang di perlukan yaitu:
1) Varians gabungan dari semua sampel
2) Harga satuan B dengan rumus:
B = (Log S2)∑ (n1-1)
3) Uji Bartlet dengan menggunakan statistik chi kuadrat
Apabila setelah dilakukan uji homogenitas dan uji normalitas, ternyata
diperoleh data yang homogen dan berdistribusi normal, maka pengolahan data
dilanjutkan dengan menggunakan uji statistika parametrik.
Uji perbandingan dua rata-rata bertujuan untuk membandingkan dua
dengan menggunakan uji Z. Uji Z dilakukan apabila data yang diperoleh homogen
dan berdistribusi dormal dan n ≥ 30.
Rumus Uji Z:
X1= Rata-rata nilai kelas eksperimen
X2 = Rata-rata nilai kelas kontrol
n1 = Sampel 1
n2 = Sampel 2 (Sudjana, 239: 2005)
H0 yang telah ditentukan adalah data yang diperoleh dari perlakuan 1 dengan
perlakuan 2 (tidak ada perbedaan antara perlakuan 1 dengan perlakuan 2).
Sehingga ditulis Ho : µ1 = µ2. Sedangkan H1 yang telah ditentukan adalah data
yang diperoleh dari perlakuan 1 tidak sama dengan data dan perlakuan 2 (terdapat
perbedaan antara perlakuan 1 dengan perlakuan 2) dan dituliskan H1 : µ1 ≠ µ2.
Dasar pengambilan keputusan yaitu dengan α 0,05, maka:
1. Jika probabilitas (Sig) ≥ 0,05, maka H0 diterima. Artinya tidak terdapat
perbedaan yang signifikan antara perlakuan 1 dan perlakuan 2.
2. Jika probabilitas (Sig) < 0,05, maka H1 diterima. Artinya terdapat perbedaan
yang signifikan antara perlakuan 1 dan perlakuan 2.
2) Uji Non Parametrik
Jika data telah berdistribusi normal dan homogen, maka dilakukan pengujian
perbedaan dua rata-rata uji Z. Akan tetapi apabila data berdistribusi normal tapi
tidak homogen, maka dilakukan statistika non parametrik Mann-Whitney. Uji
perbandingan dua rata-rata bertujuan untuk membandingkan dua perlakuan
sehingga dapat diketahui perlakuan yang lebih baik diantara keduanya. Uji
Keterangan:
U1= nilai U sampel 1
U2= nilai U sampel 2
N1= jumlah sampel 1
N2= jumlah sampel 2
R1= jumlah ranking sampel 1
R2= jumlah ranking sampel 2 (Sudjana, 2005)
H0 yang telah ditentukan adalah data yang diperoleh dari perlakuan 1 dengan
perlakuan 2 (tidak ada perbedaan antara perlakuan 1 dengan perlakuan 2).
Sehingga ditulis H0 : µ1 = µ2. Sedangkan H1 yang telah ditentukan adalah data
yang diperoleh dari perlakuan 1 tidak sama dengan data dan perlakuan 2 (terdapat
perbedaan antara perlakuan 1 dengan perlakuan 2) dan dituliskan H1 : µ1 ≠ µ2. Dasar pengambilan keputusan yaitu dengan α 0,05, maka:
1. Jika probabilitas (Sig) ≥ 0,05, maka H0 diterima. Artinya tidak terdapat
perbedaan yang signifikan antara perlakuan 1 dan perlakuan 2.
2. Jika probabilitas (Sig) < 0,05, maka H1 diterima. Artinya terdapat perbedaan
yang signifikan antara perlakuan 1 dan perlakuan 2.
3) Perhitungan Indeks Gain
Perhitungan nilai Gain pada data penguasaan konsep siswa. Perhitungan
N-gain dilakukan untuk mengetahui signifikansi peningkatan penguasaan konsep
Tabel 3.15 Kategori Indeks Gain
Rentang Gain Kategori
NG>0,70 Tinggi
0,30 <NG<0,70 Sedang
NG<0,30 Rendah
(Hake, 1999)
2. Lembar Observasi Kemapuan Berkomunikasi Secara Lisan
Perhitungan data lembar observasi dilakukan dengan menjumlahkan dan
memberi skor banyaknya kemunculan tanda (√) pada setiap aspek dalam
kemampuan berkomunikasi lisan yang dinilai. Kemampuan yang muncul diberi
skor sesuai yang tertera pada masing-masing kemampuan, data tersebut dapat
dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Keterangan :
NP = nilai persen yang dicari
R = skor mentah yang diperoleh siswa
SM = skor maksimum ideal yang diperoleh siswa
Tabel 3.16 Kategori Penguasaan Kemampuan Berkomunikasi secara Lisan
Persentase (%) Kategori
86-100 Sangat baik
76-85 Baik
60-75 Cukup
55-59 Kurang
≤54 Kurang sekali
(Purwanto, 2006: 102)
3. Analisis Data Angket
Angket yang digunakan diolah dengan menggunakan skala Likert. Angket
dibuat dalam kategori pernyataan positif.
Rekapitulasi presentase tanggapan siswa dilakukan berdasarkan langkah sebagai
berikut:
a) Memberikan skor pada setiap item pertanyaan yang terdapat dalam angket
Tabel 3.17 Kategori Skor dalam Penilaian Skala Likert
Kriteria Respon Positif Skor
Sangat setuju 5
Setuju 4
Netral 3
Tidak setuju 2
Sangat tudak setuju 1
b) Menghitung persentase jawaban siswa menggunakan skala Likert (Sugiyono,
2009).
c) Melakukan interpretasi jawaban angket dengan cara membuat kategori untuk
setiap kriteria.
Data yang diperoleh melalui angket dianalisis secara deskriptif, namun
sebelumnya dilakukan perhitungan presentase respon siswa. Persentase respons
siswa dilakukan dengan menghitung jumlah siswa yang menjawab benar dibagi
dengan jumlah seluruh siswa selanjutnya dikali dengan 100% untuk mendapatkan
angka dalam bentuk persen. Adapun klasifikasi respon angket siswa menurut
Koentjaraningrat (1990:10) yaitu:
Tabel 3.18 Klasifikasi Respons Angket Siswa
Persentase Jawaban (%) Klasifikasi
0 Tidak ada
1 – 25 Sebagian kecil
26 – 49 Hampir setengah
50 Setengah
51 – 75 Sebagian besar
75 – 99 Pada umumnya
100 Seluruhnya
Setelah didapatkan persentase angket lalu data tersebut dianalisis secara
deskriptif dan dihubungkan dengan data pretes serta postes yang didapatkan untuk
J. Alur Penelitian
Gambar 3.1 Alur Penelitian
Penyusunan laporan
Analisis data dan penarikan kesimpulan Pelaksanaan posttest dan pengisian angket
Pengolahan data Analisis masalah
Penyusunan proposal penelitian
Seminar proposal
Penyusunan instrumen penelitian
Judgement dan uji coba instrumen
Pengkajian serta revisi instrumen
Observasi ke sekolah Membuat
surat izin penelitian
Pelaksanaan pretest
Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe jigsaw (eksperimen)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa model pembelajaran
cooperative learning tipe jigsaw berpengaruh terhadap penguasaan konsep siswa
pada materi Mollusca.
Dari analisis terhadap hasil pretest kedua kelompok didapatkan rata-rata nilai
siswa keduanya termasuk pada kategori cukup yaitu 37,63 untuk kelas kontrol dan
29,86 untuk kelas eksperimen. Penguasaan konsep kelompok eksperimen yang
diberi perlakuan dengan model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw dan
kelompok kontrol yang menggunakan model pembelajaran konvensional
menunjukkan memiliki hasil yang berbeda signifikan.
Analisis terhadap Nilai N-Gain penguasaan konsep menunjukkan terdapat
perbedaan rata-rata antara kelas eksperimen (0,59) dan kelas kontrol (0,50),
keduanya termasuk dalam kategori sedang. uji beda rata-rata nilai N-Gain
menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil penguasaan konsep
dari perlakuan yang diberikan pada kelas kontrol dan kelas eksperimen.
Model pembelajaran cooperative learning tipe jigsaw memberikan dampak
baik terhadap kemampuan komunikasi siswa secara lisan terlihat dari rata-rata
komunikasi lisan siswa saat belajar termasuk dalam kategori cukup ( ̅ 72,29 %)
dan rata-rata kemampuan komunikasi lisan kelas kontrol yang menggunakan
model pembelajaran konvensional termasuk dalam kategori kurang sekali ( ̅
48,83%), hal ini dikuatkan juga dengan hasil angket yang diberikan peneliti
setelah pembelajaran, persentase siswa yang memberikan respon positif terhadap
75
B. Saran
Setelah melakukan serangkaian kegiatan penelitian ini, berikut adalah beberapa saran untuk kegiatan penelitian lebih lanjut, antara lain:
1. Pada penelitian ini, model pembelajaran kooperatif jigsaw digunakan pada
materi konsep Mollusca di tingkat Sekolah Menengah Atas. Untuk penelitian
selanjutnya, dapat mencakup materi yang lain atau dilakukan pada jejang
pendidikan yang berbeda.
2. Perlu adanya pembiasaan dalam melakukan pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw agar siswa dapat mengembangkan penguasaan konsep.
3. Dalam pelaksanaan model pembelajaran kooperatif jigsaw ini diharapkan agar
memperhatikan pengalokasian waktu pelaksanaan dari setiap langkah
pembelajaran, agar semua kegiatan dapat tercapai dan berjalan dengan lancar.
4. Fase kelompok asal dan ahli dalam penelitian ini belum cukup baik, sehingga
untuk peneliti ataupun guru yang akan melaksanakan model pembelajaran
cooperative learning tipe jigsaw diharapkan agar membuat rencana
pembelajaran dengan serinci mungkin, agar penguasaan konsep yang
DAFTAR PUSTAKA
Arends, R.I. (2008). Learning To Teach (Belajar Untuk Mengajar). Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Arikunto, S. (2011). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Astuti, E.N.(2010). Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Terhadap Pemahaman
Konsep dan Berkomunikasi Siswa SMP pada Konsep Pencernaan Makanan.
Skripsi S1 Pendidikan Biologi UPI: tidak diterbitkan.
Aqib, Z. (2007). Membangun Profesionalisme Guru dan Pengawas Sekolah. Bandung: Yrama Widya.
Badan standar nasional pendidikan. (2006). Panduan Penyusunan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar Dan Menengah.
Jakarta: BSNP.
Bungin, B. (2009). Sosiologi Komunikasi. Jakarta: Kencana.
Dahar, R.W. (2011). Teori-Teori Belajar & Pembelajaran. Jakarta : Erlangga.
Efi. (2007). Perbedaan Hasil Belajar Biologi antara Siswa yang Diajar Melalui
Pendekatan Kooperatif Teknik Jigsaw dengan Teknik STAD. Skripsi,
jurusan Biologi, FITK, UIN : Tidak diterbitkan.
Effendy, O. U. (2004). Dinamika Komunikasi. Cetakan keenam. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.
Ginting, A. F. (2011). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
Terhadap Hasil Belajar dan Kemampuan Berkomunikasi Siswa pada Konsep Vertebrata. Skripsi UPI Bandung : Tidak diterbitkan.
Isjoni. (2007). Cooperative Learning Efektifitas Pembelajaran Kelompok. Bandung: Alfabeta.
_____. (2012). Cooperative Learning Efektifitas Pembelajaran Kelompok. Bandung: Alfabeta.
Krathwolh, D. (2002). “A Revision of Bloom”s Taxonomy: An
Overview.”College of Education. 41, (4).
Kurnia, T. (2005). Pengembangan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Jigsaw
Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Skripsi S1 Pendidikan Biologi
UPI: tidak diterbitkan.
Lie, A. (2010). Cooperative Learning. Jakarta: Grasindo.
_____. (2010). Cooperative Learning. Jakarta: Grasindo.
Prajayanti, S.S.R. (2011). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student
Teams Achievement Division (STAD) Terhadap Hasil Belajar dan Pola Interaksi Siswa SMA pada Materi Sistem Ekskresi. Skripsi S1 Pendidikan
Biologi UPI: tidak diterbitkan.
Purwanto, N. (2009). Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Rismayanti. (2012). Remediasi Miskonsepsi Siswa Smu Pada Konsep Sistem
Pernapasan Dengan Menggunakan Analogi. Skripsi S1 Pendidikan Biologi
UPI: tidak diterbitkan.
Rustaman, N.Y., Dirdjosoemanto, S., Yudianto, S.A.,Achmad, Y., Subekti, R., Rochintaniawati, D., Nurjhani, M. (2003). Strategi Belajar Mengajar
Biologi. Bandung: jurusan Pendidikan Biologi UPI.
Sanjaya, W. (2007). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana.
Slameto. (2003). Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka cipta.
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.
Sudjana. (2005). Metode statistika. Bandung: Tarsito
Syamsuri, I. dkk. (2007). Biologi untuk SMA Kelas X Semester 2. Jakarta: Erlangga.
Trianto.(2007). Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka
Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: tidak diterbitkan.
Utami, N.R. (2011). Pengaruh Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Terhadap
Penguasaan Konsep Siswa SMA pada Praktikum Klasifikasi Alga. Skripsi
S1 Pendidikan Biologi UPI: tidak diterbitkan.
Warastri, N.A.E. (2011). Profil Kemampuan Berkomunikasi Siswa SMA
Berdasarkan Gender pada Konsep Ekosistem. Skripsi S1 Pendidikan
Biologi UPI: tidak diterbitkan.
Wardani, S. (2002). Pembelajaran Pemecahan Masalah Matematika Melaui
Model Kooperatif Tipe Jigsaw. Tesis UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Widodo, A. (2006). “Taksonomi Bloom dan Pengembangan Butir Soal.” Buletin