DESAIN DIDAKTIS PEMBELAJARAN
MENDENGARKAN PENJELASAN PETUNJUK DENAH DENGAN MEDIA VISUAL
DI SEKOLAH DASAR
SKRIPSI
diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh
AI SITI SOLIHAH NIM 1004113
PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
KAMPUS TASIKMALAYA 2014
DESAIN DIDAKTIS PEMBELAJARAN
MENDENGARKAN PENJELASAN PETUNJUK DENAH DENGAN MEDIA VISUAL
DI SEKOLAH DASAR
Oleh
Ai Siti Solihah
Sebuah skripsi diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© Ai Siti Solihah 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Mei 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
AI SITI SOLIHAH
DESAIN DIDAKTIS PEMBELAJARAN
MENDENGARKAN PENJELASAN PETUNJUK DENAH DENGAN MEDIA VISUAL
DI SEKOLAH DASAR
disetujui dan disahkan oleh pembimbing :
Pembimbing I
Drs. Aan Kusdiana, M.Pd. NIP 195512061975021001
Pembimbing II
Seni Apriliya, M.Pd. NIP 198204122010122003
Mengetahui,
Ketua program studi PGSD UPI Kampus Tasikmalaya
v
DESAIN DIDAKTIS PEMBELAJARAN
MENDENGARKAN PENJELASAN PETUNJUK DENAH DENGAN MEDIA VISUAL
DI SEKOLAH DASAR Ai Siti Solihah
ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya hambatan belajar (learning obstacle) pada mata pelajaran Bahasa Indonesia tentang mendengarkan penjelasan petunjuk denah di kelas IV SD. Siswa kurang dapat membedakan arah mata angin sehingga kurang tepat pula saat menjelaskan urutan perjalanan dalam denah dan membuat gambar/denah berdasarkan penjelasan. Hambatan belajar (learning obstacle) tersebut muncul salah satunya karena kurangnya perhatian guru dalam penggunaan media pembelajaran. Padahal, media pembelajaran berperan penting dalam pelaksanaan pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengurangi hambatan belajar (learning obstacle) yang dialami siswa dengan mengembangkan penggunaan media visual dalam proses pembelajaran. Sehingga, penggunaan media visual yang dikembangkan mengacu pada hambatan belajar (learning obstacle) yang dialami siswa pada pembelajaran mendengarkan penjelasan petunjuk denah. Selain menyiapkan media, disiapkan juga Hypotethycal Learning Trajectory (HLT) beserta Antisipasi Didaktis Pedagogis (ADP) guna mengatasi respons siswa yang muncul saat pembelajaran. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Didactical Design Research (DDR) dengan pendekatan kualitatif. Jumlah siswa yang menjadi sumber data pada penelitian ini adalah 91 orang siswa kelas IV dan 2 orang guru kelas IV. Dua SD menjadi subjek untuk melakukan studi pendahuluan, satu SD dijadikan subjek implementasi desain didaktis, dan satu SD dijadikan sebagai subjek implementasi desain didaktis revisi. Media digunakan oleh siswa pada saat kegiatan diskusi untuk menjelaskan urutan perjalanan dalam denah dan membuat gambar/denah berdasarkan penjelasan. Pemahaman siswa setelah mendapat desain didaktis ini mengalami peningkatan, dan hambatan belajar (learning obstacle) yang dialami siswa pun berkurang. Hasil penelitian ini adalah berupa buku tentang media visual denah yang dapat digunakan sebagai salah satu cara untuk mengurangi hambatan belajar (learning obstacle) pada pembelajaran mendengarkan penjelasan petunjuk denah. Media visual tersebut dibuat berdasarkan teori rasional penggunaan media dalam pembelajaran, teori Piaget, dan fungsi media visual.
vi
DICTATIC DESIGN IN LEARNING
OF LISTENING TO DIRECTION PLAN EXPLANATION WITH VISUAL MEDIA
IN ELEMENTARY SCHOOL Ai Siti Solihah
ABSTRACT
This research was motivated by the existence of learning obstacle in Indonesian subjects especially in 4th grade students’ skill of listening to the instructions on the plan. Students were not able to distinguish the compass point so it caused the students were not able to explain the trip orderly and to make drawings / plans based on explanation. Learning obstacle arose because of the lack of teachers’ attention in instructional media use. Whereas, instructional media had an important role in the learning process. The purpose of this study was to reduce learning obstacle by developing the use of visual media in the learning process. Thus, the use of visual media that was developed referred to learning obstacle experienced by students in the learning of listening to instructions skill. The researcher did not only prepare learning media but also prepared Hypotethycal Learning Trajectory (HLT) and Pedagogical Dictatic Anticipation (ADP) to anticipate students’ responses when they learnt. This study used didactical Design Research (DDR) with a qualitative approach. The number of students was the sources of the data in this study were 91 of fourth grade students and 2 of fourth grade teachers. Two elementary schools became subject to conduct a preliminary study. One of the subjects became the subject of the implementation of the didactic design, and another became the subject of the implementation of the revision didactic design. The media was used by students during having discussion to explain the sequence of the sketch and to make drawings/plans based explanation. After receiving the didactic design, Students' understanding had increased, and the learning obstacle experienced by students was reduced. The results of this study were a book about visual media plan that could be used as one way to reduce learning obstacle in listening to the instructions skill. The visual media were made based on the theory of rational media use in learning, Piaget's theory, and the function of the visual media.
vii DAFTAR ISI
Halaman
PERNYATAAN ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iii
ABSTRAK ... v
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah Penelitian ... 5
C. Rumusan Masalah Penelitian ... 6
D. Tujuan Penelitian ... 6
E. Manfaat Penelitian ... 7
F. Struktur Organisasi Skripsi ... 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 9
A. Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD ... 9
B. Didactical Design Research (DDR) ... 16
C. Desain Pembelajaran ... ... 20
D. Media Pembelajaran ... 20
E. Denah ... ... 25
BAB III METODE PENELITIAN ... 27
A. Metode Penelitian... 27
B. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 31
C. Sumber Data Penelitian ... 31
D. Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 31
E. Prosedur Penelitian... 32
F. Teknik Pengumpulan Data ... 33
G. Instrumen Penelitian... 34
viii
Halaman
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 37
A. Hasil Penelitian ... 37
1. Hambatan Belajar (Learning Obstacle) pada Pembelajaran Mendengarkan Penjelasan Petunjuk Denah ... 37
a. Analisi Hasil Wawancara ... 38
b. Analisis Hasil Pengujian Tes Kemampuan Responden (TKR) Awal ... 40
2. Desain Didaktis Pembelajaran Mendengarkan Penjelasan Petunjuk Denah dengan Media Visual ... 61
a. Perencanaan ... 62
b. Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) ... 72
c. Evaluasi ... 82
3. Implementasi Desain Didaktis Pembelajaran Mendengarkan Penjelasan Petunjuk Denah dengan Media Visual ... 87
a. Perencanaan ... 88
b. Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) ... 89
c. Evaluasi ... 103
4. Desain Didaktis Revisi Pembelajaran Mendengarkan Penjelasan Petunjuk Denah dengan Media Visual ... 123
a. Perencanaan ... 123
b. Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) ... 130
c. Evaluasi ... 140
5. Implementasi Desain Didaktis Revisi Pembelajaran Mendengarkan Penjelasan Petunjuk Denah dengan Media Visual ... 143
a. Perencanaan ... 143
b. Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) ... 144
c. Evaluasi ... 154
B. Pembahasan ... 173
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 187
A. Simpulan ... 187
B. Saran ... 189
DAFTAR PUSTAKA ... 191
LAMPIRAN ... 193
ix
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Bahasa
Indonesia ... 11
Tabel 4.1. Rekapitulasi Nilai Siswa terhadap Soal Tes Kemampuan Responden (TKR) Awal ... 42
Tabel 4.2. Respons Jumlah Siswa dari Setiap Soal ... 44
Tabel 4.3. Prediksi Respons Siswa dan Antisipasi Desain Pedagogis (ADP) Terhadap Materi tentang Arah Mata Angin ... 74
Tabel 4.4. Prediksi Respons Siswa dan Antisipasi Desain Pedagogis (ADP) Soal Nomor 1 pada LKS Desain Didaktis ... 76
Tabel 4.5. Prediksi Respons Siswa dan Antisipasi Desain Pedagogis (ADP) Soal Nomor 2, 3, 4, dan 5 pada LKS Desain Didaktis ... 78
Tabel 4.6. Prediksi Respons Siswa dan Antisipasi Didaktis Pedagogis pada Media Denah Desain Didaktis ... 79
Tabel 4.7. Kisi-kisi Soal Evaluasi ... 83
Tabel 4.8. Lembar Pengamatan (Proses Belajar) ... 83
Tabel 4.9. Rubrik Penilaian (Hasil Belajar) ... 84
Tabel 4.10. Bobot Soal Pilihan Ganda ... 85
Tabel 4.11. Perpindahan Soal Tes Kemampuan Responden (TKR) Awal dan Akhir ... 86
x
Halaman
Tabel 4.13. Prediksi Respons Siswa terhadap soal Nomor 1 pada LKS dengan
Kenyataan di Lapangan ... 94
Tabel 4.14. Prediksi Respons Siswa terhadap Soal Nomor 2, 3, 4, dan 5 pada LKS dengan Kenyataan di Lapangan ... 96
Tabel 4.15. Respons Siswa yang Muncul di Luar Prediksi ... 97
Tabel 4.16. Prediksi Respons Siswa dan Antisipasi Didaktis Pedagogis pada Media Denah Desain Didaktis dengan Kenyataan di Lapangan ... 98
Tabel 4.17. Nilai Proses Belajar Siswa ... 104
Tabel 4.18. Nilai Hasil Belajar Siswa ... 105
Tabel 4.19. Nilai Akhir Siswa ... 106
Tabel 4.20. Jumlah Siswa yang Memberikan Jawaban dari Setiap Pernyataan .. 108
Tabel 4.21. Analisis Skala Sikap Respons Siswa ... 109
Tabel 4.22. Kesimpulan Skala Sikap Respons Siswa terhadap Media Denah .... 110
Tabel 4.23. Nilai Hasil Tes Kemampuan Responden (TKR) Akhir Desain Didaktis ... 122
Tabel 4.24. Prediksi Respons Siswa terhadap Pembelajaran tentang Arah Mata Angin pada Desain Didaktis Revisi ... 131
Tabel 4.25. Prediksi Respons Siswa dan Antisipasi Didaktis Pedagogis (ADP) terhadap Soal Nomor 1 pada LKS Desain Didaktis Revisi... 133
Tabel 4.26. Prediksi Respons Siswa dan Antisipasi Didaktis Pedagogis (ADP) terhadap Soal Nomor 2, 3, 4, dan 5 pada LKS Revisi Hasil Implementasi ... 135
xi
Halaman
Tabel 4.28. Kisi-kisi Soal Evaluasi Desain Didaktis Revisi ... 140
Tabel 4.29. Lembar Pengamatan (Proses Belajar) Revisi Hasil Implementasi... 141
Tabel 4.30. Rubrik Penilaian (Hasil Belajar) Desain Didaktis Revisi ... 142
Tabel 4.31. Bobot Soal Pilihan Ganda Desain Didaktis Revisi ... 142
Tabel 4.32. Prediksi Respons Siswa terhadap Pembelajaran tentang Arah Mata Angin dengan Kenyataan di Lapangan ... 145
Tabel 4.33. Prediksi Respons Siswa terhadap soal Nomor 1 pada LKS dengan Kenyataan di Lapangan ... 147
Tabel 4.34. Prediksi Respons Siswa terhadap Soal Nomor 2, 3, 4, dan 5 pada LKS dengan Kenyataan di Lapangan ... 148
Tabel 4.35. Prediksi Respons Siswa dan Antisipasi Didaktis Pedagogis pada Media Denah Desain Didaktis dengan Kenyataan di Lapangan ... 151
Tabel 4.36. Nilai Proses Belajar Siswa Implementasi Desain Didaktis Revisi .. 154
Tabel 4.37. Nilai Hasil Belajar Siswa Implementasi Desain Didaktis Revisi .... 155
Tabel 4.38. Nilai Akhir Siswa Implementasi Desain Didaktis Revisi ... 156
Tabel 4.39. Jumlah Siswa yang Memberikan Jawaban dari Setiap Pernyataan .. 158
Tabel 4.40. Analisis Skala Sikap Respons Siswa ... 159
Tabel 4.41. Kesimpulan Skala Sikap Respons Siswa terhadap Media Denah .... 161
Tabel 4.42. Nilai Hasil Tes Kemampuan Responden (TKR) Akhir Desain
Didaktis Revisi ... 171
xii
Halaman
Tabel 4.44. Perbandingan Hasil TKR Awal (Studi Pendahuluan) dengan Hasil TKR Akhir (Implementasi Desain Didaktis) dan TKR Akhir (Implementasi
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 2.1. Tahapan Didactical Design Research (DDR) ... 17
Gambar 2.2. Segitiga Didaktis yang Dimodifikasi Suryadi, dkk. ... 18
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran A.1. Surat Keputusan ...193
Lampiran A.2. Surat Keterangan dari Kesbang ...194
Lampiran A.3 Surat Keterangan dari Dinas Pendidikan ...195
Lampiran A.4 Surat Keterangan dari UPTD ...196
Lampiran A.5 Surat Keterangan dari SD ...197
Lampiran B.1. Kisi-kisi Soal Tes Kemampuan Responden (TKR) Awal ...201
Lampiran B.2. Tes Kemampuan Responden (TKR) Awal ...202
Lampiran B.3. Judgment Ahli TKR Awal ...114
Lampiran B.4. Prediksi Jawaban Siswa ...216
Lampiran B.5. Sampel Jawaban TKR Awal Siswa ...230
Lampiran B.6. Pedoman Pertanyaan Wawancara Guru ...251
Lampiran B.7. Hasil Wawancara Guru ...253
Lampiran B.8. Pedoman Pertanyaan Wawancara Siswa ...259
Lampiran B.9. Hasil Wawancara Siswa ...261
Lampiran C.1. RPP Desain Didaktis Awal ...267
Lampiran C.2. LKS Desain Didaktis Awal ...288
Lampiran C.3. Sampel Jawaban LKS ...292
Lampiran C.4. Soal Evaluasi Desain Didaktis Awal ...302
Lampiran C.5. Sampel Jawaban Soal Evaluasi ...305
Lampiran C.6. Kisi-kisi TKR Akhir ...309
Lampiran C.7. Tes Kemampuan Responden (TKR) Akhir ...310
xv
Halaman
Lampiran C.9. Sampel Jawaban TKR Akhir Siswa ...321
Lampiran C.10. Lembar Observasi RPP Desain Didaktis Awal ...336
Lampiran C.11. Lembar Observasi Efektivitas Media Desain Didaktis Awal ...342
Lampiran C.12. Lembar Observasi Respons Siswa Desain Didaktis Awal ...348
Lampiran C.13. Skala Sikap Respons Siswa terhadap Media Denah ...352
Lampiran D.1. RPP Desain Didaktis Revisi ...356
Lampiran D.2. LKS Desain Didaktis Revisi ...377
Lampiran D.3. Sampel Jawaban LKS Desain Didaktis Revisi ...381
Lampiran D.4. Soal Evaluasi Desain Didaktis Revisi...391
Lampiran D.5. Sampel Jawaban Soal Evaluasi Siswa ...394
Lampiran D.6. Tes Kemampuan Responden (TKR) Akhir Desain Didaktis Revisi ...398
Lampiran D.7. Sampel Jawaban TKR Akhir Siswa ...403
Lampiran D.8. Lembar Observasi RPP Desain Didaktis Revisi ...418
Lampiran D.9. Lembar Observasi Efektivitas Media Desain Didaktis Revisi ...421
Lampiran D.10. Lembar Observasi Respons Siswa terhadap Desain Didaktis Revisi ...424
Lampiran D.11. Skala Sikap Respons Siswa terhadap Media Denah Desain Didaktis Revisi ...426
Lampiran E.1. Media Denah ... 429
Lampiran E.2. Dokumentasi Pembelajaran ... 431
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
Bahasa Indonesia adalah salah satu mata pelajaran yang diberikan kepada siswa sekolah dasar dengan empat keterampilan bahasa yang harus dikuasai. Seperti dalam Depdiknas (2007, hlm. 12) dipaparkan empat keterampilan berbahasa yang harus dimiliki oleh siswa antara lain “(1) mendengarkan, (2) berbicara, (3) membaca, dan (4) menulis.”
Mendengarkan adalah keterampilan pertama yang diberikan kepada siswa. Di kelas IV SD semester 1 salah satunya tersurat pada KTSP (dalam Depdiknas, 2007, hlm. 7) dengan Standar Kompetensi (SK) yaitu mendengarkan penjelasan petunjuk denah dan simbol daerah/lambang korps, dan Kompetensi Dasar (KD) berupa keterampilan siswa dalam membuat gambar/denah berdasarkan penjelasan yang didengar. Berdasarkan kompetensi dasar tersebut diharapkan siswa memiliki kemampuan membuat gambar/denah. Sedikit penelitian yang meneliti tentang materi denah ini, karena materi tersebut dipandang sebagai kompetensi yang mudah dicapai oleh siswa dan tidak terjadi hambatan belajar yang dialami siswa. Keberhasilan tercapainya kompetensi tersebut tentunya didukung oleh peran guru dalam hal mendesain pembelajaran yang kreatif, inovatif, dan menyenangkan salah satunya dengan mengembangkan media pembelajaran. Piaget (dalam Utami, 2013, hlm. 2) menyatakan ‘Peserta didik usia SD (7.0 – 11.0 tahun) merupakan masa operasional konkret, tingkat ini merupakan permulaan berpikir rasional.’ Penggunaan media dalam pembelajaran pun didukung oleh teori komunikasi, salah satunya diungkapkan oleh Gafur (dalam Tim Instruktur Bahasa Indonesia, 2013, hlm. 178) bahwa suatu pembelajaran dapat dikatakan sebagai suatu proses komunikasi yang di dalamnya terdapat channel (saluran) berupa media untuk menyampaikan informasi atau materi ajar.
muncul pada siswa. membedakan arah m urutan perjalanan di penjelasan guru tenta menjadi hambatan bel
Soal dan Jaw
Dari soal dan ja dapat diketahui hamb arah mata angin. Pem kanan, sedangkan ara siswa masih tertukar hanya 12 dari 30 or menjawab salah. Pad benar, 16 orang di ant Hambatan belaj urutan perjalanan dal siswa tentang urutan p
a. Di antaranya yaitu kurangnya pemahama mata angin, sehingga siswa kurang tepat sa di dalam denah dan membuat gambar/den
tang denah. Berikut disajikan soal dan jawa belajar (learning obstacle).
Jawaban Siswa dalam Membedakan Arah Mata
jawaban siswa dalam membedakan arah mat mbatan yang dialami siswa yaitu kurang dapa emahaman siswa arah barat biasanya ditunjukk arah timur biasanya ditunjukkan pada bagia ar antara arah barat dan arah timur. Pada so orang siswa yang menjawab benar, 18 oran
ada soal nomor 10, 14 dari 30 orang siswa antaranya menjawab salah.
lajar (learning obstacle) juga dialami siswa dala dalam denah. Berikut dapat dilihat contoh so
n perjalanan dalam denah.
2
man siswa dalam saat menjelaskan enah berdasarkan waban siswa yang
ta Angin
ata angin di atas, apat membedakan ukkan pada bagian ian kiri. Artinya, soal nomor 9 ini, rang di antaranya a yang menjawab
Soal dan Jaw
Dari soal dan ja akibat dari kurang menjawab soal terkait kesalahan. Siswa jug Kemudian siswa kura Pada soal nomor 15 i 19 di antaranya menja Selain itu, hamb membuat gambar/den jawaban siswa berikut
awaban Siswa tentang Urutan Perjalanan dalam
jawaban siswa tentang urutan perjalanan dalam g mampu membedakan arah mata angin, s
ait urutan perjalanan dalam denah pun banyak y juga sering tertukar dalam menentukan arah
urang tepat dalam memilih jalan terdekat yan 5 ini, hanya 11 dari 30 orang siswa yang menj njawab salah.
mbatan belajar (learning obstacle) yang diala denah berdasarkan penjelasan dapat dilihat kut ini.
3
am Denah
lam denah di atas, , sehingga dalam k yang melakukan h kanan dan kiri. ang harus dilalui. enjawab benar dan
Soal dan Jawaban Sis
Dari soal dan j penjelasan di atas, d petunjuk arah mata a Timur, sehingga dalam kesalahan pada nomo dan 21 orang di anta dalam hal membuat de
Setelah dilakuk bahwa pembelajaran gambar yang ada pad media apapun. Kemud mengatakan bahwa da menggunakan gambar seadanya. Artinya, p dengan baik oleh gur buku paket siswa. H kemampuan siswa dal Dapat disimpu pembelajaran menden karena faktor guru digunakan. Oleh ka memfokuskan pada p berperan dalam kebe
Siswa dalam Membuat Gambar/Denah berdasar
n jawaban siswa dalam membuat gambar/den dapat dilihat bahwa siswa belum memaham a angin. Siswa masih tertukar antara arah Bar lam membuat gambar/denah pun menjadi kura or 19 ini, hanya 9 dari 30 orang siswa yang m taranya menjawab salah. Begitupun dengan s t denah, banyak jawaban siswa yang kurang tep ukan wawancara kepada siswa kelas IV, mere
n mendengarkan penjelasan petunjuk denah in pada buku paket. Sedangkan guru tidak mem udian wawancara juga dilakukan kepada guru dalam pembelajaran mendengarkan penjelasan bar atau poster. Guru hanya menggunakan med penggunaan media pembelajaran ini kurang guru karena guru hanya menggunakan gambar Hal ini berdampak pula pada kurangnya p dalam membuat gambar/denah.
pulkan bahwa hambatan belajar (learning engarkan penjelasan petunjuk denah ini terjad u yang kurang mengembangkan media pem karena itu, diperlukan suatu desain pembe a pengembangan media yang digunakan, karen berhasilan suatu pembelajaran. Adapun medi
4
sarkan Penjelasan
enah berdasarkan ami dengan pasti Barat dengan arah urang tepat. Untuk g menjawab benar soal-soal lainnya tepat.
ereka mengatakan ini menggunakan embawa alat atau ru kelas IV, beliau an petunjuk denah edia pembelajaran ng dikembangkan bar yang ada pada pemahaman dan
g obstacle) pada
5
yang diharapkan dapat mengurangi hambatan belajar (learning obstacle) pada siswa yaitu pengembangan media visual berupa gambar representasi. Hal ini didukung oleh pendapat Levie & Levie (dalam Arsyad, A., 2013, hlm. 12) yang menyatakan bahwa stimulus yang berasal dari gambar dan kata akan meningkatkan hasil belajar dalam kegiatan mengenali, mengingat, mengingat kembali, dan menghubungkan fakta dengan konsep.
Beberapa penelitian sebelumnya yang dapat dijadikan kajian dalam penelitian ini adalah penelitian Rahayu (2013) tentang Penggunaan Media Denah untuk Meningkatkan Keterampilan Menyimak Cerita Anak Siswa Kelas V di Sekolah Dasar yang menyatakan bahwa “Pembelajaran menggunakan media denah pada mata pelajaran Bahasa Indonesia materi menyimak unsur cerita dapat meningkatkan hasil belajar siswa Kelas V Sekolah Dasar.” Selain itu, penelitian Yuliana (2013) tentang Penerapan Strategi Partisipatif Melalui Media Gambar Denah dan Kartu Pancing Foto dalam Pembelajaran Pemahaman Konsep dan Berbicara Siswa Sekolah Dasar. Hasil peneltian tersebut menyatakan bahwa “... terdapat perbedaan rata-rata nilai akhir pemahaman konsep antara kelompok eksperimen setelah diberikan perlakuan dengan kelompok kontrol yang tidak mendapatkan perlakuan.”
Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas, peneliti bermaksud untuk melaksanakan penelitian dengan judul “Desain Didaktis Pembelajaran Mendengarkan Penjelasan Petunjuk Denah dengan Media Visual di Sekolah Dasar.”
B. Identifikasi Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka masalah yang dapat diidentifikasi dalam penelitian ini yakni sebagai berikut.
1. Terdapat hambatan belajar (learning obstacle) yang dialami siswa kelas IV pada pembelajaran mendengarkan penjelasan petunjuk denah.
6
3. Dibutuhkan suatu desain didaktis untuk mengurangi bahkan menghilangkan hambatan belajar (learning obstacle) pada pembelajaran mendengarkan penjelasan petunjuk denah dengan pengembangan media pembelajaran.
C. Rumusan Masalah Penelitian
Memperjelas masalah dalam penelitian ini, maka rumusan masalah dari penelitian ini yaitu sebagai berikut.
1. Bagaimana hambatan belajar (learning obstacle) yang dialami siswa pada pembelajaran mendengarkan penjelasan petunjuk denah?
2. Bagaimana desain didaktis pada pembelajaran mendengarkan penjelasan petunjuk denah dengan media visual berdasarkan hambatan belajar (learning obstacle) yang ditemukan?
3. Bagaimana implementasi desain didaktis pada pembelajaran mendengarkan penjelasan petunjuk denah dengan media visual?
4. Bagaimana desain didaktis revisi pada pembelajaran mendengarkan penjelasan petunjuk denah dengan media visual?
5. Bagaimana implementasi desain didaktis revisi pada pembelajaran mendengarkan penjelasan petunjuk denah dengan media visual?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah ditentukan, maka tujuan dari penelitian ini yaitu sebagai berikut.
1. Mendeskripsikan hambatan belajar (learning obstacle) yang dialami siswa pada pembelajaran mendengarkan penjelasan petunjuk denah.
2. Mendeskripsikan desain didaktis pada pembelajaran mendengarkan penjelasan petunjuk denah dengan media visual berdasarkan hambatan belajar (learning obstacle) yang ditemukan.
3. Mendeskripsikan implementasi desain didaktis pada pembelajaran mendengarkan penjelasan petunjuk denah dengan media visual.
7
5. Mendeskripsikan implementasi desain didaktis revisi pada pembelajaran mendengarkan penjelasan petunjuk denah dengan media visual.
E. Manfaat Penelitian
Dua manfaat dari hasil penelitian ini adalah manfaat teoretis dan praktis, yang dipaparkan di bawah ini.
1. Manfaat Teoretis
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan ilmu pengetahuan terutama dalam pembelajaran bahasa Indonesia dan dapat dijadikan bahan referensi bagi penelitian selanjutnya pada pembelajaran mendengarkan penjelasan petunjuk denah di kelas IV sekolah dasar.
2. Manfaat Praktis
Manfaat praktis dari hasil penelitian ini yakni sebagai berikut.
a. Bagi siswa, diharapkan dapat lebih memahami pembelajaran mendengarkan penjelasan petunjuk denah melalui pembelajaran yang lebih konkret, bermakna, dan menyenangkan yaitu dengan menggunakan media visual yang dikembangkan.
b. Bagi guru, melalui penelitian desain didaktis ini diharapkan dapat merancang pembelajaran bahasa Indonesia sesuai dengan karakteristik siswa dan dapat mengembangkan media pembelajaran yang tepat sehingga siswa dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan optimal, khususnya pada pembelajaran pembelajaran mendengarkan penjelasan petunjuk denah.
c. Bagi peneliti, mengetahui hambatan belajar (learning obstacle) pada pembelajaran mendengarkan penjelasan petunjuk denah, mengetahui keefektifan desain didaktis dan media yang dikembangkan untuk mengurangi hambatan belajar (learning obstacle) pada pembelajaran mendengarkan penjelasan petunjuk denah.
8
F. Struktur Organisasi Skripsi
Struktur organisasi dibuat untuk lebih memudahkan penulis dalam penyusunan skripsi. Struktur organisasi tersebut yaitu sebagai berikut.
1. Bab I Pendahuluan
Bab I berisi tentang garis besar penelitian yang akan dilaksanakan oleh penulis dengan pemaparan alasan melakukan penelitian. Bab I ini mencakup latar belakang penelitian, identifikasi masalah penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi.
2. Bab II Kajian Pustaka
Bab II berisi tentang teori-teori yang relevan dengan penelitian. Pemaparan teori ini berguna sebagai acuan atau landasan teoretis penulis dalam melaksanakan penelitian.
3. Bab III Metode Penelitian
Bab III berisi pemaparan rinci tentang metode penelitian dan desain penelitian, lokasi dan subjek penelitian, sumber data penelitian, definisi operasioanl variabel penelitian, prosedur penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, dan teknik analisis data.
4. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
Bab IV berisi tentang hasil penelitian yang telah dilakukan dan pembahasan hasil penelitian. Pada pemaparan hasil penelitian disajikan data-data yang diperoleh selama melaksanakan penelitian kemudian dianalisis. Data-data yang dieroleh kemudian dibahas dikaitkan dengan teori pada kajian pustaka.
5. Bab V Simpulan dan Saran
Bab V berisi simpulan keseluruhan penelitian yang telah dilaksanakan. Simpulan ini berisi jawaban butir demi butir rumusan masalah penelitian yang telah ditentukan. Saran dipaparkan bagi para pengguna hasil penelitian dan praktisi pendidikan.
Daftar pustaka memuat sumber-sumber yang digunakan selama penulisan skripsi sebagai bahan referensi penulis selama melaksanakan penelitian.
27 BAB III
METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian desain didaktis (Didactical Design Research) dengan pendekatan kualitatif. Menurut Suryadi & Tatang, S. (Tanpa tahun, hlm. 14-15) penelitian desain didaktis atau Didactical Design Research (DDR) pada dasarnya terbagi menjadi tiga tahapan. Pertama,
analisis situasi didaktis sebelum pembelajaran (Prospective Analysis) berupa perancangan desain didaktis beserta Hypothetycal Learning Trajectory (HLT) yang dilengkapi dengan Antisipasi Didaktis Pedagogis (ADP). Kedua, pada saat pembelajaran (Metapedadidaktik) yakni pengimplementasian desain didaktis yang telah dirancang. Ketiga, setelah pembelajaran (Retrospective Analysis) yakni mengaitkan Hypothetycal Learning Trajectory (HLT) yang telah dibuat dengan situasi didaktis dan menganalisis efektivitas desain didaktis yang dirancang. Metode kualitatif ini dipilih karena dapat mendeskripsikan kegiatan pembelajaran secara jelas, sehingga data yang diperoleh lebih lengkap karena memaparkan segala sesuatu yang terjadi di lapangan. Sejalan dengan Bogdan dan Tylor (dalam Firmansyah, 2012, hlm. 24) mengemukakan bahwa ‘metode kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.’
1. Desain Penelitian
Desain atau prosedur penelitian ini perlu diperhatikan, karena dapat dijadikan pedoman penulis dalam melaksanakan penelitian. Fokus penelitian ini adalah menyusun desain didaktis dengan media visual berdasarkan hambatan belajar (learning obstacle) pada pembelajaran mendengarkan penjelasan petunjuk denah. Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya, penelitian desain didaktis (Didactical Design Research) (dalam Wismaliya, R. dkk., 2013, hlm. 7) terdiri dari tiga tahap, yaitu sebagai berikut.
28
b. Mencari data atau literatur mengenai materi yang telah ditentukan. c. Mempelajari dan menganalisis materi yang telah ditentukan.
d. Mengembangkan instrumen tes, berupa Tes Kemampuan Responden (TKR) awal.
e. Melaksanakan TKR awal dan melakukan wawancara semi-struktur untuk mengetahui hambatan belajar siswa pada materi yang telah ditentukan .
f. Menganalisis hasil dari TKR awal dan hasil wawancara untuk mengidentifikasi hambatan belajar (learning obstacle) yang dialami siswa. g. Menyusun desain didaktis berdasarkan hambatan belajar (learning obstacle),
yang didalamnya terdapat Hypothetycal Learning Trajectory (HLT) beserta Antisipasi Didaktis Pedagogis (ADP).
Tahap 2: Analisis Metapedadidaktik
a. Mengimplementasikan desain didaktis yang telah disusun.
b. Menganalisis situasi didaktis, respons siswa, dan antisipasi terhadap respons siswa saat desain didaktis diimplementasikan.
Tahap 3: Analisis Retrosfektif
a. Mengaitkan prediksi respons dan antisipasi yang telah dibuat sebelumnya dengan respons siswa yang terjadi pada saat implementasi desain didaktis. b. Melaksanakan TKR akhir.
c. Menganalisis hasil dari TKR akhir untuk mengetahui apakah hambatan siswa yang teridentifikasi masih ada atau tidak.
d. Menganalisis efektivitas desain didaktis. e. Menyusun laporan penelitian.
29
Gambar 3.1. Alur Proses Penelitian
Berdasarkan gambar di atas, pada tahap awal sebelum penyusunan desain didaktis, penulis terlebih dahulu menentukan materi yang akan dijadikan bahan dalam membuat desain didaktis, yakni pembelajaran mendengarkan penjelasan
Memilih dan menganalisis materi.
Melakukan studi pendahuluan untuk wawancara dan uji
instrumen TKR Awal.
Mengimplementasikan desain didaktis di SD yang berbeda.
Menganalisis dan
membandingkan data hasil studi pendahuluan dengan implementasi desain didaktis. Menganalisis hasil wawancara dan TKR Awal untuk mengetahui
hambatan belajar (learning obstacel) yang dialami siswa.
Membuat desain didaktis berdasarkan hambatan belajar
(learning obstacle) hasil wawancara dan TKR Awal.
Membuat desain didaktis revisi berdasarkan hasil implementasi
desain didaktis.
Menyusun laporan penelitian.
Mengimplementasikan desain didaktis revisi di SD yang
berbeda. Menganalisis dan membandingkan keseluruhan data hasil studi pendahuluan, implementasi desain didaktis,
30
petunjuk denah. Setelah materi tersebut dianalisis, dibuat instrumen berupa Tes Kemampuan Responden (TKR) awal dan pedoman pertanyaan wawancara.
Setelah instrumen awal selesai dibuat, kemudian melaksanakan studi pendahuluan untuk mengujikan instrumen awal dan melakukan wawancara kepada guru dan siswa kelas IV guna mendapatkan data hambatan belajar (learning obstacle) yang muncul pada siswa pada pembelajaran mendengarkan penjelasan petunjuk denah. Data hasil uji Tes Kemampuan Responden (TKR) awal dan wawancara tersebut dianalisis.
Data hasil studi pendahuluan dianalisis, kemudian penulis membuat desain didaktis dan Hyphotetycal Learning Trajectory (HLT) beserta Antisipasi Didaktis Pedagogis (ADP) untuk mengatasi respons siswa yang muncul. Sebelum pengimplementasian desain didaktis, dibuat juga rancangan media pembelajaran (media denah) yang diharapkan dapat memudahkan siswa dalam memahami pembelajaran mendengarkan penjelasan petunjuk denah. Desain didaktis yang telah dibuat kemudian diimplementasikan di sekolah yang berbeda dengan SD studi pendahuluan, tetapi tetap ada pada gugus yang sama. Data hasil implementasi desain didaktis dianalisis dan dibandingkan dengan data hasil studi pendahuluan, apabila masih terdapat hambatan belajar (learning obstacle) dan kekurangan dari desain didaktis, maka dibuat desain didaktis revisi sebagai perbaikan atau penyempurnaan desain didaktis.
31
B. Lokasi dan Subjek Penelitian
Penelitian Didactical Design Research (DDR) ini dilakukan di Sekolah Dasar (SD) yang berada di wilayah gugus 3 UPTD Pendidikan Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya. Pada pelaksanaannya, subjek dalam penelitian ini terbagi dua, yaitu subjek identifikasi hambatan belajar (learning obstacle) dan subjek implementasi desain didaktis. Subjek identifikasi hambatan
belajar (learning obstacle) pada pembelajaran mendengarkan penjelasan petunjuk denah dilakukan di kelas IV semester 2 SDN 2 Singaparna dan SDN 4 Singaparna yang berlokasi di Komplek Cimanglid Desa Singaparna Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya. Sedangkan, subjek implementasi desain didaktis dilakukan di kelas IV semester 2 SDN 6 Singaparna (implementasi desain didaktis) dan SDN 8 Singaparna (implementasi desain didaktis revisi) yang berlokasi di Komplek Kewedanaan Desa Singasari Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya.
C. Sumber Data Penelitian
Sumber data penelitian dilakukan melalui purposive sampling, yakni pemilihan sumber data penelitian dengan mempertimbangkan hal-hal tertentu. Sumber data yang dipilih adalah siswa kelas IV semester 2, guru kelas IV, dan dokumen atau data-data yang dibutuhkan sebagai pelengkap data dalam penelitian. Sumber data tersebut diaharapkan dapat memberikan data yang dibutuhkan dalam penelitian.
D. Definisi Operasional Variabel Penelitian a. Desain Didaktis
Desain didaktis adalah suatu rancangan pembelajaran yang dibuat berdasarkan hambatan belajar (learning obstacle) dan respons siswa yang muncul pada saat pembelajaran untuk mengurangi hambatan belajar (learning obstacle) yang dialami siswa.
b. Media Visual
32
c. Mendengarkan
Mendengarkan adalah salah satu keterampilan berbahasa yang pertama, yakni proses mengenal dan memahami lambang-lambang lisan yang diungkapkan oleh orang lain dengan maksud untuk memperoleh informasi.
d. Denah
Denah adalah gambar yang menunjukkan letak suatu tempat yang dibuat untuk mempermudah pencarian suatu tempat.
E. Prosedur Penelitian
Prosedur atau langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu di bawah ini.
a. Permohonan izin penelitian ke SD untuk melakukan studi pendahuluan.
b. Membuat instrumen berupa pedoman pertanyaan wawancara dan Tes Kemampuan Responden Awal (TKR) awal.
c. Melakukan studi pendahuluan, yakni melakukan wawancara dan menguji cobakan Tes Kemampuan Responden (TKR) awal.
d. Menganalisis hasil wawancara dan Tes Kemampuan Responden Awal (TKR) awal untuk mengidentifikasi hambatan belajar (learning obstacle) yang dialami siswa.
e. Membuat desain didaktis berdasarkan hambatan belajar (learning obstacle) yang ditemukan.
f. Permohonan izin penelitian ke SD yang berbeda (namun masih dalam satu gugus) untuk mengimplementasikan desain didaktis yang telah dibuat.
g. Pengimplementasian desain didaktis.
h. Menganalisis data hasil implementasi desain didaktis dan membandingkan dengan data hasil studi pendahuluan.
i. Membuat desain didaktis revisi untuk lebih mengurangi hambatan belajar (learning obstacle) yang dialami siswa.
j. Menganalisis dan membandingkan keseluruhan data hasil studi pendahuluan, implementasi desain didaktis, dan implementasi desain didaktis revisi.
33
F. Teknik Pengumpulan Data
Tes, triangulasi (observasi, wawancara, studi dokumentasi), dan skala adalah teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian.
Tes dilakukan untuk memperoleh data learning obstacle terkait pembelajaran mendengarkan penjelasan petunjuk denah.
Observasi yang dilakukan adalah observasi partisipatif, dimana penulis terlibat langsung sepenuhnya terhadap apa yang dilakukan sumber data. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Sugiyono (2010, hlm. 310) bahwa “Dalam observasi ini, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian.”
Wawancara dilakukan kepada siswa kelas IV dan guru kelasnya melalui
semi-structured interview dengan menyampaikan pertanyaan pembuka lalu
dilanjutkan dengan pertanyaan-pertanyaan spesifik yang mengarah pada aspek yang hendak digali. Sugiyono (2010, hlm. 320) menyebutkan “Jenis wawancara ini sudah termasuk kategori in-depth interview, dimana pelaksanannya lebih bebas bila dibandingkan dengan wawancara terstruktur.” Sehingga, dapat diketahui bahwa melalui wawancara semistruktur ini penulis lebih leluasa mengajukan pertanyaan tentang data-data yang dibutuhkan dalam penelitian, namun tetap ada pada ruang lingkup pedoman pertanyaan yang telah dibuat sebelumnya.
Dokumentasi dalam penelitian ini, penulis mencatat peristiwa yang terjadi ketika pembelajaran juga hasil dari wawancara yang dilakukan kepada siswa dan guru. Menurut Sugiyono (2010, hlm. 329) “Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.” Dari hasil catatan atau dokumen yang diperlukan tersebut diharapkan dapat mendukung serta melengkapi data penelitian. Seperti yang diungkapkan oleh Sugiyono (2010, hlm. 329) bahwa “Studi dokumentasi merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif.”
34
nilai, sikap, minat dan perhatian, dan lain-lain yang disusun dalam bentuk pernyataan untuk dinilai oleh responden dan hasilnya dalam bentuk rentangan nilai sesuai dengan kriteria yang ditentukan.” Adapun bentuk skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala sikap. Menurut Sudjana (2006, hlm. 80) “Skala sikap digunakan untuk mengukur sikap seseorang terhadap objek tertentu. Hasilnya berupa kategori sikap, yakni mendukung (positif), menolak (negatif), dan netral.” Artinya, siswa memberikan pendapatnya baik positif, netral, maupun negatif terhadap stimulus yang diberikan oleh penulis, yakni berupa media visual (denah) yang digunakan dalam pembelajaran.
Seluruh data hasil tes, wawancara, observasi, dokumen atau data-data, dan skala kemudian dianalisis. Apabila dari data-data tersebut masih ditemukan adanya hambatan belajar (learning obstacle), maka dibuat desain didaktis revisi. Desain didaktis revisi dibuat lalu diimplementasikan sebagai penyempurnaan dari desain sebelumnya untuk lebih mengurangi bahkan menghilangkan hambatan belajar (learning obstacle) yang dialami siswa dalam pembelajaran mendengarkan penjelasan petunjuk denah.
G. Instrumen Penelitian
Peneliti adalah instrumen utama dalam penelitian kualitatif. Seperti yang diungkapkan Sugiyono (2010, hlm. 305) bahwa “Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri.”
Sesuai data yang dibutuhkan dalam penelitian, maka dibuat juga instrumen TKR (Tes Kemampuan Responden) awal untuk menggali hambatan belajar (learning obstacle) pada pembelajaran mendengarkan penjelasan petunjuk denah dan TKR (Tes Kemampuan Responden) akhir untuk mengetahui apakah hambatan belajar (learning obstacle) tersebut masih ada atau tidak. Pengembangan instrumen Tes Kemampuan Responden (TKR) dilakukan dengan validasi ahli (judgment ahli).
35
penggunaan media denah dalam pembelajaran, lembar observasi respons siswa terhadap desain didaktis yang dibuat, dan catatan lapangan.
Kemudian dibuat instrumen berupa lembar wawancara berikut pedoman pertanyaan yang sudah disiapkan sebelumnya.
Sedangkan dari studi dokumentasi, yaitu dalam bentuk data-data atau dokumen yang dibutuhkan dalam penelitian serta alat berupa kamera.
Selain itu, dibuat instrumen berupa lembar skala sikap yang akan diberikan kepada siswa untuk mengetahui respons siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan desain didaktis yang telah dibuat.
H. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang dilakukan yaitu sebelum memasuki lapangan, pada saat di lapangan, dan setelah memasuki lapangan. Teknik tersebut mengacu pada analisis model Miles dan Huberman (dalam Sugiyono, 2010, hlm. 337) yang mengungkapkan bahwa “Aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interkaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh”. Aktivitas dalam teknik analisis data dalam Sugiyono (2010, hlm. 338-345), yaitu data reduction (mengorganisir data), data display (membuat uraian terperinci), dan conclusion drawing/verification (melakukan interpretasi dan kesimpulan). Data reduction (mengorganisir data) berupa pemilihan data-data yang dibutuhkan dalam penelitian, sehingga data yang diperoleh tidak semuanya digunakan, melainkan diorganisir atau dipilih sesuai dengan kebutuan penelitian saja. Data display (membuat uraian terperinci) berupa pendeskripsian data hasil penelitian yang biasanya bersifat naratif untuk memudahkan dalam memahami kejadian di lapangan. Conclusion drawing/verification (melakukan interpretasi dan kesimpulan) adalah jawaban atas apa yang dipertanyakan pada rumusan masalah, namun kesimpulan yang dibuat harus berdasarkan data atau bukti yang mendukung.
36
187 BAB V
SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan terhadap data penelitian, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut.
Hambatan belajar (learning obstacle) yang dialami siswa pada pembelajaran mendengarkan penjelasan petunjuk denah dapat diidentifikasi dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada siswa kelas IV semester 2 di SDN 2 Singaparna dan SDN 4 Singaparna. Adapun hambatan belajar (learning obstacle) tersebut dapat dikelompokkan ke dalam tiga tipe, yaitu sebagai berikut.
Tipe 1 yaitu hambatan belajar (learning obstacle) dalam membedakan arah mata angin. Pada hambatan tipe 1 ini, siswa masih sering tertukar antara arah barat dan timur. Sehingga, penulis menjelaskan tentang arah mata angin dengan kalimat sederhana dan praktek agar lebih mudah dipahami dan dihafal oleh siswa. Tipe 2 yaitu hambatan belajar (learning obstacle) dalam menjelaskan urutan perjalanan dalam denah. Pada tipe ini, selain siswa harus mengetahui tentang arah mata angin, siswa juga harus dapat membedakan antara belok kanan dan kiri. Namun, kenyataannya siswa masih sulit dalam menentukan arah kanan dan kiri. Seringkali siswa tertukar antara belok kanan dan belok kiri pada saat menjelaskan urutan perjalanan dari satu tempat ke tempat lain dalam denah. Kemudian penulis mencoba mengetahui ketelitian siswa dalam memilih jalan terdekat melalui penyajian gambar denah yang dapat dilalui dari berbagai arah, namun masih terdapat siswa yang terkecoh dengan jalan terdekat yang harus dilewati. Akibatnya, jawaban siswa pun menjadi kurang tepat.
188
mendengarkan atau membaca penjelasan yang diberikan juga ikut mempengaruhi jawaban siswa dalam menempatkan letak suatu tempat dalam denah.
Desain didaktis dibuat berdasarkan hambatan belajar (learning obstacle) yang dialami siswa pada materi tentang denah. Selain itu, mengacu pada Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar dalam KTSP dengan tiga indikator yang dikembangkan oleh penulis. Kegiatan pembelajaran dilakukan untuk satu kali pertemuan dengan alokasi waktu 3 jam pelajaran. Desain didaktis yang dibuat memuat rancangan proses pembelajaran, media, bahan ajar, model pembelajaran, dan Hypotethycal Learning Trajectory (HLT) beserta Antisipasi Didaktis Pedagogis (ADP). HLT tersebut berupa prediksi respons siswa yang mungkin muncul saat kegiatan pembelajaran agar penulis dapat langsung mengatasi respons siswa tersebut berdasarkan antisipasi yang telah dibuat sebelumnya. Salah satu cara untuk mengurangi hambatan belajar (learning obstacle) pada pembelajaran mendengarkan penjelasan petunjuk denah ini adalah dengan membuat media visual, yaitu media denah. Media denah ini dibuat untuk mengkonkretkan pemahaman siswa dalam menjelaskan urutan perjalanan dalam denah dan membuat gambar/denah berdasarkan penjelasan. Media denah ini juga diharapkan dapat meningkatkan motivasi dan semangat belajar siswa, sehingga tujuan pembelajaran akan lebih mudah dicapai secara optimal.
189
pembelajaran mendengarkan penjelasan petunjuk denah dengan media visual sudah mampu mengurangi hambatan belajar.
Sebagai perbaikan atau penyempurnaan dari didaktis didaktis, maka selanjutnya dibuat desain didaktis revisi. Revisi dilakukan pada Hypotethycal Learning Trajectory (HLT) yang dibuat dengan pengurangan serta penambahan respons siswa disertai Antisipasi Didaktis Pedagogis (ADP). Revisi juga dilakukan pada redaksi RPP, petunjuk pada LKS, warna gambar-gambar tempat, dan keterangan teks gambar pada media denah agar siswa dapat lebih paham dan mencapai tujuan pembelajaran dengan lebih optimal.
Implementasi desain didaktis revisi dilakukan di kelas IV SDN 8 Singaparna, kegiatan pembelajaran siswa sama seperti pada implementasi desain didaktis awal. Dimulai dari pengembangan materi tentang arah mata angin, urutan perjalanan dalam denah, dan membuat gambar/denah berdasarkan penjelasan. Kegiatan dilakukan dalam diskusi kelompok dengan menggunakan media visual (media denah) yang telah direvisi. Respons yang sama ditunjukkan siswa dengan berperan aktif dan rasa semangat selama proses pembelajaran berlangsung. Hasil dari tes yang dikerjakan pun lebih baik, hal tersebut menunjukkan pemahaman siswa yang semakin meningkat serta hambatan belajar (learning obstacle) mengalami penurunan. Artinya, desain didaktis yang telah dibuat cukup berhasil karena sudah mampu mengurangi hambatan belajar (learning obstacle) pada pembelajaran mendengarkan penjelasan petunjuk denah.
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dan hasil analisis data dari studi pendahuluan, implementasi rancangan aspek-aspek didaktis, dan revisi hasil implementasi, terdapat beberapa saran yang perlu diperhatikan, diantaranya sebagai berikut.
190
2. Penggunaan benda konkret atau media pembelajaran memiliki peran yang sangat besar dalam suatu pembelajaran karena dengan media pembelajaran, guru maupun siswa akan lebih mudah dalam menyampaikan materi maupun menerima materi. Sehingga, siswa akan lebih mudah dan cepat mencapai tujuan pembelajaran.
3. Penggunaan media pembelajaran dapat dijadikan salah satu cara bagi guru untuk mengurangi hambatan belajar (learning obstacle) yang dialami siswa. 4. Penggunaan media pembelajaran harus selalu memperhatikan tujuan dan
tingkat perkembangan siswa, agar peran media lebih optimal.
5. Media pembelajaran akan lebih berperan apabila guru memahami dan menguasai penggunaan media serta mampu menyampaikan materi pembelajaran melalui media dengan cara yang kreatif dan inovatif.
191
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, A. (2013). Media Pembelajaran. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Asy’ari, Wahyudi, dan Sri, M. 2007. Ilmu Pengetahuan Sosial SD untuk Kelas III. Jakarta : Erlangga.
Departemen Pendidikan Nasional (2007). Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Tingkat SD/MI Kelas IV. Jakarta : Badan Standar Nasional Pendidikan.
Dewi, A.V. (2012). Desain Didaktis Konsep Membandingkan Bilangan Pecahan Pada Pembelajaran Matematika Kelas III Sekolah Dasar (Didactical Design Research Pembelajaran Matematika Kelas III Sekolah Dasar. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia. Tasikmalaya.
Firmansyah, Y. (2012). Desain Didaktis Konsep Operasi Perkalian Bilangan Pecahan Pada Pembelajaran Matematika Sekolah Dasar (Didactical Design Research Pembelajaran Matematika Konsep Operasi Perkalian Bilangan Pecahan di Sekolah Dasar). (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia. Tasikmalaya.
Hernawan, A.H., Badru, Z., dan Cepi, R. (2007). Media Pembelajaran Sekolah Dasar. Bandung : UPI Press.
Husamah, dan Yanuar S. (2013). Desain Pembelajaran Berbasis Pencapaian Kompetensi. Jakarta : Prestasi Pustaka.
Lidnillah, D.A.M. (2012). Design Research sebagai Model Penelitian Pendidikan. Artikel, hlm. 1 – 31.
Menteri Pendidikan (2007). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta : Badan Standar Nasional Pendidikan.
192
Resmini, N. & Tatat H. (2006). Kapita Selekta Bahasa Indonesia. Bandung: UPI Press.
Rohman, M. dan Sofan A. (2013). Strategi dan Desain Pengembangan Sistem Pembelajaran. Jakarta : Prestasi Pustaka.
Sadiman, dkk. (2012). Media Pendidikan Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Sugiyono (2010). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta.
Suryadi, D. & Tatang, S. (Tanpa tahun). Metapedadidaktik dan Didactical Design Research (DDR) dalam Implementasi Kurikulum dan Praktik Lesson Study. ..., hlm. 1-15.
Tim Instruktur Bahasa Indonesia (2013). Modul PLPG Bahasa Indonesia.
[Online]. Tersedia di :
http://sertifikasi.fkip.uns.ac.id/modul/Bhs%20Indonesia/9.%20Bahasa%20I ndonesia.pdf. Diakses 20 Desember 2013.
Utami, S.D. (2013). Pengembangan Bahan Ajar IPA Sekolah Dasar Tentang Perubahan Kenampakan Bumi Dan Benda Langit (Didactical Design Research Pembelajaran IPA di kelas IV Sekolah Dasar Gugus V Kecamatan Ciamis). (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia. Tasikmalaya.
Warsidi, E. dan Farika. (2008). Bahasa Indonesia Membuatku Cerdas untuk Kelas IV Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional.
Wismaliya, R.,dkk. (2013). Metode Desain Didaktis Research. Makalah pada UPI, Tasikmalaya.