• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KEBUTUHAN SARANA DAN PRASARANA TAMAN WISATA ALAM CURUG CILENGKRANG DI KABUPATEN BANDUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS KEBUTUHAN SARANA DAN PRASARANA TAMAN WISATA ALAM CURUG CILENGKRANG DI KABUPATEN BANDUNG."

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

No. Daftar FPIPS : 1567/UN.40.2.5.1/PL/2013

ANALISIS KEBUTUHAN SARANA DAN PRASARANA TAMAN WISATA ALAM CURUG CILENGKRANG DI KABUPATEN BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pariwisata Program Studi Manajemen Resort & Leisure.

Disusun Oleh :

Putri Restu Apriliani

0906682

PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT & LEISURE

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

ANALISIS KEBUTUHAN SARANA DAN PRASARANA TAMAN WISATA ALAM CURUG CILENGKRANG DI KABUPATEN BANDUNG

Oleh

Putri Restu Apriliani

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial.

© Putri Restu Apriliani 2013

Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

“ ANALISIS KEBUTUHAN SARANA DAN PRASARANA TAMAN WISATA ALAM CURUG CILENGKRANG DI KABUPATEN BANDUNG”

Disetujui dan disahkan oleh :

Pembimbing I

Fitri Rahmafitria, SP.,M.Si.

NIP. 19741018 200812 2 005

Pembimbing II

Meitri Hening S.P., M.

Mengetahui,

Ketua Program Studi Manajemen Resort & Leisure

Fitri Rahmafitria, SP.,M.Si.

(4)

SKRIPSI INI TELAH DIUJI PADA

Hari, Tanggal : Selasa, 4 Juni 2013

Waktu : 09.00 WIB s/d Selesai

Tempat : Gedung FPIPS Lantai II

Panitia Ujian Sidang terdiri dari :

Ketua : Prof. Dr. H. Karim Suryadi, M.Si.

NIP. 19700814 199402 1 001

Sekertaris : Fitri Rahmafitria, SP., M.Si.

NIP. 19741018 200812 2 005

Anggota : Dr. Elly Malihah, M.Si.

Dr. H. Aceng Kosasih, M. Ag

Suharto, S.pd., M.A.P

Ahmad Hidayat

Penguji : 1. Erry Sukriah, SE., M.SE.

NIP. 19791215 200812 2 002

2. AH. Galih Kusumah, S.ST., MM. NIP. 19810522 201012 1 006

(5)

“ Kejujuran adalah BAB PERTAMAdalam buku KEBIJAKSANAAN”. (Thomas jefferson)

“ Percaya pada diri sendiri adalah rahasia utama untuk mencapai sukses”. ( Emerson)

“ Ada tiga hal yang dimulai tanpa diketahui kapan akan berakhir ; revolusi, karier, cinta”.

(Max Ophuels)

“ Kurang cerdas dapat diperbaiki dengan belajar, kurang cakap dapat diperbaiki dengan pengalaman, tetapi kurang jujur payah memperbaikinya”.

(Bung Hatta)

“ Tiap-tiap sesuatu yang berharga bagi kehidupan, senantiasa meminta perjuangan”.

(6)

LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan skripsi yang berjudul

“Analisis Kebutuhan Sarana dan Prasarana Taman Wisata Alam Curug Cilengkrang

di Kabupaten Bandung” Sepenuhnya merupakan karya saya sendiri. Tidak ada

didalamnya yang merupakan plagiat dari hasil karya orang lain. Saya tidak melakukan

penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika yang tidak

berlaku dalam masyarakatdan bidang keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung

resiko ataupun sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila dikemudian hari ditemukan

adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, ataupun ada klaim dari

pihak lain terhadap keaslian dari karya saya ini.

Bandung, Mei 2013

Pembuat Pernyataan,

Putri Restu Apriliani

(7)

KATA PENGANTAR

Indonesia kaya akan keanekaragaman hayati terlengkap dan tersebar luas.

Tersebarnya sumber daya alam di Indonesia berpotensi untuk dijadikan suatu

kawasan wisata alam. Salah satunya adalah Curug Cilengkrang di Kabupaten

Bandung. Dalam suatu kawasan wisata alam terdapat sarana dan prasarana yang

mendukung terjadinya kegiatan kepariwisataan. Kondisi sarana dan prasarana di

kawasan wisata ini masih sangat minim, sehingga perlu dilakukan penelitian lebih

mendalam guna pengembangan sarana dan prasarana di kawasan tersebut.

Karya tulis akhir ini yang berjudul “ Analisis Kebutuhan Sarana dan

Prasarana Taman Wisata Alam Curug Cilengkrang di Kabupaten Bandung”.

Maksud dan tujuan dalam penulisan skripsi ini adalah untuk memberikan gambaran

tentang sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk dibangun di Taman Wisata

Alam Curug Cilengkrang dengan berorientasi pada keinginan/preferensi wisatawan

dan disesuaikan dengan kondisi lahan.

Terhitung mulai bulan April 2012 sampai dengan September 2012. Selain

itu skripsi ini juga dibuat sebagai salah satu persyaratan akademik program studi

Strata I Manajemen Resort dan Leisure.

Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang

banyak membantu dalam penyelesaian skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat menjadi

inspirasi untuk mengembangkan dunia pariwisata khususnya.

Bandung, Mei 2013

(8)

UCAPAN TERIMAKASIH

Dengan kesadaran yang penuh, Penulis yakin bahwa skripsi ini tidak akan

terwujud tanpa bantuan dari sejumlah pihak yang membantu dalam memberikan

bantuan baik moril maupun materil. Pada Kesempatan ini penulis ingin

menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang

turut membantu selama penyusunan skripsi ini, ucapan terima kasih penulis

ditujukan untuk :

1. Bapak Prof. Dr. H. Sunaryo Kartadinata, M. Pd, selaku rektor

Universitas Pendidikan Indonesia.

2. Prof. Dr. H. Karim Suryadi, M.si. selaku Dekan Fakultas Ilmu

Pengetahuan sosial Universitas Pendidikan Indonesia.

3. Ibu Fitri Rahmafitria, SP.,M.Si selaku dosen pembimbing I, atas

bimbingan yang selalu diberikan selama penyusunan skripsi ini.

4. Ibu Meitri Hening Daluarti, ST., M.T. selaku dosen pembimbing II,

atas bimbingan yang selalu diberikan selama penyusunan skripsi ini.

5. Bapak AH. Galih Kusumah, S.ST., MM. yang telah menyempatkan

waktunya memberikan masukan- masukan terhadap penyusunan

skripsi ini.

6. Bapak Rahmat dan Bapak Garnadi, terimakasih telah membantu

proses administrasi.

7. Semua dosen-dosen dan staf Manajemen Resort dan Leisure yang

telah memberikan ilmunya yang sangat bermanfaat selama ini.

8. Pihak Perhutani yang telah membantu dan memberikan data yang

(9)

9. Orang tua tercinta Bpk. Odjat Sudradjat dan Ibu. Heni Sri Mulyani

atas segala doa dan nasehat-nasehat serta dukungan moril juga materi

selama penyusunan skripsi ini.

10. Kakak Tercinta (Wendy, Vivi, Yosef, Rubi) yang telah memberikan

dukungan spirit untuk selalu berusaha kepada penulis.

11. M.I.Zada.Faizullah.Arifin yang selalu memberikan support dalam

menyelesaikan skripsi ini.

12. Sahabat sekaligus kakak tercinta Septian Sopari Rais dan Alm.

Muhammad Azzam, terimakasih untuk semuanya.

13. Sahabat-Sahabat tercinta ( Udkhiyah, Fentri, Dara, Septi, Dea,

Kartika, Lis tuti, Rengganis, Ragil, Gina ) we are the one.

14. Teman-teman yang telah menemani dalam penyusunan skripsi ini (

Bpk. Asep, Asep Nendi dan Komunitas Aleut, Gian Fahmi, Rio

Alfian, Febbi, Feni) yang selalu memberikan dukungan spiritnya.

15. Teman-Teman MRL’09 yang telah bersama-sama berjuang untuk

menunjukan yang terbaik.

16. Semua pihak yang telah turut serta memberikan bantuan kepada

penulis dalam menyelesaikan skripsi.

Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca, dan dapat

dijadikan tambahan ilmu yang di masa yang akan datang. Penulis memohon maaf

yang sebesar-besarnya apabila ada kesalahan dalam penulisan skripsi ini.

Bandung, Mei 2013

(10)

ANALISIS KEBUTUHAN SARANA DAN PRASARANA TAMAN WISATA ALAM CURUG CILENGKRANG DI KABUPATEN BANDUNG

ABSTRAK

Oleh :

Putri Restu Apriliani

0906682

Sarana dan prasarana merupakan salah satu faktor penting yang sangat menunjang pertumbuhan industri pariwisata. Sarana dan prasarana harus ada dalam suatu kawasan wisata untuk menciptakan kepuasan wisatawan. Hal yang sama berlaku juga di Taman Wisata Alam Curug Cilengkrang, suatu kawasan wisata yang masih alami dan belum banyak diketahui oleh masyarakat, selain itu kondisi sarana dan prasarana yang belum memadai. Sarana dan prasarana dapat menjadi salah satu penunjang agar daya tarik wisata di kawasan ini diminati oleh wisatawan. Karena apabila sarana dan prasarana tidak dikembangkan dengan baik berakibat berkurangnya minat wisatawan untuk berkunjung. Dalam hal ini pengembangan sarana dan prasarana harus lebih ditingkatkan di Taman Wisata Alam Curug Cilengkrang.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriftif dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Dengan menggunakan metode ini, maka dapat diperoleh deskripsi mengenai gambaran sarana dan prasarana di Taman Wisata Alam Curug Cilengkrang, selain itu dapat diketahui persepsi dan preferensi wisatawan terhadap sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk dibangun di kawasan ini. Selain itu peneliti juga melakukan studi kepustakaan serta observasi lapangan dalam pengumpulan data.

Hasil penelitian menunjukan positif bahwa wisatawan setuju untuk dibangunnya sarana dan prasarana yang sesuai dan dibutuhkan di Taman Wisata Curug Cilengkrang dengan menyesuaikan pada kondisi lahan yang ada digambarkan pada zonasi.

(11)

SUPERSTRUCTURE AND INFRASTRUCTURE ANALYSIS NEEDED OF CILENGKRANG WATERFALL AND NATURAL PARK IN BANDUNG

DISTRICT

ABSTRACT

By :

Putri Restu Apriliani

0906682

Superstructure and infrastructure are one of important factor supporting the growth of the tourism industry. Superstructure and infrastructure must be exist in tourism place for creating a tourist satisfaction. And this is applied to Cilengkrang waterfall and Natural park. One of tourism destination which is still nature and has not been known by tourists yet. And also have not completed of facilities. Superstructure and infrastructure can be one of supporting factor to make a tourist attraction in this area. Because if the superstructure and infrastructure are not to be developed as well, resulting decrease in tourists to visit. In this case the development of superstructure and infrastructure should be improved in the Natural Park waterfall Cilengkrang.

This research uses descriptive quantitative and qualitative research methods. By using this method, we can obtain an overview description of the facilities and infrastructure in the Natural Park Cilengkrang waterfall, but it can be known tourist perceptions and preferences of the facilities and infrastructure needed to be built in this area. In addition, researchers also did library research and field observations in the data collection.

The results showed that the positive traveler agrees to construction of facilities and infrastructure are appropriate and necessary in Yosemite waterfall Cilengkrang Travel by adjusting the conditions of the land is depicted on the zoning.

(12)

DAFTAR ISI

ABSTRAK………. i

KATA PENGANTAR……….. iii

UCAPAN TERIMAKASIH………. iv

DAFTAR ISI………. vi

DAFTAR TABEL………... ix

DAFTAR GAMBAR……….... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah……… 1

B. Identifikasi Masalah……….. 5

C. Tujuan Penelitian………... 6

D. Manfaat Penelitian……….... 6

E. Definisi Operasional……….. 7

F. Sistematika Penelitian……… 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka……….. 1. Pariwisata……… 10

a. Pariwisata Alam……….. 13

b. Taman Wisata Alam………... 13

c. Wisata Alam……… 13

2. Definisi Analisis……….. 14

(13)

a. Daya Tarik Wisata……….. 18

4. Definisi Prasarana………. 23

5. Zonasi..………. 27

a. Peraturan Standarisasi Pengusahaan Kawasan Wisata Alam.. 32

B. Kerangka Berfikir……… 35

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi………. 36

B. Desain Penelitian……… 37

1. Metode Penelitian………. 37

2. Operasionalisasi Variabel………. 38

C. Populasi, Sampel dan Teknik Sampel…..………... 39

1. Populasi………. 39

2. Sampel……….. 39

3. Teknik Pengumpulan Sampel………... 40

D. Instrumen Penelitian……… 41

E. Alat Pengumpul Data……….. 41

F. Teknik Pengumpul Data………. 41

G. Analisis Data………... 42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Taman Wisata Alam Curug Cilengkrang………… 1. Letak Geografis……….. 46

2. Sejarah Singkat Gunung Manglayang……… 46

3. Kondisi Fisik Kawasan……….. 47

4. Kondisi Sosial……….... 49

(14)

C. Analisis Profil Responden………. 55

D. Fasilitas Wisata yang ada di TWA Curug Cilengkrang……… 65

1. Observasi Lapangan……… 65

2. Analisis Persepsi dan Preferensi Wisatawan……….. 71

E. Analisis Kesesuaian Lahan……… 94

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan……… 105

B. Saran………. 106

DAFTAR PUSTAKA……….... 108

LAMPIRAN-LAMPIRAN

(15)

DAFTAR TABEL

Tabel Hal

1.1 Jumlah Kunjungan Wisatawan Tahun 2011………..………... 4

2.1 Risiko Kepariwisataan atas Kelestarian Lingkungan……….. 13

2.2 Definisi Sarana Menurut Para Ahli……… 15

2.3 Fasilitas Khusus……… 23

2.4 Definisi Prasarana Menurut Para Ahli……….. 23

2.5 Classificaton system zone………. 27

2.6 Karakteristik Kawasan Wisata……….. 32

3.1 Operasional Variabel..……… 41

3.2 Tabel Skala Likert……….. 43

3.3 Kelas Kemiringan Lereng……….………….. 45

4.1 Wisatawan Berdasarkan Asal atau Domisili………. 56

4.2 Wisatawan Berdasarkan Jenis Kelamin……… 57

4.3 Wisatawan Berdasarkan Kelompok Umur……….. 57

4.4 Wisatawan Berdasarkan Pendidika Terakhir………. 58

(16)

4.6 Wisatawan Berdasarkan Jenis Pekerjaan……… 61

4.7 Wisatawan Berdasarkan Lama Kunjungan………. 61

4.8 Wisatawan Berdasarkan Alat Transportasi yang Digunakan………... 62

4.9 Wisatawan Berdasarkan Frekuensi Kunjungan………. 63

4.10 Wisatawan Berdasarkan Sumber Informasi……… 64

4.11 Alternatif Jawaban berdasarkan Skala Likert……… 71

4.12 Frekuensi Penilaian Wisatawan Terhadap Sarana dan Prasarana………... 73

4.13 Kesimpulan Penilaian Persepsi Wisatawan Terhadap Sarana dan Prasarana………. 83

(17)

DAFTAR GAMBAR

Gambar

2.1 Zonasi……….. 29

3.1 Peta Lokasi Curug Cilengkrang………..…. 36

3.2 Gambar Teknik Pengumpulan Sampel...……… 40

4.1 Gambar Lokasi Curug Batu Peti………... 50

4.2 Gambar Lokasi Curug Papak……… 51

4.3 Gambar Lokasi Curug Penganten……… 51

4.4 Gambar Lokasi Curug Kacapi……….. 52

4.5 Gambar Lokasi Curug Leknan………. 53

4.6 Gambar Lokasi Curug Dampit………. 53

4.7 Gambar Loket Karcis………. 65

4.8 Gambar Bale Peristirahatan……….. 66

4.9 Gambar Area yang Digunakan Untuk Perkemahan……… 67

4.10 Gambar Warung Kecil di Kawasan……….. 67

4.11 Gambar Akses Menuju Kawasan Curug Cilengkrang……… 68

(18)

Gambar Hal

4.13 Peta Zonasi Kawasan……… 94

(19)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia adalah negara kepulauan yang terdiri dari ribuan

pulau-pulau kecil yang merupakan Negara Maritim. Selain itu Indonesia

memiliki potensi Megabiodiversity karena memiliki keanekaragaman

hayati terlengkap di dunia. Banyak potensi-potensi wisata yang tersebar di

seluruh kepulauan Indonesia yang dapat diperhitungkan daya tariknya

yang cukup mendunia, tetapi tidak sedikit juga potensi pariwisata yang

memiliki daya tarik yang tinggi tetapi belum diketahui oleh masyarakat

luas atau belum dikembangkan dengan baik. Padahal, dilihat dari

potensi-potensi pariwisata yang tersebar luas di Indonesia itu merupakan suatu

peluang bagi Pemerintah atau stakeholder lainnya untuk mengembangkan

kawasan tersebut. Bahkan peluang ini akan memperbaiki perekonomian di

suatu daerah atau Negara, sebagai berikut : meningkatkan lapangan

pekerjaan, meningkatkan pendapatan daerah, meningkatkan pendapatan

nasional, dan memperkenalkan lebih banyak potensi pariwisata Indonesia

di mata Internasional.

Potensi pariwisata di Indonesia memiliki keanekaragaman mulai

dari wisata budaya, wisata religi, wisata agro, wisata belanja, wisata

olahraga, wisata rekreasi, wisata ziarah, wisata bahari, dan wisata alam.

Masing-masing memiliki daya tarik tersendiri untuk mempengaruhi minat

wisatawan berkunjung.

Indonesia yang merupakan negara maritim, sebagian besar

kepulauan, sehingga tersebar luas pegunungan dan hutan yang masih

alami. Kawasan pegunungan dan hutan memiliki potensi yang dapat

(20)

2

Wisata Alam adalah wisata dengan obyek Alam. Obyek gunung

yang tinggi, gua, sungai yang deras, tebing terjal. Pada umumnya peminat

obyek ini adalah para remaja dan petualang (Samsuridjal, 1997:24).

Daerah yang memiliki potensi pariwisata alam di Provinsi Jawa Barat

adalah salah satunya di Kabupaten Bandung. Kabupaten Bandung adalah

sebuah kabupaten di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Kabupaten Bandung

terdiri atas 31 kecamatan, yang dibagi lagi menjadi 277 desa dan

kelurahan (pasca-pemekaran). Pusat pemerintahan terletak di Kecamatan

Soreang. Sebagian besar wilayah Kabupaten Bandung adalah pegunungan.

Di antara puncak-puncaknya adalah: Sebelah utara terdapat Gunung Bukit

Unggul, sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Purwakarta adalah

Gunung Tangkubanperahu, di selatan terdapat Gunung Patuha (2.334 m),

Gunung Malabar (2.321 m), serta Gunung Papandayan (2.262 m) dan

Gunung Guntur (2.249 m), kedua-duanya di perbatasan dengan Kabupaten

Garut. Sedangkan sebelah timur terdapat Gunung Manglayang (1.817 m)

yang merupakan Kabupaten Bandung di bagian Timur. Di kabupaten

Bandung banyak tersebar kawasan wisata alam diantaranya : Gunung

Tangkuban Perahu, Taman Hutan Raya Ir.H.Djuanda, Kawah Putih, Situ

Patenggan juga berapa kawasan wisata alam di Kabupaten Bandung

bagian timur.

Kabupaten Bandung bagian Timur terdiri atas wilayah

Cilengkrang, Cibiru, Cinunuk, dan Cileunyi. Di Kabupaten Bandung

bagian Timur terdapat kawasan pendakian sekaligus menjadi kawasan

wisata, diantaranya : Palintang, Batu Kuda, Kiara Payung, Curug

Cilengkrang. Salah satu kawasan wisata tepatnya di wilayah Cilengkrang,

Kecamatan Cibiru, terdapat kawasan yang mempunyai potensi wisata

tetapi masih belum dilirik pengembangannya oleh pemerintah, pengelola

maupun masyarakat sekitar yaitu Taman Wisata Alam Curug Cilengkrang.

Taman Wisata Alam Curug Cilengkrang berlokasi di Desa

(21)

3

sepanjang aliran Sungai Cihampelas. Sungai ini mengikuti alur lembah

Gunung Manglayang dari utara ke selatan. Formasi bebatuan di sepanjang

aliran sungai membentuk enam air terjun dengan ketinggian bervariasi,

yaitu 3-10 meter. Oleh warga setempat air terjun itu pun diberi nama, yaitu

Curug Batupeti, Curug Papak, Curug Panganten, Curug Kacapi, Curug

Leknan, dan Curug Dampit. Untuk mencapai kawasan wisata Curug

Cilengkrang dimulai dari Jln. AH Nasution ±1km sebelah timur alun-alun

Ujung Berung atau 1km sebelah barat bundaran Cibiru. Lokasi dapat

dituju melalui Jl.Cilengkrang dan jarak menuju kawasan Curug

Cilengkrang ± 5 km.

Di kawasan Curug Cilengkrang ini selain dapat menikmati enam

air terjun juga wisatawan dapat melihat pemandangan alam khas

pegunungan, seperti hutan pinus dan hutan lindung dengan pepohonan

yang tumbuh liar dan “meraksasa” di dalamnya. Di kawasan ini juga terdapat air jernih yang mengalir di sepanjang Sungai Cihampelas. Air

jernih yang menjadi sumber air bersih bagi masyarakat sekitar.

Kawasan Curug Cilengkrang dikelola oleh Perhutani KPH

Bandung Utara dan Asper/KBKPH Manglayang Barat, juga dibantu oleh

masyarakat setempat. Kawasan wisata Curug Cilengkrang dibuka pada

tahun 2003, sejak saat itu kawasan ini dinamakan “ Taman Wisata Alam

Curug Cilengkrang” - “Gema Manglayang” yang memiliki potensi untuk dijadikan Kawasan wisata di Kabupaten Bandung.

Berkaitan dengan banyaknya kawasan yang tentunya memiliki

potensi wisata di kota maupun kabupaten, salah satunya kawasan wisata

Curug Cilengkrang lah yang belum terjamah oleh banyak masyarakat luas.

Menurut hasil observasi dan wawancara, Masyarakat masih banyak yang

belum mengetahui kawasan tersebut merupakan kawasan wisata, karena

dilihat dari kondisi fisik pada saat ini, kawasan ini terlihat seperti hutan

(22)

4

secara umum. Selain itu lokasi Curug Cilengkrang masih sulit untuk

dijangkau karena akses menuju kawasan tersebut masih belum ada

peningkatan, perangkutan untuk menuju ke kawasan Curug Cilengkrang

hanya ada 1 transportasi umum, Selain itu fasilitas sekitar kawasan wisata

tersebut belum memadai, dilihat dari beberapa faktor sarana dan prasarana,

diantaranya : akomodasi tidak ada, hanya ada 1 warung makanan yang

disediakan, dan beberapa prasarana tentunya dibutuhkan untuk kawasan

wisata, pengadaanya masih sangat minim. Hal tersebut apabila

pihak-pihak terkait tidak ada upaya dalam pengembangan, kawasan Curug

Cilengkrang akan semakin tidak diminati dan akan mengurangi kunjungan

wisatawan dari tahun ke tahun, selain itu pada akhirnya akan

menghilangkan potensi yang ada.

Tabel 1.1

Jumlah Kunjungan Wisatawan

Tahun Jumlah Kunjungan

2008 2320

2009 1792

2010 4670

2011 5120

Sumber : Perhutani Asper/KBKPH Manglayang Barat

Dari tabel di atas bisa kita lihat jumlah kunjungan wisatawan di

Taman Wisata Alam Curug Cilengkrang dalam empat tahun terakhir

mengalami peningkatan, walaupun di tahun 2009 mengalami penurunan.

Wisatawan mulai mengenal kawasan Curug Cilengkrang sebagai salah

satu kawasan yang cukup berpotensi di Kabupaten Bandung, menurut hasil

wawancara kepada tokoh masyarakat, ini merupakan peluang bagi

pengelola untuk meningkatkan kualitas kawasan wisata agar semakin

(23)

5

tujuan wisata yang berpotensi yaitu salah satunya dilakukan analisis untuk

pengembangan dari segi sarana dan prasarana dari berbagai aspek oleh

pemerintah daerah, pengelola dan masyarakat sekitar kawasan Curug

Cilengkrang untuk mengetahui bagaimana sarana dan prasarana yang

sesuai. Karena dalam rangka mengembangkan industri pariwisata modern,

peranan sarana dan prasarana sudah merupakan keharusan

(Warpani, 2007:96). Hal tersebut akan memudahkan wisatawan dalam

proses berwisata. Selain itu, agar kawasan Curug Cilengkrang dapat

dikatakan layak sebagai daya tarik wisata dan dapat bersaing dengan

kawasan wisata lainnya. Di samping itu juga bertujuan agar Curug

Cilengkrang menjadi salah satu kawasan wisata alam yang berkelanjutan.

Berdasarkan pemikiran tersebut, timbul keinginan penulis untuk

melakukan penelitian lebih mengenai sarana dan prasarana yang

dibutuhkan secara internal di Kawasan Curug Cilengkrang sehingga

skripsi ini diberi judul :

“Analisis Kebutuhan Sarana dan Prasarana Taman Wisata Alam Curug Cilengkrang di Kabupaten Bandung“

B. Identifikasi Masalah

Untuk menjadikan kawasan sebagai kawasan wisata yang terkenal

dan diminati oleh wisatawan, pada dasarnya kawasan tersebut harus

memiliki suatu potensi yang dapat menjadikan daya tarik tersendiri. Untuk

memanfaatkan potensi yang ada dapat dilakukan dengan analisis lebih

lanjut, salah satunya adalah analisis sarana dan prasarana dikawasan

wisata tersebut, khususnya di kawasan wisata alam seperti Curug

Cilengkrang, harus dianalisis guna mengetahui bagaimana kondisi sarana

dan prasarana yang ada yang nantinya akan dikembangkan dan

pengembangannya disesuaikan kondisi fisik kawasan dan keinginan

(24)

6

berbagai pihak dan membutuhkan waktu yang tidak sebentar, selain itu

dibutuhkan kerjasama dengan pihak-pihak terkait.

Berdasarkan uraian di atas, maka dalam penelitian ini diidentifikasi

beberapa permasalahan yang berkaitan dengan sarana dan prasarana Curug

Cilengkrang, yaitu:

1. Bagaimana sarana dan prasarana yang ada di taman wisata alam Curug

Cilengkrang berdasarkan kondisi lapangan dan tanggapan wisatawan?

2. Sarana dan prasarana seperti apa yang sesuai untuk taman wisata alam

Curug Cilengkrang disesuaikan dengan zonasi?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Untuk memperoleh gambaran tentang sarana dan prasarana apa saja

yang ada di taman wisata alam curug cilengkrang juga menganalisis

bagaimana tanggapan wisatawan mengenai sarana dan prasarana di

kawasan tersebut, juga apa saja yang dibutuhkan wisatawan.

2. Untuk mengidentifikasi bagaimana sarana dan prasarana yang sesuai di

taman wisata alam Curug Cilengkrang yang berorientasi pada

kebutuhan wisatawan dan disesuaikan dengan zonasi (fungsi lahan).

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Manfaat bagi PERHUTANI

a. Memberikan hasil analisis bagaimana sarana dan

prasarana yang ada dan yang harus dikembangkan di

(25)

7

b. Memberikan saran bagaimana mengembangkan sarana

dan prasarana Curug Cilengkrang sebagai kawasan

wisata alam guna menjadikan kawasan ini menjadi

kawasan wisata yang lebih baik.

c. Menjadi bahan pertimbangan untuk lebih meningkatkan

upaya peningkatan sarana dan prasarana kawasan

wisata Curug Cilengkrang dimasa mendatang.

2. Manfaat bagi Kawasan wisata

a. Memberikan saran agar kawasan wisata Curug

Cilengkrang dapat dikatakan layak sebagai kawasan

wisata alam.

b. Memberikan gambaran sarana dan prasarana yang ada

dan yang harus dikembangkan.

3. Manfaat Bagi Penulis

a. Dapat mempelajari lebih mendalam mengenai

pengembangan sarana dan prasarana untuk kawasan

wisata.

b. Dapat menjadi sarana dan hasil nyata pengaplikasian

ilmu yang telah diperoleh selama kuliah.

E. Definisi Operasional

1. Analisis Kebutuhan

Analisis merupakan suatu kegiatan berfikir untuk menguraikan

sebuah masalah yang menyeluruh menjadi beberapa bagian. Sehingga

diketahui ciri-ciri dari setiap bagian/komponen serta fungsinya yang

dapat menghasilkan kesimpulan (Kommarudin, 2001).

Dalam penelitian ini penulis menganalisis masalah yang ada di

(26)

8

terhadap kondisi sarana dan prasarana yang ada. Hal tersebut guna

menghasilkan kesimpulan berupa sarana dan prasarana apa saja yang

sesuai untuk dikembangkan di Taman wisata alam Curug Cilengkrang.

2. Sarana dan Prasarana

Sarana dan Prasarana adalah segala fasilitas yang langsung

maupun tidak langsung yang dapat dimanfaatkan untuk suatu kegiatan

di dalam kawasan ( Warpani, 2007:98).

Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan sarana dan prasarana yaitu

segala fasilitas wisata yang dapat digunakan oleh wisatawan untuk

kegiatan wisata selama berada di Taman Wisata Alam Curug

Cilengkrang.

3. Taman Wisata Alam

Taman wisata alam adalah Kawasan pelestarian alam yang

fungsinya untuk kegiatan pariwisata atau digunakan untuk rekreasi

alam.

Dalam penelitian ini kawasan yang dijadikan lokasi untuk

penelitian merupakan suatu kawasan pelestarian alam yang digunakan

untuk rekreasi, yaitu Taman Wisata Alam Curug Cilengkrang di

Kabupaten Bandung.

F. Sistematika Penulisan

BAB 1 PENDAHULUAN

Berisikan latar belakang masalah, identifikasi masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penelitian.

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA

(27)

9

Tinjauan pustaka merupakan kerangka teori yang membahas

tentang teori-teori yang berhubungan dengan masalah yang dibahas

sebagai acuan dalam melakukan penelitian dan melakukan analisa

terhadap hasil penelitian.

BAB 3 METODE PENELITIAN

Berisikan tentang penjabaran yang rinci mengenai metode

penelitian, analisis dan pembahasan atas data dan informasi yang

didapatkan selama penulisan skripsi ini. Analisis dan pembahasan

dilandasi oleh teori dan konsep dan interpretasi dari pengembangan

teori yang sudah ada. Termasuk beberapa komponen, seperti :

Lokasi penelitian, populasi dan sampel, metode penelitian, definisi

operasional, instrument penelitian, jenis metode penelitian, alat

analisis data, teknik pengumpulan data, analisis data.

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Berisikan tentang gambaran umum lokasi fisik taman wisata alam

Curug Cilengkrang, sarana dan prasarana yang ada di kawasan

wisata tersebut. Selain itu pada bab ini juga akan dibahas mengenai

strategi pengembangan sarana dan prasarana yang ideal di kawasan

wisata tersebut, sesuai dengan hasil wawancara dan observasi, juga

hasil dari pembahasan dan analisis data penelitian.

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

Berisikan penafsiran kesimpulan atas analisis dan pembahasan

yang telah diuraikan oleh peneliti, beserta saran yang mungkin

dapat berguna bagi para pembaca dari hasil keterbatasan penelitian

(28)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi

(29)

37

Penelitian ini mengambil lokasi di Taman Wisata Alam Curug

Cilengkrang, Desa Cilengkrang, Kecamatan Cibiru, Kabupaten Bandung,

Provinsi Jawa Barat. Kawasan ini berada di bukit Gunung Manglayang

pada ketinggian 1.817 m di atas permukaan laut (Perhutani,2011), dan

berada di sebelah timur laut Kota Bandung.

Untuk mencapai kawasan wisata Curug Cilengkrang dimulai dari

Jln. AH Nasution ±1km sebelah timur alun-alun Ujung Berung atau 1 km

sebelah barat bundaran Cibiru. Lokasi dapat dituju melalui Jl.Cilengkrang

1 atau 2 dan Jarak menuju kawasan Curug Cilengkrang ± 5 km. Alat

transportasi umum untuk menuju ke jln. AH.Nasution (Ujung Berung)

adalah Cicaheum-Cileunyi, setelah itu dapat dituju dengan menggunakan

transportasi umum ojek hingga kawasan Curug Cilengkrang, karena jalan

ini tidak bisa dilalui oleh kendaraan-kendaraan besar seperti bus

pariwisata. Disepanjang jalan menuju kawasan akan dijumpai

pemukiman-pemukiman penduduk dan lahan yang digunakan masyarakat untuk

bercocok tanam juga beternak. Sebelum sampai lokasi Curug Cilengkrang

pengunjung harus melewati jalan yang cukup terjal dengan kondisi jalan

dipenuhi bebatuan, dan ada beberapa jalan yang masih licin, oleh karena

itu pengunjung harus lebih berhati-hati. Kiri-Kanan jalan terdapat hutan

yang masih alami dengan pepohonan jati yang lebat dan juga jurang yang

cukup terjal. Tetapi disepanjang jalan dapat dilihat pemandangan Kota

Bandung dari ketinggian.

B. Desain Penelitian

1. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian

Deskriptif. Menurut Sugiyono (2011:35), jenis penelitian deskriptif

adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel

mandiri, baik satu variabel atau lebih tanpa membuat perbandingan,

(30)

38

Menurut Wardiyanta (2006:5), jenis penelitian deskriptif adalah

penelitian yang bertujuan membuat deskripsi atas suatu fenomena

sosial/alam secara sistematis, faktual, dan akurat.

Penulis menggunakan jenis penelitian deskriftif kualitatif dengan

menyimpulkan berdasarkan data, observasi, dan teori untuk

menjelaskan gambaran tentang kondisi sarana dan prasarana di taman

wisata alam Curug Cilengkrang. Tujuannya untuk menjelaskan

bagaimana sarana dan prasarana yang sesuai untuk taman wisata alam

Curug Cilengkrang berdasarkan pada kebutuhan wisatawan.

[image:30.595.118.519.154.754.2]

2. Operasionalisasi Variabel

Tabel 3.1

Operasional Variabel

Variabel Sub Variabel Indikator Skala

Sarana Akomodasi  Kondisi Bangunan

 Kelayakan

 Kesesuaian

Ordinal

Ordinal

Ordinal

Rumah Makan  Frekuensi

 Kesesuaian

 Kondisi Bangunan

Ordinal

Ordinal

Ordinal

Atraksi Wisata  Something to see

 Something to do

 Something to buy

Ordinal

Ordinal

Ordinal

Prasarana Aksesibilitas  Kondisi Jalan

 Frekuensi angkutan

Ordinal

Ordinal

Utilitas  Kebersihan

 Frekuensi

Ordinal

Ordinal

(31)

39

C. Populasi, sampel, dan teknik sampel.

1. Populasi

Populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas :

obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya (Sugiyono,2011:80).

Populasi yang akan diteliti dalam penelitian ini guna mengetahui

banyaknya wisatawan yang mengunjungi kawasan Curug Cilengkrang

yang nantinya akan diambil sampel untuk menganalisis tanggapan

wisatawan terhadap sarana dan prasarana di Curug Cilengrkang. Populasi

yang diteliti adalah seluruh pengunjung yang mengunjungi taman wisata

alam Curug Cilengkrang pada tahun 2011.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi tersebut (Sugiyono,2011:81).

Dalam penelitian ini yang dijadikan sampel adalah beberapa

pengunjung di kawasan curug cilengkrang.

Untuk menentukan berapa besar jumlah sampel sebagai wakil

populasi, peneliti menggunakan pedoman Rumus Slovin (dalam Cunsuelo

G. Savella, 1993). Rumus Slovin untuk menentukan ukuran sampel

sebagai berikut:

n = N

1+N (e)2

Keterangan: n = ukuran sampel

N = ukuran populasi

(32)

40

Disini penulis menghitung jumlah sampel berdasarkan data yang

didapat dari Perhutani Asper/KBKPH Manglayang Barat. Data terakhir

jumlah wisatawan tahun 2011 adalah 5120, Jadi jumlah sampel yang

diambil adalah :

Dari hasil perhitungan di atas, didapat 98,08 orang yang

dibulatkan menjadi 98 orang untuk dijadikan sampel oleh penulis.

2.1Teknik Pengumpulan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini

adalah probability sampling. Menurut Sugiyono (2011: 218) Probability

sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang

yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi

anggota sampel. Cara pengambilannya menggunakan simple random

[image:32.595.120.512.205.717.2]

sampling yaitu secara acak.

Gambar 3.2 Teknik sampel secara Random Populasi

Homogen

relative

(33)

41

Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan probability sampling,

yaitu pemilihan sampel untuk menjadi responden pada penelitian ini

adalah setiap pengunjung yang dijumpai di kawasan wisata alam Curug

Cilengkrang memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi

sampel.

D. Instrumen penelitian

Alat/ instrumen yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini

adalah pedoman wawancara, dimana peneliti mewawancarai pihak-pihak

terkait di Taman Wisata Alam Curug Cilengkrang. Untuk mengambil data

yang berupa gambar kondisi sarana dan prasarana di lapangan digunakan

alat kamera digital, dan lembar kuisoner/ angket yang disebarkan pada

sebagian pengunjung yang dijadikan sampel di kawasan tersebut.

E. Alat Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini untuk mengumpulkan data berupa

gambar-gambar kawasan, sarana dan prasarana di kawasan tersebut, penulis

menggunakan alat kamera digital Nikon Coolpix 14mp dan Laptop.

F. Teknik Pengumpulan Data

Dalam Penelitian ini untuk mengumpulkan data, penulis

menggunakan teknik penelitian sebagai berikut:

1. Observasi Lapangan

Teknik Observasi lapangan dilakukan oleh peneliti untuk mendapatkan

gambaran umum mengenai kondisi kawasan yang akan diteliti, dimana

penelitiakan melakukan observasi terhadap variable-variabel yang ada

di lokasi penelitian.

2. Wawancara

[image:33.595.116.515.226.705.2]
(34)

data-42

penelitian ini peneliti melakukan wawancara kepada pihak pengelola

yaitu PERHUTANI Unit III KPH Bandung Utara, juga kepada pihak

yang bertanggung jawab terhadap kawasan disana.

3. Studi Literatur

Studi Literatur digunakan sebagai pengumpulan data untuk

mendapatkan informasi literature mengenai pengembangan

kepariwisataan, Sarana dan Prasarana kepariwisataan dan data-data

lain yang berkaitan dengan judul skripsi dengan cara mempelajari

buku, jurnal, website, dan lainnya.

4. Kuesioner

Kuesioner/angket biasa digunakan untuk mengetahui berbagai

informasi yang dibutuhkan guna menunjang keberhasilan suatu

penelitian. Biasanya didalam kuesioner diajukan beberapa pertanyaan

terkait dengan informasi yang kita butuhkan dalam penelitian. Dalam

penelitian ini penulis menyebarkan kuesioner kepada pengunjung

kawasan wisata Curug Cilengkrang guna mendapatkan informasi yang

dibutuhkan dalam penelitian ini.

G. Analisis Data

Analisis pengolahan data dilakukan dengan menggunakan metode

analisis deskriptif kualitatif. Menurut Sugiyono (2011:35), Penelitian

deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai

variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih tanpa membuat

perbandingan, atau menghubungkan dengan variabel yang lain. Kegiatan

menganalisis data ini terdiri dari :

(35)

43

Pada tahap ini Peneliti melakukan kegiatan berupa pengecekan

identitas responden berupa nama, umur, tempat tinggal, dan kelengkapan

identitas lain dari responden, setelah itu memeriksa isi instrumen pengisian

data, dan mengecek isian data.

2. Tahap Tabulasi

Kegiatan ini merupakan kegiatan mengelompokkan data ke dalam

tabel frekuensi dalam rangka mempermudah kegiatan menganalisa.

Kegiatan tabulasi dalam hal ini meliputi : Coding data dan scoring. Coding

yaitu pembahasan kode untuk setiap data yang telah diedit. Sedangkan

scoring adalah pemberian skor terhadap jawaban responden untuk

memperoleh data kuantitatif yang diperlukan dengan menggunakan teknik

skala likert untuk menentukan skor. Pengolahan dilakukan dengan

Pengkategorian ke dalam garis kontinum yang dinyatakan dalam bentuk

persentase (%) maksimum, yang diolah dari perhitungan skala Likert.

Tabel 3.2

Skala Likert

Pernyataan Nilai

Sangat Setuju/Selalu/Sangat Baik 5

Setuju/Sering/Baik 4

Ragu-Ragu/ Kadang/ Cukup 3

Tidak Setuju/Hampir Tidak Pernah/Kurang Baik 2

Sangat Tidak Setuju/ Tidak Pernah/ Sangat Tidak Baik 1

Skala Likert (Likert Scale) didesain untuk menelaah seberapa kuat

subjek setuju atau tidak setuju dengan pernyataan pada skala 5 titik dengan

[image:35.595.119.517.229.626.2]
(36)

44

dengan menyediakan lima pilihan jawaban dan masing-masing jawaban

memiliki skor 1- 5.

Perhitungan garis kontinum :

1. Nilai Indeks Minimum ( Terendah ) : 98 x 1 = 98

2. Nilai Tertinggi Maksimum (Tertinggi ): 98 x 5 = 490

3. Jarak Interval / Renta : (Nilai Maksimum – Nilai Minimum) : 5

490-98 = 392

392 / 5 = 78,4

S.Buruk Buruk Cukup Baik S.Baik

Contoh Berdasarkan perhitungan :

Maka = (5x0)+(4x6)+(3x17)+(2x50)+(1x25)

= 200, Berada di skor 2 yang berarti buruk.

Keterangan :

Skor 1 : nilai 98 – 176,4 dengan kesimpulan sangat buruk.

Skor 2 : nilai 177,4 – 254,8 dengan kesimpulan buruk.

Skor 3 : nilai 255,8 – 333,2 dengan kesimpulan cukup.

Skor 4 : nilai 334,2 – 411,6 dengan kesimpulan baik.

Skor 5 : nilai 412,6 – 490 dengan kesimpulan sangat baik.

Setelah didapatkan hasil dari pengolahan dengan menggunakan

skala likert dan dihitung kedalam garis kontinum, maka hasil pengolahan

(37)

45

data mengenai preferensi wisatawan akan di analisis kembali dengan

analisis kesesuaian lahan menggunakan zonasi :

[image:37.595.117.517.203.637.2]

Berikut syarat kesesuaian lahan/ Kemiringan lereng :

Tabel 3.3 Kelas Kemiringan Lereng dan Nilai Skor

Kemiringan Lereng

KELAS KEMIRINGAN ( % ) KLASIFIKASI

I 0 – 8 Datar

II > 8 – 15 Landai

III >15 – 25 Agak Curam

IV > 25 – 45 Curam

V > 45 Sangat Curam

Sumber : Pedoman Penyusunan Pola Rehabilitasi Lahan dan Konservasi Tanah, 1986.

3. Tahap Penerapan Data

Hasil dari kegiatan tabulasi kemudian dianalisis dan disajikan

dalam bentuk deskriptif dengan tujuan mendeskripsikan hasil penelitian

agar dapat dimengerti tidak hanya oleh peneliti tapi juga bagi siapapun

(38)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil pengolahan data, berikut akan dipaparkan

kesimpulan tentang temuan selama penelitian. Di akhir bab juga akan

disampaikan saran-saran untuk mengembangkan penelitian lebih lanjut.

A. Kesimpulan

1. Menurut hasil observasi di lapangan, sarana dan prasarana yanga da di

Taman Wisata Alam Curug Cilengkrang masih sangat minim, dimana

sarana akomodasi hanya ada perkemahan di kawasan tersebut, selain

itu hanya ada satu warung makanan, loket karcis yang kondisinya

cukup buruk, satu toilet, lahan parkir yang sempit, beberapa tempat

duduk bambu. Namun di kawasan ini kaya akan air bersih, karena

merupakan sumber mata air bagi masyarakat. Untuk mendapatkan

penilaian juga dari wisatawan, dengan menyebarkan kuesioner dan

didapatkan hasil bahwawisatawan banyak memberikan penilaian yang

buruk terhadap sarana dan prasarana di Taman Wisata ini. Penilaian

buruk diberikan untuk ketersediaan listrik di kawasan, kondisi

bangunan loket karcis, kondisi shelter di area kawasan, bangunan

warung makanan, kebersihan toilet, lahan parkir, dan papan petunjuk

arah. Sedangkan penilaian baik, wisatawan memberikan penilaian

terhadap sarana dan prasarana pada ketersediaan air bersih dan area

perkemahan. Dan Setelah dilakukan survey lapangan dan menganalisis

kuesioner, didapat hasil penilaian mengenai preferensi/keinginan

wisatawan untuk dibangunnya sarana dan prasarana yang dibutuhkan

di Taman Wisata Alam Curug Cilengkrang, dapat disimpulkan

keinginan wisatawan untuk dibangunnya Saung bambu dan bale

(39)

106

area kawasan, toilet, perluasan lahan parkir, jalan setapak diubah

menjadi batu kerikil. Selain itu wisatawan menginginkan diadakannya

atraksi wisata di kawasan ini seperti Wisata Hutan, wisata agro (agro

forest), outbond, area piknik, arena climbing, Walking track, playing

ground, dibangun menara pandang untuk menikmati view kota

Bandung dari ketinggian.

2. Sarana dan prasarana yang sesuai dibangun di Taman Wisata Alam

Curug Cilengkrang sesuai dengan preferensi wisatawan dan kesesuaian

lahan dengan zonasi, didapat kesimpulan diantaranya : dibangunnya

saung dan bale terbuka dengan syarat bangunan tersebut tidak

permanen atau berbahan dasar kayu ataupun bambu, karena kondisi

lahan tidak landai melainkan agak curam, dibangun warung-warung

makanan disekitaran area kawasan, penambahan toilet, mushola,

tempat duduk yang berbahan dasar bambu di area kawasan, dibuat

beberapa papan-papan informasi dan penunjuk jalan di seluruh

kawasan Taman Wisata Alam Curug Cilengkrang, perluasan lahan

parkir dengan memanfaatkan lahan kosong diluar kawasan, jalan

setapak disekitar kawasan dibuat dengan batu-batu kerikil guna

keamanan wisatawan agar jalan setapak tidak licin, pos shelter, pos

kesehatan (P3K), pos keamanan. Selain itu atraksi yang sesuai dengan

kondisi lahan di Taman wisata ini dengan tidak merusak pelestarian

alamnya, diantaranya : Wisata hutan, yaitu menelusuri hutan sampai

pada puncak gunung Manglayang, Walking track, arena Outbond,

climbing, area piknik, wisata agro (Agro Forestry), dibangunnya

menara pandang untuk menikmati view Kota Bandung dari ketinggian.

B. Saran

(40)

107

dengan harapan dapat memberikan manfaat dan menjadi masukan bagi

pihak PERHUTANI, Pengelola kawasan, dan pihak-pihak lainnya guna

meningkatkan kualitas sarana dan prasarana di Taman Wisata Alam Curug

Cilengkrang adalah sebagai berikut :

1. Dilihat dari kondisi taman wisata Curug Cilengkrang sekarang

ini masih belum banyak dikunjungi oleh wisatawan, sebab

tidak banyak pula yang dapat dilakukan dan dinikmati oleh

wisatawan pada saat berkunjung ke kawasan wisata ini. Oleh

karena itu untuk meningkatkan kualitas kawasan wisata agar

menimbulkan daya tarik bagi wisatawan, sebaiknya

ditingkatkan dari segi pengembangan sarana dan prasarana

wisata, seperti dibangun beberapa sarana yang sesuai dan

dibutuhkan untuk kawasan wisata, diantaranya: akomodasi,

rumah makan dll. Juga ditambahkan atraksi-atraksi wisata yang

dapat dilakukan oleh wisatawan.

2. Melengkapi atau menambah beberapa prasarana yang kurang

dan dibutuhkan oleh wisatawan, seperti : pos-pos keamanan

dan kesehatan, papan informasi, mushola, penambahan toilet,

kursi-kursi bambu di sekitar kawasan, tempat sampah, lahan

parkir, dll.

3. Peningkatan kualitas pelayanan para petugas kawasan wisata

terhadap wisatawan salah satu faktor penting yang harus

diperhatikan, guna terpenuhi keinginan juga kepuasan

wisatawan. Selain itu juga pengamanan yang harus lebih

ditingkatkan karena dapat dilihat dari lokasi kawasan yang

tergolong kawasan wisata berupa pegunungan yang berbaur

dengan alam, memiliki tebing-tebing yang curam dan belum

banyak terjamah oleh wisatawan , sehingga memiliki resiko

(41)

DAFTAR PUSTAKA

Ahira. A. (2012). Pengertian dan Definisi Analisis. [online]. Tersedia: http://www.anneahira.com/pengertian-analisis.htm [02 November 2012]

Bagyono. (2005). Pengetahuan dasar pariwisata dan Perhotelan. Alfabeta:Bandung.

Darsoprajitno, S. (2002). Ekologi Pariwisata. Penerbit Angkasa:Bandung.

Departemen Kehutanan. (2002). Informasi Umum Kehutanan. [Online]. Tersedia:http://www.dephut.go.id/Halaman/Bukubuku/2002/InfKhtn_ 02.PDF [18 Mei 2012]

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Barat. (2012). Implementasi Standarisasi ODTW ungulan Jawa Barat. Disbudpar:Bandung.

Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Pelestarian Alam. (1997). Sarana dan Prasarana Pengusahaan Pariwisata Alam Di Kawasan Pelestarian Alam. Departemen Kehutanan: Jakarta.

Douglass, R.W. (2000). Forest Recreation.Waveland Press inc:United states of America.

Fandeli, Chafid. (2002). Perencanaan kepariwisataan alam. Fakultas kehutanan universitas Gadjah Mada:Yogyakarta.

Furqon. (2001). Statistika Terapan dalam Penelitian. [Online]. Tersedia :

http://www.tkplb.org/documents/etraining%20-%20KTI/analisisdata.pdf [27 Maret 2012]

Gelgel, I.P. (2006). Industri Pariwisata Dalam Globalisasi Perdagangan Jasa. Reflika Aditama:Bandung.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia. [2010]. Pengusahaan Pariwisata Alam Di Suaka Marga Satwa, Taman Nasional, Taman Hutan Raya, dan Taman Wisata Alam. [Online]. Tersedia :

(42)

110

Pitana, I.G. (2005). Sosiologi Pariwisata. Penerbit Andi: Yogyakarta.

Presiden Republik Indonesia. (2012). Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya. [Online]. Tersedia: http://www.indofire.org/pdf/3_UU_No._5_th_90_1.pdf [07 Novermber 2012]

Presiden Republik Indonesia. (2012). Penataan Ruang. [online]. Tersedia: www.slideshare.net/perencanakota/uu-no-26th2007 [06 Juni 2013]

Purnomo, B. (2012). Klasifikasi Kemiringan Lereng. [online]. Tersedia:http://pinterdw.blogspot.com/2012/03/klasifikasikemiringan-lereng.html [ 6 september 2012]

Sugiarto dan Sulatiningrum. (1996). Pengantar Akomodasi dan Restoran.

Gramedia Pustaka Utama:Jakarta.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Alfabetha: Bandung.

Suwantoro, G. (2004). Dasar-Dasar Pariwisata. Andi:Yogyakarta.

Warpani, Suwardjoko P. (2007). Pariwisata dalam tata ruang wilayah. Penerbit ITB: Bandung.

Yoeti, O.A. (1996). Pengantar Ilmu Pariwisata. Penerbit Angkasa:Bandung.

www.wisatanesia.com/2010/06/curug-cilengkrang.html [15Februari2012]

http://www.bandungtourism.com/[15 Februari 2012]

www.wisatanesia.com/2010/06/curug-cilengkrang.html [15Februari2012]

http://www.bandungtourism.com/[15 Februari 2012]

Gambar

Tabel
Gambar 2.1  Zonasi…………………………………………………………………………..     29
Gambaran Sarana dan Prasarana pada Zonasi…………………………….       97
Tabel 1.1 Jumlah Kunjungan Wisatawan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: kondisi sarana dan prasarana di Taman Kanak-kanak YWKA Yogyakarta. Hal ini ditujukan agar pihak sekolah dapat mengetahui kondisi sarana

Maka dari itu penelitian ini di fokuskan pada Strategi Pengembangan Prasarana Dan sarana Objek Wisata Bahari Pulau Sembilan di Kabupaten Sinjai yang juga di maksudkan agar

PENGARUH PERSEPSI WISATAWAN TERHADAP PERILAKU VANDALISME DI TAMAN WISATA ALAM SITU PATENGGANG..

Tujuan dari peneltian ini adalah : (1) Mengetahui potensi wisata di Wana Wisata Curug Cipendok (2) Mengetahui daya dukung fungsi lindung di Wana Wisata Curug

Hasil analisis prasarana dan sarana pariwisata di Kecamatan Kaidipang Kabupaten Bolaang Mongondow Utara berdasarkan analisis skala likert diperoleh bahwa kebutuhan prasarana

a) Kekuatan prasarana dan sarana objek wisata Candi Padang Roco adalah:sudah tersedia jalan menuju objek wisata, aksesibilitas yang mudah jika dibangun jembatan,

Skripsi ini berjudul “Pengaruh Daya Tarik Objek Wisata, Event-event dan Sarana Prasarana Terhadap Jumlah Pengunjung Wisata Pada Kabupaten Bangka Barat”, dengan

Taman wisata alam memiliki 3 objek utama yaitu sumber air panas, kolam pemandian air panas dan gudang hebarium serta adanya sarana dan prasarana pendukung lainnya yang masih memerlukan