PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, LEVERAGE,
DAN AKTIVITAS TERHADAP PERINGKAT SUKUK
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Akuntansi
Disusun Oleh: KUMITA ARY FHUSPHA
NIM. 1001249
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, LEVERAGE,
DAN AKTIVITAS TERHADAP PERINGKAT SUKUK
Oleh
Kumita Ary Fhuspha
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana pada Program Studi Akuntansi Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
© Kumita Ary Fhuspha 2014
Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2014
Hak Cipta dilindungi Undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,
DAN AKTIVITAS TERHADAP PERINGKAT SUKUK
SKRIPSI
Disusun Oleh:
Kumita Ary Fhuspha 1001249
Telah disetujui oleh:
Pembimbing
Elis Mediawati, S.Pd.,SE.,M.Si NIP. 19820123 200501 2 002
Mengetahui,
Ketua Program Studi Akuntansi
iv
Kumita Ary Fuspha, 2014
Pengaruh profitabilitas, likuidistas, leverage dan aktivitas terhadap perangkat sukuk Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
v
Kumita Ary Fuspha, 2014
Pengaruh profitabilitas, likuidistas, leverage dan aktivitas terhadap perangkat sukuk Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2.1.1.2.3 Kaidah Fiqih ... 14
2.1.1.2.4 Pendapat Ulama ... 15
2.1.1.2.5 Undang-undang Sukuk ... 15
2.1.1.3 Karakteristik Sukuk ... 16
2.1.1.4 Jenis-jenis Sukuk ... 16
2.1.1.5 Pihak-pihak yang Terlibat dalam Penerbitan Sukuk ... 18
2.1.1.6 Penggunaan Underlying Asset ... 18
2.1.1.7 Sharia Compliance ... 19
2.1.1.8 Perbandingan Sukuk dan Obligasi Konvensional ... 19
2.1.2 Peringkat Sukuk (Obligasi Syariah) ... 20
2.1.3 Analisis Laporan Keuangan ... 25
2.1.3.1 Pengertian Analisis Laporan Keuangan ... 25
2.1.3.2 Teknik Analisis Laporan Keuangan ... 25
2.1.3.3 Rasio Keuangan sebagai Alat Analisis ... 26
2.1.4 Faktor-faktor yang Berpengaruh Terhadap Peringkat Sukuk ... 28
2.1.4.1 Profitabilitas ... 30
2.1.4.2 Likuiditas ... 32
2.1.4.3 Leverage ... 33
2.1.4.4 Aktivitas ... 34
2.1.5 Hubungan Variabel Independen dengan Peringkat Sukuk ... 35
2.2 Penelitian Terdahulu ... 39
2.3 Kerangka Berpikir ... 42
2.4 Hipotesis ... 49
vi
Kumita Ary Fuspha, 2014
Pengaruh profitabilitas, likuidistas, leverage dan aktivitas terhadap perangkat sukuk Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.1 Objek Penelitian ... 50
3.2 Metodelogi Penelitian ... 50
3.2.1 Desain Penelitian ... 50
3.2.2 Definisi dan Operasional Variabel ... 52
3.2.2.1 Definisi Variabel ... 52
3.2.2.2 Operasional Variabel ... 56
3.2.3 Populasi dan Sampel Penelitian ... 57
3.2.3.1 Populasi ... 57
3.2.3.1 Sampel Penelitian ... 58
3.2.4 Teknik Pengumpulan Data ... 59
3.2.5 Rancangan Analisis Data dan Rancangan Pengujian Hipotesis ... 59
3.2.5.1 Rancangan Analisis Data ... 59
3.2.5.2 Analisis Deskriptif ... 61
3.2.5.3 Rancangan Pengujian Hipotesis ... 63
3.2.5.2.1 Penentuan Hipotesis ... 63
3.2.5.2.2 Ordinal Logistic Regression ... 64
3.2.5.2.3 Uji Signifikansi ... 65
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 68
4.1.1 Tinjauan Umum tentang Subjek Penelitian ... 68
4.1.1.1 Bursa Efek Indonesia (BEI) ... 68
4.1.1.1.1 Sejarah Bursa Efek Indonesia ... 68
4.1.1.1.2 Visi Misi Bursa Efek Indonesia ... 70
4.1.1.1.3 Struktur Organisasi Bursa Efek Indonesia ... 70
vii
Kumita Ary Fuspha, 2014
Pengaruh profitabilitas, likuidistas, leverage dan aktivitas terhadap perangkat sukuk Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4.1.1.2 PT Pemeringkat Efek Indonesia (PT Pefindo) ...
... 73
4.1.1.2.1 Company Profile ... 73
4.1.1.2.2 Struktur Organisasi PT Pefindo ... 75
4.1.1.2.3 Persyaratan Umum Pemeringkat PT Pefindo ... 75
4.1.2 Deskripsi Data Variabel yang Diteliti ... 76
4.1.2.1 Profitabilitas ... 76
4.1.3.1 Model Fitting Information ... 84
4.1.3.2 Uji Goodness of Fit ... 86
4.1.3.3 Uji Pseudo R-Square ... 87
4.1.3.4 Uji Parallel Lines ... 87
4.1.3.5 Menguji Koefisien Regresi ... 88
4.2 Pembahasan ... 91
4.2.1 Pengaruh Rasio Profitabilitas terhadap Peringkat Sukuk ... 91
4.2.2 Pengaruh Rasio Likuiditas terhadap Peringkat Sukuk ... 94
4.2.3 Pengaruh Rasio Leverage terhadap Peringkat Sukuk ... 96
4.2.4 Pengaruh Rasio Aktivitas terhadap Peringkat Sukuk .... 98
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 100
viii
Kumita Ary Fuspha, 2014
Pengaruh profitabilitas, likuidistas, leverage dan aktivitas terhadap perangkat sukuk Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ix
Kumita Ary Fuspha, 2014
Pengaruh profitabilitas, likuidistas, leverage dan aktivitas terhadap perangkat sukuk Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ... 48
Gambar 2.2 Paradigma Penelitian ... 49
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Bursa Efek Indonesia ... 71
x
Kumita Ary Fuspha, 2014
Pengaruh profitabilitas, likuidistas, leverage dan aktivitas terhadap perangkat sukuk Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Peringkat Sukuk Outstanding Tahun 2011-2013 ... 4
Tabel 1.2 Peringkat Perusahaan dan Instrumen Utang PT Berlian Laju Tanker Tahun 2005-2012 ... 5
Tabel 2.1 Perbandingan Sukuk dengan Obligasi Konvensional ... 20
Tabel 2.2 Arti Peringkat Obligasi Pefindo ... 22
Tabel 2.3 Penelitian Terdahulu ... 39
Tabel 3.1 Operasional Variabel ... 56
Tabel 3.2 Daftar Perusahaan Penerbit Sukuk Tahun 2011-2013 ... 58
Tabel 4.1 Perkembangan Pasar Modal di Indonesia ... 69
Tabel 4.2 Rasio Profitabilitas Perusahaan Penerbit Sukuk Tahun 2011-2013 ... 77
Tabel 4.3 Rasio Likuiditas Perusahaan Penerbit Sukuk Tahun 2011-2013 ... 78
Tabel 4.4 Rasio Leverage Perusahaan Penerbit Sukuk Tahun 2011-2013 .... 80
Tabel 4.5 Rasio Aktivitas Perusahaan Penerbit Sukuk Tahun 2011-2013 .... 81
Tabel 4.6 Sukuk Outstanding Tahun 2011-2013 ... 83
Tabel 4.7 Model Fitting Information ... 85
Tabel 4.8 Goodness of Fit ... 86
Tabel 4.9 Pseudo R-Square ... 87
Tabel 4.10 Test of Parallel Lines ... 88
xi
Kumita Ary Fuspha, 2014
Pengaruh profitabilitas, likuidistas, leverage dan aktivitas terhadap perangkat sukuk Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Data Populasi dan Sampel Penelitian
Lampiran 2 Perhitungan Exel Rasio Keuangan
Lampiran 3 Peringkat Sukuk
Lampiran 4 Perhitungan SPSS Ordinal Logistic Regression
1
Kumita Ary Fuspha, 2014
Pengaruh profitabilitas, likuidistas, leverage dan aktivitas terhadap perangkat sukuk Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Industri keuangan syariah termasuk industri yang baru berkembang di
Indonesia dalam beberapa tahun belakangan ini. Namun meski baru,
perkembangan industri syariah termasuk cukup pesat. Industri keuangan syariah
tidak hanya terfokus pada perbankan dan multifinance saja namun juga sudah
mulai merambat ke pasar modal. Industri pasar modal syariah secara umum sama
dengan industri pasar modal konvensional. Salah satu instrumen keuangan syariah
yang terdapat di pasar modal syariah adalah sukuk.
Secara prinsip, sukuk adalah obligasi yang dikeluarkan oleh emiten yang
baik bisnis maupun laporan keuangannya memenuhi ketentuan syariah. Sukuk
juga dikenal dengan istilah obligasi syariah. Sama seperti obligasi konvensional,
penerbit sukuk bisa Negara juga bisa perusahaan. Penerbitan sukuk memiliki
tujuan yang sama seperti obligasi konvensional yaitu sebagai salah satu sumber
pendanaan bagi penerbitnya yaitu Negara maupun perusahaan. Sukuk memiliki
perbedaan mendasar jika dibandingkan dengan obligasi konvensional, dimana
dalam penerbitannya sukuk harus memiliki asset yang jelas sebagai jaminan
(underlying asset) dan nilai sukuk yang diterbitkan tidak boleh melebihi nilai asset
Seperti halnya investasi pada saham maupun efek lainnya, sukuk juga
memiliki peluang risiko, salah satunya ialah default risk, yaitu peluang dimana
emiten akan mengalami kondisi tidak mampu memenuhi kewajiban keuangannya
(gagal bayar) atau dengan kata lain risiko tidak terbayarnya imbalan bagi hasil dan
pokok kewajiban. Untuk menghindari risiko tersebut investor harus
memperhatikan beberapa hal, salah satunya adalah peringkat sukuk perusahaan
emiten.
Pentingnya peringkat sukuk ini juga diperkuat dengan adanya revisi
peraturan Bapepam-LK nomor IX.C.11 lampiran keputusan Bapepam-LK Nomor
KEP-712/BL/2012 tentang Pemeringkatan Efek Bersifat Utang dan Sukuk. yang
menyatakan bahwa setiap penerbitan sukuk wajib disertai pemeringkatan efek.
Selain itu, Presiden Direktur PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo), Ronald T.
Andi Kasim, menjelaskan bahwa pemeringkatan sukuk sangat diperlukan untuk
mencerminkan kemampuan emiten memenuhi kewajibannya.
Peringkat (rating) merupakan salah satu variabel yang diperhatikan oleh
investor ketika memutuskan untuk melakukan investasi pada sebuah perusahaan.
Informasi yang terkandung dalam peringkat akan menunjukan sejauh mana
kemampuan suatu perusahaan untuk membayar kewajibannya atas dana yang
diinvestasikan oleh investor. Perusahaan yang memiliki peringkat yang tinggi,
biasanya lebih disukai oleh investor dibandingkan dengan perusahaan yang
3
Peringkat sukuk diberikan oleh agen pemeringkat yang independen,
objektif, dan dapat dipercaya. Investor dapat menilai tingkat keamanan suatu
sukuk dan kredibilitas sukuk berdasarkan informasi yang diperoleh dari lembaga
pemeringkat. Lembaga pemeringkat yang terbesar dan terkenal di dunia adalah
Moody’s dan Standard & Poor’s. Sedangkan di Indonesia terdapat lembaga
pemeringkat sekuritas utang yaitu PT. Pefindo (Pemeringkat Efek Indonesia).
Pemeringkatan efek tersebut dilakukan untuk memperkirakan kemampuan dari
penerbit sukuk untuk membayar imbalan bagi hasil dan pokok kewajiban
berdasarkan analisis keuangan dan kemampuan membayar kredit. Semakin tinggi
peringkat yang diperoleh, maka hal tersebut menunjukan tingginya kemampuan
penerbit sukuk untuk membayar kewajibannya.
Berdasarkan tujuan penerbitannya, sukuk dan obligasi konvensional tidak
jauh berbeda. Sehingga dalam hal pemeringkatan pun tidak jauh berbeda pula.
Peringkat obligasi menyatakan skala risiko atau tingkat keamanan suatu obligasi
diterbitkan. Foster (Linandarini: 2010) menyatakan bahwa peringkat obligasi
merupakan sarana pengawasan aktivitas manajemen. Lebih lanjut, Raharja dan
Sari (Linandarini: 2010) mengungkapkan bahwa peringkat obligasi ini penting
karena peringkat tersebut memberikan pernyataan yang informatif dan
memberikan sinyal tentang probabilitas kegagalan utang suatu perusahaan. Proses
pemeringkatan berguna untuk menilai kinerja perusahaan dari berbagai faktor
yang secara langsung maupun tidak langsung berhubungan dengan keuangan
perusahaan. Berdasarkan informasi peringkat sukuk atau pun obligasi, investor
sukuk atau obligasi tersebut. Peringkat sukuk dan obligasi yang diberikan oleh
lembaga pemeringkat dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu investment grade
(AAA, AA, A, dan BBB) dan non-invesmnet grade (BB, B, CCC, dan D). Berikut
ini ditampilkan peringkat sukuk perusahaan yang beredar tahun 2011-2013 yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Tabel 1.1
Peringkat Sukuk Outstanding Tahun 2011-2013
No Perusahaan Rating
5
Terdapat suatu kasus yang terjadi pada tahun 2012 lalu, yang berkenaan
dengan peringkat sukuk, yaitu sebuah perusahaan pelayaran nasional, PT Berlian
Laju Tanker (BLT) dinyatakan default (gagal bayar). Menurut Theo
Lekatompessy, Presiden Direktur PT Humpuss Intermoda Trasportasi Tbk,
perusahaan ini termasuk tiga besar dalam bisnis perkapalan tanah air. Selain besar
di dalam Negeri, Berlian Tanker juga disebut-sebut sebagai operator armada kapal
tanker kimia ketiga terbesar di dunia. Hal ini ditandai dengan pengakuisisian
Chembulk Tankers LLC pada 12 Oktober 2007. Namun ternyata sebagaimana
yang dilangsir dalam Majalah Bisnis Indonesia (2012) pada 25 Januari 2012 BLT
tiba-tiba menyatakan kondisi gagal bayar untuk sejumlah instrumen utang,
termasuk sukuk. Pefindo sebagai lembaga pemeringkat perusahaan dan efek yang
memberikan peringkat perusahaan dan efek terhadap BLT pun menurunkan
peringkat perusahaan dan efek perusahaan ini. (diakses melalui www.bisnis.com
[16 Juni 2014])
Tabel 1.2
Peringkat Instrumen Utang PT Berlian Laju Tanker Tahun 2005-2012
Berdasarkan grafik perkembangan peringkat perusahaan BLT dan efeknya
di atas, dapat diketahui bahwa perusahaan tersebut mengalami penurunan
peringkat sampai mencapai ke level terendah, padahal perusahaan ini dijuluki
sebagai operator armada kapal tanker kimia ketiga terbesar di dunia. Hal ini
menimbulkan pertanyaan apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi peringkat
sukuk.
Banyak faktor yang mempengaruhi lembaga pemeringkat dalam
melakukan pemeringkatan sukuk. Namun, Belkaoui (Brigham dan Houston, 2013)
menyatakan bahwa lembaga pemeringkat secara konsisten telah menyatakan
bahwa tidak ada rumus akurat yang digunakan dalam menentukan peringkat
sebuah perusahaan. Lembaga pemeringkat menggunakan berbagai faktor untuk
menilai dan memberikan peringkat sukuk perusahaan. Salah satu faktor yang
digunakan oleh lembaga pemeringkat adalah informasi akuntansi yang tersedia.
Informasi ini diberikan dalam bentuk laporan keuangan perusahaan.
Karena sukuk memiliki fungsi yang sama dengan obligasi, maka dalam hal
pemeringkatan pun tidak jauh berbeda. Terdapat dua faktor yang mempengaruhi
peringkat obligasi yaitu faktor kualitatif dan faktor kuantitatif. Faktor kuantitatif
yaitu dilihat dari rasio profitabilitas, rasio likuiditas, rasio leverage, dan rasio
aktivitas. Semakin baik rasionya semakin tinggi peringkatnya. Faktor kualitatif
yaitu faktor lingkungan hidup, provisi penjamin, stabilitas, regulasi dan lain
7
Arthur, et al (2011: 237) juga mengemukakan faktor-faktor yang dijadikan
dasar dalam menyusun peringkat obligasi, yaitu: proporsi modal terhadap utang
perusahaan, tingkat profitabilitas perusahaan, tingkat kemampuan perusahaan
dalam mendapatkan pendapatan, besar kecilnya perusahaan dan jumlah pinjaman
subordinari yang ditarik perusahaan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi peringkat obligasi sangat beragam.
Sejumlah penelitian mengenai peringkat obligasi sudah cukup banyak. Namun,
penelitian serupa mengenai peringkat sukuk cukup sulit ditemukan. Beberapa
penelitian yang dapat ditemukan menguji faktor kuantitatif yaitu dengan
menggunakan rasio-rasio keuangan dan faktor kualitatif yang dapat memprediksi
peringkat obligasi dan sukuk di Indonesia. Namun berdasarkan beberapa
penelitian tersebut ditemukan hasil empiris yang berbeda.
Hal ini kemudian memotivasi peneliti untuk melakukan penelitian
mengenai pemeringkatan sukuk dengan menggunakan rasio-rasio keuangan yang
didasarkan pada laporan keuangan perusahaan, dengan anggapan bahwa laporan
keuangan perusahaan lebih menggambarkan kondisi perusahaan. Menurut Kapla
dan Urwitz (Linandarini: 2010). Analisis laporan keuangan yang berupa analisa
rasio keuangan dan perhitungan statistika dapat dipergunakan untuk mendeteksi
under or overvalue suatu sekuritas. Inilah yang menjadi dasar pemilihan variabel
dalam penelitian ini.
Pada penelitian ini digunakan empat rasio keuangan yaitu: profitabilitas,
dengan menggunakan Return on Asset. Menurut penelitian Arundina dan Omar
(2010), Murcia et al (2014), Adams et al (2000), Afiani (2013), serta Aliansyah
dan Dahlan (2013) menemukan bukti empiris bahwa rasio keuangan yang diukur
dengan ROA berpengaruh terhadap variabel peringkat sukuk. Sementara pada
penelitian Sudaryanti et al (2011), Almilia dan Devi (2007), serta Pandutama
(2012) menemukan bukti empiris bahwa ROA tidak berpengaruh terhadap
peringkat sukuk.
Likuiditas dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan current ratio.
Menurut penelitian Adams et al (2000), Afiani (2013), Almilia dan Devi (2007),
serta Febriani et al menemukan bukti empiris bahwa rasio keuangan yang diukur
dengan current ratio berpengaruh terhadap variabel peringkat sukuk. Sementara
pada penelitian Arundina dan Omar (2010), Sudaryanti et al (2011), Aliansyah
dan Dahlan (2013), serta Purwaningsih (2013) menemukan bukti empiris bahwa
curret ratio tidak berpengaruh terhadap peringkat sukuk.
Leverage dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan Debt to Equity
Ratio. Menurut penelitian Murcia et al (2014) dan Adams et al (2000)
menemukan bukti empiris bahwa leverage berpengaruh terhadap peringkat
obligasi. Sedangkan penelitian Arundina dan Omar (2010), Sudaryanti et al,
Afiani (2013), Aliansyah dan Dahlan (2013), Purwaningsih (2013), Almilia dan
Devi (2007), Pandutama (2012), dan Febriani et al menemukan bukti empiris
bahwa rasio keuangan yang diukur dengan debt to equity ratio tidak berpengaruh
9
Rasio Aktivitas dalam penelitin ini diukur dengan menggunakan Total
Asset Turn Over. Menurut Horrigen (Afiani, 2013), rasio aktivitas berpengaruh
positif terhadap credit rating, Sementara menurut penelitian Afiani (2013) ratio
keuangan yang diukur dengan total asset turn over tidak berpengaruh terhadap
variabel peringkat sukuk.
Beragamnya hasil penelitian dan ketidakkonsistenan hasil penelitian di
atas menjadi latar belakang untuk dilakukannya penelitian kembali mengenai rasio
keuangan yang berpengaruh terhadap peringkat sukuk. Namun ada beberapa hal
yang membedakan penelitian ini dengan sebelumnya yaitu periode penelitian dan
variabel yang digunakan. Periode penelitian ini tahun 2011-2013, sedangkan
variabel yang digunakan adalah rasio profitabilitas, likuiditas, leverage, dan
aktivitas.
Berdasarkan uraian tersebut di atas maka dalam penulisan penelitian ini
mengambil judul “Pengaruh profitabilitas, likuiditas, leverage, dan aktivitas terhadap peringkat sukuk”
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang penelitian di atas, dapat dirumuskan
beberapa permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana rasio profitabilatas, likuiditas, leverage, dan aktivitas
pada perusahaan penerbit sukuk yang terdaftar di BEI?
2. Bagaimana peringkat sukuk yang diperoleh oleh perusahaan
3. Bagaimana pengaruh profitabilitas terhadap peringkat sukuk pada
perusahaan penerbit sukuk yang terdaftar di BEI?
4. Bagaimana pengaruh likuiditas terhadap peringkat sukuk pada
perusahaan penerbit sukuk yang terdaftar di BEI?
5. Bagaimana pengaruh leverage terhadap peringkat sukuk pada
perusahaan penerbit sukuk yang terdaftar di BEI?
6. Bagaimana pengaruh aktivitas terhadap peringkat sukuk pada
perusahaan penerbit sukuk yang terdaftar di BEI?
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memecahkan rumusan masalah
yang dikemukan, yaitu:
1. Mengetahui rasio profitabilatas, likuiditas, leverage, dan aktivitas
pada perusahaan penerbit sukuk yang terdaftar di BEI
2. Mengetahui peringkat sukuk yang diperoleh oleh perusahaan
penerbit sukuk yang terdaftar di BEI
3. Mengetahui pengaruh profitabilitas terhadap peringkat sukuk pada
perusahaan penerbit sukuk yang terdaftar di BEI
4. Mengetahui pengaruh likuiditas terhadap peringkat sukuk pada
perusahaan penerbit sukuk yang terdaftar di BEI
5. Mengetahui pengaruh leverage terhadap peringkat sukuk pada
11
6. Mengetahui pengaruh aktivitas terhadap peringkat sukuk pada
perusahaan penerbit sukuk yang terdaftar di BEI
1.4. Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Teoritis
Kegunaan atau manfaat teoritis dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Dijadikan referensi bagi peneliti selanjutnya untuk meneliti lebih
lanjut khususnya faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi peringkat
sukuk.
2. Menambah wawasan bagi yang membaca tentang investasi pada efek
syariah seperti sukuk di Indonesia.
1.4.2 Kegunaan Praktis
Kegunaan praktis pada penelitian ini adalah dapat memberikan informasi
dan saran bagi perusahaan penerbit sukuk mengenai faktor-faktor yang
50
Kumita Ary Fuspha, 2014
Pengaruh profitabilitas, likuidistas, leverage dan aktivitas terhadap perangkat sukuk Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Menurut Sugiyono (2010: 38) pengertian objek penelitian adalah sebagai
berikut: “Suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang
mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk di pelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya.”
Obyek penelitian dalam penelitian ini adalah profitabilitas, likuiditas,
leverage, dan aktivitas pada perusahaan yang menerbitkan sukuk yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) serta diperingkat oleh Pefindo.
3.2 Metodologi Penelitian 3.2.1 Desain Penelitian
Menurut Sugiyono (2010: 2) metode penelitian pada dasarnya adalah cara
ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tetentu. Berdasarkan
pendapat tersebut, maka sesuai dengan variabel-variabel yang diteliti, penelitian
yang dilakukan dirancang dengan analisis deskriptif dan verifikatif melalui
pendekatan kuantitatif.
“Metode deskriptif digunakan untuk menganalisa data dengan cara
51
adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau
generalisasi” (Sugiyono, 2010: 206).
Metode verifikatif menurut Hasan (2006: 22) “adalah menguji kebenaran
suatu dalam bidang yang telah ada dan digunakan untuk menguji hipotesis yang
menggunakan perhitungan-perhitungan statistik”. “Tujuan dari metode verifikatif
adalah untuk menguji teori-teori yang sudah ada guna menyusun teori baru dan
menciptakan pengetahuan-pengetahuan baru” (Suryana, 2010: 20)
Selanjutnya metode penelitian kuantitatif merupakan salah satu upaya
pencarian ilmiah (scientific inquiry) yang didasari oleh filsafat positivisme logikal
(logical positivism) yang beroperasi dengan aturan-aturan yang ketat mengenai
logika, kebenaran, hukum-hukum, dan prediksi (Waston dalam Trianto, 2010:
174). Fokus penelitian kuantitatif diidentifikasi sebagai proses kerja yang
berlangsung secara ringkas, terbatas, dan memilah-milah permasalahan menjadi
bagian yang dapat diukur atau dinyatakan dalam angka-angka (Trianto, 2010:
174).
Berdasarkan beberapa konsep diatas dapat disimpulkan bahwa metode
deskriptif dan verifikatif melalui pendekatan kuantitatif adalah suatu metode yang
digunakan untuk menggambarkan dan menguji hasil keilmuan yang telah ada,
menguji setiap variabel yang diselidiki melalui pengumpulan data, pengolahan
data, penganalisisan data dan menginterpretasikanya dalam pengujian hipotesis.
Dalam penelitian ini metode tersebut digunakan untuk mengetahui
gambaran dan menguji pengaruh profitabilitas, likuiditas, leverage dan aktivitas
3.2.2 Definisi dan Operasional Variabel 3.2.2.1Definisi Variabel
Menurut Sugiyono (2010: 38) mendefinisikan “variabel penelitian adalah
suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai
variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya”. Penelitian “Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Leverage,
dan Aktivitas terhadap Peringkat Sukuk” ini menggunakan dua variabel, yaitu:
1. Variabel Independen
Menurut Sugiyono (2010: 39) variabel independen sering disebut juga
variabel bebas. variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang
menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Dari
pendapat yang dikemukakan Sugiyono tersebut dapat disimpulkan bahwa yang
menjadi variabel independen dalam penelitian ini terdiri dari empat variabel, yaitu
sebagai berikut:
a. Profitabilitas (X1)
Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba
melalui semua kemampuan, dan sumber yang ada seperti kegiatan
penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang dan sebagainya.
Brotman (Alfiani, 2012) menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat
profitabilitas perusahaan maka semakin rendah risiko ketidakmampuan
membayar (default) dan semakin baik peringkat yang diberikan terhadap
perusahaan tersebut. Hal ini menunjukkan jika rasio profitabilitas tinggi
53
karena pendapatan operasi yang tinggi mengindikasikan bahwa perusahaan
bekerja dengan efisien. Profitabilitas dalam penelitian ini diukur dengan
menggunakan Return on Asset untuk mengukur kemampuan perusahaan
dalam mengelola sumber daya yang ada untuk memperoleh laba.
b. Rasio Likuiditas (X2)
Rasio likuiditas menggambarkan kemampuan perusahaan untuk membayar
kewajiban jangka pendeknya. Likuiditas perusahaan ditunjukkan oleh
besar kecilnya asset lancar yaitu asset yang mudah untuk diubah menjadi
kas yang meliputi kas, surat berharga, piutang, persediaan. Dari asset
lancar tersebut, persediaan merupakan asset lancar yang paling kurang
likuid dibanding dengan yang lainnya. Jadi semakin tinggi rasio likuditas
ini berarti semakin besar kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban jangka pendeknya. Penelitian Carson dan Scott (Afiani, 2012)
menemukan hubungan antara likuiditas dengan peringkat utang. Semakin
tinggi likuiditas maka semakin tinggi peringkat perusahaan tersebut. Jika
semakin tinggi likuiditas perusahaan maka semakin baik peringkat
perusahaan maka sukuk dimungkinkan masuk pada peringkat investment
grade karena dengan asset lancar yang lebih tinggi dari utang lancar
perusahaan mempunyai kemampuan untuk memenuhi kewajiban jangka
pendek kepada investor tepat pada waktunya. Salah satu alat yang dipakai
untuk mengukur likuiditas adalah dengan menggunakan rasio lancar
(current ratio).
Rasio ini digunakan untuk mengukur keseimbangan proporsi antara aktiva
yang didanai oleh kreditor (utang) dan yang didanai oleh pemilik
perusahaan (ekuitas). Rasio ini digunakan untuk mengukur sejauh mana
perusahaan menggunakan utang dalam membiayai investasinya. Jika rasio
ini cukup tinggi, maka hal tersebut menunjukan tingginya penggunaan
utang, sehingga hal ini dapat membuat perusahaan mengalami kesulitan
keuangan, dan biasanya memiliki risiko kebangkrutan yang cukup besar.
Burton et al (Afiani, 2012) menyatakan bahwa semakin besar leverage
perusahaan, semakin besar risiko kegagalan perusahaan, dan semakin
rendah leverage perusahaan, semakin baik peringkat yang diberikan
terhadap perusahaan. Maka dapat disimpulkan, jika leverage menunjukan
nilai yang tinggi maka perusahaan tersebut kemungkinan masuk kategori
non-investment grade, dengan leverage yang tinggi risiko yang dihadapi
semakin besar. Salah satu alat yang dipakai untuk mengukur leverage
adalah menggunakan debt to equity ratio.
d. Rasio Aktivitas (X4)
Rasio ini mengukur seberapa efektif perusahaan mempergunakan sumber
daya yang dimiliki perusahaan tersebut. Perusahaan yang tingkat
produktivitasnya tinggi cenderung lebih mampu menghasilkan laba yang
lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan yang tingkat
produktivitasnya rendah. Hal ini juga menunjukan perusahaan yang
tingkat produktivitasnya tinggi akan lebih mampu memenuhi
55
aktivitas secara signifikan berpengaruh positif terhadap credit rating,
sehingga semakin tinggi rasio aktivitas maka semakin baik pula peringkat
perusahaan tersebut. Maka dapat disimpulkan jika rasio aktivitas tinggi
maka sukuk kemungkinan akan masuk pada investment grade, karena
perusahaan lebih mampu menggunakan sumber daya yang dimiliki untuk
menghasilkan laba yang lebih tinggi. Aktivitas dalam penelitian ini diukur
dengan menggunakan Total Asset Turnover untuk mengukur seberapa
efektif perusahaan menggunakan sumber-sumber dana yang dimiliki.
2. Variabel Terikat (Dependent)
Sedangkan variabel dependen menurut Sugiyono (2010: 39) didefinisikan
sebagai variabel terikat atau variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat
karena adanya variabel bebas. Dari pendapat yang disampaikan oleh Sugiyono
tersebut maka yang dimaksud variabel dependen dalam penelitian ini adalah
peringkat sukuk (Y).
Peringkat sukuk secara umum terbagi menjadi dua peringkat yaitu
investment grade (AAA, AA, A, BBB) dan non-investment grade (BB, B, CCC,
D). Namun, praktek pada perusahaan lebih detail lagi. Ada perusahaan yang
menerapkan screening yang lebih mendalam seperti harus BUMN atau kalau pun
investmnet grade minimal A. Rating BBB dianggap masih belum aman. Jadi, pada
prakteknya yang dinilai investment grade adalah AAA, AA, dan A.
Dalam penelitian ini, hanya difokuskan pada peringkat investment grade
peringkat dengan mengacu pada penelitian terdahulu serta disesuaikan dengan
kategori peringkat obligasi yang dikeluarkan oleh Pefindo.
3.2.2.2Operasional Variabel
Variabel yang akan diteliti pada penelitian ini adalah rasio profitabilitas,
likuiditas, leverage, dan aktivitas. Berikut adalah operasional variabel-variabel
tersebut:
Tabel 3.1 Operasional Variabel
Variabel Indikator Skala
Variabel Independen Profitabilitas (X1)
Return on Asset
Besarnya rasio profitabilitas dengan proksi Return on Asset dapat diperoleh dari:
Laba Bersih x 100% Total Aktiva
(Brigham dan Houston, 2013)
Rasio
Variabel Independen Likuiditas (X2)
Current Ratio
Besarnya rasio likuiditas dengan proksi Current Ratio dapat diperoleh dari:
Aktiva Lancar x 100%
Besarnya rasio leverage dengan proksi Debt to Equity Ratio dapat diperoleh dari:
Total Utang x 100%
Besarnya rasio aktivitas dengan proksi total Asset Turn Over dapat diperoleh dari:
57
Variabel kategorikal; 1 untuk sukuk peringkat AAA, 2 untuk AA, dan 3 untuk A
Ordinal
Sumber: Data Diolah
3.2.3 Populasi dan Sampel Penelitian 3.2.3.1Populasi
Menurut Sugiyono (2010: 80) definisi atas populasi adalah sebagai berikut:
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga objek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada objek/subjek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka yang menjadi populasi dalam
penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang menerbitkan sukuk yang
terdaftar di BEI serta diperingkat oleh Pefindo yang memiliki peringkat
investment grade pada tahun 2011-2013 (dengan menggunakan laporan keuangan
tahun 2010-2012). Populasi dalam penelitian ini berjumlah 12 perusahaan.
Perusahaan yang menjadi populasi tersebut terlihat dalam tabel 3.2
Tabel 3.2
Daftar Perusahaan Penerbit Sukuk Tahun 2011-2013
No Perusahaan Rating
Agent
Sumber: www.pefindo.com
3.2.3.2Sampel Penelitian
Menurut Sugiyono (2010: 116) “Sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.” Disebabkan jumlah populasi
yang digunakan sedikit, yaitu 12 perusahaan maka teknik pengambilan sampel
dalam penilitian ini dengan menggunakan sampling jenuh. Menurut Riduwan
(2010: 64) bahwa, “sampling jenuh adalah teknik pengambilan sampel apabila
semua populasi digunakan sebagai sampel dan dikenal juga dengan istilah
sensus.” Penentuan sampel ini digunakan karena jumlah populasinya kurang dari
59
3.2.4 Teknik Pengumpulan Data
Sesuai dengan karakteristik data yang diperlukan, penelitian ini
menggunakan teknik pengumpulan data secara dokumentasi. Peneliti
menggunakan data sekunder berupa laporan keuangan. Seperti yang dinyatakan
oleh Arikunto (2006: 158) bahwa “Dalam melaksanakan metode dokumentasi,
peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku, majalah, dokumen,
peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya”.
Dokumentasi penelitian ini dilakukan dengan cara mengunduh Laporan
Keuangan dari situs www.idx.co.id. Setelah data terkumpul, dokumen Laporan
Keuangan tersebut tersebut diklasifikasikan data yang berkaitan dengan
permasalahan yang akan diteliti. Sedangkan untuk peringkat sukuk dapat dilihat
dari situs www.pefindo.com
3.2.5 Rancangan Analisis Data dan Pengujian Hipotesis 3.2.5.1Rancangan Analisis Data
Setelah data terkumpul diolah, maka selanjutnya data hasil pengolahan
tersebut harus dianalisis supaya data tersebut menjadi data yang akurat.
Langkah-langkah analisis data dalam penelitian ini adalah:
1. Menyusun kembali data yang telah diperoleh ke dalam tabel
2. Analisis deskripsi terhadap profitabilitas pada perusahaan penerbit sukuk
yang diteliti dengan terlebih dahulu menghitung rasio profitabilitas yang
perusahaan bersangkutan, sehingga diketahui bagaimana perkembangan
profitabilitas pada perusahaan penerbit sukuk.
3. Analisis deskripsi terhadap likuiditas pada perusahaan penerbit sukuk yang
diteliti dengan terlebih dahulu menghitung rasio likuiditas yang
diproksikan dengan current ratio yang berhasil dihimpun dari perusahaan
bersangkutan, sehingga diketahui bagaimana perkembangan likuiditas
pada perusahaan penerbit sukuk.
4. Analisis deskripsi terhadap leverage pada perusahaan penerbit sukuk yang
diteliti dengan terlebih dahulu menghitung rasio leverage yang
diproksikan dengan debt to equity ratio yang berhasil dihimpun dari
perusahaan bersangkutan, sehingga diketahui bagaimana perkembangan
leverage pada perusahaan penerbit sukuk.
5. Analisis deskripsi terhadap aktivitas pada perusahaan penerbit sukuk yang
diteliti dengan terlebih dahulu menghitung rasio aktivitas yang diproksikan
dengan return on asset (ROA) yang berhasil dihimpun dari perusahaan
bersangkutan, sehingga diketahui bagaimana perkembangan aktivitas pada
perusahaan penerbit sukuk.
6. Analisis deskripsi terhadap peringkat sukuk pada perusahaan penerbit
sukuk yang diteliti. Setelah diketahui masing-masing peringkat sukuk
perusahaan, kemudian memberikan kategori untuk peringkat yang
diperoleh masing-masing perusahaan yang diteliti.
7. Analisis statistika untuk mengetahui pengaruh profitabilitas, likuiditas,
61
dalam penelitian ini menggunakan metode Analisis Regresi Logistik
Ordinal (Ordinal Logistic Regression) atau sering disebut dengan PLUM
dan proses pengolahan data didukung oleh software SPSS 20. Analisis
regresi logistik ordinal digunakan jika variabel dependen berupa ordinal
(peringkat). Peringkat dalam variabel dependen yaitu AAA, AA, dan A
dimana AAA mempunyai peringkat lebih tinggi dari AA, dan AA
mempunyai peringkat lebih tinggi dari A. Pengujian data dalam penelitian
ini tidak disertai dengan uji asumsi klasik seperti uji heteroskedastisitas,
uji autokolerasi, uji multikoloneritas, dan uji normalitas karena data olahan
bersifat non-linear sehingga tidak perlu dilakukan uji-uji tersebut.
3.2.5.2Analisis Deskriptif
Teknik analisis data yang digunakan adalah statistik deskriptif, yaitu
statistik yang digunakan untuk menggambarkan atau mendeskripsikan suatu
subjek penelitian melalui data sampel atau populasi (Sugiyono, 2009: 147). Data
yang diperoleh kemudian diolah dengan menggunakan Microsoft Office Exel
2010 dan teknik pengujian dengan menggunakan perangkat SPSS versi 20.0.
setelah data diolah kemudian dilakukan analisis dan pengujian hipotesis.
Penganalisaan dilakukan pada laporan neraca dalam laporan keuangan dan
laporan laba rugi tahun 2010-2012. Sedangkan peringkat sukuk dilihat dari
publikasi peringkat yang dikeluarkan oleh Pefindo tahun 2011-2013. Analisis
rasio keuangan ini dilakukan agar dapat diketahui besarnya profitabilitas yang
leverage yang diukur dengan debt to equity ratio, dan aktivitas yang diukur
dengan total asset turnover yang kemudian diukur seberapa besar besar pengaruh
antara variabel rasio-rasio keuangan dengan variabel peringkat sukuk.
Analisis keuangan yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah
dengan menggunakan perhitungan rasio profitabilitas, likuiditas, leverage, dan
aktivitas. Analisis rasio profitabilitas berguna untuk mengetahui kemampuan
sebuah perusahaan dalam mengukur efektifitas, manajemen berdasarkan hasil
pengembalian yang dihasilkan dari volume penjualan, total aktiva dan modal
sendiri. Rasio profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini diukur dengan
Return on Asset (ROA), rumusnya:
Return on Asset = Laba Bersih x 100%
Total Aktiva
Rasio likuiditas berguna untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam
melunasi kewajiban jangka pendeknya. Rasio likuiditas yang digunakan dalam
penelitian ini diukur dengan Current Ratio, rumusnya:
Current Ratio = Current Asset x 100%
Current Liabilities
Rasio leverage berguna untuk mengetahui keseimbangan proporsi antara
aktiva yang didanai oleh utang dan yang didanai oleh ekuitas. Rasio leverage yang
digunakan dalam penelitian ini diukur dengan Debt to Equity Ratio, rumusnya:
Debt to Equity Ratio = Total Kewajiban x 100%
63
Rasio aktivitas berguna untuk mengetahui seberapa efektif perusahaan
mempergunakan sumber daya yang dimiliki perusahaan tersebut. Rasio aktivitas
yang digunakan dalam penelitian ini diukur dengan Total Asset Turnover,
rumusnya:
Total Asset Turnover = Penjualan x 100%
Total Asset
3.2.5.3Rancangan Pengujian Hipotesis 3.2.5.3.1 Penentuan Hipotesis
Dalam perumusan hipotesis, antara hipotesisi nol (H0) dan hipotesisi
alternatif (Ha) selalu berpasangan, bila salah satu ditolak, maka yang lainnya pasti
diterima sehingga dapat dibuat keputusan yang tegas, yaitu apabila H0 ditolak
pasti Ha diterima (Sugiyono, 2009: 87). Adapun masing-masing hipotesis yang
dirumuskan adalah sebagai berikut:
H0-1 : Tidak terdapat pengaruh rasio profitabilitas terhadap peringkat sukuk
Ha-1 : Terdapat pengaruh rasio profitabilitas terhadap peringkat sukuk
H0-2 : Tidak terdapat pengaruh rasio likuiditas terhadap peringkat sukuk
Ha-2 : Terdapat pengaruh rasio likuiditas terhadap peringkat sukuk
H0-3 : Tidak terdapat pengaruh rasio leverage terhadap peringkat sukuk
H0-4 : Tidak terdapat pengaruh rasio aktivitas terhadap peringkat sukuk
Ha-4 : Terdapat pengaruh rasio aktivitas terhadap peringkat sukuk
3.2.5.3.2 Ordinal Logistic Regression
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dengan menggunakan ordinal
logistic regression karena variabel dependen berupa skala ordinal. Secara
persamaan matematik ordinal logistic regression dapat dituliskan sebagai berikut
(Ghazali, 2013: 357):
Logit P(A) = Log P(A) ……….. (1)
1 – P(A)
Atau dapat dituliskan,
Log P(A) = αi0 + βi1X1+ βi2X2+ βi3X3+ βi4X4 + e
1 – P(A)
Logit (P(A) + P(AA)) = Log P(A) + P(AA) ………... (2)
1 – P(A) – P(AA)
Atau dapat dituliskan,
Log P(A) + P(AA) = αi0 + βi1X1+ βi2X2+ βi3X3+ βi4X4 + e
1 – P(A) – P(AA)
Keterangan:
Y = Prediksi peringkat sukuk
P (A) = Probabilitas peringkat A dibanding peringkat AAA
P (AA) = Probabilitas peringkat AA dibanding peringkat AAA
65
β = Koefisien masing-masing pada prediksi X
X1 = Profitabilitas
X2 = Likuiditas
X3 = Leverage
X4 = Aktivitas
e = error
3.2.5.3.3 Uji Signifikansi
Untuk mengevaluasi suatu model dapat dilihat dari beberapa uji
signifikansi yang akan dilakukan. Terdapat beberapa uji yang berfungsi untuk
mengetahui hubungan antar variabel. Uji tersebut antara lain adalah Model Fitting
Information, Uji Goodness of Fit, Uji Pseudo R-Square, dan Uji Parallel Lines.
1. Model Fitting Information
Model Fitting Information menerangkan apakah dengan memasukan
variabel independen dalam model akan memberikan kontribusi pada model
(Yamin dan Kurniawan, 2014). Hasil Chi-Square dalam uji hubungan tergantung
penurunan pada nilai -2LogLikehood untuk model yang tidak mengandung
variabel independen atau intercept saja dan model yang berisi variabel
independen. Hipotesis untuk menilai model fit adalah:
H0 : Model Fit hanya dengan intercept saja
Ha : Model Fit dengan memasukkan peubah bebas atau variabel indepeden
Adapun kriteria pengujian hipotesis Model Fitting Information adalah
1) Jika probabilitas > 0,05 maka H0 diterima
2) Jika probabilitas ≤ 0,05 maka H0 ditolak
2. Uji Goodness of Fit
Uji Goodness of Fit menunjukkan uji kesesuaian model dengan data
empiris, dimana hipotesis nol adalah data hasil prediksi model sesuai dengan data
empiris (Yamin dan Kurniawan, 2014). Apabila nilai Goodness of Fit > 0,05 (nilai
signifikan Pearson dan Deviance > 0,05) maka model yang terbentuk adalah fit
atau layak digunakan (Yamin dan Kurniawan, 2014)
Hipotesis untuk menilai model fit adalah:
H0 : Model yang dihipotesiskan fit dengan data
Ha : Model yang dihipotesiskan tidak fit dengan data
Adapun kriteria pengujian hipotesis uji goodnesss of fit adalah sebagai
berikut:
1) Jika nilai goodness of fit > 0,05 maka H0 diterima
2) Jika nilai goodness of fit ≤ 0,05 maka H0 ditolak
3. Uji Pseudo R-Square
Uji Pseudo R-Square terdiri dari Cox and Snell, Nagelkerke, dan
McFadden. Pseudo R-Square digunakan untuk menjelaskan variasi variabel
dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen. Tingkat variabilitas
67
4. Uji Parallel Lines
Uji Parallel Lines digunakan untuk menguji asumsi bahwa setiap kategori
memiliki parameter yang sama atau hubungan antara variabel independen dengan
logit adalah sama untuk semua persamaan logit (Yamin dan Kurniawan, 2014).
Nilai yang diinginkan dalam uji parallel lines ini adalah tidak signifikan yaitu p >
0,05. Ketidakcocokan sebuah model dapat disebabkan karena salah dalam
memilih link function atau kesalahan dalam membuat peringkat kategori. Untuk
itu dapat dilakukan permodelan kembali dengan memilih link function yang lain
(Ghazali, 2013: 363).
Hipotesis untuk menilai Uji Parallel Lines adalah:
H0 : Koefisien regresi sebanding untuk semua variabel output.
Ha : Koefisien regresi berbeda untuk semua variabel output.
Adapun kriteria pengujian hipotesis uji Parallel Lines adalah sebagai berikut:
1) Jika probabilitas > 0,05 maka H0 diterima
100
Kumita Ary Fuspha, 2014
Pengaruh profitabilitas, likuidistas, leverage dan aktivitas terhadap perangkat sukuk Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijelaskan pada
bab sebelumnya, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Profitabilitas yang diukur dengan return on asset, likuditas yang diukur
dengan current ratio, leverage yang diukur dengan debt to equity ratio dan
aktivitas yang diukur dengan total asset turnover pada perusahaan yang
menerbitkan sukuk yang terdaftar di BEI dan diperingkat oleh Pefindo
menunjukkan bahwa pertumbuhan profitabilitas, likuiditas, leverage, dan
aktivitas pada tiap perusahaan mengalami fluktuasi.
2. Perusahaan yang menerbitkan sukuk yang terdaftar di BEI dan diperingkat
oleh Pefindo serta memiliki peringkat invesmnet grade yaitu sebanyak 12
perusahaan. Peringkat tertinggi diraih oleh PT PLN yaitu peringkat AAA.
Hal ini disebabkan kemampuan emiten untuk memenuhi komitmen
keuangan jangka panjang atas kontrak pendanaan syariah relatif superior
dibanding emiten dalam negeri lain.
3. Profitabilitas tidak berpengaruh terhadap peringkat sukuk. Tinggi
rendahnya rasio profitabilitas tidak mempengaruhi baik atau tidaknya
101
menjadi penilaian lembaga pemeringkat tergantung dengan karakteritik
lembaga pemeringkat tersebut. Profit atau keuntungan perusahaan tidak
bisa dijadikan ukuran keberhasilan suatu perusahaan. Hal ini disebabkan
karena laba menceritakan proyeksi masa lampau perusahaan. Tidak ada
jaminan bahwa laba perusahaan yang diperoleh pada tahun ini akan sama
dengan laba yang diperoleh di tahun yang akan datang.
4. Likuiditas tidak berpengaruh terhadap peringkat sukuk. Tinggi rendahnya
rasio likuiditas tidak mempengaruhi baik atau tidaknya peringkat sukuk.
Kondisi perusahaan yang memiliki current ratio yang baik dianggap
sebagai perusahaan yang baik dan bagus, namun jika current ratio terlalu
tinggi juga dianggap tidak baik karena setiap nilai ekstrim
mengindikasikan suatu masalah seperti penimbunan kas, banyaknya
piutang yang tak tertagih, penumpukan persediaan, tidak efisiennya
pemanfaatan pembiayaan gratis dari pemasok dan rendahnya pinjaman
jangka pendek.
5. Leverage berpengaruh terhadap peringkat sukuk. Kenaikan rasio leverage
akan berpengaruh terhadap peringkat sukuk. Hal ini disebabkan dengan
tingginya penggunaan utang mengakibatkan tingginya risiko kebangkrutan
dan kegagalan perusahaan. Semakin rendah rasio leverage perusahaan,
semakin baik peringkat yang diberikan terhadap perusahaan.
6. Aktivitas tidak berpengaruh terhadap peringkat sukuk. Tinggi rendahnya
Hal ini bisa saja terjadi. Pada umumnya untuk melihat peringkat sukuk
perusahaan, hal utama yang diperhatikan adalah segala sesuatu dari segi
kewajiban atau utang perusahaan. Sehingga seberapapun efektivitas
perusahaan dalam mengelolah aktivanya, tidak mempengaruhi peringkat
sukuk yang diperoleh perusahaan tersebut.
5.2Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, maka penulis menyarankan beberapa hal
untuk peneliti selanjutnya, diantaranya adalah:
1. Pada penelitian selanjutnya bisa ditambahkan variabel lain yang terkait
dengan faktor rasio keuangan yang diperkirakan dapat mempengaruhi
prediksi peringkat sukuk, seperti pertumbuhan perusahaan (growth),
ukuran perusahaan (firm size), coverage ratio, dan cash flow to debt
ratio.
2. Pada penelitian selanjutnya bisa menggunakan jumlah sampel dengan
periode pengamatan yang lebih panjang dan menggunakan peringkat
dari semua lembaga pemeringkatan sehingga data observasi lebih
Kumita Ary Fuspha, 2014
Pengaruh profitabilitas, likuidistas, leverage dan aktivitas terhadap perangkat sukuk Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Amrin, Abdullah. (2009). Bisnis, Ekonomi, Asuransi dan Keuangan Syariah. Jakarta: PT. Grasindo
Arief, Sritua. (1993). Metodologi Penelitian Ekonomi. Jakarta: UI Press
Arthur, Keown J, John D Martin, J Willian Petty, dan David F Scott Jr. (2004). Alih bahasa oleh Haryandini: Manajemen Keuangan, Prinsip-Prinsip dan Aplikasi. Edisi Kesembilan. Jakarta: PT INDEKS Kelompok Gramedia
Brigham dan Houston. (2013). Dasar-Dasar Manajemen Keuangan (Essentials of Financial Management). Jakarta: Salemba Empat.
Bodie, Zvi; Kane, Alex; dan Marcus, Alan J. (2014). Manajemen Portofilio dan Investasi. Jakarta: Salemba Empat
Departemen Agama. (2010). Al-qur’an dan Terjemahnya. Bandung: Diponogoro
Fahmi, Irfan. (2012). Analisis Laporan Keuangan. Bandung: Alfabeta
Ghozali, Imam. (2013). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponogoro
Hasan, M. Iqbal. (2006). Metodologi Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia
Harahap, Sofyan Syafri. (2008). Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada Keuangan Pasar Modal. Yogyakarta: Graha Ilmu
Siamat, Dahlan. (2004). Manajemen Lembaga Keuangan (Edisi Keempat). Jakarta: Lembaga Penerbit FE UI
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV. Alfabeta.
Suryana. (2010). Metodologi Penelitian (Model Praktis Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Universitas Pendidikan Indonesia Bandung: tidak diterbitkan
Kumita Ary Fuspha, 2014
Pengaruh profitabilitas, likuidistas, leverage dan aktivitas terhadap perangkat sukuk Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Yamin, Sofyan dan Heri Kurniawan. (2014). SPSS Complete: Teknik Analisis Terlengkap dengan Software SPSS. Jakarta: Salemba Infotek
Dokumen Publikasi
Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan. (2000). Panduan-panduan Investasi Di Pasar Modal Indonesia. Jakarta: Kementrian Keuangan
Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan. (2011). Kajian Minat Investor Terhadap Efek Syariah di Pasar Modal. Jakarta: Kementrian Keuangan
Departemen Keuangan. (2009). Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Nomor KEP-181/BL/2009 Tentang Penerbitan Efek Syariah. Jakarta: Kementrian Keuangan
Departemen Keuangan. (2009). Studi Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Emiten dalam Menerbitkan Sukuk di Pasar Modal. Jakarta: Kementrian Keuangan
Direkorat Pembiayaan Syariah. (2008). Mengenal Sukuk Instrumen Investasi Berbasis Syariah. Jakarta: Kementrian Keuangan
Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No. 32/DSD-MUI/IX/2002 Tentang Obligasi Syariah.
Kementrian Keuangan. (2011). Himpunan Skema Sukuk. Jakarta: Kementrian Keuangan
Kementrian Keuangan. (2011). Kajian Simplifikasi Penerbitan Efek Syariah (Sukuk). Jakarta: Kementrian Keuangan
Kementrian Keuangan. (2012). Kajian Pasar Sekunder Sukuk. Jakarta: Kementrian Keuangan
Kementrian Keuangan. (2012). Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal
dan Lembaga Keuangan Nomor KEP-712/BL/2012 Tentang
Pemeringkatan Efek Bersifat Utang dan/atau Sukuk. Jakarta: Kementrian Keuangan
Kumita Ary Fuspha, 2014
Pengaruh profitabilitas, likuidistas, leverage dan aktivitas terhadap perangkat sukuk Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kementrian Keuangan. (2010). Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Nomor KEP-555/BL/2010 Tentang Penawaran Umum Berkelanjutan. Jakarta: Kementrian Keuangan
Kementrian Keuangan. (2012). Press Release Penerbitan Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan. Jakarta: Kementrian Keuangan
Internet
Kartasentika, Salim Fauzan. (2012). Lima Perusahaan Segera Terbitkan Sukuk Tahun ini. [Online]. Tersedia: http://www.merdeka.com/uang/lima-perusahaan-segera-terbitkan-sukuk-tahun-ini.html [April 2014]
Satriani, Wahyu. (2012). Wajib Rating Sukuk Korporasi. [Online]. Tersedia: http://investasi.kontan.co.id/news/wajib-rating-sukuk-korporasi. [7 April 2014]
Afiani, Damalia. 2012. Pengaruh Likuiditas, Produktivitas, Profitabilitas dan Leverage terhadap Peringkat Sukuk. Jurnal. Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang
Alfiani, Ayu Putri. (2013). Pengaruh Rasio Solvabilitas, Rasio Aktivitas, Rasio Likuiditas, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Peringkat Obligasi Perusahaan. Universitas Negeri Padang: tidak diterbitkan
Kumita Ary Fuspha, 2014
Pengaruh profitabilitas, likuidistas, leverage dan aktivitas terhadap perangkat sukuk Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Almilia, Luciana S; dan Devi, Vieka. (2007). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prediksi Peringkat Obligasi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Universitas Kristen Maranatha Bandung: Proceeding Seminar Nasional Manajemen SMART
Arifman, Yessy. (2013). Pengaruh Likuiditas, Profitabilitas dan Leverage Terhadap peringkat Obligasi Perusahaan. Universitas Negeri Padang: tidak diterbitkan
Arundina, Tika dan Omar, Mohd Azmi. (2010). Determinant Of Sukuk Ratings : The Malaysian Case: Shariah Economic Days 2010
Burton, B; Mike, A; and Hardwick, P. (1998). ”The Determinants of Credit
Ratings in United Kingdom Insurance Industry”.Working Paper
Chapra, M. U. dan Ahmed, H. (2002). Corporate Governance in Islamic Financial Institutions. Jeddah: Islamic Development Bank-Islamic Research and Training Institute
Cox, S. (2005). “Developing the Islamic Capital Market and Creating Liquidity”. Review of Islamic Economics, Vol 9 No 1, hal 75-86
Febriani, Irma; Nugraha, Hari S; Saryadi. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Peringkat Obligasi pada Lembaga Keuangan Bank yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal. Jurusan Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponogoro: tidak diterbitkan
Grewal, B. K. (2007). “Islamic Capital Market Growth and Trends”. Islamic Finance News Guide 2007, hal 29-32
Jewell, Jeff dan Miles Livingston. (1998). Split Ratings, Bond Yields and Underwriter Spreads. The Journal of Financial Research (Summer): 185-204.
_____.(2000). The Impact of a Third Credit Rating on The Pricing of Bond. The Journal of Fixed income. December: 69-85.
Lestari, Kadek Yuni dan Yasa, Gerianta Wirawan. (2013). Pengaruh Penerapan Corporate Governance dan Profitabilitas Terhadap Peringkat Obligasi. Jurnal. Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Universitas Udayana Bali: tidak diterbitkan
Murcia, Flavia; Murcia, Fernando; Borba, Jose. (2014). The Determinans of Credit Rating: Brazilian Evidence. International Journal. Vol 11 No. 2
Kumita Ary Fuspha, 2014
Pengaruh profitabilitas, likuidistas, leverage dan aktivitas terhadap perangkat sukuk Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Purwaningsih, Septi. (2013). Faktor yang Mempengaruhi Rating Sukuk yang Ditinjau dari Faktor Akuntansi dan Faktor Non Akuntansi. Jurnal. Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang: tidak diterbitkan
Sudaryanti, Neneng,. dkk. (2011). Analisis Determinan Peringkat Sukuk dan Peringkat Obligasi di Indonesia. Jurnal. STEI Tazkia Bogor: tidak diterbitkan
Zuhrotun dan Baridwan. (2005). “Pengaruh Pengumuman Peringkat Terhadap
Kinerja Obligasi”. Simposium Nasional Akuntansi VIII. Solo. 15-16 September.
Skripsi
Adrian, Nicko. (2011). Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Peringkat Obligasi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Skripsi. Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Diponogoro Semarang.
Arif, Bramasta W. (2012). Pengaruh Manajemen Laba dan Rasio Keuangan Perusahaan Terhadap Peringkat Obligasi. Skripsi. Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Diponogoro Semarang.
Pakarinti, Adia. (2012). Analisis Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Kualitas Auditor, Profitabilitas, Likuiditas, dan Leverage Terhadap Peringkat Obligasi pada Perusahaan Go Public yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Skripsi. Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Diponogoro Semarang