• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN SIMULATOR AIR CONDITIONER (AC) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA STANDAR KOMPETENSI MEMELIHARA/SERVIS SISTEM AIR CONDITIONER (AC).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN SIMULATOR AIR CONDITIONER (AC) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA STANDAR KOMPETENSI MEMELIHARA/SERVIS SISTEM AIR CONDITIONER (AC)."

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

Erdian Septiadi, 2015

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMA KASIH ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Rumusan Masalah ... 6

D. Batasan Masalah... 6

E. Tujuan Penelitian ... 7

F. Manfaat Penelitian ... 7

G. Struktur Organisasi Penulisan ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 9

A. Pengertian Pembelajaran ... 9

B. Peranan Guru Dalam Proses Pembelajaran ... 10

C. Model pembelajaran klasikal ... 11

1. Pengertian Model Pembelajaran Klasikal ... 11

2. Tujuan Penggunaan Model Pembelajaran Klasikal ... 12

3. Kelemahan Dan Kelebihan Model Pembelajaran Klasikal ... 12

D. Pengertian Tentang Media Dalam Belajar Dan Pembelajaran ... 13

E. Modul.. ... 16

1. Pengertian Modul ... 16

2. Tujuan Penggunaan Modul ... 17

3. Kelebihan Dan Kekurangan Modul ... 19

F. Simulator ... 19

1. Pengertian Simulator ... 19

2. Tujuan Penggunaan Simulator ... 20

3. Kelebihan Dan Keterbatasan Menggunakan Simulator ... 21

(2)

Erdian Septiadi, 2015

PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN SIMULATOR AIR CONDITIONER (AC) TERHADAP HASIL

I. Penelitian Terdahulu ... 26

J. Hipotesis ... 27

BAB III METODE PENELITIAN ... 28

A. Lokasi Penelitian ... 28

B. Metode Penelitian... 28

C. Desain Penelitian ... 28

D. Populasi dan Sampel ... 29

1. Populasi ... 29

2. Sampel ... 29

E. Variabel Penelitian ... 30

F. Instrumen Penelitian... 30

G. Pengujian Instrumen Penelitian... 31

1. Uji Validitas ... 32

2. Uji Reliabilitas ... 32

3. Tingkat Kesukaran Dan Daya Pembeda ... 34

H. Prosedur Penelitian... 35

1. Tahap Persiapan ... 35

2. Tahap Pelaksanaan ... 35

I. Teknik Pengolahan Data ... 36

a. Uji Normalitas ... 36

b. Uji Homogenitas ... 38

c. Uji Kesamaan Dua Rata-Rata (Uji Hipotesis) ... 39

J. Alur Penelitian ... 41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 42

A. Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian ... 42

1. Uji Validitas Instrumen Penelitian ... 42

2. Reliabilitas Instrumen Penelitian ... 43

3. Penafsiran Tingkat Kesukaran Dan Daya Pembeda ... 43

B. Data Hasil Penelitian ... 43

1. Data Pre Test ... 44

2. Data Post Test ... 44

C. Analisis Data Hasil Penelitian ... 45

1. Uji Normalitas Data ... 45

a. Pre Test ... 45

b. Post Test ... 46

(3)

Erdian Septiadi, 2015

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 52

A. Kesimpulan ... 52

B. Saran ... 52

(4)

Erdian Septiadi, 2015

PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN SIMULATOR AIR CONDITIONER (AC) TERHADAP HASIL DAFTAR TABEL

Tabel Hal

1.1 Hasil Belajar Memelihara/Servis Sistem Air Conditioner (AC) ... 3

3.1 None Equivalent Control Group Design ... 29

3.2 Tingkat Reliabilitas ... 33

3.3 Indeks Daya Pembeda Soal ... 35

3.4 Tabel Distribusi Frekuensi ... 37

3.5 Tabel Penolong untuk Pengujian Normalitas Data dengan Chi Kuadrat ... 38

4.1 Tabel Deskripsi Data Pre Test Berdasarkan Kelas ... 44

4.2 Tabel Deskripsi Data Post Test Berdasarkan Kelas ... 44

4.3 Tabel Deskripsi Data Uji Normalias Pre Test... 46

4.4 Tabel Deskripsi Data Uji Normalias Post Test ... 46

4.5 Tabel Deskripsi Data Uji Homogenitas ... 47

(5)

Erdian Septiadi, 2015

DAFTAR GAMBAR

Gambar Hal

2.1 Kedudukan Media Dalam Penyampaian Pesan Pembelajaran ... 13

2.2 Simulator Air Conditioner... 22

3.1 Kurva Nornal Baku ... 36

3.2 Alur Penelitian ... 41

(6)

Erdian Septiadi, 2015

PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN SIMULATOR AIR CONDITIONER (AC) TERHADAP HASIL DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Hal

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen ... 58

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Kontrol ... 72

3. Kisi-Kisi Instrumen ... 86

4. Instrumen ... 89

5. Lembar Jawaban... 96

6. Kunci Jawaban ... 97

7. Microsoft Excel Uji Validitas, Tingkat Kesukaran Dan Daya Pembeda ... 98

8. Microsoft Excel Data Hasil Tes Awal (Pre Test) Kelas Kontrol ... 99

9. Microsoft Excel Data Hasil Tes Awal (Post Test) Kelas Kontrol ... 100

10. Microsoft Excel Data Hasil Tes Awal (Pre Test) Kelas Eksperimen... 101

11. Microsoft Excel Data Hasil Tes Awal (Post Test) Kelas Eksperimen ... 102

12. Microsoft Excel Data Kelas Kontrol Dan Kelas Eksperimen ... 103

13. Uji Validas Data ... 104

14. Uji Reliabilitas Data ... 105

15. Tingkat Kesukaran ... 106

16. Daya Pembeda Soal... 107

17. Uji Normalitas ... 108

18. Uji Homogenitas ... 117

19. Uji Kesamaan Dua Rata-Rata ... 119

20. Tabel Harga Kritik dari r Product Moment ... 120

21. Tabel Luas Dibawah Lengkungan Normal Standar Dari 0 Ke Z ... 121

22. Tabel Nilai-Nilai Chi Kuadrat ... 122

23. Tabel Nilai Persentil Untuk Distribusi T ... 123

(7)
(8)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah usaha sadar yang dengan sengaja dirancang untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan yaitu untuk meningkatkan dan mengembangkan potensi diri manusia agar menjadi sumber daya manusia yang berkualitas. Salah satu usaha pelaksanaan pendidikan ialah melalui proses pembelajaran di sekolah. Pengkajian proses pembelajaran menuju kearah yang lebih efektif dan efisien tidak terlepas dari peranan guru sebagai ujung tombak pembelajaran di sekolah. Proses pembelajaran dalam pelaksanaannya berada dalam suatu proses yang berkesinambungan di setiap jenis dan jenjang pendidikan, semuanya berkaitan dalam suatu sistem pendidikan yang integral. Hal ini sesuai dengan Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I Pasal 1:

“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan

Negara”.

(9)

(1) Mempersiapkan peserta didik agar menjadi manusia produktif, mampu bekerja mandiri, mengisi lowongan pekerjaan yang ada di DU/DI sebagai tenaga kerja tingkat menengah sesuai dengan kompetensi dalam program keahlian pilihannya.

(2) Membekali peserta didik agar mampu memilih karir, ulet dan gigih dalam berkompetisi, beradaptasi di lingkungan kerja dan mengembangkan sikap profesional dalam bidang keahlian yang diminatinya.

(3) Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan dan teknologi, iman dan taqwa agar mampu mengembangkan diri di kemudian hari baik secara mandiri maupun melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Berkaitan dengan tujuan yang ingin dicapai di atas, maka struktur kurikulum pendidikan kejuruan dalam hal ini SMK diarahkan untuk mencapai tujuan tersebut. Kurikulum SMK terdiri atas 3 kelompok mata pelajaran yaitu kelompok mata pelajaran normatif, adaptif dan produktif.

Permasalahan yang sering muncul di SMK saat ini yaitu, mengenai media pembelajaran di SMK pada mata pelajaran produktif, salah satu contoh di standar kompetensi memelihara/servis sistem air conditioner (AC) yang dipandang kurang efektif masih didominasi oleh penggunaan modul, hal ini penulis ketahui selama penulis melakukan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMKN 6 Bandung. Media tersebut dirasa kurang tepat apabila digunakan pada mata pelajaran produktif, dikarenakan dalam proses pembelajaran, modul yang digunakan terlalu banyak materi yang disajikan didalam modul sehingga materi inti dari modul tersebut tidak dapat diserap sepenuhnya oleh siswa dan siswa hanya bisa melihat komponen air conditioner dari gambar pada modul tidak melalui pengalaman yang konkret melainkan berdasarkan apa yang diberikan oleh modul, sedangkan tuntutan kompetensi pada mata pelajaran produktif berorientasi pada outcome, yakni kebutuhan kemampuan yang relevan di dunia kerja (industri) sesuai dengan tujuan utama yang ingin dicapai oleh KTSP yang telah diuraikan di atas.

(10)

kurang menarik, kurang menyenangkan. Berikut ini hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran produktif dengan standar kompetensi dasar memelihara/servis sistem air conditioner (AC) masih tergolong rendah.

Tabel 1.1

Hasil Belajar Standar Kompetensi Memelihara/Servis Sistem Air Conditioner (AC)

No. Nilai Keterangan

Kelas XII TKR 3 Persentase Kelas XII TKR 5 Persentase

1. 91-100 Sangat Baik - - - -

2. 81-90 Baik 3 9,1% 2 6,1 %

3. 75-80 Cukup 12 36,4 % 8 24,2 %

4. ≤74 Kurang 18 54,5 % 23 69,7%

Sumber: Dokumen Guru SMKN 6 Bandung Tahun Ajaran 2013/2014. Hasil belajar peserta didik yang rendah disebabkan oleh berbagai faktor, ketika dilakukan pengamatan sebab dominan adalah pengunaan media pembelajaran dengan modul yang dipakai oleh guru. Seperti yang kita ketahui kekurangan dari Modul menurut Susilana dan Riyana (2008: 15) adalah :

1. Proses pembuatan membutuhkan waktu yang lama.

2. Bahan cetak yang tebal mungkin membosankan dan mematikan minat siswa untuk membacanya.

3. Apabila jilid dan kertasnya jelek, bahan cetak akan mudah rusak dan sobek.

(11)

Faktor-faktor lain yang mempengaruhinya yaitu, faktor internal maupun eksternal. Faktor internal dapat berupa fisik maupun psikis (intelektual atau non intelektual) dan faktor eksternal (guru, materi, sarana dan lingkungan sekolah). Kedua faktor ini saling berkaitan dan berpengaruh terhadap hasil belajar. Ditinjau dari faktor eksternal, baik ketersediaan guru, materi yang diajarkan dan sarana pembelajaran. Seluruh peserta didik pada dasarnya mempunyai kesempatan yang sama untuk mengikuti proses pembelajaran, oleh karena itu perlu diperhatikan faktor lain yaitu faktor dari dalam diri peserta didik, salah satunya aktivitas. Berdasarkan pengamatan di atas terjadi permasalahan pada proses pembelajaran diantaranya sebagai berikut:

1. Kurang aktifnya peserta didik untuk mengajukan dan menjawab pertanyaan.

2. Peserta didik jarang mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. 3. Peserta didik yang mempunyai nilai kurang dari standar, malas untuk

melakukan perbaikan.

4. Sedikitnya peserta didik ketika praktek yang aktif berdiskusi dan menyelesaikan masalah bersama.

Fenomena tersebut menunjukkan bahwa proses pembelajaran belum mampu mendorong peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran. Selain itu, fenomena tersebut juga menggambarkan bahwa aktivitas peserta didik dalam belajar masih rendah. Tujuan yang diharapkan dalam pembelajaran adalah peserta didik dapat menguasai materi yang diberikan secara optimal, peserta didik dalam menguasai materi tidak hanya tergantung pada kecerdasaan tetapi ada hal lain yang perlu diperhatikan diantaranya media pembelajaran. Media pembelajaran yang menarik akan membuat peserta didik mempunyai minat yang tinggi untuk belajar dan meningkatkan aktivitas belajar peserta didik dan dapat menumbuhkan interaksi yang positif baik antara peserta didik dengan guru ataupun antar peserta didik itu sendiri. Meningkatnya interaksi positif ini akan menciptakan suasana belajar yang kondusif.

(12)

menekankan partisipasi aktif dari seluruh peserta didik dan guru hanya sebagai motivator dan fasilitator di dalamnya agar suasana kelas lebih hidup. Upaya untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik pada standar kompetensi dasar memelihara/servis sistem air conditioner (AC) adalah dengan menerapkan metode pembelajaran yang menuntut peserta didik berperan aktif selama proses belajar dan sesuai dengan tujuan KTSP yang ingin dicapai maka penulis menggunakan simulator sebagai media pembelajaran, simulator merupakan media penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada peserta didik tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan.

Media pembelajaran dengan menggunakan simulator diperlukan pada materi yang memerlukan peragaan, simulasi, atau percobaan. Pembelajaran ini berhubungan dengan keterampilan proses kognitif, afektif, dan psikomotor yang diperagakan agar pembelajaran bermakna lebih mendalam dan diharapkan dapat menghindarkan bahaya verbalisme, hal ini sesuai dengan tujuan penggunaan simulator menurut Anderson (1987: 184-185) yang dijelaskan seperti berikut ini:

a. Tujuan kognitif

Jenis latihan seperti ini adalah dengan memberikan pengenalan awal sebelum siswa melakukan praktik. Langkah yang biasanya dilakukan adalah dengan mendemonstrasikan suatu mesin atau peralatan yang akan digunakan siswa, serta pemberian tanda-tanda apakah mesin atau alat bekerja dangan baik atau tidak agar siswa tidak salah dalam praktik. b. Tujuan psikomotorik

Latihan ini bertujuan untuk memberikan materi kepada siswa dalam menangani alat, penggunaan perlengkapan bekerja, dan materi pekerjaan yang harus dilakukan. Siswa dalam hal ini juga dapat dilihat penampilan saat bekerja pada lingkungan kerja yang sebenarnya.

c. Tujuan afektif

Bekerja dengan alat atau mesin yang sebenarnya mungkinkan dapat mengembangkan sikap yang positif saat bekerja pada lingkungan yang nyata. Sikap positif tersebut harus diajarkan saat awal pengenalan hingga akhir proses belajar, karena jika sejak awal diberikan langkah yang salah ditakutkan setelah meninggalkan lingkungan kerja belajar siswa takut menghadapi situasi kerja yang nyata.

(13)

Simulator Air Conditioner (AC) Terhadap Hasil Belajar siswa Pada Standar

Kompetensi Memelihara/Servis Sistem Air Conditioner (AC)”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, maka terdapat beberapa pokok permasalahan yang dapat diidentifikasi sebagai berikut:

1. Hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran produktif dengan standar kompetensi memelihara/servis sistem air conditioner (AC) masih tergolong rendah, hasil belajar peserta didik yang rendah disebabkan media pembelajaran dengan modul.

2. Guru belum menggunakan media pembelajaran sesuai pada standar kompetensi memelihara/servis sistem air conditioner (AC).

C. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dibuat dengan tujuan untuk memperjelas permasalahan yang akan diteliti, adapun rumusan masalah pada penelitian ini adalah:

“Apakah penggunaan media pembelajaran simulator air conditioner (AC) memberikan hasil belajar yang lebih baik dari pada penggunaan media modul pada standar kompetensi Memelihra/Servis Sistem Air Conditioner (AC)?”

D. Batasan Masalah

Pembatasan masalah dibuat dengan tujuan agar pembahasan masalah lebih mendalam dan terpusat pada tujuan penelitian yang telah ditetapkan. Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Media pembelajaran yang digunakan peneliti adalah simulator air conditioner (AC).

(14)

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah dan batasan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:

Untuk mengetahui penggunaan media pembelajaran simulator air conditioner (AC) memberikan hasil belajar yang lebih baik dari pada penggunaan

media modul pada standar kompetensi Memelihara/Servis Sistem Air Conditioner (AC)”

F. Manfaat Penelitian

(15)

G. Sruktur Organisasi Penulisan

Struktur organisasi pada penelitian ini adalah sebagai berikut: BAB I berisi tentang pendahuluan yang mengungkapkan tentang Latar belakang

masalah, Identifikasi masalah, Rumusan masalah, Batasan masalah, Tujuan

penelitian, Manfaat penelitian, dan Struktur organisasi penulisan. BAB II berisi tentang landasan teori yang mendukung dan relevan dengan

permasalahan penelitian. BAB III berisi metodelogi penelitian, Lokasi penelitian, Metode dan Desain penelitian, Populasi dan Sampel penelitian, Variabel penelitian, Instrumen penelitian, Pengujian instrumen penelitian, Prosedur penelitian, Teknik pengolahan data dan Alur penelitian.

(16)

Erdian Septiadi, 2015

DAFTAR PUSTAKA

Abdorrakhman, G. (2010). Esensi Praktis Belajar Dan Pembelajaran. Bandung: Humaniora.

Anderson, Ronald H. (1987). Pemilihan dan Pengembangan Media untuk Pembelajaran. Terjemahan yusuf Hadi Miarso, dkk. Jakarta: PAU-UT.

Andi, S (2012). Perbedaan Prestasi yang Menggunakan Alat Peraga dan Tidak Menggunakan Alat Peraga Stand AC Mobil Pada Standar Kompetensi Sistem Air Conditioner Di SMK Al Musyaffa Kendal, [Online]. Tersedia: Http://E-Journal.Ikip-Veteran.Ac.Id/Index.Php/Gardan/Article/View/59. [Februari 2012].

Arikunto, S. (2009). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Bandung:

Rineka Cipta.

Badan Pengembangan Pendidikan. (1974). Pedoman Penyusunan Modul. Jakarta: Depdikbud.

Departemen Pendidikan Menengah dan Kejuruan. (2003). Pedoman Penulisan

Modul Kurikulum SMK edisi 2004. Jakarta: Depdiknas.

Departemen Pendidikan Nasional. (2003). Pedoman Pengertian Pembelajaran. Jakarta: Depdiknas.

Departemen Pendidikan Nasional. (2005). Pedoman Pengertian Simulator. Jakarta: Depdiknas.

Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Kurikulum SMK Edisi Tahun 2008. Jakarta: Depdiknas.

Departemen Pendidikan Nasional. (2003). Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1. Jakarta: Depdiknas.

Dokumen Guru Teknik Kendaraan Ringan SMKN 6 Kota Bandung. (2013). Daftar Nilai Hasil Belajar Pada Standar Kompetensi Memelihara/Servis Sistem Air Conditioner (AC). Bandung: Dokumen SMKN 6 Kota Bandung.

Hamalik, O. (2003). Proses Belajar.Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Imron, A. (2009). Stilistika Teori, Metode, Dan Aplikasi Pengkajian Estetika Bahasa. Solo: Cakra Books.

(17)

Online]. Tersedia: Http://lib.unnes.ac.id/17767/1/5201408038.pdf. [Maret 2013].

Mulyasa, E. (2004). Implementasi Kurikulum Panduan Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Munaf, S. (2001). Evaluasi Pendidikan Fisika. UPI Bandung. Tidak Diterbitkan.

Nasution, S. (2003). Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Pazarudin, L. (2013). Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing

Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Diklat Dasar Kelistrikan Teknik Refrigerasi. Skripsi: Tidak Diterbitkan.

Ramayulis. (1994). Metodologi Pengajaran. Jakarta: Kalam Mulia, Cet. II. Sadiman. (2010). Media Pendidikan. Jakarta: PT. Raja GrafindoPersada.

Setiawan, R. (2013). Penerapan Multimedia Interaktif (MMI) Model Simulasi Pada Materi Fungsi Kode G Mesin CNC Frais Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa SMK. Skripsi: Tidak Diterbitkan.

Siregar, S. (2004). Statistika Terapan Untuk Penelitian. Jakarta: Grasindo. Sridadi, B. (2009). PEMODELAN dan simulasi sistem. Bandung: Informatika Sudjana, N. (2000). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Sinar Baru

Algesindo.

Sudjana, N. (2005). Metoda Statistika. Bandung: Taristo Bandung.

Sudjana, N. (2001). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2014). Metotde Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta.

Susilana dan Riyana. (2008). Media Pembelajaran. Bandung: Jurusan Kurtekpend FIP UPI.

Slameto. (2003). Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rosdakarya.

Syah, M. (2011). Psikologi Pendidikan Dengan Pendekan Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

(18)

Erdian Septiadi, 2015

Usman, M. U. (2009). Metode Penelitian:Edisi Kedua. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Wijaya. (1988). Upaya Pembaharuan dalam Pendidikan dan Pengajaran. Bandung: Remadja Karya.

Zuhairini. (1993). Metodologi Pendidikan. Solo: Ramadani, Cet. II.

(19)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi penelitian

Lokasi pada penelitian ini bertempat di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 6 Bandung yang beralamat di Soekarno-Hatta (Riung Bandung) 40295 Telp/Fax (022)7563293 yang merupakan tempat penulis melaksanakan PPL. Objek pada penelitian ini ditujukan kepada siswa kelas XII Program Keahlian Teknik Kendaraan Ringan SMKN 6 Bandung.

B. Metode Penelitian

Metode merupakan salah satu cara yang dipergunakan untuk menjawab suatu permasalahan yang dihadapi dalam suatu penelitian agar tercapai suatu tujuan yang diinginkan. Penentuan metode sangat penting karena akan membantu mengarahkan peneliti dalam mengumpulkan, mengolah dan menganalisis data. Metode dalam suatu penelitian merupakan suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan penelitian, serta menjawab rumusan masalah dan hipotesis penelitian. Metode yang dipilih harus sesuai dengan tujuan penelitian, rumusan masalah, dan hipotesis agar tujuannya dapat tercapai.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuasi eksperimen (Quasi Exsperimental Design). Selama melakukan eksperimen, siswa merupakan objek penelitian yang tetap mengikuti pelajaran dalam kelas seperti biasa.

C. Desain Penelitian

(20)

Erdian Septiadi, 2015

Tabel 3.1

Non Equivalent Control Group Design

Group Pre test Treatment Post test

Eksperimen TE1 X TE2

Kontrol TK1 Y TK2

Sumber: Sugiyono, (2013: 116) Keterangan :

TE1 = Tes awal yang diberikan pada kelompok eksperimen sebelum pembelajaran.

X = Pembelajaran standar kompetensi memelihara/servis sistem air conditioner (ac) menggunakan simulator.

TE2 = Tes akhir yang diberikan pada kelompok eksperimen setelah pembelajaran.

TK1 = Tes awal yang diberikan pada kelompok kontrol sebelum pembelajaran.

Y = Pembelajaran standar kompetensi memelihara/servis sistem air conditioner (ac) menggunakan modul.

TK2 = Tes akhir yang diberikan pada kelompok kontrol setelah pembelajaran.

D. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi merupakan sekelompok subjek penelitian yang dijadikan sumber data dalam suatu penelitian. Populasi penelitian dapat berupa sekelompok manusia, nilai-nilai tes, gejala-gejala, pendapat, dan peristiwa. Maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMKN 6 Bandung tahun ajaran 2014/2015 kelas XII semester 6 program studi Teknik Kendaraan Ringan yang berjumlah 5 kelas dengan jumlah siswa sebanyak 165 orang pada standar kompetensi memelihara/servis sistem air conditioner (ac).

2. Sampel

(21)

sampling. Penarikan sampel dengan teknik simple random dilakukan karena

anggota populasi dianggap homogen, karena semua siswa dianggap mempunyai kecerdasan dan kemampuan sama rata.

Sampel dalam penelitian ini adalah semua siswa dari masing-masing kelas pada populasi. Satu kelas dipergunakan sebagai kelompok eksperimen yang menggunakan media simulator air conditioner yaitu kelas XII TKR 3, sedangkan satu kelas lain sebagai kelompok kontrol yang menggunakan modul yaitu kelas XII TKR 4.

E. Variabel Penelitian

Variabel pada penelitian ini adalah variabel normatif yang terdiri atas: 1. Variabel Eksperimen : Hasil belajar menggunakan simulator.

2. Variabel Kontrol : Hasil belajar menggunakan modul

F. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini yaitu tes bentuk objektif (pilihan ganda). Tes bentuk objektif digunakan untuk mengetahui hasil belajar ranah kognitif siswa dalam mengaplikasikan konsep yang telah diberikan sebelum dan sesudah pembelajaran (perlakuan) sebagai pretest dan post test. Langkah-langkah penyusunan instrumen penelitian:

a. Sintesa teori-teori yang sesuai dengan konsep variabel yang akan diukur dan buat konstruk variabel.

b. Kembangkan dimensi dan indikator variabel sesuai dengan rumusan konstruk variabel.

c. Buat kisi-kisi instrumen dalam bentuk tabel spesifikasi yang memuat dimensi, indikator, nomor butir dan jumlah butir untuk setiap dimensi dan indikator.

d. Tubs butir-butir instrumen baik dalam bentuk pertanyaan maupun pernyataan.

e. Butir yang ditulis divalidasi secara teoritik dan empirik.

(22)

Erdian Septiadi, 2015

atau panelis yang menilai seberapa jauh ketepatan dimensi sebagai jabaran dari konstruk, indikator sebagai jabaran dimensi dan butir sebagai jabaran indikator.

g. Revisi instrumen berdasarkan saran pakar atau penilaian panelis.

h. Setelah konsep instrumen dianggap valid secara teoritik dilanjutkan penggandaan instrumen secara terbatas untuk keperluan uji coba.

i. Validasi kedua adalah uji coba instrumen di lapangan yang merupakan bagian dari proses validasi empirik. Instrumen diberikan kepada sejumlah responden sebagai sampel yang mempunyai karakteritik sama dengan populasi yang ingin diukur. Jawaban responden adalah data empiris yang kemudian dianalisis untuk menguji validitas empiris atau validitas kriteria dari instrumen yang dikembangkan.

j. Berdasarakn kriteria tersebut dapat diperoleh butir mana yang valid dan butir yang tidak valid.

k. Berdasarkan hasil analisis butir yang tidak valid dikeluarkan atau direvisi untuk diujicobakan kembali sehingga menghasilkan semua butir valid.

l. Dihitung koefisien reliabilitas yang memiliki rentangan 0-1, makin tinggi koefisien reliabilitas instrumen berarti semakin baik kualitas instrumen. m. Rakit semua butir yang telah dibuat menjadi instrumen yang final.

Instrumen tes objektif terdiri dari 30 soal, sebelum digunakan instrumen ini terlebih dulu diujicobakan pada kelompok yang bukan merupakan subjek penelitian. Hal ini dilakukan untuk mengetahui validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda dari instrumen tersebut, sehingga layak untuk digunakan.

G. Pengujian Instrumen Penelitian

(23)

1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang hendak diukur. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Arikunto (2006: 168) yang menyatakan bahwa suatu alat ukur dikatakan valid jika alat itu mengukur apa yang harus diukur oleh alat tersebut.

Mengukur validitas butir soal dalam penelitian ini, penulis menggunakan salah satu rumus pendekatan uji validitas yang menggunakan rumus korelasi point biserial. Arikunto (2006: 283) mengemukakan bahwa untuk menganalisis item soal tes maka korelasi point biserial dapat digunakan untuk mencari korelasi item dengan seluruh tes, yang mencari validitas item. Rumus korelasi point berserial sebagai berikut:

r =M −Mt

t x√ (3.1)

Arikunto (2006: 283) Keterangan :

r : Koefisien korelasi point biserial

MP : Mean skor dari subjek-subjek yang menjawab betul item yang dicari korelasinya dengan tes

M : Mean skor total (skor rata-rata dari seluruh pengikut tes) S : Standar Deviasi skor total

P : Proporsi subjek yang menjawab betul item tersebut q : 1- p

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah keajegan suatu alat dalam pengukuran. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Sudjana (1996: 120 - 121) bahwa reliabilitas alat ukur adalah ketetapan atau keajegan alat tersebut dalam mengukur apa yang diukur.

(24)

Erdian Septiadi, 2015

dan banyak digunakan orang ada dua rumus yaitu rumus K-R 20 dan rumus K-R 21”. Disini penulis menggunakan rumus K-R 21 dan tingkat reliabilitas dapat ditunjukan pada Tabel 3.2:

� = M −M x

t ( 3.2) Arikunto (2006: 189) Keterangan :

� : Reliabilitas instrumen

k : Banyaknya butir Soal/butir pertanyaan M : Skor rata-rata

Vt : Varians total

Jika r hitung > r tabel, hal itu menunjukan bahwa koefisien ada artinya hingga tidak diabaikan. Artinya instrumen ini reliabel pada taraf yang telah ditentukan yaitu 95 %.

Untuk mendapatkan varians total digunakan rumus :

� = √∑ x ∑ x

n (3.3) Arikunto (2006: 184)

Tabel 3.2 Tingkat reliabilitas

Koefisien Korelasi (r) Tafsiran

0,80 ≤ � ≤ 1,00 Reliabilitas sangat tinggi 0,60 ≤ � < 0,80 Reliabilitas tinggi 0,40 ≤ � < 0,60 Reliabilitas sedang 0,20 ≤ � < 0,40 Reliabilitas rendah 0,00 ≤ � < 0,20 Reliabilitas sangat rendah

(25)

3. Tingkat Kesukaran dan Daya Pembeda

Untuk menentukan item yang paling memenuhi syarat sebagai alat instrumen data, pada penelitian ini dilakukan uji daya pembeda soal (instrumen). Daya pembeda soal, adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh (berkemampuan rendah)”. Indeks daya pembeda diperlihatkan pada Tabel 3.3. Tingkat Kesukaran adalah suatu parameter untuk menyatakan bahwa item suatu soal adalah mudah, sedang, dan sukar. Rumus untuk menghitung tingkat

kesukaran adalah sebagai berikut:

� =� (3.4) Arikunto (2006: 294) Keterangan :

P : Indeks kesukaran

B : Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar Js : Jumlah seluruh peserta tes

Menurut Arikunto (2002: 214), indeks kesukaran sering diklasifikasikan sebagai berikut:

• Soal dengan P 0,00 sampai 0,30 adalah soal sukar • Soal dengan P 0,31 sampai 0,70 adalah soal sedang • Soal dengan P 0,71 sampai 1,00 adalah soal mudah

Sedangkan untuk mencari daya pembeda ini digunakan rumus sebagai berikut: �� =��

��− ��

�� (3.5)

Arikunto (2006: 295) Keterangan :

Dp : Daya pembeda

BA : Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar BB : Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar

JA : Banyaknya peserta kelompok atas

(26)

Erdian Septiadi, 2015

Tabel 3.3

Indeks daya pembeda soal

Indeks Tafsiran

0,70 ≤ DP ≤ 1,00 Baik Sekali

0,40 ≤ DP <0,70 Baik

0,20 ≤ DP < 0,40 Cukup

0,00 ≤ DP < 0,20 Jelek

Arikunto (2009: 218)

H. Prosedur Penelitian

1. Tahap Persiapan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap persiapan ini adalah sebagai berikut: a. Studi pustaka

Dilakukan untuk memperoleh kerangka teoritis yang relevan, memperoleh informasi tentang penelitian sejenis yang pernah dilakukan oleh peneliti lain. b. Studi Kurikulum

Dilakukan untuk memperoleh data mengenai tuntutan-tuntutan kurikulum yang harus dikuasai oleh siswa dari sub pokok bahasan, kedalaman dan keluasan materi, dan alokasi waktu.

c. Studi Pendahuluan

Dilakukan untuk memperoleh data mengenai kondisi lapangan yang

mencakup kondisi siswa, sarana dan prasarana, alat bantu pengajaran dan alat peraga, serta peralatan untuk melakukan praktikum.

2. Tahap Pelaksanaan

Adapun tahap pelaksanaan pada penelitian ini meliputi: a. Penentuan kelas sampel.

b. Menyusun dan menguji instrumen untuk mengadakan pre test dan post test. c. Melaksanakan pre test pada siswa.

(27)

I. Teknik Pengolahan Data

Hasil tes belajar (kognitif) yang akan diolah adalah hasil tes awal (pre t e s t ) dan hasil tes akhir (post test). Skor hasil tes tersebut pertama-tama diubah

menjadi nilai dengan skala penilaian 0-100. Nilai siswa tersebut kemudian dimasukan kedalam tabel data pertambahan nilai siswa.

Langkah-langkah yang ditempuh dalam pengolahan data hasil tes prestasi belajar siswa dapat diuraikan sebagai berikut:

1) Memberikan skor terhadap tes awal dan tes akhir dari kedua kelompok eksperimen dengan berpedoman pada kunci jawaban.

2) Mengkonversi skor menjadi nilai dengan skala 0-100 dengan menggunakan rumus :

����� = � �� �� � � � % (3.6)

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dimaksudkan untuk melihat apakah data yang didapatkan berdistribusi normal. Prosedur yang akan ditempuh dalam uji normalitas data menurut Sugiyono (2014: 228), uji normalitas data dengan chi-kuadrat dilakukan dengan cara membandingkan kurva normal yang terbentuk dari data yang telah terkumpul (B) dengan kurva normal baku/standar (A), adalah sebagai berikut:

Gambar 3.1 (a) Kurva Normal Baku, (b) Kurva Distribusi Data yang Akan Diuji Normalitasnya (Sugiyono, 2007: 80)

1) Menentukan nilai terbesar dan terkecil 2) Menentukan rentang (R)

R = Nilai Terbesar - Nilai Terkecil 3) Menentukan banyaknya kelas (BK)

BK = 1 + (3,3) log n (Rumus Sturgess), dimana (n) = banyaknya siswa

A B

2,7%

13,53%

34,13%

34,13%

13,53%

2,7%

? ?

? ?

? ?

(28)

Erdian Septiadi, 2015

4) Menentukan panjang kelas (PK) P =

K

Keterangan:

R = rentangan BK = banyaknya kelas

5) Membuat tabulasi tabel penolong sebagai berikut: Tabel 3.4

Tabel Distribusi frekuensi interval � � (nilai

tengah) ��²

� . �� � . ��²

Jumlah

6) Menenentukan rata-rata atau Mean: � =∑ � �

7) Menentukan simpangan baku (S): � = √ .∑ƒ � − ∑. − ƒ �

8) Menghitung frekuensi yang diharapkan (fh) 9) Menghitung harga chi-kuadrat ( χ2).

Memasukkan harga-harga fh kedalam tabel kolom fh, sekaligus menghitung harga-harga (fo – fh) dan − h

h dan menjumlahkannya. Harga − h

(29)

Tabel 3.5

Tabel Penolong untuk Pengujian Normalitas Data dengan Chi Kuadrat No. Kelas

interval fo fh fo - fh (fo -fh) 2

(fo - fh)2/fh 1.

2. 3.

10) Membandingkan (ᵡ² hitung) dengan (ᵡ² tabel) (untuk α = 0,05 dan derajat kebebasan dk = k-1)

Dimana (k) merupakan banyaknya kelas interval kaidah keputusan: Jika (ᵡ² hitung) ≥ (ᵡ² tabel) maka distribusi data tidak normal

Jika (ᵡ² hitung) < (ᵡ² tabel) maka distribusi data normal

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui varians populasi, apakah populasi mempunyai varians yang sama atau berbeda. Uji homogenitas data untuk

penelitian ini digunakan rumus uji F (Sudjana, 2005: 250), sebagai berikut: F n = b

k

Keterangan : v : variansi terbesar v : variansi terkecil

(30)

Erdian Septiadi, 2015

c. Uji Kesamaan Dua Rata-Rata (Uji Hipotesis)

Pengujian hipotesis dimaksudkan untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diterima atau tidak. Pengujiannya digunakan teknik uji-t (t-test). Tes ini digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan yang signifikan dalam hasil/prestasi belajar siswa kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Untuk data yang berdistribusi normal, pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji-t. Adapun langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1) Mencari standar deviasi gabungan Rumusnya :

= √ − � + − �

+� − (3.7) Sudjana (1996: 99) Keterangan :

: deviasi standar gabungan

N1 : ukuran sampel yang variansinya besar N2 : ukuran sampel yang variansinya kecil S1 : variansi besar

S2 : variansi kecil 2) Mencari nilai t

Rumusnya : = �̅̅̅̅− �̅̅̅̅

�√� + �

(3.8)

Sudjana (1996: 239) Keterangan :

�̅̅̅ : rata-rata kelompok eksperimen �̅̅̅ : rata-rata kelompok kontrol

3) Menentukan drajat kebebasan dengan rumus :

(31)

4) Mencari nilai t dari daftar table statistik

Disini akan dicari nilai t tabel pada taraf kepercayaan 95%. 5) Dalam penelitian ini dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

“Hasil belajar siswa yang menggunakan media pembelajaran simulator lebih baik dari pada penggunaan media pembelajaran modul”.

Kreteria pengujian hipotesis:

Jika t n ˃t , maka tolak H0 dan terima Ha Jika t n ≤t , maka terima H0 dan tolak Ha

H0: “Hasil belajar yang menggunakan media pembelajaran simulator kurang atau sama dengan penggunaan media pembelajaran modul”.

(32)

Erdian Septiadi, 2015 J. Alur Penelitian

[image:32.595.104.512.182.698.2]

Berdasarkan pemaparan pada prosedur penelitian, alur penelitian yang dilaksanakan dapat digambarkan dalam bentuk gambar berikut :

Gambar 3.2 Alur Penelitian Studi Literatur

Pembuatan proposal dan seminar proposal

Pembuatan instrument, kisi –kisi instrument, analisis hasil uji coba

instrument, dan revisi

Pemberian pre test

Pelaksanaan proses belajar di kelas

eksperimen

Pelaksanaan proses belajar di kelas

kontrol

Pemberian post test

Pengolaan data

Hasil dan pembahasan

Gambar

Tabel 1.1 Hasil Belajar Standar Kompetensi Memelihara/Servis Sistem
Tabel 3.1
Tabel 3.2 Tingkat reliabilitas
Tabel 3.3
+5

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh sanksi perpajakan, pelayanan fiskus, pengetahuan dan pemahaman perpajakan, kesadaran perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak

Another study reported that 4 month treatment with a dietary supplement containing cinnamon, chromium and carnosine decreased fasting plasma glucose (FPG) and increased fat-free

Jadi dari penelitian pemberitaan kasus video porno mirip artis Luna Maya, Ariel, dan Cut Tari di Harian Jawa Pos edisi 07 Juni sampai 11 Juni 2010 tidak objektif, karena

bahwa untuk memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45 ayat (3) Undang-undang Nomor 20 Tahun 1982 tentang Ketentan-ketentuan Pokok Pertahanan Keamanan

Dari kombinasi ke empat produk tersebut dapat dilihat bahwa produk yang paling optimum dan yang paling banyak memberikan contribusi margin adalah produk meja biro karena

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan karuniaNya, sehingga Penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan judul “ Pra Rancangan

Semua data hasil survey di lapangan yang berupa data geometrik dan lingkungan simpang pada kondisi awal, data waktu sinyal dan data volume lalu lintas pada simpang digunakan

Berdasarkan penelitian terdahulu dan tinjauan pustaka diatas, kerangka pemikiran penelitian ini adalah untuk menguji perbandingan pengaruh variabel makro ekonomi