• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VI PENUTUP. 188 unit sehingga dapat menghasilkan efesiensi produksi. dan nilai contribusi margin sebesar Rp ,-

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB VI PENUTUP. 188 unit sehingga dapat menghasilkan efesiensi produksi. dan nilai contribusi margin sebesar Rp ,-"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil pembahasan pada BAB V maka kesimpulan yang dapat diambil: 1. Kombinasi produk optimal adalah lemari sebanyak 95 unit, meja belajar

sebanyak 231 unit, kursi belajar sebanyak 354 unit dan meja biro sebanyak 188 unit sehingga dapat menghasilkan efesiensi produksi.

2. Dari kombinasi ke empat produk tersebut dapat dilihat bahwa produk yang paling optimum dan yang paling banyak memberikan contribusi margin adalah produk meja biro karena menghasilkan produk sebanyak 188 unit dan nilai contribusi margin sebesar Rp 315.862,-

3. Total contribusi margin yang diperoleh dengan perhitungan metode simpleks adalah Rp 158.680.274,- total contribusi margin dari perusahaan adalah Rp 157.593.313,-. Dengan demikian laba maksimum yang bisa diperoleh adalah dari hasil pengurangan contribusi margin metode simpleks dengan total biaya tetap Rp 34.837.666,- yaitu Rp 123.842.608,-

B. Saran

1. Disarankan kepada pihak Bengkel Keuskupan Agung Kupang agar memproduksi produk lemari 95 unit, produk meja belajar 231 unit, produk kursi belajar 354 unit dan produk meja biro 188 unit dengan laba yang diperoleh sebesar Rp 123.526.591,-. Apabila faktor-faktor produksi masih memungkinkan untuk memproduksi lebih dari kombinasi produk hasil

(2)

analisis maka perusahaan boleh memproduksi sesuai dengan kapasitas faktor-faktor produksi yang ada.

2. Perusahaan sebaiknya juga memperhatikan produk-produk meubel lain yang memiliki permintaan yang belum optimal sehingga penjualan dapat lebih ditingkatkan lagi agar laba yang diperoleh lebih maksimal.

3. Apabila pada tahun-tahun mendatang Bengkel Keuskupan Agung Kupang masih tetap berproduksi dengan menggunakan faktor produksi bahan baku, jam kerja karyawan, jam kerja mesin maka untuk meningkatkan kuantitas produksi juga harus meningkatkan dari faktor produksi bahan baku, jam kerja karyawan dan jam kerja mesin.

(3)

DAFTAR PUSTAKA

Adisaputro, Gunawan dan Asri Marwan, Anggaran Perusahaan, Edisi revisis 2, Penerbit BPFE UGM, Yogyakarta, 1996.

Ahyari, Agus, Manajemen Produksi, buku 2, edisi 4, Penerbit BPFE UGM, Yogyakarta, 1997.

Aminudin, Prinsip-Prinsip Riset Operasi, Penerbit Erlangga, Jakarta, 2005. Badudu, J. S, Kamus Umum Indonesia, Penerbit Pustaka Sinar Harapan, Jakarta,

1996.

Buffa, Elwood, Manajemen Produksi Operasi Modern, jilid 2, edisi ke-7, Penerbir Erlangga, Jakarta, 1993.

Damyati, Tjutju dan Dimyati Ahmad, Operation Research, Penerbit Sinar baru Algesindo, Bandung, 2002.

Gitosudarmo, Indriyo, Manajemen Operasi, Edisi Kedua, Penerbit BPFE UGM, Yogyakarta, 2002.

Hani, Handoko, Dasar-dasar Manajemen Produksi Dan Operasi, Penerbit BPFE, Yogyakarta, 1987.

Reksohadiprodjo, Sukanto, Manajemen Operasi, Edisi Empat, Penerbit BPFE, Yogyakarta, 1986.

Supranto, J, Riset Operasi Untuk Pengambilan Keputusan, Penerbit UI, Jakarta 1988.

Supriyono, R. A, Akuntansi Manajemen I Konsep Dasar Manajemen Dan Proses Perencanaan, Penerbit BPFE UGM, Yogyakarta, 1993. Umar, Husein, Studi Kelayakan Bisnis, Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama,

(4)

LAMPIRAN 1

Data estimasi perhitungan kendala permintaan konsumen dengan pendekatan metode moment.

Data Penjualan Produk Meubel Tahun 2006 – 2008 Pada Bengkel K. A. K

Jenis Produk Jumlah Unit Meubel Yang Dijual Per Tahun

2006 2007 2008

Lemari 87 Unit 100 Unit 90 Unit Meja belajar 138 Unit 168 Unit 200 Unit Kursi belajar 115 Unit 170 Unit 280 Unit Meja biro 100 Unit 125Unit 160 Unit Sumber: Bengkel Keuskupan Agung Kupang,2009

Dari data tersebut maka, dapat disusun prediksi permintaan konsumen dengan menggunakan metode moment untuk tiap jenis meubel sebagai berikut:

1. Lemari Y = a + bX X Xi Yi XiYi Xi2 2006 2007 2008 0 1 2 87 100 90 0 100 180 0 1 4 Σ 3 277 280 5

 

 

2

 

2 2

   x x n xy x x y a

     

   

2 3 5 3 280 3 5 277    a 9 15 840 1385    a 6 545  a

(5)

a = 90,83

   

2

  

2

   x x n y x xy n b

    

   

2 3 5 3 277 3 280 3    b 9 15 831 840    b 6 9  b b = 1,5

Jadi, forcesting penjualan lemari untuk tahun 2009 adalah Y = a + bx

Y = 90,83 + 1,5 (3) Y = 90,83 + 4,5

Y = 95,33 (Dibulatkan menjadi 95 unit) 2. Meja belajar Y = a + bX Tahun Xi Yi XiYi X² 2006 2007 2008 0 1 2 138 168 200 0 168 400 0 1 4 Σ 3 506 568 5

 

 

2

 

2 2

   x x n xy x x y a

     

   

2 3 5 3 568 3 5 506    a

(6)

9 15 1704 2530    a 6 826  a a = 137,67

   

2

  

2

   x x n y x xy n b

    

   

2 3 5 3 506 3 568 3    b 9 15 1518 1704    b 6 186  b b = 31

Jadi, forcasting penjualan meja belajar untuk tahun 2009 adalah Y = a + bx

Y = 137,67 + 31 (3) Y = 137,67 + 93

Y = 230,67 (Dibulatkan menjadi 231 unit) 3. Kursi Belajar Y = a + bX Tahun Xi Yi XiYi X² 2006 2007 2008 0 1 2 115 170 280 0 170 560 0 1 4 Σ 3 565 730 5

 

 

2

 

2 2

   x x n xy x x y a

(7)

     

   

2 3 5 3 730 3 5 565    a 9 15 2190 2825    a 6 635  a a = 105,83

   

2

  

2

   x x n y x xy n b

    

   

2 3 5 3 565 3 730 3    b 9 15 1695 2190    b 6 495  b b = 82,67

Jadi, forcasting penjualan kursi belajar untuk tahun 2009 adalah Y = a + bx

Y = 105,83 + 82,67 (3) Y = 105,83 + 248,01

Y = 353,84 (Dibulatkan menjadi 354 unit)

4. Meja biro

(8)

Tahun Xi Yi XiYi X² 2006 2007 2008 0 1 2 100 125 160 0 125 320 0 1 4 Σ 3 385 445 5

 

 

2

 

2 2

   x x n xy x x y a

     

   

2 3 5 3 445 3 5 385    a 9 15 1335 1925    a 6 590  a a = 98,33

   

2

  

2

   x x n y x xy n b

    

   

2 3 5 3 385 3 445 3    b 9 15 1155 1335    b 6 180  b b = 30

Jadi, forcesting penjualan meja biro untuk tahun 2009 adalah Y = a + bx

Y = 98,33 + 30 (3) Y = 98,33 + 90

(9)

Perhitungan di atas secara ringkas dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Jenis Meubel Tingkat Penjualan

(unit) Lemari Meja belajar Kursi belajar Meja biro 95 231 354 188 Total 868

Hasil perhitungan di atas kemudian ditransfer kepertidaksamaan kendala permintaan konsumen dari tiap jenis meubel sebagai berikut :

Lemari = X1 ≥ 95

Meja belajar = X2 ≥ 231

Kursi belajar = X3 ≥ 354

Meja biro = X4 ≥ 188

LAMPIRAN 2

(10)

No Jenis Produk Unit yang Dihasilkan Pemakaian per unit Total pemakaian per tahun 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Lemari Meja belajar Kursi belajar Tempat tidur besi Tempat tidur kayu Meja makan Kosen pintu Kosen jendela Daun pintu Daun jendela Meja biro 95 231 354 40 50 4 50 84 6 8 188 37 23 8 39 45 38 42 30 39 31 30 3515 5313 2832 1560 2250 152 2100 2520 234 248 5640

Kapasitas yang tersedia 26364

Sumber: Bengkel Keuskupan Agung Kupang

Penggunaan jam kerja mesin tahun 2009

No Jenis Produk Unit yang Dihasilkan Pemakaian per unit Total pemakaian per tahun 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Lemari Meja belajar Kursi belajar Tempat tidur besi Tempat tidur kayu Meja makan Kosen pintu Kosen jendela Daun pintu Daun jendela Meja biro 95 231 354 40 50 4 50 84 6 8 188 16 12 4 16 13 26 17 10 23 27 13 1520 2772 1416 640 650 104 850 840 138 216 2444

Kapasitas yang tersedia 11590

Sumber: Bengkel Keuskupan Agung Kupang

Data estimasi perhitungan bahan baku, jam kerja mesin, dan jam kerja karyawan.

(11)

No Jenis Produk Unit yang Dihasilkan Pemakaian per unit Total pemakaian per tahun 1 2 3 4 Lemari Meja belajar Kursi belajar Meja biro 95 231 354 188 5 2 1 3 475 462 354 564

Kapasitas yang tersedia 2700

Sumber: Bengkel Keuskupan Agung Kupang

b. Penggunaan jam kerja karyawan tahun 2009 No Jenis Produk Unit yang

Dihasilkan Pemakaian per unit Total pemakaian per tahun 1 2 3 4 Lemari Meja belajar Kursi belajar Meja biro 95 231 354 188 37 23 8 30 3515 5313 2832 5640

Kapasitas yang tersedia 26364

Sumber: Bengkel Keuskupan Agung Kupang

c. Penggunaan jam kerja mesin tahun 2009 No Jenis Produk Unit yang

Dihasilkan Pemakaian per unit Total pemakaian per tahun 1 2 3 4 Lemari Meja belajar Kursi belajar Meja biro 95 231 354 188 16 12 4 13 1520 2772 1416 2444

Kapasitas yang tersedia 11590

Sumber: Bengkel Keuskupan Agung Kupang

Jadi fungsi kendala :

1) Bahan baku = 5X1 + 2X2 + X3 + 3X4 ≤ 2700

2) Jam kerja karyawan = 37X1 + 23X2 + 8X3 + 30X4 ≤ 26364

3) Jam kerja mesin = 16X1 + 12X2 + 4X3 + 13X4 ≤ 11590

LAMPIRAN 3

Estimasi Contribusi Margin dari produk lemari, meja belajar, kursi belajar dan meja biro.

(12)

Keterangan Lemari Meja belajar Kursi belajar Meja biru Total Unit Harga Penjualan Biaya variabel BBBL BOP variabel: Biaya listrik Biaya bahan penolong 90 1.250.000,- 112.500.000,- 18.000.000,- 563.685,- 74.137.500,- 241 350.000,- 84.350.000,- 19.280.000,- 1.509.424,- 41.015.665,- 364 225.000,- 81.900.000,- 14.560.000,- 2.279.793,- 6.665.750,- 180 875.000,- 157.500.000,- 21.600.000,- 1.127.370,- 77.917.500,- 436.250.000,- 73.440.000,- 5.480.272,- 199.736.415,- Total biaya variabel By. Variabel per unit 92.701.185,- 1.030.013,- 61.805.089,- 256.453,- 23.505.543,- 64.576,- 100.644.870,- 559.138,- 278.656.687,- CM total CM per unit 19.798.815,- 219.987,- 22.544.911,- 93.547,- 58.394.457,- 160.424,- 56.855.130,- 315.862,- 157.593.313,- By. Tetap By gaji By.peny, mesin dan peralatan By tetap listrik By. Pajak 1.630.980,- 138.524,- 1.524.836,- 319.050,- 4.364.750,- 369.402,- 4.083.172,- 854.345,- 6.593.770,- 557.935,- 6.167.115,- 1.290.380,- 3.295.750,- 275.902,- 3.049.672,- 638.100,- 15.885.250,- 1.341.763,- 14.824.795,- 3.101.875,-

(13)

Total biaya

tetap 3.631.390,- 9.671.669,- 14.609.200,- 7.259.424,- 35.153.683,- Keterangan :

BBBL : Biaya Bahan Baku Langsung BOP : Biaya Overhead Pabrik CM : Contribusi Margin Jadi fungsi tujuan :

Zmaks : 219.987X1 + 93.547X2 + 160.424X3 + 315.862X4

LAMPIRAN 4

Perhitungan Baris Kunci dan Bukan Baris Kunci Tabel Awal Simpleks: Angka Baru Baris Kunci: 0S7 315.862 X4

(14)

0 / 1 = 0 0 / 1 = 0 0 / 1 = 0 1 / 1 = 1 0 / 1 = 0 0 / 1 = 0 0 / 1 = 0 0 / 1 = 0 0 / 1 = 0 0 / 1 = 0 1 / 1 = 1 188 / 1 = 188

Angka Baru Bukan Baris Kunci:         E D x C B A 0S1 = 5 1 3 0 5        x 2 1 3 0 2        x 1 1 3 0 1        x 0 1 3 0 3        x 1 1 3 0 1        x 0 1 3 0 0        x 0 1 3 0 0        x 0 1 3 0 0        x 0 1 3 0 0        x 0 1 3 0 0        x 3 1 3 1 0        x 0S2 = 37 1 30 0 37        x 23 1 30 0 23        x 8 1 30 0 8        x 0 1 30 0 30        x 0 1 30 0 0        x 1 1 30 0 1        x 0 1 30 0 0        x 0 1 30 0 0        x 0 1 30 0 0        x 0 1 30 0 0        x 30 1 30 1 0        x

(15)

154 . 2 1 3 188 2700        x 20.724 1 30 188 26364        x 0S3 = 16 1 13 0 16        x 12 1 13 0 12        x 4 1 13 0 4        x 0 1 13 1 13        x 0 1 13 0 0        x 0 1 13 0 0        x 1 1 13 0 1        x 0 1 13 0 0        x 0 1 13 0 0        x 0 1 13 0 0        x 13 1 13 0 0        x 146 . 9 1 13 188 590 . 11        x

Perhitungan BK dan BBK tabel iterasi I Angka baru baris kunci : 0S4 219.987X1

(16)

0 / 1 = 0 0 / 1 = 0 0 / 1 = 0 0 / 1 = 0 0 / 1 = 0 0 / 1 = 0 0 / 1 = 0 0 / 1 = 0 0 / 1 = 0 95 / 1 = 95

Angka baru bukan baris kunci :         E D x C B A 0S1 = 0 1 5 1 5        x 2 1 5 0 2        x 1 1 5 0 1        x 0 1 5 0 0        x 1 1 5 0 1        x 0 1 5 0 0        x 0 1 5 0 0        x 5 1 5 1 0        x 0 1 5 0 0        x 0 1 5 0 0        x 3 1 5 0 3         x 679 . 1 1 5 95 2154        x OS2 = 0 1 37 1 37        x 23 1 37 0 23        x 8 1 37 0 8        x 0 1 37 0 0        x 0 1 37 0 0        x 1 1 37 0 1        x 0 1 37 0 0        x 37 1 37 1 0        x 0 1 37 0 0        x 0 1 37 0 0        x 30 1 37 0 30         x 209 . 17 1 37 95 724 . 20        x

(17)

0S3 = 0 1 16 1 16        x 12 1 16 0 12        x 4 1 16 0 4        x 0 1 16 0 0        x 0 1 16 0 0        x 0 1 16 0 0        x 1 1 16 0 1        x 16 1 16 1 0        x 0 1 16 0 0        x 0 1 16 0 0        x 13 1 16 0 13         x 626 . 7 1 16 95 9146        x

Perhitungan BK dan BBK tabel iterasi II Angka baru baris kunci : 0S6 160.424X3

0 / 1 = 0 0 / 1 = 0 1/ 1 = 1 0 / 1 = 0 0 / 1 = 0 0 / 1 = 0 0 / 1 = 0 0 / 1 = 0 1 / 1 = 1 0 / 1 = 0 354 / 1 = 354

(18)

0 / 1 = 0

Angka baru bukan baris kunci :         E D x C B A 0S1 = 0 1 1 0 0        x 2 1 1 0 2        x 1 1 1 1 1        x 0 1 1 0 0        x 1 1 1 0 1        x 0 1 1 0 0        x 0 1 1 0 0        x 5 1 1 1 5         x 0 1 1 0 0        x

0

1

5

0

x

3 1 1 0 3         x 325 . 1 1 1 354 1679        x OS2 = 0 1 8 0 0        x 23 1 8 0 23        x 0 1 8 1 8        x 0 1 8 0 0        x 0 1 8 0 0        x 1 1 8 0 1        x 0 1 8 0 0        x 37 1 8 0 37         x 0 1 8 0 0        x 8 1 8 1 0        x 30 1 8 0 30         x 377 . 14 1 8 354 209 . 17        x 0S3 = 0 1 4 0 0        x 12 1 4 0 12        x 0 1 4 1 4        x

(19)

0 1 4 0 0        x 0 1 4 0 0        x 0 1 4 0 0        x 1 1 4 0 1        x 16 1 4 0 16         x 0 1 4 1 0        x 4 1 4 1 0        x 13 1 4 0 13         x 6210 1 4 354 7626        x

Perhitungan BK dan BBK tabel iterasi III Angka baru baris kunci : 0S5 93.547X2

0 / 1 = 0 1 / 1 = 1 0 / 1 = 0 0 / 1 = 0 0 / 1 = 0 0 / 1 = 0 0 / 1 = 0 0 / 1 = 0 1 / 1 = 1 0 / 1 = 0 0 / 1 = 0 231 / 1 = 231

Angka baru bukan baris kunci :         E D x C B A 0S1 = 0 1 2 0 0        x OS2 = 0 1 23 0 0        x

(20)

0 1 2 1 2        x 0 1 2 0 0        x 0 1 2 0 0        x 1 1 2 0 1        x 0 1 2 0 0        x 0 1 2 0 0        x 5 1 2 0 5         x 2 1 2 0 0        x 1 1 2 0 1         x 3 1 2 0 3         x 863 1 2 231 1325        x 0 1 23 1 23        x 0 1 23 0 0        x 0 1 23 0 0        x 0 1 8 0 0        x 1 1 23 0 1        x 0 1 23 0 0        x 37 1 23 0 37         x 23 1 23 1 0        x 8 1 23 0 8         x 30 1 23 0 30         x 264 . 9 1 23 231 377 . 14        x 0S3 = 0 1 12 0 0        x 0 1 12 1 12        x 0 1 12 0 0        x 0 1 12 0 0        x 0 1 12 0 0        x 0 1 12 0 0        x 1 1 12 0 1        x

(21)

16 1 12 0 16         x 12 1 12 1 0        x 4 1 12 1 4         x 13 1 12 0 13         x 3438 1 12 231 6210        x

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil penelitian menggambarkan bahwa dengan menggunakan metode pembelajaran bervariasi dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa.Penerapan suatu metode pembelajaran

Angkatan kerja adalah penduduk usia produktif yang berusia 15-64 tahun yang sudah mempunyai pekerjaan tetapi sementara tidak bekerja, maupun yang sedang aktif mencari pekerjaan..

Dari beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelum nya tentang sistem keamanan rumah, maka dibuatlah sistem keamanan rumah pada jendela yang dikendalikan jarak

Puji syukur disampaikan sebesar-besarnya kehadirat Allah YME atas segala rahmat kuasa dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir penyusunan

Strategi peningkatan konsumsi ikan di Kota Tegal, Provinsi Jawa Tengah yang perludilakukan adalah : 1) Memperkuat dan memperluas konektivitas antara sentra produksi hulu, produksi

Ada beberapa faktor yang menyebabkan buruknya kepribadian anak-anak yang dapat menimbulkan kemerosotan moral pada anak-anak, di antaranya: (1) Kurang tertanamnya nilai-nilai

Ohya, satu jalan cenderung mudah dalam menulis esai itu bisa dilakukan dengan membalas esai yang sudah ada.. Beberapa anak LPM Kentingan mengalami itu di Mimbar

Pemasaran ikan keli ini akan dilakukan oleh Pengurus Bahagian Perniagaantani dengan kerjasama diantara penternak / peserta PMAK, pemborong dan usahawan – usahawan PPK yang