• Tidak ada hasil yang ditemukan

Buku 2: BAHAN AJAR (Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan) <Modul Pembelajaran Pertemuan ke 5> MANAJEMEN AGROBISNIS Semester IV/3 SKS/PTE 2102

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Buku 2: BAHAN AJAR (Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan) <Modul Pembelajaran Pertemuan ke 5> MANAJEMEN AGROBISNIS Semester IV/3 SKS/PTE 2102"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

UNIVERSITAS GADJAH MADA

FAKULTAS PETERNAKAN/ILMU DAN

INDUSTRI PETERNAKAN

Jl. Fauna 3 Karangmalang, Kampus UGM

Yogyakarta-55281

Buku 2: BAHAN AJAR

(Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan)

<Modul Pembelajaran Pertemuan ke 5>

MANAJEMEN AGROBISNIS

Semester IV/3 SKS/PTE 2102

Oleh

Dr Tri Anggraeni Kusumastuti,S.P.,M.P.

Prof Dr Ir Sudi Nurtini,SU

Dr. Ir. Rini Widiati,MS

Dr Ir Suci Paramitasari Syahlani,MM

Mujtahiddah Anggriani U.M., SPt,MP,PhD

(2)

Pertemuan 5

MANAJEMEN PRODUKSI : RESIKO DAN KETIDAKPASTIAN

A.RPKM Minggu Kelima

1 Masing-masing media ajar disertakan dalam bentuk handout setiap minggu/pertemuan.

2 Evaluasi mahasiswa dapat berupa: Kuis, Tugas, Self-Test, Tes formatif, Tes sumatif. Evaluasi mahasiswa ditujukan untuk mengukur ketercapaian tujuan (pada

Kolom 2). Pe rt em u an k e Tujuan Ajar/ Keluaran/ Indikator Topik (pokok, subpokok bahasan, alokasi waktu) Media Ajar1 Metode Evaluasi dan Penilaian2 Metode Ajar (STAR)3 Aktivitas Mahasiswa Aktivitas Dosen/ Nama Pengajar Sumber Ajar T ek s Pr ese n tasi G am b ar A u d io /V id eo S oal -t u gas We b 4 5 mampu menganalisis dan melakukan pengukuran tingkat resiko industri peternakan dalam keadaan beresiko untuk diambil keputusan usaha yang tepat. (1) Definisi resiko, ketidakpastian, faktor penyebab dan macam resiko (2) Metode Aplikasi penentuan resiko) Waktu: 1x pertemuan @100 menit v v v - v - Kuisioner Tugas Terstruktur Skoring 0-100 (PAN) Mahasiswa berkelompo k dan berdiskusi (1) Baca bahan ajar sebelum kuliah, (2) Unduh bahan ajar setelah kuliah, (3) Mengisi kuisoner Memandu diskusi dan menjelaskan di depan kelas. Pengajar: Tri Anggraeni Pustaka buku: 1, 3, 5, 10, 24, 26

(3)

Praktikum Pertemuan 5

ASISTENSI II

B.RPKM Praktikum Minggu Kelima

Pe rt em u an k e Tujuan Ajar/ Keluaran/ Indikator Topik (pokok, subpokok bahasan, alokasi waktu) Media Ajar5 Metode Evaluasi dan Penilaian6 Metode Ajar (STAR)7 Aktivitas Mahasiswa Aktivitas Dosen/ Nama Pengajar Sumber Ajar T ek s Pr ese n tasi G am b ar A u d io /V id eo S oal -t u gas We b 8 5 dapat menentukan laporan keuangan secara sederhana (1) Macam aset (2) Macam aktiva(3) Macam passiva Waktu: 1x pertemuan @60 menit v v v - v - kuis PAN (skoring 0-100) presentasi dosen dilanjutkan kuis Baca buku panduan praktikum sebelum asistensi II menjelaskan di depan kelas. Pengajar: Sudi Nurtini buku petunju k praktiku m

(4)

C.Bahan Ajar Minggu Kelima PENDAHULUAN

1.1. Deskripsi Singkat

Minggu kelima perkuliahan menjelaskan tentang berbagai penyebab resiko pada usaha peternakan, metode yang sering digunakan untuk analisis pengambilan keputusan karena resiko dan ketidakpastian pada industri peternakan yaitu Koefisien Variasi dan Expected Value (EV) .

1.2. Manfaat Pembelajaran

Pemahaman konsep resiko dan ketidakpastian sangat bermanfaat bagi mahasiswa untuk pengambilan keputusan dalam menjalankan agribisnis peternakan dalam rangka memaksimalkan keuntungan dengan cara meminimalkan resiko.

1.3. Learning Outcome

Mahasiswa diharapkan mampu menganalisis dan melakukan pengukuran tingkat resiko suatu industri peternakan dalam keadaan beresiko untuk diambil keputusan usaha yang tepat.

PENYAJIAN

1.1. Materi Pembelajaran

Manajemen Resiko dalam Perencanaan Agribisnis

Dalam bidang pertanian risiko yang terjadi dapat disebabkan oleh beberapa faktor (Kay, 1986) yaitu :

a. penggunaan teknologi usahatani yang umumnya beranggapan penggunaan teknologi akan meningkatkan hasil;

b. harga produksi pertanian yang sangat bervariasi karena sifatnya tergantung pada musim; c. finansial yang sangat dipengaruhi oleh harga dan produksi pertanian;

d. kebijakan pemerintah; dan

e. sikap individu petani terutama dalam menjalin hubungannya dengan pihak luar.

Secara garis besar faktor resiko di bidang pertanian berasal dari (Nelson et al (1978) dalam Soedjana (2007) :

(5)

1. Resiko produksi, terjadi karena faktor cuaca, penyakit,variasi genetik dan waktu kegiatan. Sebagai contoh variasi bobot sapih ternak, pertumbuhan ternak, daya tampung padang penggembalaan, tingkat kematian dan kebutuhan tenaga kerja.

2. Resiko harga dan pasar, terjadinya variasi harga karena trend, siklus dan musim yang berpengaruh pada harga pedagang, program pemerintah dan permintaan konsumen. Sebagai contoh penjualan ternak dipengaruhi situasi musiman, harga periode sebelumnya dan lain-lain.

3. Resiko usaha dan finansial, berhubungan dengan investasi dan modal yang dimiliki. Semakin tinggi modal investasi atau pinjaman modal menyebabkan resiko usaha semakin tinggi. Sebagai contoh penggunaan alat baru harus mempertimbangkan biaya penyusutan alat, skala usaha dan lain-lain.

4. Resiko kerusakan yang berhubungan dengan bencana kebakaran, angin, banjir atau pencurian, tingginya inflasi, program pemerintah seperti pembatasan subsidi, perencanaan lokasi baru untuk daerah peternakan dan penggunaan input produksi.

5. Resiko faktor manusia berkaitan dengan perilaku, kesehatan, dan sifat seseorang.

Cassavant and Infanger (1984) membedakan situasi ketidakpastian menjadi dua tipe, yaitu (1) risiko (risk) adalah suatu situasi dimana hasil akhir tidak diketahui tetapi probabilitas dari alternatif hasil akhir diketahui dan (2) ketidakpastian (uncertainty) adalah suatu situasi dimana probabilitas dari hasil akhir yang berbeda tidak diketahui.

Situasi ketidakpastian dibedakan menjadi dua tipe, yaitu; (1) risiko (risk) adalah suatu situasi dimana hasil akhir tidak diketahui tetapi probabilitas dari alternatif hasil akhir diketahui dan (2) ketidakpastian (uncertainty) adalah situasi dimana probabilitas dari hasil akhir yang berbeda tidak diketahui (Debertin 1986).

Beberapa cara pengukuran tingkat resiko (Widiati dan Kusumastuti.2013) :

Untuk mengukur tingkat risiko pendapatan dianalisis dengan menentukan besarnya koefisien variasi. Hasil penelitian Kimbal (Chen et al, 1999; Amir et al, 1989,) menunjukkan bahwa risiko pendapatan dapat diukur dengan besarnya variance dan standar deviasi. Koefisien variasi secara matematis bisa dituliskan sebagai berikut :

(6)

X KV   Keterangan :

KV = koefisien variasi pendapatan.

 = standar deviasi pendapatan

X = rata-rata pendapatan

Semakin besar nilai koefisien variasi menunjukkan bahwa resiko yang harus ditanggung peternak semakin besar dibandingkan dengan keuntungannya (Syamsuddin, 2004).

Batas bawah menunjukkan nilai rata-rata terendah yang mungkin diterima oleh peternak dan dirumuskan sebagai berikut :

L = X - 2σ Keterangan :

L = batas bawah

X = rata-rata pendapatan

σ = standar deviasi pendapatan

Jika nilai L ≥ 0 maka peternak terhindar dari kerugian dan jika L < 0 maka peternak mempunyai peluang mengalami kerugian.

Hubungan antara batas nilai bawah dan koefisien variasi ( Herrnanto, 1991) yaitu apabila nilai KV ≤ 0.5 atau KV ≥ 0 maka peternak terhindar dari kerugian. Apabila KV > 0.5 atau KV < 0 maka peternak mempunyai peluang mengalami kerugian.

Pada penggunaan teknologi baru pengukuran dapat dilakukan dengan menggunakan koefisien beta atau rasio beta yang merupakan perbandingan antara kemauan petani untuk membayar atau Willingness To Pay (WTP) dibandingkan dengan biaya riil dan ratio WTP petani dibandingkan dengan tambahan atau peningkatan biaya. Jika nilai koefisien beta > 1 maka teknologi baru dapat diaplikasikan tetapi jika kurang dari 1 maka perlu dipertimbangkan kembali

(7)

keputusan untuk menerima penggunaan teknologi baru. Pengukuran lainnya dengan analisis

Expected Value (EV) yang dituliskan dalam bentuk persamaan sebagai berikut (Amir et al,

1989):

EV = CY [ (PS x PG) – (PF x PL)]

Keterangan :

EV = Expected Value (nilai harapan) CY = hasil sekarang

PS = probabilitas sukses PG = % keuntungan

PF = probabilitas kegagalan PL = % kerugian

Alternatif pengambilan keputusan dalam analisis resiko dan ketidakpastian berdasar nilai probabilitas pada 3 kondisi perekonomian yaitu kondisi menguntungkan atau masa cerah, kondisi stabil atau normal, dan kondisi buruk atau merosot dapat dibedakan berdasar 4 alternatif dasar perencanaan (Downey et al, 1987):

1. Wald (strategi maksimin), yaitu penentuan strategi dengan menentukan hasil terburuk dari setiap tindakan, kemudian memilih yang terbaik dari antara yang terburuk.

E1 E2 E3 Kemungkinan terburuk

A1 12 6 1 1

A2 8 10 -1 -1

A3 4 3 7 3 (yang dipilih)

2. Maksimax yaitu penentuan strategi dengan memilih kondisi yang paling baik dari kondisi yang terbaik atau sikap optimis karena mengabaikan kejadian terburuk yang mungkin akan selalu terjadi.

(8)

E1 E2 E3 Kemungkinan terburuk

A1 12 6 1 12 (yang dipilih)

A2 8 10 -1 10

A3 4 3 7 7

3. Hurwich (strategi alfa), yaitu perlu memilih koefisien optimisme dan pesimisme dimana besarnya koefisien tergantung tingkat optimisme/pesimisme seorang manajer 0 < α < 1. Misal koefisien optimisme = α (0,6) dan koefisien pesimisme (0,4), maka :

E (A1) = 0,6 (12) + 0,4 (1) = 7,6 (yang dipilih)

E (A2) = 0,6 (10) + 0,4 (-1) = 5,4 E (A3) = 0,6 (7) + 0,4 (3) = 5,6

4. Savage (strategi ketidakberuntungan minimaks)

Menetapkan kriteria ketidakberuntungan yang merupakan biaya kesempatan (biaya oportunitas). Ketidakberuntungan merupakan perbedaan absolut antara hasil taruhan dari tindakan tertentu dengan hasil taruhan tertinggi yang terdapat pada keadaan perekonomian. Masing – masing tindakan dihitung ketidakberuntungan maksimum dan kemudian memilih tindakan yang menghasilkan ketidakberuntungan terkecil diantara yang maksimum.

Ketidakberuntungan Ketidakberuntungan maksimum E1 E2 E3 E1 E2 E3 A1 12 6 1 0 4 6 6* A2 8 10 -1 4 0 8 8 A3 4 3 7 8 7 0 8

Misal keadaan perekonomian E1 terjadi, tindakan A1 akan dipilih untuk meminimisasi reiko , sedangkan tindakan E2 dan E3 harus dievaluasi. Perbedaan hasil taruhan antara A2 dan A1 dan atara A3 dan A1 pada kondisi sama E1 merupakan biaya kesempatan. Jika A2 dipilih sebagai pasangan E3 maka peruisahaan akan menanggung biaya kesempatan sebesar

(9)

4. , sehingga dipilih pasangan E1 dan A1 yang tidak mempunyai biaya kesempatan.

5. Laplace/Bayesian, mengasumsikan bahwa probabilitas dari setiap keadaan perekonomian dalam kondisi berimbang (strategi jangka panjang). Jika keadaan perekonomian dikenakan probabilitas yang sama sebesar 0,33 maka:

E(A1) = 0,33 (12) +0,33 (6) + 0,33 (1) = 6,33 (yang dipilih)

E(A2) = 0,33 (8) + 0,33 (10) + 0,33 (-1) = 5,67 E(A3) = 0,33 (4) + 0,33 (3) + 0,33 (7) = 4,67

1.2.Rangkuman

1. Ketidakpastian dibedakan menjadi dua tipe, yaitu 1) risiko (risk) adalah suatu situasi dimana hasil akhir tidak diketahui tetapi probabilitas dari alternatif hasil akhir diketahui dan 2) ketidakpastian (uncertainty) adalah situasi dimana probabilitas dari hasil akhir yang berbeda tidak diketahui.

2. Faktor resiko di bidang pertanian berasal dari resiko produksi, resiko harga dan pasar, resiko usaha dan finansial, resiko kerusakan, dan resiko faktor manusia.

3. Beberapa cara pengukuran tingkat resiko yaitu :

a. Untuk mengukur tingkat risiko pendapatan dianalisis dengan menentukan besarnya koefisien variasi yang dicari dari besarnya variance dan standar deviasi

b. Pada penggunaan teknologi baru pengukuran dapat dilakukan dengan menggunakan koefisien beta atau rasio beta

c. analisis resiko dan ketidakpastian berdasar nilai probabilitas pada 3 kondisi perekonomian yaitu kondisi menguntungkan atau masa cerah, kondisi stabil atau normal, dan kondisi buruk atau merosot dapat dibedakan berdasar 4 alternatif dasar perencanaan Wald (strategi maksimin), Maksimax, Hurwich (strategi alfa), Savage (strategi ketidakberuntungan minimaks) Laplace/Bayesian,

(10)

1.3.Bahan, Sumber Informasi dan Referensi

Referensi wajib :

Amir, P. and Hendrik C. K. 1989. Conducting On Farm Animal Research : Procedures and Economic Analysis. Winrock International Institute for Agricultural Development and International Development Research Centre.

Downey, D and S. P. Erickson. 1987. Agribusiness Management. 2nd Edition, McGraw-Hill 297 Book Co. Inc. New York.

Widiati R dan TA Kusumastuti. 2013. Manajemen Agribisnis : Aplikasi pada Industri Peternakan. Cetakan I. Penerbit Citra Gama Sakti. Yogyakarta

Referensi tambahan :

Cassavant, K. L., and C. L. Infanger. 1984. Economic and Agricultural Management, An

Introduction. Reston Publishing Company Inc. Virginia.

Chen, K.Z., K.D. Meilke., and C. Turvey., 1999. “Income Risk and Farm Consumption Behavior”. Agricultural Economics. 20:173-183.

Debertin, D. L. 1986. Agricultural Production Economics, Macmilan Publishing Company , New York.

Hernanto, F. 1993. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta.

Martinich, J. S. 1997. Production and Operation Management: An Applied Modern Approach. John Wiley & Sons, Inc. Printed in the USA.

Soedjana D Tjeppy. 2007. Sistem Usaha Tani Terintegrasi Tanaman-Ternak Sebagai Respons Petani Terhadap faktor Resiko. Jurnal Litbang Pertanian 26(2) hal 82-87.

Syamsuddin, L. 2004. Manajemen Keuangan Perusahaan. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta. Kuncoro, M. 2007. Ekonomika Industri Indonesia: Menuju Negara Industri Baru 2030. Penerbit

Andi Yogyakarta.

(11)

PENUTUP

Test Formatif berbentuk tugas terstruktur

Carilah data produksi daging sapi , daging ayam, harga daging sapi , dan harga daging ayam di suatu propinsi selama kurun waktu 10 tahun terakhir.

a. Carilah nilai koefisien variasi dan jelaskan apakah terjadi fluktuasi harga atau tidak ?

b. Apakah terjadi hubungan substitusi antara daging sapi dengan daging ayam di propinsi tersebut? Jelaskan

Evaluasi penilaian

Daftar penilaian kreatifitas dan sikap individu dalam satu kelompok (tugas terstruktur)

Kelompok: _________________ Nama/NIM Penilai:____________________

Nama&NIM Kreatifitas Disiplin Kerjasama Tanggung jawab Komitmen Produktivitas 1. 2. 3. Dst.

(Skoring penilaian antara 1 – 100). Penilaian dilakukan dengan obyektif oleh anggota kelompok masing-masing dan hasil tidak mempengaruhi nilai akhir mahasiswa. Setiap mahasiswa tidak diperkenankan menilai diri sendiri

(12)

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Purwanti (2013:3) Numbered Heads Together (NHT) adalah suatu model pembelajaran kooperatif yang lebih mengedepankan kepada aktivitas siswa dalam mencari,

Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan beberapa gejala,diantaranya: mengi (wheezing ), ronki, gambaran vakularisasi yang menunjukkan pelebaran pembuluh vena pada

Sebagaimana yang telah dijelaskan pada analisa uji tarik, bahwa ukuran partikel terdistribusi menjadi kecil karena komposisi karet yang besar dan vulkanisasi

Faktor-faktor dominan yang menyebabkan Pasal 19 ayat (1) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria tidak efektif adalah dari

Deskripsi Mata Kuliah : Mata kuliah ini membahas tentang prospek, arti penting dan teknik budidaya tanaman perkebunan baik penanaman, pemeliharaan, pengendalian hama

Hal ini terjadi karena pada kultur jaringan terjadi proses peremajaan bibit di laboratorium, dimana talus yang digunakan pada kultur di laboratorium adalah talus muda yang

Siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 1 Selo, Boyolali ragam yang digunakan berkomunikasi dengan teman sebaya baik di sekolah maupun di luar sekolah susunan

Kriteria minimal untuk menegakkan diagnosis multiple myeloma pada  pasien yang memiliki gambaran klinis multiple myeloma dan penyakit jaringan konektif,