• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab IV Hasil Eksperimen dan Analisis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Bab IV Hasil Eksperimen dan Analisis"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

40

Bab IV Hasil Eksperimen dan Analisis

IV.1 Hasil Eksperimen TFC

Eksperimen TFC dilakukan sebanyak dua kali. Pada eksperimen yang pertama belum menghasilkan sambungan di permukaan rongga cacat sedangkan pada eksperimen yang kedua telah menghasilkan sambungan. Hasil eksperimen tersebut seperti pada Gambar IV.1.

Sebelum Cetakan Dibongkar Setelah Cetakan Dibongkar Gambar IV.1 Hasil Eksperimen TFC

IV.2 Analisis Hasil Eksperimen TFC

Untuk mengetahui perbandingan sifat-sifat antara logam sambungan dengan logam induk, maka dilakukan analisa hasil uji struktur mikro dan uji kekerasan mikro pada spesimen.

IV.2.1 Analisis Gambar Struktur Mikro

Dari gambar struktur mikro spesimen (Gambar IV.2 dan IV.3) dapat dianalisa bahwa proses penyambungan yang terjadi adalah gabungan antara proses fusi dan difusi.

Proses fusi ditandai dengan adanya daerah solid-liquid interface seperti ditunjukkan

pada Gambar IV.2.

(2)

41

Gambar IV.2 Struktur Mikro Solid-Liquid Interface Sepanjang Rongga Cacat Pada Gambar IV.2 daerah yang lebih terang adalah daerah sambungan (solid liquid interface) dan yang berwarna lebih gelap adalah daerah weld pool dan logam induk.

Sedangkan proses difusi ditandai dengan adanya perbedaan fraksi volume karbida

daerah sambungan dengan fraksi volume karbida logam induk dan weld pool seperti

yang ditunjukkan pada Tabel IV.1.

(3)

42

Tabel IV.1 Hasil Perhitungan Fraksi Volume Menggunakan Program Fovea

No Daerah %Volume

Karbida %Volume

Ferit Daerah %Volume

Karbida %Volume Ferit

1 LI1 52,17 47,82 WP1 56,82 43,17

2 LI2 50,03 49,96 WP2 50,99 49,00

3 LI3 42,30 57,69 WP3 54,04 45,95

4 LI4 44,00 55,99 WP4 60,57 39,42

5 LI5 45,44 54,55 WP5 48,91 51,08

6 LI6 46,24 53,75 WP6 47,88 52,11

Rata-rata 46,70 53,29 53,20 46,79

Std.deviasi 3,73 3,73 4,89 4,89

Batas atas 42,97 49,57 48,31 41,90

Batas bawah 50,42 57,02 58,09 51,68

No Daerah %Volume Karbida

%Volume Ferit 1 IN1 31,61 68,38 2 IN2 28,41 71,58 3 IN3 28,20 71,79 4 IN4 20,74 79,25 5 IN5 21,28 78,71 6 IN6 21,82 78,17

Rata-rata 25,34 74,65 Std.deviasi 4,62 4,62

Batas atas 20,72 70,02 Batas bawah 29,97 79,27

Keterangan:

LI = logam induk WP = weld pool IN = interface

Gambar struktur mikro spesimen pada daerah interface, weld pool dan logam induk

lebih jelas dapat dilihat pada Gambar IV.2.

(4)

43

20X

50μm

(a) Struktur Mikro Solid-Liquid Interface

20X

50μm

(b) Logam Induk

(5)

44

20X

50μm

(c) Weldpool

(d) Ukuran Ketebalan Interface

Gambar IV.3 Struktur Mikro Spesimen Hasil Eksperimen TFC

Fasa-fasa yang terdapat pada struktur mikro tersebut adalah fasa ferit (α) dan karbida (M

23

C

6

). Kesimpulan ini berdasarkan diagram fasa pseudobiner Fe-25%Cr-C pada

0,95 mm

0,55 mm

200 μm

(6)

45

garis 1%C seperti ditunjukkan pada Gambar IV.4. Dari diagram fasa tersebut terlihat bahwa fasa-fasa yang terbentuk pada temperatur kamar ( ) adalah ferit dan karbida (M

23

C

6

).

Gambar IV.4 Diagram Fasa Fe-Cr-C (Pseudobiner) Untuk Kandungan Khrom 25%

(Thermo-Calc Demo Version)

Bila ditinjau dari ukuran butirnya, pada daerah interface memiliki ukuran butir yang lebih besar bila dibandingkan dengan ukuran butir pada daerah weld pool dan logam induk. Hal ini terlihat jelas pada Gambar IV.3(a-c). Berturut-turut ukuran butir tersebut adalah ASTM 6,8 (interface), ASTM 8 (weld pool) dan ASTM 7,8 (logam induk). Ukuran butir dihitung menggunakan program image analyzer Lince.

Perbedaan ukuran butir tersebut disebabkan oleh kecepatan pembekuan yang berbeda antara daerah interface dengan daerah weld pool selama proses penyambungan. Pada daerah sambungan kecepatan pembekuannya lebih lambat di bandingkan dengan pembekuan pada weld pool. Hal ini disebabkan oleh temperatur preheat yang tinggi pada logam induk. Sehingga perbedaan temperatur antara logam induk dengan daerah interface lebih kecil bila dibandingkan dengan perbedaan temperatur antara

25% Cr

(7)

46

weld pool dengan cetakan. Oleh sebab itu perpindahan panas dari interface ke logam induk lebih lambat bila dibandingkan dengan perpindahan panas weld pool ke cetakan. Dan dari pengamatan proses eksperimen TFC temperatur spesimen sesaat setelah penuangan logam cair mencapai 1150°C (diukur dengan termometer digital yang terdapat pada thermostate). Dengan adanya kedua kondisi tersebut memungkinkan terjadinya difusi atom C dan Cr pada karbida ke dalam butir ferit sehingga terjadi pertumbuhan butir ferit. Akibat proses difusi tersebut, maka jumlah karbida pada daerah interface lebih sedikit bila dibandingkan dengan jumlah karbida pada weld pool dan logam induk. Hal ini didukung dengan hasil perhitungan fraksi volume ferit dan karbida seperti yang ditunjukkan pada Tabel IV.1. Dari tabel tersebut terlihat bahwa fraksi volume karbida daerah interface lebih kecil bila dibandingkan dengan fraksi volume karbida daerah weld pool dan logam induk.

Sedangkan pada daerah weld pool dan logam induk fraksi volume karbida dan feritnya relatif sama. Hal ini terlihat dari nilai standar deviasi fraksi volume karbida dan ferit pada daerah weld pool dan logam induk dimana batas atas dan batas bawahnya masih saling beririsan.

Dari Gambar IV.3(d) terlihat bahwa rata-rata ketebalan daerah solid-liquid interface adalah 0,75 mm, sedangkan dari hasil perhitungan ketebalan penetrasi logam cair adalah 0,91 mm. Maka dapat disimpulkan bahwa persamaan yang digunakan untuk menentukan kedalaman penetrasi logam cair yang diturunkan oleh Muki

[18]

dapat digunakan untuk memperkirakan ketebalan daerah solid-liquid interface proses TFC pada baja cor khrom 25%.

Untuk melihat sebaran inklusi atau pengotor pada daerah interface, weld pool dan

logam induk dilakukan dengan cara mengambil gambar struktur mikro sebelum

dietsa. Sebaran inklusi tersebut dapat dilihat pada Gambar IV.5.

(8)

47

(a) Sebaran Inklusi Pada Interface (b) Sebaran Inklusi Pada Weld Pool

(c) Sebaran Inklusi Pada Logam Induk Gambar IV.5 Sebaran Inklusi Pada Spesimen

Setelah dibandingkan dengan gambar standar ASTM E-45

[3]

(Lampiran 3) maka sebaran inklusi pada daerah interface, weld pool dan logam induk termasuk ke dalam tipe D (globular type oxides) thin series. Oleh sebab itu dapat disimpulkan bahwa inklusi tersebut adalah oksida hasil reaksi antara logam cair dengan oksigen yang terbawa saat penuangan. Sebaran inklusi tipe D tersebut menunjukkan bahwa kualitas coran tinggi yang artinya bahwa pengaruh inklusi terhadap kualitas coran sangat kecil.

IV.2.2 Analisis Hasil Uji Keras

Hasil uji kekerasan mikro spesimen eksperimen TFC ditunjukkan pada Tabel IV.1.

(9)

48

Tabel IV.2 Data dan Hasil Perhitungan Uji Kekerasan Mikro (Beban 0,2 kgf)

Spesimen TFC

Interface Weld Pool

No d

1

d

2

Rata-Rata VHN No

d

1

d

2

Rata-Rata VHN 1 34 35 34,50 311,00 1 36 35 35,50 293,50 2 36 35 35,25 297,75 2 37 36 36,50 277,50 3 37 36 36,50 277,50 3 36 35 35,50 293,50 4 35 36 35,50 293,50 4 35 34 34,25 315,50

Rata-rata 294,94 Rata-rata 295,00

Standar deviasi 13,81 Standar deviasi 15,61 Batas bawah kekerasan 281,13 Batas bawah kekerasan 279,39

Batas atas kekerasan 308,75 Batas atas kekerasan 310,61 Logam Induk

No d

1

d

2

Rata-Rata VHN 1 35 34 34,50 311,00 2 36 36 36,00 285,00 3 36 37 36,50 277,50 4 34 35 34,50 311,00 Rata-rata 296,13 Standar deviasi 17,45 Batas bawah kekerasan 278,68

Batas atas kekerasan 313,57

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa kekerasan daerah interface, weld pool dan logam induk perbedaannya sangat kecil (tidak significant). Dan dari standar deviasinya terlihat bahwa sebagian besar nilai kekerasan daerah interface berada di antara batas bawah dan batas atas nilai kekerasan weld pool maupun logam induk.

Sehingga dikatakan nilai kekerasan pada daerah sambungan, weld pool dan logam induk adalah sama. Jadi dapat disimpulkan bahwa logam sambungan hasil proses TFC mempunyai kekuatan yang sama dengan logam induknya.

Keterangan:

d

1

= panjang diagonal-1

d

2

= panjang diagonal-2

VHN = Vickers Hardness Number

Gambar

Gambar struktur mikro spesimen pada daerah interface, weld pool dan logam induk  lebih jelas dapat dilihat pada Gambar IV.2
Gambar IV.3  Struktur Mikro Spesimen Hasil Eksperimen TFC
Gambar IV.4 Diagram Fasa Fe-Cr-C (Pseudobiner) Untuk Kandungan Khrom 25%

Referensi

Dokumen terkait

Akan tetapi jika dibandingkan dengan harga faktor interferensi yang berasal dari sel lain pada kasus hard handoff dengan menggunakan parameter-parameter yang sama, maka

1. Mengumpulkan data yang berhubungan dengan penelitian yakni data produksi meliputi total produk yang diproduksi dan biaya yang dikeluarkan sampai produk tersebut terjual. Menghitung

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan yaitu campuran beton segar yang telah sesuai dengan proporsi sudah memenuhi syarat telah melewati 5 detik pada V- Funnel

Penelitian menggunakan metode eksperimen, yaitu suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat antara dua faktor yang berpengaruh. Eksperimen dilaksanakan dilaboratorium dengan

Pengaruh langsung Kualitas Layanan (X) terhadap Kepuasan Pelanggan (Y) Hasil dari penelitian ini dapat diketahui bahwa t hitung variabel Kualitas Pelayanan (X)

“ PENGARUH FAKTOR KEUANGAN DAN STRUKTUR GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP TINGKAT UNDERPRICING SAHAM PADA PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN KEBIJAKAN INITIAL PUBLIC

• Tingkat pengetahuan bisnis dan teknis anggota tim dan konsultan Ordinal Manajemen proyek (X1.5) Menetapkan ruang lingkup proyek yang jelas, kontrol, ketepatan

3) yang bertindak untuk dan atas nama badan usaha tidak sedang dalam menjalani sanksi pidana;.. 4) data kualifikasi yang diisikan benar, dan jika dikemudian hari