• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III TENSOR. Berdasarkan uraian bab sebelumnya yang telah menjelaskan beberapa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III TENSOR. Berdasarkan uraian bab sebelumnya yang telah menjelaskan beberapa"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III TENSOR

Berdasarkan uraian bab sebelumnya yang telah menjelaskan beberapa istilah dan materi pendukung yang berkaitan dengan tensor, pada bab ini akan dijelaskan pengertian dasar dari tensor.

Tensor merupakan generalisasi dari bentuk skalar dan vektor, sehingga jika tensor  ∈  dengan dim  = 0 maka  disebut skalar, sedangkan jika tensor

 ∈  dengan dim  = 1 maka  disebut vektor.

Pada bagian ini terlebih dahulu akan dijelaskan konsep ruang berdimensi hingga atau lebih dikenal dengan ruang Euclid. Selanjutnya dalam ruang tersebut akan mendefinisikan tensor-tensor kovariant, kontavariant dan campuran.

3.1 Ruang Berdimensi Hingga/Ruang- Euclid Definisi 3.1

Jika ∈ ℤ , maka tupel- -terorde (ordered- -tupel) adalah suatu pasangan terurut bilangan real 1, 2, … ,  . Himpunan semua bilangan pasangan terurut- dinamakan ruang- dan dinyatakan dengan  .

Suatu kurva pada suatu ruang- adalah himpunan titik-titik  yang memenuhi buah persamaan, yaitu = , dimana  adalah parameter dan

 = 1, 2, … , . Misalkan  adalah subruang dari  dengan  < , maka  adalah himpunan yang memenuhi buah persamaan yaitu = 1, 2, … ,  dimana ,  = 1, 2, … ,  menyatakan  buah parameter dan  = 1, 2, … , . Kasus khusus, jika  = − 1, maka  disebut hypersurface pada ruang  .

(2)

1, 2, … ,  disebut membentuk suatu sistem koordinat di  . Setiap =

1, 2, … ,   menyatakan sebagai titik pada ruang  , sedangkan  = {, , … , } menjadi basis untuk , dengan kata lain

∃" ∈ ℝ ∋ ̅ = + + ⋯ + .

Misalkan ada suatu transformasi,  →  , dimana 1′, 2′, … ,  ′= ′ ∈  . Sehingga diperoleh persamaan



1′ = 1′1, 2, … ,  



2′ = 2′1, 2, … ,   … 1



 ′ =  ′1, 2, … ,  

Atau ′ = ′1, 2, … ,  , dimana  = 1, 2, … , . Transformasi tersebut dikenal sebagai transformasi koordinat yang terdiri dari buah persamaan.

Karena persamaan (1) belum tentu bebas linear maka nilai Jacobian atau determinan Jacobinya tidak sama dengan nol.

- = . .

/̅ / /̅ /

/̅

/ ⋯ /̅ / /̅

/ ⋯ /̅ / /̅⋮

/

⋮ ⋱ ⋮ /̅

/ ⋯ /̅ / . .

≠ 0

Dalam bentuk vektor (seperti vektor berarah atau vektor kecepatan), contoh vektor kontravariant adalah posisi sebuah objek relatif kesuatu tempat kedudukan, atau setiap turunan dari suatu posisi yang berhubungan dengan waktu,

(3)

termasuk kecepatan, akselerasi dan hentakan. Dalam notasi Einstein, komponen kontravariant memiliki indeks-indeks pada bagian atas, seperti 2 = 3"4".

Selanjutnya akan dijelaskan mengenai tensor kontravariant rank satu atau yang lebih dikenal dengan tensor kontravariant.

3.2 Vektor Kontravariant Definisi 3.2

Fungsi 56 dalam sistem koordinat , , … ,  disebut vektor kontravariant jika pada suatu transformasi koordinat  →  , sehingga fungsi 56 akan ditransformasikan menjadi

56⟶ 56= 8/6 /959

9=1

, 6 = 1,2, … , ⋯ 2

dimana 56 merupakan fungsi dalam sistem koordinat 1, 2, … ,  . 56=/6

/959

disebut komponen vektor kontravariant atau tensor kontravariant rank satu atau order satu.

Untuk suatu vektor dual, vektor kovariant biasanya muncul ketika dikonstruksi gradien dari suatu fungsi (effektifnya pembagian dengan suatu vektor). Dalam notasi Einstein, komponen kovariant memiliki indeks-indeks pada bagian bawah, seperti 2 = 3"4".

(4)

3.3 Vektor Kovariant Definisi 3.3

Fungsi 56 dalam sistem koordinat , , … ,  disebut vektor kovariant jika pada suatu transformasi koordinat  →  , sehingga fungsi 56 akan ditransformasikan menjadi

56 ⟶ 56= 8/9 /659

9=1

, 6 = 1,2, … , ⋯ 3

dimana 56merupakan fungsi dalam sistem koordinat 1, 2, … ,  . 56=/9

/659

disebut komponen vektor kovariant atau tensor kovariant rank satu atau order satu.

3.4 Invariant Definisi 3.4

Suatu fungsi ; = ;, , … ,  disebut invariant jika pada suatu transformasi koordinat  →  , sehingga fungsi ; akan ditransformasikan menjadi

; ⟶ ;<̅ = ; … 4

Contoh:

Jika 56 adalah suatu vektor kontravaiant dan >6 adalah suatu vektor kovariant, maka 56>6 adalah suatu invariant.

Perhatikan bentuk 56>6,

(5)

56>6=/6

/959/? /6>?

=/̅@ /A/B

/̅@5A>B

= /B /A5A>B

= CAB5A>B

= 5ACAB>B

= 5A>A

Karena indeks 9 sembarang, maka ∀9 berlaku 56>6 dengan memilih 6 = 9.

Diperoleh 56>6 adalah suatu invariant.

Misalkan untuk tensor kontravariant rank dua, maka sifat transformasinya menjadi

56162= 8 8 /61 /91/62

/9259192

91=1 92=1

, 61, 62= 1,2, … ,

sehingga bentuk umum transformasi tensor kontravariant rank adalah 56162…6 = 8

9 =1

8 8 /61 /91

/62

/92…/6

/9 59192…9

91=1

92=1

dimana 61, 62, … , 6 = 1,2, … , dengan 56162…6 =/61

/91 /62

/2…/6

/9 59192…9

adalah komponen tensor kontravariant rank .

Sekarang untuk tensor kovariant rank dua, maka sifat transformasinya menjadi

(6)

56162= 8 8 や9 /611

/92 /6259192

91=1 92=1

, 61, 62= 1,2, … , ,

sehingga bentuk umum transformasi tensor kovariant rank adalah 56162…6 = 8

9 =1

8 8 /91 /61

/92

/62…/9

/6 59192…9

91=1

92=1

dimana 61, 62, … , 6 = 1,2, … , dengan 56162…6 =/91

/61 /92

/62…/9

/6 59192…9 adalah komponen tensor kovariant rank .

Setelah mengetahui definisi dari komponen-komponen kontravariant dan kovariant rank , selanjutnya akan didefinisikan tensor pada Definisi 3.5 berikut.

3.5 Tensor Definisi 3.5

1. Misalkan E ruang vektor dan misalkan F?E= G?+FHE, … , E, E, … , E; ℝ K (? untuk E, sedangkan F untuk E). Unsur-unsur dari F?E disebut tensor pada E yang berjenis ?, F.

2. Jika  ∈ LBE maka  disebut tensor.

3. Misalkan 1 ∈ F?11E dan 2∈ F?22E, hasilkali tensor dari 1 dan 2 adalah tensor 1⨂2∈ F?11+F+?22E didefinisikan oleh

1⨂2 NO1, … , O?1, P1, … , P?2 , Q1, … , QF1, R1, … , RF2S

= 1NO1, … , O?1, Q1, … , QF1, R1, … , RF2S2NP1, … , P?2 , R1, … , RF2S

dimana O, PT∈ E dan Q, RT∈ E.

(7)

Contoh

Jika  adalah tensor jenis 0, 2 pada E maka tensor  mempunyai komponen- komponen T= HU, UTK adalah suatu matriks × . Dengan cara inilah menghubungkan bentuk bilinear dengan suatu matriks. Misalnya, dalam ℝ2 bentuk bilinear , W = 5W+ >W+ XW+ YW (dimana  =

,  dan W = W, W) dihubungkan ke bentuk matriks Z5 >

X Y[.

Dalam konsep tensor, suatu tensor campuran adalah tensor yang bukan jenis kovariant kuat maupun kontravariant kuat. Berdasarkan definisi tensor selanjutnya akan didefinisikan tensor campuran.

Definisi 3.5.2 Tensor Campuran

Fungsi 596 dalam sistem koordinat , , … ,  disebut tensor campuran yang memiliki komponen kontravariant rank satu dan komponen kovariant rank satu, jika pada suatu transformasi koordinat  →  fungsi 596 ditransformasikan menjadi

596 ⟶ 596 =8 8/6 /?/F

/95F?

?=1

F=1 , 晜, 9 = 1,2, … , dimana 596 merupakan fungsi dalam sistem koordinat 1, 2, … ,  . Diperoleh 596=/</6?/</9F5F? adalah komponen tensor campuran.

Kemudian, untuk fungsi 596119622…9…6 disebut tensor campuran yang memiliki komponen kontravariant rank dan komponen kovariant rank \, jika pada suatu transformasi koordinat  ↦  fungsi 596119622…9…6\ ditransformasikan menjadi

(8)

596119622…9…6\ ⟶ 596119622…9…6\ =8…8 8/61 /?1/F1

/91 /62

?2 /F2

/92…/6 /? /F\

/9\5F?11F?22…F…?\ . Diperoleh

596119622…9…6\ =/61 /?1/F1

/91 /62 /?2/F2

/92…/6 /? /F\

/9\5F?11F?22…F…?\ adalah komponen tensor campuran order  , \.

Contoh:

Akan ditunjukkan bahwa C96 adalah suatu tensor campuran. Sekarang perhatikan persamaan transformasi berikut

C96=/6 /?/F

/9CF?

=/̅@ /B/B

/̅A = CA@

dimana C96 =^1, 6 = 9

0, 6 ≠ 9_ dan C96 =^1, 6 = 9 0, 6 ≠ 9_.

Jadi, bahwa tensor C96 merupakan tensor campuran dengan kontravariant dan kovariant masing-masing rank satu.

3.6 Tensor Simetri dan Antisimetri

Misalkan56162…6 sebarang tensor kontravariant,berlaku

1. Jika 56162…6 = 56261…6 maka 56162…6 disebut simetri terhadap pertukaran indeks 61 dan 62.

2. Jika 56162…6 = −56261…6 maka 56162…6 disebut antisimetri terhadap pertukaran indeks 61 dan 62.

(9)

Demikian juga berlaku untuk tensor kovariant. Misalkan 56162…6 tensor kovariant sebarang, berlaku

1. Jika 56162…6 = 56261…6 maka 56162…6 disebut simetri terhadap pertukaran indeks 61 dan 62.

2. Jika 56162…6 = −56261…6 maka 56162…6 disebut antisimetri terhadap pertukaran indeks 61 dan 62.

Sekarang perhatikan, jika 56162 adalah suatu tensor simetri dan >6162 adalah suatu tensor antisimetri, maka

>616256162= 0.

Setiap tensor selalu dapat dinyatakan sebagai penjumlahan dari tensor simetri dengan tensor antisimetri.

Contoh:

Misalkan suatu tensor umum 6162…6 sebarang dan pertukaran antara indeks 61 dan 62. Sekarang bentuk tensor  menjadi

6162…6 = 12H6162…6 + 6261…6 K+12H6162…6 − 6261…6 K… 5

Tensor  memiliki bagian simetri dan antisimetri yang didefinisikan sebagai 56162=12H6162…6 + 6261…6 K

>61a2 =12H6162…6 − 6261…6 K Sehingga persamaan (5) dapat ditulis dalam bentuk

6162…6 = 56162+ >6162.

(10)

Semua sifat-sifat yang berlaku pada vektor, akan berlaku pula pada tensor.

Hal ini dikarenakan operator-operator yang berlaku dan digunakan pada tensor merupakan bentuk generalisasi dari operator-operator yang berlaku pada vektor.

Berikut akan dijelaskan operasi-operasi dasar yang berlaku pada tensor.

3.7 Operasi-Operasi Dasar pada Tensor 1. Penjumlahan

Penjumlahan dari dua tensor atau lebih yang memiliki rank dan jenis yang sama (sebagai contoh: Misalkan tensor A dan B banyaknya indeks kontravariant dan banyaknya indeks kovariant sama) akan menghasilkan tensor yang memiliki rank dan jenis yang sama pula.

Misalkan 596162 dan >96162 merupakan tensor dalam sistem koordinat

, , … , , maka

X96162 = 596162+ >96162

Bukti:

Ambil sebarang tensor 596162 dan >96162 dalam sistem koordinat

, , … , , maka

596162+ >96162 =8 8 8/61 /?1

/62 /?2/F

/95F?1?2+8 8 8/61 /?1

/62 /?2/F

/9>F?1?2

= 8 8 8/̅@b /Bb

/̅@c /Bc /L

/̅A5LBbBc + >LBbBc

= 8 8 8/̅@b /Bb

/̅@c /Bc /L

/̅AXLBbBc

= XA@b@c

(11)

adalah merupakan tensor juga. Pada operasi penjumlahan ini berlaku juga sifat komutatif dan assosiatif.

2. Pengurangan

Selisih dari dua tensor atau lebih yang memiliki rank dan jenis yang sama adalah tensor dengan rank dan jenis yang sama pula.

Misalkan 596162 dan >96162 merupakan tensor dalam sistem koordinat

, , … , , maka

Y96162= 596162− >96162 merupakan tensor juga.

Bukti:

Ambil sebarang tensor 596162 dan >96162 dalam sistem koordinat

, , … , , maka

596162− >96162 =8 8 8/61 /?1/62

/?2/F

/95F?1?2−8 8 8/61 /?1/62

/?2/F /9>F?1?2

= 8 8 8/̅@b /Bb /̅@c

/Bc /L

/̅A5LBbBc − >LBbBc

= 8 8 8/̅@b /Bb /̅@c

/Bc /L /̅AYLBbBc

= YA@b@c

3. Perkalian (Outer Multiplication)

Hasil kali dua tensor adalah tensor dimana ranknya merupakan jumlah dari rank tensor-tensor tersebut. Komponen tensor ini disebut outer product.

Sebagai contoh, X9611962263= 5961162>9623 adalah outer product dari 5961162 dan >9623. Tetapi, tidak semua bentuk tensor dapat dinyatakan sebagai hasil kali dari dua

(12)

tensor yang ranknya lebih sederhana. Contohnya 561, tensor tersebut tidak dapat dinyatakan sebagai hasil kali dari dua tensor yang ranknya lebih sederhana atau rendah karena tensor 561 merupakan bentuk tensor yang lebih sederhana. Begitupun dengan tensor >91.

4. Kontraksi

Misalkan 5961196229\adalah suatu tensor campuran yang memiliki rank lima, dengan kontravariant rank dua dan kovariant rank tiga. Jika salah satu indeks kovariant sama dengan salah satu indeks kontravariant, maka rank tensor tersebut akan berkurang sebanyak dua. Artinya, bentuk 5961196229\merupakan tensor yang memiliki rank tiga. Proses demikian lebih dikenal sebagai kontraksi tensor.

Contoh:

Untuk memperlihatkan contoh diatas yang memperoleh rank tiga, perhatikan tensor 59611962262. Bentuk transformasi dari tensor 59611962262 adalah

59611962262 =/61 /?1

/62 /?2/ ㄱF1

/91 /F2 /92/F3

/625F?11F?22F3

= /̅"b /db/eb

/̅fb/ec

/̅fcC"ecg5edbbedcceg

= /̅"b /db/eb

/̅fb/ec /̅fc5edbbedcc"c

Dari koefisien transformasi tersebut jelas bahwa 5T11T222 merupakan suatu tensor rank tiga, yaitu kontravariant rank satu dan kovariant rank dua.

(13)

Jika 5 adalah suatu tensor kontravariant rank satu, dan jika XT55T adalah suatu invariant, maka

XT= 1 2h HXT+ XTK

merupakan suatu tensor kovariant rank dua.

5. Perkalian Dalam (Inner Multiplication)

Misalkan 5T dan >\ i merupakan tensor dalam sistem koordinat

, , … , , maka

5T>\ i

disebut outer product. Misalkan  = i, sehingga diperoleh 5iT>\ i atau dengan memisalkan  = i dan T = \, sehingga diperoleh bentuk tensor 5i\>\ i .

Dengan menggunakan proses outer multiplication dan kontraksi, dapat diperoleh tensor baru yang disebut inner product. Proses ini disebut inner multiplication. Pada inner dan outer multiplication berlaku juga sifat komutatif dan assosiatif.

6. Hukum Qoutient

a). Jika 512…\ adalah suatu tensor kontravariant rank \, dan jika berlaku 512…\>T1T2…T = X12…\+

yang merupakan tensor kontravariant rank \ + , maka >T1T2…T adalah tensor kontravariant rank .

b). Jika 512…\ adalah suatu tensor kontravariant rank \, dan jika berlaku 512…\>T1T2…T = Xi11i2…i2… \

(14)

yang merupakan tensor campuran kontravariant rank \ dan kovariant rank , maka >T1T2…T adalah tensor kovariant rank .

c). Jika 512… adalah suatu tensor kovariant rank \, dan jika berlaku 512… >T1T2…T = X12…\+

yang merupakan tensor kovariant rank \ + , maka >T1T2…T adalah tensor kovariant rank .

3.8 Tensor Metrik

Pada koordinat , W, j turunan dari panjang busur kF diperoleh dari kF = k + kW+ kj.

Dengan mentransformasikannya ke bentuk koordinat kurvilinear umum menjadi

kF = 8 8 Rlmklkm

n mo

n lo

. … 6

Sehingga ruang yang memuat persamaan jarak diatas disebut ruang Euclid dimensi 3.

Berikut ini merupakan perumuman ke ruang dimensi dengan sistem koordinat , , … , . Definisikan suatu elemen garis kF pada ruang dimensi yang dibentuk oleh bentuk kuadratik, disebut bentuk metrik atau metrik,

kF = 8 8 Rlmklkm

 mo

 lo

atau kF = Rlmklkm

dengan , O = 1,2, … , dan

detuROu= v

R11 ⋯ R1

⋮ ⋱ ⋮

R 1 ⋯ R v≠ 0.

(15)

Misalkan terdapat suatu transformasi koordinat dari T ke  sedemikian sehingga bentuk metrik ditransformasikan menjadi

k12+k22+ ⋯ +k 2 … 7

Persamaan (7) disebut sebagai ruang Euclid dimensi- atau secara umum dikenal dengan ruang Riemann.

Jumlah RO merupakan komponen-komponen dari tensor kovariant rank dua yang disebut tensor metrik atau fundamental tensor.

3.9 Tensor Konjugat

Misalkan RO merupakan tensor metrik dan R = xRlmx ≠ 0 menotasikan sebagai determinan dengan elemen-elemen dari RO. Definisikan RO sebagai berikut

RO =kofaktor dariRO R

maka RO adalah kontravariant tensor simetrik rank dua disebut konjugat atau reciprocal tensor dari RO.

3.10 Asosiasi Tensor

Misalkan sebarang tensor campuran pada ruang dimensi- dengan jenis

, i atau dengan komponen kontravariant rank  dan komponen kovariant i, dimana notasi , i digunakan untuk menotasikan rank  + i dengan  indeks batas atas dan i indeks batas bawah.

(16)

Suatu tensor jenis , i dikatakan indeks naik jika jenis , i diubah ke jenis

 + 1, i − 1. Sedangkan tensor jenis , i dikatakan indeks turun jika jenis

, i diubah ke jenis  − 1, i + 1.

Contoh:

Misalkan tensor kovariant 56 dengan jenis 0, 1. Jika indeksnya dinaikkan diperoleh tensor 56 dengan jenis 1, 0. Tanda titik memperlihatkan posisi awal yang indeksnya berubah. Agar tidak menimbulkan kebingungan dalam hal pembacaan indeks, biasanya tanda titik dihilangkan; sehingga 56 menjadi 56.

Perkalian tensor kontravariant dengan tensor metrik diperoleh sebarang tensor kovariant.

Contoh:

5= RT5T atau 5T= RRiT5i.

Sedangkan perkalian tensor kovariant dengan tensor metrik diperoleh sebarang tensor kontravariant. Contohnya:

5= RT5T atau 5T= RRiT5i.

Seluruh tensor yang dihasilkan dari perkalian dengan tensor metrik disebut dengan associated tensors.

3.11 Panjang dan Sudut Antara Dua Vektor

Misalkan 56 dan >9 sebarang vektor pada ruang dimensi dan 56>9 adalah suatuinner product, maka panjang vektor 56 adalah

(17)

G = ~5@5@= ~R@A5A5@ = ~R@A5A5@

dan sudut  antara 56 dan >9 didefinisikan sebagai berikut cos  = 56>9

~H5656KH>9>9K.

Contoh:

Buktikan sudut-sudut berikut 12, 23 dan 31dalam suatu kurva koordinat yang didefinisikan sebagai berikut

cos 12 = R12

‚R11R22, cos 12= R23

‚R22R33, cos 12 = R31

‚R33R11

Solusi. Misalkan kasus untuk sepanjang koordinat 1 sehingga 2 dan 3 berupa konstanta, maka bentuk metriknya menjadi,

kF2= R11k12⇔ kkF =1 1

‚R11. Sehingga tangen vektor sepanjang kurva 1 adalah 51? =‚R1

11C1?.

Sedangkan untuk tangen vektor sepanjang kurva 2 dan 3 masing-masing adalah 52? =‚R1

22C1? dan 51? =‚R1

33C1?.

Selanjutnya, cosinus sudut 12 diantara 51? dan 52? adalah cos 12 = R69516529= R69 1

‚R11C16 1

‚R22C19 = R12

‚R11R22 cosinus sudut 23 diantara 52? dan 53? adalah

cos 23 = R69526539= R69 1

‚R22C26 1

‚R33C39 = R23

‚R22R33 cosinus sudut 31 diantara 53? dan 51? adalah

(18)

cos 31 = R69536519= R69 1

‚R33C26 1

‚R11C39 = R31

‚R33R11.

Pada subbagian berikut akan dijelaskan mengenai konsep differensial yang berlaku pada tensor. Tidak berbeda jauh dengan differensial vektor namun pada differensial tensor ini membutuhkan konsep dasar yang mendukung yaitu simbol Christoffel.

3.12 Differensial Tensor

Proses differensial tensor adalah suatu generalisasi proses differensial yang biasa dikenal dalam differensial fungsi. Pada analisis tensor dikenal dua jenis differensial yang biasa digunakan yaitu

1. Differensial Kovariant 2. Differensial Intrinsik

Terlebih dahulu akan dijelaskan tentang differensial kovariant, kemudian akan dibahas hubungan-hubungan antara differensial kovariant dengan differensial intrinsik.

1. Differensial Kovariant

Sebelum masuk pada pembahasan differensial kovariant, perlu diketahui tentang simbol Christoffel.

Definisi 3.12.1 (simbol Christoffel)

Misalkan RO sebarang tensor metrik pada ruang Riemann dimensi- , maka

a) Simbol Christoffel dari jenis pertama, yang dinotasikan dengan ΓT,, didefinisikan sebagai berikut

(19)

ΓT, =…T, †= 12‡/RT

/ +/R

/T −/RT /ˆ

b) Simbol Christoffel dari jenis kedua, yang dihubungkan dengan persamaan ROΓT, dan dinotasikan dengan ΓTi didefinisikan sebagai berikut

ΓTi =^i

T‰=8 Ri?ΓT,?

?=1 = Ri1ΓT,1+ ⋯ + Ri ΓT,

Untuk transformasi  =  H1, 2, ⋯ ,  K, simbol Christoffel Γ\ i dalam sistem koordinat  ke  ditransformasikan oleh

ŠT =8Γ\ i /\ /T

/

/ <<<<쳌 /

/i+8 /2? /T/

/

/? … 8

dimana bentuk pertama pada sebelah kanan adalah penjumlahan pada indeks- indeks i, \, dan bentuk kedua adalah penjumlahan pada indeks ?. Persamaan (8) disebut transformasi simbol Christoffel.

Sekarang, dengan menggunakan simbol Christoffel dapat didefinisikan differensial kovariant.

Definisi 3.12.2

Misalkan 56 dan 56 masing-masing adalah vektor kontravariant dan kovariant, maka

a) Differensial kovariant dari sebarang vektor kontravariant 56 didefinisikan sebagai berikut

5;96 = /5/96+ Γ9?6 5?

b) Differensial kovariant dari sebarang vektor kovariant 56 didefinisikan sebagai berikut

(20)

56;9=/56

/9− Γ69? 5?

Catatan: Tanda (;) menyatakan sebagai differensial kovariant vektor atau tensor rank satu.

Perhatikan bahwa 5;96 dan 56;9 masing-masing adalah tensor, sehingga jika terdapat transformasi koordinat  ↦ , maka transformasi dari 5;96 dan 56; masing-masing adalah

5 ;96 = /6 /?/F

/95 ;F? dan 56;9= //?6/F /95?;F.

Generalisasi proses differensial kovariant untuk tensor yang memiliki rank lebih tinggi sebagai berikut:

a) Differensial kovariant terhadap tensor kontravariant rank

5 ;96162…6 = /56/1629…6 + Γ?9615?6263…6 + ⋯ + Γ?96 56162…6 −1?

b) Differensial kovariant terhadap tensor kovariant rank \ 56162…6\;9 =/56162…6\

/9 − Γ6?195?6263…6\− ⋯ − Γ6?\956162…6\−1? c) Differensial kovariant terhadap tensor campuran kontravariant rank dan

kovariant rank \

596119622…9…6\ ;?=/596119622…9…6\

/? + ΓF?6159F619262…93…6\ + ⋯ + ΓF?6 596119622…9…6\ −1F −ΓALbB5LA@bc@Acg…@…AŽ− ⋯ − ΓALB5A@bbA@cc…A…@bŽ L

3.12.3 Sifat-sifat Differensial Kovariant

(21)

Teorema 3.12.3

Misalkan 56 dan >9 adalah tensor kontravariant rank satu, R69 adalah tensor metrik rank dua dan ; adalah suatu invariant, maka berlaku sifat-sifat differensial kovariant berikut

1. H56>9K;?= 56 ;?>9+ 56> ;?9 2. H56>9K;?= 56 ;?>9+ 56>9;?

3. H56± >6K;?= 5 ;?6 ± > ;?6

4. R ;?69 =/R/69? + ΓF?6 RF9+ ΓF?9 RF6= 0 k‘ R69;?= 0 5. Jika 569= >6;9− >9;6 maka 569;?+ 59?;6+ 5?6;9= 0 6. Jika ; invariant, maka gradien dari ; adalah

∇; = grad ; = ;;B = /;

/B

dimana ;;? adalah differensial kovariant invariant ; terhadap?.

7. Divergensi dari 56adalah kontraksi dari differensial kovariant 6, sebagai contohnya adalah kontraksi dari 56 ;6. Diperoleh

k4 5@ = 5@ ;@ = 1

‚R /

/dH‚R5dK 8. Curl dari tensor 56adalah

56;9− 59;6= /5/96− /5/69

9. Misalkan ; adalah suatu invariant, maka Laplacian dari ; adalah divergensi dari grad ; atau

2; = k4 ;;?= 1

‚R /

/”‚RRi/;

/i•

Referensi

Dokumen terkait

Struktur kelompok, pola komunikasi, dan kesatuan kelompok ditentukan oleh cara mengelola, baik untuk mereka yang tertarik pada sekolah maupun bagi mereka yang apatis,

(VI.56) Indeks dari tensor-tensor energi-momentum, dan dinaikan dan diturunkan masing-masing oleh metrik induksi pada kedua sisi brane- , C sedangkan tensor-

Kehadiran Sarekat Islam sebagai kelanjutan perjuangan rakyat bumiputera melawan pemerintah kolonial Belanda melalui gerakan politik untuk membebaskan Hindia Belanda

Komisi III DPR RI datang ke Kupang meminta penjelasan dari Kapolda NTT, Brigjen Polisi Endang Sunjaya, terkait penyidikan laporan Brigpol Rudy Soik mengenai kasus mafia perdagangan

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh semakin menurunnya nilai-nilai moral di dalam realita kehidupan. Novel merupakan peristiwa perjalanan kehidupan, sehingga karya

on previously prepared medium supple- mented with plant growth regulators according to treatments. Observation on explant growth and deve- lopment were conducted on

Akan tetapi, penilaian ini masih sangat kurang dan belum sesuai dengan parameter informasi yang seharusnya disampaikan oleh tenaga kefarmasian kepada pasien atau pada

Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara