Chap 7. Gas Fermi Ideal
Gas Fermi pada Ground State
• Distribusi Fermi Dirac pada kondisi Ground State (T0) memiliki perilaku:
• 𝑛 𝑝 = 1
𝑒
𝛽 𝜖𝑝−𝜇+1
0 𝑗𝑖𝑘𝑎 𝜖 𝑝 > 𝜇 1 𝜖 𝑝 < 𝜇
• Hasil ini berarti:
Seluruh level energy di bawah nilai energy fermi (𝜖 𝐹 ) terisi, sedangkan di atasnya kosong sama sekali. Kondisi seperti ini dikenal sebagai “degenerasi kuantum”.
• Apakah arti energy fermi?
• Berapakah energy fermi?
𝑛 𝑝
𝜖 𝐹 𝜖 𝑝
1
0
Arti energi Fermi F
• Artinya : pada T=0 (Ground State), maka semua Fermion berusaha menempati level energi terendah, akan tetapi
karena aturan Pauli, maka tidak semua bisa menempati level terendah!
• Sehingga Fermion akan menempati semua level terendah sampai dengan level dengan energy tertinggi yaitu
F. Jadi energi Fermi adalah level energi tertinggi yg berisi Fermion pada kondisi Ground State.
• Berarti total partikel dengan energi di bawah
F= N (untuk
kasus spinless Fermion, tiap level energi berisi 1).
Energi Fermi (Tingkat Fermi)
• 𝜖 𝐹 dapat ditentukan dari kondisi bahwa :
𝑁 = (2𝑆 + 1) 𝑝 𝑛 𝑝 , jika T0 , maka 𝑁 = (2𝑆 + 1) 𝑝 𝑝
𝐹𝑛 𝑝
• Dengan 𝑝 𝐹 adalah momentum fermi yg terkait dengan energy fermi melalui:
• 𝜖 𝐹 = 𝑝
𝐹22𝑚
• Pada ground state maka : 𝑁 = 2𝑆 + 1
𝑝 𝑝
𝐹1 = 2𝑆 + 1 𝑉 ℎ 3
0 𝑝
𝐹4𝜋𝑝 2 𝑑𝑝 𝑁 = 4𝜋 2𝑆 + 1 𝑉
3ℎ 3 𝑝 𝐹 3 = 4𝜋 2𝑆 + 1 𝑉
3ℎ 3 2𝑚𝜖 𝐹 3 2
Energi Fermi (Tingkat Fermi)
𝜖 𝐹 = ℏ 2 2𝑚
6𝜋 2 𝑁 𝑉 2𝑠 + 1
2/3
= ℏ 2 2𝑚
6𝜋 2 𝑛 2𝑠 + 1
2/3
Dimana n=N/V adalah rapat partikel.
• Energi internal pada Ground State : 𝑈 0 = (2𝑆 + 1)
𝜖≤𝜖
𝐹𝜖 𝑝 = (2𝑆 + 1)
𝑝≤𝑝
𝐹𝑝 2 2𝑚 𝑈 0 = 2𝑆 + 1 𝑉2𝜋
𝑚ℎ 3
0 𝑝
𝐹𝑝 4 𝑑𝑝 = 2𝑆 + 1 𝑉2𝜋
5𝑚ℎ 3 𝑝 𝐹 5
Energi Rata-Rata Ground State
𝑈 0 = 2𝑆 + 1 𝑉2𝜋 𝑚ℎ 3
0 𝑝
𝐹𝑝 4 𝑑𝑝 = 2𝑆 + 1 𝑉2𝜋
5𝑚ℎ 3 𝑝 𝐹 5 𝑈 0 = 2𝑆 + 1 2𝜋𝑉
5𝑚ℎ 3 2𝑚𝜖 𝐹 5/2
Energi dalam per partikel pada ground state: (tak bergantung S!)
𝑈 0 𝑁 =
2𝑆 + 1 2𝜋𝑉
5𝑚ℎ 3 2𝑚𝜖 𝐹 5 2 4𝜋 2𝑆 + 1 𝑉
3ℎ 3 2𝑚𝜖 𝐹 3 2
= 3
5 𝜖 𝐹
Zero Point Pressure
• Tetapi berlaku persamaa PV = 2/3U, sehingga pada T=0 (Ground state) ini juga berlaku:
• P
0V = 2/3 U
0atau:
𝑃 0 𝑉 = 2 3
3
5 𝑁𝜖 𝐹 → 𝑃 0 = 2
5 𝑛𝜖 𝐹 Dengan n=N/V adalah kerapatan partikel.
• Adanya tekanan pada temperatur NOL ini disebabkan karena hanya 1 (kasus spinless) Fermion yg bisa di energi NOL,
sisanya mesti bergerak, memiliki momentum! Sehingga
menimbulkan tekanan.
Zero Point Pressure
• Contoh : elektron di logam 𝑛 ≈ 7x10 28 ./m 3 . Elektron spin s=1/2, maka energi ferminya :
• 𝜖 𝐹 = ℏ
22𝑚
6𝜋
22𝑠+1 𝑣
2/3
≈ 7𝑒𝑉,
• sehingga tekanan temperature nolnya : P
0=3x84x10
10Pa
(besar atau kecilkah nilai ini?)
Suhu Fermi dan Eksitasi
• Suhu Fermi didefinisikan sbg 𝑇 𝐹 = 𝜖 𝐹 /𝑘
• Pada logam nilai 𝜖 𝐹 ≈ 2 𝑒𝑉, yang terkait dengan 𝑇 𝐹 ≈ 2𝑥10 4 𝐾. Artinya pada suhu ruang boleh dibilang
electron “membeku” pada ground state, kecuali sedikit yang dekat dengan tingkat fermi 𝜖 𝐹 yg mengalami
eksitasi. Rata-rata energy eksitasi per partikel ≈ 𝑘𝑇
• Hanya sekitar 𝑇
𝑇
𝐹≈ 1.5%
electron yang dekat tingkat
Fermi yang pindah ke tingkat
eksitasi lebih tinggi.
Persamaan Keadaan Gas Fermi Ideal (secara umum)
• Trick : Eliminasi z dalam pers. Gas fermi 𝑃
𝑘𝑇 = 1 𝜆 3 𝑓 5
2
𝑧 𝑑𝑎𝑛 1
𝑣 = 1 𝜆 3 𝑓 3
2
𝑧 (1)
• Dengan 𝑣 = 𝑉
𝑁 𝑑𝑎𝑛 𝜆 = ℎ
2𝜋𝑚𝑘𝑇
• Sebenarnya rumus (1) di atas adalah untuk kasus spinless (s=0)!!!
• Jikalau spin 0, maka mesti dimasukkan faktor koreksi (2s+1), Sebab untuk setiap satu nilai momentum p terdapat m
s=-s,-
s+1,..,0,..,s yg berbeda bisa ditempati fermion dan semuanya
memiliki energi
pyg sama.
Limit Klasik Gas Fermi
• Dengan koreksi ini mestinya bentuk yg lebih umum bagi pasangan persamaan untuk Fermion adalah:
𝑃
𝑘𝑇 = (2𝑠 + 1) 𝜆 3 𝑓 5
2
𝑧 𝑑𝑎𝑛 1
𝑣 = (2𝑠 + 1) 𝜆 3 𝑓 3
2
𝑧 (2)
• Limit klasik (non degenerate Fermi Gas), jika (T tinggi) kasus 𝑧 = 𝑒 𝛽𝜇 ≪ 1
• Dalam kondisi ini, maka distribusi FD menjadi MB:
< 𝑛 𝑝 > = 1
𝑧 −1 𝑒 𝛽𝜖
𝑝+ 1 ≈ 𝑧𝑒 −𝛽𝜖
𝑝Limit Klasik (non degenerate Fermi Gas)
• Mari kita tinjau kasus spinless Fermion:
𝑃
𝑘𝑇 = 1 𝜆 3 𝑓 5
2
𝑧 𝑑𝑎𝑛 1
𝑣 = 1 𝜆 3 𝑓 3
2
𝑧 (1)
• Untuk kasus z kecil maka:
𝑓
32
𝑧 = 𝑧 − 𝑧
22
3 2
+⋯ 𝑑𝑎𝑛𝑓
52
𝑧 = 𝑧 − 𝑧
22
5 2
(2)
• Sub. Pers. (2) ke (1) : 𝑃
𝑘𝑇 ≈ 1
𝜆 3 (𝑧 − 𝑧 2 2 5 2
) 3𝑎
1
𝑣 = 1
𝜆 3 (𝑧 − 𝑧 2 2 3 2
) (3𝑏)
Limit Klasik (non degenerate Fermi Gas)
Tujuan kita mengeliminasi z dari (3a) dan (3b), dengan cara sbb:
Dari (3b)
𝜆 3
𝑣 = 𝑧 − 𝑧 2 2 3 2
(4) Pecahkan untuk z:
𝑧 = 2 1 ± 1 − 2𝑧 0 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑧 0 = 𝜆
3𝑣 (5)
Untuk kecil, dpt diekspansi
1 + Δ 𝑛 = 1 + 𝑛Δ + n n − 1
2 Δ 2 + ⋯
Limit Klasik (non degenerate Fermi Gas)
Dengan mempertahankan sampai order ke2, diperoleh:
1 − 2𝑧 0 = 1 − 1
2 2𝑧 0 − 1
4 𝑧 0 2 + ⋯
Sehingga dengan mengingat z>0, maka (5) menjadi:
𝑧 ≈ 2 1 − 1 − 1
2 2𝑧 0 − 1
4 𝑧 0 2 + ⋯
= 𝑧 0 + 1 2 3 2
𝑧 0 2 + ⋯ (6)
Limit Klasik (non degenerate Fermi Gas)
Memakai aproksimasi z ini, maka persamaan bagi P di (3a) menjadi:
𝑃
𝑘𝑇 = 1
𝜆 3 𝑧 0 + 1
2 3/2 𝑧 0 2 −
𝑧 0 + 1 2 3 2
𝑧 0 2
2
2 5 2
+ ⋯ Mempertahankan suku hingga kuadratis:
𝑃
𝑘𝑇 = 1
𝜆 3 𝑧 0 + 1
2 3/2 𝑧 0 2 − 1
2 5/2 𝑧 0 2 + ⋯ (7)
Arti Limit Klasik
Atau dengan sub. Nilai z
0:
𝑃𝑣
𝑘𝑇 = 1 + 1
2
5 2
𝜆
3𝑣 + ⋯ (8)
Bentuk terakhir ini dikenal sebagai ekspansi virial (variabel ekspansinya (1/v). Pada orde-nol maka kembali diperoleh hasil gas ideal:
𝑃𝑉
𝑘𝑇 = 𝑁 Suku koreksi 1
2
52𝜆
3𝑣 bukan hasil potensial interaksi antar
partikel melainkan murni efek kuantum dari Fermion.
Arti Limit Klasik
• Kita bisa memakai z
0untuk memahami arti aproksimasi z<<1.
𝑧 0 = 𝜆
3𝑣 ≪ 1 berarti 𝜆/𝑣 1/3 ≪ 1 .
Tetapi v
1/3= L: jarak rata-rata antar partikel.
• Berarti aproksimasi ini meminta panjang gelombang
thermal jauh lebih kecil dibandingkan jarak rata-rata antar partikel.
• Artinya efek kuantum dapat diabaikan, jadi partikel terbedakan seperti di kasus gas ideal klasik.
• Jadi z<<1 analog dengan kasus klasik yaitu T tinggi
Arti Limit Klasik
• Berhubung 1/T, maka << berarti T>>, dan juga v>>
berarti N/V << atau low density of particles.
• Jadi aproksimasi klasik berlaku baik bilamana : temperatur
tinggi kerapatan partikel rendah.
Kasus : Suhu rendah (T<<) Kerapatan besar ( 3 /v >>1) - Fermion pada T rendah
• Rezim ekstrim yg lainnya adalah jika 𝜆
3𝑣 ≫ 1 atau berarti suhu rendah dan kerapatan partikel besar. Akibatnya efek kuantum (eksklusi Pauli) menjadi nyata sekali. Fungsi f
3/2tidak bisa
diaproksimasi dengan polynomial, akan tetapi mesti
diekspansi dengan cara lain (spt dilakukan Sommerfeld, lih. K.
Huang, atau appendix slide ini), yaitu : 𝑓
32
(𝑧) = 4
3 𝜋 ln 𝑧
32+ 𝜋
28
1
ln 𝑧 + ⋯ (9)
• Jika kita pertahankan suku ke satu saja (yang akan bagus jika
T0):
Kasus : Suhu rendah (T<<) Kerapatan besar ( 3 /v >>1) - Fermion pada T rendah
𝜆 3
𝑣 = 4
3 𝜋 ln 𝑧 3 2
Pecahkan bagi z, dan substitusi nilai akan diperoleh:
𝑧 = 𝑒 𝛽𝜖
𝐹(10)
Dengan
Fenergi Fermi yang didefinsikan sbb (lihat Ground state):
𝜖 𝐹 = ℏ
2𝑚
6𝜋
2𝑣
2/3
(11)
Fermion Pada Temperatur Rendah
• Bagaimana perilaku Fermion pada T rendah tapi bukan ground state (T0). Telah diturunkan di (9)-(11), untuk order terendah (kasus spinless fermion):
𝜆 3
𝑣 = 4
3 𝜋 ln 𝑧 0 3 2 ln 𝑧 0 = 3 𝜋
4𝑣 𝜆 3
2/3
= 𝛽𝜖 𝐹 = 𝜖 𝐹
𝑘𝑇 = 𝑇 𝐹 𝑇
• Dengan suhu Fermi didefinisikan sbg:
F= kT
F.
Fermion Pada Temperatur Rendah
• Untuk ketelitian yang lebih baik, maka:
𝜆 3
𝑣 = 4
3 𝜋 [ ln 𝑧 3 2 + 𝜋 2 8
1
ln 𝑧 + ⋯ ] Atau dapat dituliskan
ln 𝑧 0 3 2 = [ ln 𝑧 3 2 + 𝜋 2 8
1
ln 𝑧 + ⋯ ]
Fermion Pada temperatur rendah
𝑇 𝐹 𝑇
3 2
= [ ln 𝑧 3 2 + 𝜋 2 8
1
ln 𝑧 + ⋯ ] Atau dapat disusun ulang menjadi:
ln 𝑧 3 2 = 𝑇 𝐹 𝑇
3 2
− 𝜋 2 8
1 ln 𝑧
Trick, suku ln 𝑧 di ruas kanan di aproksimasi dengan ln 𝑧 0 =
T
FT :
Sehingga menjadi : ln 𝑧 3 2 ≈ 𝑇 𝐹
𝑇
3 2
− 𝜋 2 8
𝑇 𝐹 𝑇
− 1 2
≈ 𝑇 𝐹 𝑇
3 2
1 − 𝜋 2 8
𝑇 𝐹 𝑇
−2
Fermion pada temperatur rendah
Selanjutnya dengan aproksimasi : (1+x)
n=1+nx+…, maka:
ln 𝑧 ≈ 𝑇 𝐹
𝑇 1 − 𝜋 2 12
𝑇 𝑇 𝐹
2
Padahal z = e
,maka untuk suhu rendah dekat ground state:
𝜇 𝑇 ≈ 𝜖 𝐹 1 − 𝜋 2 12
𝑇 𝑇 𝐹
2
-0.4 -0.2 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2
0 0.5 1 1.5
/
FT
FT
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2
0 1 2
n
E/EF
T=0.1
T=0.01
Energi Fermion Pada Suhu Rendah
• Energi total sistem Fermion diberikan oleh:
𝑈 = Σ 𝑝 𝜖 𝑝 𝑛 𝑝 = 𝑉 ℎ 3
0
∞
𝑑 3 𝑝𝜖 𝑝 𝑛 𝑝 = 𝑉 ℎ 3
0
∞ 𝜖 𝑝
𝑒 𝛽 𝜖
𝑝−𝜇 + 1 𝑑 3 𝑝
= 4𝜋𝑉 ℎ 3
0
∞ 𝑝 2 𝜖 𝑝
𝑒 𝛽 𝜖
𝑝−𝜇 + 1 𝑑𝑝 Dengan 𝜖 𝑝 = 𝑝
22𝑚 dan integrasi parsial akan diperoleh:
𝑈 = 𝛽𝑉
20𝜋 2 𝑚 2 ℏ 2
0
∞ 𝑝 6 𝑒 𝛽 𝜖
𝑝−𝜇 𝑒 𝛽 𝜖
𝑝−𝜇 + 1 2
𝑑𝑝
Energi Fermion Pada Suhu Rendah
• Karena kita tidak jauh dari T=0, maka pengali p
6dalam integrand akan berpuncak di sekitar =
Fsaja. Faktor p
6diuraikan di sekitar p
F, maka Sommerfeld (lihat misalnya K Huang) mendapatkan:*)
𝑈 = 3
5 𝑁𝜖 𝐹 1 + 5
12 𝜋 2 𝑘𝑇 𝜖 𝐹
2
+ ⋯
Untuk hasil ini telah dimanfaatkan ungkapan bagi (T) pada suhu rendah.
*) atau alternative penurunan di slide bagian belakang
Energi Fermion Pada Suhu Rendah
• Persamaan keadaan segera diperoleh melalui:
𝑃𝑉 = 2
3 𝑈 = 2
5 𝑁𝜖 𝐹 1 + 5
12 𝜋 2 𝑘𝑇 𝜖 𝐹
2
+ ⋯
• Hasil ini menunjukkan bahkan pada T=0 memang tekanan
tidak=0, sehingga perlu “mewadahi” Fermion bahkan pada
T=0.
Aplikasi: Distribusi Fermion
• Teori Bintang Katai
• Diamagnetism Landau
• Paramagnetism Pauli
• De Haas-Van Alphen effect
• dll
Apendix: Fungsi Fermi
• Untuk suhu rendah (𝑧 = 𝑒 𝛽𝜇 besar! ), maka 𝑓
32