TESIS
PENERAPAN ALGORITMA GENETIK UNTUK OPTIMASI TRANSFER DAYA PADA SISTEM SENSOR GAS
Muthmainnah 1108201008
DOSEN PEMBIMBING
Dr. Melania Suweni Muntini, MT
PENDAHULUAN
 Sensor gas yang sering ditemui dipasaran kebanyakan belum dapat langsung digunakan, karena harus dirangkai dengan komponen elektronik lain.
 Komponen-komponen yang dimaksud adalah
pengkondisi sinyal, mikrokontroler dan display sebagai tampilan hasil sensing.
 Pemilihan pengkondisi sinyal sangat penting karena
menentukan efektifitas transfer daya yang terjadi antara sensor dan pengkondisi sinyal.
 Optimasi transfer daya akan dilakukan menggunakan
algoritma genetik dengan parameter nilai tegangan dan
resistansi beban (R L )
TUJUAN
 Mengetahui Kondisi optimum transfer daya menggunakan algoritma genetik
 Mencari Fungsi fitness yang sesuai dengan permasalahan optimasi transfer daya
 Mengetahui (R) yang sesuai
 Menerapkan R dalam rangkaian sensor
 Mengetahui perubahan tegangan
RUMUSAN MASALAH
 Bagaimana mengetahui Kondisi optimum
transfer daya menggunakan algoritma genetik
 Bagaimana mencari Fungsi fitness yang sesuai dengan permasalahan optimasi transfer daya
 Bagaimana mengetahui (R) yang sesuai
 Bagaimana menerapkan R dalam rangkaian sensor
 Bagaimana mengetahui perubahan tegangan
BATASAN MASALAH
 Optimasi dilakukan pada sistem sensor TGS 3870, TGS 2611, dan TGS 2444.
 Optimasi dilakukan dengan menggunakan metode algoritma genetik.
 Algoritma genetik dibentuk dengan menggunakan Matlab.
 Perubahan data tegangan diukur pada konsentrasi gas yang tetap.
 Tidak membahas bahan material sensor.
 Tidak membahas reaksi kimia sensor saat sensing.
MANFAAT
 Mengetahui hasil optimasi dengan menggunakan metode algoritma genetik.
 Menerapkan algoritma genetik di bidang instrumentasi.
 Menambah pengetahuan di dunia instrumentasi.
 Menambah pengetahuan di dunia komputasi.
TINJAUAN PUSTAKA
 PENGKONDISI SINYAL
 KARAKTERISTIK SISTEM SENSOR
 OPTIMASI DAYA
 ALGORITMA GENETIK
PENGKONDISI SINYAL
 Pengkondisi sinyal adalah rangkaian elektronik yang
dapat digunakan untuk mendapatkan parameter fisik dan kemudian diubah menjadi sinyal keluaran yang
diperlukan
PENGKONDISI SINYAL
INVERTING
NON-INVERTING
Penguat sinyal dengan tegangan keluaran yang sefase dengan sinyal masukan
Penguat sinyal dengan tegangan keluaran
yang berlawanan fase dengan sinyal masukan
NON-INVERTING
Pemilihan pengkondisi sinyal
 Tegangan keluaran sensor kecil
 Tegangan keluaran sensor +
 Masukan untuk mikrokontroler +
in
out xV
R R V R
1
1
2
PERBEDAAN
KARAKTERISTIK SENSOR
No Karakteristik CO CH
4NH
31 Tegangan V
H=0,2 V ; V
C=5 V V
H=5 V; V
C=5 V V
H=5 V; V
C=5V
2 Daya
3 R esistansi
4 Cycle 20 sec Kontinyu 250 msec
5 Jumlah pin 3 4 4
6 Cara kerja
V
Hdipasang seri dengan sensor untuk pemanasan, kemudian V
Cditerapkan antara R
Sdan R
Lyang dihu- bungkan berurutan untuk mengukur V
RSV
Hdan V
Cditerapkan melalui R
Lyang dipasang seri dengan sensor untuk mengukur V
RSV
Cdipasang menyilang antara R
Sdan R
Lyang dihubungkan seri untuk mengukur V
RSs RS
s
R
P V
)
2(
S RL C
S
R
V P V
)
2(
L S
L C
S
R R
xR P V
2
L RS C
H RS
S
xR
V V
V R V 0 , 5
L RL
RL C
S xR
V V R V
L out
L C
s
R
V
xR
R V
OPTIMASI DAYA
 Transfer daya akan maksimum jika tahanan dalam (R L ) sama dengan tahanan sensor (R S ) dan P merupakan
fungsi R S , maka untuk mencari nilai maksimum P adalah
2 2 2
2
2 ( )
L S
L S
RS S
L S
L S
RS
S R R
R R
R V
R R
R R R V
i P
) 0 (
4 2
4 2
2 2
L S
L L
S RS
S R R
R R
R V
dR dP
S
L R
R
2
ALGORITMA GENETIK
Suatu algoritma pencarian (searching) yang didasarkan pada mekanisme seleksi alam
 Pengkodean
 Fungsi fitness
 Seleksi
 Operasi genetik
 Elitisme
PENGKODEAN
Tiga cara yang paling umum digunakan dalam pengkodean, yaitu:
 Binary encoding, setiap gen diberi nilai 0 atau 1.
 Real number, nilai gen berada dalam interval (0,R) dengan R adalah bilangan real positif dan biasanya R=1.
 Discreet decimal decoding. Setiap gen bernilai
salah satu bilangan bulat dalam interval (0,9)
CARA PENGKODEAAN
0,2390 1,0000 0,0131
2 3 6 9 9 4 6 7 5
1 0 1 1 0 1 0 0 1
g1 g2 g3
g1
g1 g2 g2
g3
g3 g4 g5 g6 g7 g8 g9
g9 g8
g7 g6
g5 g4
A
B
C
x1 x2 x3
FUNGSI FITNESS
 Fungsi fitness bermanfaat untuk mengevaluasi kandidat solusi sistem yang dimodelkan.
 Pada evolusi alam, individu yang memiliki nilai fitness rendah akan mati. Hal ini disebabkan
adanya aturan bahwa individu yang memiliki nilai
fitness tinggi lebih mampu bertahan hidup pada
generasi berikutnya
SELEKSI
Ada dua macam seleksi:
 Roda roulette digunakan untuk menentukan individu orang tua yang akan dikenai operasi genetik.
 Rank based fitness biasanya digunakan untuk menentukan generasi baru setelah proses
operasi genetik. Pada metode ini populasi
diurutkan menurut ranking nilai fitness masing-
masing individu.
OPERASI GENETIK
 Crossover
Crossover adalah operasi pindah silang antar kromosom yang dilakukan untuk membentuk individu baru yang lebih baik
 Mutasi
Operator mutasi digunakan untuk melakukan modifikasi satu atau lebih nilai gen dalam
kromosom yang sama
ELITISME
 Untuk menjaga agar individu bernilai fitness tidak hilang selama evolusi, maka perlu dibuat satu
atau beberapa kopinya. Prosedur ini disebut
dengan elitisme.
VALIDASI
 Menentukan seberapa baik model yang dihasilkan
 Validasi autokorelasi
i=1,2,3....N
N= jumlah data
RN = autokorelasi
METODOLOGI
Pengambilan data tegangan 1
Penyesuaian R
LPengambilan data tegangan 2
Analisa data
Algoritma genetik
PENGAMBILAN DATA 1
TUJUAN mengetahui besar tegangan sensor gas dalam kotak yang terisolasi pada konsentrasi yang tetap
PROSEDUR
 -memanaskan sistem sensor selama 35 menit untuk menghilangkan atau membersihkan gas-gas yang ada dalam sensor sebelumnya
 -Sensor dimasukkan pada tabung plastik yang telah diisolasi untuk
mengukur konsentrasi gas yang terdapat didalamnya
ALGORITMA GENETIK
 TUJUAN mengetahui kondisi transfer daya optimum yang terjadi antara sensor dan
pengkondisi sinyal
 PROSEDUR
 -menggunakan program matlab
 -inisialisasi populasi
 -Evaluasi
 -operasi genetik
 -penentuan generasi
ALUR ALGORITMA GENETIK
POPULASI AWAL
FUNGSI FITNESS
CROSSOVER
POPULASI AKHIR -populasi awal
-populasi hasil crossover
POPULASI AWAL
PENYESUAIAN RL
 TUJUAN untuk mendapatkan transfer daya optimum
 PROSEDUR Nilai resistansi beban ( ) yang diperoleh dari algoritma genetik akan
dipasangkan pada rangkaian sistem sensor
PENGAMBILAN DATA 2
 TUJUAN mengetahui perubahan nilai tegangan yang ditunjukkan oleh sistem sensor setelah
dilakukan pergantian
 PROSEDUR
- Pengambilan data tegangan dilakukan setelah penyesuaian resistansi beban () dalam
rangkaian sistem sensor.
-Perubahan tegangan yang terjadi diamati dan
dicatat selama 30 menit
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
 ALGORITMA GENETIK
 IMPLEMENTASI ALGORITMA GENETIK
 VALIDASI
 PERUBAHAN TEGANGAN
ALGORITMA GENETIK
 INISIALISASI POPULASI
 FUNGSI FITNESS
 OPERASI GENETIK
 EVALUASI
 CROSSOVER
 MUTASI
 POPULASI BARU
Populasi Awal
 Inisialisasi kromosom
kromosom terdiri dari 2 gen dengan nilai V dan R yang dibangkitkan sebanyak 5 kali.
 Pengkodean dilakukan dengan pengkodean real karena solusi yang akan dicari bernilai real.
 Jumlah populasi awal yang dibangkitkan adalah 1000.
Semakin panjang range kromosom maka jumlah populasi yang dibangkitkan harus semakin besar.
R31 V31
R21 V21 V11 R11
Gambar Representasi Pengkodean dalam
Optimasi Transfer Daya
TABEL REPRESENTASI GEN DALAM SATU POPULASI
Krom V1n R1n V2n R2n V3n R3n fitness
1 4.015596 4240.052 0.184821 4179.222 2.698932 8621.716 0.992088
2 1.384776 3133.62 4.513971 4135.092 0.396634 8762.692 0.989395
3 4.351746 3015.176 1.60228 8718.267 4.723194 7639.423 0.98814
4 3.401456 5747.173 4.754646 9373.296 2.279774 2208.513 0.99214
5 2.108717 5438 1.44279 3157.395 4.716397 4139.577 0.989404
6 2.84437 9462.261 2.583341 5000.327 0.477091 5444.943 0.991393
7 2.773603 6220.329 2.451067 9614.079 1.698332 3441.563 0.988759
Evaluasi
 Evaluasi bertujuan untuk mencari individu-
individu yang baik sebelum dilakukan operasi genetik.
 Evaluasi yang digunakan adalah Rhoulette whell.
Probabilitas individu yang akan menjadi orang tua ditentukan oleh nilai fitness.
 Fungsi fitness
) 1 (
1
f E
Tabel Evaluasi dengan Metode Rhoulette Whell
Krom fitness Pi Ci Ri Krom Baru
1 0.962088 0.123309 0.123309 0.188024 2'
2 0.989395 0.126809 0.250117 0.180689 2'
3 0.98814 0.126648 0.376765 0.04044 1'
4 0.97914 0.125494 0.502259 0.024475 1'
5 0.989404 0.12681 0.629069 0.770951 7'
6 0.947393 0.121425 0.750494 0.803248 8'
7 0.958759 0.122882 0.873377 0.597223 1'
Operasi Genetik
 Tidak semua individu dikenai operasi genetik karena operasi genetik berkerja pada
probabilitas tertentu.
 Pada penelitian ini ditentukan probabilitas crossover (P C ) antara 0.8 sampai 0.9 dan probabilitas mutasi (P M ) 0.1 sampai 0.2
 Hal ini disesuaikan dengan situasi alam, bahwa untuk mendapatkan generasi yang lebih baik
manusia cenderung melakukan perkawinan dari
pada mutasi.
Crossover
 Pada pengkodean real crossover dilakukan dengan mengkombinasi dua buah kromosom yang terpilih.
 Pada penelitian ini proses crossover dilakukan dengan
 Nilai a pada penelitian ini dipilih 0.4
t t
t av a v
v 1 1 2 ( 1 ) 1
t t
t av a v
v 2 1 1 ( 1 ) 2
Tabel pemilihan orang tua yang akan crossover dan proses crossover
Krom baru Rc Pc =0.8 2’=1 0.888024 tidak 2’=2 0.980689 tidak 1’=3 0.804044 tidak 1’=4 0.824475 tidak 7’=5 0.970951 tidak 8’=6 0.603248 cross 1’=7 0.297223 cross 1’=8 0.093322 cross
crossover Pc=0.8
krom vros krom baru
6 6x7 v67(9) v76(12)
7 7x8 v78(10) v87(13)
8 6x8 v68(11) v86(14)
Mutasi
 Mutasi dilakukan dengan mengganti nilai gen pada suatu kromosom yang terpilih.
 Pergantian gen dilakukan dengan
Untuk
b = Parameter yang menunjukkan tingkat ketergantungan pada iterasi; r = Bilangan acak; t = Generasi; T =
) ,
(
) ,
' (
lv v
t v
v uv t v v
k k
k k
k
) 1
.(
) ,
( ( 1 )
b
T t
r y
y
t
Tabel pemilihan orang tua yang akan dimutasi
Krom Rm Pm=0.2
1 0.51903372 tidak 2 0.21744533 Tidak 3 0.15948827 Mutasi 4 0.9175115 Tidak 5 0.95173212 Tidak 6 0.99806094 Tidak 7 0.10583171 Mutasi 8 0.0053372 Mutasi 9 0.49144127 Tidak 10 0.56720133 Tidak 11 0.21355803 Tidak 12 0.42743074 Tidak 13 0.97439228 Tidak
Mutasi krom baru
3* 15
7* 16
8* 17
Penentuan populasi untuk generasi berikutnya
 Setelah operasi genetik dilakukan maka terbentuklah individu-individu baru.
 Dalam menentukan populasi yang akan diproses selanjutnya harus dilakukan evaluasi.
 Evaluasi dilakukan dengan menggunakan metode ranking nilai fitness.
 Individu yang mempunyai nilai fitness tinggi akan dipilih sebagai individu pada generasi selanjutnya.
 Individu yang mempunyai nilai fitness rendah akan
dibuang.
IMPLEMENTASI ALGORITMA GENETIK
 Sist em sensor gas CO
 Batasan
 Hasil V= 4,727 R= 753,17
 Daya = 0,1188
 Generasi ke-42
Gambar grafik optimasi algoritma genetik 0
L 750 5 R
0 V RS
IMPLEMENTASI ALGORITMA GENETIK
 Sistem sensor gas metana
 Batasan
 Hasil V= 4,746 R= 458,5
 Daya = 0,1965
 Generasi ke-43
0
L 450 5 R
0 V RS
IMPLEMENTASI ALGORITMA GENETIK
 Sistem sensor gas amonia
 Batasan
 Hasil V= 4,746 R= 458,5
 Daya = 0,1965
 Generasi ke-43
Gambar grafik optimasi algoritma genetik 0
L 8000 5 R
0 V RS
VALIDASI
 Pada grafik validasi dengan metode autokorelasi terlihat bahwa nilai autokorelasinya berada pada kisaran 0.999615
0.99945 0.9995 0.99955 0.9996 0.99965 0.9997 0.99975 0.9998
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5
A u to k o re la s i
Jenis Sistem Sensor
CO Metana Amonia
PENYESUAIAN RL
 Rangkaian
RS
RL
R1 RH
R2
VC
VRS VH
SENSOR
CO
 RL awal = 809
 RL algoritma genetik = 754
 Konsentrasi gas 957,967 ppm
 perubahan V =0,105 volt
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4
tegangan (V)
METANA
 RL awal = 610 ohm
 RL algoritma genetik = 459 ohm
 Konsentrasi gas 560,23 ppm
 perubahan 0,095 volt
0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25
0 5 10 15
Tegangan (V)
waktu ke-
AMONIA
 RL awal = 10000 ohm
 RL algoritma genetik = 8006 ohm
 Konsentrasi gas 0,21 ppm
 perubahan V = 0,095 volt
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8
0 5 10 15
tegangan (Volt)
TABEL PERBANDINGAN
Jenis sensor
Resistansi beban (Ω) Tegangan (volt) Daya (watt)
CO 809 754 3.102 3.2045 0.047576781 0.0544765
Metana 610 459 0.1082 0.203 7.67688E-05 0.000359
Amonia 10000 8006 1.472 1.518 0.000866714 0.001151514
Keterangan: 1= Sebelum perubahan resistansi beban ( )
G