• Tidak ada hasil yang ditemukan

MALANG TERHADAP MODUL BIOLOGI BERBASIS THINK, PAIR, SHARE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MALANG TERHADAP MODUL BIOLOGI BERBASIS THINK, PAIR, SHARE"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

Malang, 26 Maret 2016

1105

RESPONS PESERTA DIDIK SMK se KOTA MALANG TERHADAP MODUL BIOLOGI BERBASIS THINK, PAIR, SHARE

The Response Of Vocational School Students In Malang Toward Biology Module Based On Think Pair Share

Husnul Chotimah

1)

, Herawati Susilo

2)

, Mimien Henie Irawati

3)

, dan Ibrohim

4)

1)

Guru Biologi SMKN 13 Malang, Villa Bukit Tidar Blok A2/13 Malang, 081334733113, [email protected]),

2)

Dosen Program Studi Pendidikan Biologi,Pasca

Sarjana Universitas Negeri Malang, Surabaya 6 Malang, 08123271741,

[email protected],

3)

Dosen Program Studi Pendidikan Biologi,Pasca Sarjana Universitas Negeri Malang, Surabaya 6 Malang, 085655575135,

[email protected],

4)

Dosen Program Studi Pendidikan Biologi, Pasca Sarjana Universitas Negeri Malang, Surabaya 6 Malang, 082139743365, [email protected]

Abstrak

Biologi bagi peserta didik SMK bukan termasuk mata pelajaran produktif. Berdasarkan penelitian pendahuluan, ditemukan, bahwa (1) bahan ajar biologi SMK berbasis TPS belum terdapat di kota Malang, (2) pernyataan peserta didik berdasarkan angket dapat dikemukakan, bahwa kurang termotivasi belajar. Dukungan terhadap kurangnya motivasi belajar ini, ditemukan bawa 41,2 % peserta didik menyatakan sangat setuju terhadap pernyataan ―kurang termotivasi belajar mata pelajaran biologi‖.

Salah satu strategi pembelajaran kooperatif yang dapat menciptakan suasana kebersamaan dalam pembelajaran biologi adalah think pair share. Pembelajaran dengan strategi pembelajaran kooperatif think pair share (TPS) dapat menjadi alternatif dalam mengatasi permasalahan pembelajaran biologi. Strategi pembelajaran think pair share diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik jenjang SMK.

Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui respons peserta didik terhadap modul biologi berbasis TPS pada materi Virus, Archaeobacteria dan Eubacteria, Jamur, dan Enzim. Populasi penelitian ini adalah peserta didik SMK se kota Malang, sedangkan pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling. Data yang diperoleh dari penelitian ini, dilaporkan secara deskriptif kualitatif.

Hasil penelitian menunjukkan, bahwa respons peserta didik terhadap modul biologi berbasis TPS yang terdiri atas memahami petunjuk penggunaan modul, kemenarikan materi untuk dikaji, kemenarikan pertanyaan dalam penyajian materi modul, pertanyaan membantu untuk mengerti materi dalam modul, kemudahan dalam memahami tata bahasa dalam modul, kemenarikan gambar dan tata letak (lay out) dalam penjelasan konsep, kemudahan memahami gambar-gambar yang ada dalam penjelasan konsep, kemudahan melakukan kegiatan tahap think, kemudahan melakukan kegiatan tahap pair, adalah positif.

Hal ini berarti modul biologi berbasis think, pair, share, layak untuk dipergunakan.

Kata Kunci: Respons, modul, think, pair, share

Abstract

Biology is not the productive subject for the vocational school student‘s. The previous

research has found that (1) the learning materials in Biology for the vocational school

(2)

Malang, 26 Maret 2016

1106

student which use TPS have not found in Malang (2) The students' statement based on the questionnaire stated that they have less motivation in learning Biology. There are 41,2 % student‘s agree with the statement "less motivation in learning Biology.

One of the strategies in the cooperative learning that can create cooperative situation in learning Biology in TPS. Learning with TPS can be an alternative in solving the problem.

It is hoped that the learning strategy in TPS can improve the student‘s, motivation.

The research is conducted with the objective to know the students' response toward Biology module based on TPS. The topic is focused on Virus, Archaeobacteria and Eubacteria, Fungi and Enzime. The population ofthis research is the students of vocational schools in Malang. Purposive Sampling was applied to get the sample. The data gained from this research is reported in the form of the qualitative description.

The result of the research reveals that the student‘s responses toward the Biology module based on TPS which consists of the clarity of the instruction in the module, the attractiveness of the learning material, the attractiveness of questions which help the students understand the material, the easiness in understanding the language structure, the attractiveness of pictures and the lay out in explaining the concept, the easiness to understand pictures in explaining the concept, the easiness of doing the TPS steps are positive. It means that Biology module based on TPS is deserved to be used.

Keywords: Responses, Module, Think, Pair, Share.

PENDAHULUAN

Dalam kegiatan pembelajaran perlu digunakan prinsip: (1) berpusat pada peserta didik, (2) mengembangkan kreativitas peserta didik, (3) menciptakan kondisi menyenangkan dan menantang, (4) bermuatan nilai, etika, estetika, logika, dan kinestetika, dan (5) menyediakan pengalaman belajar yang beragam melalui penerapan berbagai strategi dan metode pembelajaran yang menyenangkan, kontekstual, efektif, efisien, dan bermakna (Lampiran IV Permen Dikbud Nomor 81A Tahun 2013). Salah satu strategi pembelajaran kooperatif yang dapat diterapkan agar prinsip pembelajaran dapat terlaksana dengan baik adalah think pair share. Strategi pembelajaran think pair share dipilih dalam proses pembelajaran biologi di jenjang SMK, karena menekankan adanya proses berpikir, berkelompok, dan berbagi pendapat.

Biologi bukan mata pelajaran yang wajib dipelajari oleh seluruh peserta didik pada

jenjang sekolah menengah kejuruan (SMK). Mata pelajaran biologi hanya wajib dipelajari

oleh peserta didik yang memilih bidang keahlian agrobisnis dan agroteknologi, perikanan

dan kelautan, serta kesehatan. Pada masing-masing bidang keahlian, kompetensi dasar

yang dipelajari juga berbeda. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru biologi SMKN 13

Kota Malang yang memiliki tiga bidang keahlian yaitu agroteknologi (teknologi

pengolahan hasil pertanian), kelautan (nautika kapal niaga), dan kesehatan (keperawatan)

diperoleh bahwa terdapat beberapa faktor kelemahan yang ada pada peserta didik SMK

yaitu: (1) kurang memiliki keinginan untuk berprestasi karena targetnya hanya lulus dan

langsung bekerja. Kurang memiliki keinginan berprestasi ini didukung hasil angket studi

awal, diperoleh 37,7 % peserta didik menyatakan sangat setuju bahwa bersekolah hanya

target lulus dan bekerja, 25, 5 % menyatakan setuju bahwa bersekolah hanya target lulus

dan bekerja, (2) kurang berminat belajar biologi karena bukan mata pelajaran yang

diujikan di tingkat nasional. Pernyataan peserta didik berdasarkan angket studi awal dapat

dirinci bahwa 22,1 % peserta didik menyatakan sangat setuju bahwa kurang berminat

(3)

Malang, 26 Maret 2016

1107

belajar biologi karena bukan mata pelajaran yang diujikan di tingkat nasional, (3) kurang termotivasi belajar karena mata pelajaran biologi bukan mata pelajaran produktif.

Dukungan terhadap kurangnya motivasi belajar ini, berdasarkan hasil angket, 41,2 % peserta didik menyatakan sangat setuju terhadap pernyataan ―kurang termotivasi belajar karena mata pelajaran biologi bukan mata pelajaran produktif‖, 23,5 % menyatakan setuju terhadap pernyataan ―kurang termotivasi belajar karena mata pelajaran biologi bukan mata pelajaran produktif. Respons peserta didik terhadap aspek motivasi belajar yaitu kesenangan dalam belajar diperoleh hanya sebatas 7,4 % peserta didik menyatakan sangat setuju (Chotimah, 2014).

Salah satu strategi pembelajaran kooperatif yang dapat menciptakan suasana kebersamaan dalam pembelajaran biologi adalah think pair share. Pembelajaran dengan strategi pembelajaran kooperatif think pair share (TPS) diharapkan dapat menjadi alternatif dalam mengatasi permasalahan pembelajaran biologi. Strategi pembelajaran think pair share diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar, sikap sosial, dan kemampuan berpikir kritis karena ketiga kemampuan tersebut sangat diperlukan untuk dimiliki oleh peserta didik jenjang SMK. Alasan pemilihan strategi think pair share untuk diterapkan dalam pembelajaran biologi SMK karena strategi pembelajaran kooperatif TPS: (1) memiliki langkah-langkah yang mudah untuk dilakukan, (2) mudah diterapkan untuk berbagai aktivitas pembelajaran di kelas maupun di laboratorium, (3) merupakan strategi pembelajaran yang sederhana, (4) memberikan kesempatan partisipasi yang sama (equal participation), artinya masing-masing anggota kelompok memiliki kesempatan sama untuk sharing, dan (5) memungkinkan terjadi interaksi secara bersamaan yang intensif, baik itu mengemukakan pendapat maupun mendengarkan pendapat anggota kelompok.

Pernyataan tersebut sesuai dengan pendapat Sumale Siksen (2013), bahwa model pembelajaran kooperatif think pair share merupakan tipe yang sederhana dengan banyak keuntungan karena dapat meningkatkan partisipasi peserta didik dan pembentukan pengetahuan oleh peserta didik. Dengan menggunakan suatu prosedur, para peserta didik belajar dari peserta didik yang lain dan berusaha untuk mengeluarkan pendapatnya dalam situasi non kompetisi sebelum mengungkapkannya di depan kelas.

Strategi pembelajaran TPS merupakan salah satu pembelajaran kooperatif yang menekankan adanya proses berpikir (thinking), berkelompok dan berpasangan (pairing) dan berbagi (sharing). Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa pembelajaran TPS maupun perpaduan TPS dengan strategi lain membantu peserta didik meningkatkan hasil belajar kognitif, berpikir kritis, berpikir kreatif, minat dan kerja sama anggota dalam kelompok (Chotimah, 2007, Suyanik, 2010, Haerullah, 2012, dan Chotimah 2014).

Modul dipilih dengan pertimbangan bahwa dengan modul peserta didik dapat belajar

sendiri tentang materi biologi dan mengaplikasikan dalam dunia kerja, serta tetap dapat

belajar biologi saat melaksanakan praktik kerja industri (prakerin). Modul dapat membantu

guru dalam mewujudkan pembelajaran yang berkualitas, karena modul dapat

mengkondisikan kegiatan pembelajaran lebih terencana dengan baik, mandiri, tuntas dan

dengan hasil (out put) yang jelas (Depdiknas, 2008). Modul merupakan salah satu bentuk

bahan ajar yang dikemas secara utuh dan sistematis, di dalamnya memuat seperangkat

pengalaman belajar yang terencana dan didesain untuk membantu peserta didik menguasai

tujuan belajar yang spesifik. Modul minimal memuat tujuan pembelajaran,

(4)

Malang, 26 Maret 2016

1108

materi/substansi belajar, dan evaluasi. Modul berfungsi sebagai sarana belajar yang bersifat mandiri, sehingga peserta didik dapat belajar dengan kecepatan masing-masing (Darmiatun, S, 2013).

Pengertian modul menurut Depdiknas (2003), merupakan alat atau sarana pembelajaran yang berisi materi, metode, bahasan-bahasan, dan cara mengevaluasi yang dirancang secara sistematis dan menarik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan sesuai dengan tingkat kompleksitasnya. Secara ringkas modul adalah suatu paket pengajaran yang memuat satu unit konsep dari bahan pembelajaran dan disusun untuk membantu guru dan peserta didik mencapai sejumlah tujuan yang dirumuskan secara khusus dan jelas. Ruang lingkup penulisan modul adalah (1) digunakan oleh peserta didik, (2) diharapkan dapat mengubah perilaku peserta didik, (3) sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik peserta didik, (4) mencakup tujuan dan operasional pembelajaran yang spesifik, (5) mencakup butir-butir materi pembelajaran secara rinci yang mendukung tercapainya tujuan, (6) terdapat evaluasi sebagai alat untuk mengukur keberhasilan peserta didik, (7) menuliskan draf modul sesuai dengan kaidah, dan (8) mengadakan uji coba, validasi, dan perbaikan sehingga modul siap diproduksi dan digandakan (Depdiknas, 2003).

Penulisan modul bertujuan: (1) memperjelas dan mempermudah penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbal, (2) mengatasi keterbatasan waktu, ruang, dan daya indra, (3) data digunakan secara tepat dan bervariasi seperti meningkatkan motivasi dan gairah belajar bagi peserta didik, mengembangkan kemampuan peserta didik dalam berinteraksi langsung dengan lingkungan dan sumber belajar lainnya, memungkinkan peserta didik belajar mandiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya, memungkinkan peserta didik dapat mengukur atau mengevaluasi sendiri hasil belajarnya (Depdiknas, 2008). Modul perlu dirancang dan dikembangkan dengan mengikuti kaidah dan elemen yang mensyaratkannya. Elemen-elemen yang harus dipenuhi dalam menyusun modul terdiri atas enam elemen yaitu: konsistensi, format, organisasi, daya tarik, ukuran huruf, dan spasi kosong (Depdiknas, 2008). Pengembangan modul belajar peserta didik mencakup pengeta- huan, keterampilan, dan sikap yang diprasyaratkan untuk menguasai suatu kompetensi.

Modul dapat berupa modul tunggal (individual module) atau berupa seri modul (series of modul). Kegiatan pada modul meliputi proses yang berorientasi inkuiri (inquiry oriented processes), pemecahan masalah, dan kesempatan menggunakan keterampilan sosial. Di samping itu, terdapat kegiatan eksperimen, bermain peran, dan diskusi kelompok yang menggunakan konsep-konsep dan fakta yang dibahas dalam modul. Sistem belajar dengan fasilitas modul telah dikembangkan baik di luar negeri maupun di dalam negeri (Vembrito, 1985). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Setyowati (2011) menyatakan bahwa modul multimedia pengelolaan sampah berwawasan sains, teknologi, dan masyarakat (STM) dapat meningkatkan ke-mampuan kognitif, sikap, dan perilaku siswa. Utomo (2012) juga mengemukakan berdasarkan hasil penelitiannya, bahwa modul memfasilitasi mahasiswa untuk belajar mandiri dan mengembangkan seluas-luasnya kreativitas dan potensi yang dimiliki untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Modul yang disusun dengan baik dapat memberikan banyak keuntungan antara lain:

(1) dapat meningkatkan secara maksimal kegiatan belajar peserta didik dan kegiatan

mengajar guru, (2) peserta didik lebih aktif dalam proses belajar karena menghadapi

(5)

Malang, 26 Maret 2016

1109

sejumlah masalah atau kegiatan-kegiatan yang harus diselesaikan, (3) memberikan balikan yang banyak dan segera sehingga peserta didik dapat mengetahui taraf hasil belajarnya, (4) usaha peserta didik terarah kerena modul mengandung tujuan yang jelas, (5) peserta didik dapat belajar tanpa terikat dengan guru, karena bahan pelajaran (materi) yang telah disiapkan dalam modul tersebut telah diatur (Nasution, 2000).

Sistem Belajar Bermodul (SBB) telah dikembangkan dalam berbagai bentuk dengan berbagai nama pula, seperti Individualized Study System, Self-pased study course, dan Keller plan (Tjipto Utomo dan Kees Ruijter, 1990 dalam Santyasa,2009). Masing-masing bentuk tersebut menggunakan perencanaan kegiatan pembelajaran yang berbeda, yang pada pokoknya masing-masing mempunyai tujuan sama, yaitu: (1) memperpendek waktu yang diperlukan oleh peserta didik untuk menguasai tugas pembelajaran, (2) menyediakan waktu sebanyak yang diperlukan oleh peserta didik dalam batas-batas yang dimungkinkan untuk menyelenggarakan pendidikan yang teratur. Menurut Darmiatun (2013) untuk menghasilkan modul yang mampu meningkatkan motivasi belajar, pengembangan modul harus memperhatikan karakteristik yang diperlukan sebagai modul, yaitu (1) Self Instruction, (2) Self Contained, (3) Berdiri Sendiri (Stand Alone), (4) Adaptif, dan (5) Bersahabat/akrab (User Friendly).

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui respons peserta didik SMK terhadap modul biologi pada materi Virus, Archaeobacteria dan Eubacteria, Jamur, dan Enzim berbasis think pair share. Dengan adanya modul ini, diharapkan (1) respons peserta didik untuk belajar biologi melalui modul positif, dan (2) tersedianya bahan ajar berupa modul biologi pada materi Virus, Archaeobacteria dan Eubacteria, Jamur, dan Enzim berbasis think pair share.

METODE PENELITIAN

Populasi penelitian ini adalah peserta didik SMK se kota Malang. Sedangkan pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling. Diperoleh sampel peserta didik yaitu peserta didik SMKN 13, SMKN 11, dan SMKN 2. Data yang diperoleh dari penelitian ini, dilaporkan secara deskriptif kualitatif.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Respons Peserta didik terhadap Modul Materi Virus

Respons Peserta didik terhadap Modul Materi Virus dapat dilihat pada Tabel 1, yang secara rinci dideskripsikan sebagai berikut.

Tabel 1. Respons Peserta didik terhadap Modul Materi Virus

No Aspek yang Dinilai

Perolehan

Nilai Kategori

Angka %

1 Kemenarikan gambar pada cover 2,85 71,14 Layak Digunakan

2 Kelengkapan gambar pada cover 2,91 72,76 Layak Digunakan

3 Kemudahan memahami kata pengantar 2,90 72,51 Layak Digunakan

4 Kemudahan memahami daftar isi dan 2,93 73,26 Layak Digunakan

(6)

Malang, 26 Maret 2016

1110 daftar gambar

5 Kemudahan memahami peta kedudukan modul

2,84 70,90 Layak Digunakan

6 Kemudahan memahami petunjuk penggunaan modul

2,85 71.14 Layak Digunakan

7 Kemenarikan materi untuk dikaji 2,94 73.51 Layak Digunakan 8 Kemenarikan pertanyaan dalam

penyajian materi modul

2,94 73.51 Layak Digunakan

9 Pertanyaan membantu untuk mengerti materi dalam modul

3,05 76.24 Layak Digunakan

10 Kemudahan dalam memahami tata bahasa dalam modul

2,89 72,14 Layak Digunakan

11 Kemenarikan gambar dan tata letak (lay out) dalam penjelasan konsep

3,00 75,00 Layak Digunakan

12 Kemudahan memahami gambar-gambar yang ada dalam penjelasan konsep

2,99 74,63 Layak Digunakan

13 Kemudahan melakukan kegiatan tahap think

2,89 72,14 Layak Digunakan

14 Kemudahan menjawab pertanyaan dalam kegiatan tahap think

2,91 72,64 Layak Digunakan

15 Kemudahan melakukan kegiatan tahap pair

2,92 73,01 Layak Digunakan

16 Kemudahan menjawab pertanyaan dalam kegiatan tahap pair

2,84 71,02 Layak Digunakan

17 Kemudahan melakukan kegiatan tahap share

2,90 72,51 Layak Digunakan

18 Kemudahan menjawab pertanyaan dalam kegiatan tahap share

2,88 71,89 Layak Digunakan

19 Kesesuaian pertanyaan evaluasi dengan tujuan

2,93 73,13 Layak Digunakan

20 Kemudahan membuat rangkuman 2,89 72,14 Layak Digunakan 21 Kemudahan menjawab pertanyaan

dalam evaluasi

2,84 70,90 Layak Digunakan

22 Kemudahan menggunakan kunci jawaban

2,92 73,01 Layak Digunakan

23 Kejelasan menggunakan umpan balik 2,77 69,15 Layak Digunakan 24 Kejelasan daftar pustaka 3,00 75,12 Layak Digunakan

Rata-rata 2,91 72,64 Layak Digunakan

Pada aspek kemenarikan gambar pada cover, kelengkapan gambar pada cover,

kemudahan memahami kata pengantar, kemudahan memahami daftar isi dan daftar

gambar, kemudahan memahami peta kedudukan modul, kemudahan memahami petunjuk

penggunaan modul, kemenarikan materi untuk dikaji, kemenarikan pertanyaan dalam

(7)

Malang, 26 Maret 2016

1111

penyajian materi modul, pertanyaan membantu untuk mengerti materi dalam modul, kemudahan dalam memahami tata bahasa dalam modul, kemenarikan gambar dan tata letak (lay out) dalam penjelasan konsep, kemudahan memahami gambar-gambar yang ada dalam penjelasan konsep, kemudahan melakukan kegiatan tahap think, kemudahan menjawab pertanyaan dalam kegiatan tahap think, kemudahan melakukan kegiatan tahap pair, kemudahan menjawab pertanyaan dalam kegiatan tahap pair, kemudahan melakukan kegiatan tahap share, kemudahan menjawab pertanyaan dalam kegiatan tahap share, kesesuaian pertanyaan evaluasi dengan tujuan, kemudahan membuat rangkuman, kemudahan menjawab pertanyaan dalam evaluasi, kemudahan menggunakan kunci jawaban, kejelasan menggunakan umpan balik, kejelasan daftar pustaka diperoleh nilai sebesar 2,91 atau 72,64% yang artinya modul materi Virus layak dipergunakan sebagai bahan ajar.

Respons Peserta didik terhadap Modul Materi Archaeobacteria dan Eubacteria

Respons Peserta didik terhadap Modul Materi Archaeobacteria dan Eubacteria dapat dilihat pada Tabel 2, yang secara rinci dideskripsikan sebagai berikut.

Pada aspek kemenarikan gambar pada cover, kelengkapan gambar pada cover, kemudahan memahami kata pengantar, kemudahan memahami daftar isi dan daftar gambar, kemudahan memahami peta kedudukan modul, kemudahan memahami petunjuk penggunaan modul, kemenarikan materi untuk dikaji, kemenarikan pertanyaan dalam penyajian materi modul, pertanyaan membantu untuk mengerti materi dalam modul, kemudahan dalam memahami tata bahasa dalam modul, kemenarikan gambar dan tata letak (lay out) dalam penjelasan konsep, kemudahan memahami gambar-gambar yang ada dalam penjelasan konsep, kemudahan melakukan kegiatan tahap think, kemudahan menjawab pertanyaan dalam kegiatan tahap think, kemudahan melakukan kegiatan tahap pair, kemudahan menjawab pertanyaan dalam kegiatan tahap pair, kemudahan melakukan kegiatan tahap share, kemudahan menjawab pertanyaan dalam kegiatan tahap share, kesesuaian pertanyaan evaluasi dengan tujuan, kemudahan membuat rangkuman, kemudahan menjawab pertanyaan dalam evaluasi, kemudahan menggunakan kunci jawaban, kejelasan menggunakan umpan balik, kejelasan daftar pustaka diperoleh nilai sebesar 2,93 atau 73,24% yang artinya modul Archaeobacteria dan Eubacteria layak dipergunakan sebagai bahan ajar.

Tabel 2. Respons Peserta didik terhadap Modul Materi Archaeobacteria dan Eubacteria

No Aspek yang Dinilai Perolehan Nilai

Kategori

Angka %

1 Kemenarikan gambar pada cover 2,91 72,76 Layak Digunakan 2 Kelengkapan gambar pada cover 2,95 73,76 Layak Digunakan 3 Kemudahan memahami kata pengantar 2,97 74,25 Layak Digunakan 4 Kemudahan memahami daftar isi dan

daftar gambar 3,00 75,00

Layak Digunakan

5 Kemudahan memahami peta kedudukan

modul 2,84 70,90

Layak Digunakan

(8)

Malang, 26 Maret 2016

1112 6 Kemudahan memahami petunjuk

penggunaan modul 2,92 72,89

Layak Digunakan

7 Kemenarikan materi untuk dikaji 2,98 74,38 Layak Digunakan 8 Kemenarikan pertanyaan dalam

penyajian materi modul 2,97 74,13

Layak Digunakan

9 Pertanyaan membantu untuk mengerti

materi dalam modul 2,97 74,13

Layak Digunakan

10 Kemudahan dalam memahami tata

bahasa dalam modul 2,88 72.01

Layak Digunakan

11 Kemenarikan gambar dan tata letak (lay

out) dalam penjelasan konsep 3,06 76,49

Layak Digunakan

12 Kemudahan memahami gambar-gambar

yang ada dalam penjelasan konsep 2,97 74,13

Layak Digunakan

13 Kemudahan melakukan kegiatan tahap

think 2,86 71,39

Layak Digunakan

14 Kemudahan menjawab pertanyaan

dalam kegiatan tahap think 2,96 74,00

Layak Digunakan

15 Kemudahan melakukan kegiatan tahap

pair 2,92 72,89

Layak Digunakan

16 Kemudahan menjawab pertanyaan

dalam kegiatan tahap pair 2,82 70,52

Layak Digunakan

17 Kemudahan melakukan kegiatan tahap

share 2,92 73,01

Layak Digunakan

18 Kemudahan menjawab pertanyaan

dalam kegiatan tahap share 2,90 72,51

Layak Digunakan

19 Kesesuaian pertanyaan evaluasi dengan

tujuan 2,98 74,50

Layak Digunakan

20 Kemudahan membuat rangkuman 2,88 72,01 Layak Digunakan 21 Kemudahan menjawab pertanyaan

dalam evaluasi 2,84 70,90

Layak Digunakan

22 Kemudahan menggunakan kunci

jawaban 2,98 74,50

Layak Digunakan

23 Kejelasan menggunakan umpan balik 2,80 70,02 Layak Digunakan 24 Kejelasan daftar pustaka 3,06 76,62 Layak Digunakan

Rata-rata 2,93 73,24 Layak Digunakan

Respons Peserta Didik terhadap Modul Materi Jamur

Respons Peserta didik terhadap Modul Materi Jamur dapat dilihat pada Tabel 3, yang secara rinci dideskripsikan sebagai berikut.

Pada aspek kemenarikan gambar pada cover, kelengkapan gambar pada cover,

kemudahan memahami kata pengantar, kemudahan memahami daftar isi dan daftar

gambar, kemudahan memahami peta kedudukan modul, kemudahan memahami petunjuk

penggunaan modul, kemenarikan materi untuk dikaji, kemenarikan pertanyaan dalam

(9)

Malang, 26 Maret 2016

1113

penyajian materi modul, pertanyaan membantu untuk mengerti materi dalam modul, kemudahan dalam memahami tata bahasa dalam modul, kemenarikan gambar dan tata letak (lay out) dalam penjelasan konsep, kemudahan memahami gambar-gambar yang ada dalam penjelasan konsep, kemudahan melakukan kegiatan tahap think, kemudahan menjawab pertanyaan dalam kegiatan tahap think, kemudahan melakukan kegiatan tahap pair, kemudahan menjawab pertanyaan dalam kegiatan tahap pair, kemudahan melakukan kegiatan tahap share, kemudahan menjawab pertanyaan dalam kegiatan tahap share, kesesuaian pertanyaan evaluasi dengan tujuan, kemudahan membuat rangkuman, kemudahan menjawab pertanyaan dalam evaluasi, kemudahan menggunakan kunci jawaban, kejelasan menggunakan umpan balik, kejelasan daftar pustaka diperoleh nilai sebesar 2,95 atau 73,65% yang artinya modul materi Jamur layak dipergunakan sebagai bahan ajar.

Tabel 3. Respons Peserta didik terhadap Modul Materi Jamur

No Aspek yang Dinilai

Perolehan

Nilai Kategori

Angka %

1 Kemenarikan gambar pada cover 2,97 74,25 Layak Digunakan 2 Kelengkapan gambar pada cover 2,99 74,63 Layak Digunakan 3 Kemudahan memahami kata pengantar 2,96 74,00 Layak Digunakan 4 Kemudahan memahami daftar isi dan

daftar gambar 2,99 74,63

Layak Digunakan

5 Kemudahan memahami peta kedudukan

modul 2,88 72,01

Layak Digunakan

6 Kemudahan memahami petunjuk

penggunaan modul 2,96 73,88

Layak Digunakan

7 Kemenarikan materi untuk dikaji 3,07 76,74 Layak Digunakan 8 Kemenarikan pertanyaan dalam

penyajian materi modul 2,99 74,75

Layak Digunakan

9 Pertanyaan membantu untuk mengerti

materi dalam modul 2,94 73,38

Layak Digunakan

10 Kemudahan dalam memahami tata

bahasa dalam modul 2,90 72,51

Layak Digunakan

11 Kemenarikan gambar dan tata letak (lay

out) dalam penjelasan konsep 3,06 76,49

Layak Digunakan

12 Kemudahan memahami gambar-gambar

yang ada dalam penjelasan konsep 3,00 74,88 Layak Digunakan 13 Kemudahan melakukan kegiatan tahap

think 2,90 72,51

Layak Digunakan

14 Kemudahan menjawab pertanyaan

dalam kegiatan tahap think 2,96 73,88

Layak Digunakan

15 Kemudahan melakukan kegiatan tahap

pair 2,94 73,38

Layak Digunakan

(10)

Malang, 26 Maret 2016

1114 16 Kemudahan menjawab pertanyaan

dalam kegiatan tahap pair 2,84 70,90

Layak Digunakan

17 Kemudahan melakukan kegiatan tahap

share 2,91 72,64

Layak Digunakan

18 Kemudahan menjawab pertanyaan

dalam kegiatan tahap share 2,91 72,76

Layak Digunakan

19 Kesesuaian pertanyaan evaluasi dengan

tujuan 2,97 74,13

Layak Digunakan

20 Kemudahan membuat rangkuman 2,94 73,38 Layak Digunakan 21 Kemudahan menjawab pertanyaan

dalam evaluasi 2,82 70,40

Layak Digunakan

22 Kemudahan menggunakan kunci

jawaban 3,01 75,25

Layak Digunakan

23 Kejelasan menggunakan umpan balik 2,81 70,15 Layak Digunakan 24 Kejelasan daftar pustaka 3,04 76,00 Layak Digunakan

Rata-rata 2,95 73,65 Layak Digunakan

Respons Peserta didik terhadap Modul Materi Enzym

Respons Peserta didik terhadap Modul Materi Enzym dapat dilihat pada Tabel 4, yang secara rinci dideskripsikan sebagai berikut.

Pada aspek kemenarikan gambar pada cover, kelengkapan gambar pada cover, kemudahan memahami kata pengantar, kemudahan memahami daftar isi dan daftar gambar, kemudahan memahami peta kedudukan modul, kemudahan memahami petunjuk penggunaan modul, kemenarikan materi untuk dikaji, kemenarikan pertanyaan dalam penyajian materi modul, pertanyaan membantu untuk mengerti materi dalam modul, kemudahan dalam memahami tata bahasa dalam modul, kemenarikan gambar dan tata letak (lay out) dalam penjelasan konsep, kemudahan memahami gambar-gambar yang ada dalam penjelasan konsep, kemudahan melakukan kegiatan tahap think, kemudahan menjawab pertanyaan dalam kegiatan tahap think, kemudahan melakukan kegiatan tahap pair, kemudahan menjawab pertanyaan dalam kegiatan tahap pair, kemudahan melakukan kegiatan tahap share, kemudahan menjawab pertanyaan dalam kegiatan tahap share, kesesuaian pertanyaan evaluasi dengan tujuan, kemudahan membuat rangkuman, kemudahan menjawab pertanyaan dalam evaluasi, kemudahan menggunakan kunci jawaban, kejelasan menggunakan umpan balik, kejelasan daftar pustaka diperoleh nilai sebesar 2,97 atau 74,30% yang artinya modul materi Enzym layak dipergunakan sebagai bahan ajar.

Tabel 4. Respons Peserta didik terhadap Modul Materi Enzym

No Aspek yang Dinilai Perolehan Nilai

Kategori

Angka %

1 Kemenarikan gambar pada cover 3,06 76,62 Layak Digunakan

2 Kelengkapan gambar pada cover 3,00 74,88 Layak Digunakan

3 Kemudahan memahami kata pengantar 3,01 75,25 Layak Digunakan

(11)

Malang, 26 Maret 2016

1115 4 Kemudahan memahami daftar isi dan

daftar gambar 3,04 76,00

Layak Digunakan

5 Kemudahan memahami peta kedudukan

modul 2,97 74,25

Layak Digunakan

6 Kemudahan memahami petunjuk

penggunaan modul 2,97 74,25

Layak Digunakan

7 Kemenarikan materi untuk dikaji 3,04 76,00 Layak Digunakan 8 Kemenarikan pertanyaan dalam

penyajian materi modul 3,02 75,62

Layak Digunakan

9 Pertanyaan membantu untuk mengerti

materi dalam modul 2,99 74,63

Layak Digunakan

10 Kemudahan dalam memahami tata

bahasa dalam modul 2,90 72,51

Layak Digunakan

11 Kemenarikan gambar dan tata letak (lay

out) dalam penjelasan konsep 3,09 77,36

Layak Digunakan

12 Kemudahan memahami gambar-gambar

yang ada dalam penjelasan konsep 3,07 76,87

Layak Digunakan

13 Kemudahan melakukan kegiatan tahap

think 2,90 72,39

Layak Digunakan

14 Kemudahan menjawab pertanyaan

dalam kegiatan tahap think 3,00 74,88

Layak Digunakan

15 Kemudahan melakukan kegiatan tahap

pair 2,91 72,64

Layak Digunakan

16 Kemudahan menjawab pertanyaan

dalam kegiatan tahap pair 2,89 72,26

Layak Digunakan

17 Kemudahan melakukan kegiatan tahap

share 2,91 72,76

Layak Digunakan

18 Kemudahan menjawab pertanyaan

dalam kegiatan tahap share 2,90 72,51

Layak Digunakan

19 Kesesuaian pertanyaan evaluasi dengan

tujuan 3,01 75,25

Layak Digunakan

20 Kemudahan membuat rangkuman 2,94 73,38 Layak Digunakan 21 Kemudahan menjawab pertanyaan

dalam evaluasi 2,83 70,65

Layak Digunakan

22 Kemudahan menggunakan kunci

jawaban 3,01 75,25

Layak Digunakan

23 Kejelasan menggunakan umpan balik 2,86 71,39 Layak Digunakan 24 Kejelasan daftar pustaka 3,02 75,62 Layak Digunakan

Rata-rata 2,97 74,30 Layak Digunakan

Modul biologi berbasis think pair share yang digunakan peserta didik dalam proses

pembelajaran sesuai dengan sasaran peneliti untuk menyusun bahan ajar yang dapat

memenuhi kebutuhan pembelajaran biologi di jenjang SMK. Modul biologi berbasis think

(12)

Malang, 26 Maret 2016

1116

pair share yang telah disusun peneliti telah diorganisir menjadi urutan yang bermakna, bahan disajikan dalam bagian-bagian yang tergantung pada kedalaman dan kesulitannya, mengaitkan topik-topik suatu bidang studi dengan keseluruhan isi bidang studi, sehingga isi yang disajikan lebih bermakna dan menyebabkan peserta didik memiliki ingatan yang baik dan lebih tahan lama terhadap topik-topik yang dipelajari. Hal ini sesuai dengan pendapat Santyasa (2009) bahwa materi pembelajaran yang tepat untuk disajikan dalam kegiatan pembelajaran ialah (1) relevan dengan sasaran pembelajaran, (2) tingkat kesukaran sesuai dengan taraf kemampuan peserta didik, (3) dapat memotivasi siswa, (4) mampu mengaktifkan pikiran dan kegiatan peserta didik, (5) sesuai dengan prosedur pengajaran yang ditentukan, dan (6) sesuai dengan media pengajaran yang tersedia.

Berdasarkan hasil respons peserta didik maka lima kriteria dalam pengembangan modul (Santyasa, 2009) telah terpenuhi yaitu (1) membantu peserta didik menyiapkan belajar mandiri, (2) memiliki rencana kegiatan pembelajaran yang direspons secara maksimal, (3) memuat isi pembelajaran yang lengkap dan dapat memberikan kesempatan belajar kepada peserta didik, (4) dapat memonitor kegiatan belajar eserta didik, (5) dapat memberikan saran petunjuk serta informasi balikan tingkat kemajuan peserta didik.

PENUTUP Kesimpulan

Berdasarkan temuan hasil penelitian, dapat dikemukakan bahwa: (1) telah tersedia bahan ajar berupa modul biologi materi Virus, Archaeobacteria dan Eubacteria, Jamur, dan Enzim berbasis think pair share.dan (2) respons peserta didik SMK se kota Malang terhadap modul biologi pada materi Virus, Archaeobacteria dan Eubacteria, Jamur, dan Enzim berbasis think pair share adalah positif

Saran

Saran yang dapat dikemukakan pada kesempatan ini, utamanya berdasarkan hasil penelitian yaitu modul biologi materi Virus, Archaeobacteria dan Eubacteria, Jamur, dan Enzim berbasis think pair share perlu digunakan sebagai salah satu bahan ajar biologi bagi peserta didik SMK.

DAFTAR PUSTAKA

Chotimah, H. 2007. Peningkatan Proses dan Hasil Belajar Biologi dalam Pendekatan Kontekstual melalui Model Pembelajaran Think Pair Share pada Peserta Didik Kelas X-6 SMA Laboratorium Universitas Negeri Malang. Penelitian Tindakan Kelas. Tidak diterbitkan.

Chotimah, H. 2014. Refleksi Implementasi Kurikulum 2013 dan Analisis Kebutuhan Bahan Ajar Biologi SMK se Kota Malang. Makalah disampaikan pada Seminar &

Workshop Nasional Biologi/IPA dan Pembelajarannya di FMIPA Universitas Negeri Malang Tanggal 1 November 2012.

Daryanto, 2013. Menyusun Modul Bahan Ajar untuk Persiapan Guru Mengajar.

Yogyakarta: Gava Media.

Depdiknas, 2008. Penulisan Modul. Jakarta: Direktorat Tenaga Kependidikan Ditjen

PMTK.

(13)

Malang, 26 Maret 2016

1117

Dikbud. 2013. Permendikbud Nomor 81A Tahun 2013 Tentang Implementasi Kurikulum.

Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI.Dimyati dan Mujiono. 1994.

Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Depdikbud.

Haerullah, Ade. 2012. Pengaruh Penerapan Strategi Pemberdayaan Berpikir Melalui Pertanyaan (PBMP) dan Think Pair Share (TPS) Terhadap Metakognisi, Berpikir Kritis, dan Sikap Sosial Siswa SD Multi Etnis DiKota Ternate. Disertasi tidak diterbitkan Malang: PPS UM.

Nasution, S. 2000. Kurikulum dan Pengajaran. Bandung: Bina Aksara.

Santyasa, I.W. 2009. Metode Penelitian Pengembangan dan Teori Pengembangan Modul.

Makalah disajikan dalam Pelatihan Bagi Para Guru TK, SD, SMP, SMA, dan SMK. Tanggal 12-14 Januari 2009, Di Kecamatan Nusa Penida Kabupaten Klungkung.

Setyowati, E. 2011. Pengembangan Modul Multimedia Pengolahan Sampah Berwawasan Sains, Teknologi, dan Masyarakat sebagai upaya untuk Meningkatkan Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Peserta Didik. Disertasi tidak diterbitkan.

Malang: Program Pascasarjana UM Malang.

Siksen, S , 2013. The Online Project-based Learning Model Based on Student‘s

Multiple Intelligence. International Journal of Humanities and Social Science. Vol.

3 No. 7; April 2013, (Online),

(http://www.ijhssnet.com/journals/Vol_3_No_7_April_2013/23.pdf.), diakses 7 Oktober 2014.

Suyanik. 2010. Pengaruh Penerapan Pola Pemberdayaaan Berpikir Melalui

Pertanyaan (PBMP) dengan Model TPS dan Strategi ARIAS terhadap Kemampuan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar Kognitif pada Siswa Kelas X SMA Laboratorium Malang. Tesis tidak diterbitkan. Malang: Program Pascasarjana UM Malang.

Utomo, A.P. 2012. Pengembangan Modul Matakuliah Pengetahuan Lingkungandengan Pendekatan Problem Based learning Berbasis Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Jember. Tesis tidak diterbitkan. Malang:

Program Pascasarjana UM Malang.

Vembrito, St. 1985. Pengantar Pengajaran Modul. Yogjakarta: Yayasan Pendidikan

Paramita

Gambar

Tabel 1. Respons Peserta didik terhadap Modul Materi Virus
Tabel 2. Respons Peserta didik terhadap Modul Materi Archaeobacteria  dan Eubacteria
Tabel 3. Respons Peserta didik terhadap Modul Materi Jamur
Tabel 4. Respons Peserta didik terhadap Modul Materi Enzym

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur kepada Tuhan, penulis ucapkan karena skripsi dengan judul “Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Manajerial Dengan Komitmen Organisasi Sebagai Variabel

Data tersebut antara lain data diameter, tinggi bebas cabang (Tbc), tinggi total (Ttot), dan berat basah batang, cabang, dan daun untuk selanjutnya dianalisis di

Dengan demikian, simulasi V dapat digunakan untuk memperkirakan produksi enam bulan ke depan dengan prediktor data umur tanaman, pemupukan, dan penyinaran matahari pada 18

Perkembangan merupakan suatu perubahan yang berlangsung seumur hidup dengan bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak

Dengan proses logika fuzzy, kedua variabel yaitu jarak terdekat dan tingkat kepadatan jalan akan menghasilkan suatu nilai yang akan dijadikan bobot dalam algoritma djikstra

[r]

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa responden yang bekerja di Instalasi Gawat Darurat Medik memiliki presentase terbesar pada kategori beban kerja berat adalah

Untuk mengetahui data tentang efektifitas layanan informasi untuk meningkatkan kemampuan manajemen stres siswa kelas X SMA NU SUMENEP. Peneliti melakukan penelitian terhadap