• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH AMPAS TEH SEDUH TERHADAP PERTUMBUHAN, HASIL DAN POPULASI HAMA PADA TANAMAN CABAI (Capsicum annum L.) RIYAN HIDAYAT,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH AMPAS TEH SEDUH TERHADAP PERTUMBUHAN, HASIL DAN POPULASI HAMA PADA TANAMAN CABAI (Capsicum annum L.) RIYAN HIDAYAT,"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

CABAI (Capsicum annum L.)

RIYAN HIDAYAT, 0910005301016 Program Studi Agroteknlogi Fakultas Pertanian

Universitas Tamansiswa Padang

Dibawah bimbingan Fatimah dan Milda Ernita ABSTRAK

Penelitian tentang pengaruh pemberian ampas teh seduh terhadap pertumbuhan, hasil dan populasi hama pada tanaman cabai (Capsicum annum L.) telah dilaksanakan pada lahan tadah hujan di Nagari Aua Kuniang, Kecamatan Pasaman, Kabupaten Pasaman Barat yang dilaksanakan pada bulan Agustus sampai November 2013. Percobaan bertujuan untuk mendapatkan takaran ampas teh terhadap pertumbuhan, hasil dan populasi hama pada tanaman cabai. Percobaan mengunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan ampas teh seduh terdiri dari 5 takaran, yaitu : 0, 20, 40, 60 dan 80 g/polybag.

Setiap petakan ulangan terdiri 4 polybag tanaman cabai. Bahan yang digunakan yaitu cabai dengan varietas lado F1 yang ditanam 1 tanaman/polybag, jarak antar polybag 70 x 60 cm dengan jarak ulangan 75 cm. Pengamatan dilakukan pada setiap tanaman cabai dan setiap pengamatan dirata-ratakan untuk masing-masing petakan perlakuan kemudian dianalisis dengan sidik ragam jika berbeda nyata dilanjutkan dengan uji lanjut DMRT pada taraf 5%. Variabel yang diamati adalah : tinggi tanaman, umur keluar bunga 75%, panjang buah rata-rata, jumlah buah pertanaman, persentase buah sehat pertanaman, berat buah pertanaman, berat buah sehat pertanaman, berat buah terserang hama, dan inventarysasi hama. Dari hasil percobaan disimpulkan bahwa takaran ampas teh 40 g/polybag dapat meningkatkan pertumbuhan, hasil dan meningkatkan persentase buah sehat.

Kata Kunci : Ampas Teh Seduh, Tanaman Cabai, Populasi Hama.

(2)

PENDAHULUAN

Cabai ( Capsicum annum L. ) merupakan tanaman sayuran buah semusim yang telah dikenal dan digemari oleh seluruh lapisan masyarakat. Selain dapat dikonsumsi segar, cabai dapat dikonsumsi kering sebagai bumbu masakan dan juga sebagai bahan baku industri pangan, dan farmasi. Tanaman cabai mengandung zat-zat gizi antara lain protein, lemak, karbohidrat, kalsium, fosfor, besi, vitamin (A, C, dan B1), dan senyawa alkaloid seperti capsaicin, flafonoid, dan minyak esensial (Setiadi, 2008).

Kandungan gizi 100 gram buah cabai merah meliputi 90 % air, 31 kal energi, 1,0 gram protein, 0,3 gram lemak, 7,3 gram karbohidrat, 1,6 gram serat, 0,5 gram abu, 29 mg kalsium, 24 mg fosfor, 0,5 mg besi, 470 SI vitamin A, 0,05 mg tiamin, riboflavin 0,06 mg, niasin 0,9 mg, 18 mg asam askorbat (Ashari, 2006).

Luas areal pertanaman cabai di Indonesia pada tahun 2009 adalah 233.904 ha dengan produksi 1.378.727 ton, namun pada tahun 2010 luas areal penanaman cabai di indonesia meningkat menjadi 237.105 ha akan tetapi produksinya menurun menjadi 1.328.864 ton. Pada tahun 2011 luas area penanaman cabai kembali meningkat menjadi 239.770 ha dengan produksi 1.483.079 ton. Penyebap terjadinya peningkatan dan penurunan produksi cabai di indonesia yaitu karena serangan hama, penyakit dan kurangnya unsur hara (BPS, 2013).

Kekurangan unsur hara pada tanaman cabai disebabkan kaerna cara pemupukan yang kurang benar dan kelangkaan terhadap pupuk itu sendiri, pada akhir-akhir ini dikembangkan sistem pertanian yang memanfaatkan limbah pertanian berupa bahan organik yang dapat menyuburkan tanah dan meningkatkan hasil tanaman sekaligus sebagai pestisida nabati. Salah satu limbah yang dapat dimanfaatkan kembali sebagai pelengkap pupuk yaitu ampas teh seduh.

Ampas teh seduh salah satu bahan organik yang dapat dimanfaatkan untuk tanaman.

Nurmayanti (2008) menyatakan, teh mengandung sejumlah mineral Zn, Se, Mo, Mg dan N.

Ampas teh dapat diberikan ke semua jenis tanaman sayuran, tanaman hias, maupun pada tanaman obat-obatan, hal ini dikarenakan bahwa ampas teh tersebut mengandung Karbon Organik, 20% Tembaga, 10% Magnesium dan 13% Kalsium, Kandungan tersebut dapat membantu pertumbuhan tanaman Ningrum (2010).

Pemberian ampas teh pada tanaman sudah dilakukan oleh Isnaini (2006), yaitu pemberian ampas teh seduh dan kotoran ayam yang dikomposkan dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman lidah mertua pada media tanah liat, selanjutnya Nurmayanti (2008), mengenai pemberian air kelapa dan ampas teh meningkatkan pertumbuhan daun tanaman sri rejeki pada media tanam yang berbeda. Menurut Ningrum (2010) mengenai pemberian air kelapa dan ampas teh berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman mahkota dewa pada media tanam yang berbeda.

Hasil penelitian Gustiana (2012) menyatakan pemberian ampas teh seduh 40 g memberikan hasil terbaik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kacang panjang.

Berdasarkan uraian di atas maka, penulis telah melakukan penelitian dengan judul

“ Pengaruh ampas teh seduh terhadap pertumbuhan, hasil dan populasi hama pada tanaman cabai (Capsicum annum L.) ”.

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu

Percobaan telah dilaksanakan pada lahan tadah hujan di Nagari Aua Kuniang Kecamatan Pasaman Kabupaten Pasaman Barat yang dimulai pada bulan Agustus sampai dengan November 2013. Jadwal pelaksanaan kegiatan disajikan pada lampiran 1.

(3)

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam percobaan ini antara lain benih cabiai keriting varietas lado F1 (deskripsi disajikan pada Lampiran 4), urea, SP-36, KCL, tanah, air, kompos, dan ampas teh seduh, sedangkan peralatan yang digunakan terdiri dari polybag ukuran panjang x lebar 10x8 dan 35x30, ajir, label, bambu, pelepah kelapa, tali rapa, ember, gunting kecil, meteran, timbangan dan alat-alat tulis.

Rancangan Penelitian

Percobaan ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuan ampas teh seduh dan 3 ulangan sebagai berikut : 0 g/polyag (A0), 20 g/polybag (A1), 40 g/polybag (A2), 60 g/polybag (A3) dan 80 g/polybag (A4). Setiap ulangan terdapat 4 polybag sehingga seluruhnya terdiri dari 60 polybag percobaan. Masing – masing polybag terdiri dari 1 tanaman cabai, susunan petakan ulangan menurut RAL disajikan pada lampiran 2 dan penempatan polybag dalam petakan pada lampiran 3. Data yang diperoleh dianalisis secara statistika dengan uji F, jika F hitung perlakuan lebih besar dari F tabel pada taraf 5% dilanjutkan dengan Duncan’s Multiple Range Test (DMRT) pada taraf 5%.

Pelaksanaan

1. Persiapan benih dan bibit

Benih diseleksi dengan merendam benih dalam air, benih yang mengapung dibuang dan benih yang terbenam digunakan. Benih yang telah diseleksi kemudian dikecambahkan selama 3 hari dengan membungkus benih dalam kertas koran yang telah dibasahi terlebih dahulu. Benih yang telah berkecambah ditanam dalam plastik semai ukuran 8x10 cm yang diisi campuran tanah dan pupuk kandang sapi dengan perbandingan 2 : 1 (v/v). Benih ditanam sedalam 0,5 cm dalam plastik semai kemudian ditutup dengan tanah. Setelah penanaman bibit selesai, kemudian dipindahkan pada naungan yang terbuat dari bambu dan pelepah kelapa dengan ukuran panjang kali lebar 100x50 cm, tinggi bagian barat 100 cm dan selatan 50 cm. Pemeliharaan yang dilakukan pada penyemaian yaitu penyiraman yang dilakukan setiap pagi hari sampai tanah dalam polybag lembab, pengendalian gulma yang dilakukan secara manual (Alex, 2012).

2. Persiapan lahan dan persiapan media tanam

Lahan yang digunakan terlebih dahulu dibersihkan dari gulma dan sisa-sisa tanaman yang ada secara manual dengan menggunakan parang dan cangkul. Pengisian polybag dilakukan dengan mengisi tanah gambut yang sudah dihaluskan sebanyak 9 kg/polybag dan polybag disusun pada lahan dengan jarak lubang tanam antar polybag 70x60 cm sebanyak 60 polybag.

Polybag yang telah disusun diberi pupuk SP-36 sebanyak 9 g/polybag sebagai pupuk dasar sebelum penanaman.

3. Seleksi bibit dan penanaman

Penanaman bibit pada polybag dilakukan setelah bibit berumur 21 hari dengan ciri-ciri bibit telah mempunyai 4 daun sejati dan bibit sama tinggi. Waktu yang paling baik untuk menanam adalah pada sore hari, dengan alasan untuk menghindari terik matahari. Bibit tanaman cabai yang telah siap tanam diambil kemudian polybag digunting dengan hati-hati agar tidak merusak perakaran tanaman, seterusnya bibit ditanam bersamaan dengan tanah yang menempel pada akar kedalam lubang yang telah disiapkan.

4. Pemasangan label dan ajir

Pemasangan label dilakukan setelah menempatkan polybag pada petakan yang telah disediakan. Pemasangan label bertujuan untuk menentukan perlakuan, sehingga pengaplikasian

(4)

tidak keliru. Pemasangan ajir dilakukan segera setelah bibit ditanam. Ajir yang digunakan barasal dari batang bambu yang sudah tua dibelah menjadi 4 bagian, panjang ajir yang digunakan yaitu 50 cm dan lebar 5 cm yang kemudian ditancabkan di tanah dan diberi tanda pada ajir dengan jarak tinggi 10 cm dari permukaan tanah (Alex, 2012).

5. Pemberian Perlakuan

Aplikasi ampas teh disesuaikan dengan takaran perlakuan yaitu 0, 20, 40, 60 dan 80 g/polybag untuk 2 kali pengaplikasian. Pengaplikasian pertama dilakukan sehari setelah penanaman dan pengaplikasian kedua dilakukan pada minggu ke 2 setelah tanam. Pengaplikasian ampas teh dilakukan dengan cara menaburkan ampas teh di atas permukaan tanah polybag secara merata yang dilakukan pada sore hari.

6. Pemeliharaan a. Penyulaman

Penyulaman bertujuan melakukan penggantian tanaman yang mati atau rusak dengan bibit yang baru. Penyulaman dilakukan pada saat tanaman berusia 7 sampai 14 hari setelah tanam.

b. Penyiraman

Penyiraman air dilakukan 1 hari sekali dan jika hujan tidak dilakuakan penyiraman.

Penyiraman dilakukan sampai tanah terlihat lembab dengan cara menyiram seluruh bagian batang tanaman dan tanah.

c. Perempelan tunas air

Perempelan dilakukan dengan membuang semua tunas air yang tumbuh diketiak daun dan dibawah bunga pertama dengan menggunakan gunting. Kegiatan perempelan dilakukan pada pagi hari ketika batang atau tunas tersebut masih mudah dipatahkan, karena pada pagi hari tunas masih banyak mengandung air dan tidak keras.

d. Penyiangan

Penyiangan dilakukan seminggu sekali secara manual dengan menggunakan tangan agar tidak merusak pada perakaran tanaman.

e. Pemupukan

Pemupukan dilakukan untuk pertumbuhan tanaman, sehingga tanaman tumbuh lebih cepat dan subur. Pupuk yang dipakai adalah setengah dari rekomendasi, yaitu urea 150 kg/ha (6 g/polybag), SP-36 250 kg/ha (9 g/polybag) dan KCL 200 kg/ha (7,5 g/polybag). Pupuk SP-36 diberikan pada pemupukan dasar, sedangkan pupuk urea dan KCL diberikan 3 kali pada umur 3, 6 dan 9 minggu setelah tanam masing-masing 1/3 bagian (Alex, 2012). Pemupukan dilakukan dengan cara disebarkan disekitar lubang tanam dan kemudian ditutup dengan tanah.

g. Panen

Cabai dipanen setelah memenuhi criteria panen yaitu cabai berwarna merah atau 90%

merah dan cabai yang rusak akibat serangan hama dan penyakit tetap dipanen agar tidak menjadi sumber penyakit bagi tanaman.

Pengamatan 1. Tinggi tanaman

Pengukuran tinggi tanaman dilakukan dengan cara mengukur tinggi tanaman dimulai dari ajir yang diberi tanda sampai ujung titik tumbuh. Pengukuran dilakukan mengunakan meteran dengan pengamatan pertama 14 hari setelah tanaman dan dilanjutkan seminggu sekali sampai tanaman umur 7 minggu.

(5)

2. Umur keluar bunga 75%

Pengamatan dilakukan dengan menghitung jumlah hari yang dibutuhkan tanaman dari saat tanam sampai keluarnya bunga. Pengamatan dilakukan jika tanaman sampel sudah 75%

berbunga.

3. Panjang buah

Pengukuran panjang buah dilakukan setiap kali panen dengan mengukur panjang buah setiap tanaman sampel kemudian dijumlahkan dan dibagi dengan jumlah buah pertanaman sampel.

4. Jumlah buah pertanaman

Penghitungan dilakukan pada saat panen dan diakumulasikan sampai panen ke 7.

5. Persentase buah sehat pertanaman

Persentase buah sehat dihitung setelah melakukan penyotiran saat panen. Penyotiran dilakukan untuk memisahkan buah yang sehat dan buah yang rusak akibat serangan hama dan penyakit. Buah yang sehat bebas dari bintik-bintik kecil dan busuk. Penghitungan dilakukan dengan rumus % 𝑏𝑢𝑎ℎ 𝑠𝑒ℎ𝑎𝑡 = jumlah buah sakit

jumlah buah pertanaman x 100 6. Berat Buah pertanaman

Penimbangan berat buah pertanaman dilakukan setelah panen tanaman cabai. Berat buah ditimbang dengan cara menimbang keseluruhan buah pada tanaman sampel dalam setiap polibag percobaan.

7. Berat buah sehat pertanaman

Penimbangan berat buah sehat dilakukan setelah penghitungan buah sehat pertanaman.

Berat buah ditimbang dengan cara menimbang keseluruhan buah sehat pertanaman sampel dalam setiap polybag percobaan.

8. Berat buah terserang hama dan penyait

Penimbangan berat buah terserang hama dan penyakit dilakukan setelah penghitungan buah terserang. Berat buah ditimbang dengan cara menimbang keseluruhan buah terserang pertanaman sampel dalam setiap polybag percobaan.

9. Populasi hama

Pengamatan jenis hama dilakukan pada saat pemeliharaan tanaman. Hama yang tampak dikelompokkan dalam jenisnya.

HASIL DAN PEMBAHASAN Tinggi Tanaman

Sidik ragam tinggi tanaman cabai pada umur 7 MST akibat pemberian ampas teh seduh memberikan pengaruh sangat nyata. Hasil uji lanjut disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Tinggi tanaman cabai akibat pemberian beberapa takaran ampas teh seduh umur 7 MST.

Takaran Ampas Teh Tinggi Tanaman

(g/polybag) (cm)

0 29.24 c 20 31.66 b 40 34.66 a 60 32.66 b 80 31.75 b

KK % 1.94

Angka pada lajur tinggi tanaman diikuti huruf kecil sama berbeda tidak nyata menurut uji DMRT pada taraf 5%

(6)

Tabel 1 memperlihatkan bahwa pemberian beberapa takaran ampas teh seduh mampu meningkatkan tinggi tanaman cabai. Pemberian takaran 40 g/polybag mampu memberikan tinggi tanaman tertinggi yaitu 34,66 cm dan berbeda nyata dengan pemberian takaran 0, 20, 60 dan 80 g/polybag yang menghasilkan tinggi tanaman cabai masing-masing 29,24 cm, 31,66 cm, 32,66 cm dan 31,75 cm. Hal ini disebabkan karena pemberian ampas teh seduh dapat menyediakan hara yang dibutuhkan bagi tanaman seperti nitrogen. Nitrogen sangat diperlukan tanaman untuk pertumbuhannya terutama pada fase vegetatif yaitu pertumbuhan cabang, daun dan batang.

Kekurangan nitrogen menyebabkan pertumbuhan tanaman tidak normal, kerdil, daunnya menguning dan kering.

Pertumbuhan dan perkembangan tanaman cabai akibat pemberian ampas teh seduh berlangsung lebih cepat jika dibandingkan dengan tanpa pemberian ampas teh pada tanaman.

Pada minggu kedua setelah tanam tinggi tanaman cabai sudah memperlihatkan perbedaan antara tanaman yang diaplikasikan pakai ampas teh seduh dan tidak. Tanaman yang diberi ampas teh dengan takaran 40 g/polybag menghasilkan tinggi 14 cm sedangkan yang tampa diberi ampas teh hanya menghasilkan tinggi 10 cm. Pada minggu-minggu seterusnya perbedaan tinggi tanaman makin meningkat akan tetapi tidak begitu mencolok, dapat dilihat pada minggu ke 7 perbedaan tinggi tanaman sudah mencapai 5 cm antara tanaman yang diberi ampas teh dengan takaran 40 g/polybag yaitu 34 cm dan 29 cm. Laju pertumbuhan tinggi tanaman cabai disajikan pada gambar 1.

Gambar 1. Pertumbuhan tinggi tanaman cabai akibat pemberian beberapa takaran ampas teh seduh.

Gambar 1 menunjukkan laju pertumbuhan tinggi tanaman cabai dari minggu ke-2 setelah tanam sampai minggu ke-7 setelah tanam terus mengalami peningkatan akibat pemberian beberapa takaran ampas teh. Laju pertumbuhan tanaman cabai pada takaran ampas teh 40 g/polybag memperlihatkan pertumbuhan yang lebih cepat dibandingkan dengan pemberian beberapa takaran yang lain. Hal ini disebabkan karena ampas teh mampu memberikan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman cabai untuk pertumbuhan.

Umur Keluar Bunga 75%

Sidik ragam umur keluar bunga 75% pada tanamn cabai akibat pemberian beberapa takaran ampas teh memberikan hasil berpengaruh tidak nyata. Rata-rata umur muncul bunga 75% tanaman cabai disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2 memperlihatkan bahwa pemberian beberapa takaran ampas teh seduh menunjukkan pengaruh tidak bebeda nyata terhadap proses pembungaan tanaman cabai. Rata- rata umur muncul bunga 75% setiap perlakuan hampir sama, yaitu berkisar dari 41,3 sampai 46,1 hari setelah tanam.

Pemberian ampas teh seduh 40 g/polybag sedikit mempercepat munculnya bunga pada tanaman cabai jika dibandingkan dengan tampa perlakuan, tetapi dapat juga memperlambat munculnya bunga pada tanaman cabai bila takarannya di tingkatkan. Hal ini disebabkan karena kandungan zat tanin yang terdapat pada ampas teh seduh bisa menjadi racun jika terdapat banyak di dalam tanaman.

0 10 20 30 40

2 3 4 5 6 7

Tinggi tanaman (cm)

(minggu setelah tanam)

0 g/polybag 20 g/polybag 40 g/polybag 60 g/polybag 80 g/polybag

(7)

Tabel 2. Umur muncul bunga 75% tanaman cabai akibat pemberian beberapa takaran ampas teh seduh.

Takaran Ampas Tah Umur muncul bunga 75%

(g/polybag) (hari)

0 42.8

20 42.2

40 41.3

60 42.8

80 46.1

KK % 6.10

Angka pada lajur umur muncul bunga 75% berbeda tidak nyata menurutt uji F pada taraf 5%.

Panjang Buah Rata-rata

Sidik ragam panjang buah rata-rata pada tanaman cabai akibat pemberian ampas teh seduh memperlihatkan pengaruh sangat nyata. Panjang buah rata-rata disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3. Panjang buah rata-rata tanaman cabai akibat pemberian beberapa takaran ampas teh seduh.

Takaran Ampas Tah Panjang Buah Rata-rata

(g/polybag) (cm)

0 17.10 cd 20 18.04 ab 40 18.60 a 60 17.68 bc 80 16.87 d

KK % 1.45

Angka pada lajur panjang buah rata-rata yang diikuti huruf kecil sama berbeda tidak nyata menurut uji DMRT pada taraf 5%.

Tabel 3 memperlihatkan bahwa pemberian ampas teh seduh pada tanaman cabai memberikan pengaruh nyata pada panjang buah. Pada pemberian takaran 20 dan 40, panjang buah yang dihasilkan relatif tidak berbeda nyata yaitu 18,04 cm dan 18,60 cm. Begitu juga pada takaran 0 dan 60 panjang buah juga tidak berbeda nyata yaitu 17,10 cm dan 17,68 cm. Lain halnya pada takaran 80 g/polybag, panjang buah hanya 16,87 cm. Perbedanan panjang buah pada tanaman terjadi akibat perbedaan perlakuan ampas teh dan tinggi tanaman, karena pemberian ampas teh mampu menambah kesediaan unsur hara bagi tanaman untuk proses fotosintesis.

Fotosintesi bertujuan untuk pertumbuhan tanaman seperti pembentukan batang, daun, akar, dan pembentukan bunga dan buah. Proses fotosintesis akan banyak terjadi apabila tanaman tinggi dan mempunyai banyak helai daun, dan apabila proses fotosintesis sudah banyak terjadi maka pembentukan bunga akan lebih banyak terjadi dan otomatis buah yang dihasilkan juga akan lebih banyak dan bagus.

Menurut Koswara (1992) dalam Yadi, Karimuna dan Sabarudin (2012) menyatakan bahwa pertumbuhan dan produksi tanaman akan ditentukan oleh laju fotosintesis yang dikendalikan oleh ketersediaan unsur hara dan air. Selama fase reproduktif, daerah pemanfaatan reproduksi pembagian hasil asimilasi untuk daerah pertumbuhan vegetatif. Hal ini menyebabkan fotosintat yang dihasilkan difokuskan untuk ditransfer ke bagian buah guna perkembangan.

(8)

Jumlah Buah Pertanaman

Sidik ragam jumlah buah pertanaman cabai akibat pemberian beberapa Takaran ampas teh seduh memperlihatkan pengaruh sangat nyata. Total jumlah buah pertanaman disajikan pada Tabel 4.

Tabel 4. Jumlah buah pertanaman pada tanaman cabai akibat pemberian beberapa takaran ampas teh seduh.

Takaran Ampas Tah

Jumlah Buah Pertanaman (g/polybag)

0 57.9 b 20 63.4 b 40 74.6 a 60 60.2 b 80 59.9 b

kk%= 4.12

Angka pada lajur jumlah buah pertanaman yang diikuti huruf kecil sama berbeda tidak nyata menurut uji DMRT pada taraf 5%.

Tabel 4 menunjukkan bahwa pemberian ampas teh seduh memberikan berbeda nyata pada jumlah buah pertanaman cabai. Pemberiah takaran ampas teh 40 g/polybag memberikan hasil buah terbanyak yaitu 74,6 buah pertanaman. Pada Takaran 0, 20, 60, dan 80 g/polybag buah yang dihasilkan pertanaman tidak berbeda nyata yaitu 57,9 buah, 63,4 buah, 60,2 buah, dan 59,9 buah pertanaman.

Jumlah buah tanaman cabai ditentukan oleh tinggi tanaman (Tabel 1) dan proses pembungaan (Tabel 2), karana apabila tanaman cabai tinggi maka jumlah cabang pada tanaman akan banyak. Buah pada tanaman cabai terletak diantara cabang-cabang tanaman. Pendapat ini juga disampaikan oleh Setiadi (2008) yang menyatakan tinggi tanaman dan jumlah cabang berpengaruh terhadap pembentukan bunga dan buah cabai. Semakin tinggi tanaman dan semakin banyak jumlah cabang maka kemungkinan bunga yang terbentuk juga banyak. Hal ini disebabkan oleh bunga dan buah cabai tumbuh diantara cabang cabai.

Persentase Buah Sehat Pertanaman

Sidik ragam menunjukkan persentase jumlah jumlah buah sehat pertanaman cabai akibat pemberian ampas teh seduh memperlihatkan berpengaruh nyata. Persentase jumlah buah sehat pertanaman disajikan pada Tabel 5.

Tabel 5. Persentase jumlah buah sehat pertanaman pada tanaman cabai akibat pemberian beberapa takaran ampas teh seduh.

Takaran Ampas Tah Persentase Buah Sehat Pertanaman

(g/polybag) (%)

0 86.8 c 20 90.9 ab 40 91.3 a 60 86.8 c 80 87.3 bc

kk%= 1.39

Angka pada lajur persentase buah sehat pertanaman yang diikuti huruf kecil sama berbeda tidak nyata menurut uji DMRT pada taraf 5%.

(9)

Tabel 5 menunjuk bahwa pemberian ampas teh seduh memberikan pengaruh nyata terhadap persentase buah sehat pertanaman cabai. Pada pemberian ampas teh seduh dengan takaran 40 g/polybag memberikan hasil buah sehat yang paling tinggi dengan persentase 91,3%

pertanaman. Pada takaran ampas teh 0, 60, dan 80 g/polybag hanya mampu memberikan pengaruh buah sehat pada tanaman cabai sebesar 86,8, 86,8, dan 87,35 % pertanaman.

Persentase buah sehat pada tanaman cabai ditentukan oleh pemeliharaan seperti pengendalian hama dan pemberian aplikasi ampas teh, karena pada ampas teh terkandung suatu zat yang disebut tanin. Tanin pada ampas teh juga dapat berfungsi melindunggi tanaman cabai dari serangan serangga, sehingga buah tidak terserang hama dan jumlah buah yang dihasilkan lebih banyak (Nurmayanti, 2008).

Berat Buah Pertanaman

Sidik ragam berat buah pertanaman pada tanaman cabai akibat pemberiah ampas teh seduh memperlihatkan hasil pengaruh sangat nyata. Total berat buah disajikan pada Tabel 6.

Tabel 6. Berat buah pertanaman cabai akibat pemberian beberapa takaran ampas teh seduh.

Takaran Ampas Tah Berat Buah Pertanaman

(g/polybag) (g)

0 340.6 b 20 374.6 b 40 440.4 a 60 355.9 b 80 354.6 b

kk%= 4.09

Angka pada lajur berat buah yang diikuti huruf kecil sama berbeda tidak nyata menurut uji DMRT pada taraf 5%.

Tabel 6 menunjukkan bahwa pemberian ampas teh sangat berpengerah pada berat buah tanaman cabai, dapat dilihat pada pemberian ampas teh dengan takaran 40 g/polybag memberikan hasil paling berat yaitu 440.4 g/tanaman. Apabila dibandingkan dengan tanpa pemberian ampas teh atau takaran 0 g/polybag hanya memberikan hasil sebesar 340,6 g/tanaman.

Begitu juga pada pemberian Takaran ampas teh 20, 60, dan 80 g/polybag hanya memberikan hasil 374,6 , 355,9 , dan 354 g/tanaman.

Berat Buah Sehat Pertanaman

Sidik ragam berat buah sehat pertanaman cabai akibat pemberian beberapa Takaran amapas teh seduh memperlihatkan pengaruh nyata. Berat buah sehat pertanaman disajikan pada Tabel 7.

Tabel 7 menunjukkan bahwa pemberian beberapa takaran ampas teh seduh pada tanaman cabai mampu meningkatkan berat buah sehat pertanaman, dapat dilihat pada pemberian takaran 40 g/polybag mampu memberikan hasil paling berat sebesar 402 g/tanaman. Pada pemberian takaran 0, 20, 60, dan 80 g/polybag menghasilkan berat berbeda tidak nyata yaitu 296,1, 340,9, 308,9, dan 310 g/tanaman. Berat buah sehat pertanaman bersangkutan pada jumlah buah sehat pertanaman yang dihasilkan, apabila buah sehat yang dihasilkan tanaman banyak maka berat buah sehat yang dihasikan tanamanpun akan tinggi.

(10)

Tabel 7. Berat buah sehat pertanaman cabai akibat pemberian beberapa takarana ampas teh seduh.

Takaran Ampas Tah Berat Buah Sehat Pertanaman

(g/polybag) (g)

0 296.1 c 20 340.9 b 40 402.3 a 60 308.9 bc 80 310.2 bc

kk%= 4.09

Angka pada lajur berat buah sehat yang diikuti huruf kecil sama berbeda tidak nyata menurut uji DMRT pada taraf 5%.

Berat Buah Terserang Hama

Sidik ragam berat buah terserang hama pada tanaman cabai akibat pemberian beberapa takaran ampas teh seduh menunjukkan hasil pengaruh tidak nyata. Total berat buah terserang hama disajikan pada Tabel 8.

Tabel 8. Berat buah terserang hama tanaman cabai akibat pemberian beberapa takaran ampasa teh seduh.

Takaran Ampas Tah Berat Buah terserang hama

(g/polybag) (g)

0 44.6

20 33.8

40 38.1

60 46.9

80 44.7

kk%= 11.88

Angka pada lajur berat buah terserang hama berbeda tidak nyata menurut uji F pada taraf 5%.

Tabel 8 menunjukkan bahwa pemberian ampas teh seduh dapat mengurangi serangan hama pada tanaman cabai. Pada pemberian takaran 20 g/ polybag ampas teh dapat mengurangi berat buah serangan hama, buah yang terserang hanya 33,8 g/pertanaman. Begitu juga pada takaran 40 g/polybag berat buah yang terserang hama hanya 38,1 g/pertanaman, namun pada takaran 0, 60 dan 80 g/polybag buah yang terserang relatif hampir sama banyak yaitu 44,6, 46,9 dan 44,7 g/tanaman.

Populasi hama

Populasi hama pada tanaman cabai akibat pemberian beberapa takaran ampas teh seduh disajikan pada Tabel 9.

Tabel 9 menunjukkan bahwa pemberian ampas teh seduh pada tanaman cabai dapat mengurangi macam hama yang menyerang tanaman, akan tetapi pada perbedaan takaran tidak memberikan pengaruh. Pada pemberian ampas tah dapat mengurangi serangan dari hama semut merah yang menyerang bunga pada tanaman, namun serangan dari kutu putih dan lalat buah tidak dapat dikurangi.

(11)

Hal ini dikarenakan pemberian ampas teh seduh pada tanaman cabai disajikan hanya sebagai kompos dan pengaplikasiannya juga hanya pada permukaan tanah, akibatnya hanya hama yang menyerang dari tanah seperti semut dan ulat yang dapat dikendalikan akan tetapi hama yang terbang seperti kutu daun, lalat buah dan lainnya kurang bisa dikendalikan. Hama pada tanaman cabai sangat banyak yaitu ulat buah, lalat buah, kutu putih, thrips, dan ulat daun sehingga pengendalian hama pada tanaman cabai harus ekstra intensif agar tanaman tidak terserang hama (Alex, 2012).

Tabel 9. Populasi hama yang ditemukan pada tanaman cabai akibat pemberian takaran ampas teh seduh

Takaran

0 20 40 60 80

Jenis Hama

Kutu Putih Lalat buah Semut Merah

Kutu Putih Lalat buah

Kutu Putih Lalat buah

Kutu Putih Lalat buah

Kutu Putih Lalat buah

Hama yang terdapat pada kolom populasi hama telah di teliti dilapangan penelitian dengan mengkelompokkan hama yang menyerang pada tanaman cabai.

KESIMPULAN

Dari hasil percobaan yang telah dilakukan disimpulkan pemberian takaran ampas teh seduh sebanyak 40 g/polybag dapat meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman cabai dengan berat buah 440,4 g/tanaman.

DAFTAR PUSTAKA

Alex S. 2012. Usaha Tani Cabai. Kiat Jitu Bertanam Cabai di Segala musim. Pustaka Baru Pres.

Jogja. Hal 73-106

Ashari S. 2006. Hortikultura: Aspek Budidaya. Edisi revisi. Jakarta: UI-Press.

Gustiana, A. 2012. Pengaruh Pemberian Ampas Teh Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.). Skripsi Fakultas Matematika dan Ilmu pengetahuan Alam. UNIMED. Medan. 82 hal.

Isnaini, F. N. 2006. Pemanfaatan Ampas Teh Seduh dan Kotoran Ayam Sebagai Kompos Untuk Pertumbuhan Tanaman Lidah Mertua (Sanseviera trifasciata) pada Media Tanah Liat, Universitas Muhammadiyah, Surakarta

Lakitan, B. 2002. Dasar-dasar fisiologi tumbuhan. Raja Grafindo Persada. Jakarta. 203 hal.

Ningrum, F.G.K. 2010. Efektivitas Air Kelapa dan Ampas Teh Terhadap Pertumbuhan Tanaman Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa) Pada Media Tanam yang Berbeda, Skripsi program studi pendidikan biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah. Surakarta.

.

Setiadi. 2008. Bertanam Cabai. Penebar Swadaya. Jakarta. 183 hal.

Gambar

Tabel 9. Populasi hama yang ditemukan pada tanaman cabai akibat pemberian takaran ampas teh  seduh        Takaran 0 20 40  60  80  Jenis Hama  Kutu Putih Lalat buah  Semut Merah  Kutu Putih Lalat buah    Kutu Putih Lalat buah    Kutu Putih Lalat buah    Ku

Referensi

Dokumen terkait

The aims of this study are to find out the portrayals of the characters and the biblical values conveyed through the five people that Eddie meets in heaven in Mitch Albom’s The

Berdasarkan analisis data pada hasil penelitian bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara kegiatan ekstrakurikuler terhadap hasil belajar pada mata Pelajaran

Dari hasil wawancara di atas bahwasanya SLB Nusantara Depok dalam merekrut dan menjadikan seseorang untuk menjadi guru PAI dengan hati-hati dan harus mempunyai latar

Tahap pemeliharaan meliputi adaptasi yang dilakukan pada sapi dengan minimal 14 hari atau sampai konsumsi pakan ternak stabil, kemudian dilanjut dengan

bermanfaat untuk ini memungkinkan.. Menari merupakan sa masih berasal dari g mengembangkan ima Walau pun sifatnya m anak dapat membay kreativitas dalam ger benda-benda

Penelitian ini bertujuan mengetahui produktivitas pekerjaan pasangan dinding serta banyaknya kebutuhan pemakaian bata ringan, mortar untuk tiap m² lantai dalam

[r]

Ketiga , dari sudut te- ori pendidikan modern, corak tujuan pendi- dikan Muhammadiyah lebih dekat dengan teori pendidikan progresif, namun karena fondasinya religius, maka