• Tidak ada hasil yang ditemukan

LIABILITAS JANGKA PANJANG Kewajiban imbalan kerja 2n, Jumlah Liabilitas Jangka Panjang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "LIABILITAS JANGKA PANJANG Kewajiban imbalan kerja 2n, Jumlah Liabilitas Jangka Panjang"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS JANGKA PENDEK

Hutang bank 13 335.190.680.486 500.486.519.812

Hutang usaha

Pihak ketiga 14 60.297.135.940 50.556.186.725 Pihak berelasi 2c,14,26 416.585.892.019 317.725.033.530 Hutang pajak 2m,15b 6.799.789.734 13.144.966.511 Hutang dividen 2.589.093.451 2.589.093.451 Uang muka penjualan 16 19.523.927.164 36.375.743.575 Biaya yang masih harus dibayar 17 2.838.453.007 2.707.445.877 Jumlah Liabilitas Jangka Pendek 843.824.971.801 923.584.989.481 LIABILITAS JANGKA PANJANG

Kewajiban imbalan kerja 2n,25 12.783.373.516 12.783.373.516

Jumlah Liabilitas Jangka Panjang 12.783.373.516 12.783.373.516 JUMLAH LIABILITAS 856.608.345.317 936.368.362.997 EKUITAS

Modal saham - nilai nominal Rp 1.000 per saham Modal dasar - 500.000.000 saham

Modal ditempatkan dan disetor

205.583.400 saham 19 205.583.400.000 205.583.400.000

Agio saham 20 7.750.980.000 7.750.980.000

Saldo laba

Sudah ditentukan penggunaannya 12.700.000.000 12.700.000.000 Belum ditentukan penggunaannya 368.108.027.921 288.877.998.173 Ekuitas yang dapat diatribusikan

kepada pemilik entitas induk 594.142.407.921 514.912.378.173 Kepentingan nonpengendali 18a 5.608.583.291 4.339.815.867 JUMLAH EKUITAS 599.750.991.212 519.252.194.040 JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS 1.456.359.336.529 1.455.620.557.037

(2)

ASET

ASET LANCAR

Kas dan setara kas 2d,3 132.140.566.089 289.192.960.770 Piutang usaha - setelah dikurangi penyisihan piutang

Rp 2.462.293.707 dan Rp 2.462.293.707 pada tahun 2012 dan 2011

Pihak ketiga 2e,4 285.139.745.634 243.250.056.726 Pihak berelasi 2c,4,26 529.022.884.215 453.588.552.645 Piutang lain-lain

Pihak ketiga 5 345.707.444 563.643.725 Persediaan - bersih 2f,6 222.078.594.356 202.116.192.397 Pajak dibayar di muka 2m,15a 6.546.503.350 630.425.320 Uang muka pembelian 7 1.831.913.431 1.864.183.032 Biaya dibayar di muka dan aset lancar lainnya 8 3.798.882.413 1.101.105.138 Jumlah Aset Lancar 1.180.904.796.932 1.192.307.119.753

ASET TIDAK LANCA R

Investasi dalam bentuk saham 2g,9 39.014.985.104 35.400.587.983 Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan

Rp 312.377.457.701 dan Rp 308.114.573.861

pada tahun 2012 dan 2011 2h,2i,10 207.959.498.633 203.107.841.765 Properti investasi 2j,11 12.750.540.243 12.750.540.243 Aset pajak tangguhan 2m,15d 4.399.413.325 4.487.107.196

Uang jaminan 12 7.529.597.625 6.786.550.733

Aset lainnya 3.800.504.667 780.809.364

Jumlah Aset Tidak Lancar 275.454.539.597 263.313.437.284

JUMLAH ASET 1.456.359.336.529 1.455.620.557.037

(3)

PENJUALA N 2k,22 889.377.205.319 669.183.609.101 BEBA N POKOK PENJUALAN 2k,23 (767.391.364.669) (628.533.366.582)

LABA KOTOR 121.985.840.650 40.650.242.519

Beban penjualan dan pemasaran 24 (13.187.784.642) (7.097.603.496) Beban umum dan administrasi 24 (10.259.092.581) (9.883.464.174)

Penghasilan bunga 7.045.025.293 455.432.449

Laba (rugi) kurs valuta asing 2l (1.646.379.170) (1.004.078.379)

Pendapatan sewa 547.376.150 472.215.750

Bagian bersih laba perusahaan asosiasi 2c,9 3.614.397.121 5.492.999.830

Beban bunga (3.708.253.566) (4.090.372.309)

Lain-lain - bersih (1.181.171.815) (2.850.485.261)

LABA SEBELUM BEBAN PAJAK 103.209.957.440 22.144.886.929 MANFAAT (BEBA N) PAJAK PENGHASILAN 2m,15

Kini (23.892.233.820) (4.007.934.506)

Tangguhan (87.693.872) (34.608.805)

BEBA N PAJAK PENGHASILAN - BERSIH (23.979.927.692) (4.042.543.311)

LABA TAHUN BERJALAN 79.230.029.748 18.102.343.618

PENDAPATAN (BEBAN) KOMPREHENSIF LAIN - - LABA KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN 79.230.029.748 18.102.343.618

LABA YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN KEPA DA:

Pemilik entitas induk 79.192.045.674 17.911.161.629

Kepentingan nonpengendali 18b 37.984.074 191.181.989 79.230.029.748

18.102.343.618 LABA KOMPREHENSIF YANG DAPAT DIATRIBUSIKAN

KEPADA:

Pemilik entitas induk 79.192.045.674 17.911.161.629

Kepentingan nonpengendali 18b 37.984.074 191.181.989 79.230.029.748

18.102.343.618

LABA BERSIH PER SAHAM 2p

Laba bersih 385 87

(4)

Catatan MARET 2012 MARET 2011

Rp Rp

MODAL SAHAM 19

Saldo awal 205.583.400.000 205.583.400.000

Mutasi - -

Saldo akhir 205.583.400.000 205.583.400.000

AGIO SAHAM 20

Saldo awal 7.750.980.000 7.750.980.000

Mutasi - -

Saldo akhir 7.750.980.000 7.750.980.000

SALDO LABA

Saldo awal 301.577.998.173 210.167.939.170 Laba bersih tahun berjalan 79.230.029.748 18.102.343.618

Kepentingan non pengendali 5.608.583.291 -

Dividen tunai 21 - -

Saldo akhir 386.416.611.212 228.270.282.788

JUMLAH 599.750.991.212 441.604.662.788

(5)

ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERA SI

Penerimaan dari pelanggan 772.053.184.841 617.561.245.222 Penerimaan (pengeluaran) kas dari (untuk):

Pemasok (727.726.812.594) (555.391.146.563)

Direksi dan karyawan (13.392.520.394) (9.322.139.482) Pendapatan (beban) bunga 3.336.771.727 (3.634.939.860) Penerimaan (pembayaran) pajak (12.261.254.807) (12.786.799.400) Beban operasional lainnya (1.181.171.815) (2.569.451.498) Kas bersih yang diperoleh dari

aktivitas operasi 20.828.196.958 33.856.768.419 ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTA SI

Hasil penerimaan investasi saham (3.614.397.121) - Perolehan aset tetap (7.323.976.022) (5.484.356.187) Kas bersih yang digunakan untuk

aktivitas investasi (10.938.373.143) (5.484.356.187) ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN

Pelunasan hutang bank (165.295.839.326) (75.014.500.893) Kas bersih yang digunakan untuk

aktivitas pendanaan (165.295.839.326) (75.014.500.893) PENURUNA N BERSIH KAS DAN SETARA KAS (155.406.015.511) (46.642.088.661) PENGA RUH SELISIH KURS (1.646.379.170) (1.004.078.379) KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN 289.192.960.770 101.232.899.220 KAS DAN SETARA KAS AKHIR TA HUN 132.140.566.089 53.586.732.180

(6)

1. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN a. Pendirian Perusahaan

PT Supreme Cable Manufacturing & Commerce Tbk (PT SUCACO Tbk), selanjutnya disebut Perusahaan, didirikan berdasarkan Akta No. 9 tanggal 9 Nopember 1970 dari Notaris Eliza Pondaag, S.H. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. J.A.5/104/8 tanggal 20 Juli 1971 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 73 tanggal 10 September 1971, Tambahan No. 419. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, antara lain dengan Akta No. 138 tanggal 28 April 1997 dari Notaris Poerbaningsih Adi Warsito, S.H., mengenai peningkatan modal dasar Perusahaan, semula sebesar Rp 225 miliar menjadi Rp 500 miliar, dan perubahan nama, semula PT Supreme Cable Manufacturing Corporation (SUCACO) menjadi PT Supreme Cable Manufacturing Corporation Tbk (SUCACO).

Perubahan anggaran dasar tersebut telah disetujui oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C2-5994-HT.01.04.TH’97 tanggal 2 Juli 1997, dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 4305 tanggal 23 September 1997; Akta No.32 tanggal 25 September 2006 yang dibuat dihadapan Notaris Poerbaningsih Adi Warsito, S.H., mengenai perubahan nama Perusahaan dari semula bernama PT Supreme Cable Manufacturing Corporation Tbk (SUCACO) menjadi PT Supreme Cable Manufacturing & Commerce Tbk (PT SUCACO Tbk). Perubahan nama tersebut telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dengan No. W7-01285 HT. 01.04- TH 2006 tanggal 4 Oktober 2006; dan terakhir diubah dengan Akta No. 30 tanggal 8 Agustus 2008 yang dibuat dihadapan Notaris Poerbaningsih Adi Warsito, S.H., mengenai perubahan Anggaran Dasar Perusahaan untuk disesuaikan dengan Undang-undang No. 40 tahun 2007 mengenai Perseroan Terbatas. Perubahan sebagaimana dimaksud telah disetujui oleh Menteri Hukum dan HAM dengan No.

AHU-87481.AH.01.02 Tahun 2008 tanggal 18 Nopember 2008.

Perusahaan berkedudukan di Jakarta, dengan lokasi pabrik berada di beberapa tempat, yaitu di jalan Daan Mogot, Km.16, Jakarta Barat, Jalan Raya Pejuang Km 2, Bekasi, Jalan Raya Cikarang Cibarusah Km 7,5 No. 20A, Cikarang dan Jalan Kalisabi No. 61, Tangerang. Perusahaan memulai produksi komersialnya pada tanggal 2 Oktober 1972.

Sesuai dengan pasal 2 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan adalah memproduksi bermacam-macam kabel, produk-produk yang berhubungan berikut bahan bakunya, dan segala macam produk melamin, serta menjual produk-produk tersebut di dalam negeri (lokal) dan luar negeri (ekspor).

b. Penawaran Umum Efek Perusahaan

Pada tanggal 31 Maret 2012, seluruh saham Perusahaan atau sejumlah 205.583.400 lembar saham telah dicatatkan di Bursa Efek Indonesia, yang berasal dari:

No Keterangan Lembar Saham Tanggal Pencatatan

di Bursa Efek

1. Penawaran Umum I 4.800.000 2 Juni 1982

2. Pencatatan Seluruh Saham (Company Listing) 11.200.000 20 Januari 1989

3. Pembagian Saham Bonus 3.200.000 24 Mei 1989

4. Penawaran Umum II 5.800.000 31 Mei 1989

5. Penawaran Umum Terbatas/Right Issue 5.000.000 30 Agustus 1991

6. Pembagian Saham Bonus 6.000.000 1 September 1992

7. Penawaran Umum III 9.685.200 22 September 1992

8. Penawaran Umum Terbatas/ Right Issue 22.842.600 14 Nopember 1995

9. Pembagian Saham Bonus 137.055.600 22 Agustus 1997

Jumlah 205.583.400

(7)

1. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN - Lanjutan c. Komisaris, Direksi, dan Karyawan Perseroan

Susunan Dewan Komisaris dan Direksi pada tanggal 31 Maret 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut:

2012 2011

Dewan Komisaris

Presiden Komisaris : Erwin Suryo Raharjo Erwin Suryo Raharjo Wakil Presiden Komisaris : Takayuki Haseyama Takayuki Haseyama Komisaris Independen : Dewa Nyoman Adnyana Dewa Nyoman Adnyana Dewan Direksi

Presiden Direktur : Elly Soepono Elly Soepono

Direktur : :

Teddy Rustiadi Teddy Rustiadi Direktur :

:

Nicodemus M. Trisnadi Nicodemus M. Trisnadi Direktur : Bayu Adiwijaya Soepono Bayu Adiwijaya Soepono

Komite Audit

Ketua : Dewa Nyoman Adnyana Dewa Nyoman Adnyana

Anggota : Agus Kurniawan Agus Kurniawan

Anggota : Ricky Rudolf Ricky Rudolf

Jumlah kompensasi kepada komisaris dan direksi untuk kwartal pertama tahun 2012 dan 2011 masing- masing adalah sebesar Rp 954.568.732 dan Rp 791.627.230.

Pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011, jumlah karyawan Perusahaan adalah sebanyak 1.034 dan 1.031 karyawan.

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI

a. Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasi

Laporan keuangan konsolidasi disusun dengan menggunakan prinsip dan praktek akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, yaitu Standar Akuntansi Keuangan, peraturan Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) dan Pedoman Penyajian Laporan Keuangan yang ditetapkan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) bagi perusahaan manufaktur yang menawarkan sahamnya kepada masyarakat.

Laporan keuangan Perusahaan disusun dan dicatat berdasarkan nilai historis, kecuali atas beberapa akun tertentu yang dicatat berdasarkan pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut.

Laporan keuangan Perseroan disusun berdasarkan metode akrual, kecuali untuk laporan arus kas.

Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode langsung dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan.

b. Prinsip Konsolidasi

Laporan keuangan konsolidasi meliputi laporan keuangan Perusahaan dan entitas anak dengan pemilikan lebih dari 50%, baik langsung maupun tidak langsung. Saldo dan transaksi antar perusahaan yang material dieliminasi untuk mencerminkan posisi keuangan dan hasil usaha Perusahaan dan entitas anak sebagai satu kesatuan usaha.

(8)

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI - Lanjutan b. Prinsip Konsolidasi - lanjutan

Daftar entitas anak yang dikonsolidasi dalam laporan keuangan konsolidasi untuk tahun-tahun yang berakhir 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 adalah sebagai berikut:

Persentase kepemilikan

No Entitas anak 2012 2011

( % ) ( % )

1. PT Setia Pratama Lestari Pelletizing Industries, berdomisili di Tangerang dan bergerak dalam industri pembuatan Pellet Cross Linked Polyethylen, Polypropylen dan Poly-Vinyl Chloride (PVC). Entitas anak ini memulai kegiatan operasi komersialnya pada

tahun 1985. 99,00 99,00

2. PT Supreme Sukses Makmur, berdomisili di Jakarta,

dan berusaha di bidang perdagangan umum. 99,00 99,00 3. PT Supreme Decoluxe, berdomisili di Jakarta dan

bergerak dalam industri pembuatan Melamine, Resin, dan Melamine Sheet. Entitas anak ini memulai

kegiatan operasi komersialnya pada tahun 1997. 70,00 70,00 Total aset dari entitas anak :

Entitas anak Persentase

Kepemilikan

Total Aset

2012 2011

2012 2011

Rp. Rp.

PT Setia Pratama Lestari Pelletizing

Industries 99,00 % 99,00 % 207.491.180.781 152.392.891.724

PT Supreme Sukses Makmur 99,00 % 99,00 % 20.467.764.866 20.630.942.223 PT Supreme Decoluxe 70,00 % 70,00 % 23.152.907.995 32.254.256.597 PT Setia Pratama Lestari Sukma yang bergerak dalam bidang industri barang-barang dan peralatan teknik / industri dari plastik merupakan Entitas anak dari PT Setia Pratama Lestari Pelletizing dengan kepemilikan saham sebesar 99%.

c. Transaksi Pihak Berelasi

Pihak berelasi adalah sebagai berikut:

1. Perusahaan yang melalui satu atau lebih perantara, mengendalikan atau dikendalikan oleh, atau berada di bawah pengendalian bersama, dengan Perusahaan (termasuk holding companies, subsidiaries dan fellow subsidiaries);

2. Perusahaan asosiasi;

3. Perorangan yang memiliki, baik secara langsung maupun tidak langsung, suatu kepentingan hak suara di Perusahaan yang berpengaruh secara signifikan, dan anggota keluarga dekat dari perorangan tersebut (yang dimaksud dengan anggota keluarga dekat adalah mereka yang dapat diharapkan mempengaruhi atau dipengaruhi oleh perorangan tersebut dalam transaksinya dengan Perusahaan);

(9)

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI - Lanjutan c. Transaksi Pihak Berelasi - lanjutan

4. Karyawan kunci, yaitu orang-orang yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk merencanakan, memimpin, dan mengendalikan kegiatan Perusahaan, yang meliputi anggota dewan komisaris, direksi dan manajer dari Perusahaan serta anggota keluarga dekat orang-orang tersebut; dan

5. Perusahaan dimana suatu kepentingan substansial dalam hak suara dimiliki oleh setiap orang yang diuraikan dalam butir (3) atau (4), baik secara langsung maupun tidak langsung, atau setiap orang tersebut mempunyai pengaruh signifikan atas perusahaan tersebut. Ini mencakup perusahaan- perusahaan yang dimiliki anggota dewan komisaris, direksi atau pemegang saham utama dari Perusahaan dan perusahaan-perusahaan yang mempunyai anggota manajemen kunci yang sama dengan Perusahaan.

Semua transaksi dengan pihak berelasi, baik yang dilakukan dengan atau tidak dengan tingkat bunga atau harga, persyaratan dan kondisi yang sama sebagaimana dilakukan dengan pihak ketiga, diungkapkan dalam laporan keuangan konsolidasi.

d. Kas dan Setara Kas

Semua deposito yang jatuh tempo dalam waktu 3 (tiga) bulan atau kurang dari tanggal perolehannya dan yang tidak dijaminkan dianggap sebagai setara kas.

e. Penyisihan Piutang

Perusahaan menetapkan penyisihan piutang pada akhir tahun sebesar estimasi persentase tidak tertagihnya piutang tersebut berdasarkan penelaahan terhadap masing-masing akun piutang, kecuali piutang kepada BUMN dan piutang pada pihak berelasi, karena manajemen berpendapat bahwa piutang tersebut dapat ditagih seluruhnya.

f. Persediaan

Persediaan dinyatakan berdasarkan biaya perolehan atau nilai realisasi bersih, mana yang lebih rendah. Biaya perolehan ditentukan dengan metode rata-rata tertimbang. Perusahaan menetapkan besarnya penyisihan persediaan berdasarkan penilaian atas kondisi bahan baku “slow-moving”.

g. Investasi Jangka Panjang

Investasi dalam bentuk saham dengan pemilikan kurang dari 20 % dinyatakan sebesar biaya perolehan (metode biaya), sedangkan investasi dengan pemilikan 20 % atau lebih, baik langsung maupun tidak langsung, dinyatakan sebesar biaya perolehan ditambah atau dikurang dengan bagian laba atau rugi sejak perolehan, sesuai dengan persentase pemilikan, dan dikurang dengan dividen yang diterima (metode ekuitas).

Investasi bukan saham dinyatakan berdasarkan biaya perolehan.

h. Aset Tetap - Pemilikan Langsung

Aset tetap dinyatakan berdasarkan biaya perolehan setelah dikurang dengan akumulasi penyusutan, kecuali atas aset tetap tertentu yang telah dinilai kembali berdasarkan Peraturan Pemerintah.

Aset tetap, kecuali hak atas tanah, disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method) berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap, sebagai berikut:

(10)

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI - Lanjutan

h. Aset Tetap - Pemilikan Langsung - lanjutan

Jenis Tahun

Bangunan dan sarana pelengkap 15 – 20

Mesin dan peralatan 5 –15

Kendaraan 5

Peralatan dan perabotan kantor 5

Hak atas tanah dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dan tidak disusutkan.

Beban pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada laporan laba rugi konsolidasi pada saat terjadinya, sedangkan beban pemugaran dan peningkatan daya guna yang berjumlah besar dilakukan kapitalisasi dan dibebankan dalam tahun-tahun pemakaian melalui penyusutan.

Aset tetap yang sudah tidak digunakan lagi atau sudah dijual dikeluarkan dari kelompok aset tetap berikut akumulasi penyusutannya. Keuntungan atau kerugian dari penjualan aset tetap tersebut dibukukan dalam laporan laba rugi konsolidasi pada tahun yang bersangkutan.

i. Aset dalam penyelesaian

Aset dalam penyelesaian merupakan biaya-biaya yang berhubungan secara langsung dengan pembangunan fasilitas dan persiapan aset tetap, termasuk biaya pinjaman yang terjadi selama masa pembangunan yang timbul dari hutang yang digunakan untuk pembangunan aset tersebut. Aset dalam penyelesaian dipindahkan ke aset tetap pada saat aset tersebut selesai dibangun dan siap digunakan.

j. Properti Investasi

Properti investasi adalah properti (tanah atau bangunan atau bagian dari suatu bangunan atau kedua- duanya) untuk menghasilkan rental atau untuk kenaikan nilai atau kedua-duanya. Properti investasi berupa tanah dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dan tidak disusutkan.

k. Pengakuan Pendapatan dan Beban

Penjualan lokal diakui pada saat penyerahan barang kepada pelanggan, sedangkan penjualan ekspor diakui pada saat barang dikirim/diangkut kapal (FOB Shipping Point).

Beban diakui sesuai manfaatnya pada tahun yang bersangkutan (accrual basis).

l. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing

Pembukuan Perusahaan dan entitas anak diselenggarakan dalam satuan mata uang Rupiah.

Transaksi-transaksi dalam mata uang asing selama tahun berjalan dicatat dengan nilai kurs yang berlaku pada saat terjadinya transaksi. Pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing disesuaikan dengan menggunakan kurs tengah transaksi wesel ekspor masing-masing sebesar Rp 9.180 dan Rp 9.068 per US $1,00 yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia. Keuntungan atau kerugian kurs yang timbul dikreditkan atau dibebankan dalam laporan laba rugi konsolidasi tahun yang bersangkutan.

m. Pajak Penghasilan

Perusahaan dan entitas anak telah menggunakan metode perhitungan pajak penghasilan sesuai dengan PSAK 46 “Akuntansi Pajak Penghasilan”, untuk mencerminkan perbedaan waktu pengakuan pendapatan dan beban antara laporan keuangan menurut komersial dan laporan keuangan menurut pajak, terutama yang berhubungan dengan penyisihan piutang, penyisihan penurunan nilai persediaan, penyusutan aset tetap dan pengakuan beban dan kewajiban imbalan kerja.

(11)

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI - Lanjutan m. Pajak Penghasilan - lanjutan

Aset dan liabilitas pajak tangguhan diukur pada tarif pajak yang diharapkan akan digunakan pada periode ketika aset direalisasi atau ketika liabilitas dilunasi berdasarkan tarif pajak (dan peraturan perpajakan) yang berlaku atau secara substansial telah diberlakukan pada tanggal neraca.

n. Program Imbalan Pasca Kerja

Perusahaan dan entitas anak membukukan estimasi Imbalan Pasca Kerja sesuai dengan Undang- Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003. Metode penilaian aktuaris yang digunakan adalah metode Projected Unit Credit.

Akumulasi keuntungan dan kerugian aktuarial bersih yang belum diakui yang melebihi 10% dari nilai kini kewajiban imbalan pasti diakui dan diamortisasi dengan metode garis lurus selama rata-rata sisa masa kerja yang diprakirakan dari para pekerja dalam program tersebut. Biaya jasa lalu dibebankan langsung apabila imbalan tersebut menjadi hak atau vested, dan sebaliknya akan diakui sebagai beban dalam suatu alokasi dengan metode garis lurus selama periode rata-rata sampai imbalan tersebut menjadi vested.

o. Instrumen Keuangan

i. Aset Keuangan

Efektif tanggal 1 Januari 2010, Perusahaan dan entitas anak mengadopsi PSAK No. 50 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan”, dan PSAK No. 55 (Revisi 2006),

“Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”.

Aset keuangan diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, pinjaman yang diberikan dan piutang, investasi dimiliki hingga jatuh tempo, kelompok tersedia untuk dijual, atau sebagai derivatif yang ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai yang efektif. Perusahaan dan entitas anak menentukan klasifikasi atas aset keuangan pada saat pengakuan awal.

Pengakuan dan pengukuran

Pada saat pengakuan awal, aset keuangan diukur pada nilai wajarnya, ditambah, dalam hal aset keuangan tidak diukur pada nilai wajar dalam laporan laba rugi, biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan atau penerbitan aset keuangan tersebut.

Pengukuran aset keuangan setelah pengakuan awal tergantung pada klasifikasi aset.

Aset keuangan Perusahaan dan entitas anak terdiri dari kas dan bank, piutang usaha, dan piutang lain-lain diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang.

Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Setelah pengakuan awal, aset keuangan tersebut dicatat pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif. Keuntungan atau kerugian diakui pada laporan laba rugi ketika aset keuangan tersebut dihentikan pengakuannya atau mengalami penurunan nilai, dan melalui proses amortisasi.

(12)

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI – Lanjutan o. Instrumen Keuangan - lanjutan

i. Aset Keuangan - lanjutan

Biaya amortisasi dihitung dengan menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi penyisihan atas penurunan nilai dan pembayaran atau pengurangan pokok. Perhitungan tersebut memperhitungkan premium atau diskonto pada saat perolehan dan termasuk biaya-biaya transaksi yang merupakan bagian tak terpisahkan dari suku bunga efektif.

Seluruh pembelian dan penjualan yang lazim pada aset keuangan diakui atau dihentikan pengakuannya pada tanggal perdagangan seperti contohnya tanggal pada saat Perusahaan dan entitas anak berkomitmen untuk membeli atau menjual aset.

Pembelian atau penjualan yang lazim adalah pembelian atau penjualan aset keuangan yang mensyaratkan penyerahan aset dalam kurun waktu umumnya ditetapkan dengan peraturan atau kebiasaan yang berlaku di pasar.

Perusahaan dan entitas anak menghentikan pengakuan aset keuangan, jika dan hanya jika, hak kontraktual untuk menerima arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir; atau Perusahaan dan entitas anak mentransfer hak untuk menerima arus kas yang berasal dari aset keuangan atau menanggung liabilitas untuk membayarkan arus kas yang diterima tersebut secara penuh tanpa penundaan berarti kepada pihak ketiga dibawah kesepakatan pelepasan (pass through arrangement); dan (a) Perusahaan dan entitas anak telah mentransfer secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas aset, atau (b) Perusahaan dan entitas anak tidak mentransfer maupun tidak memiliki secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas aset, namun telah mentransfer pengendalian atas aset.

Penurunan nilai aset keuangan

Setiap tanggal neraca, Perusahaan dan entitas anak mengevaluasi apakah terdapat bukti yang obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Aset keuangan atau kelompok aset keuangan diturunkan nilainya dan kerugian penurunan nilai telah terjadi jika, dan hanya jika, terdapat bukti yang obyektif mengenai penurunan nilai tersebut sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset tersebut (peristiwa yang merugikan), dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan atau kelompok aset keuangan yang dapat diestimasi secara handal.

Untuk aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi, Perusahaan dan entitas anak pertama kali menentukan bahwa terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual, dan untuk aset keuangan yang tidak signifikan secara individual terdapat bukti penurunan nilai secara kolektif. Jika entitas menentukan tidak terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, terlepas aset keuangan tersebut signifikan atau tidak, maka entitas memasukkan aset tersebut ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang sejenis dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif. Aset yang penurunan nilainya dinilai secara individual, dan untuk itu kerugian penurunan nilai diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif.

(13)

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI - Lanjutan o. Instrumen Keuangan – lanjutan

i. Aset Keuangan - lanjutan

Perusahaan dan entitas anak mengevaluasi apakah terdapat bukti obyektif penurunan nilai secara kolektif. Jika terdapat bukti obyektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi atas aset keuangan yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi, maka jumlah kerugian tersebut diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai kini estimasi arus kas masa datang yang didiskonto menggunakan suku bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut. Nilai tercatat aset keuangan tersebut dikurangi menggunakan pos cadangan. Jumlah kerugian yang terjadi diakui pada laporan laba rugi konsolidasian.

Ketika aset tidak tertagih, nilai tercatat atas aset keuangan yang telah diturunkan nilainya dikurangi secara langsung atau jika ada suatu jumlah telah dibebankan ke pos cadangan, jumlah tersebut dihapusbukukan terhadap nilai tercatat aset keuangan tersebut.

Untuk menentukan adanya bukti obyektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi, Perusahaan dan entitas anak mempertimbangkan faktor-faktor misalnya probabilitas kebangkrutan atau kesulitan keuangan yang signifikan dari debitur dan gagal bayar atau keterlambatan pembayaran yang signifikan.

Jika pada periode berikutnya, jumlah kerugian penurunan nilai berkurang dan pengurangan tersebut dapat dikaitkan secara obyektif pada peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai diakui, maka kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui harus dipulihkan sepanjang pemulihan tersebut tidak mengakibatkan nilai tercatat aset keuangan melebihi biaya perolehan diamortisasi pada tanggal pemulihan dilakukan. Jumlah pemulihan aset keuangan diakui pada laporan laba rugi konsolidasian.

ii. Liabilitas Keuangan

Liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, liabilitas keuangan yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi atau derivatif yang telah ditetapkan untuk tujuan lindung nilai yang efektif, jika sesuai.

Perusahaan dan entitas anak menentukan klasifikasi atas liabilitas keuangan pada saat pengakuan awal.

Pada saat pengakuan awal liabilitas keuangan diukur pada nilai wajarnya.

Liabilitas keuangan Perusahaan dan entitas anak terdiri dari hutang usaha, biaya yang masih harus dibayar, hutang bank jangka pendek, liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun dan liabilitas jangka panjang diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi.

Dalam hal liabilitas keuangan yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi, pada awalnya diakui pada nilai wajar dikurangi dengan biaya transaksi yang bisa diatribusikan secara langsung dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi, menggunakan suku bunga efektif kecuali jika dampak diskonto tidak material, maka dinyatakan pada biaya perolehan. Beban bunga diakui dalam “Beban keuangan” dalam laporan laba rugi konsolidasian. Keuntungan atau kerugian diakui pada laporan laba rugi ketika liabilitas keuangan tersebut dihentikan pengakuannya dan melalui proses amortisasi.

(14)

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI - Lanjutan o. Instrumen Keuangan – lanjutan

ii. Liabilitas Keuangan - lanjutan

Liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya ketika liabilitas yang ditetapkan dalam kontrak dihentikan atau dibatalkan atau kadaluwarsa.

Ketika liabilitas keuangan saat ini digantikan dengan yang lain dari pemberi pinjaman yang sama dengan persyaratan yang berbeda secara substansial, atau modifikasi secara substansial atas ketentuan liabilitas keuangan yang saat ini ada, maka pertukaran atau modifikasi tersebut dicatat sebagai penghapusan liabilitas keuangan awal dan pengakuan liabilitas keuangan baru, dan selisih antara nilai tercatat liabilitas keuangan tersebut diakui dalam laporan laba rugi konsolidasian.

Aset keuangan dan liabilitas keuangan saling hapus dan nilai bersih dilaporkan dalam neraca jika, dan hanya jika, terdapat hak legal untuk saling hapus jumlah yang diakui dan ada intensi untuk menyelesaikan pada jumlah bersih, atau untuk merealisasikan aset dan melunasi liabilitas pada saat yang sama. Selisih antara nilai tercatat liabilitas keuangan tersebut diakui dalam laporan laba rugi.

p. Laba (Rugi) per Saham

Laba (rugi) per saham dihitung berdasarkan rata-rata tertimbang jumlah saham biasa yang beredar pada tahun yang bersangkutan, sebanyak 205.583.400 saham untuk masing-masing tahun 2012 dan 2011.

Laba per saham dilusian tidak disajikan karena Perusahaan tidak memiliki saham biasa berpotensi dilusi.

q. Penggunaan Estimasi

Dalam menyusun laporan keuangan agar sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara umum, manajemen harus membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah yang dilaporkan dalam laporan keuangan. Dengan adanya ketidakpastian yang melekat dalam pembuatan estimasi, hasil sesungguhnya yang dilaporkan pada masa-masa mendatang mungkin mempunyai jumlah yang berbeda dari jumlah estimasi yang dibuat.

r. Informasi Segmen

Informasi segmen disusun sesuai dengan kebijakan akuntansi yang dianut dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan Perusahaan. Bentuk primer pelaporan segmen adalah segmen usaha sedangkan segmen sekunder adalah segmen geografis.

Segmen usaha adalah komponen Perusahaan yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk atau jasa (baik produk atau jasa individual maupun kelompok produk atau jasa terkait) dan komponen itu memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan segmen lain.

Segmen geografis adalah komponen Perusahaan yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk atau jasa pada lingkungan (wilayah) ekonomi tertentu dan komponen itu memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan pada komponen yang beroperasi pada lingkungan (wilayah) ekonomi lain.

(15)

3. KAS DAN SETARA KAS

Maret 2012 Desember 2011 Kas

Rp Rupiah 781.312.401 524.301.519

US$ (2012: 22.347,75; 2011: 64.354,84) 205.152.344 583.569.795

Sub-jumlah 986.464.745 1.107.871.314

Bank

Bank International Indonesia Rupiah 2.494.004.657 3.373.884.303 US$ (2012: 278.478,74; 2011:487.647,00) 2.556.434.815 4.421.983.359

Bank Central Asia Rupiah 8.465.213.339 3.981.864.337

US$ (2012:3.987.287,93.; 2011:3.483.846,08) 36.603.303.197 31.591.516.270 SG$ (2012:464.702,73; 2011: 465.727,14) 3.396.344.961 3.248.134.764

Bank Mandiri Rupiah 2.334.744.510 2.202.113.646

US$ (2012:640.365,96;2011:1.618.027,24) 5.878.559.513 14.672.271.012

Bank BRI Rupiah 276.014.526 275.046.786

US$ (2012:8.479,17; 2011:873.881,00) 77.838.781 7.924.352.908 Bank Negara Indonesia Rupiah 1.214.554.737 1.051.821.253 Bank CIMB Niaga Rupiah 1.549.638.814 2.276.804.641 US$ (2012:435.241,89;2011: 86.946,62) 3.995.520.550 788.431.950

Bank of Tokyo Mitsubishi UFJ Rupiah 638.047 -

US$ (2012:671,22; 2011: 609,00) 6.161.813 5.522.412

JP Yen ( 2011: 9.009,16) - 1.052.298

Bank Clariden Leu Rupiah - 11.873.848

US$ ( 2011: 6.052,45) - 54.883.617

Bank Bumi Artha Rupiah 21.266.027 21.295.987

Bank Danamon Indonesia Rupiah 73.248 -

Sub-jumlah 68.870.311.535 75.902.853.391 Jumlah kas dan bank 69.856.776.280 77.010.724.705 Deposito berjangka pada bank

Bank Central Asia Rupiah 59.983.789.809 205.882.236.065

Bank Mandiri Rupiah 2.300.000.000 2.300.000.000

Bank International Indonesia Rupiah - 4.000.000.000

Jumlah 62.283.789.809 212.182.236.065 Jumlah kas dan setara kas 132.140.566.089 289.192.960.770 Maret 2012 Desember 2011 Tingkat bunga rekening giro per tahun

Rupiah 2,00% - 2,50% 2,50 %

US Dollar 0,10% 0,10 %

Tingkat bunga deposito per tahun

Rupiah 4,50% - 5,00% 5,50 %

4. PIUTANG USAHA

Maret 2012 Desember 2011 Pihak ketiga

PT Sinar Surabaya Sakti Rupiah 67.924.736.174 63.204.390.420 PT Sumberdaya Sinar Baru Rupiah 64.658.898.528 48.683.582.910

US$ (2012:686.367,59; 2011: 152.498,37) 6.300.854.476 1.382.855.219

PT Semen Tonasa Rupiah 655.137.692 23.960.345.149

(16)

4. PIUTANG USAHA - Lanjutan

Maret 2012 Desember 2011 Pihak ketiga

PT Sentosa Sarwa Raharja Rupiah 16.245.387.175 20.894.763.639 PT P L N (Persero) Rupiah 28.103.996.640 20.508.507.580 PT Taiyo Sinar Raya Teknik Rupiah 7.340.297.099 18.514.372.159

PT Multi Fabrindo Gemilang

US$(2012:4.944.947,40;2011: 1.634.579,76) 45.394.617.132 14.822.369.264

PT Mega Karya Perkasa Rupiah 9.041.837.673 9.288.538.439

PT Sinar Baru Medan Rupiah 6.956.605.199 4.037.210.506

ENJ Advance PCB Materials Pte., Ltd

US$ (2012:413.095,69; 2011:346.795,40) 3.792.218.414 3.144.740.667

PT Prima Indah Lestari Rupiah - 255.253.200

US$ (2012:312.172,51; 2011:281.400,00) 2.865.743.632 2.551.735.200 PT Cikarang Listrindo Rupiah 1.868.130.000 2.197.800.000

PT Power Cable Indonesia Rupiah - 198.436.620

US$ (2012:241.398,45;2011: 219.800,00) 2.216.037.736 1.993.146.400

PT Alum Central Mandiri Rupiah - 212.658.142

US$ (2012:263.923,11; 2011:154.879,00) 2.422.814.153 1.404.442.772

PT Supreme Power Rupiah - 1.300.750.000

PT Citra Maha Surya Industries Rupiah - 410.190.112

US$ (2012:59.715,21;2011: 76.652,00) 548.185.587 695.080.336

PT Maspion US$ (2011:101.336,76) - 918.921.740

PT Samwha Indonesia Rupiah - -

US$ (2012:73.756,81;2011: 83.524,61) 677.087.516 757.401.163

PT Sinar Inti Electrindo Raya Rupiah - 712.800.000

PT Prisma Cable Mitratama Rupiah - -

US$ (2012:70.956,96;2011: 70.952,00) 651.384.887 712.193.037

PT Tripacific Electrindo Rupiah - -

US$ (2012:58.253,11;2011: 72.772,75) 534.763.550 659.903.297

PT BICC Berca Cables Rupiah - 54.302.587

US$ (2012:753.852,01;2011: 60.400,00) 6.920.361.494 547.707.200

PT Prima Cable Indonesia Rupiah - 50.101.360

US$ (2012:201.095,41;2011: 55.200,00) 1.846.055.840 500.553.600

PT Furukawa Electric Indonesia

US$ (2012:77.482,46) 711.288.983 -

PT Sulfindo Adiusaha Rupiah 4.510.000.001 -

PT Indonesia Matsuya Rupiah 520.962.329 -

PT Indorama Polychem Indonesia Rupiah 560.945.000 -

PT Prysmian Cable Indonesia Rupiah 840.658.500 -

PT U Chem Rupiah 972.111.311 -

Lain-lain (di bawah Rp 500 juta) Rupiah 1.782.162.120 1.137.297.715 Jumlah 287.602.039.341 245.712.350.433

Dikurang :

Penyisihan piutang (2.462.293.707) (2.462.293.707)

Jumlah bersih 285.139.745.634 243.250.056.726

(17)

4. PIUTANG USAHA - Lanjutan

Mutasi penyisihan piutang : Maret 2012 Desember 2011

Saldo awal tahun 2.462.293.707 3.539.442.094

Dikurang :

Penghapusan tahun berjalan - (1.077.148.387)

Saldo akhir tahun 2.462.293.707 2.462.293.707

Maret 2012 Desember 2011 Pihak berelasi:

PT Kabelindo Murni Tbk Rupiah 37.989.204.328 64.252.095.964 US$(2012:22.156.369,46;2011:19.320.029,33) 203.395.471.642 175.194.025.964

PT Sibalec Rupiah 105.557.048.412 97.974.326.045

PT Setia Sapta Rupiah 89.500.051.161 50.050.344.627

PT Tutulan Sukma Rupiah 47.560.386.144 34.076.660.472 PT Sibalec Powel Cable Rupiah 38.178.257.324 24.607.547.945

Nihon Decoluxe Co Ltd Jepang

US$ (2012:462.337,96: 2011:624.326,47) 4.244.262.449 5.661.392.420

PT Moda Sukma Rupiah 2.114.517.632 1.737.705.008

PT Mesindo Agung Nusantara Rupiah 483.685.123 34.454.200 Jumlah 529.022.884.215 453.588.552.645 Jumlah piutang pihak ketiga berdasarkan umur piutang adalah sebagai berikut :

Maret 2012 Desember 2011

Belum jatuh tempo 97.338.995.522 83.161.417.886

31 hari – 60 hari 86.143.593.218 73.596.643.518

61 hari – 90 hari 47.329.358.047 40.435.762.684

Di atas 90 hari 56.790.092.554 48.518.526.345

Jumlah 287.602.039.341 245.712.350.433

Dikurang :

Penyisihan piutang (2.462.293.707) (2.462.293.707)

Jumlah bersih 285.139.745.634 243.250.056.726 Piutang usaha berdasarkan mata uang :

Pihak ketiga Maret 2012 Desember 2011

Rupiah 212.720.625.941 215.690.100.839

Dollar AS (2012: 8.157.016,71; 2011: 3.310.790,65) 74.881.413.400 30.022.249.594 Jumlah 287.602.039.341 245.712.350.433

Dikurang :

Penyisihan piutang (2.462.293.707) (2.462.293.707)

Jumlah bersih 285.139.745.634 243.250.056.726 Pihak berelasi

Maret 2012 Desember 2011

Rupiah 321.383.150.124 272.733.134.261

Dolar AS US$ (2012: 22.618.707,42; 2011:19.944.355,80) 207.639.734.091 180.855.418.384 Jumlah 529.022.884.215 453.588.552.645 Manajemen berpendapat bahwa penyisihan piutang usaha pada pihak ketiga sebesar Rp 2.462.293.707 pada tahun 2012 dan Rp 2.462.293.707 pada tahun 2011 adalah cukup untuk menutupi kerugian yang timbul dari tidak tertagihnya piutang tersebut.

Sebagian piutang usaha Perusahaan dan entitas anak digunakan sebagai jaminan hutang bank (Catatan 13).

(18)

5. PIUTANG LAIN-LAIN

Pihak ketiga Maret 2012 Desember 2011

Telephone, telex 87.082.357 22.364.136

Lain-lain 258.625.087 541.279.589

Jumlah 345.707.444 563.643.725

6. PERSEDIAAN

Maret 2012 Desember 2011

Barang jadi 133.283.525.224 113.693.061.724

Bahan baku 60.258.645.972 50.101.093.008

Barang dalam proses 27.099.876.446 30.771.887.910

Bahan pembantu 1.608.809.520 5.786.564.795

Suku cadang 574.779.452 1.269.070.124

Barang dalam perjalanan 248.738.390 1.490.295.484

Jumlah 223.074.375.004 203.111.973.045

Dikurangi :

Penyisihan penurunan nilai persediaan (995.780.648) (995.780.648) Jumlah bersih 222.078.594.356 202.116.192.397 Penyisihan persediaan adalah sebagai berikut:

Mutasi Penyisihan Persediaan Maret 2012 Desember 2011

Saldo awal 995.780.648 1.185.810.409

Penghapusan penyisihan persediaan - (190.029.761)

Penambahan tahun berjalan - -

Saldo akhir 995.780.648 995.780.648

Sebagian persediaan Perusahaan dan entitas anak digunakan sebagai jaminan atas hutang bank (Catatan 13).

Persediaan telah diasuransikan terhadap risiko kebakaran, banjir dan risiko lainnya dengan jumlah pertanggungan sebesar US$ 60.024.000,00 ditambah Rp 1.000.000.000 pada tahun 2012 dan sebesar US$ 28.815.023,00 ditambah Rp 1.000.000.000 pada tahun 2011. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut adalah cukup untuk menutup kerugian yang mungkin timbul atas aset tersebut.

7. UANG MUKA PEMBELIAN

Akun ini merupakan pembayaran uang muka atas pembelian barang-barang impor dan lokal dengan saldo per 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 masing - masing sebesar Rp 1.831.913.431 dan Rp 1.864.183.032.

8. BIAYA DIBAYAR DIMUKA DAN ASET LANCAR LAINNYA Akun ini terdiri dari:

Maret 2012 Desember 2011

Asuransi dibayar dimuka 2.733.807.012 1.101.105.138

Lain-lain 1.065.075.401 -

Jumlah 3.798.882.413 1.101.105.138

(19)

9. INVESTASI DALAM BENTUK SAHAM

2012 Kepemi-likan Saldo awal tahun

Tambahan perolehan saham

Penjualan saham/pene- rimaan dividen

Bagian laba (rugi) bersih

Saldo akhir Maret

% Rp Rp Rp Rp Rp

PT Tembaga Mulia

Semanan Tbk 33,81 35.036.137.983 - - 3.614.397.121 38.650.535.104

Bimasena Club 0,20 357.450.000 - - - 357.450.000

PT Pondok Indah

Padang Golf Tbk 0,08 7.000.000 - - - 7.000.000

Jumlah 35.400.587.983 - - 3.614.397.121 39.014.985.104

2011 Kepemi-likan Saldo awal tahun

Tambahan perolehan saham

Penjualan saham/pene- rimaan dividen

Bagian laba (rugi) bersih

Saldo akhir tahun

% Rp Rp Rp Rp Rp

PT Tembaga Mulia

Semanan Tbk 33,81 28.545.583.295 - (621.000.000) 7.111.554.688 35.036.137.983

Bimasena Club 0,20 357.450.000 - - - 357.450.000

PT Pondok Indah

Padang Golf Tbk 0,08 7.000.000 - - - 7.000.000

Jumlah 28.910.033.295 - (621.000.000) 7.111.554.688 35.400.587.983

Investasi pada pihak berelasi adalah pada PT Tembaga Mulia Semanan Tbk, sedangkan investasi pada pihak ketiga adalah Bimasena Club dan PT Pondok Indah Padang Golf Tbk.

10. ASET TETAP

Rincian akun ini adalah sebagai berikut : 2012

Saldo awal

Penambahan/

Reklasifikasi

Pengurangan/

Reklasifikasi Saldo akhir Maret Nilai Perolehan :

Pemilikan langsung

- Hak atas tanah 41.703.691.006 - 41.703.691.006

- Bangunan dan sarana

pelengkap 86.961.752.533 2.996.834.315 89.958.586.848

- Mesin dan peralatan 327.046.663.702 - 384.966.325 326.661.697.377

- Kendaraan 17.374.446.604 - 55.227.273 17.319.219.331

- Peralatan dan perabot kantor 15.078.166.607 - 92.317.129 14.985.849.478

Sub Jumlah 488.164.720.452 2.996.834.315 532.510.727 490.629.044.040

Aset dalam penyelesaian - Bangunan dan sarana

pelengkap 6.514.000.000 2.675.738.041 - 9.189.738.041

- Mesin dan peralatan 16.543.695.174 3.974.479.079 - 20.518.174.253

Sub Jumlah 23.057.695.174 6.650.217.120 - 29.707.912.294

Jumlah biaya perolehan 511.222.415.626 520.336.956.334

(20)

10. ASET TETAP – lanjutan 2012

Saldo awal

Penambahan/

Reklasifikasi

Pengurangan/

Reklasifikasi Saldo akhir Maret Akumulasi penyusutan

Pemilikan langsung - Perpanjangan hak atas

tanah 772.241.472 21.451.152 - 793.692.624

- Bangunan dan sarana

pelengkap 40.982.437.879 2.892.097.853 - 43.874.535.732

- Mesin dan peralatan 241.953.996.456 1.033.764.904 - 242.987.761.360

- Kendaraan 10.973.109.281 808.087.287 - 11.781.196.568

- Peralatan dan perabot kantor 13.432.788.773 - 492.517.356 12.940.271.417

Jumlah akumulasi

penyusutan 308.114.573.861 4.755.401.196 492.517.356 312.377.457.701

Jumlah tercatat 203.107.841.765 207.959.498.633

2011

Saldo awal

Penambahan/

Reklasifikasi

Pengurangan/

Reklasifikasi Saldo akhir Nilai Perolehan :

Pemilikan langsung

- Hak atas tanah 41.758.511.756 753.710.627 808.531.377 41.703.691.006

- Bangunan dan sarana

pelengkap 85.270.875.172 1.690.877.361 - 86.961.752.533

- Mesin dan peralatan 313.419.207.885 13.627.455.817 - 327.046.663.702

- Kendaraan 14.394.822.461 2.979.624.143 - 17.374.446.604

- Peralatan dan perabot kantor 13.595.316.574 1.482.850.033 - 15.078.166.607

Sub Jumlah 468.438.733.848 20.534.517.981 808.531.377 488.164.720.452 Aset dalam penyelesaian

- Bangunan dan sarana

pelengkap 1.442.704.500 5.071.295.500 - 6.514.000.000

- Mesin dan peralatan 6.364.438.638 11.002.200.019 822.943.483 16.543.695.174

- Kendaraan - - - -

Sub Jumlah 7.807.143.138 16.073.495.519 822.943.483 23.057.695.174

Jumlah biaya perolehan 476.245.876.986 511.222.415.626

Akumulasi penyusutan Pemilikan langsung - Perpanjangan hak atas

tanah 686.436.864 85.804.608 - 772.241.472

- Bangunan dan sarana

pelengkap 36.766.516.088 4.215.921.791 - 40.982.437.879

- Mesin dan peralatan 227.281.872.897 14.672.123.559 - 241.953.996.456

- Kendaraan 10.392.424.630 580.684.651 - 10.973.109.281

- Peralatan dan perabot kantor 12.729.211.090 703.577.683 - 13.432.788.773

Jumlah akumulasi

penyusutan 287.856.461.569 20.258.112.292 - 308.114.573.861

Jumlah tercatat 188.389.415.417 203.107.841.765

Rincian aset dalam penyelesaian per 31 Maret 2012 adalah sebagai berikut : Jumlah

(Rp)

Estimasi Penyelesaian

Persentase Penyelesaian

Mesin dan peralatan 20.518.174.253 2012 30% - 90%

Gedung 9.189.738.041 2012 50% - 95%

Jumlah 29.707.912.294

(21)

10. ASET TETAP – lanjutan

Manajemen berkeyakinan bahwa tidak ada halangan yang berarti yang dapat mengganggu penyelesaian seluruh proyek tersebut di atas.

Beban penyusutan untuk periode yang berakhir tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 masing - masing sebesar Rp 4.262.883.840dan Rp 20.258.112.292.

Sebagian aset tetap Perusahaan dan entitas anak digunakan sebagai jaminan atas hutang bank (Catatan 13).

Aset tetap kecuali hak atas tanah per 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 masing - masing sebesar Rp 478.633.265.328 dan Rp 469.518.724.620 telah diasuransikan terhadap risiko kebakaran banjir dan risiko lainnya dengan nilai pertanggungan masing-masing sebesar US$ 139.096.400,00 ditambah Rp 15.500.000.000 untuk tahun 2012 dan sebesar US$ 116.989.424,41 ditambah Rp 15.500.000.000 untuk tahun 2011. Manajemen berpendapat bahwa

nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutup kerugian yang mungkin timbul atas aset tersebut.

11. PROPERTI INVESTASI

Merupakan hak atas tanah yang terletak di Balaraja, Tangerang dengan luas keseluruhan kurang lebih 364.580 m2 dan 364.580 m² masing-masing untuk tahun 2012 dan 2011 dengan harga perolehan sebesar Rp. 12.750.540.243 dan Rp 12.750.540.243 untuk tahun 2012 dan 2011.

12. UANG JAMINAN

Akun ini merupakan uang jaminan atas penerbitan bank garansi sebesar Rp 7.529.597.625 per 31 Maret 2012 dan sebesar Rp 6.786.550.733 per 31 Desember 2011.

13. HUTANG BANK

Rincian perkiraan ini adalah sebagai berikut :

Maret 2012 Desember 2011 a. Hutang bank jangka pendek

PT Bank Mandiri Tbk 335.190.680.486 495.356.789.736

PT Bank Central Asia Tbk - 5.129.730.076

Jumlah 335.190.680.486 500.486.519.812

PT BANK MANDIRI Tbk

Semenjak tanggal 6 April 2004, Perusahaan memperoleh fasilitas kredit modal kerja sebesar Rp 120.000.000.000 (seratus dua puluh milyar rupiah). Fasilitas kredit modal kerja tersebut diperpanjang secara terus menerus, terakhir dengan Addendum VI (Ke-enam) atas Perubahan Perjanjian Kredit Modal Kerja Nomor : KP. COD/052/PK.KMK/2002 – Akta Nomor : 304 tanggal 18 Oktober 2002, tentang perpanjangan jangka waktu Fasilitas untuk jangka waktu mulai tanggal 19 Oktober 2007 sampai dengan 18 Oktober 2008.

Pada tanggal 13 Juli 2007 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk mengeluarkan surat dengan nomor CBG.TRE/RD06.028/SPPK/2007 yang isinya antara lain menyetujui untuk memberikan tambahan fasilitas Kredit Modal Kerja sejumlah Rp 100.000.000.000 (seratus milyar rupiah) dengan sifat kredit Revolving.

Pada tanggal 13 Desember 2007 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk kembali mengeluarkan surat dengan nomor CBG.TRE/RD06.040/SPPK/2007 yang berisi persetujuan Fasilitas Kredit Modal Kerja Mandiri Plus sebesar Rp 120.000.000.000 (seratus dua puluh milyar rupiah) dengan sifat kredit non Revolving.

(22)

13. HUTANG BANK – Lanjutan

PT BANK MANDIRI Tbk - lanjutan

Pada tanggal 28 Agustus 2008 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk mengeluarkan surat dengan nomor CBG.TRE/RD06.024/SPPK/2008 yang isinya memberikan persetujuan peningkatan limit Bank Garansi serta perpanjangan masa laku seluruh fasilitas dengan perincian sebagai berikut :

Perpanjangan dan penggabungan KMK Revolving sebesar Rp 120.000.000.000 (seratus dua puluh milyar rupiah), dan KMK Revolving Rp 100.000.000.000 (seratus milyar rupiah) sehingga total KMK Revolving menjadi Rp 220.000.000.000 (dua ratus dua puluh milyar rupiah) serta persetujuan KMK Fixed Loan sebesar Rp 120.000.000.000 (seratus dua puluh milyar rupiah). Dengan suku bunga per tahun masing–masing sebesar 13% dan 12,75 %. Jangka waktu seluruh fasilitas kredit ini adalah sampai dengan tanggal 19 Oktober 2009.

Pada tanggal 12 Oktober 2009, Bank Mandiri mengeluarkan Surat Perpanjangan Masa Laku fasilitas KMK, Bank Garansi, LC Impor/SKBDN dan Treasury Line atas nama PT Sucaco Tbk dengan jangka waktu sampai dengan tanggal 19 Oktober 2010, dan ketentuan sebagai berikut :

Fasilitas KMK Revolving sebesar Rp 220.000.000.000 (dua ratus dua puluh milyar rupiah) dan fasilitas KMK Fixed Loan sebesar Rp 120.000.000.000 (seratus dua puluh milyar rupiah), dengan suku bunga per tahun masing-masing sebesar 11,25% dan 11,00%. Pada tanggal 23 Desember 2009, berdasarkan surat dari Bank Mandiri No. CBG/D8.524/2009 bunga tersebut diturunkan menjadi 11,00% dan 10,75%. Berdasarkan surat Bank Mandiri No. CBG.CB2/D1.174/2010 tanggal 30 April 2010 suku bunga tersebut di turunkan menjadi 10,50% dan 10,25% per tahun.

Pada tanggal 7 Oktober 2010, Bank Mandiri mengeluarkan surat dengan No.

CBG.CB2/D01.022/SPPK/2010 tentang Perpanjangan Masa Laku Fasilitas KMK Revolving, KMK Fixed Loan, Bank Garansi, dan Treasury Line, serta perpanjangan dan peningkatan limit fasilitas LC Impor/SKBDN dan Bill Purchasing Line dengan jangka waktu 12 bulan sampai dengan tanggal 19 Oktober 2011. Fasilitas KMK Revolving, KMK Fixed Loan dan besarnya suku bunga tidak mengalami perubahan.

Pada tanggal 21 Desember 2010, berdasarkan surat Bank Mandiri No. CBG.CB2/D01.998/2010 bunga tersebut di turunkan menjadi 9,75% dan 9,50%.

Pada tanggal 13 Oktober 2011, Bank Mandiri mengeluarkan surat dengan No.

CBG.CB2/D01.014/SPPK/2011 tentang Surat Persetujuan Perpanjangan Masa Laku Fasilitas KMK Fixed Loan dan Bank Garansi serta Perpanjangan dan Peningkatan Limit Fasilitas KMK Revolving, LC Impor/SKBDN, Treasury Line dan Bill Purchasing Line atas nama PT Sucaco Tbk, dengan jangka waktu 12 bulan sampai dengan tanggal 19 Oktober 2012.

Fasilitas yang mengalami peningkatan adalah sebagai berikut :

a. Fasilitas Kredit Modal Kerja (KMK) Revolving dari semula Rp 220.000.000.000,- (dua ratus dua puluh milyar rupiah) menjadi Rp 380.000.000.000,- (tiga ratus delapan puluh milyar rupiah).

b. Fasilitas L/C Impor dan SKBDN dari semula sebesar Rp 20.000.000.000,- (dua puluh milyar rupiah ) menjadi Rp 50.000.000.000,- (lima puluh milyar rupiah).

c. Fasilitas Treasury Line dari semula USD 2.500.000,- (dua juta lima ratus ribu USD) menjadi USD 20.000.000 (dua puluh juta USD).

d. Fasilitas Bill Purchasing Line dari semula Rp 20.000.000.000,- (dua puluh milyar rupiah) menjadi Rp 40.000.000.000,- (empat puluh milyar rupiah).

Suku bunga fasilitas KMK Revolving maupun KMK Fixed Loan tidak mengalami perubahan yaitu 9,75%

dan 9,50% per tahun.

Gambar

Tabel  di  bawah  ini  menyajikan  perbandingan  atas  nilai  tercatat  dengan  nilai  wajar  dari  instrumen  keuangan  Perusahaan  dan  entitas    anak  yang  tercatat  dalam  laporan  keuangan  konsolidasian  pada  tanggal 31 Maret 2012:

Referensi

Dokumen terkait

Profiling psikologi merupakan serangkaian kegiatan profesi psikolog untuk mengidentifikasi ciri-ciri yang bersifat khusus tentang seseorang atau lebih yang diduga menjadi

Dalam hal ini peneliti menggunakan media fotografi sebagai bahan eksperimen, dan menentukan materi pokok bahasan sebagai bahan penelitian, untuk mengukur prestasi

adalah untuk mengetahui peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TSTS.

Berdasarkan tabel 5 tentang pencapaian IKU sasaran 1 terlihat bahwa indikator Rapat Koordinasi di Bidang Keagamaan dari tahun 2013, 2014 dan sampai tahun 2018

Bahasa sebagai wujud atau hasil proses dan sebagai sesuatu yang diproses bisa berupa bahasa lisan atau bahasa tulis, sebagaimana dikemukakan oleh Kempen (Marat,

Selanjutnya guru menanyakan kembali pembelajaran yang sudah dilakukan sebelumnya dengan bertanya jawab mengenai unsur-unsur cerita rakyat dan guru memberitahu bahwa

Biro Hukum dan Organisasi Departemen Pendidikan Nasional, Kepala Bagian Penyusunan Rancangan. Peraturan Perundang-undangan dan Bantuan

Pada hari ini Rabu tanggal sembilan bulan Maret tahun dua ribu tujuh belas, sesuai Perpres 54 tahun 2010 yang diubah menjadi Perpres Nomor 4 tahun 2015, Kami yang bertanda tangan