• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pihak ketiga 832.457,76 7.641.962.259

Pihak berelasi 45.379.726,80 416.585.892.019

Jumlah liabilitas 46.212.184,56 424.227.854.278

JUMLAH BERSIH (10.063.587,77) (92.383.735.774)

Desember 2011 US$ Equivalent Rp

ASET

Kas dan setara kas 6.979.677,81 63.291.718.385

Piutang usaha pada :

Pihak ketiga 3.310.790,65 30.022.249.594

Pihak berelasi 19.944.355,80 180.855.418.384

Jumlah aset 30.234.824,26 274.169.386.363

LIABILITAS

Hutang usaha pada :

Pihak ketiga 1.174.122,92 10.646.946.632

Pihak berelasi 35.007.520,32 317.448.194.282

Jumlah liabilitas 36.181.643,24 328.095.140.914

JUMLAH BERSIH (5.946.818,98) (53.925.754.551)

Untuk mengurangi risiko dari fluktuasi nilai tukar Rupiah terhadap mata uang Dolar Amerika Serikat, pembelian bahan baku utama berupa tembaga, aluminium dan PVC yang dipasok oleh pihak yang mempunyai hubungan istimewa dan dibeli dalam mata uang Dolar Amerika Serikat serta digunakan untuk memenuhi permintaan dalam negeri telah dikonversikan ke dalam mata uang Rupiah. Adapun untuk penjualan ekspor dengan tagihan dalam mata uang Dolar Amerika Serikat, Perseroan membeli bahan bakunya juga dalam mata uang Dolar Amerika Serikat. Kebijakan ini kemudian menyebabkan terjadinya mekanisme lindung nilai secara alamiah akibat proses operasional sehari-hari.

Namun, sejak tahun 2011 Perseroan memutuskan untuk membeli bahan baku utama berupa tembaga dan aluminium dalam mata uang Dolar Amerika Serikat, dengan pertimbangan :

1. Ekonomi Indonesia yang sehat yang ditunjang oleh pertumbuhan ekonomi yang baik, rasio hutang terhadap Produk Domestik Bruto yang masih dalam batas aman, dan banyaknya investasi asing yang masuk semenjak peringkat investasi Indonesia berada dalam kategori invesment grade, merupakan faktor kuat atas stabilitas mata uang Rupiah terhadap mata uang Dolar Amerika Serikat.

31. ASET DAN LIABILITAS DALAM MATA UANG ASING - Lanjutan

2. Perseroan selalu mengantisipasi risiko melemahnya mata uang Rupiah terhadap mata uang Dolar Amerika Serikat dengan melakukan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Perseroan selalu memasukkan biaya lindung nilai mata uang Rupiah terhadap mata uang Dolar Amerika Serikat dalam penetapan harga jual.

b. Perseroan memiliki fasilitas “Forward” yang dapat digunakan setiap saat apabila diperlukan untuk mengurangi risiko kurs.

32. INFORMASI LAINNYA

Pada tanggal 28 Juni 2007 Perusahaan memperoleh salinan penetapan Komisi Pengawas Persaingan Usaha No. 16/KPPU-L/2006 dan laporan hasil pemeriksaan pendahuluan mengenai pemeriksaan lanjutan tentang dugaan pelanggaran terhadap undang-undang No. 5 tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat dimana Perusahaan dan beberapa perusahaan kabel lainnya diindikasikan telah melanggar Pasal 5 dan Pasal 22 undang-undang No. 5 tahun 1999.

Melalui kuasa hukumnya, ONGKO SIDHARTA & PARTNERS, Perusahaan mengajukan upaya hukum keberatan atas Keputusan Perkara No. 16/KPPU-L/2006 kepada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat yang tercatat dalam register perkara No. 01/KPPU/2007/PN.Jkt. Pst, perkara mana telah dialihkan kepada Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, terdaftar dalam perkara No. 04/PDT.KPPU/2007/PN.JKT.SEL, dan saat ini atas perkara tersebut sudah dalam tahap pemeriksaan kasasi di Mahkamah Agung.

33. REVISI DAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN YANG BARU DAN INTERPRETASI

Berikut ini revisi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang berlaku untuk Perusahaan yang telah diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia tapi belum efektif pada tahun 2010.

Efektif berlaku pada atau setelah tanggal 1 Januari 2011:

 PSAK 1 (Revisi 2009) “Penyajian Laporan Keuangan”

Menetapkan dasar-dasar bagi penyajian laporan keuangan bertujuan umum (general purpose financial statements) agar dapat dibandingkan baik dengan laporan keuangan periode sebelumnya maupun dengan laporan keuangan entitas lain.

 PSAK 2 (Revisi 2009) “Laporan Arus Kas”

Memberikan pengaturan atas informasi mengenai perubahan historis dalam kas dan setara kas melalui laporan arus kas yang mengklasifikasikan arus kas berdasarkan aktivitas operasi, investasi, maupun pendanaan selama suatu periode.

 PSAK 3 (Revisi 2010) - Laporan Keuangan Interim

Menentukan isi minimum laporan keuangan interim serta prinsip pengakuan dan pengukuran dalam laporan keuangan lengkap atau ringkas untuk periode interim.

 PSAK 4 (Revisi 2009) “Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri”

Akan diterapkan dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasian untuk sekelompok entitas yang berada dalam pengendalian suatu entitas induk dan dalam akuntansi untuk investasi pada entitas anak, pengendalian bersama entitas , dan entitas asosiasi ketika laporan keuangan tersendiri disajikan sebagai informasi tambahan.

 PSAK 5 (Revisi 2009) “Segmen Operasi”

Informasi segmen diungkapkan untuk memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi sifat dan dampak keuangan dari aktivitas bisnis yang mana entitas terlibat dan lingkungan ekonomi dimana entitas beroperasi.

33. REVISI DAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN YANG BARU DAN INTERPRETASI – Lanjutan

 PSAK 7 (Revisi 2010) - Pengungkapan Pihak Berelasi

Mensyaratkan pengungkapan hubungan, transaksi dan saldo pihak berelasi, termasuk komitmen, dalam laporan keuangan konsolidasian dan laporan keuangan tersendiri entitas induk, dan juga diterapkan terhadap laporan keuangan secara individual. Penerapan dini diperkenankan.

 PSAK 8 (Revisi 2010) “Peristiwa Setelah Periode Laporan”

Menentukan kapan entitas menyesuaikan laporan keuangannya untuk peristiwa setelah periode pelaporan, dan pengungkapan tanggal laporan keuangan diotorisasi untuk terbit dan peristiwa setelah periode pelaporan. Mensyaratkan bahwa entitas tidak boleh menyusun laporan keuangan atas dasar kelangsungan usaha jika peristiwa setelah periode pelaporan mengindikasikan bahwa penerapan asumsi kelangsungan usaha tidak tepat.

 PSAK 15 (Revisi 2009) “Investasi Pada Entitas Asosiasi”

Akan diterapkan untuk akuntansi investasi dalam entitas asosiasi. Menggantikan PSAK 15 (1994)

“Akuntansi untuk Investasi Dalam Perusahaan Asosiasi” dan PSAK 40 (1997) “Akuntansi Perubahan Ekuitas Anak Perusahaan/ Perusahaan Asosiasi”.

 PSAK 23 (Revisi 2010) - Pendapatan.

Mengidentifikasikan keadaan saat kriteria mengenai pengakuan pendapatan akan terpenuhi, sehingga pendapatan akan diakui. Mengatur perlakuan akuntansi atas pendapatan yang timbul dari transaksi dan kejadian tertentu. Memberikan panduan praktis dalam penerapan kriteria mengenai pengakuan pendapatan.

 PSAK 25 (Revisi 2009) “Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan”

Menentukan kriteria untuk pemilihan dan perubahan kebijakan akuntansi, bersama dengan perlakuan akuntansi dan pengungkapan atas perubahan kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi, dan koreksi kesalahan.

 PSAK 48 (Revisi 2009) “Penurunan Nilai Aset”

Menetapkan prosedur-prosedur yang diterapkan agar aset dicatat tidak melebihi jumlah terpulihkan dan jika aset tersebut terjadi penurunan nilai, rugi penurunan nilai harus diakui.

 PSAK 57 (Revisi 2009) “Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi”

Bertujuan untuk mengatur pengakuan dan pengukuran liabilitas diestimasi, liabilitas kontinjensi dan asset kontinjensi serta untuk memastikan informasi memadai telah diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan untuk memungkinkan para pengguna memahami sifat, waktu, dan jumlah yang terkait dengan informasi tersebut.

 ISAK 17 “Laporan Keuangan Interim dan Penurunan Nilai”

Mensyaratkan bahwa entitas tidak membalik rugi penurunan nilai yang diakui pada periode interim sebelumnya berkaitan dengan goodwill atau investasi pada instrumen ekuitas atau aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan.

Efektif berlaku pada atau setelah tanggal 1 Januari 2012:

 PSAK 10 (Revisi 2010) “Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing”

Menjelaskan bagaimana memasukkan transaksi-transaksi dalam mata uang asing dan kegiatan usaha luar negeri ke dalam laporan keuangan suatu entitas dan menjabarkan laporan keuangan ke dalam suatu mata uang pelaporan.

 PSAK 18 (Revisi 2010) “Akuntansi dan Pelaporan Program Manfaat Purnakarya”

Mengatur akuntansi dan pelaporan program manfaat purnakarya untuk semua peserta sebagai suatu kelompok. Pernyataan ini melengkapi PSAK 24 (Revisi 2010), “Imbalan Kerja”.

 PSAK 24 (Revisi 2010) “Imbalan Kerja”

Mengatur akuntansi dan pengungkapan imbalan kerja.

33. REVISI DAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN YANG BARU DAN INTERPRETASI – Lanjutan

 PSAK 46 (Revisi 2010) “Akuntansi Pajak Penghasilan”

Mengatur perlakuan akuntansi untuk pajak penghasilan dalam menghitung konsekuensi pajak kini dan masa depan untuk pemulihan (penyelesaian) jumlah tercatat aset atau liabilitas di masa depan yang diakui pada laporan posisi keuangan; serta transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian lain pada periode kini yang diakui pada laporan keuangan.

 PSAK 50 (Revisi 2010) “Instrumen Keuangan: Penyajian”

Menetapkan prinsip penyajian instrumen keuangan sebagai liabilitas atau ekuitas dan saling hapus aset keuangan dan liabilitas keuangan.

 PSAK 53 (Revisi 2010) “Pembayaran Berbasis Saham”

Mengatur pelaporan keuangan entitas yang melakukan transaksi pembayaran berbasis saham.

 PSAK 56 (Revisi 2010) “Laba per Saham”

Menetapkan prinsip penentuan dan penyajian laba per saham, sehingga meningkatkan daya banding kinerja antar entitas berbeda pada periode pelaporan sama dan antar periode pelaporan berbeda untuk entitas yang sama.

 PSAK 60 (Revisi 2010) “Instrumen Keuangan: Pengungkapan”

Mensyaratkan pengungkapan dalam laporan keuangan yang memungkinkan para pengguna untuk mengevaluasi signifikansi instrumen keuangan atas posisi dan kinerja keuangan; dan jenis dan besarnya risiko yang timbul dari instrumen keuangan yang mana entitas terekspos selama periode dan pada akhir periode pelaporan, dan bagaimana entitas mengelola risiko-risiko tersebut.

 ISAK 15, “PSAK 24 - Batas Aset Imbalan Pasti, Persyaratan Pendanaan Minimum dan Interaksinya”

Memberikan pedoman bagaimana menilai pembatasan jumlah surplus dalam program imbalan pasti yang dapat diakui sebagai aset dalam PSAK 24 (Revisi 2010), “Imbalan Kerja”.

 ISAK 20, “Pajak Penghasilan – Perubahan Dalam Status Pajak Entitas atau Para Pemegang Saham”

Membahas bagaimana suatu entitas memperhitungkan konsekuensi pajak kini dan pajak tangguhan karena perubahan dalam status pajaknya atau pemegang sahamnya.

Revisi terhadap Standar Akuntansi Keuangan yang baru dan Interpretasi tidak menyebabkan perubahan yang signifikan atas kebijakan akuntansi Perusahaan dan entitas anak dan tidak menimbulkan efek material terhadap laporan keuangan konsolidasi.

34. REKLASIFIKASI PERKIRAAN

Beberapa perkiraan dalam laporan keuangan konsolidasi untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Desember 2011 telah disesuaikan penyajiannya.

35. TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN ATAS PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI

Manajemen Perusahaan bertanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan konsolidasi yang diselesaikan pada tanggal 27 April 2012.

Dokumen terkait