• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Zlotnik adalah suatu bentuk mobilitas penduduk yang melampaui batas-batas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Zlotnik adalah suatu bentuk mobilitas penduduk yang melampaui batas-batas"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Migrasi Internasional berdasarkan penjelasan yang disampaikan oleh Zlotnik adalah suatu bentuk mobilitas penduduk yang melampaui batas-batas wilayah negara dan budaya. Singkatnya, migrasi internasional berarti perpindahan yang dilakukan oleh individu ke negara lain yang bertujuan untuk memperoleh upah yang diinginkannya. Adanya migrasi internasional kemudian berpengaruh terhadap fenomena pekerja migran di Indonesia. Kurangnya ketersediaan lapangan pekerjaan di Indonesia menjadikan penduduk Indonesia aktif dalam melakukan aktivitas migrasi Internasional untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja di negara inti dan sekaligus untuk mengantasi kekurangan lapangan pekerjaan di Indonesia. Selain itu, dengan menghadapi era globalisasi, Indonesia turut melakukan berbagai kerjasama perdagangan internasional jasa yang dimana migrasi internasional merupakan salah satu moda dalam perdagangan jasa internasional.

1

Sehingga, hal tersebut kemudian menyebabkan banyak pekerja Indonesia yang melakukan aktivitas migrasi dan menjadi tenaga kerja asing di negara-negara maju.

1

“Rencana Pengembangan Tenaga Kesehatan Tahun 2011-2025”, diakses dari

https://www.who.int/workforcealliance/countries/inidonesia_hrhplan_2011_2025.pdf

(3/28/2021, 12.54 WIB)

(2)

2

Dalam melihat isu migrasi dan pembangunan, terdapat dua paradigma inti untuk melihat isu migrasi international terhadap source atau developing country (negara tujuan).

2

Paradigma pertama yakni the historical-funcionalist sebagai optimist perspective of migration. Sedangkan yang kedua yakni paradigma the historical-structuralis sebagai pessimist perspective of migration.

Paradigma the historical-structuralis melihat migrasi sebagai pelarian dari kesengsaraan yang disebabkan oleh ekspansi kapitalitas global, yang karena itu secara inheran tidak dapat menyelesaikan kondisi struktural yang menyebabkan migrasi. Sebaliknya migrasi dipandang sebagai masalah keterbelakangan yang memperburuk pembangunan.

Di Indonesia sendiri, terdapat dua jenis tenaga kerja Indonesia yang saat ini dikenal dengan sebutan PMI (Pekerja Migran Indonesia). Dua sektor tersebut pekerja migran Indonesia professional (formal sector) dan pekerja migran Indonesia non-professional (informal sector). PMI professional (formal sector) adalah pekerja migran asal Indonesia yang memiliki pekerjaan atau sedang bekerja di negara lain (luar negeri) baik pada perusahaan-perusahaan atau di berbagai organisasi dengan kepemilikin badan hukum yang jelas serta terdapatnya ketentuan mengenai kontrak kerja, dan memfasilitasi pekerjanya yakni dengan dilindungi dengan huku-hukum yang berlaku di negara penempatan.

3

Sedangkan PMI non-professional (sektor informal) atau yang biasa disebut dengan istilah

2

Hein de Haas, Migration and development A theoretical perspective, IMI (International Migration Institute), Working papers 9, University of Oxford, diakses dalam https://www.migrationinstitute.org/publications/wp-09-08/@@download/file

3

Ruslan Burhani, 2013., “TKI Formal Lebih Banyak Daripada Informal”,

Antaranews.com diakses dari https://www.antaranews.com/berita/352291/tki-formal-

lebih-banyak-daripada-informal , (16/11/2019, 21.20 WIB)

(3)

3

pekerja domestik / asisten rumah tangga adalah pekerja Indonesia yang memiliki pekerjaan di negara lain (luar negeri) yang digunakan oleh pengguna tunggal / perseorangan serta tidak terlindungi badan hukum yang jelas sehingga hubungan kerjasamanya bersifat individual atau personal dan cenderung rentan menghadapi berbagai permasalahan.

4

Jika dilihat dari negara tujuan pekerja migran, penempatan PMI dalam jumlah besar adalah ke kawasan Asia Pasifik dengan mayoritas ke negara seperti : Malaysia, Taiwan, Korea dan Brunei Darussalam.

5

Total PMI sektor professional (sektor formal) yang bekerja di kawasan Asia Pasifik yakni sebanyak 102.272 orang. Selanjutnya PMI non-professional (sektor informal) ditempatkan di Timur Tengah dengan jumlah 11.915 orang dan di Eropa sebanyak 1.679 orang.

Pada kawasan Asia Timur, Jepang menjadi salah satu negara maju yang saat ini tengah menerima tenaga kerja asing di berbagai bidang tenaga kerja.

Seiring dengan perkembangan dan kemajuan perekonomian Jepang, permasalahan demografi yang saat ini tengah dihadapi Jepang menjadi suatu hambatan bagi perekonomian Jepang di masa mendatang. Permasalahan demografi yang dialami oleh Jepang yaitu berupa Aging Population (Penuaan populasi). Berdasarkan jenis sektor pekerjaan PMI, Jepang adalah salah satu negara maju tujuan Pekerja Migran Indonesia di sektor formal. Pemerintah Indonesia dan pemerintah Jepang sepakat untuk menyusun suatu perjanjian ekonomi kemitraan bilateral, yang

4

ibid

5

Dea Chadiza S, Ke Mana Mengalirnya Guyuran Devisa Para Pekerja Migran, Tirto.id,

diakses dalam https://tirto.id/ke-mana-mengalirnya-guyuran-devisa-para-pekerja-migran-

cJNw (13/7/2020, 13/11/2020, 09.32 WIB)

(4)

4

kemudian dikenal dengan Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA).

Tujuan pembentukan kerangka kerjasama Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement yakni untuk meningkatkan hubungan kemitraan pada

bidang ekonomi diantara kedua belah pihak dengan melalui aktifitas pasar bebas barang, jasa, serta fasilitas, juga investasi dan kerjasama bidang ekonomi. IJEPA diinaugurasi oleh pemerintah Jepang dan dengan pengajuan proposal terkait pembentukan IJEPA yang diwakili oleh Junichiro Koizumi selaku Perdana Menteri Jepang yang menjabar pada saat itu kepada Presiden Indonesia saat itu yakni Ibu Megawati yang dilakukan pada saat Presiden Megawati melakukan kunjungan ke Tokyo tepatnya pada tanggal 22 Juni-25 Juni Tahun 2003 lalu.

6

Setelah melalui beberapa kali rundingan, selanjutnya IJEPA mulai diberlakukan dan iimplementasikan secara efektif pada tanggal 1 Juli 2008.

Melalui pembentukan IJEPA, Indonesia telah memanfaatkan IJEPA sejak tahun 2008 yakni pemerintah Indonesia secara resmi melakukan kerjasama government to government. Pemerintah Jepang menerima perawat (nurse) dan

pekerja perawatan (careworkers/caregivers/kaigofukushishi) dari negara-negara yang menjalin kerjasama EPA salah satunya Indonesia. Sejak dimulainya pelaksanaan program IJEPA pada tahun 2008, Indonesia telah menempatkan perawatnya ke Jepang yakni sejumlah 2.783 perawat dengan rincian 691 kandidat

6

Nuthaila Rahmah. 2017. Hubungan Indonesia – Jepang dalam Perjanjian Indonesia- Japan Economic partnership Agreement di bidang Pertanian. Skripsi mahasiswi Ilmu Hubungan

Internasional Fakultas Ilmu Sosial & Politik. Universitas Hasanuddin.

(5)

5

nurse dan 2.685 kandidat careworkers.

7

Hingga saat ini, Jepang sedang membutuhkan lebih banyak lagi tenaga perawat sebagai nurse dan caregiver dari berbagai negara dikawasan Asia Tenggara termasuk salah satunya Indonesia.

Kebutuhan Jepang akan perawat disebabkan oleh permasalahan aging population Jepang.

Pengiriman perawat melalui IJEPA pada satu sisi mampu memberikan beberapa pengaruh positif bagi dunia keperawatan Indonesia. Salah satunya yakni, IJEPA menjadi solusi pemerintah terhadap kurangnya kemampuan pemerintah untuk menyediakan lapangan pekerjaan bagi perawat di Indonesia. Akan tetapi, pengikisan secara terus menerus terhadap tenaga kerja professional seperti perawat, akan mengancam jumlah ketersediaan perawat professional bagi Indonesia sendiri. Berdasarkan standar rasio jumlah perawat disetiap negara yang ditetapkan oleh WHO, pada kenyataannya Indonesia masih belum mencapai standar jumlah perawat yang ditetapkan oleh WHO tersebut.

Selain itu hingga tahun 2019, Indonesia juga masih belum mencapai sasaran strategis jumlah perawat yang dtargetkan oleh pemerintah Indonesia melalui rencana pengembangan tenaga kesehatan tahun 2011-2025. Menurut pendapat Papademetriou, pada negara pengirim aktivitas migrasi, migrasi tersebut akan berkontribusi pada evolusi dan penipisan yang tidak terkendali dari persediaan tenaga terampil mereka yang sudah sangat sedikit dan anggota

7

Pusat Data dan Infonrmasi, BP2MI “Statistik Perlindungan dan Penempatan”, diakses

dari https://bp2mi.go.id/statistik-penempatan (20/11/2020, 23.15 WIB)

(6)

6

populasi mereka yang sehat, dinamis, dam produktif.

8

Hal demikian tentu saja bertepatan dengan meningkatnya kekhawatiran mengenai brain drain. Menurut Andres Solimano, brain drain atau lebih jelasnya terjadinya kondisi berpindahnya para pekerja atau sumber daya manusia yang professional dan berkualitas dari negara dunia ketiga ke negara-negara inti dalam ekonomi dunia yang menyebabkan kerugian untuk negara asal.

9

Dari pemaparan di atas, penulis akan melakukan penelitian mengenai pengaruh pengiriman perawat (nurse dan careworkers) Indonesia ke Jepang melalui IJEPA pada sumber daya perawat di Indonesia. Penulis tertarik untuk melakukan penelitian terkait pengaruh pengiriman perawat melalui IJEPA untuk memenuhi kuota permintaan nurse dan careworkers Jepang, pada sumber daya perawat di Indonesia yang terus mengalami penurunan jumlah seiring dengan penerapan implementasi kerjasama government to government Indonesia-Jepang ini. Hal tersebut menjadi menarik untuk di kaji dalam studi hubungan internasional untuk melihat akibat dari pengiriman tenaga professional dari negara berkembang seperti Indonesia dalam memenuhi kebutuhan negara-negara inti yang dalam hal ini Jepang untuk memenuhi kekurangan SDM (sumber daya manusia) seperti perawat di negaranya. Melalui skripsi ini, peneliti juga akan melihat pengaruh dari terjadinya brain drain pada sumber daya perawat di Indonesia yang juga menambah ketertarikan penulis dalam penulisan skripsi ini.

8

Hein de Haas, Migration and development A theoretical perspective, IMI (International Migration Institute), Working papers 9, University of Oxford, diakses dalam https://www.migrationinstitute.org/publications/wp-09-08/@@download/file

(27/10/2020, 07.13 WIB)

9

ibid

(7)

7

Dalam melihat kondisi berkurangnya tenaga perawat professional di Indonesia dan pengaruh dari fenomena brain drain tersebut, selain menggunakan data primer, penulis akan menggunakan data sekunder dengan subjek penelitian yakni alumni dan kandidat perawat IJEPA untuk mencapai tujuan penelitian dalam skripsi ini.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana pengaruh pengiriman perawat melalui Indonesia-Japan economic partnership agreement pada sumber daya perawat Indonesia ?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan pemaparan penulis pada latar belakang dan pengambilan rumusan masalah yang diangkat pada penelitian ini, dapat ditetapkan tujuan dan juga manfaat penelitian.

1.3.1 Tujuan Penelitian

Berdasarkan penjelasan pada latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, sehingga tujuan dari penelitian ini yaitu :

1. Memahami lebih dalam mengenai hubungan kerjasama bidang tenaga kerja Indonesia dan Jepang

2. Menganalisa pengaruh pengiriman perawat Indonesia melalui kerangka

IJEPA khususnya terkait pengiriman tenaga perawat professional

Indonesia ke Jepang pada sumber daya perawat Indonesia.

(8)

8 1.3.2 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian yang terdapat dalam skripsi ini yakni sebagai berikut:

a. Manfaat Akademis

Manfaat akademis yang bisa diperoleh dalam penelitian ini yakni untuk memberikan kontribusi terhadap perkembangan ilmu Hubungan Internasional, baik secara teoritis maupun secara konseptual dengan berdasarkan pada kajian pilihan yang diangkat oleh peneliti maupun untuk menjadi bahan referensi untuk pihak-pihak lain yang akan melakukan analisa kajian yang sekiranya sama atau memiliki hubungan dengan kajian yang diangkat oleh penulis dalam skripsi ini.

b. Manfaat Praktis

Sementara itu, manfaat praktis yang ingin diperoleh penulis yakni untuk memenuhi syarat terhadap pengerjaan tugas akhir mahasiswa untuk melaksanakan ujian sidang strata atau (S-1) pada program studi Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Malang.

1.4 Penelitian Terdahulu

Pada penelitian yang diangkat oleh penulis dalam tulisan ini akan

didukung dengan penjelasan-penjelasan resmi yang berfungsi sebagai pendukung

terhadap pembuktian sebuah konflik yang sudah diteliti sebelumnya. penelitian

terdahulu ini nantinya akan memudahkan penelitian untuk menyatakan perihal

(9)

9

demikian juga akan berguna untuk dapat membantu menjawab rumusan masalah yakni bagaimana pengaruh IJEPA terhadap hubungan kerjasama kertenagakerjaan dan pengiriman pekerja migran Indonesia ke Jepang.

Penelitian terdahulu pertama yaitu penelitian oleh Dian Islamawati yang disusun dalam bentuk jurnal dengan judul “Faktor Domestik di Balik Kerjasama Ekonomi Kebijakan Jepang Terhadap Indonesia Dalam Skema Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement 2008-2018”. Adapun tipe

penelitian yang digunakan pada penelitian terdahuli ini yakni deskriptif kualitatif dan menggunakan teori kepentingan nasional. Dengan konsep tersebut penulis fokus dalam menganalisis kepentingan Jepang dalam IJEPA untuk mencapai kepentingan nasionalnya.

Dalam tulisan ini penulis menjabarkan bahwa Jepang dalam melakukan kerjasama IJEPA didasari atas kepentingan nasionalnya untuk mendapatkan citra baik dari negara yang pernah dijajahnya, yaitu Indonesia. Kepentingan Jepang di Indonesia ini dapat didefinisikan ke dalam kepentingan nasional bentuk middle range objectives. Kepentingan nasional Jepang dalam pemberian bantuan ODA ke Indonesia merupakan implementasi dari non-political cooperation, yaitu Jepang memberikan bantuan ODA untuk menjaga hubungannya dengan Indonesia. Sedangkan kerjasama IJEPA merupakan implementasi dari promotion of national prestige, yaitu bantuan ODA yang telah dilancarkan selama 50 tahun

dilanjutkan dengan menjalin kerjasama ekonomi bilateral melalui skema IJEPA.

Pada penelitian terdahulu yang pertama ini mempunyai persamaan juga

perbedaan terhadap penelitian yang diangkat penulis dalam skripsi ini. Persamaan

(10)

10

dalam penelitian ini yakni sama-sama menganalisis perjanjian IJEPA. Terdapat beberapa perbedaan yang menjadi perbedaan diantara keduanya yakni dalam penggunaan dan pengaplikasian konsep terhadap topik yang dibahas pada kedua penelitian ini. Selain itu, fokus dalam pembahasan penelitian terdahulu yang pertama ini mengarah kepada pengaruh dari implementasi IJEPA terhadap kondisi tenaga kerja perawat di Indonesia.Sedangkan penelitian terdahulu yang pertama ini fokus untuk menganalisis kepentingan Jepang dalam perjanjian IJEPA yang akan menguntungkan negaranya saja.

Adapun hasil dari penelitian ini yaitu ASEAN, dan stabilitas domestik Indonesia bisa mempengaruhi Kawasan tersebut. Ketika Jepang membangun Indonesia, secara tidak langsung membangun ASEAN. Maka kerjasama Jepang dengan Indonesia dimaksudkan untuk menjaga dominasi Jepang di Asia Tenggara. Selain itu juga, Jepang dianggap membutuhkan pengakuan dan kepercayaan dari berbagai negara di kawasan Asia Tenggara. Hal ini terkait dengan adanya rencana revisi pada Pasal IX Konstitusi Pasifis-nya. Revisi tersebut akan dilakukan oleh Perdana Menteri Shinzo Abe.

Penelitian terdahulu yang kedua yaitu penelitian oleh Muhammad Azmi yang disusun dalam bentuk skripsi dengan judul “Dampak Kerjasama Indonesia-Japan Economic Partmership Agreement Terhadap Industri Manufaktur Indonesia”. Penulisan dalam penelitian terdahulu kedua menggunakan tipe deskriptif dan menggunakan analisis berdasarkan teori liberalisme serta konsep kerjasama internasional dan industry manufaktur.

Dengan teori dan konsep tersebut penulis fokus pada analisis dampak IJEPA

(11)

11

terhadap industry manufaktur di Indonesia. Dalam penulisan ini penulis menjabarkan bahwa sebagai negara berkembang, Indonesia banyak dibantu oleh Jepang melalui kerjasama IJEPA. Sebagai mitra dagang Indonesia yang potensial memang banyak memberikan bantuan terutama investasi pada sector industry manufaktur Indonesia. Investasi Jepang tersebut dilakukan program Pusat Pengembangan Industri Manufaktur (MIDEC).

Pada penelitian terdahulu yang kedua ini terdapat persamaan maupun perbedaan dengan yang diteliti oleh penulis pada penulisan ini. Persamaan dalam penelitian ini antara lain kesamaan dalam analisa terhadap perjanjian IJEPA dengan meilihat dampak atau pengaruhnya terhadap salah satu sektor tertentu.

Sedangkan perbedaan dalam kedua tulisan ini adalah pemilihan pada sektor penelitiannya yakni penulis pada penulisan ini memilih pada sektor movement of natural person khususnya pengiriman perawat. Sedangkan pada penelitian

terdahulu yang kedua memilih untuk melihat dampak IJEPA pada sektor investasi khususnya pada industry manufactur.

Adapun hasil dari penelitian terdahulu yang kedua ini adalah, kerjasama IJEPA dapat memiliki pengaruh terhadap perdagangan antara Indonesia-Jepang dengan negara-negara lainnya di dunia. Adanya pengembangan terhadap kualitas industri manufaktur khususnya bidang otomotif, dianggap mampu menaikkan aktivitas ekspor produksi bidang industry. Hal tersebut karena, produk yang dikeluarkan telah memiliki standar internasional serta dinyatakan layak pakai.

Sepanjang tahun 2008 hingga 2010, ekspornya meningkat sangat baik. Hal ini

menambah devisa negara bagi partumbuhan ekonomi.

(12)

12

Penelitian terdahulu yang ketiga yaitu penelitian oleh Tia Ayu Sulistyana yang disusun dalam bentuk skripsi dengan judul “Kerjasama Internasional Jepang Dengan Indonesia Dan Filipina Dalam Memenuhi Kebutuhan Tenaga Kerja Di Jepang”. Penelitian ini menggunakan tipe penelitian kualitatif dimana menggabungkan proses tiga aspek yaitu deskriptif, klasifikasi dan koneksi serta dengan menggunakan konsep kerjasama internasional. Dengan konsep tersebut peneliti fokus pada analisis upaya pemerintah Jepang dalam memenuhi kebutuhan tenaga kerja di negaranya.

Dalam penulisan ini penulis menjabarkan bahwa pemerintah Jepang pun mengatasi kekurangan tenaga kerja ini secara eksternal yaitu dengan menjalankan hubungan kerjasama interasional secara bilateral dengan Indonesia dan Filipina.

Adapun skema kerjasama yang dibentuk dan digunakan dalam kerjasama ini yakni dikenal dengan istilah TITP (Technical Intern Training Program) dan EPA (Economic Partnership Agreement). Jepang menjalin kerjasama internasional dalam skema TITP dan EPA tersebut karena pemerintah Jepang tidak mampu menyelesaikan permasalahannya sendiri dan membutuhkan bantuan dari negara lain. TITP dan EPA ini merupakan kerjasama internasional yang sama-sama melakukan transfer tenaga kerja dari negara-negara berkembang ke Jepang.

Pada penelitian terdahulu yang ketiga ini terdapat persamaan serta perbedaan dengan kajian yang diteliti oleh penulis pada penulisan skripsi ini.

Persamaan dalam penelitian ini antara lain kesamaan dalam pemilihan konsep

internasional untuk menganalisis fokus tujuan penelitian ini. Sedangkan

perbedaan dalam kedua tulisan ini adalah, selain jumlah pemilihan negara yang

(13)

13

mencakup dua negara berkembang yakni Indonesia dan Filipina, peneliti pada penelitian terdahulu yang ketiga yaitu penulis lebih fokus membahas usaha yang dilakukan oleh pemerintah Jepang dengan Indonesia dan Filipina untuk mengatasi masalah kekurangan tenaga kerjanya dimana TTIP dan EPA menjadi bagian dari upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah Jepang. Adapun hasil dari penelitian ini adalah pemerintah Jepang melakukan kerjasama melalui skema TITP dengan beberapa negara seperti Tiongkok, Vietnam, Indonesia, Filipina, Thailand, Kamboja, Myanmar, India, Laos, Mongolia, Bangladesh, Sri Lanka, Bhutan, dan lain sebagainya. Sedangkan melalui skema EPA, pemerintah Jepang pun juga banyak melalukan kerjasama serupa dengan beberapa negara namun penelitian ini hanya difokuskan pada IJEPA (Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement) dan Philipinnes-Japan Economic Partnership Agreements (PJEPA).

Kerjasama internasional ini saling memberikan keuntungan terhadap negara- negara tersebut.

Penelitian terdahulu keempat yaitu penelitian oleh Angela Certa Anisya

yang disusun dalam bentuk skripsi dengan judul “Kebijakan Pemerintah

Jepang Dalam Menangani Krisis Tenaga Kesehatan Melalui Kerjasanma

Dengan Indonesia Dan Filipina”. Penelitian ini menggunakan tipe penelitian

deskriptif serta dengan menggunakan konsep kebijakan luar negri dan kemitraan

ekonomi. Berdasarkan konsep tersebut peneliti fokus pada kebijakan Jepang untuk

mengatasi kondisi kekurangan pekerja nurse dan careworkers di Jepang melalui

dibentuknya kerjasama internasional dengan Indonesia dan Filipina.

(14)

14

Pada penelitian terdahulu yang keempat ini memiliki perbedaan dengan yang diteliti oleh penulis dalam penulisan ini. Pada penelitian terdahulu keempat, penulis mengambil fokus pada pengambilan kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah Jepang yakni dengan Indonesia dan Filipina. Dalam penelitian ini dijelaskan bahwa untuk mensiasati kondisi kurangnya tenaga perawat di Jepang, pemerintah Jepang akhirnya merumuskan sebuah kebijakannya terkait kerjasama ekonomi yaitu Economic Partnership Agreement (EPA). Adapun salah satu poin didalam EPA adalah terkait aktivitas impor tenaga kesehatan yaitu perawat untuk masuk dan bekerja di Jepang. Pada kesepakatan kerjasama EPA ini, Jepang menjalin kerjasama dengan Indonesia yang dinamai dengan IJEPA. Dalam hal ini, Indonesia bertugas sebagai penyedia tenaga perawat untuk bekerja sebagai nurse dan careworkers di Jepang

Penelitian terdahulu yang kelima yaitu penelitian oleh Ari Wigiarti yang disusun dalam bentuk skripsi dengan judul “Kerjasama Indonesia-Jepang Pada Industri Otomotif Mobil Jepang di Indonesia Melalui Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA)”. Penelitian terdahulu kelima

menggunakan tipe penelitian jenis kualitatif dengan metode penelitian deskriptif analisis dengan menggunakan konsep kerjasama internasional, kerjasama bilateral, EPI, perdagangan ekspor dan impor, serta konsep perindustrian.

Berdasarkan konsep tersebut peneliti fokus pada analisis kerjasama yang terjalin

antara Indonesia danJepang dalam kerangka IJEPA khususnya pada sektor

otomotif serta keuntungan dan keruigiannya bagi perekonomian Indonesia.

(15)

15

Pada penelitian terdahulu yang kelima ini terdapat persamaan maupun perbedaan dengan yang diangkat oleh penulis. Kedua penelitian yang di analisis oleh penulis pada penelitian ini dan peneliti pada penelitian terdahulu kelima sama-sama membahas terkait salah satu sektor pada kerjasama IJEPA. Akan tetapi dalam penulisan ini penulis memilih untuk mengangkat analisa terkait pengaruh implementasi IJEPA terhadap kondisi perawat Indonesia, sedangkan penelitian terdahulu kelima lebih fokus untuk melihat kerjasama Jepang dan Indonesia di industri otomotif mobil Jepang dalam kerangka IJEPA. Adapun hasil dari penelitian ini adalah perubahan bea masuk hingga 0% yang akan membawa keuntungan bagi Indonesia dan Jepang. Adanya perjanjian industry otomotif ini mobil Jepang di Indonesia semakin meningkat pertumbuhan dan tingkat produksinya. dengan adanya LCGC atau mobil murah mempermudah masyarakat Indonesia memiliki kendaraan roda 4. Dalam penelitian ini disebutkan bahwa IJEPA masih merupakan system terhadap pengaturan terkait tarif dagang dimana Indonesia-Jepang telah menyepakati penurunan terkait tarif Bea Masuk (BM) dari aktivitas impor masing-masing kedua negara.

Penelitian terdahulu yang keenam yaitu penelitian oleh Reffida Dyah

Arishanti yang disusun dalam bentuk skripsi dengan judul “Kepentingan

Jepang Terhadap Indonesia Di Bawah Kerjasama Bilateral Indonesi Japan

Economic Partnership Agreement 2008-2017“. Penelitian tersebut

menggunakan tipe penelitian kualitatif dengan menggunakan konsep national

Interest, dan rational choice. Dengan konsep tersebut penulis fokus untuk

menganalisa latarbelakang atau kepentingan Jepang yang menyebabkan Jepang

(16)

16

menjalin kerjasama dengan Indonesa. Pada penelitian terdahulu yang keenam ini terdapat persamaan dalam topik yang dipilih yakni kerjasama IJEPA serta melihat strategi Jepang pada perjanjian IJEPA yang berdampak terhadap beberapa sektor salah satunya sektor movement of natural person. Sementara itu perbedaan terdapat pada fokus pembahasan penelitian terdahulu keenam yakni mengenai aspek kepentingan Jepang terhadap Indonesia di beberapa sector serta penggunaan teori yang dipilih untuk membahas topik yang dibahas dalam penulisan skripsinya.

Kesimpulan dari penelitian terdahulu ini yakni, terbentuknya IJEPA

menjadikan Jepang sebagai pihak yang lebih banyak diuntungkan pada perjanjian

kerjasama IJEPA dan Jepang juga mempertahankan keberadaanya di kawasan

Asia. Terjadinya fenomena persaingan dalam ekonomi global dengan aktifnya

negara-negara lain dan juga berpotensi sebagai lawan baru bagi Jepang yang

seperti Tiongkok. Adapun yang menjadi kepentingan Jepang terhadap Indonesia

di dalam pelaksanaan kerangka IJEPA sebagai kerjasama ekonomi yang

berbentuk bilateral ini adalah: Pertama, Jepang dianggap akan memanfaatkan

melimpahnya sumber daya Indonesia yaitu khususnya batu bara dan minyak bumi

untuk dapat mencukupi pasokan kebutuhan energi di Jepang. Selanjutnya, Jepang

hanya ingin memanfaatkan pekerja Indonesia yang bergerak dibidang

keperawatan untuk bekerja sebagai nurse dan careworker di Jepang dalam

mengatasi permasalahan aging population Jepang yang diprediksikan bahwa

kedepannya akan terus mengalami peningkatan. Ketiga, tujuan Jepang untuk

meningkatkan investasinya dianggap sebagai pertimbangan terkait adanya pekerja

(17)

17

murah sehingga akan berpengaruh terhadap biaya produksinya yang mengecil.

Keempat, Jepang dinilai hanya mengambil keuntungan sepihak melalui skema

pembebasan bea masuk Indonesia-Jepang. Adanya pola hubungan yang saling

melengkapi antara keduanya, menjadikan Indonesia tidak maksimal dalam

mengambil adanya peluang dan manfaat terhadap pembentukan IJEPA.

(18)

18 Tabel 1.1 Posisi Penelitian

NO NAMA PENELITI

JUDUL PENELITIAN

TEORI/KONSEP HASIL PENELITIAN

1 Dian Islamawati

Faktor Domestik dibalik Kerjasama Ekonomi Kebijakan Jepang Terhadap Indonesia Dalam Skema Indonesia- Japan Economic Partnership

Agreement 2008- 2018

Kepentingan Nasional

Kepentingan nasional Jepang dalam pemberian bantuan ODA ke Indonesia merupakan implementasi dari non-political cooperation, yaitu Jepang memberikan bantuan ODA untuk menjaga hubungannya dengan Indonesia. Sedangkan kerjasama IJ-EPA merupakan implementasi dari promotion of national prestige, yaitu bantuan ODA yang telah dilancarkan selama 50 tahun dilanjutkan dengan menjalin kerjasama ekonomi bilateral melalui skema IJEPA.

2 Muhammad Azmi

Dampak Kerjasama Indonesia-Japan Economic Partnership

Agremeent (IJEPA) Bagi Perekonomian Indonesia di Sektor Industri

- Globalisasi - Globalisasi Ekonomi - Integrasi

Ekonomi - Kepentingan

Nasional.

Kerjasama ini dapat berpengaruh terhadap bidang perdagangan antara Indonesia dan Jepang juga negara-negara lainnya. Meningkatnya kualitas pada industry manufaktur khsusnya otomotif, mampu menaikkan nilai ekspor Indonesia terkait produksi industri. Sepanjang tahun 2008 hingga 2010, ekspornya meningkat sangat baik. Hal ini menambah devisa negara bagi partumbuhan ekonomi.

3 Tia Ayu Sulistyana

Kerjasama

Internasional Jepang Dengan Indonesia dan Filipina Dalam Memenuhi

Kebutuhan Tenaga Kerja di Jepang

Kerjasama Internasional

Pemerintah Jepang melakukan kerjasama melalui skema TITP dengan beberapa negara seperti Tiongkok, Vietnam, Indonesia, Filipina, Thailand, Kamboja, Myanmar, India, Laos, Mongolia, Bangladesh, Sri Lanka, Bhutan, dan lain sebagainya. Sedangkan melalui skema EPA, pemerintah Jepang pun juga banyak melalukan kerjasama serupa dengan beberapa negara namun penelitian ini hanya difokuskan pada IJEPA (Indoensia-Japan Economic Partnership Agreement) dan PJEPA (Philipinnes-Japan Economic Partnership Agreements).

Kerjasama internasional ini

saling menguntungkan kedua

(19)

19

belah pihak.

4 Angela Certa Anisya

Kebijakan

Pemerintah Jepang Dalam Menangani Krisis Tenaga Kesehatan Melalui Kerjasama Dengan Indonesia dan Filipina

- Kebijakan Luar Negeri

- Kemitraan Ekonomi

Untuk mengatasi kondisi krisis tenaga perawat di Jepang, pemerintah Jepang telah

merumuskan suatu

kebijakannya Economic Partnership Agreement (EPA).

Salah satu poin dalam kerjasama IJEPA adalah terkait pengiriman tenaga perawat untuk masuk dan bekerja di Jepang. Dalam kerjasama Indonesia Jepang skema IJEPA ini, Indonesia bertugas sebagai menjadi negara penyedia tenaga perawat untuk dikirim Jepang dan bekerja sebagai nurse dan careworkers.

5 Ari Wigiarti Kerjasama Indonesia- Jepang Pada Industri Otomotif Mobil di Jepang

- Kerjasama Internasional - Kerjasama

Bilateral

- Ekonomi Politik Internasional - Perdagangan Ekspor Impor - Perindustrian

Perubahan bea masuk Indonesia Jepang hingga 0% membawa keuntungan bagi kedua belah pihak. Dengan adanya perjanjian pada sector industry otomotif ini, jumlah mobil Jepang di Indonesia semakin meningkat pertumbuhan dan jumlah produksinya. dengan adanya LCGC atau mobil murah akan mempermudah masyarakat Indonesia untuk memiliki kendaraan roda 4. Dalam penelitian ini dijelaskan bahwa IJEPA masih merupakan sebuah system yang mengatur tarif dagang dimana Indonesia dan Jepang menyepakati adanya penurunanakan tarif Bea Masuk (BM) atas impor kedua negara.

6 Reffida Dyah Arishanti

Kepentingan Jepang Terhadap Indonesia di bawah Kerjasama Billateral Indonesia- Japan Economic Partnership

Agremeent 2008- 2017

- National Interest - Rational Choice

Adanya IJEPA sebagai

kerangka ekonomi Indonesia

Jepang, Jepang menjadi pihak

yang lebih banyak diuntungkan

melalui kerangka IJEPA. Jepang

diduga hanya mempertahankan

keberadaannya pada kawasan

Asia dan di tengah munculnya

fenomena persaingan dalam

ekonomi global. Hal tersebut

dipacu oleh munculnya negara-

negara yang dianggap

berpotensi menjadi kompetitor

baru bagi Jepang yakni seperti

Tiongkok.

(20)

20 7 Khairunnisa Pengaruh Pengiriman

Perawat Melalui Indonesia-Japan Economic Partnership

Agreement Pada Sumber Daya Perawat Indonesia

- Dependency Theory

- Brain Drain Concept

Implementasi pengiriman perawat Indonesia ke Jepang berpengaruh terhadap kondisi tenaga kerja perawat di Indonesia. Migrasi yang dilakukan oleh perawat professional di Indonesia menyebabkan berkurangnya tenaga kerja professional di Indonesia, menimbulkan ketergantungan, dan menyebabkan terjadinya brain drain di Indonesia.

1.5 Landasan Konseptual 1.5.1 Dependency Theory

Melalui pandangan historical-structural, penulis akan menggunakan Dependency Theory sebagai alat analisa yang merupakan salah satu teori turunan

dari perspektif ini. Andre Gunder Frank adalah pelopor dari teori ketergantungan yang berhipotesis bahwa kapitalisme global dimana migrasi sebagai salah satu manifestasinya, berkontribusi terhadap perkembangan keterbelakangan.

10

Pandangan sarjana teori ketergantungan (dependency theory) ini melihat migrasi tidak hanya merugikan ekonomi negara-negara terbelakang tetapi juga sebagai salah satu kesatuan penyebab keterbelakangan dan bukan sebagai jalan untuk menuju pembangunan negara.

11

Pada umumnya, migrasi pada sektor formal menyebabkan para profesional dari negara berkembang bersedia untuk menjalani

10

Hein de Haas, Migration and development A theoretical perspective, IMI (International Migration Institute), Working papers 9, University of Oxford, diakses dalam https://www.migrationinstitute.org/publications/wp-09-08/@@download/file

(27/10/2020, 07.13 WIB)

11

ibid

(21)

21

proses penjaringan dan pemeriksaan yang rumit untuk mendapatkan ladang pekerjaan di negara maju.

12

Berdasarkan alasan sejarahnya, negara berkembang tidak mampu untuk mengatasi ketersediaan lapangan pekerjaan untuk semua tenaga kerja professionalnya. Sehingga dikarenakan hal tersebut, keterampilan yang dimiliki oleh para ahli professional tersebut digunakan lagi untuk perkembangan dunia Barat. Sementara itu, negara pengirim yang berasal dari negara berkembang akan mengalami brain drain, dan perkembangan negara yang lemah. Menurut International Organization of Migration (IOM), implikasi migrasi dari negara

berkembang ke negara maju adalah terjadinya peningkatan migrasi yang stabil ke negara-negara kapitalis.

13

Sedangkan keuntungan dunia maju dari layanan migrasi internasional tersebut adalah sebaliknya. Dalam hal ini, negara berkembang sebagai pemasok tenaga professional mengalami kekalahan telak dalam pemanfaatan tenaga professionalnya yang telah lama dilatih dan dididik dalam hal pendidikan. Sedangkan negara maju memperoleh banyak keuntungan untuk mengembangkan negaranya dengan adanya jasa para imigran professional.

Melalui kondisi demikian dalam hal migrasi internasional menurut pandangan teori dependensi, negara berkembang menjadi sekelompok pelatihan tenaga professional yang pada akhirnya para tenaga professional tersebut akhirnya melakukan migrasi ke negara maju untuk berkontribusi terhadap pengembangan lebih lanjut sementara negara mereka akan tetap terbelakang. Meskipun negara

12

Ayokunie Olomuyiwa O, Dependency theory. The Encyclopedia of Global Human Migration, February 2013, diakses dalam DOI: 10.1002/9781444351071.wbeghm165 (27/10/2020, 08.13 WIB)

13

ibid

(22)

22

berkembang sebagai negara pengirim akan memperoleh pengriman remitansi kembali, jauh dari hal tersebut negara berkembang akan mengalami kehilangan banyak tenaga profesionalnya. Oleh karena itu, ketergantungan mereka semakin memperkuat keterbelakangan mereka tidak hanya melalui hubungan pertukaran ekonomi yang eksploitatif, tetapi juga melalui migrasi progresif yakni tenaga kerja professionalnya yang pergi ke negara-negara kapitalis.

Jepang adalah negara yang menjadi negara tujuan migrasi internasional dari berbagai negara berkembang dunia. Dalam kerjasama Indonesia dengan Jepang melalui kerangka IJEPA khususnya sektor movement of natural person, Jepang membuka migrasi terhadap tenaga kerja perawat Indonesia yang sudah berlangsung sejak tahun 2008. Saat ini Indonesia telah mengirimkan tenaga kerja perawat profesionalnya sebanyak XII batch pengiriman sejak tahun 2008-2019.

Meskipun sempat mengalami jumlah penurunan yang signifikan pada tahun 2010- 2014, jumlah pengiriman perawat kembali stabil dan terus mengalami peningkatan di tahun 2008-2019.

Berdasarkan pandangan dependency theory dan rumusan permasalahan

pada penilitian ini maka, dependency theory Andre Gunder Frank akan digunakan

oleh penulis untuk melihat pengaruh pengiriman tenaga perawat professional

Indonesia ke Jepang pada sumber daya perawat di Indonesia. Dimana dalam hal

ini Andre Gunder Frank menjelaskan bahwa pengaruh migrasi internasional yang

dilakukan oleh tenaga professional akan menyebabkan keterbelakangan

pembangunan di negara pengirim. Selain itu, negara pengirim hanya bertugas

untuk mendidik tenaga professionalnya ketika dilakukannya migrasi internasional

(23)

23

tenaga professional yang akan menyebabkan berkurangnya tenaga professional di negara pengirim.

Tenaga perawat merupakan salah satu dari tenaga kesehatan yang dibutuhkan dalam pelayanan kesehatan di Indonesia. Dengan adanya migrasi Internasional yang dilakukan oleh tenaga professional seperti perawat ini maka, akan berpengaruh terhadap pembangunan kesehatan di Indonesia. Dalam hal ini, pembangunan yang dimaksud adalah terkait sasaran strategis pemerintah Indonesia di dalam rencana pengembangan tenaga kesehatan Indonesia tahun 2011 dan 2019. Sehingga berkaitan dengan pandangan dependency theory Andre Gunder Frank, Indonesia yang sedang mengalami kondisi krisis tenaga perawat justru terus melakukan pengiriman perawat ke Jepang untuk memenuhi kebutuhan perawat di Jepang. Migrasi Internasional yang dilakukan oleh tenaga perawat menyebabkan pendayagunaan perawat Indonesia untuk kebutuhan dalam negerinya belum maksimal dan kemudian mengancam ketersediaan tenaga perawat di Indonesia saat ini dan di masa mendatang.

1.5.2 Brain Drain Concept

Menurut Wickramasekara, secara umum istilah brain drain dapat diartikan sebagai migrasi internasional permanen atau jangka panjang dari orang- orang terampil yang telah menjadi subjek investasi pendidikan yang cukup besar oleh masyarakat mereka sendiri.

14

Menurut Murro pengurasan otak atau brain

14

Mohammad A.Chaichian, The new phase of globalization and brain drain: Migration

of educated and skilled Iranians to the United States, diakses dalam

https://doi.org/10.1108/03068291211188857 (27/10/2020, 08.25 WIB)

(24)

24

drain juga kadang disebut sebagai “migrasi terfokus” yang dipromosikan oleh

negara berkembang yakni bagi para imigran profesional yang berpendidikan tinggi.

15

Berdasarkan conventional theory of economic development and growth.

menyimpulkan bahwa migrasi warga negara berpendidikan akan menghambat pertumbuhan ekonomi mereka karena mereka akan digantikan oleh individu lain yang berpendidikan dan berketerampilan rendah. Pada sekitar tahun 1960 dan awal 1970, brain drain adalah fenomena yang cukup baru yang telah berkembang dengan fase baru globalisasi. Karakteristik utama dari fase baru ini adalah kecenderungan untuk menyatukan bangsa dan orang-orang melampaui batas-batas politik untuk memfasilitasi arus bebas barang dan jasa, modal, pengetahuan dan keterampilan, serta pergerakan orang-orang.

Beberapa sarjana berpendapat bahwa brain drain sebagai produk sampingan ekonomi kapitalis dunia yang diarahkan untuk pembangunan ekonomi di negara-negara inti yang dibebani oleh negara periphery. Sistem seperti ini mendorong orang yang berada di pinggiran atau semi-pinggiran yang memiliki keterampilan atau pendidikan tinggi untuk pindah ke negara inti, dan memperkuat posisi inti lebih lanjut dalam sistem dunia. Berdasarkan study yang dilakukan oleh Frederic Docquier, adapun konsekuensi merugikan dari brain drain yakni :

16

15

Ibid

16

Frederic Docquier, The brain drain from developing countries,: The brain drain

prodeces many more losers than winners in developing countries, diakses dalam

https://wol.iza.org/uploads/articles/31/pdfs/brain-drain-from-developing-countries.pdf

(27/10/2020, 08.36 WIB)

(25)

25

a. Brain drain akan menyebabkan kerugian fiskal di negara pengirim.

Dalam hal ini, pemerintah telah melakukan berbagai tindakan untuk menyediakan investasi pendidikan terhadap tenaga kerja professional di negaranya. Sehingga, dengan adanya brain drain maka akan menyebabkan sedikitnya tenaga professional di negara pengirim seperti contohnya dalam hal ini yakni tenaga kesehatan.

b. Aktivitas brain drain akan menyebabkan kondisi kekurangan tenaga kerja dalam aktivitas utama seperti halnya tenaga kesehatan yang beremigrasi dalam jumlah besar dan tidak proporsional akan merusak kemampuan negara untuk menangani krisis kesehatan di negaranya.

Dalam hal ini, brain drain akan menyebabkan negara pengirim mengalami kekurangan tenaga kesehatan professionalnya yang dibutuhkan dalam melakukan pelayanan kesehatan di negaranya

Berdasarkan konsep brain drain, penulis menggunakan pandangan konsep ini untuk menjelaskan pengaruh dari terjadinya brain drain tenaga kerja perawat ke Jepang melalui kerangka IJEPA pada sumber daya perawat di Indonesia. Akibat ketatnya standar perekrutan yang diterapkan oleh pemerintah Jepang dalam perjanjian ini, migrasi internasional atau brain drain yang dilakukan oleh tenaga perawat ke Jepang menyebabkan kondisi yang merugikan bagi sumber daya perawat Indonesia.

Tenaga kerja perawat Indonesia di Jepang yang berhasil menembus ujian

perawat Jepang atau kokka shiken Jepang adalah para perawat Indonesia yang

berkemampuan dan berketerampilan serta professionalitas yang tinggi. Sehingga

(26)

26

menyebabkan mereka mampu untuk menetap dan bekerja di Jepang dengan jumlah pendapatan yang tinggi dari pendapatan perawat di Indonesia. Akan tetapi, bagi mereka yang tidak berhasil untuk menembus ujian kokka shiken jepang, para kandidat akan dipulangkan kembali ke Indonesia setelah menyelesaikan kontrak magangnya di Jepang. Hal ini kemudian akan memicu adanya pengaruh dari brain drain tenaga perawat menyebabkan berkurangnya kemampuan medis yang

dimiliki kandidat perawat IJEPA yang tidak lulus di Jepang setelah kembali ke dunia keperawatan di Indonesia.

1.6 Metode Penelitian

Adapun metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

1.6.1 Jenis Penelitian

Pada penelitian ini, penulis menggunakan jenis penelitian kualitatif.

Sedangkan pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan deskriptif. Penelitian deskriptif dimaksudkan untuk mengeksplor dan mengklasifikasikan terhadap suatu fenomena atau kenyataan sosial dan dengan cara mendeskripsikan beberapa variabel yang berkaitan pada topik atau isu dan unit yang dibahas oleh diteliti.

17

Dalam penelitian ini, penulis akan memaparkan beberapa aspek yang terkait dalam aktivitas pengiriman perawat Indonesia ke Jepang melalui implementasi IJEPA dan bagaimana pengaruhnya terhadap

17

Sanapiah, Faisal.2003. Format-format Penelitian Sosial Cetakan keenam, PT Grafindo

Persada, Jakarta, hal 107

(27)

27

kondisi tenaga kerja perawat di Indonesia. Sehingga nantinya berdasarkan analisa tersebut dapat menghasilkan secara spesifik fenomena sosial yang sedang terjadi.

1.6.2 Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini mengambil dua teknik pengumpulan data yaitu dengan pengumpulan data primer dan sekunder untuk memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Pada pengambilan data primer penulis melakukan studi pustaka atau library research. Dalam proses pengumpulan data ini, penulis akan mengeksplorasi data-data yang berhubungan terkait kerjasama pengiriman perawat Indonesia ke Jepang melalui kerangka IJEPA. Dalam hal ini, data yang diporoleh oleh peneliti bersumber dari jurnal, website resmi, buku, serta artikel yang relevan dengan topik yang dibahas. Data yang digunakan dapat berupa media cetak dan media elektronik.

Sementara itu, perolehan data sekunder dilakukan dengan melakukan wawancara pada 20 perawat IJEPA yang dimana merupakan subjek penelitian dalam judul yang akan dibahas oleh penulis pada penelitian ini. Perawat IJEPA yang menjadi subjek peneliti terdiri dari kandidat perawat IJEPA yang sedang bekerja/magang di Jepang dan alumni kandidat perawat IJEPA (tidak lulus kokka shiken). Wawancara dilakukan oleh penulis dengan menggunakan metode daring.

Metode daring yang dimaksud yaitu, pengisian kuisioner melalui platform google form dan disebarkan pada alumni dan juga kandidat perawat IJEPA di Jepang.

Data sekunder pada analisis skripsi ini berfungsi untuk mendukung dan

memperkuat hasil perolehan data primer yang diperoleh penulis pada penelitian

(28)

28

ini. Selanjutnya, data-data yang telah dikumpulkan tersebut kemudian akan dijelaskan dengan beberapa bagian bab dan sub-bab pembahasan yang disesuaikan dengan sistematika penulisan pada penelitian ini.

1.6.3 Teknik Analisa Data

Penelitian ini menggunakan teknik analisis data kualitatif dengan model taksonomi. Tujuan dari metode kualitatif yaitu untuk mencari pengertian yang lebih spesifik dan mendalam terkait adanya suatu fakta, gejala, dan realita.

18

Dimana gejala, fakta dan realita serta peristiwa hanya dapat dimengerti apabila peneliti menelitinya dengan spesifik, mendalam serta tidak hanya terbatas terhadap pandangan pada permukaan saja.

19

Teknik analisa dengan model taksonomi ini nantinya akan menghasilkan taksonomi yang meringkas pengaruh pengiriman perawat melalui IJEPA pada sumber daya perawat di Indonesia.

1.6.4 Ruang Lingkung Penelitian a. Batasan Waktu

Dalam penelitian ini, penulis memilih batasan waktu yakni sejak tahun 2008-2019. Indonesia secara resmi menjalankan perjanjian IJEPA yakni pada tahun 2008 dan pada tahun itu juga Indonesia mulai aktif untuk mengirimankan perawat professionalnya ke Jepang melalui skema IJEPA. Berdasarkan pada data yang disebutkan oleh BP2MI (Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia), jumlah pengiriman perawat

18

Dr. J. R. Raco, M.E, M.Sc, 2010, Metode Penelitian Kualitatif Jenis, Karakteristik, dan Keunggulannya, Jakarta : PT. Grasindo

19

Ibid

(29)

29

professional Indonesia ke Jepang hingga tahun 2019 adalah sebanyak 2.783 perawat. Untuk melihat pengaruh pengiriman perawat melalui kerangka IJEPA pada sumber daya perawat Indonesia maka, diperlukan analisis sejak diresmikan atau sejak tahun pertama dilakukannya pengiriman perawat melalui perjanjian IJEPA ini. Sehingga batasan waktu yang dipilih oleh penulis adalah tahun 2008-2019.

b. Batasan Materi

Batasan materi pada penelitian ini adalah berfokus terhadap

fenomena yang terjadi diantara kedua negara terkait pengaruh dari

implementasi perjanjian kerjasama IJEPA khususnya dalam pengiriman

perawat Indonesi ke Jepang yang berdampak pada pola ketergantungan

dan terjadinya brain drain.

(30)

30 1.7 Sistematika Penulisan

Tabel 1.2 Sistematika Penulisan

BAB JUDUL BAB ISI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian 1.3.2 Manfaat Peneliatian 1.4 Penelitian Terdahulu 1.5 Landasan Konseptual

1.5.1 Dependency Theory 1.5.2 Brain Drain Concept 1.6 Metode Penelitian

1.6.1 Jenis Penelitian

1.6.2 Teknik Pengumpulan Data 1.6.3 Teknik Analisa Data 1.6.4 Ruang Lingkup Penelitian 1.7 Pengorganisasian Tulisan 1.8 Sistematika Penulisan BAB II PEMBAHASAN :

Hubungan Kerjasama Indonesia-Jepang Terkait Pengiriman Perawat Melalui Kerangka IJEPA

2.1 EPA (Economic Partnership Agreement) Sebagai Model Kerjasama Indonesia- Jepang

2.1.1 EPA (Economic Partnership Agreement) Jepang Dengan Pemerintah Indonesia

2.1.2 Pembentukan IJEPA Sebagai Kerangka Kerjasama G to G Pengiriman Perawat Indonesia Ke Jepang

2.1.3 Tujuan Serta Mnafaat Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA) 2.1.4 Pengiriman Perawat (nurse da

careworkers) ke Jepang Sebagai Agenda Movement of Natural Person IJEPA

2.2 Skema Pengiriman Nurse dan Careworkers ke Jepang Dalam Kerangka IJEPA

2.2.1 Program Kokka Shiken Jepang 2.3 Health-care System dan Fenomena

Aging Population (Penuaan Populasi) di Jepang

2.3.1 Kondisi Demografi Jepang Terkait Terjadinya Fenomena Aging Population (Penuaan Populasi) 2.3.2 Hubungan antara Aging Population

dan Kebutuha Nurse di Jepang

(31)

31 BAB III Pengiriman Perawat

Ke Jepang Melalui

IJEPA dan

Pengaruhnya Pada

Sumber Daya

Perawat Indonesia

3.1 Peraturan Pemerintah Indonesia Terkait Hak dan Kewajiban Perawat Serta Pendayagunaan Perawat Luar Negeri (TKKI/TKWNA)

3.2 Persebaran Perawat di Indonesia dan Kondisi Dunia Kerja Perawat di Indonesia

3.2.1 Persebaran Tenaga Perawat di Puskesmas dan Rumah Sakit di Indonesia

3.2.2 Rendahnya Pendapatan dan Peluang Kerja Tenaga Perawat di Indonesia

3.3 Kerjasama Luar Negeri Pengiriman Tenaga Perawat Indonesia Dengan Jepang dan Negara Lainnya

3.3.1 Kebijakan Kerjasama Luar Negeri Indonesia Dengan Berbagai Negara Di Dunia

3.3.2 Pengiriman Perawat Professional Indonesia Melalui Kerangka IJEPA 3.4 Belum Tercapainya Kebutuhan Perawat di Indonesia Berdasarkan Standar WHO dan RPTK Indonesia

3.4.1 Kebutuhan Perawat di Indonesia Berdasarkan Standar Rasio World Health Organization (WHO) 3.4.2 Kebutuhan Perawat di Indonesia

Berdasarkan Sasaran Strategis Rencana Pengembangan Tenaga Kesehatan Tahun 2014 dan 2019 BAB IV Pengaruh Brain

Drain Tenaga Perawat Melalui IJEPA Pada Sumber

Daya Perawat

Indonesia

4.1 Berkurangnya Jumlah Tenaga Perawat Professional di Indonesia Melalui Kerangka IJEPA

4.1.1 Berkurangnya Tenaga Perawat Indonesia Dengan Kepemilikan Surat Tanda Registrasi (STR) 4.1.2 Berkurangnya Jumlah Tenaga

Perawat Professional Yang dibutuhkan Dalam Pelayanan Kesehatan di Indonesia

4.2 Pengaruh Brain Drain Sumber Daya Perawat Professional Indonesia Pada Alumni Kandidat Perawat IJEPA

4.2.1 Berkurangnya Skill Pada Kandidat Perawat IJEPA Yang Tidak Lulus Kokka Shiken

4.2.2 Terjadinya Peralihan Karir/Profesi

Terhadap Alumni Kandidat

(32)

32

Perawat IJEPA di Indonesia

4.3 Pandangan Kandidat Perawat IJEPA Terkait Terjadinya Brain Drain Tenaga Perawat Melalui Kerangka IJEPA 4.3.1 Realitas Pendapat Kandidat

Perawat IJEPA Terkait Dengan Berkurangnya Skill Pada Kandidat Perawat Yang Tidak Lulus Kokka Shiken

4.3.2 Realitas Pendapat Kandidat Perawat IJEPA Terkait Peralihan Karir Pada Alumni Kandidat Perawat IJEPA Setelah

Berakhirnya Kontrak

Magang/Kerja di Jepang BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan

5.2 Saran

Gambar

Tabel 1.2 Sistematika Penulisan

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan baik melalui studi literatur, observasi langsung serta wawancara, salah satu permasalahan yang terdapat pada Museum Seni

Analisis data bivariat digunakan dalam penelitian ini adalah dengan spearman, yaitu uji yang digunakan untuk hubungan antara tingkat pendidikan dengan angka

Sebaliknya, dilaporkan bahwa virus HPAI H5N1 clade 2.3.2 di Indonesia lebih patogen pada ayam daripada pada itik dan dapat ditularkan dengan mudah dari itik yang terinfeksi

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan

Hal ini masih berlanjut yang mana survey yang dilakukan pada tahun 2010 oleh Loka (Konservasi Kawasan Perairan Nasional) KKPN Pekanbaru yang mana mendapatkan

2 Tahun 2008 tetang Partai Politik, bahwa yang disebut partai politik adalah organisasi yang bersifat nasional dan dibentuk oleh sekelompok warga negara Indonesia secara

Untuk menghitung derajat keanggotaan sudut topografi digunakan bentuk fungsi keanggotaan segitiga seperti terlihat pada Gambar 15 (dengan R melambangkan fungsi