• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. pengawasan intern, yang merupakan salah satu fungsi dari manejemen untuk

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. pengawasan intern, yang merupakan salah satu fungsi dari manejemen untuk"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1.1. Latar Belakang Penelitian

Salah satu tugas Inspektorat Jenderal adalah melaksanakan fungsi pengawasan intern, yang merupakan salah satu fungsi dari manejemen untuk menguasai dan mengendalikan jalannya organisasi agar tujuan organisasi tercapai dengan efektif, efisien dan ekonomis. Inspektorat Jenderal adalah salah satu lembaga Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) yang mempunyai tugas pokok melaksanakan pengawasan pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian.

Tugas utama dan penting seorang auditor adalah melaksanakan pengawasan dan pemeriksaan terhadap semua unsur organisasi. Tujuannya adalah untuk mengetahui dan memastikan bahwa semua program dan kegiatan yang dilakukan oleh unit kerja di dalam organisasi telah berjalan dengan baik. Begitu juga pengawasan dan pemeriksaan yang dilaksanakan oleh auditor di lingkungan Kementerian Pendidikan Nasional, antara lain untuk meyakinkan bahwa program dan kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, secara efektif, efisien, dan tepat sasaran. Efektif artinya semua program dan kegiatan di bidang pendidikan benar-benar memberdayakan semua sumber daya yang dimiliki, serta dilakukan secara optimal untuk mencapai sasaran yang diinginkan. Efisien artinya pelaksanaan program dan kegiatan telah diupayakan dengan menggunakan anggaran yang sehemat mungkin tanpa

(2)

mengurangi kuantitas dan kualitas hasilnya. Tepat sasaran artinya hasil-hasil program dan kegiatan di bidang pendidikan benar-benar dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat yang membutuhkan dan tidak mengesampingkan prinsip pemerataan dan keadilan masyarakat.

Inspektorat Jenderal sebagai unsur pengawasan fungsional Kementerian dalam pelaksanaan tugasnya memerlukan personalia yang terampil, jujur serta penuh rasa tanggungjawab, dapat dan berani menafsirkan peraturan secara baik dalam melaksanakan tugas. Oleh karena itu dalam melakukan kegiatan pengawasan, diperlukan kompetensi yang meliputi pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang sesuai dengan etika yang berlaku.

Pada era desentralisasi pendidikan saat ini muncul bermacam ragam gejala perkembangan maupun penurunan kualitas pengelolaan pendidikan, baik yang berada di pusat, provinsi, kabupaten/kota, maupun pada satuan pendidikan, termasuk juga dengan adanya pemenuhan anggaran pendidikan sebesar 20% dari APBN. Dalam rangka menyikapi segala bentuk perubahan sangat dibutuhkan auditor yang mampu melakukan pembinaan dan pengawasan di bidang pendidikan dan membutuhkan tanggung jawab untuk melaksanakan audit lebih ketat dan diiringi sikap profesional dalam bertugas. Dengan demikian, tantangan tugas dan pekerjaan yang akan dihadapi oleh para auditor semakin berat dalam melakukan pembinaan dan pengawasannya secara baik. Tugas tersebut dapat dilakukan secara baik dan optimal apabila pengetahuan dan keahlian yang dimiliki sesuai dengan tuntutan tugas dan pekerjaan yang semakin berkembang.

(3)

Pada tahun 2003 terjadi perubahan organisasi Inspektorat Jenderal Departemen Pendidikan Nasional, sebelumnya auditor Inspektorat Jenderal Departemen Pendidikan Nasional terdiri dari dari Auditor Bidang Pendidikan Dasar, Bidang Pendidikan Menengah, Bidang Pendidikan Tinggi, Bidang Pendidikan Luar Sekolah, Bidang Kepegawaian dan Bidang Keuangan, Perlengkapan, Pembangunan menjadi Auditor Pendidikan berdasarkan wilayah.

Sebagai Auditor Pendidikan, maka auditor Inspektorat Jenderal dituntut harus menguasai substansi pendidikan meliputi pendidikan dasar, pendidikan menengah, pendidikan tinggi, pendidikan luar sekolah, aspek pendukung kepegawaian, keuangan, dan sarana prasarana.

Hasil pemeriksaan Inspektorat Jenderal Kementerian Pendidikan Nasional (berdasarkan data Bagian PLP Set. Itjen Kemendiknas) menunjukkan masih terdapat temuan yang belum dapat ditindaklanjuti oleh auditan, sebagai berikut:

1. Hasil pemeriksaan Tahun 2008 sebanyak 6.451. temuan, ternyata masih terdapat temuan yang belum ditindaklanjuti sebanyak 1.054 (16,32%).

2. Hasil pemeriksaan Tahun 2009 dari 3.826 temuan, ternyata masih terdapat temuan yang belum ditindaklanjuti sebanyak 1.653 (43,20%).

Dari hasil monitoring tindak lanjut, diketahui salah satu penyebab masih adanya temuan yang belum ditindaklanjuti adalah terkait dengan kelemahan rekomendasi yang diberikan oleh Auditor Inspektorat Jenderal Kementerian Pendidikan Nasional.

(4)

Dalam tugas pengawasan dan pemeriksaan (audit), kualitas hasil audit ditentukan oleh sumber daya manusia yang terlibat di dalamnya, meliputi faktor pengetahuan dan keahlian dari auditor maupun tanggung jawab masing-masing tim audit.

Sehubungan dengan hal tersebut di atas Inspektorat Jenderal Kementerian Pendidikan Nasional sebagai organisasi pengawasan yang mempunyai komitmen sangat tinggi dalam hal pengawasan sangat menyadari bahwa kompetensi yang dimiliki auditor sangatlah berpengaruh terhadap kualitas hasil audit karena tolok ukur dalam bidang pengawasan sangat ditentukan pada aparat pengawasannya. Oleh karena itu aparat pengawasan (auditor) harus memiliki pengetahuan dan keterampilan serta perilaku yang sesuai dengan kode etik dalam menjalankan tugas pengawasan.

1.2. Identifikasi Masalah

Dalam setiap pelaksanaan tugas pengawasan dan pemeriksaan atau audit, kompetensi dan independensi auditor sangat diperlukan untuk mendapatkan hasil audit yang berkualitas. Berdasarkan identifikasi yang dilakukan penulis di lingkungan Inspektorat Jenderal Kementerian Pendidikan Nasional terdapat adanya gejala-gejala terkait adanya gap kompetensi, meliputi:

1. Pengetahuan terhadap Standar Audit Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP), terutama dalam pembuatan Program Kerja Audit, Kertas Kerja Audit, Pengumpulan Bukti, Simpulan Hasil Audit, Rekomendasi dan Laporan Hasil Audit.

(5)

2. Keahlian/skills auditor dalam mengaudit substansi pendidikan, sumber daya manusia, keuangan dan sarana prasarana.

3. Integritas dan Obyektivitas auditor dalam tugas audit.

Hal ini dapat menyebabkan tingkat kemampuan analisis berbagai sumber informasi yang digunakan untuk tugas audit kurang memadai. Keadaan seperti tersebut di atas apabila terjadi dalam frekuensi yang cukup tinggi akan mengakibatkan penurunan kuantitas maupun kualitas output yang akhirnya berpengaruh terhadap hasil yang akan dicapai.

1.3. Pembatasan Masalah

Dalam penelitian ini, penulis menetapkan batasan masalah pada pengaruh kompetensi meliputi pengetahuan, keahlian (ketrampilan) dan perilaku auditor terhadap kualitas hasil audit oleh auditor Inspektorat Jenderal Kementerian Pendidikan Nasional.

1.4. Perumusan Masalah

Dari latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini antara lain:

1. Apakah terdapat hubungan antara pengetahuan auditor dengan kualitas hasil audit.

2. Apakah terdapat hubungan antara keahlian/skills auditor dengan kualitas hasil audit.

3. Apakah terdapat hubungan antara perilaku auditor dengan kualitas hasil audit.

(6)

1.5. Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian pada permasalahan diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan auditor dengan kualitas hasil audit.

2. Untuk mengetahui hubungan antara keahlian auditor dengan kualitas hasil audit.

3. Untuk mengetahui hubungan antara perilaku auditor dengan kualitas hasil audit.

1.6. Manfaat penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan memberikan sumbangan secara signifikan baik secara akademis maupun secara praktis dengan maksud sebagai berikut:

1. Manfaat Akademis akan memberikan kontribusi terhadap kajian atau penelitian lainnya menyangkut pengaruh serta hubungan antara kompetensi dan independensi yang mempengaruhi kualitas hasil audit.

2. Manfaat praktis adalah memberikan kontribusi terhadap peningkatan kinerja para auditor melalui penjelasan dari hasil penelitian mengenai model interaksi pengaruh kompetensi dan independensi terhadap kualitas hasil audit, yaitu:

(7)

a. Sebagai bahan masukan bagi para auditor itu sendiri dalam rangka pelaksanaan tugas audit.

b. Sebagai bahan masukan untuk pertimbangan bagi organisasi/institusi pengawasan dalam menentukan kebijakan pengembangan dan peningkatan kualitas hasil audit.

c. Sebagai bahan masukan untuk pertimbangan bagi Inspektorat Jenderal Kementerian Pendidikan Nasional sebagai organisasi intern pemerintah dalam menetukan kebijakan pengembangan terkait dengan kualitas hasil audit.

1.7. Sistematika penulisan

Sistematika penulisan tesis ini terbagi dalam 5 (lima) bab dan tiap-tiap bab terdiri atas sub bab yang bertujuan untuk memberikan penjelasan secara singkat dan jelas tentang pembahasannya. Sistematika tersebut sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini diuraikan tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

Dalam bab ini disajikan pengkajian teori yang digunakan yang akan dibahas beberapa masalah antara lain, kualitas hasil audit, kompetensi, dan independensi.

Disamping itu, juga dibahas mengenai kerangka berfikir dan pengajuan hipotesis.

(8)

BAB III METODE PENELITIAN

Dalam bab ini akan dibahas mengenai lokasi penelitian, pendekatan penelitian, populasi dan sampel penelitian, tehnik pengumpulan data dan metode analisa data.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini akan dibahas mengenai hasil penelitian, dan pembahasan.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini memaparkan tentang kesimpulan dari uraian tesis dan saran-saran berupa saran teoritis dan saran praktis dalam meningkatkan kualitas hasil audit.

Referensi

Dokumen terkait

Private XNonota As String Private XTglnota As Date Private XNopsn As String Private XTglpsn As String Public XNmplg As String Dim cmd As OleDbCommand Dim baca As OleDbDataReader

Lampiran 8 Struktur diameter tegakan hutan rakyat di Kabupaten Ciamis Pola

Data-data tentang keberadaan alat musik ditemukan di dalam sumber verbal yakni sumber - sumber tertulis yang berupa prasasti dan kitab-kitab kesusastraan yang

Keterangan : perusahaan yang bekerja sama dengan Garuda Indonesia Tabel 3.18 : kamus data partner. Field

Sebelum digunakan, inkubator, wadah dan alat-alat untuk mengambil telur dicuci dengan alkohol 10%, sedangkan air yang digunakan diberi larutan Malachite green dengan

Lahir Jenis Kelamin Program Studi Status Perkawinan Asal SLTA/PT Angkatan Tanggal Lulus Pekerjaan Agama IPK No.. Hanphone

Pada tahun 1912 Pemerintah Hindia Belanda mendirikan lembaga berbadan hukum dengan nama Centrale Kas yang berfungsi sebagai Bank Sentral bagi Volksbanken tidak dapat berjalan

Dasar penggunaan bibit dari ujung, tengah dan pangkal (asal talus) didasari pada hasil laju pertumbuhan yang akan diperoleh saat panen, sehingga dapat diketahui bagian