• Tidak ada hasil yang ditemukan

Skripsi PENGARUH STRATEGI PELAYANAN PRIMA DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN PADA PT. MAKASSAR MEGA PUTERA PRIMA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Skripsi PENGARUH STRATEGI PELAYANAN PRIMA DALAM MENINGKATKAN VOLUME PENJUALAN PADA PT. MAKASSAR MEGA PUTERA PRIMA"

Copied!
69
0
0

Teks penuh

(1)

MAKASSAR MEGA PUTERA PRIMA

ROSTINA 10572 03148 11

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2015

(2)
(3)
(4)

iv

Nim: 105720314811. Pembimbing H. Mahmud Nuhung dan Ismail Badollahi.

Dalam penelitian ini dipergunakan metode penelitian seperti observasi, dokumentasi serta referensi buku yang relevan dengan permasalahan. Penarikan sampel dengan menggunakan teknik random sampling sebanyak 50 orang karyawan. Data-data yang terkumpul berupa data yang bersifat kualitatif dan kuantitatif sehingga diolah menjadi data yang bersifat deskriptif.

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya maka diperoleh kesimpulan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara strategi penjualan terhadap volumen penjualan dan berdasarkan pada persamaan regresi yang diperoleh, terlihat nilai untuk masing-masing variabel maka dapat dinyatakan bahwa setiap variabel X1, X2, X3, X4, dan X5 berpengaruh positif terhadap variabel Y.

(5)

v

serta kekuatan yang telah diberikan Allah Subhanahuwata’ala sehingga Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat beriring salam untuk tuntunan dan suri tauladan Rasulullah Shallallahu‘alaihiwasallam beserta keluarga dan sahabat beliau yang senantiasa menjunjung tinggi nilai-nilai Islam yang sampai saat ini dapat dinikmati oleh seluruh manusia di penjuru dunia.

Skripsi ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk mendapat gelar Sarjana Ekonomi dari Program Studi Manajemen pada Fakultas Ekonomi. Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar. Judul skripsi ini adalah “Analisis Kualitass pelayanan Prima terhadap Pelanggan dalam meningkatkan volume penjualan pada PT Makassar Mega Putera prima.”.

1. DR. H. Irwan Akib. M. Pd, Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar 2. DR. H. Mahmud Nuhung, SE., MA, Dekan Fakultas Ekonomi. Jurusan

fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar

3. Moh. Aris Pasigai, SE., MM, Ketua Jurusan dan Sekretaris Jurusan fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar

4. DR. H. Mahmud Nuhung, SE., MA, pembimbing I dan Ismail Badollahi, SE., M. Si, pembimbing II, atas segala ilmu, motivasi, nasehat, dan bantuan yang telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian tugas akhir hingga penyelesaian penulisan skripsi ini.

5. Ucapan terima kasih yang tiada tara untuk kedua orang tua penulis. Untuk Ibu dan Ayah yang telah menjadi orang tua terhebat sejagad raya, yang selalu

(6)

vi

motivasi serta doanya. Terima kasih banyak telah menjadi bagian dari motivator yang luar biasa sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini.

Terima kasih untuk teman-teman seangkatan Jurusan Manajemen. Terima kasih atas bantuan dan motivasinya selama ini.

Makassar, 2015

Penulis

(7)

vii

ABSTRAK ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI... vii

DAFTAR TABEL... ix

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 6

A. Pengertian Pelayanan dan Kualitas Pelayanan... 6

B. Pengertian Volume Penjualan ... 9

C. Tujuan Penjualan... 10

D. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penjualan... 11

E. Kerangka Pikir... 12

F. Hipotesis... 13

BAB III METODE PENELITIAN... 14

A. Lokasi dan Waktu Penelitian... 14

B. Tehnik Pengumpulan Data... 14

C. Jenis dan Sumber Data ... 15

D. Populasi Dan Sampel ... 15

E. Tehnik Analisis Data... 16

F. Defenisi Operasional... 17

(8)

viii

C. Program-program Corporate Social Responsibility (CSR)... 29

1. ICT Guru ... 29

2. ICT Murid & Sekolah... 30

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 43

A. Karakteristik responden... 43

B. Pengaruh Strategi Pemasaran terhadap Volume Penjualan... 47

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 58

A. Kesimpulan... 58

B. Saran... 58

DAFTAR PUSTAKA ... 59

(9)

ix

Tabel 3. Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 44

Tabel 4. Responden Berdasarkan Usia... 45

Tabel 5. Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 46

Tabel 6. Daerah dan Penjualan... 49

Tabel 7. Hasil Pengujian Validasi... 51

Tabel 8. Hasil Uji Reliabilitas... 52

Tabel 9. Hasil Coeffisient ... 53

Tabel 10. Model Summary ... 54

(10)

1 A. Latar Belakang

Perusahaan pada umumnya menginginkan apa yang diproduksi dapat dipasarkan dengan lancar dan menguntungkan. Berawal dari hal tersebut perusahaan akan menginginkan, agar pelanggan yang sudah diciptakan dapat dipertahankan selamanya. Namun hal tersebut bukanlah merupakan hal yang mudah, mengingat beberapa perubahan dapat terjadi setiap saat, baik perubahan pada diri pelanggan, seperti selera maupun beberapa aspek psikologis sosial dan kultur pelanggan. Dalam jangka panjang loyalitas pelanggan menjadi tujuan bagi perencanaan pasar strategis, selain itu juga dijadikan dasar pengembangan keunggulan yang berkelanjutan, yaitu berbagai keunggulan yang dapat direalisasikan melalui upaya-upaya pemasaran.

Lingkungan persaingan global yang semakin ketat dengan masuknya beberapa produk yang inovatif ke pemasaran di satu sisi dan kondisi pasar yang semakin jenuh untuk beberapa produk tertentu di sisi lain, menyebabkan tugas untuk mengelola loyalitas pelanggan menjadi tantangan manajerial yang tidak ringan, kepergian pelanggan merupakan salah satu kadar ukuran yang paling nyatadidalam bisnis. Kepergian pelanggan merupakan pertanda yang paling mungkin, bahwapelanggan melihat suatu aliran nilai yang merosot dari suatu perusahaan. Suatu tingkat kepergian yang meningkat, merupakan suatu pertanda akan adanya pengurangan cash flow dari pelanggan kepada

(11)

perusahaan (meskipun perusahaanmampu mengganti pelanggan yang hilang), karena untuk mendapatkan pelangganbaru membutuhkan biaya dan pelanggan lama cenderung memberikan cash flowserta keuntungan yang lebih besar dibandingkan dengan pelanggan yang baru.Loyalitas adalah tujuan utama para pemasar atas produk, merk atau pelayanannya, kekuatan dari pelanggan sebagai salah satu kunci sukses dalam bisnis. Pelanggan yang loyal pada suatu produk tertentu akan memberikan prioritas pertama dalam berbelanja pada produk tersebut. Hal ini dapat berlangsung dalam jangka panjang dan berakhir pada saat terjadi ketidak cocokan yang akan memutus ikatan kuat antara pelanggan dengan produk.

Loyalitas pelanggan memiliki hubungan kausal dengan kualitas jasa.

Terjadinya loyalitas merk pada konsumen disebabkan adanya pengaruh kepuasanatau ketidakpuasan pelanggan terhadap merk tersebut yang terakumulasi secaraterus-menerus disamping adanya persepsi tentang kualitas.

Loyalitas pelanggan juga dipengaruhi oleh kualitas produk. Kualitas produk dapat digunakan untukmengembangkan loyalitas pelanggan. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa konsumen akan menjadi loyal pada beberapa merk berkualitas tinggi.

Hal kualitas, kualitas produk juga mengandung makna adanya kualitas pelanggan. Pada variabel kualitas produk atau jasa di dalamnya termasuk berbagai hal yang berkaitan dengan kualitas pelayanan, yaitu tangibles, reliability, responsiveness,assurance dan emphaty. Kualitas pelayanan merupakan suatu bentuk penilaian konsumen terhadap tingkat pelayanan yang

(12)

dipersepsikan (perceived service) dengan tingkat pelayanan yang diharapkan (expected service). Kualitas pelayanan akan dihasilkan oleh operasi yang dilakukan perusahaan, dan keberhasilan proses operasi perusahaan ditentukan oleh banyak faktor, antara lain faktor karyawan, sistem, teknologi dan keterlibatan nasabah.

Pada umumnya, semakin lama seorang pelanggan bertahan pada suatu perusahaan, semakin berharga pelanggan tersebut. Para pelanggan lama melakukan lebih banyak pembelian dan biasanya membawa masuk pelanggan baru. Lebih dari itu, pelanggan lama tidak membutuhkan biaya awal (biaya pemasaran untuk mencari pelanggan baru). Pelanggan lama yang baik, sangat berharga pada sebagian besar industri, karena pelanggan ini dapat mengurangi kepergian pelanggan sebesar 10% sampai dengan 15% per tahun.

Berdasarkan pengalaman masa lampau yang diukur dengan variabel, yaitu tingkat kepuasan pelanggan dan rekomendasi dari mulut ke mulut memiliki keterkaitan dengan loyalitas pelanggan. Keluasan asosiasi antara kedua variabel tersebut adalah kuat dan stabil. Oleh karena itu implikasinya bahwa pihak manajemen seharusnya mempertimbangkan dan mendidik pemasar mereka dalam pelayanan terhadap konsumen sebagai langkah untuk meningkatkan citra perusahaan.

PT. Makassar Mega Putera Prima merupakan anak perusahaan PT.

Telkomsel yang bergerak dibidang distribusi Sim Card dan Voucer-manual Recharge yang bertempat di Jalan Pettarani 18 B1-A/1-2. Sebagai salah satu perusahaan yang bergerak dibidang pelayanan kepada masyarakat luas maka

(13)

perusahaan tentunya membutuhkan system dan standar pelayanan agar masyarakat memperoleh pelayanan yang berkualitas guna meningkatkan penjualan kartu telkomsel.

Berdasarkan hasil observasi, peneliti memperoleh informasi bahwa pelayanan yang diterapkan oleh PT. Makassar Mega Putera Prima berdasarkan standar pelayanan yaitu pelayanan prima yang meliputi pada kualitas pelayanan yang senantiasa dipertahankan kepada konsumen, kehandalan karyawan yang menerima dan menawarkan produk kepada konsumen, ketanggapan karyawan dalam merespon konsumen, emphaty karyawan yang diberikan kepada konsumen sebagai wijud penghargaan, dan bukti fisik yang selalu diberikan sebagai bukti transaksi.

Pelayana prima yang diterapkan meliputi kelima indicator diatas memiliki pengaruh yang cukup kuat terhadap meningkatnya volume penjualan Sim Card dan voucer terlkomsel. Kualitas layanan merupakan keseluruhan berbagai ciri dan karakteristik dari suatu produk atau jasa dalam hal kemampuan untuk memenuhi berbagai kebutuhan yang telah ditentukan atau yang bersifat laten. Berbagai karakteristik jasa di atas, dianggap penting dalam menentukan kualitas jasa dan layanan. Hal inilah yang memberikan motivasi pada penulis untuk meneliti lebih dalam dengan mengajukan judul: “Pengaruh Strategi Pelayanan Prima dalam Meningkatkan Volume Penjualan Pada PT. Makassar Mega Putera Prima”

(14)

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : “Apakah strategi pelayanan prima berpengaruh terhadap peningkatan volume penjualan pada PT Makassar Mega Putera Prima?”.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Searah dengan rumusan masalah penelitian yang dimaksudkan maka tujuan penelitian ini, yaitu: “Untuk mengetahui apakah strategi pelayanan prima berpengaruh terhadap peningkatan volume penjualan pada PT Makassar Mega Putera Prima”.

2. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian meliputi dua variabel utama yaitu:

a. Pembaca dapat mengaetahui adanya pengaruh dari strategi pelayanan prima terhadap peningkatan volume penjualan pada PT Makassar Mega Putera Prima.

b. Dengan adanya penelitian ini maka pembaca dapat menambah wawasan tentang pentingnya pelayanan prima pada peningkatan volume penjualan pada PT Makassar Mega Putera Prima pada khususnya.

(15)

6

A. Pengertian Pelayanan dan Kualitas Pelayanan

Dualisme pelayanan sebagai proses dan produk sudah semakin menyatu, bahkan dapat dikatakan bahwa dalam setiap produk melekat unsur pelayanan. Dengan kata lain tidak ada produk yang tidak disertai dengan pelayanan. Sejalan dengan itu maka (hampir) tidak ada perusahaan yang benar- benar manufaktur murni, karena dalam perusahaan tersebut unsur pelayanan tetap ada, bahkan cenderung dominan. Tidak hanya pada tingkat operasional tetapi juga pada tingkat puncak manajemen. Menurut Kotler (2002:83) mendefinisikan bahwa pelayanan adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun.

Alasannya pelayanan merupakan salah satu kunci keberhasilan suatu dunia usaha dan merupakan gambaran kebiasaan yang diberikan kepada orang lain dalam bentuk sikap, kegiatan mulai dari perencanaan dalam membuat suatu produ, berupa barang atau jasa dilanjutkan dengan proses pengepakan, penyaluran dan berakhir pada kepuasan konsumsi. Dalam pengertian pelayanan terkandung suatu kondisi yang melayani yakni memiliki suatu keterampilan, keahlian dibidang tertentu. Berdasarkan keterampilan dan keahlian pihak tersebut mempunyai posisi atau nilai lebih dalam kecakapan tertentu, sehingga mampu memberikan bantuan dalam menyelesaikan suatu keperluan, kebutuhan

(16)

individu atau organisasi. Kemudian menurut Heskett (2009:20) menyatakan bahwa “pelayanan merupakan kunci sukses, oleh karena itu kualitas pelayanan harus menjadi fokus perhatian manajemen perusahaan dalam menjalankan usaha”.

Pelayanan juga berarti melayani, membantu, menyiapkan, menerima, menyambut dan mengurus apa-apa yang diperlukan seseorang. Pelayanan yang diberikan oleh karyawan pada PT Makassar Mega Putera Prima. Kepada masyarakat tentunya diharapkan akan memudahkan dan memperlancar proses pekerjaan yang mereka lakukan khususnya pemenuhan kebutuhannya.

Menurut Tjiptono (2007) kualitas pelayanan dapat diartikan sebagai upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan konsumen serta ketepatan penyampaiannya dalam mengimbangi harapan konsumen.

Pendapat beberapa ahli yang telah dikemukakan maka dapat disimpulkan bahwa pelayanan prima merupakan salah satu usaha yang dilakukan perusahaan dalam memberikan pelayanan kepada pembeli/pelanggan dengan sebaik-baiknya, sehingga pelanggan merasa puas dan mudah memperoleh suatu produk barang yang di inginkan dan secara tidak langsung akan meningkatkan volume penjualan.

Kualitas Pelayanan itu menjadi penting dan peka karena senantiasa berhubungan dengan khalayak masyarakat, jika kurang sedikit saja pemberian pelayanan tersebut maka akan cepat menyinggung komentar orang. Menurut Zeithami (Aviliani, 2009: 56), perwujudan kualitas pelayanan dilihat dari kepuasan pelanggan dapat diidentifikasikan melalui lima variabel kualitas

(17)

pelayanan yaitu :

1. Kehandalan (reliability)

Suatu kemampuan untuk memberikan pelayanan yang dijalankan dengan akurat dan terpercaya. Kinerja yang sesuai dengan harapan pelanggan yang berarti ketetapan waktu , pelayanan yang sama untuk semua pelanggan dan tanpa kesalahan.

2. Ketanggapan (responsiveness)

Suatu kebijakan untuk membantu dan memberikan pelayanan yang cepat (responsif) kepada pelanggan, memberikan konsumen menunggu tanpa adanya alasan yang jelas menyebabkan persepsi yang negatif terhadap kualitas pelayanan. Pada peristiwa pelayanan yang gagal, kemampuan untuk segera membatasi hal tersebut secara professional dapat memberikan persepsi yang positif terhadap kualitas pelayanan.

3. Jaminan / kepastian (assurance)

Pengetahuan dan keramahan karyawan serta kemampuan untuk melaksanakan tugas secara spontan yang dapat menunjang kinerja yang baik sehingga menimbulkan kepercayaan dan keyakinan pelanggan.

4. Empati (empathy). Memberikan perhatian yang bersifat individual atau pribadi kepada pelanggan dan berupaya untuk memahami keinginan konsumen.

5. Berwujud (Tangibles)

Penampilan dan kemampuan sarana dan prasarana fisik harus dapat di andalkan, keadaan lingkungan sekitarnya adalah bukti nyata dari pelayanan

(18)

yang diberikan oleh pemberi jasa.Jadi ini mencakup fasilitas fisik, perlengkapan, penampilan pegawai dan sarana komunikasi yang ada.

B. Pengertian Volume Penjualan

Penjualan merupakan tujuan utama dilakukannya kegiatan perusahaan, dalam menghasilkan barang/jasa, mempunyai tujuan akhir yaitu menjual barang/jasa tersebut kepada masyarakat. Oleh karena itu, penjualan memegang peranan penting bagi perusahaan agar produk yang dihasilkan oleh perusahaan dapat terjual dan memberikan penghasilan bagi perusahaan.

Penjualan yang dilakukan oleh perusahaan bertujuan untuk menjual barang/jasa yang diperlukan sebagai sumber pendapatan untuk menutup semua ongkos, guna memperoleh laba.

Kegiatan penjualan merupakan suatu kegiatan yang harus dilakukan oleh perusahaan dengan memasarkan produknya baik berupa barang atau jasa.

Kegiatan pejualan yang dilaksanakan oleh perusahaan bertujuan untuk mencapai volume penjualan yang diharapkan dan menguntungkan untuk mencapai laba maksimum bagi perusahaan.

Berikut ini pengertian volume penjualan dikemukakan oleh Freddy Rangkuti (2009 : 207) bahwa volume penjualan adalah pencapaian yang dinyatakan secara kuantitatif dari segi fisik atau volume atau unit suatu produk.

Volume penjualan merupakan suatu yang menandakan naik turunnya penjualan dan dapat dinyatakan dalam bentuk unit, kilo, ton atau liter.

Volume penjualan merupakan jumlah total yang dihasilkan dari kegiatan penjualan barang. Semakin besar jumlah penjualan yang dihasilkan

(19)

perusahaan, semakin besar kemungkinan laba yang akan dihasilkan. Oleh karena itu, volume penjualan merupakan salah satu hal penting yang harus dievaluasi untuk kemungkinan perusahaan agar tidak rugi. Jadi volume penjualan yang menguntungkan harus menjadi tujuan utama perusahaan dan bukannya untuk kepentingan volume penjualan itu sendiri.

Dari definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa volume penjualan adalah total penjualan yang dinilai dengan unit oleh perusahaan dalam periode tertentu untuk mencapai laba yang maksimal sehingga dapat menunjang pertumbuhan perusahaan.

C. Tujuan Penjualan

Pengusaha atau penjual bisa sukses apabila memilih satu tujuan, dan tujuan tersebut akan menjadi kenyataan apabila dilaksanakan dengan kemampuan yang memadai. pada umumnya perusahaan mempunyai tujuan mendapatkan laba tertentu dan mempertahankan atau bahkan berusaha meningkatkan untuk jangka waktu lama.

Tujuan tersebut terealisir apabila penjualan dapat dilaksanakan seperti yang direncanakan. Perusahaan mempunyai tujuan utama dalam penjualan antara lain:

1. Mendapatkan volume atau nilai penjualan 2. Mendapatkan laba

3. Menunjang pertumbuhan perusahaan

(20)

D. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penjualan

Besar kecilnya hasil penjualan dipengaruhi oleh dua factor yaitu sebagai berikut (Munawir, 2002: 217) :

1. Perubahan harga jual.

2. Perubahan volume produk yang dijual atau dihasilkan.

Penjualan dipengaruhi oleh beberapa factor yaitu sebagai berikut (Basu Swastha, 2001 : 22) :

1. Produk . Salah satu tugas utama dari manajemen penjualan adalah desain produk yaitu mereka diminta bertindak sebagai “Mata” dari perusahaan dan secara konstan memberikan saran perbaikan yang diperlukan desain produk.

2. Harga merupakan jumlah uang yang harus dibayarkan konsumen untuk mendapatkan suatu produk guna memenuhi kebutuhannya. Penetapan suatu produk usaha produsen untuk menarik para konsumen agar mau membeli dalam jumlah yang lebih banyak.

3. Distirbusi . Merupakan pernyataan barang dari produsen ke konsumen.

Semakin luas pendistribusian maka akan mempengaruhi penjualan.

4. Promosi . Merupakan kegiatan yang dilakukan perusahaan dengan tujuan utama menginformasikan, membujuk, mempengaruhi dan mengingatkan konsumen agar membeli produk yang dihasilkan.

(21)

E. Kerangka Pikir

Untuk lebih jelasnya, pola pemikiran mengenai pengaruh strategi pelayanan prima dalam meningkatkan volume penjualan pada PT. Makasaar Mega Putera Prima dapat dijabarkan dalam bagan/skema berikut:

SKEMA KERANGKA PIKIR

PT. MAKASSAR MEGA PUTERA PRIMA

Studi Obyek Studi Teoristik

1.Kotler 2002 2.Heskett 2009 3.Tjiptono2007 4.Apiliani dan Wilfrijdus 2009 5. Freddy Rangkuti 2009

Strudi Empiruli 1.Kehandalan 2.Ketanggapan 3.Jaminan 4.Kemampuan 5.Bukti fisik Rumusan

Masalah

Hipotesis

Metode Analisis

Pendapatan

(22)

F. Hipotesis

Berdasarkan latar belakang dan masalah pokok. maka dikemukakan hipotesis adalah sebagai berikut : “Diduga bahwa Pelayanan prima yang telah diberikan oleh PT. Makassar Mega Putera Prima dapat meningkatkan volume penjualan pada perusahaan”.

(23)

14 A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan pada PT. Makassar Mega Putera Prima yang beralamat di jalan Pettarani No.18 Makassar sebagai tempat penulis untuk melakukan penelitian dan waktu penelitian direncanakan dilaksanakan pada bulan Maret sampai Mei 2015.

B. Tehnik Pengumpulan Data

Tehnik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Library Research (Penelitian Pustaka)

Yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara membaca buku literatur yang ada kaitannya dengan pembahasan skripsi ini, yang kemudian membandingkan dengan penerapan yang dilakukan oleh PT. Makassar Mega Putera Prima.

2. Field Research (Penelitian Lapangan) a. Observasi (Pengamatan Langsung)

Dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan langsung terhadap aktivitas perusahaan yang berkaitan pelayanan.

b. Kuesioner yaitu pengumpulan data melalui daftar pertanyaan kepada responden yang mencakup indikator penelitian yaitu system layanan,kemampuan personil, dan keadaan sarana dan prasarana.

(24)

c. Dokumentasi yaitu mengumpulkan data-data yang dijadikan sebagai bahan penelitian yang berasal dari arsip yang dimiliki perusahaan.

C. Jenis dan Sumber Data 1. Jenis Data

a. Data kualitatif yaitu data yang diperoleh dari hasil studi kepustakaan dan dari sumber yang berguna yang bukan berupa angka-angka.

b. Data kuantitatif yaitu data yang berupa angka-angka dalam bentuk laporan keuangan.

2. Sumber Data

a. Data primer meliputi data kebijaksanaan prosedur kerja. Kemampuan personil serta sarana dan prasarana yang digunakan dalam pekerjaan.

b. Data Sekunder adalah data mengenai struktur organisasi, jumlah pelanggan dan pendapatan penjualan yang telah dicapai oleh perusahaan.

D. Populasi Dan Sampel 1. Populasi

Menurut Santoso dan Tjiptono (2002:79), “Populasi merupakan sekumpulan orang atau objek yg memiliki kesamaan dalam satu atau beberapa hal dan yang membentuk suatu masalah pokok dalam suatu riset khusus populasi bukan hanya sekedar jumlah yang ada pada obyek-subyek yang dipelajari, tetapi juga meliputi seluruh karakteristik yang dimiliki oleh subyek-subyek itu. Populasi dalam penelitian ini adalah 65 orang pegawai, terdiri dari staf dan pimpinan pada PT. Makassar Mega Putera Prima.

(25)

2. Sampel

Menurut Sukardi ( Johni, 2013:5) Sample adalah sebagian atau wakil dari populasi yang akan diteliti. Berdasarkan pengertian diatas maka perwakilan dari populasi pada penelitian ini adalah 50 orang pegawai pada PT. Makassar Mega Putera Prima.

Tehnik pengambilan sampling yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah accidental sampling, yaitu tehnik pengambilan sampel secara acak untuk memudahkan penelitian.

E. Tehnik Analisis Data 1. Analisis Deskriptif

Metode ini menguraikan secara time series tentang pendapatan penjualan yang dicapai PT. Makassar Mega Putera Prima selama periode 2006-2007.

2. Analisis Regresi :

Menurut Umar (2005:294), Persamaan umum regresi linier sederhana rumusnya adalah:

Y = a + bX

Nilai a dan b, diperoleh dengan menggunakan persamaan sebagai berikut :

= − ∑ ∑

− (∑ )

=∑ − ∑

(26)

Dimana :

Y = Volume Penjualan X = Strategi Penjualan a = Konstanta

b = Koefisien variabel

F. Defenisi Operasional

Dalam penulisan digunakan beberapa istilah sehingga didefenisikan secara operasional agar menjadi petunjuk dalam penelitian ini. Defenisi operasional tersebut adalah :

1. Pelanggan adalah masyarakat yang memanfaatkan jasa PT. Makassar Mega Putera Prima.

2. Pelayanan adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh PT. Makassar Mega Putera Prima.

Untuk memenuhi kepuasan pelanggan dalam rangka meningkatkan pendapatan.

a. Pelayanan prima (kualitas pelayanan) adalah pelayanan berkualitas yang bertujuan untuk memuaskan pelanggan, sehingga pelanggan sering datang berkunjung.

b. Kehandalan adalah suatu kemampuan PT. Makassar Mega Putera Prima untuk memberikan pelayanan yang akurat kepada pelanggan.

c. Ketanggapan adalah suatu kebijaksanaan untuk membantu dan memberikan pelayanan yang cepat (responsive) kepada pelanggan,

(27)

memberikan konsumen menunggu tanpa alasan yang jelas menyebabkan presepsi yang negative terhaadap kualitas pelayanan.

d. Empathy adalah memberikan perhatian yang bersifat individual atau pribadi kepada pelanggan dan berupaya untuk memahami keinginan konsumen.

e. Bukti fisik adalah penampilan dan kemampuan sarana dan prasarana fisik harus dapat diandalkan, keadaan lingkungan sekitarnya adalah bukti nyata dari pelayanan yang diberikan oleh pemberi jasa. Pendapatan adalah hasil yang dicapai oleh PT. Makassar Mega Putera Prima dengan adanya jasa yang diberikan kepada pelanggan.

(28)

19

PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk (PT Telkom Tbk) mempunyai sejarah panjang, yaitu dimulai sejak 1882 saat sebuah badan usaha swasta penyedia layanan pos dan telegrap dibentuk pada masa pemerintahan kolonial Belanda. Pada era 1980-an perusahaan penyedia jasa telekomunikasi ini dikenal dengan nama Perumtel (Perusahaan Umum Telekomunikasi). Sejak 1991 Perumtel berubah bentuk menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) Telekomunikasi Indonesia berdasarkan PP No. 25 Tahun 1991. Pada 14 November 1995 PT Telkom melakukan penawaran umum perdana dan sejak saat itu saham PT Telkom tercatat di Bursa Efek Jakarta, Bursa Efek Surabaya, New York Stock Exchange dan London Stock Exchange. Sejak tanggal itu pula PT Telkom menjadi perusahaan publik, sehingga namanya menjadi PT Telkom Tbk (Terbuka).

Seiring dengan kemajuan bidang telekomunikasi dan teknologi informasi, PT Telkom Tbk pun terus menambah layanan komunikasi secara terpadu melalui unit-unit bisnisnya. Unit-unit bisnis PT Telkom Tbk terdiri dari divisi, center, yayasan dan anak perusahaan. Anak perusahaan itu antara lain:

PT Telekomunikasi Seluler (Telkomsel, menangani selular GSM), PT Infomedia Nusantara (Infomedia) dan lain-lain. Tabel 5.1 berikut ini memuat unit- unit binis PT Telkom Tbk secara lebih rinci. Melalui unit bisnis-unit bisnis ini PT Telkom Tbk ingin mencapai visinya, yaitu menjadi pelaku

(29)

infokom (informasi dan komunikasi) terkemuka di kawasan regional.

Sedangkan misi yang diemban untuk mencapai visi tersebut adalah Memberikan layanan “One Stop Infocom” dengan kualitas yang prima dan harga kompetitif, mengelola usaha dengan cara yang terbaik dengan mengoptimalkan SDM yang unggul, dengan teknologi yang kompetitif dan dengan business partner yang sinergi.

Tabel 1. Daftar Unit-Unit Bisnis PT Telkom Tbk

No. Unit Bisnis Keterangan

Divisi

1 Divisi Long Distance Sub divisi satelit

2 Divisi Multimedia 3 Divisi Fixed Wireless

4 Divisi Regional (Divre) Divre I - VII (Wilayah Sumatera - Papua)

Center

1 Carrier & Interconnection Service Centre 2 Enterprise Service Center

3 Maintenance Service Center 4 Training Center

5 Carrier Development Support Center 6 Management Consulting Center 7 I/S Center

8 Research & Development Center 9 SME Development Center

Yayasan

1 Dana Pensiun (Dapentel) 2 Yayasan Pendidikan 3 Yayasan Kesehatan

4 Yayasan Sandhykara Putra Telkom (YSPT)

Anak Perusahaan Bidang Usaha

Jumlah Kepemilikan > 50% :

1 PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) Selular GSM

(30)

2 PT Dayamitra Telekomunikasi (Dayamitra) Telekomunikasi (KSO-VI Kalimantan)

3 PT Infomedia Nusantara (Infomedia) Layanan informasi

4 PT Telekomunikasi Selular Raya (Telesera) Telekomunikasi (selular AMPS) 5 PT Pro Infokom Indonesia (PII) B2B (e-Government)

6 PT Indonusa Telemedia (Indonusa) TV Cable

7 PT Graha Sarana Duta (GSD) Properti, konstruksi dan jasa 8 PT. Makassar Mega Putera Prima Agen penjualan Kartu

Kepemilikan 20% - 50% :

1 PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN) Transponder satelit dan 2 PT Multimedia Nusantara (Metra) Multimedia

3 PT Citra Sari Makmur (CSM) VSAT

4 PT Menara Jakarta Multimedia

5 PT Metro Selular Indonesia (Metrosel) Telekomunikasi selular (AMPS) 6 PT Mobile Selular Indonesia (Mobisel) Telekomunikasi (Selular NMT- 7 PT Napsindo Primatel Internasional

(Napsindo) Network Access Point

8 PT Patra Telekomunikasi Indonesia (Patrakom)

Layanan satelit komunikasi industri perminyakan 9 PT Pramindo Ikat Nusantara Telekomunikasi (KSO-1

Sumatera) Kepemilikan < 20% :

1 PT Batam Bintan Telekomunikasi

(Babintel) Telekomunikasi di Pulau Batam

dan Bintan 2 PT Komunikasi Selular Indonesia

(Komselindo) Telekomunikasi (Selular AMPS)

3 PT Medianusa PTE, Ltd Agen penjualan Buku Petunjuk

Telepon 4 PT Pembangunan Telekomunikasi

Indonesia (Bangtelindo) Konstruksi dan konsultan fasilitas telepon

Sumber: PT. Makassar Mega Putera Prima

PT Telkom Tbk merupakan BUMN (Badan Usaha Milik Negara), Negara Republik Indonesia (RI) menjadi pemegang saham mayoritas di PT Telkom Tbk, yaitu 51,19% dan publik memegang 48,81% berdasarkan posisi 30 Juni 2003 (http://www.telkom.co.id, diakses pada 16 Juni 2004). PT

(31)

Telkom TBk dalam menjalankan usahanya didukung oleh sekitar 37.000 karyawan yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Jumlah karyawan PT Telkom Tbk. Kantor Divre V (Wilayah Jawa Timur) sebanyak 3446 karyawan yang tersebar di seluruh wilayah Jawa Timur. Sedangkan untuk Kantor Divre V yang terletak di Jalan Ketintang 156, Surabaya sebanyak 1412 karyawan berdasarkan posisi 30 April 2004.

PT Telkomsel merupakan operator yang menyediakan akses layanan data terlengkap melalui implementasi teknologi CSD, GPRS (General Packet Radio Service), Telkomsel menyediakan beraneka ragam fitur yang memberikan kenyamanan berkomunikasi, dari yang sifatnya dasar hingga yang tercanggih seperti Multy Party Call, SMS2e-mail, MMS, Video Streaming, Farida Multi Number, mobile banking, info on demand, nada sambung pribadi dan lain sebagainya.

Untuk lebih menjangkau pelanggan telepon selular di seluruh Indonesia dimanapun mereka berada PT Telkomsel telah meluncurkan sistem penjualan dengan prinsip kepuasan pelanggan adalah kuncinya dengan berprinsip itu PT Telkomsel dalam melayani pelanggannya mendirikan kantor pelayanan dengan nama GraPARI Telkomsel atau Graha Pari Sraya Telkomsel yang berasal dari bahasa Sansekerta yang diberikan oleh Sri Sultan Hamengkubuwono X sebagai tanda penghargaan atas diresmikannya kantor pelayanan Telkomsel di Daerah Istimewa Yogyakarta. Sejak itulah seluruh kantor pelayanan Telkomsel ditetapkan dengan nama GraPARI Telkomsel atau Graha Pari Sraya Telkomsel.

(32)

Selain sebagai kantor pelayanan yang memfokuskan diri untuk melayani pelanggannya, Grapari juga menyediakan penjualan produk sendiri seperti kartu HALO, Simpati, dan Kartu AS. Grapari tidak menjual perangkat telepon selular kecuali jika ada kebijaksanaan tertentu untuk menjual dalam bentuk paket produk Telkomsel, hal inipun tidak selalu dilakukan. Sehingga jika ada pelanggan yang ingin membeli perangkat telepon selular terpisah dari produk Telkomsel, maka GraPARI akan menyarankan untuk mendapatkannya pada dealer resmi, outlet eksklusif maupun ritel yang telah bekerjasama dengan Telkomsel.

1. Slogan, Visi, Misi dan Budaya Perusahaan a. Slogan Telkomsel

”Paling Indonesia”

Menjadikan Telkomsel sebagai perusahaan jasa telekomunikasi seluler pilihan yang paling banyak jumlah pelanggannya, terbukti dengan jumlah pelanggan Telkomsel pada tahun 2011 mencapai 100 juta di Indonesia.

Telkomsel selalu mengutamakan kualitas dan ketersediaan kapasitas jaringan serta menyediakan jasa pelayanan yang terbaik kepada pelanggannya.

b. Visi

“The Best and Leading Mobile Lifestyle and Solutions Provider in The Region”

Maknanya adalah Telkomsel ingin menyediakan kualitas dan kepuasan di berbagai segmen dan menyediakan berbagai gaya hidup pelanggan.

(33)

c. Misi

“Deliver Mobile Lifestyle Services and Solution in Excelent Way That Exceed Customer Expectation, Create Value for All Stakeholder and The Economic Development of The Nation”

Maknanya adalah Telkomsel ingin memberikan solusi mobilitas yang terbaik bagi pelanggan eksternal, memberikan nilai employer choice bagi para pemegang saham dan karyawan dan menjadi penggerak perekonomian bangsa.

d. Budaya Perusahaan Telkomsel

1) Customer Intimacy : mengutamakan keakraban dan kepedulian untuk pemenuhan kebutuhan pelanggan.

 Pemahaman kebutuhan dan keinginan pelanggan

 Pemberian solusi

 Mengatasi keluhan

2) Profesionalism : mengutamakan keahlian, komitmen, dedikasi, obyektivitas dan orientasi jangka panjang.

 Tanggung jawab terhadap tugas

 Tanggung jawab terhadap aset perusahaan

 Manajemen waktu dan kualitas

 Kontribusi pribadi

3) Teamwork : kemampuan bekerja sama secara sinergis untuk mencapai tujuan.

 Menghormati perbedaan

(34)

 Komitmen terhadap tujuan tim

 Umpan balik yang konstruktif

 Keterlibatan dan partisipasi

 Kepercayaan

4) Integrity : konsistensi antara moral dan tindakan yang sesuai dengan standar etika dan praktik yang benar.

 Karyawan perusahaan harus bersikap konsisten dalam pemikiran

 Perbuatan berdasarkan peraturan dan norma perusahaan.

2. Logo dan Arti

Setiap bagian dan warna dari logo Telkomsel diatas memiliki maksud dan arti tersendiri yaitu :

Gambar 3.2 Gambar 3.1

a. Lingkaran elips horizontal yang membelah heksagon tersebut melambangkan penyelenggara jasa telekomunikasi domestik.

Lingkaran elips vertikal melambangkan penyelenggara jasa telekomunikasi internasional di Indonesia.

b. Heksagon merah itu sendiri melambangkan seluler (simbol seluler) sedangkan warna merah memiliki makna bahwa Telkomsel berani dan

(35)

siap menyongsong masa depan dengan segala kemungkinannya.

c. Heksagon abu-abu kehitam-hitaman berarti bahwa Telkomsel selalu siap mengayomi dan terus memenuhi kebutuhan pelanggannya, sedangkan warna logam adalah warna logam yang berarti juga kesejukan, luwes dan fleksibel juga melambangkan teknologi.

d. Pertemuan dua lingkaran elips berwarna putih berarti bahwa kedua lingkaran elips tersebut berpotongan diatas heksagon merah yang membentuk huruf “T” yang merupakan huruf awal dari Telkomsel.

Warna putih mengandung makna kebersihan, keterbukaan, transparansi dan kecerahan.

Struktur organisasi merupakan unsur yang sangat penting dalam suatu badan usaha baik pemerintah, maupun non pemerintah karena tanpa struktur organisasi, maka tidak akan tercapai visi misi yang diinginkan. PT Telkomsel Area IV Pamasuka di pimpin oleh Agus Mulyadi selaku Vice President. Dalam pelaksanaan tugas sehari-hari VP dibantu oleh Manager masing-masing Departmen dan seorang Corporate Communication. Dalam struktur organisasi (lampiran 1), PT Telkomsel Area IV Pamasuka membawahi Sales & customer service Regional Kalimantan dan Regional Sulawesi & Papua.

Corporate Communiacation bertugas untuk mengelola dan memelihara image, persepsi, reputasi dan opini perusahaan yang baik dan sehat (pada publik internal dan eksternal), serta ikut menciptakan lingkungan dan suasana bekerja yang kondusif bagi upaya bersama mencapai tujuan strategis dan target perusahaan, sebagai jabaran dari strategi dan kebijakan Corporate

(36)

Secretary, dalam bentuk kegiatan : publikasi, even organizing, pembangunan/pemeliharaan hubungan baik (relationship) dengan berbagai stake holders (pers, employer, customer, opinion markets, share holder dan investor).

B. Produk-produk 1. Kartu HALO

Kartu HALO adalah kartu GSM pasca bayar dari Telkomsel.

Dalam kartu HALO tertampung data pelanggan, fasilitas/jasa yang dapat dinikmati pelanggan serta PIN guna menjaga kerahasiaan data yang terdapat didalamnya. Selain itu kartu HALO juga mampu menampungan 200 nomor telepon beserta nama serta menyimpan 40 pesan singkat yang tidak ingin dihapus oleh pelanggan.

Tampilan kartu HALO memiliki keunikan yang tidak terdapat pada simcard lainnya. Dengan menampilkan gambar yang menonjolkan adat istiadat dari seluruh propinsi di Indonesia, Telkomsel ingin menyampaikan pesan melalui kartu HALO bahwa Telkomsel adalah operator yang memiliki cakupan diseluruh tanah air dan semangat jiwa nsionalisme.

2. simPATI

simPATI adalah simcard pra bayar dari Telkomsel. Keunggulan- keunggulan dari simPATI yaitu keamanan (bebas dari penyadapan dan penggandaan), aksebilitas, harga yang terjangkau, mutu prima dan jangkauannya luas GSM. Keunggulan produk ini adalah daya jelajahnya

(37)

yang bisa menjangkau wilayah-wilayah di seluruh Nusantara. Sehingga dapat dengan mudah dihubungi dan menghubungi dimana saja dan yang paling penting tidak perlu repot dengan persyaratan administratif.

3. Kartu AS

Kini Paket Perdana (starter pack) Kartu As makin murah karena kini bisa Anda dapatkan dengan hanya Rp.2000. Dengan Rp 2000, Anda bisa nikmati murahnya tarif Kartu As dan berkesempatan mendapatkan banyak tawaran promo yang memenuhi kebutuhan Anda berkomunikasi.

Didukung dengan berbagai layanan berkualitas dan jaringan terluas dari TELKOMSEL membuat Anda semakin betah menjadi pelanggan kami.

Semuanya ada di satu paket : Paket Perdana Kartu As Rp 2000.

Berikut keunggulan-keunggulan Kartu As yang kami persembahkan untuk para pelanggan.

4. TELKOMSEL Flash

“High Speed Wireless Broadband”

TELKOMSELFlash adalah layanan internet tanpa kabel (wireless) yang disediakan oleh TELKOMSEL untuk seluruh pelanggannya (kartuHALO, simPATI dan Kartu As). Layanan ini didukung dengan teknologi HSDPA/3G/EDGE/GPRS TELKOMSEL yang dapat menghasilkan kecepatan download sampai dengan 7.2 Mbps.

TELKOMSELFlash menawarkan suatu pengalaman baru dalam melakukan koneksi jaringan internet dengan kecepatan tinggi dan lokasi akses yang

(38)

dapat dilakukan dimana saja dalam jaringan HSDPA/3G/EDGE/GPRS TELKOMSEL.

C. Program-program Corporate Social Responsibility (CSR) 1. ICT Guru

ICT Guru adalah suatu program pendidikan bagi para guru di Indonesia yang telah dilaksanakan tahun 2010 di 18 kota tingkat Propinsi di Indonesia. Konsep dasar pelaksanaan program berbasis ICT dengan metodologi offline dan online, target pelaksanaan program untuk menciptakan guru-guru di Indonesia expertise di bidang matematika.

Program ICT Guru, menjadi kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) Telkomsel berkelanjutan untuk mencetak pendidik ahli dan profesional di bidang mata pelajaran matematika. Sepanjang program tersebut digulirkan, Telkomsel telah mendidik 2.300 guru di seluruh Indonesia dengan tingkat keberhasilan sukses dan terukur, baik bagi para guru maupun anak didik.

Memasuki tahun 2011 Telkomsel akan melebarkan target untuk mendidik guru bidang Fisika, Kimia dan Matematika di seluruh Indonesia.

Sehingga kemampuan mengajar para guru bidang eksakta di Indonesia memiliki kualitas sesuai standar pendidikan modern.

Pelaksanaan ICT Guru sendiri sejak tahun 2010 lalu sudah dilakukan pada 18 kota besar di Indonesia mulai dari Padang, Cimahi dan Bandung Barat, Jakarta, Bogor, Sukabumi, Tasikmalaya, Cirebon, Malang,

(39)

Sidoarjo, Semarang, Denpasar. Dilanjutkan Pontianak, Banjarmasin, Makassar, Medan, Palembang, Bukit Tinggi hingga Kupang.

Fokus pada guru matematika tingkat Sekolah Menengah Atas serta merangkul Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) matematika sebagai sumber informasi terbaru tentang metode, soal hingga penyelesaiannya.

Telkomsel kemudian mengkolaborasikannya dengan para tenaga ahli dari sejumlah universitas terkemuka di Indonesia, sehingga diharapkan akan menularkan keahliannya kepada para guru tadi.

Secara offline kemasan program itu dilakukan dalam seminar sehari, dimana setiap peserta diperkenalkan tentang metode, soal serta tips dan trik terkini dari sejumlah kajian matematika yang masuk dalam materi ujian nasional, seperti aljabar, geometri, trigonometri dan kalkulus.

Melengkapi proses offline, program ini pun dilakukan secara online melalui www.telkomselsahabatguru.com. Selain menciptakan ruang interaksi. Lewat website tersebut para pendidik dapat memperbaharui informasi terkini tentang lingkup bahan ajar yang disampaikan melalui visual book. Mulai dari contoh soal hingga penyelesaiannya yang dibuat interaktif, menarik dan mudah diaplikasikan pada saat mengajar.

2. ICT Murid & Sekolah

Sebuah program untuk memberikan kemampuan murid beradaptasi pada kemajuan media digital interaktif. ICT Murid dan Sekolah digulirkan Telkomsel sejak Januari 2010. Memanfaatkan perangkat komputer dan internet hemat energi, kegiatan utama CSR Telkomsel tersebut telah disebar

(40)

di 40 sekolah mulai dari Banda Aceh hingga Papua dan sukses diikuti oleh sekitar 5.000 pelajar di Indonesia.

Bergulir sejak awal tahun 2010, secara simultan kegiatan ini dilakukan kepada 40 sekolah serta melibatkan sekitar 5000 pelajar Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) di Indonesia, tersebar dari Banda Aceh hingga Papua. Kepada mereka, program ini memberikan pemahaman tentang pemanfaatan perangkat ICT untuk meraih prestasi sejak di bangku sekolah.

Wujud nyata tersebut berupa pemberian perangkat Multiseat EDU, terdiri atas 1 CPU yang mampu terhubung dengan lima monitor penggunanya. Ditambah modem TELKOMSEL Flash dan pemberian akses free login 150 per sekolah selama satu tahun. Kendati diakses secara bersamaan, secara teknis tidak akan mempengaruhi performansi kecepatan dan kerja dari masing-masing komputer, sehingga perangkat ini bisa hemat energi sekira 89%.

Diletakan pada sebuah meja bundar dengan diameter 1,5 meter dan kursinya, kegiatan belajar menggunakan perangkat tersebut menjadi lebih interaktif antara murid dan guru. Guna mendukung aktivitas di atas, Telkomsel melengkapi program ini dengan website pendidikan www.telkomselsahabatpintarku.com. Melalui situs tersebut, siswa dapat melakukan proses e-learning untuk mata pelajaran Fisika, IPA, Bahasa Inggris dengan penyesuaian jenjang pendidikan sekolah. Disuguhkan secara atraktif, praktis,menyenangkan dan tentunya sesuai dengan standar

(41)

kurikulum Departemen Pendidikan Nasional Indonesia. Begitu terdaftar jadi member dan berhasil login, siswa bisa memanfaatkan portal tersebut sebagai ajang diskusi, mempelajari demo soal yang dikemas menarik dengan tampilan gambar full colour dan suara. Siswa juga bisa mandapatkan latihan-latihan soal hingga meng-upload video dan foto serta nge-link ke Facebook dan Twitter.

3. Pendidikan Non Formal

Sejak tahun 2009 Telkomsel fokus memberikan bekal kepada anak jalanan, penyandang cacat dan mantan pecandu narkotika melalui pelatihan kewirausahaan teknisi telepon genggam. Saat ini, tercatat sudah ada ratusan wirausahaan baru di bidang tersebut.

Telkomsel melalui program pelatihan kewirausahaan teknisi telepon genggam mewujudkan komitmen tingkatkan kualitas hidup masyarakat kurang beruntung dari segi ekonomi untuk meraih pendidikan formal. Anak jalanan dan penyandang cacat menjadi fokus kegiatan tersebut sejak digulirkan tahun 2009 silam.

Sebagai program berkelanjutan, pada tahun 2010 pada kwartal ke dua bersamaan dengan rangkaian TELKOMSEL SIAGA 2010 ada sekira 100 anak jalanan dan penyandang cacat, tersebar di wilayah Bogor, Malang, Purwokerto, Yogyakarta dan Medan telah dibekali kemampuan reparasi telepon genggam.

Menitikberatkan pada pembekalan teknik dasar reparasi ponsel dan strategi bisnisnya selama dua pekan. Materinya merupakan kombinasi dari

(42)

teori dan praktik, mulai dari pengenalan komponen ponsel, peralatan reparasi, hingga simulasi menangani kerusakan ponsel. Sudah menjadi komitmen Telkomsel untuk membuka cakrawala negeri terhadap dunia teknologi seluler. Pada program ini pun Telkomsel kembali melengkapinya dengan website www.telkomselbinamandiri.com. Selain menjadi sumber informasi kegiatan, peserta pun dipastikan dapat saling bertukar informasi.

Sehingga mampu membentuk sebuah jaringan usaha yang kuat dan akhirnya mencapai sebuah kemandirian.

4. Pelatihan Teknisi Hand Phone Mantan Pemakai Narkotika

Menindak lanjuti kerjasama yang sudah terjalin antara Telkomsel dengan Badan Narkotika Nasional (BNN). Telkomsel kembali melakukan komitmen untuk ikut gerakan Pencegahan, Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN).

Kesepakatan yang terjadi jelang akhir tahun 2010 lalu itu menaruh harapan untuk memberi kesempatan re-entery residence agar terlepas dari ketergantungan narkotika. Utamanya yaitu membentuk jiwa kewirausahaan, sehingga mereka lebih berani menatap masa depan yang lebih baik dan pada akhirnya dapat hidup mandiri.

Bentuknya adalah memberi pelatihan teknisi telepon seluler kepada mereka yang telah dinyatakan lulus dari program rehabilitasi narkotika di Pusat Rehabalitasi Narkotika BNN. Sebanyak 125 orang mengikuti pelatihan yang dilakukan secara dua fase yaitu, bulan Januari hingga Februari 2011. Dengan mengambil lokasi di kantor pusat BNN dan Pusat

(43)

Rehabilitasi Narkotika BNN, Lido, Sukabumi, Jawa Barat. Setelah membekali para mantan pemakai narkotika, Telkomsel sebagai penyedia jasa telekomunikasi seluler kembali mengkolaborasikan gerakan CSR dengan bidang usaha utama. Bentuknya sudah tentu dalam penyediaan website portal bersama antara Telkomsel dan BNN.

Mengusung konsep preventif dan edukatif, www.genbenar.com dengan menyasar kalangan muda. Isinya selain informasi seputar narkoba, musik dan video. Di dalamnya, pengguna juga bisa berdiskusi yang terkoneksi dengan jaringan Facebook dan Twitter.

5. Telkomsel Emergency Respons and Recovery Action (TERRA)

Sadar bahwa kualitas komunikasi selular kepada pelanggan ditentukan oleh kondisi alam. Telkomsel melalui Telkomsel Emergency Respons and Recovery Activity (TERRA), fokus pada aktivitas manajemen bencana alam. Jelang akhir tahun 2010, eksistensi TERRA pun telah teruji di wilayah bencana nasional, mulai dari tsunami, Mentawai-Sumatera Barat, erupsi Gunung Merapi hingga banjir bandang di Wasior, Papua Barat.

Dibentuk pada 21 Januari 2010 dan mengusung konsep Community Based Disaster Risk Management (CBDRM) sebuah proses dimana masyarakat dilibatkan secara aktif di dalam proses identifikasi, analisa, penanggulangan, pemantauan dan evaluasi terhadap risiko bencana.

Kemudian tersebar di seluruh Grapari Telkomsel di Indonesia. Terdiri atas Telkomsel, Gadamusa Discovery, Aksi Cepat Tanggap (ACT) dan Koperasi Telkomsel (Kisel). Lingkup aktivitas tim ini meliputi mengamankan

(44)

infrastruktur Telkomsel, tindak tanggap bencana, mobilisasi logistik hingga pemberian layanan teknis. Kendati telah diperkuat dari beberapa unsur di atas, kemampuan beradaptasi dilokasi rawan bencana wajib dimiliki pula oleh karyawan Telkomsel. Hingga saat ini, Telkomsel rutin memberikan pembekalan tanggap bencana kepada karyawan di setiap area di Indonesia.

Fokus kegiatan adalah pengamanan asset Perusahaan apabila terjadi bencana alam. Selain itu, tim TERRA pun dibekali pengetahuan tentang proses manajemen posko termasuk distribusi logistik, teknik menyelamatkan diri baik pada medan air, darat maupun tebing hingga membuka sambungan komunikasi di daerah yang terisolir komunikasi.

Persiapan tadi pada akhirnya menjadikan Telkomsel waspada, siap dan sigap ketika Indonesia didera bencana secara beruntun tahun 2010 lalu.

Misalkan saja TERRA terjun langsung di lokasi bencana tsunami di kepulauan Mentawai, Sumatera Barat. Sejumlah kegiatan penyelamatan aset perusahaan maupun kemanusiaan pun seketika digelar dengan situasi maupun kondisi terbatas mencakup :

 Network Recovery : Penambahan perangkat USO sebanyak 4 unit, 2 unit di Sikakap, 1 unit di Malakopak, dan 1 unit lainnya di Saumanganyak.

Penambahan kapasitas BTS di Sikakap dan Tua Pejat.

 Bantuan kepada para korban bencana : Penyediaan fasilitas telepon gratis, dengan 4 unit HP di Sikakap, dan 3500 unit kartu perdana As.

Distribusi/ penyebaran bantuan logistik melalui tim TERRA ke lokasi Muntai, Baru-baru dan sekitarnya.

(45)

Belum hilang rasa peluh yang tersisa dari Mentawai, gunung Merapi menunjukan tajinya sebagai gunung teraktif di Negeri ini. Kali ini penangan yang dilakukan TERRA harus dilakukan secara dua tahap dalam penanganan bencana yang telah menelan korban sekira 144.660 jiwa itu.

Fase 1 dilakukan pada masa tanggap darurat 26 Oktober hingga 3 November 2010. Konsentrasi lebih dilakukan pada kegiatan manajerial posko komando serta sejumlah aktivitas lain yang meliputi:

 Pendirian posko assessment situasi Gunung Merapi dan pergerakan pengungsi disamping membantu kegiatan evakuasi pengungsi.Pendirian posko-posko layanan di 11 lokasi pengungsian maupun Satkorlak yang tersebar di sekitar wilayah Gunung Merapi. Termasuk distribusi bantuan logistik di posko pengungsian Umbulharjo.

 Persiapan dan pelaksanaan posko pelayanan Telkomsel berkaitan dengan kunjungan Presiden Republik Indonesia ke lokasi pengungsi Purwobinangun (bekerja sama dengan Telkom), posko utama Pakem di Sleman dan posko pelayanan di Kemalang Klaten.

Fase 2 dilakukan tatkala terjadinya letusan besar tanggal 6 November 2010 yang menyebabkan kondisi zona bahaya yang lebih luas hingga ke radius 20 km. Letusan ini menyebabkan terganggunya operasional 31 BTS. Sehingga diperlukan tindakan recovery yang dilakukan mulai tanggal 6 hingga 19 November 2010 dengan aksi berupa:

 Membantu tim network Telkomsel untuk recovery BTS yang terputus terutama di sekitar ring dua zona dampak merapi. Percepatan recovery

(46)

BTS ini selain membantu pemerintah, relawan dan masyarakat, juga me- recovery dampak opportunity loss yang lebih besar dan artinya harus mempertahankan produktivitas BTS.

 Koordinasi dengan manajemen area 3 Jawa-Bali untuk berbagai dukungan yang dibutuhkan baik untuk kepentingan network, evakuasi karyawan beserta anggota keluarga menuju kota Solo, dukungan pelayanan dan distribusi bantuan.

D. Struktur Organisasi

Berusaha untuk mencapai suatu tujuan akan memerlukan suatu kerja sama antara orang-orang yang terkait didalamnya , sehingga orang yang terlibat didalam tujuan ini memegang peranan penting demi tercapainya tujuan yang telah direncanakan, apalagi jika hal tersebut dilakukan dalam dunia bisnis, jelas sekali bahwa kerja sama yang dilakukan harus lebih terencana, untuk mencapai tujuan kerja sama ini biasanya dilakukan dalam suatu wadah yang dalam masyarakat dikenal dengan nama organisasi.

Dalam pencapaian tujuan kita melihat bahwa unsur manusia yang mempunyai peranan yang penting sekali dalam rangka melaksanakan aktivitasnya guna mencapai suatu kerja sama yang baik. Manusia atau individu di sini dituntut untuk saling mengerti akan fungsi-fungsi dan statusnya masing-masing. Jadi dengan demikian manusia berperan dalam organisasi tadi sangat membantu kelancaran jayanya organisasi dalam perusahaan yang bersangkutan. Kita dapat melihat bagan / struktur organisasi

(47)

yang digunakan oleh PT. Telkomsel, khususnya Divisi Sistem Informasi (SISFO).

Gambar 1. Struktur Organisasi PT Telkomsel

(48)

INFORMATION TECHNOLOGY SUB

DIRECTORATE

IT DEVELOPMENT DIVISION

IT APPLICATION OPERATION

DIVISION IT PLANNING

DIVISION

IT INFRASTRUCTURE

DIVISION

IT PLANNING &

ARCHITECTURE GROUP

IT SECURITY GROUP

IT CORPORATE SYSTEM DEV.

DEPT.

IT BUSINESS SYSTEM DEV.

DEPT.

IT VALUE ADDED SYSTEM

DEV. DEPT.

IT CUSTOMER OPERATION

DEPT.

IT CORPORATE OPERATION

DEPT.

IT SERVICE MAGT DEPT.

IT DATA CENTER DEPT.

IT DATA COMMUNICATION

DEPT.

IT OPERATIO SUPPORT SYSTEM DEPT.

Gambar 2. Struktur Organisasi Sub-Directorat Information Technology Tugas dan Deskripsi Kerja :

Sub Direktorat Information Technology

(a). Memastikan terlaksananya IT Strategy, IT Architecture, IT Security System/Policy, IT Policy & IT Programs.

(b). Memastikan pembangunan IT System yang mencakup Corporate System, Business System & Value Added System, dalam rangka mendukung pelayanan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan eksternal dan internal secara efisien dan efektif.

(c). Memantau kelancaran operasional dan pemeliharaan IT Infrastructure dan IT Application serta bertanggung jawab atas performansinya.

(49)

(d) Bertanggung jawab dalam hal prevensi, deteksi dan pemecahan masalah IT yang related terhadap fraud dan security isu.

Divisi IT Application Operations

(a). Memastikan kelancaran pengoperasian dan pemeliharaan aplikasi yang dipergunakan korporasi.

(b). Memastikan implementasi system pengamanan logis untuk aplikasi korporasi.

(c). Memastikan quality assurance untuk implementasi software.

Department IT Corporate Operation

(a). Melakukan pemeliharaan terhadap sistem aplikasi yang mendukung internal bisnis proses Telkomsel.

(b). Menjamin ketersediaan sistem yang akurat, konsisten dan highly- available.

Ruang lingkup kegiatan (Scope of Work):

(a). Memelihara sistem production (OASIS, Supply Chain Management, Datawarehouse, etc) serta memastikan kesiapannya dengan :

(1) Melakukan sistem upgrade termasuk memperbaharui kontrak maintenance dengan vendor dan apply patch, service pack atau version upgrade.

(2) Mengidentifikasi sistem update dan standar pengukuran kinerja sistem.

(3) Menganalisa kinerja system dan meramalkan trend-nya berdasarkan hasil monitoring yang dilakukan.

(4) Memastikan availability dan reliability aplikasi terkait dengan cara membandingkan kinerja sistem sekarang dengan target yang ditentukan serta identifikasi setiap terjadinya degradasi sistem.

(50)

(5) Memberikan dukungan operasional kepada IT Service Management terhadap masalah yang timbul pada kegiatan rutin (second level) pada aplikasi korporasi.

(6) Berpartisipasi dalam pembangunan sistem aplikasi yang berhubungan dengan sistem korporat maupun VAS (Value Added Service) dengan :

 Memberikan informasi dalam proses studi kelayakan pembuatan sistem requirement dokumen terhadap sistem aplikasi yang sedang dibangun.

 Memberikan masukan dan rekomendasi pada tahapan persiapan proyek.

 Memberikan masukan untuk proses perolehan software.

(7) Mendukung kegiatan pengoperasian dan pemeliharaan sistem IT di Kantor Regional.

(8) Membangun dan mengimplementasikan strategy/action plan untuk memecahkan permasalahan aplikasi

Output :

a. Tersedianya informasi atau data secara akurat dan tepat waktu.

b. Operasi sistem aplikasi yang handal dan secure.

c. Terselenggaranya kegiatan operasional perusahaan perusahaan dengan lancar.

Uraian Kegiatan Administrasi Sistem Yang Berjalan

Sistem yang ada sebelumnya di Sub Directorate Information Technology (IT) di PT Telkomsel hanya sistem administrasi surat menyurat yang meliputi proses penomoran surat keluar, pengiriman surat, penerimaan surat, disposisi surat masuk/keluar, dokumentasi surat keluar/masuk pada Sub Directorate Information Technology di PT Telkomsel adalah sangat tinggi

(51)

sekali. Surat yang keluar/masuk pada pada umumnya berisi tentang hal-hal yang berkaitan dengan seluruh kegiatan operasional dan non operasional di PT Telkomsel.

Sehubungan dengan adanya Department IT Corporate Operation yang bertanggung jawab terhadap availability dan reliability sistem-sistem aplikasi corporate yang digunakan untuk mendukung kegiatan bisnis PT Telkomsel, maka surat-surat yang keluar/masuk ke Sub Directorate IT PT Telkomsel ada yang berkaitan dengan sistem-sistem aplikasi corporate tersebut.

Saat ini kegiatan administrasi surat menyurat (distribusi dan dokumentasi) untuk sistem aplikasi bisnis corporate yang digunakan oleh PT Telkomsel yang ada di Sub Directorate IT PT Telkomsel seorang sekertaris.

Kegiatan surat menyurat ini terdiri dari beberapa proses diantaranya : proses penomoran surat keluar, pengiriman surat, penerimaan surat, disposisi surat masuk/keluar, dokumentasi surat keluar/masuk.

(52)

43

Deskripsi non variabel penelitian ini bersumber dari data primer, tetapi tidak termasuk dalam variabel yang diteliti. Karakteristik responden yang diteliti pada penelitian ini adalah yang menyangkut lama kerja, jenis kelamin, usia dan pendidikan terakhir.

1. Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Kerja

Masa kerja karyawan PT. Makassar Mega Putera Prima cukup bervariasi, data selengkapnya bisa dilihat padda uraian berikut:

Tabel 2. Responden Berdasarkan Lama Kerja

No Masa Kerja (Tahun)

Jumlah

Karyawan Persentase

1 < 5 1 2

2 6-Jan 5 10

3 11-Jan 9 18

4 16-20 11 22

5 21-25 10 20

6 26-30 13 26

7 31-35 1 2

Jumlah 50 100

Sumber: Buku Administrasi PT. Makassar Mega Putera Prima

(53)

Berdasarkan Tabel terlihat bahwa sebagian besar responden telah bekerja di atas 20 tahun yaitu 26-30 tahun, yaitu sebanyak 9 orang (18%).

Sebagian besar dari responden telah bekerja selama 16 - 20 tahun 11 orang (22%), dan hanya 10% atau 5 orang yang bekerja kurang dari 5 tahun.

2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel 3. Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah

Karyawan

Persentase (%)

1 Laki-laki 35 70

2 Perempuan 15 30

Jumlah 50 100

Sumber: Buku Administrasi PT. Makassar Mega Putera Prima

Berdasarkan jenis kelamin, mayoritas responden adalah pria, yaitu sebanyak 35 orang (70%). Sedangkan responden wanita hanya sebanyak 15 orang (30%). Hal ini masuk akal, mengingat PT. Makassar Mega Putera Prima adalah anak perusahaan dari PT Telkom Tbk adalah perusahaan yang utamanya bergerak di bidang telekomunikasi dan teknologi informasi yang untuk saat ini masih didominasi kaum pria.

3. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Karyawan PT. Makassar Mega Putera Prima memiliki rentang usia yang bervariasi, antara 18 tahun hingga di atas 46 tahun. Tabel berikut

(54)

menunjukkan kelompok usia karyawan secara lebih rinci.

Tabel 4. Responden Berdasarkan Usia

No Usia (Tahun)

Jumlah

Karyawan Persentase

1 18 - 30 3 6

2 31 - 40 20 40

3 41 - 45 16 32

4 > 46 11 22

Jumlah 50 100

Sumber: Buku Administrasi PT. Makassar Mega Putera Prima

Berdasarkan pada tabel diatas terlihat bahwa responden yang paling banyak bekerja pada PT. Makassar Mega Putera Prima berada pada usia 31-40 tahun sebanyak 20 orang dengan persentasi 40%, pada usia 41-45 tahun sebanyak 16 orang dengan persentasi 32%, pada usia >46 tahun sebanyak 11 orang dengan persentasi 22%, dan terakhir pada usia 18-30 tahun sebanyak 3 orang dengan persentasi 6%.

4. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Responden memiliki tingkat pendidikan terakhir yang sangat bervariasi, mulai dari tingkat Sekolah Dasar hingga jenjang Program Magister (S2). Tabel berikut menunjukkan data responden berdasarkan pendidikan terakhir secara rinci sebagai berikut:

(55)

Tabel 5. Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

No Pendidikan Terakhir

Jumlah

Karyawan Persentase

1 S2 4 8

2 S1 16 32

3 D3 12 24

4 D2 7 14

5 D1 1 2

6 SMA 8 16

7 SMP 1 2

8 SD 1 2

Jumlah 50 100

Sumber: Buku Administrasi PT. Makassar Mega Putera Prima

Berdasarkan Tabel diatas terlihat bahwa mayoritas responden berpendidikan Sarjana Strata 1 (S1), sebanyak 16 orang (32%), D3 sebanyak 12 orang dengan persentasi 24%, D2 sebanyak 7 orang dengan persentasi 14%, D1 sebanyak 1 orang dengan persentasi 2%, S2 (Magister) sebanyak 4 orang dengan persentasi 8%, SMA sebanyak 8 orang dengan persentasi 16%, SMP sebanyak 1 orang dengan persentasi 2% dan di PT. Makassar Mega Putera Prima juga masih ada karyawan yang berpendidikan setingkat Sekolah Dasar, meskipun jumlahnya hanya satu orang (2%).

(56)

B. Pengaruh Strategi Pemasaran terhadap Volume Penjualan

Untuk memilih pasar dan melayani konsumen dengan baik, banyak perusahaan menerapkan segmentasi pasar. Dalam segmentasi pasar, penjualan membedakan pasar yang luas kecil dan tertentu kelompok-kelompok tertentu terdiri dari pembeli yang memiliki karakteristik yang sama dalam memenuhi kebutuhannya.

Sebuah perusahaan yang memiliki sumber daya besar tentu berambisi menjangkau pasar yang seluas-luasnya melalui sejumlah pasar yang tersegmantasi. Sebelum menentukan berapa jumlah segmen yng dimasuki, perusahaan perlu mempertimbangkan faktor intern dan ekstern sehingga keuntungan yang diharapkan bisa dicapai dengan efektif dan efisien.

Faktor-faktor intern berupa ketersediaan sumber daya manusia, sumber daya modal, dan infrastruktur organisasi yang solid. Sedangkan faktor ekdtern dapat berupa kompetisi day beli konsumen dan tuntutan pasar itu sendiri, demikian pula dengan PT. Makassar Mega Putera Prima yang berada dibawah naungan PT. Telkomsel Makassar yang melakukan kebijakan segmentasi pasarnya berdasarkan geografis dan daya beli konsumen, dimana daerah segmen pasarnya adalah sejumlah daerah kabupaten/kotamadya yang tersebar di propinsi Sulawesi Selatan dan area Kota Makassar. Makassar memiliki kriteria atau syarat-syarat tertentu dalam menentukan daerah pasarnya. Syarat-syarat tersebut antara lain:

1. Besarnya pasar, artnya kepadatan penduduk tersebut cukup tinggi.

2. Daya beli konsumen, artinya kemampuan atau tingkat kesejahteraan

(57)

masyarakatnya tinggi.

3. Terjangkau, artinya selain terjangkau bagi perusahaan dan terhadap penentuan strategi pemasarannya, juga terjangkau bagi konsumen dan kota kecil di sekitarnya.

4. Kemampuan perusahaan, dalam hal ini selain kemampuan dari PT. Telkom Makassar itu sendiri, juga kemampuan dari perusahaan yang dijadikan mitra.

Karena itu tidak semua daerah bisa dimasuki oleh perusahaan, masih ada beberapa kota di kabupaten/kotamadya yang belum dijadikan sebagai daerah pemasaran dan belum memiliki gerai penjualan kartu halo antara lain:

Sinjai, Jenaponto, Bulukumba, Enrekang, dan beberapa kota lainnya adalah daerah yang belum digarap karena tidak memenuhi syarat yamg ditentukan oleh PT. Makassar Mega Putera Prima.

Untuk lebih jelasnya, berikut nama-nama kota yang menjadi bagian segmen pasar penjualan Telkomsel sampai pada tahun 2008, yaitu Makassar, Pare-pare, Palopo, Bone, Maros, Gowa, Pangkep, Mamuju. Ditengah-tengah persaingan yang begitu tajam akibat banyaknya produk seluler yang lain, telkomsel dengan kartu halo yang sudah cukup lama di Indonesia, dengan segala keunggulan yang dimilikinya, tetap bisa meraih pangsa pasar seluler sekaligus memenuhi kebutuhan alat telekomunikasi yang handal, ekonomis dan praktis. Telkomselpun mengembangkan teknologi yang mampu menjawab kebutuhan pelanggan yaitu produk selluler yaang murah dan berkualitas, sehingga menjadikannya sebagai pelopor selluler berbasis GSM yang

(58)

ekonomis dan praktis. Sejak diluncurkan diawal tahun 1995 samai sekarang, Telkomsel telah memproduksi KARTU HALO, SIMPATI, dan AS yang merupakan kartu seluler yang sifatnya pasca bayar dan pra bayar. Berikut ini adalah daftar jumlah costumer Telkomsel khusus Kartu Pasca Bayar Halo.

Tabel 6. Daerah dan Penjualan

Daerah segmentasi Jumlah penjualan

Makassar 34.012

Pare-pare 4.099

Palopo 6.886

Bone 2.972

Maros 491

Gowa 508

Pangkep 907

Mamuju 692

Sumber PT. Makassar Mega Putera Prima

Hasil penelitian ini berdasarkan pada hasil perhitungan secara statistik sebagaimana yang telah dituangkan dalam metode analisis data pada Bab III poin 3.5 Analisis Data yang menggunakan metode regresi linier berganda, korelasi linier dan uji t. Peneliti membagi pembahasan dalam beberapa poin setelah memasukkan seluruh variabel yang diteliti terlihat hasil pada tabel-tabel berikut ini. Sebelum memberikan tafsiran pada hasil, perlu diketahui kriteri kuat lemahnya dan hubungan antar variabel tersebut. Kriterianya adalah sebagai berikut:

(59)

a. Jika hubungannya sebesar 0,0 – 0,025 menunjukkan hubungan sangat lemah.

b. Jika hubungannya sebesar > 0,025 - 0,5 menunjukkan hubungan yangcukup.

c. Jika hubungannya sebesar >0,5 – 0,75 menunjukkan hubungan kuat.

d. Jika hubungannya sebesar >0,75 - 1 menunjukkan hubungan sangat kuat.

Sebelum dilakukan seberapa besar pengaruh strategi pemasaran (X) terhadap volume penjualan (Y) kartu. Maka akan dilakukan beberapa uji persyaratan sebagai berikut:

a. Uji Validitas

Uji validitas akan menguji masing-masing variabel yang digunakan dalam penelitian ini, dimana keseluruhan variabel penelitian memuat 21 pernyataan yang harus dijawab oleh responden. Adapun kriteria yang digunakan dalam menentukan valid tidaknya pernyataan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: tingkat kepercayaan = 95 persen ( α = 5 persen), derajat kebebasan (df) = n –6 = 50 – 6 = 44, didapat r tabel

= 0.2455. Jika r hitung (untuk tiap butir dapat dilihat pada kolom Corrected Item–Total Correlation) lebih besar dari r tabel dan nilai r positif, maka butir pernyataan dikatakan valid (Ghozali, 2005).

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, maka hasil pengujian validitas dapat ditunjukkan pada Tabel sebagai berikut :

Gambar

Gambar 1. Struktur Organisasi PT Telkomsel
Gambar 2. Struktur Organisasi Sub-Directorat Information Technology Tugas dan Deskripsi Kerja :
Tabel  2. Responden Berdasarkan Lama Kerja
Tabel  4. Responden Berdasarkan Usia
+7

Referensi

Dokumen terkait

Beberapa alasan yang mendasari orangtua menitipkan Bagus ke Panti Asuhan antara lain: (1) keluarga memiliki kondisi ekonomi yang rendah sehingga kurang mampu

Sedangkan pengaruh jenis kemasan yang tidak berbeda nyata terhadap warna Sate Pusut pada penyimpanan 24 jam disebabkan karena kelembaban dan suhu dalam kemasan

Paling tidak para jurnalis di Sidoarjo perlu untuk mengatur pola kecemasan dan ketidakpastian diri saat harus mendatangi wiayah yang terpapar wabah Covid-19... Penelitian ini

Kualitatif : Pasien mengkonsumsi bubur untuk makan pagi sebanyak satu centong dan mengkonsumsi nasi untuk makan siang – malam masing-masing dua centong. Pasien sering

Berdasarkan observasi pendahuluan Peneliti, film yang disutradarai Hanung Bramantyo inibercerita tentang konflik sosial yang kerap terjadi di lingkungan masyarakat

Algoritma evolusi differensial, yang merupakan algoritma yang meniru prinsip dasar evolusi biologis untuk menyelesaikan problem optimasi global, digunakan untuk mencari

Nexleaf memberikan donasi kepada Perkumpulan AirPutih sebesar USD 5,600 dan Pacific Institute memberikan donasi sebesar jumlah yang telah dikeluarkan oleh Perkumpulan

Dari gambar 3.4 dapat ditunjukkan bahwa komunikasi yang terjadi antara klien dan server seolah-olah terjadi komunikasi langsung antara aplikasi klien dengan