55
PENGGEMUKAN SAPI DI PD KARYA ASIH SUMBER CIREBON
A. Profil Usaha Penggemukan Sapi PD Karya Asih
1. Sejarah Berdirinya Usaha Penggemukan Sapi PD Karya Asih
Pada tahun 1994 usaha peternakan sapi ini mulai didirikan, mulanya Bapak H. Abdullah yang akrab di panggil Bapak H. Dul sebagai pemilik peternakan sapi hanya sekedar ingin merawat (menernak) sapi saja, belum terpikir untuk melakukan usaha penggemukan sapi. Awalnya Bapak H. Dul sebagai pemilik ternak sapi ini hanya mempunyai dua ekor sapi yang dibeli ketika itu untuk di ternaknya. Setelah sapi itu diternak dan dirawat dengan sungguh-sungguh Bapak H. Dul mencoba untuk menjual sapi yang telah diternaknya itu, dan ternyata hasil keuntungan dari menjual sapi tersebut mendapatkan untungnya yang cukup besar.
Dari hasil keuntungan tersebut Bapak H. Dul mencoba untuk terus mengembangkan usaha ternak sapinya dengan membeli kembali sapi dari keuntungan penjualan sapi sebelumnya. Karena dengan hasil yang di dapatkan oleh Bapak H. Dul cukup besar, Bapak H. Dul merasa bahwa ternak sapi adalah salah satu usaha yang cukup memungkinkan untuk kedepannya. Sekitar tahun 1996-1997 barulah Bapak H. Dul terlintas pemikiran atau ide untuk mencoba menernak sapi dengan metode penggemukkan sapi. Selain itu, karena di rumah Bapak H. Dul juga terdapat usaha gilingan padi (yang menghasilkan dedek) beliau berpikiran untuk memanfaatkan dedek padi tersebut tidak hanya dijual saja, tetapi untuk pakan sapinya lebih bermanfaat. Hitung-hitung menabung di perut sapi.
Usaha penggemukan sapi ini terus dikembangkan dengan metode-metode yang terus berkembang dari tahun ke tahun, dengan perkembangan yang terus meningkat hingga akhirnya usaha penggemukkan sapi ini tidak hanya dengan
menggunakan modal sendiri, tetapi ada beberapa orang yang percaya untuk menitipkan sapi-sapi untuk di gemukkan kepada Bapak H. Dul dengan sistem kerjasama yang sesuai dengan akad yang telah ditentukan oleh kedua belah pihak.
Usaha penggemukkan sapi yang dilakukan oleh Bapak H. Dul hanya jenis sapi jantan saja, tidak dengan sapi betina, karena jenis sapi yang di pelihara oleh Bapak H. Dul adalah jenis sapi potong dan selain itu sapi Bapak H. Dul banyak di beli oleh pembeli untuk penyembelihan hewan qurban.
Semakin berkembangnya usaha penggemukan sapi yang dirintis oleh Bapak H. Dul beliau berpikiran bahwa untuk lebih memajukan usahanya agar lebih dikenal oleh masyarakat luas yaitu dengan memberinama usaha penggemukan sapi dengan nama PD. Karya Asih pada tahun 2009. Ketika Bapak H. Dul memberi nama usaha penggemukkan sapi dengan nama PD. Karya Asih dengan ketentuan-ketentuan yaitu adanya tempat dan lokasi yang cukup untuk dijadikan kandang sapi tersebut.123
Pada tahun 2010, usaha penggemukan sapi ini dipindah alihkan pengurusannya oleh Bapak H. Dul kepada anaknya, yaitu Sudarno. Dimana usaha penggemukan sapi ini berkembang dengan baik, karena Bapak Sudarno telah paham untuk mengurus sapi dengan metode-metode penggemukkan sapi yang semakin maju pada saat ini. Selain itu, beliau juga belajar dari pengalaman-pengalaman ayahnya yang telah cukup lama mengurus sapi-sapi sampai sapi tersebut terjual dan terus berkembang, selain itu beliau sering bertukar ilmu dengan sesama peternak yang melakukan cara atau metode untuk menggemukan sapi dengan cepat dan sesuai dengan pedoman-pedoman peternakan. Hingga sampai saat ini usaha penggemukan sapi di kelola oleh Bapak Sudarno, tetapi tanpa lepas dari arahan dan bimbingan dari Bapak H. Dul ayahnya.
123Wawancara dengan Bapak Sudarno, Pengelola Penggemukkan Sapi, di Kelurahan Sendang Kecamatan Sumber Kabupaten Cirebon, Hari Kamis, 14 Juli 2016, Pukul 15.50 WIB.
2. Letak Usaha Penggemukan Sapi PD Karya Asih
Usaha penggemukan sapi PD Karya Asih Bapak H. Abdullah (Bapak H.
Dul) berada di Kelurahan Sendang Kecamatan Sumber Kabupaten Cirebon.
Kelurahan Sendang memiliki luas wilayah sebesar 69,4700 Ha dengan tipologi Kelurahan berupa dataran rendah dan batas wilayah sebagai berikut, sebelah Barat berbatasan dengan Kelurahan Kemantren, lalu di sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Gegunung, di sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Wanasaba Lor dan di sebelah Timur berbatasan dengan Desa Cempaka.
Jumlah penduduk Kelurahan Sendang sebanyak 4.213 jiwa, dengan jumlah laki-laki sebanyak 2.065 jiwa dan perempuan sebanayak 2.148 jiwa.
Dengan berbagai macam mata pencaharian yang ada di Kelurahan sendang, dimana untuk Buruh Harian Lepas terdapat 714 jiwa, dimana laki-laki dengan jumlah 367 jiwa dan perempuan 347 jiwa. Untuk mata pencaharian Wiraswasta sebanyak 697 jiwa, laki-laki dengan jumlah 357 dan perempuan 340 jiwa. Mata pencaharian Buruh Jasa Perdagangan Hasil Bumi sebanyak 99 jiwa, dimana laki-laki sebanyak 52 jiwa dan perempuan 47 jiwa, sedangkan untuk mata pencaharian Karyawan Perusahaan swasta sebanyak 101 jiwa, dengan jumlah laki-laki sebanyak 53 jiwa dan perempuan sebanyak 48 jiwa.
Sedangkan mata pencaharian Buruh Tani di Kelurahan Sendang menempati posisi pertama yaitu sebanyak 963 jiwa, dengan 487 jiwa laki-laki dan 476 jiwa perempuan.124 Sedangkan letak PD. Karya Asih penggemukkan sapi yaitu terdapat di jalan Kiageng Tapa Blok Selon Asri RT 008 RW 003 Kelurahan Sendang Kecamatan Sumber Kabupaten Cirebon Jawa Barat Kode Pos 45613.125
124http://prodeskel.binapemdes.kemendagri.go.id Sumber : Kelurahan Sendang, diakses pada:
Hari Sabtu, 16 Juni 2016 Pukul 09.23 WIB
125Wawancara dengan Bapak Sudarno, Pengelola Penggemukkan Sapi, di Kelurahan Sendang Kecamatan Sumber Kabupaten Cirebon, Hari Kamis, 14 Juli 2016, Pukul 15.50 WIB.
3. Motto
Usaha penggemukan sapi PD Karya Asih yang terletak di Kelurahan Sendang Kecamatan Sumber Kabupaten Cirebon mempunyai motto yaitu:
“Saling Percaya dan Saling Jujur”
4. Data Pemilik Modal dan Pengelola Usaha Kerjasama Penggemukan Sapi PD Karya Asih
a. Nama Usaha : PD. Karya Asih
b. Pemilik Usaha : Bapak H. Abdullah (H. Dul) c. Pengelola : Bapak Sudarno
d. Pemilik Modal : Bapak Roni
e. Bentuk Usaha : Penggemukkan Sapi f. Jenis Produksi : Sapi Potong (Sapi Jantan)
g. Alamat : Jalan Kiageng Tapa Blok Selon Asri RT 008 RW 003 Kelurahan Sendang Kecamatan Sumber Kabupaten Cirebon Jawa Barat Kode Pos 45613.
B. Proses Pelaksanaan Bagi Hasil Usaha Kerjasama Penggemukan Sapi PD Karya Asih Sumber Cirebon
Usaha penggemukan sapi merupakan salah satu usaha yang cukup berpotensi untuk dikembangkan guna meningkatkan perekonomian. Usaha penggemukan sapi ini berpotensi dikembangkan, dikarenakan usaha ini relatif tidak tergantung pada ketersediaan lahan dan tenaga kerja yang berkualitas tinggi, produk sapi potong memiliki nilai elastisitas terhadap perubahan pendapatan yang tinggi, dan dapat membuka lapangan pekerjaan. Selain itu, usaha penggemukan sapi menghasilkan keuntungan yang bersifat ganda, yaitu keuntungan dari pertambahan bobot badan sapi tersebut dan kotoran sapi berupa pupuk kandang. Namun, modal yang dibutuhkan untuk memulai usaha tersebut cukup besar.
Salah satu bentuk kerjasama antara pemilik modal dan pengelola adalah bentuk usaha kerjasama bagi hasil, yang dilandasi oleh rasa tolong-menolong.
Karena ada orang yang mempunyai modal, tetapi tidak mempunyai keahlian dalam menjalankan suatu usaha. Ada juga orang yang mempunyai modal dan keahlian, tetapi tidak mempunyai waktu. Sebaliknya ada orang yang mempunyai keahlian dan waktu, tetapi tidak mempunyai modal. Dengan demikian, apabila ada kerjasama dalam menggerakkan roda perekonomian, maka kedua belah pihak akan mendapatkan keuntungan modal dan skill (ketrampilan) yang dipadukan menjadi satu.
Prinsip bagi hasil (profit and loss sharing) atau dalam Islam yang disebut dengan (syirkah) mencakup mudharabah dan musyarakah. Prinsip bagi hasil seperti mudharabah dan musyarakah sudah ada sebelum datangnya Islam. Di Timur Tengah pra-Islam, kemitraan-kemitraan bisnis yang berdasarkan atas konsep mudharabah berjalan berdampingan dengan konsep sistem bunga sebagai cara membiayai berbagai aktivitas ekonomi.
Kemitraan bisnis berdasarkan bagi hasil (profit and loss sharing) yang sederhana semacam ini berlanjut dengan bentuk yang sama sekali tidak berubah selama beberapa abad, tetapi tidak berkembang menjadi sarana investasi berskala luas yang membutuhkan pengumpulan dana besar-besaran dari banyak penabung perorangan, meskipun menurut Mazhab Hanafi, bisa saja memperluas kemitraan mudharabah dengan mengikuti bentuk sederhana seperti itu.
Dalam rangka merealisasikan kerjasama bagi hasil dalam usaha peternakan penggemukkan sapi PD Karya Asih yang berada di Kelurahan Sendang Kecamatan Sumber Kabupaten Cirebon sebagai wujud dari keterkaitan usaha, maka dilakukan dengan kebiasaan peternakan dalam melakukan kerjasama antara pemilik modal dengan pengelola.
Adapun mekanisme proses usaha kejasama bagi hasil antara pemilik modal dengan pengelola dalam usaha penggemukkan sapi PD Karya Asih di Kelurahan Sendang Kecamatan Sumber Kabupaten Cirebon, yaitu sebagai beikut:
Gambar 3.1
Mekanisme Proses Kerjasama Bagi Hasil Usaha Penggemukkan Sapi PD Karya Asih
Ada beberapa mekanisme dalam proses kerjasama usaha penggemukan sapi PD Karya Asih yang ada di Kelurahan Sendang Kecamatan Sumber Kabupaten Cirebon, dimana mekanisme proses kerjasama usaha penggemukan sapi tersebut dilakukan dari mulai mengetahui informasi mengenai usaha penggemukkan sapi tersebut sampai dengan adanya penghentian akad dalam kerjasama usaha tersebut.
1. Informasi
Informasi merupakan pesan atau kumpulan pesan (ekspresi atau ucapan), informasi merupakan salah satu bentuk yang harus ada dalam setiap usaha, dimana terjadinya informasi mengenai usaha penggemukan sapi antara pemilik modal dengan pengelola biasanya terjadi dari mulut-kemulut (word of mouth), yaitu dimana suatu promosi atau berita mengenai usaha penggemukan sapi yang ada di Kelurahan Sendang Kecamatan Sumber Kabupaten Cirebon menyebar melalui obrolan dari seseorang ke orang lain (informasi dari satu orang ke orang lain).
Usaha kerjasama bagi hasil penggemukan sapi PD Karya Asih yang ada di Kelurahan Sendang ini biasanya terjadi dimana pemilik modal mengetahui letak usaha penggemukkan sapi tersebut, dengan keterangan pemilik modal biasanya datang langsung untuk meminta kerjasama dalam usaha penggemukkan sapi dengan pengelola.
2. Usaha yang dikerjakan
Setelah pemilik modal mengetahui informasi mengenai apa yang akan dijadikan modal untuk usaha kepada pengelola, begitupun dengan pengelola Informasi Usaha yang
dikerjakan
Penghentian Kontrak Kejasama Pesetujuan
kerjasama
mengetahui tugas dan kewajiban apa saja yang akan dilakukuan selama berjalannya usaha kerjasama antara pemilik modal dan pengelola, maka langkah selanjutnya dalam mekanisme proses kerjasama adalah antara pemilik modal dan pengelola mengetahui usaha apa yang akan dikerjakan dalam kejasama tersebut, setelah pemilik modal dan pengelola mengetahui usaha apa yang akan mereka kerjakan maka antara kedua belah pihak yaitu pemilik modal dan pengelola bermusyawarah dalam menentukan kejasama usaha penggemukan sapi tesebut.
3. Persetujuan Kerjasama
Apabila antara pemilik modal dan pengelola sudah menyetujui untuk kerjasama dalam usaha penggemukan sapi, maka dalam kesepakatan tersebut antara pemilik modal dan pengelola harus menyetujui beberapa hal yang ada dalam kerjasama usaha penggemukan sapi tersebut yang sudah menjadi kebiasaan yang dilakukan dalam usaha penggemukan sapi di PD Karya Asih Kelurahan Sendang Kecamatan Sumber Kabupaten Cirebon, dimana diantaranya adalah:
a. Akad (Kontrak) Kerjasama Usaha Penggemukan Sapi PD Karya Asih Akad merupakan suatu kontrak kerjasama antara dua pihak atau lebih. Dimana dalam melakukan suatu akad atau kontrak tersebut harus saling ridho, jelas dan transpransi (tidak ada yang disembunyikan) antara pihak satu dengan yang lainnya, untuk mengetahui apa saja yang harus dikerjakan dengan porsinya masing-masing dan pembagian bagi hasil usaha tersebut antara pihak satu dengan yang lainnya, karena terjadinya suatu akad untuk mencapai tujuan bersama yang dituju dan hendak diwujudkan antara pihak-pihak yang melakukan akad tersebut.
Dalam melakukan suatu akad kerjasama, usaha penggemukan sapi yang dilakukan di Kelurahan Sendang Kecamatan Sumber Kabupaten Cirebon antara pemilik modal dengan pengelola biasanya dilakukan dengan cara lisan saja, tidak dengan tulisan, ataupun isyarat lainnya, hal ini sudah berjalan dengan lama dan sudah menjadi kebiasaan antara
pemilik modal dan pengelola ketika melakukan akad tersebut.126 Dimana pemilik modal memberi kepercayaan kepada pengelola untuk mengelola sapinya, dari awal mula penggemukkan sapi tersebut sampai dengan penjualannya.
Biasanya pemilik modal dan pengelola dalam melakukan akad kerjasamanya bertemu ditempat penggemukkan sapi yaitu tepatnya di tempat pengelola tersebut, dengan membawa sapi yang akan digemukkannya dengan kesepakatan akad bagi hasil yang biasa di lakukan antara kedua belah pihak tersebut. Dalam akad akan dijelaskan oleh pengelola bagaimana proses perawatan penggemukkan sapi sampai dengan penjualan sapi tersebut. Sehingga ketika nanti sapi telah dijual akan jelas bagaimana pembagian bagi hasil antara pemilik modal dengan pengelola penggemukkan sapi tersebut.
b. Modal
Modal merupakan suatu hal yang harus ada ketika seseorang atau sekelompok orang, bahkan suatu badan usaha atau perusahaan melakukan awal usaha, karena tanpa adanya modal suatu usaha tidak akan bisa berjalan. Modal dalam konsep ekonomi Islam berarti semua harta yang bernilai dalam pandangan syar’i, dimana aktivitas manusia ikut berperan serta dalam usaha produksinya dengan tujuan pengembangan suatu ekonomi.
Dalam sistem ekonomi Islam modal diharuskan terus berkembang agar sirkulasi uang tidak berhenti. Di karenakan jika modal atau uang berhenti (ditimbun/stagnan) maka harta itu tidak dapat mendatangkan manfaat bagi orang lain, namun seandainya jika uang diinvestasikan dan digunakan untuk melakuakan bisnis maka uang tersebut akan mendatangkan manfaat bagi orang lain, termasuk di antaranya jika ada bisnis berjalan maka akan bisa menyerap tenaga kerja.
126Wawancara dengan Bapak Sudarno, Pengelola Penggemukkan Sapi, di Kelurahan Sendang Kecamatan Sumber Kabupaten Cirebon, Hari Kamis, 14 Juli 2016, Pukul 15.50 WIB.
Modal tidak boleh diabaikan, manusia berkewajiban menggunakannya dengan baik, agar ia terus produktif dan tidak habis digunakan. Karena itu seseorang yang menguasai harta orang-orang yang tidak atau belum mampu mengurus hartanya, diperintahkan untuk mengembangkan harta yang berada dalam kekuasaannya dan membiayai kebutuhan pemiliknya yang tidak mampu tersebut, dari keuntungan perputaran modal, bukan dari pokok modal.
Modal bisa berupa apa saja, yang terpenting modal tersebut merupaka sesuatu yang bisa dinilai dan berharga, modal bisa berupa uang, atau barang. Dalam suatu usaha modal haruslah jelas, baik dari bentuk, jumlah ataupun kepemilikkan modal tersebut. Seperti halnya dalam usaha kerjasama bagi hasil penggemukan sapi, antara pemilik modal dan pengelola mempunyai tanggung jawab masing-masing.127 Modal yang diberikan oleh pemilik modal dalam usaha penggemukan sapi kepada pengelola biasanya ada dua macam, yaitu pemilik modal memberikan uang tunai secara langsung atau modal berupa bakalan sapi langsung.
Biasanya pemilik modal lebih sering memberikan modal kepada pengelola berupa uang. Karena pemilik modal kurang mengetahui potensi bakalan sapi yang baik dan bagus untuk dijadikan modal awal usaha kerjasama bagi hasil penggemukkan sapi tersebut, dengan keterangan apabila pemilik modal memberikan modalnya berupa uang tunai kepada pengelola, maka ketika pembelian bakalan sapi untuk digemukkan, antara pemilik modal dan pengelola harus ikut serta dalam pembelian bakalan sapi tersebut, karena pengelola lebih tahu bakalan sapi mana yang baik dan bagus untuk di gemukkan oleh pengelola, dan begitupun sebaliknya ketika modal yang diberikan kepada pengelola berbentuk bakalan sapi, maka pemilik modal sudah memilih bakalan sapi yang baik dan bagus untuk dikelola, dengan keterangan pemilik modal memberitahukan harga
127Wawancara dengan Bapak Roni, Pemilik Modal, di Kelurahan Sendang Kecamatan Sumber Kabupaten Cirebon, Hari Senin, 18 Juli 2016, Pukul 14.06 WIB.
awal pembelian sapi kepada penggelola sebagai modal awal. Antara pemilik modal dan pengelola harus saling mengetahui harga awal pembelian bakalan sapi (modal awal) yaitu bertujuan untuk tidak ada kesalah pahaman antara pemilik modal dengan pengelola dalam hal modal awal.128
Dalam hal ini kedua belah pihak harus mengetahui berapa modal awal pembelian bakalan sapi untuk digemukkan sampai dengan penjualannya, agar ketika sapi telah dijual maka bagi hasil yang diperoleh masing-masing pihak jelas dan adil, yaitu harga penjualan dikurangi modal awal, barulah dibagi sesuai dengan kesepakatan akad diawal.
c. Operasional Usaha Penggemukan Sapi PD Karya Asih
Salah satu bentuk usaha pemeliharaan sapi potong adalah usaha penggemukan sapi potong. Penggemukan sapi potong merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan produktivitas ternak karena dengan penggemukan sapi dapat menghasilkan pertambahan bobot badan yang cepat dan efisien serta dihasilkan karkas dengan kualitas dan kuantitas yang lebih tinggi.
Pengelolaan usaha sapi potong yang umum dilakukan di Indonesia berbeda dengan yang dilaksanakan di Negara lain yang memiliki padang rumput yang luas, namun di Indonesia sendiri dan khususnya penggemukan sapi yang dilakukan oleh PD Karya Asih di Kelurahan Sendang Kecamatan Sumber Kabupaten Cirebon tersebut dengan cara digemukkan ditempatkan di kandang dan tidak dipekerjakan.129 Konsep dasar dari penggemukan adalah memelihara ternak-ternak muda dalam wilayah terbatas dan memberi makan dengan pakan yang ditentukan dan berkualitas tinggi dalam waktu singkat yang direncanakan untuk mendapatkan pertumbuhan yang cepat.
128Wawancara dengan Bapak Sudarno, Pengelola Penggemukkan Sapi, di Kelurahan Sendang Kecamatan Sumber Kabupaten Cirebon, Hari Kamis, 14 Juli 2016, Pukul 15.50 WIB.
129Wawancara dengan Bapak Sudarno, Pengelola Penggemukkan Sapi, di Kelurahan Sendang Kecamatan Sumber Kabupaten Cirebon, Hari Kamis, 14 Juli 2016, Pukul 15.50 WIB.
Sistem kereman merupakan sistem penggemukan sapi yang biasanya dilakukan di Indonesia, begitupun sistem penggemukan sapi di PD Karya Asih Sumber Cirebon menggunakan sistem keraman.
Penggemukan sapi dengan sistem kereman dilakukan dengan cara menempatkan sapi-sapi dalam kandang secara terus menerus selama beberapa bulan. Pemberian pakan dan minum dilakukan dalam kandang yang sederhana selama berlangsungnya proses penggemukan. Pakan yang diberikan terdiri dari hijauan (jerami) dan konsentrat dengan perbandingan yang tergantung pada ketersediaan pakan hijauan dan konsentrat. Biasanya sapi-sapi diberi makan 2 kali dalam satu hari, setiap pagi dan sorenya.130
Waktu yang dibutuhkan untuk penggemukan setiap sapi tidak selalu sama, yaitu berkisar 4 sampai 10 bulan. Perbedaan waktu bagi penggemukan sapi yang satu dengan yang lain ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain: umur, kondisi dan berat badan bakalan sapi pada awal penggemukan, jenis kelamin, kualitas bibit dan mutu pakan.
Selain itu, bakalan merupakan faktor yang penting, karena sangat menentukan hasil akhir usaha penggemukan. Pemilihan bakalan memerlukan ketelitian, kejelian dan pengalaman. Ciri-ciri bakalan yang baik adalah :
1) Jenis sapi Limosin (biasanya jenis sapi yang dipilih untuk digemukkan di penggemukkan sapi PD. Karya Asih adalah jenis Limosin).
2) Berumur sekitar 2,5 tahun.
3) Jenis kelamin jantan.
4) Berat hidup 400-450 kg.
5) Bentuk tubuh panjang, bulat dan lebar, panjang minimal 170 cm tinggi pundak minimal 135 cm, lingkar dada 133 cm, dan untuk
130Wawancara dengan Bapak Sudarno, Pengelola Penggemukkan Sapi, di Kelurahan Sendang Kecamatan Sumber Kabupaten Cirebon, Hari Kamis, 14 Juli 2016, Pukul 15.50 WIB.
bentuk kaki bakalan sapi yang baik dan bagus yaitu simetris depan belakang, tidak ada kaki yang menyilang saat berdiri atau berbentuk X atau O.131
Biaya untuk penggemukan sapi yang dilakukkan di PD. Karya asih tepatnya di Kelurahan Sendang Kecamatan Sumber Kabupaten Cirebon yaitu seluruh biaya penggemukan sapi dari awal sampai dengan penjualan ditanggung oleh pengelola, dari mulai pakan, vitamin, pengobatan apabila sapi sakit, dan biaya-biaya lainnya.132 Selain itu, pengelola juga harus ekstra dalam menjaga sapi-sapi tersebut supaya ketika sapi merasa kurang sehat langsung ditangani, baik dengan memberi obat sendiri atau memanggil dokter hewan yang biasa menanganinya, agar menimalisir kerugian akibat sapi tersebut sakit. Setelah seluruh pembiayaan ditanggung oleh pengelola dari awal sampai akhir perawatan sampai dengan terjualnya sapi tersebut, dan keuntungan usaha kerjasama bagi hasil sapipun dibagi sesuai dengan akad yang telah disepakati oleh pemilik modal dan pengelola ketika diawal akad.
d. Pembagian Keuntungan Kerjasama Bagi Hasil PD Karya Asih
Sistem bagi hasil adalah suatu sistem yang meliputi tata cara pembagian hasil usaha antara pemilik modal dengan pengelola. Sistem bagi hasil pada penggemukkan sapi PD Karya Asih adalah perjanjian antara pemilik modal dengan pengelola sapi (peternak) untuk mengelola atau memelihara sapi pejantan selama kurang lebih 4 sampai 10 bulan sampai dengan penjualan sapi tersebut dengan membagi keuntungan dengan sistem bagi hasil yang biasa di lakukan setempat oleh pemilik modal dan pengelola usaha penggemukkan sapi di Kelurahan Sendang Kecamatan Sumber Kabupaten Cirebon yaitu hasil penjualan sapi dikurangi dengan modal awal, lalu didapatnya keuntungan penjualan sapi
131Wawancara dengan Bapak Sudarno, Pengelola Penggemukkan Sapi, di Kelurahan Sendang Kecamatan Sumber Kabupaten Cirebon, Hari Kamis, 14 Juli 2016, Pukul 15.50 WIB.
132Wawancara dengan Bapak Roni, Pemilik Modal, di Kelurahan Sendang Kecamatan Sumber Kabupaten Cirebon, Hari Senin, 18 Juli 2016, Pukul 14.06 WIB.
tersebut dan keuntungannya di bagi 3 bagian, 1 bagian untuk pemilik modal dan 2 bagian untuk pengelola.133
Perjanjian bagi hasil pengemukan sapi PD Karya Asih di lokasi penelitian telah dilakukan cukup lama. Pola bagi hasil ini dilakukan antara pemilik modal yaitu merupakan warga biasa yang ingin menitipkan sapinya untuk di gemukan dengan pengelola yang akan memelihara sapinya. Yakni, pengelola memelihara sapi milik pemilik (pemilik modal), dengan kewajiban pengelola memelihara sapi dengan menanggung seluruh pakan (Hijauan makan ternak dan konsentrat), pengobatan, dan kandang. Dalam memelihara sapi tersebut haruslah hati- hati dan bersungguh-sungguh jangan sampai sapi yang dirawat mati, karena pemilik modal sudah menyerahkan seluruhnya kepada pengelola untuk digemukan sapi tersebut.
Lama waktu pemeliharaan sapi di Kelurahan Sendang Kecamatan Sumber Kabupaten Cirebon biasanya kisaran hanya 4 sampai 5 bulan sampai dengan penjualan sapi tersebut. Setelah 4 bulan sapi itu dijual, biasanya dijual untuk hewan Qurban ketika perayaan Idul Adha (Idul Kurban). Keuntung dari hasil penjualan dibagi 3. 1 bagian untuk pemilik modal, dan 2 bagian untuk pengelola. Pengelola mendapatkan 2 bagian karena perjanjian akad awal antara pemilik modal dan pengelola dan sudah menjadi kebiasaan di usaha penggemukan sapi tersebut. Penggelola mendapatkan 2 bagian, yaitu 1 bagian untuk keuntungan dari mengelola sapi selama penggemukan dan 1 bagiannya adalah dari penggantian biaya perawatan sapi, dari mulai pakan, konsentrat, pengobatan, dan lain-lain.
Adapun analisa keuangan penggemukan sapi di Kelurahan Sendang Kecamatan Sumber Kabupaten Cirebon, yaitu pemilik modal memberikan
sapi kepada pengelola, dengan modal awal pembelian sapi Rp. 17.000.000,-. Pemilik modal hanya memberikan modalnya berupa
133Wawancara dengan Bapak Sudarno, Pengelola Penggemukkan Sapi, di Kelurahan Sendang Kecamatan Sumber Kabupaten Cirebon, Hari Kamis, 14 Juli 2016, Pukul 15.50 WIB.
uang ataupun bakalan sapi kepada pengelola, setelah itu perawatan sapi ditanggung oleh pengelola sendiri, adapun biaya operasional perawatan penggemukan sapi, selama 4 bulan, yaitu:
Table 3.1
Biaya Operasional Penggemukan Sapi Satu Ekor Perhari
Keterangan Biaya
Hijauan perhari Rp. 12.000,-
Konsentrat 1 Kg perhari Rp. 2.500,-
Dedek 5 Kg perhari Rp. 1.000,- X 5 = Rp. 5.000,- Ampas Tahu perhari Rp. 2.000,-
Tetes Tebu (Air Gula) perhari Rp. 500,-
Jumlah Rp. 22.000,- perhari
Dengan keterangan diatas, biaya operasional penggemukan sapi PD Karya Asih di Kelurahan Sendang Kecamatan Sumber Kabupaten Cirebon yang dilakukan oleh Bapak Roni sebagai pemilik modal dan Bapak Sudarno sebagai pengelola di dapatkan hasil biaya dalam satu harinya adalah Rp. 22.000,-, maka dapat diketahui biaya operasional penggemukan sapi selama satu bulan oleh pengelola, yaitu:
Table 3.2
Biaya Operasional Penggemukan Sapi Satu Ekor dalam Satu Bulan
Keterangan Biaya
Hijauan perhari Rp. 12.000,- X 30 = Rp. 360.000,- Konsentrat 1 Kg perhari Rp. 2.500,- X 30 = Rp. 75.000,- Dedek 5 Kg perhari Rp. 5.000,- X 30 = Rp. 150.000,- Ampas Tahu perhari Rp. 2.000,- X 30 = Rp. 60.000,- Tetes Tebu (Air Gula) perhari Rp. 500,- X 30 = Rp. 15.000,-
Kandang Sapi Rp. 30.000,- X 1 = Rp. 30.000,- Listrik perbulan Rp. 20.000,- X 1 = Rp. 20.000,- Jumlah Rp. 710.000,- persatu bulan
Dengan keterangan diatas, biaya operasional penggemukan sapi PD Karya Asih dalam satu bulan adalah Rp. 710.000,-, maka dapat diketahui biaya operasional penggemukan sapi selama empat bulan oleh pengelola, yaitu:
Table 3.3
Biaya Operasional Penggemukan Sapi Satu Ekor dalam Empat Bulan
Keterangan Biaya
Hijauan perbulan Rp. 360.000,- X 4 = Rp. 1.440.000,- Konsentrat perbulan Rp. 75.000,- X 4 = Rp. 300.000,- Dedek perbulan Rp. 150.000,- X 4 = Rp. 600.000,- Ampas Tahu perbulan Rp. 60.000,- X 4 = Rp. 240.000,- Tetes Tebu (Air Gula) perbulan Rp. 15.000,- X 4 = Rp. 60.000,- Kandang Sapi Rp. 30.000,- X 4 = Rp. 120.000,- Listrik perbulan Rp. 20.000,- X 4 = Rp. 80.000,- Vitamin Rp. 20.000,- X 1 = Rp. 20.000,- Suntik awal datangnya sapi bakalan Rp. 25.000,- X 1 = Rp. 25.000,-
Jumlah Rp. 2.885.000,-
Dari keterangan diatas, beban operasional pembiayaan perawatan penggemukkan sapi PD Karya Asih yang ditanggung oleh pengelola dari awal akad sampai dengan penjualan sapi tersebut sebesar Rp. 2.885.000,-.
Setelah di rawat dan digemukkan salama 4 bulan, sapi tersebut dijual dan laku dengan harga sapi Rp. 23.000.000,-, maka pengelola harus
mengembalikkan modal awal kepada pemilik modal sebesar Rp. 17.000.000,-,
Tabel 3.4
Hasil Penjualan Penggemukan Sapi
Modal Awal (Pemilik Modal) Rp. 17.000.000,- Hasil Penjualan Sapi yang telah digemukkan Rp. 23.000.000,- Keuntungan Penjualan Rp. 6.000.000,-
Keterangan:
a. Hasil Penjualan – Modal = Keuntungan Penjualan b. Keuntungan Penjualan : 3
1 bagian untuk pemilik Modal, 2 bagian untuk pengelola.
Dari keterangan diatas, maka hasil dari penjualan penggemukan sapi mendapatkan keuntungan sebesar Rp. 6.000.000,-. Maka keuntungan yang akan di peroleh bagi pemilik modal dan pengelola adalah keuntungan dibagi 3 bagian, sesuai dengan kesepakatan awal akad.
RP. 6.000.000,- : 3 = Rp. 2.000.000,-
Tabel 3.5
Bagi Hasil Keuntungan Penggemukan Sapi Keuntngan Keseluruhan RP. 6.000.000,-
Keuntungan Pemilik Modal Rp. 2.000.000,-
Keuntungan Pengelola Rp. 2.000.000,- X 2 = Rp. 4.000.000,-
Jadi keuntungan yang di peroleh oleh pemilik modal dari usaha penggemukan sapi selama 4 bulan adalah Rp. 2.000.000,- dan pengelola mendapat keuntungan sebersar Rp. 4.000.000,- yaitu dari keuntungan 2 bagian yang diperoleh oleh pengelola.
Keuntungan yang di peroleh oleh pengelola sapi sebesar Rp. 4.000.000,- merupakan keuntungan kotor, karena beban biaya
operasional perawatan penggemukan sapi selama empat bulan ditanggung oleh pengelola, dimana pemilik modal tidak memberikan konstribusi dalam biaya operasional kepada pengelola selama sapi di kelola oleh pengelola. Jadi keuntungan bersih yang di peroleh oleh pengelola selama empat bulan adalah Rp. 1.115.000,-.
Keterangan:
Keuntungan yang diperoloeh pengelola – biaya operasional = Keuntungan Bersih
Rp. 4.000.000,- – Rp. 2.885.000 = Rp. 1.115.000,-
Sementara pemilik modal sudah mendapatkan keuntungan bersih dari keuntungan yang diperoleh selama sapinya di kelola oleh pengelola selama empat bulan sebesar Rp. 2.000.000,-
Keuntungan dari penjualan sapi antara satu ekor sapi dengan sapi lainnya berbeda. Tergantung dari besar sapinya, dan kapan penjualannya di lakukan. Apabila penjualannya dilakukan pada saat akan menjelang idul adha maka keuntungannya akan lebih besar dari pada keuntungan yang di dapatkan pada penjualan biasanya.
4. Pengehentian Akad Kerjasama Bagi Hasil PD Karya Asih
Penghentian akad merupakan berhentinya atau berakhirnya suatu akad atau perjanjian yang telah dibuat dan disepakati dalam suatu kerjasama, dimana akad akan berhenti atau berakhir dengan beberapa macam alasan, yaitu bisa terjadi karena dalam perjanjian atau dalam akad kerjasama antara pihak satu dengan yang lainnya tidak setuju dengan perjanjian yang dibuat, bisa juga karena salah satu pihak yang melakukan akad kerjasama meninggalkan atau membatalkan dengan sendirinya akad yang telah dibuat, dan bisa juga akad tersebut berhenti karena sudah berakhirnya perjanjian yang dibuat antara dua pihak.
Penghentian akad atau berakhirnya akad usaha kerjasama penggemukan sapi, biasanya berakhir karena kerjasama yang dijalankan oleh kedua belah pihak sudah mencapai tujuannya, yaitu sudah terjualnya sapi dan mendapatkan keuntungan.
Apabila suatu akad telah berakhir, maka berakhir pula perjanjian kerjasama. Maka antara pemilik modal dan pengelola dalam usaha kerjasama penggemukan sapi sudah tidak memiliki keterkaitan dan tanggung jawab masing-masing dalam usaha yang dibuat tersebut.