• Tidak ada hasil yang ditemukan

Akibat Hukum Bagi Para Pihak Dengan Adanya Fidusia Yang Tidak Didaftarkan Dalam Perjanjian Pembiayaan Kendaraan Bermotor (Suatu Tinjauan Yuridis Atas UU Nomor 42 Tahun 1999 Tentang Jaminan Fidusia).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Akibat Hukum Bagi Para Pihak Dengan Adanya Fidusia Yang Tidak Didaftarkan Dalam Perjanjian Pembiayaan Kendaraan Bermotor (Suatu Tinjauan Yuridis Atas UU Nomor 42 Tahun 1999 Tentang Jaminan Fidusia)."

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

iv Universitas Kristen Maranatha

(Akibat Hukum Bagi Para Pihak Dengan Adanya Fidusia yang Tidak Didaftarkan Dalam Perjanjian Pembiayaan Kendaraan Bermotor) (Suatu Tinjauan Yuridis atas Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999

tentang Jaminan Fidusia) (Margrieta Christina)

(0987003)

Semakin berkembangnya perusahaan pembiayaan saat ini,mengakibatkan pelaksanaan pengikatan jaminan fidusia semakin banyak dilakukan. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi apabila debitor melakukan wanprestasi, kreditor dapat langsung menarik kendaraan tersebut tanpa melalui pengadilan,karena berdasarkan titel eksekutorial yang terdapat dalam sertifikat Jaminan Fidusia tersebut. Sudikno Mertokusumo berpendapat bahwa titel eksekutorial merupakan kekuatan untuk dilaksanakan secara paksa dengan bantuan dan oleh alat-alat negara. Sesuai dengan ketentuan Pasal 14 ayat (3) UU No. 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia (“UUJF”), jaminan fidusia baru lahir pada tanggal yang sama dengan tanggal dicatatnya jaminan Fidusia dalam Buku Daftar Fidusia dan kreditur akan memperoleh sertifikat jaminan fidusia berirah-irah “Demi Keadilan

Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.” Dengan mendapat sertifikat jaminan

fidusia maka kreditur/penerima fidusia serta merta mempunyai hak eksekusi langsung (parate executie), seperti terjadi dalam pinjam meminjam dalam perbankan. Kekuatan hukum sertifikat tersebut sama dengan putusan pengadilan yang sudah mempunyai kekuatan hukum yang tetap. Namun, di dalam kenyataannya banyak perusahaan pembiayaan yang tidak mendaftarkan fidusia tersebut dalam bentuk akta notariil.

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah perjanjian fidusia yang dibuat antara pihak perusahaan pembiayaan dengan konsumen tetap sah apabila tidak didaftarkan serta untuk mengetahui akibat hukum apakah yang dapat ditimbulkan bagi konsumen dan perusahaan pembiayaan apabila perjanjian fidusia antara pihak-pihak tersebut tidak didaftarkan. Metode penelitian yang digunakan di dalam skripsi ini yaitu yuridis normatif. Ditambah dengan menggunakan berbagai macam pendekatan, diantaranya pendekatan perundang-undangan, pendekatan analitis dan pendekatan konseptual. Penulis juga melampirkan contoh perjanjian fidusia yang ada di lapangan, sebagai hasil studi lapangan.

Dari penulisan tugas akhir ini disimpulkan bahwa apabila akta perjanjian fidusia dilakukan di bawah tangan, perjanjian fidusia itu tidak lahir tetapi hanya ada proses utang piutang saja yang dianggap sah, dikarenakan adanya klausul tertentu yang tidak sah di dalamnya. Sebuah perjanjian fidusia yang tidak didaftarkan, sifatnya hanya sebagai perjanjian hutang piutang saja bukan sebagai perjanjian fidusia. Kreditur tidak memiliki hak eksekusi sehingga jika kreditur melakukan eksekusi secara sepihak, hal tersebut merupakan pelanggaran hukum pidana.

(2)

(Margrieta Christina) (0987003)

The development of now, the company financing resulting in the implementation of the binding of the fiduciary security the more to be done. This is to anticipate if debitor do wanprestasi, creditors can directly pull a vehicle is without through the courts, based on titel eksekutorial contained in a certificate of the fiduciary security. Sudikno mertokusumo argue that is the power of titel eksekutorial to be implemented forcibly with the help of and by means of the country. In accordance with the provision of article 14 subsection ( 3 ) of the law on no. 42 year 1999 regarding the fiduciary security, the fiduciary security new born on the same date as the date of the fiduciary security dicatatnya in the book a list of fiduciary and creditor will be getting certified fiduciary security “For the sake of justice based on godhood of almighty God.” With received a certificate of fiduciary security and creditor / receiver fiduciary reflexing has the right execution direct ( parate executie) , such as occurs in loan and borrow in banking. The force of law the certificates same by the judgment of the court on which have the force of law that remain. However, in fact many companies of financing that was not register of the fiduciary in the form of certificate notariil. The purpose of this research is to find out whether agreements are fiduciary made between the company financing with consumers remain valid if not registered as a result of the law and to know whether that can inflict for consumers and companies financing if fiduciary agreement between parties was not registered.

A method of research used in in a thesis is juridical normative. Coupled with the use of various kinds of approach, the approach of legislation, of them the approach of analytical and conceptual approach. A writer too attach example of the covenant that was in the field, fiduciary it includes as the study of the field.

From the writing of duty the end of this the following is a summary of the result of this research that if the deed of the covenant of fiduciary done under the hand, agreement fiduciary it was not born but there is only the process of debt receivable course deemed valid, certain due to the clause invalid in it. Able to be ascertained that an agreement fiduciary that is not registered in notariil, it is as a treaty debt receivable course is not as a treaty fiduciary. Creditors have no rights execution so if creditor do execution in a unilateral manner, it is violations of criminal law.

(3)

vi Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

Pernyataan ... i

Pengesahan pembimbing ... ii

Persetujuan Panitia Sidang Ujian ... iii

Abstrak ... iv

Abstract ... v

Kata Pengantar ... vi

Daftar isi ... viii

Daftar lampiran ... xi

BAB I (Pendahuluan) ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Kegunaan Penulisan ... 7

E. Kerangka Pemikiran ... 7

F. Metode Penelitian ... 10

G. Sistematika Penulisan ... 16

(4)

C. Lahirnya Perjanjian ... 26

D. Isi Perjanjian ... 27

E. Wanprestasi (default) Serta Akibat Hukum Dalam Perjanjian ... 28

F. Akibat Hukum dari Wanprestasi Dalam Perjanjian ... 29

G. Hapusnya Perjanjian ... 31

H. Akta Sebagai Bentuk Perjanjian Tertulis ... 35

BAB III (Fidusia Sebagai Lembaga Jaminan Di Dalam Transaksi Pembiayaan) ... 38

A. Sejarah Perkembangan Lembaga Jaminan Fidusia ... 38

B. Asas-Asas Hukum Jaminan Fidusia ... 43

C. Regulasi Fidusia di Indonesia ... 47

D. Pendaftaran Fidusia ... 60

(5)

viii Universitas Kristen Maranatha BAB IV (Analisis Akibat Hukum Bagi Para

Pihak Dengan Adanya Fidusia yang Tidak Didaftarkan Dalam Perjanjian Pembiayaan Kendaraan Bermotor)

... 75

A. Keabsahan Perjanjian Fidusia yang Tidak Didaftarkan ... 75

B. Akibat Hukum yang Dapat Ditimbulkan Bagi Konsumen dan Perusahaan Pembiayaan Apabila Perjanjian Fidusia Antara Pihak-Pihak Tersebut Tidak Didaftarkan ... 89

BAB V Kesimpulan dan Saran ... 105

A. Kesimpulan ... 105

B. Saran ... 106

Daftar Pustaka ... xii

Lampiran ... xiii

(6)

Lampiran III Formulir Pendaftaran Fidusia Kantor Kementrian Hukum dan HAM

(7)

CURRICULUM VITAE

MARGRIETA CHRISTINA

Nama : Margrieta Christina Van Ylst Tempat,tanggal lahir : Bandung, 24 Desember 1989

Alamat : Kompleks Taman Kopo Indah I,blok F-75, Bandung No.tlp/Handphone : (022) 5402090 / 085317360394

E-mail : margrieta_lutchu@yahoo.com

RIWAYAT PENDIDIKAN

1. SDK 3 Bina Bakti Lulus Tahun 2002 2. SMPK 1 Bina Bakti Lulus Tahun 2006 3. SMAK 1 Bina Bakti Lulus Tahun 2009

4. Fakultas Hukum Universitas Kristen Maranatha (2009 s.d.saat ini)

PENGALAMAN

Febuari 2011-Juni 2011 : Asisten Laboratorium Fakultas Hukum November 2010 : Finalis 10 besar Maestro Singing Contest Desember 2009 : Panitia Dies Natalis Fakultas Hukum ke-1 September 2009 : Panitia Seminar

Maret 2010 : Pengisi Acara & Panitia Kuliah Umum

Desember 2010 : Pengisi Acara Dies Natalis Fakultas Hukum ke-2 Juli 2012 : Magang sebagai asisten Notaris

Bandung, 10 Desember 2012

(Margrieta Christina)

(8)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di dalam menghadapi era persaingan global, setiap negara dituntut untuk aktif di dalam mengembangkan potensi yang dimilikinya. Begitu juga dengan Indonesia, yang merupakan salah satu negara berkembang dan terus mengupayakan pembangunan untuk menghadapi era globalisasi. Pada masa sekarang ini, persaingan bisnis berlangsung secara ketat di Indonesia.

Bisnis di negara Indonesia berkembang dengan sangat cepat. Wirausaha semakin banyak bermunculan. Kemudian, semakin banyaknya fasilitator-fasilitator yang menawarkan berbagai fasilitas yang menunjang kemajuan bisnis tersebut. Salah satunya adalah dengan penawaran fasilitas kredit terhadap perusahaan pembiayaan yang mulai marak ada di Indonesia ini.

(9)

2

Universitas Kristen Maranatha Indonesia yaitu jaminan fidusia. Oleh karena itu, dalam tulisan ini, penulis ingin membahas tentang jaminan fidusia.

Latar belakang lahirnya jaminan fidusia dikarenakan jaminan kebendaan berupa hipotik dan gadai dirasakan kurang memadai untuk perkembangan ekonomi. Bagi golongan pengusaha kecil yang memerlukan dana untuk kelangsungan usahanya, mendapatkan perolehan dana dari pihak Bank, dengan pengikatan jaminan fidusia dianggap mudah, dan cepat. Fidusia hanya didasarkan pada kepercayaan terhadap debitur karena barang yang menjadi jaminan tetap berada di bawah penguasaan debitur. Fidusia diatur di dalam Undang-Undang Nomor 42 tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia.

Lahirnya UU No 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia dilatarbelakangi oleh kepentingan pembangunan di bidang ekonomi, terutama dalam menunjang kegiatan perkreditan serta dimaksudkan sebagai sarana menciptakan kesatuan hukum jaminan Fidusia pada khususnya. Definisi fidusia terdapat di dalam pasal 1 ayat (1) Undang-Undang nomor 42 tahun 1999 tentang Fidusia :

“ Fidusia adalah pengalihan hak kepemilikan suatu benda atas dasar

kepercayaan dengan ketentuan bahwa benda yang hak kepemilikannya dialihkan tersebut tetap dalam penguasaan pemilik benda.”

Kemudian, pengertian dari jaminan fidusia berdasarkan pasal 1 ayat (2) Undang- Undang Nomor 42 Tahun 1999 :

(10)

dibebani hak tanggungan sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan yang tetap berada dalam penguasaan Pemberi Fidusia,sebagai agunan bagi pelunasan utang tertentu, yang memberikan kedudukan yang diutamakan kepada Penerima Fidusia terhadap kreditor lainnya.”

Sementara itu, pengertian dari Lembaga Pembiayaan berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2009, yaitu badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan dana atau barang modal.

Semakin berkembangnya perusahaan pembiayaan saat ini,mengakibatkan pelaksanaan pengikatan jaminan fidusia semakin banyak dilakukan. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi apabila debitor melakukan wanprestasi, kreditor dapat langsung menarik kendaraan tersebut tanpa melalui pengadilan,karena berdasarkan titel eksekutorial yang terdapat dalam sertifikat Jaminan Fidusia tersebut. Sudikno Mertokusumo berpendapat bahwa titel eksekutorial merupakan kekuatan untuk dilaksanakan secara paksa dengan bantuan dan oleh alat-alat negara.

Sesuai dengan ketentuan Pasal 14 ayat (3) UU No. 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia (“UUJF”), jaminan fidusia baru lahir pada tanggal yang sama dengan tanggal dicatatnya jaminan Fidusia dalam Buku Daftar Fidusia dan kreditur akan memperoleh sertifikat jaminan fidusia

berirah-irah “Demi Keadilan Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.” Dengan

(11)

4

Universitas Kristen Maranatha tersebut sama dengan putusan pengadilan yang sudah mempunyai kekuatan hukum yang tetap.

Namun, di dalam kenyataannya banyak perusahaan pembiayaan yang tidak mendaftarkan fidusia tersebut dalam bentuk akta notariil. Seperti dikutip dari artikel berikut ini :

Selama ini, banyak multifinance kendaraan bermotor yang tidak mendaftarkan jaminan tersebut secara resmi kepada kantor fidusia di Kementerian Hukum dan HAM (Kemenhukham). Multifinance tersebut tidak melakukan pembebanan fidusia kendaraan bermotor yang dibiayai. Selain itu, mereka melakukan pembebanan fidusia namun tidak mendaftarkannya, atau sering dikenal sebagai istilah fidusia bawah tangan. Tingginya biaya pembuatan akta jaminan dan lamanya proses pendaftaran fidusia dijadikan alasan oleh sejumlah multifinance untuk tidak melakukan pendaftaran fidusia.”1

Seperti yang terjadi di Purwakarta, sejumlah kantor perusahaan leasing kendaraan sepeda motor di Purwakarta menjadi sasaran kemarahan

sejumlah orang beberapa bulan lalu. Puluhan pemuda yang tergabung LPKSM (Lembaga Perlindungan Konsumen Swadaya Masyarakat) Satria Pangkal Perjuangan Cabang Purwakarta menuntut tindakan perusahaan leasing yang kerap merampas hak-hak konsumen. Menurut mereka tindakan leasing menarik motor saat masa kredit dianggap melanggar Undang Undang No. 42/1999 Tentang Jaminan Fidusia. Pada praktiknya di lapangan, lanjutnya, banyak perusahaan leasing tidak membuat perjanjian fidusia secara Notariat dan hanya di bawah tangan, padahal pendaftaran fidusia tersebut sangat wajib bagi lembaga

1

(12)

pembiayaan atau perusahaan leasing. "Berdasarkan Undang Undang Jaminan Fidusia (UUJF) Pasal 1, apabila transaksi tidak diaktekan dan didaftarkan, maka secara hukum perjanjian jaminan fidusia tersebut tidak memiliki hak eksekutorial dan dapat dianggap sebagai perjanjian hutang piutang secara umum. Tetapi, faktanya seringkali perusahaan pembiayaan ini melakukan eksekusi tanpa adanya akta jaminan fidusia.

Fakta di atas menunjukkan adanya kesenjangan antara das sollen dan das sein. Akibat adanya kesenjangan teori dan praktik tersebut dan berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan , dalam penelitian hukum ini penulis tertarik untuk mengkaji permasalahan tersebut dalam skripsi yang berjudul “AKIBAT HUKUM BAGI PARA PIHAK DENGAN ADANYA FIDUSIA YANG TIDAK DIDAFTARKAN DALAM PERJANJIAN PEMBIAYAAN KENDARAAN BERMOTOR (Suatu Tinjauan Yuridis atas Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia)”

B. Identifikasi Masalah

(13)

6

Universitas Kristen Maranatha 1. Apakah perjanjian fidusia yang dibuat antara pihak

perusahaan pembiayaan dengan konsumen tetap sah apabila perjanjian tersebut tidak didaftarkan ?

2. Apakah akibat hukum yang dapat ditimbulkan bagi konsumen dan perusahaan pembiayaan apabila perjanjian fidusia antara pihak-pihak tersebut tidak didaftarkan ?

C. Maksud dan Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dalam penulisan skripsi ini sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui apakah perjanjian fidusia yang dibuat antara pihak perusahaan pembiayaan dengan konsumen tetap sah apabila tidak didaftarkan.

2. Untuk mengetahui akibat hukum apakah yang dapat ditimbulkan bagi konsumen dan perusahaan pembiayaan apabila perjanjian fidusia antara pihak-pihak tersebut tidak didaftarkan.

(14)

D. Kegunaan Penulisan

1. Secara teoritis hasil penulisan ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi ilmu pengetahuan dan ilmu hukum, serta hukum keperdataan pada umumnya.

2. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan masukkan bagi masyarakat terutama tentang jaminan fidusia khususnya mengenai eksekusi jaminan fidusia yang tidak didaftarkan.

3. Agar Pemerintah dapat memberikan regulasi mengenai jaminan fidusia itu sendiri.

E. Kerangka Pemikiran

Diawali dari ketentuan Pasal 1131 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata menyatakan bahwa : “ Segala kebendaan si berutang, baik yang bergerak maupun yang tak bergerak, baik yang sudah ada maupun yang baru akan ada di kemudian hari, menjadi tanggungan untuk segala

perikatan perseorangan.”

Ketentuan Pasal 1313 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata menyatakan

bahwa : “Suatu perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang

atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih.”

(15)

8

Universitas Kristen Maranatha

“ Untuk sahnya suatu perjanjian diperlukan empat syarat :

1. Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya. 2. Kecakapan untuk membuat suatu perikatan. 3. Suatu hal tertentu.

4. Suatu sebab yang halal.”

Dari ketiga rumusan sederhana berikut, dapat dikatakan bahwa perjanjian melahirkan kewajiban kepada orang-perorangan atau pihak tertentu yang dapat berwujud dalam salah satu dari tiga bentuk berikut :

1. Untuk memberikan sesuatu. 2. Untuk melakukan sesuatu.

3. Untuk tidak melakukan sesuatu tertentu.

Awal mula terbitnya perusahaan pembiayaan, terkait dengan proses pengajuan kredit atau biasa disebut dengan utang piutang. Sementara itu utang piutang tidak bisa hanya didasarkan pada kepercayaan semata, sehingga harus disertai dengan jaminan. Salah satu jaminan yang dikenal di dalam sistem hukum jaminan Indonesia yaitu jaminan fidusia.

“ Unsur-unsur dari fidusia, antara lain :

1. Fidusia diberikan atas benda bergerak (kecuali yang ditentukan dalam pasal 3 UUJF) dan benda tidak bergerak atas bangunan di atas tanah milik orang lain yang tidak dapat dibebani Hak Tanggungan.

(16)

diperkenankan mengalihkan benda jaminan tersebut kepada pihak lain.

3. Fidusia memberikan kedudukan yang diutamakan kepada kreditur untuk memperoleh pelunasan terlebih dahulu atas hasil eksekusi benda yang menjadi objek jaminan.

4. Fidusia memberikan kewenangan kepada kreditur untuk menjual benda jaminan atas kekuasaannya sendiri.”2

Jaminan fidusia wajib didaftarkan di Kantor Jaminan Fidusia menurut pasal 11 dan 12 Undang-Undang Jaminan Fidusia (UUJF), lalu akta fidusia terbit pada tanggal yang sama dengan tanggal penerimaan permohonan pendaftaran ada di dalam pasal 14 UUJF, dengan demikian kendaraan bermotor telah didaftarkan. Penulis tertarik untuk mengambil judul ini dikarenakan, pada masa sekarang ini banyak perusahaan pembiayaan yang tidak mendaftarkan akta jaminan fidusianya kepada notaris,sehingga hal itu dapat merugikan konsumen atau debitor dan dapat menimbulkan akibat hukum dengan tidak didaftarkannya fidusia. Dalam skripsi ini pun penulis akan membahasnya dengan ditinjau dari Undang-Undang Nomor 42 tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia. Penulis akan membahasnya apa yang seharusnya dilakukan oleh Perusahaan Pembiayaan, akan tetapi di dalam praktiknya belum dilaksanakan sehingga mengakibatkan kerugian bagi pihak konsumen.

2

Fahriza Yusro, Sejarah Ja inan Fidusia , ,

(17)

10

Universitas Kristen Maranatha

F. Metode Penelitian

Penelitian hukum adalah suatu proses untuk menemukan aturan-aturan hukum, prinsip-prinsip hukum maupun doktrin-doktrin hukum guna menjawab isu hukum yang dihadapi.3

Penelitian hukum dilakukan untuk mencari pemecahan atau isu hukum yang timbul. Oleh karena itu, penelitian hukum merupakan suatu penelitian di dalam kerangka know-how di dalam hukum. Hasil yang dicapai adalah untuk memberikan preskripsi dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi.4

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian sebagai berikut :

1. Jenis Penelitian

Berdasarkan judul penelitian dan rumusan masalah, penelitian yang dilakukan termasuk dalam kategori penelitian hukum normatif atau penelitian hukum kepustakaan. Penelitian hukum normatif memiliki definisi yang sama dengan penelitian doktrinal yaitu penelitian berdasarkan bahan-bahan hukum yang fokusnya pada membaca dan mempelajari bahan-bahan hukum primer dan sekunder.5

2. Sifat Penelitian

3

Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, Jakarta : Kencana,2008,hlm.35.

4 Ibid ; hlm.41. 5

(18)

Sifat penelitian hukum ini sejalan dengan sifat ilmu hukum itu sendiri. Ilmu hukum mempunyai sifat sebagai ilmu yang preskriptif,artinya sebagai ilmu yang bersifat preskriptif ilmu hukum, mempelajari tujuan hukum,konsep-konsep hukum, dan norma-norma hukum.6

3. Pendekatan Penelitian

Menurut Johnny Ibrahim, dalam penelitian hukum terdapat bebarapa pendekatan, yaitu pendekatan perundang-undangan (statue approach), pendekatan konseptual (conceptual approach), pendekatan

analitis (analytical approach), pendekatan perbandingan (comparative approach), pendekatan historis (historical approach), pendekatan filsafat

(philosophical approach) dan pendekatan kasus (case approach). Yang dipergunakan dalam penulisan ini adalah pendekatan perundang-undangan, pendekatan analitis dan pendekatan konseptual.

a. Pendekatan Perundang-undangan

Suatu penelitian normatif tentu harus menggunakan pendekatan perundang-undangan, karena yang akan diteliti adalah berbagai aturan hukum yang menjadi fokus sekaligus tema sentral suatu penelitian. Untuk itu penulis harus melihat hukum sebagai sistem tertutup yang mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:

1) Comprehensive artinya norma-norma hukum yang ada didalamnya terkait antara satu dengan lain secara logis.

6

(19)

12

Universitas Kristen Maranatha 2) All-inclusive artinya bahwa kumpulan norma hukum tersebut cukup mampu menampung permasalahan hukum yang ada, sehingga tidak akan kekurangan hukum.

3) Sistematic, bahwa disamping bertautan antara satu dengan yang lain, norma-norma hukum tersebut juga tersusun secara hierarkis.

b. Pendekatan Analitis

Maksud dari analitis terhadap bahan hukum adalah mengetahui makna yang dikandung oleh istilah-istilah yang digunakan dalam aturan perundang-undangan secara konseptional sekaligus mengetahui penerapannya dalam praktik dan putusan-putusan hukum. Hal ini dilakukan melalui dua pemeriksaan :

1) Penulis berusaha memperoleh makna baru yang terkandung dalam aturan hukum yang bersangkutan.

2) Menguji istilah-istilah hukum tersebut dalam praktik melalui analisis terhadap putusan-putusan hukum.

c. Pendekatan Konseptual

(20)

fakta, peristiwa, pengalaman melalui generalisasi, dan berpikir abstrak.

4. Jenis dan Sumber Bahan Hukum

Jenis data yang penulis pergunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder. Dalam buku Penelitian Hukum karangan Peter Mahmud Marzuki, mengatakan bahwa pada dasarnya penelitian hukum tidak mengenal adanya data, sehingga yang digunakan adalah bahan hukum dalam hal ini bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder.

a. Bahan Hukum Primer

Bahan hukum primer merupakan bahan hukum yang bersifat autoratif , artinya mempunyai otoritas. Bahan hukum primer terdiri dari perundang-undangan, catatan-catatan resmi, atau risalah di dalam pembuatan peraturan perundang-undangan dan putusan-putusan hakim. Bahan hukum primer dalam penelitian ini adalah:

1) Undang-Undang No 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia

2) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

(21)

14

Universitas Kristen Maranatha 4) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 130/PMK.010/2012

b. Bahan Hukum Sekunder

Bahan hukum sekunder berupa publikasi tentang hukum yang bukan merupakan dokumen-dokumen resmi.7 Bahan hukum sekunder sebagai pendukung dari data yang digunakan dalam penelitian ini ini yaitu buku-buku teks yang ditulis para ahli hukum, jurnal hukum, artikel, internet, dan sumber lainnya yang memiliki korelasi untuk mendukung penelitian ini.

5. Teknik Pengumpulan Bahan Hukum

Prosedur pengumpulan bahan hukum yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kepustakaan yaitu pengumpulan data dengan jalan membaca peraturan perundang-undangan, maupun literatur-literatur yang erat kaitannya dengan permasalahan yang dibahas berdasarkan data sekunder. Dari data tersebut kemudian dianalisis dan dirumuskan sebagai data penunjang di dalam penelitian ini.

Pengolahan bahan hukum dilakukan secara deduktif, yaitu menarik kesimpulan dari suatu masalah yang bersifat umum terhadap permasalahan konkret yang dihadapi.8

6. Teknik Analisis Bahan Hukum

7 Ibid ;hlm.141

8

(22)

Analisis data adalah proses pengorganisasian dan pengurutan data dalam pola, kategori dan uraian dasar, sehingga akan dapat ditemukan tema dan dapat ditemukan hipotesis kerja yang disarankan oleh bahan hukum. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik analisis kualitatif yaitu dengan mengumpulkan bahan, mengkualifikasikan kemudian menghubungkan teori yang berhubungan dengan masalah dan menarik kesimpulan untuk menentukan hasil.

Untuk mendapatkan data dan informasi yang diperlukan, penulis menggunakan metode observasi melalui metode pengumpulan data yuridis normatif serta metode analisis data kualitatif. Definisi dari penelitian hukum yaitu :

“Penelitian hukum merupakan suatu kegiatan ilmiah yang didasarkan pada metode ,sistematika, dan pemikiran tertentu yang bertujuan untuk mempelajari salah satu atau beberapa gejala hukum tertentu dengan jalan menganalisanya. Kecuali itu maka juga diadakan pemeriksaan yang mendalam terhadap fakta hukum tersebut untuk kemudian mengusahakan suatu pemecahan atas permasalahan-permasalahan yang timbul dalam gejala yang bersangkutan.”9

G. Sistematika Penulisan

Penulisan hukum berikut ini terdiri dari lima bab, masing-masing perinciannya sebagai berikut.

9

(23)

16

Universitas Kristen Maranatha Bab I Pendahuluan, merupakan berisi uraian latar belakang pemilihan

judul, ruang lingkup penelitian, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, keaslian penulisan, dan diakhiri dengan sistematika skripsi yang bertujuan untuk mengantarkan pikiran pembaca ke pokok permasalahan yang akan dibahas.

Bab II Tinjauan umum perjanjian fidusia antara perusahaan pembiayaan dengan konsumen dilihat dari Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia.

Di dalam bab ini terdapat tentang definisi perjanjian, syarat sahnya perjanjian,perjanjian bagi para pihak,akibat hukum dan pengaturan perjanjian

Bab III Fidusia sebagai lembaga jaminan di dalam perusahaan pembiayaan

Di dalam bab ini terdapat tentang sejarah fidusia, Regulasi Fidusia di Indonesia, terlaksananya perjanjian jaminan fidusia dan akibat hukumnya.

(24)

Di dalam bab ini terdapat penulis menjawab inti masalah serta menguraikan seluruh opininya mengenai segala permasalahan tentang jaminan fidusia ini.

(25)

105

Universitas Kristen Maranatha

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Akta fidusia di bawah tangan mengikat bagi para pihak karena isi dari perjanjian tersebut telah disepakati dan para pihak telah mengakui keberadaan isi akta tersebut. Agar pelaksanaan khususnya eksekusi perjanjian fidusia tersebut memperoleh kekuatan hukum, perjanjian fidusia harus didaftarkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Apabila perjanjian tersebut hanya dibuat di bawah tangan, perjanjian fidusia itu tidak lahir tetapi hanya ada proses utang piutang saja yang dianggap sah. Klausula yang menyatakan bahwa perjanjian tersebut adalah perjanjian fidusia, menjadi batal demi hukum jika perjanjian itu tidak didaftarkan, karena fidusia baru dianggap lahir saat ia didaftarkan.

2. Akibat hukum yang dapat ditimbulkan apabila perjanjian fidusia tidak didaftarkan:

a. Bagi debitur:

(26)

ii. Debitur terikat pada klausula-klausula yang merugikan dirinya misalnya terkait dengan proses penyitaan barang oleh pihak kreditur secara sepihak.

b. Sementara itu, akibat hukum yang dapat ditimbulkan bagi kreditur dengan perjanjian fidusia yang tidak didaftarkan:

i. Kreditur tidak memiliki hak preferensi dan tidak memiliki dasar hukum yang jelas untuk melakukan eksekusi karena tidak adanya titel eksekutorial pada perjanjian fidusia bawah tangan.

ii. Eksekusi objek fidusia di bawah tangan masuk dalam tindak pidana Pasal 368 KUHPidana jika kreditor melakukan pemaksaan dan ancaman perampasan. Ketentuan pasal 365 ayat kedua, ketiga, dan keempat KUHP juga berlaku bagi tindakan ini.

B. Saran

1. Agar Pemerintah dapat melakukan penegakan aturan tentang jaminan fidusia khususnya terkait dengan proses pendaftaran fidusia, mengingat peraturan hukumnya telah ada dan sanksinya pun telah jelas.

(27)

107

Universitas Kristen Maranatha 3. Apabila akta di bawah tangan menimbulkan sengketa di antara

(28)

BUKU :

Abdul Halim dan Teguh Prasetyo , Bisnis E-Commerce, Yogyakarta : Pustaka Pelajar,2006 Arief Sugiono, Manajemen Keuangan Untuk Praktisi Keuangan, Jakarta: Grasindo, 2009 Bayu Seto, Itikad Baik Sebagai Konsep Hukum dan Etika Bisnis,Bandung : Pusat Studi

Hukum,Universitas Katholik Parahyangan.

C.S.T Kansil, Hukum Perdata I (Termasuk Asas-Asas Hukum Perdata) , Jakarta : P.T Pradnya Paramitha,1991

Djoko Muljono, Tax Planning: Menyiasati Pajak dengan Bijak, Yogyakarta: CV.Andi,2009 Frans Satriyo Wicaksono, Panduan Lengkap Membuat Surat-Surat Kontrak, Jakarta :

Visimedia,2008.

Henry Campbell Black, Black’s Law Dictionary ,St.Paul,Minnesota,USA :West Publishing Co , 1986

H.Salim.HS,Perkembangan Hukum Jaminan di Indonesia,Jakarta : Rajagrafindo Persada,2004

Irsyad Lubis, Bank dan Lembaga Keuangan Lain, Medan: USU Press,2010

J.Satrio, Hukum Jaminan Hak Jaminan Kebendaan Fidusia,Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2002

J.Satrio, Hukum Pribadi Bagian I Persoon Alamiah, Bandung : Citra Aditya Bakti,1999 Mariam Darus Badrulzaman, Aneka Hukum Bisnis ,Bandung : Penerbit Alumni,1994

Mariam Darus Badrulzaman, Bab-bab Tentang Creditverband,Gadai,dan Fidusia,Bandung : Citra Aditya Bakti,1991

Mariam Darus Badrulzaman,Serial Hukum Perdata Buku II Kompilasi Hukum Jaminan,Medan : Sekolah Tinggi Graha Ilmu Hukum Graha Kirana Medan bekerja sama dengan CV.Mandar Maju,2004

Munir Fuady, Hukum Bisnis Dalam Teori dan Praktek,Bandung: PT. Citra Aditya Bakti , 1994

Munir Fuady, Jaminan Fidusia,Bandung : P.T Citra Aditya Bakti,2003

Oey Hoey Tiong, Fidusia Sebagai Jaminan Unsur-Unsur Perikatan, Jakarta: Ghalia Indonesia,1985

(29)

xiii Universitas Kristen Maranatha Rini Pamungkasih, 101 Surat Perjanjian (Kontrak), Yogyakarta : Gradien Mediatama,2009 R.Subekti,Asas-Asas Hukum Perikatan Nasional,Bandung: Alumni,1976

R.Soesilo,Kitab Undang-Undang Hukum Pidana : Serta Komentar-Komentar Lengkapnya Pasal Demi Pasal,Bogor :Politeia Bogor,1991

Salim HS., Perkembangan Hukum Kontrak Innominaat di Indonesia, Jakarta: Sinar Grafika,2003

Samuel M.P. Hutabarat, Penawaran dan Penerimaan dalam Hukum Perjanjian, Jakarta: Grasindo Salim HS., Perkembangan Hukum Kontrak Innominaat di Indonesia, Jakarta: Sinar Grafika,2003

Soeyono dan Siti Ummu Adillah, Diktat Mata Kuliah Hukum Kontrak, Semarang : Bagian Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Sultan Agung,2003

Sukarmi, Cyber Law : Kontrak Elektronik dalam Bayang-Bayang Pelaku Usaha, Bandung : Pustaka Sutra,2012

Steven H. Gifits, Law Dictionary, New York, USA : Baron’s Educational Series.inc,1984 Yahya Harahap, Segi-Segi Hukum Perjanjian, Bandung : Alumni, 1986

Zaeni Asyhadie, Hukum Bisnis Prinsip dan Pelaksanaannya di Indonesia, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada,2005

WEBSITE :

Dasar-dasar Hukum Perjanjian,2012 (http://legalbanking.wordpress.com/materi-hukum/dasar-dasar-hukum-perjanjian/)

Fahriza Yusro, “Sejarah Jaminan Fidusia”,2012,

(http://fahrizayusroh.wordpress.com/2012/01/18/sejarah-jaminan-fidusia/), 18 Januari 2012 http://mengerjakantugas.blogspot.com/2009/04/leasing-sewa-guna-usaha-pengertian.html http://www.mitsuilease.co.id/infokredit.asp

http://www.google.co.id/url?url=http://ocw.usu.ac.id/course/download/10500000010-hukum-perusahaan/kn_508_slide_syarat-syarat_sahnya_dan_momentum_terjadinya_kontrak.pdf

Grace P.Nugroho, “Tindakan Eksekutorial Terhadap Fidusia di Bawah Tangan”,2007,

Referensi

Dokumen terkait

Dengan penuh rasa syukur dan terima kasih penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus karena berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis mempunyai kekuatan, semangat,

Berdasarkan analisis kepribadian yang telah diulas dalam hasil penelitian di atas, maka id yang nampak pada kepribadian Ray terdiri dari beberapa macam peristiwa yakni,

Kata membiasakan memberi arti melakukan bersama-sama bukan hanya menyuruh. Seperti membiasakan ibadah shalat misalnya. Shalat adalah hubungan paling kuat antara hamba dengan

Dalam proses demokratisasi, publik di Indonesia saat ini sangat menggantungkan diri pada program berita yang ditayangkan oleh stasiun televisi untuk

Stasiun 4 berada di muara sungai dan mempunyai sedimen dengan tekstur berupa lumpur berwarna hitam.Kandungan logam Ni lebih tinggi dibandingkan dengan yang lain, hal ini

Hingga kapan pun di belahan bumi ini akan selalu ada ‘manusia’ yang berkarakter seperti Abu Lahab dengan sejumlah kroninya yang mungkin saja lebih berbahaya dari pada

[r]

[r]