1
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING BERBASIS TRI HITA KARANA TERHADAP HASIL BELAJAR
PKN KELAS IV SD
Gede Pasek Sumayasa1, Ni Wayan Rati2, I Nyoman Murda3
1,2,3
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja Indonesia
e-mail: [email protected]1, [email protected]2, [email protected]3
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar PKn yang signifikan antara siswa yang dibelajarkan melalui model pembelajaran Problem Based Learning berbasis Tri Hita Karana dengan siswa yang dibelajarkan melalui pembelajaran konvensional pada siswa kelas IV di sekolah dasar gugus V Kecamatan Sukasada Kabupaten Buleleng. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu dengan rancangan penelitian yang digunakan adalah post- test only control design. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas IV di sekolah dasar gugus V Kecamatan Sukasada Kabupaten Buleleng tahun pelajaran 2016/2017. Sampel ditentukan dengan teknik random sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 2 Panji dan SD Negeri 3 Panji dengan jumlah siswa 55 orang. Pengumpulan data hasil belajar PKn dilakukan dengan metode tes dengan instrumen yang digunakan adalah tes pilihan ganda biasa. Data dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif dan statistik inferensial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning berbasis Tri Hita Karana dengan siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran konvensional (thitung = 5,97 > ttabel
=2,006). Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Problem Based Learning berpengaruh positif terhadap hasil belajar PKn siswa kelas IV sekolah dasar gugus V Kecamatan Sukasada Kabupaten Buleleng tahun pelajaran 2016/2017.
Kata-Katakunci :PBL, PKN, Tri Hita Karana.
Abstract
This study aims to determine the difference of learning outcomes of significant Civics between students who are taught through the model of Problem Based Learning based on Tri Hita Karana with students who are taught through conventional learning in grade 4 students in elementary school of cluster V Sukasada district, Buleleng regency. The type of this research is quasi experimental research with the research design used is post-test only control design. The population in this study were all fourth grade students in elementary school of cluster V Sukasada district, Buleleng regency, academic year 2016/2017. The sample is determined by random sampling technique. The sample in this research is the fourth grade students of SD Negeri 2 Panji and SD Negeri 3 Panji with 55 students. Data collection of Civics learning outcomes conducted by the test method with the instrument used is a standard multiple choice test. The data in this study were analyzed by using descriptive statistics and inferential statistics. The results showed that there are significant differences in student learning outcomes that were learned by using Problem Based Learning model based on Tri Hita Karana with the students who were taught by using conventional learning model (tcount = 5,97> ttable = 2,006).
Based on the results of this study can be concluded that the model of learning Problem Based Learning positively affect the results of learning Civics students class IV elementary school cluster V Sukasada district, Buleleng regency year 2016/2017.
2
Keywords:Problem Based Learning, learning outcomes and Tri Hita Karana
PENDAHULUAN
Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM).
Pendidikan merupakan usaha agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran dan atau cara lain yang dikenal dan diakui oleh masyarakat.
Aktivitas pelaksanaan pendidikan formal, tercermin salah satunya dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran sebagai aktivitas pendidikan dalam bentuk yang paling sederhana selalu melibatkan siswa dan guru. Dalam proses pembelajaran kedua belah pihak akan saling berkomunikasi dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.
Salah satu kemampuan dasar yang harus dimiliki guru (pendidik) dalam proses pembelajaran adalah kemampuan dalam merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran. Suatu rangkaian proses pembelajaran memerlukan perencanaan yang seksama, yakni mengkoordinasikan unsur- unsur tujuan, bahan pengajaran, kegiatan pembelajaran, metode dan alat bantu mengajar serta penilaian atau evaluasi (Sudjana, 2005:29-30). Pada tahap berikutnya adalah melaksanakan rencana tersebut dalam bentuk tindakan atau praktek mengajar.
Pendidikan Kewarganegaraan adalah tentang hubungan antara warganegara dan negara serta Pendidikan Pendahuluan Bela Negara (PPBN). Dalam pelaksanaannya selama ini, pada jenjang Pendidikan Dasar sampai dengan Pendidikan Menengah, Pendidikan Kewarganegaraan digabung dengan Pendidikan Pancasila menjadi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn).
Melalui pembelajaran nilai-nilai luhur dalam masyarakat, siswa menjadi tahu landasan dalam berperilaku di masyarakat yang dapat membantu membentuk karakter siswa. Disamping itu banyak hal dalam masyarakat yang dapat diangkat untuk dijadikan bahasa dalam pembelajaran.
Segala sesuatu yang ada dalam
masyarakat termasuk budaya masyarakat setempat dapat dijadikan sebagai alat bantu dalam proses pemahaman materi.
Misalkan saja, budaya yang ada di Bali seperti ajaran Tri Hita Karana juga dapat diperkenalkan melalui pemanfaatan masyarakat sebagai sumber belajar, sehingga kearifan lokal budaya setempat sejak dini dapat di transformasikan kepada siswa. Kenyataanya di sekolah dasar, meskipun pihak sekolah telah mengoptimalisasi keberadaan masyarakat dan lingkungan sekolah, sehingga proses pembelajaran PKn telah berlangsung secara baik, namun perlu adanya penyempurnaan lagi dengan pemilihan model pembelajaran yang tepat.
Berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 12 Januari 2017 yang dilakukan di SD Gugus V Kecamatan Sukasada Kabupaten Buleleng hasil belajar PKN pada tahun pelajaran 2016/2017 dengan mewawancarai guru kelas IV bahwa hasil belajar PKN sebagian besar siswa masih di bawah kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu 70,00, hasil ini disebabkan karena siswa cenderung pasif. Kemudian pada hasil observasi dengan mengamati langsung guru pada saat mengajar di kelas, dalam pelaksanaan pembelajaran PKn guru masih dominan menggunakan metode ceramah dan penugasan, sehingga proses pembelajaran di kelas tidak berlangsung sesuai dengan harapan.
Hal ini ditunjukkan oleh kenyataan para guru masih mengajar dengan menggunakan cara pembelajara konvensional serta dominan menggunakan metode ceramah saja dalam mengajar. Hal ini dapat berdampak terhadap belum optimalnya proses dan hasil belajar siswa kelas IV dalam mata pelajaran PKN. Maka peneliti berupaya untuk mengatasi masalah tersebut dengan memberikan model pembelajaran inovatif yang bisa diterapkan dalam proses pembelajaran agar proses pembelajaran menjadi lebih menarik dan disukai oleh siswa. Salah satu model pembelajaran tersebut adalah model
3 pembelajaran PBL berbasis Tri Hita Karana.
Problem Based Learning (PBL) adalah model pengajaran yang bercirikan adanya permasalahan nyata sebagai konteks untuk para peserta didik belajar berpikir kritis dan keterampilan memecahkan masalah serta memperoleh pengetahuan Aris (dalam Shoimin, 2014:130). Pembelajaran ini didahului dengan mengajukan permasalahan yang bersifat terbuka (open-ended) kepada siswa. Kemudian mereka diarahkan untuk melakukan penelitian kelompok. Guru membantu kelompok mendapatkan informasi yang tepat baik secara langsung dilapangan maupun dengan simulasi dan menata laporan hasil penelitian untuk disampaikan kepada seluruh kelas.
Terakhir, siswa dipandu untuk melakukan refleksi, analisis, dan evaluasi proses dan hasil penelitian mereka Sukadi (2010:6).
Tri Hita Karana berasal dari kata “Tri”
yang berarti tiga, “ Hita” yang berarti kebahagiaan dan “ Karana” yang berarti penyebab. Dengan demikian Tri Hita Karana berarti “Tiga penyebab terciptanya kebahagiaan” (Wiana, 2007).
Melalui model pembelajaran Problem Based Learning berbasis Tri Hita Karana diharapkan siswa mampu meningkatkan hasil belajar dengan saling berinteraksi antar teman kelompoknya. Masalah- masalah yang nantinya akan dipecahkan secara berkelompok oleh siswa adalah masalah-masalah yang nyata dalam kehidupan siswa, seperti permasalahan di lingkungan masyarakat seperti hubungan manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia, serta manusia dengan lingkungannya, melalui masalah tersebut maka siswa dapat menawarkan berbagai macam solusi dalam memecahkan sebuah masalah dari berbagai sudut pandang setelah siswa memikirkan apa yang harus mereka lakukan jika mereka menghadapi permasalahan yang diajukan. Penggunaan model pembelajaran ini menuntut siswa yang lebih aktif dalam proses pembelajaran dan guru hanya sebagai fasilitator. Artinya guru hanya memberikan bimbingan atau pengarahan kepada siswa dan siswa yang akan mencari informasi atau solusi dalam memecahkan masalah tersebut. Melalui
model Problem Based Learning ini, diharapkan siswa lebih banyak memperoleh suatu keterampilan daripada pengetahuan yang hanya berupa hafalan. Mulai dari keterampilan memecahkan masalah, keterampilan berpikir kritis, keterampilan bekerja dalam kelompok, keterampilan interpersonal dan komunikasi, serta keterampilan pencarian dan pengolahan informasi yang akan meningkatkan hasil belajar siswa.
Berdasarkan pemaparan di atas, diperlukan upaya berupa jalan keluar untuk mengatasi berbagai permasalahan yang muncul dalam proses pembelajaran berupa penggunaan model pembelajaran yang inovatif dan menarik bagi siswa, maka penulis terdorong untuk mangangkat permasalahan ini dalam bentuk penelitian dengan judul “Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning berbasis Tri Hita Karana Terhadap Hasil Belajar PKN Siswa Kelas IV SD Gugus V Kecamatan Sukasada Kabupaten Buleleng Tahun Pelajaran 2016/2017”.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di SD Gugus V Kecamatan Sukasada Kabupaten Buleleng. Pelaksanaan penelitian ini pada hari jumat 21 April 2017 sampai jumat 12 Mei 2017 semester II tahun pelajaran 2016/2017.
Penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Mengingat tidak semua variabel dan kondisi eskperimen dapat diatur dan dikontrol secara ketat, maka penelitian ini dikategorikan penelitian eksperimen semu (quasi experiment).
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh model pembelajaran Problem Based Learning berbasis Tri Hita Karana terhadap hasil belajar siswa pada dua kelompok subjek penelitian. Selanjutnya, memberikan perlakuan eksperimental berupa penerapan model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) pada kelas eksperimen dan pembelajaran konvensional pada kelas kontrol. Setelah perlakuan, kedua kelompok diberikan post-test. Hasil dari post-test kedua kelompok kemudian dibandingkan.
Desain penelitian ini disebut Posttest Only Control Design.
4 Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV SD Gugus V KecamatanSukasada Kabupaten Buleleng yang berjumlah 234 orang. Sebelum dilakukan pengambilan sampel, maka populasi diuji kesetaraanya terlebih dahulu menggunakan uji ANAVA Satu Jalur. Dari hasil analisis, diperoleh hasil fhitung sebesar 0,25. Jika dibandingkan dengan ftabel didapatkan nilai 1,92 maka fhitung< ftabel maka H0 diterima atau dapat disimpulkan bahwa hasil belajar PKn siswa kelas IV semester ganjil di Gugus V Kecamatan Sukasada Kabupaten Buleleng pada tahun pelajaran 2016/2017 adalah setara.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah tekniksimple random sampling.Sampel yang digunakan, yaitu siswa kelas IV SDNegeri 2 Panji yang berjumlah 28orang dan kelas IV SDNegeri3 Panji yang berjumlah 27 orang. Melalui proses pengambilan sampel tersebut ditetapkan SD Negeri 2 Panji sebagai kelas eksperimenyang diberikan perlakuan berupa pembelajaran dengan model pembelajaran Problem Based Learning Berbasis Tri Hita Karana dan SD Negeri3Panji sebagai kelas kontrolyang diberikan perlakuan berupa pembelajaran konvensional.
Variabel dalam penelitian ini dapat dikelompokkan menjadi variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y). Variabel bebas pada penelitian ini adalah model pembelajaran Problem Based Learning Berbasis Tri Hita Karana yang dilaksanakan pada kelompok eksperimen dan pembelajaran konvensional yang dilaksanakan pada kelompok kontrol.Sedangkan variabel terikat pada penelitian ini adalah hasil belajar PKn.
Penelitian ini terdiri dari tiga tahap, yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap akhir eksperimen.Hal ini dilakukan untuk dapat mengungkapkan secara tuntas mengenai permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini.
Data pada penelitian ini dikumpulkan dengan metode pengumpulan data dengan
metode posttest pilihan ganda yang disesuaikan dengan tuntutan data dari
masing-masing rumusan
permasalahan.Berkaitan dengan permasalahan yang dikaji pada penelitian ini maka jenis data yang diperlukan, yakni data hasil belajar PKn.Metode pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh data hasil belajar PKn siswa adalah tes pilihan ganda.
Penelitian ini menggunakan instrumen sesuai dengan jenis dan sifat data yang dicari. Instrumen yang digunakan adalah tes pilihan ganda. Tes hasil belajar PKn juga diuji secara teoretik dan empirik.
Secara teoretik,tes hasil belajar PKn tersebut diuji melalui uji pakar.Secara empirik, dilakukan dengan uji validitas, uji reliabilitas, uji taraf kesukaran dan uji daya pembeda.Berdasarkan uji teoretik dan empirik, dari 40 butir soal, 38 soal dinyatakan layak digunakan untuk post-test.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis statistik deskriptif dan statistik inferensial. Analisis deskriptif dilakukan dengan menghitung mean, standar deviasi, dan varians terhadap masing-masing kelompok.Statistik inferensial bertujuan untuk menguji hipotesis penelitian. Sebelum melakukan pengujian hipotesis, dilakukan beberap uji prasyarat analisis data, yaitu uji normalitas dan uji homogenitas. Pengujian hipotesis terhadap hipotesis nol (H0) menggunakan uji-t sampel independent (tidak berkerelasi) dengan rumus polled varians.
HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL
Hasil analisis deskriptif terhadap hasil belajar PKn kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Problem Based Learning Berbasis Tri Hita Karanadan kelompok siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional akan memaparkan hasil modus, median, mean, standar deviasi, dan varians. Hasil analisis deskriptif pada kedua kelompok dapat dilihat pada Tabel 1.
5
Tabel 1. Deskriptif Hasil Belajar PKn
Hasil Analisis Kelompok
Eksperimen Kelompok Kontrol
Modus 24,66 12,63
Median 24,1 14,73
Mean 23,33 15,33
Standar Deviasi 6,30 4,49
Varians 39,70 20,19
Berdasarkan deskripsi data hasil belajar PKn antar kedua kelompok, diketahui bahwa terdapat perbedaan rata- rata skor hasil belajar PKn. Nilai rata-rata pada kelompok siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning Berbasis Tri Hita Karana sebesar 23,33 sedangkan nilai rata- rata kelompok siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional sebesar 15,33. Hal ini menunjukkan bahwa nilai rata-rata skor hasil belajar PKn kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Problem Based Learning Berbasis Tri Hita Karanalebih tinggidibandingkan dengan kelompok siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional.Dari distribusi skor hasil belajar PKn siswa yang diperoleh melalui post-test terhadap 28 orang siswa pada kelompok eksperimen menunjukkan bahwa skor tertinggi adalah 34 dan skor terendah adalah 11. Apabila data tersebut divisualisasikan ke dalam kurva polygon
akan tampak seperti gambar 1.
Gambar 1. Kurva polygon data hasil post- test kelompok eksperimen Berdasarkan gambar 1 tersebut, diketahui bahwa modus lebih besar dari median dan median lebih besar dari mean (Mo>Md>M). Dengan demikian kurva di atas adalah kurva juling negatif yang berarti sebagian besar skor kelompok eksperimen cenderung tinggi.
Untuk mengetahui kualitas variabel hasil belajar PKn setelah implementasi model pembelajaran Problem Based Learning Berbasis Tri Hita Karanapada kelompok eksperimen, skor rata-rata hasil belajar PKn siswa dikonversikan menggunakan kriteria rata-rata ideal (Mi) dan standar deviasi ideal (SDi). Sesuai dengan analisis statistik deskriptif diketahui bahwa mean (x) hasil belajar PKn setelah implementasi model pembelajaran Problem Based Learning Berbasis Tri Hita Karanapada kelompok eksperimen adalah 23,33. Jika dikonversikan ke dalam PAP Skala Lima, hasil belajar PKn setelah implementasi model pembelajaran Problem Based Learning Berbasis Tri Hita Karanapada kelompok eksperimen berada pada kategori sangat tinggi.
Berdasarkan distribusi skor hasil belajar PKn siswa yang diperoleh melalui post-test terhadap 27 orang siswa pada kelompok kontrol menunjukkan bahwa skor tertinggi adalah 25 dan skor terendah adalah 8.Apabila data tersebut divisualisasikan ke dalam kurva polygon akan tampak seperti gambar 2.
0 5 10 15
11-14 15-18 19-22 23-26 27-30 31-34
FrekuensI
Interval
M= 23,33
Md= 24,1 Mo=24,66
6 Gambar 2. Kurva polygon data hasil post-
test kelompok kontrol
Berdasarkan gambar 2 tersebut, diketahuibahwa modus lebih kecil dari median dan median lebih kecil dari mean (Mo<Md<M). Dengan demikian kurva di atasadalah adalah kurva juling positif yang berarti sebagian besar skor kelompok kontrol cenderung rendah.
Untuk mengetahui kualitas variabel hasil belajar PKn setelah implementasi model pembelajaran yang berpusat pada guru pada kelompok kontrol, skor rata-rata hasil belajar siswa dikonversikan menggunakan kriteria rata-rata ideal (Mi) dan standar deviasi ideal (SDi). Sesuai dengan analisis data diketahui bahwa mean (x) hasil belajar PKn kelompok kontrol adalah 15,33. Jika dikonversikan ke dalam PAP Skala Lima, hasil belajar kelompok kontrol berada pada kategori sedang.
Sebelum data penelitian ini dianalisis dengan statistik inferensial (uji-t), terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat analisis terhadap data-data hasil penelitian. Uji prasyarat analisis dilakukan untuk memperoleh fakta tentang normalitas data dan homogenitas data varians antar kelompok. Prasyarat yang harus dipenuhi adalah sebaran data berdistribusi normal dan varians antar kelompok homogen.
Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh
berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji Chi Kuadrat (
2)dengan kriteria data berdistribusi normal jika
2 hitung<
2 tabel.Dari hasil perhitungan, uji normalitas data hasil belajar PKn pada kelompok eksperimen diperoleh
2hitung = 4,928<
2 tabel = 7,815, maka data hasil belajar PKn pada kelompok eksperimen berdistribusi normal. Sedangkan hasil uji normalitas data hasil belajar PKn siswa pada kelompok kontrol
2hitung = 5,666<
2tabel = 7,815, maka data hasil belajar IPA siswa pada kelompok kontrol berdistribusi normal.
Setelah data hasil belajar PKn kelompok eksperimen dan kontrol berdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan pengujian homogenitas variansantar kelompok. Uji yang digunakan adalah uji-F dengan kriteria data homogen jika Fhitung<Ftabel. Pengujian dilakukan dengan taraf signifikansi 5 % dengan derajat kebebasan untuk pembilang V1 = n1 – 1 dan derajat kebebasan untuk penyebut V2 = n2 –1.
Berdasarkan hasil pengujian homogenitas diperoleh nilai Fhitung = 1,96.
Sedangkan Ftabel dengan dbpembilang = 28-1 = 27, dbpenyebut = 27-1 =26, dan taraf signifikansi 5 % diketahui Ftabel = 2,87. Hal ini berarti Fhitung < Ftabel. Sehingga, varians data hasil post-test kelompok eksperimen dan kontrol adalah homogen.
Setelah diperoleh hasil dari uji prasyarat analisis data tersebut, maka dilanjutkan dengan pengujian hipotesis penelitian (H1) dan hipotesis nol (H0).
Pengujian hipotesis tersebut dilakukan dengan menggunakan uji-t sampel independent (tidak berkorelasi) dengan rumus polled varians. Uji hipotesis dilakukan pada taraf signifikansi 5 % dan db
= n1+n2-2) dengan kriteria pengujian adalah H0 ditolak jika thitung> ttabel dan H0 diterima jika thitung< ttabel.Hasil uji hipotesis dapat dilihat pada Tabel 2.
0 2 4 6 8 10
8-10 11-13 14-16 17-19 20-22 23-25
FrekuensI
Interval
Md=14,73 M=15,33 Mo=12,63
7
Tabel 2. Ringkasan Hasil Uji-t Kelompok Eksperimendan Kelompok Kontrol
Berdasarkan analisis data menggunakan uji-t, diketahui thit = 5,97 dan ttab = 2,006 dengan db 53 pada taraf signifikansi 5%. Bedasarkan kriteria pengujian, karena thit lebih besar dari ttab (thit5,97> ttab 2,006), maka H0 ditolak dan H1
diterima. Artinya terdapat perbedaan hasil belajar PKn yang signifikan antara siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Problem Based Learning Berbasis Tri Hita Karanadan siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran konvensinal pada siswa kelas IV SD Gugus V Kecamatan Sukasada Kabupaten Buleleng Tahun Pelajaran 2016/2017.
PEMBAHASAN
Hasil analisis data hasil belajar PKN siswa menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar antara kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Problem Based Learning berbasis Tri Hita Karana dan kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran konvensional pada siswa kelas IV SD di Gugus V Kecamatan Sukasada Kabupaten Buleleng Tahun Pelajaran 2016/2017. Tinjauan ini berdasarkan rata-rata skor hasil belajar PKN siswa dan hasil uji-t. Rata-rata skor hasil belajar siswa kelompok eksperimen yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Problem Based Learning berbasis Tri Hita Karana adalah 23,33 berada pada kategori sangat tinggi, sedangkan rata-rata skor hasil belajar siswa kelompok kontrol yang dibelajarkan dengan
model pembelajaran konvensional adalah 15,33 berada pada kategori rendah.
Berdasarkan hasil analisis data menggunakan uji-t diperoleh thitung = 5,97 dan ttabel = 2,006 untuk db = 53 dengan taraf signifikan 5%. Hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa thitung >
ttabel, sehingga H0 ditolak dan H1 diterima.
Adanya perbedaan yang signifikan menunjukkan bahwa model pembelajaran Problem Based Learning berbasis Tri Hita Karana berpengaruh terhadap hasil belajar PKn siswa kelas IV SD di Gugus V Kecamatan Sukasada Kabupaten Buleleng Tahun Pelajaran 2016/2017.
Perbedaan hasil belajar PKn antara kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Problem Based Learning berbasis Tri Hita Karana dan kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran konvensional disebabkan oleh (1) penggunaan model pembelajaran, (2) diskusi kelompok, dan (3) adanya penghargaan/reward untuk siswa.
Pertama, penggunaan model dalam pembelajaran dapat menciptakan pembelajaran yang kontekstual dan menyenangkan, sehingga siswa lebih mudah memahami materi yang dipelajari.
Penggunaan model pembelajaran dapat merangsang siswa untuk lebih aktif dalam mengikuti proses pembelajaran.
Penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning berbasis Tri Hita Karana dapat memotivasi siswa dalam proses pembelajaran di kelas karena model ini sangat sesuai dengan materi yang diajarkan dalam mata pelajaran PKn.
Pemanfaatan model pembelajaran Problem Based Learning berbasis Tri Hita Karana akan memperjelas penyampaian materi dalam artian bahwa pembelajaran berbasis masalah ini berkaitan dengan hubungan atau interaksi antara manusia dengan
Tuhan, manusia dengan manusia lainnya dan manusia dengan lingkungannya, sehingga siswa akan lebih mudah memahami materi dipelajari dengan contoh yang nyata. Temuan ini didukung oleh penjelasan Adi (2012) yang menyatakan bahwa model pembelajaran Problem Based Hasil Belajar N Db Mean (x) s2 t hitung t tabel
Eksperimen 28
53 23,33 39,70
5,97 2,006
Kontrol 27 15,33 20,19
8 Learning sangat berpengaruh pada hasil belajar siswa karena model ini memudahkan siswa untuk memahami suatu materi, sementara bagi guru pembelajaran melalui model pembelajaran Problem Based Learning bisa memudahkan guru untuk menerangkan atau menjelaskan materi kepada siswa.
Kedua, adanya diskusi kelompok, model pembelajaran Problem Based Learning adalah model pengajaran yang bercirikan adanya permasalahan nyata sebagai konteks untuk para peserta didik belajar berpikir kritis dan keterampilan memecahkan masalah serta memperoleh pengetahuan (Duch dalam Shoimin, 2014:130). Dalam proses pembelajaran siswa berdiskusi untuk membahas lembar kerja siswa (LKS) yang diberikan oleh guru.
Menurut Djamarah (2000), menyatakan bahwa diskusi adalah memberikan altematif jawaban untuk membantu memecahkan berbagai problem kehidupan. Melalui diskusi kelompok siswa dapat menyampaikan pendapat untuk memecahkan suatu permasalahan dan saling bertukar informasi serta dapat mengembangkan sikap menghargai pendapat orang lain dan belajar bermusyawarah. Selain itu melalui diskusi kelompok siswa dapat belajar bersama- sama, saling membantu antara satu dengan yang lain sehingga dapat mencapai tujuan atau menyelesaikan tugas yang telah ditentukan.
Ketiga, adanya penghargaan/reward untuk siswa dapat meningkatkan motivasi siswa untuk belajar, sehingga hasil belajar siswa dapat ditingkatkan. Dalam model pembelajaran Problem Based Learning penghargaan diberikan kepada kelompok yang memperoleh skor tertinggi. Guru memberikan penghargaan berupa pujian, gerakan tubuh, tepuk tangan dan hadiah berupa gambar (smile) kepada siswa.
Siswa sangat antusias dan semangat dalam proses pembelajaran. Temuan ini didukung oleh penjelasan Djamarah (2002) yang menyatakan bahwa pemberian ganjaran/penghargaan terhadap prestasi siswa merupakan salah satu cara untuk membangkitkan motivasi belajar siswa, dan pemberian ganjaran dapat merangsang
siswa untuk lebih berprestasi di kemudian hari.
Model pembelajaran Problem Based Learning berbasis Tri Hita Karana lebih menekankan pada aktivitas siswa. Menurut Sukadi (2010) sintaks/langkah-langkah pembelajaran Problem Based Learning yaitu sebagai berikut: 1) Orientasi siswa kepada masalah. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang diperlukan, memotivasi siswa terlibat pada aktivitas pemecahan masalah yang dipilihnya; 2) Mengorganisasikan siswa untuk belajar. Guru membantu siswa merumuskan masalah, mendefinisikan, dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut; 3) Membimbing penyelidikan individual dan kelompok. Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen (jika perlu), untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah; 4) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya. Siswa merencanakan, berbagi tugas, dan menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video, dan model; 5) Menganalisis dan mengevaluasi proses dan hasil pemecahan masalah. Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka, proses-proses yang mereka gunakan, dan hasil pemecahan masalah yang diperoleh.
Ditinjau dari proses pembelajaran, aktivitas siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Problem Based Learning berbasis Tri Hita Karana lebih aktif dalam pembelajaran. Kegiatan pembelajaran berpusat kepada siswa dan guru sebagai fasilitator. Siswa terlihat aktif bekerjasama dalam satu kelompok, menjadi pendengar yang baik, dapat memberikan penjelasan kepada teman sekelompok, berdisksi, mendorong teman lain untuk bekerjasama, dan menghargai pendapat teman lain. Suasana pembelajaran menjadi menyenangkan, tidak ada siswa yang terlihat bosan mengikuti pembelajaran.
Temuan ini sesuai dengan penjelasan Duch dalam Shoimin (2014) yang menyatakan bahwa, model pengajaran yang bercirikan adanya permasalahan nyata sebagai konteks untuk para peserta didik belajar berpikir kritis dan keterampilan
9 memecahkan masalah serta memperoleh pengetahuan. Berbeda halnya dengan model pembelajaran konvensional, dalam pembelajaran guru lebih mendominasi proses pembelajaran sehingga pembelajaran hanya berpusat pada guru (teacher centered). Interaksi siswa dan guru bersifat satu arah. Guru lebih banyak menyampaikan materi, kemudian menuliskan konsep-konsep materi yang diajarkan di papan tulis, dan siswa mencatat apa yang disampaikan oleh guru.
Hal tersebut sesuai dengan penjelasan Sulaeman dalam Rasana (2009) yang menyatakan bahwa pembelajaran konvensional merupakan metode yang paling efisien dalam proses pembelajaran yang bersifat hapalan (ingatan). Selama kegiatan pembelajaran, siswa terlihat pasif karena siswa lebih banyak mendengarkan penjelasan guru. Suasana pembelajaran kurang menarik dan kurang menyenangkan untuk siswa sehingga banyak siswa yang terlihat bosan dan kurang memperhatikan guru. Hal ini mengakibatkan hasil belajar PKn siswa rendah karena proses pembelajaran yang dilakukan kurang bermakna untuk siswa.
Perbedaan tahapan pembelajaran antara model pembelajaran Problem Based Learning berbasis Tri Hita Karana dan model pembelajaran konvensional tentunya akan memberikan dampak yang berbeda terhadap hasil belajar siswa.
Penerapan model pembelajaran Problem Based Learning berbasis Tri Hita Karana menyebabkan siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran, lebih antusias untuk belajar sehingga siswa mampu membangun pengetahuannya. Siswa menjadi lebih tertantang untuk belajar dan berusaha menyelesaikan permasalahan yang ditemukan, sehingga siswa lebih memahami materi yang dipelajari.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil dari beberapa penelitian tentang model pembelajaran Problem Based Learning . Adi Darsana (2012) melakukan penelitian mengenai pengaruh penerapan model pembelajaran Problem Based Learning Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SD Gugus 1 Sidemen Karangasem. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa terdapat secara
signifikan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dengan siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan pembelajaran konvensional.
Hasil belajar PKn siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Problem Based Learning lebih baik dibandingkan dengan siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran konvensional.
Penelitian lain yang dilakukan oleh Supriadi (2012), mengatakaan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan hasil belajar IPS antara siswa yang belajar dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning berbantuan media audiovisual dengan siswa yang belajar menggunakan pembelajaran konvensional.
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Supriadi yang menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning memiliki kesamaan dengan penelitian ini yaitu dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dan memperoleh peningkatan hasil belajar yang signifikan dibandingkan dengan menggunakan model pembelajaran konvensional.
Dengan demikian, hasil belajar PKn siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Problem Based Learning berbasis Tri Hita Karana lebih baik dibandingkan hasil belajar PKn siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran konvensional.
PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas, dapat disimpulkan sebagai berikut.
Hasil uji hipotesis diperoleh yaitu harga thitung sebesar 5,97 sedangkan harga ttabel dengan db = 53 dan taraf signifikansi 5% adalah 2,006. Hal ini berarti harga thitung lebih besar dari harga ttabel sehingga H0 ditolak dan H1 diterima.
Mengacu pada hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar PKN siswa yang signifikan antara kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Problem Based Learning Berbasis Tri Hita Karana dan kelompok siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional kelas
10 IV SD Gugus V Kecamatan Sukasada Kabupaten Buleleng Tahun Pelajaran 2016/2017. Perbedaan tersebut menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran Problem Based Learning Berbasis Tri Hita Karana berpengaruh positif terhadap hasil belajar PKN pada siswa kelas IV SD Gugus V Kecamatan Sukasada Kabupaten Buleleng Tahun Pelajaran 2016/2017.
DAFTAR RUJUKAN
Darsana, Adi. 2012. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SD Gugus 1 Sidemen Karangasem. Jurnal Ilmiah PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD 2012.Shoimin, 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif Dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar- ruzz Media.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2000. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif.
Jakarta: Rineka Cipta.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Rasana, I D. P. R. 2009. Model-Model Pembelajaran. Singaraja:
Universitas Pendidikan Ganesha.
Shoimin, 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif Dalam Kurikulum 2013.
Yogyakarta: Ar-ruzz Media.
Sudjana, 2006. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Supriadi, 2012. Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Berbantuan Media Audiovisual Berpengaruh Terhadap Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV SD Gugus Ubud Gianyar. Jurnal Ilmiah PGSD Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan PGSD 2012.
Wiana, I Ketut, 2007. Tri Hita Karana Menurut Konsep Hindu. Surabaya:
Paramita.