• Tidak ada hasil yang ditemukan

- 1 - RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 1991 TENT ANG ARMUS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "- 1 - RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 1991 TENT ANG ARMUS"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

Menimbang

Mengingat

RANCANGAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 1991

TENT ANG

P E N A T A A N R U A N G

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDE.N REPUBLIK INDONESIA,

a. bahwa ruang wilayah negara sebagai karunia :Tuhan Yang Maha Esa kepada bangsa Indonesia d~ngan

letak dan kedudukan yang strategis sebagai negara kepulauan dengan keanekaragaman ekosistem merupakan sumber'·alam yang perlu dimanfaatk~n dan di 1 i ndung i untuk mewujudkan masyarakat adi 1 dan makmur sebagai pengamalan Pancasila I dan

Undang-Undang Dasar 1945;

b. bahwa sehubungan dengan ha 1 tersebut, , maka penataan dan pemanfaatan ruang wilayah n•gara di 1 akukan dengan: berwawasan ·1 i ngkungan dan: ber-Wawasan Nusantara yang pengaturannya di 1a1,kukan

dengan Undang-Undang;

·,

1 ~ Pasa 1 5 ayat ( 1), Pasa 1: 20 ayat ( 1) dan Pasa;l 33 ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945;

2. Undang-Undang Nomor 4 Prp Tahun 1960· tehtang Perairan Indonesia (Lembaran Negara Repµblik Indo.nesia Nomor 22 Tahun 1960, Tambahan ·Lembaran Negara Republ i k Indonesia Nomo.r 1942) .; 1

1

3. Undang-Undang Ndmor 5 Tahun 1960 tentang

~era­

t~ran Dasar Pokok-Pokok Agraria (Lembaran N~gara I

Republik Indonesia Nomor 104. Tahun 1960, Tamoahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 20~3);

I

4. Undang-Vndang Nqmor 5 Tahun 1974 tentang

Ppkok-Pokok Pemerintahan Di Daerah , (Lembaran Negara I Republik Indones1a Nomor 38 Tahun 1974, Tam~ahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3037); !

(2)

Menetapkan

- 2

-5. Undang-Undang · Nomor 4 Tahun 1982 tentang Keten-tuan-ketentuan Pokok Penge 1o1 aan · Li 11gkungan Hidup ( Lembar,an Negara Republ ik Indonesia Nomor 12 .Tahun 1982, Tambahan Lembaran Negara Republ ik

Indonesia Nomdr 3215}; '

DEN:GAN PERSETUJUAN

DEWAN PIERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

M E M U T U S K. A N :

UNDANG-UNDANG TENTANG PENATAAN RUANG •.

B A B I

KETENTUIAN UMUIM

Pasal 1 ·

Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:

1. R'.uang adalah , wadah kehidupan yang mel iputi ruang daratan, ruang lautan, dan ruang udara,· sebagai satu ·kesatuan :wilayah tempat manusia derigan 11Tiakhluk hidup lainnya melakukan ikegiat-annya dan memelihara kelan~sungan kehidupannya. ·

'

2. Tata Ruang adalah wujud struktural dan pola pemanfaat~n ruang wilayah nasional, ruang wilayah Daerah Tingkat I, dari ruang

wil ayah Daer ah Ti ngkat I I yang rne.ncakup kawasan perkot'.aan, kawasan perdesaan, dan kawasan tertentu, ba i k d; rericanakan maupun tidak, yang menunjukkan adanya hirarki dan ket~rkaitan

pema~faatan ruang. ·

3. Penataan Ruang adalah proses perencanaan, pemanfaatan ruangt dan pengendaliannya. ··

4. Rencana Tata Ruang adalah hasil perencanaan tata rua~g.

I

5. Wi layah adal ah ruang yang merupakan kesatuan geografi si beser-ta 'segenap unsur terkait I padanya yang batas dan sijstemnya

ditentuk~n berdasarkan pengamatan administratif dan atau fungsional.

6. Kawasan adalah . . suatu wilayah Y!2ng mempunyai fungsi hindung dan fungsi budidaya.

(3)

Pasa l 2

Penataan ruang berasaskan pemanfaatan ruang.bagi semua kepen~ing­

an secara terpadu, berdaya guna dan berhasil guna, tertfb, s•ra-si, seimbang, lestari dan berkelanjutan.

Pasa~' 3

Penataan ruang bertujuan:

a. terselenggaranya pemanfaatan ruang yang berlandaskan Wawr, san Nusantara dan ketahanan nasional;

b. terse1enggaranya pengaturan pemanfaatan ruang kawasan lin~ung

dan kawasan budidaya;

c. tercapai,nya pemanfaatan ruang yang berkualitas untuk:

1) mewujudkan kehidupan bangsa yang cerdas dan sejahtera secara berkelanjutan;

2) mewujudkan perlindungan fungsi ruang dan mengurangi

dampak negatif .terhadap lingkungan; 1 3) meningkatkan pemanfaatan sumber daya alam dan sumber ~aya

bu a tan secara , lqerdaya guna, berhas i 1 gun a dan tepat g~.ma; 4) mencegah perbenturan kepentingan dalam pengguhaan su~b~f

daya alam dan sumber daya buatan. '

Pasal 4

1) Negara menyelenggarakan penataan ruang untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat yang pelaks~naanny~_dilakukan qJeh Peme~in­ tah.

2) Pelaksanaan penataan ruang sebagaimana _ dimaksud d•lam ayat ( 1-) memberi.kan wewenang kepada Pemerintah untuk: , _ . a. mengatur dan menyelenggarakan penataan ruang wil•yah~

Negara;

b. mengatur ·t4gas dan kewajiban instansi pemerintah dalam

i

,_ penataan ruang; __ _ . , ___ , _', ,. ._, _ ..

c. mengatur hak dan k~wajib~n orang sehubungan dengan pena~

.taan ruang. ., .... ,.,

3) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud da1am ayat ]C2) dilakukan dengan tetap menghormati hak-hak yang dimlliki .orang dan masyarakat.

(4)

- 4 -B A -B II PENATAAN.RUANG Bagian Pertama U m u m Pasal 5

Pena taan ruang me 1 ;·put i pe re nc anaan, peman f aatan, · dan pengendalian ruang dari dua fungsi utama ~awasan yaitu :

1. kawasan lindung;

2. kawasan budidaya.

Pasal 6

(1) Penataari ruang meliputi kegiatan penataan ruang wilayah nasional, wilayah Daerah Tingkat I dan wilayah Daerah Tin~kat II secara terpadu dan tidak dapat dipisah-pisahkan.

( 2) Penataan ruang kawasan perlkotaan, penataan ruang ··· kaw~san perdegaan, dan p~nataan ruang kawasan tertentu, diselenggara-kan sebagai bagian dari penataan ruang wilayah. 1

( 3) Penataan ruang untuk kawasan yang me 1 i put i 1 ebi h dari ~atu Oaerah Tingkat II atau Oaerah Tingkat I dikoordinas.i·kan penyusunannya oleh Pemerintah Daerah Tingkat I atau Peme~in­ tah Pusat untuk kemudian dipadukan ke dalam Rencana 1ata Ruang Wilayah Daerah Tingkat II atau Rencana Tata R~ang Wilayah Daerah Tingkat I yang bersangkutan. · (4) Penataan ruang sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2),

dan ayat (3)· dilakukan dengan .memperhatikan:

a. lingkungan alam, lingkungan buatan, lingkungan sosial, dan interaksi antar lingkungan; · ·

b. tahapan, pembiayaan, dan pengelolaan pembangunan, s~rta

pembinaan kemampuan kelembagaan.

Pa.sa 1 7

I

.1) Penataan ruang kawasan perkotaan dan kawasan perde~aan

bertujuan: !

a. tercapainya tatanan ruang kawasan perkotaan dlan kawasan perdesaan yang optimal, serasi, selaras, dan seim~ang dalam pengembangan kehidupan manusia; · b. meni ngkatkan fungsi kawasan perkotaan sebaga i pJsat

pe l ayanan jasa, serta keseras i an dan kese i mbangan antara perkembangan lingkungan dengan.tata kehidupan masyarak~t; c. pengaturan pemanfaatan ruang guna meningkatkan kemakmuran

rakyat dan memperkecil dampak lingkungan alam, lingku0gan buatan, dan lingkungan sosial.

(5)

(2) Penataan ruang kawasan tertentu bertujuan:

a. tercapainya tatanan ruang kawasan yang strategis dan prioritas dala~ rangka penataan ruang wilayah;

b. meningkatkan fungsi ka~asan lindung dan fungsi kaw•san

budi daya; ,,

c. pengaturan pemanfaatan ruang gun~ meningkatkan kesejakte~ raan masyarakat dan pertahanan keaman~n. '

Pasal 8

(1) Penataan ruang di lakukan oleh Pemerintah dengan sejauh mungkin mengikutsertakan masyarakat.

(2) Bentuk dan tata cara keikutsertaan masyarakat tersebut dalam ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Bagian Kedua Perencanaan

Pasal 9

(1) Perencanaan tata ruang dilakukan melalui proses dan pros~dur penyusunan serta penetapan Rencana Tata Ruang.

(2) Rencana Tata Ruang ditinjau kembali dan disempurnakan dalam kurun waktu tertentu sesuai dengan jenis perencanaannya. (3) Peninjauan kembali atau perubahan Rencana Tata Ruang

sebagai-mana di.mak.sud dalam ayat (2) dilakukan dengan te:tap memperhatikan ketentuan Pasal 4 ayat (3). 1

'( 4) Ketentuan menger:ia i k rite r i a dan ta ta car a pen i nj au an keml:!>a l i atau pe~ubahan Rencana Tata Ruang, diatur dengan Peratijran Pemerintah.

Pasal 10

:1) Perencanaan tata ru~ng dilakukan dengan mempertimbangkan: 1

a. keseimbangan dan keserasian fungsi budidaya dan fu~gsi lindung, dimensi waktu,. teknologi, sosial budaya, serta fungsi pertahanan keamanan;

12)

I

I

b. aspek-aspek pengelolaan secara terpadu sumber daya m4nu-sia, somber daya alam, sumber daya buatan, fungsi dan

estetik~ lingkungan serta kualitas tata ruang.

Perencanaan tata ruang Mencakup peren6anaan struktur dan pola tata ruang, yang meliputi tata guna tanah, tata guna air, tata guna udara, dan tata guna sumber daya alam lainnya.

(6)

6

Bagian Ketiga Pemanf aatan.

Pasal 11

( 1) ·• Pemanfaatan Renpana Tata R:uang beru'pa keg i a tan penyysunan program pemanfaatan ruang di lakukan sesuai dengan Rencana .

', Tata Ruang.

( 2) Pemanfaatan Rencana Tata Ruang di se 1 engga rakan secara bertahap sesuai dengan jangka waktu Rencana Tata Ruang

L

' (3) Pemanfaatan Rencanj Tata Ruang diperhatikan dalam rahgka

penyusunan program pemba~gtman dan pemb.i ayaannya.

Pasal 12 ..

. ;, . .. .

Da 1 am t:"emanfaatan · ruang di kembangkan:

a. po 1 a penge 1o1 aan ta ta guna tanah, guna udara serta tata guna sumber dengan asas-asas penataan ruang;

tata guna air, dan!tata day a

a

1 am 1 a i nnya s~sua i

b. perangkat insentif dan disinsentif.

Bagian Keempat Pengendalian

Pasa.1: 13

engendalian Rencana Tata Ruang dise1enggarakan melalui engawasan dan penertiban pemanfaatan ruang.

Pasal 14 • i ' ! kegi1 :atan

1) Pengawasan terhadap pemanfaatan ruang diselenggarakan bentuk pelaporan, pemantauan, ;dan evaluasi.

2) Penertiban terhadap pemanfaatan ruang ~tas _. penyi mpangan terhadap Rencana Tata Ruang di s.e 1 enggarakan da 1 am bentuk pen91enaan sanks i , ba i k hukuman maupun dehda. · ··

••

(7)

Bagian Kelima

Hak dan Kewaj i ban Tierhadap

Manfaat .dan Km~l iitas Tata .Ruang

Pasal 15.

(j) Setiap orang berhak~enikmati ~anfaat ruang bahan nilai. ruang akibat penataan ruang~

( 2)

·· .

. ( 1.) ·.

Setiap orang berhak. unt~k;

a. me~getahui Rencan~ Tata Ruang;

b. berperan serta dalam penyusunan ~encana Tata R~irig,

pemanfaatan, dan pengendaliannya;

c .. memperoleh g1anti .rugi atas ·kerugian. yang diderftanya sebagai akibat pelaksan~an kegiatan1pembangunan ~Yang

. se$uai ~~ngan Rencana Tata Ruang~ ·.

·:', .. '''" ';';',., '

berk·ewaJi'~~;1

ikut

. '

(2) Setiap . orang be·rk~w~Jibari menaati Re.ncana Tata telah dJtetapkan~ ··

B A B III RENCANI\ TA(rA RUANG

Pasal· 17 1) RencanaiTata ~uang dibedakan atas:

a. Ren.cana Tata Ruang Wi layah Nasional;

b. Renc~na Tata Ruang Wilayah Daerah Tin~kat I; c. Rencdna Tata Ruang Wilayah Daerah Tingkat II.

. '

2) Rencana Tata Ruang Wi l ayah Nas i o.na l ~ di gambarkan da 1 am peta

wilayah :Negara Indonesia demgan tinigkat ketelitian min',imal

dal~m p~ta ~kala 1 : 1.000.0QO.

( '

: ~ «···" \, .'i .. ,/, . ' ; . . .. ' , , , .. •'; . , ... , • . . , , , I

3) Rencana Tata Ruang Wi)ayah Daerah Tingkat l di gambarkan d~lam peta Propinsi dengan tingkat ketel itian··minimal dalam peta skala 1 : 250.000. '

' ) Rencana.Tata Ruang Wilayah eaerah Tingkat ~I digambafk~n

dalam peta kabupaten/kotamadya dengan tingkat keteli~ian

minimal dalam peta skala 1 : 1100.000 untuk luar Pulau 4awa dan peta skala 1 : 50.000 un~uk Pulau Jawa.

(8)

a

-Pasa l 18

( 1 ) Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional ditetapkan

d~ngan

···'

Keputus~n Presiden.

I .

(2) Rencana !Tata Ruang Wilayah Nasional berisikan :.

a. penet~pan kawasan l i ndung, kawasan bud i day a, dan

denga~ fungsi tertentu lainnya: yang ditetapkan

makro;1

( 1 )

( 2)

b. norma !dan k.riteria pemanfaatan ruang wi layah; c. pedom~n pengendalian pemanfaatan ruang.

! I i , Pasa l 19 I kawasan secara

Rencana I Tata Ruang Wi lay ah Nasional berupa strateg; : dan.

arahan ~ebijaksanaan pemanfaatan ruang wi layah .· negara .yang

dirumusk~n dengan mempertimbangkan kemampuan teknologi, data,

i nformas!i, dan pembi ayaan, yang me1l i put i :

a. tuj~ah nasional pemanfaatan ruang;

b. arahar struktur dan po.la tata ruang nasional; ··

c. krite\ria dan pola pengelolaan kawasan lindung, kriteria, dan pbla pengel6laan kawasan budidaya, termasuk

penge~bangan I sistem permukiman dan sistem prasarana. , , ,

~ •

Rencana

~ata

Rua.ng Wi layah Nasional 'menjadi pedoman untuk!:

a. perumLsan kebijaksanaan pokok pemanfaatan ruang di wila.yah

' I , . .•

nas1~ra1; . ' ' . •

b. mewUJudkan keterka1tan dan kese1mban9an perkembangan antar I . , . ..,

wilayah; . . . • ,

c. penga[rahan lokasi investasi yang dilaksanakan .Pemerintah

dan masyarakat; ·

d. penat~an ruang wilayah Daerah Tingkat .I dan Daerah Tingkat II.

i

,Jangka ~aktu Rencana Tata Ruang Wi l ayah Nas i ona 1 ada 1 ah 25.

tahun.

( 3)

Pasal 20

( 1.) R.encana j Tata Ruang Wi layah Daerah Tingkat I ditetapkan

dengan P~raturan Oaerah ~ingkat I.

(2)

Re~canaiTata

Ruang Wilayah Daerah Tingkat .. I

~erupakan

penjabaran .kebijaksanaan dan strat•egi pemanfaatan ruang.

wi layah ~asional ke dalarri strategi 'dan struktl.lr tata ruang:.

w i 1 ayah I Dae rah T i n g k at I , yang d i. rum us k an den g an

mempertimbangkan kemampuan teknologi, data,, informasi, ,dan

pembiaya~n, serta meliputi : • •.

a. t~juar dan strategi pemanfaatan ruang wilayah Daerah

Tingk~t I; . . .

b. renca~a struktur dan pola tata ruan9 oaerah Tingkat I; I

\, '.~

(9)

( 3)

(4)

( 1 )

(2)

(3)

c. arah~n penge lo l aan kawasan l i ndung ,, penge 1 o l aan kawasan budidaya, termasuk :

1) ariahan pengembangan kawasan permukiman, hutan,

p~rtanian, pertambangan, perindustrian, pariwisata dan kawasan lainnya;

2) arlahan pengembangan sistem pusat-pusat permukiman;

3) ariahan pengembangan s i stem prasarana w i l ayah ; yang

m~liputi prasarana transportasi, telekomunikasi, -en~rgi, dan pengairan;

4) a~ahan pengembangan kawasan yang diprioritaskan; 5) ar1

ahan kebijaksanaan tata guna tanah, tata guna air,

ta~a guna udara, dan. tata guna sumberdaya alam lainnya.

! . . .

'1

Rencan~ Tata Ruang Wilayah Daerah .Tingkat I menjadi pedoman untuk

:i

a. perymusan kebijaksanaan pokok pemanfaatan ruang,. di

wila~ah Daerah Tingkat I;

b. mewdj udkan keterkai tan · dan kese i mbangan pe r,kembangan

anta~ wilayah Daerah Tingkat I;. . . . .. · ..

c. peng~rahan lokasi investasi yang dilaksanakan Pemerintah

dan ~asyarakat; ·

d. pena~aan ruang wi.l ayah Daer ah Ti ngkat .I I dan merupakan

das~r dalam pengawasan terhadap perizinan lokasi

pemb~ngunan. I

Jangka ]waktu Rencana Tata Ruang Wilayah Daerah Tingkat I ada l ah 11 5 tahun.

I

(10)

- JO

-ii

d. penyLsunan rencana rinci tata ruang di Daerah Tingkat I[ sert~ pelaksanaan pembangunan dalam memanfaatkan ruang bagii kegiatan pembangunan dan merupakan dasar dalam'

meng~luarkan perizinan lokasi pembangunan. I

( 4) Jangka I waktu Rencana Tata Ruang Wii 1 ayah Daer ah Tingkat I I

( 1)

( 2)

ada 1 ah ·~ O tahun.

Pasall 22

I

Rencana1 Tata Ruang kawasan perkotaan, Rencana Tata Ruang kawasan I perdesaan dan Rencana Tata Ruang kawasan tertentu

dalam wjlayah Dae.rah Tin~kat II dapat ditetapkan tersendir"i dengan Weraturan Daerah T1ngkat II yang bersangkutan. I ·

i '

Ketentu4n lebih lanjut mengenai penetapan pedoman, tata cara dan lain~lain yang diperlukan bagi penyusunan Rencana Tata Ruang · Jebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ditetapkan dengan Keputus~n Presiden. i I ! B A B IV P E M B I N A A N Pasal 23

Pemerintah f!lusat, Pemerintah Oaerah Tingkat I dan Pemerintah Daerah Ting~at II mengumumkan dan menyebarluaskan Rencana Tata Ruang kepad~ masyarakat dan. menumbuhkan serta mengembangkan kesadaran dan tanggung jawab masyarakat me la l ui penyul uhan,

bimbingan, p!endidikan, dan latihan. ·

( 1 )

( 2)

I

Pasa·l 24

Izin

pem~nfaatan

ruang yang telah ada sebelum dan bertentang-an. deng~n Rencana Tata Ruang Wilayah Daerah Tingkat II ~ang

ditetapkf=ln berdasarkan Undang-Undang ini dapat dibatalkan oleh Kep~la Daerah yang bersangkutan.

!

'1

Apabila ~zin sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (1) dapat dibuktikan telah diperoleh dengan itikad baik, terhE!.dap kerugian yang timbul sebagai akibat pembatalari izin tersebut dapat di mi.ntakan ganti rugt.

Pasal 25

(1) Gubernur Kepala Daerah Tingkat I menyusun, memanfaatkan dan

mengenda i kan Rencana Tata Ruang W i layah Daer ah Ti ngkat I.:

(11)

( 2) Untuk Daer ah .. Khusus. lbukota Ja:karta, penyusunan, pemanfaatan

( 1)

( 2)

da~ pengenda l i an •··. Rencana Tata . Ruang di l akukan .Gubernur .··

Kepala Daerah dengan memperhati.kan pertimbangan dan

· bif1'\bingan Oepartemen dan Lembaga dan ·tBadan-badan pemer.intah ..

1a1nnya serta koordinasi ciengan Oaerah sekitar.nya.· sesuai

cte~gan ketentuan Undang-Undang Nom6r 11 · ~~hun 1.990

tentang Susunan Pernerintahan Daerah Khusus Ibukota Negara

Re~ublik Indonesia Jakarta.

'

'

Ii

Pasal 26

Bu~ati/Walikot•madya Kepala Oaerah Tingkat I I menyusun

merbanfaatkan dan .mengendal i1 kan Rencana Tata · Ruang W'i layah

DaJrah Tingkat 11.

I

Da 1 am pel aksanaan . penyusunan, pemanf aatan; dan .pengenda l i an

Rehcana Tata Rtiang Wilayah Oaerah T.ingkat I I ,

Bu~ati/Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat I I rnemperhatik~m

pert i m bang an Gu be r n l.J r Ke pa 1 a O a er ah .. Ti n g k at · I yang

me~bawahinya~ · i Pasa 11 27 ! i !

Pres i d~n menu1nj uk seorang Menteri. yang bertugas mengkoord i nas i

penyusGnan, pemanfaatan, dan pengendalian Rencan~ Tata Ruang

Wilaya~ Nasional.

B A B V KETENTUAN PENUTUP

Pasal 28

Oengan i berl akunya Undang-undang i ni maka Ordonansi P~mbentukan

Kota ( ~tadsvoirmi ngsordonnant i e) S. 1948-168 (Kep. Let. GG tanggal

23 Jul~ 1948 no. 13) dinyatakan tidak berlaku.

I i I • I i Pasal 29

Peratu~an-peraturan pelaksanaan yang berkaitan dengan penataan

ruang I yang tel ah ada tetap berlaku. sepanjang tidak

bertentlangan dan belum diganti berdasar Undang-Undan~ ini.

(12)

- 12

-. Pasal 30

I

Undang-Undang)ini mulai berlaku pada tangga.1 diundangkan.

! ' .

Agar set i! ap prang mengetahuinya, me mer i nt.ahkan pengundangan Undang-Undangj ini · dengan penempatannya dalam Lembaran Negara

Republik Indo~esia. · · · I i I Diundangkan d~ Jakarta pada tangga 1 I I MENTERI/SEKRE~ARIS NEGARA REPUBLIK I~DONESIA ! I MOERDIONO I i. ! . •.' ._-,,..,_ · ... ,~ Disahkan di Jakarta pada tanggal ·

PRESIDEN REPUBlIK INDONESIA

S 0 E H A R T 0

LEMBARAN

:NEGA~A REPUB7.J~_:µ~~~~~.·

•.

-./:~T~_::~:_l--.iN

...

~

.••.

·oR .-.

~:·,\·'.,\'• •·

(13)

A. IU M U M PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG. REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 1991 TENTANG P E N A T A A N R U A N G Ruang

1wi 1 ayah negara .Indonesia merupakan karuni a Tuhan )'ang

f'.1aha Bsa .kepada:·bangsa .dan rakyat Indones.ia sebagai wadah: ::i

atau 'itempat bagi manusia dan makhluk hidup . lainnya untuk

hidup 1

pan melakukan kegiatannya~

Sebaga1

1

; karuni a Tuhan Yang Maha Esa ruiang waj i b di

kembang-kan dFt.n dilestarikan pemanfaatannya secara optimal agar

dapat ~enjadi wadah bagi kehidupan bangsa dan rakyat Indo~

nesia i serta makhluk lai'nnya secara · berkelanjutan demi

kelang~ungan hidup yang berk~alitas.

I

Pane as \i la sebaga i dasar dan fa lsafal:\ negara memberi .kan

keyaki~an bahwa kebahagiaan hidup akan tercapai jika

dida-sarkan! atas keselarasan, keserasi~n dan keseimbangan, baik

dalam i hidup manusia seba.gai pribadi, hubungan manusia

dengan1

1 manusia, hubungan manusia dengan alam, maupun

hubung~n manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa. Keyakinan

t~rseb~t menjadi pedomah dalam pemanfaatan ruang.

I .

Undang+undang Dasar 1945 sebagai Landasan Kon'stitusional

mewaji~kan agar sumber daya alam dipergunakan untuk

sebe-sar-be$arnya kemakmuran rakyat. K~ma~muran rakyat tersebut

haruslah dapat dinikmati, .baik .oleh generasi sekarang

I •

maupun !, generas 1 yang akan datang.

' '

Garis-garis Besar Ha1uan Negara menetapkan bahwa pembangun-an tidak hpembangun-anya mengejar. kemaJ<murpembangun-an lahiriah ataupun

kepuas-an batHniah saja, :akan tetapi juga keseimbangan .antara

kedu~n~a. Oleh karena itu, ruang dimanfaatkan secara

sela-ras, $eimbang dan serasi dalam pembangunan yang berkelan.,..

jutan. !

ii

2. Ruang siebaga i sa l ah satu sumber day a a 1 am tidal< 1 ah mengena l

batas ~ilayah. Akan tetapi, kalau ruang dikaitkan den~an

pengatulrannya, maka haruslah jelas batas, fungsi dan

sis-temnya ~alam satu kesatuan. ·

I .

I,

I

(14)

· 14

-' i

!

Kondis~ geografis khususnya letak dan kedudukan neSara

Indone•ia sebagai negara kepulauan secara.geografis sangat strategis bagi kepentingan nasional dan internasional, .dan secara ! ekosistem sangat khas karena terbentang di antara

dua berlua dan dua samude~a.

I

Dengan ', demikian, ruang wilayah negara Indonesia ·. merupakan asset ;besar bangsa Indonesia yang harus dimanfaatkan see-fekti f imungkin dengan memperhatil<an faktor-faktor politik, ekonomi), sosial, budaya, pertahanan keafl1anan, serta ke 1 estari a.n kemampuan li ngkungan untuk menopang pembangLinan

nasion~l. demi tercapainya cita-cita masyarakat yang adil dan ma~mur. Dengan kata lain wawasan penataan ruang wilayah negara jindonesia adalah Wawasan Nusantara.

3. Ruang

~eliputi

ruang daratan. ruang lautan., dan ruang udara

besert~ sumber daya alam lain yang terkait pad~nya ~agi

kehidu~an dan penghidupan •. Kegiatan manusia membutuhkan

ruang, ldi mana kegiatan itu dapat betlokasi pada. berbagai I , • ,

alternajtif ruang atau sebaliknya, suatu ruang dapat mewa""'.' dahi bierbagai alternatif ke·giatan, sesuai de.ngan kond.isi alam se~ernpat, dan teknologi yang diterapkan.

!

Di sadarli, ketersedi aan ruan1g i tu sendi ri ti dak tak terba-tas. Bi 11 a pemanf a a tan ruang ti dak di atur kemun.gk i nan terda-pat pe~borosan manfaat ruang dan penurunan kualitas ruang yang terus menerus. Oleh karena itu, diperlukan penataan ruang ~ntuk mengatur pemanfaatannya berdasarkan pesaran kegiatan, fungsi kegiatan, lokasi, da~a dukung dan estetika

1 i ngkunlgan. i I

I • • , '

4. Ruang r1layah negara Indonesia sebaga1 suatu · sumber alam terdiri1 dari berbagai ruang wilayah sebagai suatu subsis1tem. Masing-fnasing subsistem meliputi asipek fisik, ekono.mi, sos i a 1 , ! budaya, dan ke 1 embagaan dengan corak ragam dan d,aya

dukung yang berbeda satu dengan yang lainnya. I,

Seluruh! wilayah nasional yang terbagi habis menjadi wi'la-yah-wilayah Daerah Tingkat I dan Daerah Tingkat II merupa-kan subbistem ruang menurut batasan administrasi.

I i

Di dala~ subsistem-subsistem tersebut terdapat berbagai

macam kbgiatan usaha, sumber daya buatan, sumb~r daya aJ~m,

budaya ~anusia, dan tingkat pemanfaatan ruang yang berbeda-beda. ! Perbedaan-perbedaan ini ap~bila tidak ditata d~pat

mendorohg kepada adanya ketidak-seimbangan p~mbangunan

anta~ w~layah yang tidak dikehendaki.

I I I

Pengatu~an pemanfaatan ruang wilayah yang didasarkan corak ! dan daya dukungnya, dan teknologi. yang sesuai

meningk~tkan keselarasan dan keseimbangan subsistem berarti j juga men:l~gka:tkan .daya tarppµngnya •

... ::' -:·:;; ,.':'.,,,:,:;;:f:}2{ . . .•.. -:. pad a akan yang

ARMUS

(15)

! •

Olehi karena penge1olaan subsistem yang satu akan berpengaruh padai subsistem yang lain, yang pada akhirnya akan mempe~

ngar~hi sistem ruang secara keseluruhan, pengaturan ruang

menuhtut dikembangkaonya suatu sistem keterpaduan sebagai ciri 1

, utamanya. Ini berarti per1u adanya suatu kebijaksanaan nasi~:mal penataan ruang yang menterpadukan berbagai kebi-jaks~naan pemanfaatan ruang.

i

Seid ng dengan maksud tersebut, maka da lam pe

J

aksanaan.

pemb~ngunan baik tingkat Pusat maupun tingkat Daerah harus

sela~u mem~erhatikan Rjncana Tata Ruang yang 'telah

ditetapkan. Dengan begitu, maka pemanfaatan ruang tidak ada yangi bertentangan atau tidak sesuai dengan Rencana1 Tata

Ruan9.

5~ Untu~ menjamin tercapainya tujuah penataan ruang diperlukan

peraturan perundang-undangan di bidang tata ruang dengan

sist~m I pengaturan penataan ruang yang harus memberi dasar

yang i jelas, tegas dan menyeluruh guna menjamin kepasti.an

huku~ bagi upaya pengelolaan dan pemanfaatannya, Untuk

i tu, ! Undang:-Undang tentang Penataan Ruang in i mer)'li l i k i

ciriiciri sebagai berikut:

!

a. Sederhana tetapi dapat mencakup kemungkinan perkembangan

p~manfaatan I ruang pada masa depan sesuai dengan . keadaah,

w~ktu, dan tempat.

i

b. M•njamin k~terbukaan Rencana Tata Ruang bagi masyarakat

s~hingga dapat lebih .mendorong peranserta masyarakat

d~lam segala segi pembangunan. I

c. M~ncakup semua aspek di bidang penataan ruang sebagai

d~sar bagi pengaturan lebih lanjut yang perlu dituangkan

d~lam bentuk peraturan tersendiri.

i

d. Me,ngandung sejuml ah ketentuan proses dan prosedur peman-f~atan dan pengendalian pemanfaatan ruang sebagai dasar

b~gi pengaturannya lebih lanjut. ·

I

Selailn daripada itu, Undang-Undang ini menjadi Ja.ndasan

untu~ menilai dan pedoman untuk menyesuaikan semua peraturan perun!dang-undangan yang memuat ketentuan tentang segi-segi

peman~aatan ruang yang kini telah berlaku yaitu peraturan perundang-undangan mengeriai pengairan, keagrariaan, kehutan-an, ~ertambangan, perkotaan, transmigrasi, p~rindustrian, petik!anan, jalan, zona ekonomi eksklusif, perumahan dan permu~iman, kepariwisataan, perhubungan, dan sebagainya.

I •

I

Dengah terse'put penataan

demi ki an, semua peraturan penundang-umdangan di atas dapat terangkum dalam satu· sistem hukum ruang Indonesia. ~

(16)

- 16

-B. PASAL DEMI PASAL

Pasal 1

i

Istil~h-istilah yang dirumuskan dalam pasal ini

dimaksud-kan ag~r terdapat keseragaman pengertian atas Undang-Undang ini se~ta peraturan-peraturan pelaksaAaannya.

I

i

Angka 1 1 I I

R.uang i daratan, lautan dan udara merupakan satu kesatuan

ruang i yang tidak dapat dipisah-pisahkan. Seperti halnya

ruang ~aratan~ ruang lautan dan ruang udara dengan tingkat

intens~tas yang berbeda mempunyai potensi yang dapat

dimanf~atkan untuk kehidupan manusia dan mahluk hidup

lainny~. Potensi itu di ant~ranya sebagai sumber kebutahan

pangan~ industri, pertambangan, sebagai jalur perhubungan,

sebaga~ obyek wisata sumber energi, atau s~bagai tempat penelirian/percobaan.

I

A.ngka 2 '

Yang ~imaksud dengan wujud struktural pemanfaatan adalahl susunan ~nsur-unsur pembentuk rona lingkungan secara1

1

hirarkis; struktural berhubungan $atu sama membentuk tata ruang wilayah. I

ruang yang lain,

Yang ~imaksud dengan pola pemanfaatan ruang adalah bentuk pemanfaatan ruang yang secara berkaitan menggambar:kan ukuran! fungsi, dan karakter aktivitas manusia dan kegiatan alam. i

I

Kawasa~ perkotaan adalah kawasan permukiman yang dibatasi lingkup pengamatan fungsinya sebagai tempat permukiman,

pemusa~an dan distribusi beberapa jasa pelayanan peme~in­

tah, stjsial, ekonomi yang dominasi kegiatan usahanya bukan 'pertan1an.

i

Kawasan perdesaan adalah ka1wasan permukiman yang dibatasi

lingku~ pengamatan fungsinya sebagai tempat permukiman y.ang

domina~i kegiatan usahanya pada pertanian dan pemanfaatan sumber lalam lainnya.

!

Kawasari tertent.fr adalah kawasan yang mempunyai arti strategis

dan pe~ataan ruangnya dianggap prioritas baik berupa kawasan

lindun~ maupun kawasan budidaya yang dibatasi lingkup

pengam~tan fungsinya menurut kepentingan sosi.al, ekonomi,

budaya ,I 1 i ngkungan, dan pertahanan kearnanan. ·

'! Angka 3 ! Cukup j1 1 elas

ARMUS

(17)

Angka 4, i Cukupl je 1 as I Angka 5! I I ,

Wilay~h yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan

penga~atan administratif, contohnya adalah wilayah D•erah Tingkbt I, wilayah Daerah Tingkat II.

I .

Wilay~h yang batas· dan sistemnya ditentukan berdasarkan penga~atan fungsional, contohn~a adalah wil~yah/daerah alirah sungai, kawasan konserv~si (hutan ~indung, suaka

a 1 am)/. Angka

61

Sesua~ dengan fungsi utamanya, kawasan dapat terdiri atas

kawasan lindung dan kawasan budidaya.

! i

Kawasan lindung adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungs~ utama mel indungi kelestari.an kemampuan l ingkungan hidupf yang mencakup sumber alam, sumber daya ~uatan dan nilai/sejarah serta budaya bangsa guna kepentingan pemba-ngunar berkelanjutan.

!

Kawas•n budidaya adalah kawasaH yang kondisi dan potensi

sumbe~ daya alamnya dapat dan perlu :dimahfaatkan guna

I '

kepent1ngan produksi dalam rangka memenuhi kebutuhan manu-'

sia (termasuk permukiman) dan pembangunan.

Pasal

21

i

Yang idimaksud dengan semua kepentingan adalah bahwa pena-taan lruang dapat menjamin seluruh kepentingan yakhi kepentingan pemerintah, swasta dan masyarakat .baik kelompok

maupu~ perorangan secara adil .dengan memperhatikan antara lain. ~ihak yang ekonomis lemah.

I . .

Yang : dimaksud dengan terpadu adalah bahwa pen~taan

ruangidianalisis dan dirurrnuskan menjadi satu kesatuan, dari berbagai kegiatan pemanfaatan ruang 1oleh para pelaku .baik pemerintah, swasta maupun masyarakat. Penataan ruang di~

lakuk'n sec•ra terpadu dan menyel~ruh mencakup antara lain pertimbangan aspek-aspek waktu, modal, optimasi, daya dukung 1 i ngkungan dan geopol it i k. Da 1 am mempert i mban:gkan aspek ! waktu, suatu perencanaan tata ruang berarti pula

mempe1hatikan adanya aspek prakiraan, ruang lingkup wil•yah dan yang direncanakan, persepsi yang mengungkapkan berbagai kei ngi

1nan serta kebutuhan dan tujuan dal.am rangka

pemanfa-atan 1uan_g.

I

(18)

- 18

-Yang ~imaksud dengan berdaya guna dan berhasil guna adalah bahwa! penataan ruang harus dapat mewujudkan kual itas tata ruang yang sesuai dengan potensi dan fungsinya.

Yang I dimaksud dengan tertib adalah bahwa harus1 rnemenuhi proses dan prosedur yang

terat~r dan konsisten.

penataan ruang berlaku secara

I

I

Yang ~imaksud dengan serasi dan seirnbang adallah bahwa pena taan j ruang dapat .menjamin terwujudnya keserasian dan

ke-seimbangan persebaran penduduk antar wilayah, pertumquhan dan perkembangan antar sektor, antar daerah~ dan antar sekto dengan daerah dalam satu kesatuan Wawasan Nusantara. Yang dimaksud dengan lestari dan berkelahjutan adalah bahwa1 penataan ruang menjamin .kelestar.ian kemampuan daya

dukun~ sumber daya alam dengan memperhatikan kepenting-an ahtar generasi lahir dkepenting-an batin. ·

I Pasal 3 i.

Tuj uat'l pengaturan penataan ruang di maksudkan untuk meng:atur hubun•an antara berbagai kegi~tan dengan fungsi ruang guna terca~ainy~ pemanfaatan ruang yang berkualitas.

Pasal 4! j

Ayat (1)i

Pengerrtian ''menyelenggarakan" adalah suatu pengertian rnenga~dung kewajiban-kewajiban dan wewenang-wewenang bi dang hukum pub 1 i k sebaga imana peri nci annya di.sebut ayat ~2).

Ayat (2)

yang dalam dalam

Tugas dan kewajiban instansi pemerintah dalam penataan ruang wilayah negara antara lain adalah untuk menterpadukan kegia~an pemerintah, swasta dan masyarakat dalam

pemanfaat-an ruc~ng.

I

!

Pengatluran hak dan kewajiban orang sehubungan dengan ~ena­ taari rluang memungkinkan pemerintah untuk mengadakan ~en~a­ turan ihak pemanfaatan ruang pada masa ~ang ~~an datang, yang belum!diatur dalam ketentuan yang ada.

Ayat (3) I

. ! .

I,

Yang ~imaksud dengan hak-hak yang dimiliki. orang dan masya-rakat '1 adalah segala kep~i1tingan hukum yang diperoleh atau

di mi 1

;!

k i berdasarkan IJ11dang-Undang a tau di aku i o leh

Undang-Undan~. Kepent~ngan tersebut dapat saja berupa pemilikan

(19)

ate~ penguasaan tanah atas dasa~ sesuatu hak yang diakui

d~1am Undang-Undang Pokok Agraria ataupurr kepentin~an

1 a i nnya yang berka i tan dengan ' kekayaan yang ter letak di daDam atau .di tanah yang bersangkutan.

I ' ! Pasal 5 Cukup jelas. Pasal 6 Ayat (1) Cukup jelas. Ayat (2) Cukup jelas Ayat (3) . I

Dal am i hal wilayah fungsional dari kawasan perkotaan atau

kawas~n perdesaan atau kawasan tertentu mencakup dua btau

lebih lwilayah Daerah Tingkat II, maka koordinasi :penyusunan Rencarla Tata Ruang diselenggarakan oleh Gu~erriur Ke~ala

DaeraH yang membawahi,nya. Demikian pula, wilayah fungsional dari ~aw~san perkotaan atau kawas~n perdesaan atau kawasan terterltu mencakup dua .atau lebih wilayah Daerah Tingkat I,

maka ~oordinasi penyusunan Rencana Tata Ruang diselenggara-kan P~merintah.

! I Ayat (4) ! , I

LingkJngan alam, lingkungan buatan dan lingkungan

so~ial

mas i ng[-mas; ng merupakan s i stem al am hayat i dan nor,i-hayat i ,

siste~ buatan, dan sistem sosial ~ang mempengaruhi

kelang-sunga~ perik~hidupan dan kesejahteraan manusia se~ta mahluk

hidup jlainnya. · I I Pasal 7 , I Ayat ( 1 ) I Cukup ~elas ! ,l\yat (2) i !, Cukup belas

I

ARMUS

(20)

- 20

-Pasal 8 Ayat (1)

1

Keikutse~taan ma$yarakat merupakan hal yang penting dala~

penataan, ruang karena pada akh i rnya has i 1 penataan ruang untuk kebentingan masyarakat.

I

I ,

Masyarak~t berperan sebaga i 1mi tra pemeri, ntah da 1 am penataan

ruang. D~lam menjalankan per'anannya, itu, masyarakat menda-yagunakah kemampuannya secara aktif sebagai sarana untuk

keikutse~taan masyarakat dalam mencapai tujuan penata•n

ruang.

I

I

Peranser~a masyarakat dalam penataan ruang

diseleng~arakan orang perorangan atau kelompok.

I Ayat (2) I I Cukup je11as Pasal 9 Ayat (1) I I

Proses, I prosedur, dan penetapan Rencana Tata RI.Jang

lenggar~kan pada tingkat nasional, Daerah Tingkat

Daerah !Tingk.at I I berdasarkan tata cara yang dliatur turan p~rundang-undangan. Ayat (2) I ! ! i dapat dise:... I dan per

a:-, I

Rencana 1Tata Ruang disusun dengan perspektif ~enuju ke keadaan I pada masa depan yang diharapkan, bertitik tolak dari data, informasi, ilmu pengetahuan dan teknologi yang dapat d~pakai, dan memperhatikan keragaman wawasan kegiatan tiap sdktor. Di lain pihak, perkembangan masyarakat dan

lingkun~an hidup berlangsung secara dinamis; ilmu d~n teknologi pun berkembang, seiring dengan berjal~nnya wakt,u. Dengan demikian agar Rencana Tata Ruang yang t~lah disus~n

itu ·teiap sesuai dengan perkernbangan keadaan, renca~a tersebui dapat ditinjau secara berkala.

Peninja~an kembali tersebut dapat saja m~ngakibatkan

pe~ubah~n terhadap Rencana Tata Ruang tetapi yang penting

hal , te~sebut I , hanya dapat dilakukan secara berkala dal~m

jangka waktu tertentu. I

Jenis ~erencanaan dibedakan rnenurut hirarki administrasi pemerintahan wilayah, kedalaman rencana, dan fungsi wilayah serta kawasan. I I ! I

ARMUS

(21)

Ayat (3)

Ketentuar ini memberikan penegasan bahwa bagaimanapun

·peninjau~n kembali tersebut berakibat perubahan,.maka hak oran~ dan masyarakat harus tetap terlindungi.

Ayat ( 4) ' Cukup Jenas Pa:sal 10 Ayat ( 1 ) I bi.~ a

hak-Kegi atd! · perencanaan t,ata ruang untuk fun gs i pertahanan keamananikarena sifatnya yang khusus memerlukan' pengaturan tefseriditi. Meskipun demikian, penataan ruang urituk·~fungsi ini. ··tetap merupakan bagian yang ', ' ·1' ., ' ' ' ' ' tidak terpisahkan ····datl ' ' ', ' ' ' upaya. ke~e 1 uruhan penataan .·. ruang wi 1 ayah negara,

< ·

I

Aspek-aspek peng~lolaan tersebut dalam ketentuan ini per1u dipertimbangkan secara terpadu karena hal'tersebut mempe-ngaruhi ~inamika pemanfaatan ruang. Dinamika dalam pemanfa-atan ruapg tercermin antara lain dalam:

a. perub~han nilai~nilai sosial akibat Rehcana Tata Ruang, b. perubkhan nilai tanah dan sumber alam lainnya, .

c. perub?han status hukum tanah akibat Rencana Tata Ruangt d. dampak terhadap kerusakan dan pencemaran lingkungan, e. perke~bangan d~n kemampuan teknologi.

Ayat (2)

Perencan~an struktur dan pola tata ruang merupakan kegiatan menyusun!Rencana Tata Ruang·yang prdduknya menitik-beratkan kepada p~ngaturan hirarki pusat permukiman dan pusat-pusat p~layanan barang dan jasa, serta keterkaitan antara

pusat-pu~at tersebut melalui, antara lain, sistem

prasara-na. Sistem prasarana meliputi antara lain jaririgan perge-rakan s~perti jalan raya, jalan kereta api, sungai yang dimanfaaikan sebagai sarana angkutan, dan jaringan

utili-tas sepe~ti: air bersi.h, air kotor, pematusan air huja~,

jaringanltelpon, jaringan gas, jaringan listrik dan sistem pengelol,an sampah.

i

I •

Tata gun~ tanah, tata guna air dan tata guna Udara

merup~-kan bag~an yang tak terp~aahkan dari perencanaan strukt~r dan pola tata ruang, supaya keberlanjutan pemanfaat~n tanah, air' udara' dan sumber day a a 1 am 1 a i nnya .• untuk kegiatani pembangunan dan paningkatan kualitas tata ruang dapat te~us dijaga.

(22)

- 22

-Pasal 11i Ayat ( 1

)j

Program pemanf aatan ruang mengatur .. < rangka ian keg i a tan ·

pelaksanaan pembangunan menurut jangka waktu yang diteta~kan di dalam Rencana Tata Ruang.

I Ayat (2)!

!

i.

Pemanfaatan ruang sesuai dengan Rencana Tata Ruang

disel~hggarakan secara bertahap melalui penyiapan program

kegiat~n pelaksanaan pembangunan . yang berkaitan dengan pemanfaatan ruang yang akan .di 1 akukan o 1 eh berbaga i pi hak

pemeri~tah, swasta,dan masyarakat, baik secara sendiri-sendi r~ maupun bersama, sesua i . dengan Rencana .. Tata RL:1ang yang t~l.ah ditetapkan.

!

Pemanf~atan Rencana Tata Ruang diselenggarakan melalui

tahapa~ pembangunan-dengan memperhati kan ·'··sumber:::.sumber ..

oa.n ·

mo bi 1 i sas i dana serta a 1 okas i · pemblayaan .. pembangunan sesuai dengan]Rencana Tata Ruang.

Yang ~imaksud dengan diselenggarakan melalui tahapan

pem-bangun~n adalah bahwa pemanfaatan Rencana Tata Ruang

merupa~an bagian yang tak terpisahkan dari pelaksa~aan

pamban~unan dan tahapannya yang 'dilakukan oleh

instan~i/lembaga sektoral, daerah, swasta dan masyarakat.

~.yat ( 3)

I

KetentJan ini menegaskan bahwa dalam penyusunan program pembandunan, serta pembiayaannya selalu memperhatikan Rencand Tata Ruang.

I

Yang diimaksud dengan penyusunan program pembangunan ada 1 ah rangkai;an kegiatan pemanfaatan Rencana Tata . Ruang yang dijabankan ke dalam sejumlah pelaksanaan pembangunan. I

I

Yang dimaksud dengan pembiayaan pemanfaatan I ~encana T~ta .

Ruang ;adalah kegiatan alok.asi, mobilisasi, dan prioritas pendanaian yang di per 1 ukan untuk pel aksanaan pembangunan.

Pasal 12 i

Yang dHmaksud penatagunaan tanah, air, udara, dan sum~er

daya a~am lainnya, .antara lain, berwujud konsolidasi pe~

.rnanfaatan tanah, air, udara, dan sumber daya a.lam lainnya rnelalui 1

1 pengaturan kelembagaan yang ter.kait dengan

pemanfa~tan tanah, air, udara, ~an surnber daya alam lainnya

sebagai! s~tu kesatuan sistem untuk kepentingan masyarakat

secara adil. .

(23)

Yang dii.maksud perangkat insentif1dan disinsentif adalah pengatu!ran yang di tuj ukan untuk member i kan rangsangan terha-. dap kegli a tanterha-. yang se iring dengan ttterha-.1juan Rencana Tata Ru~ng .· a tau s!eba 1 i kn ya .membatas i pe r·turnbuhan, a tau rnengurarg i

kegiatah yang .tidak sejalan denganiRencana Tata Ruang dalam bentuk • l<.emudahan paj ak a tau paj ak yang ti ngg i; a tau da 1 am bentuk pembangunan sarana dan prasarana jalan, listrik, ~ir

mi num, id an lain sebaga ;·nya. · i

I

Apab i 1 ai dengan pengatur·an akan di wujudkan i nsenti f da 1 am rangka i pengembangan pemanf aatan Rencana Tata Ruang, m~ka melaluil peng.aturan ser·upa itu dapat saJa diberikan kemudah1

1

an-kemudahan te rtentu me 1a1 ui tat a car a pember i an

kompens~si, imbalan, dan tata cata penyelenggaraan sewa ruang :dan urun saham. Beg i tu selpa ii kn ya, apab i la i ng in

dicipt~~an hambatan atau batasan 1 untuk rnenjaga kondisi

Rencanai Tata Ruang.

Pasa l 13 !

'

I

Agar p~rnanfaatan · ruang sesuai dengan Rencana Tata Ruang dilakukbn pengiendalian Rencana Tata Ru~ng melalui kegiatan

pengawa~an dan penertiban pernanfaatan ruang.

' I Yang 8imaksud merupak~n usaha dengan i f ungs i Ruang. 1

dengan pengawas•n dalam ketentuan jni untuk menjaga kesesuaian pernanfaatan ruang ruang yang ditetap~an dalam Rencana Tata

I

Yang di rnaksud deng'an pene rt i ban da 1 am ketentuan i ni merupakan usaha uhtuk mengambil tindakan a9ar pemanfaatari ruang y(;ing direncahakan dapat terwujud.

I

Pasa 1 14

A.yat (1)

Yang di[naksud dengan pelaporan dalam ketentuan ini merup~kan

kegiatah mem!beri inf.or·masi sec.ara · ·obyektif mengeMai

pemanf~~tan ruang baik yang sesuai rnaupun yang menyimp~ng dar i Rehcana Tata Ruarig. ·

Yang I dimaksud dengan pemanta~an merupakan usaha

mengece~ dengan cermat perubahan kualitas tata ruang dan

lingkunaan yang tidak sesuai denga~ rencana tata ruang.

I .

Yang di~aksud dengan evaluasi meru~akan usaha untuk menilai

k~majuah kegiatan pemanfaatan ruang dalam mencapai tujuan

Rencan3i Tata Ruang. '

> ' 1\ ya t I ,.., \

'.

) . i , j t · I il', I

ARMUS

(24)

- 24

-Pasal 15

Ayat (1)

Dalam ketentuan ini yang dimaksud dengan orang meliputi orang p'rorangan atau badan hukum. '

I Ayat (2)

Hak se~iap orang dalam penataan ruang Indones.ia da~at

diwujudkan ~alam bentuk bahwa setiap orang dalam

batas-'

batas itertentu dapat mengajukan usul, memberi saran, atau

mengaju~an ~eberatan kepada pemerintah 'dalam rangka pena-taan rupng. ·

j

Gant i r~gi d.i beri kan kepada orang, pemegang hak atas ruang dan at~u tanah, yang dapat membuktikan bahwa secara Jang-. sung d1i rug i kan Jang-.Jang-. ak i bat pe 1 aksanaan keg i a tan · pembci.ngunan

sesuai I Rencana Tata Ruang dan. ol·et;l perubahan · ni lai ruang

akibat ~enataan ruang. Pasa 1 16

Ayat (1)

Kewajiban dalam memelihara kualitas tata rua~g merupakan pencerMinan rasa tanggung jawab sosial setiap orang terha-dap pemanfaatan ruang.

I .

Kualit~s tata ruang ditentukan oleh terwujudnya pemanfaatan ruang ~ang mengindahkan faktor-faktor daya dukun~ lingkung-an (misalnya struktur tlingkung-anah ), fungsi lingkunglingkung-an (rnisalnya

~ilaya~ resapan air), estetika lingkungan (rnisalnya taman),

lokasi l(misalnya jarak perumahan dengan tempat kerja), ,dan struktyr (misalnya pusat lingkungan dalam perumahan).

i Ayat (2) /

Pelaks4naan kewajiban menaati Renc~na Tata Ruang sesuai !dengan kemampuan setiap orang yang terkena akibat /pemanfaatan Rencana Tata Rubng.

I . i Pasal

·171

I di lakukan langsung

Rencan~ Tata Ruang Wilayah dibedakan menurut ad~inistrasi

pemeri+tahan karena kewenangan mengatur pemanfaatan ruang sesuai idengan pembagian administra~i pemerintahan,

I

Rencana Tata kedala+annya berbeda.

I

Ruang Wi lay;:;lh dibeda!kan pula menur·ut karena informasi yang termuat dan

'

tingkat skalqnya

'

(25)

',

Pad a pr ins i pnya, secara hi rark iis ba i k. me11urut jenj ang

admini~trasi pemerintahan wilayah imaupun jeni~ perencanaan; Ren can~ Tata Ruang harus ada mu 1 a i1 dar-i ti ngkat yang. sang at

umum s~mpai dengan tingkat yang t~rperinci, .dan penyusunanr · nya

d1

lakukan secara berurutan. Akan tetapi, ., untuk meng-" hindari kevakuman, penataan ruang yang lebih rendah baik menurut jenjang administrasi pem~rintahan wilayah maupun .. jenis !perencanaan, dapat berlaku tanpa menunggu, penataan

ruang ~i atasnya. · ·

i i

Dengan 1

:demikian, penataan ruang di Daerah Tingkat I I tidak perlu \menunggu adanya Rencana Tata Rua~~ pada tingkat di atasnyd sepanjang penyelenggaraannya tidak bettentangan dengan ketentuan dalam Undang-Undang ini.

Pasal 18

Ayat (1)

Cukup 51e las I Ayat (2) I

I

Yang ~imaksud dengan norma dan kriteria pemanfaatan ruang

wil ayah: ada 1 ah ukuran-ukuran berwpa kri.teri a· .1 okasi dan standar1

• tekni k pemanfaatan ruang •yang di tetapkan dengan ·

peratur~n perundang-undangan unt~k terwujudnya kualitas

tata ru~ng.

Pasal 19

Ayat (1)

'

Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional yang berupa Strat~gi Nasiona~ Pengembangan ~ola Tata Ru~ng merupakan kebijak~a­ naan pemerintah yang menetapkan rencana struktur dan pola tata ru~ng nasional beserta kriterlia dan pola penanganan kawasan\yang harus dilindungi, kaw~san budidaya, dan kawa-san-kaw,san lainnya. Rencana Tata ?uang Wilayah Nasional meliputi hal-hal antara lain arah'an pengemba.ngan sistem

permuki~an dalam skala nasional, j~ringan pra~arana yang

melayani kawasan produksi dan permiukiman, penentuan

wil:a-yah~wil~yah yang akan diprioritask~n pengembangannya p~da

. I . . .. ·' . . .

waktu yang akan datang dalam skala nasional.

I •

I

RencanaiTata Ruang Wilayah Nasional

1 • I

a1n: i

i i

memperhatikan antara a. Wawa~an Nusantara, modal dasar nasional, dan ketahanan

nas i clna l ;

b. poke~ permasalahan dalarn lingkup global dan

,interna-sion~l serta pengkajian implikas~ penataan ruang nasioral

(26)

- 26 -i

terhAdap strategi tata pengernbangan internasional dan regi4nal;

c. pert~mbuhan, pemerataan, stabili~as;

d. kese1arasan dengan aspirasi d~n Rencana Tata Ruang daer~h.

Ayat (2) Dengan

1

1ketentuan ini dimaksudkan b~hwa Rencana Tata Ruang Wi.layah 1 Nasi~nal menjadi acuan ba~i instansi pemerintah

tingkat !Pusat dan Daerah serta masy~rakat untuk mengarahkan lokasi (dan memanfaatkan ruang dalam menyus1.m program-pr6gram ;dan proyek-proyek pembangunan yang berkaitan dengan pemanfacltan ruang.

j

Hal in1 berarti · bahwa dalam pe~anfaatan ruahg untuk

pelaksa~aan pembangunan, harus selalu memperhatikan Rencana Tata Ru~ng Wilayah Nasional.

Dalam rJngka penyusunan Rencana Tata Ruang perlu dilselenggarakan pula .antara lain:

Wilayah _Nasional

r

a .. Penatiaan ruang -bagian wilayah 'nasional yang. masing-masirlg terdiri dari beberapa fpropinsi sebagai satu ke~atiuan untuk mencapai tujuan p~mbangunan nasional d~n

I .

mewujudkan Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan nasiqnal;

I

b. Kesa~uan Wawasan

kegi~tan-kegiatan

anta~ lokasi dan

l aut

•i

dan udara; I ,

Nusantara m~lalui penYelSnggaraan yang membentuk sistem keterkaitan kawasan antar~ lain jaringan dara~,

c. Penj~baran strategi ekonomi nas~onal terhadap st~ategi

tata iruang yang saling terkait dan berkesinamburigan. Pasal 20

Ayat (1)

i

Cukup jell as Ayat ( 2) /

Rencana Tata Ruang Wilayah Daerah Tingkat I yang berupa Rencana Struktur Tata Ruang Propinsi Daerah Tingkat I adalah ~ebijaksanaan pemerintah ~ang memberikan arah?n tata rua~g untuk kawasan yang harus'.dilindungi, pengembang-an kawa~an budidaya termasuk kawas~n produksi dan kawasan

permukim~n, jaringan prasarana yan~ melayani kawasan pro-duksi d/an permukimari, dan wilayc:th-wilayah dalam skala propinsil yang akan diprioritaskan 1 pengembangannya dalam

kurun wafktu perencanaan.

(27)

!

Renc:ana/ Tata antara rain:

I

Ruang Wilayah Daerah tingkat I I

I

'1

a. Wawasan Nusantara; ,

b. poko~ permasalahan kepentingan 0asional;

c. pert~mbuhan, pemerataan, dan stabilitas;

memperhatikan

I • , . . . .

d. arahl dan keb1Jaksanaan penataary ruang wilayah tingkat

nasibnal; ,1

I .

e; potensi .dan tata guna sumber da}a alam Daerah Tingkat I;

f. Renc~na Tata Ruang Wilayah Daer~h Tingkat I lainnya yang

berbatasan; I

g. keseBarasan I . dengan aspirasi Daerah Tingkat II.

I qlan

I

Rencana Tata Ruan$

' Ayat (3) i

! !

Rencana1

Tata Ruang Wilayah Daerah lingkat I menjadi acwan bagi ~emerintah Daerah untuk ~engarahkan lok~si ~an memanfa,tkan ruang dalam menyus0n program-program ·dan

proyek-~royek pembang0nan yang ber~aitan dengan pemanfaatan ruang di daerah tersebut dan sekal1gus menjadi dasar dalam

memberi~an rekomendasi pengarahan Remanfaatan ruang.

I . . I

Dengan jdemikian, maka pemanfaatan 1ruang untuk pelaksanaan

pembang~nan, di Daerah Tingkat I harus tetap mernperhati~an

.Rencana Tata Ruang Wilayah Daerah lingkat I. Pasal 21 Ayat ( 1) I Cukup jelas I Ayat (2) I

Rencanal Tata Ruang Wilayah Daerah

~Tingkat

II \yang

ber~pa

RencanaiUrnum Tata Ruang Kabupaten/Kotamadya Daerah Tingkat II adaiah kebijaksanaan pemerintah yang menetapka~ lok~si dari k~wasan yang harus di 1 i ndung i , 1 okasi pengernbangan kawasanl budidaya termasuk kawasah produksi dan kawasan permuki~an, pola jaringan prasarana, dan wilayah-wilayah dalam kabupaten/kotamadya yang akan diprioritaskan pengern-bangannfa dalam kurun waktu perencanaan.

I

Rencana!Tata Ruang Wilayah Daerah tingkat II memperhatikan antara lain:

I .

a. poko~ perrnasalahan dan kepentirlgan nasional dah Daerrah

Ting~at I;

b. arahl dan kebijaksanaan pehataari ruang wilayah. tingkat nas i 6na 1 dan Daer ah Ti ngkat I; ·

c. keseiarasan dengan aspirasi mas~arakat~

d. pers~diaan dan peruntukan tana~, air, udar~ dan surnber

daya\alam lainnya;

(28)

I

I

I I

e. Rencaha Tata Ruang I yang perbatasan.

111

Ayat (3)

I,

- 28

-Wi layah Daera~ Tingkat II. lainnya

'

I I

Rencana \Tata Ruang Wilayah Daercih Tingkat II menjadi pedoman bagi Pemerintah Daerah untu~ menetapkan lokasi d•n

I I

mernanfaatkan ruang dalarn menyusu~ program-program dan proyek-p~oyek pembangunan yang berk~itan dengan pemanfaatan ruang di!daerah tersebut dan sekali~us menjadi dasar dalam

pemberia~ rekomendasi pengaraha~ pemanfaatan ruan~,

sehinggai pemanfaatan ruang dalam \pelaksanaan pembangunan selalu ~esuai d~ngan Rencana Tat~ Ruang Wilayah Daerah Tingkat

tr

yang sudah ditetapkan.

I I Pasal 22. 1 1 Ayat (1) j I

Kaw~san-~awasan yang dimaksud adala~ yang mempunyai kepe~~·J

tjngan 1asional berdasarkan pertim~angan seperti tersebut dalam ke~entuan Pasal 10 ayat (1). i

Ayat (2) Cukup je 1, as. i Pasa l 23 '1 I • I ,

Penyebar~uasan info~masi tentang ~enat~an ruang kepada masyarakcl,t dapat d1lakukan melalu1 media elektronik dan media ceriak serta media komunikasi l~innya.

. , I I

II '

Penataan I ruang di l akukan secara teirbuka ya i tu bahwa set i ap pihak ddpat memperoleh keterangan ~engenai prbduk per•n-canaan t~ta ruang serta proses yang ~itempuh dalam 'penat•an.

ruang, ~ehingga upaya memelihara kualitas penataan ruang dan · kua 1j i tas ta ta ruang dapat d:i 1 akukan secara 1 ebi h terarah. i

, I

' I

Da 1 am pemb i naarn penataan rtiang in i I Pemeri ntah merigambil

1 angkah-1l1angkah untuk mencegah ter j adi nya kerugi an pada:

masyarak~t sebagai akibat perubahan hilai ruang. Pasal 24

Ayat (1) I

Izin pe~anfaatan ruang adalah iz~n-izin yang berkaitah dengan lo~asi, peruntukan ruang dan pendirian bangunan yang

I . • ! '

sesuai dergan peraturan perundangan-yndangan yan~ berlaku.

ARMUS

(29)

Ayat ( 2)

Ganti rrugi pada pihak yang mend1 1

erita kerugian akibat :pembatalan izin menjadi bepan pemerintah~ rugi te~sebut diberikan kepada pihak yang melakukan

tan hu~um dengan itikad baik yang ~ibuktikan dalam

per ad i 14n.

sebagai Ganti

perbua-proses Akibat ~egiatan pembangunan yang be~tentangan dengan Renca-na Tata Ruang Wilayah Daerah Tingkat II terh~dap fungsi ruang ~dalah berubahnya fungsi· se~ingga perlu dilakukan upaya p~mulihan.

!

PemulihJn fungsi pemanfaatan

rua~g

ini

diselenggara~an

untuk m~rehabilitasi fungsi lingkungan yang telah berubah karena ~danya kegiatan pembangunan yang tidak sesuai dengan Rencana iTata Ruang. Pe mu l i han f ungs i terse but menj adi1

kewajib~n pemerintah. · I

Pa:sa 1 25

;t;.yat ( 1 )

Gubernu r1

! Ke pa 1 a Daer ah Ti ngkat I me~ye l enggarakan koord i

nl3.-s i penyu~unan Rencana Tata Ruang Wilayah Daerah Tingkat ~.

pemanfaa~an ruang, dan pengendalianr)ya. I

A.yat (2) 'j

'1

Gubernur\ Kepala Daerah menyesuaikan ;penyusunan, pemanfaat~n

dan pen~endalian Rencana Tata Ruan~ Daerah Khusus Ibukota Jakarta i dengan rencana pembangunan !yang berka i tan dengan pemanfaatan ruang dari Departemen, Uembaga dan Badan-badan pemerint$h lainnya, demikian $ebaliknya Departeme111, Lembaga \dan Badan-badan PemerintaH lainnya menyesuaik'n perencan'fannya dengan Rencana Tata

1 Ruang Daerah Khusus

Ibukota Jakarta. Pas.al 26

Ayat ( 1 )

Bupati/W~likotamadya

Kepala Daerah

T~ngkat

II

menyelengga-rakan kdordinasi penyusunan Rencaha Tata Ruan~ Wilayah,

pemanfaa~an ruang, dan pengendaliah Rencana Tata Ruarig

Wilayah 1Daerah Tingkat II.

(30)

Ayat (2)11

j I

Dal am Iha 1 Bupat i /Wa 1 i kotamadya t ildak dapat men ye 1 esa i kan

pengen~•lian Rencana Tata Ruarlg, Gubernur bertugas

•... ,menyelesaikannya. Dalam hal pertimt:jangan Guber11ur, termasuki

pula perjlgertian persetujuan. · 1

, , • Paisal 27 I I Cukup j~las I Pasal 28 Cukup jepas Pasal 29 I ! Cukup je1 1 1 as · Pasal 30 I i . '1 Cukup Jei. as I

TAMBAHAN LE~

1

BARANI NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1991 NOMOR

' l

Referensi

Dokumen terkait

Kepala Seksi Bahasa dan Sanstra Bidang Nilai Budaya Dinas Kebudayaan DIY disepakakti bahwa peserta (1) tidak diperkenankan membawa geguritan dari rumah atau sekolah,

Hasil uji BNJ interaksi faktor jenis kayu dan waktu inkubasi terhadap kadar ekstraktif serbuk kayu ... Hasil uji BNJ interaksi faktor jenis kayu dan

Form Biaya Aktivitas Sesudah Menerima Pembebanan Biaya Pimpinan Form berfungsi untuk menginputkan data user yang digunakan untuk login dalam aplikasi sistem informasi HPP pada

Penelitian ini tergolong Penelitian Lapangan (File Research) data dikumpulkan dengan menggunakan beberapa cara yang dianggap relevan dengan penelitian, diantaranya obsevasi,

Penelitian tersebut dilakukan oleh Sulistyawati (2002) dengan judul skripsinya adalah “Analisis Morfo-Semantis Nama-nama Permainan Tradisional di Kecamatan

Data primer, yaitu data-data yang dapat menjawab masalah yang dikemukakan, tentang pelaksanaan pengajian tasawuf dan aliran yang terdapat dalam pengajian tersebut,

Dari karya tulis yang dipelajari dapat kita menyimpulkan bahwa dalam perangkat computer sudah mengalami perkembangan dari tahun-ketahun yang semakin canggih

Menentukan kriteria perencanaan sebelum dilakukan perhitungan geometrik pada setiap tikungan dengan tujuan untuk menentukan batasan-batasan desain sesuai dengan