• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan desain penelitian kausal.

Menurut Sugiyono (2014), Desain kausal berguna untuk menganalisis bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya. Penelitian ini adalah penelitian untuk mengetahui pengaruh satu atau lebih variabel bebas (variabel independen) terhadap variabel terikat (variabel dependen) dengan melakukan pengujian hipotesis dengan uji statistik. Penelitian yang dilakukan melalui kuisioner ini untuk mengetahui ada atau tidak nya “Pengaruh burnout dan turnover intention terhadap prestasi kerja karyawan divisi marketing PT Buana Finance Tbk.

B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Head office pusat PT Buana Finance Tbk di Plaza Chase lt. 17 Jl.

Jenderal Sudirman Kav 21, Jakarta 12920 dan lima kantor cabang PT Buana Finance Tbk yang berada di Fatmawati, Kemayoran, Puri Kembangan, Bekasi, dan Alam Sutra Tangerang.

2. Waktu Penelitian

Peneliti melakukan penelitian dari bulan Maret 2016 sampai dengan Juli 2016 berkoordinasi dengan HRD pusat PT Buana Finance Tbk.

(2)

C. Variabel Penelitian

1. Identifikasi Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2014).

Dalam penelitian yang dilakukan oleh penulis, terdiri dari 2 (dua) variabel independen dan satu variabel dependen, yaitu sebagai berikut:

a. Variabel Independen

Variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus, predictor, antecedent. Dalam bahasa Indonesia sering disebut variabel bebas, yaitu variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (Sugiono, 2014). Dalam penelitian ini ada 2 (dua) variabel independen, yaitu:

1) Variabel Burnout = Variabel Independen 1 2) Variabel Turnover Intention = Variabel Independen 2 b. Variabel Dependen

Dalam Bahasa Indonesia sering disebut variabel terikat, yaitu variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiono, 2014). Dalam penelitian ini yang merupakan variabel dependen atau variabel terikat, yaitu: variabel prestasi kerja

2. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Adapun definisi operasional dari masing-masing variabel adalah sebagai berikut:

(3)

a. Burnout

Burnout adalah perasaan kelelahan emosional yang berlebihan, perasaan negatif dan tidak peduli, serta penurunan pencapaian prestasi seseorang yang meliputi aspek kelelahan emosional, depersonalisasi, dan pengurangan prestasi pribadi.

b. Turnover Intention

Turnover intention adalah suatu keinginan dari diri individu mulai dari pemikiran untuk keluar dari suatu organisasi, mencari lowongan pekerjaan yang lebih baik sampai dengan tingkat individu tersebut meninggalkan pekerjaannya yang meliputi aspek berpikir untuk keluar, niat untuk mencari alternatif, dan niat untuk keluar.

c. Prestasi Kerja

Prestasi kerja adalah pencapaian hasil kerja seseorang sebagai penghargaan terhadap dirinya atas tugas yang menjadi tanggung jawab pekerjaannya dalam periode tertentu yang meliputi aspek ciri, aspek perilaku dan aspek manajerial.

D. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi

Salah satu langkah yang ditempuh dalam penelitian adalah menentukan subyek yang akan diteliti dan besarnya populasi yang ada. Menurut Sugiyono (2014) yang dimaksud dengan populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

(4)

Dalam penelitian ini populasi yang diambil adalah seluruh karyawan divisi marketing PT Buana Finance Tbk, yaitu berjumlah 583 orang.

2. Sampel

Menurut Sugiyono (2014), sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Teknik sampel yang digunakan adalah purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel secara sengaja sesuai dengan persyaratan sampel yang diperlukan. Jumlah sampel yang diambil adalah 147 responden sesuai dengan kriteria pengambilan yaitu karyawan tetap, bekerja > 1 tahun dan karyawan divisi marketing.

E. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penulisan penelitian skripsi ini dilakukan dengan 2 (dua) cara, yaitu:

1. Kuesioner

Kuesioner adalah cara pengumpulan data dengan menggunakan daftar pertanyaan atau pernyataan yang dibagikan kepada subyek yang diteliti untuk mengisi pertanyaan atau pernyataan tersebut.

Adapun tujuan dari diadakan kuesioner ini adalah untuk mendapatkan informasi yang relevan dengan survei, yaitu untuk mengetahui pengaruh burnout dan turnover intention terhadap prestasi kerja karyawan.

2. Kepustakaan dan Dokumentasi

Untuk memperoleh data secara teoritis sebagai tolak ukur. Maka dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yang meliputi data perusahaan, buku-

(5)

buku, penelitian terdahulu, jurnal, makalah, skripsi maupun tesis yang berkaitan dengan penelitian.

F. Instrumen Penelitian

Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Likert yang memiliki enam pilihan jawaban, yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), agak setuju (AS), kurang setuju (KS), tidak setuju (TS) dan sangat tidak setuju (STS). Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.

Dalam tiga alat ukur yang digunakan oleh peneliti, yaitu: alat ukur burnout, turnover intention, dan prestasi kerja dengan menggunakan skala Likert terdapat pernyataan-pernyataan favorable yang nantinya akan diberi skor sebagai berikut:

Tabel 4. Skala Likert

Jawaban Skor Favorable

Sangat Setuju (SS) 6

Setuju (S) 5

Agak Setuju (AS) 4

Kurang Setuju (KS) 3

Tidak Setuju (TS) 2

Sangat Tidak Setuju (STS) 1

1. Skala Burnout

Skala alat ukur burnout menggunakan The Maslach Burnout Inventory (MBI) yang sebelumnya dikembangkan oleh Maslach dan Jackson (1981) dan dimodifikasi bahasa dan budaya burnout oleh Rhahmadia (2015) yang terdiri dari 3 (tiga) dimensi, yaitu: (1) Kelelahan emosional (emotional exhaustion) dengan indikator frustasi dan putus asa, merasa tertekan dan apatis, serta memiliki keluhan

(6)

fisik, (2) depersonalisasi (depersonalization) dengan indikator hilangnya perasaan positif terhadap atasan atau rekan, menghindari kontak dengan pekerjaan, serta sikap negatif dan kasar dengan seorang penerima layanan, (3) penurunan pencapaian pribadi (reduced sense of personal accomplishment) dengan indikator merasa tidak kompeten dalam bekerja, hilangnya kemauan dalam bekerja, dan merasa diri tidak berharga dan belum melakukan sesuatu yang bermanfaat.

Tes Maslach dan Jackson (1981) terdiri dari 22 item pernyataan.

Berdasarkan penelitian dari Rhahmadia (2015), ada perubahan dilihat dari hasil uji validitas yang awalnya tes ini terdiri dari 22 item pernyataan mengalami pengguguran 4 item sehingga menjadi 18 item pernyataan dengan hasil uji validitas 0,301-0,669 dan hasil uji reliabilitas = 0,869

Tabel 5. Blue Print Skala Burnout

No. Dimensi No. Item Jumlah

1 Emotional exhaustion 1, 2, 3, 4, 10, 13, 14 7

2 Depersonalization 8, 9, 15, 18 4

3 Reduced sense of personal accomplishment

5, 6, 7, 11, 12, 16, 17 7 18

2. Skala Turnover Intention

Skala turnover intention yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan konsep turnover intention dari Mobley (2011) dan diadaptasi oleh Asih (2013) yang terdiri dari 3 (tiga) dimensi, yaitu: (1) Thinking of quitting (berpikir untuk keluar) dengan indikator subyek memiliki pikiran untuk keluar dari pekerjaannya, (2) Intention to search for alternatives (berniat untuk mencari alternatif) dengan indikator subyek memiliki niat untuk mencari pekerjaan alternatif dan (3) Intention to quit (niat untuk keluar) dengan indikator subyek memiliki niat

(7)

untuk meninggalkan pekerjaannya. Tes ini terdiri dari 14 item pernyataan dengan hasil uji validitas >0,30 dan hasil uji reliabilitas 0,920.

Tabel 6. Blue Print Skala Turnover Intention

No. Dimensi No. Item Jumlah

1 Berpikir untuk keluar 1, 6, 9, 10, 14 5

2 Niat untuk mencari alternatif 2, 7, 12, 13 4

3 Niat untuk keluar 3, 4, 5, 8, 11 5

14

3. Skala Prestasi Kerja

Skala prestasi kerja yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan konsep prestasi kerja dari Manurung (2011) yang terdiri dari 3 (tiga) aspek, yaitu:

(1) aspek ciri (traits aspect) dengan indikator kepribadian, penampilan, karakter dan mentalitas, (2) aspek perilaku (behavior aspect) dengan indikator hubungan sosial, aplikasi pengetahuan mengenai pekerjaan, aplikasi pengetahuan mengenai organisasi, inisiatif, tanggung jawab, semangat kerja, dan disiplin, (3) aspek manajerial (managerial aspect) dengan indikator kerjasama, pengambilan keputusan, pengembangan diri individu, komunikasi, perencanaan dan pengorganisasian serta pengendalian. Tes ini berjumlah 33 item pernyataan dengan hasil uji validitas > 0,30 dan hasil uji reliabilitas 0,916

Tabel 7. Blue Print Skala Prestasi Kerja Karyawan

No. Dimensi No. Item Jumlah

1 Aspek Ciri 2, 5, 8, 11, 14, 16, 19, 22, 28, 9

2 Aspek Perilaku 1, 4, 7, 10, 18, 21, 24, 25, 27,

30, 31, 32, 33 13

3 Aspek Manajerial 3, 6, 9, 12, 13, 15, 17, 20, 23,

26, 29 11

33

(8)

G. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah alat yang digunakan dalam menganalisis dan menguji hipotesis yang dikemukakan untuk memudahkan penelitian terhadap data yang terkumpul, maka metode analisis data yang digunakan, yaitu:

1. Uji Kualitas Data a. Uji Validitas

Uji validitas yaitu melakukan pengujian atas kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti (Sugiyono, 2014). Uji validitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah item-item yang tersaji dalam kuesioner benar-benar mampu mengungkapkan dengan pasti apa yang akan diteliti. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan program statistik SPSS versi 23.0.

Menurut Priyatno (2016), Metode pengujian validitas item SPSS yang bisa digunakan yaitu dengan metode korelasi Pearson atau metode Corrected Item- Total Correlation. Metode uji validitas ini dengan cara mengkorelasikan masing- masing skor item dengan skor total item. Jika nilai korelasi (r hitung) lebih besar dari r tabel maka item kuesioner tersebut dinyatakan valid, sebaliknya jika r hitung lebih kecil dari r tabel atau nilai korelasi negatif maka item tidak valid.

b. Uji Reliabilitas

Sugiyono (2014) menyatakan uji reliabilitas yaitu melakukan pengujian atas kesamaan data dalam waktu yang berbeda. Instrument yang reliabel berarti instrument yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Sedangkan uji relibilitas dimaksudkan untuk mengetahui adanya konsistensi alat ukur dalam penggunannya, atau dengan kata

(9)

lain alat ukur tersebut mempunyai hasil yang konsisten apabila digunakan berkali- kali pada waktu yang berbeda. Reliabilitas suatu variabel dikatakan baik jika memiliki nilai Alpha Cronbach> 0,70.

2. Uji Asumsi Klasik

Agar dapat diperoleh nilai pemikiran yang tidak biasa dan efisien dari persamaan regresi, maka dalam pelaksanaan analisis data harus memenuhi beberapa asumsi klasik sebagai berikut (pengolahan data dengan komputerisasi menggunakan program SPSS).

a. Uji Normalitas

Uji Normalitas adalah pengujian dalam sebuah model regresi, variabel dependent, variabel independent atau keduanya mempunyai distribusi normal ataukah tidak. Hasil pengujian data apakah berdistribusi normal atau tidak dapat dilihat pada grafik Normal Q-Q Plot of Normalitas dengan menggunakan program statistik SPSS versi 23.0. Model regresi yang baik adalah yang memiliki distribusi normal atau mendekati normal. Hal ini dapat dilihat pada persebaran data (berbentuk lingkaran) di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal.

Selain dilihat pada grafik Normal Q-Q Plot of Normalitas, uji normalitas juga dapat menggunakan metode uji Kolmogorov-Smirnov. Jika nilai signifikan dari nilai uji Kolmogorov-Smirnov ≥ 0,05, maka terdistribusi normal dan sebaliknya terdistribusi tidak normal (Priyatno, 2016).

b. Uji Linearitas

Uji linearitas digunakan untuk mengetahui apakah dua variabel memiliki hubungan linier atau tidak. Uji ini biasanya digunakan sebagai prasyarat dalam analisis korelasi atau regresi linier. Pengujian pada SPSS dengan menggunakan test

(10)

of linerarity dengan taraf signifikansi 0,05. Dua variabel dikatakan mempunyai hubungan linear bila nilai signifikansi pada deviation from linearity lebih dari 0,05 (Priyatno, 2016).

c. Uji Multikolinearitas

Menurut Priyatno (2016), Uji multikolinearitas digunakan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Metode pengujian yang digunakan yaitu dengan melihat nilai Variance Inflation Factor (VIF) dan Tolerance pada model regresi.

Jika nilai VIF kurang dari 10 dan tolerance lebih dari 0,1 maka model regresi bebas dari multikolineritas.

d. Uji Heteroskedastisitas

Metode ini digunakan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual pada suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual pada satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika varians berbeda disebut heteroskedastisitas.

Uji heteroskedastisitas dapat dilihat dari grafik plot antara nilai prediksi dengan variabel terikat yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID yang dihasilkan melalui SPSS. Deteksi ada tidaknya gejala heteroskedastisitas adalah dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot di sekitar nilai Y dan X.

Dasar pengambilan keputusan sebagai berikut:

(11)

1) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit), maka telah terjadi heteroskedastisitas.

2) Jika tidak ada pola tertentu, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

3. Analisis Deskriptif

Statistik deskriptif digunakan untuk menganalisis dan menyajikan data kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui gambaran perusahaan yang dijadikan sampel penelitian. Dengan menggunakan statistik deskriptif maka dapat diketahui nilai rata-rata (mean), standar deviasi, sum, range, kurtosis dan skewness (Ghozali, 2013).

4. Uji Hipotesis

a. Analisis Regresi Linear Sederhana

Analsis ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh sebab- akibat dari burnout (independent variable) dengan prestasi kerja (dependent variable), dan turnover intention (independent variable) dengan prestasi kerja (dependent variable), kuat tidaknya pengaruh sebab akibat ini dapat diukur dengan menggunakan regresi linear sederhana.

Menurut Sugiyono (2014), adapun persamaannya adalah sebagai berikut:

𝑌 = 𝑎 𝑥 𝑏𝑋 Keterangan :

Y = Subyek dalam variabel dependen, yaitu prestasi kerja X = Subyek dalam variabel independen, yaitu burnout dan

(12)

turnover intention

a = Nilai konstanta variabel Y b = Nilai perubahan dari variabel

Untuk mengetahui hipotesis yang diajukan bermakna atau tidak bermakna, maka digunakan uji statistik t (Uji Parsial).

Uji t digunakan mengetahui apakah masing-masing variabel bebas secara parsial memiliki pengaruh signifikan terhadap variabel terikat. Pengujian ini dilakukan dengan cara membandingkan nilai terhitung dengan nilai ttabel. Apakah thitung >ttabel dengan signifikan di bawah 0,05 (5%), maka secara parsial atau individual variabel bebas berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat, begitu juga sebaliknya. Rumus uji thitung adalah:

𝑇 = 𝑏𝑖 𝑠𝑏𝑖 Keterangan :

Τ = Besarnya t hitung bi = Koefisien regresi

sbi = Standar error koefisien regresi Kriteria pengambilan keputusan:

1) Jika thitung< ttabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan variabel bebas terhadap variabel terikat.

2) Jika thitung> ttabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima, artinya terdapat pengaruh yang signifikan variabel bebas terhadap variabel terikat.

Uji t dilakukan untuk mengetahui :

1) Apakah burnout berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi kerja karyawan divisi marketing PT. Buana Finance Tbk.

(13)

2) Apakah turnover intention berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi kerja karyawan divisi marketing PT. Buana Finance Tbk.

b. Analisis Regresi Berganda

Untuk pembahasan penelitian, peneliti menggunakan uji statistik berdasarkan data yang diperoleh. Untuk mengetahui bagaimana variabel dependen, yaitu prestasi kerja karyawan yang dipengaruhi oleh variabel independen, yaitu burnout dan turnover intention. Menurut Bungin (2005), bentuk persamaan regresi berganda dengan 2 variable bebas adalah sebagai berikut :

𝑌 = 𝑏𝑜 + 𝑏1. 𝑋1 + 𝑏2. 𝑋2 Keterangan :

Y = Prestasi Kerja X1 = Burnout

X2 = Turnover intention b0 = Konstanta

b1, b2 = Koefisien masing – masing variabel X1, X2

Untuk mengetahui hipotesis yang diajukan bermakna atau tidak bermakna, maka digunakan uji statistik F (Anova). Uji F (Anova) digunakan untuk mengetahui apakah secara bersama-sama (simultan) koefisien variabel bebas mempunyai pengaruh nyata atau tidak terhadap variabel terikat. Pengujian ini dilakukan dengan cara membandingkan nilai Fhitung > Ftabel dengan signifikan terhadap variabel terikat, begitu juga sebaliknya. Rumus yang digunakan oleh Sugiyono (2014) adalah sebagai berikut:

(14)

𝑓 =

𝑅2

⁄𝑘 (1 − 𝑅2)

(𝑛 − 𝑘 − 1)

⁄ Keterangan:

F = Fhitung yang selanjutnya dibandingkan dengan Ftabel R = Koefisien korelasi ganda

k = Jumlah variabel bebas n = Jumlah sampel

Kriteria pengambilan keputusan:

1) Jika Fhitung> Ftabel, maka H0 ditolak H1 diterima, artinya dua atau lebih variabel bebas secara bersama-sama (simultan) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat.

2) Jika Fhitung> Ftabel, maka H0 diterima H1 ditolak, artinya dua atau lebih variabel bebas secara bersama-sama (simultan) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat.

Jadi dapat disimpulkan, bahwa uji F (Anova) dilakukan untuk mengetahui apakah burnout dan turnover intention secara bersama berpengaruh terhadap prestasi kerja karyawan divisi marketing PT. Buana Finance Tbk.

5. Koefisien Determinasi

Menurut Priyatno (2016), analisis determiansi digunakan untuk mengetahui presentase sumbangan pengaruh variabel independen secara bersama- sama terhadap variabel dependen. Hasil analisis determinasi dapat dilihat pada output model summary dari hasil analisis regresi linier berganda. Untuk pengukuran digunakan Adjusted R2 sebagai koefisien determinasi.

(15)

Uji ini bertujuan untuk mengukur seberapa besar variasi dari variabel independen dapat menjelaskan variabel dependen. Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan kedalam model. Banyak peneliti menganjurkan untuk menggunakan nilai Adjusted R2 pada saat mengevaluasi mana model regresi terbaik karena nilai Adjusted R2 dapat naik atau turun apabila suatu variabel independen ditambahkan kedalam model.

6. Analisis Korelasi Antar Dimensi

Analisis dimensi digunakan untuk mengetahui kuat hubungan antara dimensi variabel bebas ( persepsi dukungan organisasi, keyakinan diri dan komitmen organisasi) untuk itu diperlukan matrik korelasi dimensi antar variabel terikat sebagai berikut :

Tabel 8. Matrik Korelasi Antar Dimensi

Variabel Dimensi

Prestasi Kerja (Y) Aspek Ciri

Y1

Aspek Perilaku

Y2

Aspek Manajerial

Y3 Burnout (X1) Emotional

exhaustion (X1.1) Y1. X1.1 Y2. X1.1 Y3. X1.1 Depersonalization

(X1.2) Y1. X1.2 Y2. X1.2 Y3. X1.2

Reduced sense of personal

accomplishment

(X1.3) Y1. X1.3 Y2. X1.3 Y3. X1.3

Turnover Intention

(X2)

Berpikir untuk

keluar (X2.1) Y1. X2.1 Y2. X2.1 Y3. X2.1

Niat untuk mencari

alternatif (X2.2) Y1. X2.2 Y2. X2.2 Y3. X2.2 Niat untuk keluar

(X2.3) Y1. X2.3 Y2. X2.3 Y3. X2.3

(16)

Secara umum nilai koefisien korelasi terletak antara -1 dan 1 atau -1 < r < 1, dengan kriteria sebagai berikut :

a. Jika r = 1, maka korelasi antara X dan Y adalah sempurna positif yang berarti jika nilai X naik, nilai Y naik, sebaliknya jika nilai X turun, nilai Y turun.

b. Jika r = -1, maka korelasi antara X dan Y adalah sempurna negatif yang berarti jika nilai X naik, nilai Y turun, sebaliknya jika nilai X turun, nilai Y naik.

c. Jika r = 0, maka korelasi antara X dan Y lemah sekali (tidak ada hubungan).

Tabel 9. Pedoman Untuk Memberikan Interprestasi Koefisien Korelasi.

Koefisien Korelasi (r) Klasifikasi

0.800-1.000 Sangat Kuat

0.600-0.799 Kuat

0.400-0.599 Sedang

0.200-0.399 Lemah

0.000-0.199 Sangat Lemah

Gambar

Tabel 4.  Skala Likert
Tabel 5. Blue Print Skala Burnout
Tabel 6. Blue Print Skala Turnover Intention
Tabel 8. Matrik Korelasi Antar Dimensi
+2

Referensi

Dokumen terkait

Menggunakan penerangan alami melalui bukaan-bukaan pada bangunan serta penerangan buatan dengan listrik yang diperoleh dari SDP yang merupakan panel distribusi

Hasil dari penelitian ini ditemukan bahwa Pendidikan Agama Katolik pada SMA Negeri di Kota Pontianak berdampak positif bagi perilaku siswa jika dalam proses belajar

Untuk jenis jual beli grosir yang terakhir (ketiga), dari beberapa macam jenis jual beli grosir yang terjadi di Pasar Darmo Trade Centre (DTC) Wonokromo Surabaya

[r]

Aktivitas kerja Humas dimulai dari menentukan suatu daftar acara tahunan tertentu (regular of yearly event), yang kemudian dikaitkan dengan peristiwa-peristiwa khusus

Berdasarkan analisis data diperoleh kesimpulan bahwa evaluasi pelaksanaan program rehabilitasi sosial rumah tidak layak huni di Jorong Kandang Melabung Nagari

Berdasarkan permasalahan yang diajukan dalam penelitian yang lebih mengutamakan pada peningkatan hasil belajar siswa, aktifitas guru dalam pembelajaran, dan respon

Menurut Daniel dkk (2014: 40) di Sumatera Barat perkembangan pertanian organik terbilang lambat karena beberapa hal yaitu: (1) Dukungan dari Institusi terkait masih