• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH PADA LEMBAGA AMIL ZAKAT DANA PEDULI UMMAT (LAZ DPU) DI SAMARINDA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH PADA LEMBAGA AMIL ZAKAT DANA PEDULI UMMAT (LAZ DPU) DI SAMARINDA"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

1

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI ZAKAT, INFAQ DAN SHODAQOH PADA LEMBAGA AMIL ZAKAT DANA PEDULI UMMAT (LAZ DPU) DI SAMARINDA

Rina Indrayani (rina_indrayani@yahoo.com) Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman

Isna Yuningsih

Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman Salma Pattisahusiwa

Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman Abstrak

Lembaga Amil Zakat Dana Peduli Ummat (LAZ DPU) di Samarinda merupakan salah satu lembaga pengelola zakat yang dibentuk oleh swadaya masyarakat. Adapun aktivitasnya adalah melakukan pengumpulan dan pendistribusian dana zakat, infaq dan shodaqoh serta membuat laporan atas aktivitas kepada Pimpinan Lembaga (Direktur) dan Dewan Syari‟ah. Rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian adalah Bagaimana Perlakuan Akuntansi Dana Zakat, Infaq da Shodaqoh dalam Penyajian Laporan Keuangan Lembaga Amil Zakat Dana Peduli Ummat berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) nomor 109 dan tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui perlakuan akuntansi dalam pengelolaan dana zakat, infaq dan shodaqoh dengan mengacu pada PSAK nomor 109.Dari hasil penelitian yang dilakukan terdapat beberapa temuan yang dapat diangkat, diantaranya yaitu LAZ DPU belum menjurnal pada saat pengakuan awal penerimaan dan pengeluaran dana, neraca 31 desember yang disajikan hanya terlihat nilai nominal dari seluruh penerimaan dan pengeluaran, tidak melakukan pengungkapan atas asset kelola dan belum mencatat transaksi nonkas dalam perlakuan akuntansi yang sesuai dengan PSAK nomor 109 dalam penyajian laporan keuangan dari dana Zakat, Infaq dan Shodaqoh. Saran yang diberikan, kedepannya LAZ DPU dapat menerapkan akuntansi zakat yang sesuai dengan PSAK nomor 109.

Kata kunci : Akuntansi Syari‟ah, Laporan Keuangan, Akuntansi Zakat, PSAK nomor 109.

Abstract

Lembaga Amil Zakat Dana Peduli Ummat (LAZ DPU) in Samarinda is one of the zakat organizing institute which is made by togetherness society. The activities are doing donation and distributing zakat, infaq, and shodaqoh funds and also making the report about these activities to the management institute (Director) and Syari‟ah council.

The problem of the study is how to the accounting application in financial reporting presentation Lembaga Amil Zakat Dana Peduli Ummat (LAZ DPU) based on standard accountancing financial declaration (PSAK) number 109 in recording Zakat, Infaq and Shodaqoh transaction. The purpose of this study is to know accounting treatment for managing Zakat, Infaq and Shodaqoh fund which is refer to PSAK number 109.

The result of the study shows there are some findings namely LAZ DPU doesn‟t make journal yet when first acceptance and expenditure fund, neraca 31st December which is presented can be seen nominal value from all of the acceptance and expenditure fund, it does not exposing for asset managing and it is recording non cast transaction, yet in accounting application based on PSAK number 109 to financial reporting presentation from Zakat, Infaq and Shodaqoh fund. The suggestion for LAZ DPU in order to apply zakat accounting based on PSAK number 109.

Keywords: Accounting of Syari‟ah, financial reporting, accounting of Zakat .

(2)

2

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Zakat merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang mampu serta menjadi unsur dari rukun Islam, sedangkan infaq dan shodaqoh merupakan wujud kecintaan hamba terhadap nikmat dari Allah SWT yang telah diberikan kepadanya sehingga seorang hamba rela menyisihkan sebagian hartanya untuk kepentingan agama baik dalam rangka membantu sesama maupun perjuangan dakwah Islam.

Dalam memaksimal pengelolaan akuntansi zakat, infaq dan shodaqoh maka pemerintah membentuk badan yang mengelola dana zakat, infaq dan shodaqoh, yaitu Badan Amil Zakat (BAZ) yang dibentuk olen pemerintah dan Lembaga Amil Zakat yang dibentuk oleh masyarakat kemudian dikukuhkan oleh pemerintah.Dalam hal ini akuntansi zakat berfungsi untuk melakukan pencatatan dan pelaporan atas penerimaan dan pengalokasian zakat.Lembaga zakat berkewajiban untuk mencatat setiap setoran zakat dari muzzaki baik jumlah maupun jenis zakat.

Zakat adalah persoalan faridhah sulthaniyah, yaitu suatu kewajiban yang terkait dengan pemerintah Islam. Adapun orang-orang yang berhak menerima zakat tertera dalam Al Qur‟an Surah At-Taubah ayat 60 :

Artinya:

Seungguhnya zakat itu hanya untuk orang-orang kafir, orang miskin, amil zakat, yang dilunakan hatinya (mu‟alaf), untuk (memerdekakan) hamba sahaya, untuk (membebaskan) orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai kewajiban dari Allah. Allah Maha Mengetahui, Maha Bijaksana.

Dalam mewujudkan pemerataan pendapatan ekonomi masyarakat serta terciptanya pengelolaan dana zakat dengan baik maka diperlukan keaktifan lembaga-lembaga pengelola zakat (amil) dengan tujuan meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat dalam menunaikan zakat, meningkatkan fungsi dan peran pranata agama dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan keadilan sosial serta meningkatkan hasil dan daya guna zakat.Di Indonesia, pengelolaan dana ZIS telah diatur Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat. UU ini mengatur tentang Organisasi Pengelola Zakat (OPZ) yang boleh beroperasi di Indonesia.OPZ yang disebutkan dalam UU tersebut adalah Badan Amil Zakat (BAZ) dan Lembaga Amil Zakat (LAZ).

Pembahasan akuntansi zakat, infaq dan shodaqoh pada penelitian ini mengambil objek Lembaga Amil Zakat Dana Peduli Ummat di Samarinda yang merupakan Lembaga nirlaba milik masyarakat Kalimantan Timur, yang berkhidmat dalam pemberdayaan Ummat yang berkelanjutan dengan membangun kepedulian masyarakat untuk memaksimalkan potensi dana zakat, infaq dan shodaqoh dan wakaf (ZISWAF) serta dana sosial lainnya baik perorangan, kelompok, perusahaan maupun lembaga.Dalam pencatatan transaksi hingga laporan dana zakat, infaq dan shodaqoh, Lembaga Amil Zakat Dana peduli Ummat (LAZ DPU) di Samarinda dilakukan secara sederhana yakni dengan sistem Cash Basis yang mencatat beban didalam akun keuangan ketika kas dikeluarkan atau dibayarkan. Selain itu pendapatan dicatat ketika kas masuk atau diterima oleh Lembaga Amil Zakat Dana Peduli Ummat (LAZ DPU) di Samarinda.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dipaparkan di atas maka rumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah Bagaimana Perlakuan Akuntansi Dana Zakat, Infaq dan Shodaqoh dalam Penyajian Laporan Keuangan pada Lembaga Amil Zakat Dana Peduli Ummat (LAZ DPU) di Samarinda berdasarkan PSAK nomor 109.

(3)

3 C. Tujuan Penelitian

Sehubungan dengan rumusan masalah yang dikemukakan di atas maka yang menjadi tujuan dalam penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis perlakuan akuntansi dana zakat, infaq dan shodaqoh dalam Penyajian Laporan Keuangan pada Lembaga Amil Zakat Dana Peduli Ummat (LAZ DPU) di Samarinda berdasarkan PSAK nomor 109.

D. Manfaat Penelitian

1. Memberikan gambaran perlakuan akuntansi dana zakat, infaq dan shodaqoh dalam Penyajian Laporan Keuangan pada Lembaga Amil Zakat Dana Peduli Ummat (LAZ DPU) di Samarinda berdasarkan PSAK nomor 109 dalam memudahkan penyusunan laporan keuangan.

2. Memperbaiki perlakuan akuntansi yang selama ini dijalankan bila terdapat beberapa hal yang perlu disesuaikan atau tidak sesuai dengan PSAK nomor 109.

3. Tambahan wawasan atas pengetahuan tentang perekonomian syari‟ah khususnya mengenai Organisasi Pengelolaan Zakat, sebagai suatu cabang ekonomi islam dengan melihat dari sisi teori dan prakteknya (dalam hal ini dari segi pencatatan akuntansinya).

II. TINJAUAN TEORETIS A. Akuntansi Keuangan

Akuntansi keuangan pada dasarnya lebih bersifat spesifik terkait hal-hal yang berhubungan dengan akun-akun yang terdapat dalam laporan keuangan. Implementasi akuntansi keuangan di lapangan harus merujuk pada pedoman atau standar yang berlaku yaitu dalam hal ini adalah Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK).

Menurut Weygant (2007:4) definisi akuntansi suatu sistem informasi yang mengidentifikasi, mencatat, dan mengkomunikasikan peristiwa-peristiwa ekonomi dari suatu organisasi kepada para pengguna yang berkepentingan.

Mursyidi (2006:14) menyatakan bahwa Akuntansi (accountancy) berasal dari akar kata to account, yang artinya adalah „menghitung‟. Secara teknis, akuntansi diartikan sebagai proses pencatatan (recording), pengklasifikasian (classifiying), pemeriksaan (summarizing) transaksi keuangan yang diukur dalam satuan uang, serta pelaporan (reporting) hasil-hasilnya.

B. Akuntansi Syari’ah

Sri Nurhayati dan Wasilah (2011:3) menyatakan bahwa Syari‟ah adalah aturan yang telah ditetapkan Allah SWT untuk dipatuhi oleh manusia dalam menjalani segala aktivitas hidupnya di dunia. Jadi, akuntansi syari‟ah dapat diartikan sebagai proses akuntansi atas transaksi-transaksi yang sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan Allah SWT.

Sofyan (2004:18) menerangkan bahwa akuntansi didalam islam harus memfokuskan pada pelaporan yang jujur mengenai posisi keuangan entitas dan hasil-hasil operasinya, dengan cara mengungkapkan apa yang halal dan apa yang haram.

Rifqi (2008:104) menyatakan bahwa Akuntansi Islam dan Konvensional dalam berbagai hal teknis memiliki kesamaan. Hal pokok yang membedakan terletak pada dua hal, yaitu:

1. Kemungkinan terjadinya pelanggaran syari‟ah islam dalam akuntansi konvensional 2. Hilangnya nilai-nilai islam yang belum terimplementasi dalam akuntansi konvensional.

C. Managemen Zakat, Infaq dan Shodaqoh

Manajemen zakat mempunyai peranan besar dalam pengelolaan zakat karena akan menentukan langkah OPZ dalam optimalisasi pengumpulan dan penyaluran zakat sehingga beban ganda yang ada di Indonesia tidak berdampak negatif pada pengumpulan dana zakat.

(4)

4

Manajemen yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan dalam penghimpunan dan penyaluran zakat di OPZ sudah selayaknya lebih tertata dengan baik.Perencanaan yang matang, pengorganisasian yang tepat, pengarahan yang serius, dan pengawasan yang maksimal adalah idealitas manajemen zakat.

Menurut Eri Sudewo (2004:54-56) menyatakan bahwa Manajemen memiliki dua model, yaitu:

a. Manajemen by Result (MBR)

Adalah gaya manajemen yang menekankan pada hasil.

b. Manajemen by Process (MBP)

Adalah gaya manajemen yang menekankan pada pentingnya penataan proses dan berorientasi pada jangka panjang.

Dalam pelaksanaannya manajemen zakat harus kelola dengan strategi profesional guna mencapai tujuan pengumpulan dan pendistribusian zakat oleh OPZ. Strategi yang dimaksud adalah:

a. Strategi Pengumpulan

1) Pembentukan Unit Pengumpul Zakat

Pembentukan Unit Pengumpul Zakat ini bertujuan memberi kemudahan pengumpulan zakat, baik kemudahan bagi OPZ dalam menjangkau para muzzaki maupun kemudian bagi para muzzaki untuk membayar zakatnya.

2) Pembukaan Counter Penerimaan Zakat

Selain membuka Unit Pengumpul Zakat di berbagai tempat, OPZ dapat membuka kounter atau loket tempat pembayaran zakat di kantor atau sekretariat lembaga yang bersangkutan. Dalam Bulan Ramadhan di buka Counter (Gerai) penerimaan zakat pada tempat-tempat tertentu seperti Mall, Perumahan, SPBU, dll

3) Pembukaan Rekening Bank

Suatu kemudahan lain bagi para muzakki untuk membayar zakat dan juga kemudahan bagi Organisasi Pengelola Zakat yang ada dalam menghimpun dana zakat dari para muzakki adalah membuka rekening pembayaran zakat, infak, dan shadaqah di bank dan dipublikasikan secara luas kepada masyarakat.

4) Dapatkan dana pemukul gong, maksudnya adalah dapatkan satu donor yang sudah dikenal baik yang bisa memberikan sumbangan yang cukup untuk membiayai program pendayagunaan.

5) Dapatkan pendukung terkenal, tokoh-tokoh masyarakat, ulama panutan dapat dimanfaatkan untuk menarik dukungan ada suatu even tertentu kemudian. Momen khusus bisa dimanfaatkan untuk memperkenalkan OPZ pada khalayak ramai kemudian tokoh/panutan diminta untuk mempelopori pemberdayaan ZIS.

6) Buat Iklan (Janji)

Lebih baik mendapatkan dana besar meskipun menekan waktu lama dari pada dapatkan dalam waktu singkat tetapi kecil. Jadi perlu membuat semacam kartu lambing/pemberitahuan yang siap dibagikan setiap saat dibutuhkan

b. Strategi Pendistribusian

Agar dana zakat yang disalurkan dapat berdayaguna dan berhasil guna, maka pemanfaatannya harus selektif untuk kebutuhan konsumtif atau produktif.

1) Konsumtif Tradisional

Zakat dibagikan kepada mustahiq secara langsung untuk kebutuhan konsumsi sehari- hari, seperti pembagian zakat fitrah berupa beras dan uang kepada fakir miskin setiap Idul Fitri atau pembagian zakat maal secara langsung oleh para muzakki yang sangat membutuhkan karena ketiadaan pangan atau karena mengalami musibah.Pola ini merupakan program jangka pendek dalam mengatasi permasalahan umat.

2) Konsumtif Kreatif

Zakat yang diwujudkan dalam bentuk barang konsumtif dan digunakan untuk orang miskin dalam mengatasi permasalahan sosial dan ekonomi yang dihadapinya. Bantuan

(5)

5

tersebut antara lain berupa alat sekolah dan beasisa untuk para pelajar, bantuan sarana ibadah seperti sarung dan mukena, bantuan alat pertanian seperti cangkul untuk petani, gerobak jualan untuk pedagang kecil, dan sebagainya.

3) Produktif Konvensional

Zakat diberikan dalam bentuk barang produktif, dimana dengan menggunakan barang tersebut, para mustahiq dapat mencpiptakan suatu usaha, seperti pemberian bantuan ternak kambing, sapi perahan atau untuk membajak sawah, alat pertukangan, mesin jahit, dan sebagainya.

4) Produktif Kreatif

Zakat yang diwujudkan dalam bentuk pemberian modal bergulir baik untuk permodalan proyek sosial seperti membangun sekolah, sarana kesehatan atau tempat ibadah bagi pengembangan usaha para pedagang atau pengusaha kecil.(www.wordpress.com/

manajemen Zakat,Infaq dan Shodaqoh)

D. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.109

Berikut ini adalah istilah-istilah yang digunakan dalam Pernyataan Standar dengan pengertian :

1. PSAK nomor 109 (2011:2-3) menerangkan bahwa Amil adalah entitas pengelola zakat yang pembentukannya dan atau pengukuhannya diatur berdasarkan peraturan perundang- undangan yang dimaksudkan untuk mengumpulkan dan menyalurkan zakat, infaq/

shodaqoh.

2. PSAK nomor 109 (2011:2-3) menerangkan bahwa Dana amil adalah bagian amil atas dana zakat dan infaq/ shodaqoh serta dana lain yang oleh pemberi diperuntukkan bagi amil. Dana amil digunakan untuk pengelolaan amil.

3. PSAK nomor 109 (2011:2-3) menerangkan bahwa Dana infaq/ shodaqoh adalah bagian nonamil atas penerimaan infaq/ shodaqoh.

4. PSAK nomor 109 (2011:2-3) menerangkan bahwa Dana zakat adalah bagian nonamil atas penerimaan zakat.

5. PSAK nomor 109 (2011:2-3) menerangkan bahwa Infaq/ shodaqoh adalah harta yang diberikan secara sukarela oleh pemiliknya, baik yang peruntukannya dibatasi (ditentukan) maupun tidak dibatasi.

6. PSAK nomor 109 (2011:2-3) menerangkan bahwa Mustahiq adalah orang atau entitas yang berhak menerima zakat.

7. PSAK nomor 109 (2011:2-3) menerangkan bahwa Muzakki adalah individu muslim yang secara syari‟ah wajib membayar (menunaikan) zakat.

8. PSAK nomor 109 (2011:2-3) menerangkan bahwa Nisab adalah batas minimum harta yang wajib dikeluarkan zakatnya.

9. PSAK nomor 109 (2011:2-3) menerangkan bahwa Zakat adalah harta yang wajib dikeluarkan oleh muzakki sesuai dengan ketentuan syariah untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya (mustahiq).

PENGAKUAN Paragraf 10.

Penerimaan Zakat :

Penerimaan zakat diakui pada saat kas dan asset noncash diterima.

Paragraph 24.

Penerimaan Infak/Sedekah :

Penerimaan infak/sedekah yang diterima diakui pada saat kas dan asset noncash diterima.

(6)

6 PENGUKURAN

Paragraph 11.

Zakat yang diterima dari muzzaki diakui sebagai penambah dana zakat sebesar : a. Jumlah yang diterima, jika dalam bentuk kas;

b. Nilai wajar, jika dalam bentuk nonkas.

Paragraph 11.

Infak/Sedekah yang diterima diakui sebagai penambah dana infak/sedekah terikat atau tidak terikat sesuai dengan tujuan pemberi infak/sedekah sebesar :

a. Jumlah yang diterima, jika dalam bentuk kas;

b. Nilai wajar, jika dalam bentuk nonkas.

PENGUNGKAPAN DAN PENGUKURAN DANA NONHALAL

Penerimaan dana nonhalal menurut PSAK nomor 109 (2011:7) adalah semua penerimaan dari kegiatan yang tidak sesuai dengan prinsip syari‟ah, antara lain penerimaan jasa giro atau bunga yang berasal dari bank konvensional. Penerimaan nonhalal pada umumnya terjadi dalam kondisi darurat atau kondisi yang tidak diinginkan oleh entitas syari‟ah karena secara prinsip dilarang.

Penerimaan nonhalal diakui sebagai dana nonhalal, yang terpisah dari dana zakat, dana infaq/

shodaqoh dan dana amil. Asset nonhalal disalurkan sesuai dengan syari‟ah.

PENYAJIAN

PSAK nomor 109 (2011:7) menjelaskan bahwa Amil zakat menyajikan dana zakat, dana infaq/ shodaqoh, dana amil, dan dana nonhalal secara terpisah dalam neraca (laporan posisi keuangan).

LAPORAN KEUANGANAMIL

PSAK nomor 109 (2011:10) menyakatan bahwa Komponen laporan keuangan yang lengkap dari amil terdiri dari:

(a) neraca (laporan posisi keuangan);

(b) laporan perubahan dana;

(c) laporan perubahan aset kelolaan;

(d) laporan arus kas; dan

(e) catatan atas laporan keuangan.

Format masing-masing laporan adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1

Neraca (Laporan Posisi Keuangan) LAZ “xxx”

Per 31 Desember 2xx2

Asset Kewajiban

Asset Lancar:

Kas dan Setara Kas Instrumen Keuangan Piutang

Asset Tidak Lancar:

Asset tetap

xxx xxx xxx

xxx

Kewajiban Jangka Pendek:

Biaya yang masih harus dibayar Kewajiba Jangka Panjang:

Imbalan Kerja Jangka Panjang

Jumlah Kewajiban Saldo dana:

Dana Zakat

Dana Infaq/ Shodaqoh

xxx

xxx

xxx

xxx xxx

(7)

7

Jumlah Asset Xxx

Dana Amil Dana Nonhalal Jumlah Saldo Dana

Jumlah Kewajiban dan Saldo Dana

xxx xxx xxx xxx Sumber: PSAK 109 Ilustrasi 1

Tabel 3.2

Laporan Perubahan Dana LAZ “xxx”

Untuk periode tahun yang berakhir 31 Desember 2xx2

Keterangan Rp

DANA ZAKAT Penerimaan:

Penerimaan dari Muzakki Muzakki entitas

Muzakki individual Hasil penempatan

Jumlah penerimaan dana zakat

Bagian amil atas penerimaan dana zakat

Jumlah penerimaan dana zakat setelah bagi hasil Penyaluran:

Fakir-miskin Riqab Gharim Muallaf Sabilillah Ibnu sabil

Jumlah penyaluruan dana zakat

Surplus/ Defisit (penerimaaan-penyaluran) Saldo awal

Saldo akhir

xxx xxx xxx xxx xxx xxx (xxx)

xxx (xxx) (xxx) (xxx) (xxx) (xxx) (xxx) (xxx) xxx xxx xxx

Keterangan Rp

DANA INFAQ/ SHODAQOH Penerimaan:

Infaq/ Shodaqoh terkait atau muqayyadah Infaq/ Shodaqoh tidak terkait atau mutlaqah Bagian amil atas penerimaan dana infaq/ shodaqoh Hasil pengelolaan

Jumlah penyaluran dana infaq/ shodaqoh Penyaluran:

Infaq/ Shodaqoh terkait dengan muqayyah

Infaq/ Shodaqoh tidak terkait dengan atau mutlaqah

Alokasi pemanfaatan asset kelolaan (misalnya beban penyusutan dan penyisihan)

Jumlah pengeluaran dana infaq/ shodaqoh Surplus (defisit) (penerimaan-penyaluran) Saldo awal

Saldo akhir DANA AMIL Penerimaan:

xxx xxx (xxx)

xxx xxx

(xxx) (xxx) (xxx) xxx xxx xxx xxx

(8)

8

Bagian amil dari dana zakat

Bagian amildari dana infaq/ shodaqoh Penerimaan lainnya

Jumlah penerimaan dana amil

xxx xxx xxx xxx

Keterangan Rp

Penggunaan:

Beban pegawai Beban penyusutan

Beban umum dan administrasi lainnya Jumlah penggunaan dana amil

Surplus/ defisit (penerimaan-penyaluran) Saldo awal

Saldo akhir

DANA NONHALAL Penerimaan:

Bungan bank Jasa giro

Penerimaan nonhalal lainnya Jumlah penerimaan dana nonhalal Penggunaan:

Jumlah penggunaan dana nonhalal Surplus (defisit)

Saldo awal Saldo akhir

Jumlah saldo dana zakat, dana infaq/ shodaqoh, dana amil, dan dana nonhalal

(xxx) (xxx) (xxx) (xxx) xxx xxx xxx

xxx xxx xxx xxx

(xxx) xxx xxx xxx xxx Sumber: PSAK 109 Ilustrasi 2

Tabel 3.3

Laporan Perubahan Asset Kelolaan LAZ “xxx”

Untuk periode tahun yang berakhir 31 Desember 2xx2

Keterangan Saldo

Awal Penambahan Pengurangan Penyisihan Akumulasi penyusutan

Saldo Akhir Dana infaq /

shodaqoh- asset kelolaan lancer (misalnya piutang

bergulir) xxx xxx (xxx) (xxx) - xxx

Dana infaq / shodaqoh- asset kelolaan tidak lancar (misalnya rumah sakit atau sekolah)

(9)

9

xxx xxx (xxx) - (xxx) xxx

Sumber: PSAK 109 Ilustrasi 3

Untuk tabel laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan dalam format PSAK nomor 109 sama dengan arus kas dan catatan atas laopran keuangan konvensional.

TANGGAL EFEKTIF Paragraf 43.

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan ini berlaku untuk than buku yang dimulai pada atau etelah tanggal 11 Januari 2012.Penerapan dini diperkenankan.

E. Kerangka Konsep

Untuk memberikan gambaran terhadap alur pemikiran penelitian agar lebih jelas, maka akan dijelaskan sebagai berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Pikir

III. METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional

Menurut Teori : 1. Akuntansi Syari‟ah 2. PSAK nomor 109

Menurut LAZ DPU di Samarinda : 1. Laporan Keuangan

2. Pencatatan Zakat, Infaq dan Shodaqoh, dll

Rumusan Masalah :

“Bagaimana Perlakuan Akuntansi Dana Zakat, Infaq dan Shodaqoh dalam Penyajian Laporan Keuangan Lembaga Amil Zakat Dana Peduli Ummat (LAZ

DPU) berdasarkan PSAK nomor 109”

Alat Analisis :

PSAK nomor 109 tentang Akuntansi Zakat, Infaq dan Shodaqoh

Analisis Perlakuan Akuntansi Zakat, Infaq dan Shodaqoh pada Lembaga Amil Zakat DanaPeduli Ummat (LAZ DPU) di Samarinda

(10)

10

Untuk memperjelas indikator yang digunakan dalam penulisan ini akan diberikan suatu rumusan mengenai definisi operasional, yaitu penjelasan secara operasional dan variabel- variabel yang akan diteliti seperti pada uraian berikut.

LAZ DPU kaltim di Samarinda adalah sebuah lembaga zakat yang dibentuk dari swadaya masyarakat yang kemudian dikukuhkan oleh pemerintah setempat yang beralamatkan di jalan Anggrek Bulan No.10 Rt.21 Komp. BAtu Alam Permai Samarinda, Kalimantan Timur. LAZ DPU memiliki karyawan (amil) sekitar 44 orang amil dan 19 orang (relawan) yang digolongkan berdasarkan keahlian masing-masing. Dalam aktivitas sehari- hari LAZ DPU melakukan penghimpuna, penyaluran dan pengungkapan laporan dari dana zakat, infaq/sedekah (ZIS).

Dalam penelitian ini, perlakuan akuntansi untuk zakat meliputi pencatatan penghimpunan dana zakat, infak/sedekah, hibah dan lain-lain.

Metode pencatatan adalah cara memperlakukan dan membukukan setiap terjadinya penghimpunan dana ZIS. Dalam hal ini metode pencatatan yang diterapkan oleh LAZ DPU yaitu metode pencatatan cash basis yang merupakan Pengakuan dan pengukuran dana ZIS diakui sebagai penambahan saat kas diterima oleh LAZ DPU baik dana terikat maupun tidak terikat, dan dinilai sebesar nilai wajar yang ada dipasaran jika dana ZIS yang diterima dalam bentuk nonkas. Penyajian dana ZIS dalam LAZ DPU disajikan dalam bentuk terpisah, baik dana zakat, infaq dan shodaqoh dan dana amil.sesuai dengan laporan posisi keuangan yang ada di LAZ DPU. Pengungkapan dana ZIS LAZ DPU diungkapkan sesuai dengan kebijakan yang ada didalam LAZ DPU, diantaranya :

a. Penyaluran dana ZIS dan amil ditentukan berdasarkan skala prioritas penyaluran dari asnaf.

b. Penyaluran dana ZIS dihitung berdasarkan nilai wajar dari yang ada dipasaran apabila asset berupa nonkas

c. Pelaporan atas penyaluran yang telah terlaksana kebeberapa relasi LAZ DPU

d. Mengungkapkan dana non halal sesuai dengan kebijkan dari LAZ DPU atas penerimaan dan penyaluran dana.

e. Pengungkapan kinerja serta pertanggung jawaban amil dalam pengelolaan dana ZIS

B. Jenis dan Sumber Data

Adapun rincian data yang diperlukan dalam pelaksanaan penelitian ini antara lain :

1. Gambaran umum atau Sejarah Berdirinya Lembaga Amil Zakat Dana Peduli Ummat (LAZ

DPU) di Samarinda

2. Data tentang Struktur Organisasi Lembaga Amil Zakat Dana Peduli Ummat (LAZ DPU) di Samarinda

3. Pencatatan dari Transaksi Zakat, Infaq dan Shodaqoh tahun 2011

4. Data Laporan Keuangan tahun 2011 Lembaga Amil Zakat Dana Peduli Ummat (LAZ DPU) di Samarinda

5. Kebijakan Akuntansi LAZ DPU tahun 2011

6. Data lain yang relevan yang diperlukan dalam penulisan ini

C. Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang diperlukan dalam penelitian dari penulisan skripsi ini, digunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :

1. Penelitian Lapangan (Field Work Research)

a. Studi Dokumentasi yaitu pemberian atau pengumpulan bukti-bukti (dokumen) dengan cara membuat salinan, mencatat serta mengutip data-data dari sumber langsung yaitu kepada karyawan Lembaga Amil Zakat Dana Peduli Ummat (LAZ DPU) di Samarinda

b. Interview (wawancara), yaitu teknik pengumpulan data dengan cara melakukan wawancara sehingga terjadi tanya jawab secara lisan dengan karyawan atau pihak-pihak yang

(11)

11

berhubungan dengan objek yang di amati, dimana teknik ini dilakukan untuk mendapatkan data atau keterangan secara langsung.

2. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Adalah suatu penelitian yang dilakukan dengan cara mempelajari teori dan informasi yang erat hubungannya dengan penelitian sebagai pedoman pokok untuk mencari data di lapangan yaitu yang berkaitan dengan metode judul skripsi.

D. Analisis Data

Dalam suatu penelitian diperlukan suatu alat analisis sebagai unsur terpenting dimana penentuan atas alat analisis dilakukan secara tepat agar permasalahan yang dihadapi dapat diukur dan dipecahkan.

Untuk melakukan analisis terhadap perlakuan akuntansi zakat, infak/sedekah pada LAZ DPU maka penulis menggunakan alat analisis deskriptif, yaitu metode analisis dengan cara membandingkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Nomor 109 tentang organisasi Pengelola Zakat dengan laporan keuangan pada Lembaga Amil Zakat Dana peduli Ummat (LAZ DPU) di Samarinda.

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Instansi dan Data Penelitian

Lembaga Amil Zakat Dana Peduli Ummat (LAZ DPU) di Samarinda adalah Lembaga nirlaba milik masyarakat Kalimantan Timur yang dibentuk oleh Swadaya Masyarakat yang kemudian dikukuhkan oleh pemerintah setempat. Lembaga Amil Zakat Dana Peduli Ummat (LAZ DPU) di Samarinda dibentuk oleh Yayasan Al-Ishlah di Samarinda pada tanggal 1 Nopember 2001 dan mendapatkan rekomendasi dari Departemen Agama Kota Samarinda sebagai izin operasional pada tanggal 5 Nopember 2001 dengan Nomor : Mq.1/2-c/BA.03.2/0866.2001.

Dalam peningakatan dan pendayagunaan ZISWAF, 4 Juni 2007 LAZ Dana Peduli Ummat menjadi LAZ DPU Kaltim dengan akta pendirian Lembaga Amil Zakat Propinsi pada notaris HM.Muhammad Edward,SH dengan Nomor 02 tanggal 13 Juli 2007 yang dideklarasikan pada tanggal 19 Agustus 2007 bertempat di Hotel Mesra International yang bertepatan dengan Pelaksanaan Pelatihan & Seminar Zakat Se-Kaltim, yang disingkat DPU Kaltim dengan (SKT) Nomor : 220/1304/orm-LSM/BKP/XI/2009. Hingga kini keberadaan DPU Kaltim telah membuka cabang &

jejaring kerja di 12 Kabupaten/ Kota di Kaltim.

NO PENGHIMPUNAN 31 Desember 2010 31 Desember 2011

1 Zakat Fitrah Rp 27.947.500.00 Rp 161.155.500.00 2 Fidyah Rp 21.179.500.00 Rp 63.743.500.00 3 Zakat Maal Rp 403.883.463.00 Rp 452.217.930.00 4 Zakat Profesi Rp 1.073.134.686.00 Rp 1.311.999.550.00 5 Infaq Rp 456.348.867.00 Rp 531.606.005.00 6 Infaq Palestina Rp 12.213.000.00 Rp 14.621.000.00 7 Infaq Anak Yatim Rp 21.005.000.00 Rp 30.072.525.00 8 infaq dan shodaqoh program Rp 1.031.062.290.00 Rp 1.658.794.441.00

(12)

12

Tabel 4.1 Daftar Perbandingan Penghimpunan Dana Zakat, Infaq dan Shodaqoh tahun 2010-2011 Sumber : Laporan Keuangan LAZ DPU Periode 2011

Tabel 4.2 Daftar Perbandingan Pengeluaran Dana Zakat, Infaq dan Shodaqoh tahun 2010-2011 9 Dana Non Halal Rp 7.672.787.00 Rp 299.451.841.00 JUMLAH Rp 3.054.447.093.00 Rp 4.523.662.292.00

Keterangan 31 Desember 2010 31 Desember 2011

Amil Rp 807.246.024.00 Rp 941.461.770.00

Miskin Rp 728.914.099.00 Rp 775.329.500.00

Fii Sabilillah Rp 591.388.300.00 Rp 661.562.681.00 Ghorim Rp 13.400.000.00 Rp 16.500.000,00 Ibnu Sabil Rp 28.025.000.00 Rp 56.456.000.00 Muallaf Rp 15.300.000.00 Rp 35.471.100.00 Riqab Rp - Rp - Jumlah Rp 2.184.273.423.00 Rp 2.486.781.051.00

infaq terikat :

Pusdai

infaq qurban Rp 13.730.000.00 Rp 32.500.000.00 Klinik ruqyah Rp 940.000.00 Rp 1.485.000.00

Plasma

Klinik Sehat Rp - Rp - Kampung Sehat Rp - Rp - Bencana Kemanusiaan Rp - Rp -

Pusrapin

OTA SD Rp 36.640.000.00 Rp 83.303.250.00 OTA SMP Rp 17.955.000.00 Rp 78.708.250.00 OTA SMA Rp 25.740.000.00 Rp 77.633.250.00 Paket Pendidikan Rp 30.583.750.00 Rp 68.783.250.00 Jumlah Rp 125.588.750.00 Rp 308.428.000.00

infaq tidak terikat :

Pusdai

Dai Peduli Umat Rp 121.272.500.00 Rp 476.010.900.00 Syiar Islam Rp 263.927.500.00 Rp 356.257.200.00 Bedah Rumah Ibadah Rp 1.310.000.00 Rp 10.000.000.00 Bijaq Rp - Rp 290.000.00

Plasma

Layanan Kemanusiaan Rp 52.159.000.00 Rp 321.906.100.00 Aqiqah Rp 2.000.000.00 Rp 6.300.000.00

Pusrapin

Sekolah Hebat Rp 101.053.750.00 Rp 192.717.300.00 Rumah Anak Kreatif Rp 4.335.350.00 Rp 8.745.200.00 Beasiswa Berkah Rp 66.500.000.00 Rp 85.000.000.00

Pkm

Latih Mandiri Rp 4.066.000.00 Rp 14.307.350.00

(13)

13

Temu Wira Usaha Rp - Rp - Jumlah Rp 616.624.100.00 Rp 1.471.264.050.00 Operasional Kantor

Biaya Sewa Kantor Rp 20.000.000.00 Rp 20.400.000.00 Biaya Listrik Rp 1.650.000.00 Rp 1.741.045.00 Biaya Air Rp 750.000.00 Rp 882.909.00 Biaya Konsumsi Rp 16.500.000.00 Rp 16.244.605.00 Biaya ATK Rp 43.750.000.00 Rp 45.990.991.00 Biaya Kerumah Tanggan Rp 79.600.000.00 Rp 77.032.950.00

Jumlah Rp 162.250.000.00 Rp 162.292.420.00 Jumlah Pengeluaran 2010-2011 Rp 3.088.736.273.00 Rp 4.428.765.521.00

Sumber : Laporan Keuangan LAZ DPU Periode 2011

(14)

14

Tabel 4.3 Rekap Penghimpunan Dana ZIS, Harta yang dimiliki dan Pengeluaran Dana ZIS Per Tanggal 31 Desember 2010-2011

Sumber : Laporan Keuangan LAZ DPU Periode 2011.

PENGHIMPUNAN

DAN HARTA 31 DESEMBER 2010 31 DESEMBER 2011 PENGELUARAN DANA

ZIS DAN SALDO DANA 31 DESEMBER 2010 31 DESEMBER 2011

Penghimpunan Pengeluaran

Kas Rp 3.054.447.093.00 Rp 4.523.662.292.00 1. Amil Rp 807.246.024.00 Rp 941.461.770.00 Persediaan (noncash) Rp 35.667.500.00 Rp 42.376.695.97 2. Fakir/Miskin Rp 728.914.099.00 Rp 775.329.500.00

Harta 3. Fii sabilillah Rp 591.388.300.00 Rp 661.562.681.00

Mobil Rp 243.750.000.00 Rp 195.000.000.00 4. Ghorim Rp 13.400.000.00 Rp 16.500.000.00 Akum. Penyusutan (Rp 48.750.000.00) (Rp 39.000.000.00) 5. Ibnu Sabil Rp 28.025.000.00 Rp 56.456.000.00 Motor Rp 2.500.000.00 Rp 2.000.000.00 6. Mu'allaf Rp 15.300.000.00 Rp 35.471.100.00 Akum. Penyusutan (Rp 500.000.00) (Rp 400.000.00) 7. Riqab Rp - Rp - Perlengkapan Rp 8.000.000.00 Rp 8.000.000.00

Peralatan Rp 16.000.000.00 Rp 10.000.000.00 8. Infaq : a. Terikat Rp 125.588.750.00 Rp 308.428.000.00 Akum. Penyusutan (Rp 4.000.000.00) (Rp 2.500.000.00) b. Tidak terikat Rp 616.624.100.00 Rp 1.471.264.050.00 Jumlah Harta Rp 215.000.000.00 Rp. 173.100.000.00 9.Operasional Kantor Rp 162.250.000.00 Rp 162.292.420.00

TOTAL PENGELUARAN Rp 3.088.736.273.00 Rp 4.428.765.521.00

TOTAL

PENGHIMPUNAN DAN HARTA

Rp 3.296.114.593.00 Rp 4.739.138.987.97

SALDO SELISIH PENGHIMPUNAN, HARTA DAN PENGELUARAN

Rp 207.378.320.00 Rp 310.373.446.97

(15)

15

1. Inventaris Asset Tetap untuk periode tahun yang berakhir 31 Desember 2011 : a. Kendaraan operasional ditaksir sebesar,

1. Mobil Kijang Rp. 95.000.000,- 2. Mobil Grand Max Rp. 100.000.000,- 3. Motor Honda Rp. 2.000.000,-

b. Peralatan ditaksir sebesar Rp. 10.000.000,- c. Perlengkapan ditaksir sebesar Rp. 8.000.000,-

2. Persediaan barang (noncash) Rp. 42.376.695.97

3. Kebijakan amil bahwa seperdelapan bagian dana zakat dan 30% dari infaq dan shodaqoh akan menjadi porsi dana Lembaga Amil Zakat Dana Peduli Ummat sebagai dana amil.

4. Metode yang dipergunakan dalam perhitungan penyusutan yaitu metode garis lurus dengan ketentuan persentase penyusutan yaitu Kendaraan 20% dan Peralatan 25%.

B. Hasil Analisis

a) Jurnal mencatat penilaian dan penyusutan inventaris asset tetap LAZ DPU di Samarinda

1. Penilaian dan penyusutan kendaraan operasional LAZ DPU untuk periode tahun yang berakhir 31 Desember 2011 :

a. Jurnal penilaian kembali kendaraan operasional LAZ DPU untuk periode yang berakhir 31 Desember 2011 :

Asset Tetap - Mobil Kijang Rp. 95.000.000.00 Asset Tetap - Mobil Grand Max Rp 100.000.000.00 Asset Tetap - Motor Honda Grand Rp. 2.000.000.00

Kas - Amil Rp. 197.000.000.00

b. Penyusutan kendaraan operasional kantor LAZ DPU pertahun 1. Perhitungan penyusutan kendaraan pertahun :

a. Mobil Kijang Rp.95.000.000.00 x 20% = Rp.19.000.000.00 b. Mobil Grand Max Rp.100.000.000.00 x 20% = Rp.20.000.000.00 c. Motor Honda Grand Rp.2.000.000.00 x 20% = Rp. 400.000.00

2. Jurnal penyusutan kendaraan operasional LAZ DPU untuk periode yang berakhir 31 Desember 2011 :

Beban penyusutan asset tetap –Mobil Kijang Rp. 19.000.000.00 Beban penyusutan asset tetap –Mobil Grand Max Rp. 20.000.000.00 Beban penyusutan asset tetap –Motor Honda Grand Rp. 400.000.00

Akumulasi penyusutan asset tetap – Kendaraan Rp. 39.400.000.00 2. Penilaian Peralatan untuk periode tahun yang berakhir 31 Desember 2011 :

a. Jurnal penilaian kembali peralatan LAZ DPU untuk periode yang berakhir 31 Desember 2011

Asset tetap tidak lancar kelolaan – Peralatan Rp. 10.000.000.00

Kas – Dana Amil Rp. 10.000.000.00

b. Penyusutan peralatan LAZ DPU pertahun

1. Perhitungan penyusutan peralatan kantor pertahun Rp.10.000.000.00 x 25% = Rp. 2.500.000.00

2. Jurnal penyusutan peralatan LAZ DPU untuk periode yang berakhir 31 Desember 2011 :

Alokasi pemanfaatan asset tidak lancar kelolaan –

Peralatan Rp. 2.500.000.00

Akum.Peny. Asset tidak lancar kelolaan –

Peralatan Rp. 2.500.000.00

3. Penilaian Perlengkapan LAZ DPU untuk periode yang berakhir 31 desember 2011 : Asset tetap tidak lancar kelolaan –

Perlengkapan Rp. 8.000.000.00

Kas – Dana Amil Rp. 8.000.000.00

(16)

16

b) Jurnal mencatat penilaian persediaan noncash LAZ DPU di Samarinda Persediaan barang (NonCash) Rp. 42.376.695.97

Kas – Dana Infaq Rp. 42.376.695.97

LAZ DPU Kota Samarinda LAPORAN POSISI KEUANGAN

Per 31 Desember 2011

Sumber: Data diolah

LAZ DPU Kota Samarinda LAPORAN PERUBAHAN DANA

Untuk periode tahun yang berakhir 31 Desember 2011

Keterangan Rp

DANA ZAKAT Penerimaan:

Zakat Fitrah Zakat Maal Zakat Profesi Fidya

Jumlah penerimaan dana zakat

Bagian amil atas penerimaan dana zakat Jumlah penerimaan dana zakat setelah bagi hasil

Penyaluran:

Fakir-miskin Riqab Gharim Muallaf Fii Sabilillah Ibnu sabil

Jumlah penyaluruan dana zakat Surplus (penerimaaan-penyaluran)

Saldo awal (Rp. 89.700.000.00 : 1/8 = Rp. 11.212.500.00) Saldo akhir

Rp. 161.155.500.00 Rp. 452.217.930.00 Rp. 1.311.999.550.00 Rp. 63.743.500.00 Rp. 1.989.116.480.00 Rp. (248.639.560.00) Rp. 1.740.476.920.00

Rp. (775.329.500.00) Rp. - Rp. (16.500.000.00) Rp. (35.471.100.00) Rp. (661.562.681.00) Rp. (56.456.000.00) Rp. (1.545.319.281.00) Rp. 195.157.639.00 Rp. 78.487.500.00 Rp, 273.645.139.00

Asset Kewajiban

Asset Lancar : Kas

Persediaan barang (noncash)

Asset Tidak Lancar:

Asset tetap : Kendaraan (Mobil)

Akum. Penyusutan Kendaraan (Mobil)

Kendaraan (Motor)

Akum. Penyusutan Kendaraan (Motor)

Perlengkapan Peralatan

Akum. Peny. Peralatan Jumlah Asset Tetap

Jumlah Asset

Rp. 357.952.734.03 Rp. 42.376.695.97

Rp. 195.000.000.00

Rp. (39.000.000.00) Rp. 2.000.000.00

Rp. (400.000.00) Rp. 8.000.000.00 Rp. 10.000.000.00 Rp. (2.500.000.00) Rp. 173.100.000.00

Rp. 573.429.430.00

Kewajiban Jangka Pendek : Biaya yang masih harus dibayar

Kewajiban Jangka Panjang : Imbalan Kerja Jangka Panjang Jumlah Kewajiban

Saldo dana : Dana Zakat

Dana Infaq/ Shodaqoh Dana Amil

Dana Nonhalal Jumlah Saldo Dana

Jumlah Kewajiban dan Saldo Dana

Rp. -

Rp. -

Rp. -

Rp 273.645.139.00 Rp. 171.580.729.00 Rp. 128.203.562.00 Rp. - Rp. 573.429.430.00

Rp. 573.429.430.00

(17)

17

Keterangan Rp

DANA INFAQ/ SHODAQOH Penerimaan:

Infaq/ Shodaqoh terkait atau muqayyadah Infaq/ Shodaqoh tidak terkait atau mutlaqah Bagian amil atas penerimaan dana infaq/ shodaqoh Jumlah penyaluran dana infaq/ shodaqoh

Penyaluran:

Infaq/ Shodaqoh terkait dengan muqayyah

Infaq/ Shodaqoh tidak terkait dengan atau mutlaqah Jumlah pengeluaran dana infaq/ shodaqoh

Surplus (penerimaan-penyaluran)

Saldo awal (Rp. 89.700.000.00 x 30% = Rp. 26.910.000.00) Saldo akhir

DANA AMIL Penerimaan:

Bagian amil dari dana zakat

Bagian amildari dana infaq/ shodaqoh Penerimaan lainnya

Jumlah penerimaan dana amil

Penggunaan:

Beban pegawai Operasional kantor :

Sewa kantor Biaya Listrik Biaya Air Biaya Telepon Biaya ATK

Biaya Kerumah Tanggaan Jumlah penggunaan dana amil Surplus (penerimaan-penggunaan)

Saldo awal (Rp. 89.700.000.00x 30% = Rp. 26.910.000.00) Saldo akhir

DANA NONHALAL Penerimaan:

Jasa giro

Penerimaan nonhalal lainnya Jumlah penerimaan dana nonhalal

Penggunaan:

Jumlah penggunaan dana nonhalal Surplus (defisit)

Saldo awal Saldo akhir

Jumlah saldo dana zakat, dana infaq/ shodaqoh, dana amil,

Rp. 30.072.525.00 Rp. 2.205.021.446.00 Rp. (670.528.192.00) Rp. 1.564.565.779.00

Rp. (308.428.000.00) Rp. (1.147.264.050.00) Rp. (1.455.692.050.00) Rp. 108.873.729.00 Rp. 62.790.000.00 Rp. 171.580.729.00

Rp. 248.639.560.00 Rp. 670.528.192.00 Rp. 250.000.000,00 Rp. 1.169.167.752.00

Rp. (941.461.770.00) Rp. (227.705.982.00) Rp. (20.400.000.00) Rp. (1.741.045.00) Rp. (882.909.00) Rp. (16.244.605.00) Rp. (45.990.911.00) Rp. (77.032.950.00) Rp. 1.103.754.190.00 Rp. 65.413.562.00 Rp. 62.790.000.00 Rp. 128.203.562.00

Rp. 115.236.079.00 Rp. 184.215.762.00 Rp. 299.451.841.00

Rp. (299.451.859.00) Rp. 0

Rp. - Rp. 0

Rp. 573.429.430.00 Sumber : Data diolah

C. Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis yang telah dikemukakan terlihat jelas perbedaan antara

pencatatan LAZ DPU dengan pencatatan antara PSAK no.109.dalam hal ini LAZ DPU tidak

ada pembuatan jurnal dan pembuatan laporan keuangan dalam periode berjalan selama ini

masih dalam kategori yang masih sederhana.

(18)

18 V. PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian, analisis dan pembahasan maka dari penulisan skripsi ini dapat ditarik kesimpulan bahwa :

1. Dana zakat LAZ DPU dalam pengakuan dan pengukuran sudah sama dengan PSAK nonor 109.

Dana zakat diakui sebagai penambahan dana pada saat adanya akad penyerahan dana dan dinilai sebesar kas yang diterima atau sebesar barang yang diterima dan ditaksir sesuai dengan harga pasar.pencatatan dan penyajian laporan keuangan selama ini belum sepenuhnya sesuai dengan standar, yang ada selama ini hanya daftar pencatatan penerimaan dan daftar pencatatan pengeluaran dana zakat, belum menerapkan jurnal pada saat ada pengakuan awal donasi tetapi dalam pengarsipan data telah rapi baik data penerimaan maupun pengeluaran.

2. Dana infaq dan shodaqoh LAZ DPU dalam pengakuan dan pengukuran sudah sama dengan PSAK nomor 109. Dana infaq dan shodaqoh diakui sebagai penambahan dapat pada saat adanya akad penyerahan dana dan dinilai sebesar kas yang diterima. Dalam pencatatan dan penyajian laporan keuangan selama ini belum sepenuhnya sesuai dengan standar, yang ada selama ini hanya daftar pencatatan penerimaan dan daftar pencatatan pengeluaran dana infaq dan shodaqoh, belum menerapkan jurnal pada saat ada pengakuan awal donasi tetapi dalam pengarsipan data telah rapi baik data penerimaan maupun pengeluaran.

3. Dana hibah LAZ DPU dalam pengakuan dan pengukuran sudah sama dengan PSAK nomor 109. Dana hibah diakui sebagai penambahan dana pada saat adanya akad penyerahan dana dan dinilai sebesar kas yang diterima atau sebesar barang seperti tanah, kendaraan motor dan mobil, peralatan kantor dan lain-lain yang diterima dan ditaksir sesuai dengan harga pasar. Dalam pencatatan dan penyajian laporan keuangan selama ini belum sepenuhnya sesuai dengan standar, yang ada selama ini hanya daftar pencatatan penerimaan dan daftar pencatatan pengeluaran dana hibah yang diperuntukan untuk operasional amil, belum menerapkan jurnal pada saat ada pengakuan awal donasi tetapi dalam pengarsipan data telah rapi baik data penerimaan maupun pengeluaran.

4. Dana ramadhan LAZ DPU dalam pengakuan dan pengukuran sudah sama dengan PSAK nomor 109. Dana ramadhan diakui sebagai penambahan dana sesuai dengan program ramadhan masing-masing pada saat adanya akad penyerahan dana dan dinilai sebesar kas yang diterima.

Dalam pencatatan dan penyajian laporan keuangan selama ini belum sepenuhnya sesuai dengan standar, yang ada selama ini hanya daftar pencatatan penerimaan dan daftar pencatatan pengeluaran dana program ramadhan, belum menerapkan jurnal pada saat ada pengakuan awal donasi tetapi dalam pengarsipan data telah rapi baik data penerimaan maupun pengeluaran.

5. Dana qur‟ban LAZ DPU dalam pengakuan dan pengukuran sudah sama dengan PSAK nomor 109. Dana qur‟ban diakui sebagai penambahan dana sesuai dengan qur‟ban sapi atau kambing pada saat adanya akad penyerahan dana atau hewan qur‟ban baik sapi maupun kambing yang diterima dan ditaksir sesuai dengan harga pasar. Dalam pencatatan dan penyajian laporan keuangan selama ini belum sepenuhnya sesuai dengan standar, yang ada selama ini hanya daftar pencatatan penerimaan dan daftar pencatatan pengeluaran dana qur‟ban, belum menerapkan jurnal pada saat ada pengakuan awal donasi tetapi dalam pengarsipan data telah rapi baik data penerimaan maupun pengeluaran.

6. Dana APBN/APBD LAZ DPU dalam pengakuan dan pengukuran yaitu sesuai dengan PSAK nomor 109 yang mengakui dana himpunan sebagai penambahan dana sebesar kas yang diterima dari pemerintah. Dalam pencatatan dan penyajian laporan keuangan ini belum sepenuhnya sesuai dengan standar, yang ada selama ini hanya daftar pencatatan penerimaan dan daftar pencatatan pengeluaran dana, belum menerapkan jurnal pada saat ada pengakuan awal donasi tetapi dalam pengarsipan data telah rapi baik data penerimaan maupun pengeluaran.

7. Dana jasa giro LAZ DPU dalam pengakuan dan pengukuran sudah sama dengan PSAK nomor 109. Dana jasa giro diakui sebagai penambahan dana dan dinilai sebesar kas yang diterima.

Dalam pencatatan dan penyajian laporan keuangan selama ini belum sepenuhnya sesuai dengan standar, yang ada selama ini hanya daftar pencatatan penerimaan dan daftar pencatatan pengeluaran dana jasa giro, belum menerapkan jurnal pada saat ada pengakuan awal donasi tetapi dalam pengarsipan data telah rapi baik data penerimaan maupun pengeluaran.

(19)

19

8. Dana amil LAZ DPU dalam pengakuannya dan pengukuran sudah sama dengan PSAK nomor 109. Dana amil diakui sebagai penambahan dana dan dinilai sebesar kas yang diperoleh dari perhitungaan persentase hak amil atas dana zakat, infaq dan shodaqoh, ramadhan, qur‟ban, dan hibah. Dalam pencatatan dan penyajian laporan keuangan selama ini belum sepenuhnya sesuai dengan standar, yang ada selama ini hanya perhitungan manual dari persentase hak amil yang tealh ditentukan, belum menerapkan jurnal pada saat pengakuan awal donasi tetapi dalam pengarsipan data telah rapi baik data penerimaan maupun pengeluaran.

B. Saran

Saran yang dapat diberikan kepada LAZ DPU kedepannya berdasarkan kesimpulan yang telah dipaparkan di atas yaitu :Pengakuan dan pengukuran dana zakat, infak/sedekah, dana ramadhan, dana qur‟ban, dana hibah, jasa giro/dana nonhalal dan dana amil yang selama ini telah berjalan sesuai dengan PSAK nomor 109 diharapkan dapat dipertahankan serta pencatatan dan penyajian laporan keuangan yang belum sesuai diharapkan memiliki targetan perapian dalam pencatatan dan penyajian sehingga terealisasi perapian pelaporan keuangan yang sesuai dengan PSAK nomor 109 karna dari pengarsipan dokumen-dokumen yang diperlukan dalam penyusunan pencatatan dan penyajian dana zakat selama ini sudah rapi.

(20)

20

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Agama RI Direktorat Jendral Bimbingan Masyarakat Islam Direktorat Pemberdayaan Zakat. 2007. Standarisasi Manajemen Zakat. Jakarta

Dewan Standar Akuntansi Keuangan. 2011. PSAK Syari’ah Nomor 109. Ikatan Akuntansi Indonesia, Jakarta.

Hamid. 2008. Akuntansi Keuangan Syari’ah, Konsep dan Implementasi PSAK Syari’ah_Ed.

1,_ 1._, P3EI Press, Yogyakarta.

Harahap, Sofyan Safri. 2004. Akuntansi Islam. Bumi Aksara, Jakarta.

http://www.bi.go.id/web/id/PSAK-109/, diakses tanggal 26 Maret 2012.

http://www.google.com//akuntansizakat,infaq,danshodaqoh, diakses 16 April 2012

http://www.bi.go.id/web/id/jbptunikompp-gdl-s1-2007-iisengkisn-6197-bab-ii(2), diakses tanggal 16 April 2012.

http://www.wordpress.com/2010/10/31/akuntansi zakat, infaq dan shodaqoh, diakses 11 Juli 2012

http://www.google.com/UUD No.23 tahun 2011, diakses 11 Juli 2012 http://www.wordpress.com/manajemenzakat, diakses 13 Juli 2012

Jusup, Al. Haryono. 2002. Dasar-dasar Akuntansi. STIE UGM. Yogyakarta.

Mas’ud, Ibnu dan Zainal Abidin S. 2007.Fiqh Ibadah Mazhab Syafi’i. Pustaka Setia.

Bandung.

Rifqi, Muhammad. 2008. Akuntansi Keuangan Syari’ah, Konsep dan Implementasi PSAK Syari’ah_Ed. 1,_ 1._, P3EI Press, Yogyakarta.

Mursyidi. 2006. Akuntansi Zakat Kontemporer. Remaja Rodakarya. Bandung.

Nurhayati, SridanWasilah. 2011. AkuntansiSyariah di Indonesia.SalembaEmpat. Jakarta.

Sudewo, Eri. 2004. Hal 54-56. Manajemen Zakat: Tinggalkan 15 Tradisi, Terapkan 4 Prinsip Dasa. Institute Manajemen Zakat. Jakarta.

. 2007. Hal 77. Manajemen Zakat. Institute Manajemen Zakat. Jakarta.

. 2007. Hal 190-200. Manajemen Zakat. Institute Manajemen Zakat. Jakarta.

Sudrajat, Anang, M.Syabiti & Abdul Aziz Sidiq. 2007. Al-Qur’anul Karim dan terjemahnya dan Tafsir. Departemen Agama. Bogor:

Weyghant et al.,Accounting Principles, John Wiley & Sons, Inc. 2007. hlm.4. Salemba Empat.

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka Pikir
Tabel 4.1 Daftar Perbandingan Penghimpunan Dana Zakat, Infaq dan Shodaqoh tahun 2010-2011  Sumber : Laporan Keuangan LAZ DPU Periode 2011
Tabel 4.3 Rekap Penghimpunan Dana ZIS, Harta yang dimiliki dan Pengeluaran Dana ZIS Per Tanggal 31 Desember 2010-2011

Referensi

Dokumen terkait

metode HSS Snyder, Weduwen dan Haspers terlihat memiliki hasil perhitungan yang hampir sama, dengan perbedaan maksimum kurang lebih 20% untuk kala ulang 2 tahun,

overlay dan disebut sebagai baseline. Ketika kurva log resistivitas dan log sonik tidak overlay atau menunjukkan separasi, dalam hal ini dinamakan dengan ΔlogR. Untuk

Tahap pekerjaan lapangan terdiri dari tiga bagian, yakni: 1) memahami latar penelitian, dan persiapan diri, 2) memasuki lapangan, 3) berperan serta sambil mengumpulkan

Metode : Penelitian ini secara kualitatif dengan desain Studi Kasus, menggunakan pendekatan manajemen asuhan kebidanan dengan langkah-langakah pengkajian data,

Nilai rata-rata variabel internal dan ekstemal yang kurang dari tiga (< 3) dianggap negatif (-) karena merupakan ancaman dan kelemahan yang dimiliki perusahaan, nilai

2. Sistem C%C5 -First In First Out / yaitu dimana batubara yang pertama kali ditimbun pertama kali diambil. 8anajemen C%C5 di setiap stockpile baik di perusahaan

Antara berikut, cara pengangkutan yang manakah paling sesuai untuk membawa barangan di atas.. Antara berikut, cara pengangkutan yang manakah paling sesuai untuk membawa barangan

Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 47 Tahun 2015 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi