Untuk dapat mengkaji hipotesis yang telah disebutkan sebelumnya, maka diperlukan perumusan yang tepat dan jelas tentang satuan pengamatan dan satuan analisis serta pengukuran konsep yang mencakup: jenis penelitian, ruang lingkup penelitian, sumber data, instrument dan metode pengumpulan data serta teknik analisa data.
3.1. Model Analisis
3.2. Jenis Penelitian
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berdasarkan data historis karena menggunakan data dari masa lampau.
IDRt
ADRt
IDRt
ADRt+1 ADRt
ADRt+5
3.3. Teknik Pengambilan Sampel
Penelitian ini mengambil sampel semua perusahaan yang terdaftar di BEJ kecuali perusahaan keuangan yang ada di Indonesia yang telah go public. Kriteria pemilihan sample sebagai berikut:
1. Tercatat sebagai emiten sejak tahun 2001 - 2006 secara terus menerus dan mengeluarkan laporan keuangan dalam tahun-tahun tersebut.
2. Bukan merupakan perusahaan yang tergolong dalam perusahaan keuangan.
3. Dalam laporan keuangan tersebut harus tercantum equity selama 2 (dua) dan atau 6 (enam) tahun berturut-turut, karena saldo ekuitas yang negatif sebagai penyebut menjadi tidak bermakna. (Subekti, 2000).
4. Merupakan perusahaan yang mempunyai pertumbuhan investasi negatif.
3.4. Sumber Data
Data-data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari laporan keuangan semua perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta kecuali perusahaan keuangan dari tahun 2001-2006. Dengan alasan bahwa perusahaan- perusahaan dengan regulasi yang tinggi seperti bank akan mempunyai debt equity ratio yang tinggi yang se-ekuivalen dengan tingginya resiko yang melekat pada perusahaan yang bersangkutan. Data harga saham diperoleh dari laboratorium BEJ Universitas Kristen Petra.
3.5. Prosedur Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data adalah dengan mendokumentasikan data yang ada di Laboratorium Pasar Modal Universitas Kristen Petra, JSX Monthly statistic dan internet.
3.5.1. Jenis Data
Semua jenis data bersifat kuantitatif dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder yang digunakan berupa neraca dan
laporan arus kas dari semua perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta kecuali perusahaan di bidang keuangan dari tahun 2001-2006.
3.5.2. Teknik Pengumpulan Data
Penulis melakukan teknik pengumpulan dengan:
1. Mengambil data melalui Bursa Efek Jakarta.
2. Mengambil data dari laboratorium BEJ Universitas Kristen PETRA.
3. Dari studi kepustakaan, sebagai tambahan data maupun cara perhitungan yang diperlukan dalam perhitungan ini.
4. Browsing internet, untuk mendapatkan data-data yang berhubungan dengan penelitian ini.
3.6. Defenisi operasional
Struktur Modal (diindiksaikan dengan ADRt)
Konsep :menggambarkan kombinasi sumber pembiayaan jangka panjang (modal sendiri di tambah dengan hutang jangka panjang) yang dipergunakan untuk memperoleh aset suatu perusahaan.
Investasi
Konsep : suatu upaya untuk mendapatkan keuntungan di masa mendatang dengan cara menyisihkan sebagian dari uang kita untuk di tanam pada bidang tertentu.
Return Saham (untuk mengakomodasi perubahan harga saham didalam ADR nya) Konsep : keuntungan yang diperoleh dari kepemilikan saham investor atas
investasi yang dilakukannya, yang terdiri dari dividend dan capital gain.
3.7. Analisa Kuantitatif
Langkah-langkah analisa kuantitatif meliputi:
3.7.1. Mengukur Pertumbuhan Investasi
(3.1)
3.7.2. Menghitung Actual Debt Ratio
(3.2)
dimana:
ADR t = Actual Debt Ratio pada tahun t
D t = Total Debt atau hutang jangka panjang pada tahun t E t = Total Ekuitas pada tahun t.
3.7.3. Menghitung IDR (Implied Debt Ratio)
(3.3)
dimana:
IDRt,t+k : Implied Debt Ratio thaun t-t+k Et : Total Equity pada tahun t
Dt : Total Debt pada tahun t
Xt,t+k : Return saham
Dalam rumus tersebut retun yang diperhitungkan hanya capital gain saja, karena di dalam teori residual mengatakan bahwa para investor lebih senang apabila perusahaan menahan keuntungannya untuk diinvestasikan kembali, daripada keuntungan itu dibayarkan berupa deviden, jika reinvestasi akan menghasilkan lebih
banyak daripada saham-saham lain yang resikonya kira-kira seimbang. Itulah sebabnya mengapa para investor lebih senang dengan capital gain daripada deviden.
Menurut Sharpe (2002), perhitungan return saham adalah sebagai berikut:
(3.4)
dimana:
Xt,t+k = Return saham pada tahun t
P t = Harga saham penutupan atau akhir tahun t P t-1 = Harga saham penutupan atau akhir tahun t-1
3.7.4. Uji Asumsi Regresi Linear Klasik
Dalam regresi linear berganda terdapat beberapa permasalahan, (Nachrowi, 2002, p. 121), seperti normalitas, multikolineritas, autokorelasi dan heterokedastisitas.
1. Uji Normalitas
Bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal.
Untuk menguji apakah distribusi data normal atau tidak, dapat dilakukan dengan One Sample Kolmogorov Sminov Test. Hasil uji normalitas menunjukkan bahwa nilai signifikansi Kolmogorov Smirnov Z>0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa residual dalam model regresi berdistribusi normal. (Ghozali, 2001)
2. Uji multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi itemukan adanya korelasi antar variable bebas (independent). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Untuk mangetahui
ada atau tidaknya multikolinearitas dapat dilihat dari nilai tolerance dan nilai VIF (Variance Inflation Factor). Jika nilai tolerance tidak ada yang berada dibawah 0,1 dan jika nilai VIF tidak ada yang lebih dari 10, maka dikatakan tidak adamultikolinearitas dalam model regresi (Gujarati, 1995).
3. Uji autokorelasi
Uji autokorelasi adalah sebuah kasus khusus dari korelasi. Kalau korelasi menunjukkan hubungan antara 2 atau lebih variabel-variabel bebas yang berbeda, maka autokorelasi menunjukkan hubungan antara nilai-nilai yang berurutan dari variabel yang sama. Model regresi yang baik adalah model regresi yang bebas dari autokorelasi.
Autokorelasi dapat didefinisikan sebagai ”korelasi antara 2 observasi yang diurutkan berdasarkan urut waktu ( data time series ) atau data yang diambil pada waktu tertentu ( data crossectional ).” ( Gujarati, 1995, p. 201 ). Deteksi adanya autokorelasi, dengan menggunakan besaran DURBIN-WATSON:
Ho : Tidak ada autokorelasi positif
Ho*: Tidak ada autokorelasi negatif
4. Uji Heterokedastisitas
“Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain” (Sumodiningrat, 2001, p. 261). Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap maka disebut homokedastisitas, dan jika berbeda disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak heterokedastisitas. Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas di gunakan uji gletser antara nilai residual yang di absolutkan
a) Nilai signifikan hitung > tingkat signifikan (0.05), maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
b) Nilai signifikan hitung < tingkat signifikan (0.05), maka akan terjadi heteroskedastisitas.
3.7.5. Pengujian Korelasi
Perhitungan dan pengujian korelasi antara struktur modal (actual debt ratio) dengan market return saham (IDR) dilakukan untuk mengetahui pengaruh market return saham terhadap struktur modal perusahaan studi kasus perusahaan yang memiliki pertumbuhan investasi negatif. Pengujian korelasi ini menggunakan korelasi pearson.
Berkenaan dengan besaran angka, angka korelasi berkisar antara 0 (tidak ada korelasi sama sekali) dan 1 (korelasi sempurna). Sebenarnya tidak ada ketentuan yang tepat mengenai apakah angka korelasi tertentu menunjukkan tingkat korelasi yang tinggi atau lemah. Namun dapat dijadikan pedoman sederhana, bahwa jika angka korelasi diatas 0,5 menunjukkan korelasi yang cukup kuat, dan jika dibawah 0,5 korelasi lemah, Santoso (2001). Selain besar korelasi, tanda korelasi juga berpengaruh pada penafsiran hasil. Tanda negatif pada output menunjukkan adanya arah yang berlawanan, sedangkan tanda positif menunjukkan arah yang sama.
3.7.6. Mencari Model Regresi Linear
Penelitian ini menggunakan rumus regresi linear berganda untuk mengetahui pengaruh pengaruh determinan market return saham terhadap struktur modal perusahaan. Adapun model regresi linear sebagai berikut:
Y = ß0 + ß10 X1 + ß2X2 + ß3X3 + ß4X4 + ßnXn + µi... (3.5)
Nilai-nilai koefisien tersebut akan diduga, sehingga modelnya menjadi:
Y = b0 + b1x1 + b2x2 + ...+ bnxn... (3.6)
Dimana:
Y = variabel terikat b0 = konstanta
bn = koefisien variabel bebas xn = variabel bebas ke-n ui = nilai error
3.7.7. Menguji Hipotesa
Menguji tingkat signifikan pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat berdasarkan model regresi linear yang sudah dihitung sebelumnya berdasarkan tingkat kepercayaan tertentu, dimana alat uji t dan uji f. Untuk t dan f hitung dapat diperoleh dengan menggunakan menu SPSS.
Uji t dilakukan untuk menguji hipotesis berikut ini:
1. H0: Tidak ada pengaruh yang signifikan dari variabel struktur modal tahun sebelumnya terhadap struktur modal.
H1 : Ada pengaruh yang signifikan dari variabel struktur modal tahun sebelumnya terhadap struktur modal.
2. H0 : Tidak ada pengaruh yang signifikan dari variabel retun saham tahunan terhadap struktur modal.
H1 : Ada pengaruh yang signifikan dari variabel retun saham tahunan terhadap struktur modal.
3. H0 : Tidak ada pengaruh yang signifikan dari variabel struktur modal 5 (lima) tahun sebelumnya terhadap struktur modal.
H1 : Ada pengaruh yang signifikan dari variabel struktur modal 5 (lima) tahun sebelumnya terhadap struktur modal.
4. H0 : Tidak ada pengaruh yang signifikan dari variabel return saham selama 5 tahun terhadap struktur modal.
H1 : Ada pengaruh yang signifikan dari variabel return saham selama 5 tahun terhadap struktur modal.
Dgn Uji t ini, bila t hitung < t tabel maka hipotesa Ho diterima & hipotesa alternatif H1 ditolak artinya variabel bebas kurang dapat menjelaskan variabel tdk bebasnya. Jika t hitung > t tabel maka hipotesis Ho ditolak dan hipotesis H1 diterima artinya variabel bebas bisa menjelaskan variabel tidak bebas.
Setelah itu perlu dialakukan pencarian besarnya koefisien determinasi parsial (R) untuk mengetahui sejauh mana masing-masing variabel bebas mempengaruhi variabel tidak bebas dan untuk mengetahui variabel bebas mana yang paling mempengaruhi variabel tidak bebasnya.
Uji F dilakukan untuk menguji hipotesis berikut ini:
1. H0 : Secara simultan tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel struktur modaltahun sebelumnya dan return saham tahunan terhadap struktur modal.
H1 : Secara simultan terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel struktur modaltahun sebelumnya dan return saham tahunan terhadap struktur modal.
2. H0 : Secara simultan tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel struktur modal 5 (lima) tahun sebelumnya dan return saham tahunan terhadap struktur modal.
H1 : Secara simultan terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel struktur modal5 (lima) tahun sebelumnya dan return saham tahunan terhadap struktur modal.
Uji f dilakukan untuk mengetahui sejauh mana variabel-variabel bebas secara bersama mempengaruhi variabel tidak bebas. Jika f hitung < f tabel maka hipotesa Ho diterima dan hipotesa H1 ditolak artinya varisai model regresi berganda tidak dapat menjelaskan pengaruh variabel bebas secara keseluruhan terhadap variabel tidak bebasnya dan sebaliknya. Selain itu jg perlu dicari besar determinannya (R) untuk mengukur besarnya pengaruh variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel tidak bebasnya. Jika R dari perhitungan mendekati 1 artinya pengaruh variabel bebas terhadap variabel tidak bebas semakin besar sehingga dapat menunjukkan bahwa model ini dapat menjelaskan dengan baik variabel tidak bebasnya.
Sedangkan R mendekati 0 artinya pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel tidak bebas semakin kecil. Jadi secara umum dapat dikatakan nilai koefisien determinan berganda (R) berada diantara 0-1 (0<R<1).