• Tidak ada hasil yang ditemukan

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana ayat (U Peraturan Menteri Datam Negeri Nomor 138 WALII(OTA PRABUUULIH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana ayat (U Peraturan Menteri Datam Negeri Nomor 138 WALII(OTA PRABUUULIH"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

WALII(OTA PRABUUULIH

PROVINSI SUMATERA SEI,ATAN PERATURAN WALIKOTA PRABUMULIH

NOMOR b9

TAHUN 2A2O

TENTANG

PENDELEGASIAN WEWENANG PERIZINAN DAN NON PERIZINAN DARI WALIKOTA KEPADA KEPAI,A DINAS PENANAMAN

MODAL DAN PEI,AYANAN TERPADU SATU PINTU

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PRABUMULIH,

Menimbang : a.

bahwa berdasarkan

ketentuan

yang

diahrr dalam

Pasal 6

ayat (U Peraturan Menteri Datam Negeri Nomor

138

Tahun

ZALT tentang Penyelenggar€ran Pelayanan Terpadu

Satu Pintu Daerah menyatakan bahwa

dalam

menyelenggarakan Pelayanan Perizinan dan

Non

Perizinan, Gubernur, Bupati/Walikota

mendelegasikan kewenangannya kepada Kepala DPMPTSP;

b. bahwa dalam rangka mendorong terciptanya iklim

investasi yang

kondusif

dengan

meningfutkan

Pelayanan Perizinan

dan Non

Perizinan

yang mudah, murah,

cepat

dan transparan, perlu Pendelegasian

Wewenang Perizinan

dan

Non Perizinan

dari Walikota

Kepada Dinas

Penanaman

Moda1

dan

Pelayanan

Terpadu Satu Pintu

Kota

Prabumulih;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan

sebagaimana

dimaksud huruf a dan b, maka perlu

menetapkan

Peratrrran Walikota tentang

Pendelegasian Wewenang Perieinan dan Non

Periitnar. dari Walikota

kepada Kepala

Dinas

Penanaman

Modal dan

Pelayanan

Terpadu

Sahr

Pintu

Kota

Prabumulih-

(2)

Mengingat : 1. Undang–Undang Nomor 6 Tahun 2001 tentang Pembentukan Kota Prabumulih (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4113);

2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 67 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4724);

3. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4756);

4. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro kecil dan menengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 93, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4866);

5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5028);

6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah di ubah beberapa kali, terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

7. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 298);

(3)

8. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis mengenai Dampak Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3838);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun2005 Nomor 150, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4585);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2008 tentang Pemberian Insentif dan Pemberian Kemudahan Penanaman Modal di Daerah(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4681);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5285);

12. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2018 tentang Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi secara Elektronik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 90, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6215);

13. Peraturan Presiden Nomor 77 Tahun 2007 tentang Kriteria dan Persyaratan Penyusunan Bidang Usaha yang Tertutup dan Bidang Usaha yang Terbuka dengan Persyaratan di Bidang Penanaman Modal sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2007;

14. Peraturan Presiden Nomor 97 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 221);

(4)

15. Peraturan Presiden Nomor 91 Tahun 2017 tentang Percepatan Pelaksanaan Berusaha (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 210);

16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 100 Tahun 2016 tentang Pedoman Nomenklatur Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi, Kabupaten/

Kota (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1906);

17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 138 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 1956);

18. Peraturan Daerah Kota Prabumulih Nomor 8 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kota Prabumulih (Lembaran Daerah Kota Prabumulih Tahun 2016 Nomor 9);

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA TENTANG PENDELEGASIAN WEWENANGPERIZINAN DAN NON PERIZINAN DARI WALIKOTA KEPADA KEPALA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU.

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam Peraturan Walikota ini yang dimaksud dengan:

1. Kota adalah Kota Prabumulih.

2. Pemerintah Kota adalah Pemerintah Kota Prabumulih.

3. Walikota adalah Walikota Prabumulih.

4. Wakil Walikota adalah Wakil Walikota Prabumulih.

5. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kota Prabumulih.

(5)

6. Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu yangselanjutnya disingkat DPMPTSP adalahOrganisasi Perangkat Daerah yang menyelenggarakanurusan Pemerintahan di bidang Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu.

7. Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu yang selanjutnya disebut Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Prabumulih.

8. OPD adalah Organisasi Perangkat Daerah Kota Prabumulih.

9. Penanaman Modal adalah Segala Bentuk Kegiatan Menanam Modal, baik oleh Penanam Modal dalam Negeri maupun Penanam Modal Asing, untuk melakukan Usaha di Wilayah Kota Prabumulih.

10. Pelayanan Terpadu Satu Pintu yang selanjutnya disingkat PTSP adalah Pelayanan Secara Terintegrasi dalam Satu Ketentuan Proses Dimulai dari Tahap PermohonanSampai dengan Tahap Penyelesaian Produk Pelayanan Melalui Satu Pintu.

11. Penyelenggara PTSP Daerah adalah Pejabat Pemerintah Daerah sesuai dengan Kewenangan berdasarkan Peraturan Perundang-Undangan.

12. Penyelenggaraan PTSP adalah Kegiatan Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan dan Non Perizinan yang Proses Pengelolaannya Mulai Dari Tahap Permohonan Sampai Tahap Terbitnya Dokumen Dilakukan Secara Terpadu Dalam Satu Pintu dan Satu Tempat.

13. Izin adalah Dokumen yang Dikeluarkan oleh Pemerintah Daerah Berdasarkan Peraturan Daerah atau Peraturan Lainnya yang Merupakan Bukti Legalitas, menyatakan Sah atau diperbolehkannya Seseorang atau Badan Hukum untuk melakukan Usaha atau Kegiatan Tertentu.

14. Perizinan adalah Pemberian Dokumen dan Bukti LegalitasPersetujuan dari Pemerintah kepada Seseorang atau Pelaku Usaha/Kegiatan Tertentu Sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang- Undangan.

15. Non Perizinan adalah Pemberian Dokumen atau Bukti Legalitasatas Sahnya Sesuatu Kepada Seseorang atau Sekelompok Orang dalam Kemudahan Pelayanan dan Informasi Sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-Undangan.

16. Tim Teknis adalah Kelompok Kerja yang Terdiri dari Unsur-Unsur

(6)

Organisasi Perangkat Daerah terkait yang Mempunyai Kewenangan untuk Memberikan Rekomendasi Perizinan dan Non Perizinan.

17. Kelompok Jabatan Fungsional adalah Kelompok Pegawai Negeri Sipil yang Diberi Tugas, Wewenang dan Hak Secara Penuh oleh Pejabat yang Berwenang Untuk Melaksanakan Kegiatan yang Sesuai Dengan Profesinya Dalam Rangka Mendukung Kelancaran Tugas Pokok DPMPTSP.

18. Pendelegasian adalah Pelimpahan Kewenangan dari Badan dan/atau Pejabat Pemerintah yang Lebih Tinggi Kepada Badan/atau Pejabat Pemerintah yang Lebih Rendah dengan Tanggung Jawab dan Tanggung Gugat Beralih Sepenuhnya Kepada Penerima Delegasi.

19. Standar Pelayanan yang selanjutnya Disingkat SP adalah Tolak Ukur yang Dipergunakan Sebagai Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Publik dan

Acuan Penilaian Kualitas Pelayanan sebagai Kewajiban dan Janji Penyelenggara kepada Masyarakat dalam Rangka Pelayanan yang Berkualitas, Cepat, Mudah, Terjangkau, dan Terukur.

20. Maklumat Pelayanan Publik yang selanjutnya disingkat MPP adalah Pernyataan Kesanggupan Pemerintah Daerah dalam Menyelenggarakan Pelayanan Publik.

MAKSUD DAN TUJUAN Pasal 2

(1) Maksud ditetapkannya Peraturan Walikota ini adalah :

a. memberikan kepastian hukum terhadap tugas, kewajiban, hak dan tanggungjawab penyelenggaraan pelayanan prizinan dan non perizinan termasuk penandatanganannya.

b. untuk tertib administrasi penyelenggaraan pelayanan perizinan dan non perizinan.

(2) Tujuan ditetapkannya Peraturan Walikota ini adalah memberikan landasan hukum kepada Kepala DPMPTSP dalam penyelenggaraan pelayanan perizinan dan non perizinan.

(7)

BAB II RUANG LINGKUP

Pasal 3

Ruang Lingkup Peraturan Walikota ini, meliputi:

a. Jenis Perizinan dan Non Perizinan;

b. Pendelegasian Wewenang Perizinan dan Non Perizinan;

c. Pembinaan, Pengawasan dan Pelaporan;

d. Tim Teknis;

BAB III

JENIS PERIZINAN DAN NON PERIZINAN Pasal 4

Jenis Pelayanan Perizinan yang diselenggarakan DPMPTSP Kota Prabumulih sebanyak 100 Pelayanan Perizinan terdiri dari:

I. Sektor Pekerjaan Umum

1. Izin Mendirikan Bangunan (IMB);

2. Izin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK);

3. Izin Reklame;

4. Izin Lokasi;

5. Izin Peruntukkan Penggunaan Tanah (IPPT).

II. Sektor Lingkungan Hidup

1. Izin Pembuangan Air Limbah;

2. Izin Tempat Penyimpanan Sementara Limbah B3;

3. Izin Lingkungan;

4. Izin Pemanfaatan Air Limbah ke Aplikasi Lahan;

5. Izin Pembuangan Air Limbah Domestik.

III. Sektor Sosial

1. Izin Pendirian dan Operasional Panti;

2. Izin Pendirian dan Operasional Organisasi Sosial atau Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS).

IV. Sektor Peternakan

1. Izin Usaha Peternakan;

2. Izin Usaha Pemotongan Ternak;

3. Izin Perluasan Usaha Peternakan;

4. Izin Petshop.

(8)

V. Sektor Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) 1. Izin Usaha Koperasi Simpan Pinjam;

2. Izin Pembukaan Kantor Cabang Koperasi;

3. Izin Usaha Mikro dan Kecil (IUMK).

VI. Sektor Kesehatan

1. Izin Praktek (SIP) Dokter Umum;

2. Izin Praktek Dokter Gigi;

3. Izin Praktek Dokter Spesialis;

4. Izin Praktek Dokter Gigi Spesialis;

5. Izin Praktek Psikologi Klinis;

6. Izin Praktek Perawat Umum;

7. Izin Praktek Perawat Gigi;

8. Izin Praktek Perawat Anasthesi;

9. Izin Praktek Bidan;

10. Izin Praktek Apoteker;

11. Izin Praktek Tenaga Teknis Kefarmasian;

12. Izin Praktek Epidemiolog Kesehatan;

13. Izin Praktek Tenaga Promosi dan Ilmu Prilaku;

14. Izin Praktek Pembimbing Kesehatan Kerja;

15. Izin Praktek Administrasi dan Kebijakan Kesehatan;

16. Izin Praktek Tenaga Biostatistik Kesehatan dan Kependudukan;

17. Izin Praktek Tenaga Kesehatan Reproduksi dan Keluarga;

18. Izin Praktek Tenaga Sanitasi Lingkungan;

19. Izin Praktek Entomolog Kesehatan;

20. Izin Praktek Mikrobiologi Kesehatan;

21. Izin Praktek Tenaga Gizi Nutrisionis 22. Izin Praktek Tenaga Gizi Dietisien;

23. Izin Praktek Fisioterapis;

24. Izin Praktek Okupasi Terapis;

25. Izin Praktek Terapis Wicara;

26. Izin Praktek Akupuntur;

27. Izin Praktek Perekam Medis dan Informasi Kesehatan;

28. Izin Praktek Teknisi Kardiovaskuler;

29. Izin Praktek Teknisi Pelayanan Darah;

30. Izin Praktek Refraksionis Optisien/Oftometris;

31. Izin Praktek Teknisi Gigi;

32. Izin Praktek Perawat/Penata Anasthesi;

33. Izin Praktek Terapis Gigi dan Mulut;

34. Izin Praktek Audiologis;

35. Izin Praktek Radiografer;

36. Izin Praktek Elektromedis;

37. Izin Praktek Ahli Teknologi Laboratorium Medik;

38. Izin Praktek Fisikawan Medik;

39. Izin Praktek Radioterapis;

40. Izin Praktek Ortotik Prostetik;

41. Izin Praktek Tenaga Kesehatan Tradisional Ramuan;

42. Izin Praktek Tenaga Kesehatan Tradisional Keterampilan;

43. Izin Mendirikan Rumah Sakit Tipe C dan Tipe D;

44. Izin Operasional Rumah Sakit Tipe C dan Tipe D;

(9)

45. Izin Operasional Puskesmas;

46. Izin Mendirikan Klinik;

47. Izin Operasional Klinik;

48. Izin Apotik;

49. Izin Unit Transfusi Darah;

50. Izin Operasional Laboratorium Kesehatan;

51. Izin Optikal;

52. Izin Toko Alat Kesehatan;

53. Izin Produksi dan Pembekalan Alat Kesehatan;

54. Izin Toko Obat;

55. Izin Tukang Gigi;

56. Izin Praktek Tenaga Kesehatan Warga Negara Asing (TK WNA);

57. Izin Laboratorium Klnik Umum dan Pratama

58. Izin Penyelenggaraan Pengendalian Vektor dan Binatang Pembawa Penyakit.

[

VII. Sektor Perdagangan

1. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP);

2. Nomor Induk Berusaha (NIB);

3. Tanda Daftar Gudang (TDG);

VIII. Sektor Perindustrian

1. Izin Usaha Industri (IUI);

IX. Sektor Kepariwisataan

1. Tanda Daftar Usaha Pariwisata (TDUP);

X. Sektor Ketenaga-kerjaan

1. Izin Penyelenggaraan Pelatihan Kerja.

XI. Sektor Perhubungan 1. Izin Trayek Angkutan;

2. Izin Dispensasi Masuk Kota;

3. Izin Usaha Angkutan ; 4. Izin Insidentil;

5. Izin Operasi Angkutan;

6. Izin Angkutan Barang Khusus.

XII. Sektor Pendidikan 1. Izin Penelitian;

2. Izin Pendirian Pendidikan Anak Usia Dini/PAUD (TK, KB dan TPA);

3. 3. Izin Operasional Pendidikan Anak Usia Dini/PAUD (TK, KB dan TPA);

4. 4. Izin Pendirian Lembaga Keterampilan dan Pelatihan (LKP);

5. 5. Izin Operasional Lembaga Keterampilandan Pelatihan (LKP);

6. 6. Izin Pendirian Sekolah Dasar (SD);

7. 7. Izin Operasional Sekolah Dasar (SD);

(10)

8.

9. 8. Izin Pendirian Sekolah Menengah (SMP);

9. Izin Operasional Sekolah Menengah (SMP);

10. Izin Pendirian Program Kegiatan Belajar Mengajar (PKBM);

11. Izin Operasional Program Kegiatan Belajar Mengajar (PKBM).

Pasal 5

Jenis Pelayanan Non Perizinan yang diselenggarakan DPMPTSP Kota Prabumulih Sebanyak 9 Pelayanan Non Perizinan terdiri dari:

XIII. 1. Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Linkungan(SPPL);

2. Sertifikat Laik Hygiene Damiu/Depot Air Minum Isi Ulang;

3. Surat Terdaftar Pengobat Tradisional/Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tradisional;

4. Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah Tangga;

5. Sertifikat Laik Hygiene Restoran/Rumah Makan;

6. Sertifikat Laik Hygiene Salon Kecantikan;

7. Sertifikat Jasa Boga;

8. Perpanjangan Izin Memperkerjakan Tenaga Kerja Asing(IMTA);

9. Kartu Pengawasan Izin Usaha;

BAB IV

PENDELEGASIAN WEWENANG PERIZINAN DAN NON PERIZINAN

Pasal 6

(1) Walikota Mendelegasikan Kewenangan Perizinan dan Non Perizinan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 kepada Kepala DPMPTSP berdasarkan Peraturan Perundang-Undangan.

(2) Kepala DPMPTSP Bertanggungjawab atas Pendelegasian Perizinan dan Non Perizinan sebagaimana dimaksud ayat (1).

(3) Dalam rangka mempercepat proses Pelayanan Perizinan dan Non Perizinan Kepala DPMPTSP mendelegasikan sebagian wewenang kepada Sekretaris Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu untuk menandatangani Perizinan dan Non Perizinan Klausul Daftar Ulang.

(11)

(4) Pelimpahan Kewenangan sebagaimana dimaksud ayat (3) ditetapkan dengan Keputusan Kepala DPMPTSP.

Pasal 7

Pendelegasian Wewenang sebagaimana dimaksud Pasal 6 meliputi:

a. pelaksanaan koordinasi dan pelaksanaan kebijakan Perizinan dibidang Penanaman Modal, Perizinan, dan Non Perizinan dengan OPD terkait dalam penyelenggaraan perizinan ditingkat Pemerintah Kota;

b. penyederhanaan prosedur perizinan dan penyederhanaan persyaratan;

c. Penerimaan dan pemrosesan permohonan Pelayanan Perizinan dan Non Perizinan sesuai dengan standar Perizinan;

d. penerimaan dan pengadministrasian biaya retribusi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

e. penolakan permohonan pelayanan tidak memenuhi persyaratan Standar Pelayanan;

f. penandatanganan dokumen Perizinan dan Non Perizinan

g. penerbitan produk pelayanan Perizinan dan Non Perizinan sesuai dengan ketentuen peraturan perundang-undangan;

h. penyerahan dokumen perizinan dibidang Penanaman Modal, Perizinan, dan Non Perizinan kepada pemohon;

i. penetapan Standar Pelayanan (SP) dan Maklumat Pelayanan Publik (MPP).

BAB V

PEMBINAAN, PENGAWASAN DAN PELAPORAN Pasal 8

(1) Pembinaan Perizinan Meliputi Pelayanan Perizinan, Pengawasan, Pengamatan, Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Penyelenggaraan Perizinan.

(12)

(2) Pembinaan Perizinan yang Bersifat Administratif merupakan Kewenangan DPMPTSP.

Pasal 9

(1) Pengawasan atas penyelenggaraan pelayanan Perizinan dan Non Perizinan dilakukan secara berjenjang dan berkesinambungan oleh Walikota

sesuai dengan tingkat urusan pemerintahan melalui mekanisme koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi.

(2) Pengawasan terhadap Perizinan dan Non Perizinan yang bersifat Teknis merupakan Kewenangan dari OPD teknis terkait.

Pasal 10

(1) Kepala DPMPTSP Wajib Melaporkan Perkembangan Penyelenggaraan Pelaksanaan,Kegiatan Perizinan dibidang PenanamanModal,Pelayanan Perizinan dan NonPerizinan kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah dengan Tembusan disampaikan kepada Kepala Satuan Polisi Pamong Praja dan Kepala OPD terkait.

(2) Laporan Sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan Secara tertulis setiap 3 (tiga) bulan, atau sewaktu-waktu jika diperlukan.

BAB VI TIM TEKNIS

Pasal 11

(1) Pemberian Pertimbangan Teknis Perizinan dan Non Perizinan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 diberikan setelah Mendapatkan Rekomendasi Tertulis dari Tim Teknis.

(2) Pembentukan Tim Teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan Walikota Berdasarkan Usulan dari OPD terkait.

BAB VII

KETENTUAN LAIN-LAIN

(13)

Pasal 12

(1) Selain Kewenangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, Kepala DPMPTSP berwenang Mengeluarkan Surat Pencabutan Perizinan.

(2) Pencabutan Perizinan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diberlakukan apabila:

a. pelaksanaan Perizinan yang telah dikeluarkan tidak sesuai dan /atau menyalahi ketentuan yang telah ditetapkan;

b. telah diberikan teguran secara tertulis dari OPD sebanyak 3 (tiga) kali berturut-turut melalui surat teguran pertama, kedua dan ketiga masing-masing diterbitkan dalam tenggang waktu 3x24 jam;

c. apabila peringatan sebagaimana dimaksud pada huruf b tidak diindahkan oleh pemegang izin, maka Kepala DPMPTSP mengeluarkan Surat Peringatan Terakhir. apabila masih tidak diindahkan oleh pemegang izin, Kepala DPMPTSP mengeluarkan surat pembatalan dan/atau pencabutan Perizinan setelah ada rekomendasi dari OPD teknis terkait.

BAB VIII

KETENTUAN PENUTUP Pasal 13

Pada saat Peraturan Walikota ini berlaku :

1. Peraturan Walikota Nomor 51Tahun 2018 tentang Pendelegasian Wewenang Walikota Kepada Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Untuk Menandatangani Perizinan dan Non Perizinan Atas Nama Walikota (Berita Daerah Kota Prabumulih Tahun 2018 Nomor 51);

2. Peraturan Walikota Nomor 67 Tahun 2018 tentang Perubahan atas Peraturan Walikota Prabumulih Nomor 51 Tahun 2018 tentang Pendelegasian

(14)

Wewenang Walikota Kepada Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Untuk Menandatangani Perizinan dan Non Perizinan Atas Nama Walikota (Berita Daerah Kota Prabumulih Tahun 2018 Nomor 67);

3. Peraturan Walikota Nomor 44 Tahun 2019 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Walikota Prabumulih Nomor 51 Tahun 2018 tentang Pendelegasian Wewenang Walikota Kepada Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Untuk Menandatangani Perizinan dan Non Perizinan Atas Nama Walikota (Berita Daerah Kota Prabumulih Tahun 2019 Nomor 44);

Dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

(15)

:

14,

Pasal'14

Peraturan Walikota

ini mulai berlaku

pada tanggal

diundangkan.

Agar Setiap orang rnengetahuinya, mernerintahkan pengundangan

Peraturan Walikota

ini

dengan penempatannya dafam

Berita

Daerah Kota

Prabumullih.

Ditetapkan di Prabumulih

pada

tanegal B Hril€(

2A20

WALIKOTA

PMBUMULIH,

Diundangkan di Prabumulih

peda

tanggal tg ttm^rt

2O3O

,

SEKRETARIS DAERAH MUIJH,

Referensi

Dokumen terkait

bahwa Peraturan Bupati Nomor 17 Tahun 2018 tentang Pendelegasian Wewenang Penyelenggaraan Pelayanan Perizinan dan Non Perizinan kepada Kepala Dinas Penanaman Modal

Berdasarkan Peraturan Bupati Maluku Tengan Nomor 41 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu

Beberapa ketentuan dalam Peraturan Walikota Nomor 38 Tahun 2014 tentang Pendelegasian Penandatanganan Naskah Perizinan Pelayanan Terpadu Oleh Walikota Kepada Kepala

Menimbang : bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 6 ayat (4) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 138 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu

Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA TENTANG STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP) MONITORING DAN EVALUASI PERIZINAN PADA DINAS PENANAMAN MODAL, PELAYANAN TERPADU SATU PINTU

Pada saat Peraturan Walikota ini berlaku, maka Peraturan Walikota Nomor 34 Tahun 2016 tentang Tata Cara Pelaksanaan Sistem Secara Online Atas Data Transaksi Usaha Wajib Pajak

Peraturan Bupati Bolaang Mongondow Nomor 40 Tahun 2018 tentang Pendelegasian Wewenang Penyelenggaraan Perizinan dan Nonperizinan Kepada Kepala Dinas Penanaman Modal dan

Dari keseluruhan simulasi studi kasus jalan Tol Solo – Kertosono terhadap hasil jajak pendapat yang berupa skenario dukungan pemerintah, didapatkan bahwa bentuk dukungan