34
BAB III
PERANCANGAN SISTEM REM DAN PERHITUNGAN DATA PEGUJIAN
3.1 METODE PERANCANGAN
Metode perancangan yang dipakai dalam perancangan ini adalah metode sistematis.
35 Tahap –tahap perancangan yang harus dilakukan adalah:
3.1.1 Penjabaran tugas (clarification of the task)
Tahap ini meliputi pengumpulan informasi tentang syarat-syarat yang diharapkan dipenuhi oleh solusi akhir. Dari informasi yang diperoleh kemudian yang disusun dalam daftar syarat-syarat daftar spesifikasi .
a. Kampas rem terbuat dari bahan ferodo/asbes karena tahan terhadap gesekan dan panas
Mulai
PENJABARAN TUGAS
PERANCANGAN WUJUD
PERANCANGAN TERPERINCI
Selesai
Gambar 3.1 Tahap –tahap perancangan atau Flow Chart
PERANCANGAN KONSEP
PENGUJIAN
36 b. Pirigan cakram menggunakan bahan besi tuang
c. Kaliper yang dipakai dengan tipe Floating Caliper
3.1.2 Perancangan konsep (conceptual design)
Perancangan konsep meliputi pembuatan struktur-struktur fungsi, mencari prinsip-prinsip pemecahan masalah dan mengkombinasikan menjadi beberapa konsep (consep t varian). Solusi terbaik dipilih berdasarkan hasil analisis konsep varian tersebut.
3.1.3 Perancangan wujud (embodiment design)
Perancangan wujud meliputi pengembangan perancangan dengan menggunakan kriteria teknik dan ekonomi. Hasil dari tahap ini berupa lay out yaitu penggambaran dengan jelas rangkaian dan bentuk elemen suatu produk,pemilihan bahan dan proses produksi.
3.1.4 Perancangan terperinci (detail design).
Bentuk dimensi dan sifat permukaan semua komponen ditetapkan dalam tahap ini. Kemungkinan produk tersebut dapat dibuat secara ekonomis dan teknis diperiksa kembali, kemudian semua gambar dan dokumen produksi diselesaikan.
37
3.2 Perancangan Wujud Sistem Pengereman
3.2.1 Perancangan Strukur Dudukan Rem
Rangka yang digunakan dalam perancangan sistem pengereman adalah besi pipa. Rangka ini berfungsi sebagai dudukan sistem pengereman.
3.2.2 Perencanaan Rem yang Digunakan pada sistem pengereman
Pada sistem pengereman ini ,jenis rem yang digunakan adalah rem cakram. Rem jenis ini dipilih karena strukturnya yang sederhana dan mudah dalam perawatan.
3.2.3. Perencanaan Bantalan
Pada perencanaan sistem,jenis bantalan yang digunakan adalah bantalan gelinding. Keuntungan dari bantalan gelinding ini adalah gesekanya sangat kecil dibandingkan dengan bantalan luncur, juga mampu menahan beban radial dan aksial.karena gesekanya sangat kecil maka kerugian energi yang terjadi juga relatif kecil.
Jenis bantalan gelinding yang digunakan adalah bantalan bola. Bantalan bola di gunakan sebagai dudukan kerangka pada poros roda.
38 3.2.4. Perencanaan Poros Roda
Poros roda yang digunakan merupakan poros yang mengunakan baja carbon dengan type SC 45 JIS G 5101 dimana bahan tersebut mampu menahan beban yang cukup besar dan dimensinyatelah disesuaikan dengan diameter bantalan dan lebar kendaraaan.
3.2.5 perencanaan pasak
Pasak yang akan digunakan sebagai penyambung system rem dan poros roda menggunakan bahan SKD11 dengan dimensi yang sesuai dengan beban yang bekerja ,dan bentuk yang sederhana sehingga dapatdibuat dengan proses
pemesinan biasa.
3.3 Pengujian Sistem Pengereman dan Perawatan
3.3.1 Tujuan Pengujian
Pengujian yang dilakukan pada sistem pengereman ini bertujuan untuk mengetahui apakah sistem pengereman dapat bekerja atau tidak. Apakah bisa bekerja sesuai fungsi yaitu untuk memperlambat laju kendaraan atau
menghentikan laju kendaraan. Pengujian dilakukan dengan beban satu penumpang yaitu pengemudi.
39 Untuk melakukan pengujian pengereman terlebih dahulu perlu dilakukan proses pengujian akselerasi kendaraan agar dapat dipastikan bahwa kendaraan yang di uji dapat melaju sesuai kemampuan.
Data 3.1 Tabel Kecepatan pengereman
Kecepatan( km/jam) Gaya rem (N)
10 22,393
20 66,905
30 124,187
40 228,0285
50 334,883
Gambar 3.2 Grafik gaya terhadap kecepatan
0 50 100 150 200 250 300 350 400
1 2 3 4 5
Gaya (N)
Kecepatan (m/s)
Kecepatan( m/s) Gaya rem (N)
40 3.3.2 Pengujian Akselerasi
Pengujian akselerasi merupakan pengujian untuk mengetahui kecepatan kendaraan dengan jarak tertentu. Dalam pengujian ini diperlukan jalur dengan panjang tertentu sebagai lintasan pengujian dan stopwatch sebgai alat pengukur waktu dan metering untuk mengukur jarak pengereman dan panjang lintasan serta alat pengukur kecepatan.
Gambar 3.3 stopwatch
Sumber : http://en.wikipedia.org/wiki/Stopwatch
41 Gambar 3.4 alat pengukur jarak (metering)
Sumber: http://gokidsgo.org/pictionary/pictionary_kk.htm Besarnya gaya gesek adalah
𝑓𝑓 = 𝜇𝜇 × 𝑁𝑁
Dimana :
f = besarnya gaya gesek N
𝜇𝜇= koefesien gaya gesek antara dua permukaan
N= Gaya normal N
42 Gbr. 2.12 Karakteristik gesekan yang tergantung pada bahan gesek
Daerah tekanan yang diizinkan untuk bahan – bahan yang bersangkutan diperlihatkan dalam Tabel 2.1. Sudut kontak α dapat diambil antara 50° sampai dengan 70°.
Tabel 3.2 Koefisien gesek dan tekanan rem (Ref.7)
Bahan drum Bahan gesek Koefisien gesek µ
Tekanan permukaan
Pa (N/mm² ) Keterangan
Besi cor 0,10 - 0,20
0,9 – 1,7
Kering
0,08 - 0,12 Dilumasi
Besi cor, Perunggu 0,10 - 0,20 0,5 - 0,8 Kering - dilumasi Baja cor, kayu 0,10 - 0,35 0,2 - 0,3 Dilumasi
Besi cor
khusus Tenunan 0,35 - 0,60 0,07 - 0,7 kapas, asbes Cetakan
(pasta) 0,30 - 0,60 0,03 – 1,8
Damar, asbes, setengah logam
Paduan sinter 0,20 - 0,50 0,03 - 1,0 Logam
Catatan : Jika kecepatan slip dan gaya tekan bertambah, maka µ berkurang
43 𝑓𝑓 = 𝜇𝜇𝜇𝜇𝑁𝑁
𝑁𝑁 = 𝑚𝑚. 𝑔𝑔
Dimana =
m = masa dari kendaraan kg
g = grafitasi m/s2
𝑁𝑁 = 𝑚𝑚. 𝑔𝑔
𝑁𝑁 = (𝑚𝑚1+ 𝑚𝑚2). 9,8𝑚𝑚/𝑠𝑠2
𝑁𝑁 = (72 + 70). 9,8
𝑁𝑁 = 1391,6 𝑛𝑛𝑛𝑛𝑛𝑛𝑡𝑡𝑟𝑟𝑛𝑛
Koefisien gesek antara ban dan jalan sesungguhnya tidak konstan (tetap) karena ban bukan benda frigid, tetapi dalam perhitungan dianggap tetap, untuk jalan datar koefisien gesek, μ = 0,2
Jadi besarnya gaya gesek
𝑓𝑓 = 𝜇𝜇𝜇𝜇𝑁𝑁
𝑓𝑓 = 0,2𝜇𝜇1391,6
𝑓𝑓 = 278,32 newton
44
𝜔𝜔 =
𝜇𝜇𝑑𝑑 +2𝑚𝑚𝐷𝐷Dimana :
𝜔𝜔 = koefesien tahanan gerak
µ =koefesien gesek
D = Diameter roda ban cm
d = diameterbantalan roda cm
koefesien gesek µ =0,2 pada jalan, untuk bantalan luncur :0,01 untuk bantalan peluru dan rol 0,015 untuk bantalan rol fleksibel(pada bantalan gesek rol µ dianggap sebagai koefesien gesek ).
Koefesien gesek rol k diansumsikan sebesar 0,05 cm.
Maka :
𝜔𝜔 =𝜇𝜇𝑑𝑑 +2𝑚𝑚𝐷𝐷
𝜔𝜔 =
0,2𝜇𝜇3+2𝜇𝜇0,05 30𝜔𝜔 =
0,730𝜔𝜔 = 0,023
45 Untuk mengetahui kecepatan dan percepatan kendaraan menggunakan rumus sebagai berikut :
𝑉𝑉 =
𝑠𝑠𝑡𝑡 dan𝑎𝑎 =
∆𝑣𝑣∆𝑡𝑡 ...(16)Selanjutnya terlebih dahulu menentukan data-data sebagai berikut :
S = 100 m
Dari hasil pengujian didapat data-datasebagai berikut :
Data 3.5 Tabel Data Hasil Pengujian akselerasi pada jarak 100 m
No V
(km/jam) Pengujian I Pengujian II Pengujian III
t (detik)
S pengereman (m)
t (detik)
S pengereman (m)
t (detik)
S pengereman (m)
1 10 32,12 1,80 32,03 1,75 32,31 1,85
2 20 22,62 3,65 21,07 3,70 20,88 3,70
3 30 17,77 6,85 17,16 6,90 17,25 6,90
4 40 12,85 9,00 12,42 9,10 12,62 9,05
5 50 11,05 11,50 10,65 11,60 10,55 11,65
46 Data 3.6 Tabel Data Hasil Pengujian rata-rata akselerasi pada jarak 100 m.
No pengujian
V(km/jam) t (detik) rata-rata
S pengereman rata- rata(m)
1 10 32,153 1,8
2 20 21,523 3,583
3 30 17,393 6,883
4 40 12,63 9,05
5 50 10,75 11,83
Sehingga dengan rumus
𝑉𝑉 =
𝑠𝑠𝑡𝑡d
an𝑎𝑎 =
∆𝑣𝑣∆𝑡𝑡Dimana Vo = 0 m/s dan S =100 m akan didapat data analisa sebagai berikut :
𝑆𝑆 = 𝑣𝑣 𝑡𝑡
Dimana :
S = jarak tempuh kendaraan ( m )
t = waktu pengereman ( t )
a = perlambatan ( m/s2)
47
1.) 𝑆𝑆 =
𝑣𝑣𝑡𝑡10 𝑚𝑚𝑚𝑚
𝑗𝑗𝑎𝑎𝑚𝑚 = 2,778𝑚𝑚 /𝑠𝑠
𝑠𝑠 = 2,778 32,153
S = 0,0863994 m
akselerasi pada kecepatan 10 km/jam
𝐴𝐴 =
(2∗𝑠𝑠)𝑡𝑡2Dimana :
A
= akselerasi ( m/s
2)
S =
jarak tempuh yang diukur (m)
t= catatan waktu dalam jarak tertentu yang diukur (s)
𝐴𝐴 =
(2×0,0863994) 32,153A
=0,0053743 m/s
22.) 𝑆𝑆 =
𝑣𝑣𝑡𝑡20𝑗𝑗𝑎𝑎𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚 = 5,556 𝑚𝑚/𝑠𝑠
48 𝑠𝑠 = 5,556
21,523
𝑠𝑠 = 0,258 m/s2
Akselerasi pada kecepatan 20 km/jam
𝐴𝐴 =
(2∗𝑠𝑠)𝑡𝑡2Dimana :
A
= akselerasi ( m/s
2)
S
= jarak tempuh yang diukur (m)
t= catatan waktu dalam jarak tertentu yang diukur (s)
𝐴𝐴 =
(2×21,5230,258 )A
=0,02397 m/s
23.) 𝑆𝑆 =
𝑣𝑣𝑡𝑡30𝑗𝑗𝑎𝑎𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚 = 8,334 𝑚𝑚/𝑠𝑠
𝑠𝑠 = 8,334 17,393
𝑠𝑠 = 0,479 m/s2
49 Akselerasi pada kecepatan 30 km/jam
𝐴𝐴 =
(2∗𝑠𝑠)𝑡𝑡2Dimana :
A = akselerasi ( m/s
2)
S = jarak tempuh yang diukur (m)
t= catatan waktu dalam jarak tertentu yang diukur (s)
𝐴𝐴 =
(2×17,393 0,479)A =0,055 m/s
24.) 𝑆𝑆 =
𝑣𝑣𝑡𝑡40𝑗𝑗𝑎𝑎𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚 = 11,112 𝑚𝑚/𝑠𝑠
𝑠𝑠 =11,112 12,63
𝑠𝑠 = 0,8797 m/s2
Akselerasi pada kecepatan 40 km/jam
𝐴𝐴 =
(2∗𝑠𝑠)𝑡𝑡250
Dimana :
A = akselerasi ( m/s
2)
S = jarak tempuh yang diukur (m)
t= catatan waktu dalam jarak tertentu yang diukur (s)
𝐴𝐴 =
(2×12,63 0,8797 )A =0,1393 m/s
25.) 𝑆𝑆 =
𝑣𝑣𝑡𝑡50𝑗𝑗𝑎𝑎𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚𝑚 = 13,8889 𝑚𝑚/𝑠𝑠
𝑠𝑠 =13,8889 10,75
𝑠𝑠 = 1,291 m/s2
Akselerasi pada kecepatan 40 km/jam
𝐴𝐴 =
(2∗𝑠𝑠)𝑡𝑡2Dimana :
A = akselerasi ( m/s
2)
51
S = jarak tempuh yang diukur (m)
t= catatan waktu dalam jarak tertentu yang diukur (s)
𝐴𝐴 =
(2×10,75 1,291 )A =0,2403 m/s
2Tabel 3.7 Pengujian Akselerasi
Pengujian Ke -
t(detik) A(m/s2)
1 32,153
0,0053743
2 21,523
0,02397
3 17,393
0,055
4 12,63
0,1393
5 10,75
0,2403
∑ ∑ =18,8898 ∑ =0,0927
Dari perhitungan tersebut dapat diketahui akselerasi dalam menempuh jarak 100 m dengan kecepatan awal nol (0 m/s) adalah sebesar:
Sedangkan percepatan rata-rata adalah sebagai berikut :
52 A(m/s
2) 0,005
3743 0,023
97 0,055 0,139
3 A(m/s2) 0.00537 0.02397 0.055 0.1393 0.2403 0 t(detik) 32.153 21.523 17.393 12.63 10.75 0
∑ ∑ =18,8898 0 0 5 10 15 20 25 30 35
t (detik)
A rata-rata=∑ a / 5 =0,0927 m/s2
Gambar 3.8 Grafik pengujian akselerasi
3.3.3 Pengujian Deselerasi
Pengujian deselerasi merupakan pengujian untuk mengetahui jarak pengereman dengan kecepatan tertentu . pada pengujian deselerasi mengunakan beban satu penumpang yaitu pengemudi.
Perlengkapan yang diperlukan dalam pengujian deselerasi adalah lintasn pengujian, stopwatch sebagai pengukur waktu,dan ditambahkan sebuah sepeda motor untuk mengetahui kecepatan awal dimana pengereman dimulai dengan menggunakan rumus Vt = Vo + a . t dan S = Vo.t + 1/2 .a . t2 untuk mengetahui percepatan dan jarak henti.
Selanjutnya data awal yang diberikan adalah :
53 Vo = 40 km/jam = 11,111 m/s
Vt = 0 km /jam
Dari hasil pengujian didapat data-data sebagai berikut :
Tabel 3.9 data hasil pengujian deselerasi
Pengujian ke- t(detik)
1 1,56
2 1,62
3 1,48
4 1,61
5 1,57
Sehingga dengan rumus Vt =Vo + a . t dan S = Vo . t + 1/2 . a . t2
Dimana Vt = 0 m/sdan Vo =11,111 m/s akan didapat dta analisa sebagai berikut :
Vt = Vo+a.t
Dimana :
Vt = kecepatan rata-rata ( m/ s)
Vo = kecepatan Awal ( m/s)
a = percepatan (m/s2)
54 1.) Vt = Vo + a.t
0 = 11,111 + a. 1,56
-a.1,56 = 11,111
-a = 11,111/1,56 -a = 7,12244 a = -7,12244
S = Vo.t + ½.a.t2
S = 11,111.1,56 + ½ .-7,12244. 1,562
S = 8,66658 m
2.) Vt = Vo + a.t 0 = 11,111 + a.1,62
-a.1,62 = 11,111
-a = 11,111/1,62 -a = 6,85864 a = 6,85864
S = Vo.t + ½.a.t2
S = 11,111.1,62 + ½ .-7,12244. 1,622
S = 8,99991 m
55 3.) Vt = Vo + a.t
0= 11,111 + a.1,48
-a.1,48= 11,111
-a= 11,111/1,48 -a = 7,50743 a = -7,50743
S = Vo.t + ½.a.t2
S = 11,111.1,48 + ½ .-7,50743. 1,482
S = 8,22214 m
4.) Vt = Vo + a.t 0 = 11,111 + a.1,61
-a.1,61 = 11,111
-a= 11,111/1,61 -a = 6,90124 a = -6,90124
S = Vo.t + ½.a.t2
S = 11,111.1,61 + ½ .-7,12244. 1,612
S = 8,94436 m
56 5.) Vt = Vo + a.t
0 = 11,111 + a.1,57
-a.1,57= 11,111
-a= 11,111/1,57 -a = 7,07707 a = -7,07707
S = Vo.t + ½.a.t2
S = 11,111.1,57 + ½ .-7,12244. 1,572
S = 8,72214 m
Tabel 3.10 Data Analisa Pengujian Deselerasi
Pengujian ke- t(detik) a(m/s) S (m)
1 1,56 -7,12244 8,66658
2 1,62 -6,85864 8,99991
3 1,48 -7,50743 8,22214
4 1,61 -6,90124 8,94436
5 1,57 -7,07707 8,72214
∑ ∑t = 7,84 ∑a = -35,46682 ∑S =43,55513
57
1 2 3 4 5
t(detik) 1.56 1.62 1.48 1.61 1.57
a(m/s) -7.12244 -6.85864 -7.50743 -6.90124 -7.07707 S (m) 8.66658 8.99991 8.22214 8.94436 8.72214
-1010-8-6-4-202468
Pengujian Deselerasi
Dari perhitungan tersebut dapat diketahuai jarak pengereman rata-ratadan perlambatan rata-rata yang diperlukan untuk pengereman dengan kecepatan awal 11,111 m/s atau kecepatan awal 40km/jam adalah :
S rata-rata= ∑ S / 5 = 43,55513/ 5
= 8,71 m
a rata-rata= ∑a / 5 = -35,46682 / 5
= -7,093363 m/s2 (perlambatan)
trata-rata =∑ t / 5 = 7,84 / 5
= 1,568detik
Gambar 3.11 Grafik pengujian deselerasi.
58 3.3.4 Teori perawatan
Perawatan adalah suatu usaha untuk memperpanjang umur serta
mempertahankan kondisi suatu alat dalam keadaan siap beroperasi dengan baik disamping itu merupakan usaha untuk memperkecil biaya dalam hal
pemeliharaan suatu alat tersebut. Perawatan yang dilakukan pada suatu alat adalah perawatan yang mengupayakan pencegahan kerusakan atau preventif.
Alasan dari perawatan jenis ini adalah :
1. Biaya yang dibutuhkan lebih kecil dibanding daripada harus menggantinya saat terjadi keresakan .
2. Mengurangi waktu yang terbuang akibat penggantian komponen apabila terjadi kerusakan.
3. Suatu alat akan menjadi lebih awet dan tidak akan terganggu operasionalnya bila tidak terjadi kerusakan.
3.34 Perawatan Rem
Rem adalah suatu alat keamanan pada kendaraan yang harus dijaga dalam keadaan terbaik agar selalu siap untuk dioperasikan setiap saat diperlukan . hal-hal yang perlu dilakukan perawatan rem adalah sebagai berikut :
1. Periksa sistem rem dari kebocoran minyak rem 2. Periksa keretakan atau kebocoran pada selang rem 3. Periksa fungsi tuas rem atau pedal rem
59 4. Periksa keausan atau kerusakan pada pad set dan piringan rem 5. Periksa ketinggian permukaan minyak rem
6. Bersihkan kotoran atau minyak yang melekat pada piringan atau pad set
Gambar 3.12 pemeriksaan keausan atau kerusakan piringan rem dan pad
Gambar 3.13 Pemeriksaan kebocoran pada selang rem
60 Gmbar 3.14 . Pemeriksaan Tinggi minyak rem
3.3.5 Tujuan Pengujian
Tujuan Pengujian ini adalah untuk mengetahui keefektifan rem cakram pada kendaraan All Therrain Vehicles (ATV) . sehingga aplikasi rem cakram pada kendaraan All Therrain Vehicles (ATV) dapat menunjang keselamatan dan kenyamanan bagi para pengguna kendaraan tersebut.