27 BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian
Penelitian berlangsung di Kampus Institut Teknologi Sumatera, Kecamatan Jati Agung, Kabupaten Lampung Selatan.
Gambar 3.1 Lokasi Studi Perencanaan Drainase Melalui Aplikasi Google Earth (Sumber: Google Earth)
Gambar 3.2 Lokasi Studi Perencanaan Melalui Aplikasi Google Earth (Sumber: Google Earth)
28
Gambar 3.3 Lokasi Studi Perencanaan 3.2 Peralatan Dan Software
Beberapa alat dan software digunakan untuk membantu penyelesaian tugas akhir ini. Berikut daftar peralatan dan software yang digunakan:
1. Theodolit 2. Waterpass 3. Roll Meter 4. Aplikasi ArcGIS 5. Microsoft Office 3.3 Pengumpulan Data
Meninjau serta mengkategorikan data jadi 2 golongan ialah data primer serta data sekunder, ialah tahap awal dalam pengumpulan data. Sesudah itu, data diolah hingga menjadi hasil akhir dari perencanaan drainase.
3.3.1 Data Primer
Pengambilan data utama (primer) ditemukan melalui kegiatan pengamatan di lapangan. Berikut data yang bisa diambil saat melakukan pengamatan langsung di lapangan antara lain:
1. Peta Situasi Lapangan
29
Peta situasi lingkungan berawal dari penelitian langsung kondisi area riset yang hendak di percobaan dilandasi oleh kondisi lingkungan. Hasil pengamatan berbentuk gambar kondisi jalan, dan ukuran drainase eksisting disekitaran wilayah uji coba yang setelah itu diplotkan pada denah topografi atau denah area yang terdapat.
Gambar 3.4 Keadaan Saluran Drainase Alami di Belakang Gedung GKU 1 2. Geometri Lokasi Penelitian.
Data geometri berupa eksisting wilayah studi seperti elevasi, beda tinggi dan dimensi jalan yang didapat dengan melakukan pengukuran menggunakan alat theodolit, waterpass,dan roll meter diclapangan.
3.3.2 Data Sekunder
Berkaitan dengan penelitian, data sekunder diambil melalui proses penganjuan surat perizinan akibat dari keterbatasan peralatan dan tercapainya data uji yang sesuai dengan standar bisa disebut dengan data sekunder. Berikut data sekunder yang digunakan adalah:
1. Masterplan ITERA
Peta kawasan kampus ITERA merupakan data mentah yang diperoleh dari divisi pembangunan kampus ITERA.
2. Topografi Daerah
30
Topografi daerah digambarkan sebagai denah kontur area kampus ITERA untuk membuktikan perbandingan elevasi permukaan yang nantinya dijadikan referensi dalam pembuatan saluran drainase ini. Untuk mendapatkan data ini, diperlukan pengajukan surat yang diajukan ke departemen bagian pengelola lahan kampus dan pemetaan ITERA. Berikut Topografi lokasi penelitian yang disuguhkan lewat Gambar 3.3
3. Data Curah Hujan
Gambar 3.5 Peta Stasiun Penangkar Hujan (Sumber: Google Earth)
Data hujan diambil dari 4 stasiun hujan terdekat dari Kampus ITERA sepanjang 10 tahun kebelakangan dari tahun 2010 hingga tahun 2019 bersumber pada Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Mesuji-Sekampung. Keempat stasiun itu adalah stasiun hujan Teluk Betung Utara (PH-001), stasiun hujan Sukarame (PH-003), stasiun hujan Negeri Ratu (PH-033), serta stasiun hujan Way Galih (PH-035).
3.4. Analisis Data 3.4.1. Analisis Hidrologi
Penelitian ini menggunakan analisis hidrologi melalui beberapa proses dibawah ini:
1. Curah Hujan
Dalam perencanaan drainase ini diketahui catchment hujan tidaklah melebihi 500 km2 yang mana berarti dengan ini metoda rerata aljabar (aritmatik) dinilai ideal
31
untuk memperkirakan curah hujan rancangan. Pertimbangan dalam penentuan metoda diperlihat pada Tabel 2.2. Data yang dipakai merupakan informasi yang berawal dari stasiun penakar hujan disekitaran area ITERA ialah stasiun stasiun hujan Teluk Betung Utara (PH-001), stasiun hujan Sukarame (PH-003), stasiun hujan Negeri Ratu (PH-033), serta stasiun hujan Way Galih (PH-035) dengan rentang waktu 10 tahun terakhir. Curah hujan tadi kemudian dianalasis dengan bermacam metode distribusi yang sebelumnya duiuji melalui pengujian distribusi, 2. Intensitas Curah Hujan
Dengan menggunakan rumus Mononobe yang bersandarkan pada hujan harian yang dari stasiun pengukur untuk menghitung intensitas hujan.
3. Waktu Konsentrasi
Waktu konsentrasi diperkirakan dengan landasan durasi aliran di titik ketinggian daerah rencana tertentu (jalan di belakang gedung Labtek 3) ke drainase yang ditargetkan beserta durasi waktunya.
4. Debit Rencana
Metode Rasional dipergunakan saat perkiraan debit saluran dikarenakan daerah perencanaan belum melebihi dari 10 hektar.
3.4.2 Analisis Hidrolika
Saluran dalam kegiatan perancangan ini mengaplikasikan tipe terbuka serta dengan penampang persegi. Penampang persegi diseleksi tidak hanya dengan keunggulan pemakaian tanahnya, penampang persegi sebagai tipe terbaik apabila dibanding dengan penampang lingkaran yang menyumbangkan pengerjaan yang lebih sulit.
3.4.3 Rencana Anggaran Biaya
Rencana anggaran biaya (RAB) dimulai dari harga dasar pekerjaan dan bahan dari standar angka yang telah diresmikan berdasakan situasi serta peraturan masing- masing wilayah di Indonesia yang digabungkan serta dijadikan satu untuk melakukan perhitungan yang diperlukan dalam perencanaan saluran drainase area rencana.
3.5 Penelitian Terdahulu
Adapun penelitian sebelumnya sudah dilakukan dan berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan diantaranya:
32
1. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Johan Effendi di tahun 2019 dengan judul “Perencanaan Sistem Drainase Lahan (Studi Kasus : Kebun Raya ITERA)”. Penelitian ini membahas perencanaan saluran drainase lahan dengan menggunakan perencanan curah hujan selama 10 tahun pada tahun 2010 dan selesai di tahun 2017 pada 4 pos hujan terdekat dari Kampus ITERA, yaitu Pahoman (PH-001), Sukarame (PH-003), Negara Ratu (PH-033) serta Way Galih (PH-035). Berdasarkan hasil penelitian didapatkan hasil perhitungan lebar saluran (b) terkecil 0,25 m, tinggi saluran (h) terkecil 0,55 m dengan debit hujan (Q) terkecil sebesar 0,047 m3/s. Sedangkan untuk lebar saluran (b) terbesar 1,8 m, tinggi saluran (h) terkecil 2,65 m dengan debit hujan (Q) terkecil sebesar 0,392 m3/s.
2. Penelitian oleh Gia Maysa tahun 2020 dengan judul “Perencanaan Saluran Drainase Gedung Kuliah Umum Hingga Embung A Kampus ITERA”.
Penelitian ini membahas perencanaan saluran drainase dengan menggunakan perencanaan hujan selama 10 tahun pada tahun 2010 dengan rencana berakhir di tahun 2019 di 4 pos hujan terdekat dari Kampus ITERA, yaitu Pahoman (PH-001), Sukarame (PH-003), Negara Ratu (PH-033) serta Way Galih (PH- 035). Selain itu penelitian ini juga membahas simulasi profil muka air dari saluran drainase yang direncakan dengan menggunakan HEC-RAS serta perhitungan rencana anggaran biaya (RAB) yang diperlukan untuk pembangunan drainase rencana penelitian tersebut. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan recana lebar saluran (b) 0,80 m, rencana tinggi saluran (h) 0,80 m dengan rencana debit hujan (Q) sebesar 0,8324 m3/s dan total biaya yang diperlukan sebesar Rp1.892.999.034.
3. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Rosinta M. Sinaga dan Rumilla Harahap pada tahun 2016 dengan judul “Analisis Sistem Saluran Drainase Pada Jalan Perjuangan Medan”. Laporan difokuskan membahas permasalahan genangan air pada jalan di Kota Medan. Analisis sistem drainase dilakukan dengan menggunakan rencana hujan selama 10 tahun pada tahun 2006 dengan batas tahun 2015 dari Stasiun 1 Sampali Medan Balai Besar Wilayah 1 – Medan. Pada penelitian ini analisis distribusi frekuensi metoda Gumbel ini menggunakan nilai esktrim untuk beberapa periode ulang. Berdasarkan hasil
33
penelitian didapatkan rencana debit hujan (Q) sebesar 0,0394 m3/s dan 0,166 m3/s dengan debit saluran rencana (Q) sebesar 0,256 m3/s.
4. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Ruzika Habib Khirzinada dan Resha Resnandi Raka tahun 2017 dengan judul “Perencanaan Drainase Jalan Pahlawan Dan Jalan Sriwijaya, Semarang”. Penelitian ini membahas permasalahan banjir pada jalan di Kota Semarang yang disebabkan oleh saluran drainase yang tidak efisien dalam hal kegunaannya. Analisis sistem drainase lahan dilakukan dengan menggunakan perhitungan hujan rancangan dalam 10 tahun pada tahun 2000 dengan batas tahun 2014 dari Stasiun Penangkap Hujan Kalisari dan Simongan. Untuk mengevaluasi kemampuan drainase eksisting dengan debit yang dianalisa dari aplikasi Info SWMM dapat diketahui potensi daerah yang akan terjadi banjir. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan hasil debit saluran hujan (Q) sebesar 9,684 m3/s untuk jalan pertama, untuk jalan kedua adalah 11,773 m3/detik, 1,2 m3/detik untuk jalan ketiga, serta 0,068 m3/detik data rencana debit gorong-gorong untuk saluran taman.
5. Penelitian oleh Ramy Edwin Falah tahun 2019 dengan judul “Anilisis Biaya Pekerjaan Drainase Berdasarkan Metode Konvensional Dengan Metode Pracetak U Ditch”. Hasilnya yaitu membahas komparasi perencanaan rencana anggaran biaya pada proyek drainase pada rebilitasi Jembatan Demak Ijo Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Perkisaran rencana anggaran biaya (RAB) yang diperlukan didapat sehabis memperhitungkan volume setiap kegiatan yang akan dilakukan untuk pembangunan drainase rencana penelitian tersebut berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No.28 Tahun 2016 tentang analis harga satuan pekerjaan (AHSP) dan Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta No.40 Tahun 2018 tentang Standarisasi Harga Barang dan Jasa Daerah Kabupaten Sleman. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan Rencana anggaran biaya yang didapatkan pada pekerjaan metode konvensional sebesar Rp1.486.581.000 (Satu Milyar Empat Ratus Delapan Puluh Enam Juta Lima Ratus Delapan Puluh Satu Ribu Rupiah) berbeda untuk metode pracetak u ditch yang membutuhkan dana sebesar Rp 1.640.814.000 (Satu Milyar Enam Ratus Empat Puluh Juta Delapan Ratus
34
Empat Belas Ribu Rupiah). Harga pekerjaan persatuan meter yang dicapai pada pekerjaan konvensional senilai Rp3.912.000 (Tiga Juta Sembilan Ratus Dua Belas Ribu Rupiah), sedangkan pada pekerjaan metode pracetak u ditch sebesar Rp4.318.000 (Empat Juta Tiga Ratus Delapan Belas Ribu Rupiah).
35 3.6 Flow Chart Penelitian
Gambar 3.6 Flow Chart Perencanaan Drainase